PERJANJIAN
PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PERIODE I TAHUN ANGGARAN 2020 NOMOR:530-Int-KLPPM/Untar/V/2020
Pada hari ini Senin tanggal Empat bulan Mei tahun Dua ribu duapuluh yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Xxx Xxx Xxxx, Ph.D
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Alamat : Xx. Xxxxxx X. Xxxxxx Xx. 0 Xxxxxxx Xxxxx 00000
selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. Nama : Viriany, S.E.,M.M.,Ak.,CA.,BKP Jabatan : Dosen Tetap
Fakultas : Ekonomi
Alamat : Xx. Xxxxxxx Xxxxx Xxxxx, Xx. 0 Xxxxxxx Xxxxx 00000
Xxxxxxxxx untuk diri sendiri dan atas nama anggota pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat:
a. Nama : Henny Wirianata, S.E.,X.Xx.,Ak.,CA Jabatan : Dosen Tetap
selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat mengadakan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat sebagai berikut:
Pasal 1
(1). Xxx Xxxxxxxxx Pada CV Jaya Surya Intergrasi” Pihak Pertama menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat atas nama Universitas Tarumanagara dengan judul “Pembuatan Standar Operasional Prosedur Siklus Persediaan dan Pembelian pada CV Jaya Surya”
(2). Biaya pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) diatas dibebankan kepada Pihak Pertama melalui anggaran Universitas Tarumanagara.
(3). Besaran biaya pelaksanaan yang diberikan kepada Pihak Kedua sebesar Rp 8.000.000 (Delapan juta rupiah), diberikan dalam 2 (dua) tahap masing-masing sebesar 50%.
(4). Pencairan biaya pelaksaaan Tahap I akan diberikan setelah penandatangangan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(5). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap II akan diberikan setelah Pihak Kedua melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, mengumpulkan laporan akhir, logbook, laporan pertanggungjawaban keuangan dan luaran/draf luaran.
(6). Rincian biaya pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) terlampir dalam Lampiran Rencana dan Rekapitulasi Penggunaan Biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian ini.
Pasal 2
(1). Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan dilakukan oleh Pihak Kedua sesuai dengan proposal yang telah disetujui dan mendapatkan pembiayaan dari Pihak Pertama.
(2). Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam Periode I, terhitung sejak Januari-Juni Tahun 2020
Pasal 3
(1). Pihak Pertama mengadakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Pihak Kedua.
(2). Pihak Kedua diwajibkan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
(3). Sebelum pelaksanaan monitoring dan evaluasi, Pihak Kedua wajib mengisi lembar monitoring dan evaluasi serta melampirkan laporan kemajuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dan logbook.
(4). Laporan Kemajuan disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(5). Lembar monitoring dan evaluasi, laporan kemajuan dan logbook diserahkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Pasal 4
(1). Pihak Kedua wajib mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran/draf luaran.
(2). Laporan Akhir disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(3). Logbook yang dikumpulkan memuat secara rinci tahapan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
(4). Laporan Pertanggungjawaban yang dikumpulkan Pihak Kedua memuat secara rinci penggunaan biaya pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat yang disertai dengan bukti-bukti.
(5). Luaran Pengabdian Kepada Masyarakat yang dikumpulkan kepada Pihak Kedua berupa luaran wajib dan luaran tambahan.
(6). Luaran wajib hasil Pengabdian Kepada Masyarakat berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan di Senapenmas, jurnal ber-ISSN atau prosiding internasional.
(7). Luaran tambahan hasil Pengabdian Kepada Masyarakat berupa publikasi di media massa, HKI, dan luaran lainnya (Teknologi Tepat Guna, Model, Purwarupa (prototype), Karya Desain/Seni/Kriya/Bangunan dan Arsitektur), Produk Terstandarisasi, Produk Tersertifikasi, Buku ISBN, dan Video Kegiatan.
(8). Draft luaran wajib dibawa pada saat dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) PKM. (9). Batas waktu pengumpulan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan, dan luaran adalah Juni 2020
Pasal 5
(1). Apabila Pihak Kedua tidak mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan Luaran sesuai dengan batas akhir yang disepakati, maka Pihak Pertama akan memberikan sanksi.
(2). Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) proposal pengabdian kepada masyarakat pada periode berikutnya tidak akan diproses untuk mendapatkan pendanaan pembiayaan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Pasal 6
(1). Apabila terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah.
(2). Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diserahkan kepada Pimpinan Universitas Tarumanagara.
(3). Keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini bersifat final dan mengikat.
Demikian Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dibuat dengan sebenar- benarnya pada hari, tanggal dan bulan tersebut xxxxxx xxxxx xxxxxx 0 (xxxx), yang masing- masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pihak Pertama
Jap Tji Beng, Ph.D.
Pihak Kedua
Xxxxxxx, S.E.,M.M.,Ak.,CA.,BKP
LAPORAN AKHIR
PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG DIAJUKAN KE LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SIKLUS PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN
PADA CV XXXX XXXXX INTEGRASI
Disusun oleh:
Ketua Tim
Xxxxxxx, X.X., M.M.,Ak.,CA, BKP (0326087602/10101021)
Anggota:
Henny Wirianata , S.E.,X.Xx.,Ak., CA (0321067701/10101020)
Program Xxxxx X0 Xxxxxxxxx Xxxxxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxx Xxxxxxx
0000
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA XXXXXXXXXX
Xxxxxxx 0/ Xxxxx 0000
1. Judul Pembuatan Standar Operasional Prosedur Siklus Persediaan Xxx Xxxxxxxxx Pada CV Jaya Surya Integrasi
2. Nama Mitra PKM CV Jaya Surya Integrasi
3. Ketua Tim PKM
a. Nama dan gelar Viriany, SE, MM, Ak, CA, BKP
b. NIDN/NIK 0326087602 / 10101021
c. Jabatan/Golongan Lektor
d. Program Studi S1 Akuntansi
e. Fakultas Ekonomi
f. Bidang Keahlian Akuntansi Keuangan
g. Alamat Kantor Jl Tanjung Duren Utara No.1 Jakarta Barat
h. Nomor HP/ Telp 0898 1802325
4. Anggota Tim PKM
a. Jumlah Anggota Dosen 1 (satu) orang
b. Nama Anggota I/ bidang keahlian Henny Wirianata / Akuntansi Keuangan
0321067701 / 10101020
5. Anggota Tim PKM (mahasiswa) Mahasiswa 1 (satu) orang
A. Nama mahasiswa dan NIM Xxxxxxx Xxx 125170393
6 Lokasi Kegiatan/ Mitra
a. Wilayah Mitra Cengkareng
b. Kabupaten/ Kota Jakarta Barat
c. Provinsi DKI Jakarta
d. Jarak PT ke lokasi mitra 12 km
7 Luaran yang dihasilkan Modul SOP Siklus Persediaan dan Pembelian
8 Jangka Waktu Pelaksanaan Periode 1 (Januari-Juni)
9 Biaya yang disetujui LPPM Rp 8.000.000
Xxxxxxxxxx, Xxxxxxx, 00 Xxxx 0000
Xxxxx Xxxxxxxx Ekonomi dan Bisnis Ketua
Dr. Sawidji Widoatmodjo, SE., M.M., M.B.A. Viriany, SE, MM, Ak, CA, BKP 0301126203 / 10191025 0326087602 /10101020
Menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Xxx Xxx Xxxx, Ph.D 0323085501/100381047
RINGKASAN
Menindaklanjuti Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan pada semester lalu selama bulan Agustus sampai Desember 2019 maka kali ini tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara membuat standar operasional prosedur untuk siklus persediaan dan pembelian untuk melengkapi standar operasional yang lalu yaitu siklus penerimaan dan pengeluaran kas.
Berdasarkan hasil observasi awal ke lokasi mitra, tim Pengabdian Kepada Masyarakat Untar menemukan bahwa CV Jaya Surya Integrasi belum mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP) secara tertulis. Tim Pengabdian Kepada Masyarkat Untar menilai bahwa perlu adanya Standar Operasional Prosedur yang dibuatkan secara tertulis untuk CV Jaya Surya Integrasi. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Untar mengusulkan untuk membuat Standar Operasional Prosedur dan CV Jaya Surya Integrasi setuju untuk menerima usul dari Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara.
Untuk mendukung proses penyusunan Standar Operasional dan Prosedur, Tim Pengabidan Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara akan melakukan observasi lanjutan atas kegiatan operasional di perusahaan khususnya yang terkait dengan Siklus Persediaan dan Pembelian. Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan di lapangan dan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat. Adapun observasi akan dilakukan kurang lebih selama bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2020. Keluaran yang diharapkan akan dihasilkan adalah Modul Standar Operasional dan Prosedur Siklus Persediaan dan Pembelian.
Kata kunci: SOP, Siklus Persediaan dan Pembelian, Observasi, Pengamatan, Wawancara
PRAKARTA
Pertama - tama kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara atas kesempatan dan hibah yang diberikan kepada kami.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat kami yang berjudul Pembuatan Standar Operasional Prosedur Siklus Persediaan Xxx Xxxxxxxxx Pada CV Jaya Surya Integrasi akhirnya dapat diselesaikan.
Kami juga berterima kasih kepada pihak CV Jaya Surya Integrasi yang sudi bekerja sama dengan kami walaupun di tengah pandemi covid 19 ini. Kami percaya semua kesulitan akan dapat diselesaikan pada saat kita berharap dan bertekun. Dan kami berharap pandemi ini segera berlalu.
Akhir kata kami berharap semoga pembuatan Standar Operasional Prosedur ini dapat berguna khususnya bagi pihak CV Jaya Surya Integrasi. Tuhan Memberkati.
DAFTAR ISI
Halaman sampul
Halaman pengesahan i
Ringkasan ii
Prakata iii
Daftar isi iv
Daftar Gambar v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi 1
1.2 Permasalahan Mitra 11
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN
2.1 Solusi Permasalahan 13
2.2 Luaran Kegiatan PKM 14
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Langkah-langkah /Tahapan Pelaksanaan 15
3.2 Partisipasi Mitra dalam Kegiatan PKM 16
3.3 Kepakaran dan Pembagian Tugas Tim 18
BAB IV HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 28
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 | Struktur Organisasi CV JSI | 3 |
Gambar 1.2 | Siklus Penjualan | 8 |
Gambar 1.3 | Siklus Pembelian | 9 |
Gambar 1.4 | Aktivitas Fisik dalam siklus konversi | 10 |
Gambar 3.1 | Tahap-tahap kegiatan PKM | 17 |
Gambar 4.1 | Siklus Akuntansi Persediaan dan Pembelian CV JSI | 19 |
Gambar 4.2 | Bagan Arus prosedur pemesanan barang CV JSI | 23 |
Gambar 4.3 | Bagan Arus prosedur penerimaan barang CV JSI | 24 |
Gambar 4.4 | Bagan Arus untuk prosedur pemesanan barang dan penerimaan | |
kepada pelanggan | 25 | |
Gambar 4.5 | Bagan Arus prosedur pengeluaran barang CV JSI | 26 |
Gambar 4.6 | Bagan Arus prosedur dan pembayaran hutang usaha CV JSI | 27 |
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 ANALISIS SITUASI
1.1.1 Profil Mitra
CV Jaya Surya Integrasi (CV JSI) didirikan pada tahun 2015. CV JSI merupakan perusahaaan dagang yang melakukan jual beli produk-produk yang berhubungan dengan komputer. CV JSI dipercaya sebagai salah satu agen resmi dari produk-produk komputer merk HP (Hewlett Packard). Produk-produk yang dijual diantaranya adalah Laptop, Printer, PC, dan perlengkapan komputer lainnya. CV JSI melakukan transaksi penjualan baik secara tunai maupun kredit. Pelanggan CV JSI ada yang perorangan dan ada perusahaan.
Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, CV JSI memiliki dua bagian, yaitu bagian penjualan dan administrasi. Oleh karena keterbatasan jumlah sumber daya/karyawan, maka ada beberapa bagian yang dirangkap oleh satu orang karyawan.
Tiap bagian dalam CV JSI memiliki deskripsi tugas yang berbeda, yaitu:
1. Bagian penjualan
Bagian penjualan terdiri dari satu orang karyawan tetap. Karyawan bagian penjualan bertugas untuk mencari pelanggan dan memfollow up pelanggan. Perusahaan sering mengikuti tender untuk berbagai proyek perusahaan lain. Bagian penjualan mempersiapkan surat-surat yang dibutuhkan untuk mengikuti tender, dengan bekerjasama dengan pemilik yang merupakan direktur langsung di CV JSI. Selain karyawan tetap CV JSI memiliki karyawan lepasan, yang dibayar per proyek. Karyawan lepasan biasanya mendapatkan komisi apabila berhasil mendapatkan proyek.
2. Bagian administrasi
Tugas bagian administrasi adalah membuat faktur penjualan, mencatat pengeluaran kas kecil, merekap rekening Koran, membuat rekapitulasi pembelian dan penjualan secara sederhana.
3. Direktur
Direktur dalam hal ini adalah pemilik masih banyak melakukan penjualan, negosiasi dengan pelanggan. Direktur juga masih melakukan pembelian secara langsung ke supplier, sehingga pembuatan Purchase order masih dilakukan oleh Direktur.
Evaluasi pembagian tugas :
Pembagian tugas yang belum jelas sering menyebabkan kesalahan pencatatan administrasi. Walaupun pencatatan administrasi dilakukan secara sederhana namun tidak mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Banyak hal yang dilakukan secara pribadi oleh direktur menyebabkan bagian administrasi tidak melakukan pencatatan.
Misalnya :
1. Pembayaran hutang kepada supplier juga masih dilakukan secara langsung oleh Direktur. Hal ini terkadang menyebabkan bagian administrasi tidak mengetahui tentang pembelian yang dilakukan dan tidak melakukan pencatatan pembelian dan hutang.
2. Penagihan piutang juga dilakukan secara langsung oleh Direktur sekaligus pemilik ini. Hal ini menyebabkan masuknya uang ke rekening bank tetapi tidak diketahui oleh karyawan administrasi.
3. Pengeluaran uang di bank tidak diketahui oleh karyawan administrasi. Direktur langsung membayar kepada supplier tanpa memberitahu karyawan administrasi. Hal ini menyebabkan karyawan administrasi tidak memotong hutang.
4. Penerimaan uang di bank hanya diketahui oleh direktur, karyawan administrasi tidak mengetahuinya sehingga tidak melakukan pelunasan piutang dan terkadang melakukan penagihan piutang.
5. Pembayaran beban , penarikan prive dilakukan oleh direktur sehingga karyawan tidak mengetahui transaksi yang dilakukan direktur dan tidak mencatatnya.
Hal-hal yang banyak dilakukan secara pribadi oleh direktur ini disebabkan kurangnya komunikasi antara direktur dengan karyawan administrasi.
Karyawan administrasi enggan bertanya karena segan dengan direkturnya. Sedangkan direktur sering lupa memberitahu karyawan tentang transaksi yang dilakukan secara pribadi oleh direkturnya. Akibatnya pencatatan secara sederhana yang dilakukan oleh karyawan administrasi pun menjadi berantakan.
Struktur organisasi dari CV JSI dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Direktur
Karyawan administrasi
Karyawan penjualan
Gambar 1.1
Struktur Organisasi CV JSI
1.1.2 Landasan Teori
1.1.2.1. Proses Bisnis Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki proses bisnis yaitu rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan perusahaan sesuai dengan bidang usahanya. Dalam perusahaan dagang, proses bisnis perusahaan meliputi aktivitas pembelian barang dagang dan aktivitas penjualan barang dagang. Sementara, dalam perusahaan manufaktur, proses bisnis perusahaan meliputi aktivitas pembelian, aktivitas produksi, dan aktivitas penjualan (Ardana dan Lukman, 2016).
Xxxxxx xxx Xxxxxx (2016) mengemukakan ada tiga jenis proses bisnis, yaitu:
1. Proses Manajemen
Proses manajemen meliputi tata kelola korporasi dan manajemen stratejik. Dengan demikian, proses manajemen akan mencerminkan tata kelola dan gaya manajemen dalam proses bisnis yang berjalan.
2. Proses Operasi
Proses operasi menggambarkan inti dari perusahaan, yaitu meliputi proses pembelian, manufaktur, pemasaran, dan penjualan.
3. Proses Pendukung
Proses pendukung meliputi proses akuntansi, keuangan, personalia, dan proses pendukung lainnya yang mendukung proses inti perusahaan.
Dalam setiap proses bisnis terdapat beberapa prosedur transaksi. Prosedur transaksi merupakan urut-urutan beberapa siklus transaksi yang melibatkan lebih dari satu bagian atau orang yang berbeda. Siklus transaksi itu sendiri merupakan rangkaian dua atau lebih peristiwa yang terjadi secara teratur dan berurutan, dan terjadinya peristiwa yang terakhir akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan (Ardana dan Xxxxxx, 2016).
Setiap bagian akan mendokumentasikan setiap aktivitas yang dilakukannya sebagai bukti adanya suatu transaksi atau peristiwa dan menjadi dasar pencatatan di buku perusahaan. Prosedur transaksi yang terjadi di perusahaan akan menggambarkan peran masing-masing bagian, urut-urutan kegiatan, dan juga menggambarkan alur dokumentasi dari setiap transaksi yang terjadi (Ardana dan Xxxxxx, 2016).
Untuk memudahkan dalam memahami proses bisnis yang terjadi di perusahaan, perusahaan pada umumnya menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap prosedur transaksi terjadi.
1.1.2.2. Tata Kelola Perusahaan dan Pengendalian Internal
Beberapa kasus kegagalan bisnis perusahaan terjadi karena tidak adanya tata kelola perusahaan dan pengendalian internal yang memadai. Lemahnya tata kelola perusahaan akan mendorong terjadinya manipulasi dan kegagalan bisnis. Manipulasi dapat terjadi dalam bentuk tindakan korupsi, penyalahgunaan aset perusahaan, dan kecurangan dalam menyajikan laporan keuangan yang sering dikenal sebagai tiga dimensi manipulasi (fraud triangle) (Cressey dalam Ardana dan Xxxxxx, 2016). Xxxxxxx (dalam Ardana dan Xxxxxx, 2016) mengungkapkan bahwa manipulasi dapat terjadi karena adanya
tekanan/dorongan, adanya peluang untuk melakukan manipulasi, dan adanya rasionalisasi bahwa tindakan manipulasi tersebut tidak akan diketahui orang lain. Selain adanya tata kelola perusahaan, operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik apabila didukung adanya pengendalian. Xxxxx, Elder, dan Xxxxxxx (2012) mengungkapkan ada 5 jenis pengendalian dalam perusahaan, yaitu: adanya pemisahan fungsi yang memadai, memiliki sistem otorisasi yang benar untuk setiap kegiatan, memiliki sistem dokumentasi dan catatan yang sesuai kegiatan operasional, adanya pengendalian/kontrol atas fisik catatan dan aset perusahaan, dan adanya sistem pengawasan untuk menilai kinerja
perusahaan.
Pengendalian internal dalam perusahaan menekankan pada membantu manajemen dalam mengamankan aset perusahaan dan meyakinkan bahwa perusahaan memiliki sistem informasi yang memadai dan dapat diandalkan. Weygandt, Xxxxx, dan Xxxxxx (dalam Ardana dan Xxxxxx, 2016) mengemukakan prinsip-prinsip pengendalian internal, yaitu: menetapkan tanggung jawab, adanya pemisahan tugas, terdapat prosedur dokumentasi, adanya kendali secara fisik, elektronik, dan mekanik, verifikasi internal yang bersifat independen, dan alat kontrol lainnya.
Pemilik perusahaan dapat melakukan pengendalian internal salah satunya adalah dengan memiliki standar operasional prosedur yang jelas sehingga kegiatan operasional berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pemilik. Dalam standar operasional prosedur akan diuraikan dan digambarkan peran/fungsi masing-masing bagian, otorisasi untuk setiap kegiatan, dan dokumentasi yang diperlukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian internal. Dengan memiliki standar operasional prosedur, tindakan manipulasi pun dapat dicegah karena dalam setiap aktivitas akan terdeteksi secara jelas bagian-bagian yang terlibat, dokumentasi, dan otorisasi untuk setiap transaksi.
Pengendalian untuk persediaan barang dagang
Khusus untuk pengendalian persediaan perlu dilakukan secara rutin. Persediaan secara fisik dicatat keluar masuknya oleh staf gudang. Setiap kali terjadi pembelian maka persediaan barang dagang akan bertambah. Dan
sebaliknya apabila terjadi penjualan maka persediaan barang dagang akan berkurang. Ada dua metode untuk mencatat persediaan barang dagang yaitu metode perpetual dan metode periodik (Kieso, 2018).
Bagian accounting perlu melakukan pencatatan persediaan untuk mencocokkan apakah catatan di akuntansi sama dengan yang terdapat di gudang. Pemeriksaan fisik atas barang dagangan di gudang perlu dilakukan secara rutin, misalnya sebulan sekali. Permeriksaan fisik dilakukan oleh bagian akuntansi bersama dengan bagian gudang. Tidak boleh melakukan pemeriksaan fisik sendirian, perlu lebih dari satu orang untuk menjaga keakuratan data yang akan disediakan. Apabila barang terdiri dari banyak jenis, maka dapat dilakukan sampling atas barang setiap hari. Sehingga pada saat pemeriksaan fisik dilakukan sebulan sekali akan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Apabila terdapat perbedaan persediaan barang dagang yang di gudang dengan yang dicatat oleh bagian akuntansi maka akan dilakukan jurnal penyesuaian oleh bagian akuntansi. Dengan jurnal sebagai berikut :
Metode Perpetual
Apabila Persediaan barang di gudang > catatan akuntansi Dr. Persediaan barang dagang xxxx
Cr Harga Pokok Penjualan xxxx
Apabila persediaan barang di gudang < catatan akuntansi Dr Xxxxx Pokok Penjualan xxxx
Cr Persediaan barang dagang xxxx
Metode Periodik Tutup persediaan awal
Dr Iktisar laba rugi xxxx
Cr Persediaan barang dagang xxxx
Munculkan persediaan akhir sesuai hasil pemeriksaan fisik Dr Persediaan barang dagang xxxx
Dr Xxxxxxx Laba rugi xxxx
1.1. 2.3. Sistem Informasi dan Standar Operasional Prosedur
Mc. Xxxx, Xx (dalam Ardana dan Lukman, 2016) mengemukakan 5 tahap dalam mengembangkan suatu sistem, yaitu: tahap perencanaan, tahap analisis sistem, tahap perancangan sistem, tahap implementasi sistem, dan tahap penggunaan sistem.
Langkah awal dalam tahap perencanaan adalah mengidentifikasi kebutuhan informasi yang disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan. Setelah itu lakukan identifikasi dan evaluasi atas sistem yang ada saat ini. Apabila diperlukan sistem yang baru, dapat diusulkan beberapa alternatif sistem yang baru dan menetapkan sistem yang akan dipakai.
Kegiatan utama dalam tahap analisis sistem adalah mengumpulkan fakta, informasi dan bukti-bukti dari sistem yang ada saat ini. Untuk mengumpulkan semua hal tersebut, dapat dilakukan wawancara, menggunakan kuesioner, melihat pada contoh-contoh dokumen, dan melakukan observasi laparangan. Kemudian dilakukan analisis atas temuan yang ada untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari sistem yang ada, serta rekomendasi-rekomendasi atas temuan. Hasil analisis kemudian dituangkan dalam laporan analisis sistem.
Pada tahap perancangan sistem, dilakukan identifikasi kebutuhan sistem yang baru berdasarkan hasil analisis sistem di tahap sebelumnya. Dalam tahap ini, sistem yang baru akan dikembangkan dengan melihat pada kekurangan- kekurangan yang ditemukan dan rekomendasi-rekomendasi yang diberikan.
Setelah sistem baru dikembangkan, dilakukan tahap implementasi sistem. Tahap implementasi dapat diawali dengan sosialisasi kepada seluruh pihak yang terkait, dilakukan pengujian awal, dan implementasi secara penuh.
Tahap terakhir adalah tahap penggunaan sistem dimana sistem yang baru telah digunakan dan berjalan dengan baik. Meskipun sistem telah berjalan dengan baik, perusahaan halir melakukan evaluasi secara berkala.
Dengan membuat standar operasional prosedur, perusahaan dapat menggambarkan sistem yang berjalan di perusahaan sesuai dengan bidang usaha perusahaan. Standar operasional prosedur dapat dibuat dalam bentuk narasi, bagan alur (flowchart), diagram, atau bentuk tertulis lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan di perusahaan.
Standar operasional prosedur dibuat untuk setiap tahapan kegiatan operasional di perusahaan. Secara umum, terdapat tiga siklus utama dalam kegiatan operasional perusahaan yang berbasis manual yang terdiri dari: siklus penjualan, siklus pembelian, dan siklus konversi (Ardana dan Lukman, 2016). Selain itu, juga terdapat siklus pendukung yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan siklus aset tetap.
Rangkaian aktivitas dalam siklus penjualan secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
Menerima pelunasan piutang
Penagihan piutang
Membuat faktur
Mengirimkan pesanan
Menyiapkan pesanan
Menerima pesanan
Gambar 1.2 Siklus Penjualan
Siklus penjualan berkaitan dengan kegiatan penjualan di perusahaan, yang terbagi dalam sub aktivitas penerimaan dan pemenuhan pesanan, dan sub aktivitas penagihan piutang dan penerimaan kas. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus penjualan meliputi fungsi penjualan, fungsi gudang, fungsi pengiriman, fungsi keuangan, dan fungsi akuntansi.
Siklus pembelian meliputi sub aktivitas pembelian dan sub aktivitas pembayaran. Siklus pembelian melibatkan fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan barang, fungsi keuangan, dan fungsi akuntansi. Rangkaian
aktivitas dalam siklus pembelian secara umum dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pencatatan pembayaran hutang
Pembayaran hutang
Pencatatan pembelian dan hutang
Penerimaan barang
Seleksi pemasok dan order pembelian
Permintaan pembelian
Gambar 1.3 Siklus Pembelian
Siklus konversi merupakan siklus untuk mengubah (mengkonversi) bahan baku menjadi barang jadi. Siklus ini dapat ditemui pada perusahaan manufaktur. Fungsi-fungsi yang terkait dengan siklus konversi meliputi fungsi pemasaran, fungsi desain produk, fungsi perencanaan dan penjadwalan produksi, fungsi operasi produksi, fungsi keuangan, fungsi sumber daya manusia, fungsi gudang material/bahan, fungsi gudang barang jadi, dan fungsi akuntansi biaya. Aktivitas dalam siklus konversi terbagi dalam dua aktivitas utama, yaitu aktivitas fisik dan akuntansi biaya. Aktivitas fisik dalam siklus konversi dimulai dari penerimaan order pelanggan sampai kegiatan produksi yang dapat dilihat pada Gambar 1.4. Sementara, aktivitas biaya merupakan aktivitas penetapan biaya produksi yang meliputi pencatatan biaya bahan baku, biaya upah langsung, dan biaya overhead pabrik.
Pelaksanaan produksi
Perencanaan dan penjadwalan produksi
Mendesain produk
Penerimaan order dari pelanggan
Gambar 1.4
Aktivitas Fisik dalam Siklus Konversi
Perusahaan dengan skala usaha UMKM sangat jarang yang memiliki standar operasional prosedur dalam menjalankan perusahaan. Bahkan seringkali standar operasional prosedur dilupakan oleh pengusaha kecil ketika mereka hendak memulai suatu usaha. Hal ini dikarenakan pengusaha kecil cenderung mengandalkan pengalaman pemilik dalam menjalankan usaha dan tidak mendokumentasikannya, bahkan sampai setelah perusahaan tersebut beroperasi untuk rentang waktu beberapa periode. Perusahaan kecil juga menganggap standar operasional prosedur belum menjadi suatu kehaliran karena mempertimbangkan adanya tambahan biaya dalam membuat standar operasional prosedur.
Berkembangnya suatu usaha menuntut adanya keteraturan dan tertib administrasiistrasi agar kegiatan operasinal berjalan dengan lancar. Dengan memiliki standar operasional prosedur yang dibuat secara tertulis dan dibakukan akan membantu perusahaan untuk melakukan kegiatan operasionalnya tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka panjang. Apabila dikemudian hari perusahaan kecil/UMKM berkembang menjadi perusahaan dengan skala operasional yang lebih besar, standar operasional prosedur yang ada tetap dapat digunakan dan dapat disempurnakan sesuai dengan perkembangan usaha yang terjadi di perusahaan.
Dengan latar belakang CV JSI yang merupakan perusahaan dagang, maka standar operasional prosedur yang dapat disusun adalah untuk siklus penjualan dan siklus pembelian. Namun, melihat pada luasnya cakupan siklus penjualan dan siklus pembelian dan belum terlalu besarnya skala operasional CV JSI, maka Tim PKM Untar mengusulkan untuk menyusun standar operasional prosedur untuk Siklus Penerimaan dan Pengeluaran Kas. Siklus ini dipilih mengingat uang kas merupakan salah satu aset utama perusahaan dan merupakan salah satu aset yang memiliki tingkat penyalahgunaan yang paling besar.
1.2 PERMASALAHAN MITRA
Jika perusahaan tidak memiliki standar operasional prosedur yang baku, maka karyawan terbiasa melakukan apa yang diminta oleh pemilik secara lisan dan mengulangi hal yang sama di kemudian hari. Hal ini mengakibatkan sulitnya rotasi karyawan. Selain itu, kegiatan operasional akan terganggu apabila karyawan yang biasa mengerjakan bagiannya tidak masuk kerja. Sebagai tambahan, perusahaan juga sulit untuk beroperasi tanpa kehadiran pemilik perusahaan. Keadaan akan lebih diperparah apabila karyawan yang biasa mengerjakan tugasnya berhenti, karena tidak akan ada yang mengerti apa yang biasanya dikerjakan, sedangkan pemilik sibuk melakukan hal lainnya.
Adanya standar operasional prosedur yang dibuat secara tertulis dan dibakukan akan memudahkan perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya tanpa perlu tergantung pada keberadaan karyawan tertentu untuk melakukannya. Pemilik perusahaan pun dapat tetap melakukan pengendalian atas kegiatan operasional yang dilakukan oleh karyawan. Tata kelola perusahaan pun akan berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Sejak berdiri sampai saat ini, CV Jaya Surya Integrasi menjalankan operasional hanya mengandalkan pengalaman pribadi pemilik yang kemudian disampaikan secara lisan kepada karyawan. Pengambilan keputusan pun dilakukan secara sentralisasi mengingat ruang lingkup usaha yang tidak terlalu besar. Dengan demikian, karyawan menjalankan operasional tugas mereka hanya sesuai dengan perintah dan panduan pemilik.
CV Jaya Surya Integrasi belum memiliki panduan tertulis tentang sistem informasi dan proses bisnis yang terjadi dan berjalan sehari-hari. CV Jaya Surya Integrasi juga belum memiliki standar operasional prosedur karena pertimbangan skala usaha yang masih kecil.
Oleh karena itu, dengan kegiatan PKM dari Tim Untar diharapkan akan menjadi salah satu solusi bagi perusahaan kecil yang belum memiliki standar operasional prosedur, khususnya CV JSI. Tim PKM Untar dapat membantu perusahaan kecil/UMKM dalam membuat standar operasional prosedur yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mitra perusahaan kecil/UMKM.
Pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2019 tim PKM Untar sudah menyusun standar operasional prosedur untuk CV Jaya Surya Integrasi. Adapun standar operasional yang disusun mencakup siklus penerimaan dan pengeluaran kas.
Melihat pada luasnya cakupan standar operasional prosedur dan melihat pada bidang usaha CV JSI, maka dalam kegiatan PKM kali ini Tim PKM Untar akan membantu CV JSI membuat standar operasional prosedur untuk Siklus Persediaan dan Pembelian. Standar operasional prosedur tentang siklus persediaan dan pembelian dapat menjadi panduan bagi pemilik dan karyawan dalam pengelolaan persediaan perusahaan sehingga perusahaan dapat memperkecil risiko terjadinya penyalahgunaan persediaan yang ada.
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN
2.1 SOLUSI PERMASALAHAN
Berdasarkan hasil observasi awal dan diskusi yang dilakukan tim PKM Untar dengan pihak CV JSI, maka tim PKM Untar menawarkan solusi untuk membuat Standar Operasional Prosedur tertulis untuk perusahaan terkait. Tim PKM Untar telah memberikan pengertian dan penjelasan tentang pentingnya standar operasional prosedur bagi perusahaan tanpa memandang skala usaha dan bidang usaha perusahaan sehingga disepakati kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dari Tim PKM Untar.
Pembuatan Standar Operasional Prosedur akan dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pemilik dan karyawan. Selain itu tim PKM Untar juga akan melakukan pengamatan/observasi langsung terhadap kegiatan operasional perusahaan untuk mengetahui prosedur-prosedur apa saja yang dilakukan oleh perusahaan.
Dengan adanya Standar Operasional Prosedur yang tertulis dan dibakukan, diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan lebih sistematis dan rapi. Setiap karyawan dapat membaca Standar Operasional Prosedur yang dibuat dan tidak mengalami kesulitan untuk melakukan tugasnya. Apabila terjadi rotasi ataupun pergantian karyawan, maka proses adaptasi karyawan baru maupun karyawan rotasi akan lebih mudah dan cepat.
Standar operasional prosedur yang akan dibuat dalam kegiatan PKM kali ini adalah yang berkaitan dengan Siklus Persediaan dan Pembelian Kas. Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya, siklus persediaan dan pembelian dipilih pada kegiatan PKM kali ini karena mengingat perlu adanya sistem yang jelas dalam menangani persediaan yang dimiliki perusahaan. Hal ini untuk menghindari adanya penyalahgunaan persediaan yang ada di perusahaan. Selain itu juga untuk melanjutkan standar operasional prosedur yang telah disusun sebelumnya yaitu standar operasional prosedur siklus penerimaan dan pengeluaran kas.
2.2 LUARAN KEGIATAN PKM
Target luaran yang akan dihasilkan oleh PKM ini adalah Standar Operasional Prosedur untuk Siklus Persediaan dan pembelian. Standar operasional prosedur yang dihasilkan adalah dalam bentuk bagan alir (flow chart) dengan tambahan uraian sebagai penjelasan atas bagan alir yang ada.
Bagan alir (flow chart) merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjelaskan proses atau tahapan kerja dari sistem yang ada di perusahaan dengan menggunakan simbol-simbol, gambar, atau lambang tertentu sehingga penjelasan lebih ringkas, logis, dan mudah untuk dipahami. Melihat pada kegunaannya, bagan alir dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: bagan alir dokumen, bagan alir sistem, bagan alir program, dan bagan konfigurasi komputer (Ardana dan Lukman, 2016).
Bagan alir dokumen menggambarkan aliran dokumen antar bagian/fungsi dalam perusahaan. Bagan ini akan menjelaskan sumber suatu dokumen dan distribusi dokumen. Bagan alir dokumen juga akan menjelaskan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh tiap bagian dalam kegiatan operasional sehari-hari.
Standar operasional prosedur yang akan dibuat untuk CV Jaya Surya Integrasi adalah dalam bentuk bagan alir dokumen. Bagan alir sistem, bagan alir program, dan bagan konfigurasi komputer tidak dibuat karena CV Jaya Surya Integrasi menjalankan sistem secara manual dan belum terkomputerisasi.
Standar operasional prosedur yang dihasilkan akan dibuat dalam bentuk modul sehingga memudahkan perusahaan dalam mendokumentasikan dan mengarsipnya.
Setelah kegiatan PKM dilakukan maka Standar Operasional Prosedur yang dibuat akan diberikan kepada perusahaan yang bersangkutan dan diikutsertakan ke dalam Senapenmas 2020.
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 LANGKAH-LANGKAH/ TAHAPAN PELAKSANAAN
Dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat kali ini, Tim PKM Untar akan membantu perusahaan dalam membuat standar operasional prosedur secara tertulis. Oleh karena itu, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan dengan cara observasi. Observasi adalah sistem atau rencana untuk mengamati perilaku. Selain itu, observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2010).
Observasi dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Observasi langsung dilakukan dalam bentuk pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observer atau pengamat berada bersama objek yang diselidiki. Selama observasi langsung dilakukan, Tim PKM Untar juga akan melakukan wawancara kepada pemilik dan karyawan perusahaan untuk mendapatkan informasi dan penjelasan tentang apa yang dilakukan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Tim PKM Untar juga akan menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh pemilik dan karyawan untuk mendapatkan gambaran secara tertulis tentang aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam setiap tahapan kegiatan operasional di perusahaan.
Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan tidak pada saat peristiwa tersebut berlangsung, misalnya: melalui film, slide atau foto. Dengan kata lain, observasi tidak langsung dilakukan dengan melakukan pengamatan pada dokumentasi-dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan.
Teknik observasi terbagi menjadi dua macam, yaitu teknik observasi terbuka dan observasi tertutup. Dalam observasi terbuka, peneliti akan melakukan observasi secara terang-terangan dan dengan mengungkapkan identitas pribadi maupun institusi yang diwakilinya secara jelas. Selain itu, orang yang akan diobservasi tidak merasa dikecoh atau ditipu. Hal inilah yang menjadi keunggulan observasi terbuka. Observasi terbuka merupakan bentuk observasi yang ideal dan paling dapat dipertanggungjawabkan.
Observasi tertutup dilakukan secara diam-diam. Peneliti mengobservasi observer dengan tidak mengungkapkan identitas pribadi maupun institusinya bahkan dirahasiakan.
Dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini Tim PKM Untar akan melakukan observasi langsung dan terbuka. Cara ini dilakukan mengingat kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan atas dasar kesepakatan dan persetujuan dari dua belah pihak. Observasi dilakukan untuk menyusun standar operasional prosedur secara tertulis dikarenakan sistem informasi dan proses bisnis di CV Jaya Surya Integrasi belum memiliki panduan baku.
3.2 PARTISIPASI MITRA DALAM KEGIATAN PKM
Observasi dalam rangka penyusunan standar operasional prosedur CV Jaya Surya Integrasi akan dilakukan selama enam bulan dari bulan Januari sampai dengan Juli 2020 dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dari pihak mitra. Dari hasil observasi awal diketahui bahwa CV Jaya Surya Integrasi belum memiliki standar operasional prosedur untuk proses bisnis di perusahaannya.
2. Observasi langsung di lokasi mitra
Observasi langsung di lokasi mitra dilakukan oleh Tim PKM FE Untar dengan melakukan wawancara dan menggunakan kuesioner. Observasi juga dilakukan untuk melihat dokumentasi dan mendapatkan bukti-bukti dokumentasi yang selama ini digunakan oleh perusahaan. Sehubungan dengan pandemi covid 19 maka observasi langsung sempat dihentikan dan dilanjutkan secara online dengan menggunakan google meet dan whatsapp video call atau whatsapp call.
3. Membuat narasi standar operasional prosedur
Berdasarkan hasil temuan dan bukti-bukti selama observasi langsung di lokasi mitra, Tim PKM FE Untar menyusun narasi standar operasional prosedur untuk siklus penerimaan dan pengeluaran kas.
4. Menyusun bagan alir standar operasional prosedur
Tim mahasiswa menyusun bagan alir dengan mengacu pada narasi standar operasional prosedur siklus penerimaan dan pengeluaran kas yang telah dibuat oleh
Tim PKM Fakultas Ekonomi Untar. Seluruh narasi dan bagan alir yang sudah selesai akan dijadikan satu menjadi satu modul.
5. Melakukan sosialisasi kepada CV Jaya Surya Integrasi
Modul standar operasional prosedur yang sudah selesai akan diserahkan kepada pihak mitra CV Jaya Surya Integrasi. Sosialisasi penerapan standar operasional prosedur siklus penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan dengan berpedoman pada modul yang telah disusun Tim PKM Fakultas Ekonomi Untar.
Tahap-tahap dalam kegiatan PKM kali ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Melakukan sosialisasi
Menyusun bagan alir
Membuat narasi
Observasi langsung di lokasi mitra
Observasi awal
Gambar 3.1
Tahap-tahap Kegiatan PKM
3.3 KEPAKARAN DAN PEMBAGIAN TUGAS TIM
Observasi dilaksanakan oleh Xxx XXX Untar, yaitu ketua dan 1 anggota. Ketua dan anggota Tim PKM Untar adalah Dosen Tetap di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi yang sehari-hari mengajar mata kuliah Akuntansi Dasar, Akuntansi Keuangan Menengah dan Akuntansi Keuangan Lanjutan. Ketua dan anggota Tim PKM Untar juga memiliki pengalaman dengan terlibat dalam Tim ISO FE Untar yaitu menyusun Standar Operasional Prosedur FE Untar. Kegiatan PKM kali ini dapat
dilakukan dengan baik dan memadai dengan melihat pada latar belakang keilmuan yang dimiliki Xxx PKM Untar.
Tim PKM Untar akan menyusun standar operasional prosedur berdasarkan hasil observasi. Hasil observasi akan dituangkan dalam bentuk penjelasan dan uraian secara tertulis tentang sistem yang berjalan di perusahaan. Tim PKM Untar Mahasiswa bertugas membantu menyusun bagan alir (flowchart) berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh Xxx XXX Untar.
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
Pada awal Maret Presiden Xxxx Xxxxxx mengumumkan ada 2 orang yang terkena pandemi covid 19 dan pemerintah daerah DKI Jakarta mengumumkan PSBB tidak lama sesudah itu. Hal ini menyebabkan proses pengumpulan data PKM dan penyusunan prosedur dilakukan secara online dengan menggunakan platform yang ada seperti whatsapps ataupun google meet.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan maka ada beberapa prosedur yang berkaitan dengan siklus akuntansi persediaan dan pembelian pada CV Jaya Surya Intergrasi (JSI), yaitu terdiri dari Prosedur pemesanan barang, Prosedur penerimaan barang, Prosedur pengeluaran barang, dan Prosedur pencatatan dan pembayaran hutang usaha. Siklus akuntansi persediaan dan pembelian CV JSI dapat dilihat pada Gambar
4.1 berikut ini:
Prosedur Pemesanan Barang
Prosedur Penerimaan Barang
Prosedur Pengeluaran Barang
Prosedur Pencatatan dan Pembayaran Hutang Usaha
Gambar 4.1
Siklus Akuntansi Persediaan dan Pembelian CV JSI
4.1. PROSEDUR PEMESANAN BARANG
Gambar 4.2 memperlihatkan bagan arus (flow chart) dari prosedur pemesanan barang di CV JSI. Prosedur pemesanan barang pada CV JSI dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pembelian barang dagang dilakukan secara langsung oleh pemilik sesuai dengan pesanan dari pelanggan. Apabila ada pesanan dari pelanggan, maka pemilik akan langsung memesan barang kepada supplier.
2. Pembelian dilakukan secara online maupun langsung, tergantung jenis barang yang diminta.
3. Apabila barang yang dipesan tidak tersedia di supplier yang dituju, CV JSI akan mencari barang pesanan pelanggan di supplier yang lain.
4. Apabila barang tersedia di supplier, CV JSI akan membuat purchase order (order pembelian) 3 rangkap, dokumen yang asli (rangkap 1) akan diberikan kepada supplier, rangkap ke 2 diarsip oleh bagian administrasi, rangkap ke 3 diarsip oleh bagian penjualan untuk pencocokan barang yang dijual apakah sama dengan barang yang dibeli.
4.2. PROSEDUR PENERIMAAN BARANG
Bagan arus (flow chart) dari prosedur penerimaan barang di CV JSI dapat dilihat pada Gambar 4.3. Prosedur penerimaan barang di CV JSI diuraikan sebagai berikut:
1. CV JSI akan menerima barang yang dipesan beserta dokumen faktur penjualan dari supplier.
2. Staf admin pembelian akan memeriksa apakah barang yang dipesan sesuai dengan pesanan atau tidak, kemudian staf admin akan mencocokkan faktur penjualan yang diterima dari supplier dengan barang yang dikirim.
3. Apabila sesuai maka staf admin akan mencatat pembelian ke dalam buku pembelian dan sekaligus mencatat hutang usaha ke dalam buku hutang usaha.
4. Apabila tidak sesuai, maka CV JSI akan mengembalikan barang ke supplier dan meminta supplier mengirimkan barang yang dipesan.
5. Staf admin juga akan mengarsip faktur penjualan yang diterima dari pelanggan bersama dengan purchase order atas barang yang sama. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pencocokan data di kemudian hari.
6. Staf admin CV Jaya Surya Intergrasi akan menyimpan barang di gudang. Penyimpanan bersifat sementara karena barang yang dibeli akan langsung dijual kembali dan dikirimkan kepada pelanggan di hari yang sama. Biasanya jarak waktu antara barang diterima sampai pengiriman barang ke pelanggan paling lama
setengah hari, sehingga barang dagang tersebut akan langsung dikirimkan kepada pelanggan yang memesan.
7. Apabila barang yang dipesan diterima sore hari dan tidak memungkinkan untuk melakukan pengiriman kepada pelanggan di hari yang sama, maka barang akan disimpan di gudang sampai saat pengiriman dilakukan keesokan harinya.
8. Penyimpanan barang di gudang untuk jangka waktu yang lebih lama akan dilakukan oleh CV JSI apabila ada pembatalan dari pelanggan. Informasi pembatalan pesanan akan diterima dari pemilik.
9. Terkadang barang dagang akan langsung dikirimkan supplier kepada pelanggan, bila hal ini terjadi maka CV JSI akan meminta kurir untuk ke perusahaan pelanggan dan melakukan serah terima langsung dengan pelanggan.
10. Xxxxx akan membawa pulang faktur penjualan dari supplier dan memberikan faktur penjualan kepada pelanggan. Kurir juga yang akan memeriksa apakah barang yang diterima pelanggan sudah sesuai dengan purchase order dan faktur penjualan dari supplier.
11. Kurir akan memberikan faktur penjualan dari supplier, purchase order kepada staf admin untuk diarsip.
Bagan arus (flow chart) untuk prosedur pemesanan barang dan pengiriman kepada pelanggan secara langsung dari supplier dapat dilihat pada Gambar 4.4.
4.3. PROSEDUR PENGELUARAN BARANG
CV JSI memiliki prosedur pengeluaran barang sebagai berikut:
1. Berdasarkan Nota Penjualan, bagian administrasi akan membuat faktur penjualan dan surat jalan (Lihat prosedur penjualan pada Siklus Penerimaan Kas CV JSI)
2. Bagian gudang menyiapkan barang dagang sesuai dengan faktur penjualan dan surat jalan.
3. Bagian gudang kemudian mem-packing barang pesanan pelanggan.
4. Surat jalan, faktur penjualan dan barang dagang diberikan kepada kurir untuk dikirimkan kepada pelanggan (Lihat prosedur pengiriman barang pada Siklus Penerimaan Kas CV JSI).
Bagan arus (flow chart) prosedur pengeluaran barang dari CV JSI dapat dilihat pada Gambar 4.5.
4.4. PROSEDUR PENCATATAN DAN PEMBAYARAN HUTANG USAHA Prosedur pencatatan dan pembayaran hutang usaha CV JSI sebagai berikut:
1. Sesuai dengan Purchase Order dan faktur penjualan yang diterima dari supplier maka staf admin akan mencatat hutang ke dalam buku hutang usaha.
2. Staf admin akan memantau tanggal jatuh tempo hutang dan mengingatkan kepada pemilik untuk melunasi hutang dengan mengirimkan email kepada pemilik.
3. Pemilik memeriksa email yang diterima dan melakukan pembayaran melalui transfer bank.
4. Staf admin memeriksa rekening koran dan mencatat pelunasan hutang di buku hutang usaha.
Bagan arus (flow chart) prosedur pencatatan dan pembayaran hutang usaha CV JSI dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Transaksi pembelian dan hutang usaha CV JSI dibukukan dan dicatat dalam Buku Pembelian dan Buku Hutang Usaha sebagai berikut:
BUKU PEMBELIAN
No | No purchase order | Nama supplier | Tanggal | Jenis barang | unit | Harga per unit | Total harga |
BUKU HUTANG USAHA
No | Tanggal | Nama supplier | Purchase order no | Tanggal jatuh tempo | Jumlah | Tanggal pelunasan | Saldo |
Mulai
Menerima
pesanan dari pelanggan
Menghubungi
supplier
Mencari
supplier lain
Barang
tersedia di supplier?
Tidak
Ya
Purchase Order 1
Purchase Order 1
Purchase Order 2
Purchase Order 2
Purchase Order 3
B
N
Purchase Order 3
N
Bagian Penjualan
Bagian Administrasi
Pemilik
Supplier
Gambar 4.2 Bagan arus (flow chart) prosedur pemesanan barang CV JSI
Supplier
Bagian Pembelian
Bagian Gudang
B
Mengirim- kan barang
Faktur Penjualan 1dari supplier
Bersama barang
Purchase Order 2
Mencocokkan barang dengan Purchase Order
Menerima kembali barang yang salah
B
Mengemba- likan barang ke supplier
Tidak
Sesuai?
Ya
Menyerahkan barang ke bagian gudang
Menerima informasi dari pemilik bahwa pelanggan membatalkan pesanan
Meneri- ma barang
Mencatat dalam buku pembelian dan buku hudang usaha
Langsung dikirim?
Ya
Tidak
Faktur C
Penjualan
dari supplier
Purchase Order 2
Menyimpan barang
N
Selesai
Gambar 4.3 Bagan arus (flow chart) prosedur penerimaan barang CV JSI
Mulai
Faktur
Penjualan 3
Purchase Order 3
Menyerahkan
Faktur Penjualan 3 dan mencocokkan barang yang diterima pelanggan sesuai Purchase Order 3
Faktur
Penjualan dari supplier
Purchase Order 3
N
Faktur
Penjualan dari supplier
Purchase Order 3
Xxxxxx
Xxxxxxxxx 0
Xxxxxxxxx
xxxxxxxx barang dan menyerahkan Faktur Penjualan dari supplier kepada kurir CV JSI
Faktur
Penjualan dari supplier
Bersama
barang
Mengirim-
kan barang dan Faktur Penjualan ke pelanggan
B
Bagian Administrasi
Kurir
Pelanggan
Supplier
Gambar 4.4 Bagan arus (flow chart) untuk prosedur pemesanan barang dan pengiriman
kepada pelanggan secara langsung dari supplier
Mulai
Faktur Penjualan 3
A
Delivery Order
Nota
Bersama
barang
Penjualan
C
Faktur
Penjualan 1
N Delivery
Order
Membuat
Sales Order
Menyiapkan
barang
Membuat
Faktur Penjualan dan Delivery Order
Mencatat
pengeluaran
barang
Mengirimkan
barang dan Faktur Penjualan 1 menggunakan jasa ekspediri sesuai permintaan pelanggan
Xxxxxx Xxxxxxxxx 0
Xxxxx
Xxxxxx
Delivery Order
Mem-
packing
barang
Selesai
A
Bersama
barang
N
Delivery
Order
A
3
n
Faktur Penjuala
Faktur Penjualan 1
Kurir
Bagian Gudang
Bagian Administrasi
Meng-input ke program akuntansi
Gambar 4.5 Bagan arus (flow chart) prosedur pengeluaran barang CV JSI
Bagian Administrasi | Pemilik |
Mulai Purchase Order 2 Faktur Penjualan dari Supplier Mencatat pembelian Meng-input ke program akuntansi Memantau tanggal jatuh tempo Mengirimkan e-mail kepada pemilik tentang hutang yang jatuh tempo Memeriksa rekening koran Mencatat pelunasan hutang usaha Meng-input ke program akuntansi Selesai | Menerima e- mail dan membayar hutang yang jatuh tempo Melakukan pembayaran dan menginformasikan ke bagian administrasi Selesai |
Gambar 4.6 Bagan arus (flow chart) prosedur pencatatan dan pembayaran hutang usaha CV JSI
5.1 KESIMPULAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Standar Operasional Prosedur yang berhasil dibuat baik dalam bentuk narasi maupun bagan arus antara lain :
1. Prosedur pemesanan barang
2. Prosedur penerimaan barang
3. Prosedur pemesanan barang dan pengiriman barang kepada pelanggan
4. Prosedur pengeluaran barang
5. Prosedur pembayaran hutang usaha
5.2 SARAN
Untuk prosedur yang sudah dibuat sebaiknya disosialisasikan dan direview kembali oleh pihak mitra sehingga dapat menghasilkan standar operasional yang lebih baik dan baku.
DAFTAR PUSTAKA
Xxxxxx, I Xxxxx, dan Xxxxxx Xxxxxx. (2016). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Xxxxx, Xxxxx X., Xxxxxx X. Elder & Xxxx X. Beasley. (2012). Auditing and Assurance Services, An Integrated Approach. England: Pearson Education Limited.
Margono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Xxxxxxxx, Xxxxxx, Kieso (2018). Financial Accounting. IFRS Edition. US : Wiley
BIODATA KETUA PENGUSUL
I. IDENTITAS DIRI
1.1. | Nama Lengkap (dengan gelar) | Viriany, SE, MM, Ak, CA.,BKP |
1.2. | Jabatan Fungsional | Lektor |
1.3. | NIP/NIK/No. identitas lainnya | 0326087602/10101021 |
1.4. | Tempat dan Tanggal Lahir | Jambi, 26 Agustus 1976 |
1.5. | Alamat Rumah | Jalan Menteng I gang 2 No.9a |
1.6. | Nomor Telepon/Fax | - |
1.7. | Nomor HP | 08981802325 |
1.8. | Alamat Kantor | Tanjung Duren Utara No.1 |
1.9. | Nomor Telepon/Fax | 0000000000 |
1.10. | Alamat e-mail | |
1.11. | Lulusan yang telah dihasilkan | |
1.12. | Mata Kuliah yang sedang/pernah diampu | Pengantar Akuntansi I |
Pengantar Akuntansi II | ||
Akuntansi Biaya | ||
Akuntansi Keuangan Menengah I | ||
Akuntansi Keuangan Lanjutan I | ||
Akuntansi Keuangan Lanjutan II |
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
2.1 | Program: | S1 | S2 | S3 |
2.2. | Nama PT | UNTAR | UNTAR | |
2.3 | Bidang Ilmu | Akuntansi | Manajemen | |
2.4 | Tahun Masuk | 1995 | 1999 | |
2.5 | Tahun Lulus | 2000 | 2003 | |
2.6 | Judul Skripsi/Tesis/Disertasi | Analisis Sistem Informasi Akuntansi pada Hotel Novotel Jambi | Analisis Pengukuran Kinerja pada tiga perusahaan di BEJ dengan metode EVA | |
2.7 | Nama Pembimbing/Promotor | Drs Xxxxxxxx Xxxxxxxxx, Ak | Imo Gandakusuma, SE, Ak, MBA |
III. PENGALAMAN PENELITIAN (BUKAN SKRIPSI, TESIS, MAUPUN DISERTASI)
No | Tahun | Judul | Pendanaan | |
Sumber | Xxxxxx | |||
0 | 0000 | Xxxxxxxx Effective Tax Rate, Tunneling Incentive, Bonus Mechanism, dan Firm Size terhadap Keputusan Penjualan Kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa | LPPI - Untar | Rp 6.000.000 |
2 | 2017 | Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak | LPPI - Untar | Rp 10.500.000 |
3. | 2017 | Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Tax Amnesty, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pribadi | LPPI - Untar | Rp 7.500.000 |
4. | 2018 | Kemauan Wajib Pajak Orang Pribadi Mengikuti Tax Amnesty (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi di Jakarta Barat) | LPPI - Untar | Rp 10.000.000 |
5. | 2018 | Pengaruh Corporate Governance dan Capital Expenditure terhadap Cash Holding | LPPI - Untar | Rp 10.000.000 |
6. | 2019 | Minat Mahasiswa Akuntansi mengikuti USKAD (Studi Empiris di Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara) | LPPI - Untar | Rp 13.000.000 |
7 | 2019 | Mendeteksi earning management melalui aktivitas riil | LPPI - Untar | Rp 10.000.000 |
IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (Bukan Skripsi, Tesis Maupun Disertasi)
No. | Tahun | Judul Pengabdian Kepada Masyarakat | Pendanaan | |
Sumber | Jumlah (Juta Rp) | |||
1. | April 2011 | Xxx Xxxxxxxx Independen | UNTAR dan Pemerintah UNTAR dan Pemerintah | Rp. 500.000 |
Ujian Nasional | ||||
2. | April 2012 | Xxx Xxxxxxxx Independen | Rp. 500.000 | |
Ujian Nasional |
3. | Oktober | Pembuatan Modul 5 | LPKMV | |
2013 (Semester Ganjil | Akuntansi Koperasi Berbasis SAK ETAP sebagai anggota | UNTAR | Rp. 4.640.000 | |
2013) | ||||
4. | 2017 | Pelatihan Pembukuan Sederhana Bagi UMKM di Jakarta Barat | DPPM Untar | Rp 1.200.000 |
5. | 2017 | Pelatihan Pembukuan Sederhana Bagi UMKM di Jakarta Barat | DPPM Untar | Rp 5.500.000 |
6. | 2018 | Pembuatan Standar Operasional Prosedur PT Mitra Persada Optikal (siklus persediaan dan pembelian) | DPPM Untar | Rp 6.000.000 |
7. | 2018 | Pembuatan Standar Operasional Prosedur PT Mitra Persada Optikal (siklus penerimaan dan pengeluaran kas) | DPPM Untar | Rp 7.500.000 |
8. | 2019 | Pelatihan Pembukuan Sederhana Bagi CV JSI | DPPM Untar | Rp 6.000.000 |
9 | 2019 | Pembuatan Standar Operasional prosedur CV Jaya Surya Integrasi (siklus penerimaan dan pengeluaran kas) | LPPM Untar | Rp 8.000.000 |
V. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL (Tidak termasuk Makalah Seminar/Proceedings, Artikel di Surat Kabar)
No. | Tahun | Judul Artikel Ilmiah | Volume/Nomor | Nama Jurnal |
1. | 0000 | Xxxxxxxxxx Xxxxxxx Reksa Dana | Volume | Jurnal Manajemen |
Saham di Indonesia periode Juli | 1X/No.01 | Publikasi FE | ||
1997 – 2002 | UNTAR | |||
2. | 2007 | Pengaruh Motivasi terhadap | Volume | Jurnal Akuntansi |
minat mahasiswa Akuntansi | II/No.03 | Publikasi FE | ||
untuk mengikuti Pendidilan | UNTAR | |||
Profesi Akuntansi (PPAk) : | ||||
Studi Empiris di Universitas | ||||
Tarumanagara | ||||
3. | 2008 | Waralaba sebagai salah satu | Volume XII/No. | Jurnal Manajemen |
alternatif untuk | 03 | Publikasi FE | ||
mengembangkan bisnis | UNTAR |
4. | 2011 | Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005 – 2007 | Volume XV/No.02 | Jurnal Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx XX XXXXX | ||
0 | 0000 | Xxxxxx-xxxxxx mempengaruhi underpricing saham | yang tingkat | Vol 20 (2015), 2015 | No.2 July | Jurnal Xxxxxxx |
0 | 0000 | Xxxxxxxx ratio keuangan terhadap Financial Distress | Vol 21 (2016), 2016 | Xx.0 Xxxxx | Xxxxxx Xxxxxxx | |
0 | 0000 | Xxxxxx-Xxxxxx Mempengaruhi Pajak | yang Agresivitas | Vol XXIII/01/Maret/ 2018 ISSN 0854-9842 | Jurnal Ekonomi | |
8 | 2018 | Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan Orang Pribadi untuk mengikuti Tax Amnesty | Vol 23 (2018), 2018 | No.3 Nov | Jurnal Ekonomi | |
9 | 2019 | Corporate Governance, Capital Expenditure and Cash Holding | Vol 24 (2019) 2019 | Xx.0 Xxxxx | Xxxxxx Xxxxxxx | |
00 | 0000 | Xxxxxxxxxx Earning Management melalui aktivitas riil | Vol 25 (2020), 2020 | No.1 March | Jurnal Ekonomi |
VI. PENGALAMAN PENULISAN BUKU
No. | Tahun | Judul Buku | Jumlah Halaman | Penerbit |
- | - | - | - | - |
VII. PENGALAMAN PEROLEHAN HKI
No. | Tahun | Judul/ Tema HKI | Jenis | Nomor Pendaftaran/ Sertifikat |
- | - | - | - | - |
VIII. PENGALAMAN RUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK/ REKAYASA SOSIAL LAINNYA
No. | Tahun | Judul/ Tema/ Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan | Tempat Penerapan | Respon Masyarakat |
- | - | - | - | - |
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan , saya bersedia menerima risikonya.
Jakarta, 30 Juli 2020 Ketua Pengusul,
Viriany, SE, MM, Ak, CA, BKP
BIODATA ANGGOTA PENGUSUL
I. IDENTITAS DIRI
1.1. | Nama Lengkap (dengan gelar) | Henny Wirianata, SE, X.Xx, Ak, CA |
1.2. | Jabatan Fungsional | Asisten Ahli |
1.3. | NIP/NIK/No. identitas lainnya | 101 01 020 / 03 210 677 01 / 3603286106770007 |
1.4. | Tempat dan Tanggal Lahir | Jakarta, 21 Juni 1977 |
1.5. | Alamat Rumah | Gading Serpong Sektor 7B Xx. Xxxxxxx Xxxxxx 00 Xxxx XX0 xx. 0 Xxxxxxxxx 00000 |
1.6. | Nomor Telepon/Fax | 00000000000 |
1.7. | Nomor HP | 081280237125 |
1.8. | Alamat Kantor | Tanjung Duren Utara No.1 |
1.9. | Nomor Telepon/Fax | 000-0000000 |
1.10. | Alamat e-mail | |
1.11. | Lulusan yang telah dihasilkan | - |
1.12. | Mata Kuliah yang sedang/pernah diampu | Pengantar Akuntansi II Akuntansi Keuangan Menengah I Akuntansi Keuangan Menengah II Akuntansi Keuangan Lanjutan I Akuntansi Keuangan Lanjutan II |
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
2.1 | Program: | S1 | S2 | S3 |
2.2. | Nama PT | UNTAR | Trisakti | - |
2.3 | Bidang Ilmu | Akuntansi | Akuntansi | - |
2.4 | Tahun Masuk | 1995 | 2003 | - |
2.5 | Tahun Lulus | 1999 | 2005 | - |
2.6 | Judul Skripsi/Tesis/Disertasi | Peranan Konsep Biaya Relevan Dalam Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus | Persepsi Dosen dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesi Akuntan Publik Pasca Enron: Studi Kasus pada Lima PTS di Jakarta Barat | - |
2.7 | Nama Pembimbing/Promotor | Drs. D.P. Sinurat | Prof. Dr. Xxxxxx X. Harahap | - |
III. PENGALAMAN PENELITIAN (BUKAN SKRIPSI, TESIS, MAUPUN DISERTASI)
No | Tahun | Judul | Pendanaan | |
Sumber | Jumlah | |||
1. | 2017 | Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Tax Amnesty, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pribadi | LPPI - Untar | Rp 7.500.000 |
2. | 2017 | Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak | LPPI - Untar | Rp 10.500.000 |
3 | 2018 | Kemauan Wajib Pajak Orang Pribadi Mengikuti Tax Amnesty (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi di Jakarta Barat) | LPPI - Untar | Rp 10.000.000 |
4 | 2018 | Pengaruh Corporate Governance dan Capital Expenditure terhadap Cash Holding | LPPI - Untar | Rp 10.000.000 |
5 | 2019 | Minat Mahasiswa Akuntansi mengikuti USKAD (Studi Empiris di Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara) | LPPI - Untar | Rp 13.000.000 |
6 | 2019 | Mendeteksi earning management melalui aktivitas riil | LPPI - Untar | Rp 10.000.000 |
IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (Bukan Skripsi, Tesis Maupun Disertasi)
No. | Tahun | Judul Pengabdian Kepada Masyarakat | Pendanaan | |
Sumber | Jumlah | |||
1. | 2019 | Pelatihan Pembukuan Sederhana Bagi CV JSI | DPPM Untar | Rp 6.000.000 |
2. | 2018 | Pembuatan Standar Operasional Prosedur PT Mitra Persada Optikal (siklus penerimaan dan pengeluaran kas) | DPPM Untar | Rp 7.500.000 |
3. | 2018 | Pembuatan Standar Operasional Prosedur PT Mitra Persada Optikal (siklus persediaan) | DPPM Untar | Rp 6.000.000 |
4. | 2017 | Pelatihan Pembukuan Sederhana Bagi UMKM di Jakarta Barat | DPPM Untar | Rp 5.500.000 |
5. | 2017 | Pelatihan Pembukuan | DPPM Untar | Rp 1.200.000 |
Xxxxxxxxx Xxxx XXXX xx Xxxxxxx Xxxxx | ||||
0. | 2013 | Anggota Tim Penyusun Modul Akuntansi Koperasi: Menyongsong Era Akuntansi Global Berbasis IFRS | LPKMV | Rp 4.640.000,00 |
7. | 2013 | Anggota Xxx Xxxxxxxx Ujian Nasional SMA/MA/SMK dan Paket C Tahun Xxxxxxxxx 0000/0000 Xxxxxxxx DKI Jakarta | UNTAR dan Pemerintah | Rp 500.000,00 |
8. | 2012 | Pembicara dalam rangka Pengenalan Kampus FE Untar kepada Siswa/Siswi SMA/SMK Se-Jabodetabek | FE UNTAR | Rp 100.000,00 |
9. | 2011 | Anggota Tim Pembicara Pada Penyuluhan “Tata Kelola Dalam Kehidupan Bermasyarakat” Dalam Rangka HUT Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara ke-52 | LPKMV | Rp 10.000.000,00 |
10. | 2008 | Pembicara dalam Pelatihan Financial Accounting di PT INK Kreasi | Mandiri | Rp 500.000,00 |
11. | 2008 | Xxx Xxxxxxxxx dalam Management Development Program (MDP) Angkatan 4 di PT Nutrifood Indonesia | Mandiri | Rp 500.000,00 |
IV. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL (Tidak termasuk Makalah Seminar/Proceedings, Artikel di Surat Kabar)
No. | Tahun | Judul Artikel Ilmiah | Volume/Nomor | Nama Jurnal |
1. | 0000 | Xxxxxxxxxx Xxxxxxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxxx dan Kesiapannya Dalam Menghadapi Dunia Kerja Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) | XXII/03/November/2017 | Jurnal Ekonomi FE Untar |
2. | 2007 | Persepsi Dosen dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesi Akuntan Publik Pasca Enron: Studi Kasus pada Lima PTS di Jakarta Barat | THXI/03/September/2007 | Jurnal Akuntansi FE Untar |
3. | 2004 | Pengaruh UU Ketenagakerjaan Terhadap Laporan Keuangan Perusahaan di Indonesia | THVIII/01/Mei/2004 | Jurnal Akuntansi FE Untar |
4. | 2003 | Using Derivatives to Reduces Risks | THVII/01/Mei/2003 | Jurnal Akuntansi FE Untar |
Semua data yang saya isikan dantercantum dalam biodata ini adalah benardan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyatadijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya bersedia menerima risikonya.
Jakarta, 30 Juli 2020 Anggota
Henny Wirianata, SE, X.Xx, Ak, CA
BIODATA MAHASISWA
NAMA : Xxxxxxx Xxx
NIM 125170393
ALAMAT : Boulevard Raya QF 1/6 Kelapa Gading , Jakarta Utara TEMPAT/TGL LAHIR : Jakarta, 27 November 2000
E-MAIL : xxxxxxxxxx0000@xxxxx.xxx
NO HP 0896 5695 5695
DESKRIPSI TUGAS : Membantu penyusunan bagan alir (flow chart)
Jakarta, Juli 2020
Xxxxxxx Xxx