PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PERIODE II TAHUN ANGGARAN 2020
PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PERIODE II TAHUN ANGGARAN 2020
NOMOR : 1493- Int-KLPPM/UNTAR/XI/2020
Pada hari ini Senin tanggal 23 bulan November tahun 2020 yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Ir. Jap Tji Beng, MMSI, Ph.D.
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Alamat : Xx. Xxxxxx X. Xxxxxx Xx. 0 Xxxxxxx Xxxxx 00000
selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. Nama : Xxxxx Xxxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA Jabatan : Dosen Tetap
Fakultas : Ekonomi
Alamat : Xx. Xxxxxxx Xxxxx Xxxxx, Xx. 0 Xxxxxxx Xxxxx 00000
Bertindak untuk diri sendiri dan atas nama anggota pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat:
a. Nama : Xxxxxxx Xxxxx, S.E., M.M., Ak., CPA., CPMA., CA Jabatan : Dosen Tetap
b. Nama : Xxxxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxx, S.E., M.Ak., Ak., CA., BKP Jabatan : Dosen Tetap
selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat mengadakan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat sebagai berikut:
Pasal 1
(1). Pihak Pertama menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat atas nama Universitas Tarumanagara dengan judul “Activity Based Budgeting Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Keuangan”
(2). Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan berdasarkan perjanjian ini dan Perjanjian Luaran Tambahan PKM.
(3). Perjanjian Luaran Tambahan PKM pembiayaannya diatur tersendiri.
Pasal 2
(1). Biaya pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud Pasal 1 di atas dibebankan kepada Pihak Pertama melalui anggaran Universitas Tarumanagara.
(2). Besaran biaya pelaksanaan yang diberikan kepada Pihak Kedua sebesar Rp 8.000.000,- (Delapan juta rupiah), diberikan dalam 2 (dua) tahap masing-masing sebesar 50%.
(3). Pencairan biaya pelaksaaan Tahap I akan diberikan setelah penandatangangan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(4). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap II akan diberikan setelah Pihak Kedua melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, mengumpulkan
laporan akhir, logbook, laporan pertanggungjawaban keuangan dan luaran/draf luaran.
(5). Rincian biaya pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) terlampir dalam Lampiran Rencana dan Rekapitulasi Penggunaan Biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian ini.
Pasal 3
(1). Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan dilakukan oleh Pihak Kedua sesuai dengan proposal yang telah disetujui dan mendapatkan pembiayaan dari Pihak Pertama.
(2). Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam Periode II, terhitung sejak Juli-Desember Tahun 2020
Pasal 4
(1). Pihak Pertama mengadakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Pihak Kedua.
(2). Pihak Kedua diwajibkan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
(3). Sebelum pelaksanaan monitoring dan evaluasi, Pihak Kedua wajib mengisi lembar monitoring dan evaluasi serta melampirkan laporan kemajuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dan logbook.
(4). Laporan Kemajuan disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(5). Lembar monitoring dan evaluasi, laporan kemajuan dan logbook diserahkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Pasal 5
(1). Pihak Kedua wajib mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran/draf luaran.
(2). Laporan Akhir disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(3). Logbook yang dikumpulkan memuat secara rinci tahapan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
(4). Laporan Pertanggungjawaban yang dikumpulkan Pihak Kedua memuat secara rinci penggunaan biaya pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat yang disertai dengan bukti-bukti.
(5). Luaran Pengabdian Kepada Masyarakat yang dikumpulkan kepada
Pihak Kedua berupa luaran wajib dan luaran tambahan.
(6). Luaran wajib hasil Pengabdian Kepada Masyarakat berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan di Xxxxxx Xxxxx, jurnal ber-ISSN atau prosiding nasional/internasional.
(7). Selain luaran wajib sebagaimana disebutkan pada ayat (6) di atas,
Pihak Kedua wajib membuat poster untuk kegiatan Research Week. (8). Draft luaran wajib dibawa pada saat dilaksanakan Monitoring dan
Evaluasi (Monev) PKM.
(9). Batas waktu pengumpulan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran adalah Desember 2020
Pasal 6
(1). Apabila Pihak Kedua tidak mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan Luaran sesuai dengan batas akhir yang disepakati, maka Pihak Pertama akan memberikan sanksi.
(2). Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) proposal pengabdian kepada masyarakat pada periode berikutnya tidak akan diproses untuk mendapatkan pendanaan pembiayaan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Pasal 7
(1). Apabila terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah.
(2). Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diserahkan kepada Pimpinan Universitas Tarumanagara.
(3). Keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini bersifat final dan mengikat.
Demikian Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dibuat dengan sebenar-benarnya pada hari, tanggal dan bulan tersebut xxxxxx xxxxx xxxxxx 0 (xxxx), yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pihak Pertama
Pihak Kedua
Ir. Jap Tji Beng, MMSI, Ph.X. Xxxxx Xxxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA
RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
Rencana Penggunaan Biaya | Jumlah |
Honorarium | Rp 0,- |
Xxxxxxxxxxx Xxxxxxxx | Rp 8.000.000,- |
REKAPITULASI RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
NO | POS ANGGARAN | TAHAP I (50 %) | TAHAP II (50 %) | JUMLAH |
1 | Honorarium | Rp 0,- | Rp 0,- | Xx 0,- |
0 | Xxxxxxxxxxx Xxxxxxxx | Rp 4.000.000,- | Rp 4.000.000,- | Rp 8.000.000,- |
Jumlah | Rp 4.000.000,- | Rp 4.000.000,- | Rp 8.000.000,- |
Jakarta, 25 November 2020 Pelaksana PKM
(Xxxxx Xxxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA)
LAPORAN AKHIR
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG DIAJUKAN KE LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
ACTIVITY BASED BUDGETING SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PT KAPUR PUTIH LAMPUNG
Disusun oleh:
Ketua Tim
Xxxxx Xxxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA (10198012)
Anggota:
Xxxxxxx Xxxxx, S.E., M.M., Ak., CPA., CPMA., CA (10195010)
Xxxxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxx, S.E., M.Ak., Ak., CA., BKP (10115005)
PRODI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
DESEMBER 2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Periode II/Tahun 2020
1. Judul : ACTIVITY BASED BUDGETING SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PT KAPUR PUTIH LAMPUNG
2. Nama Mitra PKM : PT. Kapur Putih Lampung
3. Ketua Tim PKM
a. Nama dan gelar : Xxxxx Xxxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA
b. NIDN/NIK : 0326077301 / 10198012
c. Jabatan/gol. : Lektor Kepala
d. Program studi : S1Akuntansi
e. Fakultas : Ekonomi
f. Bidang keahlian : Akt. Keuangan, Akt. Manajemen
g. Alamat kantor : Jl. Tanjung Duren Utara No.1
h. nmor HP/Tlp 0818162222
4. Anggota Tim PKM (Dosen)
a. Jumlah anggota : Dosen 2 orang
b. Nama anggota 1/Keahlian : Xxxxxxx Xxxxx/Akt.Keu,Sistem Akt,Audit
c. Nama anggota 2/Keahlian : Xxxxxxx X.X/Sistem Akt,Perpajakan
5. Anggota Tim PKM (Mahasiswa) : Mahasiswa 1 orang
a. Nama mahasiswa dan NIM : Jocevine Xxxxxx 125190075
6. Lokasi Kegiatan Mitra :
a. Wilayah mitra : Gading Serpong
b. Kabupaten/kota : Tangerang
c. Provinsi : Banten
d. Jarak PT ke lokasi mitra : 40 km
7. Luaran yang dihasilkan
a. Luaran Wajib : Proceeding Serina
b. Luaran Tambahan : Artikel di Pintar
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : Juli- Desember
9. Biaya yang disetujui LPPM : Rp. 8.000.000
Menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Jap Tji Beng, Ph.D
Jakarta, 20 Desember 2020
Ketua Xxx Xxxxusul
Xxxxx Xxxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA
NIK:10381047 NIK : 10198012
RINGKASAN
Salah satu alat untuk melakukan perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan adalah melalui penerapan activity based budgeting. Melalui penerapan activity based budgeting yang benar diharapkan setiap aktivitas kegiatan perusahaan dapat terkontrol dan terkendali dengan baik. Target khusus pembuatan sistem informasi perencanaan dan pengendalian anggaran ini adalah untuk membantu perusahaan melakukan perencanaan keuangan berdasarkan aktivitas dan dapat mengevaluasi kinerja dari perusahaan melalui perbandingan anggaran dan realisasi kegiatan keuangan perusahaan. Sistem ini memiliki fungsionalitas untuk pembuatan anggaran keuangan yang terdiri dari anggaran produksi, penjualan, pembelian, penggajian dan overhead perusahaan berdasarkan aktivitas. Metode yang dipakai dengan memberikan penyuluhan, pelatihan dan implementasi penyusunan activity based budgeting untuk meningkatan perencanaan dan pengawasan aktivitas keuangan perusahaan. Dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ini diharapkan seluruh bagian dalam organisasi dapat mengontrol dan mengendalikan aktifitasnya dan memberikan informasi yang lebih transparan bagi masing-masing bagian maupun bagi manajemen, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan.
Keyword: activity based budgeting, Penyusunan budgeting, Perencanaan dan Pengawasan, aktifitas Perusahaan.
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmatnya akhirnya penelitian/pengabdian kepada masyarakat ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari dapat terselesaikannya penelitian ini berkat bantuan dari berbagai pihak mulai dari saat persiapan, proses maupun penyelesaian penelitian ini. Untuk itu dalam kesempatan ini ijinkan kami menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat beserta staff, Rektor, Dekan dan Wakil Dekan, Kepala Jurusan Akuntansi, Kepala Program Studi Akuntansi, dan manajemen dan seluruh karyawan PT Kapur Putih Lampung yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi sistem dan dilakukannya penyuluhan.
Kami menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna namun diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu. Kami juga berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
Jakarta, Desember 2020
Penyuluh
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Pengesahan ……….………………………………………….. ii
Ringkasan ………………………………………………………………. iii
Prakata ………………………………………………………………….. iv
Daftar Isi ………………………………………………………………... v
BAB I Pendahuluan …………………….…………………………… 1
BAB II Solusi Permasalahan dan Luaran .…………………………… 3
BAB III Metode Pelaksanaan …………….……………………………. 4
BAB IV Hasil dan Luaran yang Dicapai ……………….…………….. 6
BAB V Kesimpulan dan Xxxxx …………..………………………….. 8
Daftar Pustaka 9
BAB 1 PENDAHULUAN
• Analisis Situasi
Anggaran merupakan penjabaran program dari rangkaian perencanaan yang telah dibuat kedalam nilai uang. Karena itu, anggaran sangat penting dan berperan dalam sistem perencanaan, pengendalian manajemen untuk mencapai kinerja yang efektif. Melalui penganggaran, perusahaan dapat menggambarkan pendapatan dan pengeluaran masa depan yang diharapkan, dan hasil menerjemahkan aktivitas organisasi yang direncanakan di masa depan. Penerjemahan aktivitas tidak dapat dilakukan oleh sistem anggaran tradisional. Karena, sistem penganggaran tradisional hanya melihat tingkat biaya saat ini dan menyesuaikan inflasi serta perubahan pendapatan untuk menghasilkan anggaran tahunan. Menurut Xxxx (2017), memahami basis biaya merupakan hal penting dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengendalian. Basis biaya mencakup biaya langsung untuk melakukan suatu aktivitas, dan biaya overhead (atau tidak langsung) untuk mendukung aktivitas tersebut. Biaya langsung adalah biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung dengan pemberian layanan atau pekerjaan proyek seperti biaya upah atau peralatan dan materi pelatihan. Sedangkan biaya tidak langsung (overhead) adalah biaya-biaya yang tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan pemberian layanan atau pekerjaan proyek, dan biaya ini merupakan bagian integral dari organisasi, membantu memberikan hasil dan mendukung organisasi. Contoh biaya overhead adalah biaya administrasi, keuangan, sumber daya manusia, pengembangan/penggalangan dana, pemasaran dan teknologi informasi. Biaya ini harus dialokasikan pada proporsi yang adil dan setara untuk setiap aktivitas. 5 hal yang perlu diidentifikasi & dipertimbangkan dalam Implementasi ABB (Xxxx, 2017):
1. Aktivitas apa yang sedang atau perlu dilakukan.
2. Seberapa efisien aktivitas tersebut dilakukan dan seperti apa kualitas dan standarnya.
3. Apa yang mendorong tingkat sumber daya yang diperlukan untuk melakukan setiap aktivitas
4. Hubungan antara pemicu biaya dan penyebab dasarnya.
5. Bagaimana pemicu dapat diubah dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi sumber daya aktivitas yang diperlukan.
Menurut Xxxxxxx,(2013) penganggaran yaitu anggaran yang berfungsi untuk menentukan rencana dana yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan sehingga dana dapat digunakan dengan seefisien mungkin. Terdapat pengembangan aplikasi penganggaran yang dilakukan sebelumnya diantaranya aplikasi perencanaan anggaran dan realisasi harga pokok produksi yang menghasilkan laporan realisasi anggaran (Sukma,2015). Isnaeni (2016) membuat materi aplikasi anggaran dan realisasi biaya produksi menggunakan platform android yang menghasilkan laporan realisasi anggaran dan laporan hasil analisis varian, perencanaan dan realiasi anggaran yang menghasilkan laporan realiasi anggaran juga dikembangkan oleh Xxxxxxx (2016). Metode Activity Based Budget juga telah menjadi perhatian penelitian sebelumnya dimana dengan menggunakan metode Activity Based Budgeting (ABB) memiliki keuntungan pada cara menghitung biaya. Hal ini diterapkan pada penelitian Capusneanu (2013) dalam setiap proses. Activity Based Budgeting dapat menentukan perencanaan biaya sampai ke tingkat masing-masing kegiatan dan membandingkan biaya yang efektif dengan biaya yang direncanakan. Activity Based Budgeting menggunakan faktor unit produksi atau volume pekerjaan dalam perhitungannya, serta menawarkan perkiraan yang lebih jelas mengenai biaya saat ini dan sumber daya yang diperlukan untuk produksi, Pietrzak (2013) melakukan perbandingan antara metode tradisional dengan metode Activity Based Budget di perusahaan bukan manufaktur. Berdasarkan hal tersebut, dibangun aplikasi perencanaan dan evaluasi anggaran produksi menggunakan metode Activity Based Budgeting. Dengan adanya aplikasi ini, dapat membantu perusahaan dalam penyusunan perencanaan produksi yang terdiri dari anggaran produksi, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran harga pokok produksi berdasarkan aktivitas serta realisasi dari perencanaan produksi. Aplikasi ini dapat menyajikan laporan berupa jurnal, buku besar, laporan realisasi anggaran, perbandingan laporan anggaran dan realiasi, serta hasil evaluasi dari perbandingan perencanaan dan realisasi. Dengan menggunakan aplikasi ini
mempermudah dalam proses pembuatan perencanaan produksi, proses pengolahan transaksi, dan data perusahaan dapat tersimpan secara teratur. Kebutuhan informasi yang akurat dan tepat waktu diperlukan dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan.
PT Kapur Putih Lampung pusatnya berlokasi di Bandar Lampung Office, factory Negri Katon Pesawaran yang memproduksi produk-produk kapur dan mempunyai unit usaha didaerah Gading Serpong Tangerang. Kami mengadakan pertemuan dengan manajemen unit usaha PT Kapur Putih Lampung dan sekalian survey lapangan, di Ruko L’AGRICOLA Blok C/20 Gading Serpong Curug Sangereng Kelapa Dua Tangerang. Dari pertemuan kami dengan pihak manajemen, maka dapat kami ketahui keadaan dari unit usaha PT Kapur Putih Lampung bahwa selama ini perusahaan sudah menerapkan budgeting yang secara umum diterapkan oleh banyak perusahaan. Penerapan budgeting yang diterapkan perusahaan kurang efektif untuk perencanaan dan pengendalian anggaran . Anggaran disusun selama ini hanya berdasarkan realisasi tahun sebelum, ditambahkan dengan tingkat inflasi yang ada dan pengalokasian beban diterapkan berdasarkan estimasi seperti beban listrik yang dibebankan kepada bagian produksi 65%, Pemasaran 20% dan administrasi 15%.
Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan maka kami Tim Dosen Universitas Tarumanagara mengusulkan penyusunan budgeting berdasarkan aktivitas. Disini langkah pertama yang kita lakukan, dengan membuang activity non value added sehingga menghasilkan activity based management. Jadi fokusnya akan lebih strategik bukan ke budget saja, dimana budget dianggap hanya sebagai akibat activity artinya budget tidak bisa hanya sekedar angka-angka saja tetapi harus dialokasikan berdasarkan aktivitas. Sebagai langkah awal maka akan dilakukan review terhadap aktivitas mana yang memberikan value added dan mana yang tidak, setelah itu baru akan disusun budgetnya.
• Permasalahan Mitra
Berdasarkan analisis situasi saat bertemu dengan pimpinan perusahaan dan staf yang terkait, maka permasalahan mitra yang muncul dengan sistem budgeting yang disusun secara tradisional/ Incremental budget yang hanya berdasarkan pendapatan dan pengeluaran masing-masing bagian dalam perusahaan. Dimana masing-masing bagian membuat anggaran berdasarkan pendapatan atau beban tahun-tahun sebelumnya ( menaikkan anggaran dengan prosentase tertentu), sehingga banyak penyimpangan dan ketidaktepatan alokasi biaya. Seringkali untuk biaya-biaya yang dipakai secara bersama-sama dialokasikan berdasarkan estimasi. Biaya terkadang melebihi anggaran yang telah disusun dikarena masalah atau inefisiensi dalam aktivitas perusahaan dan terkadang realisasinya terlalu
kecil. Hal ini sangat sulit bagi management untuk mendapatkan pembebanan biaya-biaya yang riil. Selayaknya biaya atau alokasi biaya didasarkan pada kegiatan atau aktivitas yang dilakukan. Penyusunan anggaran yang selama ini dikerjakan dirasakan kurang efektif untuk perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan, baik dari bagian penjualan, bagian pembelian, bagian produksi, bagian sumber daya manusia (HRD) dan bagian keuangan akuntansi. Banyak penyimpangan antara anggaran dan realisasinya, serta banyak inefisiensi yang terjadi dalam aktivitas perusahaan.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan dengan pihak manajemen PT Kapur Putih Lampung, kami tim dosen mengambil kesimpulan dimana perusahaan memerlukan penyusunan anggaran yang efektif dalam perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan. Oleh karena itu, kami sarankan kepada manejemen untuk menyusun anggaran berdasarkan activity based budgeting Penganggaran berbasis fungsional (functional based budgeting) dan penganggaran berbasis sifat (characteristic based budgeting) disebut dengan penganggaran tradisonal/konvensional (Traditional/convensional budgeting), Penganggaran tradisonal menggunakan metode full costing dan metode variabel, sedangkan penganggaran berbasis aktivitas menggunakan metode penghargapokokan berbasis aktivitas, Adapun beda penganggaran Incremental budgeting/tradisional yang sudah diterapkan oleh perusahaan dengan penganggaran berbasis aktivitas yang kami sarankan antara lain:
1. Dalam penganggaran tradisional perusahaan memperlakukan aktivitas pemasok dan pelanggannya berdasarkan kondisi yang telah ditentukan dalam anggaran (tidak secara formal mempertimbangkan pemasok dan pelanggan dalam penganggaran). Penganggaran berbasis aktivitas melakukan koordinasi dengan pemasok dan mempertimbangkan kebutuhan pelanggan dalam proses penganggaran
2. Penganggaran tradisional berfokus pada meminimalkan selisih dan memaksimalkan tanggung jawab kinerja manajer. Penganggaran berbasis aktivitas berfokus pada mengoordinasikan dan meyelaraskan aktivitas penasahaan secara keseluruhan untuk melayani pelanggan.
3. Penganggaran tradisional (fungsional) bertujuan menjalankan bagian dari sistem yang ada dan menyediakan tolak ukur untuk pengendalian pelaksanaan pekerjaan fungsi, Penganggaran berbasis aktivitas bertujuan melakukan perbaikan terhadap sistem (bukan hanya bagian dari sistem) dan meraih peluang bisnis, bukan sekedar penyelesaian masalah bisnis yang dihadapi.
4. Penganggaran tradisional bertujuan melalui alokasi sumber daya berdasarkan ramalan jualan (sales forecast) untuk memenuhi keperluan fungsi. Penganggaran berbasis aktivitas pada pengerahan dan pengarahan seluruh aktivitas ke penciptaan nilai untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Perusahaan dengan multi produk menyadari bahwa semakin banyak jenis produk yang dihasilkan maka semakin banyak driver dari activity based costing yang diperlukan untuk menjelaskan struktur biaya mereka. Untuk itu mereka memerlukan anggaran berbasis aktivitas. Anggaran berbasis aktivitas dimulai dari hasil output yang diharapkan dan kemudian menentukan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan tersebut. Pada anggaran ini ditetapkan anggaran biaya untuk setiap aktivitas yang diperlukan. Oleh karena itu keberhasilan penyusunan anggaran ini ditentukan oleh faktor ketersediaan informasi yang memadai mengenai setiap aktivitas kunci yang terkait dengan proses operasi perusahaan.
BAB II SOLUSI DAN LUARAN
Target dari aktivitas penyuluhan, dan pendampingan bagi perusahaan adalah perusahaan mendapatkan alat perencanaan dan pengendalian yang dapat dijadikan model kerja bagi perusahaan-perusahaan manufaktur lainnya terutama perusahaan yang melakukan penerapan anggaran berdasarkan activity based budgeting.
Target dari aktivitas penyuluhan bagi Fakultas Ekonomi yaitu dapat dijadikan modul bagi pengajaran atau referensi tambahan bagi mata kuliah “ Budgeting ” khususnya activity based budgeting sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan bagi mahasiswa jurusan Akuntansi.
Target dari aktivitas penyuluhan bagi mahasiswa, diharapkan dapat menjelaskan bagaimana penyusunan, penerapan activity based budgeting yang diterapkan oleh perusahaan. Mampu membedakan antara sistem budgeting tradisional dengan sistem budgeting berdasarkan aktivitasnya.
Dengan adanya penyuluhan, pelatihan dan pendampingan ini diharapkan muncul sinergi yang lebih nyata antara dunia pendidikan dan dunia bisnis sehingga kedua belah pihak mendapatkan manfaat untuk kemajuan bersama.
BAB III METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan penyuluhan dan pelatihan mengenai Penerapan activity based budgeting sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan. Selain itu kami juga akan melakukan pendampingan implementasi di setiap analisa penerapan yaitu
1. Anggaran Penjualan (Sales Budget),
2. Anggaran Produksi (Production Budget),
3. Anggaran Bahan Baku Langsung (Direct Material Budget),
4. Anggaran Tenaga Xxxxx Xxxxxxxx (Direct Labor Budget),
5. Anggaran Biaya Overhead (Overhead Budget),
6. Anggaran Biaya Penjualan dan Administrasi Umum (Selling &Administration Expenses Budget),
7. Anggaran Laba Rugi ( Income Statement Budget).
Untuk mendukung implementasi ini, akan dibuatkan pedoman dasar dan sederhana dalam penentuan dan pengelompokan anggaran berdasarkan literatur maupun contoh kasus bagaimana untuk membuat, menganalisa sampai dengan pengambilan keputusan dalam penentuan aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah dan menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Dengan tindakan diatas, diharapkan akan meningkatkan manfaat bagi internal perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan.
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
• Kronologi Kegiatan PKM
Dalam pertemuan lanjutan maka dilakukan penyusunan materi pelatihan, tim telah melakukan survey dan tanya jawab dengan staff dan manajemen perusahaan mengenai kondisi perusahaan, masalah-masalah yang muncul di masing-masing bagian kemudian Xxx melakukan analisa masalah dan menentukan arah untuk mengatasi masalah yang ada, memperhatikan tingkat pengetahuan para staff untuk persiapan penyusunan penyuluhan. Adapun penyusunan materi dilakukan demgan komunikasi dengan internal perusahaan baik melalui telepon, email maupun datang ke kantor perusahaandi Gading Serpong.
Kegiatan penyuluhan dan pembinaan penyusunan Activity Based Budgeting Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Keuangan ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
1. Survey lanjutan dengan datang ke kantor PT Kapur Putih Lampung yang berlokasi di Gading Serrpong-Tangerang untuk mendapatkan kondisi riil dilapangan dan peserta yang akan mendapat penyuluhan.
2. Pembahasan dalam penentuan ruang lingkup materi
3. Pembinaan dan penyusunan Activity Based Budgeting Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Keuangan kepada masing-masing bagian baik manajemen, pembelian, Penerimaan barang, gudang, keuangan dan Akuntansi.
4. Pembuatan dan mendiskusikan materi ajar yang akan dibagikan (Tim dosen)
5. Meminta konfirmasi waktu, jumlah materi kepada ke pihak perusahaan
6. Menggandakan materi penyuluhan (dikirimkan via pos)
7. Melaksanakan penyuluhan (via zoom)
8. Evaluasi hasil penyuluhan dengan tim dosen
Penyusunan Anggaran Operasional :
1. Anggaran Penjualan (Sales Budget)
Anggaran penjualan merupakan anggaran yang pertama kali dibuat dalam anggaran operasional. Anggaran ini menggambarkan proyeksi penjualan
dalam unit dikalikan dengan harga per unit untuk mendapatkan total proyeksi penjualan.
Illustrasi anggaran operasional :
FRESHPAK CORPORATION
ales Budget: | Box C | Box P | Total |
Sales (in units) | 500.000 | 500.000 | |
Sales price per unit | $ 0,90 | $ 1,30 | |
Sales revenue | $ 450.000 | $ 650.000 | $1.100.000 |
2. Anggaran Produksi (Production Budget)
Anggaran produksi menunjukkan jumlah unit yang harus diproduksi selama periode anggaran. Untuk menentukan jumlah yang harus diproduksi juga perlu diperhitungkan saldo persediaan akhir periode lalu yang masih tersisa.
Production Budget (in units): | Box C | Box P | |
Sales | 500.000 | 500.000 | |
Add: Desired ending inventory | 5.000 | 15.000 | |
Total units needed | 505.000 | 515.000 | |
Deduct: Beginning inventory | 10.000 | 20.000 | |
Production requirements | 495.000 | 495.000 |
3. Anggaran Bahan Baku Langsung (Direct Material Budget)
Anggaran bahan baku langsung menunjukkan jumlah unit dan biaya bahan baku yang akan dibeli dan dipergunakan selama periode anggaran.
Raw material budget: | |||
PAPERBOARD | |||
Box C | Box P | Total | |
Production requirements (number of boxes) | 495.000 | 495.000 | |
Raw material required per box (pounds) | 0,30 | 0,70 |
Raw material required for production (pounds) | 148.500 | 346.500 | 495.000 |
Add: Desired ending raw-material inventory | 5.000 | ||
Total raw-material needs | 500.000 | ||
Deduct: Beginning raw-material inventory | 15.000 | ||
Raw material to be purchased | 485.000 | ||
Price (per pound) | $ 0,20 | ||
Cost of purchases (paperboard) | $ 97.000 | ||
CORRUGATING MEDIUM | Total | ||
Box C | Box P | ||
Production requirements (number of boxes) | 495.000 | 495.000 | 247.500 |
Raw material required per box (pounds) | 0,20 | 0,30 | |
Raw material required for production (pounds) | 99.000 | 148.500 | |
Add: Desired ending raw-material inventory | 10.000 | ||
Total raw-material needs | 257.500 | ||
Deduct: Beginning raw-material inventory | 5.000 | ||
Raw material to be purchased | 252.500 | ||
Price (per pound) | $ 0,10 | ||
Cost of purchases (corrugating medium) | $ 25.250 | ||
Total cost of raw-material purchases | $ 122.250 |
4. Anggaran Tenaga Xxxxx Xxxxxxxx (Direct Labor Budget)
Anggaran tenaga kerja langsung menunjukkan jumlah jam dan biaya tenaga kerja langsung yang akan digunakan dalam peridode anggaran.
Direct labor budget: | |||
Box C | Box P | Total | |
Production requirements (number of boxes) | 495.000 | 495.000 | |
Direct labor required per box (hours) | 0,0025 | 0,0050 | |
Direct labor required for production (hours) | 1.237,5 | 2.475,0 | 3.712,5 |
Direct-labor rate | $ 12 | ||
Total direct-labor cost | $ 44.550 |
5. Anggaran Biaya Overhead (Overhead Budget)
Anggaran overhead menunjukkan biaya dari overhead yang dperkirakan akan timbul selama periode anggaran
Manufacturing overhead budget: | |
Indirect material | $ 10.500 |
Indirect labor | 50.000 |
Utilities | 25.000 |
Property taxes | 18.000 |
Insurance | 16.000 |
Depreciation | 29.000 |
Total overhead | $ 148.500 |
6. Anggaran Biaya Penjualan dan Administrasi Umum (Selling &Administration Expenses Budget)
Anggaran ini berisi jumlah pengeluaran untuk biaya penjulan dan administrasi & umum yang direncanakan selama periode anggaran
Selling and administrative expense budget: | |
Salaries and fringe benefits of sales personnel | $ 75.000 |
Advertising | 15.000 |
Management salaries and fringe benefits | 90.000 |
Clerical wages and fringe benefits | 26.000 |
Miscellaneous administrative expenses | 4.000 |
Total selling and administrative expenses | $ 210.000 |
7. Anggaran Laba Rugi ( Income Statement Budget)
Anggaran laba rugi menunjukkan rencana pendapatan dan biaya yang diharapkan selama periode anggaran.
Budgeted income statement: | |||
Sales revenue | $1.100.000 | ||
Less: Cost of goods sold:* | |||
Box C | 105.000 | ||
Box P | 215.000 | 320.000 | |
Gross margin | $ 780.000 | ||
Selling and administrative expenses | 210.000 | ||
Income before taxes | $ 570.000 | ||
Income tax expense | 228.000 | ||
Net income | $ 342.000 | ||
*Calculation of cost of goods sold: | |||
(a) Predetermined overhead rate | |||
Budgeted manufacturing overhead rate | $ 148.500 | ||
Volume of direct-labor hours | 3.712,50 | ||
Rate per hour | $ 40 | ||
(b) Calculation of manufacturing cost per unit: | Box C | Box P | |
Direct material | |||
Paperboard | $0,06 | $0,14 | |
Corrugating medium | 0,02 | 0,03 | |
Direct labor | 0,03 | 0,06 | |
Applied manufacturing overhead | 0,10 | 0,20 | |
Manufacturing cost per unit | $0,21 | $0,43 | |
• Analisis aktivitas (activity analysis) adalah proses identifikasi, penjabaran, dan evaluasi aktivitas yang dilakukan oleh organisasi. Menurut manfaatnya bagi pelanggan, aktivitas dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1). Aktivitas bernilai tambah dan (2) aktivitas tidak bernilai tambah.
a. Aktivitas Bernilai Tambah
Aktivitas bernilai tambah (value-added activity) adalah aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan mempertahankan bisnis. Aktivitas bernilai tambah contohnya aktivitas yang diperlukan (required activity) karena keharusan seperti memenuhi persyaratan pelaporan kepada instansi pajak; aktivitas tersendiri (discretionary activity) adalah aktivitas bernilai tambah bila secara bersamaan memenuhi tiga kondisi: (1) aktivitas yang menghasilkan perubahan, (2) perubahan itu tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya, (3) aktivitas itu memungkinkan aktivitas lainnya dapat dilakukan.
Salah satu contoh aktivitas tersendiri adalah produksi kapur. Aktivitas memecah kapur merupakan aktivitas bernilai tambah karena secara bersamaan memnuhi tiga kondisi, yaitu: (1) menyebabkan perubahan batu kapur yang berupa bongkahan menjadi batu kapur yang lebih kecil , (2) perubahan itu tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya, (3) aktivitas memecah batu kapur memungkinkan aktivitas pengangkutan dapat dilakukan.
Untuk mengurangi biaya, aktivitas bernilai tambah dikelola melalui:
1. Pemilihan aktivitas (activity selection) adalah pemilihan diantara sejumlah aktivitas yang disebabkan strategi persaingan.
2. Pembagian aktivitas activity sharing peningkatan efisiensi aktivitas yang diperlukan dengan menggunakan skala ekonomi.
b. Aktivitas Tidak Bernilai Tambah
Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-aded activity) adalah semua aktivitas selain, yang secara mutlak penting untuk aktivitas lainnya dalam bisnis atau biaya yang disebabkan oleh aktivitas tidak bernilai tambah atau kinerja yang tidak efisien dari aktivitas bernilai tambah. Salah satu contoh aktivitas pengerjaan ulang dalam memecah batu kapur. Untuk mengurangi biaya, aktivitas tidak bermilai tambah dikelola melalui:
1. Pengurangan aktivitas (activity reduction) adalah penurunan waktu dan sumber daya yang diperlukan oleh suatu aktivitas
2. Menghilangkan aktivitas (activity elimination) adalah penghilangan aktivitas yang tidak bernilai tambah.
Hasil Kegiatan PKM
Dari pemilahan kedua aktivitas diatas maka aktivitas tidak bernilai tambah akan dihilangkan, dengan pendekatan yang luas dan terpadu yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan perbaikan nilai pelanggan dan laba yang dicapai dengan menyediakan nilai ini atau melalui pelaksanaan Activity Based Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas (Xxxxxx dan Mowen, 2009).
Menurut Xxxxxxx (2015), manajemen berbasis aktivitas adalah pendekatan pengelolaan terpadu dan bersistem terhadap aktivitas dengan tujuan untuk meningkatkan customer value dan laba yang dicapai dari penyediaan value tersebut. Sedangkan menurut Xxxxxxxxx (1999 ; 354), manajemen berbasis aktivitas (MBA) adalah suatu disiplin (sistem yang luas dan pendekatan yang terintegrasi) yang memusatkan perhatian manajemen pada aktivitas – aktivitas dengan tujuan untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen dan laba yang diperoleh dari penyediaan nilai tersebut.
Jadinya lebih berfokus ke strategik dan perusahaan tidak hanya menyusun budget saja, tetapi budget dianggap dari akibat dari activity.
Luaran yang Dicapai
Dengan penerapan activity based budgeting sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuangan maka memberikan perencanaan terpadu di internal perusahaan, dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan, alat pengkoordinasian kerja, alat pengawasan kerja dan alat evaluasi kegiatan perusahaan.
Dari implementasi penerapan activity based budgeting maka luaran yang didapat oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan tujuan/ sasaran perusahaan secara lebih jelas dan formal, sehingga terhindar kerancuan terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
2. Memudahkan mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
3. Menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4. Mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.
5. Menyediakan alat pengukur dan pengendali kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu-tidaknya tindakan koreksi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dari aktifitas pembinaan dan penyuluhan ini sangat dirasakan manfaatnya bagi peserta maupun manajemen. Manfaat yang diperoleh perusahaan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kemampuan perusahaan meningkatkan kinerja dan efisiensi keuangan perusahaan dengan membuang aktifitas-aktifitas yang dirasakan tidak memberikan manfaat.
2. Perbaikan dan pembenahan dapat dilakukan di semua lini, adanya perubahan pola kerja pengendalian aktifitas perusahaan sehingga bisa menekan biaya.
3. Sistem pengawasan dan saling mengontrol antar bagian dan koordinasi antar bagian mulai terbentuk sesuai dengan kebijakan perusahaan. Kerapian dan keteraturan kerja dapat berjalan dengan lebih baik dibandingkan sebelumnya, walaupun masih terdapat kekurangan sana-sini di internal perusahaan karena baru tahap penyesuaian sistem kerja yang baru.
4. Manajemen secara terukur dan pasti dapat mengawasi dan mengontrol aktifitas perusahaan, serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
5. Dengan membina dan memberikan masukan kepada perusahaan usaha kecil menengah, secara tidak langsung pihak akademisi ikut andil dalam menjaga roda perekonomian masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Allvera, E. (2016). Aplikasi Perencanaan Produksi dan Realisasi Anggaran Berbasis Web pada Xxxxx
Xxxxxxxxxx Bandung ; Laporan Proyek Akhir Tidak Dipublikasikan. Bandung: Telkom University
Xxxxxxxx, Xxxxx D. Xxxxxx, Xxxxxx X. Xxxxxx, Xxxx Xxxxx. 2012. Edisi 6.
Management Accounting. New Jersey: Xxxxxxxx Xxxx, Inc.
Xxxxxxxxxx, S., Xxxxan, C. B., Xxxxxx, I., Xxxxx, & Xxxxx, X. (2013, Jan.). Implementation of Activity-Based Budgeting Method in The Economic Entities From Mining Industry of Romania. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences 3: 26-34. Diambil kembali dari xxxx://xxx.xxxxxx.xxx/xxxxx/xxxx/0000.xxx
Xxxxxxxx, Xxx X. and Xxxx Xxxxxx. 2000. Managerial Accounting. McGraw-Hill.
Xxxxxx, Xxx X. and Xxxxxxxx X. Mowen. (2009). Cost Management, Accounting, and Control. 6th Ed. Australia: South-Western College Publishing.
Xxxxxx, Xxxxxx X. (2014). Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment. 10th Ed 6. North America: The McGraw-Hills Companies, Inc.
Xxxxxxxx, Xxxxxxx. T., Xxxxxx Xxxxxx, dan Srikant M, Datar. Cost Accounting A Managerial Emphasis, 11th edition: Upper Saddle River, New Jersey: Xxxxxxxx Xxxx International, Inc. 2003.
Isnaeni. (2016). Aplikasi Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Menggunakan Platform Android Di CV Planet Production, Bandung ; Laporan Proyek Akhir Tidak Dipublikasikan. Bandung: Universitas Telkom.
Xxxxx, X. X. 2006. Handbook of Budgeting: 2006 Cumulative Supplement (Handbook of Budgeting Supplement). Wiley.
Xxxxxxx Xxxx, 0000, Xxxxxxxx-xxxxx budgeting
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Xxxxxxxx,X.0000.Budgeting.Edisi pertama ke-1.BPFE, Yogyakarta Nafarin, M. (2013). Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Xxxxxxxx, X., (2013). Traditional versus activity-based budgeting in non- manufacturing companies. Social Sciences 82(4): 26-37.
Xxxxx, X. (2015). Aplikasi Perencanaan Anggaran dan Realisasi Harga Pokok Produksi Berbasis Web Studi Kasus Perusahaan Pakaian Rajut Karimake; Laporan Proyek Akhir Tidak Dipublikasikan. Bandung: Telkom University.
Xxxxxxx, Xxxx Xxxxxx. 2000 . Activity Based Budgeting. Jakarta : Harvarindo