PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PERIODE II TAHUN ANGGARAN 2021
PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PERIODE II TAHUN ANGGARAN 2021
NOMOR: 1274-Int- KLPPM/UNTAR/IX/2021
Pada hari ini Jumat tanggal 10 bulan September tahun 2021 yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Ir. Jap Tji Beng, Ph.D.
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Alamat : Xx. Xxxxxx X. Xxxxxx Xx. 0 Xxxxxxx Xxxxx 00000
selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. Nama : Xxxxx Xxxxx Xxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA.. Jabatan : Dosen Tetap
Fakultas : Ekonomi
Alamat : Xx. Xxxxxxx Xxxxx Xxxxx, Xx. 0 Xxxxxxx Xxxxx 00000 selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat mengadakan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat sebagai berikut:
Pasal 1
(1). Pihak Pertama menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat atas nama Universitas Tarumanagara dengan judul "Pentingnya Mengetahui Perbedaan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang dan Manufaktur"
(2). Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan berdasarkan perjanjian ini dan Perjanjian Luaran Tambahan PKM.
(3). Perjanjian Luaran Tambahan PKM pembiayaannya diatur tersendiri.
Pasal 2
(1). Biaya pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud Pasal 1 di atas dibebankan kepada Pihak Pertama melalui anggaran Universitas Tarumanagara.
(2). Besaran biaya pelaksanaan yang diberikan kepada Pihak Kedua sebesar Rp 6.000.000,- (Enam juta rupiah), diberikan dalam 2 (dua) tahap masing-masing sebesar 50%.
(3). Pencairan biaya pelaksaaan Tahap I akan diberikan setelah penandatangangan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(4). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap II akan diberikan setelah Pihak Kedua melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, mengumpulkan laporan akhir, logbook, laporan pertanggungjawaban keuangan dan luaran/draf luaran.
(5). Rincian biaya pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) terlampir dalam Lampiran Rencana dan Rekapitulasi Penggunaan Biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian ini.
Pasal 3
(1). Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan dilakukan oleh Pihak Kedua sesuai dengan proposal yang telah disetujui dan mendapatkan pembiayaan dari Pihak Pertama.
(2). Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam Periode I, terhitung sejak Juli
- Desember Tahun 2021
Pasal 4
(1). Pihak Pertama mengadakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Pihak Kedua.
(2). Pihak Kedua diwajibkan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
(3). Sebelum pelaksanaan monitoring dan evaluasi, Pihak Kedua wajib mengisi lembar monitoring dan evaluasi serta melampirkan laporan kemajuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dan logbook.
(4). Laporan Kemajuan disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(5). Lembar monitoring dan evaluasi, laporan kemajuan dan logbook diserahkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Pasal 5
(1). Pihak Kedua wajib mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran/draf luaran.
(2). Laporan Akhir disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(3). Logbook yang dikumpulkan memuat secara rinci tahapan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
(4). Laporan Pertanggungjawaban yang dikumpulkan Pihak Kedua memuat secara rinci penggunaan biaya pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat yang disertai dengan bukti-bukti.
(5). Luaran Pengabdian Kepada Masyarakat yang dikumpulkan kepada Pihak Kedua berupa luaran wajib dan luaran tambahan.
(6). Luaran wajib hasil Pengabdian Kepada Masyarakat berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan di Xxxxxx Xxxxx, jurnal ber-ISSN atau prosiding nasional/internasional.
(7). Selain luaran wajib sebagaimana disebutkan pada ayat (6) di atas,
Pihak Kedua wajib membuat poster untuk kegiatan Research Week. (8). Draft luaran wajib dibawa pada saat dilaksanakan Monitoring dan
Evaluasi (Monev) PKM.
(9). Batas waktu pengumpulan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran adalah Desember 2021
Pasal 6
(1). Apabila Pihak Kedua tidak mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan Luaran sesuai dengan batas akhir yang disepakati, maka Pihak Pertama akan memberikan sanksi.
(2). Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) proposal pengabdian kepada masyarakat pada periode berikutnya tidak akan diproses untuk mendapatkan pendanaan pembiayaan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Pasal 7
(1). Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, Pihak Kedua dibantu oleh Asisten Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat yang identitasnya sebagai berikut:
a. Jocevine Xxxxxx/125190075/Fakultas Ekonomi/Akuntansi
(2). Pelaksanaan asistensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dalam Surat tugas yang diterbitkan oleh Pihak Pertama.
Pasal 8
(1). Apabila terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah.
(2). Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diserahkan kepada Pimpinan Universitas Tarumanagara.
(3). Keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini bersifat final dan mengikat.
Demikian Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dibuat dengan sebenar-benarnya pada hari, tanggal dan bulan tersebut xxxxxx xxxxx xxxxxx 0 (xxxx), yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pihak Pertama
Ir. Jap Tji Beng, Ph.D
Pihak Kedua
Xxxxx Xxxxx Xxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA.
RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
Rencana Penggunaan Biaya | Jumlah |
Honorarium | Rp 0,- |
Xxxxxxxxxxx Xxxxxxxx | Rp 6.000.000,- |
REKAPITULASI RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
NO | POS ANGGARAN | TAHAP I (50 %) | TAHAP II (50 %) | JUMLAH | |||
1 | Honorarium | Rp | 0,- | Rp | 0,- | Xx | 0,- |
0 | Xxxxxxxxxxx Xxxxxxxx | Rp 3.000.000,- | Rp | 3.000.000,- | Rp | 6.000.000,- | |
Jumlah | Rp 3.000.000,- | Rp | 3.000.000,- | Rp | 6.000.000,- |
Jakarta, 10 September 2021 Pelaksana PKM
(Xxxxx Xxxxx Xxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA..)
LAPORAN AKHIR
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG DIAJUKAN
KE LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENTINGNYA MENGETAHUI PERBEDAAN HARGA POKOK PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG DAN MANUFAKTUR
Disusun oleh:
Ketua Tim
Xxxxx Xxxxx Xxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA. (0327097502 / 10199015)
Nama Mahasiswa:
Xxxxxxxx Xxxxxx (125190075)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Periode 2/Tahun 2021
1. Judul : Pentingnya Mengetahui Perbedaan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang Dan Manufaktur
2. Nama Mitra PKM : Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan
3. Ketua Tim PKM
a. Nama dan gelar : Xxxxx Xxxxx Xxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA.
b. NIDN/NIK : 0327097502/10199015
c. Jabatan/gol. : Lektor Kepala
d. Program studi : S1 Akuntansi
e. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
f. Bidang keahlian : Akuntansi Keuangan
g. Alamat kantor : Tanjung Duren Xxxxx Xx. 0, Xxxxxxx Xxxxx
h. Nomor HP/Telpon 08176724977
4.Anggota Xxx XXX (Mahasiswa) : Mahasiswa 1 orang
a. Nama mahasiswa dan NIM : Xxxxxxxx Xxxxxx (125190075)
b. Nama mahasiswa dan NIM : -
c. Nama mahasiswa dan NIM : -
d. Nama mahasiswa dan NIM : -
5. Lokasi Kegiatan Mitra :
a. Wilayah mitra : Xx. Xxxxx Xxx 0 Xxxx 0 Xx 55c, RT 10/RW 08
b. Kabupaten/kota : Kota Jakarta Barat
c. Provinsi : DKI Jakarta
d. Jarak PT ke lokasi mitra : 5 km
6. a. Luaran Wajib : Prosiding SENAPENMAS 2021
b. Luaran Tambahan : Artikel di PINTAR
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : Periode 2 (Juli-Desember)
8. Biaya yang disetujui LPPM : Rp 8.000.000
Jakarta, 6 Desember 2021
Menyetujui,
Ketua LPPM Ketua
Jap Tji Beng, Ph. D Xxxxx Xxxxx Xxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA.
NIK: 10381047 NIDN/NIK: 0327097502/10199015
RINGKASAN
Permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan adalah para siswa siswi belum memahami secara mendalam topik mengenai penentuan harga pokok penjualan padahal penentuan harga pokok penjualan sangatlah penting bagi sebuah perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara menawarkan solusi dengan memberikan pelatihan mengenai penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, penentuan biaya bahan baku, penentuan biaya tenaga kerja langsung, penentuan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung), penentuan total biaya manufaktur, penentuan harga pokok produksi, dan penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur. Target yang hendak dicapai dari pelatihan ini adalah agar siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dapat memahami penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang dan manufaktur. Pertama-tama dilakukan survei terlebih dahulu dan berdasarkan survei tersebut mitra meminta agar dapat dibahas materi mengenai penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang dan manufaktur. Sebelumnya siswa siswi sudah pernah mendapatkan topik yang berbeda dari pelatihan sebelumnya, dan topik kali ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen Universitas Tarumanagara. Selanjutnya dosen mempersiapkan materi berupa teori maupun contoh soal yang akan diberikan kepada para siswa siswi. Pelatihan ke siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dilakukan secara online dikarenakan masih ada kendala pandemi virus corona (Covid-19). Dengan adanya pelatihan ini siswa siswi dapat memahami bagaimana menentukan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur. Kegiatan diakhiri dengan membuat artikel SENAPENMAS sebagai luaran wajib, artikel di media PINTAR sebagai luaran tambahan, poster, laporan akhir, dan laporan keuangan atas kegiatan yang telah dilakukan. Seluruh kegiatan ini dilakukan sejak bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2021.
Kata kunci: Harga Pokok Penjualan, Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan
PRAKATA
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan yang terletak di Xx. Xxxxx Xxx 0 Xxxx 0 Xx 00x, XX 00/XX 00, Xxxxxxx Xxxxx. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara memberikan pembekalan kepada mitra mengenai pentingnya mengetahui perbedaan harga pokok penjualan perusahaan dagang dan manufaktur.
Untuk tahap awal sebelum diberikan pelatihan, akan dilakukan survei pendahuluan untuk mengetahui apa permasalahan yang dihadapi oleh mitra. Selanjutnya, dosen menyiapkan modul mengenai pentingnya mengetahui perbedaan harga pokok penjualan perusahaan dagang dan manufaktur.
Kami menyadari bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan ini masih jauh dari sempurna. Untuk ini setiap kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami hingga terselenggaranya kegiatan ini, Rektor Universitas Tarumanagara, LPPM Universitas Tarumanagara, Dekan, segenap pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan, dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Jakarta, 6 Desember 2021
Tim Pelaksana
Xxxxx Xxxxx Xxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA. Xxxxxxxx Xxxxxx
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL. . . . . . . . . i HALAMAN PENGESAHAN. . . . . . . . ii
RINGKASAN. . . . . . . . . . iii
PRAKATA. . . . . . . . . . . iv
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . v
DAFTAR GAMBAR.. . . . . . . . . vi
DAFTAR LAMPIRAN. . . . . . . . . vii
BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . 1
1.1 Analisis Situasi. . . . . . . . . 1
1.2 Permasalahan Mitra. . . . . . . . 3
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN. . . . . 6
2.1 Solusi Permasalahan. . . . . . . . 6
2.2 Luaran Kegiatan PKM. . . . . . . . 9
BAB III METODE PELAKSANAAN. . . . . . . 10
3.1 Langkah-Langkah/Tahapan Pelaksanaan. . . . . 10
3.2 Partisipasi Mitra Dalam Kegiatan PKM. . . . . . 10
3.3 Kepakaran Dan Pembagian Tugas Tim. . . . . . 10
BAB IV HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI. . . . . 12
4.1 Hasil Yang Dicapai. . . . . . . . 12
4.2 Luaran Yang Dicapai. . . . . . . . 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. . . . . . . 14
5.1 Kesimpulan. . . . . . . . . 00
XXXXXX XXXXXXX XXXXXXXX
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Prestasi Yang Diraih Siswa Siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan
Gambar 1.2. Beasiswa Yang Diperoleh Siswa Siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan
Gambar 4.1. Foto Kegiatan PKM pada Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Materi Yang Disampaikan Pada Saat Kegiatan PKM Lampiran 2. Foto-Foto Kegiatan
Lampiran 3. Luaran Wajib Lampiran 4. Luaran Tambahan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan adalah yayasan yang bergerak dalam beasiswa pendidikan bagi siswa siswi yang kurang mampu dan berprestasi secara akademik, beragama Buddha. Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan yang berlokasi di Xx. Xx. Xxxxx Xxx 0 Xxxx 0 Xx 55c, RT 10/RW 08, Jakarta Barat hanya dikhususkan untuk siswa siswi SMA/K (Sekolah Menengah Atas/Kejuruan) atau sederajat. Mayoritas siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan menempuh pendidikan SMA/K (Sekolah Menengah Atas/Kejuruan) atau sederajat di SMA Xxx Xxxxx dan SMA Dhammasavana. SMA Xxx Xxxxx berlokasi di Jl. Talib I Xx. 00, XX 0 / XX 0, Xxxxxxxxxx Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, 11140 sedangkan SMA Dhammasavana berlokasi di Jl. Jembatan II Padamulya VI / 000X, XX 0 / XX 0, Xxxxxxxxx Xxxxx, Xxxxxxxxx Tambora, Jakarat Barat 11330.
Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan memberikan beasiswa kepada para siswa siswi yang berasal dari daerah di luar Jakarta. Beasiswa ini bersifat regenerasi, dalam arti siswa siswi yang telah menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Atas/Kejuruan atau sederajat tidak akan mendapatkan beasiswa lagi dan apabila mereka tidak mendapatkan pekerjaan di Jakarta, maka mereka diharapkan pulang dan membangun kampung halamannya. Siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dapat melanjutkan kuliah di universitas swasta atau negeri namun dengan mencari beasiswa sendiri atau dapat juga meminta bantuan kepada pihak Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan.
Berikut adalah beberapa prestasi yang telah dicapai oleh siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan.
Foto di atas menunjukkan siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan yang bersekolah di SMA Xxx Xxxxx. Ketiga siswa siswi tersebut mendapat beasiswa bebas Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Beasiswa tersebut diperoleh berdasarkan prestasi akademik yang dicapai oleh mereka.
Foto di atas menunjukkan foto wisuda salah satu alumni dan pengurus aktif di Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan yang berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Indonesia pada tahun 2019.
Para siswa siswi yang sudah menyelesaikan studinya juga tidak melupakan Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan yang sudah memberikan kesempatan kepada mereka untuk melanjutkan studi. Salah satu cara yang biasanya dilakukan adalah memberikan pelatihan atau tutorial atau les secara gratis kepada adik-adik yang masih bersekolah yang memperoleh beasiswa dari Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan.
1.2 Permasalahan Mitra
Sebelumnya siswa siswi sudah pernah mendapatkan topik yang berbeda dari pelatihan sebelumnya, dan topik kali ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen Universitas Tarumanagara. Setelah dilakukan survei ke Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan, maka diketahui bahwa siswa siswi belum memahami secara mendalam topik mengenai penentuan harga pokok penjualan padahal penentuan harga pokok penjualan sangatlah penting bagi sebuah perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli dan kemudian menjual produk berwujud tanpa mengubah bentuk dasar atau aslinya. Biasanya perusahaan ini menjual produknya secara eceran. Contoh: supermarket, toko buku dan alat tulis, toko grosir, department store, dan lain sebagainya. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku serta komponennya lalu mengubahnya menjadi berbagai produk jadi yang siap dijual. Contoh: perusahaan otomotif yang membuat kendaraan, perusahaan tekstil yang membuat pakaian, perusahaan pengolah makanan, dan lain sebagainya.
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) kegiatan perusahaan dagang tidak sama dengan perusahaan manufaktur. Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk dasarnya atau menambah manfaat dari barang tersebut. Kegiatan utama perusahaan manufaktur adalah membeli bahan serta komponen dan mengubahnya menjadi berbagai barang jadi. Oleh karena itu proses akuntansi antara kedua jenis perusahaan tersebut juga berbeda.
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) akuntansi perusahaan dagang dan akuntansi perusahaan manufaktur berbeda dalam jenis-jenis rekening yang disajikan dalam laporan keuangan (yaitu laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi). Di samping itu dalam
perusahaan manufaktur harus dibuat laporan biaya produksi. Perbedaan tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Perbedaan dalam neraca.
Di dalam laporan posisi keuangan perusahaan dagang hanya terdapat satu rekening persediaan yaitu persediaan barang dagang. Di dalam laporan posisi keuangan perusahaan manufaktur rekening persediaan meliputi:
(1) Persediaan bahan baku yaitu semua bahan yang membentuk keseluruhan integral dari barang jadi dan dimasukkan dalam perhitungan biaya produk.
(2) Persediaan bahan penolong yaitu semua bahan yang membantu penyelesaian suatu produk (perlengkapan pabrik).
(3) Persediaan barang dalam proses yaitu barang-barang yang baru sebagian diselesaikan tetapi belum sepenuhnya selesai.
(4) Persediaan barang jadi yaitu barang yang sepenuhnya telah selesai diproduksi tetapi belum terjual.
b) Perbedaan dalam laporan laba rugi.
Perbedaan laporan laba rugi antara perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur terletak pada perhitungan harga pokok penjualan. Di dalam laporan laba rugi perusahaan dagang: βBarang Tersedia Dijualβ diperoleh dengan menjumlahkan βPersediaan Awal Barang Daganganβ dan βPembelian Bersihβ. Di dalam laporan laba rugi perusahaan manufaktur: βBarang Tersedia Dijualβ diperoleh dengan menjumlahkan βPersediaan Awal Barang Jadiβ dan βHarga Pokok Produksiβ.
Dalam laporan laba rugi perusahaan manufaktur, harga pokok penjualan ditampilkan sebagai suatu angka. Meskipun praktik ini diikuti untuk laporan yang dipublikasikan, diperlukan juga tambahan informasi untuk kebutuhan internal perusahaan. Dengan demikian, laporan pendukung untuk harga pokok penjualan perlu dibuat.
Permasalahan yang dihadapi antara lain adalah para siswa siswi belum memahami secara mendalam topik mengenai:
1. Penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang.
2. Penentuan biaya bahan baku.
3. Penentuan biaya tenaga kerja langsung.
4. Penentuan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung).
5. Penentuan total biaya manufaktur.
6. Penentuan harga pokok produksi.
7. Penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur.
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN
2.1 Solusi Permasalahan
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh mitra (Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan), maka dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara memberikan solusi sebagai berikut:
1. Penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang.
Menurut Xxxx et al. (2017) sistem pencatatan persediaan terdiri atas sistem pencatatan perpetual dan sistem perpetual periodik. Sistem pencatatan perpetual adalah sistem pencatatan dimana setiap pembelian dan penjualan barang dagang dicatat ke dalam akun Persediaan Barang Dagang secara terus menerus. Perusahaan mencatat secara rinci harga pokok persediaan barang dagang yang dibeli dan dijual. Seluruh transaksi yang mempengaruhi akun Persediaan Barang Dagang (seperti Retur dan Potongan Pembelian, Diskon Pembelian, dan Ongkos Angkut Masuk) dicatat secara langsung ke akun Persediaan Barang Dagang. Barang dagang yang masuk maupun barang dagang yang keluar akan langsung dicatat ke dalam akun Persediaan Barang Dagang sehingga pada akhir periode nilai persediaan dapat langsung diketahui yaitu dengan menjumlahkan semua akun Persediaan Barang Dagang. Perusahaan mencatat Pendapatan serta menghitung dan mencatat Harga Pokok Penjualan setiap kali terjadi transaksi penjualan.
Sistem pencatatan periodik adalah sistem pencatatan dimana setiap pembelian barang dagang dicatat ke dalam akun Pembelian dan setiap penjualan barang dagang dicatat ke dalam akun Penjualan tanpa mengurangi akun Persediaan Barang Dagang. Perusahaan tidak mencatat secara rinci harga pokok dari Persediaan Barang Dagang yang dimiliki. Catatan mengenai Persediaan tidak dibuat sepanjang suatu periode. Pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, Diskon Pembelian, dan Ongkos Angkut Masuk tidak dicatat langsung pada akun Persediaan Barang Dagang namun dicatat ke akun tersendiri. Perusahaan mencatat Pendapatan setiap kali terjadi transaksi Penjualan, namun perhitungan Harga Pokok Penjualan baru dilakukan pada akhir periode akuntansi. Nilai akhir Persediaan Barang Dagang akan diketahui pada akhir periode akuntansi dengan cara melakukan perhitungan fisik terhadap jenis dan jumlah barang yang tersedia pada tanggal tersebut. Menurut Xxxxxxxx et al. (2016) perusahaan dagang menentukan harga pokok penjualan hanya pada akhir periode akuntansi, dengan cara:
Persediaan barang dagang awal xx
Pembelian kotor xx
Retur dan potongan pembelian (xx) Diskon pembelian (xx)
Pembelian bersih xx
Ongkos angkut masuk Β xx
Harga pokok pembelian xx
Persediaan yang tersedia untuk dijual xx
Persediaan barang dagang akhir (xx)
Harga pokok penjualan xx
2. Penentuan biaya bahan baku.
Menurut Xxxxxxxxxx dan Xxxxxxxx (2016) biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis. Contoh: kain adalah bahan baku pada sebuah baju, karet yang digunakan untuk sepatu, biji besi yang digunakan untuk memproduksi besi.
3. Penentuan biaya tenaga kerja langsung.
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (karyawan) yang terlibat secara langsung dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung meliputi kompensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Contoh: tukang jahit pada pabrik garmen, tukang kayu pada pabrik furnitur, koki dalam sebuah restoran.
4. Penentuan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung).
Menurut Xxxxxx et al. (2015) biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) adalah seluruh biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya namun tidak dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Contoh: biaya tenaga kerja tidak langsung (contoh: upah mandor, upah satpam pabrik, petugas kebersihan pabrik, dan gaji manajer pabrik), biaya bahan baku penolong
(contoh: pelumas, bahan pembersih), beban reparasi dan pemeliharaan mesin pabrik, beban pemeliharaan gedung pabrik, beban penyusutan aktiva tetap pabrik, beban asuransi pabrik, dan beban utilitas pabrik.
5. Penentuan total biaya manufaktur.
Menurut Xxxxxxx dan Lesmana (2020) biaya produksi merupakan salah satu biaya terbesar yang harus dikorbankan oleh perusahaan. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan. Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) biaya yang berhubungan langsung dengan transfer barang ke lokasi pembeli dan pengubahan barang tersebut ke kondisi yang siap dijual disebut biaya produk atau total biaya manufaktur.
6. Penentuan harga pokok produksi.
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) harga pokok produksi adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan. Semua biaya ini adalah biaya persediaan. Biaya persediaan yaitu semua biaya produk yang dianggap sebagai aktiva dalam neraca ketika terjadi dan selanjutnya menjadi harga pokok penjualan ketika produk itu dijual. Menurut Satriani dan Kusuma (2020) unsur- unsur yang terdapat dalam harga pokok produksi yaitu biaya pabrikasi yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan persediaan barang dalam proses baik persediaan barang dalam proses awal maupun persediaan barang dalam proses akhir.
7. Penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur.
Menurut Xxxxx et al. (2014) perusahaan jasa menentukan harga pokok penjualan, dengan cara:
Bahan baku yang digunakan:
Persediaan bahan baku awal | xx | |
Pembelian bahan baku bersih | xx | |
Bahan baku yang tersedia untuk digunakan | xx | |
Dikurangi: bahan baku akhir | (xx) | |
Bahan baku yang digunakan | xx | |
Gaji tenaga kerja langsung | xx | |
Overhead pabrik: |
Bahan pelengkap | xx | ||
Gaji mandor pabrik dan satpam pabrik | xx | ||
Beban penyusutan peralatan dan gedung pabrik | xx | ||
Pemakaian energi pabrik | xx | ||
Asuransi gedung dan peralatan pabrik | xx | ||
Beban overhead pabrik lain-lain | xx | ||
Total overhead pabrik | xx | ||
Total biaya manufaktur | xx | ||
Barang dalam proses awal | xx | ||
Barang dalam proses akhir | (xx) | ||
Harga pokok produksi | xx | ||
Barang jadi awal | xx | ||
Barang jadi akhir | (xx) | ||
Harga pokok penjualan 2.2 Luaran Kegiatan PKM | xx |
No. | Jenis Luaran | Keterangan |
Luaran Wajib | ||
1. | Publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN atau | - |
2. | Prosiding dalam temu ilmiah | Xxx |
Luaran Tambahan (wajib ada) | ||
1. | Publikasi di jurnal internasional | - |
2. | Publikasi di media massa | Sudah submit di PINTAR |
3. | Hak Kekayaan Intelektual (HKI) | - |
4. | Teknologi Tepat Guna (TTG) | - |
5. | Model/purwarupa/karya desain | - |
6. | Buku ber ISBN | - |
7. | Video kegiatan | - |
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Langkah-Langkah/Tahapan Pelaksanaan
Berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara menawarkan solusi yaitu memberikan pelatihan mengenai penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, penentuan biaya bahan baku, penentuan biaya tenaga kerja langsung, penentuan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung), penentuan total biaya manufaktur, penentuan harga pokok produksi, dan penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur.
Tahapan metode yang digunakan adalah:
1. Pertama-tama akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai teori atau konsep yang terkait dengan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur.
2. Selanjutnya dosen memberikan contoh soal yang terkait dengan penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, penentuan biaya bahan baku, penentuan biaya tenaga kerja langsung, penentuan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung), penentuan total biaya manufaktur, penentuan harga pokok produksi, dan penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur.
3.2 Partisipasi Mitra Dalam Kegiatan PKM
Mitra akan menyediakan tempat pelatihan dan memberikan jadwal pelatihan untuk disesuaikan dengan jadwal dosen. Selain itu, mitra juga diminta untuk menentukan jumlah personil yang akan diberikan pelatihan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama.
3.3 Kepakaran Dan Pembagian Tugas Tim
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara yaitu Xxxxx Xxxxx Dewi memiliki pengetahuan dan pengalaman mengajar selama belasan tahun. Dosen juga memiliki kepakaran dalam xxxxxx xxxxxxxxx xxxxx, xxxxxxxxx xxxxxxxxx, dan akuntansi keuangan. Tugas dari masing-masing anggota adalah sebagai berikut:
Ketua: Xxxxx Xxxxx Xxxx, bertugas:
1. Mencari mitra yang bersedia untuk menerima dosen dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat.
2. Melakukan survei kepada mitra untuk mengetahui permasalahan apa yang dihadapi, terkait dengan bidang akuntansi.
3. Mencari solusi untuk mengatasi permasalahan mitra.
4. Berkomunikasi dengan mitra untuk kelancaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
5. Menyusun proposal yang ditujukan ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
6. Menyerahkan proposal ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
7. Mengkoordinir pembuatan materi pembekalan yang akan diberikan kepada mitra.
8. Mengkoordinir persiapan awal pembekalan kepada mitra.
9. Mengkoordinir pembelian perlengkapan yang akan digunakan dalam pelaksanaan dan pelaporan kegiatan PKM.
10. Mengkoordinir persiapan akhir pembekalan kepada mitra.
11. Melaksanakan kegiatan pembekalan sesuai dengan jadwal kegiatan.
12. Mengkoordinir pembuatan laporan kemajuan untuk monitoring dan evaluasi.
13. Menyerahkan laporan kemajuan ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi secara daring.
14. Mengkoordinir pembuatan modul, laporan akhir, dan laporan pertanggungjawaban keuangan.
15. Menyerahkan laporan akhir, laporan pertanggungjawaban keuangan, modul, logbook, serta CD yang berisi laporan akhir dan laporan pertanggungjawaban keuangan ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
16. Mengkoordinir pembuatan artikel dan poster yang akan diseminarkan atau diterbitkan di prosiding SENAPENMAS 2021 ataupun di forum atau media lainnya seperti PINTAR.
Mahasiswa: Xxxxxxxx Xxxxxx, bertugas:
1. Membantu ketua membuat materi pembekalan.
2. Bersama ketua memberikan pembekalan secara online kepada mitra.
3. Membuat daftar perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan dan pelaporan kegiatan PKM.
4. Mendokumentasikan pelaksanaan pembekalan kepada Xxxxx.
5. Bersama dengan ketua membuat laporan kemajuan.
6. Bersama dengan ketua membuat modul, laporan akhir, laporan pertanggungjawaban keuangan, artikel, dan poster.
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
4.1 Hasil Yang Dicapai
Sebelum memberikan pelatihan, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara mengadakan sosialisasi terlebih dahulu ke Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2021. Setelah mengadakan sosialisasi, dosen menyusun materi yang akan diberikan kepada peserta pelatihan dan mempersiapkan semua perlengkapan yang akan diberikan saat pelatihan.
Pelatihan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada hari Sabtu tanggal 28 Agustus 2021 dan pada hari Sabtu tanggal 18 September 2021. Pada pelatihan hari pertama, yaitu hari Xxxxx xxxxxxx 00 Xxxxxxx 0000 xxxxx akan menerangkan teori atau konsep yang terkait dengan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Pelatihan kedua yaitu hari Sabtu tanggal 18 September 2021 dosen memberikan contoh soal bagaimana penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, penentuan biaya bahan baku, penentuan biaya tenaga kerja langsung, penentuan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung), penentuan total biaya manufaktur, penentuan harga pokok produksi, dan penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur.
Sebagai upaya menekan penyebaran Covid-19, pemerintah menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mengakibatkan dosen tidak dapat ke lokasi mitra dan memberikan pelatihan secara tatap muka kepada siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan. Sebagai bentuk tanggungjawab kepada mitra, dosen akhirnya memutuskan tetap memberikan pelatihan secara online. Berikut adalah dokumentasi pelatihan melalui media Zoom yang dihadiri oleh 1 dosen, 1 mahasiswa, dan 13 siswa siswi.
Gambar 4.1. Foto Kegiatan PKM pada Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan
Hasil yang dicapai adalah siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dapat memahami topik mengenai penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, penentuan biaya bahan baku, penentuan biaya tenaga kerja langsung, penentuan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung), penentuan total biaya manufaktur, penentuan harga pokok produksi, dan penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur.
4.2 Luaran Yang Dicapai
Luaran yang dicapai adalah membuat artikel yang telah diseminarkan dan diterbitkan pada prosiding SENAPENMAS 2021 Universitas Tarumanagara, dan artikel di PINTAR.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari pelatihan ini adalah agar siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dapat memahami topik mengenai penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, penentuan biaya bahan baku, penentuan biaya tenaga kerja langsung, penentuan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung), penentuan total biaya manufaktur, penentuan harga pokok produksi, dan penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur. Berdasarkan survei yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan belum memahami secara mendalam topik mengenai penentuan harga pokok penjualan padahal penentuan harga pokok penjualan sangatlah penting bagi sebuah perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Situasi pandemi virus corona (Covid-19) mengakibatkan dosen tidak dapat datang ke lokasi mitra untuk memberikan pelatihan secara tatap muka. Sebagai bentuk tanggungjawab kepada mitra, dosen memberikan pelatihan secara online.
Hasil yang dicapai adalah siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dapat memahami topik mengenai penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, penentuan biaya bahan baku, penentuan biaya tenaga kerja langsung, penentuan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung), penentuan total biaya manufaktur, penentuan harga pokok produksi, dan penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Xxxx, X. X., & Xxxxxxxxx, S. B. (2015). Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Bogor: In Media.
2. Xxxx, S. P., Xxxxxxxx, E. S., & Xxxxxxx, M. (2017). Pengantar Akuntansi. Sekilas Pandang Perbandingan dengan SAK yang mengadopsi IFRS, SAK ETAP, dan SAK EMKM. Edisi Pertama. Bogor: In Media.
3. Xxxxxxxx, X. X., Xxxxxx, P. D., & Xxxxx, D. E. (2016). Accounting Principles. Twelfth Edition. United States of Amerika: Xxxx Xxxxx and Sons, Inc.
4. Xxxxxxxxxx, X. X., & Xxxxxxxx, M. R. (2016). Principles of Cost Accounting. Seventeenth Edition. Boston: Cengage Learning.
5. Xxxxxx, X. X., Xxxxx, X. X., & Xxxx, S. T. (2015). Cost Accounting. An Asia Edition. Singapore: Cengage Learning Asia Pte Ltd.
6. Xxxxxxx, & Xxxxxxx, X. (2020). Analisis Harga Pokok Penjualan dan Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada PT Gajah Tunggal Tbk Tahun 2015-2018). Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 6(2), 134-145.
7. Xxxxxxxx, X., & Xxxxxx, V. V. (2020). Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan Harga Pokok Penjualan Terhadap Laba Penjualan. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi, 4(2), 438-453.
8. Xxxxx, X. X., Xxxxxxxx, X. X., & Xxxxx, M. W. (2014). Fundamental of Cost Accounting. Fourth Edition. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Materi Yang Disampaikan Pada Saat Kegiatan PKM
MODUL
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENTINGNYA MENGETAHUI PERBEDAAN HARGA POKOK PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG DAN MANUFAKTUR
KETUA:
Xxxxx Xxxxx Xxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA. (0327097502 / 10199015)
ANGGOTA:
Xxxxxxxx Xxxxxx (125190075)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TARUMANAGARA 2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan yang terletak di Xx. Xxxxx Xxx 0 Xxxx 0 Xx 00x, XX 00/XX 00, Xxxxxxx Xxxxx. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara memberikan pembekalan kepada mitra mengenai pentingnya mengetahui perbedaan harga pokok penjualan perusahaan dagang dan manufaktur.
Untuk tahap awal sebelum diberikan pelatihan, akan dilakukan survei pendahuluan untuk mengetahui apa permasalahan yang dihadapi oleh mitra. Selanjutnya, dosen menyiapkan modul mengenai pentingnya mengetahui perbedaan harga pokok penjualan perusahaan dagang dan manufaktur.
Kami menyadari bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan ini masih jauh dari sempurna. Untuk ini setiap kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami hingga terselenggaranya kegiatan ini, Rektor Universitas Tarumanagara, LPPM Universitas Tarumanagara, Dekan, segenap pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan, dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Jakarta, 20 Agustus 2021
Tim Pelaksana
Xxxxx Xxxxx Xxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA. Xxxxxxxx Xxxxxx
DAFTAR ISI
JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PERUSAHAAN JASA, DAGANG, DAN MANUFAKTUR 4
BAB II LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN PERUSAHAAN
DAGANG 5
BAB III LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR 7
BAB IV LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR 10
BAB V LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN DAGANG DAN PERUSAHAANMANUFAKTUR 12
BAB VI SOAL XXXXXXX 00
XXXXXX XXXXXXX
BAB I
PERUSAHAAN JASA, DAGANG, DAN MANUFAKTUR
Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menyediakan jasa atau pelayanan kepada pelanggannya. Produk perusahaan ini tidak memiliki wujud dan perusahaan tidak mempunyai persediaan produk berwujud untuk dijual. Contoh macam-macam jasa: jasa hukum, jasa audit, jasa pelayanan kesehatan, jasa pelayanan penerbangan, jasa transportasi, jasa penginapan (hotel), jasa konsultasi pajak, dan lain sebagainya. Contoh perusahaan jasa: kantor konsultan pajak, kantor notaris, kantor akuntan publik, perusahaan asuransi, perusahaan transportasi, agen travel, penyedia jasa internet, telekomunikasi, hotel, rumah sakit, dan lain sebagainya.
Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli dan kemudian menjual produk berwujud tanpa mengubah bentuk dasar atau aslinya. Biasanya perusahaan ini menjual produknya secara eceran. Contoh: supermarket, toko buku dan alat tulis, toko grosir, department store, dan lain sebagainya.
Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku serta komponennya lalu mengubahnya menjadi berbagai produk jadi yang siap dijual. Contoh: perusahaan otomotif yang membuat kendaraan, perusahaan tekstil yang membuat pakaian, perusahaan pengolah makanan, dan lain sebagainya.
BAB II
LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG
Menurut Xxxx et al. (2017) sistem pencatatan persediaan terdiri atas sistem pencatatan perpetual dan sistem perpetual periodik. Sistem pencatatan perpetual adalah sistem pencatatan dimana setiap pembelian dan penjualan barang dagang dicatat ke dalam akun persediaan barang dagang secara terus menerus. Perusahaan mencatat secara rinci harga pokok persediaan barang dagang yang dibeli dan dijual. Seluruh transaksi yang memengaruhi akun persediaan barang dagang (seperti retur dan potongan pembelian, diskon pembelian, dan ongkos angkut masuk) dicatat secara langsung ke akun persediaan barang dagang. Barang dagang yang masuk maupun barang dagang yang keluar akan langsung dicatat ke dalam akun persediaan barang dagang sehingga pada akhir periode nilai persediaan dapat langsung diketahui yaitu dengan menjumlahkan semua akun persediaan barang dagang. Perusahaan mencatat pendapatan serta menghitung dan mencatat harga pokok penjualan setiap kali terjadi transaksi penjualan.
Sistem pencatatan periodik adalah sistem pencatatan dimana setiap pembelian barang dagang dicatat ke dalam akun pembelian dan setiap penjualan barang dagang dicatat ke dalam akun penjualan tanpa mengurangi akun persediaan barang dagang. Perusahaan tidak mencatat secara rinci harga pokok dari persediaan barang dagang yang dimiliki. Catatan mengenai persediaan tidak dibuat sepanjang suatu periode. pembelian, retur dan potongan pembelian, diskon pembelian, dan ongkos angkut masuk tidak dicatat langsung pada akun persediaan barang dagang namun dicatat ke akun tersendiri. Perusahaan mencatat pendapatan setiap kali terjadi transaksi penjualan, namun perhitungan harga pokok penjualan baru dilakukan pada akhir periode akuntansi. Nilai akhir persediaan barang dagang akan diketahui pada akhir periode akuntansi dengan cara melakukan perhitungan fisik terhadap jenis dan jumlah barang yang tersedia pada tanggal tersebut. Menurut Xxxxxxxx et al. (2016) perusahaan dagang menentukan harga pokok penjualan hanya pada akhir periode akuntansi, dengan cara:
Persediaan barang dagang awal xx
Pembelian kotor xx
Retur dan potongan pembelian (xx) Diskon pembelian (xx)
Pembelian bersih xx
Ongkos angkut masuk Β xx
Harga pokok pembelian xx
Persediaan yang tersedia untuk dijual xx
Persediaan barang dagang akhir (xx)
Harga pokok penjualan xx
BAB III
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Biaya Versus Beban
Biaya tidak sama dengan beban. Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Beban adalah biaya yang telah digunakan untuk memperoleh pendapatan. Semua beban adalah biaya tapi tidak semua biaya adalah beban. Klasifikasi biaya sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Konsep klasifikasi biaya adalah penggunaan biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda.
Contoh biaya: pembelian bahan baku secara tunai. Akibat kejadian ini: kas berkurang, tetapi persediaan bahan baku meningkat (total aktiva bersih tetap). Dalam hal ini belum ada beban yang terjadi.
Contoh beban: Ketika bahan baku yang dibeli tersebut dipakai untuk memproduksi barang jadi dan barang jadi tersebut sudah laku, maka biaya dari bahan baku dicatat sebagai beban dalam laporan laba rugi (yaitu sebagai komponen dalam harga pokok penjualan).
Obyek Biaya
Suatu obyek biaya atau tujuan biaya didefinisikan sebagai suatu item atau aktivitas dimana biaya akan diakumulasikan dan dihitung. Berikut merupakan item-item dan aktivitas- aktivitas yang dapat menjadi obyek biaya: produk, batch dari unit-unit sejenis, pesanan pelanggan, lini produk, proses, departemen atau divisi, kontrak atau proyek. Setelah obyek biaya ditentukan, maka pengukuran akan besarnya biaya akan ditentukan oleh kemampuan untuk menelusuri biaya-biaya tersebut. Berdasarkan kemampuan untuk menelusuri biaya terhadap obyek biaya, maka biaya dibedakan menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya Langsung
Biaya langsung dari obyek biaya ini dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut secara langsung dan layak secara ekonomi (efisien dan efektif). Biaya langsung pada perusahaan manufaktur dibagi menjadi dua yaitu:
1. Biaya bahan baku.
Menurut Xxxxxxxxxx dan Xxxxxxxx (2016) biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis. Contoh: kain adalah bahan baku pada sebuah baju (baju adalah obyeknya), dan botol plastik adalah bahan baku pada produk air mineral (air mineral adalah obyeknya).
2. Biaya tenaga kerja langsung.
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (karyawan) yang terlibat secara langsung dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung meliputi kompensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Contoh: tukang jahit pada pabrik garmen, tukang kayu pada pabrik furnitur, koki dalam sebuah restoran. Dalam hal ini, yang diukur adalah gaji atau upah mereka.
Biaya Tidak Langsung
Menurut Xxxxxx et al. (2015) biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) adalah seluruh biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya namun tidak dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Contoh biaya overhead pabrik antara lain:
1. Biaya tenaga kerja tidak langsung (contoh: upah mandor, upah satpam pabrik, petugas kebersihan pabrik, dan gaji manajer pabrik).
2. Beban reparasi dan pemeliharaan mesin pabrik.
3. Beban pemeliharaan gedung pabrik.
4. Beban penyusutan aktiva tetap pabrik.
5. Beban asuransi pabrik.
6. Beban utilitas pabrik.
Total Biaya Operasi (Total Operating Cost)
Dalam perusahaan manufaktur, biaya yang terkait dengan sebuah produk dapat dibagi menjadi dua elemen: (1) Biaya produk atau total biaya manufaktur (product cost/total manufacturing cost) dan (2) Beban komersial atau total beban operasi (commercial expense/
total operating expense/period cost). Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) biaya yang berhubungan langsung dengan transfer barang ke lokasi pembeli dan pengubahan barang tersebut ke kondisi yang siap dijual disebut biaya produk atau total biaya manufaktur. Biaya produk terdiri dari tiga jenis biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Disamping itu, ada dua istilah lagi yang terkait dengan biaya produk yaitu biaya utama dan biaya konversi, dimana:
Biaya utama = Biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung
Baya konversi = Biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik
Menurut Xxxxxxx dan Lesmana (2020) biaya produksi merupakan salah satu biaya terbesar yang harus dikorbankan oleh perusahaan. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.
BAB IV
LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) harga pokok produksi adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan. Semua biaya ini adalah biaya persediaan. Biaya persediaan yaitu semua biaya produk yang dianggap sebagai aktiva dalam neraca ketika terjadi dan selanjutnya menjadi harga pokok penjualan ketika produk itu dijual. Menurut Satriani dan Kusuma (2020) unsur- unsur yang terdapat dalam harga pokok produksi yaitu biaya pabrikasi yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan persediaan barang dalam proses baik persediaan barang dalam proses awal maupun persediaan barang dalam proses akhir.
Menurut Xxxxx et al. (2014) perusahaan jasa menentukan harga pokok penjualan, dengan cara:
Bahan baku yang digunakan:
Persediaan bahan baku awal xx
Pembelian bahan baku bersih xx
Bahan baku yang tersedia untuk digunakan xx
Dikurangi: bahan baku akhir (xx)
Bahan baku yang digunakan xx
Gaji tenaga kerja langsung xx
Overhead pabrik:
Bahan pelengkap xx
Gaji mandor pabrik dan satpam pabrik xx
Beban penyusutan peralatan dan gedung pabrik xx
Pemakaian energi pabrik xx
Asuransi gedung dan peralatan pabrik xx
Beban overhead pabrik lain-lain xx
Total overhead pabrik xx
Total biaya manufaktur xx
Barang dalam proses awal xx
Barang dalam proses akhir (xx)
Harga pokok produksi xx
Barang jadi awal xx
Barang jadi akhir (xx)
Harga pokok penjualan xx
Berikut ini format laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur.
PT PKM
Laporan Harga Pokok Penjualan
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2021 Bahan baku yang digunakan:
Persediaan bahan baku awal Rp 100.000.000 Pembelian bahan baku bersih 400.000.000 + Bahan baku yang tersedia untuk digunakan 500.000.000
Dikurangi: bahan baku akhir (450.000.000)
Bahan baku yang digunakanβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ 50.000.000
Gaji tenaga kerja langsung⦠150.000.000
Overhead pabrik:
1. Bahan pelengkap | 30.000.000 | |
2. Gaji mandor pabrik dan satpam pabrik | 70.000.000 | |
3. Beban penyusutan peralatan dan gedung pabrik | 60.000.000 | |
4. Pemakaian energi pabrik | 50.000.000 | |
5. Asuransi gedung dan peralatan pabrik | 17.000.000 | |
6. Beban overhead pabrik lain-lain | 3.000.000 | |
Total overhead pabrik | 230.000.000 + | |
Total biaya manufakturβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ | 430.000.000 | |
Ditambah: Persediaan barang dalam proses awal..β¦.β¦β¦β¦β¦β¦. | 200.000.000 |
Dikurangi: Persediaan barang dalam proses akhirβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. (500.000.000) Harga pokok produksi 130.000.000
Ditambah: Persediaan barang jadi awal 200.000.000
Dikurangi: Persediaan barang jadi akhirβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. (230.000.000) Harga pokok penjualan Rp 100.000.000
BAB V
LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN DAGANG DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Konsep Dasar
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) kegiatan perusahaan pdagang tidak sama dengan perusahaan manufaktur. Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk dasarnya atau menambah manfaat dari barang tersebut. Kegiatan utama perusahaan manufaktur adalah membeli bahan serta komponen dan mengubahnya menjadi berbagai barang jadi. Oleh karena itu proses akuntansi antara kedua jenis perusahaan tersebut juga berbeda.
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) akuntansi perusahaan manufaktur dan akuntansi perusahaan dagang berbeda dalam jenis-jenis rekening yang disajikan dalam laporan keuangan (yaitu laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi). Di samping itu dalam perusahaan manufaktur harus dibuat laporan biaya produksi. Perbedaan tersebut diuraikan sebagai berikut:
c) Perbedaan dalam neraca.
Di dalam laporan posisi keuangan perusahaan dagang hanya terdapat satu rekening persediaan yaitu persediaan barang dagang. Di dalam laporan posisi keuangan perusahaan manufaktur rekening persediaan meliputi:
(5) Persediaan bahan baku yaitu semua bahan yang membentuk keseluruhan integral dari barang jadi dan dimasukkan dalam perhitungan biaya produk.
(6) Persediaan bahan penolong yaitu semua bahan yang membantu penyelesaian suatu produk (perlengkapan pabrik).
(7) Persediaan barang dalam proses yaitu barang-barang yang baru sebagian diselesaikan tetapi belum sepenuhnya selesai.
(8) Persediaan barang jadi yaitu barang yang sepenuhnya telah selesai diproduksi tetapi belum terjual.
d) Perbedaan dalam laporan laba rugi.
Perbedaan laporan laba rugi antara perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur terletak pada perhitungan harga pokok penjualan. Di dalam laporan laba rugi perusahaan dagang: βBarang Tersedia Dijualβ diperoleh dengan menjumlahkan βPersediaan Awal Barang Daganganβ dan βPembelian Bersihβ. Di dalam laporan laba rugi perusahaan
manufaktur: βBarang Tersedia Dijualβ diperoleh dengan menjumlahkan βPersediaan Awal Barang Jadiβ dan βHarga Pokok Produksiβ.
Dalam laporan laba rugi perusahaan manufaktur, harga pokok penjualan ditampilkan sebagai suatu angka. Meskipun praktik ini diikuti untuk laporan yang dipublikasikan, diperlukan juga tambahan informasi untuk kebutuhan internal perusahaan. Dengan demikian, laporan pendukung untuk harga pokok penjualan perlu dibuat.
Berikut adalah contoh laporan laba rugi perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur.
PT PKM
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2021
Pendapatan | Rp 500.000.000 | |
Dikurangi harga pokok penjualan | (100.000.000) | |
Laba kotor | 400.000.000 | |
Dikurangi beban operasional: | ||
Beban pemasaran | 150.000.000 | |
Beban administrasi | 50.000.000 + | |
Total beban operasional | (200.000.000) | |
Laba operasi 200.000.000 Dikurangi pajak penghasilan 25% Β Β (50.000.000) Laba bersih Rp 150.000.000 |
Pendapatan
Pendapatan atau penjualan adalah arus masuk aktiva (biasanya kas atau piutang usaha) yang ditimbulkan dari penjualan barang jadi. Berbeda dengan perusahaan dagang yang hanya mempunyai satu jenis persediaan, yaitu: persediaan barang dagang, maka perusahaan manufaktur mempunyai tiga jenis persediaan yaitu: (1) Persediaan bahan baku, (2) Persediaan barang dalam proses, dan (3) Persediaan barang jadi. Yang dijual oleh perusahaan manufaktur adalah barang jadi. Pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi adalah pendapatan bersih, yang dihitung dengan cara:
Pendapatan bersih =
Total seluruh pendapatan dari penjualan - diskon penjualan* - retur penjualan**
* Diskon penjualan adalah potongan yang diberikan kepada pelanggan yang membeli secara
kredit karena pelanggan tersebut melunasi dalam periode diskon yang disetujui. Contoh: syarat kredit 0/00, x/00 xxxx xxxxxxxxx xxxxxx mendapat potongan 1% jika melunasi piutangnya dalam periode 10 hari pertama sejak penjualan terjadi.
** Retur penjualan adalah arus masuk aktiva (kas atau barang jadi) yang berasal dari pelanggan karena barang yang diterima tidak sesuai dengan yang dipesan.
Harga Pokok Penjualan
Setelah satu periode operasi selesai, maka perusahaan manufaktur akan menghitung besarnya harga pokok (atau modal) atas barang jadi yang telah laku dijual pada periode tersebut. Manfaatnya adalah agar dapat menentukan besarnya laba kotor yang diperoleh dalam periode tersebut. Terdapat perbedaan cara menghitung harga pokok penjualan antara perusahaan dagang dengan perusahaan manufaktur. Harga pokok penjualan perusahaan manufaktur dihitung dengan cara:
Persediaan awal barang jadi (+) harga pokok produksi (-) persediaan akhir barang jadi
Sedangkan harga pokok penjualan perusahaan dagang dihitung dengan cara:
Persediaan barang dagang awal (+) pembelian barang dagang bersih (β) persediaan barang dagang akhir
Laba Kotor
Laba kotor adalah laba yang diperoleh dari pendapatan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan.
Beban Operasional
Biaya yang terjadi di bagian pemasaran dan bagian administrasi termasuk ke dalam biaya periode atau beban komersial atau total beban operasi yaitu biaya-biaya yang terkait secara tidak langsung dengan akuisisi atau produksi barang.
Beban Pemasaran
Beban pemasaran adalah arus keluar aktiva (biasanya kas) yang berhubungan dengan kegiatan untuk menjual dan memasarkan barang jadi. Contoh: membayar gaji pegawai toko, sewa toko, asuransi toko, iklan, bahan bakar kendaraan distribusi, beban penyusutan kendaraan distribusi maupun toko, dan lain sebagainya.
Beban Administrasi
Beban administrasi adalah arus keluar aktiva (biasanya kas) yang berhubungan dengan kegiatan administrasi yang terdapat di kantor pusat. Contoh: biaya riset dan pengembangan, gaji bagian personalia, gaji bagian akuntansi, gaji direktur dan pegawai kantor pusat lainnya, beban asuransi, beban penyusutan gedung kantor pusat, dan lain sebagainya.
Laba Operasi
Laba operasi adalah laba yang berasal dari laba kotor dikurangi dengan beban operasi.
Laba Bersih
Laba bersih adalah laba yang diperoleh dari laba operasi dikurangi dengan beban pajak penghasilan yang harus ditanggung perusahaan. Besarnya tarif pajak penghasilan perusahaan adalah sesuai dengan aturan perundangan-undangan yang berlaku di negara tersebut.
BAB VI SOAL LATIHAN
Soal Latihan | |
Data PT PKM selama tahun 2021 (dalam Rupiah): | |
Penjualan | 900.000.000 |
Persediaan barang dalam proses, 31 Desember | 70.000.000 |
Persediaan barang dalam proses, 1 Januari | 160.000.000 |
Pembelian bahan baku | 97.000.000 |
Xxxxxxxxxx xxxxx xxxx, 00 Desember | 11.000.000 |
Persediaan bahan baku, 1 Januari | 14.000.000 |
Tenaga kerja langsung | 75.000.000 |
Beban asuransi pabrik | 15.000.000 |
Beban penyusutan pabrik | 10.000.000 |
Persediaan barang jadi, 31 Desember | 60.000.000 |
Persediaan barang jadi, 1 Januari | 80.000.000 |
Pemakaian bahan penolong | 14.000.000 |
Tenaga kerja tidak langsung | 20.000.000 |
Beban overhead pabrik lain-lain | 6.000.000 |
Diminta: |
Susunlah laporan harga pokok penjualan PT PKM tahun 2021!
Jawaban Latihan
PT PKM
Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2021
Persediaan bahan baku awal | 14.000.000 | |
Pembelian bersih | 97.000.000 | |
Bahan baku yang tersedia untuk dipakai | 111.000.000 | |
Persediaan bahan baku akhir | (11.000.000) | |
Pemakaian bahan baku | 100.000.000 | |
Tenaga kerja langsung | 75.000.000 |
Beban overhead pabrik: | ||
Tenaga kerja tidak langsung | 20.000.000 | |
Beban asuransi pabrik | 15.000.000 | |
Pemakaian bahan penolong | 14.000.000 | |
Beban penyusutan pabrik | 10.000.000 | |
Beban overhead pabrik lain-lain | 6.000.000 | |
Total beban overhead pabrik | 65.000.000 | |
Total biaya manufaktur | 240.000.000 | |
Persediaan barang dalam proses awal | 160.000.000 | |
Persediaan barang dalam proses akhir | (70.000.000) | |
Harga pokok produksi | 330.000.000 | |
Persediaan barang jadi awal | 80.000.000 | |
Persediaan barang jadi akhir | (60.000.000) | |
Harga pokok penjualan | 350.000.000 |
DAFTAR PUSTAKA
Xxxxxx, X. X., Xxxxx, X. X., & Xxxx, S. T. (2015). Cost Accounting. An Asia Edition.
Singapore: Cengage Learning Asia Pte Ltd.
Xxxx, X. X., & Xxxxxxxxx, S. B. (2015). Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Bogor: In Media. Xxxx, S. P., Xxxxxxxx, E. S., & Xxxxxxx, M. (2017). Pengantar Akuntansi. Sekilas Pandang
Perbandingan dengan SAK yang mengadopsi IFRS, SAK ETAP, dan SAK EMKM. Edisi Pertama. Bogor: In Media.
Xxxxx, X. X., Xxxxxxxx, X. X., & Xxxxx, M. W. (2014). Fundamental of Cost Accounting.
Fourth Edition. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.
Xxxxxxxx, X., & Xxxxxx, V. V. (2020). Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan Harga Pokok Penjualan Terhadap Laba Penjualan. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi, 4(2), 438-453.
Xxxxxxx, & Xxxxxxx, X. (2020). Analisis Harga Pokok Penjualan dan Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada PT Gajah Tunggal Tbk Tahun 2015-2018). Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 6(2), 134-145.
Xxxxxxxxxx, X. X., & Xxxxxxxx, M. R. (2016). Principles of Cost Accounting. Seventeenth Edition. Boston: Cengage Learning.
Xxxxxxxx, X. X., Xxxxxx, P. D., & Xxxxx, D. E. (2016). Accounting Principles. Twelfth Edition. United States of Amerika: Xxxx Xxxxx and Sons, Inc.
XXXXXXXX 0
Xxxx-Xxxx Xxxxxxxx
LAMPIRAN 3
Luaran Wajib
PENTINGNYA MENGETAHUI PERBEDAAN HARGA POKOK PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG DAN MANUFAKTUR
Xxxxx Xxxxx Xxxx0 dan Jocevine Angela2
1Jurusan Akuntansi, Universitas Tarumanagara Email: xxxxxx@xx.xxxxx.xx.xx
2 Jurusan Akuntansi, Universitas Tarumanagara Email: Xxxxxxxx000@xxxxx.xxx
ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan adalah para siswa siswi belum memahami secara mendalam topik mengenai penentuan harga pokok penjualan padahal untuk perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, penentuan harga pokok penjualan sangatlah penting. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara menawarkan solusi dengan memberikan pelatihan mengenai penentuan cost of goods sold di perusahaan dagang, penentuan biaya produk, penentuan total biaya manufaktur, penentuan cost of goods manfactured, dan penentuan cost of goods sold di perusahaan manufaktur. Target pelatihan ini adalah agar siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dapat memahami penentuan cost of goods sold di perusahaan dagang dan manufaktur. Pertama-tama dilakukan survei terlebih dahulu dan berdasarkan survei, mitra meminta agar dapat dibahas materi mengenai penentuan cost of goods sold di perusahaan dagang dan manufaktur. Topik kali ini ialah kelanjutan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebelumnya. Siswa siswi sudah pernah mendapatkan topik yang berbeda dari pelatihan sebelumnya. Selanjutnya dosen mempersiapkan materi berupa teori maupun contoh soal yang akan diberikan kepada para siswa siswi. Pelatihan ke siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dilakukan secara online dikarenakan masih ada kendala pandemi virus corona (Covid-19). Diharapkan dengan adanya pelatihan ini siswa siswi dapat memahami bagaimana menentukan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur. Kegiatan diakhiri dengan membuat artikel SENAPENMAS sebagai luaran wajib, artikel di media PINTAR sebagai luaran tambahan, poster, laporan akhir, dan laporan keuangan atas kegiatan yang telah dilakukan.
Kata kunci: Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan, Harga Pokok Penjualan
ABSTRACT
The problem faced by partners, namely the Dharma Pembangunan Scholarship Institute, is that students do not have a deep understanding of topics regarding cost of goods sold, even for trading companies and manufacturing companies, and determine important cost of goods sold. Lecturers of the Faculty of Economics and Business, Tarumanagara University offer a solution by providing training on the cost of goods sold in trading companies, when to cost products, total manufacturing costs, manufacturing production costs, and making the cost of goods sold in manufacturing companies. The target of this training is for the students of the Dharma Pembangunan Scholarship Institute to understand the cost of goods sold in trading and manufacturing companies. First, a survey was conducted and based on the survey, in order to discuss the material on the cost of goods sold in trading and manufacturing companies. The topic this time is a continuation of previous community service activities. Students have received different topics from the previous training. Furthermore, the lecturer prepares material in the form of theories and examples of what will be given to students. Training for students of the Dharma Pembangunan Scholarship Institute was carried out online because there were still obstacles to the corona virus pandemic (Covid-19). It is hoped that with this training students can understand how to determine the cost of goods sold in a manufacturing company. The activity ended with making SENAPENMAS articles as mandatory outputs, articles in the PINTAR media as additional outputs, posters, final reports, and financial reports on activities that had been carried out.
Keywords: Dharma Pembangunan Scholarship Institute, Cost of Goods Sold
PENDAHULUAN
Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan (LBDP) ialah yayasan yang bergerak dalam beasiswa pendidikan bagi siswa siswi yang kurang mampu dan berprestasi secara akademik, beragama Buddha. LBDP yang berlokasi di Jl. Sawah Lio 2 Gang 5 Xx. 00x, XX 00, XX 0, Xxxxxxx Xxxxx hanya dikhususkan untuk siswa siswi Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K) atau sederajat. Mayoritas siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K) atau sederajat di SMA Xxx Xxxxx dan SMA Dhammasavana.
LBDP memberikan beasiswa kepada para siswa siswi yang berasal dari daerah di luar Jakarta. Beasiswa ini bersifat regenerasi, dalam arti siswa siswi yang telah menyelesaikan studi di SMA/K atau sederajat tidak akan mendapatkan beasiswa lagi dan apabila siswa siswi tidak mendapatkan pekerjaan di Jakarta, maka siswa siswi diharapkan pulang dan membangun kampung halamannya. Siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dapat melanjutkan kuliah di universitas swasta atau negeri namun dengan mencari beasiswa sendiri atau dapat juga meminta bantuan kepada pihak Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan.
Berikut adalah beberapa prestasi yang telah dicapai oleh siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan.
Foto di atas menunjukkan siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan yang bersekolah di SMA Xxx Xxxxx. Ketiga siswa siswi tersebut mendapat beasiswa bebas Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Beasiswa tersebut diperoleh berdasarkan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa siswi.
Foto di atas menunjukkan foto wisuda salah satu alumni dan pengurus aktif di Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan yang berhasil menyelesaikan studinya pada tahun 2019 di universitas terkemuka di Depok.
Para siswa siswi yang sudah menyelesaikan studinya juga tidak melupakan Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan yang sudah memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi. Salah satu cara yang biasanya dilakukan adalah memberikan pelatihan atau tutorial atau les secara gratis kepada adik-adik yang masih bersekolah yang memperoleh beasiswa dari Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan.
Sebelumnya siswa siswi sudah pernah mendapatkan topik yang berbeda dari pelatihan sebelumnya, dan topik kali ini merupakan follow up untuk aktivitas pengabdian kepada masyarakat selanjutnya. Setelah dilakukan survei ke Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan, maka diketahui bahwa siswa siswi belum memahami secara mendalam topik mengenai penentuan cost of goods sold padahal penentuan harga pokok penjualan sangatlah penting untuk perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Perusahaan dagang ialah perusahaan yang melakukan pembelian dan kemudian melakukan penjualan produk berwujud tanpa mengubah bentuk dasar atau aslinya. Biasanya perusahaan ini menjual produknya secara eceran. Contoh: supermarket, toko buku dan alat tulis, toko grosir, department store, dan lain sebagainya. Perusahaan manufaktur idalah perusahaan yang membeli bahan baku dan komponennya, lalu mengubah bahan mentah menjadi bermacam produk jadi yang siap dijual. Contoh: perusahaan otomotif yang membuat kendaraan, perusahaan tekstil yang membuat pakaian, perusahaan pengolah makanan, dan lain sebagainya.
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) kegiatan perusahaan dagang tidak sama dengan perusahaan manufaktur. Kegiatan utama perusahaan dagang yaitu melakukan pembelian barang lalu menjualnya kembali dengan tidak mengubah bentuk dasarnya ataupun menambah manfaat dari barang tersebut. Kegiatan utama perusahaan manufaktur yaitu melakukan pembelian bahan dan komponen, lalu berikutnya mengubah bahan mentah menjadi barang jadi.
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) jenis rekening yang akan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi tidak sama. Perusahaan manufaktur juga wajib menyusun cost of production report. Perbedaan ada dua yaitu:
Pertama, perbedaan yang terletak pada perhitungan harga pokok penjualan. Pada perusahaan dagang, barang tersedia dijual diperoleh dengan cara menjumlahkan persediaan awal barang dagang dan pembelian bersih. Pada perusahaan manufaktur, barang tersedia dijual diperoleh dengan cara menjumlahkan persediaan awal barang jadi dan harga pokok produksi.
Perbedaan kedua terletak pada laporan posisi keuangan. Perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang, sedangkan perusahaan manufaktur memiliki persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan cost of goods sold di perusahaan manufaktur yaitu:
1. Penentuan cost of goods sold di perusahaan dagang.
Menurut Xxxx et al. (2017) ada dua sistem pencatatan persediaan. Pertama, sistem pencatatan perpetual yaitu sistem pencatatan dimana setiap kali terjadi transaksi pembelian dan penjualan barang dagang, maka perusahaan akan mencatat ke dalam akun persediaan barang dagang secara terus menerus. Perusahaan mencatat harga pokok persediaan barang dagang yang dibeli dan dijual secara rinci. Semua transaksi yang memengaruhi perkiraan persediaan barang dagang seperti retur dan potongan pembelian, diskon pembelian, dan ongkos angkut masuk akan dicatat langsung ke perkiraan persediaan barang dagang. Barang dagang yang masuk maupun yang keluar akan langsung dicatat oleh perusahaan ke dalam perkiraan persediaan barang dagang. Dengan demikian pada akhir periode dapat diketahui nilai persediaan barang dagang, yaitu dengan cara menjumlahkan semua perkiraan persediaan barang dagang. Perusahaan akan mencatat pendapatan serta menghitung dan mencatat harga pokok penjualan setiap kali terjadi transaksi penjualan.
Kedua, sistem pencatatan periodik yaitu sistem pencatatan dimana jika perusahaan melakukan pembelian barang dagang maka akan dicatat ke perkiraan pembelian dan jika perusahaan melakukan penjualan barang dagang maka akan dicatat ke perkiraan penjualan tanpa memengaruhi perkiraan persediaan barang dagang. Perusahaan tidak melakukan pencatatan harga pokok dari persediaan barang dagang secara rinci. Hal ini dikarenakan catatan mengenai persediaan tidak dibuat sepanjang periode. Perusahaan tidak mencatat pembelian, diskon pembelian, potongan dan retur pembelian, dan ongkos angkut masuk secara langsung ke perkiraan persediaan barang dagang namun perusahaan mencatat ke perkiraan tersendiri. Pendapatan akan dicatat setiap kali terjadi transaksi penjualan, tetapi perhitungan harga pokok penjualan baru akan dilakukan di akhir periode akuntansi. Nilai akhir persediaan barang dagang akan diketahui dengan cara melakukan perhitungan fisik terhadap jenis dan jumlah barang yang tersedia pada akhir periode akuntansi. Menurut Xxxxxxxx et al. (2016) cara perusahaan dagang menentukan cost of goods sold ialah: Persediaan finished goods awal xx
Pembelian kotor xx
Potongan dan retur pembelian (xx) Diskon pembelian (xx)
Pembelian bersih xx
Ongkos angkut masuk Β xx
Harga pokok pembelian xx
Persediaan yang tersedia untuk dijual xx
Persediaan finished goods akhir (xx)
Harga pokok penjualan xx
2. Penentuan biaya bahan mentah.
Menurut Xxxxxxxxxx dan Xxxxxxxx (2016) biaya bahan mentah merupakan biaya yang bisa ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis. Biaya bahan mentah merupakan biaya perolehan semua bahan yang pada akhirnya akan menjadi barang dalam proses dan barang jadi. Contohnya adalah kain adalah bahan baku pada sebuah baju dan karet pada sebuah sepatu.
3. Penentuan biaya upah langsung.
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) biaya upah langsung merupakan biaya yang dibayarkan ke karyawan atau tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam proses pengubahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari kompensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang bisa ditelusuri ke barang dalam proses dan barang jadi dengan cara yang ekonomis. Contohnya adalah koki dalam sebuah restoran, tukang jahit pada pabrik garmen, dan tukang kayu pada pabrik furnitur.
4. Penentuan biaya manufaktur pabrik atau biaya produksi tidak langsung.
Menurut Xxxxxx et al. (2015) biaya manufaktur pabrik merupakan seluruh biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya namun tidak bisa ditelusuri ke barang dalam proses dan barang jadi dengan cara yang ekonomis. Contohnya adalah biaya tenaga kerja tidak langsung (misal: upah satpam pabrik, petugas kebersihan pabrik, upah mandor, dan gaji manajer pabrik), biaya bahan baku penolong (misal: pelumas, bahan pembersih), dan beban- beban yang muncul di pabrik.
5. Penentuan total biaya manufaktur.
Menurut Xxxxxxx dan Lesmana (2020) salah satu biaya terbesar yang harus dikorbankan oleh perusahaan ialah biaya produksi atau biaya produk atau total biaya manufaktur. Biaya produk merupakan merupakan bagian dari persediaan dan biaya ini bisa dikaitkan dengan suatu produk. Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) total biaya manufaktur merupakan biaya yang terkait langsung dengan transfer barang ke lokasi pembeli dan pengubahan barang tersebut ke kondisi yang siap dijual.
6. Penentuan harga pokok produksi.
Menurut Xxxx dan Kristanto (2015) harga pokok produksi merupakan biaya barang yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan. Semua biaya harga pokok produksi adalah biaya persediaan dimana semua biaya produk yang dianggap sebagai aset dalam laporan posisi keuangan ketika terjadi maka selanjutnya akan menjadi harga pokok penjualan ketika produk tersebut dijual. Menurut Satriani dan Kusuma (2020) unsur-unsur yang ada di harga pokok produksi yaitu biaya pabrikasi yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan persediaan barang dalam proses baik persediaan barang dalam proses awal maupun persediaan barang dalam proses akhir.
7. Penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur.
Menurut Xxxxx et al. (2014) cara menentukan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur ialah:
Direct material yang digunakan:
Persediaan direct material awal xx
Pembelian direct material bersih | xx | |||
Direct material yang tersedia untuk digunakan | xx | |||
Persediaan direct material akhir | (xx) | |||
Direct material yang digunakan | xx | |||
Gaji upah langsung | xx | |||
Manufaktur pabrik: | ||||
Bahan pelengkap | xx | |||
Gaji mandor pabrik dan satpam pabrik | xx | |||
Beban penyusutan peralatan dan gedung pabrik | xx | |||
Pemakaian energi pabrik | xx | |||
Asuransi gedung dan peralatan pabrik | xx | |||
Beban overhead pabrik lain-lain | xx | |||
Total overhead pabrik | xx | |||
Total biaya manufaktur | xx | |||
Work in process awal | xx | |||
Work in process akhir | (xx) | |||
Harga pokok produksi | xx | |||
Finished goods awal | xx | |||
Finished goods akhir | (xx) | |||
Harga pokok penjualan | xx |
Permasalahan yang dihadapi antara lain ialah para siswa siswi belum memahami secara mendalam topik mengenai:
1. Penentuan cost of goods sold di perusahaan dagang.
2. Penentuan biaya bahan mentah.
3. Penentuan biaya upah langsung.
4. Penentuan biaya produksi tidak langsung.
5. Penentuan total biaya manufaktur.
6. Penentuan cost of goods manufactured.
7. Penentuan cost of goods sold di perusahaan manufaktur.
METODE PELAKSANAAN PKM
Berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara menawarkan solusi yaitu memberikan pelatihan mengenai bagaimana menentukan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, bagaimana menentukan biaya bahan mentah, bagaimana menentukan biaya upah langsung, bagaimana menentukan biaya produksi tidak langsung, bagaimana menentukan total biaya manufaktur, bagaimana menentukan cost of goods manufactured, dan bagaimana menentukan cost of goods sold di perusahaan manufaktur.
Tahapan metode yang digunakan adalah:
1. Pertama-tama akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai teori atau konsep yang berhubungan dengan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur.
2. Selanjutnya dosen akan memberikan contoh soal yang terkait dengan bagaimana menentukan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, bagaimana menentukan biaya bahan mentah, bagaimana menentukan biaya upah langsung, bagaimana menentukan biaya produksi tidak langsung, bagaimana menentukan total biaya manufaktur, bagaimana menentukan cost of goods manufactured, dan bagaimana menentukan cost of goods sold di perusahaan manufaktur.
Mitra akan menyediakan tempat pelatihan dan memberikan jadwal pelatihan untuk disesuaikan dengan jadwal dosen. Selain itu, mitra juga diminta untuk menentukan jumlah personil yang akan diberikan pelatihan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di akhir periode akuntansi, cara perusahaan dagang menentukan cost of goods sold adalah dengan menjumlahkan persediaan barang dagang awal dengan harga pokok pembelian (pembelian kotor ditambah ongkos angkut masuk lalu dikurangi diskon pembelian serta retur dan potongan pembelian) untuk mendapatkan persediaan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya persediaan yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan barang dagang akhir untuk mendapatkan harga pokok penjualan.
Tidak seperti perusahaan dagang, harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur ditentukan dengan cara menjumlahkan biaya bahan mentah, biaya upah langsung, dan biaya biaya produksi tidak langsung guna memperoleh total biaya manufaktur. Setelahnya total biaya manufaktur ditambah dengan barang dalam proses awal dan dikurangi dengan barang dalam proses akhir guna memperoleh harga pokok produksi. Terakhir harga pokok produksi ditambah dengan barang jadi awal dan dikurangi dengan barang jadi akhir guna memperoleh harga pokok penjualan.
Sebelum memberikan pelatihan, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas mengadakan sosialisasi terlebih dahulu ke Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2021. Setelah mengadakan sosialisasi, dosen menyusun materi yang akan diberikan kepada peserta pelatihan dan mempersiapkan semua perlengkapan yang akan diberikan saat pelatihan.
Pelatihan dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2021 dan pada tanggal 18 September 2021. Pada pelatihan hari pertama, yaitu hari Xxxxx xxxxxxx 00 Xxxxxxx 0000 xxxxx akan menerangkan teori atau konsep yang terkait dengan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Pelatihan kedua yaitu hari Sabtu tanggal 18 September 2021 dosen memberikan contoh soal bagaimana menentukan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, bagaimana menentukan biaya bahan mentah, bagaimana menentukan biaya upah langsung, bagaimana menentukan biaya produksi tidak langsung, bagaimana menentukan total biaya manufaktur, bagaimana menentukan cost of goods manufactured, dan bagaimana menentukan cost of goods sold di perusahaan manufaktur.
Sebagai upaya mendukung penekanan penyebaran virus, dosen tidak ke lokasi mitra namun memberikan pelatihan secara tatap muka kepada siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan. Sebagai bentuk tanggungjawab kepada mitra, dosen akhirnya memutuskan tetap memberikan pelatihan secara online melalui ZOOM. Berikut adalah dokumentasi yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan.
Hasil yang dicapai adalah siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dapat memahami topik mengenai bagaimana menentukan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, bagaimana menentukan biaya bahan mentah, bagaimana menentukan biaya upah langsung, bagaimana menentukan biaya produksi tidak langsung, bagaimana menentukan total biaya manufaktur, bagaimana menentukan cost of goods manufactured, dan bagaimana menentukan cost of goods sold di perusahaan manufaktur.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pelatihan ini bertujuan adalah agar siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan dapat memahami topik mengenai bagaimana menentukan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, bagaimana menentukan biaya bahan mentah, bagaimana menentukan biaya upah langsung, bagaimana menentukan biaya produksi tidak langsung, bagaimana menentukan total biaya manufaktur, bagaimana menentukan cost of goods manufactured, dan bagaimana menentukan cost of goods sold di perusahaan manufaktur.
Atas dasar hasil survei, diketahui bahwa siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan belum memahami secara mendalam topik mengenai penentuan cost of goods sold padahal penentuan cost of goods sold sangat penting bagi perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Situasi pandemi virus corona (Covid-19) mengakibatkan dosen tidak dapat datang ke lokasi mitra sehingga pelatihan diberikan secara online melalui ZOOM.
Berdasarkan hasil pembicaraan dengan kepala sekolah dan siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan, diharapkan pelatihan seperti ini diadakan kembali namun dengan topik yang berbeda, yang belum diperoleh dari sekolah agar bisa menambah wawasan mereka saat melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya.
UCAPAN TERIMA KASIH (ACKNOWLEDGEMENT)
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan pelatihan yang kami lakukan, yaitu: Rektor Universitas Tarumanagara, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara, Dekan dan segenap pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Tarumanagara, Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan, serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
REFERENSI
Xxxxxx, X. X., Xxxxx, X. X., & Xxxx, S. T. (2015). Cost Accounting. An Asia Edition.
Singapore: Cengage Learning Asia Pte Ltd.
Xxxx, S. P., Xxxxxxxx E. S., & Xxxxxxx, M. (2017). Pengantar Akuntansi. Sekilas Pandang Perbandingan dengan SAK yang mengadopsi IFRS, SAK ETAP, dan SAK EMKM. Edisi Pertama. Bogor: In Media.
Xxxx, X. X., & Xxxxxxxxx, S. B. (2015). Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Bogor, In Media. Xxxxx, X. X., Xxxxxxxx, X. X., & Xxxxx, M. W. (2014). Fundamental of Cost Accounting.
Fourth Edition. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.
Xxxxxxxx, X., & Xxxxxx, V. V. (2020). Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan Harga Pokok Penjualan Terhadap Laba Penjualan. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi, 4(2), 438-453.
Xxxxxxx, & Xxxxxxx, X. (2020). Analisis Harga Pokok Penjualan dan Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada PT Gajah Tunggal Tbk Tahun 2015-2018). Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 6(2), 134-145.
Xxxxxxxxxx, X. X., & Xxxxxxxx, M. R. (2016). Principles of Cost Accounting. Seventeenth Edition. Boston: Cengage Learning.
Xxxxxxxx, X. X., Xxxxxx, P. D., & Xxxxx, D. E. (2016). Accounting Principles. Twelfth Edition. United States of Amerika: Xxxx Xxxxx and Sons, Inc.
LAMPIRAN 4
Luaran Tambahan
PENTINGNYA MENGETAHUI PERBEDAAN HARGA POKOK PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG DAN MANUFAKTUR
* Xxxxx Xxxxx Xxxx
**Xxxxxxxx Xxxxxx (125190075)
Dalam dunia bisnis, bagaimana menentukan harga pokok penjualan sangatlah penting. Hal ini dikarenakan harga pokok penjualan dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan harga jual dari produk yang akan dipasarkan agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Penentuan harga pokok penjualan menjadi aspek penting dalam menyusun laporan laba rugi perusahaan, namun perhitungan harga pokok penjualan di perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur tentu tidak sama. Di perusahaan dagang, harga pokok penjualan ditentukan dengan cara menjumlahkan persediaan barang dagang awal dengan harga pokok pembelian (pembelian kotor ditambah ongkos angkut masuk lalu dikurangi diskon pembelian serta retur dan potongan pembelian) untuk mendapatkan persediaan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya persediaan yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan barang dagang akhir untuk mendapatkan harga pokok penjualan. Berbeda dengan perusahaan dagang, cara menentukan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur adalah dengan cara menjumlahkan biaya bahan mentah, biaya upah langsung, dan biaya biaya produksi tidak langsung guna memperoleh total biaya manufaktur. Total biaya manufaktur ini akan ditambah dengan barang dalam proses awal dan dikurangi dengan barang dalam proses akhir guna memperoleh harga pokok produksi. Selanjutnya harga pokok produksi ditambah dengan barang jadi awal untuk mendapatkan persediaan barang jadi yang siap untuk dijual. Langkah terakhir adalah persediaan barang jadi yang siap untuk dijual dikurangi dengan barang jadi akhir guna memperoleh harga pokok penjualan. Seorang pebisnis wajib mengetahui cara menghitung harga pokok penjualan agar tidak berdampak pada kerugian perusahaan.
Mengingat pentingnya penentuan harga pokok penjualan, maka pihak Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan merasa perlu untuk membekali siswa siswinya dengan pengetahuan mengenai bagaimana menentukan harga pokok penjualan yang tepat baik di perusahaan dagang maupun di perusahaan manufaktur. Pengetahuan ini diharapkan nantinya dapat membantu siswa siswi baik di tingkat perguruan tinggi maupun di lapangan kerja. Untuk itu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Tarumanagara diminta untuk memberikan pelatihan kepada siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan yang berlokasi di Xxxxx Xxx 0 Xxxxxxx Xxxxx.
Sebelum memberikan pelatihan, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas mengadakan sosialisasi terlebih dahulu ke mitra guna mengetahui sampai mana kesiapan siswa siswi memahami materi. Setelah mengadakan sosialisasi, dosen menyusun materi berupa modul yang akan diberikan sebelum pelatihan berlangsung guna dipahami terlebih dahulu oleh siswa siswi. Pelatihan dilakukan sebanyak dua kali melalui media Zoom dan dihadiri oleh 1 dosen, 1 mahasiswa, dan 00 xxxxx xxxxx seperti yang ditampilkan pada gambar 1.
Gambar 1. Foto Kegiatan PKM pada Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan
Pelatihan ini berjalan dengan baik dimana siswa siswi cukup antusias dalam mengikuti pelatihan, menanyakan materi yang masih belum dipahami, dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen. Dengan demikian, tujuan dari pembekalan ini telah tercapai yaitu siswa siswi dapat memahami perbedaan harga pokok penjualan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur.
*Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara
**Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara
No: 1274-Int-KLPPM/UNTAR/IX/2021
Xxxxx Xxxxx Xxxx
XXXXX TIM
Pentingnya Mengetahui Perbedaan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang dan Manufaktur
Juli - Desember 2021
SURAT TUGAS
Nomor : 993-R/UNTAR/PENUNJANG/I/2022
Rektor Universitas Tarumanagara, dengan ini menugaskan kepada saudara:
XXXXX XXXXX XXXX, S.E., X.Xx., Ak., CA.
Untuk melaksanakan kegiatan penunjang dengan data sebagai berikut:
Judul Kegiatan/Aktifitas : Pentingnya Mengetahui Perbedaan Harga Pokok Tingkat : Lokal
Peran : Ketua Tim
Periode/Tahun/Tanggal : Juli-Desember 2021 URL/Repository : -
Demikian Surat Tugas ini dibuat, untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan melaporkan hasil penugasan tersebut kepada Rektor Universitas Xxxxxxxxxxxx
00 Xxxxxxx 0000
Xxxxxx
Prof. Xx. Xx. XXXXXXXXX XXXXX XXXXXX
Print Security : 8142f90a19b4c554beccc9c8240521d1
Disclaimer: Surat ini dicetak dari Sistem Layanan Informasi Terpadu Universitas Tarumanagara dan dinyatakan sah secara hukum.