PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SKEMA REGULER
PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SKEMA REGULER
PERIODE I TAHUN ANGGARAN 2023 NOMOR: 0138-Int-KLPPM/UNTAR/III/2023
Pada hari ini Kamis tanggal 30 bulan Maret tahun 2023 yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Xx. Xxx Xxx Xxxx, MMSI., M.Psi., Ph.D., P.E., X.XXXX
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. Nama : Xxxxx Xxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA NIDN/NIDK 0327097505
Jabatan : Dosen Tetap
Bertindak untuk diri sendiri dan atas nama anggota pelaksana pengabdian:
a. Nama dan NIM : Xxxxx Xxxxxxx [125210269]
x. Xxxx dan NIM : Xxxxxx Xxxxxxxxx [125219101] selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat mengadakan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat Skema Reguler Periode I Tahun 2023 Nomor : 0138- Int-KLPPM/UNTAR/III/2023 sebagai berikut:
Pasal 1
(1). Pihak Pertama menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan Pengabdian "Pelatihan di PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya: Peranan Xxxxxxx Xxxxxan Keuangan Sebagai Accounting Tool Untuk Memprediksi Going Concern"
(2). Besaran biaya yang diberikan kepada Pihak Kedua sebesar Rp 8.500.000,- (delapan juta lima ratus ribu rupiah), diberikan dalam 2 (dua) tahap masing- masing sebesar 50%. Tahap I diberikan setelah penandatangangan Perjanjian ini dan Tahap II diberikan setelah Pihak Kedua mengumpulkan luaran wajib berupa artikel dalam jurnal nasional dan luaran tambahan, laporan akhir, laporan keuangan dan poster.
Pasal 2
(1) Pihak Kedua diwajibkan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
(2) Apabila terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah. Demikian Perjanjian ini dibuat dan untuk dilaksanakan dengan tanggungjawab.
Pihak Pertama Pihak Kedua
xxxxx://xxx.xxx/xxx/xxx.xxx 225
Xx. Xxx Xxx Xxxx, MMSI., M.Psi., Ph.D., P.E., X.XXXX
Xxxxx Xxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA
RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
Rencana Penggunaan Biaya | Jumlah |
Pelaksanaan Kegiatan | Rp 8.500.000,- |
REKAPITULASI RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
NO | POS ANGGARAN | TAHAP I (50 %) | TAHAP II (50 %) | JUMLAH | |||
1 | Pelaksanaan Kegiatan | Rp | 4.250.000,- | Rp | 4.250.000,- | Rp | 8.500.000,- |
Jumlah | Rp | 4.250.000,- | Rp | 4.250.000,- | Rp | 8.500.000,- |
Jakarta,
31 Maret
2023
Pelaksana PKM
Xxxxx Xxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG DIAJUKAN
KE LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN DI PT FELIXINDO RUBBER BERKARYA:
PERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ACCOUNTING TOOL UNTUK MEMPREDIKSI GOING CONCERN
Disusun oleh:
Ketua Tim
Xxxxx Xxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA. (0327097505/10199017)
Nama Mahasiswa:
Xxxxx Xxxxxxx (125210269)
Xxxxxx Xxxxxxxxx (125219101)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKM
Periode I/Tahun 2023
1. Judul : Pelatihan di PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya: Peranan Xxxxxxx Xxxxxan Keuangan Sebagai Accounting Tool Untuk Memprediksi Going Concern
2. Nama Mitra PKM : PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya
3. Ketua Tim PKM
X. Xxxx dan Gelar : Xxxxx Xxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA.
B. NIDN/NIK : 0327097505/10199017
X. Xxxxxan/Gol. : Lektor
D. Program Studi : S1 Akuntansi
E. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
X. Xxxxxx Keahlian : Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya
G. Nomor HP/Tlp 085608263478
4. Mahasiswa yang Terlibat
A. Jumlah Anggota : 2 orang (Mahasiswa)
X. Xxxx & NIM Mahasiswa 1 : Xxxxx Xxxxxxx (125210269)
X. Xxxx & NIM Mahasiswa 2 : Xxxxxx Xxxxxxxxx (125219101)
X. Xxxx & NIM Mahasiswa 3 : -
X. Xxxx & NIM Mahasiswa 4 : -
5. Lokasi Kegiatan Mitra :
A. Wilayah Mitra : Jl. Raya Bekasi No. 2, Cikarang Barat
B. Kabupaten/Kota : Bekasi
C. Provinsi : Bekasi
6. Metode Pelaksanaan : Luring/Daring (pilih)
7. Luaran yang dihasilkan
a. Luaran Wajib : Artikel di Serina 2023
b. Luaran Tambahan : Artikel di PINTAR dan poster Research Week
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : Januari-Juni
8. Biaya yang disetujui LPPM : Rp 8.500.000
Menyetujui Ketua LPPM
Xxx Xxx Xxxx, Ph.D. NIK:10381047
Jakarta, 14 Juli 2023
Ketua Pelaksana
Xxxxx Xxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA. NIDN/NIK: 0327097505/10199017
RINGKASAN
Permasalahan yang dihadapi oleh PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya sebagai mitra adalah penjualan dan laba perusahaan yang cenderung turun, tidak lancarnya arus kas perusahaan, menumpuknya jumlah persediaan bahan baku dan barang jadi serta perputaran persediaan yang cukup rendah, dan meningkatnya jumlah hutang kepada pemasok dan bank. Tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi Universitas Tarumanagara menawarkan solusi dengan menyarankan perusahaan untuk melakukan analisa laporan keuangan yang dilakukan setiap bulannya. Analisa laporan keuangan yang dilakukan perusahaan akan menjadi pertimbangan dalam penilaian kinerja sehingga dapat digunakan untuk memprediksi keberlanjutan usaha (going concern) perusahaan di masa mendatang. Dalam menganalisa laporan keuangan umumnya menghitung rasio likuditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Hal ini dikarenakan kreditor baik jangka pendek dan jangka panjang, investor, maupun pemegang saham memiliki kepentingan atas rasio-rasio tersebut saat akan mengambil keputusan apakah akan memberikan pinjaman ataupun melakukan investasi di perusahaan tersebut. Dari rasio-rasio tersebut, perusahaan juga dapat memperbaiki masalah yang terjadi di perusahaan sehingga going concern perusahaan tetap dapat dipertahankan. Terdapat beberapa tahap dalam pelaksanaan kegiatan PKM di PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya. Pertama dilakukan survei untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh mitra. Berdasarkan survei tersebut diketahui bahwa ada masalah dengan kinerja perusahaan. Selanjutnya tim PKM akan mempersiapkan materi berupa penjelasan dan penerapan analisa laporan keuangan di perusahaan, yang akan diberikan kepada para peserta pelatihan pada tanggal 13-15 April 2023. Pada tahap terakhir, kegiatan ini diakhiri dengan membuat artikel yang sudah dipresentasikan di SERINA 2023 sebagai luaran wajib dan artikel yang akan dipublikasikan di PINTAR sebagai luaran tambahan. Secara keseluruhan kegiatan PKM ini dilakukan sejak bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2023.
Kata kunci: PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya, Xxxxxxx xxxxxan keuangan, Going concern
PRAKATA
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di PT Felixindo Rubber Berkarya yang terletak di Jl. Raya Bekasi No. 2, Cikarang Barat. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara memberikan pelatihan mengenai Pelatihan di PT Felixindo Rubber Berkarya: Peranan Xxxxxxx Xxxxxan Keuangan Sebagai Accounting Tool Untuk Memprediksi Going Concern. Untuk tahap awal sebelum diberikan pelatihan, akan dilakukan survei pendahuluan untuk mengetahui apa permasalahan yang dihadapi oleh mitra. Selanjutnya, disiapkan modul mengenai analisa laporan keuangan. Modul ini diharapkan akan mempermudah perusahaan untuk memahami penerapan analisa laporan keuangan untuk memprediksi
going concern.
Kami menyadari bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan ini masih jauh dari sempurna. Untuk ini setiap kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami hingga terselenggaranya kegiatan ini, yaitu: Rektor Universitas Tarumanagara, LPPM Universitas Tarumanagara, Dekan serta segenap pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara, PT Felixindo Rubber Berkarya, dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Jakarta, 14 Juli 2023
Tim Pelaksana
DAFTAR ISI
Halaman Sampul . . . . . . . . . i
Halaman Pengesahan . . . . . . . . . ii
Ringkasan . . . . . . . . . . iii
Prakata. . . . . . . . . . . iv
Daftar Isi . . . . . . . . . . v
Daftar Lampiran . . . . . . . . . vi
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . 1
1.1 Analisis Situasi . . . . . . . . 1
1.2 Permasalahan Mitra . . . . . . . 3
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN . . . . 7
2.1 Solusi Permasalahan . . . . . . . 7
2.2 Luaran Kegiatan PKM . . . . . . . 8
BAB III METODE PELAKSANAAN . . . . . . 10
3.1 Langkah-Langkah/Tahapan Pelaksanaan. . . . . 10
3.2 Partisipasi Mitra dalam Kegiatan PKM . . . . . 10
3.3 Kepakaran dan Pembagian Tugas TIM . . . . . 10
BAB IV HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI . . . . . 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . 14
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . 15
LAMPIRAN . . . . . . . . . . 16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Materi Yang Disampaikan Ke Mitra Lampiran 2. Foto
Lampiran 3. Luaran Wajib: Artikel Serina 2023 Lampiran 4. Luaran tambahan: Artikel Pintar Lampiran 5. Poster
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Pada masa pandemi seperti saat ini banyak perusahaan yang tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dikarenakan penjualan yang terus merosot dan juga banyak yang kesulitan uang kas. Berbagai macam cara dan strategi digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi hal ini agar tidak terjadi pada perusahaan mereka. Salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh perusahaan adalah dengan melakukan program restrukturisasi dan juga program penghematan biaya. Banyak perusahaan yang tidak menyadari masalah kelangsungan hidup yang akan dihadapi mereka jika masalah yang ada di dalam perusahaan mereka tidak dibenahi dengan sesegera mungkin. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak memahami alat atau accounting tools apa yang dapat mereka gunakan untuk memberikan informasi kepada mereka mengenai kesehatan perusahaan mereka.
Dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat kali ini mitra kami adalah sebuah perusahaan pabrik karet yang berbadan hukum perseroan terbatas dengan nama PT Felixindo Rubber Berkarya. Bidang industi karet telah ditekuni oleh pemilik perusahaan yaitu Xxxxx Xxxxx Xxxxxxx sejak puluhan tahun lalu dan bisnis karet ini juga sudah ditekuni oleh orangtua dari Xxxxx Xxxxx sejak tahun 1970an. Sejarah dari PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya ini dimulai dari tahun 1990an dimana Xxxxx Xxxxx xxxxxxxx untuk menjalankan usahanya sendiri yang terpisah dari usaha milik orangtuanya dengan membuka toko di kawasan HWI Lindeteves Glodok dengan nama toko “Xxxxx Xxxxxxxxx”. Pada masa itu usaha toko ini adalah menjual berbagai produk karet untuk keperluan industri. Toko ini memiliki pelanggan yang cukup banyak dikarenakan produk yang dijual sangat baik kualitasnya dan juga kedekatan hubungan bisnis dari Xxxxx Xxxxx kepada para pelanggannya.
Pada tahun 2000 Toko “Aneka Karetindo” berganti status hukum dan juga nama menjadi PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya. Perubahan ini dilakukan karena perusahaan mengalami kemajuan yang cukup pesat dan juga mulai banyak pelanggan perusahaan adalah perusahaan menengah dan besar sehingga dirasakan lebih pas jika perusahaan berubah menjadi perseroan terbatas sehingga lebih representatif. Pada
tahun 2000 perusahaan mulai memproduksi sendiri produk karet yang dijual. Jadi pada tahun ini perusahaan juga berubah dari perusahaan dagang menjadi perusahaan industri atau manufaktur produk karet. Produk karet industri yang dihasilkan oleh perusahaan antara lain: rubber sheet, rubber damper, silicone tubes, ebonite rubber, karet sintetis lembaran, rubber bumper, karet O ring, rubber fender, rubber wheel chock, karet ekstrusi, karet expansion joint dan masih banyak lainnya.
Pada awal berdiri perusahaan menempati lokasi di daerah kawasan industri kapuk raya dengan luas lahan yang kecil hanya sekitar 300 meter persegi. Kawasan kapuk ini merupakan kawasan yang sangat macet dan juga pada musim hujan sering atau hampir selalu mengalami banjir sehingga dirasakan lokasi ini kurang baik untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Pada tahun 2005 perusahaan akhirnya pindah ke kawasan industri di daerah Bekasi dengan lahan yang ditempati seluas 1 hektar atau
10.000 meter persegi. Di lokasi ini perusahaan mulai memperluas usahanya dan mulai menambah peralatan serta mesin-mesin yang dibutuhkan untuk memperluas pangsa pasarnya.
Berikut adalah foto proses produksi di perusahaan:
Gambar 1. Proses Produksi
Dalam kondisi pandemik saat ini kinerja perusahaan mulai mengalami penurunan dimana jika dilihat dari laporan keuangan perusahaan, jumlah penjualan dan juga laba perusahaan yang biasa diukur dengan nilai EBIT mulai menurun. Hal ini menjadi fokus perhatian perusahaan terutama di masa-masa sulit seperti sekarang ini. Masalah ini merupakan awal masalah potensial yang jika tidak diselesaikan dengan segera pasti akan mengganggu kelangsungan hidup perusahaan di masa depan.
Perusahaan menyadari akan adanya bom waktu ini yang jika dibiarkan akan membuat kelangsungan hidup perusahaan terganggu tetapi perusahaan kurang memahami metode atau tool apa yang dapat membantu perusahaan untuk memberikan peringatan jika kondisi perusahaan mengkuatirkan. Jadi perusahaan memerlukan suatu accounting tool yang dapat dipakai untuk memberikan sinyal-sinyal akan adanya masalah di dalam perusahaan
Laporan keuangan merupakan rapor atau indikator dari keadaan dan kinerja keuangan tahunan perusahaan yang dapat dilihat dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan juga laporan arus kas perusahaan tahunan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan merupakan informasi yang masih agak mentah untuk dipakai dalam pengambilan keputusan manajemen. Oleh karena itu, laporan keuangan yang dihasilkan harus diolah kembali agak dapat memberikan indikator keuangan dan kinerja perusahaan serta juga untuk menilai risiko-risiko apa yang ada di dalam perusahaan yang dapat mengganggu jalannya atau kelangsungan hidup perusahaan. Dengan melakukan analisa atas laporan keuangan maka perusahaan akan dapat memahami dan mengetahui apa yang terjadi dengan perusahaan dan masalah potensial apa yang kemungkinan di masa depan akan terjadi. Untuk itu dirasakan perusahaan sudah mulai perlu secara rutin melakukan analisa keuangan agar perusahaan mengetahui keadaan perusahaan dan risiko apa yang ada pada perusahaan di masa depan.
1.2 Permasalahan Mitra
Agar kami mendapatkan pemahaman yang cukup komprehensif dan juga mendalam mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh mitra kami, kami melakukan beberapa kegiatan yang kami rasa perlu untuk kami lakukan. Langkah pertama yang kami lakukan adalah kami melakukan kunjungan awal (initial survey) ke lokasi pabrik di Bekasi untuk melihat keadaan pabrik dan kantor, memahami cara kerja dan prosedur yang ada di perusahaan dan juga sudah pasti kami melihat laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam menyusun laporan keuangannya perusahaan juga mengalami sedikit keterlambatan dikarenakan adanya prosedur keuangan yang kurang jelas. Selain ini, kami juga melakukan rapat dan interview yang cukup komprehensif guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam lagi
mengenai masalah yang dihadapi perusahaan. Setelah pertemuan dan kunjungan pertama ini kami melakukan analisa mengenai apa sebenaranya masalah yang ada di perusahaan dan bagaimana kami dapat membantu perusahaan untuk memberikan solusi dan mengatasi masalah yang ada.
Setelah langkah pertama ini, kami juga mulai melakukan diskusi dan sumbang saran dengan para personil inti perusahaan dan juga pemilik. Kegiatan ini kami lakukan secara luring dan juga daring mengingat masih adanya pembatasan kegiatan perusahaan di daerah Bekasi. Sebisa mungkin kami melakukan rapat dan pertemuan secara luring agar terdapat interaksi dan proses diskusi berjalan lebih lancar serta kami dapat lebih menghayati permasalahan dan diskusi yang dilakukan. Dari kegiatan ini maka masalah-masalah yang ada di perusahaan mulai muncul dan mulai dapat teridentifikasi. Menurut pertimbangan kami banyak sekali permasalahan yang timbul dalam diskusi ini sebenarnya dapat diselesaikan jika perusahaan melakukan analisa laporan keuangan yang dilakukan secara rutin dan benar. Analisa laporan keuangan dapat membuat laporan keuangan berbicara sendiri dan memberikan informasi yang sangat informatif yang tidak akan dapat diperoleh jika perusahaan hanya membaca dari laporan keuangan baku yang dibuat. Menurut Xxxxxxx dan Xxxxxxx (2022) dalam bukunya “Financial Statement Analysis”, analisa laporan keuangan merupakan keahlian penting yang harus dikuasai oleh setiap individu di dalam perusahaan agar mereka dapat memahami apa yang terjadi dan akan terjadi dengan perusahannya. Lebih lanjut, Xxxxx, Xxxxxxx, Lestari dan Tania (2022) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan akan dijadikan pertimbangan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Analisa laporan keuangan yang umum dilakukan adalah analisa terhadap aspek likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan juga solvabilitas perusahaan.
Dari hasil survei, observasi dan wawancara baik secara luring maupun daring dengan pemilik dan juga karyawan inti mitra, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang ada pada perusahaan terkait dengan risiko yang ada terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan. Masalah-masalah tersebut adalah:
1. Penjualan dan juga laba perusahaan yang cenderung turun terutama pada saat pandemi berlangsung. Kinerja perusahaan yang terkait dengan turunnya penjualan dan juga profit, banyak diakibatkan karena besarnya biaya yang terjadi pada
perusahaan dan perusahaan tidak memiliki suatu alat analisa untuk mengetahui sebenarnya biaya apa yang memberikan kontribusi terbesar dalam menurunkan laba perusahaan. Tidak adanya alat analisa ini dapat membuat semua program kerja penghematan biaya yang dilakukan perusahaan bisa salah sasaran dan membuat program kerja penghematan biaya yang telah dibuat menjadi tidak efektif dan ujungnya dapat membuat karyawan frustasi dengan program kerja ini. Tidak terarahnya program ini akibat perusahaan tidak memperoleh informasi yang akurat mengenai biaya apa yang dapat dikurangi dan biaya mana yang tidak dapat dikurangi dan apa yang menyebabkan biaya perusahaan tidak berkurang sedangkan penjualan perusahaan mengalami penurunan. Jika hal ini terus terjadi bukan tidak mungkin suatu hari nanti perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tidak dapat beroperasi lagi.
2. Mulai timbul masalah terkait dengan kelancaran arus kas perusahaan dimana saat ini perusahaan merasakan saldo uang kas yang mulai menurun dan perusahaan saat ini mulai merasa tidak leluasa lagi untuk mengeluarkan uang karena keterbatasan saldo kas yang ada. Hal ini bisa dan sangat mungkin terjadi karena siklus penagihan perusahaan yang terganggu atau kurang baiknya prosedur penagihan piutang perusahaan. Saat ini banyak juga pelanggan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan karena pandemi. Hal ini mengakibatkan mereka tidak dapat melunasi atau menunda melunasi hutangnya kepada perusahaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan arus kas dan jika dibiarkan akan mengakibatkan arus kas menjadi negatif atau defisit.
3. Perusahaan memiliki jumlah persediaan bahan baku dan barang jadi yang cukup besar dan memiliki perputaran persediaan yang cukup rendah yaitu sekitar 3x per tahun dimana ini artinya rata-rata persediaan perusahaan tertahan di gudang atau menunggu untuk dijual rata-rata selama 4 bulan (120 hari). Hal ini pasti akan mengganggu arus kas perusahaan di kemudian hari. Perusahaan tidak menyadari hal ini karena selama ini perusahaan tidak pernah melakukan analisa terhadap rasio perputaran persediaannya. Selama ini mereka hanya melihat dari angka di laporan keuangan saja yang sebenarnya kurang informatif dan kurang dapat diandalkan untuk mengambil keputusan.
4. Untuk menjalankan kegiatan usahanya perusahaan juga memiliki hutang usaha kepada pemasok dan juga dari bank. Hutang yang ada jika tidak pernah dikelola dengan baik juga akan menciptakan bom waktu di kemudian hari dan juga akan mengganggu likuiditas dan sovabilitas perusahaan. Hutang ini akan menimbulkan beban bunga bagi perusahaan yang akan memperkecil laba perusahaan dan juga akan mempengaruhi arus kas perusahaan.
Dari hasil identifikasi masalah-masalah di atas dan juga dari hasil diskusi dengan pemilik dan staf inti mitra, mereka menyadari bahwa hal ini akan sangat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang. Mereka berharap banyak bahwa masalah ini dapat segera terselesaikan dengan bantuan dari kami.
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN
2.1 Solusi Permasalahan
Sehubungan dengan permasalahan yang ditemukan di PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya maka kami memberikan solusi kepada perusahaan agar setiap bulan melakukan analisa laporan keuangan. Menurut Xxxxx, Xxxxxxx, Xxxxxxx, dan tania (2022) analisa laporan keuangan akan memberikan informasi yang bermanfaat sebagai dasar pertimbangan untuk menilai kinerja perusahaan. Pada umumnya terdapat 4 rasio yang digunakan perusahaan yaitu: rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas.
Rasio likuiditas (Gibson, 2012) merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. Xxxx, Xxxxxxxx, dan Xxxxxxx (2017) menyatakan bahwa kreditor jangka pendek lebih tertarik pada rasio likuiditas karena kreditor ingin mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi pinjaman jangka pendeknya.
Rasio aktivitas, yaitu rasio yang digunakan perusahaan dalam memanfaatkan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan (Xxxxx dkk, 2022). Xxxxxxxx, Xxxxxx, dan Suaidah (2022) menyatakan bahwa perusahaan dapat menggunakan rasio profitabilitas untuk mengukur laba dan juga dapat menganalisis perkembangan laba perusahaan setiap tahunnya serta mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan/dilikuidasi (Fridson dan Xxxxxxx, 2022). Xxxx, Xxxxxxxx, dan Xxxxxxx (2017) menyatakan bahwa kreditor jangka panjang dan pemegang saham memiliki kepentingan untuk rasio profitabilitas dan solvabilitas. Kreditor jangka panjang akan melihat rasio profitabilitas dan solvabilitas, sebelum memberikan pinjaman, untuk mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Pemegang saham sebelum melakukan investasi akan menganalisis rasio profitabilitas dan solvabilitas untuk melihat potensial pertumbuhan investasinya dan harapan dividen.
Prena dan Diarsa (2019) menjelaskan going concern sebagai konsep yang menganggap suatu perusahaan akan terus hidup dan dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu yang panjang serta tidak akan dibubarkan dalam waktu jangka pendek. Lebih lanjut Xxxxxxx dan Xxxxxxxx (2018) menyatakan bahwa semakin kecil suatu perusahaan maka konsep going concern menjadi semakin penting. Perusahaan harus tetap beroperasi agar memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
Dari penjelasan di atas maka dapat terlihat bahwa dengan melakukan analisa laporan keuangan akan dapat diketahui kinerja perusahaan selama suatu tahun. Dengan demikian, perusahaan dapat memprediksi bagaimana kemampuannya untuk melanjutkan keberlangsungan hidupnya.
Tim PKM dari Untar juga akan membantu perusahaan untuk mengimplementasikan hal ini dan juga membuatkan rumus-rumus baku yang dapat digunakan perusahaan untuk melakukan analisa terhadap aspek likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan juga solvabilitas perusahaan. Kami juga akan melakukan pelatihan kepada personil keuangan dan akuntansi perusahaan untuk menjalankan hal ini. Diharapkan dengan dilakukannya analisa laporan keuangan secara rutin maka perusahaan dapat menentukan strategi dan mengambil langkah-langkah pencegahan agar kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan dengan baik.
2.2 Luaran Kegiatan
No | Jenis Luaran | Keterangan |
Luaran Wajib | ||
1 | Publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN atau | Sudah submit |
2 | Prosiding dalam Temu ilmiah | - |
Luaran Tambahan | ||
1 | Publikasi di jurnal Internasional | - |
2 | Publikasi di media massa | Sudah submit |
3 | Hak Kekayaan Intelektual (HKI) | - |
4 | Teknologi Tepat Guna (TTG) | - |
5 | Model/purwarupa/karya desain atau | - |
6 | Buku ber ISBN | - |
Luaran wajib yang telah dihasilkan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan di PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya ini yaitu berupa artikel yang sudah
diseminarkan di SERINA 2023. Di samping itu terdapat luaran tambahan pula yang akan dihasilkan yaitu berupa artikel yang sudah dipublikasikan di media PINTAR serta poster Research Week.
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Langkah-Langkah/Tahapan Pelaksanaan
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka tim PKM dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara memberikan solusi berupa pelatihan menganalisa laporan keuangan. Pada tahap awal akan dilakukan penyusunan materi. Isi materi ini dimulai dengan pemaparan teori tentang analisa laporan keuangan, tahapannya, jenis-jenis, dan keterbatasannya. Selanjutnya tim PKM akan menjelaskan dan membimbing dalam penerapan analisa laporan keuangan.
3.2 Partisipasi Mitra Dalam Kegiatan PKM
Mitra akan menyediakan tempat pelatihan dan memberikan jadwal pelatihan untuk disesuaikan dengan jadwal tim PKM. Selain itu, xxxxx juga diminta untuk menentukan jumlah personil yang akan diberikan pelatihan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama.
3.3 Kepakaran dan Pembagian Tugas Tim
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara yaitu Xxxxx Xxxxxxx adalah dosen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman mengajar di bidang Akuntansi selama belasan tahun. Tugas dari masing-masing anggota tim adalah sebagai berikut: Ketua: Xxxxx Xxxxxxx, bertugas:
1. Mencari mitra yang bersedia untuk menerima tim dosen dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat.
2. Melakukan survei kepada mitra untuk mengetahui permasalahan apa yang dihadapi, terkait dengan bidang Akuntansi.
3. Mencari solusi untuk mengatasi permasalahan mitra.
4. Berkomunikasi dengan mitra untuk kelancaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
5. Menyusun pembuatan proposal yang ditujukan ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
6. Menyerahkan proposal ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
7. Mengkoordinir pembuatan materi pembekalan yang akan diberikan kepada mitra.
8. Mengkoordinir persiapan awal pembekalan kepada mitra.
9. Mengkoordinir pembelian perlengkapan yang akan digunakan dalam pelaksanaan dan pelaporan kegiatan PKM ini.
10. Mengkoordinir persiapan akhir pembekalan kepada mitra.
11. Melaksanakan kegiatan pembekalan sesuai dengan jadwal kegiatan.
12. Mengkoordinir pembuatan laporan kemajuan untuk monitoring dan evaluasi.
13. Menyerahkan laporan kemajuan ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi secara daring.
14. Mengkoordinir pembuatan modul, laporan akhir, dan laporan pertanggungjawaban keuangan.
15. Menyerahkan laporan akhir, laporan pertanggungjawaban keuangan, modul, logbook, serta CD yang berisi laporan kegiatan dan laporan pertanggungjawaban keuangan ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
16. Mengkoordinir pembuatan artikel dan poster yang akan diseminarkan/ diterbitkan di Senapenmas/ Serina, Pintar, Research Week ataupun di forum atau media lainnya.
Mahasiswa: Xxxxx Xxxxxxx dan Xxxxxx Xxxxxxxxx bertugas:
1. Membantu ketua membuat materi pembekalan.
2. Bersama ketua memberikan pembekalan secara online kepada xxxxx.
3. Membuat daftar perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan dan pelaporan kegiatan PKM ini.
4. Mendokumentasikan pelaksanaan pembekalan kepada Xxxxx.
5. Bersama dengan ketua membuat laporan kemajuan dan mengikuti kegiatan monitoring
dan evaluasi secara daring.
6. Bersama dengan ketua membuat modul, laporan akhir, laporan pertanggungjawaban keuangan, artikel, dan poster.
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
4.1 Hasil Yang Dicapai
Tim dosen dan mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara melakukan survei terlebih dahulu pada tanggal 23 Februari 2023 ke PT Felixindo Rubber Berkarya untuk mengetahui masalah yang sedang dihadapi perusahaan sekarang ini. Berdasarkan hasil observasi serta diskusi yang cukup panjang dan intens maka tim dosen dan mahasiswa membuat suatu usulan agar perusahaan dapat menerapkan analisa laporan keuangan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi perusahaan.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini diadakan dengan jadwal pada tanggal 13, 14, dan 15 April 2023 karena perusahaan menginginkan pelatihan sudah selesai sebelum hari raya Idul Fitri. Kegiatan pelatihan ini diadakan di PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya.
Saat pelatihan pertama, yaitu pada tanggal 13 April 2023, kami menjelaskan terlebih dahulu mengenai laporan keuangan, karakteristik dari sistem akuntansi, dan tahapan analisa laporan keuangan. Hal ini dilakukan agar perusahaan memahami pentingnya melakukan analisa laporan keuangan, antara lain: dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi komitmennya dan untuk menilai kinerja perusahaan.
Pada pertemuan selanjutnya, yaitu tanggal 14 April 2023 kami menjelaskan cara menganalisa laporan keuangan, yaitu dengan memperkenalkan dengan analisa horizontal, analisa perubahan antar tahun, analisa trend, dan analisa rasio. Selain itu, kami juga mengajarkan rasio-rasio umum yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan. Pelatihan kami akhir dengan menjelaskan keterbatasan dari analisa laporan keuangan.
Pertemuan terakhir yaitu pada tanggal 15 April 2023, kami masih membimbing para peserta agar mereka dapat menganalisa laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio yang telah dijelaskan sebelumnya. Tujuannya agar perusahaan dapat menilai bagaimana kinerjanya selama satu tahun, atau dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan demikian perusahaan dapat memperbaiki masalah-masalah yang
dihadapinya dan mengurangi risiko yang potensial terjadi sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Berikut adalah dokumentasi saat pelatihan:
Gambar 2. Pelatihan saat kegiatan PKM
4.2 Luaran Yang Dicapai
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dipresentasikan di Serina tanggal 25 Mei 2023 sebagai luaran wajib. Selain itu, juga akan dibuatkan luaran tambahan berupa artikel yang sudah dipublikasikan di PINTAR dan poster Research Week.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah agar perusahaan dapat meningkatkan laba, arus kas perusahaan lancar, jumlah persediaan sesuai dengan kebutuhan sehingga keberlangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan. Survey awal yang dilakukan menunjukkan adanya masalah terkait dengan keberlangsungan hidup perusahaan.
Masalah yang dihadapi perusahaan terkait dengan keberlangsungan hidup perusahaan adalah tingkat penjualan dan laba perusahan yang mengalami penurunan, tidak lancarnya arus kas perusahaan, jumlah persediaan yang cukup besar dengan perputaran persediaan yang cukup rendah serta hutang kepada berbagai pihak. Berdasarkan masalah tersebut, maka tim dosen memberikan pelatihan di perusahaan sebanyak tiga kali di bulan April 2023. Materi yang dijelaskan antara lain: laporan keuangan, karakteristik sistem akuntansi, analisa laporan keuangan, keterbatasan dari analisa laporan keuangan. Pelatihan yang diberikan sebanyak tiga kali diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya sehingga keberlangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan.
5.2 Saran
Saran yang dapat tim dosen berikan kepada perusahaan adalah dapat memberikan pelatihan secara berkelanjutan dan melakukan analisa laporan keuangan. Perusahaan dapat melakukan penghematan biaya, jumlah persediaan disesuaikan dengan kebutuhan produksi sehingga bahan tidak menumpuk banyak. Selain itu, perusahaan mengelola hutang kepada pihak ketiga sehingga beban bunga tidak terlalu besar. Diharapkan dengan saran-saran tersebut maka keberlangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Xxxxxxx, M & Xxxxxxx, F. (2022). Financial Statement Analysis, 5th Edition. USA: Xxxx Xxxxxx & Son Inc
2. Xxxxx, L. W., Xxxxxxx, I., Xxxxxxx, N., dan Xxxxx, A. W. (2022). Xxxxxxx Xxxxx Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Sinar Mas Agro Resources and Technology TBK tahun 2018-2020. Jurnal Aktiva: Riset Akuntansi dan Keuangan, 4(1), 44-70.
3. Xxxxxx, C. H. (2012). Financial Reporting & Analysis, 13rd Edition. Ohio: South Weston Cengage Learning
4. Xxxx, S. P., Xxxxxxxx, E. S., Xxxxxxx, M. (2017). Pengantar Akuntansi: Sekilas Pandang Perbandingan dengan SAK yang Mengadopsi IFRS, SAK ETAP, dan SAK EMKM. Bogor: In Media.
5. Xxxxxxxx, Xxxxxx, D., dan Suaidah. (2022). Pengukuran Kinerja Laporan Keuangan Menggunakan Analisis Rasio Profitabilitas pada Perusahaan Go Public. Jurnal Ilmiah Sistem Informasi Akuntansi (JIMASIA), 2(1), 19-27.
6. Xxxxx, X. X. & Xxxxxx, K. W. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan terhadap Keberlanjutan Usaha (Going concern) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ekonomi dan Pariwisata, 14(1), 1-8.
7. Xxxxxxx, C. & Xxxxxxxx, N. (2018). Going Concern dalam Metafora Ondel-Ondel.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma (XXXXX), 9(1), 87-105
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Materi Yang Disampaikan
Ke Mitra
MODUL PKM
PERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ACCOUNTING TOOL UNTUK MEMPREDIKSIKAN GOING CONCERN PADA PT FELIXINDO RUBBER BERKARYA
1. Pendahuluan
Manajemen perusahaan adalah pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Sumber daya yang dikelola ini harus bisa memberikan nilai bagi pihak yang menitipkan modal kepada perusahaan, dalam hal ini pemilik perusahaan atau pemegang saham. Sumber daya ini kemudian digunakan oleh manajemen dalam kegiatan sehari- harinya yang bisa digolongkan ke dalam tiga aktivitas: kegiatan pendanaan, kegiatan investasi, dan kegiatan operasi.
Dalam kegiatan pendanaan, perusahaan melakukan pengelolaan sumber dana yang diterima oleh perusahaan. Sumber dana ini bisa bersumber dari kreditor sebagai pinjaman dan bersumber dari pemilik perusahaan sebagai modal. Dalam kegiatan investasi, perusahaan melakukan pemanfaatan dana yang telah diterimanya dari kegiatan pendanaan ke dalam berbagai jenis sumber daya (aset). Dalam kegiatan operasi, manajemen perusahaan akan menggunakan sumber daya (aset) yang ada tersebut untuk menghasilkan keuntungan. Tiga kegiatan ini kemudian dipertanggungjawabkan oleh perusahaan ke dalam laporan yang disebut sebagai laporan keuangan, yang terdiri atas: Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas (Fridson, 2018).
Laporan keuangan memberikan ikhtisar atas konsekuensi ekonomi atas aktivitas usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Aktivitas usaha yang dilakukan oleh perusahaan tersebut diproses dalam sistem akuntansi untuk selanjutnya diagregasi dan dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan. Salah satu cara menilai kinerja keuangan adalah dengan melakukan analisis keuangan perusahaan (Gibson, 2011). Analisis laporan keuangan merupakan analisis atas laporan keuangan dalam perusahaan. Analisis keuangan perusahaan dilakukan dengan menggunakan
indikator laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang wajar dijadikan sebagai dasar penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan kegunaan dan arti tertentu. Setiap hasil dari rasio yang diukur dan diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan.
Secara umum rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas atau rasio yang menunjukkan dari suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit), rasio aktivitas merupakan rasio yang menyatakan kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki serta bagaimana perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya. Rasio solvabilitas (leverage), menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio pasar, rasio yang menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham.
Rasio likuiditas (Gibson, 2011) merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aset lancar menjadi uang kas. Rasio likuiditas yang umum digunakan yaitu rasio lancar (current ratio), rasio persediaan terhadap modal kerja bersih (inventory to net working capital), rasio kas (cash ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Xxxxxxx, Xxxxxxxx, dan Xxxxxxx (2017) menyatakan bahwa kreditor jangka pendek lebih tertarik pada rasio likuiditas karena kreditor ingin mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi pinjaman jangka pendeknya.
Rasio Profitabilitas (Gibson, 2011) merupakan rasio yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau profit. Laba yang digunakan dapat berupa laba kotor, laba operasi maupun laba bersih setelah pajak.
Rasio Solvabilitas (Gibson, 2011) adalah rasio yang biasa dipakai untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh hutang- hutangnya dengan menggunakan seluruh aset yang dimilkinya. Xxxxxxx, Xxxxxxxx,
dan Xxxxxxx (2017) menyatakan bahwa kreditor jangka panjang dan pemegang saham memiliki kepentingan untuk rasio profitabilitas dan solvabilitas. Kreditor jangka panjang akan melihat rasio profitabilitas dan solvabilitas, sebelum memberikan pinjaman, untuk mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Pemegang saham sebelum melakukan investasi akan menganalisis rasio profitabilitas dan solvabilitas untuk melihat potensial pertumbuhan investasinya dan harapan dividen.
2. Karakteristik dari Sistem Akuntansi
Salah satu karakteristik utama laporan keuangan perusahaan adalah penggunaan basis akrual dalam proses penyusunannya (Kieso, 2019). Tidak seperti basis kas, basis akrual mencatat pengakuan beban dan pendapatan dikaitkan dengan aktivitas ekonomi pada saat terjadinya transaksi. Berbeda dengan basis kas, dimana pengakuan beban dan pendapatan dikaitkan hanya dengan penerimaan atau pembayaran kas. Oleh karena itu, laba bersih yang merupakan selisih antara pendapatan dan beban yang diakui dengan basis akrual tidak mencerminkan arus kas bersih yang diterima oleh perusahaan. Dengan demikian transaksi yang dicatat dengan basis akrual lebih mencerminkan penerimaan-pembayaran yang lebih bersifat ‘expected’ bukan yang bersifat ‘actual’. Kas ‘expected’ yang akan diterima disebut sebagai pendapatan, dan kas ‘expected’ yang akan dibayar disebut sebagai beban.
Karakteristik lain yang terkandung dalam sistem akuntansi adalah adanya penetapan standar akuntansi keuangan yang memberikan keleluasaan bagi perusahaan untuk memilih metode dan estimasi akuntansi yang mungkin berbeda untuk komponen pelaporan yang sama. Keleluasaan ini di satu sisi memberikan kesempatan bagi manajemen perusahaan untuk bisa memilih metode yang paling tepat dan merefleksikan kegiatan yang mereka lakukan. Namun di sisi lain memberikan kesempatan bagi manajemen perusahaan untuk melakukan apa yang biasa disebut sebagai manajemen laba (earnings management). Dalam manajemen laba ini, manajemen perusahaan akan memanfaatkan keleluasaan yang diberikan dalam sistem akuntansi untuk melaporkan kegiatan bisnisnya (operasi, investasi, dan pendanaan) sesuai dengan yang ‘diinginkan’ untuk kepentingan pihak
tertentu; bukan menggunakan keleluasaan tersebut untuk memilih metode akuntansi yang paling tepat untuk perusahaan dalam merefleksikan kegiatannya.
3. Tahap-tahap Analisa Laporan Keuangan
Berikut ini adalah tahap-tahap yang harus dilakukan dalam melakukan analisa laporan keuangan (Jack, 2018):
a. Analisis Akuntansi
Dengan karakteristik sistem akuntansi yang telah dibahas sebelumnya, langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan analisis laporan keuangan adalah dengan melakukan analisis akuntansi. Analisis akuntansi adalah proses mengevaluasi apakah pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan telah mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya atau tidak sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Proses ini dilakukan dengan cara mempelajari transaksi yang terjadi, kebijakan akuntansi yang digunakan, dan melakukan penyesuaian (menghilangkan distorsi akuntansi) laporan keuangan agar laporan tersebut lebih mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya sehingga kesimpulan yang diambil pada tahap analisis keuangan menjadi lebih bisa diandalkan.
b. Analisa Keuangan
Pada tahap berikutnya, setelah laporan keuangan ‘dibersihkan’, dilakukan analisis keuangan yaitu pemanfaatan laporan keuangan untuk menganalisa posisi dan kinerja keuangan yang telah dicapai perusahaan dan mengevaluasi kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Dalam tahap ini, secara umum perusahaan melakukan analisis kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan pendanaan yang telah dicapai perusahaan (Kieso, 2019). Analisis atas kegiatan operasi dan kegiatan investasi biasanya dilakukan dengan melakukan apa yang biasa disebut sebagai analisis profitabilitas, yaitu evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (kegiatan operasi) dari sumber daya yang dimilikinya (kegiatan investasi). Analisis kegiatan pendanaan biasanya dilakukan dengan melakukan apa yang biasa disebut sebagai analisis risiko, yaitu melakukan evaluasi atas kemampuan
perusahaan untuk memenuhi komitmennya. Di dalamnya dilakukan analisis likuiditas dan solvabilitas.
c. Analisa Prospektif
Analisis terakhir adalah analisis prospektif yang merupakan tahap terakhir dari analisis laporan keuangan. Analisis ini terdiri dari dua bagian: peramalan (forecasting) dan penilaian (valuation) (Fridson, 2018).
4. Alat-alat Analisa Laporan keuangan
Berbagai alat bisa digunakan untuk melakukan analisis laporan keuangan. Pada bagian berikut ini disajikan beberapa alat yang biasa digunakan:
a. Analisa Horizontal
Analisis komparatif ini dilakukan dengan cara mengevaluasi laporan neraca, laba rugi, atau arus kas untuk beberapa periode. Analisis yang dilakukan dengan cara melihat perubahan antar periode untuk setiap komponen laporan keuangan. Informasi utama yang diperoleh dengan cara analisis komparatif ini adalah ‘trend’. Analisis yang dilakukan untuk lebih banyak periode bisa memperlihatkan arah, kecepatan, dan trend yang terjadi (Jack, 2018). Analisis komparatif ini juga bisa memberikan informasi tentang trend yang terjadi antar komponen laporan keuangan. Dua teknik utama yang biasa digunakan untuk analisis komparatif ini: analisis perubahan antar tahun (year to year change analysis) dan analisis trend angka indeks (index number trend analysis).
b. Analisa Perubahan Antar Tahun
Analisis ini relatif mudah dilakukan karena yang perlu kita lakukan hanya membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (Jack, 2018). Yang diperbandingkan adalah komponen-komponen laporan keuangan untuk kemudian dievaluasi perubahannya. Perubahan yang dianalisis bisa perubahan ’jumlah angka ataupun perubahan dalam bentuk persentase.
c. Analisa Trend Angka Indeks
Untuk melakukan analisis komparatif untuk jangka waktu yang relatif panjang, analisis trend angka indeks akan lebih membantu. Tahap pertama yang akan dilakukan adalah memilih satu tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar. Angka-angka komponen laporan keuangan yang dijadikan tahun dasar ini
dinyatakan dengan nilai 100. Yang dipilih sebagai tahun dasar adalah tahun yang kinerja perusahaan dinyatakan berada dalam kondisi normal. Untuk analisis trend angka indeks ini, perusahaan tidak perlu melakukan analisis untuk setiap komponen laporan keuangan. Analisis hanya akan dilakukan untuk komponen-komponen laporan keuangan yang menjadi fokus analisa saja (Jack, 2018).
d. Xxxxxxx Xxxxx
Analisis rasio adalah rasio yang paling sering digunakan dalam analisis laporan keuangan. Yang harus diingat adalah rasio-rasio yang dihasilkan adalah bukan merupakan titik akhir analisis melainkan titik awal analisis laporan keuangan. Analisis rasio bisa memberikan informasi tentang hubungan antar komponen laporan keuangan dan sebagai basis untuk membandingkan kondisi dan trend yang tidak terdeteksi dengan melakukan analisis atas tiap komponen. Dengan demikian, analisis ini memberikan informasi tentang kondisi dasar yang dicapai perusahaan.
Berikut ini adalah berbagai rasio yang umum digunakan dalam proses analisa laporan keuangan perusahaan (Gibson, 2011):
1. Analisis kredit (risiko)
a. Likuiditas: untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
b. Solvabilitas: untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya
2. Analisis profitabilitas
a. Tingkat pengembalian investasi (ROI): untuk mengevaluasi tingkat pengembalian (return) yang bisa diperoleh pemegang saham dan kreditur
b. Rasio kinerja operasi: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba
c. Rasio penggunaan aktiva (asset utilization): untuk mengevaluasi efisiensi dan intensitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan laba
Berikut ini adalah formulasi dari rasio-rasio keuangan yang biasa digunakan:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyiapkan kas atau aset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka memenuhi beragam liabilitas jangka pendek yang harus dipenuhi perusahaan (Xxxxx, 2014). Semakin tinggi rasio likuiditas perusahaan maka dapat diintepretasikan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu:
a. Rasio Lancar
Rasio Lancar atau Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus yang digunakan mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Rasio Lancar = Aset Lancar / Utang atau Kewajiban Lancar
b. Rasio Cepat
Rasio Cepat (Quick Ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktivitas lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Rumus yang digunakan mencari rasio cepat dapat digunakan sebagai berikut:
Rasio cepat (quick ratio) = (Aset Lancar – Persediaan) / Kewajiban lancar
c. Rasio Kas
Rasio Kas atau Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek (Timoty, 2012). Rumus yang digunakan mencari rasio kas atau cash ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Rasio kas = Kas dan setara kas / Kewajiban lancer
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi) (Fridson, 2018).
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain:
a. Debt to Asset Ratio
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan total utang dengan aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aset. Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Debt to Asset Ratio = Total Debt/ Total Asset
b. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio = Total Debt/ Total Equity
c. Long-term Debt to Equity Ratio
Long-term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang jangka penjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus untuk mencari
Long-term Debt to Equity Ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, yaitu:
Long-term Debt to Equity Ratio = Total Long-term Debt/ Total Equity
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemaanfaat sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio ini dikenal juga sebagai rasio pemanfaatan aset, yaitu rasio yang digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas asset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio aktivitas antara lain:
a. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagih piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu perode.
Receivable Turn Over = Penjualan Kredit/ Rata−Rata Piutang
b. Perputaran Sediaan
Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditahan dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over). Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula sebaliknya.
Inventory Turn Over = Harga pokok /barang yang dijual Sediaan
c. Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja atau Working Capital Turn Over merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifitas modal kerja
perusahaan selama periode tertentu. Rumus untuk mencari Working Capital Turn Over adalah sebagai berikut:
WorkingCapital Turn Over = Penjualan Bersih / Modal Kerja
Rata−Rata
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Fridson, 2018). Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas menajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam Rasio profitabilitas antara lain:
a. Profit Margin on Sales
Profit Margin on sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjulan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin. Rumus untuk mencari Profit Xxxxxx on sales adalah sebagai berikut:
Profit Margin on sales = (Penjualan Bersih−Harga pokok
Penjualan)/ Sales
b. Return On Investment (ROI)
Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI) atau return total asets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Rumus untuk mencari Return on Investment adalah sebagai berikut:
Return on Investment (ROI) = Earning After interest and tax / Total assets
5. Keterbatasan Analisa Laporan Keuangan
Berikut adalah keterbatasan dari analisa laporan keuangan:
a. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak, sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak pemakai yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan.
b. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunan tafsiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif dari berbagai pilihan yang ada yang sama- sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun aset.
x. Xxxxxxxxx tidak mencakup informasi yang tidak material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. Batasan terhadap istilah dan jumlah agar kabur.
d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengeni penilaian suatu pos maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. Dalam keadaan lain disebutkan jika ada indikasi rugi maka harus dicatat tetapi jika ada indikasi laba tidak dicatat, sehingga ada holding gain yang tidak diungkapkan.
e. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
x. Xxxxxxxxx didominasi informasi kuantitatif. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan. Namun bisa saja informasi kuantitatif dapat gambaran atau indikasi informasi kualitatif.
LAMPIRAN 2
Foto Kegiatan
LAMPIRAN 3
Luaran Wajib: Artikel SERINA 2023
ABDIMAS
PERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI GOING CONCERN DI PT FELIXINDO RUBBER BERKARYA
Xxxxx Xxxxxxx 1, Xxxxx Xxxxxxx 1, dan Xxxxxx Xxxxxxxxx 1
1Program Studi Akuntansi, Universitas Tarumanagara Jakarta Email: xxxxxx@xx.xxxxx.xx.xx
ABSTRACT
The problems faced by PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya are the company's sales and profits which tend to decline, the company's cash flow is not smooth, the accumulation of raw materials and finished goods inventories also relatively low inventory turnover, and the increasing amount of debt to suppliers and banks. The community service team from the Faculty of Economics and Business majoring in Accounting at Universitas Tarumanagara offers a solution by advising companies to conduct monthly financial statement analysis. Analysis of the company's financial statements will be taken into consideration in evaluating performance so that it can be used to predict the company's going concern in the future. In analyzing financial statements, it is common to calculate liquidity ratios, profitability ratios, activity ratios, and solvency ratios. From these ratios, the company can also fix problems that occur in the company so that the company's going concern can still be maintained. There are several stages in the implementation of PKM activities at PT Felixindo Rubber Berkarya. First, a survey was conducted to find out the problems faced by partners. Based on the survey, it is known that there are problems with the company's performance. Furthermore, the PKM team will prepare material in the form of an explanation and application of financial statement analysis in the company, which will be given to the training participants on April 13-15,2023. In this way the company can fix the problems it faces and reduce potential risks so that it can maintain company’s going concern.
Keywords: PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya, Financial statement analysis, Going concern
ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi oleh PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya sebagai mitra adalah penjualan dan laba perusahaan yang cenderung turun, tidak lancarnya arus kas perusahaan, menumpuknya jumlah persediaan bahan baku dan barang jadi serta perputaran persediaan yang cukup rendah, dan meningkatnya jumlah hutang kepada pemasok dan bank. Tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi Universitas Tarumanagara menawarkan solusi dengan menyarankan perusahaan untuk melakukan analisa laporan keuangan yang dilakukan setiap bulannya. Analisa laporan keuangan yang dilakukan perusahaan akan menjadi pertimbangan dalam penilaian kinerja sehingga dapat digunakan untuk memprediksi keberlanjutan usaha (going concern) perusahaan di masa mendatang. Dalam menganalisa laporan keuangan umumnya menghitung rasio likuditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Dari rasio-rasio tersebut, perusahaan juga dapat memperbaiki masalah yang terjadi di perusahaan sehingga going concern perusahaan tetap dapat dipertahankan. Terdapat beberapa tahap dalam pelaksanaan kegiatan PKM di PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya. Pertama dilakukan survei untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh mitra. Berdasarkan survei tersebut diketahui bahwa ada masalah dengan kinerja perusahaan. Selanjutnya tim PKM akan mempersiapkan materi berupa penjelasan dan penerapan analisa laporan
keuangan di perusahaan, yang akan diberikan kepada para peserta pelatihan pada tanggal 13-15 April 2023. Dengan demikian perusahaan dapat memperbaiki masalah-masalah yang dihadapinya dan mengurangi risiko yang potensial terjadi sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Kata kunci: PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya, Xxxxxxx Xxxxxan Keuangan, Going concern
1. PENDAHULUAN
Pada masa pandemi seperti saat ini banyak perusahaan yang tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dikarenakan penjualan yang terus merosot dan juga banyak yang kesulitan uang kas. Berbagai macam cara dan strategi digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi hal ini agar tidak terjadi pada perusahaan mereka. Salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh perusahaan adalah dengan melakukan program restrukturisasi dan juga program penghematan biaya. Banyak perusahaan yang tidak menyadari masalah kelangsungan hidup yang akan dihadapi mereka jika masalah yang ada di dalam perusahaan mereka tidak dibenahi dengan sesegera mungkin. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak memahami alat atau accounting tools apa yang dapat mereka gunakan untuk memberikan informasi kepada mereka mengenai kesehatan perusahaan mereka.
Dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat kali ini mitra kami adalah sebuah perusahaan pabrik karet yang berbadan hukum perseroan terbatas dengan nama PT Felixindo Rubber Berkarya. Bidang industi karet telah ditekuni oleh pemilik perusahaan yaitu Xxxxx Xxxxx Xxxxxxx sejak puluhan tahun lalu dan bisnis karet ini juga sudah ditekuni oleh orangtua dari Xxxxx Xxxxx sejak tahun 1970an. Sejarah dari PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya ini dimulai dari tahun 1990an dimana Xxxxx Xxxxx xxxxxxxx untuk menjalankan usahanya sendiri yang terpisah dari usaha milik orangtuanya dengan membuka toko di kawasan HWI Lindeteves Glodok dengan nama toko “Xxxxx Xxxxxxxxx”. Pada masa itu usaha toko ini adalah menjual berbagai produk karet untuk keperluan industri. Toko ini memiliki pelanggan yang cukup banyak dikarenakan produk yang dijual sangat baik kualitasnya dan juga kedekatan hubungan bisnis dari Xxxxx Xxxxx kepada para pelanggannya.
Pada tahun 2000 Toko “Aneka Karetindo” berganti status hukum dan juga nama menjadi PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya. Perubahan ini dilakukan karena perusahaan mengalami kemajuan yang cukup pesat dan juga mulai banyak pelanggan perusahaan adalah perusahaan menengah dan besar sehingga dirasakan lebih pas jika perusahaan berubah menjadi perseroan terbatas sehingga lebih representatif. Pada tahun 2000 perusahaan mulai memproduksi sendiri produk karet yang dijual. Jadi pada tahun ini perusahaan juga berubah dari perusahaan dagang menjadi perusahaan industri atau manufaktur produk karet. Produk karet industri yang dihasilkan oleh perusahaan antara lain: rubber sheet, rubber damper, silicone tubes, ebonite rubber, karet sintetis lembaran, rubber bumper, karet O ring, rubber fender, rubber wheel chock, karet ekstrusi, karet expansion joint dan masih banyak lainnya.
Pada awal berdiri perusahaan menempati lokasi di daerah kawasan industri kapuk raya dengan luas lahan yang kecil hanya sekitar 300 meter persegi. Kawasan kapuk ini merupakan kawasan yang sangat macet dan juga pada musim hujan sering atau hampir selalu mengalami banjir sehingga dirasakan lokasi ini kurang baik untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Pada tahun 2005 perusahaan akhirnya pindah ke kawasan industri di
daerah Bekasi dengan lahan yang ditempati seluas 1 hektar atau 10.000 meter persegi. Di lokasi ini perusahaan mulai memperluas usahanya dan mulai menambah peralatan serta mesin-mesin yang dibutuhkan untuk memperluas pangsa pasarnya.
Berikut adalah foto proses produksi di perusahaan:
Gambar 1. Proses produksi
Dalam kondisi pandemik saat ini kinerja perusahaan mulai mengalami penurunan dimana jika dilihat dari laporan keuangan perusahaan, jumlah penjualan dan juga laba perusahaan yang biasa diukur dengan nilai EBIT mulai menurun. Hal ini menjadi fokus perhatian perusahaan terutama di masa-masa sulit seperti sekarang ini. Masalah ini merupakan awal masalah potensial yang jika tidak diselesaikan dengan segera pasti akan mengganggu kelangsungan hidup perusahaan di masa depan. Perusahaan menyadari akan adanya bom waktu ini yang jika dibiarkan akan membuat kelangsungan hidup perusahaan terganggu tetapi perusahaan kurang memahami metode atau tool apa yang dapat membantu perusahaan untuk memberikan peringatan jika kondisi perusahaan mengkuatirkan. Jadi perusahaan memerlukan suatu accounting tool yang dapat dipakai untuk memberikan sinyal-sinyal akan adanya masalah di dalam perusahaan
Laporan keuangan merupakan rapor atau indikator dari keadaan dan kinerja keuangan tahunan perusahaan yang dapat dilihat dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan juga laporan arus kas perusahaan tahunan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan merupakan informasi yang masih agak mentah untuk dipakai dalam pengambilan keputusan manajemen. Oleh karena itu, laporan keuangan yang dihasilkan harus diolah kembali agak dapat memberikan indikator keuangan dan kinerja perusahaan serta juga untuk menilai risiko-risiko apa yang ada di dalam perusahaan yang dapat mengganggu jalannya atau kelangsungan hidup perusahaan. Dengan melakukan analisa atas laporan keuangan maka perusahaan akan dapat memahami dan mengetahui apa yang terjadi dengan perusahaan dan masalah potensial apa yang kemungkinan di masa depan akan terjadi. Untuk itu dirasakan perusahaan sudah mulai perlu secara rutin melakukan analisa keuangan agar perusahaan mengetahui keadaan perusahaan dan risiko apa yang ada pada perusahaan di masa depan.
Analisa laporan keuangan dapat membuat laporan keuangan berbicara sendiri dan memberikan informasi yang sangat informatif yang tidak akan dapat diperoleh jika perusahaan hanya membaca dari laporan keuangan baku yang dibuat. Menurut Xxxxxxx dan Xxxxxxx (2022) dalam bukunya “Financial Statement Analysis”, analisa laporan keuangan merupakan keahlian penting yang harus dikuasai oleh setiap individu di dalam perusahaan agar mereka dapat memahami apa yang terjadi dan akan terjadi dengan perusahannya. Lebih lanjut, Xxxxx, Xxxxxxx, Xxxxxxx dan Tania (2022) menyatakan bahwa analisis laporan
keuangan akan dijadikan pertimbangan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Analisa laporan keuangan yang umum dilakukan adalah analisa terhadap aspek likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan juga solvabilitas perusahaan.
Rasio likuiditas (Gibson, 2012) merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. Xxxx, Xxxxxxxx, dan Xxxxxxx (2017) menyatakan bahwa kreditor jangka pendek lebih tertarik pada rasio likuiditas karena kreditor ingin mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi pinjaman jangka pendeknya. Xxxxxxxx, Xxxxxx, dan Suaidah (2022) menyatakan bahwa perusahaan dapat menggunakan rasio profitabilitas untuk mengukur laba dan juga dapat menganalisis perkembangan laba perusahaan setiap tahunnya serta mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang digunakan perusahaan dalam memanfaatkan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan (Xxxxx dkk, 2022). Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan/dilikuidasi (Fridson dan Xxxxxxx, 2022).
Prena dan Diarsa (2019) menjelaskan going concern sebagai konsep yang menganggap suatu perusahaan akan terus hidup dan dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu yang panjang serta tidak akan dibubarkan dalam waktu jangka pendek. Lebih lanjut Xxxxxxx dan Xxxxxxxx (2018) menyatakan bahwa semakin kecil suatu perusahaan maka konsep going concern menjadi semakin penting. Perusahaan harus tetap beroperasi agar memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
Dari hasil survei, observasi dan wawancara baik secara luring maupun daring dengan pemilik dan juga karyawan inti mitra, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang ada pada perusahaan terkait dengan risiko yang ada terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan. Masalah-masalah tersebut adalah:
1. Penjualan dan juga laba perusahaan yang cenderung turun terutama pada saat pandemi berlangsung. Kinerja perusahaan yang terkait dengan turunnya penjualan dan juga profit, banyak diakibatkan karena besarnya biaya yang terjadi pada perusahaan dan perusahaan tidak memiliki suatu alat analisa untuk mengetahui sebenarnya biaya apa yang memberikan kontribusi terbesar dalam menurunkan laba perusahaan. Tidak adanya alat analisa ini dapat membuat semua program kerja penghematan biaya yang dilakukan perusahaan bisa salah sasaran dan membuat program kerja penghematan biaya yang telah dibuat menjadi tidak efektif dan ujungnya dapat membuat karyawan frustasi dengan program kerja ini. Tidak terarahnya program ini akibat perusahaan tidak memperoleh informasi yang akurat mengenai biaya apa yang dapat dikurangi dan biaya mana yang tidak dapat dikurangi dan apa yang menyebabkan biaya perusahaan tidak berkurang sedangkan penjualan perusahaan mengalami penurunan. Jika hal ini terus terjadi bukan tidak mungkin suatu hari nanti perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tidak dapat beroperasi lagi.
2. Mulai timbul masalah terkait dengan kelancaran arus kas perusahaan dimana saat ini perusahaan merasakan saldo uang kas yang mulai menurun dan perusahaan saat ini mulai merasa tidak leluasa lagi untuk mengeluarkan uang karena keterbatasan saldo kas yang ada. Hal ini bisa dan sangat mungkin terjadi karena siklus penagihan perusahaan yang terganggu atau kurang
baiknya prosedur penagihan piutang perusahaan. Saat ini banyak juga pelanggan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan karena pandemi. Hal ini mengakibatkan mereka tidak dapat melunasi atau menunda melunasi hutangnya kepada perusahaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan arus kas dan jika dibiarkan akan mengakibatkan arus kas menjadi negatif atau defisit.
3. Perusahaan memiliki jumlah persediaan bahan baku dan barang jadi yang cukup besar dan memiliki perputaran persediaan yang cukup rendah yaitu sekitar 3x per tahun dimana ini artinya rata-rata persediaan perusahaan tertahan di gudang atau menunggu untuk dijual rata-rata selama 4 bulan (120 hari). Hal ini pasti akan mengganggu arus kas perusahaan di kemudian hari. Perusahaan tidak menyadari hal ini karena selama ini perusahaan tidak pernah melakukan analisa terhadap rasio perputaran persediaannya. Selama ini mereka hanya melihat dari angka di laporan keuangan saja yang sebenarnya kurang informatif dan kurang dapat diandalkan untuk mengambil keputusan.
4. Untuk menjalankan kegiatan usahanya perusahaan juga memiliki hutang usaha kepada pemasok dan juga dari bank. Hutang yang ada jika tidak pernah dikelola dengan baik juga akan menciptakan bom waktu di kemudian hari dan juga akan mengganggu likuiditas dan sovabilitas perusahaan. Hutang ini akan menimbulkan beban bunga bagi perusahaan yang akan memperkecil laba perusahaan dan juga akan mempengaruhi arus kas perusahaan.
Dari hasil identifikasi masalah-masalah di atas dan juga dari hasil diskusi dengan pemilik dan staf inti mitra, mereka menyadari bahwa hal ini akan sangat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang. Mereka berharap banyak bahwa masalah ini dapat segera terselesaikan dengan bantuan dari kami.
2. METODE PELAKSANAAN PKM
Berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka tim PKM dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara menawarkan solusi yaitu pelatihan menganalisa laporan keuangan. Metode pelaksanaan PKM adalah tim PKM melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya tim PKM akan memberikan pelatihan dan memberikan bimbingan kepada perusahaan agar dapat menerapkan analisa laporan keuangan. Tahapan metode yang digunakan adalah:
a. Pertama-tama akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai teori atau konsep yang terkait dengan analisa laporan keuangan, tahapannya, jenis-jenis, dan keterbatasannya.
b. Selanjutnya tim PKM akan membimbing penerapan analisa laporan keuangan di perusahaan.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat terlaksana dengan baik jika mitra turut berpartisipasi. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, mitra akan menyediakan tempat pelatihan dan memberikan jadwal pelatihan untuk disesuaikan dengan jadwal tim PKM. Selain itu, xxxxx juga diminta untuk menentukan jumlah personil yang akan diberikan pelatihan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini diadakan dengan jadwal pada tanggal 13, 14, dan 15 April 2023 karena perusahaan menginginkan pelatihan sudah selesai sebelum hari raya Idul Fitri. Kegiatan pelatihan ini diadakan di PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya.
Saat pelatihan pertama, yaitu pada tanggal 13 April 2023, kami menjelaskan terlebih dahulu mengenai laporan keuangan, karakteristik dari sistem akuntansi, dan tahapan analisa laporan keuangan. Hal ini dilakukan agar perusahaan memahami pentingnya melakukan analisa laporan keuangan, antara lain: dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi komitmennya dan untuk menilai kinerja perusahaan.
Pada pertemuan selanjutnya, yaitu tanggal 14 April 2023 kami menjelaskan cara menganalisa laporan keuangan, yaitu dengan memperkenalkan dengan analisa horizontal, analisa perubahan antar tahun, analisa trend, dan analisa rasio. Selain itu, kami juga mengajarkan rasio-rasio umum yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan. Pelatihan kami akhir dengan menjelaskan keterbatasan dari analisa laporan keuangan.
Pertemuan terakhir yaitu pada tanggal 15 April 2023, kami masih membimbing para peserta agar mereka dapat menganalisa laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio yang telah dijelaskan sebelumnya. Tujuannya agar perusahaan dapat menilai bagaimana kinerjanya selama satu tahun, atau dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan demikian perusahaan dapat memperbaiki masalah-masalah yang dihadapinya dan mengurangi risiko yang potensial terjadi sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Berikut adalah foto saat pelatihan:
Gambar 2. Foto saat Kegiatan PKM berlangsung
4. KESIMPULAN
Sebelum kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan, terlebih dahulu tim kami melakukan survey ke Mitra, yaitu PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya pada tanggal 23 Februari 2023. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat berupa pelatihan analisa laporan keuangan untuk memprediksi going concern. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 3 kali. Pelatihan pertama diadakan pada tanggal 13 April 2023 dengan menjelaskan laporan keuangan, karakteristik dari sistem akuntansi, dan tahapan analisa laporan keuangan. Pelatihan kedua diadakan pada tanggal 14 April 2023 dengan menjelaskan cara menganalisa laporan keuangan dan rasio-rasio umum yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan
perusahaan. Pelatihan terakhir dilakukan pada tanggal 15 April 2023, yaitu membimbing para peserta agar mereka dapat menganalisa laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan demikian perusahaan dapat memperbaiki masalah-masalah yang dihadapinya dan mengurangi risiko yang potensial terjadi sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Ucapan Xxxxxx Xxxxx (Acknowledgement)
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami, Rektor Universitas Tarumanagara, Ketua LPPM Universitas Tarumanagara, Dekan dan segenap pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara, PT Felixindo Rubber Berkarya serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
REFERENSI
Xxxx, S. P., Xxxxxxxx, E. S., Xxxxxxx, M. (2017). Pengantar Akuntansi: Sekilas Pandang Perbandingan dengan SAK yang Mengadopsi IFRS, SAK ETAP, dan SAK EMKM. Bogor: In Media.
Xxxxxxx, M & Xxxxxxx, F. (2022). Financial Statement Analysis, 5th Edition. USA: Xxxx Xxxxxx & Son Inc
Xxxxxx, X. X. (2012). Financial Reporting & Analysis, 13rd Edition. Ohio: South Weston Cengage Learning
Xxxxx, L. W., Xxxxxxx, I., Xxxxxxx, N., dan Xxxxx, A. W. (2022). Xxxxxxx Xxxxx Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Sinar Mas Agro Resources and Technology TBK tahun 2018-2020. Jurnal Aktiva: Riset Akuntansi dan Keuangan, 4(1), 44-70.
Xxxxxxxx, Xxxxxx, D., dan Suaidah. (2022). Pengukuran Kinerja Laporan Keuangan Menggunakan Analisis Rasio Profitabilitas pada Perusahaan Go Public. Jurnal Ilmiah Sistem Informasi Akuntansi (JIMASIA), 2(1), 19-27.
Xxxxx, X. X. & Xxxxxx, K. W. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan terhadap Keberlanjutan Usaha (Going concern) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ekonomi dan Pariwisata, 14(1), 1-8.
Xxxxxxx, C. & Xxxxxxxx, N. (2018). Going Concern dalam Metafora Ondel-Ondel. Jurnal Akuntansi Multiparadigma (XXXXX), 9(1), 87-105
LAMPIRAN 4
Luaran Tambahan: Artikel PINTAR
LAMPIRAN 5
Poster
No: 0138-Int-KLPPM/UNTAR/III/2023
Xxxxx Xxxxxxx, S.E., X.Xx., Ak., CA
KETUA TIM
Pelatihan di PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya: Peranan Xxxxxxx Xxxxxan Keuangan Sebagai Accounting Tool Untuk Memprediksi Going Concern
Januari– Juni 2023
Xx. Xxx Xxx Xxxx, MMSI., M.Psi., Ph.D., P.E., X.XXXX