PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN REGULER PERIODE I TAHUN ANGGARAN 2022
PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN REGULER PERIODE I TAHUN ANGGARAN 2022
NOMOR : 0334-Int-KLPPM/UNTAR/III/2022
Pada hari ini Selasa tanggal 22 bulan Maret tahun 2022 yang bertanda tangan dibawah
ini:
1. Nama : Ir. Jap Tji Beng, MMSI., Ph.D.
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Alamat : Letjen S. Xxxxxx Xx.0, Xxxxxx, Xxxxxx Xxxxxxxxxx, Xxxxxxx Xxxxx, 11440 selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. Nama : Dr. I Xxxx Xxxputra, M.M. Jabatan : Dosen Tetap
Fakultas: Ekonomi dan Bisnis
Alamat : Jl. Tanjung Duren Utara No. 1, Jakarta Barat, 11470
Bertindak untuk diri sendiri dan atas nama anggota pelaksana penelitian: Nama : Xxxxxxxxxx, S.E., M.M.
Jabatan : Dosen Tetap
Serta atas nama asisten pelaksanaan penelitian:
1. Nama (NIM) : Xxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxx (115180331)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pasal 1
(1). Pihak Pertama menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan Penelitian atas nama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara dengan judul “Pengaruh, Financial Attitude, Financial Technology dan Peers Terhadap Financial Management Behavior dengan Parental Norms Sebagai Variabel Moderasi pada Youth Entrepreneur di Jakarta Barat”
(2). Biaya pelaksanaan penelitian sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas dibebankan kepada Pihak Pertama melalui anggaran Universitas Tarumanagara.
(3). Besaran biaya pelaksanaan yang diberikan kepada Pihak Kedua sebesar Rp.
13.000.000 (tiga belas juta rupiah), diberikan dalam 2 (dua) tahap masing-masing sebesar 50%.
(4). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap I akan diberikan setelah penandatanganan Perjanjian Pelaksanaan Penelitian.
(5). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap II akan diberikan setelah Pihak Kedua
melaksanakan penelitian, mengumpulkan:
a. Hard copy berupa laporan akhir sebanyak 5 (lima) eksemplar, logbook 1 (satu) eksemplar, laporan pertanggungjawaban keuangan sebanyak 1 (satu) eksemplar, luaran penelitian; dan
b. Softcopy laporan akhir, logbook, laporan pertanggungjawaban keuangan, dan luaran penelitian.
(6). Rincian biaya pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) terlampir dalam Lampiran Rencana Penggunaan Biaya dan Rekapitulasi Penggunaan Biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian ini.
(7). Penggunaan biaya penelitian oleh Pihak Kedua wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tidak melampaui batas biaya tiap pos anggaran yang telah ditetapkan; dan
b. Peralatan yang dibeli dengan anggaran biaya penelitian menjadi milik Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
(8). Daftar peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) di atas wajib diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah penelitian selesai.
Pasal 2
(1). Pelaksanaan kegiatan Penelitian akan dilakukan oleh Pihak Kedua sesuai dengan proposal yang telah disetujui dan mendapatkan pembiayaan dari Pihak Pertama.
(2). Pelaksanaan kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sejak Januari – Juni 2022.
Pasal 3
(1). Pihak Pertama mengadakan monitoring dan evaluasi (MONEV) terhadap pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Pihak Kedua.
(2). Pihak Kedua diwajibkan mengikuti kegiatan MONEV sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
(3). Pihak Kedua menyerahkan laporan kemajuan, logbook pelaksanaan penelitian serta wajib mengisi lembar MONEV dan draft artikel luaran wajib sebelum MONEV.
Pasal 4
(1). Pihak Kedua wajib mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran.
(2). Laporan Akhir disusun sesuai Panduan Penelitian ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(3). Logbook yang dikumpulkan memuat secara rinci tahapan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua dalam pelaksanaan Penelitian.
(4). Laporan Pertanggungjawaban yang dikumpulkan Pihak Kedua memuat secara rinci penggunaan biaya pelaksanaan Penelitian yang disertai dengan bukti-bukti.
(5). Batas waktu pengumpulan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran wajib berupa Artikel di Jurnal/Prosiding Nasional Terakreditasi/Internasional Bereputasi.
(6). Apabila Pihak Kedua tidak mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan Luaran sebagaimana disebutkan dalam ayat (5), maka Pihak Pertama akan memberikan sanksi.
(7). Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berupa proposal penelitian pada periode berikutnya tidak akan diproses untuk mendapatkan pendanaan pembiayaan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Pasal 5
(1). Dalam hal tertentu Pihak Kedua dapat meminta kepada Pihak Pertama untuk memperpanjang batas waktu sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (5) di atas dengan disertai alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2). Pihak Pertama berwenang memutuskan menerima atau menolak permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3). Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan 1 (satu) kali.
Pasal 6
(1). Pihak Pertama berhak mempublikasikan ringkasan laporan penelitian yang dibuat Pihak Kedua ke dalam salah satu jurnal ilmiah yang terbit di lingkungan Universitas Tarumanagara.
(2). Pihak Kedua memegang Hak Cipta dan mendapatkan Honorarium atas penerbitan ringkasan laporan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3). Pihak Kedua wajib membuat poster penelitian yang sudah/sedang dilaksanakan, untuk dipamerkan pada saat kegiatan Research Week tahun terkait.
(4). Pihak Kedua wajib membuat artikel penelitian yang sudah dilaksanakan untuk diikut sertakan dalam kegiatan International Conference yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
(5). Penggandaan dan publikasi dalam bentuk apapun atas hasil penelitian hanya dapat dilakukan oleh Pihak Kedua setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.
Pasal 7
(1). Apabila terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan penelitian ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah.
(2). Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diserahkan kepada Pimpinan Universitas Tarumanagara.
(3). Keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini bersifat final dan mengikat.
Demikian Perjanjian Pelaksanaan Penelitian ini dibuat dengan sebenar-benarnya pada hari, tanggal dan bulan tersebut diatas dalam rangkap 2 (dua), yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pihak Pertama
Pihak Kedua
Ir. Jap Tji Beng, MMSI., Ph.D. Dr. I Xxxx Xxxputra, M.M.
RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
Rencana Penggunaan Biaya | Jumlah |
Pelaksanaan Penelitian | Rp. 13.000.000,- |
REKAPITULASI RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
No. | Pos Anggaran | Tahap I | Tahap II | Jumlah |
1. | Pelaksanaan Penelitian | 6.500.000,- | 6.500.000,- | 13.000.000,- |
Jumlah | 6.500.000,- | 6.500.000,- | 13.000.000,- |
Jakarta, 22 Maret 2022 Peneliti,
(Dr. I Xxxx Xxxputra, M.M.)
LAPORAN PENELITIAN REGULER
YANG DIAJUKAN KE LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENGARUH, FINANCIAL ATTITUDE, FINANCIAL TECHNOLOGY DAN PEERS TERHADAP FINANCIAL MANAGEMENT BEHAVIOR DENGAN PARENTAL NORMS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA YOUTH ENTREPRENEUR DI JAKARTA BARAT
Disusun oleh:
Ketua Tim
I Xxxx Xxxputra, Dr., MM. (0315066201/10192042)
Anggota Peneliti
Xxxxxxxxxx, SE.,MM (0305078102/10108013)
Anggota Mahasiswa: Xxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxx (115180331)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
JUNI 2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
Periode I / Tahun 2022
1. Judul Penelitian : Pengaruh, Financial Attitude, Financial Technology dan Peers Terhadap Financial Management Behavior Dengan Parental Norms Sebagai Variabel Moderasi Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat
2. Ketua Xxx Xxxxusul
a. Nama dangelar : Dr. I Xxxx Xxxputra, MM.
b. NIDN/NIK : 0315066201/10192042
c. Jabatan/Gol. : Lektor
d. Program studi : Manajemen
e. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
f. Bidang keahlian : Manajemen Keuangan
g. Alamat kantor : Jln. Tanjung Duren Utara No. 1 Jakarta Barat
h. Nomor HP/Tlp 085320071999
3. Anggota Tim Penelitian
a. Jumlah Anggota : Dosen 1 orang
b. Nama Anggota : Xxxxxxxxxx, SE,MM.
c. Keahlian : Akuntansi, Keuangan
d. Jumlah Mahasiswa : 1 orang
e. Nama Mahasiswa I/NIM : Xxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxx /115180331
4. Lokasi Kegiatan Penelitian : Bursa Efek Indonesia
5. Luaran yang dihasilkan : Artikel Jurnal
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : Periode I (Januari – Juni 2022)
7. Biaya yang disetujui LPPM: Rp 13.000.000,-
Jakarta, 30 Juni 2022
Menyetujui,
Ketua LPPM Ketua Tim
Ir. Jap Tji Beng, MMSI., Ph.D. NIK: 10381047
Dr. I Xxxx Xxxputra, MM. NIK: 10192042
ii
RINGKASAN
Perilaku pengelolaan keuangan pada anak muda saat ini mendapatkan perhatian serius dari berbagai organisasi karena mereka tumbuh di tengah-tengah budaya hutang dengan kemudahan dalam penggunaan fasilitas keuangan. Permasalahan yang menunjukkan masih banyaknya kaum muda yang mengalami defisit keuangan di kota-kota besar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh financial attitude, financial technology, peers, terhadap financial management behavior dengan parental norms sebagai variabel moderasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian menggunakan metode survei. Adapun jumlah sampel 165 orang yang ditentukan berdasarkan teknik combined sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, dan analisis regresi moderasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan financial attitude terhadap financial management behavior, terdapat pengaruh positif signifikan financial Technology terhadap financial management, terdapat pengaruh positif signifikan peers terhadap financial management behavior Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat, Parental norms mampu memoderasi pengaruh financial attitude terhadap financialPada Youth Entrepreneur, Parental norms tidak mampu memoderasi pengaruh financial Technology terhadap financial management behavior, Parental norms tidak mampu memoderasi pengaruh peers terhadap financial management behavior Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat.
Kata Kunci: Financial Attitude, Financial technology, Peers, Parental Norms,Financial Management Behavior.
Summary
Financial management behavior in young people is currently getting serious attention from various organizations because they grew up in the midst of a debt culture with ease in using financial facilities. The problem shows that there are still many young people who experience financial deficits in big cities. This study aims to examine the effect of financial attitude, financial technology, peers, on financial management behavior with parental norms as a moderating variable. The type of research used is quantitative research. The research design used a survey method. The number of samples was 165 people who were determined based on the combined sampling technique. Data collection techniques using a questionnaire. The data analysis technique used descriptive statistical analysis, and moderated regression analysis. The results show that there is a significant positive influence of financial attitude on financial management behavior, there is a significant positive influence of financial technology on financial management, there is a significant positive influence of peers on financial management behavior in Youth Entrepreneurs in West Jakarta, Parental norms are able to moderate the influence of financial attitudes on finance. Entrepreneur, Parental norms are not able to moderate the influence of financial technology on financial management behavior, Parental norms are not able to moderate the influence of peers on financial management behavior in Youth Entrepreneurs in West Jakarta
Keywords: Financial Attitude, Financial technology, Peers, Parental Norms, Financial Management Behavior.
Keywords: Liquidity, Growth, Net Working Capital, Corporate Cash Holding
iii
PRAKATA
Dengan mengucapkan puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya kepada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Hibah Untar ini. Proposal Penelitian yang berjudul: “Pengaruh, Financial Attitude, Financial Technology dan Peers Terhadap Financial Management Behavior Dengan Parental Norms Sebagai Variabel Moderasi Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat” merupakan suatu penelitian yang penulis lakukan.
Selama penulis melaksanaa penelitian ini, penulis mendapat dukungan moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeraitas Tarumanegara.
2. Bapak Direktur Penelitian dan Pengandian Masyarakat Universitas Tarumanagara berserta staf pegawainya
3. Bapak Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, beserta seluruh stafnya, atas segala partisipasinya dalam penelitian ini.
4. Rekan-rekan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas tarumanagara, Seluruh Staf penunjang yang telah memberikan bantuan pelayanan yang memuaskan untuk kelancaran dan penyelesaian laporan ini diucapkan terimakasih.
5. Serta semua pihak yang telah membantu penulisan Laporan Penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan Laporan Penelitian ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca.
Jakarta, Juni 2022
I Xxxx Xxxputra
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR… iii
DAFTAR ISI… iv
DAFTAR TABEL vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Permasalahan 1
1. Latar Belakang 1
2. Identifikasi Masalah 6
3. Perumusan Masalah 6
B. Tujuan Khusus Penelitian 7
C. Urgensi Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Landasan Teori 9
1. Theory of Planned Behaviour 9
2. Financial Management Behavior 9
3. Financial Attitude 12
4. Financial Technology 16
5. Pengertian Peers 18
6. Parental Norms 21
B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 22
BAB III METODE PENELITIAN 30
v
A. Disain Penelitian 30
B. Populasi, Teknik Pemilihan Sampel 30
C. Teknik Analisis Data 19
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39
A. Hasil Penelitian 39
B. Pembahasan 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 57
E EA. KESIMPULAN 57
B. SARAN-SARAN 57
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Model Penelitian 16
TABEL 4.1 Rincian Rencana Biaya 39
TABEL 4.2 Jadwal Kegiatan 40
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Model penelitian 12
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1. Latar Belakang
Hidup di era modern dimana dunia yang lebih digerakkan secara finansial daripada digerakkan oleh perdagangan sebagai karakteristiknya, mengarah pada ketergantungan kualitas hidup pada kapasitas individu untuk mengelola urusan keuangan. Olehnya tingkat pengetahuan seseorang khususnya kaum muda terkait dengan urusan keuangan pasti akan membuat hidup lebih mudah ketika membuat keputusan keuangan sehari-hari. Dalam proses ini, literasi keuangan (financial Technology) dapat memainkan peran utama. Literasi Keuangan dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk membuat penilaian berdasarkan informasi dan untuk mengambil keputusan yang efektif mengenai penggunaan dan pengelolaan uang (Nicolini, 2019).
Literasi keuangan (financial Technology) menjadi penting untuk dimiliki oleh generasi milenial mengingat mereka tumbuh di tengahtengah budaya hutang yang diwadahi dengan gaya hidup yang mahal dan kemudahan memperoleh kredit. Para milenial seringkali memasuki dunia usaha sebagai wirausahawan muda (youth entrepreneur) tanpa memiliki tanggung jawab terhadap sumber dan pengelolaan keuangan mereka dengan cermat. Diketahui juga bahwa generasi muda jarang mempraktekan kemampuan dasar tentang keuangan, seperti budgeting, perencanaan tabungan harian atau perencanaan untuk kebutuhan jangka panjang dan lain sebagainya (Amanah, Iradianty, & Xxxxxxxxx, 2016).
Kaum generasi muda seringkali menjadi sasaran bagi para pemasar produk-produk ataupun jasa yang menggiurkan bagi kaum muda dikarenakan perilaku konsumtif generasi muda. Menurut Julian et al, (2015) perilaku konsumtif merupakan perilaku membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan melainkan hanya keinginan semata sedangkan generasi muda seperti mahasiswa dituntut untuk mengelola keuangan sendiri, sehingga harus dengan cermat dalam kegiatan konsumsi agar pemenuhan kebutuhan sehari-hari tidak mengarah ke hal yang konsumsif yang bersifat negatif yaitu pemenuhan kebutuhan dikarenakan keinginan dan bukan karena suatu kebutuhan (Astuti, 2014). Namun pada kenyataannya, seringkali juga para kaum muda membeli produk-produk
yang tidak dibutuhkan melainkan lebih memilih produk-produk yang mereka inginkan. Bahkan tidak jarang pula pemasar produk-produk keuangan menawarkan produknya kepada generasi ini. Hal ini disebabkan oleh sifat konsumerisme kaum muda yang mengundang para pemasar berbagai produk untuk menjadikan generami millenial sebagai target pasarnya.
Perilaku keuangan atau financial behavior yang baik tentu sudah menjadi hal yang harus diterapkan untuk menghindari sifat konsumerisme. Mengelola keuangan dengan cara yang cepat akan sangat penting dalam upaya untuk mencapai kesejahteraan. Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien merupakan suatu tindakan untuk mencapai tujuan keuangan di masa yang akan datang (Andani, 2018). Apabila terjadi kegagalan dalam mengelola keuangan, maka dapat memicu timbulnya masalah kesulitan yang akan dialami oleh generasi muda, bahkan dalam jangka panjangnya akan berdampak pada gagalnya untuk mencapai kesejahteraan.
Menurut Xxxxxxx (2018) salah satu penyebab konflik keluarga dan berujung pada perceraian ialah apabila terjadi kesulitan keuangan serta ketidakpuasan dengan status keuangan. Oleh sebab itulah, seseorang harus pandai dalam mengelola keuangan keluarganya agar tercapainya kepuasan (Dwiastanti & Hidayat 2016). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikaitkan, bahwa kepuasan yang dimaksud adalah kepuasan finansial karena hal tersebut berkaitan dengan mengelola keuangan, setiap individu yang mampu memenuhi serta mencapi tujuan dalam mengelola keuangan, itu berarti perilaku dalam pengelolaan keuangan sudah semakin baik.
Financial behavior ini menjelaskan bagaimana seseorang memperlakukan, mengelola, dan menggunakan sumber keuangan yang dimilikinya (Nababan & Sadalia, 2013). Seseorang yang memiliki financial behavior akan bertanggung jawab dengan keputusan yang dibuatnya terkait dengan keuangan serta cenderung efektif dalam menggunakan uangnya. Misalnya, menghemat pengeluaran, berinvestasi, membayar kewajiban dengan tepat waktu, dan sebagainya. Xxxx dapat mengaplikasikan financial behavior di dalam kehidupan sehari-hari, maka perlu didukung oleh pemahaman keuangan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi finanacial behavior, yaitu: financial knowledge dan financial attitude, financial teknologi, lingkungan dan lainnya (Xxxxxxx, 2014).
Financial attitude (sikap keuangan) menurut Xxxxxxx (2018) mendefinisikan sikap (attitude) sebagai kecenderungan secara psikologi yang dinyatakan dalam penilaian terhadap suatu entity yang teliti dengan derajat suka dan tidak suka. Oleh karena itu,
sikap keuangan dapat dipertimbangkan sebagai kecenderungan psikologi yang dinyatakan ketika mengevaluasi pengelolaan keuangan yang direkomendasikan dengan tingkat persetujuan dan ketidak setujuan (Xxxxx & Xxxxxxxx, 1998). Menurut Xxxxxxxxxx (1968), sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku terhadap suatu objek guna mempertahankan atau membuangnya, selain itu sikap juga merupakan keyakinan bahwa objek itu baik atau buruk. Sikap keuangan dapat dipengaruhi oleh kegiatan rutin dan bagaimana seseorang melihat tindakan keuangan tersebut dianggap baik atau buruk menurut sudut pandang pribadi maupun orang lain (Yap, Xxxxxxxxxx, Xxxxxxxxx, 2016). Tanpa adanya sikap finansial yang baik akan membuat kesulitan besar dalam mendapatkan keuntungan finansial di masa yang akan datang, terutama untuk hidup jangka pendek dan panjang (Yulianti & Silvy, 2013). Terdapat enam indikator pengukuran financial attitude yaitu obsesi, kekuatan, ketidakcukupan, usaha, keamanan dan penyimpanan (Xxxxxxxxx & Xxxxxxx, 2016).
Melihat perkembangan internet yang semakin pesat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat, teknologi dan sistem informasi terus melahirkan berbagai inovasi, khususnya teknologi finansial untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat termasuk akses layanan finansial dan pemrosesan transaksi (Rahma, 2018). Dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 teknologi finansial merupakan penggunaan teknologi sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan atau model bisnis baru serta berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, efesiensi, kelancaran, keamanan dan keandalan sistem pembayaran. Penyelenggara teknologi finansial yakni meliputi sistem pembayaran, pendukung pasar, manajemen investasi dan manajemen risiko, pinjaman, pembiayaan dan pembiayaan modal, dan jasa finansial lainnya. Otoritas Jasa keuangan (2016) juga menyatakan masyarakat Indonesia semakin konsumtif dan mulai meninggalkan kebiasaan menabung. Hal itu tercermin dari menurunnya Marginal Propensity to Save (MPS) dalam 3 tahun terakhir dan naiknya Marginal Prosperity to Consume (MPC). Generasi milenial dianggap sebagai generasi yang kreatif dan produktif. Namun disisi lain, mereka sangat konsumtif dipengaruhi oleh budaya digital dan internet. Karena melalui internet dapat dilakukan segala jenis transaksi mulai dari transportasi, membeli makanan, jalan-jalan hingga berbelanja pakaian dan kebutuhan sehari hari.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Xxxxxxx, Xxxxxxxxxx, Adinda, & Kautsar (2020) “Pengaruh Teknologi Keuangan, demografi, dan Literasi Keuangan Terhadap Perilaku
Pengelolaan Keuangan Usia Produktif di Surabaya” mengatakan bahwa Teknologi keuangan berpengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan usia produktif, demografi tidak berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan usia produktif, Literasi keuangan berpengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan usia produktif. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxxx Xxxxxx Xx (2015) “The Impact Of Using Financial Technology On Positive Financial Behaviors” menyatakan bahwa tidak semua teknologi keuangan yang digunakan saat ini bermanfaat bagi kesejahteraan keuangan pribadi.
Terdapat tiga indikator pengukuran financial technologi yaitu: adanya aplikasi yang berhubungan denganE-money, menggunakan M- Banking sebagai alat pembayaran, melakukan pinjaman Online (Chuen dan Xxxxx XXX, 2018)
Faktor berikut yang juga diduga mampu mempengaruhi financial management behavior adalah Peers. Xxxxx atau teman sebaya dapat diartikan sebagai kelompok individu yang memiliki kesamaan. Teman sebaya dapat memberikan berbagai informasi keuangan atau diskusi tentang keuangan, pengetahuan serta pemahaman bagaimana mengelola keuangan dengan baik. Penelitian terdahulu yang mengkaji mengenai teman sebaya terhadap pengelolaan keuangan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Wulandari & Xxxxx (2015), Xxxxxxxxxi & Ita (2020) mendapatkan hasil teman sebaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi mahasiwa. Chotimah & Xxxxxxxx (2015), teman sebaya secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi mahasiswa dan teman sebaya mempunyai pengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi mahasiswa. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Xxxxx et al (2013) menunjukkan hasil yang berbeda dimana norma subjektif tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap perilaku manajemen keuangan personal.
Terjadi beberapa perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh financial attitude, financial technologi dan peers, terhadap financial management behavior. Hal ini mengindikasikan, masih terdapat variabel lain yang memoderasi pengaruh financial attitude, financial technology, peers, terhadap financial management behavior. Faktor yang penting untuk dimunculkan sebagai variabel moderasi untuk memberikan arahan atas hasil yang tidak konsisten yaitu variabel parental norms.
Berdasarkan theory of planned behavior (Xxxxx, 2005) menyebutkan parental norms sebagai variabel yang memoderasi financial attitude, financial Technology, peers, dan financial self efficacy sebagai salah satu komponen subjective norm. Dasar lain pengambilan variabel ini juga mengacu pada pernyataan yang dijelaskan oleh Xxxxxxxx & Xxxxxxx (2014) yaitu keluarga merupakan faktor eksternal yang paling dominan, dimana keluarga khususnya orang tua mempunyaiperan penting dalam membimbing anak mengelola keuangannya. Sehingga variable parental norms dianggap layak untuk dijadikan sebagai variabel moderasi.
Peneliti berasumsi bahwa parental norms mampu memperkuat financial attitude, financial technologi, dan peers terhadap financial management behavior ketika seseorang melakukan pengelolaan keuangan sesuai dengan norma-norma orang tua (parental norms) yang telah diberikan. Hal tersebut dikarenakan parental norms memiliki seperangkat aturan-aturan yang menekankan pada sikap mengelola keuangan, pemahaman pengelolaan keuangan serta keyakinan dalam mengelola keuangan (Xxxxxxxxx et al, 2016). Sehingga, parental norms memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang perilaku keuangan anak agar lebih baik.
Xxxxxx (2004) juga menjelaskan bahwa peranan orang tua untukmeningkatkan sikap, ketrampilan, serta pemahaman keuangan anak sehingga mampu mengelola uang secara benar merupakan langkah yang tepat, karena orangtua yang terdidik dalam keuangan lebih mampu memberikan norma-norma keuangan secara baik sehingga anak akan memutuskan kesalahan terkait biaspengelolaan keuangan dan akan lebih bijak dalam memutuskan sesuatu dengan mempertimbangkan pengetahuan serta pemahaman yang telah diperoleh dari orang tuanya. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang pernah dilakukanoleh Xxxxxxxxxx et al ( 2016) yang menyatakan bahwa parental norms memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap financial management behavior.
Berdasarkan latar belakang di atas, dukungan teori, fenomena gap, dan research gap yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan Judul penelitian, “Pengaruh Financial Attitude, Financial Technology dan Peers Terhadap Financial Management Behavior Dengan Parental Norms Sebagai Variabel Moderasi Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Para kaum muda di Jakarta saat ini cenderung lebih pada kegiatan menghabiskan uang daripada melakukan pengelolaan keuangan dengan baik seperti menabung atau merencanakan investasi untuk masa depan (Susilowati et al, 2016).
2. Perilaku pengelolaan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu factor
financial Technology, financial socialization agent, dan parental norm.
3. Para kaum muda biasa mengelola keuangan secara intensif dan mandiri tanpa pengawasan penuh dari pihak lain (Selcuk, 2015). Sehingga dituntut memiliki sikap keuangan yang baik.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitianini adalah sebagai berikut :
1. Apakah financial attitude berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
2. Apakah financial Technology berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
3. Apakah peers berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
4. Apakah parental norms mampu memperkuat pengaruh financial attitude terhadap financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
5. Apakah parental norms mampu memperkuat pengaruh financial Technology terhadap financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
6. Apakah parental norms mampu memperkuat pengaruh peers terhadap financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
B. Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan dari penelitian disesuaikan berdasarkan rumusan masalah di atas :
a. Untuk menganalisis pengaruh financial attitude terhadap financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
b. Untuk menganalisis pengaruh financial Technology terhadap financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
c. Untuk menganalisis pengaruh peers terhadap financial management behavior
pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
d. Untuk menganalisis variabel parental norms mampu memperkuat pengaruh financial attitude terhadap financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
e. Untuk menganalisis variabel parental norms mampu memperkuat pengaruh financial Technology terhadap financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
f. Untuk menganalisis variabel parental norms mampu memperkuat pengaruh peers terhadap financial management behavior pada Youth Entrepreneur di Jakarta barat?
C. Urgensi Penelitian
Urgensi yang bisa dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris theory of planned behavior yang dikembangkan oleh Xxxxx (2005) menambah kajian dibidang pendidikan, serta dapat menambah wawasan pengetahuan pada bidang financial management behavior, financial attitude, Financial Technology, peers, dan parental norms.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dorongan atau motivasi bagi mahasiswa supaya memiliki perilaku keuangan yang baik dengan memiliki sikap keuangan yang baik,
meningkatkan literasi keuangan agarmampu mengelola keuangan secara mandiri dan bijak.
b. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas akademik berkaitan dengan keuangan, serta pemahaman mahasiswa terhadap pentingnya pengelolaan keuangan yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan berkelanjutan.
c. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi bagi orang tua agar orang tua dapat melakukan pengawasan serta memberikan arahan terhadap pengelolaan keuangan bagi putra-putrinya sejak dini agar orang tua mampu membentuk perilakukeuangan yang baik bagi seorang individu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Theory of Planned Behaviour
Theory of Planed Behavior (TPB) merupakan teori yang dikembangkan oleh Xxxx Xxxxx pada tahun 2005, teori ini merupakan pengembangan dari theory of reasoned and action (TRA). TRA menjabarkan terkait keputusan untuk melakukan perilaku tertentu yang merupakan hasil dari proses yang rasional. Beberapa penelitian perilaku dipertimbangkan, konsekuensi dan hasilnya dinilai, kemudian dibuat keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (intensi).
Hal ini menunjukkan bahwa intensi atau niat merupakan predikator utama dari perilaku atau tindakan yang akan dilakukan orang dalam situasi tertentu. Intensi dalam berperilaku dapat ditentukan oleh dua determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (aspek personal) dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang bersangkutan(norma subjektif).
Theory of reasoned and action kemudian diperluas menjadi Theory of Planned Behavior atau Xxxxx Xxxxxxxx Terencana dengan menambahkan determinan perilaku yang berupa perceived behavioral control. PBC merupakan persepsi terhadap tingkat kesulitan sebuah perilaku untuk dapat dilaksanakan.
Adapun komponen-komponen dalam Theory of Planned Behavior yang dijelaskan sebagai berikut:
Intensi atau Niat (Intention) Intensi atau niat mempengaruhi perilaku secara langsung serta merupakan indikasi seberapa kuat keyakinan seseorang untuk mencoba suatu perilaku dan seberapa besar usaha yang akan digunakan untuk melakukan sebuah perilaku.
Sikap (Attitude toward of behavior) diartikan sebagai penilaian positif maupun negatif atas sikapnya untuk dijadikan bagaimana seseorang tersebutharus berperilaku. Perasaan ini timbul dari adanya evaluasi individual atas keyakinan terhadap hasil yang didapatkan dari perilaku tertentu tersebut.
Norma subjektif (Subjective Norm) adalah pemikiran orang lain yang akan mendukung atau tidak mendukungnya dalam melakukan sesuatu. Norma subjektif lebih mengacu pada persepsi individu terhadap apakah individu tertentu atau kelompok tertentu setuju atau tidak setuju atas perilakunya, danmotivasi yang diberikan oleh mereka kepada individu untuk berperilaku tertentu. Orang-orang di sekitar yang direferensikan seperti orangtua, keluarga, pasangan, teman, rekan kerja, dan lain-lain.
Persepsi kontrol perilaku (Perceived behavior control) mengacu pada persepsi seseorang tentang kemudahan atau kesulitan dalam melakukan perilaku yang diminati.
Theory of Planned Behavior telah banyak diaplikasikan untuk memahami bagaimana individu berperilaku dan bagaimana cara menunjukkan reaksi. Lebihlanjut, Sommer (2011) mengatakan bahwa perilaku manusia bisa disebabkan oleh alasan- alasan/kemungkinan yang berbeda, hal ini berarti bahwa keyakinan seseorang tentang konsekuensi dari sikap/perilaku, keyakinan akan ekspektasi terhadap orang lain dan adanya faktor-faktor yang mungkin menghalangi perilaku tersebut. Apabila teori perilaku terencana ini digambarkan ke dalam sebuah bagan, maka akan tampak seperti gambar 2.1. di bawah ini.
Gambar 2.1. Teori Perilaku Terencana (Xxxxx, 2005)
Berdasarkan penjelasan diatas maka TPB digunakan sebagai grand theory dari variabel
dependen perilaku pengelolaan keuangan karena TPB merupakan teori yang dipakai untuk menilai suatu tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. TPB juga digunakan sebagai grand theory dari variabel independen sikap keuangan (Financial Attitude), Literasi Keuangan (Financial Technology), teman sebaya (Peers) dan norma-norma orang tua (parental norms). Komponen TPB yang sudah dijelaskan diatas terdapat komponen seperti Sikap (attitude) untuk mewakili variabel sikap keuangan (Financial Attitude), norma subjektif (subjective norm) untuk mewakili variabel teman sebaya (Peers), dan Norma-norma orang tua (Parental Norms). Serta persepsi kontrol perilaku untukmewakili financial Technology.
2. Financial Management Behavior
Financial management behavior adalah kemampuan seseorang dalammerencanakan, menganggarkan, mengelola, mengendalikan, mencari sertamenyimpan dana keuangan sehari-hari yang dimiliki (Kholilah & Iramani, 2013). Financial management behavior berkaitan dengan tanggung jawab keuangan seseorang terkait cara mengelola keuangan. Tanggung jawab dalamhal keuangan merupakan proses mengelola keuangan serta proses menguasai penggunaan aset keuangan maupun aset-aset yang lain dengan produktif.
Amanah et al (2016) mengartikan bahwa financial management behavior merupakan ilmu yang menjabarkan mengenai perilaku seseorang dalam mengatur keuangan mereka dari sudut pandang psikologi dan kebiasaan individu, serta mengenai pengambilan keputusan yang irasional terhadap keuangan mereka. Financial management behavior akan berpengaruh terhadap keadaan keuangan seseorang. Semakin baik kemampuan seseorang dalammelakukan pengelolaan keuangan maka tingkat kesejahteraan keuanganseseorang juga akan semakin tinggi, sebaliknya apabila seseorang tidak dapat melakukan pengelolaan keuangan dengan baik maka akan mengalamipermasalahan keuangan yang kompleks pada jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini juga dijelaskan oleh Xxxxxx et al (2009) bahwa perilakupengelolaan keuangan yang efektif harus meningkatkan kesejahteraan keuangandengan positif dan kegagalan untuk mengelola keuangan dapat menyebabkanmasalah jangka panjang yang serius, seperti kriminalitas dan konsekuensi sosial. Pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku pengelolaan keuangan atau financial management
behavior adalah tindakanseseorang dalam mengatur dan mengalokasikan keuangan secara efektif untuk memenuhi setiap kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga dapat dijabarkan sebagai perilaku atau kemampuan seseorang untuk berhati-hati dalam menggunakanuang yang dimiliki agar dapat digunakan secara tepat sesuai dengan tingkat pendapatan yang dimiliki.
Faktor yang Mempengaruhi Financial Management Behavior
Faktorr-faktor yang mempengaruhi financial management behavior sangatlah banyak seperti yang disampaikan oleh Xxxxxxxxxx et al (2016) antara lain:
1. Financial Technology yaitu pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan.
2. Financial Socialization Agents yaitu interaksi yang dilakukan individuuntuk
memperoleh informasi dan keterampilan terkait dengan pengelolaan keuangan.
3. Parental Norms yaitu norma-norma atau aturan yang diberikan orang tua terhadap anaknya sejak dini sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu.
Menurut Selcuk (2015) faktor-faktor perilaku pengelolaan keuangan atau financial management behavior meliputi :
1. Financial Technology (literasi keuangan) yaitu pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan.
2. Financial sosialization agents (agen sosialisasi keuangan) yaitu orang– orang yang melakukan interaksi untuk memperoleh keterampilan dan informasi mengenai keuangan.
3. Attitude toward money (sikap terhadap uang) yaitu sikap atau pendapat seseorang terhadap uang yang dimiliki.
Indikator Financial Management Behavior
Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda-beda yang akhirnya menyebabkan banyak timbulnya indikator-indikator yang mempengaruhi dimensi perilaku pengelolaan keuangan. Marsh (2006) menjelaskan perilaku pengelolaan keuangan dapat diukur menggunakan empat indikator sebagai berikut:
1. Perilaku mengorganisasi, yaitu perilaku mahasiswa dalam menentukan anggaran hingga mengelola anggaran keuangannya sesuai dengan kebutuhan.
2. Perilaku pengeluaran, yaitu kegiatan atau kebiasaan mahasiswa dalam mengeluarkan anggaran keuangannya untuk memenuhi setiap kebutuhannya.
3. Perilaku menabung, yaitu perilaku mahasiswa dalam menyisihkan sebagian uang yang dimiliki dan menyimpannya agar dapat digunakan ketika ada kebutuhan yang bersifat mendesak atau untuk memenuhi kebutuhan dimasa mendatang.
4. Perilaku pemborosan, yaitu perilaku mahasiswa dalam hal pengeluaran keuangan atau mengeluarkan uang untuk hal-hal yang seharusnya tidak dibutuhkan atau hanya bersifat kesenangan sesaat untuk memenuhi hasrat manusia akan sesuatu.
Xxxxxx et al (2009) juga berpendapat bahwa perilaku pengelolaan keuangan dapat diukur melalu empat indikator sebagai berikut: (1) Mengendalikan pengeluaran; (2) Membayar tagihan tepat waktu; (3) Membuat perencanaan untuk keuangan saya di masa depan; (4) Menyediakan untuk diri sendiri dan keluarga saya; dan (5) Menghemat uang. Indikator yang diungkapkan oleh Dew & Xxxx (2011) menjabarkan dimensi perilaku keuangan dapat diukur dengan menggunakan empat indikator antara lain: (1) Konsumsi; (2) Arus kas; (3) Tabungan dan investasi; (4) Manajemen utang.
Berdasarkan indikator-indikator diatas, untuk mengukur variabel perilaku pengelola keuangan dalam penelitian ini menggunakan indikator yang disampaikan oleh Marsh (2006) yaitu: perilaku mengorganisasi, perilaku pengeluaran, perilaku menabung, dan perilaku pemborosan. Pemilihan indikator ini disesuaikan dengan kondisi mahasiswa dan dianggap mampu memiliki peranan yang besar dalam perilaku pengelolaan keuangan.
3. Financial Attitude
Menurut Xxxxxxxx dan Xxxxx (2013), “Financial attitudes could be influenced by routine activities and how a person sees the financial acts are considered as good or bad by looking to his own or others’ perspectives; though, financial experience also giving contribution here. Therefore, without good financial attitudes, that would be big
difficulties in gaining financial profit for future since these two factors correlated to conquer short and long term lifegoals.” Yang berarti sikap keuangan dapat dipengaruhi oleh kegiatan seseorangdan bagaimana cara dia melihat tindakan keuangan yang dianggap baik maupunburuk dengan sudut pandang sendiri maupun orang lain, oleh karena itu tanpa adanya sikap finansial yang baik akan menjadi kesulitan dalam memperoleh keuntungan finansial di masa mendatang.
Xxxxxx (2018) menyatakan “Financial attitude is defined as a state of mind, opinion, and judgment about finance” Sikap keuangan dapat juga diartikan sebagai keadaan pikiran, pendapatan serta penilaian tentang keuangan.
Menurut Xxxxxxx dan Memarista (2015), financial attitude merupakan suatu persepsi terhadap pentingnya melakukan suatu kegiatan yang berhubungan terhadap keuangan.
“financial attitude can be considered as the psychological tendency expressed when evaluating recommended financial management practices withsome degree of agreement or disagreement” (Xxxx dan Xxxxxxx, 1998). Financialattitude dapat juga dianggap sebagai kecenderungan psikologis mengenai tingkat kesetujuan ataupun ketidak setujuan ketika mengevaluasi praktik manajemen keuangan.
Sikap keuangan membentuk cara seseorang dalam menghabiskan, menyimpan, menimbun, dan menggunakan uang. Financial attitude memiliki peran penting dalam menentukan perilaku keuangan seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa financial attitude merupakan keadaan pikiran, pendapat danpenilaian seseorang baik yang bersifat mendukung atau tidak mendukung terhadap keuangan pribadinya yang kemudian diaplikasikan ke dalam sikap.
Ciri-ciri Attitude
Sikap adalah sesuatu yang perlu juga untuk dipahami, maka dari itu perlu untuk mengentahui ciri-ciri dari sikap itu sendiri. Menurut Gerungan (2004) ciri-ciri sikap atau attitude adalah sebagai berikut:
1. Attitude tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, melainkan dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Dalam penelitian ini attitude dibentuk atau dipelajari dalam hubungan dengan keuangan (financial attitude).
2. Attitude itu dapat berubah-ubah, karena itu attitude dapat dipelajari orangatau sebaliknya, attitude-attitude itu dapat dipelajari, karena attitude dapat berubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat- syarat tertentu yang mempermudah berubahnya attitude.
3. Atittude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap objek. Dengan kata lain, attitude itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senatiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dirumuskan dengan jelas.
4. Objek attitude dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi attitude itu tidak hanya berkenaan dengan satu objek saja, tetapi juga berkenaan dengan sederetan objek-objek yang serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude dari pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
Indikator Financial Attitude
Attitude merupakan sebuah tindakan yang dapat dilihat secara nyata,namun tidak mudah untuk diketahui ataupun dijabarkan. Namun, terdapat beberapa indikator yang mampu menjelaskannya. Berdasarkan Xxxxxxx (2011), indikator financial attitude dijabarkan sebagai berikut:
1. Sikap terhadap perilaku keuangan sehari-hari, berkaitan dengan sikap positif seseorang dalam pemanfaatan uang yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sikap terhadap rencana penghematan, berkaitan dengan sikap positif dalam melakukan rencana penghematan seperti menyisihkan uang untuk menabung.
3. Sikap terhadap manajemen keuangan, berkaitan dengan sikap positif dalam melakukan pengelolaan keuangan seperti menjaga catatan keuangan,menulis tujuan keuangan yang membantu mereka menentukan prioritas dalam pengeluaran, menulis anggaran, dan lain-lain.
4. Sikap terhadap kemampuan keuangan masa depan, berkaitan dengan sikap positif seseorang untuk bertanggungjawab dalam pengelolaan keuangan demi mencapai kesejahteraan keuangannya sendiri.
Menurut Xxxx et al (2009) Indikator sikap keuangan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Melakukan pencatatan pendapatan dan pengeluaran
2. Menghabiskan uang dalam tabungan
3. Menyimpan uang setiap bulan untuk masa depan
4. Investasi jangka panjang
5. Membayar utang setiap bulan.
Berdasarkan indikator yang telah dijabarkan diatas, indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah indikator dari Xxxxxxx (2011) yang meliputi: (1) Sikap terhadap perilaku keuangan sehari-hari; (2) Sikap terhadap rencana penghematan; (3) Sikap terhadap manajemen keuangan; (4) Sikap terhadap kemampuan keuangan masa depan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini mampu mencerminkan sikap keuangan yang sesuai bagi mahasiswa.
4. Financial Technology
Menurut Peraturan Bank Indonesia (2017) No. 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial, teknologi finansial adalah penggunaan teknologi sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi dan model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, efisiensi, kelancaran, keamanan dan keandalan sistem pembayaran. Penyelenggara teknologi finansial meliputi sistem pembayaran, pendukung pasar, manajemen investasi dan manajemen risiko, pinjaman, pembiayaan dan penyedia modal, dan jasa finansial lainnya. Finansial Teknologi adalah teknologi keuangan yang mengacu pada solusi baru yang menunjukkan inovasi dalam pengembangan aplikasi, produk, atau model bisnis di industri jasa keuangan yang menggunakan teknologi (Chuen & Low, 2018). Indikator variabel ini bersumber dari Chuen & Low (2018) teknologi keuangan yang mengacu pada solusi baru yang menunjukkn inovasi dalam pengembangan aplikasi, produk, atau model bisnis diindustri jasa keuangan yang menggunakan teknologi.
Menurut Bank Indonesia (2017) teknologi finansial memiliki beberapa kriteria yang ada pada perusahaan penyelenggara antara lain sebagai berikut:
1. Bersifat inovatif
2. Dapat berdampak pada produk, layanan, teknologi, dan model bisnis financial
yang telah eksis
3. Dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
4. Dapat digunakan secara luas
Secara umum layanan keuangan berbasis digital yang saat ini telah berkembang di Indonesia dapat dibedakan kedalam beberapa kelompok, yaitu (Xxxxxxx, 2019):
• Payment Channel/System Merupakan layanan elektronik yang berfungsi menggantikan uang kartal dan uang giral sebagai alat pembayaran, antara lain alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan e-money.
• Digital Banking Merupakan layanan perbankan yang memanfaatkan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan para nasabah. Masyarakat di indonesia sudah cukup lama mengenal perbankan elekronik seperti ATM, internet banking, mobile banking, SMS banking, phone banking, dan vidio banking.
• P2P Lending Peer to peer (P2P) Lending adalah layanan keuangan yang memanfaatkan teknologi digital untuk mempertemukan antar pihak yang membutuhkan pinjaman dan pihak yang bersedia memberikan pinjaman. Layanan ini biasanya menggunakan website.
• Online/Digital Insurance Online/Digital Insurance adalah layanan asuransi bagi nasabah dengan memanfaatkan teknologi digital. Beberapa perusahaan asuransi, menerbitkan polis, dan menerima laporan klaim. Disamping itu, banyak pula perusahaan yang menawarkan jasa perbandingan premi (digital consultant) dan juga keagenan (digital marketer) asuransi melalui website atau mobile aplication.
• Crowd funding Crowd funding adalah kegiatan pengumpulan dana melalui website atau teknologi digital lainnya untuk tujuan investasi maupun sosial. Teknologi elektronik perbankan terdiri dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM), perbankan komputer, kartu debit (cek), setoran langsung, pembayaran langsung (juga pembayaran tagihan elektronik), penyajian dan pembayaran tagihan elektronik (EBPP), transfer dana elektronik (EFT), kartu prabayar, dan lainnya (Anguelov, Xxxxxxx, & Hogarth, 2014). Menurut Xxx & Xxx (2001) pemahaman
tentang teknologi perbankan seperti kartu debit, setoran langsung, dan pembayaran langsung sangat terbatas.
Semakin meningkatnya perkembangan teknologi, semakin teknologi dapat dinikmati oleh lapisan masyarakat. Financial technology merupakan inovasi keuangan model baru yang hadir ditengah tengah masyarakat agar masyarakat dapat menikmati transaksi keuangan yang lebih modern dan mudah dengan menggunakan teknologi internet ataupun smartphone. Financial thecnology yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan bagaimana bentuk perilaku keuangan mahasiswa dalam menggunakan teknologi sebagai pengelolaannya pada kehidupan mereka sehari hari.
Alasan lain yang penting untuk menggunakan teknologi keuangan adalah rencana untuk masa depan. Penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxx, Xxxx, & Xxxxxx (2011) bahwa intervensi dimediasi berbasis computer telah dikembangkan untuk berbagai perubahan perilaku. Straegi modifikasi perilaku termasuk pemantauan diri, penetapan tujuan, membentuk penguatan, dan control stimulus. Dengan menggunakan perangkat lunak, keuangan rumah tangga yang terkait dapat membantu rumah tangga membuat keputusan keuangan yang lebih baik melalui penyediaan pengetahuan keuangan dan informasi, meningkatkan kemampuan perhitungan, dan pemantauan keuangan secara rutin.
5. Pengertian Peers
Pengertian kelompok sebaya atau teman sebaya adalah kelompok yang terdiri dari atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan-persamaan diberbagai aspek. Persamaan yang terpenting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya. Ahmadi (2004) merumuskan sejumlah unsur pokok dalam pengertian kelompok sebaya sebagai berikut:
1. Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antar anggotanya intim.
2. Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi sosial.
3. Istilah kelompok sebaya dapat menunjukan kelompok anak–anak, kelompok remaja, atau kelompok dewasa.
Kelompok sebaya (peer group), individu merasakan adanya kesamaansatu dengan
yang lainnya, seperti di bidang usia, kebutuhan, dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok. Kelompok sebaya juga tidak mementingkan adanya struktur organisasi, namun di antara anggota kelompok merasakan adanya tanggungjawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompoknya. Peranan kelompok sebaya pada masa remaja dan awal kedewasaan seseorang menjadi semakin dominan dibandingkan masa sebelumnya. Seringkali kelompok sebaya atau teman sebaya ini menentang nilai–nilai dan norma– norma yang berlaku dalam masyarakat.
Fungsi Peers
Fungsi kelompok sebaya menurut Xxxxxx Xxxxxxx (2004) adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan kebudayaan
2. Mengajarkan mobilitas sosial
3. Membantu peranan sosial yang baru.
4. Kelompok sebaya sebagai sumber informasi bagi orang tua dan guru bahkan masyarakat.
5. Dalam kelompok sebaya, individu dapat mencapai ketergantungan satusama lain.
6. Kelompok sebaya mengajar moral orang dewasa.
7. Dalam kelompok sebaya, seorang individu dapat mencapai kebebasansendiri.
8. Kelompok sebaya menjadikan anak–anak mempunyai organisasi sosial yang baru.
Ketika usia remaja, individu lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman sebayanya daripada bersama keluarganya. Hal ini memberikan dampak bahwa kelompok sebaya atau teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat besar pada kehidupan setiap orang, seperti cara berperilaku dan cara menanggapi setiap masalah yang ada. Namun, seringkali teman sebaya memberikan dampak negatif jika individu tidak dapat mengontrol dan memilah mana yang baik mana yang buruk. Teman sebaya lebih memberikan ruang untuk individu untuk semakin kreatif melalui karya–karya yang diciptakannya.
Indikator Peers
Tirtarahardja & Xxxx (2010) mengemukakan bahwa indikator teman sebaya meliputi:
1. Interaksi sosial yang dilakukan, baik interaksi dengan lingkungan teman sebaya di lingkungan sekitar maupun di lingkungan tempat belajar.
2. Tempat pengganti keluarga, untuk mengungkapkan rasa suka dan dukasekaligus untuk saling memberikan kasih sayang.
3. Memberi pengalaman yang tidak didapat dalam keluarga, seperti carabergaul dan lain sebagainya.
Xxxx Xxxxxx dalam Santosa (2006) mengemukakan indikator kelompok teman sebaya yang di dalam penelitian ini dijadikan salah satu variabel, antara lain:
1. Kerjasama
Kerjasama dalam hal ini adalah kerjasama antar individu yang akan memunculkan berbagai ide atau jalan keluar dalam pemecahan masalah.
2. Persaingan
Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik.
3. Pertentangan
Pertentangan disini adalah pertentangan yang terjadi antar teman sebaya dalam membeli suatu produk dan tidak memanfaatkan uang sakunya denganbaik.
4. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
5. Persesuaian
Persesuaian atau bisa disebut juga akomodasi adalah penyesuaian tingkah laku manusia, yang dimaksud disini adalah individu dapat menyesuaikandiri dengan lingkungan sekitarnya.
6. Perpaduan
Kaitannya dengan penelitian ini adalah setiap individu masing-masing memiliki
kepribadian yang beragam dapat bergabung menjadi satu tanpa membedakan atau merendahkan antara satu dengan lainnya sehingga mencapai tujuan yang sama.
Berdasarkan penjabaran indikator-indikator diatas, Penelitian ini akan menggunakan indikator menurut pendapat Xxxx Xxxxxx dalam Santosa (2006) yang meliputi: kerjasama, persaingan, penerimaan, penyesuaian dan perpaduan. Indikator pertentangan tidak digunakan pada penelitian ini karena dianggap kurang sesuai dengan tujuan dari penelitian.
6. Parental Norms
Orang tua merupakan salah satu teman sebaya pertama untuk anak-anak hingga orang dewasa. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian karena keluarga merupakan sosialisasi primer. Perilaku keuangan orang tua mempengaruhi perilaku keuangan anak-anak mulai dari hal disiplin keuangan, kebiasaan, hingga pandangannya terhadap penggunaan uang (Xxxxxxxxx et al, 2016).
Standar perilaku orag tua adalah standar perilaku keuangan yang diharapkan orang tua kepada anaknya sebagai pedoman dalam mengambil keputusan keuangan. Sehingga pengaruh perilaku keuangan orang tua telah didefinisikan sebagai kualitas keuangan yang dapat mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan seseorang.
Faktor yang Mempengaruhi Parental Norms
Menurut Xxxxxx terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhipola asuh orang tua, faktor tersebut adalah:
1. Lingkungan tempat tinggal
2. Sub kultur budaya
3. Status sosial ekonomi
Menurut Xxxxxxxx (1995) beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pola pengasuhan orang tua adalah :
1. Latar belakang pola pengasuhan orang tua
2. Tingkat pendidikan orang tua.
3. Status ekonomi serta pekerjaan orang tua.
Indikator Parental Norms
Parental norms memiliki peranan yang cukup signifikan, karena orang tua merupakan sosialisasi primer dimana anak dapat memperoleh informasi sekaligus belajar terkait bagaimana pengelolaan keuangan yang baik. Indikator pengaruh orang tua atau parental norms yang dapat digunakan menurut Xxxxxxxxx et al (2016) yaitu :
1. Kualifikasi orang tua
2. Profesi orang tua
3. Perilaku orang tua
4. Pengajaran mengenai keuangan oleh orang tua
5. Status orang tua sebagai model peran untuk anak.
Sedangkan menurut Xxxxxxx (2015) menjabarkan bahwa indikator yang mempengaruhi
parental norms yaitu :
1. Tingkat pendidikan orang tua
2. Pengajaran orang tua
3. Perekonomian sekolah
4. Kualitas pendidikan dan belajar melalui pengalaman uang dimasa kecil.
Berdasarkan indikator diatas, indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah indikator Mahaptra et al (2016) yaitu: kualifikasi orang tua,profesi orang tua, perilaku orang tua, pengajaran mengenai keuangan oleh orang tua, status orang tua sebagai model peran untuk anak. Indikator ini, mampu memberikan gambaran pengaruh orang tua secara lebih jelas dan detail karena menjabarkan apa saja dasar orang tua yang dapat digunakan dalam memberikan informasi keuangan bagi anaknya.
B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
• Pengaruh Financial Attitude Terhadap Financial Management Behavior.
Berdasarkan Theory of Planned Behavior (Xxxxx, 2005), niat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu sikap. Sikap mempengaruhi individu dalam merencanakan tindakan atau perilaku. Sikap keuangan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh dalam merencanakan perilaku pengelolaan keuangan. Menurut Xxxxx (2006) financial attitude atau sikap keuangan adalah sikap mengacu pada bagaimana seseorang
merasa tentangmasalah keuangan pribadi, yang diukur dengan tanggapan atas sebuah pernyataan atau opini. Beberapa penelitian terdahulu mengenai sikap keuangan terhadap perilaku pengelolaan keuangan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxx et al (2016) menyatakan financial attitude (sikap keuangan) secara parsial berpengaruh terhadap personal financial management behavior. Mien & Thao (2015) juga melakukan penelitian di Vietnam yang menjelaskan bahwa sikap keuangan secara positif berhubungan langsung dengan perilaku manajemen keuangan.
Financial attitude memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan untuk melakukan perilaku atau tindakan tertentu. Financial attitude yang dimiliki seseorang akan membantu seseorang dalam mengelola keuangannya dengan baik, baik itu dalam hal konsumsi, keputusan investasi, tabungan serta penganggaran keuangan pribadi. Individu diharapkan dapat memiliki sikap yang mampu mengembangkan dirinya dengan baik. Sikap keuangan yang baik akan menghasilkan pengelolaan keuangan yang baik pula.
Berdasarkan uraian diatas serta hasil penelitian terdahulu, dimana financial attitude
berpengaruh terhadap financial management behavior dengan hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh positif financial attitude terhadap financial management behavior
• Pengaruh Financial Technology Terhadap Financial Management Behavior
Menurut ketentuan Bank Indonesia, fintech adalah teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk-produk baru, layanan teknologi dan model bisnis dan dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan atau efisiensi, kelancaran, keamanan dan keandalan sistem pembayaran. Tujuan dari Teknologi Keuangan (Fintech) adalah bahwa Bank Indonesia mengatur penerapan teknologi keuangan untuk mendorong inovasi di sektor keuangan dengan menerapkan prinsip-prinsip perlindungan konsumen dan manajemen risiko dan kehati-hatian dalam rangka menjaga stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran yang efisien, halus, aman dan terpercaya (Bank Indonesia, 2017). Penggunaan Financial Technology (FinTech) yang semakin memudahkan nasabah dalam melakukan segala bentuk aktivitas dan transaksi membuat Financial Technology banyak diminati di Indonesia. Jasa keuangan dan teknologi pada akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional sampai sedang,
yang awalnya harus memenuhi atau bertemu tatap muka dan membawa uang tunai, sekarang dapat dilakukan dengan jarak jauh transaksi dengan pembuatan pembayaran yang dapat dilakukan dalam hitungan detik saja. Penggunaan produk financial technology merupakan variabel yang mempengaruhi keterkaitan dengan financial management behavior.
Berdasarkan teori, penelitian terdahulu dan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H2: Terdapat pengaruh positif Financial Technology terhadap financial management behavior
• Pengaruh Peers Terhadap Financial Management Behavior.
Teman sebaya memiliki pengaruh positif untuk memudahkan individu dalam mengatur dan melakukan perilaku pengelolaan keuangan. Pengertian kelompok sebaya atau teman sebaya adalah kelompok yang terdiri dari atas sejumlah individu yang sama (Xxxxxxx, Xxxxxxx, Xxxxxx, & Xxxxxx, 1993). Pengertian yang sama disini berarti individu– individu anggota teman sebaya itu mempunyai persamaan–persamaan dalam berbagai aspeknya. Persamaan yang terpenting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya. Pendekatan teoritis yang digunakan untuk menjelaskan perilaku keuangan dalam penelitian ini adalah theory of planned behavior (Xxxxx, 2005). Dalam penelitian ini erat kaitannya dengan tiga konsep yang terdapat dalam TPB. Norma subjektif tercermin melalui variabel teman sebaya yang memberi tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan atau perilaku. Dalam penelitian ini, teman sebaya (peers) mewakili interaksi dengan lingkungan yang dapat mengubah seseorang agar memiliki perilaku yang baik dalam mengelola keuangan.
Berdasarkan teori belajar sosial yang mewakili lingkungan bahwa lingkungan yang dihadapkan seseorang kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya. Penelitian terdahulu yang relevan dengan peers dan financial management behavior yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wulandari & Xxxxx (2013), yang melakukan penelitian pada mahasiswa S1 Pendidikan Akuntansi FE UNESA mendapatkan hasil teman sebaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajmenen keuangan pribadi mahasiwa dan juga Chotimah& Xxxxxxxx (2015) yang menyatakan teman sebaya secara simultan mempunyai pengaruh signifikan.
Berdasarkan teori, penelitian terdahulu dan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H3 : Terdapat pengaruh positif peers terhadap financial management behavior
• Parental Norms Mampu Memperkuat Hubungan Antara Financial Attitude
Terhadap Financial Management Behavior
Sikap didefinisikan sebagai kecenderungan untuk berperilaku (Rahman, 2017), sikap merupakan tanggapan atau respon terhadap suatu objek tertentu. Parental Norms dapat diartikan sebagai norma-norma orang tua yang digunakan anak sebagai panduan dalam menentukan sebuah keputusan. Menurut Theory of Planned Behavior (Xxxxx, 2005) dijelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi niat seseorang salah satunya yaitu norma subjektif. Norma subjektif merupakan pemikiran orang lain yang akan mendukung atau tidakmendukung seseorang dalam melakukan sesuatu, dalam hal ini norma subjektif dapat dijelaskan dengan adanya variabel Parental Norms atau norma- normaorang tua.
Menurut Xxxxxxxxx et al (2016) menjelaskan bahwa perilaku keuangan orang tua mempengaruhi perilaku keuangan anak-anak mulai dari hal disiplin keuangan, kebiasaan, hingga pandangannya terhadap penggunaan uang. Menurut Xxxxx (2005) sikap terhadap perilaku ditentukan juga oleh keyakinan akan konsekuensi dari suatu perilaku, sehingga keyakinan ini dapat memperkuat sikapterhadap perilaku. Dengan demikian sikap keuangan (financial attitude) yang positif didukung dengan parental norms maka akan berpengaruh terhadap financial management behavior yang baik.
Adapun penelitian terdahulu yang menunjukkan menunjukkan hasil yang berbeda pengaruh antara financial attitude terhadap financial management behavior, penelitian yang dilakukan oleh Xxxx & Thao (2015), dan Amanah et al (2016) menunjukkan hasil bahwa financial attitude memiliki pengaruh terhadap financial management behavior, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxx & Xxxxxxxx (2016) serta Rizkiawati & Xxxxxxxxxxx (2018) mengemukakan bahwa financial attitude tidak berpengaruh terhadap financial management behavior.
Berdasarkan teori dan uraian diatas serta research gap hasil penelitian terdahulu, maka peneliti memunculkan variabel moderating yaitu parental norms dengan hipotesis
sebagai berikut:
H4: Parental Norms mampu memperkuat hubungan antara financial attitude terhadap
financial management behavior
• Parental Norms Mampu Memperkuat Hubungan Antara Financial Technology
Terhadap Financial Management Behavior
Menurut Xxxxx & Xxxxxx (2002) dalam Dwiastanti (2015) literasi keuangan (financial Technology) adalah proses dimana individu menggunakan ketrampilan, sumber daya, dan pengetahuan kontekstual untuk memproses informasi dan membuat keputusan dengan mengetahui konsekuensi dari keputusan tersebut. Financial management behavior dalam kehidupan sehari- hari mahasiswa tidak terlepas dengan yang namanya literasi keuangan, dimana semakin tinggi literasi keuangan seorang mahasiswa maka semakin baik pula perilaku manajemen keuangan mahasiswa tersebut (Laily, 2013). Berdasarkan theory of planned behavior yang dicetuskan oleh Xxxxx (2005) literasi keuangan merupakan salah satu komponen dalam perceived behavior control yang mengacu pada persepsi-persepsi individu akan kemampuannya untuk menampilkan perilaku yang diinginkan, hal ini membuktikan bahwa literasikeuangan dapat menjadi modal yang cukup kuat untuk menciptakan pengelolaan keuangan yang baik. Keterampilan tersebut dapat diperoleh dari lingkungankeluarga khususnya orang tua, karena orang tua merupakan sosialisasi primer dimana kita akan memperoleh pengetahuan sekaligus keterampilan keuangan sejak dini.
Individu yang mampu menerapkan parental norms dengan baik maka individu tersebut akan memiliki keyakinan yang kuat terhadap hal-hal yang akanterjadi, karena sudah dibekali dengan norma-norma orang tua yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengelolaan keuangan yang baik ditunjukkan dengan adanya sinkronisasi antara faktor internal yang berasal dari dalam diri yaitu kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan mengenai keuangan, dan kemudian didukung dengan faktor ekternal yang berasal dari norma- norma orang tua (Parental Norms) sebagai pondasi dasar dalam diri individu yang kemudian akan diwujudkan dengan perilaku positif dalam pengelolaan keuangan.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa hasil pengaruh antara financial Technology
terhadap financial management behavior tidak konsisten seperti pada penelitian yang
dilakukakan oleh Xxxxx (2013), Xxxxxx (2015) menunjukkan hasil bahwa financial Technology memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap financial management behavior, semakin tinggi financial Technology maka financialmanagement behavior juga akan semakin baik. Namun berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxxx & Xxxxx (2017), Xxx et al (2016) yang menunjukkan bahwa financial Technology tidak memiliki pengaruh terhadap financial management behavior.
Berdasarkan teori dan uraian diatas serta research gap hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H5: Parental Norms mampu memperkuat hubungan antara financial Technology
terhadap financial management behavior
• Parental Norms Mampu Memperkuat Hubungan Antara Peers Terhadap Financial Management Behavior
Theory of planned behavior (TPB) oleh Xxxxx (2005) berpendapat bahwanorma subjektif merupakan pemikiran orang lain yang bersifat positif ataupun negatif yang akan digunakan sebagai acuan dalam bertindak, norma subjektif menjelaskan mengenai harapan sosial tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan, dalam penelitian ini norma subjektif adalah peers. Teman sebaya dapat diartikan sebagai kelompok yang terdiri dari atas sejumlah individuyang sama dalam berbagai aspek. Persamaan yang ada dalam teman sebaya seringkali akan berpengaruh positif dan negatif pada individu untuk berperilaku. Perilaku teman sebaya yang positif secara tidak langsung akan mengontrol individu untuk berbuat baik.
Pada Theory of Planned Behavior (Xxxxx, 2005) juga dijelaskan bahwanorma subjektif menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, dalam hal ini peneliti menggunakan parental norms sebagai variabel yang memoderasi Peers terhadap financial management behavior. Individu mendapat pengaruh dan informasi positif yang diperoleh dari teman sebayanya dengan berpacu pada pedoman yang telah diberikan melalui norma orang tua (parental norms) maka akan memiliki pengaruh terhadap perilakunya, dalam penelitian ini adalah perilaku pengelolaan keuangan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wulandari & Xxxxx (2013), yang melakukan penelitian pada mahasiswa S1 Pendidikan Akuntansi FE UNESA
mendapatkan hasil teman sebaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi mahasiwa dan juga Chotimah & Xxxxxxxx (2015) yang menyatakan teman sebaya secara simultan mempunyai pengaruh signifikan. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Xxxxx et al (2013) menyatakan bahwa teman sebaya tidak terbukti mampu mempengaruhi pengelolaan keuangan pribadi.
Berdasarkan uraian diatas dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H6: Parental Norms mampu memperkuat hubungan antara peers terhadap financial management behavior
Financial Attitude
Financial Technology
peers
Parental Norms
(Z)
financial management behavior
Gambar 2.2 Model penelitian
Berdasarkan kerangka teori diatas maka hipotesis yang penulis ajukan adalah:
H1: Terdapat pengaruh positif financial attitude terhadap financial management behavior
H2: Terdapat pengaruh positif Financial Technology terhadap financial management behavior
H3: Terdapat pengaruh positif peers terhadap financial management behavior
H4: Parental Norms mampu memperkuat hubungan antara financial attitude terhadap
financial management behavior
H5: Parental Norms mampu memperkuat hubungan antara financial Technology
terhadap financial management behavior
H6: Parental Norms mampu memperkuat hubungan antara peers terhadap financial management behavior.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu kerangka kerja yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu kegiataan baik pemasaran maupun penelitian. Desain penelitian merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam mengetahui suatu masalah, memecahkan masalah tersebut dan memahami masalah dalam suatu penelitian (Malhotra, 2010).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan untukmenggambarkan suatu fenomena yang ada, baik yang sedang terjadi maupun yang sudah berlalu (Xxxxxxxxxxx, N.S., 2011). Dalam penelitian ini menggunakan metode cross-sectional design. Dimana pengumpulan data berasal dari sampel suatu populasi yang akan dilakukan oleh peneliti pada waktu tertentu.
B. Populasi, Teknik Pemilihan Sampel Xxx XxxxxxXxxxxx
Populasi merupakan suatu kelompok keseluruhan dari suatu objek baik orang maupun peristiwa ataupun hal yang ingin diteliti oleh seorang peneliti. Sedangkan sampel merupakan sejumlah anggota ataupun beberapa orang yangdipilih dari populasi sehingga sebagian elemen dari populasi disebut jugadengan sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk di Jakarta barat. Adanya dua metode dalam proses pengambilan sampel, antara lain metode probability sampling dan non-probability sampling. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling. Malhotra (2015, h.275) menyatakan bahwa non- probability sampling adalah “sampling techniques that do not use chance selection procedures. Xxxxxxx, they rely on the personal judgement of the researcher.” Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan teknik convenience sampling. Teknik ini dilakukan berdasarkan kemudahan peneliti dalam pengambilan sampel.
XxXxxxxx dan Xxxxx (2002), menyarankan bahwa jumlah sampel minimum yang ideal dalam sebuah penelitian adalah sejumlah 100 responden.Dalam penelitian ini, Jumlah
sampel yang akan digunakan dalam penelitian iniadalah sejumlah 165 orang.
C. Operasionalisasi Variabel Dan Instrumen
Penelitian ini mengunakan tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen terdiri atas financial behavior, financial attitude, dan financial Technology. Selanjutnya variabel dependen yang digunakan adalah financial satisfaction.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada masyarakat Riau yang sudah berkerja dengan menggunakan google form. Berikut masing-masing variabel akan dijelaskan pada bagian berikut.
Financial Behavior adalah perilaku seseorang yang ditujukan terhadap keuangannya seperti pendapatan, situasi keuangan, penyusunan rencana keuangan, serta penghematan dan belanjanya, Tabel 3.2 berikut merupakan indikator untuk mengukur variabel financial behavior.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Financial Behavior
Variabel | Item | Kode | Skala | Sumber |
Financial Behavior | Saya merasa sangat penting untuk mengatur pengeluaran | FB1 | Interval | Xxxxxxxx Xxxxxxx (2013) |
Saya menyisihkan uang untuk menabung setiap bulan | FB2 | |||
Saya memiliki anggaran pengeluaran | FB3 | |||
Saya selalu membayar tagihan tepat waktu | FB4 |
Financial Attitude
Financial attitude merupakan suatu pola pikir ataupun pendapat seseorang dalam menunjukkan sikap menerima ataupun menolak suatu pendapat seseorang dalam bidang finansial. Tabel 3.3 berikut merupakan indikator untuk mengukur variabel financial attitude.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Financial Attitude
Variabel | Item | Kode | Skala | Sumber |
inancial Attitude | Menurut saya, uang itu sangat penting | FA1 | Interval | Rajna etal (2011) |
Saya lebih memilih menginvestasikan uang dibandingkan untuk dibelanjakan | FA2 | |||
Menurut saya, perencanaan uang di masa depan sangat penting. | FA3 | |||
Saya selalu mencari informasi tentang isu finansial. | FA4 |
Financial Technology
Financial Technology merupakan kemampuan seseorang terhadap finansial yang dimilikinya seperti membayar tagihan tepat waktu, pengeluaran sehari-hari serta menabung. Tabel 3.2 berikut merupakan indikator untukmengukur variabel financial Technology
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Financial Technology
Variabel | Item | Kode | Skala | Sumber |
Financial Technology | Penggunaan teknologi pada keuangan sangat mempermudah proses | FT1 | Interval | (Chuen dan Xxxxx XXX, 2018) |
Pengetahuan cara menggunakan teknologi finansial sangat penting | FT2 | |||
Salah satu fitur fintech adalah fitur e-money | FT3 | |||
Teknologi finansial merupakan fitur masa kini | FT4 | |||
Teknologi finansial mengurangi beredarnya | FT5 | |||
Fintech akan memberikan | FT6 |
manfaat yang lebih banyak di masa depan | ||||
Uang virtual lebih mempercepat proses pembayaran | FT7 | |||
Penggunaan (OVO, Gopay, Dana, M- banking dan lainnya) sangat mempermudah pembayaran | FT8 | |||
Saya melakukan pinjaman online | FT9 |
Peers
Kelompok sebaya (peer group), individu merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lainnya, seperti di bidang usia, kebutuhan, dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok. Indikator yang digunakan untuk penelitian ini diadopsi dari pendapat Xxxx Xxxxxx dalam Santosa, 2006 meliputi (1)Kerjasama; (2) persaingan; (3) penerimaan; (4) persesuaian;
dan (5) perpaduan.
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Peers
Variabel | Item | Kode | Skala | Sumber |
Financial Technology | Saya dan teman saya selalu bertukar informasi terkait dengan pengelolaan keuangan | P1 | Interval | Xxxx Xxxxxx dalam Santosa, 2006 |
Saya selalu mendapat dukungan dari teman terkait dengan pengelolaan keuangan | P2 | |||
Saya merasa bangga, apa bila mampu mengelola keuangan lebih baik dari teman lainnya. | P3 | |||
Saya mampumengelola keuangan lebih baik dari teman saya. | P4 | |||
Saya sering menerima saran dari teman ketika hendak membeli | P5 |
sesuatu | ||||
Saya dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman | P6 | |||
Saya selalu berdiskusi dengan teman terkait pengelolaan keuangan yang baik | P7 | |||
Saya selalu bertukar pikiran dan pengalaman dengan teman tentang cara mengelola keuangan | P8 | |||
Saya selalu berdiskusi dengan teman terlebih dahulu sebelum membeli sesuatu | P9 |
Variabel Moderasi
Pada penelitian ini, variabel parental norms digunakan sebagai variabel moderasi. Parental norms dapat diartikan sebagai norma-norma orang tua yang digunakan sebagai pedoman anak dalam bertindak. Indikator yang digunakan pada variabel parental norms adalah indikator yang dijabarka oleh Xxxxxxxxx,dkk (2016) yaitu: kualifikasi orang tua, profesi orang tua, perilaku orang tua, pengajaran mengenai keuangan oleh orang tua, status orang tua sebagai model peran untuk anak.
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Parental Norms
Kualifikasi orang tua | Tidak Sekolah SD/Sederajat | |
SMP/SederajatSMA/Sederajat | ||
Kuliah | ||
Penghasilan Orang tua | Diatas 5.000.000 | |
2.500.000 - 5.000.000 | ||
1.500.000 - 2.000.000 | ||
500.000 – 1.000.000 | ||
< 500.000 | ||
Perilaku orang tua |
Orang tua saya selalu menyisihkan uang setiap bulan untuk ditabung | interval | Mahaputra,dkk (2016) | ||
Orang tua saya teratur mengecek pengeluarannya | ||||
Pengajaran mengenai keuangan oleh orang tua | ||||
Saya diberikan pengajaran oleh orang tua untuk selalu mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan keuangan. | interval | Mahaputra,dkk (2016) | ||
Orang tua saya selalu mengajari untuk berperilaku hidup hemat | ||||
Status orang tua sebagai model peran untuk anak | ||||
Saya selalu meminta saran dari orang tua ketika ingin membelanjakan sesuatu | interval | Xxxxxxxxx,dkk (2016) | ||
Saya selalu merujuk kepadaorang tua ketika membuat mengelola keuangan pribadi |
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini mengunakan kuesioner. Kuesioner dibagikan secara online dengan bantuan google form.
Dalam penelitian ini, pengukuran yang dilakukan menggunakan skala Likert dengan skor dari 1 sampai dengan 5 dengan keterangan sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju Teknik analisis data Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi lebih besar dari α (5%) maka data berdistribusi normal dan
sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) data tidak berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013:103). Deteksi adanya gejala multikolinieritas dengan menggunakan nilai Variance Inflaction Factor (VIF) dan tolerence melalui program SPSS Statistic 21.0 for windows. Berikut ini adalah dasar acuannya:
1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF< 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance< 0,10 dan VIF> 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013:134). Model regresi yang baik adalah yang homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedatisitas. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan program SPSS Statistic 21. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, antara lain menggunakan uji glejser dengan bantuan program SPSS Statistic 21 dengan melihat tabel koefisiendari uji glejser, apabila signifikansinya < 0,05 maka dinyatakan bahwa terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, apabila signifikansinya
>0,05 maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Moderasi
Penelitian ini menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) digunakan dengan menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Penelitian ini untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan model nilai selisih mutlak dari variabel independen dengan rumus persamaan regresi sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2FL + β3P + β4PN + β5 |X1-Z | + β6 | X2-Z | + β7 | X3-Z | + ε
Keterangan:
Y = Financial Management Behavior
α = Koefisien konstanta X1 = Financial Attitude
X2 = Financial Technology
X3 = Peers
Z = Parental Norms
β1 = koefisien regresi financial attitude
β2 = koefisien regresi financial technolocy
β3 = koefisien regresi peers
β4 = koefisien regresi Parental Norms
β5 = koefisien regresi nilai absolut X1 dan Z β6 = koefisien regresi nilai absolut X2 dan Z β7 = koefisien regresi nilai absolut X3 dan Z
|X1-Z| = interaksi dengan nilai absolut perbedaan X1 dan Z
|X2-Z| = interaksi dengan nilai absolut perbedaan X2 dan Z
|X3-Z| = interaksi dengan nilai absolut perbedaan X3 dan Z
ε = error
Hasil analisis regresi ini menggunakan signifikan pada level 0,05, jadi dapat diartikan hipotesis dinyatakan ditolak apabila koefisiennya 0,05 atau lebihdan dinyatakan diterima apabila koefisiennya kurang dari 0,05.
Uji Hipotesis
Pada penentuan hasil analisis, analisis regresi yang digunakan dalampenelitian ini adalah regresi linear berganda moderated regression analysis untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh financial attitude, financialtechnology, peers, terhadap financial management behavior dengan parental norms sebagai variabel moderating Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat. Sedangkan, untuk mengetahui ketepatan fungsi regresi sampel menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari,nilai statistik F dari nilai statistik t dan nilai koefisien determinasinya.
Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh setiapvariabel secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji statistik t dengan kriteria apabila degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan bila t > 2 serta tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. Maka kriteria pengujian dapat ditentukan sebagai berikut :
a. Jika nilai sig. > 0,05 maka Ha ditolak
b. Jika nilai sig < 0,05 maka Ha diterima.
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi parsial (r) digunakan untuk mengetahui sejauhmana sumbangan dari masing-masing variabel bebas, jika variabel lainnya konstan terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi dapat dilihat dari output SPSS 21, uji parsial pada table coefficient. Semakin mendekati nilai 0 semakin kecil pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat, begitu juga semakin mendekati 1 semakin besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji masing-masing indikator variabel yang digunakan oleh penelitian ini melalui kuisioner. Uji validitas pada penelitian ini akan menguji masing-masing indikator variabel yang digunakan dalam penelitian ini, di mana keseluruhan variabel penelitian memuat 28 pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan Corrected Item-Total Correlation untuk menguji pertanyaan valid atau tidak. Kolerasi suatu butir dengan butir yang lain skor totalnya minimal 0,3 agar dapat dinyatakan valid. Berdasarkan analisis yang dilakukan maka uji validitas dapat ditunjukkan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.1
Hasil Pengujian Validitas Variabel Financial Attitude
Variabel | Butir pernyataan | Corrected item-total correlation | Keteranagan |
Financial Attitude | Financial Attitude butir-1 | .672 | Valid |
Financial Attitude butir-2 | .542 | Valid | |
Financial Attitude butir-3 | .603 | Valid | |
Financial Attitude butir-4 | .593 | Valid |
Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS versi 21.
Berdasarkan tabel 4.1 yang merupakan hasil pengujian validitas variabel Gaya Kepemimpinan diketahui bahwa nilai corrected item-total correlation untuk semua butir pertanyaan pada setiap atribut lebih besar dari 0,3. Jadi, semua pertanyaan dinyatakan valid.
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Validitas Variabel Financial Technology
Variabel | Butir Pernyataan | Corrected item-total correlation | Keterangan |
Financial Technology | Financial Technology butir 1 | .538 | Valid |
Financial Technology butir 2 | .426 | Valid | |
Financial Technology butir 3 | .476 | Valid | |
Financial Technology butir 4 | .438 | Valid | |
Financial Technology butir 5 | .451 | Valid | |
Financial Technology butir 6 | .466 | Valid | |
Financial Technology butir 7 | .442 | Valid | |
Financial Technology butir 8 | .450 | Valid | |
Financial Technology butir 9 | .455 | Valid |
Sumber : Data yang diolah menggunakan SPSS versi 21.
Berdasarkan tabel 4.2 yang merupakan hasil pengujian validitas variabel kepuasan kerja diketahui bahwa nilai corrected item-total correlation untuk semua butir pertanyaan pada setiap atribut lebih besar dari 0,3. Jadi, semua pernyataan tersebut adalah valid.
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Validitas Variabel Peers
Variabel | Butir Pernyataan | Corrected item-total correlation | Keterangan |
Peers | Peers butir 1 | .457 | Valid |
Peers butir 2 | .466 | Valid | |
Peers butir 3 | .442 | Valid | |
Peers butir 4 | .450 | Valid | |
Peers butir 5 | .455 | Valid | |
Peers butir 6 | .457 | Valid | |
Peers butir 7 | .466 | Valid | |
Peers butir 8 | .442 | Valid | |
Peers butir 9 | .450 | Valid |
Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS versi 21.
Berdasarkan tabel 4.3 yang merupakan hasil pengujian validitas variabel kepuasan kerja diketahui bahwa nilai corrected item-total correlation untuk semua butir pertanyaan pada setiap atribut lebih besar dari 0,3. Jadi, semua pernyataan tersebut adalah valid.
2. Uji Realibilitas
Instrumen yang realibel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang biasanya menggunakan kuisioner, di mana apakah alat ukur tersebut akan mendapat pengukuran yang tetap dan konsisten jika pengukuran diulang kembali.
Uji reabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas di mana item yang masuk pengujian adalah item yang valid saja. Menggunakan batasan 0,6 dapat ditentukan apakah instrumen realibel atau tidak. Berikut ini adalah hasil pengujian reabilitas pada penelitian ini:
Tabel 4.4
Xxxxx Xxx Realibilitas Financial attitude
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha | N of Items |
.886 | 4 |
Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS versi 21.
Tabel 4.4 menampilkan hasil pengujian reabilitas semua butir pertanyaan Gaya Kepemimpinan memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa semua variabel tersebut realible sehingga untuk selanjutnya indikator-indikator pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
Tabel 4.5: Hasil Uji Reabilitas Financial Technology
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha | N of Items |
.695 | 9 |
Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS versi 21.
Tabel 4.5 menampilkan hasil pengujian reabilitas semua butir pertanyaan Kompleksitas Tugas memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa semua variabel tersebut realible sehingga untuk selanjutnya indikator-indikator pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
Tabel 4.6: Hasil Uji Reabilitas Perrs
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha | N of Items |
.725 | 9 |
Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS versi 21.
Tabel 4.6 menampilkan hasil pengujian reabilitas semua butir pertanyaan Kepuasan Kerja memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa semua variabel tersebut realible sehingga untuk selanjutnya indikator-indikator pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis data untuk mengetahui apakah adanya pengaruh gaya kepemimpinan dan kompleksitas tugas terhadap kepuasan kerja pada karyawan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor, maka akan terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Dalam penelitian ini, dikarenakan berjenis data cross section maka pengujian asumsi klasik hanya terdapat 3 jenis yaitu uji normalitas, multikolinieritas, dan heterokedestisitas.
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan adalah nilai signifikansi, yakni jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal Uji normalitas salah satunya dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov – Smirnov dengan menggunakan program SPSS 21. Hasil ujinormalitas variabel financial management behavior pada Tabel 4.7. sebagai berikut ini:
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Penelitian yang Diolah, 2022
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa besarya nilai signifikan dengan variabel financial management behavior sebagai variabel dependen adalah 0,200 atau memiliki nilai diatas 0,05 . Jadi dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini dikatakan berdistribusi normal.
2. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Mendeteksi adanya multikolinieritas dalam model regresi pada penelitian ini dengan melihat angka dari tolerance dan variance inflation factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan dalam multikoliniearitas adalah jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka datapenelitian dapat dikatakan tidak terjadi multkoliniearitas. Hasil uji multikolinieritas financial management behavior sebagai variabel dependen dapatdilihat dalam Tabel 4.8. sebagai berikut ini:
Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | ||
B | Std. Error | Beta | Tolera nce | VIF | |||
1 (Constant) | 22.166 | .238 | 18.697 | .490 | |||
Financial Attitude(X1) | 1.459 | .110 | .443 | 4.162 | .000* | .426 | 2.347 |
Financial Technology(X2) Peers (X3) MODERASI_1 | .887 1.756 1.474 -.316 | .102 .427 .327 .436 | .509 .462 .268 -.328 | 3.773 3.863 2.627 -.417 | .000* .002* .019** .651 | .426 .426 .426 .426 | 2.347 2.347 2.347 2.347 |
MODERASI_2 | -.264 | .361 | -.215 | -.428 | .607 | .426 | 2.347 |
MODERASI_3 |
Dependent Variable: Financial Management Behavior
*) signifikan pada level < 1%
**)signifikan pada level < 5%
Sumber: Data Penelitian yang Diolah, 2022
Berdasarkan Tabel 4.8. menunjukkan hasil bahwa semua variabel independen mempunyai angka tolerance > 0,10 dan VIF < 10, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel financial management behavior sebagai variabel dependen tidak terjadi multikolinaritas pada model regresi.
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mendeteksi apakah varians dari residual unit analisis atau pengamatan yang satu dengan unit analisis yang lain terjadi kesamaan ataukah berbeda. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji yang digunakan yaitu uji glejser dengan alat analisis SPSS 21. Apabila variabel independen signifikan secara statistik tidak mempengaruhi variabel dependen maka tidak terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat apabila dari probabilitas signifikasinya diatas tingkat kepercayaan 5% atau > 0,05. Berikut hasil uji glejserdapat dilihat pada Tabel 4.9:
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | |
B | Std.Error | Beta | |||
1 (Constant) Financial Attitude(X1) Financial Technology(X2) Peers(X3) Parental Norm(Z) | 2,638 | ,940 | 2,807 | ,005 | |
-,025 | ,037 | -,058 | -,677 | ,499 | |
,041 | ,023 | ,124 | 1,751 | ,081 | |
-,009 | ,040 | -,018 | -,213 | ,831 | |
,046 | ,039 | ,083 | 1,166 | ,244 |
a. Dependent Variable: Abs_res
Sumber: Data Penelitian yang Diolah, 2022
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai signifikansi > dari tingkat signifikansi 5% atau > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dan tergolong data yang baik.
Tabel 4.10: Rangkuman Uji Asumsi Klasik
No. | Uji Asumsi Klasik | Hasil Pengujian |
1. | Uji Normalitas | Normalitas terpenuhi |
2. | Uji Multikolinieritas | Tidak terdapat Multikolinieritas |
3. | Uji Heteroskedastisitas | Tidak terdapat Heteroskedastisitas |
Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS versi 21.
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik regresi linear yang disimpulkan dalam tabel
4.10 uji asumsi klasik telah terpenuhi, sehingga model analisis regresi ganda tersebut dapat digunakan untuk menganalisis data.
4. Moderated Regression Analysis
Analisis MRA digunakan untuk mengetahui pengaruh interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) antara variabel moderating dengan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis Moderated Regression Analysis dengan menggunakan program SPSS statistik 21 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Moderasi
Coefficientsa
Model | Unstandardized Coefficients | Standardiz ed Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | ||
B | Std. Error | Beta | Toleranc e | VIF | |||
1 (Constant) | 22.166 | .238 | 18.697 | .490 | |||
Financial Attitude(X1) | 1.459 | .110 | .443 | 4.162 | .000* | .426 | 2.347 |
Financial Technology(X2) | .887 | .102 | .509 | 3.773 | .000* | .426 | 2.347 |
Peers (X3) | 1.756 | .427 | .462 | 3.863 | .002* | .426 | 2.347 |
MODERASI_1 | 1.474 | .327 | .268 | 2.627 | .019** | .426 | 2.347 |
MODERASI_2 | -.316 | .436 | -.328 | -.417 | .651 | .426 | 2.347 |
MODERASI_3 | -.264 | .361 | -.215 | -.428 | .607 | .426 | 2.347 |
Dependent Variable: Financial Management Behavior
*) signifikan pada level < 1%
**)signifikan pada level < 5%
Sumber: Data Penelitian yang Diolah, 2022
Berdasarkan Tabel 4.25. menunjukkan nilai konstanta sebesar 22.166 dan nilai koefisien regresi masing-masing variabel dapat dilihat pada kolom B. Financial attitude (X1) memiliki koefisien regresi sebesar 1,459. Financial Technology (X2) memiliki koefisien 0,887, Variabel Peers (X3) memiliki koefisien 1,756, dan masing- masing koefisien regresi dari nilai selisih mutlak antara variabel independen dan parental norms berturut- turut sebesar 1,474, -0,316, -0,264. Sehingga dapat persamaan Moderated Regression Analysis sebagai berikut:
Y = 22,166 + 1,459X1 + 0,887X2 + 1,756X3 + 1,378|X1-Z|- 0,242|X2-Z| - 0,264|X3-Z|
Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji t dalam penelitian ini dengan bantuan SPSS
21. Tabel 4.11 menunjukkan bahwa financial attitude memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka financial attitudedalam penelitian ini secara parsial berpengaruh signifikan terhadap financialmanagement behavior. Koefisien beta bernilai positif menunjukkan pengaruh financial attitude terhadap financial management behavior adalah positif. Hal demikian berarti H1 yang berbunyi financial attitude berpengaruh positif terhadapfinancial management behavior dinyatakan diterima.
Financial Technology memiliki nilai signifikansi sebesar 0,019 < 0,05 maka financial Technology dalam penelitian ini secara parsial berpengaruh signifikan terhadap financial management behavior. Koefisien beta bernilai positif menunjukkan pengaruh financial Technology terhadap financial management behavior adalah positif. Hal tersebut berarti H2 yang berbunyi financial Technology berpengaruh positif terhadap financial management behavior dinyatakan diterima.
Peers diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002 > 0,05 maka peers dalam penelitian ini secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap financial management behavior. Koefisien beta bernilai positif menunjukkan peers terhadap financial management behavior adalah positif. Hal tersebut berarti H3 yang berbunyi Peers berpengaruh positif terhadap financial management behavior dinyatakan diterima.
Interaksi financial attitude dan parental norms diperoleh t hitung 2,376dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,018 > 0,05 maka Financial attitude danparental norms dalam penelitian ini secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap financial management behavior. Koefisien beta bernilai positif menunjukkan pengaruh interaksi financial attitude dan parental norms adalahpositif, sehingga H5 yang berbunyi financial attitude secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap financial management behavior dengan parental normssebagai variabel moderating dinyatakan diterima.
Interaksi financial technology dan parental norms diperoleh t hitung -0,468 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,640 < 0,05 maka Financial Technology dan parental norms dalam penelitian ini secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap financial management behavior. Koefisien beta bernilai negatif menunjukkan pengaruh interaksi financial Technology dan parental norms adalah negatif, sehingga H6 yang berbunyi financial Technology secara parsial berpengaruh positif terhadap financial management behavior dengan parental norms sebagai variabel moderating dinyatakan ditolak.
Interaksi peers dan parental norms diperoleh t hitung -0,449 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,654 > 0,05 maka peers dan parental norms dalam penelitian ini secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap financial management behavior. Koefisien beta bernilai negatif menunjukkan pengaruh interaksi peers dan parental norms adalah negatif, sehingga H7 yang berbunyi peers secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial management behavior dengan
No | Hipotesi s | Keterangan | Koefisien | t hitung | Sig | Hasil |
1 | H1 | Financial attitude berpengaruh positif terhadap financia management behavior | 2,292 | 5,358 | 0,000 | Diterima |
2 | H2 | Financial technology berpengaruh positif terhadap financia management behavior | 0,916 | 2,347 | 0,019 | Diterima |
3 | H3 | Peers berpengaruh positif terhadap financial management behavior | 1,461 | 3,167 | 0,002 | Diterima |
5 | H4 | Parental Norms memoderasi hubungan financial attitude terhadap financia management behavior. | 1,378 | 2,376 | 0,018 | Diterima |
6 | H5 | Parental Norms memoderasi hubungan financial technology terhadap financial managementbehavior. | -0,242 | -0,468 | 0,640 | Ditolak |
7 | H6 | Parental Norms memoderasi hubungan peers terhadap financial management behavior. | -0,263 | -0,449 | 0,654 | Ditolak |
parental norms sebagai variabel moderating dinyatakan ditolak. Tabel 4.12.: Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
Sumber: Data Penelitian yang Diolah, 2022
Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemungkinan model dalam menerangkan variabel independen. Nilai koefisiendeterminasi yaitu antara nol sampai dengan satu. Nilai R² yang kecil menunjukkankemampuan variabel independen yang meliputi variabel financial attitude, financial Technology, peers, dan financial self efficacy, serta interaksi antara variabel independen dengan variabel moderating yaitu parental norms. Hasil uji ini menggunakan IBM SPSS Statistic 21. Berikut hasil uji determinasi simultan:
Tabel 4.12: Hasil uji Koefisien Determinasi (R²)
Sumber: Data Penelitian yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel 4.12 nilai adjusted R² adalah 0,490. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 49,0% variabel financial management behavior mampu dijelaskan oleh variabel independen meliputi financial attitude, financial technology, peers, serta selisih mutlak variabel independen yaitu financial attitude, financial Technology, peers, dengan variabel moderating yaitu parental norms. Sedangkan sisanya, yang didapat dari 100% - 49,0% = 51,0% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Financial Attitude terhadap Financial Management Behavior
Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial attitude memiliki pengaruh terhadap financial management behavior, hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitungnya 5,358 dengan signifikansi 0,000 > 0,05. Nilai koefisien regresi financialattitude menunjukkan nilai arah positif dengan financial management behavior yang berarti bahwa financial attitude berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap financial management
behavior Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat, sehingga hipotesis pertama pada penelitian ini diterima.
Hasil ini sesuai dengan theory planned of behavior (Xxxxx, 2005), dimana komponen sikap (attitude) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dalam hal ini adalah financial attitude mempengaruhi financial management behavior, jika seseorang memiliki sikap positif akan perilaku keuangannya maka semakin baik pengelolaan keuangannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxxxxx et al (2016) dan juga Mien & Xxxx (2015) yakni financial attitude memiliki pengaruh terhadap financial management behavior secara positif dan signifikan. Sikap keuangan mampu mengarahkan seseorang dalam mengatur berbagai perilaku keuangan.
Hal tersebut juga didukung dengan analisis statistik deskriptif pada variabel financial attitude yang termasuk dalam kategori baik. Financial attitude yang baik akan berdampak pada financial management behavior yang baik pula, karena sikap dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Seseorang dengan tingkat financial attitude yang baik akan menunjukkan cara berpikir yang baik pula mengenai uang yang meliputi sikap terhadap perilaku keuangan sehari-hari, sikap terhadap rencana penghematan, sikap terhadap manajemen keuangan, dan sikap terhadap kemampuan keuangan masa depan.
Indikator sikap terhadap perilaku keuangan sehari-hari, rata-rata mahasiswa termauk ke dalam kategori baik, Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat memiliki sikap yang positif terhadap perilaku keuangan sehari-harinya seperti merasa tenang ketika sudah membayar semua tagihan, dan merasa nyaman mampu melakukan penghematan dalam pengeluaran uang, hal demikian baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari adanya masalah keuangan. Indikator yang kedua yakni sikap terhadap rencana penghematan dimana hasil analisis deskriptif menunjukkan dalam kategori baik. Mahasiswa memiliki sikap yang baik terhadap rencana penghematan, karena mahasiswa merasa yakin bahwa cara mengelola uang saat ini akan berpengaruh terhadap kondisi keuangan masa yang akan datang, sehinggamereka berfikir akan lebih baik jika memiliki asuransi kesehatan, pendidikan, tabungan ataupun lainnya untuk masa depan yang lebih baik dengan harapan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang.
Indikator yang ketiga yaitu sikap terhadap manajemen keuangan yang jugatermasuk
dalam kategori baik, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa merasa sikap terhadap manajemen keuangan seperti bijaksana dalam pengeluaran, berhati-hati dalam menyimpan uang dan melakukan pencatatan keuangan dengan baik merupakan suatu hal yang penting untuk diterapkan dalam perilaku pengelolaan keuangan. Indikator yang terakhir yaitu sikap terhadap kemampuan keuangan masa depan dengan hasil analisis statistik deskriptif tergolong dalam kategori baik, sikap terhadap kemampuan keuangan masa depan dimanamahasiswa merasa percaya dan yakin bahwa keuangan masa depan perlu juga untuk dipersiapkan sejak sekarang seperti halnya menabung, melakukan investasi.Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa apabila semakin tinggi financial attitude seseorang maka akan semakin baik pula financial management behavior seseorang.
• Pengaruh Financial Technologi terhadap Financial Management Behavior.
Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa financial Technology memiliki pengaruh terhadap financial management behavior, hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitungnya 2,347 dengan signifikansi 0,019 > 0,05. Nilai koefisien regresi financial Technology menunjukkan nilai arah positif dengan financial management behavior yang dapat diartikan bahwa financial Technology berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap financial management behavior Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat, sehingga hipotesis kedua padapenelitian ini diterima.
Teknologi finansial menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 adalah “penggunaan teknologi sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, efisiensi, kelancaran, keamanan dan keandalan sistem pembayaran”. Dampak yang didapatkan secara umum dengan hadirnya fintech adalah seseorang menjadi semakin mudah dalam mengakses berbagai layanan dan produk keuangan, yang dapat berupa kemudahan bertansaksi, menabung, berinvestasi, dan melakukan pinjaman. Dampak positif yang didapatkan adalah seseorang dapat dengan mudah menabung dan berinvestasi karena dapat diakses hanya dengan smartphone dan dengan biaya yang lebih terjangkau. Sedangkan dampak negatifnya adalah dengan adanya kemudahan yang diberikan dalam bidang pembayaran, seseorang dapat menjadi
konsumtif karena mereka dapat dengan mudah mengeluarkan uangnya karena tidak merasa mengeluarkan uang secara fisik. Hal ini menandakan bahwa seseorang juga harus memiliki literasi keuangan yang baik agar dapat terhindar dari perilaku keuangan yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan berbagai lembaga keuangan dan pemerintah terus mendorong tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia agar dapat terhindar dari perilaku keuangan yang kurang baik. Penerapan teknologi dalam layanan keuangan sangat memudahkan masyarakat dalam bertransaksi, dimanapun dan kapan pun masyarakat dapat melakukan transaksi tanpa harus datang langsung ke perusahaan finansial atau mengantri dari berbagai prosedur. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa financial technology mampu memudahkan mahasiswa mengelola keuangannya tetapi tidak berdampak langsung pada pengelolaan keuangan mereka. Karena bisa saja kemudahan teknologi ini justru membuat mahasiswa lebih konsumtif sehinga tidak bisa mengendalikan keuangannya.
Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel financial technology terdapat 9 responden dengan persentase 9.4 persen menjawab kurang setuju pada pernyataan “fintech akan memberikan manfaat yang lebih banyak dimasa depan”. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penggunaan financial technology tidak begitu mempengaruhi cara mereka melakukan pengelolaan keuangan. Kecenderungan responden mempraktekkan financial management behavior yang diharapkan tidak selalu dipengaruhi oleh tingkat financial technology yang dimilikinya. Dan terdapat 48 responden dengan persentase sebesar 50 persen menjawab sangat setuju pada pernyataan “pengetahuan cara menggunakan teknologi finansial sangat penting” Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa menganggap kehadiran fintech merupakan hal yang baru dan penting untuk dipelajari terutama dalam menggunakannya sehingga kehadiran fintech membawa dampak positif bagi penggunanya. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxxx, Xxxxxxxxxx, Adinda, & Xxxxxxx (2020).
• Pengaruh Peers terhadap Financial Management Behavior.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada responden menunjukkan hasil bahwa peersmemiliki pengaruh terhadap financial management behavior, hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitungnya 3,167 dengan signifikansi 0,002 > 0,05. Nilai koefisien regresi peers menunjukkan nilai arah positif dengan financial management behavior yang
dapat diartikan bahwa peers berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap financial management behavior Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat, sehingga hipotesis ketiga pada penelitian iniditerima.
Penelitian ini sejalan dengan Theory of Planned Behavior (Xxxxx, 2005) dimana teman sebaya (peers) mampu mewakili interaksi dengan lingkungan yang dapat mengubah seseorang agar memiliki perilaku yang baik dalam mengelola keuangan serta mampu memiliki pengaruh yang positif untuk memudahkan individu dalam mengatur dan melakukan perilaku pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari & Xxxxx (2013) dan juga Chotimah & Xxxxxxxx (2015) yang menyatakan bahwa teman sebaya berpengaruh positif dan signifikan terhadapmanajmenen keuangan pribadi mahasiswa.
Pada hasil analisis statistik deskriptif variabel peers termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil untuk rata-rata pada indikator persaingan dan penyesuaian dalam kategori baik, dimana teman sebaya dapat memberikan motivasi yang positif sehingga seseorang merasa mampu mengelola keuangannya dengan baik dan melalui teman sebaya, seseorang dapat menyesuaikan diri serta mempermudah dalam bertukar pikiran terkait pengelolaan keuangannya.
Selanjutnya, untuk rata-rata pada indikator kerjasama, penerimaan serta perpaduan dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa teman sebaya cukup baik dalam memberikan informasi, memberikan dukungan, serta menjadikan seseorang untuk belajar menerima saran ataupun ajakan positif mengenai cara mengelola keuangan dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan apabila peers pada seseorang dalam keadaan cukup baik maka akan berdampak pada financial management behavior yang cukup baik pula, karena pengaruh dariorang sekitar dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
• Parental Norms Memoderasi Pengaruh Financial Attitude terhadap Financial Management Behavior.
Hasil uji moderasi menunjukkan nilai t hitung antara variabel financial attitude dengan parental norms adalah sebesar 2,376 dengan signifikansi 0,018 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi yang menunjukkan nilai positif. Hipotesiskelima yang menyatakan financial attitude berpengaruh positif signifikan terhadap financial management behavior dengan parental norms sebagai variabel moderating diterima. Variabel
financial attitude dan parental norms memilikikontribusi secara parsial sebesar 1,51%.
Mahasiswa yang menerapkan parental norms pada kegiatan pengelolaan keuangannya sehari-hari menyadari bahwa segala dampak dari perilaku yang dilakukan merupakan suatu hal yang telah dipertimbangkan berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang telah diperoleh dari orang tuanya. Sikap merupakan tanggapan atau respon terhadap suatu objek tertentu. Responden yang memiliki sikap positif terhadap pengelolaan keuangan dengan keyakinan bahwa mereka mampu menentukan nasib mereka berdasarkan pemahaman dan keterampilan yang telah diberikan oleh kedua orang tuanya akan mendorongresponden berperilaku keuangan yang baik dan bertanggung jawab.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa parental norms mampu memoderasi pengaruh antara financial attitude terhadap financial management behavior. Menurut Theory of Planned Behavior (Xxxxx, 2005) dijelaskan bahwa parental norms merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi niat seseorang, dimana parental norms digambarkan sebagai norma subjektif yaitu pemikiran orang lain yang akan mendukung atau tidak mendukung seseorang dalam melakukan sesuatu. Parental norms dapat memperkuat sikap terhadap perilaku apabila individu yakin bahwa norma orang tua mampu memberikandukungan yang positif baginya.
Responden yang menerapkan parental norms meyakini bahwa mereka mampu mengontrol tujuan dan kemauannya sehingga mereka mampubertanggung jawab atas sikap keuangannya (financial attitude) terhadap perilaku pengelolaan keuangannya (financial management behavior). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap keuangan (financial attitude) yang positif didukung dengan parental norms maka berpengaruh terhadap financial management behavior yang baik.
• Parental Norms Memoderasi Pengaruh Financial Technology Terhadap Financial Management Behavior.
Hasil uji moderasi menunjukkan nilai t hitung antara variabel financial Technology dengan parental norms adalah sebesar -0,468 dengan signifikansi 0,640 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi yang menunjukkan nilai negatif. Hipotesis keenam yang menyatakan financial Technology berpengaruh positif signifikan terhadap financial management behavior dengan parental norms sebagai variabel moderating ternyata
mampu berubah menjadi negatif sehingga hipotesis ditolak. Variabel financial Technology dan parental norms memiliki kontribusi secara parsial sebesar 0,06%.
Hasil tersebut bertolak belakang dengan Theory of Planned Behavior (Xxxxx, 2005) yang mengungkapkan bahwa Parental Norms mampu memoderasi hubungan Financial Technology terhadap Financial Management Behavior. Arah hubungan yang negatif dapat dikaitkan dengan tidak adanya sinkronisasi antara faktor internal dan eksternal antar variabel. Hal tersebut juga dapat dilihat dari indikator tabungan dan investasi dalam financial Technology yang masih tergolong cukup, dimana literasi mahasiswa terhadap kedua hal tersebut dapat dikatakan masih setengah-setengah. Responden cenderung masih memahami secara teoritis dan masih kurang secara praktik.
Selain itu, adanya arah hubungan yang negatif dapat disebabkan karena ketidaktahuan responden terhadap pentingnya manajemen keuangan itu sendiri. Oleh karena itu, meskipun responden sudah memiliki pengetahuan atau literasi keuangan yang cukup baik yang diperoleh di perkuliahan ataupun dari lingkungankeluarganya namun mereka belum mampu menerapkan literasi tersebut ke dalam pengelolaan keuangan mereka secara tepat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxxx & Xxxxx (2017), dan juga Yap et al (2016) yang menunjukkan bahwa financial Technology tidak memiliki pengaruh terhadap financial management behavior. Sehingga dapat disimpulkan financial Technology yang tidak diperkuat dengan parental norms yang baik maka financial management behavior yang dimiliki menjadi bias dan dapat cenderung ke arah pemahaman yang negatif.
• Parental Norms Memoderasi Pengaruh Peers terhadap Financial Management Behavior.
Hasil uji moderasi menunjukkan nilai t hitung antara variabel peers dengan parental norms adalah sebesar -0,449 dengan signifikansi 0,654 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi yang menunjukkan nilai negatif. Hipotesis ketujuh yang menyatakan peers berpengaruh positif signifikan terhadap financial management behavior dengan parental norms sebagai variabel moderating ditolak. Variabel peers dan parental norms memiliki kontribusi secara parsial sebesar 0,05%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Theory of planned behavior oleh Xxxxx (2005) yang berpendapat bahwa norma subjektif merupakan pemikiran orang lain yang bersifat
positif ataupun negatif yang akan digunakan sebagai acuan dalam bertindak. Persamaan yang ada dalam teman sebaya seringkali akan berpengaruh positif dan negatif pada individu untuk berperilaku. Pada penelitian ini, arahhubungan yang ditunjukkan adalah negatif, sehingga perilaku yang ditunjukkan juga mengarah pada hal negatif.
Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya kebiasaan diskusi masalah- masalah pengelolaan keuangan di kalangan teman sebayanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Xxxxxxxx (2007) yang menjabarkan bahwa teman sebaya merupakan sekumpulan orang dengan tingkat umur dan tingkat kedewasaan yang hampir sama sehingga teman sebaya mampu memberikan pengaruh negatif, remaja cenderung ingin memberontak melawan ketentuan-ketentuan sosial yang baku sehingga memberikan dampak yang kurang baik terhadap manajemen keuangan pribadinya sendiri (Kasali, 2001). Hal inilah yang mengakibatkan norma-norma orang tua tidak dapat diterapkan secara maksimal.
Furman & xxxxxxxxxx dalam Xxxxxxxx (2007) juga mengatakan bahwa remaja lebih banyak bergantung pada teman dibandingkan dengan orang tua untuk memuaskan kebutuhan mereka akan pertemanan, harga diri dan yang menyangkut bagaimana kehidupan keuangannya. Oleh karena itu, perilaku teman sebaya yang negatif secara tidak langsung akan mengontrol individu untuk bertindak ke arah yang negatif pula. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa parental norms tidak mampu memoderasi pengaruh peers terhadap financial management behaviordikarenakan dominasi teman sebaya lebih tinggi dibandingkan dengan norma- norma orang tua ketika seseorang mulai menginjak usia dewasa, serta lebih cenderung mengikuti bagaimana teman sebaya mereka berperilaku.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperolehsimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh positif signifikan financial attitude terhadap financial management behavior Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat.
2. Ada pengaruh positif signifikan financial Technology terhadap financial management behavior Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat.
3. Ada pengaruh positif signifikan peers terhadap financial management
behavior Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat.
4. Parental norms mampu memoderasi pengaruh financial attitude terhadap
financialPada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat.
5. Parental norms tidak mampu memoderasi pengaruh financial Technology terhadap financial management behavior Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat.
6. Parental norms tidak mampu memoderasi pengaruh peers terhadap financial management behavior Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa variabel financial management behavior termasuk dalam kategori cukup baik, oleh karena itu mahasiswa diharapkan untuk selalu meningkatkan financial management behavior mereka dengan mulai membiasakan diri berperilaku mengelola keuangan yang baik seperti membuat penganggaran keuangan, mencatat pengeluaran serta pemasukan, mengontrol pengeluaran, serta membiasakan menabung.
2. Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat disarankan untuk memulai belajar tentang investasi secara langsung baik melalui sarana yang telah disediakan oleh pihak universitas seperti memanfaatkan galeri investasi yang ada Pada Youth Entrepreneur Di Jakarta Barat, sehingga mahasiswa bisa memulai investasi sejak dini. Financial Technology pada mahasiswa disarankan perlu ditingkatkan lagi dengan mulai menerapkan ilmu-ilmu keuangan dalam kehidupan sehari-hari, selalu mengikuti perkembangan terkait keuangan melalui media online ataupun offline karena financial Technology memiliki peranan yang sangat penting dalam pengelolaan keuangan seseorang.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel parental norms mampu memoderasi pengaruh dari financial attitude terhadap financial management behavior sehingga disarankan bagi mahasiswa untuk tetap selalu berpedoman pada norma orang tua ketika menyikapi sesuatu terkait dengan pengelolaan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Xxx Xxxxxx. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Xxxxx, X. (2005). Attitudes, Personality, and Behavior. New York : Open University Press. A Gerungan, (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Xxxxxx Xxxxxxx
Xxxxxx, X., Xxxxxxxxx, X., & Xxxxxxxxx, D. (2016). Pengaruh Financial Knowledge, Financial Attitude Dan External Locus of Control Terhadap Personal Financial Management Behavior Pada Mahasiswa S1 Universitas Telkom the Influence of Financial Knowledge
, Financial Attitude and External Locus of Control on. eProceeding of Management, 3(2), 1228– 1235.
Xxxxxxx, X. Xxxxxx & Govindarajan. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen. Tanggerang: Karisma Publishing Group
Xxxxxx, X. X. (2018). Influence Factors toward Financial Satisfaction with Financial Behavior as Intervening Variable on Jakarta Area Workforce. European Research Studies Journal, 21(1), 90-103.
Xxxxxxxx, X., & Xxxxxxx, G. M. (2014). Categorising the money management behaviour of young consumers.
Xxxxxxx, X. (2014). Keterkaitan Financial Attitude, Financial Behavior & Financial Knowledge Pada Mahasiswa Strata 1 Universitas Atmajaya Yogyakarta, Skripsi S1. xxxxxxxx.xxxx.xx.xx. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2017.
Xxxxxx P. & Voller P. (2014). Autonomy and Independence in Language Learning. Routledge.
E-book.
Xxxxxx, M. L., Xxxx, X., & Xxxxxx, T. A. (2011). Using in-person, Internet, or telephone contact between patients and providers to prolong engagement in interventions.
Xxxxxxx, X. X., & Xxxxxxxxx, X. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Satisfaction pada Mahasiswa Universitas Xxxxxxx Xxxxx.FINESTA, 3(2), 1-6.
Xxxxxxxx, X., & Xxxxxxxx, X. (2015). Pengaruh Pendidikan Keuangan Di Keluarga, Sosial Ekonomi Orang Tua, Pengetahuan Keuangan, Kecerdasan Spiritual, Dan Teman Sebaya Terhadap Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa S1 Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK), 3(2), 1– 10.
Xxxxx, X. X., & Xxx, L. (2018). Inclusive FinTech: Blockchain, Cryptocurrency, and ICO. World Scientific.
Xxxxxxxxxx, X.X. (1968). What is an Attitude? The Journal of Extension, Vol.6, No 2, pp.79- 84Ayeh, Julian K, 2015, Travellers Acceptance of Consumer-generated Media: An Integrated Model of Technology Acceptance And Source Credibility Theories, Computers in Human Behavior 48: 173-180
Xxx, X., & Xxxx, X. X. (2011). The Financial management Behavior Scale : Development and Validation. Journal of Financial Counseling and Planning Volume 22, 43-59.
Dwiastanti, A. (2015). Financial Technology as the Foundation for Individual Financial Behavior. Journal of Education and Practice, 6(33), 99–105. xxxx://xxx.xxxx.xx.xxx/xxxxxxxxxxxxxxx/xxxxxxx/XXXXXxxxxxx?xxxxxxXX0000000
Xxxxx, X. X., & Xxxxxi, D. (2015). Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance, Financial Solvency, Financial Knowledge, dan Kepuasan Finansial.
Xxxx Xx, X., Xxxxxxxx, X., Xxxxxxx, X., & X. Xxxxxxxxxxxx, V. (2014). Partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) An emerging tool in business research. European Business Review, 26(2), 106-121. doi:10.1108/ebr-10-2013-0128
Xxxx, J. F., Xxxxxx, C. M., & Xxxxxxxx, X. (2012). Partial Least Squares: The Better Approach to Structural Equation Modeling? Long Range Planning, 45(5-6), 312-319. doi:10.1016/j.lrp.2012.09.011
Xxxx, J.F. Xx., Xxxxx, W.C., Xxxxx B.J., Xxxxxxxx, X.X. xxx Xxxxxx, R.L. (2008).Multivariate Data Analysis, 6th ed. New Jersey: Xxxxxxx Xxxxxxxx Xxxx.Xxxxxxx, T. S. (2006, March). Good corporate governance dan penerapannya di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 8(1),1-9.
Xxxxxxxxx, X., Xxxxxxx, X. X., & Xxxxxxx, U. (2016). Pengaruh Financial Atitude , Financial Knowledge , Parental Income Terhadap Financial Management. Manajemen Teori Dan Terapan, 1(3), 226–241.
Xxxxx Xxxxxxx (2018), Pengaruh Financial Knowladge, Financial Behaviour, Fnancial Attitude Terhadap Personal Financial Management. JRKA Vol 4 Isuue 1
Xxxxxxx, X., Xxxxxxxxxx, M., Xxxxxx, A. R., & Xxxxxxx, X. (2020). Effects of Financial, Demographic, and Financial Technology Technology on Financial Management of Productive Age Behavior in Surabaya, IndonesiaNicolini, G. (2019). Financial Technology and financial behavior. Financial Technology in Europe, (July), 85–140. xxxxx://xxx.xxx/00.0000/0000000000000-0
Jodi L. Xxxxxxxx and Xxxxxxx X. Xxxxxxx. (1998). The impact of financial attitudesand knowledge on financial management and satisfaction of recently married individuals. Association for Financial Counselling and Planning,Vol. 9(2), 1998.
Xxx, X. & Xxxxxx, J.E. 2004. An Exploratory Framework of the Determinants of Financial Satisfaction. Journal of Family and Economic Issues 25(1): 25-50.
Kholilah, & Xxxxxxx. (2013). Studi Financial Management Behavior Pada Masyarakat di Surabaya.
Laily, N. (2013). Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mengelola Keuangan. Journal of Accounting and Business Education, 1(4). xxxxx://xxx.xxx/00.00000/xxxx.x0x0.0000
Xxx, X., & Xxx, X. (2001). nternet banking consumer dops: Need-based and / or skill-based. Malhotra, N. K. (2010). Marketing research: An applied approach. Boston:Xxxxxxx.
(2015). Essentials of Marketing Research, Global Edition.
Xxxxxxxxx, Xxxxxxx Xxxxxx., Xxxxx Xxxx, dan J. R. (2016). Financial Technology ofIndian Youth: A Study on the Twin Cities of Hyderabad Secunderabad. IIM Kozhikode Society & Management Review, 6(2), 1–16.
Xxxxxxxx, Xxxxx Novita. (2016). Pengaruh Personal Financial Technology, Financial Attitude Terhadap Financial Management Behavior Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Skripsi. Universitas Andalas.
Xxxxxxxx dan Xxxxxx Xxxxxxxx. 1995. Manajemen Keluarga. Bandung: Indonesia Publishing House
Xxxxxxx, & Xxxxx, N. A. (2017). Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan Pribadi Pada Mahasiswa di Politeknik Negeri Samarinda. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Terapan, 136–143.
Xxxxx, X., & Xxxxxx, X. (2000). Conceptualising financial Technology.Loughborough University Business School Research Series paper2000:7.
Xxxxx, X. (2006). Exammaning the Personal Financial Attitudes, Behaviors, and Knowledge Levels of First and Senior Students at Baptist University in the State of Texas.
XxXxxxxx, C. D., & Xxxxx, X. (2002). Marketing research: The impact of the Internet.
Cincinnati: South-Western.
Xxxx Xxxxxx Xxx Xxxx, T. T. P. (2015). Factors affecting Personal Financial Management Behaviors: Evidence from Vietnam. Proceedings of the Second AsiaPacific Conference on Global Business, Economics, Finance and Social Sciences (AP15Vietnam Conference).
Nababan, X., & Xxxxxxx, I. (2012). Analisis Personal Financial Liteacy Dan Financial Behavior Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (Personal Financial Technology Analysis And The FinancialBehavior Of Undergraduate Students Of The University Of North Sumatra’s Econo. Media Informasi Manajemen, 1, 1–16.
Putra, X., Xxxxxxxxx, X., & Xxxxxxx, X. (2013). Perilaku Pengendalian Diri Pada Perilaku Manajemen Keuangan Personal Berdasarkan Pada Teori Planned Behavior Menggunakan Pendekatan Partial Least Square. Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul.
Xxxxxxx Xxxxxx Xx, M. (2015). The Impact Of Using Financial Technology On Positive Financial Behaviors.
Xxxxxxxxxx, Xxxx., & I. N. (2020). Peran Literasi Keuangan dalam Memediasi Pengaruh Sikap Keuangan dan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan. Economic Education Analysis Journal, 9(1), 166– 181.
Xxxxx, T. I. (2018). Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Financial Technology (FINTECH). At-Tawassuth.
Xxxxxxx, Xxxxxx, 2004, Dinamika Kelompok, Jakarta: Bumi Aksara
Xxxxxxx-Jr., Xxxxxx J., Xxxxxxx, Xxxxxxx X., Xxxxxx, Xxxxxx dan Xxxxxx, Xxxxxx. 1993. AnInvestigation of The Reporting of Questionable Acts in an International Setting. Journal of Accounting Research. Vol. 31; 75- 103
Xxxxxx, X. X. (2015). Factors Influencing College Students’ Financial Behaviors in Turkey: Evidence from a National Survey. International Journal of Economics and Finance, 7(6), 87–94. xxxxx://xxx.xxx/00.0000/xxxx.x0x0x0
Xxxxxxxxx dan Pamungkas (2020). Pengaruh Financial Behavior, RiskTolerance dan Financial Strain terhadap Financial Satisfaction.
Xxxxxxx, X. (2019). Financial Technology Tren Bisnis Keuangan Kedepan.
Xxxxxx, X. (2011). The Theory Of Planned Behaviour And The Impact Of Past Behaviour.
International Business & Economics Research Journal, 10(1).
Xxxxxxxxxxx, X., arizona, P. E., & Xxxxxxxxx, X. (167-193). ‘Pengaruh profitabilitas, kepemilikan keluarga, good corporate governance terhadap penghindaran pajak’. Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol 1,No.2, 2016, hlm. 167- 193.
Xxxxxxxx, (2004). Metode penelitian Kwalitatif, dan R&D, Alfabet Jakarta. Xxxxxxxxxxx, N.S (2011). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Remaja.
Xxxxxxxxxx, S. D. D., Xxxxxx, X. X., Xxxxxx, N. S., & Xxxxxxx, X. (2016).Impact of financial Technology, financial socialization agents, and parental norms on money management. Advanced Science Letters, 22(12), 4312– 4315.
Xxxxxxxxxx, N. dan L. L. (2016). Peran Mediasi Attitude Toward Money Terhadap Financial Technology dan Financial Behavior Mahasiswa. Prosiding, National Seminar on Accounting and Finance 2016, Universitas Negeri Semarang.
Wulandari & Xxxxx, X. (2015). Pengaruh Love Of Money, Pendidikan Keuangan di Keluarga, Hasil Belajar Manajemen Keuangan, dan Teman Sebaya Terhadap Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Akuntansi, 3(3), 1–6.
Xxxx Xxxxxxxxxxxxx & S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.2010.
Xxxx, X. X., Xxxx, X., & Xxxx, X. (2009). Acting for Happiness: Financial Behavior and Life Satisfaction Of College Students. Social Indicator Research, 92(186) 53-68. xxxxx://xxx.xxx/00.0000/x00000-000-0000-0.
Yap, Xxxxxxxxxx, Xxxxxxxxx (2016). The Effect of Financial Technology and Attitude on Financial Management Behavior and Satisfaction.
Xxxxxxxx, X., & Xxxxx, M. (2013). Sikap Pengelola Keuangan dan Perilaku Perencanaan Investasi Keluarga di Surabaya. Journal of Business and Banking, Vol. 3, No.1, pp. 57-68.
Xxxxxxxx, X., & Xxxxx, M. (2013). Sikap Pengelolaan Keuangan dan Perilaku Perencanaan Investasi Keluarga di Surabaya. Business and Banking.