PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN
PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN
PERIODE II TAHUN ANGGARAN 2020 NOMOR : 1613-Int-KLPPM/UNTAR/XI/2020
Pada hari ini Jumat tanggal 27 bulan November tahun 2020 yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Xxx Xxx Xxxx, Ph.D.
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Alamat : Letjen S. Xxxxxx Xx.0, Xxxxxx, Xxxxxx xxxxxxxxxx, Xxxxxxx Xxxxx, 11440 selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. Nama : Xxx. Xxxx Xxxxxxxx R. M.M. Jabatan : Dosen Tetap
Fakultas: Ekonomi Manajemen
Alamat : Jl. Tanjung Duren Utara, No. 1 Jakarta Barat 11470
Bertindak untuk diri sendiri dan atas nama anggota pelaksana Penelitian :
1. Nama : Xxxxxx, S.E, M.M. Jabatan : Dosen Tetap
2. Nama : Xxxxxx Xxxxxxxxxxxx S.E., S,Xxx, X.Xx Jabatan : Dosen Tetap
selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat mengadakan Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor 1613-Int-KLPPM/UNTAR/XI/2020 sebagai berikut:
Pasal 1
(1). Pihak Pertama menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan Penelitian atas nama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara dengan judul “Pengaruh Functional Branding dan Intentional Branding terhadap Social Media Marketing”
(2). Biaya pelaksanaan penelitian sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas dibebankan kepada Pihak Pertama melalui anggaran Universitas Tarumanagara.
(3). Besaran biaya pelaksanaan yang diberikan kepada Pihak Kedua sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah), diberikan dalam 2 (dua) tahap masing-masing sebesar 50%.
(4). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap I akan diberikan setelah penandatanganan Perjanjian Pelaksanaan Penelitian.
(5). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap II akan diberikan setelah Pihak Kedua
melaksanakan Penelitian, mengumpulkan:
a. Hard copy berupa laporan akhir sebanyak 5 (lima) eksemplar, logbook 1(satu) eksemplar, laporan pertanggungjawaban keuangan sebanyak 1 (satu) eksemplar, luaran penelitian; dan
b. Softcopy laporan akhir, logbook, laporan pertanggungjawaban keuangan, dan luaran penelitian.
(6). Rincian biaya pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) terlampir dalam Lampiran Rencana Penggunaan Biaya dan Rekapitulasi Penggunaan Biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian ini.
(7). Penggunaan biaya penelitian oleh Pihak Kedua wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tidak melampaui batas biaya tiap pos anggaran yang telah ditetapkan; dan
b. Peralatan yang dibeli dengan anggaran biaya penelitian menjadi milik Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
(8). Daftar peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) di atas wajib diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah penelitian selesai.
Pasal 2
(1). Pelaksanaan kegiatan Penelitian akan dilakukan oleh Pihak Kedua sesuai dengan proposal yang telah disetujui dan mendapatkan pembiayaan dari Pihak Pertama.
(2). Pelaksanaan kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam Periode II, terhitung sejak Juli-Desember 2020
Pasal 3
(1). Pihak Pertama mengadakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Pihak Kedua.
(2). Pihak Kedua diwajibkan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
(3). Sebelum pelaksanaan monitoring dan evaluasi, Pihak Kedua wajib mengisi lembar monitoring dan evaluasi serta melampirkan laporan kemajuan pelaksanaan penelitian dan logbook.
(4). Laporan Kemajuan disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Penelitian yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(5). Lembar monitoring dan evaluasi, laporan kemajuan dan logbook diserahkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Pasal 4
(1). Pihak Kedua wajib mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran.
(2). Laporan Akhir disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Penelitian yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(3). Logbook yang dikumpulkan memuat secara rinci tahapan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua dalam pelaksanaan Penelitian.
(4). Laporan Pertanggungjawaban yang dikumpulkan Pihak Kedua memuat secara rinci penggunaan biaya pelaksanaan Penelitian yang disertai dengan bukti-bukti.
(5). Batas waktu pengumpulan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran wajib berupa Prosiding (Desember 2020)
(6). Apabila Pihak Kedua tidak mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan Luaran sebagaimana disebutkan dalam ayat (5), maka Pihak Pertama akan memberikan sanksi.
(7). Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berupa proposal penelitian pada periode berikutnya tidak akan diproses untuk mendapatkan pendanaan pembiayaan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Pasal 5
(1). Dalam hal tertentu Pihak Kedua dapat meminta kepada Pihak Pertama untuk memperpanjang batas waktu sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (5) di atas dengan disertai alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2). Pihak Pertama berwenang memutuskan menerima atau menolak permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3). Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan 1 (satu) kali.
Pasal 6
(1). Pihak Pertama berhak mempublikasikan ringkasan laporan penelitian yang dibuat Pihak Kedua ke dalam salah satu jurnal ilmiah yang terbit di lingkungan Universitas Tarumanagara.
(2). Pihak Kedua memegang Hak Cipta dan mendapatkan Honorarium atas penerbitan ringkasan laporan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3). Pihak Kedua wajib membuat poster penelitian yang sudah/sedang dilaksanakan, untuk dipamerkan pada saat kegiatan Research Week tahun terkait.
(4). Pihak Kedua wajib membuat artikel penelitian yang sudah dilaksanakan untuk diikut sertakan dalam kegiatan International Conference yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
(5). Penggandaan dan publikasi dalam bentuk apapun atas hasil penelitian hanya dapat dilakukan oleh Pihak Kedua setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.
Pasal 7
(1). Apabila terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan Penelitian ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah.
(2). Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diserahkan kepada Pimpinan Universitas Tarumanagara.
(3). Keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini bersifat final dan mengikat.
Demikian Perjanjian Pelaksanaan Penelitian ini dibuat dengan sebenar-benarnya pada hari, tanggal dan bulan tersebut diatas dalam rangkap 2 (dua), yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pihak Kedua
Xxx. Xxxx Xxxxxxxx R. M.M.
Pihak Pertama
Jap Tji Beng, Ph.D.
RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
Rencana Penggunan Biaya | Jumlah |
Pelaksanaan penelitian | Rp 15.000.000,- |
REKAPITULASI RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
No. | Pos Anggaran | Tahap I | Tahap II | Jumlah |
1. | Pelaksanaan penelitian | 7.500.000,- | 7.500.000,- | 15.000.000,- |
Jumlah | 7.500.000,- | 7.500.000,- | 15.000.000,- |
Jakarta, November 2020
Peneliti,
(Xxx. Xxxx Xxxxxxxx R. M.M.)
LAPORAN PENELITIAN YANG DIAJUKAN KEPADA LEMBAGA PENELITIAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENGARUH FUNCTIONAL BRANDING DAN INTENATIONAL BRANDING TERHADAP SOCIAL MEDIA MARKETING
KETUA : XXX. XXXX XXXXXXXX MM,NIK/ NIDN: 0305055602/ 10182040 ANGGOTA: 1. XXXXXX,SE.,MM. NIDN: 0316077902/101060042. XXXXXX XXXXXXXXXXXX S.E., X.XXX., X.XX., NIK/NIDN: 10110007/0328116805
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
DESEMBER 2020
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN
Semester Genap/ Tahun 2020
1. Judul : PENGARUH FUNCTIONAL BRANDING DAN INTENATIONAL BRANDING TERHADAP SOCIAL MEDIA MARKETING
2. Ketua Tim
a. Nama dan Gelar : Dra. TheaHerawati R. MM
b. NIDN/NIK : 0305055602/10182040
c. Jabatan/Gol : Lektor Kepala
d. Program Studi : S1 Manajemen
e. Fakultas : Ekonomi
f. BidangKeahlian : Manajemen
g. Alamat Kantor : XxxxxXxxxxxx Xxxxx Xxxxx xx 0 Xxxxxx Xxxxxxx
h. Nomor HP/Tlp/Email : 0811172852/ Xxxxx@xx.xxxxx.xx.xx
3. Anggota Tim Penelitian
a. Jumlah Anggota : Dosen2 orang
b . NamaAnggota I/Keahlian : 1. Rorlen SE, MM/ Keuangan
c. XxxxXxxxxxx XX/Keahlian : 2. Xxxxxx Xxxxxxxxxxxx SE.S,KOM, X.Xx
d. JumlahMahasiswa : 2 orang
Nama Mahasiswa/NIM : 1. Xxxxxx Xxxx Xxxxx/115170269
2. Fillipo/ 115170105
4. Lokasi Kegiatan Penelitian : Jakarta
5. Luaran yang dihasilkan : prosiding
6. Jangka Waktu Pelaksanaa : Juli-Desember
7. Biaya Total
a. Biaya yang diajukanke DPPM: Rp 15.000.000
b. Biaya yang disetujui DPPM :
Menyetujui ,
Dekan Fakultas Ekonomi.
Xxx Xxx Xxxx, PhD
NIDN/NIK: 0323085501 / 10381047
Jakarta, 30 Desember 2020 Ketua Peneliti
Xxx. Xxxx Xxxxxxxx R. MM NIDN/NIK: 0305055602/10182040
\
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh functional branding dan intentional branding terhadap Social Media Marketing dengan mengambil sampel sebanyak 100 mahasiswa di Universitas Tarumanegara. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner. Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis Partial Least Square dengan program Smartpls versi 3.Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini diperoleh bahwa functional branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap social media marketing, hal ini menunjukkan bahwa functional branding yang baik akan mendukung berhasilnya strategi pemasaran produk melalui media sosial, hasil analisis selanjutnya juga menunjukkan bahwa intentional branding berpengaruh terhadap social media marketing, tingginya minat seseorang terhadap suatu brand akan mendukung keberhasilan strategi pemasaran produk melalui media sosial.
Kata kunci : functional branding, intentional branding, social media marketing, Partial least Square
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan berkahnya penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penelitian ini dilakukan atas dasar keinginantahuan peneliti tentang PENGARUHI FUNCTIONALI BRANDINGI DANI INTENATIONALI BRANDINGI TERHADAPI SOCIAL
MEDIA MARKETING . Diteliti sebanyak 100 mahasiswa di Universitas Tarumanagara. Kami menyadari dapat diselesaikan penelitian ini atas berkat bantuan berbagai pihak baik pada waktu persiapan, proses maupun penyelesaian penelitian ini. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada responden yang sudah bersedia memberikan informasi sebagai data penelitian. Kepada Direktur Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UNTAR beserta Staf, Rektor, Dekan dan Xxxxx, rekan- rekan dosen maupun karyawan FE UNTAR. Akhirnya semoga penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu, khususnya bidang pemasaran online .
Jakarta, Desember 2020
Peneliti
DAFTAR ISI
BAB I: | HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN RINGKASAN PRAKATA DAFTAR ISI PENDAHULUAN X. Latar Belakang B. Perumusan Masalah | i ii iii 1 1 4 | |
BAB II: | TINJAUAN PUSTAKA | 5 | |
A. Definisi Variabel | 5 | ||
B. Kaitan Antar Variabel | 9 | ||
C. Kerangka Pemikiran | 12 | ||
D. Hipotesis | 12 | ||
BAB III | TUJIAN DAN MANFAAT PENELITIAN | 13 | |
A. Tujuan | 13 | ||
B. Manfaat | 13 | ||
BAB IV: | METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Populasi dan Sample C. Operasionalisasi Variabel Dan Instrumen D. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen E. Teknik Pengujian Hipotesis | 14 | |
14 | |||
14 | |||
15 | |||
17 | |||
18 |
BAB V: | HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Profil Responden B. Analisis PLS C. Pembahasan KEIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran | 23 | |
23 | |||
23 | |||
33 | |||
BAB VI | 34 | ||
34 | |||
34 | |||
DAFTAR PUSTAKA | 35 | ||
LAMPIRAN 1 Kuesiuoner Lampiran 2 Hasil –Xxxxx Xxx Xxxxxxxxx 3 Draff artikel |
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi tumbuh dengan pesat di era globalisasi ini. Revolusi teknologi digital telah membentuk masyarakat ke zaman informasi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan informasi yang tidak terbatas dari dan kepada sebanyak- banyak manusia. Kehadiran internet dalam perangkat komputer, bahkan sistem telepon cerdas, di kehidupan sehari-hari memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya tanpa memperdulikan batas waktu dan tempat serta mengakses, mengumpulkan, dan menyimpan informasi yang dibutuhkan (Xxxxxx dan Xxxxxxx, 2002:p211).
Xxxxxx dan Xxxxxx (2012: p14-15) menjabarkan serangkaian kemampuan internet bagi perusahaan dalam bidang pemasaran; antara lain, sebagai saluran informasi dan penjualan yang berpengaruh tinggi, sebagai alat untuk mengumpulkan informasi pasar secara menyeluruh, menggunakan jejaring sosial untuk mengkomunikasikan pesan merek, dan sebagai saluran pengiriman kupon serta sampel produk perusahaan.
Media sosial telah mengubah cara masyarakat berkomunikasi dan mencari informasi. Media sosial juga mengubah cara konsumen berkomunikasi dan berbagi informasi tentang merek sehingga kini konsumen mampu berdiskusi, beropini, dan membagi pengalaman mereka dengan merek tertentu (Nielsen, 2011:p2). Xxxxxx dan Xxxxxxxxx (2012:p17) menyatakan bahwa kini perusahaan mampu menjangkau konsumen dengan komunikasi dua arah dengan kehadiran media sosial di tengah masyarakat, customer-managed relationships adalah hubungan pemasaran yang memungkinkan konsumen berkomunikasi dengan perusahaan melalui media sosial sehingga konsumen membentuk hubungan terhadap merek.
Pemanfaatan web, jaringan online, aplikasi portabel, dan inovasi korespondensi canggih lainnya telah dapat dimanfaatkan di dunia bisnis. Hasil survey menunukkan tingkat penggunaan web saat ini di kalangan orang dewasa Amerika adalah sekitari 87% dan lebih seperti 100% untuk pertemuan statistik, misalnya, pengajaran di
sekolah dan orang dewasa dengan upah lebih tinggi. Semakin banyak individu muda - era pelanggan massal yang sedang naik daun juga memiliki penggunaan yang sangat tinggi (Kervyn, Xxxxx, & Xxxxxx, 2012). Individu juga berinvestasi mengembangkan energi di web. Misalnya, di Inggris, selama dekade terakhir, jumlah jam yang dihabiskan untuk online oleh orang dewasa telah meningkat secara dramatis, dan sekarang titik tengahnya 20,5 jam per setiap minggu. Jaringan online telah mendukung sebagian dari perkembangan ini: di seluruh dunia, saat ini terdapat lebih dari 2 miliar orang yang menggunakan jejaring sosial berbasis web, dan Facebook sendiri sekarang memiliki sekitar 1 miliar pengguna per hari (Bernritter, Verlegh, & Xxxx, 2016).
Media social seperti yang dikemukanan Kaplan dan Xxxxxxxx (2010), adalah "sekelompok aplikasi berbasis Internet yang dibangun di atas dasar ideologis dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan pembuatan dan pertukaran konten yang dibuat pengguna" (p 61). Xxxxxxxx (2013), media sosial menyediakan banyak aspek yang memungkinkan organisasi untuk berbagi merek mereka dan mendapatkan perhatian yang diperlukan untuk itu. Misalnya, situs web media sosial dapat menghasilkan sentimen, motif, konten, sikap, dan prospek konsumen melalui komunitas virtual yang mereka bangun untuk merek (Andrei & Zait, 2014; Hashem, 2016). Sejauh ini, beberapa peneliti setuju bahwa perusahaan yang memanfaatkan teknologi berhasil memasarkan produk dan layanan mereka (Ghorbani, Fakhimi, & Xxxxxxxx, 2013).
Chang (1996), bagi perusahaan untuk menciptakan nilai bagi produknya dan berhasil dalam memasarkan produknya, ia harus memastikan strategi pemasarannya didukung / didukung dengan teknologi. Setuju dengan Gingington dan Zorob (1997), Xxxxxxx et al. (2017) mengungkapkan bahwa ada hubungan antara pemasaran dan teknologi, terutama selama pengembangan produk. Demikian pula, Schneider (2003) berpendapat bahwa hubungan yang lebih kuat harus dibuat antara pemasaran dan penelitian dan pengembangan. Schneider (2003) percaya bahwa inovasi dapat mengambil visi dan kreativitas. Namun, itu tidak cukup untuk kesuksesan komersial, karena visi dan kreativitas teknolog tidak dapat cukup jelas
untuk menghasilkan produk / layanan yang menarik bagi jutaan pelanggan tanpa berinvestasi dalam pemasaran.
Menyelidiki peran dan dampak teknologi dalam industri pemasaran, Sooknanan dan Crichlow (2014) juga mengakui bahwa teknologi memiliki dampak mendalam pada pemasaran elektronik untuk bisnis di Amerika Utara. Menurut Xxxxxxxxan dan Crichlow (2014), terlepas dari kategori, layanan atau produk, pemasaran merupakan faktor penting ketika datang ke keberhasilan bisnis. Soonknanan dan Xxxxxxxx (2014) lebih lanjut menunjukkan bahwa proliferasi Internet telah merevolusi industri pemasaran. Ini telah mengubah dinamika lingkungan dan lingkungan bisnis di mana pemasar dan bisnis beroperasi dan mengubah cara di mana perusahaan berhubungan secara internal dan eksternal dengan konsumen satu sama lain. Sekali lagi, proliferasi Internet juga telah meningkatkan media yang tersedia yang dapat digunakan pemasar untuk memasarkan produk mereka. Memang, pemasar sekarang dapat memilih dari bermacam-macam alternatifi pemasaran berbasis Internet (e-marketing); media tradisional (radio dan televisi), serta media non-massa sebagai alternatif, termasuk pemasaran acara dan surat langsung. Ketersediaan saluran pemasaran ini berarti konsumen dapat fokus dan kreatifi ketika berhadapan dengan konsumen yang semakin menuntut dan canggih.
Demikian pula, Xxxx, Xxxxx, dan Dou (2009) mengakui bahwa teknologi interaktifi termasuk kartu pintar, m-commerce, kecepatan komputasi yang ditingkatkan, layanan pencarian yang ditingkatkan, pelacakan GPS dan biometrik dapat digunakan untuk menyesuaikan strategi pasar. Sekali lagi, perkembangan teknologi, termasuk mesin pencari, kendaraan komunikasi peer-to-peer, antarmuka dan perangkat seluler canggih dan jaringan sosial yang dibuat online, telah memperluas kemampuan pemasar untuk menjangkau konsumen melalui berbagai titik sentuh seperti pemasaran pembelanjaan (Shankar et al., 2011). Melalui pemasaran pembelanjaan, konsumen dan bisnis dapat berinteraksi dan melakukan bisnis. Selama pemasaran pembelanja, pemasar merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang memengaruhi pembeli ketika melakukan pembelian
(Xxxxxxxx et al., 2011). Xxxxxxx percaya bahwa pembeli dapat bekerja sama dengan pemasaran pembelanja untuk membuat pesan yang jelas, meningkatkan produk, mengidentifikasi promotor dan bertindak sebagai tautan ke aktivitas di dalam toko. Dengan cara ini, mereka dapat menunjukkan nilai dan pentingnya media sosial kepada pengecer dan pemasar. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh functional branding dan intentional branding terhadap strategi pemasaran melalui media sosial”.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang maasalah diatas, maka yang mejadi perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah Functionali brandingi berpengaruh terhadap strategi pemasaran melalui media sosial?
2. Apakah Intentionali branding berpengaruh terhadap strategi pemasaran melalui media sosial?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Variabel
1. Media sosial
Kehadiran media dengan segala kelebihannya telah menjadi bagian hidup manusia. Perkembangan zaman menghasilkan beragam media, salah satunya media sosial. Media sosial merupakan media di internet yang memungkinkan pengguna untuk mewakilkan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual. Media sosial merupakan media digital tempat realitas sosial terjadi dan ruang-waktu para penggunanya berinteraksi. Nilai-nilai yang ada di masyarakat maupun komunitas juga muncul bisa dalam bentuk yang sama atau berbeda di internet. Pada dasarnya, beberapa ahli yang meneliti internet melihat bahwa media sosial di internet adalah gambaran apa yang terjadi di dunia nyata, seperti plagiarisme (Xxxxxxxxx, 2016).
Selain pernyataan diatas, berikut ini adalah definisi dari media sosial yang berasal dari berbagai literatur penelitian (Fuchs, 2014 dalam Xxxxxxxxx, 2016):
1. Menurut Xxxxxxxxxx (2012), media sosial adalah media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten (user generatedi content).
2. Menurut Xxxxxx (2008), media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagai (to share), bekerja sama (to co-operate) di antara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektifi yang semuanya berada diluar kerangka institusional maupun organisai.
3. Xxxx (2009), menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user generated content (UGC) dimana konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi media massa.
4. Menurut Xxx Xxxx (2013), media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.
5. Meike dan Xxxxx (2012), mengartikan media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu (to be sharedi one to one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.
Sedangkan menurut peneliti, media sosial merupakan sebuah media onlinei dimana setiap penggunanya bisa bebas untuk saling berbagi atau berpartisipasi baik itu informasi maupun hiburan yang mampu mendukung adanya interaksi sosial.
2. Functional Branding
Dalam desain layanan, branding fungsional melibatkan penciptaan atau peningkatan layanan dengan tujuan meningkatkan pengalaman pengguna. Ini melibatkan pembuatan layanan dengan menerapkan desain layanan dengan maksud untuk memberikan pengalaman bermerek kepada pengguna. Branding fungsional memungkinkan perusahaan untuk membedakan dirinya dengan secara positifi memperkuat nilai mereknya melalui desain. Setiap kali pengguna berinteraksi dengan merek perusahaan, perusahaan menggunakan kesempatan itu untuk memengaruhi persepsi mereka. Branding fungsional ditujukan untuk mengubah setiap interaksi menjadi pengalaman bermerek dengan memastikan bahwa pengguna menerima pengalaman positif dan interaksi tersebut menyampaikan nilai-nilai merek perusahaan. Pengalaman pengguna ini menarik bagi konsumen secara emosional dan memiliki kegunaan dan fungsionalitas yang sangat baik. Branding fungsional tergantung pada pengalaman merek yang komprehensifi dan keseluruhan. Dengan demikian, dapat meningkatkan ekuitas merek dan loyalitas merek (Tollinen & Xxxxxxxxxx, 2011).
Pelanggan biasanya membeli merek fungsional untuk memenuhi kebutuhan fungsional mereka. Dalam benak konsumen, merek fungsional sering dikaitkan dengan kategori produk tertentu. Merek-merek ini biasanya berbagi asosiasi pengguna dengan merek lain yang termasuk dalam kategori yang sama. Merek- merek ini harus dibedakan dari merek pesaing dengan menekankan ekonomi yang lebih baik atau kinerja yang lebih baik. Misalnya, BMWi menghasilkan produk yang bersaing dalam kinerja. Ini mempertahankan kepemimpinan kategori dalam mobil dengan menghabiskan banyak pada penelitian dan desain (R&D) untuk menghasilkan mobil yang memiliki desain yang lebih canggih, lebih cepat dan lebih mewah daripada pesaing (Lawford, 2009). Karena alasan ini, mobil yang diproduksi oleh BMW dikenal dengan gaya elegan dan canggihnya, serta untuk kinerja tinggi. Dengan demikian, model mobil baru yang diluncurkan oleh BMW diposisikan berdasarkan pemasaran dan kualitas yang elegan dan canggih.
Sebaliknya, perusahaan mobil Kia dikenal untuk memproduksi model mobil yang bersaing berdasarkan nilai ekonomi yang dipersepsikan daripada kinerja. Meskipun Kia membelanjakan sebagian uangnya untuk penelitian dan pengembangan, fokusnya adalah mengidentifikasi cara untuk meminimalkan biaya melalui desain yang lebih sederhana, peningkatan efisiensi produksi, dan fitur yang lebih sederhana. Kemampuan Kia untuk menghasilkan produk yang relatifi lebih murah, tetapi menarik dan berkualitas tinggi, membuatnya bersaing dengan yang lain. Ini menunjukkan bahwa perusahaan yang membangun dan mengelola merek fungsional berfokus pada bauran pemasaran: baik pada harga dan tempat (untuk ekonomi superior) atau produk / layanan itu sendiri (untuk kinerja superior). Pesan dan iklan tidak hanya harus mendukung hubungan antara kategori dan merek, tetapi juga menekankan apa yang harus membuat merek / produk unggul, baik dalam harga dan nilai atau fungsi dan fitur. Contoh merek fungsional termasuk sabun cuci piring, ponsel, dan mobil.
3. Intentional Brandingi
Menurut Xxxx (2008), semua bisnis membutuhkan merek. Terlepas dari tujuan, industri, atau ukuran, merek yang menarik dan menarik sangat penting.
Namun, itu bukan sembarang merek tetapi merek yang disengaja. Ini adalah jenis merek, yang dibangun dengan sengaja, dengan tujuan dan perencanaan. Menurut Xxxxxx dan Xxxxxxx (2012), sebuah merek diciptakan dari persepsi dan persepsi ini, bagi calon konsumen, menjadi kenyataan. Xxxxxx xxx Xxxxxxx (2012) lebih lanjut mengindikasikan bahwa merek yang dibangun tanpa niat tunduk pada interpretasi terbuka oleh pelanggan. Menurut Shu-Chuan (2011), ini menjelaskan mengapa penting bagi perusahaan untuk berada di kursi pengemudi sambil membangun merek. Ini berarti menyampaikan citra yang tepat, serta menyampaikan pesan yang tepat yang melayani target pelanggan dan, akibatnya, bisnis dan dirinya sendiri. Merek yang disengaja adalah otentik, tulus, percaya diri, berharga, kredibel, akuntabel, dan digerakkan oleh hasil. Branding yang disengaja mencakup keputusan branding yang dibuat ketika mengembangkan tampilan dan nuansa perusahaan untuk membuatnya menciptakan identitas terbaik yang mencerminkan target pasarnya. Menurut Chi (2011), merek adalah seperti logo perusahaan; pilihan fontnya, berat kertas, pencahayaan, pemilihan warna, gaya foto, merek perasaan membangkitkan emosi pelanggan. Branding internasional berarti perusahaan mengendalikan pesan yang dikirimkannya kepada audiensnya. Pesan yang jelas dan tidak membingungkan berarti perusahaan melakukan tugasnya dengan benar. Branding yang disengaja mencerminkan branding gambar. Ini bertujuan untuk menciptakan persepsi spesifik di benak pengguna. Perusahaan yang menggunakan branding yang disengaja cenderung untuk membedakan diri mereka sendiri, karena pelanggan menganggap mereka sebagai pembuktian citra atau asosiasi yang unik. Perusahaan-perusahaan ini membangun citra berdasarkan kemewahan dan gaya tinggi atau pada fitur produk. Mereka menggunakan iklan untuk membuat asosiasi yang tidak bergantung pada fitur. Mengelola branding yang disengaja adalah fungsi membangun hubungan emosional dengan konsumen, karena branding yang disengaja sangat tergantung pada kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan keinginan konsumen untuk dikagumi atau menjadi bagian dari kelompok tertentu. Untuk alasan ini, iklan memainkan peran penting dalam pemasaran merek-merek ini, serta publisitas dan sponsor.
Xxx (2010) mengidentifikasi sembilan kunci untuk membangun merek yang disengaja: keaslian, kepercayaan, ketulusan, akuntabilitas, kredibilitas, pengalaman, nilai, hasil, referensi. Xxx (2010) lebih lanjut menyarankan bahwa upaya branding yang disengaja harus bekerja untuk berbeda entiate perusahaan di pasarnya; di mana jika cenderung mengarah ke sisi yang mengganggu, upaya branding yang disengaja harus mengikuti jejak produk.
B. Kaitan Antari Variabel
1. Kaitan Fungsional Branding dengan pemasaran media sosial Berdasarkan literatur, pemasaran media sosial cenderung lebih ke arah branding fungsional daripada branding yang disengaja, karena memanfaatkan posting merek dan halaman merek untuk menciptakan layanan dengan tujuan meningkatkan pengalaman pengguna. Seperti dicatat oleh Xxxxxxx et al. (2012) salah satu cara yang paling bermakna, organik, dan berpengaruh melalui mana merek menggunakan pemasaran media sosial adalah posting merek dan halaman merek. Seperti dicatat oleh Xxxxxxx (2015), halaman merek mewakili platform interaktifi dan berdedikasi, yang dibuat oleh merek atau perusahaan di situs web media sosial yang bertujuan untuk meningkatkan komunikasi merek dan interaksi pelanggan. Halaman merek memungkinkan merek untuk menumbuhkan interaksi yang dipersonalisasi, teratur dan langsung dengan mereka dan menciptakan komunitas online yang aktifi (Xxx, Xxxxxxx, & Xxxxxxx, 2015; Xxxxxx & Xxxxx, 2015). Halaman merek terdiri dari komunitas penggemar merek, pelanggan, konsumen, influencer, penggemar majikan, dan lainnya yang berlangganan pembaruan merek secara sukarela (Zaglia, 2013; Xxxxxxx et al., 2014).
Pelanggan yang mengikuti atau menyukai halaman merek sering membuka diri terhadap komentar, pos penggemar, dan reaksi konsumen lain serta komunikasi reguler suatu merek. Halaman merek dikaitkan dengan alat interaktivitas, termasuk komentar, seperti, pribadi, berbagi, pesan publik, dan meninggalkan pesan pribadi di halaman. Alat-alat ini memberdayakan pengguna untuk
mengekspresikan perasaan mereka, menyuarakan pendapat mereka dan berbagi pengalaman pribadi tentang suatu merek. Untuk pengguna real-time, interaktivitas ini menciptakan lingkungan untuk menciptakan pengalaman merek yang kaya (Zaglia, 2013; Tafesse, 2016).
Posting merek mewakili pembaruan yang sering, tidak dibayar, dan singkat yang dikirimkan kepada penggemar dan pelanggan setiap hari dan yang ditulis oleh merek. Merek secara langsung mengirim pembaruan kepada penggemar dan pelanggan di umpan berita mereka atau setiap kali mereka mengunjungi halaman merek tempat mereka berlangganan (Xxxxxx & Tuten, 2015; Xxxxxxx et al., 2012). Posting merek dikirim ke pelanggan sebagai pembaruan berulang. Mereka memastikan merek mempertahankan keberadaannya di platform media sosial. Mereka melayani untuk memperkuat hubungan antara merek dengan pelanggan dengan menawarkan tema percakapan yang sedang berlangsung. Mereka mendukung berbagai jenis media, termasuk tautan situs web foto, teks, foto) dan mengkomunikasikan pengalaman dan makna merek (Gensler et al., 2013; Tafesse, 2016). Posting merek dapat dimanfaatkan dalam membangun kesadaran merek, menyampaikan kisah-kisah emosional, memperkenalkan produk baru, merangsang pembelian, dan mendidik pelanggan (Taecharungroj, 2016; Xxx et al., 2015). Posting merek memiliki opsi respons otomatis, termasuk berbagi, komentar, dan sejenisnya. Mereka memainkan peran penting dalam menghubungkan merek dengan penggemari dan pelanggan (Taecharungroj, 2016).
2. Kaitan Intentional Branding dengan Social Media Marketing
Strategi pemasaran media sosial cenderung lebih condong ke arah branding yang disengaja daripada branding fungsional. Ini bertentangan dengan apa yang telah disarankan dalam literatur yang ada bahwa pemasaran media sosial mungkin lebih berorientasi pada branding fungsional daripada branding yang disengaja. Xxxxxxx (2015) menggambarkan hubungan antara fakta bahwa pemasaran dapat diterapkan melalui media sosial dan fakta bahwa media sosial dapat mengubah perilaku manusia, atau, dalam skema pemasaran, 'perilaku pelanggan'. Melalui penerapan konsep sentimen, motif, isi, sikap dan prospek,
yang juga dapat dihasilkan melalui pemasaran media sosial, dapat dilihat bahwa pengaruh media sosial dapat lebih disengaja untuk organisasi daripada fungsional, karena, melalui perasaan bahwa media sosial dapat menghasilkan di konsumen, organisasi dapat mengambil kendali penuh dari pesan yang disampaikan kepada audiens tentang produk, merek atau layanan tertentu (Agariya, Xxxxxx, Xxxxxx, Xxxxxxxxx, & Xxxxx, 2012; Xxxxxx, 2009 ).
C. Kerangka Pemikiran
Functional Branding
H1
Social Media Marketing
H2
Intentional Branding
Gambari 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat terbentuk hipotesis sebagai berikut
:
H1: Terdapat pengaruh functional branding terhadap strategi pemasaran melalui media sosial
H2: Terdapat pengaruh Intentional branding terhadap strategi pemasaran melalui media sosial
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh Functional branding terhadap strategi pemasaran melalui media sosial
2. Untuk menganalisis pengaruh Intentional branding terhadap strategi pemasaran melalui media sosial
B. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya dalam bidang pemasaran yang terkait dengan pengaruh pengaruh functional branding dan intentional branding terhadap strategi pemasaran melalui media sosial. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau masukan untuk penelitian- penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran melalui media sosial
A. Desain Penelitian
BAB IV METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuanya (Moh. Xxxxxxx Xxxx, 2005:12). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisa (Moh. Xxxxxxx Xxxx, 2005: 4). Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tetentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik (Xxxxxxxx, 2010: 14).
B. Populasi, Teknik Pemilihan Sampel, Xxx Xxxxan Sampel
1. Populasi
Menurut Xxxxxxxxx (2007:278), pengertian populasi adalah keseluruhan unsur yang menjadi subjek suatu penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Xxxxxxxx, 2013:80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara.
2. Teknik Pemilihan Sampel
Menurut Xxxxxxxx (2013:84) dalam penelitian terdapat dua macam teknik sampel yang biasa digunakan yaitu probability sampling dan non probability sampling. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Probability Sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan probability sampling dengan jenis simple random sampling,
yakni cara pengambilan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.
3. Ukuran Sampel
Ukuran sampel mengacu pada jumlah elemen yang akan dimasukkan studi. Yang harus dapat dipertimbangkan peneliti dalam menentukan ukuran sampel ialah pentingnya keputusan, sifat penelitian, jumlah variabel, sifat analisis, ukuran sampel yang digunakan dalam kendala studi yang sama, dan sumber daya (Malhotra, 2012:371). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Menurut Supranto (2011:239), jumlah sampel sebanyak 30 responden merupakan persyaratan minimal dalam suatu penelitian, dimana semakin besari sampel akan memberikan hasil yang lebih akurat. Menurut penulis sampel sebanyak 100 responden sudah memenuhi syarat minimal dalam penelitian.
C. Operasionalisasi Variabel Dan Instrumen
Menurut Sekaran (2011) definisi operasional adalah definisi dari suatu konstruk secara terukur dengan cara mengurangi tingkat abstraksi melalui penggambaran dimensi dan elemen. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah functional branding, intentonal barnding dan strategi pemasaran melalui media sosial Skala ordinal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori atau
kelompok sekaligus melakukan rangking terhadap kategori tersebut. Dengan kata lain, di skala ini menunjukkan adanya tingkatan. Skala ordinal memiliki peringkat, tapi tidak ada jarak posisional objektifi antari angka karena angka yang tercipta bersifat relatifi subjektif. Skala ini menjadi dasar dalam Skala Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur respon dari responden kuesioner dengan alternatif jawaban nilai 5 untuk tanggapan Sangat Setuju (SS), nilai 4 untuk tanggapan Setuju (S), nilai 3 untuk tanggapan Netral (N) nilai 2 untuk tanggapan Tidak Setuju (TS), dan nilai 1 untuk tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala Likert dipakai karena skala Likert digunakan untuk mengukur respon dari responden terhadap pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan suatu objek stimulus tertentu (Malhotra, 2011).
Tabel 3.1 Definisi Operasional variabel Penelitian
Variabel | Indikator | Skala |
Social Media Marketing | Pemasaran melalui media sosial dapat membuat dan bertukar konten yang dibuat pengguna | Ordinal |
Sentimen konsumen terhadap pemasaran dapat muncul melalui penggunaan media sosial | ||
Media sosial memiliki kemampuan untuki menyoroti penerimaan konsumen terhadap teknologi baru | ||
Pemasaran media sosial dapat menciptakan komunitas virtual untuki merek tersebut | ||
Intentional Branding | Niat memberi kepercayaan pada merek | Ordinal |
Niat memberi lebih banyak keaslian pada merek | ||
Niat menghadirkan merek lebih tulus dan asli | ||
Niat membangun jaminan dalam pelanggan | ||
Niat meningkatkani akuntabilitas merek | ||
Branding yang disengaja memberi lebih banyak kemampuan pada mereki untuk terdengar lebihi kredibel | ||
Branding yang disengaja meningkatkan kemampuan merek untuk memperdalam pengalaman pelanggan | ||
Xxxxxxxx yang disengaja memberikan lebih banyak kemampuan pada merek untuk menunjukkan persepsi | ||
Kemampuan merek memberi lebih banyak persepsi sosial | ||
Kemampuan memberi nilai lebih pada merek | ||
Fungtional Brand | Fungsi merek mendukungi kegunaannya | Ordinal |
Branding fungsional menyimpang niat di pelanggan menjadi kenyataan melalui fungsinya | ||
Branding fungsional tidak membiarkan mereki terbuka untuk interpretasi | ||
Branding yang disengaja memberikan rincian lebih lanjut tentang karakteristik merek | ||
Melalui branding fungsional, kegunaan dan penanganan produk menjadi lebih mudah | ||
Interaksi pelanggan meningkatkan ekuitas merek | ||
Interaksi pelanggan meningkatkan kebutuhan fungsional pelanggan | ||
Interaksi memberi lebih banyak perspektifi pada merek | ||
Pemasaran media sosial memberikan sedikit rasa interaksi pelanggan |
D. Analisis Validitas Dan Realiabilitas
1. Analisis Validitas
Uji validitas digunakan agar dapat mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioneri dikatakan valid jika pertanyaan di dalam kuesioneri mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2014:124). Malhotra (2012:214) mengatakan bahwa validitas ialah sejauh mana perbedaan di dalam nilai-nilai skala yang diamati mencerminkan perbedaan di antara objek dengan karakteristik yang diukur, dibandingkan dengan kesalahan sistematis atau acak. Ini agar dapat mengatahui validitas diperlukan tiga metode yaitu:
a. Convergent Validity
Menurut Xxxxxxx (2014:125) Convergent validity digunakan untuk mengukur dalam menentukan apakah setiap indikator yang diestimasi secara valid mengukur dimensi dari konsep yang diukur. Ukuran refleksifi individu dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari
0.70 dengan konstruk yang ingin diukur.
b. Discriminant Validity
Menurut Xxxxxxx (2014:127) Discriminant validity dilakukan di dalam dua tahap, ialah dengan cara melihat nilai cross loading factori serta membandingkan akar AVE (Average Variancei Extracted) dengan korelasi diantar konstruk/variabel laten. Cross loading factor agari dapat mengetahui apakah variabel laten mempunyai diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan korelasi indikator terhadap variabel latennya harus lebih besar dibandingkan korelasi di antara variabel dengan variabel laten yang lain. Kalau korelasi variabel dengan variabel latennya memiliki nilai lebih tinggi terhadap korelasi variabel tersebut terhadap variabel laten lain, maka dikatakan variabel laten itu memiliki validitas diskriminan yang tinggi.
c. Average Variance Extracted
Menurut Xxxxxxx (2014:127), metode lain agari dapat menilai discriminant validity ialah membandingkan nilai squarei root ofi Average Variance Extractedi (AVE) setiap konstruk terhadap korelasi diantara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai
akar Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk lebih besari daripada nilai korelasi diantara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 dengan itu dinyatakan bahwa indikatori tersebut valid.
2. Analisis Reliabilitas
Instrumen yang reliabel ialah instrumen yang dapat memberikan hasil pengukuran yang relatifi sama bila instrumen tersebut digunakan untuk dapat mengukur variabel yang sama pada dua atau lebih waktu yang berbeda pada keadaan yang kurang lebih sama (Xxxxxxxxx, 2007:136). Menurut Xxxxxxxx (2012:215) reliabilitas ialah instrumen yang dapat memberikan hasil pengukuran yang (relatif) sama bila instrumen itu digunakan terhadap pengukuran variabel yang sama pada dua atau lebih waktu yang berbeda di dalam keadaan yang kurang sama. Pengujian realibilitas instrumen menggunakan nilai koefisien composite reability dan Cronbach’s Alpha. Suatu instrumen dinyatakan reliable bila nilai Cronbach’s Alpha>i 0,7. Uji reabilitas di dalam penelitian ini menggunakan Composite Reabilityi dan Cronbach’s Alpha.
E. Analisis Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, analisis pengaruh ukuran kinerja keuangan dan ukuran kinerja non keuangan terhadap kienrja manajerial dengan dimediasi oleh kejelasan peran manajer tingkat menegah ke bawah di rumah sakit pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Partial Least Square (PLS). Partial least square (PLS) adalah suatu tekhnik analisis multivariat yang dapat digunakan untuk menganalisis secara bersamaan variabel respon dan variabel eksplanatori. PLS merupakan alternatif yang baik untuk metode analisis regresi berganda dan regresi komponen utama karena metode PLS bersifat lebih robust, artinya parameter model tidak banyak berubah ketika sampel baru diambil dari total populasi (Geladi dan Xxxxxxxx, 1986).
Tahap – tahap dalam analisis PLS ini meliputi tahap pengujian outer model dan tahap pengujian inner model. Tahap pengujian outer model digunakan untuk menguji validitas
dan reliabilitas seluruh indikator dalam mengukur konstruknya, sedangkan pengujian inner model digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Berdasarkan definisi operasional variabel penelitian, functional branding diukur dengan 4 indikator, intentional branding diukur dengam 10 indikator dan social media marketing diukur dengan 9 indikator sehingga spesifikasi model PLS yang akan diestimasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Spesifikasi Model PLS
1. Pengujian Outer Model
Tahap pengujian model pengukuran meliputi pengujian Convergent Validity, Discriminant Validity dan Composite Reliability. Hasil analisis PLS dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian jika seluruh indikator dalam model PLS telah memenuhi syarat validitas konvergen, validitas deskriminan dan reliabilitas komposit.
a. Pengujian Validitas Konvergen
Uji validitas konvergen dilakukan dengan melihat nilai loading factor masing- masing indikator terhadap konstruknya. Untuk penelitian konfirmatori, batas loading factor yang digunakan adalah sebesar 0,7, sedangkan untuk penelitian eksploratori maka batas loading factor yang digunakan adalah sebesar 0,6 dan untuk penelitian pengembangan, batas loading factor yang digunakan adalah 0,5. Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian konfirmatori, maka batas loading factor yang digunakan adalah sebesar 0,7.
Selain dengan melihat nilai loading factor masing-masing indikator, validitas konvergen juga harus dinilai dari nilai AVE masing-masing konstruk, seluruh konstruk dalam model PLS dinyatakan telah memenuhi validitas konvergen jika nilai AVE masing-masing konstruk > 0,5.
b. Pengujian Validitas Deskriminan
Discriminant validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing variabel laten berbeda dengan variabel lainnya. Model mempunyai discriminant validity yang baik jika nilai kuadrat AVE masing-masing konstruk eksogen (nilai pada diagonal) melebihi korelasi antara konstruk tersebut dengan konstruk lainnya (nilai di bawah diagonal).
Selain dengan membandingkan nilai Akar kuadrat AVE dengan korelasi antar indikator, validitas deskriminan juga dapat dinilai dari nilai HTMT. Dengan melihat nilai HTMT, seluruh indikator dan konstruk dinyatakan telah memenuhi kriteria validitas deskriminan jika nilai HTMT antar konstruk tidak ada yang melebihi 0,9.
Selain dengan menggunakan metode Xxxxxxx Xxxxxxx dan HTMT, validitas deskriminan juga dapat dilihat dari nilai cross loading masing-masing indikator terhadap konstruknya, indikator dinyatakan memenuhi kriteria validitas deskriminan jika cross loading indikator terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai cross loading indikator terhadap konstruk lainnya.
c. Pengujian Reliabilitas Komposit
Reliabilitas konstruk dapat dinilai dari nilai crombachs Alpha dan nilai Composite Reliability dari masing-masing konstruk. Nilai composite reliability dan cronbachs alpha
yang disarankan adalah lebih dari 0,7, namun pada penelitian pengembangan, oleh karena batas loading factor yang digunakan rendah (0,5) maka nilai composite reliability dan crombachs alpha rendah masih dapat diterima selama persyaratan validitas konvergen dan validitas deskriminan telah terpenuhi.
2. Pengujian Inner Model
Pengujian inner model meliputi uji signifikansi pengaruh langsung, pengujian pengaruh tidak langsung dan pengukuran besar pengaruh masing –masing variabel eksogen terhadap variabel endogen. Seluruh pengujian ini akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
a. Pengujian Goodness of fit model
Setelah dipenuhi validitas dan reliabiliats konstruk pada tahap pengujian outer model, pengujian dilanjutkan pada pengujian Goodness of fit model. Fit model PLS dapat dilihat dari nilai SMRM model. Model PLS dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit model jika nilai SRMR < 0,10 dan model dinyatakan perfect fit jika nilai SRMR < 0,08.
b. Pengujian Pengaruh Langsung
Uji signifikansi pengaruh langsung digunakan untuk menguji pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
Ho : variabel eksogen tidak berpengaruh positif terhadap variabel endogen Ha : variabel eksogen berpengaruh positif terhadap variabel endogen
Oleh karena hipotesis penelitian merupakan hipotesis 1 arah, maka Ho ditolak dan disimpulkan bahwa variabel eksogen berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen jika nilai P value < 0,05 dan t hitung > 1,65, sedangkan jika nilai p value > 0,05 dan t hitung < 1,65 maka Ho tidak ditolak dan disimpulkan bahwa variabel eksogen tidak berpengaruh terhadap variabel endogen.
Dari hasil uji signifikansi tersebut selanjutnya juga dapat diketahui arah hubungan pengaruh variabel eksogen terhadap endogen. Arah hubungan tersebut dapat diketahui dari nilai original sampel masing-masing hubungan pengaruh. Apabila arah hubungan pengaruh bertanda positif maka pengaruh variabel eksogen terhadap endogen adalah
positif/searah sedangkan apabilai original sampel bertanda negatif maka arah hubungan pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah berlawanan.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Pada analisis PLS, koefisien determinasi dilihat dari nilai R Square dengan nilai antara 0 -1 . Semakin tinggi R square maka semakin tinggi besar kontribusi variabel eksogen terhadap endogen.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Profil Responden
70
Karakteristik Respodnen
30
40
40
20
20
20
JENIS KELAMIN
SEMESTER
PEKERJAAN ORANG
TUA
60
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
2 - 3
4 - 5
6 - 7
> 7
BERWIRAUSAHA
TIDAK
BERWIRAUSAHA
Responden dalam penelitian ini terdiri dari mahasiswa Universita Tarumanegara. Jumlah responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 respondne, berikut ini adalah gambaran responden ebrdasarkan jensi kelamin, tingkat semester dan jenis pekerjaan orang tua :
Gambar5..1 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.1, hasil analisis menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diteliti dalam penelitian ini, sebagian besar responden merupakan mahasiswa perempuan (70%), sedangkan sisanya sebanyak 30% responden merupakan mahasiswa laki-laki. Dari 100 respondne yang diteliti, sebagian besar responden adalah mahasiswa semester 6 – 7 (40%) denganorang tua yang tidak membuka bisnis kewirausahaan (70%).
B. Analisis PLS
Dalam penelitian ini, analisis pengaruh functional branding dan intentional branding terhadap social media marketing akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Partial Least Square (PLS). Berdasarkan definisi operasional masing-
masing variabel penelitian, maka spesifikasi model PLS yang akan diestimasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 5.2 Spesifikasi Model PLS
1. Author Model
a. Pengujian Validitas Konvergen
Uji validitas konvergen dilakukan dengan melihat nilai loading factor masing- masing indikator terhadap konstruknya. Untuk penelitian konfirmatori, batas loading factor yang digunakan adalah sebesar 0,7, sedangkan untuk penelitian eksploratori maka batas loading factor yang digunakan adalah sebesar 0,6 dan untuk penelitian pengembangan, batas loading factor yang digunakan adalah 0,5. Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian konfirmatori, maka batas loading factor yang digunakan adalah sebesar 0,7. Berikut ini adalah hasil estimasi model PLS :
Gambar 5.3 Hasil estimasi model PLS dengan teknik algorithm Berdasarkan hasil estimasi model PLS pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa seluruh indikator pada masing-masing konstruk telah memiliki nilai loading factor di atas 0,7 sehingga model PLS dinyatakan telah memenuhi syarat validitas konvergen.
Selain dengan melihat nilai loading factor masing-masing indikator, validitas konvergen juga harus dinilai dari nilai AVE masing-masing konstruk, seluruh konstruk dalam model PLS dinyatakan telah memenuhi validitas konvergen jika nilai AVE masing-masing konstruk > 0,5. Nilai AVE masing-masing konstruk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1 Nilai Loading Factor dan Nilai AVE Konstruk First Order
Variabel ndikator Loading Factor AVE
FB1 0.937
FB2 0.913
Functional Branding
Intentional Branding
FB3 0.815
FB4 0.920
IB1 0.909
IB10 0.764
IB2 0.771
IB3 0.897
IB4 0.922
IB5 0.885
0,805
0,749
IB6 | 0.818 | ||
IB7 | 0.894 | ||
IB8 | 0.900 | ||
IB9 | 0.877 | ||
SMM1 | 0.942 | ||
SMM2 | 0.801 | ||
SMM3 | 0.923 | ||
SMM4 | 0.849 | ||
Social Media Marketing | SMM5 | 0.815 | 0,809 |
SMM6 | 0.950 | ||
SMM7 | 0.952 | ||
SMM8 | 0.929 | ||
SMM9 | 0.918 |
Sumber : Data diolah (2020) pada Lampiran F
Berdasarkan hasil analisis PLS pada tabel di atas, nilai AVE seluruh konstruk baik yang berupa dimensi maupun variabel telah melebihi 0,5 yang menunjukkan bahwa seluruh indikator pada masing-masing konstruk telah memenuhi kriteria validitas konvergen yang disyaratkan.
b. Pengujian Validitas Deskriminan
Discriminant validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing variabel laten berbeda dengan variabel lainnya. Validitas deskriminan dapat dilihat dari nilai cross loading masing-masing indikator terhadap konstruknya, indikator dinyatakan memenuhi kriteria validitas deskriminan jika cross loading indikator terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai cross loading indikator terhadap konstruk lainnya.
Table 5.2 Discriminant validity
Functional Branding | Intention Branding | Social Media Marketing | |
FB1 | 0.937 | 0.520 | 0.711 |
FB2 | 0.913 | 0.604 | 0.779 |
FB3 | 0.815 | 0.376 | 0.558 |
FB4 | 0.920 | 0.533 | 0.696 |
IB1 | 0.584 | 0.909 | 0.746 |
IB10 | 0.483 | 0.764 | 0.557 |
IB2 | 0.395 | 0.771 | 0.520 |
IB3 | 0.463 | 0.897 | 0.719 |
IB4 | 0.496 | 0.922 | 0.684 |
IB5 | 0.444 | 0.885 | 0.774 |
IB6 | 0.546 | 0.818 | 0.579 |
IB7 | 0.596 | 0.894 | 0.693 |
IB8 | 0.533 | 0.900 | 0.711 |
IB9 | 0.430 | 0.877 | 0.608 |
MM1 | 0.720 | 0.748 | 0.942 |
MM2 | 0.753 | 0.693 | 0.801 |
MM3 | 0.731 | 0.603 | 0.923 |
MM4 | 0.609 | 0.767 | 0.849 |
MM5 | 0.628 | 0.509 | 0.815 |
MM6 | 0.717 | 0.768 | 0.950 |
MM7 | 0.718 | 0.655 | 0.952 |
MM8 | 0.696 | 0.759 | 0.929 |
MM9 | 0.657 | 0.680 | 0.918 |
Berdasarkan uraian di atas, loading factor seluruh indikator memiliki nilai tertinggi pada konstruknya bukan pada konstruk lain sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator pada masing-masing konstruk telah memenuhi kriteria validitas deskriminan yang dipersyaratkan.
c. Pengujian Reliabilitas Komposit
Reliabilitas konstruk dapat dinilai dari nilai crombachs Alpha dan nilai Composite Reliability dari masing-masing konstruk. Nilai composite reliability dan cronbachs alpha yang disarankan adalah lebih dari 0,7, namun pada penelitian pengembangan, oleh karena batas loading factor yang digunakan rendah (0,5) maka nilai composite reliability dan crombachs alpha rendah masih dapat diterima selama persyaratan validitas konvergen dan validitas deskriminan telah terpenuhi.
Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas Komposit
Cronbach's Alpha | Composite Reliability | |
FB | 0.919 | 0.943 |
IB | 0.962 | 0.967 |
SMM | 0.970 | 0.974 |
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, nilai composite reliability dan cronbacs alpha seluruh konstruk juga telah melebihi 0,7 hal ini menunjukkan bahwa seluruh konstruk telah memenuhi reliabilitas yang dipersyaratkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh konstruk dalam model PLS ini tela reliabel.
Pengujian Inner Model
Pengujian inner model meliputi uji signifikansi pengaruh langsung, pengujian pengaruh tidak langsung dan pengukuran besar pengaruh masing –masing variabel eksogen terhadap variabel endogen. Seluruh pengujian ini akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
a. Pengujian Goodness of fit model
Setelah dipenuhi validitas dan reliabiliats konstruk pada tahap pengujian outer model, pengujian dilanjutkan pada pengujian Goodness of fit model. Fit model PLS dapat dilihat dari nilai SMRM model. Model PLS dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit model jika nilai SRMR < 0,10 dan model dinyatakan perfect fit jika nilai SRMR < 0,08.
Tabel 4.1 Goodness of fit Model
Saturated Model Estimated Model
SRMR 0.055 0.060
Hasil uji goodness of fit model PLS pada tabel 4.13 berikut menunjukkan bahwa nilai SRMR pada estimated model adalah sebesar 0,060. Oleh karena nilai SRMR model baik pada estimated model di bawah 0,08 maka model PLS yang diestimasi dalam
penelitian ini dinyatakan perfect fit sehingga layak digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
b. Pengujian Pengaruh Langsung
Uji signifikansi pengaruh langsung digunakan untuk menguji pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
Ho : variabel eksogen tidak berpengaruh positif terhadap variabel endogen Ha : variabel eksogen berpengaruh positif terhadap variabel endogen
Oleh karena hipotesis penelitian merupakan hipotesis 1 arah, maka Ho ditolak dan disimpulkan bahwa variabel eksogen berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen jika nilai P value < 0,05 dan t hitung > 1,65, sedangkan jika nilai p value > 0,05 dan t hitung
< 1,65 maka Ho tidak ditolak dan disimpulkan bahwa variabel eksogen tidak berpengaruh terhadap variabel endogen.
Dari hasil uji signifikansi tersebut selanjutnya juga dapat diketahui arah hubungan pengaruh variabel eksogen terhadap endogen. Arah hubungan tersebut dapat diketahui dari nilai original sampel masing-masing hubungan pengaruh. Apabila arah hubungan pengaruh bertanda positif maka pengaruh variabel eksogen terhadap endogen adalah positif/searah sedangkan apabilai original sampel bertanda negatif maka arah hubungan pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah berlawanan. Xxxxx estimasi model sebagai acaun untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.10 Hasil esttimasi model PLS Bootstrapping
Berdasarkan hasil estimasi model PLS dengan teknik bootstrapping di atas, dapat dilihat bahwa seluruh jalur signifikan karena nilai p value seluruh jalur < 0,05. Hasil uji signifikansi pengaruh langsung ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Pengaruh Parsial
(O) | (STDEV) | ||||
FB -> SMM | 0.492 | 0.489 | 0.063 | 7.753 | 0.000 |
IB -> SMM | 0.487 | 0.491 | 0.063 | 7.675 | 0.000 |
Original Sample
Sample Mean (M)
Standard Deviation
T Statistics (|O/STDEV|)
P Values
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka diperoleh hasil pengujian sebagai berikut :
1) Pada jalur yang menunjukkan hubungan pengaruh functional branding terhadap social media marketing (FB 🡪 SMM), nilai p value yang diperoleh adalah sebesar 0,000 dengan T statistik sebesar 7,753 dan koefisien jalur bertanda positif sebesar 0,492. Oleh karena nilai p value jalur < 0,05, T statistik > 1,96 dan koefsien jalur
bertanda positif maka dapat disimpulkan bahwa functional branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap social media marketing. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik functional branding maka semakin baik strategi pemasaran melalui sosial media. Hal ini mendukung hipotesis 1 dalam penelitian ini sehingga hipotesis 1 diterima.
2) Pada jalur yang menunjukkan hubungan pengaruh intentional branding terhadap social media marketing (IB 🡪 SMM), nilai p value yang diperoleh adalah sebesar 0,000 dengan T statistik sebesar 7,675 dan koefisien jalur bertanda positif sebesar 0,487. Oleh karena nilai p value jalur < 0,05, T statistik > 1,96 dan koefsien jalur bertanda positif maka dapat disimpulkan bahwa intentional branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap social media marketing. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intentional branding maka semakin baik strategi pemasaran melalui sosial media. Hal ini mendukung hipotesis 2 dalam penelitian ini sehingga hipotesis 2 diterima.
C. Pembahasan
1) Pengaruh Functional Branding terhadap Social Media Marketing
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa functional branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap social media marketing. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik functional branding maka semakin baik strategi pemasaran melalui sosial media.
Berdasarkan literatur, pemasaran media sosial cenderung lebih ke arah branding fungsional daripada branding yang disengaja, karena memanfaatkan posting merek dan halaman merek untuk menciptakan layanan dengan tujuan meningkatkan pengalaman pengguna. Seperti dicatat oleh Xxxxxxx et al. (2012) salah satu cara yang paling bermakna, organik, dan berpengaruh melalui mana merek menggunakan pemasaran media sosial adalah posting merek dan halaman merek. Seperti dicatat oleh Tafesse (2015), halaman merek mewakili platform interaktifi dan berdedikasi, yang dibuat oleh merek atau perusahaan di situs web media sosial yang bertujuan untuk meningkatkan komunikasi merek dan interaksi
pelanggan. Halaman merek memungkinkan merek untuk menumbuhkan interaksi yang dipersonalisasi, teratur dan langsung dengan mereka dan menciptakan komunitas online yang aktifi (Xxx, Xxxxxxx, & Xxxxxxx, 2015; Xxxxxx & Xxxxx, 2015). Halaman merek terdiri dari komunitas penggemari merek, pelanggan, konsumen, influencer, penggemari majikan, dan lainnya yang berlangganan pembaruan merek secara sukarela (Zaglia, 2013; Xxxxxxx et al., 2014).
Pelanggan yang mengikuti atau menyukai halaman merek sering membuka diri terhadap komentar, pos penggemar, dan reaksi konsumen lain serta komunikasi reguler suatu merek. Halaman merek dikaitkan dengan alat interaktivitas, termasuk komentar, seperti, pribadi, berbagi, pesan publik, dan meninggalkan pesan pribadi di halaman. Alat-alat ini memberdayakan pengguna untuk mengekspresikan perasaan mereka, menyuarakan pendapat mereka dan berbagi pengalaman pribadi tentang suatu merek. Untuk pengguna real-time, interaktivitas ini menciptakan lingkungan untuk menciptakan pengalaman merek yang kaya (Zaglia, 2013; Tafesse, 2016).
Posting merek mewakili pembaruan yang sering, tidak dibayar, dan singkat yang dikirimkan kepada penggemar dan pelanggan setiap hari dan yang ditulis oleh merek. Merek secara langsung mengirim pembaruan kepada penggemar dan pelanggan di umpan berita mereka atau setiap kali mereka mengunjungi halaman merek tempat mereka berlangganan (Xxxxxx & Tuten, 2015; Xxxxxxx et al., 2012). Posting merek dikirim ke pelanggan sebagai pembaruan berulang. Mereka memastikan merek mempertahankan keberadaannya di platform media sosial. Mereka melayani untuk memperkuat hubungan antara merek dengan pelanggan dengan menawarkan tema percakapan yang sedang berlangsung. Mereka mendukung berbagai jenis media, termasuk tautan situs web foto, teks, foto) dan mengkomunikasikan pengalaman dan makna merek (Gensler et al., 2013; Tafesse, 2016). Posting merek dapat dimanfaatkan dalam membangun kesadaran merek, menyampaikan kisah-kisah emosional, memperkenalkan produk baru, merangsang pembelian, dan mendidik pelanggan (Taecharungroj, 2016; Xxx et al., 2015). Posting merek memiliki opsi respons otomatis, termasuk berbagi,
komentar, dan sejenisnya. Mereka memainkan peran penting dalam menghubungkan merek dengan penggemar dan pelanggan (Taecharungroj, 2016).
2) Pengaruh Intentional Branding terhadap Social Media Marketing
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa intentional branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap social media marketing. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intentional branding maka semakin baik strategi pemasaran melalui sosial media.
Strategi pemasaran media sosial cenderung lebih condong ke arah branding yang disengaja daripada branding fungsional. Ini bertentangan dengan apa yang telah disarankan dalam literatur yang ada bahwa pemasaran media sosial mungkin lebih berorientasi pada branding fungsional daripada branding yang disengaja. Xxxxxxx (2015) menggambarkan hubungan antara fakta bahwa pemasaran dapat diterapkan melalui media sosial dan fakta bahwa media sosial dapat mengubah perilaku manusia, atau, dalam skema pemasaran, 'perilaku pelanggan'. Melalui penerapan konsep sentimen, motif, isi, sikap dan prospek, yang juga dapat dihasilkan melalui pemasaran media sosial, dapat dilihat bahwa pengaruh media sosial dapat lebih disengaja untuk organisasi daripada fungsional, karena, melalui perasaan bahwa media sosial dapat menghasilkan di konsumen, organisasi dapat mengambil kendali penuh dari pesan yang disampaikan kepada audiens tentang produk, merek atau layanan tertentu (Agariya, Xxxxxx, Xxxxxx, Xxxxxxxxx, & Xxxxx, 2012; Xxxxxx, 2009 ).
A. Kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Functional branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap social media marketing. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik functional branding maka semakin baik strategi pemasaran melalui sosial media.
2) Intentional branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap social media marketing. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intentional branding maka semakin baik strategi pemasaran melalui sosial media.
B. Saran
1) Bagi Usaha Bisnis Kewirausahaan
Bisnis kewirausahaan sebaiknya memanfaatkan media sosial dalam pemasaran bisnisnya sehingga mudah dijangkau oleh konsumen. Strategi pemasaran ini jugab harus didukung oleh functional branding, perusahaan dapat lebih menunjukkan di media sosial bahwa produknya kaya akan manfaat dan memiliki keunggulan dibanding produk lain. Di samping mengedepankan branding, perusahaan perlu memiliki strategi pemasaran yang baik yang akan meningkatkan minat konsumen menggunakan brandnya, hal ini dikarenakan selain functional branding, intentional branding ternyata juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan strategi pemasaran produk melalui sosial media.
2) Bagi Penelitian selanjutnya
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah variabel yang diteliti dalam penelitian ini, variabel tersebut dapat berupa variabel kualitas pelayanan, kualitas produk, harga dan iklan.
DAFTAR PUSTAKA
Xxxxxxx, X. X., Xxxxxx, X., Xxxxxx, H. K., Xxxxxxxxx, U. N., & Xxxxx, D. (2012). The role ofi packaging in brand communication. International Journal ofi Scientific & Engineering Research, 3(2), 1-13.
Xxx Xxxxxxxxxx, D. (2011). Worldwide Social Network Ad Spending: 2011 Outlook. New York: eMarketer Inc.
Xxxxxx, A. G., & Xxxx, A. (2014). Worthy intentions on the road to brand trust.
Management Dynamics in the Knowledge Economy, 2(3), 472.
Xxxxxxxxx, X., Xxxxxx, X., & Mc- Xxxxxx, X. (2002). Creating Business Advantage in the Information Age. New York, NY: McGraw-Hill/ Irwin.
Xxxxxx, X., & Xxxxx, T. (2015). Creative strategies in social media marketing: An exploratory study ofi branded social content and consumer engagement. Psychology and Marketing, 32, 15-27.
Xxxxxxxxxx, X., Xxxlegh, P., & Xxxx, X. (2016). Why Nonprofits Are Easier to Endorse on Social Media: The Roles ofi Warmth and Brand Symbolism. Journal ofi Interactive Marketing, 33, 27-42.
Xxxx, X., & Xxxxx, S. (1998). Symbolic and functional positioning ofi brands.
Journal ofi Consumer Marketing, 15(1), 32-43.
Xxxxxxx, X., Xxxxxxx, X. X., & Xxxxxxx, C. T. (2009). Quantitative, qualitative, and mixed research methods in engineering education. Journal ofi Engineering education, 98(1), 53-66.
Xxxxx, X. (1996). Cultivating global experience curve advantage on technology and marketing capabilities. International Marketing Review, 13(6), 22-42.
Xxx, X. (2011). Interactive Digital Advertising VS. Virtual Brand Community: Exploratory Study ofi User Motivation and Social Media Marketing Responses in Taiwan. Journal ofi Interactive Advertising, 12, 44-61.
Xxx, X. X. (2010). Online Social Network Member Attitude Toward Online Advertising Formats (MA thesis, The Rochester Institute ofi Technology).
Xxxxxx, X., Xxxxxxxxx, B., Xxxxxxxxxxxx, X., & Xxxxxx, L. T. (2009). E-consumer behavior. European Journal ofi Marketing, 43(9/10), 1121-1139.
Xxxxx, X., Xxxxx, K. E., Xxxxxx, V., Xxx, S., Xxxx, D., Xxxxxx, X., & Xxxxxxx, P.
C. (2010). Customer Engagement Behavior: Theoretical Foundations and Research Directions. Journal ofi Service Research, 13(3), 253-266.
Xxxxxxx, X., Xxxxx, X., Xxxxxxxx, X., & Xxxx, X. (2017). Digital technology and marketing management capability: achieving growth in SMEs. Qualitative Market Research: An International Journal, 20(2), 230-246.
Xxxxxxxx, X., & Xxxxxxx, C. (2011). Brands as relationship partners: Warmth, competence, and inbetween.
Xxxxxx, A. M., & Xxxxxxxx, M. (2010). Users ofi the world, unite! The challenges and opportunities ofi Social Media. Business horizons, 53(1), 59-68.
Xxxxxx, X. X. (2009). Building strong brands in a modern marketing communications environment. Journal ofi marketing communications, 15(2-3), 139-155.
Xxxxxxx, H. G., de Xxxxxx Xxxxxxxxx, M., & Xxxxxx, I. (2014). Say yes to Facebook and get your customers involved! Relationships in a world ofi social networks. Business Horizons, 57, 695-702.
Xxxxxx, X. X., & Xxxxxx, N. (2008). Cultivating trust and harvesting value in virtual communities. Management Science, 54(1), 113-128.
Xxxx, X. (2008). Word of mouth andi viral marketing: taking the temperaturei ofi thei hottest trends in marketing. Journal ofi Consumer Marketing, 25, 178-182.
Xxxxx, X. X., Xxxxxx Xx,x A. M., & Xxxxxxx,i E. J. (2009). How brand community practicesi create value. Journali of marketing, 73(5), 30-51.
Sukamolson, S. (2007). Fundamentals of quantitative research. Bangkok: EJTR. 49. Taecharungroj,i V. (2016). Starbucks’ marketing communications strategy on Twitter. Journal of Marketing Communications, 1-19.
LAMPIRAN
A. | Datai Responden | ||
1. | Jenis Kelamin | : ( ) Pria | ( ) Wanita |
2. | Semester | : ( ) 2-3 | ( ) 6-7 |
( ) 4-5 | ( ) > 7 | ||
3. | Pekerjaan Orangi tua | : | |
( ) Berwirausaha | ( )i Tidak Berwirausaha |
LAMPIRAN A – KUESIONER
Pengalaman menggunakan aplikasi medoia social Petunjuki Pengisian:
Berilah tandai centangi (√)i pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan anda. Keterangan: STS : Sangati Tidak Setuju
TS : Tidaki Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangati Setuju
Variabel | Pernyataan | STS | TS | N | S | SS |
Social Media Marketing | Pemasaran melaluii mediai sosiali dapat membuat dani bertukar konteni yang dibuat pengguna | |||||
Sentimeni konsumeni terhadap pemasarani dapat munculi melalui penggunaan media sosial | ||||||
Media sosiali memilikii kemampuan untuki menyoroti penerimaan konsumen terhadap teknologi baru | ||||||
Pemasaran media sosial dapati menciptakani komunitas virtual untuk merek tersebut | ||||||
Intentionali Branding | Niat memberi kepercayaani pada merek | |||||
Niat memberi lebihi banyak keasliani pada merek | ||||||
Niat menghadirkan mereki lebih tulus dani asli | ||||||
Niat membanguni jaminan dalam pelanggan | ||||||
Niat meningkatkani akuntabilitas merek |
Branding yangi disengajai memberi lebihi banyak kemampuan pada merek untuk terdengar lebih kredibel | ||||||
Xxxxxxxx yangi disengajai meningkatkan kemampuan mereki untuk memperdalami pengalaman pelanggan | ||||||
Xxxxxxxx yangi disengajai memberikan lebih banyaki kemampuani pada mereki untuki menunjukkani persepsi | ||||||
Kemampuani merek memberi lebih banyak persepsii sosial | ||||||
Kemampuani memberii nilaii lebih padai merek | ||||||
Fungtional Brand | Fungsi mereki mendukungi kegunaannya | |||||
Branding fungsional menyimpangi niat di pelanggani menjadii kenyataan melalui fungsinya | ||||||
Branding fungsional tidaki membiarkan merek terbukai untuki interpretasi | ||||||
Xxxxxxxx yangi disengajai memberikan rinciani lebih lanjut tentang karakteristiki merek | ||||||
Melalui brandingi fungsional, kegunaani dani penanganan produk menjadi lebih mudah | ||||||
Interaksi pelanggan meningkatkani ekuitas merek | ||||||
Interaksi pelanggan meningkatkani kebutuhan fungsional pelanggan | ||||||
Interaksi memberi lebih banyak perspektif padai merek | ||||||
Pemasaran media sosial memberikani sedikit rasa interaksi pelanggan |
LAMPIRAN B – DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN
No | Jenis Kelamin | Semester | Pekerjaan Orang Tua |
1 | Laki-laki | 4 - 5` | Berwirausaha |
2 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
3 | Perempuan | 4 - 5` | Berwirausaha |
4 | Laki-laki | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
5 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
6 | Laki-laki | 7-Jun | Berwirausaha |
7 | Perempuan | > 7 | Tidak Berwirausaha |
8 | Perempuan | > 7 | Berwirausaha |
9 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
10 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
11 | Laki-laki | 4 - 5` | Berwirausaha |
12 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
13 | Perempuan | 4 - 5` | Berwirausaha |
14 | Laki-laki | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
15 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
16 | Laki-laki | 7-Jun | Berwirausaha |
17 | Perempuan | > 7 | Tidak Berwirausaha |
18 | Perempuan | > 7 | Berwirausaha |
19 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
20 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
21 | Laki-laki | 4 - 5` | Berwirausaha |
22 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
23 | Perempuan | 4 - 5` | Berwirausaha |
24 | Laki-laki | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
25 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
26 | Laki-laki | 7-Jun | Berwirausaha |
27 | Perempuan | > 7 | Tidak Berwirausaha |
28 | Perempuan | > 7 | Berwirausaha |
29 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
30 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
31 | Laki-laki | 4 - 5` | Berwirausaha |
32 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
33 | Perempuan | 4 - 5` | Berwirausaha |
34 | Laki-laki | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
35 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
36 | Laki-laki | 7-Jun | Berwirausaha |
37 | Perempuan | > 7 | Tidak Berwirausaha |
38 | Perempuan | > 7 | Berwirausaha |
39 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
40 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
41 | Laki-laki | 4 - 5` | Berwirausaha |
42 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
43 | Perempuan | 4 - 5` | Berwirausaha |
44 | Laki-laki | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
45 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
46 | Laki-laki | 7-Xxx | Xxxxxxxxxxxx |
47 | Perempuan | > 7 | Tidak Berwirausaha |
48 | Perempuan | > 7 | Berwirausaha |
49 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
50 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
51 | Laki-laki | 4 - 5` | Berwirausaha |
52 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
53 | Perempuan | 4 - 5` | Berwirausaha |
54 | Laki-laki | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
55 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
56 | Laki-laki | 7-Jun | Berwirausaha |
57 | Perempuan | > 7 | Tidak Berwirausaha |
58 | Perempuan | > 7 | Berwirausaha |
59 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
60 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
61 | Laki-laki | 4 - 5` | Berwirausaha |
62 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
63 | Perempuan | 4 - 5` | Berwirausaha |
64 | Laki-laki | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
65 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
66 | Laki-laki | 7-Xxx | Xxxxxxxxxxxx |
67 | Perempuan | > 7 | Tidak Berwirausaha |
68 | Perempuan | > 7 | Berwirausaha |
69 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
70 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
71 | Laki-laki | 4 - 5` | Berwirausaha |
72 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
73 | Perempuan | 4 - 5` | Berwirausaha |
74 | Laki-laki | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
75 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
76 | Laki-laki | 7-Jun | Berwirausaha |
77 | Perempuan | > 7 | Tidak Berwirausaha |
78 | Perempuan | > 7 | Berwirausaha |
79 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
80 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
81 | Laki-laki | 4 - 5` | Berwirausaha |
82 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
83 | Perempuan | 4 - 5` | Berwirausaha |
84 | Laki-laki | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
85 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
86 | Laki-laki | 7-Xxx | Xxxxxxxxxxxx |
87 | Perempuan | > 7 | Tidak Berwirausaha |
88 | Perempuan | > 7 | Berwirausaha |
89 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
90 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
91 | Laki-laki | 4 - 5` | Berwirausaha |
92 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
93 | Perempuan | 4 - 5` | Berwirausaha |
94 | Laki-laki | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
95 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
96 | Laki-laki | 7-Jun | Berwirausaha |
97 | Perempuan | > 7 | Tidak Berwirausaha |
98 | Perempuan | > 7 | Berwirausaha |
99 | Perempuan | 7-Jun | Tidak Berwirausaha |
100 | Perempuan | 3-Feb | Tidak Berwirausaha |
LAMPIRAN C – HASIL ANALISIS DESKRIPTIF KARAKTERISTIK RESPONDEN
Frequencies
Statistics
Jenis_Kelamin | Semester | Pekerjaan_Oran g_tua | ||
N | Valid | 100 | 100 | 100 |
Missing | 0 | 0 | 0 |
Frequency Table
Jenis_Kelamin
Frequency | Percent | Valid Percent | Cumulative Percent | |
Xxxxx Xxxx-laki | 30 | 30.0 | 30.0 | 30.0 |
Perempuan | 70 | 70.0 | 70.0 | 100.0 |
Total | 100 | 100.0 | 100.0 |
Semester
Frequency | Percent | Valid Percent | Cumulative Percent | |
Valid 2 - 3 | 20 | 20.0 | 20.0 | 20.0 |
4 - 5` | 20 | 20.0 | 20.0 | 40.0 |
6 - 7 | 40 | 40.0 | 40.0 | 80.0 |
> 7 | 20 | 20.0 | 20.0 | 100.0 |
Total | 100 | 100.0 | 100.0 |
Pekerjaan_Orang_tua
Frequency | Percent | Valid Percent | Cumulative Percent | |
Xxxxx Xxxxxxxxxxxx | 40 | 40.0 | 40.0 | 40.0 |
Tidak Berwirausaha | 60 | 60.0 | 60.0 | 100.0 |
Total | 100 | 100.0 | 100.0 |
LAMPIRAN D – DATA PENELITIAN
NO | IB1 | IB2 | IB3 | IB4 | IB5 | IB6 | IB7 | IB8 | IB9 | IB10 | FB1 | FB2 | FB3 | FB4 |
1 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 |
2 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 |
3 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 3 | 4 | 3 | 3 |
4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 |
5 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 |
6 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 5 | 4 | 4 | 5 |
7 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 4 |
8 | 2 | 3 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 1 |
9 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 3 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 |
10 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 | 1 | 1 | 3 | 3 | 1 | 2 |
11 | 3 | 1 | 3 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 1 | 4 | 4 | 1 | 4 |
12 | 4 | 1 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 1 | 5 | 4 | 1 | 5 |
13 | 4 | 1 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 1 | 4 | 5 | 1 | 5 |
14 | 4 | 1 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 1 | 4 | 5 | 1 | 4 |
15 | 4 | 1 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 1 | 5 | 4 | 1 | 4 |
16 | 4 | 1 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 1 | 3 | 4 | 1 | 4 |
17 | 5 | 1 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 5 | 1 | 4 | 3 | 3 | 3 |
18 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 | 2 | 2 | 3 | 2 |
19 | 2 | 3 | 3 | 3 | 2 | 1 | 2 | 2 | 3 | 3 | 2 | 1 | 2 | 2 |
20 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 1 | 2 | 2 | 3 | 3 | 1 | 2 | 1 | 2 |
21 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 1 | 4 | 5 | 4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 2 |
22 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 1 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 2 |
23 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 1 | 4 | 5 | 4 | 5 | 3 | 4 | 3 | 2 |
24 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 1 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 2 |
25 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 2 |
26 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 5 | 4 | 4 | 5 |
27 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 4 |
28 | 2 | 3 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 1 |
29 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 3 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 |
30 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 | 1 | 1 | 3 | 3 | 3 | 2 |
31 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 1 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 |
32 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 1 | 3 | 5 | 4 | 4 | 5 |
33 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 1 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 |
34 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 1 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 |
35 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 1 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
36 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 5 | 1 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 |
37 | 5 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 1 | 5 | 4 | 3 | 3 | 3 |
38 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 | 3 | 2 |
39 | 2 | 3 | 3 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 1 | 3 | 2 | 1 | 2 | 2 |
40 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 2 | 2 | 1 | 3 | 1 | 2 | 1 | 1 |
41 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 |
42 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 |
43 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 3 | 4 | 3 | 3 |
44 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 |
45 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 |
46 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 5 | 4 | 4 | 5 |
47 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 4 |
48 | 2 | 1 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 1 |
49 | 2 | 1 | 2 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 3 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 |
50 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 | 1 | 1 | 3 | 3 | 3 | 2 |
51 | 3 | 1 | 3 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 |
52 | 4 | 1 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 5 | 4 | 4 | 5 |
53 | 4 | 1 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 |
54 | 4 | 1 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 |
55 | 4 | 1 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
56 | 4 | 1 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 |
57 | 5 | 1 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 3 | 3 | 3 |
58 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 | 2 | 2 | 3 | 2 |
59 | 2 | 3 | 3 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 | 3 | 2 | 1 | 2 | 2 |
60 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 2 | 2 | 3 | 3 | 1 | 2 | 1 | 1 |
61 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 |
62 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 |
63 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 3 | 4 | 3 | 3 |
64 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 |
65 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 |
66 | 3 | 4 | 3 | 1 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 5 | 4 | 4 | 5 |
67 | 3 | 4 | 3 | 1 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 4 |
68 | 2 | 3 | 3 | 1 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 1 |
69 | 2 | 2 | 2 | 1 | 3 | 2 | 2 | 2 | 3 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 |
70 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 | 1 | 1 | 3 | 3 | 3 | 2 |
71 | 3 | 3 | 3 | 1 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 |
72 | 4 | 4 | 4 | 1 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 5 | 4 | 4 | 5 |
73 | 4 | 3 | 3 | 1 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 |
74 | 4 | 4 | 4 | 1 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 |
75 | 4 | 3 | 4 | 1 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
76 | 4 | 5 | 4 | 1 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 |
77 | 5 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 3 | 3 | 3 |
78 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 | 2 | 2 | 3 | 2 |
79 | 2 | 3 | 3 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 | 3 | 2 | 1 | 2 | 2 |
80 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 2 | 2 | 3 | 3 | 1 | 2 | 1 | 1 |
81 | 5 | 4 | 4 | 5 | 1 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 |
82 | 4 | 5 | 4 | 5 | 1 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 |
83 | 4 | 5 | 4 | 4 | 1 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 3 | 4 | 3 | 3 |
84 | 4 | 4 | 5 | 4 | 1 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 |
85 | 4 | 3 | 3 | 4 | 1 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 |
86 | 3 | 4 | 3 | 4 | 1 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 1 | 4 | 4 | 5 |
87 | 3 | 4 | 3 | 3 | 1 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 1 | 5 | 5 | 4 |
88 | 2 | 3 | 3 | 2 | 1 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 1 | 2 | 2 | 1 |
89 | 2 | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 | 2 | 2 | 3 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 |
90 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 | 1 | 1 | 1 | 3 | 3 | 2 |
91 | 3 | 3 | 3 | 4 | 1 | 3 | 4 | 3 | 3 | 4 | 1 | 4 | 5 | 4 |
92 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 1 | 4 | 4 | 5 |
93 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 1 | 5 | 5 | 5 |
94 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 1 | 5 | 4 | 4 |
95 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 1 | 4 | 4 | 4 |
96 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 1 | 4 | 3 | 4 |
97 | 5 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 3 | 3 | 3 |
98 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 | 2 | 2 | 3 | 2 |
99 | 2 | 3 | 3 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 | 3 | 2 | 1 | 2 | 2 |
100 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 2 | 2 | 3 | 3 | 1 | 2 | 1 | 1 |
NO | SMM1 | SMM2 | SMM3 | SMM4 | SMM5 | SMM6 | SMM7 | SMM8 | SMM9 |
1 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 |
2 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
3 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
4 | 5 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
5 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 |
6 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 |
7 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 |
8 | 3 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 |
9 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 |
10 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 |
11 | 4 | 2 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
12 | 5 | 2 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
13 | 4 | 2 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 |
14 | 4 | 2 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 |
15 | 5 | 2 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 |
16 | 3 | 2 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 |
17 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 |
18 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 |
19 | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 |
20 | 1 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 |
21 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 |
22 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
23 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
24 | 5 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
25 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 |
26 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 |
27 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 |
28 | 3 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 |
29 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 |
30 | 1 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 |
31 | 4 | 5 | 4 | 2 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
32 | 5 | 5 | 5 | 2 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
33 | 4 | 4 | 5 | 2 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 |
34 | 4 | 5 | 5 | 2 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 |
35 | 5 | 4 | 5 | 2 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 |
36 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 |
37 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 |
38 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 |
39 | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 |
40 | 1 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 |
41 | 5 | 4 | 4 | 5 | 1 | 5 | 4 | 5 | 4 |
42 | 5 | 4 | 4 | 4 | 1 | 5 | 5 | 5 | 5 |
43 | 4 | 5 | 4 | 5 | 1 | 5 | 4 | 4 | 4 |
44 | 5 | 4 | 4 | 5 | 1 | 5 | 5 | 5 | 5 |
45 | 4 | 3 | 4 | 3 | 1 | 3 | 4 | 3 | 4 |
46 | 4 | 4 | 4 | 4 | 1 | 3 | 3 | 3 | 4 |
47 | 4 | 4 | 3 | 3 | 1 | 4 | 3 | 3 | 3 |
48 | 3 | 2 | 3 | 2 | 1 | 2 | 2 | 2 | 3 |
49 | 3 | 2 | 3 | 2 | 1 | 2 | 3 | 2 | 3 |
50 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 |
51 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
52 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
53 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 |
54 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 |
55 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 |
56 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 |
57 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 |
58 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 |
59 | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 |
60 | 1 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 |
61 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 |
62 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
63 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
64 | 5 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
65 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 |
66 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 |
67 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 |
68 | 3 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 |
69 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 | 2 | 3 |
70 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 1 |
71 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
72 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
73 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 |
74 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 |
75 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 |
76 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 1 | 3 | 4 |
77 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 1 | 4 | 3 |
78 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 | 3 |
79 | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 | 2 | 1 | 1 | 2 |
80 | 1 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 |
81 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 1 | 1 | 4 |
82 | 5 | 4 | 4 | 1 | 5 | 5 | 1 | 1 | 5 |
83 | 4 | 5 | 4 | 1 | 4 | 5 | 1 | 1 | 4 |
84 | 5 | 4 | 4 | 1 | 5 | 5 | 1 | 1 | 5 |
85 | 4 | 3 | 4 | 1 | 4 | 3 | 1 | 1 | 4 |
86 | 4 | 4 | 1 | 1 | 4 | 3 | 1 | 1 | 4 |
87 | 4 | 4 | 1 | 1 | 3 | 4 | 3 | 1 | 3 |
88 | 3 | 2 | 1 | 1 | 2 | 2 | 2 | 1 | 3 |
89 | 3 | 1 | 1 | 1 | 3 | 2 | 3 | 1 | 3 |
90 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 |
91 | 4 | 1 | 1 | 1 | 4 | 5 | 4 | 1 | 4 |
92 | 5 | 1 | 1 | 1 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
93 | 4 | 1 | 1 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 |
94 | 4 | 1 | 1 | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 |
95 | 5 | 1 | 1 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 |
96 | 3 | 1 | 1 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 |
97 | 4 | 1 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 |
98 | 2 | 1 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 3 |
99 | 2 | 1 | 2 | 1 | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 |
100 | 1 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 |
LAMPIRAN E – HASIL ANALISIS DESKRIPTIF VARIABEL PENELITIAN
No. | Missing | Mean | Median | Min | Max | Standard Deviation | Excess Kurtosis | Skewness | |
IB1 | 1 | 0 | 3.35 | 4 | 1 | 5 | 1.062 | -0.599 | -0.489 |
IB2 | 2 | 0 | 3.21 | 3 | 1 | 5 | 1.251 | -0.637 | -0.5 |
IB3 | 3 | 0 | 3.3 | 3 | 1 | 5 | 0.9 | 0.437 | -0.635 |
IB4 | 4 | 0 | 3.45 | 4 | 1 | 5 | 1.203 | -0.462 | -0.58 |
IB5 | 5 | 0 | 3.4 | 4 | 1 | 5 | 0.97 | 0.192 | -0.548 |
IB6 | 6 | 0 | 3.18 | 3 | 1 | 5 | 1.322 | -1.031 | -0.285 |
IB7 | 7 | 0 | 3.35 | 4 | 1 | 5 | 1.108 | -0.742 | -0.285 |
IB8 | 8 | 0 | 3.25 | 3 | 1 | 5 | 1.178 | -0.999 | 0.058 |
IB9 | 9 | 0 | 3.5 | 4 | 1 | 5 | 0.922 | 0.929 | -0.777 |
IB10 | 10 | 0 | 3.19 | 4 | 1 | 5 | 1.247 | -0.797 | -0.62 |
FB1 | 11 | 0 | 3.4 | 4 | 1 | 5 | 1.241 | -0.762 | -0.485 |
FB2 | 12 | 0 | 3.5 | 4 | 1 | 5 | 1.118 | -0.56 | -0.654 |
FB3 | 13 | 0 | 3.14 | 3 | 1 | 5 | 1.265 | -0.849 | -0.389 |
FB4 | 14 | 0 | 3.22 | 4 | 1 | 5 | 1.346 | -1.204 | -0.286 |
SMM1 | 15 | 0 | 3.6 | 4 | 1 | 5 | 1.241 | -0.337 | -0.791 |
SMM2 | 16 | 0 | 3.35 | 4 | 2 | 5 | 1.135 | -1.492 | -0.017 |
SMM3 | 17 | 0 | 3.45 | 4 | 1 | 5 | 1.203 | -0.462 | -0.58 |
SMM4 | 18 | 0 | 3.38 | 4 | 1 | 5 | 1.355 | -1.303 | -0.281 |
SMM5 | 19 | 0 | 3.25 | 3 | 1 | 5 | 1.472 | -1.323 | -0.271 |
SMM6 | 20 | 0 | 3.5 | 4 | 1 | 5 | 1.396 | -1.236 | -0.391 |
SMM7 | 21 | 0 | 3.45 | 4 | 1 | 5 | 1.322 | -1.017 | -0.352 |
SMM8 | 22 | 0 | 3.4 | 4 | 1 | 5 | 1.241 | -1.188 | -0.166 |
SMM9 | 23 | 0 | 3.6 | 4 | 1 | 5 | 1.068 | -0.057 | -0.641 |
LAMPIRAN G – HASIL ANALISIS PLS – PENGUJIAN OUTER MODEL
SPESIFIKASI MODEL PLS
HASIL ESTIMASI MODEL PLS – ALGORITHM
VALIDITAS KONVERGEN
FB | IB | SMM | |
FB1 | 0.937 | ||
FB2 | 0.913 | ||
FB3 | 0.815 | ||
FB4 | 0.920 | ||
IB1 | 0.909 | ||
IB10 | 0.764 | ||
IB2 | 0.771 | ||
IB3 | 0.897 | ||
IB4 | 0.922 | ||
IB5 | 0.885 | ||
IB6 | 0.818 | ||
IB7 | 0.894 |
IB8 | 0.900 | ||
IB9 | 0.877 | ||
SMM1 | 0.942 | ||
SMM2 | 0.801 | ||
SMM3 | 0.923 | ||
SMM4 | 0.849 | ||
SMM5 | 0.815 | ||
SMM6 | 0.950 | ||
SMM7 | 0.952 | ||
SMM8 | 0.929 | ||
SMM9 | 0.918 |
VALIDITAS DESKRIMINAN
Xxxxxxx-Xxxxxxx Criterion
FB | IB | SMM | |
FB | 0.897 | ||
IB | 0.575 | 0.866 | |
SMM | 0.772 | 0.770 | 0.899 |
Cross Loadings
FB | IB | SMM | |
FB1 | 0.937 | 0.520 | 0.711 |
FB2 | 0.913 | 0.604 | 0.779 |
FB3 | 0.815 | 0.376 | 0.558 |
FB4 | 0.920 | 0.533 | 0.696 |
IB1 | 0.584 | 0.909 | 0.746 |
IB10 | 0.483 | 0.764 | 0.557 |
IB2 | 0.395 | 0.771 | 0.520 |
IB3 | 0.463 | 0.897 | 0.719 |
IB4 | 0.496 | 0.922 | 0.684 |
IB5 | 0.444 | 0.885 | 0.774 |
IB6 | 0.546 | 0.818 | 0.579 |
IB7 | 0.596 | 0.894 | 0.693 |
IB8 | 0.533 | 0.900 | 0.711 |
IB9 | 0.430 | 0.877 | 0.608 |
SMM1 | 0.720 | 0.748 | 0.942 |
SMM2 | 0.753 | 0.693 | 0.801 |
SMM3 | 0.731 | 0.603 | 0.923 |
SMM4 | 0.609 | 0.767 | 0.849 |
SMM5 | 0.628 | 0.509 | 0.815 |
SMM6 | 0.717 | 0.768 | 0.950 |
SMM7 | 0.718 | 0.655 | 0.952 |
SMM8 | 0.696 | 0.759 | 0.929 |
SMM9 | 0.657 | 0.680 | 0.918 |
Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT)
FB | IB | SMM | |
FB | |||
IB | 0.604 | ||
SMM | 0.809 | 0.784 |
RELIABILITAS KONSTRUK
Cronbach's Alpha | rho_A | Composite Reliability | Average Variance Extracted (AVE) | |
FB | 0.919 | 0.933 | 0.943 | 0.805 |
IB | 0.962 | 0.968 | 0.967 | 0.749 |
SMM | 0.970 | 0.972 | 0.974 | 0.809 |
LAMPIRAN G – HASIL PENGUJIAN KELAYAKAN MODEL PLS
GOODNESS OF FIT MODEL
Saturated Model | Estimated Model | |
SRMR | 0.083 | 0.083 |
d_ULS | 1.924 | 1.924 |
d_G | 4.739 | 4.739 |
Chi-Square | 1513.466 | 1513.466 |
NFI | 0.631 | 0.631 |
R SQUARE
R Square | R Square Adjusted | |
SMM | 0.754 | 0.749 |
Q SQUARE
SSO | SSE | Q² (=1-SSE/SSO) | |
FB | 400.000 | 400.000 | |
IB | 1000.000 | 1000.000 | |
SMM | 900.000 | 359.838 | 0.600 |