ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR EKONOMI KREATIF DI KOTA MAKASSAR
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR EKONOMI KREATIF DI KOTA MAKASSAR
(SUB-SEKTOR FOTOGRAFI DAN VIDEOGRAFI)
XXXX XXXXXXXX XXXXXXXX XXXXX XXXXXXX
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR EKONOMI KREATIF DI KOTA MAKASSAR
(SUB-SEKTOR FOTOGRAFI DAN VIDEOGRAFI)
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
disusun dan diajukan oleh
XXXX XXXXXXXX XXXXXXXX XXXXX SADIKIN A111 12 257
kepada
iii
iv
v
PRAKATA
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Dengan mengucap syukur alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, hidayah, karunia dan anugerah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan xxxxx tak lupa penulis kirimkan kepada Xxxxxxxxxx Xxx, beserta orang – orang yang tetap setia meniti jalannya hingga akhir zaman.
Dan sebagai Purna Paskibraka Indonesia tak lupa saya bersyukur berada dibawah naungan sang saka Merah Putih yang berkibar tanpa Lelah serta sang Garuda Pancasila yang menjadi lambang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga Indonesia dapat senantiasa menjadi negara yang adil dan makmur, serta sejahtera dan beriman masyarakatnya. Harapan penulis agar Indonesia kelak dapat menjadi negara maju yang diakui kekuatannya secara global dan dapat bertindak sebagai tonggak ekonomi dunia. Indonesia Raya dan Indonesia Jaya.
Skripsi dengan judul “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Ekonomi Kreatif Di Kota Makassar (Sub-Sektor Fotografi Dan Videografi)” disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan, serta saran – saran dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa sesungguhnya skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih terdapat bagian – bagian dari teka – teki yang penulis belum pecahkan di dalam skripsi ini. Akan tetapi besar harapan penulis agar dapat memberikan sedikit inspirasi, menjadi sebuah motivasi yang dapat menjadi pondasi, serta dapat bertindak sebagai tolak ukur bagi teman – teman diluar sana yang membaca skripsi ini (khususnya yang bergerak di bidang ekonomi kreatif) agar dapat membuat masterpiece lain kedepannya. Sebuah karya yang dapat memberikan dampak postif yang setidaknya mencakup diri dan sekitar kita terlebih
Dari keseluruhan potongan di skripsi ini bagi penulis Prakata adalah bagian yang paling mengharukan, ingatan penulis akan bergerak mengalur mundur mengingat kembali setiap langkah dan orang – orang yang menemani langkah tersebut.
Penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada kedua orang tua penulis, Ibu....Ibu.....Ibu, dan Bapak. Teruntuk Xxxx Xxxxx Jaja Bau Parenrengi dan Xxx Xxxxxxx Opu Manippi, mereka adalah segalanya dan yang sangat dimuliakan sepanjang hidup penulis. Mereka bisa menjadi teman, sahabat, saudara, dan sosok orang tua yang kebaikannya tak mampu diukur dengan apapun. Jalan penulis dalam menyelesaikan studi bisa dibilang cenderung lambat tetapi dengan penuh kesabaran dan bertanya sesekali *Bagaimana mi Skripsi ta’ nak?* *sampai dimana mki?* tetapi orang tua penulis tidak memberikan tekanan yang keras hingga tidak membuat penulis stress sehingga pada akhirnya penulis dapat memenuhi kewajiban untuk menyelesaikan studinya. Besar harapan penulis agar dapat membahagiakan dan menjadi kebanggaan kedua orang tuanya hingga akhir hayat. Sehat selalu ki Mama dan Papa semoga senantiasa berada didalam lindungan Allah SWT, Aamiin.
Juga tak kalah pentingnya kakak dan merupakan saudara saya satu-satunya Xxxx Xxxxx Xxxxxx Xxxxx Xxxxxxx yang merupakan seorang dokter mengikuti langkah ibu saya, saya ucapkan terima kasih karena meskipun sering bertengkar dirumah tapi saya yakin di lubuk hati kita yang terdalam (mungkin agak dalam yah kayak palung xxxxxxx) kita sama-sama saling menyayangi. Terima kasih telah menjadi kakak yang sudah menjaga adiknya, menyayangi, dan mengajarkan kepada saya banyak hal serta menjadi inspirasi saya dalam banyak hal. Memberikan banyak kasih sayang secara materi maupun non-materi yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Semoga kebahagiaan dan rasa syukur meliputi diri ta’, semoga senantiasa dalam lindungan diberikan rezeki yang berlimpah dan jodoh yang terbaik dari Allah SWT, Aamiin.
Dalam penyusunan skripsi ini, selain merupakan usaha saya dengan maksimal, ini tak lepas dari dukungan dan partisipasi dari beberapa pihak. Untuk itu, saya merasa wajib menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada mereka secara khusus sebagai berikut:
Bapak Xxxx. Xx. Xxxxxx Xxxxx, S.E., M.S., AK., C.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ibu Xxxx. Xx. Xxxxxx Xxxx, S.E., X.Xx selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ibu Dr. Xxxxxxx, X.X., X.Xx., AK. C.A. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Bapak Xx. Xxxxxx DPS., X.Xx. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Bapak Xxx. Xxxxxxxx Xxxxx Xxxxxxx, M.A., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Bapak Xx. Xx. Xxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxx, S.E., X.Xx. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi. Terima kasih atas segala bantuan yang senantiasa diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Jurusan Ilmu Ekonomi. Ibunda Dr. Hj. Xxxxxxxxx, SE., X.Xx. selaku dosen pembimbing I dan kembali lagi kepada Xxxxxxxx Xx. X. Xxxxxx Xxxxxx, SE., X.Xx selaku dosen pembimbing II yang sesungguhnya tidak saja membimbing skripsi secara eksistensinya saja, banyak hal – hal esensial yang penulis dapatkan di luar bangku perkuliahan dan belajar memahaminya selama bimbingan skripsi. Dari beliau – beliau penulis belajar bahwa meneliti adalah bagian dari hiburan, meneliti adalah proses yang harus dinikmati secara lahir dan batin. Terima kasih banyak atas motivasi, bimbingan, saran dan waktu yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Doa terbaik untuk beliau – beliau yang paling berjasa selama penyusunan skripsi ini.
Bapak Xx. Xxxxxx, DPS., X.Xx, Bapak Xx. Xx. Xxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxx,SE. MSi, dan Bapak Xx. Xxxxx Xxxxxxxx selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu tidak hanya memberikan kritik dan saran yang sangat berguna atas penyempurnaan skripsi ini, namun memotivasi dan menginspirasi penulis untuk terus belajar dan berusaha menjadi lebih baik.
Teruntuk Bapak Xxx. Xxxxxxx Xxx, X.Xx., selaku penasihat akademik saya selama mengecam ilmu di Universitas Hasanuddin, terima kasih banyak bapak untuk pengalaman-pengalaman unik yang saya terima selama kerumah bapak. Kadang di marahi, di teriyaki, di puji ganteng, dan di ceramahi. Saya sangat bingung tapi juga sangat deg-degan setiap kali ingin meminta tanda tangan bapak pada kartu rencana studi saya tiap – tiap semesternya, bapak merupakan sosok yang mempunyai integritas tinggi dan sangat tidak mengindahkan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
pengetahuan, arahan, bimbingan, dan nasihatnya yang telah banyak menginspirasi penulis selama menjalankan studi di Universitas Hasanuddin, semoga apa yang telah diberikan bernilai pahala di sisiNya.
Segenap Pegawai Akademik, Kemahasiswaan dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. Ibu Xxxxxxxxxxx, Xxx Xxxx, Xxx Xxxxx, Xxx Xxxxx, Xxx Xxxxxx, Xxx Xxxxxx, Xxx Xxxxx, Xxx Xxxxx (andlancu), Xxx Xxxx, Pak Bur, Pak Ical, dan Pak Xxxx xxxxxx kasih telah membantu dalam pengurusan administrasi selama masa studi penulis.
Terima kasih kepada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar yang telah memberikan izin dan membantu dalam proses pengumpulan data guna penyelesaian penelitian skripsi bagi penulis.
Penulis juga berterima kasih atas kesempatan magang yang diberikan oleh Bank Indonesia selama Maret 2016. Pengalaman luar biasa bersama staf Bank Indonesia, yang telah memperkenalkan saya lebih dekat kepada pentingnya Makroekonomi dan membuat saya bangga sebagai seorang mahasiswa ilmu ekonomi. Dan terkhusus untuk Mas Xxxxx dan Mba Dian yang sangat membuat hari-hari di BI menjadi lebih kerasaan.
Xxxxxx Xxxxx yang banyak pula ingin saya tujukan kepada seluruh pihak Telkomsel Indonesia Regional Makassar yang juga membuka program magang edisi pertama dan memberikan saya kesempatan untuk bertemu teman – teman “TEAM” selama 3 Bulan lamanya di tahun 2016.
Dan tak lupa tempat magang saya yang terakhir juga sebagai penutup magang saya selama di dunia perkuliahan dan menjadi tempat magang yang sangat berkesan dan edukatif bagi saya, kesempatan berharga ini diberikan kepada saya oleh keluarga besar Otoritas Jasa Keuangan Regional VI Sulawesi Maluku Papua. Menjadi sebuah kehormatan bagi saya di berikan waktu selama 2 bulan penuh untuk melihat dan mempelajari situasi kerja Lembaga pengawas perbankan. Sangat banyak pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan hingga bisa saja memakan waktu yang cukup lama dan berlembar – lembar kertas tidak akan cukup apabila penulis ingin menuangkan seluruh isi hatinya. Terima kasih seluruh keluarga besar OJK KR 6, Xxxxx, Ibu, dan seluruh kakak – kakak hits baik hati yang sangat mengayomi adik magangnya, aku sayang kalian. Sehat dan sukses selalu. Tunggu aku di samping mejamu dengan laptopku. Honorable
mention goes to Xxx Xxxx, Xxx Xxxxx sebagai member Team Jenaka Bersama saya dan Xxxxx.
Almamater SMANSA yaitu SMA Negeri 01 Makassar, banyak hal yang alamamter ini berikan kepada saya salah satunya keluarga besar Xxxxxxxx Smansa khususnya angkatan 15. Jayalah selalu SMANSA dan Jayalah PASKIBRA 101.
Kepada yang mungkin dijuluki sebagai rumah merah, Himajie FEB-UH, di dalamnya kumpulan para orang kocak yang keren akan segala hal, orang-orang yang haus akan pengetahuan, terserah mereka yang di “luar” kita menganggap kita sebagai tukang pukul, suka cari gara-gara dan sejenisnya, namun yang mengenal betul siapa kita ya jelas diri kita sendiri. Sampaikan kepada mereka melalui sebuah karya dan prestasi yang dapat kita peroleh. Sebuah prakata tidak akan mampu menggambarkan betapa bangganya saya hidup dalam rumah merah ini. Tetaplah bersatu, tetaplah tangguh, jangan mengeluh, kalian tahu pena adalah senjata kita, panjang umur pengkaderan, HIMAJIE SAMPAI MATI!!!
Keluarga besar HIMAJIE; Solid, Musketeer, Signum Xxxxxx, Xxxx Spiritium, Excelsior, Iconic, SPartans, SPultura, Regalians, SPark, Primes, Antares, SPhere serta yang paling bungsu yang saya kenal sampai hari pembuatan skripsi ini yaitu Valcos 2017; terima kasih untuk setiap pelajaran dan kenangan berharga yang kalian ukir di hidup saya.
Teruntuk eSPada 12. pribadi yang berbeda - beda menghiasi angkatan kita, dan saya pun menjadi bagian dari pribadi dan karakteristik yang mengisi espada12, sering kali saya tak bersepaham dengan kalian sehingga kadang ada jarak diantara kita. tapi jelas keakraban dan persaudaraan dari espada tak akan pernah ada yang menyangkalnya. Juga menjadi memori yang indah bisa bersama kalian sejak dari Ramsis hinggat saat ini tidak akan penulis lupakan dan akan selalu terkenang. eSPada Nama yang katanya berarti pedang. Jadilah kalian semua menjadi pedang yang dapat bertahan di dunia nyata, memberikan dampak positif bagi nusa dan bangsa, serta menjadi kebanggaan orang tua kalian.
LPM MEDIA EKONOMI FEB-UH. Mungkin benar saya bukan anggota UKM ini, akan tetapi saya sangat berterima kasih telah diijinkan untuk mencari suaka di medkom, apalagi di akhir-akhir masa penulis sebagai mahasiswa FEB-UNHAS dikala penulis tak tahu harus kemana apabila sedang berada di kampus dan ingin
mewadahi diri sendiri? Memaksa di wadahi? ataukah Saya ji yang merasa diwadahi?) dan ruang untuk penulis dapat menyelesaikan studinya. Dipenuhi dengan orang-orang kreatif dan aktif penulis pun ikut terbakar semangatnya untuk memberikan yang terbaik. Kreatifitas tanpa batas.
Kepada seluruh stakeholder lembaga kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin; Senat FEB – UH, IMA, IMMAJ, dan khususnya “rumah merah” HIMAJIE terima kasih banyak atas proses pembelajaran dan pengalaman yang luar biasa untuk penulis. Xxxxx – kakak xxxxxx dan adik – adik saudara seperjuangan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang namanya tidak mampu penulis sebutkan satu per satu juga banyak berkontribusi selama studi penulis, membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Saudara KKN Reg. Gel. 90 Kec. Ujung Bulu, khususnya Kelurahan Bentenge yang kurang lebih 2 bulan seatap tapi serasa tinggal di rumah sendiri. Makasihh semuaanya insya Allah penulis akan kembali ke Bulukumba dan membalas seluruh kebaikan yang pernah kalian beri ke penulis yang tidak dapat di ukur dengan apapun di dunia in kebaikan dan keramah tamahan dari seluruh perangkat lurah, warga kelurahan, bapak ibu dan adik – adik ku yang saya banggakan. Serta khususnya xxx Xxxxxxx xxxxxxxxxx kelurahan dan Kak Tuo beserta keluarga semoga kalian semua sehat selalu dan berada dalam lindungan Allah SWT.
Let’s Go Party Planner, original member Bersama saya yaitu Xxxxx Xxxxxx Xxxxx. Terima kasih banyak sungguh pengalaman yang luar biasa hingga saat ini dapat bekerja sama dengan anda. Berbagi semua hal mulai dari pengalaman hingga uang cash saat salah satu dari kita lagi lupa bawa duit hahaha. Selalu kayak kucing dan tikus. Untung kau selalu ji sabar mel dan ikut ji kata – kata ku meski kadang intuisi mu sebagai perempuan yang benar tapi harga diri laki – laki itu jauh lebih penting. Tetap lah kita menjadi partner bisnis dalam berbagai hal kedepannya yah. Jatuh dan kemudian sukses bareng – bareng. Hidup kreatifitas Hidup DIY Hidup Ekonomi Kreatif, Japan full Trip Soon, Aamiin. Oia dan hawa serta Dito semoga kalian sehat-sehat dan bahagia selalu, ingat penulis selalu yah dalam doa kalian.
Pisang Donat terima kasih genk yang terbentuk entah karena apa dan bagaimana bisa, Fandi yang nun jauh di Jakarta hati – hati selalu di kampung
sudah hampir tidak cina banget mi perangainya karena se geng sama kita Haha, Xxxxx princess xxxxxx yang mengecam Pendidikan setinggi langit. Terima kasih gengs.
D’Briziqueee geng yang dipertemukan oleh Xxxxxx00, serta punya satu sahabat paskib setia. Xxxxx, Xxxx yang selalu galau akan pekerjaan dan siapa jodohnya, luknos dokter yang berlebihan yang saya cuman minta antasida karena kembung dan buang angin malah diberi ranitidine seakan-akan saya Maag Akut, tetapi selalu bisa saling sharing satu sama lain, Dije yang akan menikahh pecah telurnya kami dan selalu sibuk dengan kerjaan dan akan sibuk dengan suami ckck. Terima kasih gengs.
Paketan Trinity ini geng yang terbentuk karena kami sekelas, dan duduk berdampingan. Xxxxxxxan kakaks dan adiks menjadi ciri khas kami. Trio kwek kwek di kelas. Dila dan Puspa. Jarang ketemu tapi saat ketemu lgsg lepas rindunya lamaaa bgt hahaha. Semoga persaudaraan kita akan semakin kuat yah.
(Four)xxx kepada Xxxxx xxxxxxx ku yang tau akan semua hal tentang diriku begitupun sebaliknya, marwah si capila yang ceria dan jarang ngambek, dan Xxxxx yang selalu kalem dan selalu tertawa serta ramah. Aku sayang kalian, sehat selalu yah. Disaat penulis menuliskan ini kita berempat sedang terpisah – pisah Edwin di Pare – pare, marwah di malang, dan dinar di palopo. Mereka semua sudah kerja. Panulis sangat bangga dan rindu dengan mereka.
ZERO kesayanganku, Instagram WWIM 11 tahun 2015 lah yang mempertemukan kita, xxx, xxxxx, xxxxx, xxxx, xxxx, xxx, arul, alul. Xxxxx, Xxxxx, Xxxxxx lah sahabat yang setia dan juga fotografer dan ledom (Red. Model) andalanku apabila ingin foto maupun di foto untuk posting di Instagram, dikala ketemu pasti bagosip, heboh, dan foto-foto. Sukes terus ki. Aku sayang kalian #InstaZero_ID.
Campus Mate Alhamdulillah ya Allah, saya tidak di Bully lagi karena belum lulus – lulus utamanya sama xxxxxxx. Xxx Xxxxx, xxxxx, xxxx, diah, xxxx, xxxxx. Geng yang terbentuk sejak awal jaman kampus, yang berkembang anggotanya hingga sekarang, dan sangat sensitive soal kelulusan, kerja, dan menikah. Disaat penulis menuliskan ini tinggal pute yang belum menyelesaikan studi. HAHAHA akan kubuat dia sengsara wakaka. Cepat selesai yah saudari sejak paskib smansa ku.
FFYY (Fvk Fvk Yeah Yeah) kelompok belajar dan makan yang terbentuk seja Asean Mayor Forum 2015 di Makassar yang dimana kami menjadi Liaison Officer dari negara-negara tetangga. Menemukan kesamaan diantara satu sama lain. Meskipun anggotanya sudah amat sangat terkikis tapi penulis tetap menyebutkan mereka disini sebagai sebuah penghargaan akan kenangan- kenangan terdahulu. Sehat selalu yah FFYY amel, xxxx, xxxx, ika, owi, iyha, sultan. Semoga bisa di pertemukan dan dipersatukan kembali kedepannya.
Honorable mentions Xxx Xxxxxxxx udah jarang kontak-kontakan but wish u all the best bro, Asmiranti Prihaningsih sahabat sejak SMP yang sekarang udah hijrah dan selalu mendoakan ka haha keep istiqomah yah xxx semoga segera aku juga bisa berada di jalan Allah SWT, aku senang dengan Xxxxxxxx dia unik dan baik hati juga tulus dan ramah dia loyal dan semoga persaudaraan kami semakin kuat seiring berjalannya waktu, Xxxxx Xxxxxxx ini saudara baruku semenjak di TEAM kita klop aja begite dan saya selalu andalkan dia untuk banyak hal dan begitupun sebaliknya, nah si gawl Hawa Hardiyanti yang merupakan direksi utama PT. H. Latunrung yang selalu mau nongkrong tapi mager lama – lama penulis bawakan tempat nongkronf ke rumahnya, Xxxxxx Xxxxxx P si manis yang selalu ceria dan tertawa meski ia tahu hidup itu kadang keras tetapi ia selalu menjadi orang yang sabar dan bahagia tetap pertahankan itu yak terima kasih doanya selama ini, brocu Xxxxx H thankyou banyak wejangannya dan sukses di perantauan jangan lupa sekali-kali pulang ke makassar dan traktirka, Xxxxxx Xxxxxxxxx yang punya papua setengah kadang penulis pengen kandatto saja kepalanya ini anak tapi kadang ngangenin juga wkwk yah jadilah pribadi yang humble dan baik hati luar dan dalam maka engkau akan menjadi pribadi yang senantiasa akan berbahagia, A. M. Ikhlas Xxxxxx dan Xxxxxxxx Xxxxxxx sahabak ku yang satu capila cerdas tapi suka ngambek dan satunya capila cerdas tapi suka bikin naik darah hahaha tebak sendiri yang mana sifat mereka tapi penulis sering kangen sama mereka, disaat penulis menuliskan ini kurang dari seminggu lagi ifa akan melangsungkan pernikahan semoga samawa yahh, dan semog ikal dan saya masing-masing akan segera menyusul, Aamiin. Aku sayang kalian semua honorable mention cu.
Tentunya kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan tulus memberikan materi yang tak terhitung banyaknya, motivasi, dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, Semoga Allah SWT.
Melimpahkan hidayahNya dan memberikan pahala terbaik di sisiNya. Dan mohon maaf, penulis terlalu lemah dan tidak sempurna untuk menyelesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya, sehingga lagi – lagi penulis meminta dan mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak agar dapat menutupi keterbatasan yang ada, semoga dapat menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Maafkan penulis yang kelamaan menyelesaikan skripsi ini yah teman-teman bikin prakata saja butuh waktu 2 hari hahaha.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Makassar, 17 Agustus 2018
Xxxx Xxxxxxxx M P S
ABSTRAK
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR EKONOMI KREATIF DI KOTA MAKASSAR
(SUB-SEKTOR FOTOGRAFI DAN VIDEOGRAFI)
Xxxx Xxxxxxxx Xxxxxxxx Xxxxx Sadikin Fatmawati
Xxxxxx Xxxxxx
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh modal terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
2) Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar.3) Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah industri fotografi dan videografi di Kota Makassar, yaitu sebanyak 30 unit yang tersebar di lima belas kecamatan dan jumlah sampel dalam penelitian ini sama dengan jumlah populasi yaitu 30 unit industri fotografi dan videografi. Data dianalisis menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Modal berpengaruh positif terhadap permintaan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi). Artinya, jika modal ditingkatkan, maka ikut meningkatkan permintaan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar. 2).Upah berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri musik di Kota Makassar. Artinya peningkatan atau penurunan upah akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar. 3). Teknologi berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi), artinya peningkatan atau penurunan jumlah unit teknologi tidak akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja secara signifikan pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
Kata kunci: Modal, Upah, Teknologi, ekonomi Kreatif, Fotografi, Videografi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN v
PRAKATA vi
DAFTAR ISI xvi
DAFTAR GAMBAR xviii
DAFTAR TABEL xix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 9
2.1. Tinjauan Konseptual………………………. .................. 9
2.1.1. Ekonomi kreatif 9
2.1.2. Industri kreatif 10
2.1.3. Tenaga kerja 13
2.1.4. Permintaan tenaga kerja………………………….. 15
2.1.5. Modal 16
2.1.6. Tingkat upah 17
2.1.7. Teknologi… ......................................................... 19
2.2. Studi Empiris…………............................................. 20
2.3.Kerangka konsptual.................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian 26
3.2 Jenis dan Sumber Data 26
3.3 Metode Pengumpulan Data 26
3.4 Populasi dan Sampel 27
3.5 Metode Analisis Data 27
3.6 Uji Statistik Dasar 29
3.6.1 Uji Statistik t 29
3.6.2 Uji Statistik F 29
3.7 Koefisien Determinasi 30
3.8 Definisi Operasional 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Makassar 32
4.2 Deskripsi Responden pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar 37
4.3 Deskripsi Responden dan Penyerapan Tenaga Kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar 43
4.4 Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan 47
4.5 Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar 51
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 56
5.2 Saran ...................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 58
LAMPIRAN 61
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pikir 25
4.1 Grafik Upah Minimum Regional (UMR) Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005- 2015 (Rupiah) 37
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Jumlah Pelaku Usaha Industri Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) Di Kota Makassar Tahun 2017 5
Tabel 1.2Jumlah Pengangguran Di Kota Makassar Tahun 2011 – 2016
(Jiwa)… 6
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kota Makassar Tahun 2014, 2015, dan 2016. 33
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kota Makassar Tahun 2016 35
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Modal Sektor Ekonomi Kreatif (Sub- Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar 38
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Menurut Upah Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar 39
Tabel 4.6 Deskripsi Responden Menurut PenggunaanTeknologi pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar 41
Tabel 4.7 Deskripsi Responden Menurut Penyerapan Tenaga Kerja pada
Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar 42
Tabel 4.8 Deskripsi Responden Menurut Xxxxx dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar 43
Tabel 4.9 Deskripsi Responden Menurut Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar 45
Tabel 4.10 Deskripsi Responden Menurut Teknologi dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar… 46
Tabel 4.11 Hasil Estimasi Pengaruh Modal, Upah, dan Teknologi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar… 48
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris, sektor perekonomiannya sebagian besar ditopang oleh sektor pertanian. Akan tetapi indonesia telah menetapkan misinya untuk menjadi negara industri pada tahun 2030, visi ini disampaikan oleh Yayasan Indonesia Forum. Mereka beranggapan visi ini telah di topang oleh empat pencapaian utama pada 2030 kelak, yaitu masuk dalam lima besar kekuatan ekonomi dunia, pengelolaan kekayaan alam yang berkelanjutan, perwujudan kualitas hidup modern yang merata, dan mengantarkan sedikitnya 30 perusahaan Indonesia dalam daftar 500 perusahaan terbesar di dunia (Yayasan Indonesia forum, 2007).
Transformasi sektor ekonomi dari berbasis agraris menjadi perekonomian yang berbasis industri, menyebabkan sektor industri menjadi leading sektor dalam perekonomian Indonesia yang diharapkan mampu untuk memberikan pengaruh positif bagi sektor ekonomi lain dan juga penyerapan tenaga kerja (Arsyad, 2004). kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya, akan tetapi terjadi penurunan yang bertahap dalam lima tahun terakhir.
Industri di Indonesia secara kuantitatif, 70 persen dikuasai oleh industri kecil dan menengah yang pada umumnya dijalankan oleh masyarakat kecil. Peranan industri kecil sangat penting bagi perkembangan ekonomi lokal, karena sesuai dengan tujuan pembangunan lokal yaitu membuka lapangan kerja bagi masyarakat, menggunakan sumber daya yang ada dan dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal (Survei Industri Mikro Dan Kecil Tahunan Indonesia, 2015).
Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki kinerja ekonomi paling hebat. Tahun 2015 lalu, kita mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 4,79%, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan hanya mencapai 2,4%. Iklim yang positif ini tentunya menjadi momen yang tepat bagi pemerintah untuk mengokohkan fondasi perekonomian, terutama pada sektor riil. Salah satu sektor riil yang sangat layak menjadi prioritas adalah ekonomi kreatif (Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, 2017).
Pertumbuhan dan perkembangan industri kecil mendorong terciptanya kegiatan ekonomi kreatif yang mengembangkan potensi sub-sektor industri kreatif. Ekonomi kreatif Merupakan sebuah istilah baru di dunia ekonomi di era modern ini yang menggabungkan antara ide kreatifitas serta ilmu pengetahuan yang menjadi tolak ukur pertama dalam perkembangan ekonomi. Kemunculan istilah ekonomi kreatif disebabkan oleh perubahan pola pikir ekonomi era modern ini yang dulunya berbasis sumber daya alam beralih ke sumber daya manusia.
Gagasan ekonomi kreatif dipercaya dapat memobilisasi kreativitas masyarakat sehingga menjadi aspek penting yang mampu mengubah kondisi ekonomi lokal (Chapain dan Comunian, 2006; Foord, 2008). Ekonomi kreatif menyajikan media komunikasi dan sektor budaya sebagai lokasi prioritas bagi pertumbuhan pasar dan kesempatan kerja sehingga dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi pada umumnya, baik pada tingkat lokal maupun nasional (Stam, de Jong, dan Marlet, 2008; Power dan Nielsen, 2010; Peuter, 2011).
Indonesia memiliki empat kawasan industri yang sudah diakui sebagai kawasan kreatif, dengan infrastruktur pondasi dan pilar industri yang kuat antara lain; Bandung, Bali, DKI Jakarta dan Yogyakarta. Keempat kawasan tersebut merupakan citra atau identitas yang menjadi tolak ukur perkembangan industri kreatif di Indonesia (Cahyadi, 2013). Selain keempat daerah di atas tidak dapat
dipungkiri bahwa di ibukota provinsi Sulawesi Selatan sendiri tepatnya di Kota Makassar mempunyai potensi yang tidak kalah dalam pengembangan industri kreatif.
Sektor ekonomi kreatif sebagian besar dipenuhi oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Sektor ini merupakan pengklasifikasian atas suatu sektor yang melakukan kegiatan ekonomi dan berdasar pada konsep ekonomi kreatif
,yang dimana konsep tersebut adalah segala penggabungan antara ide dan kreativitas serta ilmu pengetahuan dalam perkembangan perekonomian, pengaplikasian atau perwujudan dari konsep ekonomi kreatif atau dapat dikatakan seluruh keterampilan, kreativitas, bakat, budaya, dan seluruh kekayaan intelektual yang dapat menghasilkan output nyata yang dapat dipergunakan oleh konsumen sehingga tercipta suatu kegiatan ekonomi disebut sebagai industri kreatif.
Selanjutnya, di Kota Makassar sendiri industri kreatif yang banyak digemari oleh pelaku usaha itu bervariasi yang terbagi kedalam 14 jenis sub-sektor industri kreatif, yaitu Periklanan, Arsitektur, Desain, Pasar barang seni, Kerajinan, Musik, Fesyen, Permainan Interaktif, film, Videografi dan Fotografi, Seni Pertunjukkan, Layanan computer dan piranti lunak, Riset dan pengembangan, Penerbitan dan percetakan, serta Televisi dan Radio. penyerapan tenaga kerja pada sub-sektor tersebut pun cukup beragam, dimana rata-rata hanya memiliki jumlah pegawai yang minim jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh industri besar seperti yang ada pada KIMA (Kawasan Industri Makasssar).
Sektor ekonomi kreatif memiliki potensi penyerapan tenaga kerja lebih besar yang berpeluang untuk mengurangi jumlah pengangguran di Kota Makassar. Hal itu disebabkan oleh jumlah pelaku industri kreatif mengalami
peningkatan tiap tahunnya yang berarti bahwa peluang penyerapan tenaga
memang melakukan penyerapan tenaga kerja besar-besaran akan tetapi hanya dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan industri.
Di Kota Makassar saat ini sedang mendorong dan mempromosikan destinasi pariwisata bagi para turis lokal maupun mancanegara, hal ini dibuktikan dengan gencarnya pemerintah kota dalam pembuatan juga pengadaan infrastruktur baru serta revitalisasi dan juga pemugaran pada wajah ibukota provinsi ini. Hal ini dilakukan agar kota Makassar dapat menjadi kota tujuan wisata bagi turis lokal maupun mancanegara (Perjanjian Kinerja Dinas Pariwisata Kota Makassar, 2017).
Hal ini tentu saja menjadi sebuah kesempatan emas bagi para pelaku usaha kreatif di kota makassar, karena dengan terciptanya destinasi wisata baru yang dapat menyerap turis untuk datang ke Makassar dapat membuka sasaran pasar yang lebih besar bagi para pelaku usaha, khususnya di industri kreatif bidang Fotografi & Videografi.
Fotografi serta videografi sangat erat kaitannya terhadap kehidupan masyarakat, dalam pengaplikasiannya masyarakat telah di lengkapi dengan teknologi ponsel pintar agar dapat menangkap gambar sehari-hari. Akan tetapi menangkap gambar professional untuk mengabadikan moment-moment berharga maupun keperluan formal membutuhkan lebih dari sekedar kamera ponsel belaka, disini fotografer professional memainkan peran yang sangat penting.
Seiring dengan munculnya tempat pariwisata baru maupun tempat wisata yang telah di revitalisasi di kota Makassar maka kebutuhan untuk mengabadikan moment bersama keluarga maupun teman juga semakin bertambah, terlebih lagi untuk wisatawan yang ingin mendapatkan hasil foto yang sempurna yang hanya
bisa di dapatkan dengan menggunakan jasa dari fotografer professional. Selain itu
menjadi salah satu lahan emas bagi para fotografer dan videgrafer di kota Makassar.
Masyarakat saat ini rela merogoh kocek yang cukup dalam untuk bisa mengabadikan moment-moment berharga bersama pasangan mereka agar dapat ditunjukkan pada resepsi pernikahan mereka, budaya-budaya seperti ini kian berkembang dan menjadi suatu hal baru yang dapat dikatakan cukup essensial bagi masyarakat.
Meningkatnya peminat akan hal-hal tersebut dapat menjadi peluang baru bagi para pelaku usaha fotografi dan videografi untuk lebih mengembangkan usaha mereka, saat ini di Dinas Pariwisata kota Makassar yang masih membawahi bidang ekonomi kreatif di kota Makassar mencatat bahwa terdapat sebanyak 24 pelaku usaha di bidang industri kreatif yang terkait.
Tabel 1.1 Data Jumlah Pelaku Usaha Industri Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) Di Kota Makassar Tahun 2017
NO | KECAMATAN | Jumlah (Unit) | Jumlah Tenaga Kerja (Orang) |
1 | MANGGALA | - | |
2 | WAJO | - | |
3 | MARISO | 2 | 9 |
4 | TAMALANREA | 6 | 33 |
5 | UJUNG PANDANG | - | |
6 | MAKASSAR | - | |
7 | MAMAJANG | 1 | 4 |
8 | BIRINGKANAYA | 3 | 15 |
9 | BONTOALA | 3 | 13 |
10 | PANAKUKANG | - | |
11 | XXXXX | - | |
12 | TAMALATE | 4 | 19 |
13 | RAPPOCINI | 5 | 21 |
14 | UJUNG TANAH | ||
TOTAL | 24 | 114 |
Sumber:
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kota Makassar Tahun 2017
Akan tetapi gagasan ekonomi kreatif di sektor industri kreatif khususnya fotografi dan videografi ini berbanding lurus dengan jumlah angkatan pencari kerja (pengangguran) yang tiap tahunnya mengalami peningkatan di Kota Makassar, dapat kita lihat pada Tabel 1.2 yang menjelaskan bahwa jumlah pengangguran yang mengalami tren positif yaitu terjadi peningkatan jumlah pengangguran tiap tahunnya.
Tabel 1.2 Jumlah Pengangguran Di Kota Makassar Tahun 2011 – 2016 (Jiwa)
Kota Makassar | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | 2016 |
Pengangguran | 49,668 | 55,596 | 55,619 | 65,623 | 71,306 | 71 306 |
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar, 2012 – 2017
Penyerapan tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor modal, upah, dan Teknologi. Modal dapat dikatakan sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi suatu industri, dengan asumsi faktor-faktor produksi yang lain konstan, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan semakin besar permintaan tenaga kerja (Haryani, 2002).
Tingkat upah juga disebut sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja, sebab dapat dilihat dari hubungan secara keseluruhan dengan mengkombinasikan harga orang yang akan bekerja dan kuantitas yang dikehendaki pihak perusahaan (Xxxxxx Xxxxxxx, 2004). Selanjutnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja yaitu tingteknologi, Bila suatu industri menggunakan teknologi padat modal, yang akan meningkatkan produktivitas barang modal maka penyerapan tenaga kerja pada industri tersebut akan berkurang karena adanya efek substitusi (Cahyadi, 2013).
Beberapa penelitian tentang penyerapan tenaga kerja yang telah dilakukan seperti Xxxx Xxxx (2016) yang melakukan penelitian pada industri kreatif batik di indonesia, menyimpulkan bahwa variabel upah, tenaga terdidik dan nilai output memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. dan Budiawan (2013) yang melakukan penelitian pada industri pengolahan ikan menyimpulkan bahwa modal serta tingkat upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Serta Indraswati (2012) yang melakukan penelitian pada industri kerajinan serat Agel menyimpulkan bahwa Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel modal kerja, tingkat upah dan teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji lebih jauh tentang analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif di Kota Makassar (sub-sektor fotografi dan videografi)”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dan dirumuskan sebagai berikut:
1) Apakah modal berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar?
2) Apakah tingkat upah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar?
3) Apakah teknologi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh modal terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
2) Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
3) Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis maupun praktis bagi semua kalangan yang berkaitan dengan penelitian ini.
1) Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya ragam penelitian penyerapan tenaga kerja pada industri kreatif di Kota Makassar dan mampu menambah pengetahuan dan wawasan mengenai industri kreatif, ekonomi kreatif, sub sektor ekonomi kreatif, ketenagakerjaan dan permintaan tenaga kerja di Kota Makassar.
2) Manfaat Praktis
Dengan mengetahui adanya pengaruh modal dan tingkat upah, serta pemetaan tingkat penyerapan tenaga kerja pada industri kreatif di kota Makassar diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada pemerintah daerah setempat dalam membuat dan menentukan kebijakan- kebijakan yang berkaitan dengan industri kreatif, ekonomi kreatif, sub sektor ekonomi kreatif, ketenagakerjaan dan permintaan tenaga kerja di Kota Makassar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis Ekonomi Kreatif
Dalam penelitian ini muncul banyak istilah yang terkait dengan penyerapan tenaga kerja. Berkaitan dengan hal tersebut, penjelasan diperlukan pada konsep- konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini. Konsep-konsep yang diuraikan pada bagian berikut adalah konsep Ekonomi Kreatif, industri kreatif, tenaga kerja, permintaan tenaga kerja, modal, tingkat upah, dan teknologi.
2.1.1 Ekonomi Kreatif
Merupakan sebuah istilah baru di dunia ekonomi di era modern ini yang menggabungkan antara ide kreatifitas serta ilmu pengetahuan yang menjadi tolak ukur pertama dalam perkembangan ekonomi. Kemunculan istilah ekonomi kreatif disebabkan oleh perubahan pola pikir ekonomi era modern ini yang dulunya berbasis sumber daya alam beralih ke sumber daya manusia. Perubahan pola pikir ekonomi di era modern ini disebabkan oleh sumber daya alam yang pastinya akan punah dan melihat bahwa sumber daya manusia tidak akan punah dan akan terus berkembang.
Ekonomi kreatif diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015. Untuk itu dalam rangka menciptakan lapangan kerja dan memberantas kemiskinan diperlukan pengembangan ekonomi kreatif guna mengatasi jumlah kemiskinan agar tidak semakin bertambah. Pengembangan ekonomi kreatif banyak ditentukan oleh perkembangan industri kreatif di tanah air (Jurnal Kajian Lemhanas, 2012).
2.1.2 Industri kreatif
Industri kreatif di definisikan sebagai kegiatan ekonomi yang menjadikan kreativitas, budaya serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut (Xxxxxxx, 2001 dalam Moelyono, 2010, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2009). Industri kreatif merupakan persimpangan seni, budaya, bisnis dan teknologi termasuk kegiatan yang berkaitan dengan desain, produksi, dan distribusi barang dan jasa yang menggunakan modal intelektual sebagai masukan utama (Xxxxxxxx dan Dunlop, 2007; Bobirca dan Draghici, 2011).
2.1.2.1 Sub Sektor Industri Kreatif
Higgs, dkk (2008) mejelaskan bahwa ada sebelas kemungkinan bagi industri kreatif yang dapat diidentifikasi yaitu yang menciptakan budaya ‘produk’ termasuk seni, film dan permainan interaktif, dan mereka menyediakan bisnis jasa di bidang: arsitektur, pemasaran periklanan, design web dan pengembangan software. Istilah ekonomi kreatif juga mencakup berbagai mass media yang terdiri dari: radio, televisi, kantor berita dan penerbitan, serta pembuatan perhiasan dan museum.
Badan ekonomi kreatif indonesia menjelaskan bahwa sub-sektor yang merupakan bagian dari industri berbasis kreativitas adalah terdiri dari:
a) Periklanan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan meliputi proses kreasi, produksi, dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, kampanye relasi publik, promosi, tampilan iklan di media cetak dan elektronik, pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan
reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau sample, serta sewaan kolom iklan.
b) Arsitektur
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi secara menyeluruh dari level makro sampai level mikro.
c) Desain
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
d) Pasar Barang Seni
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.
e) Kerajinan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin mulai dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya.
f) Musik
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.
g) Fesyen
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesori mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. British Council (2008)
menyatakan bahwa fashion merupakan sub sektor yang relatif kecil tapi mampu berintegrasi tinggi ke pasar internasional karena mampu melakukan ekspor atas produk-produk mereka.
h) Permainan Interaktif
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan computer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub-sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata, tapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.
i) Video dan Fotografi
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
j) Seni Pertunjukan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
k) Layanan Komputer dan Piranti Lunak
Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan keras, serta desain portal termasuk perawatannya.
l) Riset dan Pengembangan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat
baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, seni; serta jasa konsultasi bisnis dan manajemen.
m) Penerbitan dan Percetakan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid dan konten digital serta kegiatan kantor dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya.
n) Televisi dan Radio
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi, penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay siaran radio dan televisi.
2.1.3 Tenaga Kerja
2.1.3.1 Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja mengandung pengertian jumlah penduduk yang sedang dan siap untuk bekerja dan pengertian kualitas usaha kerja yang diberikan. Menurut undang-undang pokok ketenagakerjaan No.14 tahun 1969, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun –64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan diatas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tenaga kerja ada penduduk usia kerja (15 tahun atau lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan yang sudah mencari pekerjaan. Tenaga kerja terdiri dari angkata kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Kebutuhan tenga kerja sangat penting dalam masyarakat karena merupakan salah satu faktor potensial untuk pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Tenaga kerja menjadi sangat penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan karena dapat meningkatkan output dalam perekonomian berupa produk domestik regional bruto (PDRB). Karena pertumbuhan penduduk semakin besar maka semakin besar juga angkatan kerja yang akan mengisi produksi sebagai input.
2.1.3.2 Pengertian Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
Angkatan Kerja = Yang Bekerja + Penganggur.
Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Definisi lain tentang angkatan kerja menyebutkan bahwa, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sebenarnya terlibat dalam kegiatan yang produktif, yaitu yang menghasilkan barang dan jasa, termasuk mereka yang berusaha untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain itu masih ada arti lain yang menyebutkan bahwa setiap orang yang masih mampu menghasilkan barang atau jasa merupakan angkatan kerja meskipun telah melewati batas usia yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau instansi baik pemerintah maupun swasta dan termasuk usia pensiun.
Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan atau demand dalam masyarakat. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan tingkat upah. Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja. Seseorang dalam pasar kerja berarti dia menawarkan jasanya untuk produksi, apakah dia sedang bekerja atau mencari pekerjaan. Besarnya penempatan (jumlah orang yang bekerja atau tingkat employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan permintaan tersebut. Selanjutnya besarnya penyediaan dan permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah.
2.1.4 Permintaan Tenaga Kerja
Keputusan pengusaha untuk meningkatkan atau mengurangi permintaan tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap permintaan konsumen akan barang dan jasa. Semakin tinggi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa maka permintaan tenaga kerja juga akan meningkat dan sebaliknya. Hal ini dikarenakan,
pengusaha mempekerjakan seseorang untuk meningkatkan produksi barang dan
industri kreatif memberikan dampak terhadap permintaan tenaga kerja. Potensialnya pasar produk-produk kreatif sehingga meningkatkan jumlah usaha yang pada akhirnya menyebabkan peningkatkan permintaan tenaga kerja (Putra, 2010; Martini, 2011).
Permintaan tenaga kerja adalah jumlah atau banyaknya orang yang bekerja di berbagai sektor perekonomian. Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Pengusaha mempekerjakan seseorang karena itu membantu produksi barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen. Dengan kata lain pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Permintaan tenaga kerja yang seperti ini disebut dengan derived demand (Simanjuntak, 1985 dalam Tindaon dan Xxxxx XX, 2009). Berapa jumlah tenaga kerja yang diminta di pasar tenaga kerja ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini: Modal, Tingkat upah, dan Teknologi.
2.1.5 Modal
Modal kerja merupakan aktiva lancar yang digunakan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan produksi, seperti pembelian bahan baku, pembayaran utang dan lainnya. Modal kerja terdiri dari barang yang akan digunakan dalam proses produksi, tidak meliputi mesin, tanah dan bangunan milik perusahaan tersebut. Semakin tinggi modal yang dimiliki oleh industri maka penyerapan tenaga kerja juga akan semakin tinggi. (Xxxxxxx, 2007; Xxxxx, 2004 dalam Arsha dan Natha, 2013).
Dalam prakteknya faktor-faktor produksi baik sumber daya manusia
maupun yang non sumber daya manusia seperti modal tidak dapat dipisahkan
faktor produksi yang lain konstan, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan semakin besar permintaan tenaga kerja (Haryani, 2002). Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek atau disebut juga sebagai aset lancar (current asset); di antaranya adalah kas/bank, persediaan, piutang, investasi jangka pendek dan biaya dibayar dimuka. Ada suatu konvensi akunting bahwa aset lancar adalah suatu suatu aset perusahaan yang dikonversi kepada kas/bank kurang dalam 1 tahun. Total dari aset lancar disebut gross working capital. Sumber dana untuk investasi dalam aset lancar perusahaan berasal dari kewajiban lancar (current liabilities), seperti antara lain: utang lancar, utang bank jangka pendek, utang pajak penghasilan, uang muka pelanggan, dan lainnya. Utang lancar adalah kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi oleh perusahaan kurang dalam satu tahun. Sedangkan networking capital adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar, untuk itu modal kerja bersih adalah didanai oleh sumber utang jangka panjang (long term debt) dan sebagian modal sendiri (Xxxxxxxxxxxx, 2009).
2.1.6 Tingkat Upah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Bab I Pasal 1 angka 30 dijelaskan bahwa upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja yang ditetapkan dan dibayarkan sesuai dengan perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang- undangan yang berlaku, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, atas pekerjaan yang telah dilakukannya (Xxxxxxxxx, Xxxxxx, dan Junaidi, 2013). Xxxxxxx (2005) dan Badan Pusat Statistik (2011) menjelaskan upah merupakan
balas jasa yang dibayarkan oleh perusahaan kepada tenaga kerja atas jasa fisik
bentuk uang maupun barang. (Xxxxxxx, 2004; Xxxxxxxx, 2008 dalam Xxxxxx, Xxxxx dan Xxxxx, 2013; Xxxxxxxan dalam Dewi, 2009, Susilo, 2012).
Dalam teori ekonomi, upah merupakan pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada pengusaha. Dengan demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan di antara pembayaran kepada pegawai tetap dengan pembayaran ke atas jasa-jasa pekerja kasar dan tidak tetap. di dalam teori ekonomi kedua jenis pendapatan pekerja dinamakan upah. Ahli ekonomi membedakan pengertian upah menjadi dua, yaitu upah uang dan upah riil. Upah uang adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran ke atas tenaga mental atau fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi. Upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja (Xxxxxxx, 2006).
Sumarsosno (2003, dalam Fadliilah dan Atmanti, 2012) menjelaskan bahwa tingkat upah akan mempengaruhi biaya produksi. Naiknya tingkat upah akan menaikkan biaya produksi perusahaan, selanjutnya akan meningkatkan harga per unit barang yang diproduksi. Konsumen biasanya akan memberikan respon yang cepat apabila terjadi kenaikan harga barang, yaitu mengurangi konsumsi atau bahkan tidak mau membeli barang yang bersangkutan. Akibatnya banyak produk yang tidak terjual dan terpaksa produsen menurunkan jumlah produksinya. Turunnya target produksi mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan, Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena pengaruh turunnya skala produksi disebut dengan efek skala produksi atau scale effect.
Apabila tingkat upah naik (asumsi harga dari barang modal lainnya tidak berubah) maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan teknologi padat
modal untuk proses produksinya dan menggantikan kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang modal seperti mesin. Penurunan penggunaan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena penggunaan mesin disebut efek substitusi atau substitution effect.
2.1.7 Teknologi
Teknologi berarti perubahan dalam teknik produksi, perbaikan peralatan yang digunakan dalam proses produksi, peningkatan kemampuan pekerja, dan perbaikan dalam mengurus perusahaan. Penggunaan teknologi yang tepat guna akan mendukung adanya inovasi-inovasi produk, meningkatkan daya saing produk dan menjadi hambatan masuk bagi perusahaan pesaing. (Xxxxxxx, 2005; Kesumadinata dan Budiana, 2012).
Teknologi memliki peran penting dalam industrialisasi. Perkembangan teknologi akan menimbulkan akibat penting dalam proses produksi dan produktivitas. Kemajuan teknologi yang dapat menggantikan tenaga manusia dengan mesin akan meningkatkan produktivitas industri dan juga meningkatkan mutu. Dalam era industri kreatif yang menuntut keterampilan dan kreatifitas dari para pelakunya, peranan teknologi sangatlah penting untuk melakukan inovasi dan modifikasi produk agar memberikan nilai tambah lebih dan memenuhi keinginan pasar tidak hanya dalam negeri tapi juga pasar ekspor (Xxxxxxx, 2005; O’Xxxxxx, 2007; Xxxxxxx, 2010).
Teknologi memiliki peranan penting dalam pengembangan industri kecil akan tetapi pengembangan teknologi masih menjadi kendala. Penggunaan teknologi dalam suatu industri tentu akan sangat mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Semakin majunya teknologi, hasil produksi akan lebih baik dan kuantitas produksi hampir sama dengan manusia. Kenyataan ini menyebabkan
industri lebih memilih meningkatkan teknologi dibanding penyerapan tenaga kerja (Levy dan Xxxxxx, 2000; Haryani, 2002; Heatubun, 2009).
Kemajuan teknologi akan sangat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Bila suatu industri menggunakan teknologi padat modal, yang akan meningkatkan produktivitas barang modal maka penyerapan tenaga kerja pada industri tersebut akan berkurang karena adanya efek substitusi. Sedangkan apabila suatu industri menggunakan teknologi yang padat karya, maka penyerapan tenaga kerja akan mengalami peningkatan.
2.2 Studi Empiris
Penelitian mengenai penyerapan tenaga kerja pada industri kecil telah dilakukan beberapa peneliti dengan menggunakan variabel yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa penelitian mengenai penyerapan tenaga kerja pada industri kecil yang pernah dilakukan:
Penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxxx (2013) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kreatif di Kota Denpasar”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri kreatif di kota Denpasar. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa modal, investasi, dan teknologi berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi tapi tidak berpengaruh tidak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri pakaian jadi di Kota Denpasar. Sedangkan tingkat upah berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah produksi pada industri pakaian jadi di Kota Denpasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Yanuwardani dan Xxxxxxx (2009) dengan
judul “Analisis Pengaruh Faktor Ekonomi Terhdap Penyerapan Tenaga Kerja Pada
menganalisis faktor modal kerja, nilai produksi dan tingkat upah yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri kecil tempe di Kota Semarang dan untuk mengkaji faktor yang paling berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil tempe di Kota Semarang. Penelitian ini mengambil sampel 58 pengusaha tempe di Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah variabel modal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sedangkan variabel tingkat upah memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Dan variabel jumlah produksi memiliki pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja.
Sutristyaningtyas dan Xxxxx (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil di Kecamatan Socah kabupaten Bangkalan (Studi Kasus Industri Kecil Pengolahan Kapur) Tahun 2012”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel upah, nilai produksi dan modal terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri pengolahan kapur. Hasil dari penelitian ini adalah variabel upah memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Jika terjadi kenaikan upah maka tidak akan memberikan pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
Penelitian yang dilakukan Budiawan (2013) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Industri Pengolahan Ikan di Kabupaten Demak” bertujuan untuk bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh upah, modal dan nilai produksi pada penyerapan tenaga kerja terhadap industri kecil pengolahan ikan di Kabupaten Demak. Penelitian ini
mengmbil sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebanyak 75 unit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Variabel jumlah produksi memiliki pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxxxx (2013) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil (Studi Kasus Pada Industri Krupuk Rambak di Kelurahan Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di kabupaten Mojokerto, dimana industri kecil tersebut masih tetap mampu bersaing dan bertahan, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu usaha strategis dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Hasil dari penelitian ini adalah variabel modal berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Artinya saat terjadi peningkatan modal kerja dalam usaha, pengusaha lebih memilih untuk meningkatkan pembelian bahan baku produksi daripada menambah tenaga kerja. Pengusaha cenderung memberikan uang tambahan kepada pekerja atas tambahan waktu bekerja daripada menambah jumlah tenaga kerja.
Lestari dan Xxxxxxx (2009) dengan judul “Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai Investasi, dan Upah Minimum terhadap Permintaan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Semarang” memperoleh hasil variabel tingkat upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Variabel investasi menunjukkan pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Kenaikan investasi dalam suatu industri akan menyebabkan peningkatan terhadap penyerapan tenaga kerja.
Xxxxxxxxx (2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Investasi Dan
Tingkat Upah Terhadap Kesempatan Kerja di Jawa Timur” bertujuan untuk
terhadap kesempatan kerja di Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini adalah variabel investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur sedangkan variabel tingkat upah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur.
Penelitian yang dilakukan oleh Xxxxx dan Xxxxxxx (2009) dengan judul “Penyerapan Tenaga Kerja Di DKI Jakarta”. Peneltian ini bertujuan Menganalisis pengaruh PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta, menganalisis pengaruh tingkat upah riil terhadap penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta, dan menganalisis pengaruh tingkat investasi riil terhadap penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta. Hasil dari penelitian ini adalah, variabel tingkat upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Jika terjadi kenaikan upah, maka penyerapan tenaga kerja akan mengalami penurunan. Variabel investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga, sehingga saat investasi naik maka penyerapan tenaga kerja akan mengalami penurunan.
Penelitian yang dilakukan Indraswati (2012) berjudul “Pengaruh Modal Kerja, Nilai Upah Dan Teknologi Industri Kerajinan Serat Agel Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo”. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal kerja industri kerajinan serat agel terhadap penyerapan tenaga kerja di Desa Salamrejo; Pengaruh nilai upah industri kerajinan serat agel terhadap penyerapan tenaga kerja di Desa Salamrejo; Pengaruh teknologi industri kerajinan serat agel terhadap penyerapan tenaga kerja di Desa Salamrejo; dan Pengaruh modal kerja, nilai upah dan teknologi secara simultan pada industri kerajinan serat agel terhadap penyerapan tenaga
kerja di Desa Salamrejo. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel modal kerja, tingkat upah dan teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja.
Keaslian penelitian ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini menambahkan variabel teknologi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dan subyek dari penelitian ini adalah industri kreatif.
2.3 Kerangka Pikir
Berdasarkan studi kepustakaan yang telah dilakukan, dalam penelitian ini ditetapkan mengenai Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Ekonomi Kreatif di Kota Makassar, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dengan mengacu dari penelitian Cahyadi (2013) dengan menentukan faktor: Modal, Upah, dan Teknologi.
Dalam prakteknya faktor-faktor produksi baik sumber daya manusia maupun yang non sumber daya manusia seperti modal tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan barang atau jasa. Oleh karena itu modal juga dapat dilihat sebagai komponen utama yang dapat mempengaruhi tingkat penyerapan kerja pada sektor ekonomi kreatif. Kemudian tingkat upah mempengaruhi penyerapan tenaga kerja, upah merupakan pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada pengusaha. Dengan demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan di antara pembayaran kepada pegawai tetap dengan pembayaran ke atas jasa-jasa pekerja kasar dan tidak tetap.
Berdasarkan landasan teori pada tinjauan pustaka diatas, maka secara skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Modal (X1)
Tingkat Upah
(X2)
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi kreatif (sub- sektor fotografi dan videografi) (Y)
Teknologi (X3)
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah yang akan diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian perumusan masalah, teori, konsep, serta kerangka pemikiran yang sebelumnya disajikan, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga modal berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (Sub-sektor Fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
2. Diduga tingkat upah berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (Sub-sektor Fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
3. Diduga teknologi berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (Sub-sektor Fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
BAB III METODOLOGI PEXXXXXXXX
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Daerah penelitian ini adalah di kota Makassar dengan mengambil obyek penelitian pada pelaku usaha industri kreatif yang ada di Makassar tersebar di 14 kecamatan di Kota Makassar. Sedangkan waktu penelitian diperkirakan kurang lebih satu bulan.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku usaha sektor ekonomi kreatif yang termasuk dalam sub-sektor industri kreatif fotografi dan videografi di Kota Makassar yang telah dijelaskan pada table 1.1 sebelumnya.
Unit analisis adalah unit usaha di bidang jasa fotografi dan videografi sebanyak 30 unit usaha. berdasarkan jumlah pelaku usaha pada sektor ekonomi kreatif yang termasuk dalam sub-sektor industri kreatif, maka peneliti menemukan bahwa di tahun 2017 terdapat total 24 usaha kreatif fotografi dan videografi dengan jumlah tenaga kerja yang mencapai 114 orang yang tercatat pada data dinas pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Makassar.
Dalam penelitian penulis menggunakan sampel sebanyak 30 industri atau pelaku usaha pada sektor ekonomi kreatif yang termasuk pada sub-sektor industri kreatif sub-sektor fotografi dan videografi dan jumlah ini dianggap representif.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan cara sebagai berikut.
1. Observasi yaitu melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung pada pelaku usaha yang termasuk pada ke-14 sub-sektor industri kreatif di Kota Makassar.
2. Interview yaitu melakukan wawancara dan perbincangan secara langsung dengan pimpinan dan sejumlah staf yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
3. Kuesioner yaitu tehnik penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan sejumlah selebaran pertanyaan kepada pelaku usaha yang termasuk pada sub-sektor industri kreatif dalam penyerapan tenaga kerja di Kota Makassar mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada bidang usaha.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah industri fotografi dan videografi di Kota Makassar, yaitu sebanyak 30 unit yang tersebar di lima belas kecamatan dan jumlah sampel dalam penelitian ini sama dengan jumlah populasi yaitu 30 unit industri fotografi dan videografi.
3.5 Peralatan Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan alat analisis sebagai berikut :
3.5.1 Analisis deskriptif
adalah suatu analisis yang menguraikan mengenai faktor (Modal, Tingkat Upah, dan Teknologi) yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada sub-sektor industri kreatif di Kota Makassar.
3.5.2 Analisis regresi berganda
digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel independent atau variabel bebas terhadap variabel dependent atau variabel
terikat. Kemudian untuk mengestimasi parameter dalam model regresi linear berganda.
Untuk melihat sejauh mana variabel modal, tingkat upah, dan -teknologi berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada 14 sub-sektor ekonomi di Kota Makassar, digunakan analisis model regresi yang dinyatakan sebagai berikut:
Y1 = f (X1, X2, X3) ………………………………….. (3.1)
Persamaan non linier sebagai berikut
Y1= α0 . X1α1 . X2α2 . X3α3 . e μ ……………………. (3.2)
Karena persamaan diatas merupakan persamaan non linier maka untuk memperoleh nilai elastisitasnya maka diubah menjadi persamaan linier menggunakan Logaritma Natural (Ln) sehingga menjadi :
lnY1 = α0 + α1 lnX1 + α2 lnX2 + α3 lnX3 + μ1 (3.3)
Keterangan:
Y1 = Penyerapan tenaga kerja (Orang) X1 = Modal (Rp/Tahun)
X2 = Tingkat Upah (Rp/bulan) X3 = Teknologi (unit/barang)
α = Konstanta μ1 = Error term
α1 = koefisien pengaruh modal terhadap penyerapan tenaga kerja pada ke-14 sub-sektor industri kreatif di Kota Makassar.
α2 = koefisien pengaruh tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada ke-14 sub-sektor industri kreatif di Kota Makassar.
α3 = koefisien pengaruh Teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja pada ke-14 sub-sektor industri kreatif di Kota Makassar.
3.6 Uji Statistik Dasar
Sedangkan untuk menguji tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi variabel independen terhadap variabel dependen maka peneliti menggunakan :
3.6.1 Uji F statistik
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara keseluruhan/bersama-sama terhadap variabel dependen. Di mana jika Fhitung
> Ftabel, maka H0 ditolak atau variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat menerangkan pengaruhnya terhadap variable dependen. Sebaliknya jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima atau variabel independen secara bersama-sama (simultan) tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen.
3.6.2 Uji T statistik
Jika t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara individu mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing- masing variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen secara nyata. Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara parsial dapat dilihat hipotesis berikut: Dengan tingkat signifikansi sebesar 5 persen (α=0,05), nilai terhitung dari masing‐masing koefisien regresi kemudian dibandingkan dengan nilai t Tabel. hitung dibandingkan t Tabel maka H0 ditolak dan dengan demikian H1
diterima artinya bahwa masing-masing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.7 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dimaknai sebagai sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai dari koefisien determinasi digunakan untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu atau 0 ≤ R2 ≤ 1. Makin besar nilai R2 maka makin tepat/ cocok suatu garis regresi, sebaliknya makin kecil R2 maka makin tidak tepat garis regresi tersebut untuk mewakili data hasil observasi (Gujarati dalam Alfathir, 2016).
3.8 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penyerapan tenaga kerja, merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha yang berada pada sektor ekonomi kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar. Tenaga kerja dinyatakan dalam satuan orang (Orang/Individu).
2. Modal kerja merupakan aktiva lancar yang digunakan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan produksi, seperti pembelian bahan baku, pembayaran utang dan lainnya pada sektor ekonomi kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) yang ada di Kota Makassar. Modal dinyatakan dalam satuan total modal awal (Rupiah).
3. Tingkat Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha / pemberi kerja kepada pekerja/ buruh yang ditetapkan dan di bayarkan menurut suatu perjanjian kerja. Ukuran dari tingkat upah adalah gaji per bulan (Rp. / Bulan) yang di bayarkan oleh pelaku usaha dari sektor ekonomi kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) yang ada di Kota Makassar.
4. Teknologi, merupakan Penggunaan kamera professional atau kamera DSLR dalam industri forotgrafi dan videografi merupakan suatu kewajiban agar dapat menghasilkan output yang maksimal. Teknologi dinyatakan dalam satuan unit (Unit/barang) pada sektor ekonomi kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di kota Makassar.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Makassar
4.1.1 Keadaan Geografis
Pada data tahunan yang dikeluarkan oleh badan pusat statistic Kota Makassar yaitu Makassar dalam angka 2017 maka dapat kita ketahui bahwa secara astronomis, Kota Makassar terletak antara 119o24’17’38” Bujur Timur dan 5o8’6’19” Lintang Selatan, Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Makassar memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten Maros; Selatan – Kabupaten Gowa; Barat – Selat Makassar; Timur – Kabupaten Maros.
Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi yang meliputi 15 kecamatan, Secara Administratif, Kota Makassar terdiri dari 15 kecamatan, yaitu: Kecamatan Mariso, Mamajang, Tamalate, Rappocini, Makassar, Ujung Pandang, Wajo, Bontoala, ujung Tanah, Xxxxx, Panakukkang, Manggala, Biringkanaya dan Tamalanrea, Kep, Sangkarrang.
Pada tahun 2016, jumlah kelurahan di Kota Makassar tercatat memiliki 153 kelurahan, 996 RW, dan 4,964 RT.
4.1.2 Kependudukan
Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 sebanyak 1.469.601 jiwa yang terdiri atas 727.314 jiwa penduduk laki-laki dan
742.287 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2015, penduduk Kota Makassar mengalami pertumbuhan sebesar 1,39 persen dengan masing-masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 1,43 persen dan penduduk perempuan sebesar 1,36 persen.
Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2016 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 98.
Kepadatan penduduk di Kota Makassar tahun 2016 mencapai 8.361 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga empat orang. Kepadatan penduduk di 15 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Makassar dengan kepadatan sebesar 33.634 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Tamalanrea sebesar 3.523 jiwa/km2. Sementara itu jumlah rumahtangga mengalami pertumbuhan sebesar 2,96 persen dari tahun 2015.
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kota Makassar Tahun 2014, 2015, dan 2016
Kecamatan | Jumlah Penduduk (jiwa) | ||
2014 | 2015 | 2016 | |
Mariso Mamajang Tamalate Rappocini Makassar Ujung Pandang Wajo Bontoala Ujung Tanah Kep. Sangkarrang Xxxxx Panakukng Manggala Biringkanaya Tamanlarea | 58.327 60.537 186.921 160.499 84.014 28.053 30.505 55.937 48.531 - 137.997 146.121 131.500 190.829 109.471 | 58.815 60.779 190.694 162.539 84.396 28.278 30.772 56.243 48.882 - 138.598 146.968 135.049 196.612 110.826 | 59.292 61.007 194.493 164.563 84.758 28.497 30.933 56.336 49.223 - 139.167 147.783 138.659 202.520 112.170 |
Kotamdya Makassar | 1.429.242 | 1.449.401 | 1.469.601 |
Sumber: Makassar dalam Angka (2017)
Terdapat pula satu kecamatan baru di Makassar bernama kecamatan Kepulauan Sangkarrang yang telah diresmikan dan dimasukkan dalam data Makassar dalam angka 2017 dimana pada kecamatan tersebut merupakan wilayah yang belum berpopulasi atau belum berpenghuni.
4.1.3 Ketenagakerjaan
Jumlah Pencari Kerja Terdaftar di Kota Makassar pada Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar pada tahun 2016 sebesar 5.705 pekerja dengan penurunan 44,75 persen. Dari 5.705 pekerja yang terdaftar sebesar 4.940 telah ditempatkan bekerja. Perbandingan pencari kerja lakilaki lebih banyak dibandingkan perempuan, terdaftar 3.027 laki-laki dan 2.678 perempuan pencari kerja terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja.
Tabel 4.2
Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kota Makassar, 2015-2016
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Educational Attainment | Jenis Kelamin/Sex (orang) | ||
Laki-laki Male | Perempuan Female | Jumlah Total | |
Sekolah Dasar/ Primary School | 4 | 1 | 5 |
Sekolah Menengah Pertama/ Junior High School | 28 | 11 | 39 |
Sekolah Menengah Atas Senior High School | 1539 | 1170 | 2709 |
Diploma I/II/III/Akademi Diploma I/II/III/Academy | 000 | 000 | 0000 |
Universitas/University | 000 | 000 | 0000 |
Jumlah/Total | |||
2016 | 3027 | 2678 | 5705 |
2015 | 5052 | 5274 | 10 326 |
Sumber: Makassar dalam Angka (2017)
Proporsi terbesar pencari kerja yang mendaftar pada Dinas Tenaga Kerja berpendidikan terakhir SMA yaitu sebesar 47,48 persen (2.709 pekerja) dan yang ditempatkan sebanyak 1.935 pekerja di tahun 2016.
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin
di Kota Makassar Tahun 2016
Kegiatan Utama | Jenis Kelamin (orang) | ||
Laki-laki | Perempuan | Total | |
Angkatan Kerja - Bekerja - Pengangguran Terbuka | 368.820 323.289 45.531 | 224.340 198.565 25.775 | 593.160 521.854 71.306 |
Tingkat Pengangguran | 12.35 | 11,49 | 12.02 |
Sumber: Makassar dalam Angka (2017)
4.1.4 Industri Fotografi dan Videografi di Kota Makassar
Definisi industri kreatif menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia (DPRI) (2008) berdasarkan pada definisi dari UK Department of Culture, Media and Sport Task force adalah sebagai berikut: “Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut”.
Industri fotografi dan videografi merupakan salah satu industri dalam yang sedang berkembang dan popular dewasa ini serta memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi industri dengan skala yang lebih besar, karena besarnya minat masyarakat saat ini terhadap industri yang berbasis jasa ini. Permintaan yang semakin banyak didorong pula dengan bergesernya perilaku konsumtif masyarakat terhadap dunia teknologi dan digital.
berbasis
Dengan berkembangnya industri ini akan berpotensi mendorong sektor ekonomi di suatu daerah khususnya di Kota Makassar. Pengembangan industri pengembangan sumberdaya lokal yang diwujudkan dalam industri kecil
dan menengah merupakan salah satu strategi dalam penyerapan lapangan kerja dan peningkatan ekonomi penduduk.
Peningkatan jumlah dan pendapatan industri tiap tahunnya seharusnya bisa diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja mengingat proyek investasi yang semakin banyak dan pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh dapat menciptakan berbagai lapangan pekerjaan. Nyatanya, beberapa tahun terakhir permintaan tenaga kerja masih dibawah target yang ditetapkan oleh pemerintah sendiri.
Hasil penelitian dan wawancara kepada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar dapat disimpulkan bahwa terjadinya pertumbuhan pada sektor ekonomi kreatif khususnya sub-sektor fotografi dan videografi meski mereka akui tidak semua dapat masuk dalam pendataan mereka, tetapi secara kasat mata pertumbuhan pelaku industri kreatif khususnya fotografi dan videografi dapat disaksikan secara nyata disetiap sudut – sudut Kota Makassar. Hal ini memicu terjadinya ketimpangan antara jumlah pertumbuhan Industri fotografi dan videografi terhadap jumlah permintaan tenaga kerjanya. Industri fotografi dan videografi diharapkan dapat menjadi solusi dalam ketimpangan yang terjadi maka dari itu perhatian pemerintah akan sektor ekonomi kreatif khususnya sub-sektor fotografi dan videografi sangat dibutuhkan.
4.1.6 Upah Minimum Regional (UMR)
Dalam rentang sepuluh tahun terakhir, UMR di Propinsi Sulawesi Selatan meningkat. Dari Rp 516.000 per bulan pada tahun 2005, meningkat menjadi Rp
2.000.000 per bulan pada tahun 2015. UMR Propinsi Sulawesi Selatan tertinggi kedua di antara UMR propinsi-propinsi se-Sulawesi dan tertinggi ke delapan di antara propinsi-propinsi se-Indonesia pada tahun 2015. UMR tertinggi di wilayah
Sulawesi adalah Propinsi Sulawesi Utara (Rp 2.150.000) dan tertinggi di Indonesia adalah Propinsi DKI Jakarta (Rp 2.700.000). Sedangkan UMR terendah di wilayah Sulawesi adalah Propinsi Sulawesi Tengah (Rp 1.500.000) dan terendah di Indonesia adalah Jawa Tengah (Rp 910.000).
Gambar 4.1
Grafik Upah Minimum Regional (UMR) Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005-2015 (Rupiah)
3.000.000
2.500.000
2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber: BPS Indonesia (Statistical Yearbook of Indonesia)
4.2 Deskripsi Responden pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar
Responden dalam penelitian ini adalah para pemilik usaha yang bergerak pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) dan berdomisili di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, yang tersebar di 15 (Lima Belas) Kecamatan, yaitu Kecamatan Mariso, Mamajang, Tamalate, Rappocini, Makassar, Ujung Pandang, Wajo, Bontoala, Ujung Tanah, Xxxxx, Panakukang, Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea, dan Kep. Sangkarrang. Variabel pada penelitian ini yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (sub-sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar adalah modal, upah, dan teknologi.
4.2.1 Deskripsi Responden Menurut Modal
Deskripsi responden menurut modal pada sektor ekonomi kreatif (sub- sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar diukur dengan seberapa besar nilai (dalam rupiah) dari barang modal seperti Kamera Professional, teknologi atau mesin, dan sarana prasarana lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Lebih jelasnya pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Deskripsi Responden Menurut Modal Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar
Modal (rupiah) | Jumlah Sektor Ekonomi Kreatif Sub-Sektor Fotografi & Videografi (Unit) | Persentasi (%) |
10.000.000 – 26.000.000 26.000.001 – 42.000.000 42.000.001 – 60.000.000 | 12 11 7 | 40 37 23 |
Total | 30 | 100,0 |
Sumber: Data Primer (2018)
Dari Tabel 4.4 di atas, menunjukkan deskripsi responden selaku pelaku usaha yang bergerak pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar berdasarkan modal, diketahui bahwa terdapat 40%( (persen) atau 12 unit industri yang memiliki modal antara Rp 10.000.000 sampai Rp 26.000.000 dan terdapat 37% (persen) atau 11 unit industri yang memiliki modal antara Rp 26.000.001 sampai Rp 42.000.000. Sisanya, 7 unit industri atau 23% (persen) memiliki nilai barang modal antara Rp 42.000.001 sampai Rp 60.000.000.
Data tersebut menunjukkan bahwa, di Kota Makassar jumlah pelaku usaha yang bergerak pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor Fotografi dan Videografi) mempergunakan modal dalam jumlah yang cukup beragam dalam rentang modal
terkecil yaitu brjumlah Rp.10.000.000 sampai dengan modal yang terbesar berjumlah Rp.60.000.000 saat membangun usaha mereka.
Modal yang dipergunakan oleh pelaku usaha pada industri ini cukup minim sebab, modal yang mereka pergunakan diutamakan pada pengadaan alat-alat fotografi dan videografi terkhusus pada kamera professional dan pengadaan lighting sebagai standar kebutuhan minimal pada modal utama dalam mendirikan usaha fotografi dan videografi yang dimana harga pasar dari alat-alat tersebut dalam kisaran yang hampir sama.
4.2.2 Deskripsi Responden Menurut Upah
Xxxxxxxxx responden menurut upah selaku pelaku usaha yang bergerak pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar diukur dengan berapa rupiah (selama satu bulan) yang diberikan pemilik usaha kepada tenaga kerjanya sebagai imbalan atas jasa tenaga kerja yang ia berikan pada proses produksi. Penyajian upah dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.5
Deskripsi Responden Menurut Upah Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar
Upah (rupiah) | Jumlah Sektor Ekonomi Kreatif (Sub- Sektor Fotografi & Videografi) (unit) | Persentase (%) |
1.000.000 – 2.200.000 2.200.001 – 3.400.000 3.400.001 – 4.600.000 | 12 8 10 | 40 27 33 |
Total | 30 | 100,0 |
Sumber: Data Primer (2018)
Dari Tabel 4.5 di atas, menunjukkan deskripsi responden selaku pelaku usaha yang bergerak pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar berdasarkan upah, diketahui bahwa terdapat 40% (persen) atau 12 unit industri yang memberi upah tenaga kerjanya antara Rp
1.000.000 sampai Rp 2.200.000 perbulan, serta terdapat 27% (persen) atau 8 unit
industri yang memberi upah tenaga kerjanya antara Rp 2.200.001 sampai Rp
3.400.000 perbulan, dan terdapat 10 unit atau 33% (persen) pelaku usaha yang memberi upah tenaga kerjanya antara Rp 3.400.001 sampai Rp 4.600.000. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar IKM menggaji pekerjanya sesuai dengan atau bahkan di atas standar upah dan kelayakan hidup (pada tahun 2015, UMR Sulsel adalah Rp 2.000.000 per bulan). Idealnya, industri seharusnya memberikan upah kepada tenaga kerjanya minimal sebesar UMR yang berlaku di tahun yang sama. Sebab, UMR merupakan ukuran minimal kebutuhan pokok sehari-hari di suatu provinsi. Upah yang diberikan oleh pelaku usaha terhadap pekerjanya rata- rata telah memenuhi standar kelayakan dan bahkan dalam kasus tertentu karyawan dapat memperoleh lebih dan ini merupakan standar upah diluar dari insentif lainnya.
4.2.4 Deskripsi Responden Menurut Teknologi
Deskripsi responden menurut Teknologi selaku pelaku usaha yang bergerak pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar diukur dengan seberapa banyak teknologi khususnya kamera professional yang dipergunakan pelaku usaha, yang dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Deskripsi Responden Menurut PenggunaanTeknologi pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar
Teknologi (Unit) | Jumlah Sektor Ekonomi Kreatif Sub-Sektor Fotografi & Videografi (unit) | Persentase (%) |
2 - 4 5 – 7 8 - 10 | 20 8 2 | 67 27 7 |
Total | 30 | 100 |
Sumber: Data Primer (2018)
Dari Tabel 4.6 di atas, menunjukkan deskripsi responden selaku pelaku usaha yang bergerak pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar berdasarkan teknologi, diketahui bahwa terdapat 20 pelaku usaha atau 67% (persen) yang memiliki jumlah kamera professional sebanyak 2 – 4 unit, selain itu terdapat 8 pelaku usaha 27% (persen) yang memiliki
5 – 7 unit kamera professional, Sisanya sebanyak 2 pelaku usaha atau 7% (Persen) Industri Fotografi dan Videografi yang memiliki 8 – 10 unit kamera professional. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah teknologi dalam hal ini unit kamera professional tidak menjadi opsi utama oleh pelaku industri fotografi dan videografi dalam rangka meningkatkan jumlah tenaga kerja yang akan dipergunakan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan teknologi kamera yang ada di suatu industri sebagian besar dipergunakan oleh pemilik usaha tersebut dengan maksud untuk tidak menghilangkan ciri khas maupun yang dimiliki oleh suatu industri sekaligus menjadi daya jual yang ditawarkan oleh industri tersebut.
4.2.5 Deskripsi Responden Menurut Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar Deskripsi responden menurut penyerapan tenaga kerja pada Sektor
Ekonomi dengan
Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar diukur
hasil bagi jumlah Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi &
Videografi) di Kota Makassar (dalam satu tahun) dengan jumlah tenaga kerja pada industi tersebut, yang dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Deskripsi Responden Menurut Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar
Penyerapan Tenaga Kerja (Orang) | Jumlah Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) (unit) | Persentasi (%) |
3 – 5 6 - 8 9 - 11 | 12 11 7 | 40 37 23 |
Total | 30 | 100 |
Sumber: Data Primer (2018)
Dari Tabel 4.7 di atas, menunjukkan deskripsi responden sebagai pelaku Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar berdasarkan penyerapan tenaga kerja, diketahui bahwa terdapat 12 unit atau 40 persen industri fotografi dan videografi yang menyerap tenaga kerja sebesar 3 - 5 orang tenaga kerja, Terdapat pula 11 unit atau 37 persen industri fotografi dan videografi yang menyerap tenaga kerja higga 6 – 8 orang tenaga kerja, Sisanya, terdapat 7 unit atau 23 persen Industri fotografi dan videografi yang menyerap 9 – 10 orang tenaga kerja.
Jika penyerapan tenaga kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar, diasumsikan yang paling tertinggi adalah 11 orang dalam satu tahun dan yang terendah 3 orang dalam satu tahun, maka dari data pada Tabel 4.6 di atas, penyerapan tenaga kerja yang dialami oleh Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar rata-rata telah mencapi angka cukup baik.
4.3 Deskripsi Responden dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar
4.3.1 Deskripsi Responden Menurut Modal dan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar
Jika modal industri fotografi dan videografi di Kota Makassar, diasumsikan, yang paling tertinggi adalah Rp 42.000.001 – Rp 60.000.000 per pelaku usaha per tahun, sedang adalah Rp 26.000.001 – Rp 42.000.000 per pelaku usaha per tahun dan yang paling terendah adalah Rp 10.000.000 – Rp 26.000.000 per pelaku usaha per tahun, dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8
Deskripsi Responden Menurut Modal dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar
Modal (rupiah) | Penyerapan Tenaga Kerja (Orang) | Total | ||
3 – 5 | 6 - 8 | 9 - 11 | ||
10.000.000 – 26.000.000 | 12 | 8 | 2 | 22 |
26.000.001 – 42.000.000 | - | - | 2 | 2 |
42.000.001 – 60.000.000 | - | 3 | 3 | 6 |
Total | 12 | 11 | 7 | 30 |
Sumber: Data Primer (2018)
maka berdasarkan Tabel 4.8 di atas, menunjukkan bahwa responden dengan kategori tingkat penyerapan tenaga kerja rendah (2 responden atau Industri fotografi dan videografi), didominasi oleh responden dengan modal antara Rp 26.000.001 – Rp 42.000.000. Untuk responden dengan kategori tingkat produktivitas tenaga kerja sedang (6 responden atau Industri fotografi dan videografi), didominasi oleh responden dengan modal antara Rp 42.000.001 – Rp 60.000.000. Dan untuk responden dengan kategori tingkat produktivitas tenaga
kerja tinggi (22 responden atau Industri fotografi dan videografi), di dominasi oleh responden dengan modal antara Rp 10.000.001 – Rp 260.000.000.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat lebih banyak Industri fotografi dengan penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi dengan nilai modal yang lebih rendah serta sebagian Industri fotografi dan videografi yang memiliki penyerapan tenaga kerja yang tinggi dengan nilai modal yang tinggi pula, dan sisanya merupakan industri fotografi dan videografi yang menyerap tenaga kerja yang sedikit dengan modal yang sedang .
Bagi industri yang memiliki modal lebih besar dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak pula sebab biasanya industri yang telah memiliki modal besar selain melakukan pengadaan alat dan kamera mereka juga biasanya telah memiliki studio atau tempat terpisah untuk menjalankan usaha mereka, dimana pada tempat tersebut membutuhkan tenaga ekstra diluar dari fotografer maupun videografer untuk menjalankan kegiatan administrasi pada studio atau tempat tersebut.
Sedangkan untuk industri dengan modal yang kecil mengapa terlihat dapat melakukan penyerapan tenaga kerja yang paling besar, sebab industri kecil tersebut tumbuh sedikit lebih pesat dibandingkan dengan industri fotografi dan videografi yang menggunakan modal lebih besar, jumlah mereka bertambah setiap tahunnya dengan modal yang kecil dan kemudian mendirikan usaha mereka masing - masing secara mandiri yang dimulai dengan basis kerja di rumah pribadi dan mempekerjakan rekan atau teman dekat terlebih dahulu, serta mereka lebih aktif dalam mempekerjakan freelance untuk membantu dalam teknis pelaksanaan atau jalannya kegiatan di lapangan.
4.3.2 Deskripsi Responden Menurut Upah dan dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar
Tabel 4.9
Deskripsi Responden Menurut Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar
Upah (rupiah) | Penyerapan Tenaga Kerja (Orang) | Total | ||
3 – 5 | 6 - 8 | 9 - 11 | ||
1.000.000 – 2.200.000 | 10 | 2 | - | 12 |
2.200.001 – 3.400.000 | 2 | 2 | 4 | 18 |
3.400.001 – 4.600.000 | - | 7 | 3 | 10 |
Total | 12 | 11 | 7 | 30 |
Sumber: Data Primer (2018)
Jika upah tenaga kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi & Videografi) di Kota Makassar, diasumsikan, yang paling tertinggi adalah Rp
3.400.001 – Rp 4.600.000 per orang per bulan, sedang adalah Rp 2.200.001 – Rp
3.400.000 per orang per bulan dan yang paling terendah adalah Rp 1.000.000 – Rp 2.200.000 per orang per bulan, maka berdasarkan Tabel 4.9 di atas, menunjukkan bahwa responden dengan kategori tingkat penyerapan tenaga kerja rendah (10 responden atau Industri fotografi dan videografi), didominasi oleh responden dengan tingkat upah yang diberikan kepada tenaga kerjanya antara Rp
3.400.001 – Rp 4.600.000 per orang per bulan. Untuk responden dengan kategori tingkat penyerapan tenaga kerja sedang (12 responden atau IKM), didominasi oleh responden dengan tingkat upah yang diberikan kepada tenaga kerjanya antara Rp
1.000.000 – Rp 2.200.000 per orang per bulan. Dan untuk responden dengan kategori tingkat penyerapan tenaga kerja tinggi (18 responden atau Industri fotografi dan videografi), di dominasi oleh responden dengan dengan tingkat upah
yang diberikan kepada tenaga kerjanya antara Rp 2.200.001 – Rp 3.400.000 per orang per bulan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semua kategori penyerapan tenaga kerja baik itu rendah, sedang, maupun tinggi, didominasi oleh responden atau IKM yang memberikan tingkat upah kepada tenaga kerjanya antara 2.200.001
– Rp 3.400.000 per orang per bulan. Hal ini menggambarkan pula bahwa tingkat upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang paling baik ialah yang 2.200.001 – Rp 3.400.000 per orang per bulan sebab itu merupakan tingkat upah di atas UMR tetapi tidak amat tinggi sehingga merugikan pelaku industri fotografi dan videografi.
4.3.3 Deskripsi Responden Menurut Teknologi dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar
Tabel 4.10
Deskripsi Responden Menurut Teknologi dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar
Teknologi (unit) | Penyerapan Tenaga Kerja (Orang) | Total | ||
3 – 5 | 6 - 8 | 9 - 11 | ||
2 – 4 | 10 | 7 | 3 | 20 |
5 - 7 | 2 | 3 | 3 | 8 |
8 - 10 | - | 1 | 1 | 2 |
Total | 12 | 11 | 7 | 30 |
Sumber: Data Primer (2018)
Jika penggunaan teknologi pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi), diasumsikan, yang paling tertinggi adalah 8 – 10 unit per industri per tahun, sedang adalah 5 – 7 per industri per tahun dan yang paling terendah adalah 2 - 4 per industri per tahun, maka berdasarkan Tabel 4.10 di atas, menunjukkan bahwa responden dengan kategori tingkat penyerapan tenaga kerja
rendah (2 responden atau Industri fotografi dan videografi), didominasi oleh responden dengan jumlah unit teknologi kamera professional paling besar 8 - 10. Untuk responden dengan kategori tingkat penyerapan tenaga kerja sedang (8 responden atau industri fotografi dan videografi), didominasi oleh responden dengan jumlah unit kamera professional sedang 5 - 7 . Dan untuk responden dengan kategori tingkat penyerapan tenaga kerja tinggi (20 responden atau Industri fotografi dan videografi), di dominasi oleh responden dengan jumlah unit kamera professional paling sedikit 2 - 4.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan jumlah teknologi tidak berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Dimana teknologi kamera professional umumnya digunakan oleh pemilik usaha tersebut dalam rangka menjaga ciri khas dan kualitas gambar yang dikutip oleh industri tersebut.
4.4 Hasil Estimasi Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
Untuk mengetahui pengaruh modal (X1), upah (X2), dan Teknologi (X3) terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar (Y), dimana penyerapan tenaga kerja yang dimaksud adalah jumlah tenaga kerja, maka disajikan hasil perhitungan regresi yang diperoleh dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 24 pada tabel 4.10 sebagai berikut :
Tabel 4.11
Hasil Estimasi Pengaruh Modal, Upah, dan Teknologi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar
Variabel Penelitian | Unstandarized Coefficients B | Unstandarized Coefficients Std. Error | t | Sig |
Modal (X1) | 1,981 | 0,675 | 2,935 | 0,007 |
Upah (X2) | 1,958 | 0,933 | 2,099 | 0,046 |
Teknologi (X3) | 0,103 | 0,866 | 0,119 | 0,906 |
C | -56.309 | 12,980 | -4,338 | 0,000 |
R- Squared = 0,531 Adjusted R-Squared = 0,477 n = 30 | ||||
F- Statistic = 9,823 Sig = 0,000 | ||||
Ket* Signifikan pada α = 5 % |
Sumber: Data Primer, setelah diolah (2018)
Hasil analisis regresi di atas, mengenai pengaruh modal (X1), upah (X2), Teknologi (X3) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub- Sektor Fotografi dan Videografi) (Y) di Kota Makassar adalah :
lnY = - 56.309 + 1,981 lnX1 + 1,958 lnX2 + 0,103 lnX3 +
Berdasarkan pada Tabel 4.11, dengan melihat koefisien regresi, diketahui bahwa nilai koefisien modal adalah 1,981 yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 persen variabel X1 (modal), akan berpengaruh positif sebesar 1,98 orang terhadap peningkatan variabel Y (Penyerapan Tenaga Kerja). Selain itu, diketahui nilai sig- nya kurang dari taraf signifikansi 5% (0,05), yaitu 0,000. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa modal berpengaruh positif secara signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar (variabel Y).
Upah memiliki koefisien 1,958 yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 persen variabel X2 (Upah), akan berpengaruh positif sebesar 1,95 orang terhadap peningkatan variabel Y (Penyerapan Tenaga Kerja). Selain itu, diketahui nilai sig- nya kurang dari taraf signifikansi 5% (0,05), yaitu 0,000. Jadi, dapat disimpulkan bahwa modal berpengaruh positif secara signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar (variabel Y).
Teknologi memiliki nilai koefisien sebesar 0,103. Akan tetapi, diketahui nilai sig-nya lebih dari taraf signifikansi 5% (0,05) yaitu 0,906. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Teknoogi (variabel X3) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar (variabel Y).
4.4.1 Uji Statistik t
Modal (X1), upah (X2), dan Teknologi (X3) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar (Y). menggunakan uji satu arah, dengan menggunakan taraf keyakinan 95% (α = 0.05) dan degree of freedom (df= n-k = 30-4 = 26) diperoleh t-tabel sebesar 1,705.
Diketahui bahwa variabel modal (X1) memiliki t-statistik sebesar 2,935. Sehingga disimpulkan bahwa variabel modal memiliki koefisien yang signifikan terhadap Penyerapan tenaga kerja (Y), dimana t-statistik > t-tabel (2,935 > 1,705).
Kemudian variabel upah (X2) memiliki t-statistik sebesar 2,099. Sehingga
Penyerapan Tenaga Kerja (Y), dimana t-statistik > t-tabel (2,099 > 1.705). Variabel pelatihan memiliki t-statistik sebesar 0,119. Sehingga disimpulkan bahwa variabel pelatihan memiliki koefisien yang tidak signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y), dimana t-statistik < t-tabel (0,119 < 1.705).
4.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil regresi pada tabel 4.11 mengenai pengaruh modal (X1), upah (X2), Teknologi (X3) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y) di Kota Makassar diperoleh R2 dengan nilai sebesar 0,531. Hal ini berarti variabel-variabel independen yaitu modal (X1), upah (X2), Teknologi (X3) menjelaskan besarnya proporsi sumbangan pengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar adalah sebesar 53,1 persen. Adapun sisanya, pengaruh variabel yang lain dijelaskan diluar model sebesar 46,9 persen.
4.4.3 Uji Statistik F
Pengujian terhadap semua variabel independen di dalam model dapat dilakukan dengan Uji F. Pengaruh modal (X1), upah (X2), Teknologi (X3) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar dengan menggunakan taraf keyakinan 95% (α = 0.05), didapatkan f-tabel (df1 = k – 1= 4-1=3 dan df2 = n-k = 30-4 = 26) sebesar 2,98. Sedangkan dari hasil regresi pada tabel 4.11 diperoleh F-statistik sebesar 9,823. Dapat diketahui bahwa hasil estimasi pada tabel 4.11, F-statistik lebih besar dari F-tabel dan juga nilai sig-nya kurang dari taraf signifikansi 5% yaitu, 0.000<0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama, variabel
modal, upah, dan Teknologi berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga
4.5 Hasil Analisis Faktor-Faktor Yang Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan hasil estimasi dan analisis data di atas, selanjutnya dilakukan penjabaran implikasi atas faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja (dimana penyerapan tenaga kerja yang dimaksud adalah Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun penjabaran yang dimaksud beserta temuan dari penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
4.5.1 Pengaruh Modal Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi).
Berdasarkan hasil dari regresi yang telah dilakukan pada Tabel 4.11, diketahui bahwa nilai koefisien modal adalah 1,981 dan diketahui nilai signifanksinya kurang dari taraf signifikansi 5% (0,05), yaitu 0,007 yang berarti bahwa variabel modal berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi). Artinya, setiap kenaikan 1 persen variabel X1 (modal), akan berpengaruh positif atau menyebabkan peningkatan variabel Y (penyerapan tenaga kerja) sebesar 1,98 orang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi).
Hal ini membuktikan bahwa Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) dapat ditingkatkan lewat peningkatan modal. Artinya, jika modal meningkat, maka Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) dapat meningkat pula.
Pengaruh modal terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar yang positif, pada hasil penelitian ini, mendukung hipotesis yang penulis buat sebelumnya pada bab 2 yang menyatakan bahwa modal berpengaruh positif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan Yanuwardani dan Xxxxxxx (2009) yang menyatakan bahwa modal berpengaruh positif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Tempe di Kota Semarang.
Seperti yang telah dijelaskan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh yanuwardani dan Xxxxxxx, bahwa faktor produksi primer adalah modal dan tenaga kerja. Dalam memproduksi komoditas diperlukan kombinasi kedua faktor produksi ini. Adanya pengaruh positif antara modal dengan penyerapan tenaga kerja, disebabkan oleh penambahan atau peningkatan modal akan memberikan tambahan ruang bagi penyerapan tenaga kerja serta dalam menghasilkan output yang lebih baik dan lebih banyak.
Sama halnya pada penelitian ini, saya menemukan bahwa bagi industri yang memiliki modal lebih besar dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak pula sebab biasanya industri yang telah memiliki modal besar selain melakukan pengadaan alat dan kamera mereka juga biasanya telah memiliki studio atau tempat terpisah untuk menjalankan usaha mereka, dimana pada tempat tersebut membutuhkan tenaga ekstra diluar dari fotografer maupun videografer untuk menjalankan kegiatan administrasi pada studio atau tempat tersebut.
Meningkatnya modal berarti pula meningkatkan alat-alat produksi (barang modal), baik dalam segi kualitas (misalnya meng-upgrade alat produksi ke yang lebih modern) maupun dalam segi kuantitas (misalnya menambah unit alat
produksi). Alat-alat produksi yang lebih modern akan menghasilkan output yang lebih banyak secara efisien, begitu pun apabila menambahkan unit alat-alat produksi. Misalnya menambah unit alat pencetak foto, akan menghasilkan output yang lebih banyak dari sebelum alat pencetak foto ditambah. Dengan adanya alat produksi yang lebih modern atau bertambahnya unit alat produksi, maka tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoprasikan unit tersebut berpotensi untuk bertambah agar pengerjaan yang dilakukan dapat lebih mudah dan efisien.
Akan tetapi, penambahan modal haruslah proporsi dengan penambahan input lainnya, sebab jika hanya modal yang terus ditingkatkan atau ditambahkan sementara input produksi yang lain tidak bertambah atau konstan, maka produksi akan sampai pada satu titik dimana ketidakefisienan terjadi. Hal ini dikarenakan akan tercipta ruang di mana tenaga kerja tidak mampu mengelola modal yang ada sebab jumlah modal dan tenaga kerja sangat timpang. Akan ada modal yang “menganggur”.
4.5.2 Pengaruh Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar.
Berdasarkan hasil dari regresi yang telah dilakukan pada Tabel 4.11, diketahui bahwa nilai koefisien upah adalah 1,958 dan diketahui nilai sig-nya lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0,05), yaitu 0,046 yang berarti bahwa variabel upah berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi). Artinya, setiap kenaikan 1 persen variabel X2 (Upah), akan berpengaruh positif atau menyebabkan peningkatan variabel Y (penyerapan tenaga kerja) sebesar 1,95 orang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa upah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi).
Hal ini membuktikan bahwa Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) dapat ditingkatkan lewat peningkatan upah. Artinya, jika upah meningkat, maka Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) dapat meningkat pula. Pengaruh upah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub- Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar yang positif, pada hasil penelitian ini, mendukung hipotesis yang penulis buat sebelumnya pada bab 2 yang menyatakan bahwa upah berpengaruh positif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan Budiawan (2013) yang menyatakan bahwa upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Industri Pengolahan Ikan di Kabupaten Demak.
Dimana sama halnya dengan hasil penelitian ini, diharapkan Dengan jumlah upah yang dibayarkan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan sehingga perusahaan akan semakin berkembang.
4.5.2 Pengaruh Teknologi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar.
teknologi Ekonomi
Berdasarkan hasil dari regresi yang telah dilakukan pada Tabel 4.11xxxx, diketahui bahwa nilai koefisien Teknologi adalah 0,103 dan diketahui nilai sig-nya kurang dari taraf signifikansi 5% (0,05), yaitu 0,906 yang berarti bahwa variabel berpengaruh negatif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar.
Hal ini membuktikan bahwa bertambahnya jumlah teknologi yang dimiliki oleh suatu pelaku usaha fotografi dan videografi dalam hal ini penambahan jumlah kamera professional atau DSLR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penambahan jumlah tenaga kerja pada usaha tersebut. Penambahan jumlah teknologi hanya akan meningkatkan kualitas output dari perusahaan tersebut, tanpa berpengaruh langsung dengan penambahan jumlah tenaga kerjanya. Sebab penggunaan teknologi khususnya kamera professional ataupun DSLR akan digunakan secara pribadi oleh pemilik usaha tersebut, dengan alasan pelaku usaha tersebut mendirikan usahanya dengan mengandalkan hasil kutipan gambarnya sebagai standar kualitas dan ciri khas dari masing-masing rumah usaha.
pada hasil penelitian ini, tidak sesuai dengan hipotesis yang penulis buat sebelumnya pada bab 2 yang menyatakan bahwa diduga ada pengaruh postif pada Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif (Sub-Sektor Fotografi dan Videografi) di Kota Makassar apabila terjadi penambahan variable teknologi.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Modal berpengaruh positif terhadap permintaan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi). Artinya, jika modal ditingkatkan, maka ikut meningkatkan permintaan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
2. Upah berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri musik di Kota Makassar. Artinya peningkatan atau penurunan upah akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
3. Teknologi berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi), artinya peningkatan atau penurunan jumlah unit teknologi tidak akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja secara signifikan pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di Kota Makassar.
5.2 Saran
Adapun saran untuk hasil penelitian ini adalah :
1. Pelaku usaha disarankan untuk meningkatkan jumlah modal awal mereka agar dapat memberikan hasil yang lebih efisien dalam produksi jasa mereka, akan tetapi jumlah modal yang digunakan ada
baiknya dalam kategori yang balance dan tidak mengesampingkan modal awal dalam penyewaan tenaga kerja.
2. Upah yang diberikan oleh pelaku usaha sebaiknya sesuai dengan upah minimum regional atau bahkan lebih agar dapat memberikan kesejahteraan pada pekerja serta dapat memberikan kestabilan dalam kehidupan sehari – hari mereka serta menanamkan pola pikir yang menganggap bahwa industri fotografi dan videografi merupakan industri kerja yang menjanjikan. Sehingga para tenaga kerja dapat Bersama-sama saling memberikan produksi jasa yang baik.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen lain, diluar variabel yang digunakan pada penelitian ini, yang dianggap mempengaruhi kesempatan kerja pada pada sektor ekonomi kreatif (sub-sektor fotografi dan videografi) di kota Makassar seperti halnya variable skill, minat, kualitas ataupun jenis kamera yang digunakan oleh pelaku usaha dan variable pendukung lainnya.
4. Untuk pemerintah, saya sarankan untuk dapat lebih melirik sektor ekonomi kreatif di Kota Makassar terkhsusnya (sub-sektor fotografi dan videografi) agar terciptanya solusi bagi meledaknya jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja di kota Makassar.
DAFTAR PUSTAKA
Xxxxxxxx, Xxxxx. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil (Studi Kasus Pada Industri Krupuk Rambak di Kelurahan Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto)”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya,Malang.
Xxxxx, I Xxxx Xxxxx M dan Xxxxx, Xxxxx Xxxxxxxxx. 2013. “Pengaruh Tingkat Upah, Tenaga Kerja dan Modal Kerja terhadap Produksi Industri Pakaian Jadi Tekstil (Studi Kasus di Kota Denpasar)”. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 2[8]: hal 393-400.
Xxxxxx, Xxxxxxxx. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. STIE YKPN. Badan Pusat Statistik Kota Makassar. 2017. Makassar Dalam Angka 2017.
. 2015. Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015
Tahunan
. 2017. Statistik Daerah Kota Makassar
2017.
. 2016. Profil Industri Mikro Dan Kecil 2016.
Xxxxxxxx, Xxxx. 2013. “Faktor-Xxxxxx Xxxx Mempengaruhi Penyerapan tenaga Kerja Terhadap Industri Kecil Pengolahan Ikan Di Kabupaten Demak”, Economics Development Analysis Journal, Vol.2 No.1: hal 1-8.
Bobirca, A dan Draghici, A. 2011. “Creativity and Economic Development”. World Academy of Science, Engineering and Technology : hal 887-892.
Boston's Creative Economy. 2005. Creativity: Boston's Core Business. [Kuliah] BRA/Research.
British Council. 2010. “Mapping The Creative Industries: A Toolkit”. Creative and Cultural Economy Series 2.
Cahyadi, Luh Xxxx Xxxxxxxxxx. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kreatif Kota Denpasar.
Xxxxxxx, Xxxxxxxx dan Xxxxxxxx, Xxxxxxx. 2006. Enabling or Inhibiting the Creative Economy: The Role Of The Lokal And Regional Dimensions In England. [Working Paper] Economic Geography Research Group.
Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2009. Studi Industri Kreatif Indonesia.
Xxxx, Merlynda. 2009. “Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Output Sektor Industri Di Kabupaten Bekasi” (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Dimas dan Xxxxxxx, Xxxxx. 2009. “Penyerapan Tenaga Kerja di DKI Jakarta”,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.16 No.1: hal 32-41.
European Commission. 2005. The New SME Definition. Enterprise and Industri Publications.
Fadliilah, Xxxx Xxx dan Xxxxxxx, Xxxxxxxxx Dwi. 2012. “Analisis Penyerapan Flach, Torberg. 2010. “The Elasticity of Labor Supply at the Establishment Level”,
Journal of Labour Economics Vol.28 No.2: hal 237-266.
Xxxxx, Xx. 2008. “Strategies For Creative Industries: An International Review”, Creative Industries Journal Vol. 1 No.2: hal: 91-113.
Xxxxxxxx, Xxxxx dan Xxxxxx Xxxxxxx. 2007. “A Critique Of Definitions Of The Cultural And Creative Industries In Public Policy”, International Journal of Cultural Policy Vol. 13 No.1: hal 17-31.
Geria, I Wayan. 2009. Kota Kreatif Berbasis Budaya Unggulan Pendekatan Konsepsual. Denpasar: BAPPEDA Kota Denpasar.
Nurafuah. 2015. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Usaha Kecil Dan Menengah ( Ukm ) Di Provinsi Jawa Tengah
Tim Peneliti SMERU. 2001. Dampak Kebijakan Upah Minimum Terhadap Tingkat Upah Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Daerah Perkotaan Indonesia.
SMERU. Laporan Penelitian.
Xxxxxxx, Xxxxxxxxx dan Xxxxx XX, H. Edy. 2009. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Di Jawa Tengah (Pendekatan Demometrik). [Online]. eprints. und xx.xx.xx/... / JURNAL_OSTINASIA_TINDAON_C2B00604 [diunduh : 25 Februari 2013]. Xxxx, Xxxxx. 2010. “Peranan Upah, Xxxxxxxx, dan Kepuasan Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Manufaktur”, Jurnal hipotesis Edisi Februaari 2010.
W, Xxxx Xxxxxxxxxxx dan Xxxxx Xxxxxxx. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Ekonomi Teriiadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kectl Tempe Di Kota Semarang, 20, 190-201.
Yanuwardani W, Xxxx dan Xxxxxxx, Xxxxx. 2009. “Analisis Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Tempe Di Kota Semarang”, Media Ekonomi dan Manajemen Vol.20 No.2: 190201.
Xxxxxxxxxx, Ni Xxxx Xxx. 2013. “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi Terhadap Produksi Industri Kerajinan Ukiran Kayu Di Kecamatan Ubud” E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol. 2 No.2: hal 95-101.
Xxxxxxx, M Taufik. 2007. “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil (Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang)” (Tesis). Semarang : Universitas Diponogoro.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Judul Penelitian
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR EKONOMI KREATIF DI KOTA MAKASSAR (sub-sektor FOTOGRAFI DAN VIDEOGRAFI)
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih untuk waktu yang disediakan oleh Bapak/Ibu. Saya mahasiswa Universitas Hasanuddin Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi yang sedang melakukan penelitian mengenai Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Ekonomi Kreatif di Kota Makassar (Sub- Sektor Fotografi dan Videografi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap penyerapan angkatan kerja pada sub-sektor fotografi dan videografi di kota Makassar.
Kuisioner ini hanya dapat diisi oleh pemilik usaha atau representative dari industri kreatif tersebut, saya dapat menjamin bahwa jawaban yang Anda berikan akan bersifat rahasia dan hanya akan dipergunakan untuk penyelesaian studi.
Terima kasih.
KUESIONER
No. Responden :
BIODATA
1. Nama :……………………………………………………
2. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
3. Status :
Kawin
Belum Kawin
4. Umur (Tahun)
5. Alamat :…………………………………………………...
6. No Telepon :……………………………………………...........
7. Pendidikan :
SLTA/SMK
Nama Sekolah :…………………………………………………….
Jurusan :…………………………………………………….
Tahun :……….-……….
DIPLOMA I/II/III
Jurusan :………………………………………………………..
Fakultas :………………………………………………………..
Universitas :………………………………………………………..
Tahun :..............-…………..
S1 (Sarjana Strata Satu)
Jurusan :………………………………………………………..
Fakultas :………………………………………………………..
Universitas :………………………………………………………..
Tahun :..............-…………..
8. Jenis Usaha
:Fotografi Videografi
Fotografi dan Videografi
9. Nama Usaha :
10. Tahun Berdiri :
11. Alamat Usaha :
12. Jumlah pegawai :
PERTANYAAN
Variabel Penyerapan Tenaga Kerja
1. Sudah berapa lama anda berkecimpung dalam bidang usaha anda saat ini?
Jawab :……………Tahun… Bulan
2. Berapakah jumlah pegawai anda saat awal merintis usaha dan saat ini?
Jawab …………………………………………………
3. Berapa Rata-Rata jumlah tenaga kerja yang anda gunakan pada usaha anda dalam 1 Bulan?
Jawab :………………………………………………..
4. Berapa lamakah waktu/jam kerja anda dan staff/pegawai anda serta jumlah permintaan (orderan/costumer) pada unit usaha anda ?
Jawab : /Hari (Jam Kerja)
/Bulan (Permintaan)
Lainnya …………………………………………………………………..
5. Apakah jumlah orderan anda berpengaruh dalam penentuan jumlah tenaga kerja anda?
Jawab :
Variabel Modal
6. Berapa total Modal yang anda keluarkan saat pertama kali anda merintis usaha anda?
Jawab: Rp…………………………
7. Berapa total modal kerja yang dikeluarkan oleh usaha anda dalam 1 bulan?
Jawab :Rp………………………..
8. Pada unit usaha anda modal yang anda keluarkan lebih cenderung anda alokasikan dalam melakukan upgrade ataukah maintenance/perbaikan pada alat (kamera, lighting, dsb) tersebut?
Jawab :
Variabel Tingkat Upah
9. Berapa jumlah gaji/upah yang anda peroleh sebagai owner pada usaha anda?
Jawab: Rp…………………………….
10. Berapa standar gaji/upah yang anda bayarkan kepada staff/pegawai anda?
Jawab: Rp…………………………….
11. Sistem pembayaran gaji/upah seperti apa yang anda terapkan pada pada usaha anda?
Jawab : Tahunan / Bulanan
Variabel Teknologi
12. Berapakah jumlah teknologi (Kamera, Lighting, Computer, dsb) yang usaha anda miliki saat ini?
Jawab Unit
13. Apakah dengan bertambahnya jumlah teknologi yang anda gunakan berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja yang anda pekerjakan?
Jawab: Ya Tidak
14. Seberapa sering anda mengganti atau menambahkan peralatan anda saat ini dengan peralatan yang baru?
Jawab: Menganti / Menambahkan ………………………………………………
15. Apakah jenis usaha yang Anda geluti saat ini ialah merupakan jenis usaha yang sesuai dengan ekspektasi anda sebelum merintisnya?
Jawab: Ya Tidak
16. Apa jenis pekerjaan yang anda inginkan sebelum mendapatkan pekerjaan yang anda geluti saat ini
Jawab:
PNS
Swasta
………………..
Catatan Tambahan Penulis :
Lampiran 2
Tabulasi Data Responden analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif di Kota Makassar (sub-sektor fotografi dan videografi)
No | Y (Peny. TK)/ orang | X1 (Modal/Rupiah) | X2 (Tingkat Upah (Rp) /Bulan) | X3 (Teknologi kamera/unit) |
1 | 10 | 45000000 | 2500000 | 6 |
2 | 10 | 50000000 | 2500000 | 9 |
3 | 3 | 10000000 | 1000000 | 4 |
4 | 5 | 15000000 | 1500000 | 2 |
0 | 0 | 00000000 | 0000000 | 4 |
6 | 11 | 20000000 | 3000000 | 3 |
7 | 3 | 10000000 | 3000000 | 3 |
8 | 5 | 20000000 | 2000000 | 6 |
9 | 6 | 50000000 | 2400000 | 3 |
10 | 9 | 40000000 | 4200000 | 4 |
11 | 3 | 10000000 | 2000000 | 3 |
12 | 7 | 25000000 | 4000000 | 4 |
13 | 6 | 50000000 | 3000000 | 2 |
14 | 7 | 20000000 | 4500000 | 10 |
15 | 4 | 15000000 | 3000000 | 3 |
16 | 6 | 60000000 | 2000000 | 6 |
17 | 3 | 10000000 | 2000000 | 5 |
18 | 5 | 15000000 | 1600000 | 3 |
19 | 0 | 00000000 | 0000000 | 0 |
20 | 9 | 10000000 | 2500000 | 2 |
21 | 0 | 00000000 | 0000000 | 0 |
22 | 7 | 25000000 | 4000000 | 4 |
23 | 6 | 23000000 | 3500000 | 5 |
24 | 9 | 40000000 | 4200000 | 5 |
25 | 3 | 10000000 | 1400000 | 3 |
26 | 6 | 23000000 | 3500000 | 3 |
27 | 5 | 15000000 | 1600000 | 3 |
28 | 4 | 13000000 | 1500000 | 4 |
29 | 10 | 00000000 | 0000000 | 0 |
30 | 3 | 10000000 | 1400000 | 2 |
Lampiran 3
Variables Entered/Removeda | |||
Model | Variables Entered | Variables Removed | Method |
1 | X3, X2, X1b | . | Enter |
a. Dependent Variable: Y | |||
b. All requested variables entered. |
Model Summary | ||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | ,729a | ,531 | ,477 | 1,74394 |
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 |
ANOVAa | ||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 89,625 | 3 | 29,875 | 9,823 | ,000b |
Residual | 79,075 | 26 | 3,041 | |||
Total | 168,700 | 29 | ||||
a. Dependent Variable: Y | ||||||
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 |
Coefficientsa | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | -56,309 | 12,980 | -4,338 | ,000 | |
X1 | 1,981 | ,675 | ,486 | 2,935 | ,007 | |
X2 | 1,958 | ,933 | ,335 | 2,099 | ,046 | |
X3 | ,103 | ,866 | ,018 | ,119 | ,906 | |
a. Dependent Variable: Y |