ANALISIS PERBEDAAN KETAATAN KONTRAK PERJANJIAN KEMITRAAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBEDA
ANALISIS PERBEDAAN KETAATAN KONTRAK PERJANJIAN KEMITRAAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBEDA
DI KECAMATAN PEMAYUNG
SKRIPSI
OLEH XXX XXXXXXXX
E10020062
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI
2024
ANALISIS PERBEDAAN KETAATAN KONTRAK PERJANJIAN KEMITRAAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBEDA
DI KECAMATAN PEMAYUNG
Xxx Xxxxxxxx Dibawah Bimbingan
Xx. Xxxxxxxxxx, X.Xx., M.P.1 dan Xx. Xxxxxxx, M.P.2
RINGKASAN
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat ketaatan kontrak perjanjian kemitraan peternak ayam broiler berupa ketaatan Input dan Output dengan perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung. Penelitian ini menggunakan metode survey dan metode sensus dengan responden sebanyak 8 peternak. Metode survey digunakan untuk menghimpun dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder dan metode sensus digunakan untuk melakukan analisis terhadap perusahaan yang mempunyai kemitraan dengan peternak ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Data yang didapatkan berupa data Input, output dan karakteristik peternak. Data input terdiri dari input pakan, input DOC, input obat- obatan, vaksin dan kimiadari semua input ini maka yang dilihat adalah harga, jumlah dan distribusinya. Data output terdiri dari output panen (jumlah ayam panen, harga jual ayam, penerimaan penjualan ayam) output bonus (bonus FCR (Food Convertion Ratio) dan bonus mortality)) dan output panen (umur xxxxx). Karakteristi Peternak terdiri dari tingkat pendidikan peternak, pekerjaan utama peternak, umur peternak, lama beternak dan skala usaha peternak. Data hasil penelitian di analisis menggunakan analisis deskriftif dan analisi uji beda rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk tingkat ketaatan input dan ketaatan output peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung taat dan Terdapat perbedaan input pada perbedaan jumlah DOC dan terdapat perbedaan output pada harga jual ayam dan penerimaan bonus mortality dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung.
Kata Kunci : Analisis, Perbedaan, Ketaatan, Perusahaan, Ayam Broiler Keterangan : 1 Pembimbing Utama
2Pembimbing Pendamping
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Perbedaan Ketaatan Kontrak Perjanjian Kemitraan Peternak Ayam Broiler dengan Perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung’’ adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber dari penulis yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.
Jambi, Juni 2024
Xxx Xxxxxxxx
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Simpang Kubu Kandang, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi pada tanggal 09 November 2002. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan xxxxxxxx Xxxxxxx dan Xxxxxx Xxxxxxx. Penulis memulai Pendidikan dari Taman Kanak-Kanak Perwanida Simpang Kubu Kandang, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar di
SDN 51/1 Simpang Kubu Kandang, kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Batang Hari dan melanjutkan ke Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 8 Batang Hari dan menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 2020.
Pada tahun 2020 penulis diterima sebagai mahasiswa di program studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Penulis melaksanakan Praktek Xxxxx Xxxxxx (PKL) di Peternakan Ayam Broiler Kemitraan PT Ciomas Adisatwa pada tanggal 17 Juli 2023 dan mengikuti kegiatan Magang pengganti KKN pada tanggal 04 Oktober 2023 sampai 04 Desember 2023 di Peternakan Ayam Broiler Rent Farm Pal 17 Muaro Sebapo, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi Milik PT Surya Unggas Mandiri.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, Penulis ucapkan rasa syukur dan terimaksih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Analisis Perbedaan Ketaatan Kontrak Perjanjian Kemitraan Peternak Ayam Broiler Dengan Perusahaan Pada Tipe Kandang Yang Berbeda Di Kecamatan Pemayung” ini dengan baik. Penulis menyadari bahwasanya dalam proses penyelesaian skripsi ini sudah melibatkan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang sudah membagikan kontribusi dalam penelitian dan penyelesaian penulisan skripsi. Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran xxxx xxxxxxx mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta saya yaitu xxxxxxxx Xxxxxxx dan ibunda Xxxxxxx yang selalu memberikan dukungan baik berupa motivasi, cinta, kasih sayang, semangat dan dukukungan moral maupun material.
2. Bapak Prof. Dr. Xx. Xxxx Xxxxxxxxxx, X.Xx., Selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Jambi yang memfasilitasi seluruh aktivitas penulis hingga selesai masa perkuliahan.
3. Bapak Xx. Xxxxxxxxxx, X.Xx., M.P. selaku pembimbing utama dan kepada Bapak Xx. Xxxxxxx, M.P. selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan arahan dan sudah meluangkan waktu dan tenaga, dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi.
4. Alm. Bapak Dr. Xx. Xxxxxxxxx, M.P. dan Ibu Xxxxxxxx, X.Xx., M.P. selaku pembimbing akademik yang sudah menolong di tahapan akademik dari awal perkuliahan hingga selesai.
5. Ibu Afriani H. X.Xx., M.P., Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxxx X.Xx., M.P. dan Ibu Xxxxxxx X.Xx., M.P. selaku tim evaluator yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis dari awal penyusunan proposal sampai penyusunan skripsi.
6. Ibu Prof. Xx.Xx. Xx. Xxxxxxxxx, M.Sc.agr selaku pembimbing kegiatan Magang pengganti KKN yang telah menolong serta memberikan waktu membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan Magang.
7. Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxxx X.Xx., M.P. selaku Pembimbing PKL yang telah menolong serta memberikan waktu membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan PKL serta telah memberikan motivasi tersendiri kepada penulis untuk segera menyelesaikan perkuliahan.
8. Ketua Program Studi Fakultas Peternakan Bapak Xx. Xx. Xxxxx Xxxxxxxxx, M.S. dan Ketua Kesarjanaan Fakultas Peternakan serta seluruh Staf Pengajar Fakultas Peternakan yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan wawasan kepada saya.
9. Rekan satu tim penelitian Handa Putri yang telah berjuang bersama menolong di tahapan penelitian hingga penyusunan skripsi.
10. Untuk yang terkasih Xxxx Xxxxxxx yang telah menjadi patner dalam segala hal, yang selalu mensuport penulis supaya segera menyelesaikan perkuliahan ini.
11. Sahabat tersayang Xxxx Xxxxxxxx, Sri Xxxxxxxxxxxx, Xxx Xxxx Xxxxxxx dan Xxxx Xxxxxxxxx yang menjadi tempat untuk berbagi suka dan duka, terimakasih atas dukungan dan support kepada penulis.
12. Teman seperjuangan Xxxxxxxx Xxxxxx, Xxxxx Xxxxx Xxxxxxx, Xxxxxxxx, Xxxx Xxxxx Xxxxx, Xxxxxx Xxxxxxx dan Xxxxx Xxxxxxxxxxx Xxxxxx yang telah memberikan motivasi dan tempat untuk berbagi suka duka dan terimakasih atas dukungan dan support kepada penulis.
13. Keluarga besar Peternakan B 2020 dan teman teman seangkatan terimakasih sudah menjadi naungan selama perkuliahan, suka dan duka perkuliahan akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Jambi, Juni 2024
Xxx Xxxxxxxx
..............
...............
...............
……
...............
...............
...............
...............
...............
...............
..............
...............
...............
..............
..............
..............
.............
.............
...............
..............
...............
..............
.............
..............
..............
..............
............
..............
...............
DAFTAR ISI
Halaman | |
KATA PENGANTAR ......................................................................... | i |
DAFTAR ISI........................................................................................ | iii |
DAFTAR TABEL................................................................................ | v |
DAFTAR LAMPIRAN………………………………….…………… | VI |
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... | 1 |
1.1. Latar Belakang .......................................................................... | 1 |
1.2. Perumusan Masalah................................................................... | 2 |
1.3. Hipotesis .................................................................................... | 3 |
1.4. Tujuan Penelitian....................................................................... | 3 |
1.5. Manfaat Penelitian..................................................................... | 3 |
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... | 4 |
2.1. Ayam Broiler ............................................................................. | 4 |
2.2. Kemitraan .................................................................................. | 5 |
2.3. Kontrak Kemitraan .................................................................... | 6 |
2.4. Faktor-Faktor Produksi Ternak Ayam Broiler .......................... | 7 |
2.4.1. Bibit .................................................................................... | 7 |
2.4.2. Pakan................................................................................... | 7 |
2.4.3. Xxxxxx, Obat-obatan dan Kimia.......................................... | 8 |
2.4.4. Konversi ransum ................................................................. | 8 |
2.4.5. Mortality ............................................................................. | 9 |
BAB III METODA PENELITIAN ...................................................... | 10 |
3.1. Tempat dan Waktu .................................................................... | 10 |
3.2. Rancangan Penelitian ................................................................. | 10 |
3.3. Metoda Pengumpulan Data ....................................................... | 10 |
3.4. Data yang Dihimpun ................................................................. | 10 |
3.5. Pengolahan Data dan Analisis Data .......................................... | 11 |
3.5.1. Analisis Deskriptif ................................................................ | 11 |
3.5.2. Xxxxxxxx Xxx Xxxx (Uji – t) .................................................. | 12 |
2.5. Operasional Variabel ................................................................. | 13 |
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.........
..............
...........
.............
.............
.............
.............
..............
..............
..............
..............
..............
..............
...............
...............
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 14
4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ............................................. 14
4.2. Sejarah Perusahaan ..................................................................... 15
4.2.1. PT Ciomas Adisatwa ........................................................... 15
4.2.2. PT Super Unggas Jaya ......................................................... 15
4.2.3. PT Surya Unggas Mandiri ................................................... 15
4.3.Karakteristik Peternak Ayam Broiler yang Bermitra .................. 16
4.3.1. Tingkat Pendidikan Peternak ............................................... 16
4.3.2. Pekerjaan Utama Peternak ................................................... 17
4.3.3. Umur Peternak ..................................................................... 18
4.3.4. Skala Usaha.......................................................................... 19
4.3.5. Xxxx Xxxxxxxx ..................................................................... 20
4.4.Tingkat Ketaatan Perusahaan Terhadap Peternak ....................... 21
4.4.1. Ketaatan Input Peternak....................................................... 21
4.4.2. Ketaatan Output Peternak .................................................... 25
4.4.2. Ketaatan Bonus .................................................................... 26
4.5. Input Peternak yang Bermitra dengan Perusahaan..................... 29
4.5.1. Input Pakan .......................................................................... 29
4.5.2. Input DOC............................................................................ 34
4.5.3. Input Obat-obatan, Xxxxxx dan Kimia (OVK)..................... 37
4.6. Output Peternak yang Bermitra dengan Perusahaan .................. 39
4.6.1. Output Panen Ayam............................................................. 39
4.6.2. Output Penerimaan Bonus .................................................. 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 50
5.1. Kesimpulan................................................................................. 50
5.2. Saran ........................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 51
LAMPIRAN ........................................................................................ 56
DAFTAR TABEL
Halaman
........
.........
.........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
.........
..........
..........
..........
.........
.........
.........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
Tabel 1. Daftar perusahaan dan data sensus.............................................. 10
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Peternak Ayam Broiler yang Bermitra ....... 16
Tabel 3. Pekerjaan Utama Peternak Ayam Broiler yang Bermitra ........... 17
Tabel 4. Umur Peternak Ayam Broiler yang Bermitra ............................. 18
Tabel 5. Skala Usaha Peternak Ayam Broiler yang Bermitra.................. 19
Tabel 6. Xxxx Xxxxxxxx Peternak Ayam Broiler yang Bermitra .............. 20
Tabel 7. Rata-rata Tingkat Ketaatan Harga Pakan Peternak..................... 21
Tabel 8. Rata-Rata Tingkat Ketaatan Harga DOC Peternak..................... 23
Tabel 9. Rata- Rata Ketaatan Harga Jual Ayam Peternak ........................ 25
Tabel 10. Rata-Rata Waktu Panen Peternak.............................................. 26
Tabel 11. Rata-Rata Ketaatan Bonus FCR Peternak................................. 27
Tabel 12. Ketaatan Bonus Mortality Peternak .......................................... 28
Tabel 13. Rata-rata Konsumsi Pakan (Kg/Ekor)....................................... 29
Tabel 14. Analisis Uji Beda Rata-rata Konsumsi Pakan Per Ekor ........... 29
Tabel 15. Rata-rata Harga Pakan Menurut Jenis....................................... 31
Tabel 16. Rata-rata Biaya Pakan ................................................................ 32
Tabel 17. Analisis Uji Beda Rata-rata Biaya Pakan Per Ekor .................. 33
Tabel 18. Rata-rata Jumlah DOC .............................................................. 34
Tabel 19. Analisis Uji Beda Rata-rata Jumlah DOC Per Ekor ................. 35
Tabel 20. Rata-rata Harga DOC................................................................. 36
Tabel 21. Rata-rata Biaya DOC ................................................................. 37
Tabel 22. Rata-rata Biaya OVK ................................................................. 38
Tabel 23. Analisis Uji beda Rata-rata Biaya ovk Per ekor ....................... 38
Tabel 24. Rata-rata Jumlah Ayam Panen .................................................. 40
Tabel 25. Analisis Uji Beda Rata-rata Bobot Panen Per ekor................... 40
Tabel 26. Rata-rata Harga Jual Ayam ....................................................... 42
Tabel 27. Analisis Uji Beda Rata-Rata Harga Jual Ayam Per Kg ............ 42
Tabel 28. Rata-rata Penerimaan Penjualan Ayam..................................... 44
..........
Tabel 29. Analisis Uji Beda Rata-rata Penerimaan Penjualan Ayam ....... 44
..........
...........
...........
...........
Tabel 30. Rata-rata Perolehan Bonus FCR Per ekor................................. 46
Tabel 31. Analisis Uji Beda Rata-rata Penerimaan Bonus FCR .............. 46
Tabel 32. Rata-rata Perolehan Bonus Mortality Per ekor ....................... 48
Tabel 33. Analisis Uji Beda Rata-rata Penerimaan Bonus Mortality ...... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
...........
...........
...........
...........
...........
...........
.........
...........
...........
Lampiran 1. Karakteristik Peternak ........................................................... 56
Lampiran 2. Ketaatan Input dan Output Peternak...................................... 57
Lampiran 3. Input dan Output Peternak ..................................................... 61
Lampiran 4. Uji Beda Pt Ciomas Adisatwa Dan Pt Super Unggas............ 67
Lampiran 5. Uji Beda Pt Ciomas Adisatwa Dan Pt Surya Unggas............ 68
Lampiran 6. Uji Beda Pt Super Unggas Jaya Dan Pt Surya Unggas ......... 69
Lampiran 7. Kontrak Perjanjian PT Ciomas Adisatwa................................ 70
Lampiran 8. Kontrak Perjanjian PT Super Unggas Jaya ........................... 71
Lampiran 9. Kontrak Perjanjian PT Surya Unggas Mandiri...................... 72
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Peternakan merupakan subsektor yang sangat penting sebagai penyedia kebutuhan protein hewani. Salah satu jenis peternakan yang sedang berkembang di Indonesia saat ini adalah peternakan unggas yaitu peternakan ayam pedaging (broiler). Usaha ayam pedaging (broiler) merupakan usaha yang potensial untuk dikembangan sebagai salah satu sumber penghasil daging dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat indonesia yang setiap tahunnya semakin meningkat (Sari et al., 2017). Ayam pedaging merupakan salah satu komoditi ternak unggulan, hal ini terutama disebabkan ayam broiler mempunyai masa panen yang relatif singkat yaitu 30-40 hari (Murti et al., 2020). Pada prinsipnya setiap usaha peternakan yang dilakukan termasuk usaha ternak ayam pedaging bertujuan untuk memproleh keuntungan. Untuk mencapai titik puncak keuntungan dalam usaha peternakan khususnya ayam pedaging harus memperhatikan faktor-faktor produksi antara lain breeding, feeding dan manajemen serta mampu menganalisis biaya-biaya penerimaan dan pengeluaran dari usaha tersebut untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha ternak ayam pedaging selama satu kali masa produksi (Simanjuntak, 2018).
Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling menguntungkan dan saling memberikan manfaat antara pihak yang bermitra. Pola kemitraan adalah hubungan kerja sama antara peternak sebagai plasma dengan perusahaan sebagai inti menggunakan kontrak perxxxxxxx (Xxxxxxxxx et al., 2018). Pola kemitraan dapat digunakan untuk mengatasi masih minimnya kemampuan dan kapasitas yang dihadapi oleh peternak rakyat (Anshory, 2016). Keuntungan pola kemitraan ini adalah terjaminnya ketersediaan bibit, obat-obatan, pemasaran hasil produksi, tersedia tenaga ahli yang berkompeten dan modal kerja berasal dari perusahaan (Juanda et al., 2018). Dalam kemitraan pihak pengusaha dan peternak harus mempunyai posisi yang sejajar agar tujuan kemitraan dapat tercapai dimana dalam hal perhitungan tentang
biaya produksi diatur sepenuhnya oleh perusahaan yang disepakati bersama oleh peternak.
Permasalahan dalam model kemitraan sering menyebabkan keluhan dan kecurigaan yang menimbulkan perdebatan. Pengembangan sebuah pola kemitraan didasarkan pada visi dan misi yang dibentuk dari persepsi inti (perusahaan) terhadap kemitraan yang tercermin dalam kontrak perjanjian yang telah dibuat dengan mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi oleh inti (Fitriza et al., 2012). Salah satu permasalahan pada pola kemitraan ini adalah ketaatan kontrak. Kendala yang dihadapi tidak taatnya perusahaan terhadap konrtrak perjanjian seperti ketaatan input dan output (Xxxxxx et al., 2018). Ketaatan pelaksanaan dalam kontrak perjanjian yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak antara perusahaan dan peternak akan menentukan besar kecilnya pendapatan peternak dalam waktu satu kali masa periode produksi (Yulianti, 2012). Persepsi peternak plasma yang terdiri dari berbagai skala usaha terhadap kontrak perjanjian dapat berbeda-beda.
Pada umumnya peternakan ayam broiler di Kecamatan Pemayung ini didominasi oleh peternakan pola kemitraan inti plasma atau perusahaan inti rakyat. Terdapat 3 (tiga) perusahaan yang menjadi inti pada pola kemitraan ayam pedaging di Kecamatan Pemayung yaitu PT. Ciomas Adisatwa, PT. Super Unggas Jaya dan PT. Surya Unggas Mandiri..
Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian tentang Analisis Perbedaan Ketaatan Kontrak Perjanjian Kemitraan Peternak Ayam Broiler dengan Perusahaan yang Berbeda di Kecamatan Pemayung.
1.2.Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat ketaatan kontrak perjanjian kemitraan peternak ayam broiler berupa ketaatan Input dan Output dengan perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung?
2. Bagaimana tingkat perbedaan ketaatan kontrak perjanjian kemitraan peternak ayam broiler berupa ketaatan Input dan Output dengan perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung?
1.3.Hipotesis
1. Terdapat tingkat ketaatan kontrak perjanjian kemitraan peternak ayam broiler berupa ketaatan input dan output dengan perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung.
2. Terdapat perbedaan ketaatan kontrak perjanjian kemitraan peternak ayam broiler berupa ketaatan input dan output dengan perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung.
1.4.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui adanya tingkat ketaatan kontrak perjanjian kemitraan peternak ayam broiler berupa ketaatan input dan output dengan perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung.
2. Untuk mengetahui adanya perbedaan ketaatan kontrak perjanjian kemitraan peternak ayam broiler berupa ketaatan input dan output dengan perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendapatkan informasi tentang adanya tingkat ketaatan kontrak perjanjian kemitraan peternak ayam broiler berupa ketaatan input dan output dengan perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung.
2. Untuk mendapatkan informasi tentang adanya perbedaan ketaatan kontrak perjanjian kemitraan peternak ayam broiler berupa ketaatan Input dan Output dengan perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ayam Broiler
Ayam broiler merupakan jenis ayam hasil dari budidaya teknologi peternakan yang memiliki ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan yang rendah dan siap dipotong pada usia 28-45 hari (Nasyuha et al., 2020).Ayam merupakan salah setu jenis unggas yang memberikan hasil dagingnya dan telur bagi kebutuhan manusia (Xxxxxxxx, 2023). Peranan ayam broiler (pedaging) sangat penting dalam ikut memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging sebagai bahan pangan yang bergizi, hal ini mengingat populasi ayam tersebut yang cukup besar dan pemeliharaannya hampir berada di seluruh pelosok tanah air (Saputra dan Siswanto, 2020).
Keunggulan ayam broiler antara lain pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak (Xxxxxx et al., 2019). Dengan pemeliharaan yang relative singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru dan peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia (Pramudyati dan Xxxxxxx, 2009).
Pertumbuhan bobot badan ayam broiler relative cepat yaitu pada umur lima atau enam minggu dengan rata – rata bobot badan mencapai 1,4 kg – 1,6 kg (Yemima, 2014). Menurut Xxxxxx (2008), bahwa di Indonesia ayam broiler sudah dapat di pasarkan pada usia 5 - 6 minggu dengan bobot hidup antara 1,3 - 1,6 kg per ekor. Ayam broiler adalah jenis ayam yang efisiensi dalam menghasilkan daging umumnya mempunyai tanda-tanda seperti badan besar dan kokoh, penuh dengan daging, bergerak lamban dan tenang (Xxxxxx, 1984).
Terdapat banyak keunggulan pada ayam broiler,Ayam broiler adalah ayam dengan umur potong cepat dengan kualitas daging yang baik, berserat lunak dan memiliki protein tinggi (Hardjosworo dan Xxxxxxxxx, 2000). keunggulan lain pada ayam broiler yaitu,ayam broiler memiliki keunggulan yaitu memiliki kemampuan metabolisme yang baik sehingga pertumbuhannya relatif cepat (Yuliandari et al., 2023).
2.2.Kemitraan
Usaha adalah suatu bentuk kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha besar atau menengah disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan (Ratnasari et al., 2015).Pola kemitraan merupakan suatu kerjasama antara pengusaha dengan peternak dalam upaya pengelolaan usaha peternakan (Xxxxxxx 2003).Perusahaan inti mengusahakan permodalan dan peternak bertindak sebagai plasma yang berkewajiban melakukan budidaya ternak sebaik-baiknya sehingga hasil produksi mencapai target (Bambang, 2000).Menurut Xxxxxxxxxxx (2004), semulanya dasar maksud dan tujuan kemitraan adalah win-win solution partnership.
Dalam program kemitraan ini, peternak kecil (disebut plasma) cukup menyediakan kandang beserta peralatannya dan pekerja, sedangkan sarana produksi seperti DOC, pakan ternak, vaksin, feed suplement dan obat-obatan disediakan oleh mitra (disebut inti) yang biasanya merupakan perusahaan besar, disisi lain plasma diwajibkan menjual ayam Broiler (pedaging) kepada inti dengan biaya yang sudah ditentukan (Abidin, 2002).Peran perusahaan dan lembaga- lembaga agribisnis ini sangat membantu petani/peternak yakni dalam menyiapkan sarana produksi berupa bibit, pakan, obat-obatan, vaksin, vitamin dan pemasaran hasil peternakan dengan pola kemitraan (Salam et al ., 2006).
Ada beberapa pola kemitraan yang saat ini berkembang di masyarakat, yaitu sistem kemitraan sistem kontrak, sistem kemitraan sistem bagi hasil dan sistem maklun (Xxxxx et al., 2021).Kemitraan system bagi hasil merupakan kerja sama yang dilakukan oleh pihak poultry shop atau pemilik modal dengan peternak yang berlandaskan atas sistem kepercayaan (Pramita et al., 2017). Sistem maklun disebut juga sistem fee (Xxxxx et al., 2021). Sistem ini adalah kerja sama antara inti dan plasma, dimana inti menyediakan sarana produksi ternak dan plasma menyediakan kandang, bahan operasional pemeliharaan dan tenaga kerja (Xxxxx et al., 2021).
Menurut Xxxxxx (2013), kemitraan merupakan suatu rangkaian proses dimulai dengan calon mitra, mengetahui posisi keuntungan dan kelemahan usahanya, memulai membangun strategi, melaksanakan dan terus memonitor dan
mengevaluasi sampai target sasaran tercapai serta bermanfaat dalam hal produktivitas, efisiensi, jaminan kualitas, resiko, sosial dan ketahanan ekonomi nasional. Faktor pendorong peternak ikut pola kemitraan adalah tersedianya sarana produksi peternakan, tersedia tenaga ahli, modal kerja dari inti dan pemasaran terjamin (Yulianti, 2012). Xxxxx (1989), menyatakan bahwa potensi manfaat penerapan pola kemitraan bagi petani antara lain yaitu pertama kepastian pemasaran untuk output, kedua melalui pembinaan perusahaan mitra, ketiga kesempatan mendapatkan bantuan modal dari perusahaan mitra maupun Bank.
2.3.Kontrak Kemitraan
Menurut Xxxxxxx (2005) kontrak adalah perjanjian antara dua pihak yang sepakat untuk melakukan transaksi atau kesepakatan sebelum penjualan dilakukan. Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak pengusaha selama waktu tertentu menerima upah (Koswara, 2010). Kontrak kerja dapat dilakukan melalui perjanjian kontrak (Sejati, 2011).
Kerjasama usaha dengan sistem kemitraan diwujudkan dalam kontrak yang mengikat para pihak yang bersepakat (Mahardika, 2018). Pada praktiknya, plasma dihadapkan pada posisi yang hanya menerima kontrak tersebut tanpa diikutkan dalam perumusan kesepakatan (Mahardika, 2018).Kontrak kemitraan ini bersifat tertutupdan disusun sepihak oleh perusahaan, sehingga format dan klausal yang tertera merupakan aturan yang pasti dari pihak perusahaan untuk dipatuhi yang mengakibatkan peternak tidak memiliki akses alternatif untuk mengembangkan atau memberdayakan sumber daya yang dimiliki (Xxxxxxxxxx et al., 2015).
Penguatan komitmen kerjasama merupakan suatu penguatan perjanjian atau kontrak yang harus dijalankan oleh kedua belah pihak mitra dan menjalankan bisnis dengan memperhatikan aspek sosial, norma-norma dan etika nyang berlaki (Mahardika, 2018). Pengembangan ayam potong pedaging melalui pola kemitraan terdapat suatu kerja sama yang berkaitan dengan dengan kontrak perjanjian isinya menyediakan sapronak, penentuan harga, jaminan dan resiko yang telah disepakati antara dua belah pihak (Fitriza et al., 2012). Xxxxxxxxxx et al., (2015) menerangkan ada beberapa kesenjangan pada kontrak kemitraan unggas yaitu: pertama, peternak sangat dirugikan karena tidak memiliki alternative pasokan sapronak, baik dari sisi kontinuitas penyediaan dan harga (kemungkinan sapronak dari pihak
inti lebih mahal) dan yang kedua tidak ada kepastian waktu panen dilevel peternak.
2.4. Faktor-Faktor Produksi Ternak Ayam Broiler
2.4.1. Bibit
Bibit (DOC) merupakan faktor penting dalam usaha ternak ayam broiler yang tidak bisa diabaikan (Mia et al., 2021). DOC merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan ,DOC berkualitas baik yaitu, bibit dengan produksi daging yang tinggi. Bibit ayam yang bagus biasanya dapat diketahui dengan ciri-ciri berwarna cerah, bersih dan tidak cacat (Kurnianto et al., 2019). Kartasujana dan Xxxxxxxxxx menyatakan bahwa kualitas DOC yang dipelihara harus yang terbaik, karena performan yang jelek bukan saja dipengaruhi oleh fakktor pemeliharaan tetapi juga oleh kualitas DOC pada saat diterima.
Xxxxxx (1995) bahwa biaya bibit (DOC) merupakan biaya yang cukup besar dalam suatu usaha peternakan ayam broiler. Biaya untuk pembelian bibit merupakan biaya terbesar kedua, setelah biaya pakan (Simanjuntak, 2018). Xxxxxx (2001) mengemukakan biaya tersebut berkisar antara 10 – 16 % dari total biaya produksi.
2.4.2. Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup usaha peternakan, serta berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam yang dipelihara. Bila pakan yang diberikan baik (kualitas maupun kuantitasnya) maka hasilnya juga baik, tetapi bila sebaliknya, maka hasilnya juga buruk (Simanjuntak, 2018).
Biaya pakan merupakan biaya tertinggi dalam peternakan ayam pedaging. Menurut Xxxxxx (2001), biaya pakan yang harus dikeluarkan dalam produksi ayam pedaging sebanyak 70-80% dari total biaya produksi. Xxxxxx dan Zuraida, (2021) menunjukkan bahwa biaya bibit dan pakan mencapai (65,23%) dari total biaya sarana produksi yang dikeluarkan.
2.4.3. Xxxxxx, Obat-obatan dan Kimia
Vaksin dan obat-obatan diperlukan untuk menjaga kesehatan ayamyang dipelihara karena ayam pedaging termasuk jenis ternak yang sangatrentan terhadap penyakit. Terjadinya wabah penyakit pada peternakan ayampedaging sangat merugikan peternak. Selain mengakibatkan kematian, ayam yang masih hidup pun akan mengalami pertumbuhan yang terhambat dan kerdil, sehingga harga jualnya rendah dan menghabiskan pakan yang lebih banyak (Simanjuntak, 2018).
Vaksinasi dilakukan untuk mencegah dan memberikan kekebalan terhadap penyakit yang dapat menimbulkan kematian ayam. Tingginya tingkat kematian ayam sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat keuntungan bahkan dapat menyebabkan kerugian(Kurdi, 2019).Pengeluaran biaya untuk obat-obatan dan vaksin cukup besar. Hal ini sejalan dengan Xxxxxx et al., (2022) berdasakan hasil penelitiannya, pengeluaran biaya untuk obat-obatan dan vaksin cukup besar.
2.4.4. Konversi ransum
Konversi ransum adalah perbandingan jumlah konsumsi ransum pada satu minggu dengan pertumbuhan bobot badan yang dicapai pada minggu itu, bila rasio kecil berarti pertambahan bobot badan ayam memuaskan atau ayam makan dengan efisien (Xxxxxxx, 2011). Konversi pakan digunakan untuk melihat efisiensi penggunaan pakan oleh ternak atau dapat dikatakan efisiensi pengubahan pakan menjadi produk akhir yakni pembentukan daging (Wirapati, 2008).
Nilai FCR merupakan perbandingan antara konsumsi pakan dengan pertambahan bobot badan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, FCR dapat digunakan untuk mengukur produktivitas ternak. Menurut Xxxxxx dkk. (2012) bahwa nilai konversi pakan yang rendah menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan pakan yang baik, karena semakin efisien ayam mengkonsumsi pakan untuk memproduksi daging. Hidayat et al., (2024) tingkat konversi pakan ayam dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk faktor genetik, kualitas ventilasi, sanitasi, jenis dan kualitas pakan, penggunaan aditif pakan, kondisi kesehatan ayam serta manajemen pemeliharaan.
2.4.5. Mortality
Mortalitas adalah jumlah angka kematian pada ayam broiler selama pemeliharaan. Mortalitas atau kematian adalah salah satu factor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan peternakan ayam. Angka mortalitas yang masih dianggap wajar adalah pada angka 3 – 5 %. Solusinya untuk menekan angka mortalitas antara lain adalah menjalakan pengelolaan secara baik, mengunakan bibit yang bagus, memberikan ransum yang berkualitas dan dalam jumlah yang memadai, hingga pemberian vaksin maupun obat-obatan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan (Xxxxxx, 1995).
Setiaji et al (2021) berpendapat menyatakan bahwa Xxxxxxnya angka mortalitas tersebut mengindikasikan pengelolaan budidaya ayam broiler tersebut sudah berjalan dengan baik dari segi manajemen kandang closed house, strain ayam yang bagus, ransum yang seimbang, vaksinasi ataupun obat-obatan sesuai dosis kebutuhan ayam broiler, angka mortalitas yang baik yaitu jika angka mortalitas selama pemeliharaan di bawah 5 %.
BAB III METODA PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu
Penelitian tentang analisis perbedaan ketaatan kontrak perjanjian kemitraan peternak ayam broiler dengan perusahaan pada tipe kandang yang berbeda akan dilaksanakan di Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batang Hari. Penelitian ini dimulai pada tanggal 20 November 2023 hingga tanggal 20 Desember 2023.
3.2.Rancangan Penelitian
Adapun yang akan menjadi objek serta dilakukan pengamaatan yaitu peternak ayam broiler yang tergabung dengan perusahaan inti di Kecamatan Pemayung yaitu PT. Ciomas Adisatwa, PT. Super Unggas Jaya dan PT. Surya Unggas Mandiri.
3.3.Metoda Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam melakukan penelitian ini adalah dengan metode sensus. Metode ini nantinya digunakan untuk melakukan analisis terhadap perusahaan yang mempunyai kemitraan dengan peternak ayam broiler di Kecamatan Pemayung terdapat 3 (tiga) perusahaan yaitu PT. Ciomas Adisatwa, PT. Super Unggas Jaya dan PT. Surya Unggas Mandiri.
Tabel 1. Daftar perusahaan dan data sensus yang di gunakan pada penelitian Ini
No | Nama Perusahaan | Jumlah Peternak |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 1 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 3 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 4 |
Jumlah | 8 |
0.0.Xxxx yang Dihimpun
Sumber dari data penelitian ini adalah data primer. Data ini diperoleh dari jawaban kuesioner yang diberikan kepada responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari
setiap satu periode pemeliharaan ayam broiler pola kemitraan tentang ketaatan input, ketaatan ouput dan karakteristik peternak di Kecamatan Pemayung.
1. Input : terdiri dari input pakan, input DOC, input obat-obatan, vaksin dan kimiadari semua input ini maka yang dilihat adalah harga, jumlah dan distribusinya.
2. Output : terdiri dari output panen (jumlah ayam panen, harga jual ayam, penerimaan penjualan ayam) dan output bonus (bonus FCR (Food Convertion Ratio) dan bonus mortality).
3. Karakteristi Peternak : tingkat pendidikan peternak, pekerjaan utama peternak, umur peternak, lama beternak dan skala usaha peternak.
3.5.Pengolahan Data dan Analisis Data
3.5.1. Analisis Deskriptif
Untuk mengetahui tingkat ketaatan kontrak perjanjian kemitraan ayam broiler berupa ketaatan input dan ketaatan output antara berbagai perusahaan inti dengan peternak di Kecamatan Pemayung dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu dengan penjumlahan, rataan dan presentase (Xxxxxxxx, 2013). Analisis ini bertujuan untuk mempelajari kegiatan-kegiatan dan hubungan yang terjadi antara perusahaan dan peternak dalam ketaatan input dan ketaatan output, serta menggambarkan kondisi umum daerah penelitian karakteristik peternak, karakteristik usaha ayam broiler yang meliputi skala usaha, pengalaman beternak, pengalaman bermitra, alasan beternak dan bermitra dengan perusahaan inti dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui tingkat ketaatan input dan output peternak yang berupa ketaatan harga dan ketaatan distribusi dapat diperoleh dari:
• Hasil pengurangan harga diperoleh berupa harga beli/jual (Rp/ekor/Kg) dengan harga kontrak (Rp/ekor/Kg) kemudian diperoleh nilai selisih harga (Rp/ekor/Kg) dengan persentase selisih % setelah itu nilai persentase ditambah 1 dikali 100 maka didapatlah point tingkat ketaatan harga (Juanda et al., 2018).
• Hasil pengurangan tanggal pakan masuk dari peternak dengan estimasi pakan masuk dari perusahaan kemudian diperoleh nilai selisih dengan persentase selisih % setelah itu nilai persentase ditambah 1 dikali 100 maka didapatlah point tingkat ketaatan distribusi.
Untuk menetapkan ukuran point tingkat ketaatan input dan ketaatan output perusahaan terhadap peternak dapat dilihat dari kontak perjanjian. Jika harga yang diperoleh dari peternak sama dengan harga pada kontrak perjanjian atau sesuai dengan yang tertulis di kontrak perjanjian maka ketaatannya taat, jika tidak sesuai dengan kontrak perjanjian dapat dikatakan ketaatannya tidak taat.
3.5.2. Xxxxxxxx Xxx Xxxx (Uji – t)
Analisis ini digunakan untuk mejawab tujuan masalah perbedaan ketaatan kontrak perjanjian kemitraan ayam broiler berupa ketaatan input dan ketaatan output antara berbagai perusahaan inti dengan peternak di Kecamatan Pemayung. Analisis Uji Beda (uji – t) dengan rumus (Xxxxxxx, 2007) :
𝑋1 − 𝑋2
√ 1
2
𝑡 − ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
Keterangan :
𝑆2
𝑛1
+ 𝑆2
𝑛2
𝑋1 | = | Rata-rata ketaatan kontrak perjanjian kemitraan ayam broiler berupa ketaatan input dan ketaatan output antara berbagai perusahaan dengan peternak di Kecamatan Pemayung. |
𝑋2 | = | Rata-rata ketaatan kontrak perjanjian kemitraan ayam broiler berupa ketaatan input dan ketaatan output antara berbagai perusahaan dengan peternak di Kecamatan Pemayung. |
𝑆1 2 | = | Varians ketaatan kontrak perjanjian kemitraan ayam broiler berupaketaatan input dan ketaatan outputdengan peternak di Kecamatan Pemayung. |
𝑆2 2 | = | Varians ketaatan kontrak perjanjian kemitraan ayam broiler berupa ketaatan input dan ketaatan output antara berbagai perusahaan dengan peternak di Kecamatan Pemayung. |
𝑛1 | = | Jumlah sampel peternak kemitraan ayam broiler berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung |
𝑛2 | = | Jumlah sampel peternak kemitraan ayam broiler berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung. |
Keputusan yaitu :
1. Jika t hitung <t tabel, maka H1 ditolak dan H0 diterima
2. Jika t hitung ≥t tabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak
2.5. Operasional Variabel
Pada penelitian ini dirumuskan beberapa konsep dan batasan untuk variabel- variabel yang diamati :
a. Peternak pola kemitraan adalah peternak yang menyelenggarakan usaha ternak dengan pola kerjasama antara perusahaan inti dengan peternak sebagai plasma di mana dalam kontrak telah disepakti input peternak dan output peternak yang telah ditetapkan oleh perusahaan inti. Peternak menerima selisih dari perhitungan input dan output.
b. Tingkat produksi adalah berat total ayam broiler yang dihasilkan pada umur tertentu dalam satu priode produksi yang diukur dalam satu kilogram (Kg/periode).
c. Konversi pakan (FCR) adalah perbandingan antara bobot badan ayam broiler dalam satuan priode produksi (Kg) / unit konsumsi pakan (Kg).
d. Bobot badan hidup atau bobot potong adalah hasil timbang per ekor ayam broiler pada akhir produksi (Kg/ekor).
e. Mortalitas (tingkat kematian) adalah jumlah seluruh ternak ayam broiler yang mati mulai DOC hingga akhir priode produksi (Ekor/periode).
x. Xxxx xxxxx adalah mulai usia hari
g. Sejak ditetaskan dan mulai dipelihara sampai ayam broiler dipanen atau dipasarkan dengan jangka waktu tertentu (Hari/periode).
h. Indek produksi merupakan hasil perkalian persentase ayam hidup dan rataan bobot badan dibagi konversi pakan dan lama pemeliharaan.
i. Biaya total terdiri dari :
1. Biaya pakan adalah Jumlah pakan ayam broiler yang dihabiskan dalam satu priode pruduksi dikali harga pakan per kilogram (Rp/Kg).
2. Biaya DOC adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli DOC (Rp/ekor/periode)
3. Biaya obat-obatan, vitamin dan vaksin adalah jumlah obat-obatan, vitamin dan vaksin yang dihabiskan dalam satu priode produksi (Rp/periode).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Pemayung merupakan salah satu dari 8 Kecamatan yang ada dalam Kabupaten Batanghari. Kecamatan Pemayung terbentuk berdasarkan SK Gubernur Jambi Nomor 223 tahun 1985. Kecamatan Pemayunng resmi menjadi Kecamatan Definitif sejak tanggal 10 Januari 1992 berdasarkan PP No: 10 Tahun 1991 tanggal 22 oktober 1991. Secara geografis Kecamatan Pemayung terletak dibagian timur Kabupaten Batanghari. Menurut data BPS Kecamatan Pemayung tahun 2023 memiliki luas wilayah 1.022,15 Km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 36.985.
Kecamatan Pemayung terdiri dari 18 Desa dan 1 Kelurahan dengan rincian Desa dan Kelurahan sebagai berikut: Tebing tinggi, Simpang Kubu Kandang, Kubu Kandang, Kuap, Senaning, Awin, Serasah, Pulau Betung, Ture, Lubuk Ruso, Olak Rambahan, Lopak Aur, Selat, Teluk, Pulau Raman, Kaos, Teluk Ketapang, Kampung Pulau, dan Kelurahan Jembatanmas.
Pusat Pemerintahan pada Kecamatan Pemayung ini terletak di Kelurahan Jembatanmas dengan. Kecamatan Pemayung memiliki batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bajubag dan Kabupaten Muaro Jambi dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Maro Sebo Ilir dan Muara Bulian.
Gambar 1. Peta Kecamatan Pemayung
4.2.Sejarah Perusahaan
4.2.1. PT Ciomas Adisatwa
PT Ciomas Adisatwa atau yang dikenal dengan Xxxxx telah berdiri sejak tahun 1993 di Bogor, Indonesia. Perusahaan ini bergerak dibidang agribisnis yang telah melebarkan sayap bisnisnya di luar negri yaitu di Singapura, China, India, Vietnam dan Myanmar. PT Ciomas Adisatwa (JAPFA) adalah salah satu perusahaan yang besar dan terkemuka di Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. PT Ciomas Adisatwa merupakan salah satu perusahaan yang melakukan program kemitraan dengan peternak ayam.
PT Ciomas Adisatwa juga bergerak dibidang rumah potong ayam beserta pengolahannya. Daging ayam yang diproduksi dalam skala besar dengan menerapkan teknologi modern dan berkualitas tinggi serta memiliki prosedur keamanan pangan yang ketat. Pada tanggal 1 september 2011 PT ciomas Adisatwa telah efektif melakukan penggabungan usaha sebagai anak dari PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, yang berpusat di Jakarta dan berdiri dengan tujuan membantu program pemerintah dalam ketenaga kerjaan, peningkatan gizi masyarakat dan alih teknologi dalam bidang pakan ternak.
4.2.2. PT Super Unggas Jaya
PT Super Unggas Jaya (SUJA) berdiri sejak 14 Juni 1995 merupakan perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) asal Korea Selatan bagian dari group CJ feed dan care yang bergerak di bidang usaha peternakan unggas. PT SUJA memproduksi telur tetas (HE-Hatching Egg), bibit ayam unggul umur sehari (DOC-Day Old Chick), ayam broiler atau ayan pedaging hidup (livebird), daging ayam potong (karkas, parting, boneless) hingga daging ayam olahan seperti daging ayam marinasi dan bakso daging ayam.
4.2.3. PT Surya Unggas Mandiri
PT Surya Unggas Mandiri (SUM) merupakan perusahaan yang berdiri pada tahun 2007, PT.SUM merupakan cabang perusahaan dari PT Charoen Pokhpand Indonesia Tbk yang berdiri sejak tahun 1972 yang bertempat di ancol, Jakarta.
PT.SUM bergerak dalam bisnis peternakan unggas dan pembibitan ayam broiler. PT. SUM telah menjadi salah satu produsen ternak terbesar di Indonesia terutama dalam produksi ayam broiler. Perusahaan ini dikenal karena komitmennya terhadap kualitas produk dan inovasi dalam praktik peternakan modern.
4.3.Karakteristik Peternak Ayam Broiler yang Bermitra dengan Perusahaan
4.3.1. Tingkat Pendidikan Peternak
Tingkat pendidikan merupakan salah satu jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh seseorang dalam hal ini adalah peternak. Tingkat pendidikan peternak sangat berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat, semakin tinggi tingkat pendidikan peternak maka peternak akan lebih mudah untuk menerima segala perkembangan yang ada. Tingkat pendidikan peternak mempengaruhi kemampuan menyerap inovasi dan teknologi, semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan dapat meningkatkan adopsi dan teknologi dalam upaya memperbaiki usahanya. Untuk lebih jelas mengenai tingkat pendidikan peternak dapat dilihat pada Tabel 3. Berikut:
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Peternak Ayam Broiler yang Bermitra dengan Perusahaan di Kecamatan Pemayung
PT. Ciomas Adisatwa | PT. Super Unggas Jaya | PT. Surya Unggas Mandiri | ||||
Tingkat Pendidikan | Peternak (Orang) | % | Peternak (Orang) | % | Peternak (Orang) | % |
SD | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 |
SMP | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 | 1 | 33,33 |
SMA | 1 | 100,00 | 3 | 75,00 | 1 | 33,33 |
DI/DII/DIII | 0 | 0,00 | 1 | 25,00 | 0 | 0,00 |
S1 | 0 | 0,00 | 0 | 00,00 | 1 | 33,33 |
Jumlah | 1 | 100,00 | 4 | 100,00 | 3 | 100,00 |
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3. dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan peternak yang bermitra dengan perusahaan di Kecamatan Pemayung sebagian besar berada pada tingkat SMP dan SMA. Tingginya tingkat pendidikan seseorang akan menentukan besar kecilnya kemampuan seseorang. Menurut Xxxdapat Lestari (2009), Pendidikan berpengaruh pada cara berfikir peternak yang akan melaksanakan kegiatan usaha ternaknya. Peternak yang lebih lama mendapatkan pendidikan formalnya lebih besar kemungkinan akan lebih mudah
menerima inovasi serta perubahan dalam hal beternak ayam broiler. Hal ini sesuai dengan pendapat Semakin tinggi tingkat pendidikan peternak diharapkan dapat meningkatkan adopsi dan teknologi dalam upaya memperbaiki usahanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Arief et al., (2013) yang menyatakan, bahwa faktor pendidikan akan memberi semangat yang tinggi untuk berusaha, sedangkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sambil melakukan merupakan salah satu faktor internal yang berpengaruh pada tingkat motivasi seseorang untuk berkembang dan juga mendapatkan keuntungan maksimal.
4.3.2. Pekerjaan Utama Peternak
Pekerjaan utama peternak merupakan pekerjaan pokok yang dilakukan pemilik usaha ternak. Pekerjaan utama peternak ayam broiler dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung sangat bervariasi dan sebagian besar peternak mengakui bahwa pekerjaan utama mereka adalah beternak ayam broiler, untuk lebih jelas mengenai pekerjaan utama peternak dapat dilihat pada Tabel 4. Berikut:
Tabel 3. Pekerjaan Utama Peternak Ayam Broiler yang Bermitra dengan Perusahaan di Kecamatan Pemayung
PT. Ciomas Adisatwa | PT. Super Unggas Jaya | PT. Surya Unggas Mandiri | ||||
Pekerjaan Utama | Peternak (Orang) | Peternak (Orang) | Peternak (Orang) | |||
% | % | % | ||||
Honorer | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 |
Wiraswasta | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 |
Petani | 0 | 0,00 | 1 | 25,00 | 0 | 0,00 |
Peternak Ayam | 1 | 100,00 | 3 | 75,00 | 2 | 66,67 |
IRT | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 |
Pedagang | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 | 1 | 33,33 |
Tidak Bekerja | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 | 0 | 0,00 |
Jumlah | 1 | 100,00 | 4 | 100,00 | 3 | 100,00 |
Berdasarkan data penelitian pada Tabel 3. Dapat dijelaskan bahwa untuk pekerjaan utama peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung, untuk jenis pekerjaan utama peternak terbanyak yaitu pada peternak ayam broiler. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa usaha peternakan ayam broiler merupakan jenis pekerjaan yang utama. Terdapat
beberapa peternak yang pekerjaan utamanya petani dan penjual ayam hal itu dikarenakan mereka mempekerjakan orang lain untuk menangani usaha ternaknya. Hal ini sesuai denan pendapat Wakhidati (2017), Peternak yang memiliki pekerjaan utama selain peternak mengaku bahwa mereka mempekerjakan karyawan untuk menangani usahanya, sehingga tidak terlibat secara penuh.
4.3.3. Umur Peternak
Umur peternak akan berpengaruh terhadap kinerja peternak itu sendiri. Umur peternak pada umumnya berkaitan dengan efisiensi usaha yang dicapai. Penambahan umur pada peternak yang lebih tua, akan menyebabkan penurunan dalam kemampuan fisik dalam mengelola usahanya. Umur peternak dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung umumnya masih berada dalam usia produktif yaitu di antara 20-50 tahun. Untuk lebih jelas mengenai umur peteernak dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 4. Umur Peternak Ayam Broiler yang Bermitra dengan Perusahaan di Kecamatan Pemayung
PT. Ciomas Adisatwa | PT. Super Unggas Jaya | PT. Surya Unggas Mandiri | ||||
Umur | Peternak (Orang) | Peternak (Orang) | Peternak (Orang) | |||
% | % | % | ||||
<45 | 1 | 100,00 | 2 | 50,00 | 3 | 100,00 |
>45 | 0 | 0,00 | 2 | 50,00 | 0 | 0,00 |
Jumlah | 1 | 100,00 | 4 | 100,00 | 3 | 100,00 |
Berdasarkan tabel 4. Umur peternak ayam broiler yang bermitra dengan perusahaan yang berbeda di Kecamatan Pemayung untuk kelompok terbanyak berada pada umur <45. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa umur peternak yang bermitra pada perusahaan di Kecamatan Pemayung berada pada rentang umur yang produktif. Umur yang produktif dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan pola fikir sehingga sangat potensial dalam mengembangkan usaha ternaknya. Menurut Xxxxxxx et al., (2009), jika petani tergolong pada umur produktif (24-45 tahun), maka dapat dikatakan bahwa proses penerimaan (adoptiom) cukup baik dibandingkan dengan umur yang lebih muda atau lebih tua. Disisi lain, peternak yang lebih muda usianya digambarkan akan memiliki
pengetahuan mengenai cara pengelolaaan yang baru, bagaimana mengelola resiko dan mengatur usaha dengan lebih modern. Jika seorang peternak memiliki usia yang tidak produktif lagi hal itu akan menyebabkan penurunan produktivitas kerjanyan. Hal ini sesuai dengan pendapat Risyart (2011), yang menyatakan bahwa semakin bertambah usia seseorang maka semakin menurun produktivitas kerjanya.
4.3.4. Skala Usaha
Skala usaha pada peternakan ayam broiler dapat diketahui berdasarkan jumlah populasi ternak ayam yang dipelihara selama satu periode produksi. Skala usaha yang terdapat pada penelitian ini berkisar antara 3.000 – 34.000 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Skala Usaha Peternak Ayam Broiler yang Bermitra dengan Perusahaan yang Berbeda di Kecamatan Pemayung
Perusahaan (%) | ||||
No | Skala Usaha | PT. Ciomas Adisatwa | PT. Super Unggas Jaya | PT. Surya Unggas Mandiri |
1 | 3.000 | 0,00 | 0,00 | 25,00 |
2 | 4.000 | 0,00 | 0,00 | 25,00 |
3 | 4.500 | 0,00 | 0,00 | 25,00 |
4 | 8.000 | 0,00 | 25,00 | 0,00 |
5 | 10.000 | 0,00 | 50,00 | 0,00 |
6 | 11.500 | 0,00 | 25,00 | 0,00 |
7 | 13.000 | 0,00 | 0,00 | 25,00 |
8 | 34.000 | 100,00 | 0,00 | 0,00 |
Jumlah | 100,00 | 100,00 | 100,00 |
Berdasarkan tabel 5. Dapat dijelaskan bahwa untuk skala usaha peternak yang bermitra dengan perusahaan di Kecamatan Pemayung terdapat populasi terbesar yaitu populasi 34.000 ekor pada PT Ciomas Adisatwa dan populasi terkecil pada 3.000 ekor pada PT Surya Unggas Mandiri. Sedangkan persentasi terbanyak terdapat pada populasi 10.000 ekor di angka 50,00. Semakin besar populasi ternak yang dipelihara maka semakin besar pula penerimaan dan pendapatan yang diperoleh peternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Gusasi dan Saade (2006), semakin besar skala usaha ternak ayam pedaging maka semakin besar pula penerimaan yang diperoleh peternak. Xxxxxxxx xxx Xxxxxx (2007) juga
menyatakan bahwa jumlah ternak yang dipelihara akan mempengaruhi besarnya pendapatan yang di peroleh peternak.
4.3.5. Xxxx Xxxxxxxx
Lama beternak merupakan pengalaman peternak dalam melaksanakan periode produksi ayam broiler yang bermitra dengan perusahaan. Pengalaman beternak yang paling lama terdapat pada 9-10 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Lama Beternak Peternak Ayam Broiler yang Bermitra dengan Perusahaan yang Berbeda di Kecamatan Pemayung
Xxxx Xxxxxxxx (Tahun) | Perusahaan (%) | ||
PT. Ciomas Adisatwa | PT. Super Unggas Jaya | PT. Surya Unggas Mandiri | |
3 - 4 | 100,00 | 0,00 | 0,00 |
5 - 6 | 0,00 | 0,00 | 33,33 |
7 - 8 | 0,00 | 50,00 | 66,67 |
9 – 10 | 0,00 | 50,00 | 0,00 |
Jumlah | 100,00 | 100,00 | 100,00 |
Berdasarkan Tabel 6 Lama beternak peternak pada PT Ciomas Adistwa yaitu 3-4 tahun, pada PT Super Unggas jaya yaitu 9-10 tahun dan pada PT Surya Unggas Mandiri pada 7-8 tahun. Pengalaman beternak sangat menentukan berhasil atau tidaknya seorang peternak dalam mengusahakan suatu jenis usaha peternakan ayam broiler, berhasil atau tidaknya usaha ini ditentukan oleh lamanya beternak. Menurut Xxxxxxxxxx (1988), kemampuan peternak dalam menjalankan usaha ternaknya dipengaruhi oleh lamanya keterlibatan peternak tersebut dalam menjalankan usaha peternakan. Dengan tingkat pendidikan dan pengalaman yang relative lama, peternak diharapkan memiliki kemampuan dalam mengembangkan usahanya kearah lebih baik.
4.4.Tingkat Ketaatan Perusahaan Terhadap Peternak Kemitraan Ayam Broiler di Kecamatan Pemayung
4.4.1. Ketaatan Input Peternak
Ketaatan input peternak adalah ketaatan nilai harga yang bisa dilihat perbandingannya antara nilai harga yang diterima oleh peternak dengan nilai harga yang terdapat didalam kontrak perjanjian kemitraan ayam broiler dengan perusahaan. Ketaatan input peternak juga bisa dilihat dari ketepatan waktu pendistribusian dari perusahaan ke peternak. Adapun nilai tersebut adalah yang terdapat pada ketaatan harga pakan dan ketaatan harga day old chicks (DOC) dan pendistribusian adalah Distribusi pakan, distribusi DOC dan Distribusi Obat- obatan Vaksin dan Kimia.
4.4.1.1. Ketaatan Harga Pakan
Ketaatan harga pakan adalah ukuran tingkat kepatuhan harga pakan yang digunakan untuk mengetahahui seberapa besar point tingkat ketaatan yang diperoleh peternak dari berbagai perusahaan dengan harga pakan yang tertera pada kontrak perjanjian kemitaraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Untuk melihat rata-rata ketaatan harga peternak dari berbagai perusahaan disajikan pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Rata-rata Tingkat Ketaatan Harga Pakan Peternak Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Ketaatan Input Pakan | Harga Beli (Rp/Kg) | Harga Kontrak (Rp/Kg) | Selisih Harga (%) | Point | Keterangan |
Stater | 10.015 | 10.015 | 0 | 100 | Taat | ||
1 | PT. Ciomas Adisatwa | Finisher I | 9.955 | 9.955 | 0 | 100 | Taat |
Finisher II | 9.605 | 9.605 | 0 | 100 | Taat | ||
Stater | 10.100 | 10.100 | 0 | 100 | Taat | ||
2 | PT. Super Unggas Jaya | Finisher I | 9.850 | 9.850 | 0 | 100 | Taat |
Finisher II | 9.850 | 9.850 | 0 | 100 | Taat | ||
PT. Surya Unggas Mandiri | Stater | 9.900 | 9.900 | 0 | 100 | Taat | |
3 | Finisher I | 9.650 | 9.650 | 0 | 100 | Taat | |
Finisher II | 9.300 | 9.300 | 0 | 100 | Taat |
Berdasarkan hasil dari Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perbandingan tingkat ketaatan antara harga pakan menurut jenis yang di beli peternak dari berbagai perusahaan dengan rata-rata harga pakan yang terdapat pada kontrak perjanjian yang telah di sepakati peternak bersama perusahaan rata-rata keseluruhan mendapat point 100 dengan tingkat ketaatan taat, baik PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya Maupun PT Surya Unggas Mandiri.
Berikut adalah perbandingan harga beli peternak dengan harga kontrak yang tertera dan telah disepakati sebelumnya oleh peternak dan perusahaan, pada PT. Ciomas Adisatwa untuk harga beli pakan jenis stater (SB-10) Rp. 10.015,-/kg, jenis finisher I (SB-11) Rp. 9.955 ,-/kg dan jenis finisher II (SB-12) Rp. 9.605 ,-
/kg dengan harga kontrak jenis stater (SB-10) Rp. 10.015 ,-/kg, jenis finisher I (SB-11) Rp. 9.955 ,-/kg dan jenis finisher II (SB-12) Rp. 9.605,-/kg. Sedangkan perbandingan harga beli dengan harga kontrak pada PT. Super Unggas Jaya untuk harga beli pakan jenis stater (MRPS) Rp. 10.100 ,-/kg, jenis finisher I (GM-1) Rp. 9.850 ,-/kg dan jenis finisher II (GM-1S) Rp. 9.850 ,-/kg dengan harga kontrak pakan jenis stater (MRPS) Rp. 10.100,-/kg, jenis finisher I (GM-1) Rp. 9.850,-/kg dan jenis finisher II (GM-1S) Rp. 9.850,-/kg. Selanjutnya perbandingan harga beli dengan harga kontrak pada PT. Surya Unggas Mandiri untuk harga beli pakan jenis stater (H-10) Rp. 9.900 ,-/kg, jenis finisher I (H-11) Rp. 9.650,-/kg dan jenis finisher II (H-12) Rp. 9.300,-/kg dengan harga kontrak jenis stater (H-10) Rp. 9.900,-/kg, jenis finisher I (H-11) Rp. 9.650,-/kg dan jenis finisher II (H-12) Rp. 9.300,-/kg.
4.4.1.2. Ketaatan Distribusi Pakan
Ketaatan distribusi pakan adalah Kepatuhan dalam ketepatan waktu penyaluran pakan dari perusahaan ke peternakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pakan ternak selama satu periode produksi. Ketaatan distribusi pakan ini dapat ditentukan berdasarkan tanggal estimasi penyaluran pakan dari perusahaan dikurang dengan tanggal pakan masuk dan di peroleh selisih, selisih itu kemudian ditambah 1 dan dikali 100 maka di dapatlah point tingkat ketaatan distribusi pakan. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian dapat dijelaskan bahwa persentase ketepatan waktu dalam distribusi pakan peternak dari berbagai
perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung secara keseluruhan mendapat point 100 atau tepat waktu dengan tingkat ketaatan taat, seperti pada PT. Ciomas Adistawa dan PT. Super Unggas Jaya maupun PT. Surya Unggas Mandiri.
4.4.1.3. Ketaatan Harga DOC
Ketaatan harga DOC adalah ukuran tingkat kepatuhan harga dOC yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar poin tingkat ketaatan harga DOC yang diperoleh peternak dari berbagai perusahaan kemitaraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Untuk melihat rata-rata ketaatan harga DOC dari masing- masing peternak berdasarkan yang tergabung dalam kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung terdapat pada tabel berikut.
Tabel 8. Rata-Rata Tingkat Ketaatan Harga DOC Peternak Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Ketaatan Input DOC | Harga Beli (Rp/Kg) | Harga Kontrak (Rp/Kg) | Selisih Harga (%) | Point | Keterangan |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | MB-202 | 8.080 | 8.080 | 0,00 | 100 | Taat |
2 | PT. Super Unggas Jaya | Gread- A | 6.700 | 6.700 | 0,00 | 100 | Taat |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | CP-707 | 7.850 | 7.850 | 0,00 | 100 | Taat |
Berdasarkan hasil dari Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perbandingan tingkat ketaatan antara harga DOC yang diterima peternak dari berbagai perusahaan dengan harga DOC yang terdapat pada kontrak perjanjian yang telah disepakati peternak bersama perusahaan rata-rata keseluruhan mendapat point 100 dengan tingkat ketaatan taat, baik pada PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya maupun PT Surya Unggas Mandiri.
Berikut adalah perbandingan harga beli DOC dari peternak dengan harga kontrak yang tertera dan telah disepakati sebelumnya oleh peternak dan perusahaan, pada PT Ciomas Adisatwa rata-rata untuk harga beli DOC yaitu Rp. 8.080,-/ekor dengan harga kontrak Rp. 8.080,-/ekor. Pada PT Ciomas Adisatwa rata-rata untuk harga beli DOC yaitu Rp. 6.700,-/ekor dengan harga kontrak Rp.
6.700,-/ekor dan pada PT Surya Unggas Mandiri rata-rata untuk harga beli yaitu 7.850,-/ekor dengan harga kontrak Rp. 7.850,-/ekor.
4.4.1.4. Ketaatan Distribusi DOC
Ketaatan distribusi DOC adalah kepatuhan terhadap ketepatan waktu penyaluran DOC ke kandang peternak dari perusahaan untuk memenuhi kebutuhan DOC satu periode produksi. Ketaatan distribusi DOC ini dapat di ketahui berdasarkan tanggal estimasi penyaluran DOC dari perusahaan di kurang tanggal DOC masuk dan diperoleh selisih, selisih kemudian ditambah 1 dan dikali 100 maka didapatlah point tingkat ketaatan distribusi DOC. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian dapat dijelaskan bahwa persentase ketepatan waktu dalam distribusi DOC peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung secara keseluruhan mendapat point 100 atau tepat waktu dengan tingkat ketaatan taat seperti pada PT. Ciomas Adistawa dan PT. Super Unggas Jaya maupun PT. Surya Unggas Mandiri.
4.4.1.5. Distribusi Obat-obatan, Vaksin dan Kimia (OVK)
Ketaatan distribusi obat-obatan, vaksin dan kimia (OVK) adalah kepatuhan terhadap ketepatan waktu penyaluran obat-obatan, vaksin dan kimia (OVK) dari perusahaan untuk memenuhi kebutuhan obat, vaksin dan kimia (OVK) untuk ternak selama satu periode produksi. Ketaatan distribusi obat-obatan, vaksin dan kimia ini dapat di ketahui berdasarkan tanggal estimasi penyaluran obat-obatan, vaksin dan kimia dari perusahaan di kurang tanggal masuk obat-obatan vaksindan kimia dan diperoleh selisih, selisih kemudian ditambah 1 dan dikali 100 maka didapatlah point tingkat ketaatan distribusi obat-obatan, vaksin dan kimia. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian dapat dijelaskan bahwa persentase ketepatan waktu di dalam distribusi obat-obatan, vaksin dan kimia (OVK) peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung secara keseluruhan mendapat point 100 atau tepat waktu dengan tingkat ketaatan taat seperti pada PT. Ciomas Adistawa dan PT. Super Unggas Jaya maupun PT. Surya Unggas Mandiri.
4.4.2. Ketaatan Output Peternak
Ketaatan Output peternak adalah nilai yang bisa dilihat perbandingannya antara nilai yang diterima peternak dengan nilai yang terdapat didalam kontrak perjanjian kemitraan ayam broiler. Adapun nilai tersebut adalah yang terdapat pada ketaatan harga jual ayam dan ketaatan bonus. Ketaatan output juga bisa dilihat dari waktu pemanenan.
4.4.2.1. Ketaatan Harga Jual Ayam
Ketaatan harga jual ayam adalah ukuran tingkat kepatuhan harga jual ayam yang digunakan untuk melihat seberapa besar point tingkat ketaatan harga jual ayam yang diterima dari masing-masing peternak berdasarkan perusahaan, selanjutnya dengan melihat standar rata-rata bobot badan ketika panen dengan harga yang berlaku di dalam kontrak untuk kisaran harga yang diterima. Berikut adalah rata-rata ketaatan harga jual ayam peternak dari berbagai perusahaan yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 9. Rata- Rata Ketaatan Harga Jual Ayam Peternak Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-Rata Bobot (Kg/Ekor) | Rata-rata Harga Jual (Rp/Kg) | Rata-rata Harga Kontrak (Rp/Kg) | Selisih Harga Beli (%) | Point | Keterangan |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 2,11 | 20.865 | 20.865 | 0 | 100 | Taat |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 2,00 | 21.500 | 21.500 | 0 | 100 | Taat |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,02 | 20.710 | 20.710 | 0 | 100 | Taat |
Berdasarkan hasil dari tabel diatas dpat dijelaskan bahwa perbandingan tingkat ketaatan antara harga jual ayam yang diterima peternak dari berbagai perusahaan dengan harga beli ayam yang terdapat pada kontrak perjanjian yang telah disepakati peternak bersama perusahaan rata-rata keseluruhan mendapat point 100 dengan tingkat ketaatan taat, baik PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya maupun PT Surya Unggas Mandiri.
Berikut adalah perbandingan harga jual peternak dengan harga beli yang tertera dalam kontrak perjanjian yang telah disepakati sebelumnya oleh peternak
dan perusahaan, pada PT Ciomas Adisatwa dengan rata-rata bobot 2,11 kg yaitu Rp. 20.865/Kg,- dengan harga kontrak Rp. 20.865,-/Kg. Pada PT Super Unggas Jaya dengan rata-rata bobot 2,00 kg yaitu Rp. 21.500,-/kg dengan harga kontrak Rp. 21.500,-/kg dan Pada PT Surya Unggas Mandiri dengan rata-rata bobot 2,02 kg yaitu Rp. 20.710,-/kg dengan harga kontrak Rp. 20.710,-/kg.
4.4.2.2. Ketaatan Waktu Panen
Ketaatan waktu panen adalah ketepatan waktu pemanenan ayam dari perusahaan ke peternakan untuk di perjual belikan guna memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Berikut adalah rata-rata waktu panen peternak dari berbagai perusahaan.
Tabel 10. Rata-Rata Waktu Panen Peternak Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
Umur Panen (Hari) | Point (%) | ||||||||||
No | Perusahaan | Keterangan | |||||||||
29 | 30 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | ||||
1 | PT Ciomas Adisatwa | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | 100 | Taat |
2 | PT Super Unggas Jaya | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | 100 | Taat |
3 | PT Surya Unggas Mandiri | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | Taat | 100 | Taat |
Berdasarkan hasil dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perbandingan tingkat ketaatan waktu panen dari perusahaan ke peternak rata-rata keseluruhan mendapat point 100 dengan tingkat ketaatan taat dimulai dari pengurangan sampai panen raya tepat waktu seperti pada PT. Ciomas Adistawa dan PT. Super Unggas Jaya maupun PT. Surya Unggas Mandiri.
4.4.2. Ketaatan Bonus
Ketaatan bonus adalah nilai ketaatan dari bonus yang diterima peternak dibandingkan dengan bonus yang terdapat di dalam kontrak perjanjian. Terdapat dua ketaatan bonus yaitu ketaatan bonus FCR dan ketaatan bonus mortality peternak dengan berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung.
4.4.2.1. Ketaatan Bonus FCR
Ketaatan bonus FCR adalah ukuran tingkat kepatuhan bonus FCR yang digunakan untuk melihat seberapa besar point tingkat ketaatan FCR yang diterima dari masing-masing peternak berdasarkan kontrak perjanjian ,untuk melihat hal tersebut dengan cara membandingkan harga yang diterima dengan kontrak harga. Berikut ini adalah tabel data penelitian ketaatan bonus FCR.
Tabel 11. Rata-Rata Ketaatan Bonus FCR Peternak Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | FCR (per Ekor) | Rata-rata Bonus Diterima (Rp/ekor) | Rata-rata Kontrak Bonus (Rp/ekor) | Selisih Harga (%) | Point | Keterangan |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 1,474 | 175 | 175 | 0,00 | 100,00 | Taat |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 1,518 | 156 | 156 | 0,00 | 100,00 | Taat |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 1,477 | 200 | 200 | 0,00 | 100,00 | Taat |
Berdasarkan hasil dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perbandingan tingkat ketaatan antara bonus FCR yang diterima peternak dari berbagai perusahaan dengan bonus FCR yang terdapat pada kontrak perjanjian yang telah disepakati peternak bersama perusahaan rata-rata keseluruhan mendapat point 100 dengan tingkat ketaatan taat baik pada PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya maupun PT Surya Unggas Mandiri.
Berikut adalah perbandingan bonus peternak dengan harga kontrak yang tertera dan telah disepakati sebelumnya oleh peternak dan perusahaan, pada PT Ciomas Adisatwa dengan FCR rata-rata/ekor 1,474 dengan pendapatan bonus yang diterima peternak Rp. 175,-/ekor dengan bonus pada kontrak Rp.175,-/ekor. Pada PT Super Unggas Jaya dengan FCR rata-rata/ekor 1,518 dengan pendapatan bonus yang diterima peternak yaitu Rp. 156,-/ekor dengan harga kontrak Rp. 156,-
/ekor dan PT Surya Unggas Mandiri dengan FCR rata-rata/ekor dengan pendapatan bonus yang diterima peternak yaitu Rp. 200,-/ekor dengan harga kontrak Rp. 200,-/ekor.
4.4.2.2. Ketaatan Bonus Mortality
Ketaatan bonus mortality adalah ukuran tingkat kepatuhan bonus mortality yang digunakan untuk melihat seberapa besar point tingkat ketaatan bonus mortality yang diterima dari masing-masing peternak berdasarkan perusahaan, untuk melihat hal tersebut dengan cara membandingkan harga yang diterima dan harga kontrak yang berlaku. Berikut ini adalah tabel hasil data penelitian ketaatan bonus mortality.
Tabel 12. Ketaatan Bonus Mortality Peternak Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Mortality ( % / peternak) | Rata-rata Bonus Diterima (Rp/Kg) | Rata-rata Kontrak Bonus (Rp/Kg) | Selisih Harga (%) | Point | Keterangan |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 1,040 | 0 | 0 | 0,00 | 100,00 | Taat |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 1,546 | 50 | 50 | 0,00 | 100,00 | Taat |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 4,071 | 30 | 30 | 0,00 | 100,00 | Taat |
Berdasarkan hasil dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perbandingan tingkat ketaatan antara bonus mortality yang diterima peternak dari berbagai perusahaan dengan rata-rata harga bonus mortality yang terdapat pada kontrak perjanjian yang telah disepakati peternak bersama perusahaan rata-rata keseluruhan mendapat point 100 dengan tingkat ketaatan taat, baik PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya maupun PT Surya Unggas Mandiri.
Berikut adalah perbandingan bonus mortality dari peternak dengan harga kontrak yang tertera dan telah disepakati sebelumya oleh peternak dan perusahaan, pada PT Ciomas Adisatwa rata-rata mortality peternak 1,040 bonus mortalityny yaitu Rp. 0,-/ekor dengan bonus kontrak Rp. 0,-/ekor. Pada PT Super Unggas Jaya rata-rata mortality peternak 1,546 mendapat bonus Rp. 50,-/ekor dengan bonus kontrak Rp. 50,-/ekor dan pada PT Surya Unggas Mandiri rata-rata mortality peternak 4,071 mendapat bonus Rp. 30,-/ekor dengan bonus kontrak Rp. 30,-/ekor.
4.5. Input Peternak yang Bermitra dengan Perusahaa di Kecamatan Pemayung
4.5.1. Input Pakan
4.5.1.1. Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dihabiskan oleh ternak ayam selama satu periode produksi. Konsumsi pakan merupakan salah satu penentu utama produksi ternak. Suprijatna et al., (2005) berpendapat bahwa ayam mengkonsumsi pakan untuk memenuhi kebutuhan energi dan ayam akan menghentikan konsumsi pakan apabila kebutuhan energi telah terpenuhi. Untuk melihat rata-rata konsumsi pakan menurut jenis dari berbagai Perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung secara rinci disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 13. Rata-rata Konsumsi Pakan (Kg/Ekor) Menurut Jenis Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Konsumsi Pakan 1 Periode (kg/ekor) | Total (Kg/ekor) | ||
Starter | Finisher 1 | Finisher 2 | |||
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 0,39 | 0,94 | 1,82 | 3,15 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 0,54 | 1,08 | 1,55 | 3,17 |
3 | PT. Surya Unggas MAndiri | 0,44 | 1,05 | 1,52 | 3,02 |
Berdasarkan tabel konsumsi pakan peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung selama satu periode produksi untuk rata- rata pada PT Ciomas Adisatwa yaitu 3,15 Kg/ekor, pada PT Super Unggas Jaya yaitu 3,17 kg/ekor dan pada PT Surya Unggas Mandiri 3,02. Rata- rata konsusmi pakan pada peternakan yang tergabung dalam kemitraan ini tergolong standar.
Tabel 14. Analisis Uji Beda Rata-rata Konsumsi Pakan Per Ekor dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-rata | Std. Deviation | Sig. (2-tailed) | Uji Beda |
1 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Super Unggas Jaya | 3,15 3,17 | 0,318 0,167 | 0,950 | Non Significan |
2 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Surya Unggas Mandiri | 3,15 3,02 | 0,318 0,238 | 0,619 | Non Significan |
3 | PT. Super Unggas Jaya PT. Surya Unggas Mandiri | 3,17 3,02 | 0,167 0,238 | 0,375 | Non Significan |
Berdasarkan Tabel Uji Beda Independent Sampel Test rata-rata konsumsi pakan per ekor dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung secara keseluruhan pada PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas mandiri tidak memiliki perbedaan yang signifikan (nyata).
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Super Unggas Jaya memiliki nilai Sig. (2-tailed) atau significan 0,950 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam Uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata konsumsi pakan pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Super Unggas Jaya. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata konsumsi pakan pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Super Unggas Jaya.
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Surya Uggas Mandiri memiliki nilai Sig.(2-tailed) atau significant 0,619 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata konsumsi pakan pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata konsumsi pakan pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
Pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig. (2-tailed) 0,375 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata konsumsi pakan pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata konsumsi pakan pada PT Super Unggas Jaya sama dengan PT Surya Unggas Mandiri
4.5.1.2. Harga Pakan
Harga pakan adalah harga jual pakan yang terdapat di dalam kontrak perjanjian menurut jenis pakan dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler
di Kecamatan Pemayung. Harga pakan pada setiap tahunnya akan terus meningkat karna tingginya harga bahan baku utama pembuatan pakan ayam broiler. Hal ini sesuai dengan pendapat Burhani et al., (2013), Tingginya harga jagung dan kedelai yang juga bahan baku utama pakan unggas menyebabkan tingginya harga pakan di Indonesia. Harga Pakan dari berbagai perusahaan terdapat pada tabel berikut.
Tabel 15. Rata-rata Harga Pakan Menurut Jenis Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
Harga Pakan | |||||
No | Perusahaan | Rata-Rata Harga Pakan | |||
Starter | Finisher 1 | Finisher 2 | |||
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 10.015 | 9.955 | 9.605 | 9.858 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 10.100 | 9.850 | 9.850 | 9.933 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.900 | 9.650 | 9.300 | 9.617 |
Berdasarkan Tabel diatas diperoleh data dari hasil penelitian dan dapat dijelaskan bahwa rata-rata harga pakan dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung untuk harga termahal pada jenis pakan starter terdapat pada PT. Super Unggas Jaya yaitu Rp. 10.100,-/Kg sedangkan untuk jenis pakan finisher I terdapat pada PT. Ciomas Adisatwa yaitu Rp. 9.955,-/Kg dan untuk jenis pakan finisher II terdapat pada PT. Ciomas Adisatwa yaitu Rp. 9.850,-/Kg. Rata-rata harga pakan peternak dari berbagai perusahaan untuk harga yang termahal terdapat pada PT. Super Unggas Jaya yaitu Rp. 9.933,-/Kg diikutin oleh PT. Ciomas Adisatwa yaitu Rp. 9.858,-/kg, sedangkan untuk harga yang paling murah pada PT. Surya Unggas Mandiri yaitu Rp. 9.617,- /Kg.
Harga pakan peternak ini tidak bisa dilihat untuk hasil uji beda rata-rata karena tidak terdapat nilai standar deviasi, hal ini disebakan harga pakan sama dari seluruh peternak pada masing-masing perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Harga pakan pada tabel diatas sudah menjadi ketetapan dari masing-masing perusahaan menurut kontrak perjanjian berupa kesepakatan harga yang mana sudah ditetapkan sejak awal perjanjian dibuat. Hal ini diperjelas dengan pendapat Xxxxxxx, dkk., (2014) menyatakan bahwa harga yang diberikan perusahaan disesuaikan berdasarkan pada harga garansi yang telah ada, yaitu harga yang telah disepakati bersama dalam kontrak perjanjian kerjasama.
4.5.1.3. Biaya Pakan
Biaya pakan adalah biaya yang di keluarkan peternak untuk pembelian pakan ternak dari hasil perkalian total jumlah pakan yang dikonsumsi selama satu periode produksi dengan rata-rata harga pakan yang terdapat di dalam kontrak perjanjian dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Biaya Pakan pada berbagai perusahaan terdapat pada tabel di bawah ini
Tabel 16. Rata-rata Biaya Pakan Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
Konsumsi Pakan 1 Periode (kg) | Total Biaya Pakan (Rp/ekor) | ||||
No | Perusahaan | ||||
Starter | Finisher 1 | Finisher 2 | |||
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 3.955 | 9.326 | 17.494 | 30.774 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 5.407 | 10.685 | 15.246 | 31.338 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 4.400 | 10.146 | 14.178 | 28.724 |
Berdasarkan Tabel diatas data yang diperoleh dari hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa rata-rata biaya pakan termahal yang di keluarkan peternak dari berbagai perusahaan untuk jenis pakan starter terdapat pada PT. Super Unggas Jaya yaitu Rp. 5.407,-/ ekor sedangkan untuk jenis finisher I masih terdapat pada PT. Super Unggas Jaya yaitu 10.685,-/ ekor dan untuk jenis pakan finsher II pada PT. Ciomas Adisatwa yaitu Rp. 17.494,-/ ekor. Rata-rata biaya pakan peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung untuk biaya yang termahal terdapat pada PT. Super Unggas jaya yaitu Rp. 31.338/ekor diikuti oleh PT. Ciomas Adisatwa yaitu Rp. 30.774/ekor dan yang paling murah terdapat pada PT. Surya Unggas Mandiri yaitu Rp. 28.724/ekor.
Biaya pakan merupakan biaya dengan pengeluaran terbesar dari produksi ayam broiler pada satu kali masa produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Murti et al., (2020), besaran biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya pakan. Biaya pakan merupakan biaya produksi terbesar dengan persentase 77% dari total biaya produksi (Xxxxxx et al., 2017). Biaya pakan tidak dapat bernilai konstan pada satu harga dan satu jenis pakan disetiap produksinya. Beberapa faktor yang
menyebabkan peternak memiliki biaya pakan yang lebih besar, dikarenakan keseluruhan pakan yang diberikan merupakan pakan jadi atau komplit baik untuk fase starter dan fase finisher sehingga dalam pemeliharaan ayam pedaging tidak terjadi kekurangan pakan Murti et al., 2020).
Tabel 17. Analisis Uji Beda Rata-rata Biaya Pakan Per Ekor Ternak dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-rata | Sig. (2- tailed) | Uji Beda |
1 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Super Unggas Jaya | 30.774 ± 3117,63 31.338 ± 1670,62 | 0,775 | Non Significan |
2 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Surya Unggas Mandiri | 30.774 ± 3117,63 28.724 ± 2336,50 | 0,455 | Non Significan |
3 | PT. Super Unggas Jaya PT. Surya Unggas Mandiri | 31.338 ± 1670,62 28.724 ± 2336,50 | 0,142 | Non Significan |
Berdasarkan Tabel Uji Beda Independent Sampe T Test rata-rata biaya pakan per ekor dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung secara keseluruhan pada PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri tidak memiliki perbedaan yang signifikan (nyata).
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Super Unggas Jaya memiliki nilai sig.(2- tailed) atau signifikan 0,775 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata biaya pakan per ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Super Unggas Jaya. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata biaya pakan pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Super Unggas Jaya.
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,455 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkam bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkam bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata biaya pakan per ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata biaya pakan pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
Pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,142 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata biaya pakan per ekor pada PT Super Unggas Jaya dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata biaya pakan pada PT Super Unggas Jaya sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
4.5.2. Input DOC
4.5.2.1. Jumlah DOC
Jumlah DOC adalah jumlah populasi ternak yang dipelihara pada peternakan selama satu periode produksi dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Jumlah DOC pada petenakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 18. Rata-rata Jumlah DOC Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-rata Populasi |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 34.000 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 12.375 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 3.833 |
Berdasarkan tabel diperoleh data dari penelitian dan dapat dijelaskan bahwa rata-rata jumlah DOC peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler sangat bervariasi, untuk jumlah yang terbanyak terdapat pada PT. Ciomas Adisatwa yaitu 34.000 ekor/peternak, diikuti oleh PT. Super Unggas Jaya yaitu
12.375 ekor/peternak dan yang paling sedikit pada PT. Surya Unggas Mandiri yaitu 3.833 ekor/peternak. Populasi ternak yang banyak akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh peternak plasma. Hal ini sesuai dengan pendapat Utomo et al., (2015), semakin banyak populasi ayam broiler yang dibudidayakan, semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh peternak. Besarnya populasi ayam yang dipelihara juga mempengaruhi besarnya biaya produksi yang dikeluarkan
oleh peternak. Menurut Xxxxxxxx dan Xxxxxx (2007), semakin banyak populasi ayam broiler yang dipelihara, semakin besar juga biaya produksi yang dikeluarkan begitupun sebaliknya.
Tabel 19. Analisis Uji Beda Rata-rata Jumlah DOC Per Ekor Ternak dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-rata | Sig. (2- tailed) | Uji Beda |
1 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Super Unggas Jaya | 34.000 ± 0000,00 12.375 ± 5250,00 | 0,005 | Significan |
2 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Surya Unggas Mandiri | 34.000 ± 0000,00 3.833 ± 763,762 | 0,000 | Significan |
3 | PT. Super Unggas Jaya PT. Surya Unggas Mandiri | 12.375 ± 5250,00 3.833 ± 763,762 | 0,041 | Significan |
Berdasarkan Tabel Uji Beda Independent Sampe T Test rata-rata jumlah DOC dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung secara keseluruhan pada PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki perbedaan yang signifikan (nyata).
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Super Unggas Jaya memiliki nilai sig.(2- tailed) atau signifikan 0,005 < 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata jumlah DOC pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Super Unggas Jaya. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata jumlah DOC pada PT Ciomas Adisatwa lebih banyak dari PT Super Unggas Jaya.
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,000 < 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkam bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkam bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata jumlah DOC pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata jumlah DOC pada PT Ciomas Adisatwa lebih banyak dari PT Surya Unggas Mandiri.
Pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,041 < 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan
keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata jumlah DOC pada PT Super Unggas Jaya dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata jumlah DOC pada PT Super Unggas Jaya lebih banyak dari PT Surya Unggas Mandiri.
4.5.2.2. Xxxxx DOC
Harga DOC adalah harga dari satu ekor DOC yang terdapat di dalam kontrak perjanjian dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Harga DOC dari berbagai peternak dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 20. Rata-rata Harga DOC Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Harga DOC (Rp/ekor) |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 8.080 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 6.700 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 7.850 |
Berdasarkan Tabel dapat dijelaskan bahwa rata-rata harga DOC peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung sangat bervariasi, untuk harga termahal terdapat pada PT. Ciomas Adisatwa yaitu Rp. 8.080,-/ekor diikuti oleh PT. Surya Unggas Mandiri yaitu Rp. 7.850,-/ekor dan yang paling murah terdapat pada PT. Super Unggas Jaya yaitu Rp. 6.700,-/ekor.
Harga DOC sama seperti harga pakan tidak bisa di analisis menggunakan uji beda rata-rata karena tidak terdapat nilai standar deviasi hal ini disebabkan harga DOC sama dari seluruh peternak pada masing-masing perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Harga DOC tersebut sudah menjadi ketetapan dari masing-masing perusahaan menurut kontrak perjanjian.
4.5.2.3. Biaya DOC
Biaya DOC adalah biaya yang dikeluarkan peternak dari hasil perkalian total jumlah DOC satu periode produksi dengan harga DOC yang terdapat di dalam kontrak perjanjian dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Biaya DOC dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 21. Rata-rata Biaya DOC Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
Rata-rata DOC | Rata-rata Biaya DOC (Rp) | |||
No | Perusahaan | |||
Jumlah (Ekor) | Harga (Rp) | |||
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 34.000 | 8.080 | 274.720.000 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 12.375 | 6.700 | 82.912.500 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 3.833 | 7.850 | 30.089.050 |
Berdasarkan Tabel dapat dijelaskan bahwa rata-rata jumlah biaya DOC peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung, untuk biaya DOC yang termahal terdapat pada PT. Ciomas Adisatwa yaitu Rp. 274.720.000,-/ peternak diikutin oleh PT. Super Unggas Jaya yaitu Rp. 82.912.500,-/ peternak dan untuk biaya paling murah pada PT. Surya Unggas Mandiri yaitu Rp. 30.089.050,-/ peternak. Biaya DOC adalah biaya terbesar setelah biaya pakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sulistyono (1995), bahwa biaya terbesar setelah pakan adalah DOC sebesar 27% dari total biaya sedangkan menurut Xxxxxxx dan Ilham (2003), biaya DOC 20% dan 19,2% dari total biaya.
4.5.3. Input Obat-obatan, Vaksin dan Kimia (OVK)
4.5.3.1. Biaya Obat-obatan, Xxxxxx dan Kimia (OVK)
Biaya obat-obatan, vaksin dan kimia (OVK) adalah biaya yang di keluarkan peternak untuk membeli obat-obatan, vaksin dan kimia (OVK) selama satu periode produksi dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Untuk melihat rata-rata biaya obat-obatan, vaksin dan kimia (OVK) yang dikeluarkan peternak disajikan padatabel berikut.
Tabel 22. Rata-rata Biaya OVK Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Biaya OVK | Biaya OVK (Ekor) |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 10.850.000 | 319 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 4.275.000 | 341 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 1.166.667 | 305 |
Berdasarkan Tabel dapat dijelaskan bahwa rata-rata biaya obat-obatan, vaksin dan kimia (OVK) yang di keluarkan peternak dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung, untuk biaya yang termahal terdapat pada PT. Super Unggas Jaya yaitu Rp. 341,-/ekor diikuti oleh PT. Ciomas Adisatwa yaitu Rp. 319
,-/ekor dan untuk biaya paling murah pada PT. Surya Unggas Xxxxxxx xxxxx Xx. 000,- /xxxx.
Tabel 23. Analisis Uji beda Rata-rata Biaya ovk Per ekor Ternak dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-rata | Sig. (2- tailed) | Uji Beda |
1 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Super Unggas Jaya | 319 ± 14,142 341 ± 22,896 | 0,289 | Non Significan |
2 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Surya Unggas Mandiri | 319 ± 14,142 305 ± 61,670 | 0,733 | Non Significan |
3 | PT. Super Unggas Jaya PT. Surya Unggas Mandiri | 341 ± 22,896 305 ± 61,670 | 0,238 | Non Significan |
Berdasarkan Tabel Uji Beda Independent Sampe T Test rata-rata biaya obat- obatan, vaksin dan kimia per ekor dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung secara keseluruhan pada PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri tidak memiliki perbedaan yang signifikan (nyata).
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Super Unggas Jaya memiliki nilai sig.(2- tailed) atau signifikan 0,289 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata obat-obatan, vaksin dan kimia per ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Super Unggas Jaya. Nilai tersebut
memberi makna bahwa rata-rata biaya obat-obatan vaksin dan kimia pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Super Unggas Jaya.
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,733 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkam bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkam bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata biaya obat-obatan, vaksin dan kimia per ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata biaya xxxx-obatan vaksin dan kimia pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
Pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,238 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata biaya obat-obatan, vaksin dan kimia per ekor pada PT Super Unggas Jaya dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata biaya obat-obatan vaksin dan kimia pada PT Super Unggas Jaya sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
4.6. Output Peternak yang Bermitra dengan Perusahaan di Kecamatan Pemayung
4.6.1. Output Panen Ayam
4.6.1.1. Jumlah Ayam Panen
Jumlah ayam panen adalah jumlah total ayam yang dipanen dalam hitungan jumlah per ekor maupun dalam jumlah total kilogram bobot panen ayam yang diperoleh selama satu periode masa produksi. Untuk melihat jumlah dan rata-rata bobot badan ayam yang dipanen peternak dari berbagai perusahaan disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 24. Rata-rata Jumlah Ayam Panen Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Jumlah Ayam Panen | Bobot Ayam Panen (Kg) | Rata-Rata Bobot Panen (Kg) |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 33.647 | 72.623 | 2,16 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 12.175 | 25.267 | 2,12 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 3.674 | 7.819 | 2,13 |
Berdasarkan Tabel dapat dijelaskan bahwa untuk rata-rata ayam yang dipanen dalam hitungan ekor maupun kilogram dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung, untuk jumlah terbanyak terdapat pada PT. Ciomas Adisatwa yaitu 33.647 ekor/peternak dengan bobot panen mencapai 72.623 kg diikuti oleh PT. Super Unggas Jaya yaitu 12.175 ekor/peternak dengan bobot panen sebanyak 25.267 kg dan jumlah yang paling sedikit pada PT. Surya Unggas Mandiri yaitu 3.674 ekor/peternak dengan bobot panen sebanyak 7.819 kg.
Rata-rata bobot ayam yang dipanen peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung untuk rataan tertinggi pada PT. Ciomas Adisatwa yaitu 2,16 Kg/ekor, diikuti oleh PT. Surya Unggas Mandiri yaitu 2,13 Kg/ekor dan yang paling rendah pada PT. Super Unggas Jaya dengan rata-rata bobot panen yaitu 2,12 Kg/ekor.
Tabel 25. Analisis Uji Beda Rata-rata Bobot Panen Per ekor Ternak dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-rata | Sig. (2- tailed) | Uji Beda |
1 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Super Unggas Jaya | 2,16 ± 0,063 2,12 ± 0,155 | 0,799 | Non Significan |
2 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Surya Unggas Mandiri | 2,16 ± 0,063 2,13 ± 0,112 | 0,800 | Non Significan |
3 | PT. Super Unggas Jaya PT. Surya Unggas Mandiri | 2,12 ± 0,155 2,13 ± 0,112 | 0,947 | Non Significan |
Berdasarkan Tabel Uji Beda Independent Sampe T Test rata-rata bobot panen per ekor dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung secara
keseluruhan pada PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri tidak memiliki perbedaan yang signifikan (nyata).
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Super Unggas Jaya memiliki nilai sig.(2- tailed) atau signifikan 0,799 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata bobot panen per ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Super Unggas Jaya. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata bobot panen per ekor pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Super Unggas Jaya.
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,800 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkam bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkam bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata bobot panen per ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata bobot panen per ekor pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
Pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,947 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata bobot panen per ekor pada PT Super Unggas Jaya dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata bobot panen per ekor pada PT Super Unggas Jaya sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
4.6.1.2. Harga Jual Ayam
Harga jual ayam adalah hasil rata-rata bobot panen ayam per ekor dikali dengan harga jual ayam yang terdapat di dalam kontrak perjanjian dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung. Untuk melihat rata- rata harga jual ayam peternak dari berbagai perusahaan pada Tabel berikut.
Tabel 26. Rata-rata Harga Jual Ayam Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-Rata Bobot Panen | Harga Beli/Kg |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 2,16 | 20.803 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 2,12 | 21.213 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,13 | 20.647 |
Berdasarkan Tabel dapat dijelaskan bahwa rata-rata harga jual ayam peternak dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung, pada PT. Ciomas Adisatwa yaitu Rp. 20.803,-/kg , pada PT. Super Unggas Jaya yaitu Rp. 21.213,-/kg dan pada PT. Surya Unggas Mandiri yaitu Rp. 20.647,-/kg.
Tabel 27. Analisis Uji Beda Rata-Rata Harga Jual Ayam Per Kg dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-rata | Sig. (2- tailed) | Uji Beda |
1 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Super Unggas Jaya | 20.803 ± 88,388 21.213 ± 345,00 | 0,192 | Non Significan |
2 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Surya Unggas Mandiri | 20.803 ± 88,388 20.647 ± 60,277 | 0,095 | Non Significan |
3 | PT. Super Unggas Jaya PT. Surya Unggas Mandiri | 21.213 ± 345,00 20.647 ± 60,277 | 0,041 | Significan |
Berdasarkan Tabel Uji Beda Independent Sampe T Test rata-rata harga jual ayam per Kg dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri.
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Super Unggas Jaya memiliki nilai sig.(2- tailed) atau signifikan 0,192 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata harga jual ayam per Kg pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Super Unggas Jaya. Nilai tersebut memberi
makna bahwa rata-rata harga jual ayam per kg pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Super Unggas Jaya.
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,095 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkam bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkam bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata harga jual ayam per Kg pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata harga jual ayam per kg pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
Pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,041 < 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata harga jua ayam per Kg pada PT Super Unggas Jaya dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata harga jual ayam per kg pada PT Super Unggas Jaya lebih tinggi dari PT Surya Unggas Mandiri.
4.6.1.3. Penerimaan Penjualan Ayam
Penerimaan penjualan ayam adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha dalam penelitian ini ternak ayam broiler yang menjadi sumber penerimaan. Sesuai dengan pendapat Simanjuntak (2018) sumber penerimaan usaha peternakan ayam pedaging ini hanya diperoleh darin hasil produksi utama yaitu penjualan ayam yang di panen. Penerimaan penjualan ayam peternak adalah hasil penjualan ayam broiler dalam kondisi hidup kepada perusahaan, data tersebut diperoleh dari jumlah total ayam yang dipanen dikali dengan harga jual ayam. Untuk melihat rata-rata penerimaan penjualan ayam peternak dari berbagai perusahaan disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 28. Rata-rata Penerimaan Penjualan Ayam Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-Rata Bobot Panen | Harga Jual | Pendapatan Penjualan (Ekor) |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 2,16 | 20.803 | 44.827 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 2,12 | 21.213 | 44.983 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,13 | 20.647 | 43.973 |
Berdasarkan Tabel dapat dijelaskan bahwa untuk rata-rata penerimaan penjualan dilihat dari bobot panen yang dicapai dikali dengan harga per kilogram. Pada PT. Ciomas Adisatwa rata-rata penerimaan penjualan yaitu Rp. 44.827,-
/ekor pada PT. Super Unggas Jaya rata-rata penerimaan penjualan yaitu Rp. 44.983,-/ ekor, dan pada PT. Surya Unggas Mandiri rata-rata penerimaan penjualan yaitu Rp.43.973,-/ekor.
Tabel 29. Analisis Uji Beda Rata-rata Penerimaan Penjualan Ayam Per Ekor Ternak dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-rata | Sig. (2- tailed) | Uji Beda |
1 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Super Unggas Jaya | 44.827 ± 1133,492 44.983 ± 2609,000 | 0,942 | Non Significan |
2 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Surya Unggas Mandiri | 44.827 ± 1133,492 43.973 ± 2211,772 | 0,660 | Non Significan |
3 | PT. Super Unggas Jaya PT. Surya Unggas Mandiri | 44.983 ± 2609,000 43.973 ± 2211,772 | 0,614 | Non Significan |
Berdasarkan Tabel Uji Beda Independent Sampe T Test rata-rata penerimaan penjualan per ekor dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung secara keseluruhan pada PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri tidak memiliki perbedaan yang signifikan (nyata).
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Super Unggas Jaya memiliki nilai sig.(2- tailed) atau signifikan 0,942 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata penerimaan penjualan per ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Super Unggas Jaya. Niali tersebut memberi
makna bahwa rata-rata penerimaan penjualan ayam per ekor pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Super Unggas Jaya.
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,660 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkam bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkam bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata penerimaan penjualan ayam per ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata penerimaan penjualan ayam per ekor pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
Pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,614 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata penerimaan penjualan per ekor pada PT Super Unggas Jaya dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata penerimaan penjualan ayam per ekor pada PT Super Unggas Jaya sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
4.6.2. Output Penerimaan Bonus
4.6.2.1. Bonus FCR
Bonus FCR adalah Bonus yang diterima dari intensif atas presatasi pemeliharaan ayam broiler berdasarkan tingkat efisiensi penggunaan pakan pada satu periode produksi. Menurut pendapat xxxxxxx Xxxxxxx (2005), bahwa faktor yang mempengaruhi besarnya konversi pakan adalah daya cerna, kualitas pakan, dan bobot badan. Perolehan Bonus FCR Peternak dari Berbagai Perusahaan Ayam Broiler di Kecamatan Pemayung terdapat pada tabel berikut.
Tabel 30. Rata-rata Perolehan Bonus FCR Per ekor Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-Rata Bonus FCR/ekor |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 374 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 334 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 426 |
Berdasarkan Penelitian didapat rata-rata bonus yang diterima pada peternak yang bermitra pada perusahaan PT Ciomas Adisatwa yaitu Rp. 374, pada PT Super Unggas Jaya RP. 334 dan pada PT Surya Unggas Mandiri yaitu Rp. 426.
Tabel 31. Analisis Uji Beda Rata-rata Penerimaan Bonus FCR Per Ekor Ternak dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-rata | Sig. (2- tailed) | Uji Beda |
1 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Super Unggas Jaya | 374 ± 217,288 334 ± 83,410 | 0,742 | Non Significan |
2 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Surya Unggas Mandiri | 374 ± 217,288 426 ± 22,538 | 0,684 | Non Significan |
3 | PT. Super Unggas Jaya PT. Surya Unggas Mandiri | 334 ± 83,410 426 ± 22,538 | 0,128 | Non Significan |
Berdasarkan Tabel Uji Beda Independent Sampe T Test rata-rata penerimaan bonus FCR per ekor dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung secara keseluruhan pada PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri tidak memiliki perbedaan yang signifikan (nyata).
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Super Unggas Jaya memiliki nilai sig.(2- tailed) atau signifikan 0,742 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata penerimaan bonus FCR per ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Super Unggas Jaya. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata rata bonus FCR per ekor pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Super Unggas Jaya.
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,684 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkam bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkam bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata penerimaan bonus FCR per ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata bonus FCR per ekor pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
Pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,128 > 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata penerimaan bonus FCR per ekor pada PT Super Unggas Jaya dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata bonus FCR pada PT Super Unggas Jaya sama dengan PT Surya Unggas Mandiri.
4.6.2.2. Bonus Mortality
Bonus mortality adalah bonus yang diterima dari intensif atas prestasi pemeliharaan ayam broiler berdasarkan tingkat persentase kematian serta deplesi pada satu periode produksi semakin kecil angka persentase kematian berarti menunjukan semakin bagus hasil dari pemeliharaan ayam tersebut, hasil perhitungan bonus mortality dari total jumlah ayam masuk dikurang jumlah ayam keluar saat panen atau yang terjual selama satu periode produksi. Perolehan Bonus Mortality Peternak dari Berbagai Perusahaan Ayam Broiler di Kecamatan Pemayung terdapat pada tabel berikut.
Tabel 32. Rata-rata Perolehan Bonus Mortality Per ekor Dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-Rata Bonus Mortality/ekor |
1 | PT. Ciomas Adisatwa | 0 |
2 | PT. Super Unggas Jaya | 106 |
3 | PT. Surya Unggas Mandiri | 44 |
Berdasarkan penelitian didapat hasil rata-rata bonus yang didapat pada PT Ciomas Adisatwa Rp. 0, karena pada PT Ciomas Adisatwa tidak mendapatkan bonus mortality, pada PT Super Unggas Jaya rata- rata pendapatan bonus mortalitynya Rp.106 dan PT Surya Unggas Mandiri mendapat rata-rata bonus mortality yaitu Rp. 44.
Tabel 33. Analisis Uji Beda Rata-rata Penerimaan Bonus Mortality Per Ekor Ternak dari Berbagai Perusahaan di Kecamatan Pemayung
No | Perusahaan | Rata-rata | Sig. (2- tailed) | Uji Beda |
1 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Super Unggas Jaya | 0 ± 0,000 106 ± 7,50 | 0,000 | Significan |
2 | PT. Ciomas Adisatwa PT. Surya Unggas Mandiri | 0 ± 0,000 44 ± 38,10 | 0,219 | Non Significan |
3 | PT. Super Unggas Jaya PT. Surya Unggas Mandiri | 106 ± 7,50 44 ± 38,10 | 0,022 | Significan |
Berdasarkan Tabel Uji Beda Independent Sampe T Test rata-rata penerimaan bonus mortality per Ekor dari berbagai perusahaan di Kecamatan Pemayung secara keseluruhan pada PT Ciomas Adisatwa, PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki perbedaan yang signifikan (nyata).
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Super Unggas Jaya memiliki nilai sig.(2- tailed) atau signifikan 0,000 < 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata penerimaan bonus mortality per Ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Super Unggas Jaya. Nilai tersebut memberi
makna bahwa rata-rata bonus mortality pada PT Ciomas Adisatwa lebih rendah dari PT Super Unggas Jaya.
Pada PT Ciomas Adisatwa dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,219 < 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkam bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkam bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata penerimaan bonus mortality per Ekor pada PT Ciomas Adisatwa dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata bonus mortality pada PT Ciomas Adisatwa sama dengan PT Super Unggas Jaya.
Pada PT Super Unggas Jaya dan PT Surya Unggas Mandiri memiliki nilai sig.(2-tailed) atau signifikan 0,022 < 0,05. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata penerimaan bonus mortality per Ekor pada PT Super Unggas Jaya dengan PT Surya Unggas Mandiri. Nilai tersebut memberi makna bahwa rata-rata bonus mortality pada PT Super Unggas Jaya lebih tinggi dari PT Surya Unggas Mandiri.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Rata-rata tingkat ketaatan input dan ketaatan output dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung taat.
2. Terdapat perbedaan input pada perbedaan jumlah DOC dan terdapat perbedaan output pada harga jual ayam dan penerimaan bonus mortality dari berbagai perusahaan kemitraan ayam broiler di Kecamatan Pemayung.
5.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah sebaiknya peternak ayam broiler sebelum melaksanakan usaha peternakan dan memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan sebagai mitra harus memperhatikan dan memahami isi dari kontrak perjanjian kerjasama agar usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan bisa berjalan sebagaimana mestinya dan supaya tidak menimbulkan permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Xxxxx, X. X. 1989. Pengelolaan Produksi Ternak Unggas. Fakultas Peternakan.
Universitas Andalas. Padang.
Xxxxxx, X. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Cetakan Pertama. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Xxxxxx, X., X. Xxxxxx, X. Xxxxxx dan H. S. Prayogi. 2012. Pengaruh penggunaan tepug ulat kandang (Alphitobius diaperinus) dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging. J. Ilmu – Ilmu Peternakan. 22 (3): 1-8.
Anshory, D.R, 2016. Komparasi Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan dan Mandiri. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB.
Xxxxx, X. X. X. Syarifuddin, dan X. Xxxxx, 2013. Sistem pemasaran dan profit margin peternakan kelinci di Kabupaten Banyumas J. Ilmiah Peternakan. 1(3): 976 –984
Xxxxxx, X., Xxxx, D. U. dan B. A. Nugroho. 2013. Analisis Pola Kemitraan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Sistem Cosed Hpuse di Plandaan Kabupaten Jombang.
Xxxxxx dan Zuraida. 2021. Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler di Desa Kapuh Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan. XXXXX’XX, 46(2), 265–272.
Bambang, S. 2000. Kiat Sukses Berbisnis Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta.
Xxxxxxx, F. J., Xxxxxxxxx, X., & Xxxxxx, S. 2013. Analisis volatilitas harga daging sapi potong dan daging ayam broiler di Indonesia. In Forum Agribisnis: Agribusiness Forum. Vol. 3, No. 2, pp. 129-146.
Xxxxxxxx dan X. Xxxxxx. 2007. Analisis usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan di Kota Pekanbaru. Jurnal Peternakan. 4 (1) : 20-29
Dewanto. 2005. Perjanjian Kemitraan dengan Pola Inti Plasma pada Peternak Ayam Potong atau Broiler di Pemerintah Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro. Semarang.
Xxxxxx, D. 1984. Beternak Ayam dan Itik. Cetakan Kesebelas. X.X Xxxxxx.
Jakarta.
Xxxxxxx, Y. T., Xxxxxxx, F. T., & Xxxxxxxx, S. P.2012. Analisis pendapatan dan persepsi peternak plasma terhadap kontrak perjanjian pola kemitraan ayam pedaging di Provinsi Lampung. Buletin Peternakan.36(1):57-65.
Xxxxxx, X. xxx M. A. Saade. 2006. Analisis pendapatan dan efisiensi usaha ternak ayam potong pada skala usaha kecil. Jurnal Agrisistem. 2 (1) : 1-7.
Hardjosworo, P. S. & Xxxxxxxxx. 2000. Meningkatkan Produksi Daging Unggas.
Penebar Swadaya. Depok.
Xxxxxxx, X ., Xxxxxxxxxx, X ., Xxxxxxxx,X., Xxxxxx, H.2024. Pengaruh kepadatan kandang terhadap performa produksi ayam kampung (gallus gallus domesticus) fase grower. Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo. 6(1):62-67
Xxxxxxx, X. 2011. Performans Ayam Pedaging yang diberi Enzim Beta Mannanase dalam Ransum yang Berbasis Bungkil Inti Sawit. Skripsi Peternakan. Jurusan Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Islam Kalimantan. Kalimantan.
Xxxxxx, X., Xxxxxxxxxx, X., & Xxxxxxx, W. A. 2018. Analisis ketaatan kontrak perjanjian kemitraan ayam broiler terhadap pendapatan peternak di Kabupaten Bungo. Jurnal Agripet, 18(2), 129-137.
Xxxxxxx, X. 2010. Perlindungan Hukum Pekerja Kontrak Pada Perusahaan Swasta (Doctoral dissertation, Universitas Gdjah Mada).
Kurdi, M. 2019. Kelayakan, Analisis Usaha, Finansial Ras, Ayam Di, Petelur Soddara, Desa Sumenep, Pasongsongan Kabupaten Analysis, Feasibility Of, Financial Chicken, Laying Village, I N Soddara District, Pasongsongan. Jurnal Agri Sains, 3(01), 1–7.
Xxxxxxxxx, X., Xxxxxxx, X., & Xxxxxxxxxx, E. D. 2019. Analisis usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan inti-plasma (studi kasus peternak plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang). Mediagro, 14(2).
Xxxxxxx, X., Xxxx, X., & Xxxxx, N. (2009). Tingkat adopsi inovasi peternak dalam beternak ayam broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 12(1), 14-22.
Xxxxxxxxx, C. B. D. P. 2018. Pemberdayaan peternak ayam ras pedaging sistem kemitraan dengan penguatan komitmen kerjasama inti-plasma. Partner, 23(1).535-546.
Xxx, A. A., Xxx, P., & Xxxxxx, S. A. 2021. Analisis Kelayakan Usaha Ayam Broiler di Desa Karawana Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi (Studi Kasus Peternakan Hj. Nigawati). Jurnal Kolaboratif Sains, 4(1), 37-43.
Xxxxxx, X., Xxxxxxx, X., & Xxxxxxi, H. (2022). Analisis Profit Sistem Gaduh Usaha Ternak Sapi Bali di Desa Lakito Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. Tarjih Tropical Livestock Journal, 2(1), 21-31.
Xxxxx, A. T., Xxxxxx, K. S., & Xxxxxxxx, H. 2020. Analisa keuntungan usaha peternakan ayam broiler pola mandiri di Kabupaten Malang (Studi kasus di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang)-Jurnal. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 14(1), 40-54.
Xxxxxxx, X. X., & Xxxxxxx, H. 2020. Implementasi Teorema Bayes Dalam Diagnosa Penyakit Ayam Broiler. Jurnal Media Informatika Budidarma, 4(4), 1062-1068.
Xxxxxxxxx, X., Xxxxxxx, X., & Xxxxxxx, U. 2018. Analisis Pendapatan Usaha Ayam Broiler pada Pola dan Skala Yang Berbeda di Peternakan Rakyat Kabupaten Lumajang. Jurnal Ilmiah Inovasi, 18(1).
Pramita, D. A., Xxxxxxx, N., & Xxxxxxxx, H. 2017. Efisiensi teknis usaha ternak ayam broiler pola kemitraan di Kabupaten Limapuluh Kota. Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness), 5(1), 1-10.
Xxxxxxxxxx, Y. S., & Xxxxxxx, J. (2009). Beternak Ayam Ras Pedaging (Broiler).
Xxxxxx Xxxxxxxx,2001.Pengolahan Produksi Ayam Pedaging. Kanisius, Yogyakarta
Xxxxxx, M. 1995. Beternak Ayam Broiler. Cetakan Ke-11. Penebar Swadaya, Jakarta.
Xxxxxx, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Xxxxxxxxx, X., Xxxxxxxx, X., & Xxxxxxx, A. 2015. Analisis pendapatan peternak ayam broiler pada sistem kemitraan di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Animal Agriculture Journal, 4(1), 47-53.
Xxxxxxxx, X. X. 2023. pengembangan usaha peternak mitra ayam broiler melalui kegiatan sekolah lapang di desa mulyosari kabupaten malang jawa timur. xxxxxxxxx xxxxxxxx. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 35-42.
Risyart. A.F. 2011. Hubungan komunikasi interpersonal dengan perilaku petani dalam bercocok tanam padi sawah di Desa Waimital Kabupaten Seram Bagian Barat. X. Xxxxdaya Pertanian 7 (2) : 100-106
Xxxxx, X., Xxxx, X., & Xxxxxxxx, A. E. 2006. Analisis Finansial Usaha Peternakan ayam broiler pola kemitraan. Jurnal agrisistem, 2(1), 32-39.
Xxxxxxx, X. X., & Xxxxxxxx, S. 2020. Prototype Sistem Monitoring Suhu Dan Kelembaban Pada Kandang Ayam Broiler Berbasis Internet of Things. PROSISKO: Jurnal Pengembangan Riset dan Observasi Sistem Komputer, 7(1).
Xxxx, M. L., & Xxxxxxxx, M. 2017. Manajemen pemberian pakan ayam broiler di Desa Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten xxxx ilir. Jurnal Peternakan Sriwijaya.6(1).
Xxxxxxx, X. 2007. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Sejati W. K. 2011. Analisis Kelembagaan Rantai Pasok Telur Ayam Ras Peternakan Rakyat di Jawa Barat.
Setiaji, X., Ma’rifah, B., & Xxxxxxxxxxx, L. 2021. Mortalitas dan bobot badan tiga strain ayam broiler pada kepadatan kandang yang berbeda. Jurnal Ilmu Peternakan Terapan, 5(1), 13-18.
Xxxxxxxxxxx, X. X. 2018. Analisis usaha ternak ayam broiler di peternakan ayam selama satu kali masa produksi. Jurnal FAPERTANAK: Jurnal Pertanian dan Peternakan, 3(1), 60-81.
Xxxxxxxxxx, S. N., M., Xxxxxxxx, S. T. Xxxxxx, X.X. xxxxxxx, A. R. Xxxxxxx, xxx
X. Xxxxxxx. 2015. Analisis Kontrak Sistem Kemitraan Ayam Ras Pedaging dan Kaitannya dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Jurnal ITP Vol. 4. No. 2. Hal 79-84.
Xxxxxxx, X. X. 2005. Tehnik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Xxxxxx Xxxxx, Jakarta.
Xxxxxxx, X. X., Xxxxxxxxxx, S. N., & Xxxxxxxxxx, M. 2014. Hubungan Antara Skala Usaha dan Pendapatan Pada Peternak AyamPedaging Yang Melakukan Kemitraan Di Kabupaten Maros. JITP, 3(3), 166-169.
Xxxxxxx, X.X. dan N. Ilham. 2003. Upaya peningkatan efisiensi usaha ternak ditinjau dari aspek yang berdaya saing. Forum Penelitian Agro Bisnis 21 (1): 57-66.
Xxxxxxxxxx, 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Xxxxxx, X., & Xxxxxxx, M. 2019. Sistem Informasi Peternakan Ayam Broiler Di Kabupaten Pekalongan Berbasis Web Dan Android. Jurnal Xxxxx Xxxxxxxxxxx: Membangun Informasi dan Profesionalisme, 6(1), 53-65.
Xxxxxxxx. 2013. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Xxxxxxx, B. 2003. Agribisnis Ayam Ras.Cetakan Ke-6. Penebar Swadaya,Jakarta. Sulistyani, A. T. 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Gaya Media.
Yogyakarta.
Sulistyono. 1995. Menghindari Pemborosan Ransum. Majalah Poultry Indonesia.
85: 20-23
Xxxxxxxxxx, E., X. Xxxxxxxxxxx dan R. Xxxxxxxxxxxx. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Xxxxxx, Xxxxx, V.V.J. Xxxxxxxxx, X. Xxxxxxx, And X. Xxxxxxxxxxx. 2017. Pengaruh Biaya Pakan Dan Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan Usaha Ayam Ras Petelur Xxxxx Xxxx Xxxxxx Di Kelurahan Tawaan Kota Bitung (Study Kasus). Jurnal Zootek37 (2): 207–15.
Xxxxx, H. R., Xxxxxxxxx, X., & Xxxxxxx, X. X. 2015. Analisis profitabilitas usaha peternakan ayam broiler dengan pola kemitraan di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal profitability analysis of livestock broiler business with partnership pattern in the District Limbangan Kendal. Animal Agriculture Journal, 4(1), 7-14.
Xxxxxxxxx, X. X., Xxx, X., & Xxxxxxxx, A. 2017. Efisiensi Usaha Peternakan Ayam Broiler Dikabuoaten Magelang. In Prosiding Seminar Nasional Teknologi Agribisnis Peternakan (Stap) (Vol. 5, Pp. 396-403).
Xxxxx, X.X., xxxxxx, X., Xxxxxxxx, T.D., & Xxxxxxx, N. 2021. Komparasi Pendapatan Peternak Ayam Broiler Pola Mandiri dan Pola Kemitraan di Kabupaten Trenggalek. Jintan : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional. 1(2),101- 110.
Xxxxxxxx, X.X. 2008. Efektivitas Pemberian tepung Kencur (Kaempferia galanga Linn) pada Ransum Ayam Broiler, Kadar Kolestrol, Persentase Hati dan Bursa Febrisius. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Yemima, 2014. Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler Pada Peternakan Rakyat Di Desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal I lmu Hewani Tropika 3 (1) : 27-32.
Xxxxxxxxxx, X., Xxxxxxxxx, X., & Xxxxxxx, R. 2023. aktivitas peroksidasi lipid ayam broiler dengan dan tanpa penambahan glutathione dalam ransum. Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan, 3(1), 18-23.
Xxxxxxxx, X. 2012. Kajian analisis pola usaha pengembangan ayam broiler di Kota Banjarbaru. Jurnal Socioscientia Kopertis Wilayah XI Kalimantan. 4(1)
LAMPIRAN
Lampiran 1. Karakteristik Peternak
No | Nama | Perusahaan | Tingkat Pendidikan | Pekerjaan Utama | Umur Peternak (tahun) | Skala Usaha (Ekor) | Lama Beternak (Tahun) |
1. | Alwi | PT. Ciomas Adisatwa | SMA | Peternak Ayam | 38 | 34.000 | 3 |
2 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | D-1 | Petani | 59 | 20.000 | 10 |
3 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | SMA | Peternak Ayam | 42 | 10.500 | 7 |
4 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | SMA | Peternak Ayam | 45 | 11.000 | 9 |
5 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | SMA | Peternak Ayam | 55 | 8.000 | 7 |
6 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | SMA | Peternak Ayam | 36 | 4.500 | 6 |
7 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | SMA | Pedagang | 34 | 4.000 | 7 |
8 | Riyan | PT. Surya Unggas Mandiri | S-1 | Peternak Ayam | 39 | 3.000 | 7 |
Lampiran 2. Ketaatan Input dan Output Peternak
Ketaatan Input Pakan
Ketaatan Input Harga Pakan Starter
No | Nama | PT | Harga Pakan Starter | |||||
Harga Beli (Rp/Kg) | Harga Kontrak (Rp/Kg) | Selisih harga (Rp/Kg) | Selisih (%) | Point | Keterangan | |||
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 10.015 | 10.015 | 0 | 0 | 100 | Taat |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 10.015 | 10.015 | 0 | 0 | 100 | Taat |
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 10.100 | 10.100 | 0 | 0 | 100 | Taat |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 10.100 | 10.100 | 0 | 0 | 100 | Taat |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 10.100 | 10.100 | 0 | 0 | 100 | Taat |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 10.100 | 10.100 | 0 | 0 | 100 | Taat |
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.900 | 9.900 | 0 | 0 | 100 | Taat |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.900 | 9.900 | 0 | 0 | 100 | Taat |
9 | Riyan | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.900 | 9.900 | 0 | 0 | 100 | Taat |
Ketaatan Input Harga Pakan Finisher 1 | ||||||||
No | Nama | PT | Harga Pakan Finisher 1 | |||||
Harga Beli (Rp/Kg) | Harga Kontrak (Rp/Kg) | Selisih harga (Rp/Kg) | Selisih (%) | Point | Keterangan | |||
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 9.955 | 9.955 | 0 | 0 | 100 | Taat |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 9.955 | 9.955 | 0 | 0 | 100 | Taat |
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.650 | 9.650 | 0 | 0 | 100 | Taat |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.650 | 9.650 | 0 | 0 | 100 | Taat |
9 | Riyan | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.650 | 9.650 | 0 | 0 | 100 | Taat |
Ketaatan Input Harga Pakan Finisher 2 | ||||||||
No | Nama | PT | Harga Pakan Finisher 2 | |||||
Harga Beli (Rp/Kg) | Harga Kontrak (Rp/Kg) | Selisih harga (Rp/Kg) | Selisih (%) | Point | Keterangan | |||
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 9.605 | 9.605 | 0 | 0 | 100 | Taat |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 9.605 | 9.605 | 0 | 0 | 100 | Taat |
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
9 | Riyan | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.850 | 9.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
Ketaatan Harga DOC
Ketaatan Input Harga DOC | ||||||||
No | Nama | PT | Harga DOC | |||||
Harga Beli (Rp/ ekor) | Harga Kontrak (Rp/ ekor) | Selisih harga (Rp/ ekor) | Selisih (%) | Point | Keterangan | |||
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 8.080 | 8.080 | 0 | 0 | 100 | Taat |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 8.080 | 8.080 | 0 | 0 | 100 | Taat |
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 6.700 | 6.700 | 0 | 0 | 100 | Taat |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 6.700 | 6.700 | 0 | 0 | 100 | Taat |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 6.700 | 6.700 | 0 | 0 | 100 | Taat |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 6.700 | 6.700 | 0 | 0 | 100 | Taat |
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 7.850 | 7.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 7.850 | 7.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
9 | Riyan | PT. Surya Unggas Mandiri | 7.850 | 7.850 | 0 | 0 | 100 | Taat |
Ketaatan Output
Ketaatan Harga Jual Ayam
Keatatan Output Harga Jual Ayam | ||||||||
No | Nama | Perusahaan | Rata- rata BB panen (Kg/ Ekor) | Rata-rata Harga Beli (Rp/kg) | Harga Kontrak (Rp/Kg) | Selisih (%) | Point | Keterangan |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 2,11 | 20.865 | 20.865 | 0 | 100 | Taat |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 2,20 | 20.740 | 20.740 | 0 | 100 | Taat |
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 1,89 | 21.730 | 21.730 | 0 | 100 | Taat |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 2,20 | 21.040 | 21.040 | 0 | 100 | Taat |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 2,20 | 21.040 | 21.040 | 0 | 100 | Taat |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 2,20 | 21.040 | 21.040 | 0 | 100 | Taat |
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,19 | 20.640 | 20.640 | 0 | 100 | Taat |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,00 | 20.710 | 20.710 | 0 | 100 | Taat |
9 | Riyan | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,20 | 20.590 | 20.590 | 0 | 100 | Taat |
Ketaatan Bonus FCR
Ketaatan Output Bonus FCR Peternak | ||||||||
No | Nama | Perusahaan | FCR (ekor) | Harga Bonus (ekor) | Harga Kontrak (ekor) | Selisih (%) | Point | Keterangan |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 1,402 | 250 | 250 | 0 | 100 | Taat |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 1,000 | 000 | 000 | 0 | 100 | Taat |
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 1,000 | 000 | 000 | 0 | 100 | Taat |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 1,507 | 150 | 150 | 0 | 100 | Taat |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 1,473 | 200 | 200 | 0 | 100 | Taat |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 1,000 | 000 | 000 | 0 | 100 | Taat |
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 1,466 | 200 | 200 | 0 | 100 | Taat |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 1,468 | 200 | 200 | 0 | 100 | Taat |
9 | Riyan | PT. Surya Unggas Mandiri | 1,496 | 200 | 200 | 0 | 100 | Taat |
Ketaatan Bonus Mortality
Ketaatan Output Bonus Mortality Peternak | ||||||||
No | Nama | Perusahaan | Mortality | Harga Bonus (Kg) | Harga Kontrak (Kg) | Selisih (%) | Point | Keterangan |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 1,26 | 0 | 0 | 0 | 100 | Taat |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 0,82 | 0 | 0 | 0 | 100 | Taat |
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 1,73 | 50 | 50 | 0 | 100 | Taat |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 1,90 | 50 | 50 | 0 | 100 | Taat |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 1,82 | 50 | 50 | 0 | 100 | Taat |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 0,74 | 50 | 50 | 0 | 100 | Taat |
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 3,16 | 30 | 30 | 0 | 100 | Taat |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 6,33 | 0 | 0 | 0 | 100 | Taat |
9 | Riyan | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,73 | 30 | 30 | 0 | 100 | Taat |
No | Nama | Perusahaan | Konsumsi Pakan 1 Periode (kg/ekor) | Total (Kg/ekor) | ||
Starter | Finisher 1 | Finisher 2 | ||||
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 0,38 | 0,87 | 1,68 | 2,93 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 0,41 | 1,01 | 1,97 | 3,38 |
Rata-Rata | 0,39 | 0,94 | 1,82 | 3,15 | ||
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 0,58 | 1,26 | 1,09 | 2,93 |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 0,4 | 1,15 | 1,71 | 3,25 |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 0,63 | 1,02 | 1,53 | 3,18 |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 0,54 | 0,91 | 1,86 | 3,31 |
Rata-Rata | 0,54 | 1,08 | 1,55 | 3,17 | ||
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 0,67 | 1,13 | 1,31 | 3,11 |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 0,25 | 0,94 | 1,56 | 2,75 |
9 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 0,42 | 1,08 | 1,7 | 3,2 |
Rata-Rata | 0,44 | 1,05 | 1,52 | 3,02 |
Lampiran 3. Input dan Output Peternak Konsumsi Pakan
Harga Pakan
No | Nama | Perusahaan | Harga Pakan | Rata-Rata Harga Pakan | ||
Starter | Finisher 1 | Finisher 2 | ||||
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 10.015 | 9.955 | 9.605 | 9.858 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 10.015 | 9.955 | 9.605 | 9.858 |
Rata-Rata | 10.015 | 9.955 | 9.605 | 9.858 | ||
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 10.100 | 9.850 | 9.850 | 9.933 |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 10.100 | 9.850 | 9.850 | 9.933 |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 10.100 | 9.850 | 9.850 | 9.933 |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 10.100 | 9.850 | 9.850 | 9.933 |
Rata-Rata | 10.100 | 9.850 | 9.850 | 9.933 | ||
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.900 | 9.650 | 9.300 | 9.617 |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.900 | 9.650 | 9.300 | 9.617 |
9 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 9.900 | 9.650 | 9.300 | 9.617 |
Rata-Rata | 9.900 | 9.650 | 9.300 | 9.617 |
Biaya Pakan
No | Nama | Perusahaan | Konsumsi Pakan 1 Periode (kg) | Total Biaya Pakan (Rp/ekor) | ||
Starter | Finisher 1 | Finisher 2 | ||||
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 3.829 | 8.637 | 16.103 | 28.569 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 4.080 | 10.014 | 18.885 | 32.978 |
Rata-Rata | 3.955 | 9.326 | 17.494 | 30.774 | ||
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 5.808 | 12.436 | 10.712 | 28.955 |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 3.992 | 11.304 | 16.839 | 32.135 |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 6.335 | 10.074 | 15.088 | 31.498 |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 5.492 | 8.927 | 18.346 | 32.764 |
Rata-Rata | 5.407 | 10.685 | 15.246 | 31.338 | ||
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 6.600 | 10.937 | 12.193 | 29.730 |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 2.475 | 9.047 | 14.531 | 26.053 |
9 | Xxxx | PT. Surya Unggas Mandiri | 4.125 | 10.454 | 15.810 | 30.389 |
Rata-Rata | 4.400 | 10.146 | 14.178 | 28.724 |
Jumlah DOC
No | Nama | Perusahaan | Populasi |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 34.000 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 34.000 |
Rata-Rata | 34.000 | ||
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 20.000 |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 10.500 |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 11.000 |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 8.000 |
Rata-Rata | 12.375 | ||
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 4.500 |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 4.000 |
9 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 3.000 |
Rata-Rata | 3.833 |
Harga DOC
No | Nama | Perusahaan | Harga DOC (Rp/ekor) |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 8.080 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 8.080 |
Rata-Rata | 8.080 | ||
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 6.700 |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 6.700 |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 6.700 |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 6.700 |
Rata-Rata | 6.700 | ||
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 7.850 |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 7.850 |
9 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 7.850 |
Rata-Rata | 7.850 |
Biaya DOC
No | Nama | Perusahaan | Populasi | Harga DOC | Biaya DOC |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 34.000 | 8.080 | 274.720.000 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 34.000 | 8.080 | 274.720.000 |
Rata-Rata | |||||
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 20.000 | 6.700 | 134.000.000 |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 10.500 | 6.700 | 70.350.000 |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 11.000 | 6.700 | 73.700.000 |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 8.000 | 6.700 | 53.600.000 |
Rata-Rata | |||||
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 4.500 | 7.850 | 35.325.000 |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 4.000 | 7.850 | 31.400.000 |
9 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 3.000 | 7.850 | 23.550.000 |
Rata-Rata |
Obat-obatan, Vaksin dan Kimia
No | Nama | Perusahaan | Biaya OVK | Biaya OVK (Ekor) |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 10.500.000 | 309 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 11.200.000 | 329 |
Rata-Rata | 10.850.000 | 319 | ||
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 7.100.000 | 355 |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 3.500.000 | 333 |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 4.000.000 | 364 |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 2.500.000 | 313 |
Rata-Rata | 4.275.000 | 341 | ||
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 1.500.000 | 333 |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 1.000.000 | 250 |
9 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 1.000.000 | 333 |
Rata-Rata | 1.167.000 | 305 |
Output Peternak Jumlah Ayam Panen
No | Nama | Perusahaan | Jumlah Ayam Panen | Bobot Ayam Panen (Kg) | Rata-Rata Bobot Panen (Kg) |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 33.572 | 70.953 | 2,11 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 33.721 | 74.292 | 2,20 |
Rata-Rata | 33.647 | 72.623 | 2,16 | ||
1 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 19.655 | 37.172 | 1,89 |
2 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 10.300 | 22.660 | 2,20 |
3 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 10.800 | 23.760 | 2,20 |
4 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 7.944 | 17.476 | 2,20 |
Rata-Rata | 12.175 | 25.267 | 2,12 | ||
1 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 4.358 | 9.548 | 2,19 |
2 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 3.747 | 7.494 | 2,00 |
3 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 2.918 | 6.416 | 2,20 |
Rata-Rata | 3.674 | 7.819 | 2,13 |
Harga Jual Ayam
No | Nama | Perusahaan | Rata-Rata Bobot Panen | Harga Beli |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 2,11 | 20.865 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 2,20 | 20.740 |
Rata-Rata | 2,16 | 20.803 | ||
1 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 1,89 | 21.730 |
2 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 2,20 | 21.040 |
3 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 2,20 | 21.040 |
4 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 2,20 | 21.040 |
Rata-Rata | 2,12 | 21.213 | ||
1 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,19 | 20.640 |
2 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,00 | 20.710 |
3 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,20 | 20.590 |
Rata-Rata | 2,13 | 20.647 |
Penerimaan Penjualan Ayam
No | Nama | Perusahaan | Rata-Rata Bobot Panen | Harga Jual | Pendapatan Penjualan (Ekor) |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 2,11 | 20.865 | 44.025 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 2,20 | 20.740 | 45.628 |
Rata-Rata | 2,16 | 20.803 | 44.827 | ||
1 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 1,89 | 21.730 | 41.070 |
2 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 2,20 | 21.040 | 46.288 |
3 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 2,20 | 21.040 | 46.288 |
4 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 2,20 | 21.040 | 46.288 |
Rata-Rata | 2,12 | 21.213 | 44.983 | ||
1 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,19 | 20.640 | 45.202 |
2 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,00 | 20.710 | 41.420 |
3 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 2,20 | 20.590 | 45.298 |
Rata-Rata | 2,13 | 20.647 | 43.973 |
Bonus FCR
No | Nama | Perusahaan | FCR | Rp/Kg | Total Bonus FCR | ekor |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 1,402 | 250 | 17.738.250 | 528 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 1,547 | 100 | 7.429.200 | 220 |
Rata-Rata | 1,474 | 175 | 12.583.725 | 374 | ||
3 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 1,574 | 125 | 4.646.500 | 236 |
4 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 1,507 | 150 | 3.399.000 | 330 |
5 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 1,473 | 200 | 4.752.000 | 440 |
6 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 1,516 | 150 | 2.621.400 | 330 |
Rata-Rata | 1,518 | 156 | 3.854.725 | 334 | ||
7 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 1,466 | 200 | 1.909.600 | 438 |
8 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 1,468 | 200 | 1.498.800 | 400 |
9 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 1,496 | 200 | 1.283.200 | 440 |
Rata-Rata | 1,477 | 200 | 1.563.867 | 426 |
Mortality
No | Nama | Perusahaan | Jumlah Ayam Mati | Mortaliti | Rp/Kg | Total Bonus Mortality | Rp/ekor |
1 | Alwi 1 | PT. Ciomas Adisatwa | 428 | 1,26 | 0 | 0 | 0 |
2 | Alwi 2 | PT. Ciomas Adisatwa | 279 | 0,82 | 0 | 0 | 0 |
Rata-Rata | 354 | 1,040 | 0 | 0 | 0 | ||
1 | Xxxxxxxxx | PT. Super Unggas Jaya | 345 | 1,73 | 50 | 1.858.600 | 95 |
2 | Winarko | PT. Super Unggas Jaya | 200 | 1,90 | 50 | 1.133.000 | 110 |
3 | Dani | PT. Super Unggas Jaya | 200 | 1,82 | 50 | 1.188.000 | 110 |
4 | Wartan | PT. Super Unggas Jaya | 59 | 0,74 | 50 | 873.800 | 110 |
Rata-Rata | 201 | 1,546 | 50 | 1.263.350 | 106 | ||
1 | Ridho | PT. Surya Unggas Mandiri | 142 | 3,16 | 30 | 286.440 | 66 |
2 | Ari | PT. Surya Unggas Mandiri | 253 | 6,33 | 0 | 0 | 0 |
3 | Ryan | PT. Surya Unggas Mandiri | 82 | 2,73 | 30 | 192.480 | 66 |
Rata-Rata | 159 | 4,071 | 20 | 159.640 | 44 |
Lampiran 4. Uji Beda Pt Ciomas Adisatwa Dan Pt Super Unggas Jaya
Group Statistics | |||||
PT | N | Mean | Std. Deviation | Std. Error Mean | |
KONSUMSIPAKAN | 1,00 | 2 | 3,1550 | ,31820 | ,22500 |
2,00 | 4 | 3,1675 | ,16701 | ,08350 | |
BIAYAPAKAN | 1,00 | 2 | 30773,5000 | 3117,63380 | 2204,50000 |
2,00 | 4 | 31338,0000 | 1670,62603 | 835,31302 | |
JUMLAHDOC | 1,00 | 2 | 34000,0000 | ,00000 | ,00000 |
2,00 | 4 | 12375,0000 | 5250,00000 | 2625,00000 | |
BIAYAOVK | 1,00 | 2 | 319,0000 | 14,14214 | 10,00000 |
2,00 | 4 | 341,2500 | 22,89651 | 11,44825 | |
BOBOTPANEN | 1,00 | 2 | 2,1550 | ,06364 | ,04500 |
2,00 | 4 | 2,1225 | ,15500 | ,07750 | |
HARGAJUALAYAM | 1,00 | 2 | 20802,5000 | 88,38835 | 62,50000 |
2,00 | 4 | 21212,5000 | 345,00000 | 172,50000 | |
PENERIMAANPENJUALANAYA M | 1,00 | 2 | 44826,5000 | 1133,49217 | 801,50000 |
2,00 | 4 | 44983,5000 | 2609,00000 | 1304,50000 | |
BONUSFCR | 1,00 | 2 | 374,0000 | 217,78889 | 154,00000 |
2,00 | 4 | 334,0000 | 83,41063 | 41,70532 | |
BONUSMORTALITY | 1,00 | 2 | ,0000 | ,00000 | ,00000 |
2,00 | 4 | 106,2500 | 7,50000 | 3,75000 |
Independent Samples Test
Xxxxxx'x Test for Equality of Variances | t-test for Equality of Means | |||||
F | Sig. | t | df | Sig. (2-tailed) | ||
KONSUMSIPAKAN | Equal variances assumed | 2,208 | ,211 | -,067 | 4 | ,950 |
Equal variances not assumed | -,052 | 1,286 | ,965 | |||
BIAYAPAKAN | Equal variances assumed | 2,031 | ,227 | -,306 | 4 | ,775 |
Equal variances not assumed | -,239 | 1,299 | ,843 | |||
JUMLAHDOC | Equal variances assumed | 3,158 | ,150 | 5,492 | 4 | ,005 |
Equal variances not assumed | 8,238 | 3,000 | ,004 | |||
BIAYAOVK | Equal variances assumed | 1,509 | ,287 | -1,220 | 4 | ,289 |
Equal variances not assumed | -1,464 | 3,395 | ,229 | |||
BOBOTPANEN | Equal variances assumed | 1,503 | ,288 | ,272 | 4 | ,799 |
Equal variances not assumed | ,363 | 4,000 | ,735 | |||
HARGAJUALAYAM | Equal variances assumed | 2,301 | ,204 | -1,567 | 4 | ,192 |
Equal variances not assumed | -2,235 | 3,651 | ,096 | |||
PENERIMAANPENJU | Equal variances assumed | 1,394 | ,303 | -,078 | 4 | ,942 |
XXXXXXXX | Xxxxx variances not assumed | -,103 | 3,988 | ,923 | ||
BONUSFCR | Equal variances assumed | 5,646 | ,076 | ,353 | 4 | ,742 |
Equal variances not assumed | ,251 | 1,150 | ,839 | |||
BONUSMORTALITY | Equal variances assumed | 4,000 | ,116 | -18,889 | 4 | ,000 |
Equal variances not assumed | -28,333 | 3,000 | ,000 |
Lampiran 5. Uji Beda Pt Ciomas Adisatwa Dan Pt Surya Unggas Mandiri
Group Statistics
PT | N | Mean | Std. Deviation | Std. Error Mean | |
KONSUMSIPAKAN | 1,00 | 2 | 3,1550 | ,31820 | ,22500 |
3,00 | 3 | 3,0200 | ,23812 | ,13748 | |
BIAYAPAKAN | 1,00 | 2 | 30773,5000 | 3117,63380 | 2204,50000 |
3,00 | 3 | 28724,0000 | 2336,50401 | 1348,98122 | |
JUMLAHDOC | 1,00 | 2 | 34000,0000 | ,00000 | ,00000 |
3,00 | 3 | 3833,3333 | 763,76262 | 440,95855 | |
BIAYAOVK | 1,00 | 2 | 319,0000 | 14,14214 | 10,00000 |
3,00 | 3 | 305,3333 | 47,92007 | 27,66667 | |
BOBOTPANEN | 1,00 | 2 | 2,1550 | ,06364 | ,04500 |
3,00 | 3 | 2,1300 | ,11269 | ,06506 | |
HARGAJUALAYAM | 1,00 | 2 | 20802,5000 | 88,38835 | 62,50000 |
3,00 | 3 | 20646,6667 | 60,27714 | 34,80102 | |
PENERIMAANPENJUALANAYA M | 1,00 | 2 | 44826,5000 | 1133,49217 | 801,50000 |
3,00 | 3 | 43973,3333 | 2211,77244 | 1276,96741 | |
BONUSFCR | 1,00 | 2 | 374,0000 | 217,78889 | 154,00000 |
3,00 | 3 | 426,0000 | 22,53886 | 13,01281 | |
BONUSMORTALITY | 1,00 | 2 | ,0000 | ,00000 | ,00000 |
3,00 | 3 | 44,0000 | 38,10512 | 22,00000 |
Independent Samples Test
Xxxxxx'x Test for Equality of Variances | t-test for Equality of Means | |||||
F | Sig. | t | df | Sig. (2-tailed) | ||
KONSUMSIPAKAN | Equal variances assumed | ,450 | ,550 | ,553 | 3 | ,619 |
Equal variances not assumed | ,512 | 1,763 | ,665 | |||
BIAYAPAKAN | Equal variances assumed | ,460 | ,546 | ,856 | 3 | ,455 |
Equal variances not assumed | ,793 | 1,765 | ,520 | |||
JUMLAHDOC | Equal variances assumed | 4,615 | ,121 | 52,991 | 3 | ,000 |
Equal variances not assumed | 68,412 | 2,000 | ,000 | |||
BIAYAOVK | Equal variances assumed | 5,101 | ,109 | ,375 | 3 | ,733 |
Equal variances not assumed | ,465 | 2,472 | ,680 | |||
BOBOTPANEN | Equal variances assumed | 2,180 | ,236 | ,276 | 3 | ,800 |
Equal variances not assumed | ,316 | 2,999 | ,773 | |||
HARGAJUALAYAM | Equal variances assumed | ,772 | ,444 | 2,408 | 3 | ,095 |
Equal variances not assumed | 2,178 | 1,638 | ,189 | |||
PENERIMAANPENJU | Equal variances assumed | 2,677 | ,200 | ,487 | 3 | ,660 |
ALANAYAM | Equal variances not assumed | ,566 | 2,966 | ,611 | ||
BONUSFCR | Equal variances assumed | 586,395 | ,000 | -,448 | 3 | ,684 |
Equal variances not assumed | -,336 | 1,014 | ,793 | |||
BONUSMORTALITY | Equal variances assumed | 9,600 | ,053 | -1,549 | 3 | ,219 |
Equal variances not assumed | -2,000 | 2,000 | ,184 |
Lampiran 6. Uji Beda Pt Super Unggas Jaya Dan Pt Surya Unggas Mandiri
Group Statistics
PT | N | Mean | Std. Deviation | Std. Error Mean | |
KONSUMSIPAKAN | 2,00 | 4 | 3,1675 | ,16701 | ,08350 |
3,00 | 3 | 3,0200 | ,23812 | ,13748 | |
BIAYAPAKAN | 2,00 | 4 | 31338,0000 | 1670,62603 | 835,31302 |
3,00 | 3 | 28724,0000 | 2336,50401 | 1348,98122 | |
JUMLAHDOC | 2,00 | 4 | 12375,0000 | 5250,00000 | 2625,00000 |
3,00 | 3 | 3833,3333 | 763,76262 | 440,95855 | |
BIAYAOVK | 2,00 | 4 | 341,2500 | 22,89651 | 11,44825 |
3,00 | 3 | 305,3333 | 47,92007 | 27,66667 | |
BOBOTPANEN | 2,00 | 4 | 2,1225 | ,15500 | ,07750 |
3,00 | 3 | 2,1300 | ,11269 | ,06506 | |
HARGAJUALAYAM | 2,00 | 4 | 21212,5000 | 345,00000 | 172,50000 |
3,00 | 3 | 20646,6667 | 60,27714 | 34,80102 | |
PENERIMAANPENJUALAN AYAM | 2,00 | 4 | 44983,5000 | 2609,00000 | 1304,50000 |
3,00 | 3 | 43973,3333 | 2211,77244 | 1276,96741 | |
BONUSFCR | 2,00 | 4 | 334,0000 | 83,41063 | 41,70532 |
3,00 | 3 | 426,0000 | 22,53886 | 13,01281 | |
BONUSMORTALITY | 2,00 | 4 | 106,2500 | 7,50000 | 3,75000 |
3,00 | 3 | 44,0000 | 38,10512 | 22,00000 |
Independent Samples Test
Xxxxxx'x Test for Equality of Variances | t-test for Equality of Means | |||||
F | Sig. | t | df | Sig. (2-tailed) | ||
KONSUMSIPAKAN | Equal variances assumed | ,740 | ,429 | ,973 | 5 | ,375 |
Equal variances not assumed | ,917 | 3,436 | ,419 | |||
BIAYAPAKAN | Equal variances assumed | ,726 | ,433 | 1,742 | 5 | ,142 |
Equal variances not assumed | 1,647 | 3,486 | ,185 | |||
JUMLAHDOC | Equal variances assumed | 3,668 | ,114 | 2,731 | 5 | ,041 |
Equal variances not assumed | 3,209 | 3,168 | ,045 | |||
BIAYAOVK | Equal variances assumed | 3,966 | ,103 | 1,339 | 5 | ,238 |
Equal variances not assumed | 1,200 | 2,691 | ,325 | |||
BOBOTPANEN | Equal variances assumed | ,359 | ,575 | -,070 | 5 | ,947 |
Equal variances not assumed | -,074 | 4,996 | ,944 | |||
HARGAJUALAYAM | Equal variances assumed | 4,407 | ,090 | 2,744 | 5 | ,041 |
Equal variances not assumed | 3,215 | 3,241 | ,044 | |||
PENERIMAANPENJU | Equal variances assumed | ,090 | ,777 | ,538 | 5 | ,614 |
XXXXXXXX | Equal variances not assumed | ,553 | 4,839 | ,605 | ||
BONUSFCR | Equal variances assumed | 1,118 | ,339 | -1,821 | 5 | ,128 |
Equal variances not assumed | -2,106 | 3,562 | ,111 | |||
BONUSMORTALITY | Equal variances assumed | 13,205 | ,015 | 3,288 | 5 | ,022 |
Equal variances not assumed | 2,789 | 2,117 | ,102 |