PENINGKATAN KINERJA FASILITAS DARATAN PELABUHAN NUSANTARA KENDARI
PENINGKATAN KINERJA FASILITAS DARATAN PELABUHAN NUSANTARA KENDARI
SKRIPSI
Diajukan oleh:
XXXXXX XXXXXX NOTAR : 18.01.024
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TRANSPORTASI DARAT
BEKASI 2022
PENINGKATAN KINERJA FASILITAS DARATAN PELABUHAN NUSANTARA KENDARI
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Program Studi Transportasi Darat Sarjana Terapan
Guna Memperoleh Sebutan Sarjana Sains Terapan
Diajukan oleh:
XXXXXX XXXXXX NOTAR : 18.01.024
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TRANSPORTASI DARAT
BEKASI 2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : XXXXXX XXXXXX
Notar : 18.01.024
Tanda Tangan :
Tanggal : 09 AGUSTUS 2022
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : XXXXXX XXXXXX
Notar : 18.01.024
Program Studi : Sarjana Terapan Transportasi Darat Jenis karya : Xxxxx Xxxxx
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD. Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non- exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“Peningkatan Kinerja Fasilitas Daratan Pelabuhan Nusantara Kendari”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Bekasi
Pada tanggal: 09 Agustus 2022 Yang menyatakan
(XXXXXX XXXXXX)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan Skripsi yang berjudul “Peningkatan Kinerja Fasilitas Daratan Pelabuhan Nusantara Kendari”. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan program studi Sarjana Terapan Transportasi Darat di Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD sebagai salah satu syarat guna memperoleh sebutan Sarjanan Terapan Transportasi Darat (S.Tr.Tra).
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat yang dilakukan pada tanggal 25 September 2021 sampai dengan 18 Desember 2021 di Kota Kendari. Skripsi ini berisikan tentang gambaran umum wilayah kajian, kondisi transportasi darat yang meliputi lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana di wilayah Kota Kendari khususnya Pelabuhan Nusantara Kendari.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Xxxxx Xxxxx Xxxx, X.XX, MT selaku Direktur Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD;
2. Xxx Xxxxx Xxxxx Xxxxxxxx, X.XxX, MSc, MT selaku Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat;
3. Xxxxx Xxxx Xxxxxxxx, ATD, X.XX dan xxxxx Xxxxx Xxxxxxxxxx, X.XX., X.XX selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing dalam penyusunan skripsi;
4. Bapak dan Ibu Dosen Sarjana Terapan Transportasi Darat yang telah memberikan bimbingan selama Pendidikan;
5. Rekan – rekan Xxxxxx/i PTDI – STTD angkatan XL;
6. Segenap civitas akademika Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD;
7. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu secara materil dan non materil dalam penyusunan skripsi.
Mengingat skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca semuanya. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bekasi, 09 Agustus 2022
Penulis
XXXXXX XXXXXX 18.01.024
ABSTRAKSI
Kota Kendari merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki wilayah daratan yang berbukit dan dilewati oleh sungai – sungai yang bermuarake Teluk. Secara astronomis Kota Kendari terletak antara 3º54’30” – 4º3’11” Lintang Selatan dan 122º23’ – 122º39’ Bujur Timur. Luas wilayah Kota Kendari adalah 271,76 𝑘𝑚2 dari 38.140 𝑘𝑚2luas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dan wilayahiiierritoriallaut 110.000 𝑘𝑚2. Wilayah administrasi Kota Kendari terdiri dari 11 kecamatan dan 65 kelurahan.
Angkutan penyeberangan mempunyai peranan sangat penting dalam sektor transportasi,yaitu berfungsi sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan jalan dan / atau jaringan kereta api yang terputus karena adanya perairan untuk mengangkut penumpang, kendaraan, maupun barang. Di kota ini terdapat sebuah pelabuhan laut yang menjadi salah satu simpul utama sebagai pembangkit perekonomian di daerah tersebut. Pelabuhan ini melayani lintasan Kendari – Raha – Bau Bau dengan 2 kapal cepat yaitu KM EXPRESS BAHARI 6E dan KM EXPRESS PRICILLIA 88. Kebanyakan masyarakat pengguna jasa memanfaatkan modal penyeberangan untuk mengangkut sumber daya alam dalam jumlah yang besar. Sumber daya alam seperti sayuran, buahan, ikan segar, serta alat elektronik, dan lain - lain diangkut dalam jumlah yang tidak sedikit untuk memenuhi permintaan pasar yang setiap hari semakin meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan yang baik bagi pengguna jasa maka dibutuhkan prasarana yang baik dan sesuai kebutuhan dari pelabuhan kota kendari.
Solusi pelayanan fasilitas daratan yang optimal ini, maka pihak pengelola pelabuhan perlu meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan pengguna jasa pelabuhan. Dari data hasil analisis Forecasting Demand tahun 2021 yang mengalami peningkatan pertumbuhan penumpang tahun rencana dapat dijadikan dasar peningkatan fasilitas untuk Pelabuhan Nusantara Kendari di masa yang akan datang.
Kata Kunci : Pelabuhan Nusantara Kendari, Peningkatan Kerja Fasilitas Daratan, Kinerja Fasilitas Daratan, Fasilitas Daratan
ABSTRACTION
Kendari City is the capital of the province of Southeast Sulawesi, which has a hilly terrain and is traversed by rivers that empty into the Gulf. Kendari City is located between 3o54'30" and4o3'11" south latitude and 122o23' and 122o39' east longitude, according to astronomy. The totalarea of Kendari City is 271,76 km2 of the 38,140 km2 province of Southeast Sulawesi and the 110,000 km2 marine territorial area. The administrative region of Kendari City comprises eleven subdistricts and sixty-five urban villages.
Ferry transportation plays an essential role in the transportation industry by serving as amobile bridge that connects the road and/or rail networks that are cut off by the presence of water and enables the transit of people, goods, and vehicles. There is a sea port in this city, which serves as one of the primary connectors for the region's economic growth. Two fast boats, the KM EXPRESS BAHARI 6E and the KM EXPRESS PRICILLIA 88, serve the Kendari—Raha—Bau Bau route from this port. The majority of service users utilize the crossing to move vast quantities of natural resources. Natural resources such as vegetables, fruits, and fresh seafood, as well as electrical devices and others, are carried in vast quantities to suit the ever-increasing demand on the market. To enhance the quality of service for service consumers, the Kendari city port requires an infrastructure that meets its requirements.
As a solution for this optimal land facility service, the port manager must enhance community and port service user services. The rationale for expanding the Kendari Nusantara Port's facilities in the future may be found in the results from the forecasting demand analysis in 2021, which showed a rise in passenger growth in the anticipated year.
Key Words : Kendari Archipelago Port, Land Facility Work Improvement, Land Facility Performance, Land Facilities
DAFTAR ISI
2.1 Kondisi Geografis dan Administratif 6
2.4 Kondisi Transportasi Kota Kendari 10
3.8 Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut 32
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 43
BAB V ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 58
5.1 Analisis Kinerja Fasilitas Pelabuhan Nusantara Kendari 58
5.3 Analisis Forecasting Demand 76
5.4 Analisis Fasilitas Daratan 88
5.5 Sirkulasi Arus Lalu Lintas 99
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 103
6.1 Kesimpulan 103
6.2 Saran 104
DAFTAR PUSTAKA 106
LAMPIRAN 107
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Jumlah Penduduk Perkecamatan di Kota Kendari 8
Tabel II.2 Perkembangan PDRB Kota Kendari Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2017 - 2021 9
Tabel II.3 Karakteristik KM EXPRESS BAHARI 6E 11
Tabel II.4 Karakteristik KM EXPRESS PRISCILLIA 88 12
Tabel II.5 Produktivitas penumpang Pelabuhan Nusantara Kendari 5 tahun terakhir 15
Tabel II.6 Hasil Statis Pelabuhan Nusantara Kendari Pada Hari Kerja 20
Tabel II.7 Hasil Statis Pelabuhan Nusantara Kendari Pada Hari Libur 20
Tabel III.1 Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Penyeberangan Di Terminal
Tabel III.2 Interval Dan Pembobotan 39
Tabel III.3 Pembobotan Penilaian Indikator Keselamatan Sesuai SPM 39
Tabel III.4 Pembobotan Penilaian Indikator Keselamatan Sesuai SPM 39
Tabel III.5 Pembobotan Penilaian Indikator Kehandalan/Keteraturan Sesuai SPM
Tabel III.6 Penilaian Pembobotan Indikator Kenyamanan Sesuai SPM 40
Tabel III.7 Penilaian Pembobotan Indikator Kemudahan Sesuai SPM 41
Tabel III.8 Penilaian Pembobotan Indikator Kesetaran Sesuai SPM 42
Tabel III.9 Nilai Interval, Nilai Interval Konvensi, Kinerja Indikator Pelayanan 42
Tabel V.1 Penilaian Kinerja Fasilitas Dari Segi Keselamatan 58
Tabel V.2 Penilain Kinerja Fasilitas Dari Segi Keamanan 59
Tabel V.3 Penilaian Kinerja Fasilitas Dari Segi Kehandalan 60
Tabel V.4 Penilaian Kinerja Fasilitas Xxxx Xxxx Xxxxxxxxan 61
Tabel V.5 Penilaian Kinerja Fasilitas Dari Segi Kemudahan 62
Tabel V.7 Penilaian Kinerja Fasilitas Dari Segi Kesetaraan 63
Tabel V.8 Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Kinerja Indikator Pelayanan 64
Tabel V.9 Standar Pelayanan Penumpang 5 Tahun yang Akan Datang 64
Tabel V.10 Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Kinerja Indikator Pelayanan 68
Tabel V.11 Kapasitas Statis Parkir Motor 69
Tabel V.12 Kapasitas Statis Parkir Mobil 70
Tabel V.13 Akumulasi Maksimal Parkir 70
Tabel V.14 Volume Parkir Mobil 71
Tabel V.15 Volume Parkir Motor 71
Tabel V.16 Rata – Rata Durasi Parkir 71
Tabel V.17 Kapasitas Dinamis Parkir 72
Tabel V.18 Tingkat Pergantian Parkir 72
Tabel V.20 Perhitungan Luas Lahan Minimum Parkir Mobil yang Dibutuhkan 73
Tabel V.21 Perhitungan Luas Lahan Minimum Parkir Motor yang Dibutuhkan 74
Tabel V.22 Produktivitas dan Kenaikan Penumpang 5 tahun terakhir 77
Tabel V.23 Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Kendari 78
Tabel V.24 Peramalan jumlah penduduk Kota Kendari tahun 2022 – 2026 78
Tabel V.25 Tingkat pertumbuhan PDRB Kota Kendari 78
Tabel V.26 Peramalan PDRB Kota Kendari tahun 2022 – 2026 79
Tabel V.27 Perhitungan Regresi 80
Tabel V.28 Model Regresi Linear Berganda 82
Tabel V.29 Peramalan Penumpang pada masa yang akan datang 82
Tabel V.30 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota BauBau 83
Tabel V.31 Peramalan jumlah penduduk Kota BauBau tahun 2022 - 2026 83
Tabel V.32 Tingkat pertumbuhan PDRB Kota BauBau 84
Tabel V.33 Peramalan PDRB Kota Kendari tahun 2022 – 2026 84
Tabel V.34 Perhitungan Regresi 85
Tabel V.35 Model Regresi Linear Berganda 87
Tabel V.36 Peramalan Penumpang pada masa yang akan datang 87
Tabel V.29 Ukuran Fasilitas Pelabuhan Nusantara Kendari 94
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Peta Administrasi Kota Kendari 6
Gambar II.2 Peta Lintasan Pelabuhan Nusantara Kendari 7
Gambar II.3 KM EXPRESS BAHARI 6E 11
Gambar II.4 KM EXPRESS PRISCILLIA 88 12
Gambar II.5 Pelabuhan Nusantara Kendari 13
Gambar II. 6 Kondisi Eksisting Pelabuhan Nusantara Kendari 14
Gambar II.7 Area Parkiran Mengantar Penumpang 16
Gambar II.8 Area Parkiran Menjemput Penumpang 16
Gambar II.9 Gerbang Keluar Pelabuhan 17
Gambar II.10 Area Parkiran Motor 17
Gambar II.11 Ruang Tunggu Penumpang 18
Gambar II.12 Loket Tiket Penumpang 19
Gambar IV.1 Kerangka Penelitian 45
Gambar IV.1 Pola Arus Lalu Lintas Masuk Kapal 55
Gambar IV.2 Pola Arus Lalu Lintas Turun Kapal 56
Gambar V.1 Kondisi Eksisting Lapangan Parkir Pengantar/Penjemput Mobil 74
Gambar V.2 Kondisi Eksisting Lapangan Parkir Pengantar / Penjemput Motor 75
Gambar V.3 Rekomendasi Parkir Pengantar/Penjemput Mobil 75
Gambar V.4 Rekomendasi Parkir Pengantar/Penjemput Motor 76
Gambar V.5 Kondisi Eksisting Gedung Terminal 96
Gambar V.6 Kondisi Rencana Gedung Terminal 97
Gambar V.7 Kondisi Eksisting Pelabuhan Nusantara Kendari 98
Gambar V.8 Rekomendasi Rencana Pelabuhan Nusantara Kendari 98
Gambar V. Sirkulasi arus lalu lintas kendaraan dan orang masuk eksisting 99
Gambar V.6 Sirkulasi arus lalu lintas kendaraan dan orang keluar eksisting 100
Gambar V.7 Sirkulasi arus lalu lintas kendaraan dan orang masuk perencanaan
................................................................................................................ 101
Gambar V.8 Sirkulasi arus lalu lintas kendaraan dan orang keluar perencanaan
................................................................................................................ 102
DAFTAR RUMUS
Rumus 1 Kapasitas Statis 29
Rumus 2 Kapasitas Dinamis… 29
Rumus 3 Durasi Parkir… 30
Rumus 4 Rata – Rata Durasi Parkir… 31
Rumus 5 Akumulasi Parkir… 31
Rumus 6 Akumulasi Parkir… 31
Rumus 7 Turnover 32
Rumus 8 Indeks Parkir… 32
Rumus 9 Trend Linear… 37
Rumus 10 Trend Linear… 37
Rumus 11 Trend Linear… 38
Rumus 12 Trend Kuadratik… 38
Rumus 13 Trend Kuadratik… 38
Rumus 14 Trend Kuadratik… 38
Rumus 15 Trend Kuadratik… 38
Rumus 16 Luas Ruang Tunggu… 39
Rumus 17 Luas Ruang Kantin… 39
Rumus 18 Luas Ruang Administrasi… 39
Rumus 19 Luas Ruang Utilitas… 40
Rumus 20 Luas Ruang Publik… 40
Rumus 21 Luas Total Area Gedung Terminal… 40
BAB I PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh peranan transportasi sebagai urat nadi kehidupan di suatu daerah baik dibidang politik, ekonomi, social dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Pembangunan di sektor perhubungan yang meliputi darat, laut dan udara tersebut diarahkan pada terwujudnya system transportasi nasional yang handal serta berkemampuan tinggi. Untuk pencapaiannya diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung mobilisasi orang dan barang ke seluruh penjuru tanah air guna meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Angkutan penyeberangan mempunyai peranan sangat penting dalam sektor transportasi, yaitu berfungsi sebagai jembatan bergerak yangmenghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan kereta api yang terputus karena adanya perairan untuk mengangkut penumpang, kendaraan, maupun barang. Kota Kendari merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Di kota ini terdapat sebuah pelabuhan laut yang menjadi salah satu simpul utama sebagai pembangkit perekonomian di daerah tersebut. Pelabuhan ini melayani lintasan Kendari – Raha - BauBau dengan 2 kapal cepat yaitu KM EXPRESS BAHARI 6E dan KM EXPRESS PRICILLIA 88.
Untuk memberikan pelayanan yang optimal maka pihak pengelola pelabuhan perlu meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan pengguna jasa pelabuhan. Dalam pengelolaannya saat ini masih terdapat fasilitas dan system di pelabuhan yang harus di perbaiki. Terjadinya konflik pergerakan antara kendaraan bermotor yang terparkir di saat mengantar maupun menjemput penumpang. Bahwa kapasistas tempat duduk penumpang di ruang tunggu saat ini kurang, kapasitas kursi di ruang
tunggu hanya tersedia 90 kursi, sedangkan penumpang berangkat mencapai 174 penumpang . Terjadinya konflik pergerakan kendaraan di pintu akses masuk dan keluar pelabuhan yang menyebabkan terjadinya hambatan.
Adapun identifikasi masalah yang diangkat dalam penulisan skripsi adalah:
1. Terjadinya konflik pergerakan kendaraan bermotor antara kendaraan penjemput dengan kendaraan pengantar, dan juga di pintu akses masuk / keluar pelabuhan.
2. Kapasistas tempat duduk penumpang di ruang tunggu saat ini kurang dibandingkan dengan jumlah penumpang yang menunggu layanan angkutan pelayaran kapal, kapasitas kursi di ruang tunggu hanya tersedia 90 kursi, sedangkan penumpang berangkat mencapai 174 penumpang.
3. Kurangnya kondisi fasilitas daratan yang tersedia di Pelabuhan Nusantara Kendari seperti tidak adanya APAR, CCTV, kipas/AC yang berada di gedung terminal
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa penelitian yang relevan agar hasil yang di dapat lebih akurat. Berikut beberapa sumber penelitian yang dijadikan pembanding dengan penelitian ini :
Terdapat perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, dilihat dari tabel diatas bahwa waktu, lokasi dan analisis penelitian yang berbeda.
No. | Nama Penulis | Judul Penelitian | Lokasi | Analisa |
1. | Xxxxx Xxxxxxx (Skripsi 2015) | Analisis Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan Pangkalbalam | Pangkalpinang | 1. Analisis Kondisi Eksisting 2. Analisis Forecasting Demand 3. Analisis Pola Operasi 4. Analisis Kebutuhan Kapal 5. Analisis Fasilitas Daratan dan Perairan |
2. | Xxxx Xxxxxxxx (Jurnal 2017) | Evaluasi Pengembangan Pelabuhan Sibolga | Sumatera Utara | 1. Analisis Kinerja Operasional Pelabuhan 2. Analisis Kebutuhan Pengembangan Pelabuhan |
3. | Baiq Xxxxxxxx Xxxxxxx (Skripsi 2018) | Rencana Pengembangan Fasilitas Darat Pelabuhan Laut Sorong | Sorong, Papua Barat | 1. Analisa Forecasting Demand 2. Analisa Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Jangka Pendek |
4. | Xxxxxx Xxxxxx | Peningkatan Kinerja Fasilitas Daratan Pelabuhan Nusantara Kendari | Kendari, Sulawesi Tenggara | 1. Analisis Kinerja SPM Pelabuhan 2. Analisis Parkir 3. Analisis Forecasting Demand 4. Analisis Fasilitas Daratan |
5. Xxxxxxx Xxxx Arus Lalu Lintas Orang dan Kendaraan |
Dalam penelitian ini ditentukan batasan batasan masalah sehingga pembahasannya lebih rinci dan memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Fasilitas yang di analisis hanya sisi daratan pelabuhan dan tidak sisi perairan.
2. Fasilitas Pokok Penumpang Pelabuhan Nusantara Kendari.
3. Penelitian dilakukan pada Pelabuhan Nusantara Kendari.
Rumusan masalah dalam penelitian ini :
1. Bagaimana kinerja fasilitas daratan Pelabuhan Nusantara Kendari saat ini?
2. Bagaimana kondisi parkir di Pelabuhan Nusantara Kendari?
3. Bagaimana usulan peningkatan kinerja area di Pelabuhan Nusantara Kendari?
4. Bagaimana sirkulasi arus pergerakan di Pelabuhan Nusantara Kendari?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menilai dan melakukan evaluasi kinerja fasilitas daratan Pelabuhan Nusantara Kendari.
2. Untuk memberikan ususlan penataan kondisi parkir di Pelabuhan Nusantara Kendari
3. Untuk memberikan usulan peningkatan kinerja area di Pelabuhan Nusantara Kendari.
4. Untuk mengetahui kondisi sirkulasi arus pergerakan di Pelabuhan Nusantara Kendari.
Adapun manfaat dari pembuatan penilitan ini adalah :
1. Memberikan ilmu pengetahuan bagi civitas akademika
2. Sebagai bahan pertimbangan dan acuan perencanaan pengembangan fasilitas darat Pelabuhan Nusantara Kendari sampai dengan tahun rencana.
3. Sebagai pengaplikasian ilmu dan memenuhi tugas akhir sebagai taruna untuk persyaratan menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IV Transportasi Darat.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini mencakup pembahasan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II GAMBARAN UMUM
Bab ini menguraikan mengenai daerah studi, diantaranya mencakup kondisi sekarang seperti geografis, kondisi tata guna lahan social ekonomi daerah studi, gambaran umum kondisi transportasi dan lain - lain
BAB III KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai teori – teori yang digunakan dalam menganalisa baik secara teknis maupun legalitasnya
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan mengenai cara penulis mengumpulkan data primer maupun sekunder serta alur pikir penulisan skripsi
BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Bab ini berisikan analisis data terhadap permasalahan yang akan timbul berdasarkan data – data yang telah ada.
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Kondisi Geografis dan Administratif
Kota Kendari merupakan wilayah daratan yang berbukit dan dilewati oleh sungai – sungai yang bermuara ke Teluk Kendari sehingga teluk ini kaya akan hasil lautnya. Secara astronomis Kota Kendari terletak antara 3º54’30” – 4º3’11” Lintang Selatan dan 122º23’ – 122º39’ Bujur Timur. Luas wilayah Kota Kendari adalah 271,76 𝑘𝑚2 dari 38.140 𝑘𝑚2 luas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dan wilayah 6erritorial laut 110.000
𝑘𝑚2. Wilayah administrasi Kota Kendari terdiri dari 11 kecamatan dan 65 kelurahan.
Sumber : Tim PKL Kota Kendari 2021
Gambar II.1 Peta Administrasi Kota Kendari
Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Kendari memiliki batas – batas berupa pada bagian Utara dengan Kecamatan Soropia dan Kabupaten Konawe, bagian Timur dengan Laut Banda, bagian Selatan dengan Kecamatan Moramo, Kecamatan Konda, dan Kabupaten Konawe
Selatan, bagian Barat dibatasi dengan Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Kecamatan Sampara, dan Kabupaten Konawe.
Pelabuhan Penyeberangan Nusantara Kendari merupakan simpul penting yang menghubungkan antara Kota Kendari dengan Kabupaten Muna dan Kota BauBau. Masyarakat dari Kabupaten Muna biasanya memenuhi kebutuhan hidupnya di Kota Kendari. Kebanyakan masyarakat pengguna jasa memanfaatkan moda penyeberangan untuk mengangkut sumber daya alam dalam jumlah yang besar dari Kendari ke Kabupaten Muna.
Sumber daya alam seperti sayur – sayuran, buah – buahan, ikan segar, bumbu dapur, serta alat elektronik, dan kendaraan baru biasa diangkut dalam jumlah yang tidak sedikit untuk memenuhi permintaan pasar yang setiap hari semakin meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan yang baik bagi pengguna jasa maka dibutuhkan prasarana yang baik dan sesuai kebutuhan.
Sumber : Tim PKL Kota Kendari 2021
Gambar II.2 Peta Lintasan Pelabuhan Nusantara Kendari
Bedasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kendari diketahui bahwa jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 343.202 jiwa, terdiri atas 173.305 jiwa penduduk laki
– laki dan 169.897 jiwa penduduk perempuan.
Tabel II.1 Jumlah Penduduk Perkecamatan di Kota Kendari
No | Kecamatan | Jumlah Penduduk Per Tahun | ||||
2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | ||
1 | Mandonga | 39666 | 39666 | 38872 | 38376 | 37694 |
2 | Kendari | 28218 | 28218 | 29560 | 29556 | 29117 |
3 | Baruga | 27960 | 27960 | 30411 | 31981 | 33356 |
4 | Poasia | 33355 | 33355 | 36342 | 37817 | 39036 |
5 | Kendari Barat | 45104 | 45104 | 45360 | 44290 | 43537 |
6 | Abeli | 25660 | 25660 | 27509 | 28265 | 28794 |
7 | Wua-Wua | 32659 | 32659 | 31802 | 31959 | 32980 |
8 | Kadia | 42410 | 42410 | 38473 | 37719 | 37566 |
9 | Puuwatu | 35954 | 35954 | 37798 | 38816 | 39709 |
10 | Kambu | 26009 | 26009 | 23975 | 23000 | 24478 |
Jumlah Kota Kendari | 336995 | 340102 | 341779 | 343202 | 346267 |
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kendari
Berdasarkan data diatas bahwa pada tahun 2020 Kecamatan Xxxxx dan Kecamatan Xxxxx masih bergabung, ketika masuk tahun 2021 Kecamatan Xxxxx memisahkan diri dari Kecamatan Abeli.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Kendari, Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari 2021 sebesar -1,30%. Berdasarkan data statistik Kota Kendari tahun 2021, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan mengalami penurunan penurunan pada tahun 2021 pada setengah jumlah sektor yang ada sementara untuk sektor lainnya mengalami peningkatan yang tidak signifikan. Perkembangan PDRB berdasarkan harga berlaku dan harga konstan Kota Kendari dapat ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel II.2 Perkembangan PDRB Kota Kendari Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2017 - 2021
Lapangan Usaha | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | |
A | Petanian,Kehutanan,dan Perikanan | 1.932,12 | 2154,38 | 2462,17 | 2743,46 | 2708,49 |
B | Pertambangan, dan Penggalian | 394,84 | 433,18 | 471,52 | 505,37 | 488,77 |
C | Industri Pengolahan | 1.784,51 | 2026,98 | 2081,73 | 2230,86 | 2180,76 |
D | Xxxxadaan Listrik dan Gas | 18,73 | 22,8 | 23,47 | 25,56 | 25,75 |
E | Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah, Limbah, Daur Ulang | 50,55 | 50,86 | 53,1 | 55,15 | 53,77 |
F | Konstruksi | 3.319,14 | 3498,19 | 3902,88 | 4356,96 | 4260,51 |
G | Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor | 2.785,25 | 3101,4 | 3344,03 | 3662,86 | 3532,45 |
H | Transportasi dan Pergudangan | 1.364,13 | 1476,51 | 1639,46 | 1824,5 | 1767,08 |
I | Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum | 220,74 | 242,26 | 258,56 | 271,63 | 257,32 |
J | Informasi dan Komunikasi | 1.028,45 | 1170,59 | 1284,2 | 1365,39 | 1466,75 |
K | Jasa Keuangan dan Asuransi | 1.141,92 | 1268,22 | 1303,29 | 1386,87 | 1429,32 |
L | Real Estate | 318,43 | 339,3 | 347,2 | 363,44 | 363,63 |
M,N | Jasa Perusahaan | 137,82 | 151,11 | 164,08 | 175,44 | 173,94 |
O | Administrasi Pemerintahan, Peratahanan, dan Jaminan Sosial Wajib | 813 | 859,5 | 937,35 | 1004,95 | 1056,45 |
X | Xxxx Xxxdidikan | 1.283,81 | 1371,72 | 1491,48 | 1634,34 | 1715,05 |
Q | Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial | 178,93 | 188,85 | 204,55 | 221,9 | 246,28 |
R,S,T,U | Jasa Lainnya | 294,2 | 308,29 | 316,66 | 324,83 | 319,38 |
Produk Domestik Regional Bruto | 17.066,57 | 18.664,14 | 20.285,73 | 22.153,51 | 22045,7 |
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Kendari
2.4 Kondisi Transportasi Kota Kendari
Kota Kendari memiliki panjang jalan sepanjang 145,71 km. Kondisi jalan di Kota Kendari didominasi oleh jalan yang bergelombang atau permukaan aspal tidak rata. Untuk jalan yang permukaannya aspal selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Di Kota Kendari memiliki 2 terminal dan 3 pelabuhan yaitu Pelabuhan Penyeberangan Kendari, Pelabuhan Nusantara, Pelabuhan Bungkutoko, Terminal Baruga, dan Terminal Puuwatu. Tetapi saat ini Terminal Puuwatu sedang di nonaktifkan dikarenakan lagi tahap renovasi untuk meningkatkan kinerja fasilitas yang ada.
2.4.1 Sarana Angkutan Umum
Kota Kendari memiliki beberapa sarana angkutan umum yaitu angkutan penyeberangan dan angkutan jalan, untuk angkutan penyeberangan sendiri berupa kapal penyeberangan yang menghubungkan antara Kota Kendari dengan Kabupaten Muna dan Kota BauBau. Sarana angkutan penyeberangan di Pelabuhan Nusantara Kendari dilayani oleh 2 kapal dengan jenis kapal cepat. Pelabuhan ini dikelola oleh PT. Pelindo IV Makassar. Jenis kapal yang melayani rute / trayek di pelabuhan ini berupa kapal motor penumpang.
Pada Pelabuhan Nusantara Kendari dioperasikan oleh PT. Pelindo IV Makassar. Dengan menyediakan armada kapal atau kapal motor (KM) untuk melayani beberapa lintasan. PT. Pelindo IV Makassar memberikan layanan untuk angkutan penumpang dan barang. Pada lintasan Kendari – Raha – BauBau dilayani oleh KM EXPRESS BAHARI 6E dan KM EXPRESS PRICILLIA 88.
Sumber : Hasil survey, 2022
Gambar II.3 KM EXPRESS BAHARI 6E
Berikut merupakan karakteristik kapal motor penumpang (KM) EXPRESS BAHARI 6E yang melayani lintasan Kendari – Raha – BauBau:
Tabel II.3 Karakteristik KM EXPRESS BAHARI 6E
NAMA KAPAL | KM EXPRESS BAHARI 6E |
TEMPAT PEMBUATAN KAPAL | PT. DHARMA INDAH |
TAHUN PEMBUATAN | 2005 |
BENDERA | INDONESIA |
KLASIFIKASI | BKI CLASS |
KONSTRUKSI | FIBRE GLASS |
TYPE KAPAL | PENUMPANG |
LINTASAN | KENDARI - RAHA - BAUBAU |
UKURAN | |
GT | 149 GT |
NT | 45 NT |
PANJANG KAPAL | 20 - 30 METER |
TINGGI | 2,3 METER |
LEBAR | 1,2 METER |
KECEPATAN | |
MAKSIMUM | 30 KNOT |
NORMAL | 24 KNOT |
EKONOMIA | 20 KNOT |
KAPASITAS PENUMPANG | 400 PENUMPANG |
Sumber : PT. Pelindo IV Makassar
Sumber : Hasil survey, 2022
Gambar II.4 KM EXPRESS PRISCILLIA 88
Berikut merupakan karakteristik kapal motor penumpang (KM) EXPRESS PRISCILLIA 88 yang melayani lintasan Kendari – Raha – BauBau:
Tabel II.4 Karakteristik KM EXPRESS PRISCILLIA 88
NAMA KAPAL | KM EXPRESS PRISCILLIA 88 |
TEMPAT PEMBUATAN KAPAL | PT. DHARMA INDAH |
TAHUN PEMBUATAN | 2020 |
BENDERA | INDONESIA |
KLASIFIKASI | BKI CLASS |
KONSTRUKSI | FIBRE GLASS |
TYPE KAPAL | PENUMPANG |
LINTASAN | KENDARI - RAHA - BAUBAU |
UKURAN | |
GT | 149 GT |
NT | 45 NT |
PANJANG KAPAL | 20 - 30 METER |
TINGGI | 2,3 METER |
LEBAR | 1,5 METER |
KECEPATAN | |
MAKSIMUM | 32 KNOT |
NORMAL | 28 KNOT |
KAPASITAS PENUMPANG | 400 PENUMPANG |
Sumber : PT. Pelindo IV Makassar
2.4.2 Prasarana Angkutan Umum
Kota Kendari memiliki Pelabuhan Nusantara Kendari sebagai prasarana angkutan umum penyeberangan yang melayani rute Kendari
– Raha – BauBau dan sebaliknya.
Kondisi prasarana transportasi di Kota Kendari dapat dilihat dari kondisi fasilitas jalan dan kondisi terminal dan halte. Prasarana transpoortasi di Kota Kendari didukung oleh adanya fasilitas terminal – terminal yang ada di Kota Kendari sebagai tempat persinggahan sekaligus sebagai simpul untuk menghubungkan daerah satu dengan lainnya.
Pelabuhan Nusantara Kendari dikelola oleh PT. Pelindo IV Makassar dan dioperasikan oleh PT. Pelindo IV Makassar. Pelabuhan ini diawasi oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan II Kendari. Pelabuhan ini terletak di Xxxxx Xxxxxxxxx Xx. 1, Kandai, Kendari, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pelabuhan ini melayani rute lintasan yaitu Kendari – Raha – BauBau.
Sumber : Hasil Survey, 2022
Gambar II.5 Pelabuhan Nusantara Kendari
Sumber : Hasil Analisa, 2022
Gambar II. 6 Kondisi Eksisting Pelabuhan Nusantara Kendari
Berikut jumlah produktivitas penumpang di Pelabuhan Nusantara Kendari dalam 5 tahun terakhir pada tabel dibawah ini.
Tabel II.5 Produktivitas penumpang Pelabuhan Nusantara Kendari 5 tahun terakhir
No | BULAN | PENUMPANG | PENUMPANG | PENUMPANG | PENUMPANG | PENUMPANG | |||||
2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 | |||||||
TURUN | NAIK | TURUN | NAIK | TURUN | NAIK | TURUN | NAIK | TURUN | NAIK | ||
1 | JANUARI | 21176 | 18588 | 22268 | 20176 | 22348 | 20679 | 18343 | 24596 | 31736 | 27971 |
2 | FEBRUARI | 22378 | 19437 | 23287 | 20868 | 23887 | 20918 | 28891 | 22445 | 26687 | 27520 |
3 | MARET | 24717 | 20338 | 25511 | 21252 | 25951 | 21256 | 21572 | 24555 | 30233 | 24277 |
4 | APRIL | 26123 | 22714 | 26427 | 22914 | 26787 | 22914 | 9291 | 24326 | 28422 | 26635 |
5 | MEI | 29123 | 25281 | 30151 | 26880 | 30587 | 27885 | 6795 | 23411 | 24170 | 25383 |
6 | JUNI | 28638 | 32903 | 29835 | 34129 | 30835 | 34834 | 15926 | 26597 | 30832 | 25732 |
7 | JULI | 33306 | 23378 | 33506 | 24181 | 33704 | 24789 | 22816 | 23059 | 24120 | 24875 |
8 | AGUSTUS | 26105 | 22988 | 26713 | 23151 | 26918 | 23956 | 27001 | 25428 | 24927 | 21908 |
9 | SEPTEMBER | 26923 | 00000 | 00000 | 00000 | 27917 | 23987 | 24834 | 23217 | 30489 | 23750 |
10 | OKTOBER | 27176 | 23281 | 27278 | 24714 | 28278 | 25714 | 25090 | 24546 | 29143 | 23895 |
11 | NOVEMBER | 27988 | 23903 | 28901 | 24517 | 28999 | 25617 | 30010 | 29467 | 25587 | 26499 |
12 | DESEMBER | 28006 | 24715 | 29621 | 25125 | 29897 | 25825 | 34973 | 30565 | 29156 | 26897 |
JUMLAH | 321659 | 280631 | 330615 | 291210 | 336108 | 298374 | 265542 | 302.212 | 335502 | 305.342 |
Sumber : Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan II Kendari
Berdasarkan dari tabel diatas penumpang naik tertinggi pada tahun 2021 pada bulan Januari dengan 27.971 penumpang, sedangkan penumpang naik terendah pada tahun 2021 pada bulan Agustus dengan 21.908 penumpang.
Area parkir pelabuhan yang cukup banyak menampung kendaraan hanya mempunyai 1 pintu keluar maupun masuk, sehingga ditemukan antrian kendaraan yang ingin keluar ketika keluar bersamaan pada siang hari khususnya kendaraan mobil. Panjang antrian yang terjadi ketika mobil keluar bisa mencapai 5 – 7 meter. Sedangkan panjang antrian Ketika mobil masuk ke area pelabuhan bisa mencapai 5 – 7 meter.
Sumber : Hasil Inventarisasi Tim PKL Kota Kendari Tahun 2021
Gambar II.7 Area Parkiran Mengantar Penumpang
Sumber : Hasil Inventarisasi Tim PKL Kota Kendari Tahun 2021
Gambar II.8 Area Parkiran Menjemput Penumpang
Sumber : Hasil Inventarisasi Tim PKL Kota Kendari Tahun 2021
Gambar II.9 Gerbang Keluar Pelabuhan
Sedangkan area parkiran motor udah cukup tetapi, masih ada mobil yang memakirkan kendaraanya di area parkiran motor, dikarenakan tidak ada papan rambu khusus area motor.
Sumber : Hasil Inventarisasi Tim PKL Kota Kendari Tahun 2021
Gambar II.10 Area Parkiran Motor
Berdasarkan hasil survey tim PKL, masih banyak fasilitas daratan yang tersedia dalam kondisi tidak baik, sehingga memerlukan ada nya peningkatan fasilitas daratan di Pelabuhan Nusantara Kendari.
Berdasarkan hasil inventarisasi, kapasitas kursi di ruang tunggu hanya tersedia 90 kursi, sedangkan penumpang berangkat mencapai 174 penumpang. Serta masih banyaknya penumpang menaruh barang bawaanya di kursi, sehingga penumpang yang lain tidak mendapatkan kursi di ruang tunggu. Berikut disajikan gambaran umum kondisi fasilitas daratan Pelabuhan Nusantara Kendari saat ini.
Sumber : Hasil Inventarisasi Tim PKL Kota Kendari Tahun 2021
Gambar II.11 Ruang Tunggu Penumpang
Sumber : Hasil Inventarisasi Tim PKL Kota Kendari Tahun 2021
Gambar II.12 Loket Tiket Penumpang
Sumber : Hasil Inventarisasi Tim PKL Kota Kendari Tahun 2021
Gambar II.13 Lahan Parkir
Tabel II.6 Hasil Statis Pelabuhan Nusantara Kendari Pada Hari Kerja
Sumber : Hasil Tim PKL Kota Kendari 2021
Dari tabel diatas jumlah penumpang naik tertinggi di hari kerja pada kapal Express Bahari 6E sebanyak 170 penumpang.
Tabel II.7 Hasil Statis Pelabuhan Nusantara Kendari Pada Hari Libur
Sumber : Hasil Tim PKL Kota Kendari 2021
Dari tabel diatas jumlah penumpang naik tertinggi di hari kerja pada kapal Express Bahari 6E sebanyak 210 penumpang. Dari hasil survey statis yang telah dilakukan pada hari kerja maupun libur menunjukkan bahwa penumpang pada hari kerja lebih sedikit dibandingkan dengan hari libur
BAB III KAJIAN PUSTAKA
Pada pasal 1 ayat 1 di Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 104 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan, angkutan penyeberangan merupakan angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan/atau kendaraan beserta muatannya.
Pada pasal 1 ayat 6 di Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 104 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan menyebutkan bahwa Usaha Angkutan Penyeberangan adalah usaha di bidang angkutan yang diselenggarakan untuk umum pada Lintas Penyeberangan dengan memungut bayaran dengan menggunakan kapal yang memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kondisi teknis dan operasional prasarana, sarana, dan perairan.
Pada pasal 1 ayat 8 di Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pelayaran, Kepelabuhan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaraan, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pelayaran dalam pasal 1 ayat 9 pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas – batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan/atau antarmoda transportasi.
Menurut Xxxxxxxx xxx (2010), kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang, dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.
Menurut Xxxxxxxxxx (2010), pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindungi terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang – gudang dimana barang – barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api dan/atau jalan raya. Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu wilayah atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau atau bahkan antar negara, benua dan bangsa.
Menurut Xxxxxxxx xxx (2010), penumpang adalah seseorang yang hanya menumpang, baik itu kapal, pesawat, kereta api, bus, maupun jenis transportasi lainnya, tetapi tidak termasuk awak mengoperasikan dan melayani wahan tersebut. Penumpang bisa dikelompokkan dalam dua kelompok:
1. Penumpang yang naik suatu mobil tanpa membayar, apakah dikemudikan oleh pengemudi atau anggota keluarga.
2. Penumpang umum adalah penumpang yang ikut dalam perjalanan dalam suatu wahana dengan membayar, wahana bisa berupa taxi, bus, kereta api, kapal ataupun pesawat terbang.
Menurut Xxxxxxxx xxx (2010), kendaraan atau angkutan adalah alat transportasi, baik yang digerakkan oleh mesin maupun oleh makhluk hidup. Kendaraan ini biasanya buatan manusia (mobil, motor, kereta, kapal, pesawat), tetapi ada yang bukan buatan manusia dan masih bisa disebut kendaraa, seperti gunung es, dan batang pohon yang mengambang. Kendaraan tidak bermotor dapat juga digerakkan oleh manusia atau ditarik oleh hewan, seperti gerobak.
Pada pasal 1 ayat 36 Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah – pindah.
Menurut Xxxxxxxx xxx (2010), fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suau usaha dapat berupa benda – benda maupun uang. Lebih luas lagi tentang pengertian fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda – benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah. Fasilitas bila kurang atau tidak memadai, maka akan mudah terjadinya cedera.
Fasilitas Pelabuhan terdiri dari fasilitas daratan dan fasilitas perairan, adapun beberapa jenis fasilitas daratan pelabuhan, antara lain :
1. Fasilitas pokok, meliputi :
a. Terminal Penumpang
Terminal penumpang merupakan bangunan gedung sebagai tempat untuk ruang tunggu penumpang sebelum diperkenankan memasuki kapal.
b. Penimbang kendaraan bermuatan
Jembatan timbang merupakan sebagai tempat untuk menimbang kendaraan beserta muatannya dalam rangka keselamatan fasilitas pelabuhan dan pelayaran. Selain jembatan timbang, pelabuhan juga harus memiliki fasilitas pembatas tinggi kendaraan atau portal
Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 82 Tahun 2018 Tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan pada pasal 4 ayat 1, alat pembatas tinggi dan lebar adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membatasi tinggi dan lebar kendaraan memasuki suatu ruas jalan tertentu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 103 Tahun 2017 tentang Pengaturan Kendaraan yang Menggunakan Jasa Angkutan Penyeberangan menyebutkan bahwa:
1) Dalam pasal 2 :
a) Setiap pelabuhan penyeberangan wajib menyediakan fasilitas portal dan jembatan timbang.
b) Fasilitas portal dan jembatan timbang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan sebelum loket penjualan tiket kendaraan.
c) Setiap kendaraan beserta muatannya yang akan diangkut menggunakan kapal angkutan penyeberangan wajib diketahui :
(1) Dimensi (tinggi) dan
(2) Berat
2) Dalam pasal 3 :
a) Dimensi kendaraan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) huruf a sekurang-kurangnya harus diketahui ukuran tinggi kendaraan beserta muatannya.
b) Ukuran tinggi kendaraan beserta muatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh melebihi 4,2 meter.
c. Jalan penumpang keluar/masuk kapal (gangway)
Gangway merupakan sebagai tempat untuk memisahkan akses penumpang dan akses kendaraan dengan menggunakan jalan/jembatan yang diberi pagar yang langsung menyambung pada dek kapal sehingga melancarkan sistem transportasi di pelabuhan.
d. Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa adalah sebagai tempat untuk kegiatan administrasi pemerintahan seperti pengelolaan dan pengawasan pelabuhan.
e. Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker)
Sebagai tempat untuk menyimpan dan menyediakan bahan bakar
f. Instalasi air, listrik dan telekomunikasi
1) Instalasi air untuk menyediakan air bersih yang digunakan untuk keperluan kapal
2) Instalasi listrik untuk memasok tenaga listrik guna mendukung kegiatan bongkar muat di pelabuhan
3) Telekomunikasi untuk memudahkan komunikasi intenal dan eksternal pelabuhan
g. Akses jalan dan/ atau jalur kereta api
Yaitu prasarana untuk menghubungkan antar fasilitas dalam pelabuhan.
h. Fasilitas pemadam kebakaran
Adalah fasilitas yang menanggulangi bahaya kebakaran yang dapat berupa hydrant, tabung kebakaran, dan alarm pendeteksi kebakaran dan unit mobil pemadam kebakaran.
i. Tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke kapal Merupakan sarana parkir untuk menampung kendaraan sebelum naik kapal ke atau menampung kendaraan baik untuk istirahat, menunggu proses administrasi (ticketing) maupun menunggu giliran untuk boarding ke dalam kapal.
2. Fasilitas Penunjang
a. Kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran pelayanan jasa kepelabuhanan.
b. Tempat penampungan limbah
c. Fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan penyeberangan
d. Area pengembangan pelabuhan
e. Fasilitas umum lainnya (peribadatan, taman, jalur hijau, dan kesehatan) untuk memenuhi kebutuhan penumpang.
Sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayan (loket) serta suatu aturan yang mengatur kedatangan pelanggan dan pemrosesan masalah pelayanan antrian dimana dicirikan oleh lima buah komponen yaitu: pola kedatangan para pelanggan, pola pelayanan, jumlah pelayanan, kapasitas fasilitas untuk menampung para pelanggan dan aturan dalam mana para pelanggan dilayani. (Xxxxxxxx,dkk.2000)
Aturan antrian mengacu pada aturan urutan pelanggan dalam barisan yang akan menerima pelayanan. Sebagian besar sistem menggunakan aturan antrian yang disebut aturan first-in first-out (FIFO) dimana pelanggan yang datang lebih dahulu dialah yang pertama dilayani (Xxx xxx Xxxxx, 2005).
Salah satu model antrian yang paling sederhana adalah model saluran tunggal (Single Channel) yang ditulis dengan notasi “Sistem M/M/1”. Komponen dari sistem ini adalah sebagai berikut: (Xxxxx, 1993)
1. Populasi Input tak terbatas yaitu jumlah kedatangan pelanggan potensial tak terbatas.
2. Distribusi kedatangan pelanggan potensial mengikuti distribusi
Poisson.
3. Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS.
4. Fasilitas pelayanan terdiri dari saluran tunggal.
5. Distribusi pelayanan mengikuti distribusi Poisson, asumsi (λ < μ)
6. Kapasitas sistem diasumsikan tak terbatas
7. Tidak ada penolakan maupun pengingkaran
Pada model ini kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan eksponensial. Dalam situasi ini, kedatangan membentuk satu jalur tunggal untuk dilayani. Diasumsikan sistem berada pada kondisi sebagai berikut :
1. Kedatangan dilayani atas dasar first-in, first out (FIFO) dan setiap kedatangan menungu untk dilayani, terlepas dari panjang antrian.
2. Kedatangan tidak terikat pada kedatangan sebelumnya, hanya saja jumlah rata-rata kedatangan tidak berubah menurut waktu.
3. Kedatatangan digambarkan dengan distribusi probabilitas Poisson dan datang dari sebuah populasi yang tidak terbatas (atau sangat besar).
4. Waktu pelayanan bervariasi dari satu pelanggan dengan pelanggan yang berikutnya dan tidak terikat satu sama lain, tetapi tinggkat rata- rata pelayanan diketahui.
5. Waktu pelayanan sesuai dengan distribusi probabilitas eksponensial negative.
6. Tingkat pelayanan lebih cepat daripada tingkat kedatangan.
Parkir merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi dan juga merupakan suatu kebutuhan. Oleh karena itu perlu suatu penataan parkir yang baik, agar area parkir dapat digunakan secara efisien dan tidak menimbulkan masalah bagi kegiatan yang lain. Menurut (UU Nomor 22 Tahun, 2009) tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dijelaskan bahwa parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya.
Berdasarkan (“Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun,” 2013) diatur bahwa fasilitas parkir untuk umum di luar ruang milik jalan dapat berupa taman parkir dan atau gedung parkir. Penyediaan fasilitas parkir untuk umum di luar ruang milik jalan wajib memiliki izin. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pengembangan parkir di gedung parkir yaitu :
1. Tersedianya tata guna lahan
2. Memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang-undangan yang berlaku
3. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
4. Memberikan kemudahan bagi pengguna jasa.
Pada dasarnya, penyediaan fasilitas parkir untuk umum dapat diselenggarakan di ruang milik jalan sesuai dengan izin yang diberikan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada parkir di badan jalan adalah sebagai berikut:
1. Lebar jalan
2. Volume lalu lintas pada jalan yang bersangkutan
3. Karakteristik kecepatan
4. Dimensi kendaraan
5. Sifat peruntukan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang bersangkutan.
Sebelum melakukan penataan parkir, perlu adanya analisis terhadap permasalahan parkir untuk kemudian ditentukan pemecahannya. Berikut aspek teknis dalam manejemen parkir.
1. Kapasitas Statis
Kapasitas statis adalah jumlah ruang yang disediakan atau tersediauntuk parkir.
Sumber : Munawar, 2004 Keterangan :
KS = 𝐿
𝑋
....................................... III.1
KS = Kapasitas statis atau jumlah ruang parkir yang ada
L = Panjang jalan efektif yang dipergunakan untuk parkir X = Panjang dan lebar ruang parkir yang dipergunakan
2. Kapasitas Dinamis
Kapasitas dinamis adalah kapasitas yang di ukur berdasarkan daya tampung untuk satuan waktu, jadi tidak hanya didasarkan pada daya tampung luasan parkir namun juga perputaran dan durasi parkir.
KD = 𝐾𝑆 𝑥 𝑃 I.2
𝐷
Sumber : Munawar, 2004
Keterangan :
KD = kapasitas parkir dalam kendaraan/jam survei
KS = jumlah ruang parkir yang ada P = lamanya survei
D = rata – rata durasi (jam)
3. Volume parkir
Merupakan total jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada suatu lokasi pada suatu lokasi parkir dalam satu satuan waktu tertentu (hari).
4. Durasi parkir
Menurut Xxxxxxx (2004), menyatakan bahwa durasi parkir adalah rentang waktu sebuah kendaraan parkir di suatu tempat (dalam satuan menit atau jam). Nilai durasi parkir diperoleh dengan persamaan:
Durasi = Extime – Entime I.4
Sumber : Munawar, 2004
Extime = Waktu Saat Kendaraan Keluar Dari Lokasi Parkir Entime = Waktu Saat Kendaraan Masuk Ke Lokasi Parkir
5. Rata – rata durasi parkir
Untuk rata – rata durasi parkir dapat dihitung sebagai berikut :
Sumber : Munawar, 2004 Dimana:
D = 𝐷
𝐷𝑖
.................................... III.5
D = rata – rata durasi parkir kendaraan
Di = durasi kendaraan ke–i (i dari kendaraan ke–i sampai ke – n)
6. Akumulasi parkir
Menurut Xxxxxxx (2004), menyatakan bahwa akumulasi parkir adalahjumlah kendaraan yang diparkir di suatu tempat pada waktu
.......................... III.6
tertentu, dan dapat dinagi sesuai dengan kategori jenis maksud perjalanan. Perhitungan akumulasi parkir dapat menggunakan persamaan:
Akumulasi = Ei – Ex Sumber : Munawar, 2004
.......................... III.6
Bila sebelum pengamatan sudah terdapat kendaraan yang parkir,
makapersamaan di atas menjadi :
Akumulasi = Ei – Ex + X I.7
Sumber : Munawar, 2004 Dimana:
Ei = Entry (Kendaraan yang Masuk Lokasi)
Ex = Exit (Kendaraan yang Keluar Lokasi)
X = Jumlah kendaraan yang telah parkir sebelum pengamatan
7. Pergantian parkir (Turn Over)
Menurut Xxxxxxx (2004), menyatakan bahwa Pergantian Parkir (turnover parking) adalah tingkat penggunaan ruang parkir dan diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang-ruang parkir untuk satu periode tertentu. Besarnya turnover parkir dapar diperoleh dengan persamaan:
Tingkat Turnover = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑎𝑟𝑘𝑖𝑟
𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑎𝑟𝑘𝑖𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
............. III.8
Sumber : Munawar, 2004
8. Indeks parkir
Menurut Xxxxxxx (2004), menyatakan bahwa indeks parkir adalah ukuran untuk menyatakan penggunaan panjang jalan dan dinyatakan dalam persentase ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir. Besarnya indeks parkir diperoleh dengan persamaan:
Indeks Parkir = 𝐴𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑟𝑘𝑖𝑟 𝑥 100%
𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑎𝑟𝑘𝑖𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
............... III.9
Sumber : Munawar, 2004
3.8 Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut
Menurut Xxxaturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Penyeberangan :
Tabel III.1 Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Penyeberangan Di Terminal
NO | URAIAN | INDIKATOR | TOLAK UKUR |
1 | KESELAMATAN | ||
a. Informasi dan fasilitas keselamatan | Informasi ketersediaan dan peralatan penyelamatan darurat dalam bahaya (kebekaran, kecelakaan atau bencana alam) | Tersedia inofrmasi dan fasilitas keselamatan yang mudah terlihat dan terjangkau, antara lain: | |
1) alat pemadam kebakaran; | |||
2) petunjuk jalur evakuasi; | |||
3) titik kumpul evaluasi; dan | |||
4) nomor telepon darurat. | |||
b. Informasi dan fasilitas kesehatan | Informasi ketersediaan dan fasilitas kesehatan untuk penanganan darurat | Tersedia informasi dan fasilitas kesehatan yang mudah terlihat dan terjangkau, antara lain: | |
1) petugas kesehatan | |||
2) perlengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan); | |||
3) kursi roda; dan | |||
4) tandu. | |||
2 | KEAMANAN | ||
a. Fasilitas keamanan | Peralatan pencegah tindak kriminal | Tersedia CCTV; | |
b. Petugas keamanan | Orang yang bertugas menjaga ketertiban dan kelancaran sirkulasi pengguna jasa di terminal penumpang | Tersedia petugas berseragam dan mudah terlihat |
NO | URAIAN | INDIKATOR | TOLAK UKUR |
c. Informasi gangguan keamanan | Informasi yang disampaikan kepada pengguna jasa apabila mendapat gangguan keamanan berupa stiker berisis nomor telepon dan/atau SMS pengaduan yang ditempel pada tempat yang strategis dan mudah terlihat | Tersedia stiker yang mudah terlihat dan jelas terbaca | |
d. Lampu penerangan | Berfungsi sebagai sumber cahaya di pelabuhan penyeberangan untuk memberikan rasa aman bagi pengguna jasa | 200 – 300 lux | |
3 | KEHANDALAN/KETERATURAN | ||
Layanan penjualan tiket | Penjualan dan penukaran tiket kapal (jumlah loket yang beroperasi disesuaikan dengan calon penumpang dan waktu rata – rata perorang) | Maksimum 5 menit per nama penumpang. | |
4 | KENYAMANAN | ||
a. Ruang tunggu | Ruangan/tempat yang disediakan untuk penumpang dan calon penumpang sebelum melakukan check in (ruangan tertutup dan/atau ruangan terbuka) | 1) Untuk 1 (satu) orang minimum 0,6 m2. | |
2) Area bersih 100% dan tidak berbau yang berasal dari dalam area terminal penumpang. |
NO | URAIAN | INDIKATOR | TOLAK UKUR |
b. Toilet | Tersedianya toilet | 1) Untuk 1 (satu) untuk 50 penumpang dan jumlah toilet wanita 2 (dua kali) kali toilet pria . | |
2) Area bersih 100% dan tidak berbau yang berasal dari dalam toilet . | |||
c. Mushola | Fasilitas untuk melakukan ibadah | 1) Tersedia sesuai kapasitas pelabuhan penyeberangan. | |
2) Area bersih 100% dan tidak berbau yang berasal dari dalam mushola. | |||
d. Lampu penerangan | Berfungsi sebagai sumber cahaya di pelabuhan untuk memberikan rasa nyaman bagi pengguna jasa | 200 - 300 lux. | |
e. Fasilitas pengatur suhu | Fasiltas untuk sirkulasi udara dapat menggunakan AC (Air Conditioner) , kipas angin (fan) dari/atau ventilasi udara | Suhu dalam terminal penumpang maksimal 27oC | |
f. Fasilitas lajur penumpang | Fasilitas untuk memudahkan penumpang | Tersedia fasilitas lajur penumpang yang terpisah dengan lajur kendaraan | |
5 | Kemudahan/Keterjangkauan | ||
a. Informasi pelayanan | Informasi yang disampaikan didalam terminal kepada pengguna jasa yang terbaca | 1) Informasi dalam bentuk visual diletakkan di tempat strategis yang mudah terlihat dan jelas terbaca |
NO | URAIAN | INDIKATOR | TOLAK UKUR |
dan terdengar sekurang- kurangnya memuat : • Denah/Layout terminal penumpang • Nama dermaga • Jadwal kedatangan dan keberangkatan • Tujuan • Tarif • Peta jaringan lintas pelayanan | 2) Informasi dalam bentuk audio harus jelas terdengar dengan intensitas suara 20 dB lebih besar dari kebisingan yang ada | ||
b. Informasi gangguan perjalanan kapal | Pemberian informasi jika terjadi gangguan perjalanan kapal | Informasi diumumkan maksimal 10 menit setelah terjadi gangguan dan jelas terdengar dengan intensitas suara 20 dB lebih besar dari kebisingan yang ada | |
c. Informasi angkutan lanjutan | Informasi yang disampaikan didalam pelabuhan penyeberangan kepada pengguna jasa sekurang- kurangnya memuat : • Jenis angkutan • Lokasi dan penunjuk arah angkutan • Jadwal kedatangan dan keberangkatan • Tujuan • Tarif | Penempatan mudah terllihar dan jelas terbaca |
NO | URAIAN | INDIKATOR | TOLAK UKUR |
d. Fasilitas layanan penumpang | Fasilitas yang disediakan untuk memberikan informasi perjalanan kapal dan layanan menerima pengaduan | Mempunyai tempat dan 1 (satu) meja kerja | |
e. Tempat parkir | Tempat untuk parkir kendaraan baik roda 4 (empat) dan roda 2 (dua) | 1) Luas tempat parkir disesuaikan dengan lahan yang tersedia 2) Sirkulasi kendaraan masuk, keluar dan parkir lancar | |
f. Pelayanan bagasi | Memberikan kemudahan bagi penumpang untuk membawa barang bawaan | 1) Tersedia porter berseragam yang memiliki identitas dan mudah terlihat 2) Kondisi baik dan berfungsi | |
6 | a. Fasilitas bagi penumpang difable | Fasilitas yang disediakan untuk pengguna jasa difable | Terdapat mobile ramp dengan kemiringan maksimum 20” untuk penyambung dari platform ke kapal |
b. Ruang ibu menyusui | Ruangan / tempat yang disediakan khusus bagi ibu menyusui dan bayi | Tersedia ruang khusus beserta fasilitas lengkap untuk ibu menyusui dan bayi |
Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Penyeberangan
Dari indikator sesuai dengan PM 39 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Minimum Penumpang Angkutan Penyeberangan, kemudian dilakukan perhitungan terhadap kinerja fasilitas eksisting melalui pembobotan. Nilai dihitung dengan menggunakan nilai rata – rata tertimbang masing – masing indikator pelayanan. Nilai dihitung dengan menggunakan nilai rata – rata tertimbang masing – masing indikator pelayanan. Dimana sesuai dengan SPM, untuk pelayanan di pelabuhan penyeberangan komersil terdapat 33 indikator. Nilai penimbang ditetapkan dengan rumus, sebagai berikut :
Bobot nilai rata – rata = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
Maka,
Bobot nilai rata – rata = 100 = 3,03 ≈ 3
33
Artinya bahwa, jika terdapat salah satu indikator dengan kondisi sesuai dengan PM 39 Tahun 2015 tentang SPM angkutan penyeberangan, maka indikator tersebut diberi nilai 3. Namun jika terdapat indicator yang belum seperti SPM, maka diberikan penilaian 1,5. Dan jika di pelabuhan tersebut tidak memiliki indicator yang telah ditentukan, maka diberikan nilai 0. Berikut merupakan tabel pembagian pembobotan berdasarkan indicator pelayanan sesuai PM 39 Tahun 2015 tentang SPM angkutan penyeberangan. Dimana angka 3 tersebut tersedia kebutuhan yang sesuai gedung – gedung di kawasan Pelabuhan Penyeberangan dan bekerja sesuai baik dengan kinerja yang ada untuk keamanan keselamatan serta kenyamanan bagi penumpang maupun pekerja di kawasan Pelabuhan Penyeberangan.
Tabel III.2 Interval Dan Pembobotan
No | Nilai Interval | Keterangan |
1 | 3 | Ada Fasilitas, danPelayanan Baik |
2 | 1,5 | Ada Fasilitas, dan Pelayanan KurangBaik |
3 | 0 | Tidak ada Fasilitas |
Sumber : PM 39 Tahun 2015 Tentang SPM Angkutan Penyeberangan
Tabel III.3 Pembobotan Penilaian Indikator Keselamatan Sesuai SPM
JENIS PELAYANAN | Bobot |
A. KESELAMATAN | |
1. Informasi dan Fasilitas Keselamatan | |
• Alat Pemadam Kebakaran | 3 |
• Petunjuk Jalur Evakuasi | 3 |
• Titik Kumpul Evakuasi | 3 |
• Nomor telepon darurat | 3 |
2. Informasi dan Fasilitas Kesehatan | 3 3 3 3 |
• Petugas Kesehatan | |
• Perlengkapan P3K | |
• Kursi Roda | |
• Tandu | |
SUBTOTAL (A) | 24 |
Tabel III.4 Pembobotan Penilaian Indikator Keselamatan Sesuai SPM
JENIS PELAYANAN | BOBOT |
B. KEAMANAN | |
1. Fasilitas Keamanan • Tersedia kamera CCTV | 3 |
2. Petugas Keamanan • Tersedia Petugas Berseragam dan Mudah Terlihat | 3 |
3. Informasi Gangguan Keamanan • Tersedia stiker yang mudah terlihat dan jelas terbaca | 3 |
4. Lampu Penerangan • Lampu 200-300 Lux | 3 |
SUBTOTAL (B) | 12 |
Tabel III.5 Pembobotan Penilaian Indikator Kehandalan/Keteraturan Sesuai SPM
JENIS PELAYANAN | BOBOT |
C. Kehandalan | |
1. Layanan Penjualan Tiket • Maksimum 5 menit per nama penumpang | 3 |
SUB TOTAL (C) | 3 |
Tabel III.6 Penilaian Pembobotan Indikator Kenyamanan Sesuai SPM
JENIS PELAYANAN | BOBOT |
D. Kenyamanan | |
1. Ruang Tunggu | 3 3 |
• Untuk 1 orang minimal 0.6 m2 • Area Bersih 100% dan tidak berbau | |
2. Toilet | |
• Tersedia 1 toilet untuk 50 penumpang dan toilet wanita 2 | 3 |
kali toilet pria • Area bersih 100% dan tidak | 3 |
berbau | |
3. Mushola • Tersedia sesuai dengan | 3 |
kapasitas pelabuhan | |
• Area bersih 100% dan tidak | 3 |
berbau | |
4. Lampu penerangan • 200-300 Lux | 3 |
5. Fasilitas Pengatur Suhu • Minimal suhu ruangan 27’ C | 3 |
6. Fasilitas Lajur Penumpang • Tersedia lajur penumpang yang terpisah dari lajur kendaraan | 3 |
SUBTOTAL (D) | 27 |
Tabel III.7 Penilaian Pembobotan Indikator Kemudahan Sesuai SPM
JENIS PELAYANAN | BOBOT |
E. Kemudahan | |
1. Informasi Pelayanan • Dalam bentuk visual, diletakan ditempat strategis dan yang mudah terlihat dan jelas untuk dibaca • Dalam bentuk audio harus jelas terdengar dengan intensitas suara 20 dB lebih besar dari kebisingan yang ada | 3 3 |
2. Informasi gangguan perjalanan kapal • Informasi diumumkan maksimal 10 menit setelah terjadi gangguan | 3 |
3. Informasi angkutan lanjutan • Penempatan mudah terlihat dan jelas terbaca | 3 |
4. Fasilitas Layanan Penumpang • Mempunyai tempat dan 1(satu) meja kerja | 3 |
5. Tempat Parkir • Luas tempat parkir disesuaikan dengan lahan yang tersedia • Sirkulasi kendaraan masuk, keluar dan parkir lancar | 3 |
3 | |
6. Pelayanan Bagasi Penumpang • Tersedia Xxxxxx berseragam yang memliki identitas dan mudah terlihat • Kondisi baik dan berfungsi | 3 |
3 | |
SUBTOTAL (E) | 27 |
Tabel III.8 Penilaian Pembobotan Indikator Kesetaran Sesuai SPM
JENIS PELAYANAN | Bobot |
F. KESETARAAN | |
1. Fasilitas Bagi Penumpang Difable | 3 |
• Terdapat mobile ramp dengan kemiringan maksimum 20” untuk penyambung dari Platform ke kapal | |
2. Ruang Ibu Menyusui | 3 |
• Tersedia ruang khusus beserta fasilitas lengkap untuk ibu menyusui dan bayi | |
SUBTOTAL (F) | 6 |
TOTAL (A+B+C+D+E+F) | 24+12+3+2 7+27+6 = 99 |
Sumber : PM 39 Tahun 2015 Tentang SPM Angkutan Penyeberangan
Nilai pembobotan dan penilaian terhadap kinerja fasilitas di Pelabuhan Penyeberangan di nilai 99 dimana nilai tersebut digolongkan pada nilai A dengan kinerja indicator Sangat Baik. Berikut merupakan tabel penilaian menurut PM 39 Tahun 2015
Tabel III.9 Nilai Interval, Nilai Interval Konvensi, Kinerja Indikator Pelayanan
Nilai Persepsi | Nilai Interval Konversi | Mutu Pelayanan | Kinerja Unit Pelayanan |
1 | 0,00 - 64,99 | D | Tidak Baik |
2 | 65,00-76,60 | C | Kurang Baik |
3 | 76,61-88,30 | B | Baik |
4 | 88,31-100,00 | A | Sangat Baik |
Sumber : PM 39 Tahun 2015 Tentang SPM Angkutan Penyeberangan
BAB IV METODOLOGI PEXXXXXXXX
Untuk mempermudah dalam pemahaman proses-proses yang akan dilakukan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat suatu alur penelitian. Penelitian berarti sebuah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan data dan penafsiran fakta-fakta. Pada alur penelitian ini nantinya, maka akan dijelaskan proses-proses penelitian mulai dari masukan sampai dengan keluaran atau output yang diharapkan oleh peneliti.
4.1.1 Identifikasi Masalah
Tahapan pertama yang dilakukan adalah identifikasi masalah, identifikasi masalah dilakukan pada studi pendahuluan agar diketahui masalah yang ada di wilayah studi. Pada identifikasi masalah ini dikumpulkan informasi dan data yang sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, sehingga nantinya kendala-kendala yang dapat menghambat dan mengganggu jalannya penelitian dapat diantisipasi. Setelah didapatkan berbagai masalah yang ada di wilayah studi setelah itu dilakukan pengambilan beberapa permasalahan untuk dirumuskan.
4.1.2 Pengumpulan Data
Setelah mengetahui masalah yang akan diangkat maka selanjutnya menentukan jenis data apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan penelitian. Pengumpulan data yang dilakukan adalah pengumpulan data sekunder yang didapatkan dari Dinas Perhubungan Kota Kendari dan hasil analisis yang dilakukan oleh Tim Praktek Kerja Lapangan Kota Kendari.
4.1.3 Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data yang didapat dari Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara dan hasil analisis Tim Praktek Kerja Lapangan Kabupaten Jepara, setelahnya data yang didapatkan dapat dilakukan analisa guna mendapat produksi penumpang di tahun rencana dan juga didapatkan angka tingkat optimal kinerja fasilitas Pelabuhan Penyeberangan Kartini sebagai lokasi penelitian.
4.1.4 Keluaran
Kesimpulan atau Output merupakan proses akhir dari penelitian. Pada tahap kesimpulan ini diambil kesimpulan dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan fasilitas darat terutama fasilitas pokok Pelabuhan Nusantara Kendari melalui penataan fasilitas Pelabuhan.
Kerangka kerja penelitian dibuat dan dijelaskan dalam bentuk bagan alir penelitian. Hal ini digambarkan dalam sebuah bentuk Bagan yang dimulai dari awal perumusan masalah, hingga penarikan kesimpulan dan pemberian saran. Kerangka bagan alir dapat dilihat pada Gambar IV.1
MULAI
RUMUSAN MASALAH
PENGUMPULAN DATA
•
•
DATA PRIMER:
Ketersediaan dan kondisi fasilitas daratan pelabuhan
Karakteristik perjalanan penumpang
Sirkulasi pergerakan kendaraan pelabuhan
•
•
•
DATA SEKUNDER:
Produktivitas penumpang selama 5 tahun terakhir
Karakteristik Kapal
PENYEDIAAN FASILITAS DARATAN
SIRKULASI ARUS LALU LINTAS
SELESAI
KESIMPULAN DAN SARAN
PENINGKATAN KINERJA AREA PELABUHAN
FORECASTING DEMAND
KINERJA SPM PELABUHAN
ANALISIS
PENGOLAHAN DATA
IDENTIFIKASI MASALAH
Gambar IV.1 Kerangka Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian terdiri dari metode pengumpulan data dan metode analisis data.
5.3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, metode dan teknik penelitian berkaitan erat dengan kualitas data yang diperoleh. Metode dan teknik yang digunakan dalam penulisan ini antara lain :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya kemudian diamati dan dicatat. Metode yang digunakan yaitu Metode observasi. Metode observasi merupakan metode yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung pada kondisi yang sebenarnya di lapangan. Yaitu berupa survey produktifitas pelabuhan, inventarisasi prasarana pelabuhan dan pola arus lalu lintas kendaraan serta penumpang di Pelabuhan Nusantara Kendari, dan survey penumpang pejalan kaki.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat berdasarkan pengamatan pihak lain dan berupa laporan secara tertulis, dalam memperoleh data sekunder penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1) Metode Kepustakaan
Data sekunder didapat dari literatur atau buku – buku yang ada di Perpustakaan Politeknik Transportasi Darat Indonesia – Sekolah Tinggi Transportasi Darat dan buku – buku lainnya yang berkait dengan penelitian ini.
2) Metode Institusional
Data – data yang dikumpulkan dari berbagai macam instansi yang terkait dengan penelitian, yaitu :
a) PT. Pelindo IV Makassar
b) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas II Kendari
c) BPS Kota Kendari
d) Kantor BAPPEDA Kendari
5.3.2 Metode Analisis Data
Dalam penulisan penelitian ini digunakan beberapa metode analisis diantaranya :
a. Kinerja fasilitas daratan
Analisis kinerja fasilitas dilakukan untuk mengetahui kinerja fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Nusantara Kendari sesuai dengan PM 39 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minumum.
b. Analisis Parkir
Analisis parkir dilakukan untuk mengetahui kebutuhan ruang parkir di Pelabuhan Nusantara Kendari saat ini.
c. Peramalan Permintaaan (Forecasting Demand)
Xxxxx Z. Tamin menyatakan Forecasting of Demand peramalan permintaan merupakan kegiatan memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama, sedangkan waktu yang singkat tidak dibutuhkan peramalan. Pada umumnya kegunaan peramalan sebagai berikut :
1) Sebagai alat bantu dalam perencanaan yang efektif dan efisien
2) Untuk menentukan Kebutuhan sumber daya di masa mendatang
3) Untuk membuat keputusan yang tepat
Baik tidaknya hasil penelitian sangat ditentukan oleh ketepatan peramalan yang dibuat namun peramalan selalu ada
unsur kesalahannya. Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua macam yaitu :
a. Peramalan Kualitatif
Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya.
Hasil ini ni ni penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang intuisi, pendapat, pengetahuan serta pengalaman penyusunnya.
b. Peramalan Kuantitatif
Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat kondisi berikut :
1) Tersedianya informasi (data) tentang masa lalu
2) Informasi (data) tersebut dapat diklasifikasikan dalam bentuk data numerik
3) Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola Masa lalu akan terus berlanjut pada masa yang akan datang
Pada penyusunan tugas akhir ini, peramalan yang digunakan adalah peramalan kuantitatif. Metode peramalan kuantitatif dibedakan atas :
a. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antar variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu yang merupakan deret berkala time series).
b. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antar variabel yang akan
diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktunya disebut dengan metode korelasi atau sebab akibat (metode kausal).
Untuk mengetahui fluktuasi penumpang dan kendaraan yang akan datang maka perlu dilakukan peramalan. Peramalan pada dasarnya merupakan suatu perkiraan mengenai tingkat permintaan yang di harapkan terjadi untuk jangka waktu yang akan datang dieperoleh dengan menggunakan teknik tertentu.
Metode yang digunakan adalah metode peramalan kuantitatif yaitu metode Proyeksi Trend (Trend Projection). Proyeksi Trend adalah metode peramalan time-series yang menyesuaikan sebuah garis tren pada sekumpulan data masa lalu dan kemudian diproyeksikan dalam garis untuk meramalkan masa depan untuk peramalan jangka pendek atau jangka panjang. Kalau hal yang diteliti menunjukkan gejala kenaikan maka tren yang kita miliki menunjukkan rata-rata pertumbuhan, sering disebut trend positif, tetapi hal yang kita teliti menunjukkan gejala yang semakin berkurang maka tren yang kita miliki menunjukkan rata-rata penurunan atau disebut juga tren negatif. Dalam perhitungannya penulis menggunakan software Microsoft Excel. Menurut Xxxxxxxxxx dan Asri (2004) ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk membuat trend yaitu : (Xxxxxxxxxx, 2004)
1) Trend Linear
Garis lurus yang digambarkan digambarkan pada grafik menunjukkan system koordinat persegi panjang, yang dapat dinyatakan dalam persamaan :
𝒀′ = 𝒂 + 𝒃𝑿
........................................... IV.1
Sumber : Xxxxxxxxxx dan Asri, 2004
Keterangan :
Y’ = Nilai Variabel Yang Dihitung Untuk Diprediksi
𝒂 = Perpotongan Sumbu Y, Bila Konstan b = Koefisien
X = Variabel Bebas (Waktu)
Rumus untuk mendapatkan nilai a dan b :
∑𝒀
𝒂 =
𝒏
.............................................. IV.2
∑𝑿𝒀
𝒃 =
𝑿𝟐
...........................................IV.3
Sumber : Xxxxxxxxxx dan Asri, 2004
2) Trend Kuadratik
Trend kuadratik adalah trend yang nilai variable tak bebasnya naik atau turun tidak secara linear atau terjadi parabola bila datanya dibuat diagram pencarnya. Persamaan trend kuadratik adalah sebagai berikut :
𝒀′ = 𝒂 + 𝒃𝒙𝟏 + 𝒄𝒙𝟐
.....................IV.4
Sumber : Xxxxxxxxxx dan Asri, 2004
Rumus untuk mendapatkan nilai a, b, dan c :
𝐚 = − 𝐛 ( ) − 𝐜 ( )
∑𝐘
∑𝐱𝟏
∑𝐱𝟐
𝐧 𝐧 𝐧
𝐛 =
( ∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟏𝒚) − (∑𝐱𝟏𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐𝒚)
𝟐
(∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐) − (∑𝐱 𝐱 )𝟐
𝟏
𝟐
𝟏 𝟐
......................IV.5
….…........IV.6
Sumber : Xxxxxxxxxx dan Asri, 2004
.............. IV.7
𝐜 =
( ∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐𝒚) − (∑𝐱𝟏𝐱𝟐)(∑𝐱𝟏𝒚)
𝟏
(∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐) − (∑𝐱 𝐱 )𝟐
𝟏
𝟐
𝟏 𝟐
Keterangan :
Y’ = Jumlah Komposisi Variabel Terikat X = Variabel Bebas (Waktu)
𝒂 , b , c= Koefisien
n = Banyak Tahun
d. Analisis Fasilitas Daratan
Berdasarkan Keputusan Menteri No. 52 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan, sebagai berikut.
1) Ruang Tunggu (a1)
a1 = a * n * N * x * y
……………..(IV.8)
Sumber : KM 52 Tahun 2004 Keterangan :
a1 = Luas ruang tunggu (m2)
a = Luas area yang dibutuhkan untuk satu orang (1,2m2/orang)
n = Jumlah penumpang dalam satu kapal
N = Jumlah kapal datang / berangkat pada saat bersamaan x = Rasio konsentrasi (1,0 – 1,6)
y = Rata – rata fluktuasi (1,2)
2) Ruang Kantin (a2)
a2 = 15% * a1
……………………(IV.9)
Sumber : KM 52 Tahun 2004
a3 = 15% * a1
3) Ruang Administrasi (a3)
Sumber : KM 52 Tahun 2004
a4 = 25% * (a1+a2+a3)
4) Ruang Utilitas (a4)
……………………(IV.10)
Sumber : KM 52 Tahun 2004
a5 = 10% * (a1+a2+a3+a4)
5) Ruang Publik (a5)
………………(IV.11)
Sumber : KM 52 Tahun 2004
6) Luas Total Area Gedung Terminal
……………(IV.12)
A = a1+a2+a3+a4+a5
Sumber : KM 52 Tahun 2004 Keterangan :
A = Luas total area gedung terminal a1 = Luas area ruang tunggu
a2 = Luas area kantin
a3 = Luas area administrasi a4 = Luas area ruang utilitas
a5 = Luas area ruang publik (Public Hall)
….………….(IV.13)
7) Lapangan Parkir Siap Muat
Untuk Pelabuhan Nusantara Kendari hanya mengangkut penumpang dan barang, tidak dengan kendaraan
8) Lapangan Parkir Pengantar Penjemput
A = a * n1 * N * x * y * z * 1/n2
………(IV.14)
Sumber : KM 52 Tahun 2004
Keterangan :
A = Luas total area parkir untuk kendaraan antar/jemput a = Luas area yang dibutuhkan untuk satu unit kendaraan n1 = Jumlah penumpang dalam satu kapal
n2 = Jumlah penumpang dalam satu kendaraan (rata – rata 8 orang / unit)
N = Jumlah kapal datang / berangkat pada saat bersamaan x = Rata – rata pemanfaatan (1,0)
y = Rasio konsentrasi (1,0 – 1,6)
z = Rata – rata pemanfaatan (1,0 : Seluruh penumpang meninggalkan terminal dengan kendaraan)
9) Areal Fasilitas Bahan Bakar (Bunker)
Berdasarkan KM 52 Tahun 2004 bahwa areal bunker digunakan sebagai tempat untuk menyimpan dan menyediakan bahan bakar. Kebutuhan area untuk tempat penampungan BBM dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan BBM per hari.
10) Areal Fasilitas Air Bersih
Berdasarkan KM 52 Tahun 2004 bahwa areal untuk fasilitas air bersih dihitung berdasarkan kebutuhan air bersih per
hari. Instalasi air ini juga diperuntukkan bagi penyediaan air bersih untuk keperluan kapal
11) Areal Generator
Berdasarkan KM 52 Tahun 2004 bahwa areal ini digunakan untuk memasok tenaga listrik guna mendukung kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Kebutuhan areal untuk generator didasarkan pada standar kebutuhan ruang untuk fasilitas listrik seluas 150 m2.
12) Areal Fasilitas Peribadatan
Berdasarkan KM 52 Tahun 2004 bahwa kebutuhan ruang fasilitas peribadatan didasarkan pada kebutuhan ruang untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk 250 penduduk yaitu seluas 60 m2.
13) Areal Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan KM 52 Tahun 2004 bahwa kebutuhan ruang untuk fasilitas Kesehatan didasarkan pada kebutuhan ruang untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk 250 penduduk yaitu seluas 60 m2.
14) Areal Fasilitas Pos dan Telekomunikasi
Areal ini untuk memudahkan komunikasi internal dan eksternal pelabuhan. Berdasarkan KM 52 Tahun 2004 bahwa kebutuhan ruang untuk fasilitas pos dan telekomunikasi didasarkan pada kebutuhan ruang untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial.
15) Fasilitas Pemadam Kebakaran
Fasilitas pemadam kebakaran adalah fasilitas untuk menanggulangi bahaya kebakaran yang dapat berupa
hydrant, tabung kebakaran, dan alarm pendeteksi kebakaran dan unit mobil pemadam kebakaran jika dibutuhkan
e. Analisis Pola Arus Lalu Lintas
Rencana pola alur lalu lintas kendaraan dan penumpang di pelabuhan sesuai dengan lampiran pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.242/HK.104/DRJD/2010 Tentang Manajemen Pola Lalu Lintas. Mengenai Standar Prosedur dari Pola Lalu Lintas kendaraan dan penumpang masuk dan keluar kapal adalah sebagai berikut :
1) Jalur Naik ke Kapal
Sumber : SK.242/HK.104/DRJD/2010
Gambar IV.1 Pola Arus Lalu Lintas Masuk Kapal
2) Jalur Turun dari Kapal
Sumber : SK.242/HK.104/DRJD/2010
Gambar IV.2 Pola Arus Lalu Lintas Turun Kapal
Pada analisis ini menggunakan metode antrian First-in, First-out (FIFO). Pada model ini kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan eksponensial. Diasumsikan sistem berada pada kondisi sebagai berikut :
1. Kedatangan dilayani atas dasar first-in, first out (FIFO) dan setiap kedatangan menungu untk dilayani, terlepas dari panjang antrian.
2. Kedatangan tidak terikat pada kedatangan sebelumnya, hanya saja jumlah rata-rata kedatangan tidak berubah menurut waktu.
3. Kedatatangan digambarkan dengan distribusi probabilitas Poisson dan datang dari sebuah populasi yang tidak terbatas (atau sangat besar).
4. Waktu pelayanan bervariasi dari satu pelanggan dengan pelanggan yang berikutnya dan tidak terikat satu sama lain, tetapi tinggkat rata-rata pelayanan diketahui.
5. Waktu pelayanan sesuai dengan distribusi probabilitas
eksponensial negative.
6. Tingkat pelayanan lebih cepat daripada tingkat kedatangan.
Jadwal Penelitian dibuat agar penelitian yang dibuat dapat selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Berikut ini merupakan bagan jadwal penelitian
N o | Kegiatan | April | Xxx | Xxxx | Xxxx | Xxxxxxx | |||||||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | ||
1 | Persiapan Penyusunan Proposal | ||||||||||||||||||||
2 | Seminar Proposal Skripsi | ||||||||||||||||||||
3 | Pengumpulan Proposal Skripsi | ||||||||||||||||||||
4 | Penyusunan Skripsi | ||||||||||||||||||||
5 | Seminar Progress Skripsi | ||||||||||||||||||||
6 | Penyusunan Skripsi Akhir | ||||||||||||||||||||
7 | Seminar Xxxxx Xxxxxxx |
BAB V
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
5.1 Analisis Kinerja Fasilitas Pelabuhan Nusantara Kendari
5.1.1 Standar Pelayanan Penumpang Eksisting
Berdasarkan hasil survei fasilitas daratan berdasarkan survei yang dilakukan maka harus dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan. Untuk mengetahui tingkat pelayanan yang diberikan oleh Pelabuhan Nusantara Kendari dengan cara pembobotan dan penilaian. Berikut merupakan langkah – langkah pengolahan data melalui pembobotan dan penilaian.
1. Keselamatan
Pada indikator keselamatan terdapat 8 (delapan) sub indicator pelayanan yang sesuai dengan PM 39 Tentang Angkutan Penyeberangan. Dari kondisi eksisting di Pelabuhan Nusantara Kendari, maka di dapatkan pembobotan dari tiap sub indikator yaitu:
Tabel V.1 Penilaian Kinerja Fasilitas Dari Segi Keselamatan
Jenis Pelayanan | Kondisi eksisting | Keterangan | Bobot |
A. KESELAMATAN | |||
1. Informasi dan FasilitasKeselamatan • Alat Pemadam Kebakaran • Petunjuk Jalur Evakuasi • Titik Kumpul Evakuasi • Nomor telepon darurat | Tidak ada Ada Ada Tidak ada | Tidak tersedianya fasilitas keselamatan seperti alat pemadam kebakaran serta petunjuk dan titik kumpul evakuasi jika terjadi kecelakaan. | 0 3 3 0 |
Jenis Pelayanan | Kondisi eksisting | Keterangan | Bobot |
A. KESELAMATAN | |||
2. Informasi dan FasilitasKesehatan • Petugas Kesehatan • Pelengkapan P3K • Kursi Roda • Tandu | Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada | Tidak tersedia petugas kesehatan serta peralatan kesehatan (P3K) serta alat penunjang bagi penumpang yang membutuhkan (kursi roda) | 0 0 0 0 |
SUBTOTAL (A) | 6 |
Sumber : Hasil Analisis, 2022
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa indicator keselamatan yang terdapat pada Pelabuhan Nusantara Kendari sangat rendah hanya diberikan nilai 6 karena belum memenuhi standar yang berlaku sesuai SPM angkutan penyeberangan.
2. Keamanan
Sesuai dengan PM 39 Tahun 2015, indicator keamanan memiliki empat (4) sub indicator yaitu fasilitas keamanan, petugas keamanan, informasi gangguan keamanan, lampu penerangan. Berikut merupakan penilaian kinerja fasilitas dari segi keamanan, yaitu:
Tabel V.2 Penilain Kinerja Fasilitas Dari Segi Keamanan
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
B. KEAMANAN | |||
1. Fasilitas Keamanan • Tersedia kameraCCTV • Tersedia stiker yang mudah terlihat | Tidak ada Tidak ada | Tidak tersedianya fasilitas CCTV pada pelabuhan penyeberangan yang dapat berfungsi sebagai perekam jika terjadi gangguan keamanan. | 0 0 |
2. Petugas Keamanan • Tersedia Petugas Berseraga m | Ada | Terdapat petugas keamanan, akan tetapi tidak menggunakan seragam yang mudah untuk dikenal. | 3 |
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
B. KEAMANAN | |||
3. Informasi gangguan keamanan • Tersedia stiker yang mudah terlihat | Tidak Ada | Tidak terdapat stiker yang jelas dan mudah terlihat | 0 |
4. Lampu Penerangan • Lampu 200-300 Lux | Ada | Terdapat Lampu Penerangan | 3 |
SUBTOTAL (B) | 6 |
Sumber : Hasil Analisis, 2022
Diatas menjelaskan bahwa, pelayanan yang diberikan dari segi keamanan sangat minim dimana hanya diberikan nilai 6 untuk ketersediaan petugas keamanan.
3. Kehandalan/Keteraturan
Dari segi kehandalan/keteraturan, terdapat satu indicator yaitu tentang pelayanan penjualan tiket pada loket, tabel berikut merupakan penilaiannya.
Tabel V.3 Penilaian Kinerja Fasilitas Dari Segi Kehandalan
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
C. Kehandalan | |||
Layanan Penjualan Tiket • Maksimum 5 menit per penumpang | Ada | Terdapat loket pembelian tiket kapal namun mutu pelayanan harus ditingkatkan. | 3 |
SUBTOTAL (C) | 3 |
Sumber: Hasil Analisis, 2022
4. Kenyamanan
Pada indicator kenyamanan memiliki 6 indikator didalamnya, yaitu ruang tunggu, toilet, mushola, lampu penerangan, fasilitas pengatur suhu, dan fasilitas lajur penumpang
Tabel V.4 Penilaian Kinerja Fasilitas Xxxx Xxxx Xxxxxxxxan
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
D. Kenyamanan | |||
1. Ruang Tunggu • Area Bersih 100% dan tidakberbau • Untuk 1 orang minimal 0.6m2 | Tidak ada Tidak ada | Sesuai dengan kondisi eksisting terdapat ruang tunggu dengan dimensi 8 x 7,5 m2, akan tetapi pada pelaksanaannya ruang tunggu belum dioperasikan dan kebersihannya tidak terjaga. | 0 0 |
2. Toilet • Tersedia 1 toilet untuk 50 penumpang dan toilet wanita2 kali toilet pria • Area bersih 100% dan tidakberbau | Sesuai dengan | ||
kondisi eksisting | |||
terdapat 2 toilet | |||
Ada | yang disediakan | 0 | |
yaitu toilet pria | |||
dan wanita, | 0 | ||
akantetapi | |||
kondisi toilet | |||
tidak bersih | |||
dan agak berbau | |||
3. Mushola • Tersedia sesuai dengankapasitas pelabuhan • Area bersih 100% dan tidakberbau | Ada | Terdapat mushola di Pelabuhan akantetapi kurang luas | 3 |
Tidak ada | 0 | ||
4. Lampu penerangan • 200-300 Lux | Ada | Terdapat Lampu Penerangan | 3 |
5. Fasilitas Pengatur Suhu • Minimal suhu ruangan 27’ C | Tidak Ada | Tidak tersedia pengatur suhu. | 0 |
6. Fasilitas Lajur Penumpang • Tersedia lajur penumpangyang terpisah dari lajur kendaraan | Tidak Ada | Tidak tersedialajur khusus | 0 |
penumpang | |||
SUBTOTAL (D) | 6 |
Sumber : Hasil Analisis, 2022
Belum beroperasi fasilitas seperti ruang tunggu dan fasilitas lain berdampak terhadap nilai minimalnya segi kenyamanan bagi penumpang Pelabuhan Nusantara Kendari
5. Kemudahan
Pada jenis pelayanan kemudahan, terdapat 6 (enam) indicator yang sesuai dengan PM 39 Tahun 2015, yaitu tentang informasi pelayanan, informasi gangguan perjalanan kapal, informasi angkutan lanjutan, fasilitas layanan penumpang, tempat parkir, dan pelayanan bagasi penumpang.
Tabel V.5 Penilaian Kinerja Fasilitas Dari Segi Kemudahan
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
E. Kemudahan | |||
1. Informasi Pelayanan • Dalam bentuk visual, diletakan ditempat strategis dan yang mudah terlihat dan jelas untuk dibaca • Dalam bentuk audio harus jelas terdengar dengan intensitas suara 20 dB lebih besar dari kebisingan yang ada | Ada Tidak ada | Hanya terdapat informasi tentang jadwal keberangkatan kapal. | 3 |
Tidak tersedia informasi dalam bentuk audio pada pelabuhan. | 0 | ||
2. Informasi gangguan perjalanan kapal • Informasi diumumkan maksimal 10 menit setelah terjadi gangguan | Tidak ada | Tidak ada informasi yang jelas jika terjadi gangguan perjalanan kapal. | 0 |
3. Informasi angkutan lanjutan • Penempatan mudah terlihat dan jelas terbaca | Tidak Ada | Tidak tersedia informasi yang jelas untuk moda angkutan lanjutan. | 0 0 |
4. Fasilitas Layanan Penumpang • Mempunyai tempat dan 1(satu) meja kerja | Tidak Ada | Tidak tersedia informasi yang jelas untuk moda angkutan lanjutan. | 0 |
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
E. Kemudahan | |||
5. Tempat Parkir • Luas tempat parkir disesuaikan dengan lahan yang tersedia • Sirkulasi kendaraan masuk, keluar dan parkir lancar | Ada Ada | Tersedia lahan parkir yang sesuai dengan lahan yang tersedia di pelabuhan. Terjadi pola arus lalu lintas yang tidak teratur dalam pelabuhan | 3 3 |
6. Pelayanan Bagasi Penumpang • Tersedia porter berseragam yang memiliki identitas dan mudah terlihat • Kondisi baik dan berfungsi | Tidak Ada Tidak Ada | Tidak tersedia porter (TKBM) yang dapat membantu memudahkan penumpang | 0 |
SUBTOTAL (E) | 9 |
Sumber : Hasil Analisis, 2022
6. Kesetaraan
Pada segi pelayanan kesetaraan, terdapat 2 (dua) indicator yang sesuai dengan PM 39 Tahun 2015, yaitu tentang fasilitas bagi penumpang difable, dan ruang ibu menyusui.
Tabel V.7 Penilaian Kinerja Fasilitas Dari Segi Kesetaraan
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
F. Kesetaraan | |||
1. Fasilitas Bagi Penumpang Difable • Terdapat mobile ramp untuk menyambungka n kapal | Tidak Ada | Tidak terdapat mobile ramp untuk aksesibilitas | 0 |
2. Ruang Ibu Menyusui • Tersedia ruang khusus ibu menyusui | Ada | Terdapat ruang ibu menyusui akan tetapi tidak digunakan sebagaimana mestinya karena kondisi yang tidak layak | 0 |
SUBTOTAL (F) | 0 | ||
TOTAL(A+B+C+D+E+F) | 6+6+3+6+9+0 | 30 |
Sumber : Hasil Analisis, 2022
Setelah dilakukan pembobotan dan penilaian terhadap kinerja fasilitas di Pelabuhan Nusantara Kendari, maka didapatkan nilai 30 dimana nilai tersebut digolongkan pada nilai D dengan kinerja indicator Tidak Baik. Berikut merupakan tabel penilaian menurut PM 39 Tahun 2015
Tabel V.8 Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Kinerja Indikator Pelayanan
Nilai Persepsi | Nilai Interval Konversi | Mutu Pelayanan | Kinerja Unit Pelayanan |
1 | 0,00 - 64,99 | D | Tidak Baik |
2 | 65,00-76,60 | C | Kurang Baik |
3 | 76,61-88,30 | B | Baik |
4 | 88,31-100,00 | A | Sangat Baik |
Sumber : PM 39 Tahun 2015 tentang SPM Angkutan Penyeberangan
5.1.2 Standar Pelayanan Penumpang 5 Tahun yang Akan Datang
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Penyeberangan yang seharusnya ada di Pelabuhan Nusantara Kendari dan diharapkan untuk 5 tahun yang akan datang.
Tabel V.9 Standar Pelayanan Penumpang 5 Tahun yang Akan Datang
Jenis Pelayanan | Kondisi eksisting | Keterangan | Bobot |
A. KESELAMATAN | |||
1. Informasi dan FasilitasKeselamatan • Alat Pemadam Kebakaran • Petunjuk Jalur Evakuasi • Titik Kumpul Evakuasi • Nomor telepon darurat | ada ada ada ada | Tersedianya fasilitas keselamatan seperti alat pemadam kebakaran serta petunjuk dan titik kumpul evakuasi jika terjadi kecelakaan. | 3 3 3 3 |
Jenis Pelayanan | Kondisi eksisting | Keterangan | Bobot |
A. KESELAMATAN | |||
2. Informasi dan FasilitasKesehatan • Petugas Kesehatan • Pelengkapan P3K • Kursi Roda • Tandu | Ada Ada Ada Ada | Tersedia petugas kesehatan serta peralatan kesehatan (P3K) serta alat penunjang bagi penumpang yang membutuhkan (kursi roda) | 3 3 3 3 |
SUBTOTAL (A) | 24 |
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
B. KEAMANAN | |||
1. Fasilitas Keamanan • Tersedia kameraCCTV | Ada | tersedianya fasilitas CCTV pada pelabuhan penyeberangan yang dapat berfungsi sebagai perekam jika terjadi gangguan keamanan. | 3 |
2. Petugas Keamanan • Tersedia Petugas Berseraga m | Ada | Terdapat petugas keamanan, akan tetapi tidak menggunakan seragam yang mudah untuk dikenal. | 3 |
3. Informasi gangguan keamanan • Tersedia stiker yang mudah terlihat | Ada | Terdapat stiker yang jelas dan mudah terlihat | 3 |
4. Lampu Penerangan • Lampu 200-300 Lux | Ada | Terdapat Lampu Penerangan | 3 |
SUBTOTAL (B) | 12 |
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
C. Kehandalan | |||
Layanan Penjualan Tiket • Maksimum 5 menit per penumpang | Ada | Terdapat loket pembelian tiket kapal dengan mutu pelayanan harus baik. | 3 |
SUBTOTAL (C) | 3 |
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
D. Kenyamanan | |||
1. Ruang Tunggu • Area Bersih 100% dan tidak berbau • Untuk 1 orang minimal 0.6 m2 | ada ada | Terdapat ruang tunggu dengan keadaan bersih dan tidak berbau dengan ukuran sesuai dengan standar | 3 3 |
2. Toilet • Tersedia 1 toilet untuk 50 penumpang dan toilet wanita 2 kali toilet pria • Area bersih 100% dan tidak berbau | ada | Tersedia toilet pria dan Wanita dengan keadaan bersih dan tidak berbau | 3 |
ada | 3 | ||
3. Mushola • Tersedia sesuai dengan kapasitas pelabuhan • Area bersih 100% dan tidak berbau | Ada ada | Tersedia mushola sesuai dengan standar minimum dengan keadaan bersih | 3 |
3 | |||
4. Lampu penerangan • 200-300 Lux | Ada | Tersedia lampu penerangan | 3 |
5. Fasilitas Pengatur Suhu • Minimal suhu ruangan 27’ C | Ada | tersedia pengatur suhu | 3 |
6. Fasilitas Lajur Penumpang • Tersedia lajur penumpang yang terpisah dari lajur kendaraan | Ada | tersedia lajur khusus penumpang | 3 |
SUBTOTAL (D) | 27 |
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
E. Kemudahan | |||
1. Informasi Pelayanan • Dalam bentuk visual, diletakan ditempat strategis dan yang mudah terlihat dan jelas untuk dibaca • Dalam bentuk audio harus jelas terdengar dengan intensitas suara 20 dB lebih besar dari kebisingan yang ada | Ada ada | tersedia informasi tentang jadwal keberangkatan kapal. tersedia informasi dalambentuk audio pada pelabuhan. | 3 3 |
2.Informasi gangguan perjalanan kapal • Informasi diumumkan maksimal 10 menit setelah terjadi gangguan | ada | ada informasi yang jelas jika terjadi gangguan perjalanan kapal. | 3 |
3.Informasi angkutanlanjutan • Penempatan mudahterlihat dan jelas terbaca | Ada | tersedia informasi yang jelas untuk moda angkutan lanjutan. | 3 |
4. Fasilitas Layanan Penumpang • Mempunyai tempat dan 1 meja kerja | Ada | tersedia informasi yang jelas untuk moda angkutan lanjutan | 3 |
5.Tempat Parkir • Luas tempat parkir disesuaikan dengan lahan yang tersedia • Sirkulasi kendaraan masuk, keluar dan parkir lancar | Ada Ada | Tersedia lahan parkir yang sesuai dengan lahan yang tersedia di pelabuhan. pola arus lalu lintas yang teratur dalam pelabuhan | 3 3 |
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
E. Kemudahan | |||
6.Pelayanan Bagasi • Tersedia Xxxxxx berseragam yang memliki identitas dan mudah terlihat • Kondisi baik danberfungsi | ada ada | tersedia porter(TKBM) yang dapat membantu memudahkan penumpang. | 3 3 |
SUBTOTAL (E) | 27 |
JENIS PELAYANAN | Kondisi eksisting | Keterangan | BOBOT |
F. Kesetaraan | |||
1. Fasilitas Bagi Penumpang Difable • Terdapat mobile ramp untuk menyambungka n kapal | Ada | Terdapat mobile ramp untuk aksesibilitas | 3 |
3. Ruang Ibu Menyusui • Tersedia ruang khusus ibu menyusui | Ada | Terdapat ruang ibu menyusui dengan kondisi yang layak | 3 |
SUBTOTAL (F) | 6 | ||
TOTAL(A+B+C+D+E+F) | 24+12+3+27+27+6 | 99 |
Sumber : Hasil Analisis, 2022
Setelah dilakukan pembobotan dan penilaian terhadap kinerja fasilitas di Pelabuhan Nusantara Kendari untuk 5 tahun rencana, maka didapatkan nilai 99 dimana nilai tersebut digolongkan pada nilai A dengan kinerja indicator Sangat Baik. Berikut merupakan tabel penilaian menurut PM 39 Tahun 2015
Nilai Persepsi | Nilai Interval Konversi | Mutu Pelayanan | Kinerja Unit Pelayanan |
1 | 0,00 - 64,99 | D | Tidak Baik |
2 | 65,00-76,60 | C | Kurang Baik |
3 | 76,61-88,30 | B | Baik |
4 | 88,31-100,00 | A | Sangat Baik |
Tabel V.10 Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Kinerja Indikator Pelayanan
Sumber : PM 39 Tahun 2015 tentang SPM Angkutan Penyeberangan
Permasalahan parkir pada Kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari adalah penataan dan pengaturan parkir. Hal ini menyebabkan masalah terhadap kelancaran lalu lintas terutama pada jam kedatangan / keberangkatan kapal. Pada analisis ini dilakukan survei statis (inventarisasi) dan dinamis (patrol parkir) dilakukan untuk mengetahui kondisi parkir saat ini. Survei dinamis parkir dilaksanakan dengan interval waktu 15 menit selama 13 jam yaitu dimulai pada pukul 06.00 sampai dengan 19.00 WITA dan survei ini dilakukan pada saat aktivitas kegiatan di kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari dimulai sampai kegiatan berakhir. Karakteristik parkir saat ini kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari adalah sebagai berikut :
5.2.1 Kapasitas Statis
Kapasitas statis adalah jumlah ruang yang disediakan untuk parkir. Besarnya kapasitas ini dipengaruhi oleh panjang efektif parkir dan sudut yang digunakan
Tabel V.11 Kapasitas Statis Parkir Motor
PELABUHAN | Letak | Sudut parkir | Panjang efektif parkir (m) | MC | KAPASITAS STATIS (MC) | |
lebar kaki ruang parkir (m) | Jumlah Petak Parkir | |||||
PELABUHAN NUSANTARA | Off Street | 90 | 30 | 0,75 | 40 | 40 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Pada tabel diatas diketahui kapasitas parkir motor di Kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari sebesar 40 SRP.
Tabel V.12 Kapasitas Statis Parkir Mobil
PELABUHAN | Letak | Sudut parkir | Panjang efektif parkir (m) | LV | KAPASITAS STATIS (LV) | |
lebar kaki ruang parkir (m) | Jumlah Petak Parkir | |||||
PELABUHAN NUSANTARA | Of Street | 45 | 80 | 2,5 | 32 | 32 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Pada tabel diatas diketahui kapasitas parkir mobil di Kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari sebesar 32 SRP.
5.2.2 Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang diparkir suatu tempat pada waktu tertentu (Munawar, 2004). Informasi mengenai akumulasi parkir ini digunakan untuk merencanakan ruang parkir yang dibutuhkan pada suatu tempat ataupun untuk menerapkan pengendalian parkir pada suatu Kawasan. Akumulasi yang digunakan adalah akumulasi maksimal yang ada di interval patrol parkir tiap 15 menit. Berikut merupakan hasil survei akumulasi parkir diruas Kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari :
Tabel V.13 Akumulasi Maksimal Parkir
PELABUHAN | Interval Survai (Jam) | Interval Patroli Parkir (Jam) | Akumulasi maksimal | |
Mobil | Motor | |||
PELABUHAN NUSANTARA | 13 | 0,25 | 96 | 66 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa akumulasi maksimal parkir untuk kendaraan roda dua dan roda empat pada Pelabuhan Nusantara Kendari sebesar 21 untuk mobil dan 20 untuk motor.
5.2.3 Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah keseluruhan kendaran yang melakukan aktivitas parkir di tempat tersebut. Volume ini di dapatkan dari hasil survei yang telah dilakukan selama 13 jam.
Tabel V.14 Volume Parkir Mobil
PELABUHAN | Panjang efektif parkir (m) | Jumlah petak parkir | Lama Survai (jam) | Volume Parkir |
Mobil | Mobil | |||
PELABUHAN NUSANTARA | 80 | 32 | 13 | 225 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Pada tabel diatas diketahui volume parkir mobil di Kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari yaitu sebesar 225.
Tabel V.15 Volume Parkir Motor
PELABUHAN | Panjang efektif parkir (m) | Jumlah petak parkir | Lama Survai (jam) | Volume Parkir |
Mobil | Mobil | |||
PELABUHAN NUSANTARA | 30 | 40 | 13 | 257 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Pada tabel diatas diketahui volume parkir motor di Kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari yaitu sebesar 257.
5.2.4 Durasi Parkir
Durasi parkir yaitu rentang waktu sebuah kendaraan parkir di suatu tempat dalam satuan menit atau jam (Munawar, 2004). Berikut merupakan data durasi parkir dari hasil survei patrol parkir.
Tabel V.16 Rata – Rata Durasi Parkir
PELABUHAN | Rata - rata durasi Parkir (Jam) | |
Mobil | Motor | |
PELABUHAN NUSANTARA KENDARI | 3,45 | 2,41 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Tabel diatas menunjukkan rata – rata durasi parkir di Pelabuhan Nusantara Kendari. Rata – rata durasi parkir pada mobil yaitu 0,40 menit, sedangkan rata – rata durasi parkir pada motor yaitu 0,37 menit.
5.2.5 Kapasitas Dinamis
Kapasitas dinamis adalah kapasitas yang diukur berdasarkan daya tamping dalam satuan waktu. Perhitungan tidak hanya didasarkan pada daya tamping luasan parkir namun juga perputaran dan durasi akhir. Data kapasitas dinamis parkir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel V.17 Kapasitas Dinamis Parkir
PELABUHAN | Durasi Survei | Rata - rata durasi Parkir (Jam) | Jumlah Petak Parkir yang Ada | Kapasitas Dinamis (LV) | Kapasitas Dinamis (MC) | Kapasitas Dinamis Parkir | ||
LV | MC | LV | MC | |||||
PELABUHAN NUSANTARA | 13 | 3,45 | 2,41 | 32 | 40 | 120 | 216 | 336 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Tabel diatas menunjukkan bahwa kapasitas dinamis di Kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari yaitu sebesar 336 SRP.
5.2.6 Tingkat Pergantian Parkir (Parking Turn Over)
Tingkat pergantiang parkir merupakan tingkat penggunaan parkir dan diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang parkir untuk satu periode tertentu (Munawar, 2004).
Tabel V.18 Tingkat Pergantian Parkir
PELABUHAN | Kapasitas Statis | Volume Parkir | TURN OVER (kali) | |||
Mobil | Motor | Mobil | Motor | Mobil | Motor | |
PELABUHAN NUSANTARA KENDARI | 32 | 40 | 225 | 257 | 7,03 | 6,43 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pergantian parkir kendaraan terendah berada pada motor sebesar 7,03. Sedangkan pergantian parkir kendaraan tertinggi berada pada mobil sebesar 6,43.
5.2.7 Penggunaan Parkir (Parking Indeks)
Indeks parkir adalah ukuran untuk menyatakan penggunaan panjang jalan dan dinyatakan dalam persentase ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir (Munawar, 2004).
Tabel V.19 Indeks Parkir
PELABUHAN | Kapasitas Statis | Akumulasi maksimal | Indeks Parkir (%) | |||
Mobil | Motor | Mobil | Motor | Mobil | Motor | |
PELABUHAN NUSANTARA KENDARI | 32 | 40 | 96 | 66 | 300 | 165 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat penggunaan parkir terbesar untuk kendaraan motor sebesar 165%, sedangkan untuk mobil yaitu sebesar 300 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penggunaan parkir yang ada di Pelabuhan Nusantara Kendari melebihi kapasitas statis yang tersedia.
5.3.8 Rekomendasi
Rekomendasi untuk penangan permasalahan parkir dapat dilakukan dengan penataan parkir di Kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari. Penataan parkir berupa pengaturan sudut parkir. Berikut merupakan luas minimum untuk parkir yang dibutuhkan :
Tabel V.20 Perhitungan Luas Lahan Minimum Parkir Mobil yang Dibutuhkan
PELABUHAN | Sudut Parkir | Jumlah Ruang Parkir (SRP) | Lebar Kaki Ruang Parkir B (m) | Ruang Parkir Efektif D (m) | Ruang Manuver (m) | Satuan Ruang Parkir (m2) (B*(D+M)) | Total Luas Lahan Parkir (m2) |
Mobil | Mobil | Mobil | Mobil | Mobil | Mobil | ||
PELABUHAN NUSANTARA KENDARI | 45 | 32 | 2,5 | 5 | 5,8 | 27 | 1614 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Berdasarkan tabel diatas diketahui luas lahan parkir mobil di Pelabuhan Nusantara Kendari yaitu sebesar 1614 m2
Tabel V.21 Perhitungan Luas Lahan Minimum Parkir Motor yang Dibutuhkan
PELABUHAN | Sudut Parkir | Jumlah Ruang Parkir (SRP) | Lebar Kaki Ruang Parkir B (m) | Ruang Parkir Efektif D (m) | Ruang Manuver (m) | Satuan Ruang Parkir (m2) (B*(D+M)) | Total Luas Lahan Parkir (m2) |
Motor | Motor | Motor | Motor | Motor | Motor | ||
PELABUHAN NUSANTARA KENDARI | 90 | 40 | 0,75 | 2 | 1,5 | 3 | 125 |
Sumber : Hasil analisa, 2022
Berdasarkan tabel diatas diketahui luas lahan parkir motor di Pelabuhan Nusantara Kendari yaitu sebesar 125 m2.
Pada kondisi saat ini, lapangan parkir pengantar/penjemput sudah cukup. Akan tetapi kondisi area parkir saat ini belum ada penataan ruang parkir mobil dan motor. Sehingga perlunya ada penataan ruang parkir mobil dan motor biar lebih rapi lagi.
Gambar V.1 Kondisi Eksisting Lapangan Parkir Pengantar/Penjemput Mobil
Gambar V.2 Kondisi Eksisting Lapangan Parkir Pengantar / Penjemput Motor
Gambar V.3 Rekomendasi Parkir Pengantar/Penjemput Mobil
Gambar V.4 Rekomendasi Parkir Pengantar/Penjemput Motor
5.3 Analisis Forecasting Demand
Pada penelitian ini untuk meramalkan pertumbuhan jumlah penumpang sampai dengan tahun 2026 digunakan data produktivitas penumpang selama
5 tahun terakhir. Analisis pertumbuhan penumpang menggunakan cara regresi linear berganda.
Y = a + bX1+ cX2
………………………(V.1)
Sumber : Xxxxxxxxxx dan Asri, 2004
Keterangan :
Y = Variabel dependen (variabel terikat) / Jumlah Penumpang X1 = Jumlah Penduduk
X2 = Jumlah PDRB
a = Konstanta (nilai dari Y apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (pengaruh positif atau negative) c = Koefisien regresi (pengaruh positif atau negative)
Tabel V.22 Produktivitas dan Kenaikan Penumpang 5 tahun terakhir
Tahun | Penumpang |
2017 | 280.631 |
2018 | 291.210 |
2019 | 298.374 |
2020 | 302.212 |
2021 | 305.342 |
Sumber : Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas II Kendari
Sebelum melakukan analisis regresi linear sederhana perlu dilakukan analisis tingkat pertumbuhan penduduk serta mencari jumlah penduduk Kota Kendari pada masa yang akan datang.
Untuk mengetahui faktor pertumbuhan menggunakan rumus :
Pt = Po (1+i)n
Keterangan :
Pt = Jumlah variabel tahun rencana Po = Jumlah variabel tahun dasar
i = tingkat pertumbuhan n = jumlah tahun
Untuk menghitung tingkat pertumbuhan menggunakan rumus :
i = a/b x 100%
Keterangan :
a = Tahun mendatang – tahun dasar b = Tahun dasar
5.3.1 Kota Kendari
Untuk meramalkan pertumbuhan jumlah penumpang sampai 5 tahun kedepan dari Kota Kendari harus mengetahui faktor pertumbuhan penduduk, PDRB di Kota Kendari.
Tahun | Penduduk | Kenaikan |
2017 | 336995 | - |
2018 | 340102 | 1% |
2019 | 341779 | 0% |
2020 | 343202 | 0% |
2021 | 346267 | 1% |
Tabel V.23 Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Kendari
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kendari Setelah mendapatkan tingkat pertumbuhan penduduk Kota Kendari,
dicari jumlah penduduk Kota Kendari pada masa yang akan datang. Berikut jumlah penduduk Kota Kendari pada masa yang akan datang.
Tabel V.24 Peramalan jumlah penduduk Kota Kendari tahun 2022 –
2026
Tahun | Penduduk |
2022 | 348162 |
2023 | 350327 |
2024 | 352491 |
2025 | 354655 |
2026 | 356820 |
Sumber : Hasil Analisa, 2022
Setelah mendapatkan peramalan jumlah penduduk Kota Kendari pada masa yang akan datang. Perlu dilakukan analisis tingkat pertumbuhan PDRB serta mencari jumlah PDRB Kota Kendari pada masa yang akan datang.
Tabel V.25 Tingkat pertumbuhan PDRB Kota Kendari
Tahun | PDRB | Kenaikan |
2017 | 17.066,57 | - |
2018 | 18.664,14 | 9% |
2019 | 20.285,73 | 8% |
2020 | 22.153,51 | 8% |
2021 | 22.045,70 | 0% |
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Kendari
Setelah mendapatkan tingkat pertumbuhan PDRB Kota Kendari, dicari jumlah PDRB Kota Kendari pada masa yang akan datang. Berikut jumlah PDRB Kota Kendari pada masa yang akan datang.
Tabel V.26 Peramalan PDRB Kota Kendari tahun 2022 – 2026
Tahun | PDRB |
2022 | 24077,42 |
2023 | 25422,18 |
2024 | 26766,94 |
2025 | 28111,71 |
2026 | 29456,47 |
Sumber : Hasil Analisa, 2022
Setelah diketahui jumlah penduduk dan PDRB Kota Kendari, serta jumlah penduduk dan PDRB Kota Kendari pada masa yang akan datang. Dapat dilakukan analisis regresi berganda untuk meramalkan jumlah penumpang pada masa yang akan datang.
No | Tahun | Y | X1 | X2 | Y2 | X12 | X22 | X1Y | X2Y | X1 X2 |
1 | 2017 | 280631 | 336995 | 17.067 | 78753758161 | 1,13566E+00 | 000.000.000 | 94571243845 | 4789408606 | 5751348757 |
2 | 2018 | 291210 | 340102 | 18.664 | 84803264100 | 1,15669E+00 | 000.000.000 | 99041103420 | 5435184209 | 6347711342 |
3 | 2019 | 298374 | 341779 | 20.286 | 89027043876 | 1,16813E+00 | 000.000.000 | 1,01978E+11 | 6052734403 | 6933236514 |
4 | 2020 | 302212 | 343202 | 22.154 | 91332092944 | 1,17788E+00 | 000.000.000 | 1,0372E+11 | 6695056564 | 7603128939 |
5 | 2021 | 305342 | 346267 | 22.046 | 93233736964 | 1,19901E+00 | 000.000.000 | 1,0573E+11 | 6731478129 | 7633698402 |
∑ | 1477769 | 1708345 | 100215,7 | 4,3715E+11 | 5,83736E+11 | 2027919669 | 5,0504E+11 | 29703861912 | 34269123954 |
Tabel V.27 Perhitungan Regresi
Sumber : Hasil Analisa, 2022 Keterangan :
Y = Jumlah Penumpang X1 = Jumlah Penduduk X2 = Jumlah PDRB
Untuk mencari nilai konstanta a dan koefisien regresi b serta c, menggunakan rumus sebagai berikut :
𝐚 = − 𝐛 ( ) − 𝐜 ( )
∑𝐘
∑𝐱𝟏
∑𝐱𝟐
𝐧 𝐧 𝐧
𝐛 =
( ∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟏𝒚) − (∑𝐱𝟏𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐𝒚)
𝟐
(∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐) − (∑𝐱 𝐱 )𝟐
𝟏
𝟐
𝟏 𝟐
𝐜 =
( ∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐𝒚) − (∑𝐱𝟏𝐱𝟐)(∑𝐱𝟏𝒚)
𝟏
(∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐) − (∑𝐱 𝐱 )𝟐
𝟏
𝟐
𝟏 𝟐
Sumber : Xxxxxxxxxx dan Asri, 2004
𝒏 = 5
∑𝒙𝟐 = ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙𝟏)𝟐
𝟏 𝟏 𝒏
= 47.805.558
∑𝒙𝟐 = ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙𝟐)𝟐
𝟐 𝟐 𝒏
= 19.284.367,96
∑𝒚𝟐 = ∑𝒚𝟐 − (∑𝒚)𝟐
𝒏
= 389.652.572,8
∑𝒙𝟏
𝒚 = ∑𝒙𝟏
𝒚 − (∑𝒙𝟏)(∑𝒀)
𝒏
= 132.079.288
∑𝒙𝟐
𝒚 = ∑𝒙𝟐
𝒚 − (∑𝒙𝟐)(∑𝒀)
𝒏
= 84745734,64
∑𝒙𝟏
𝒙𝟐
= ∑𝒙𝟏
𝒙𝟐
− (∑𝒙𝟏)(∑𝒙𝟐)
𝒏
= 28543034,17
𝟐
(∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟏𝒚) − (∑𝐱𝟏𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐𝒚)
𝐛 =
(∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐) − (∑𝐱 𝐱 )𝟐
𝟏 𝟐 𝟏 𝟐
(19.284.367,96)(132.079.288)−(28543034,17)(84745734,64)
= (47.805.558)(19.284.367,96)−(28543034,17)2
= 1,1956247
𝟏
(∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐𝒚) − (∑𝐱𝟏𝐱𝟐)(∑𝐱𝟏𝒚)
𝐜 =
(∑𝐱𝟐)(∑𝐱𝟐) − (∑𝐱 𝐱 )𝟐
𝟏 𝟐 𝟏 𝟐
(47.805.558)(84745734,64) − (28543034,17)(84745734,64)
= (47.805.558)(19.284.367,96) − (28543034,17)2
= 2,624871
𝐚 =
∑Y ∑x1
− b (
n n
∑x
) 2
− c ( )
n
= 1477769 − 1,1956247 1708345 − 2,624871 100215,7
5 5 5
= -165564
Tabel V.28 Model Regresi Linear Berganda
Jenis Trend | Bentuk Fungsi |
Linear | y = -165565 + 1,195(X1) + 2,624(X2) |
Sumber : Hasil Analisa, 2022
Dari fungsi tersebut diketahui maka dilakukan peramalan pertumbuhan penumpang. Dari model tersebut dilakukan perhitungan dengan variabel X1 dan X2 diisi dengan variabel pada tahun rencana.
Tabel V.29 Peramalan Penumpang pada masa yang akan datang
Tahun | Penumpang |
2022 | 313907 |
2023 | 320024 |
2024 | 326142 |
2025 | 332260 |
2026 | 338377 |
Sumber : Hasil Analisa, 2022