BAB XI AKUNTANSI MANAJEMEN
BAB XI AKUNTANSI MANAJEMEN
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH DALAM PENENTUAN HARGA JUAL
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH DALAM PENENTUAN HARGA JUAL
A. Keputusan Penentuan Harga Jual
Umumnya harga jual produk dan jasa standar ditentukan oleh perimbangan permintaan dan penawaran di pasar, sehingga biaya bukan merupakan penentu harga jual. Selera customer, jumlah pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan oleh pesaing, merupakan contoh faktor-faktor yang sulit untuk diramalkan, yang mempengaruhi pembentukan harga jual produk atau jasa di pasar. Satu-satunya faktor yang memiliki kepastian relative tinggi yang berpengaruh dalam penentuan harga jual adalah biaya. Biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan. Di bawah biaya penuh produk atau jasa, harga jual akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
B. Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalam keputusan Penentuan Harga Jual
Informasi biaya penuh memberikan manfaat berikut ini bagi manajer penentu harga jual dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual.
1. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan.
Biasanya bagi manajer penentu harga jual, meskipun harga jual produk sudah terbentuk di pasar, informasi biaya penuh dibutuhkan oleh manajer tersebut sebagai titik awal untuk mengurangi ketidakpastian dalam menentukan harga jual produk atau jasa yang akan dibebankan kepada customer di masa yang akan dating. Dengan informasi biaya penuh produk atau jasa yang cermat (accurate) di tangannya, manajer penentu harga jual memiliki dasar untuk menetapkan kebijakan penentuan harga jual dengan aman.
2. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian.
Kerugian merupakan keadaan suatu usaha yang total pendapatan yang diperoleh usaha tersebut tidak cukup untuk menutup total biayanya. Kerugian akan mengakibatkan suatu biaya tidak dapat tumbuh dan bahkan akan dapat mengakibatkan perusahaan harus menghentikan kegiatan bisnisnya. Untuk menghindari kerugian, salah satu cara adalah dengan berusaha memperoleh pendapatan yang paling tidak dapat menutup biaya penuh. Dengan demikian, adalah merupakan tanggung jawab manajer penentu harga jual, untuk menetapkan harga jual produk atau jasa yang dapat memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian.
3. Biaya penuh memberikan informasi yang meungkinkan manajer penentu harga jual melongok struktur biaya perusahaan pesaing.
Jika pesaing menurunkan harga jual produknya, tanpa memiliki informasi biaya penuh produknya, manajer penentu harga jual akan dibuat terperanjat dan bingung dengan tindakan perusahaan pesaing tersebut. Dengan informasi biaya penih yang ada di tangannya, manajer penentu harga jual akan mampu memahami atau paling tidak menduga tindakan yang dilakukan oleh perusahaan pesaing, manakala perusahaan pesaing melakukan perubahan pada harga jual produk atau jasanya. Manajer penentu harga jual perlu memahami struktur biaya yang membentuk kos produk atau jasa yang dipasarkan, karena berdasarkan informasi ini, ia akan memiliki data pembanding struktur biaya produk saingannya.
4. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar.
Berdasarkan pembandingan harga jual yang terbentuk di pasar dengan biaya penuh produk atau jasa, manajer penentu harga jual akan menghadapi tiga kemungkinan berikut:
a. Jika biaya penuh produk atau jasa perusahaan melebihi harga jual yang terbentuk di pasar tertentu, perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut, karena kerugian akan terjadi.
b. Jika biaya penuh produk atau jasa dapat ditutupi dengan harga jual yang terbentuk di pasar, namun harga jual tersebut belum mampu menghasilkan
laba yang memadai jika dibandingkan dengan investasi, maka perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut.
c. Jika kemungkinan butir a dan/atau butir b tersebut akan dihadapi, perusahaan dapat merancang program untuk mengubah proses produksi dan kegiatan pemasaran agar biaya penuh untuk memproduksi dan memasarkan produk atau jasa, yang dengan harga jual tertentu yang terbentuk di pasar, perusahaan akan mampu menutup seluruh biaya penuh dan mampu menghasilkan laba yang sepadan dengan investasi.
C. Metode Penentuan Harga Jual
Berikut ini adalah tiga metode penentuan harga jual: penentuan harga jual dalam keadaan normal, penentuan harga jual dalam keadaan cost-type contract, dan penentuan harga jual pesanan khusus.
1. Penentuan Harga Jual Dalam Keadaan Normal
Contoh:
Manajer pemasaran PT X sedang mempertimbangkan penentuan harga jual produk A untuk tahun anggaran yang akan dating. Perusahaan menggunakan pendekatan full costing dalam penentuan biaya penuh. Menurut anggaran, perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000 kg dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan dating sebagai berikut:
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000 Biaya administrasi dan umum Rp. 200.000.000 Biaya pemasaran Rp. 300.000.000 +
Total biaya penuh Rp. 3.500.000.000
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah sebesar Rp. 4.000.000.000 dan laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam tariff kembali investasi (rate of return investment) adalah sebesar 25%.
Perhitungannya dengan menggunakan cost-plus pricing dengan pendekatan full costing sebagai berikut:
Perhitungan markup:
Biaya administrasi dan umum Rp. 200.000.000
Biaya pemasaran Rp. 300.000.000 Laba yang diharapkan: 25% x Rp. 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000 + Jumlah Rp. 1.500.000.000
Biaya produksi Rp. 300.000.000 :
Persentase markup 50%
Perhitungan harga jual:
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Markup 50% x Rp 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000 +
Jumlah harga jual Rp. 4.500.000.000
Volume produk 1.000.000 :
Harga jual per kg Rp. 4.500
2. Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract
Contoh:
PT X memenangkan tender cost-type contract untuk melakukan penelitian di bidang obat penyakit A. menurut kontrak tersebut, perusahaan tersebut diberi hak untuk mengeluarkan jenis biaya yang disebut dalam kontrak dan pemilik proyek akan melakukan penggantian biaya-biaya yang telah dikeluarkan setelah akuntan perusahaan tersebut melakukan pemeriksaan atas bukti-bukti pengeluaran biaya tersebut. Atas dasar total biaya penuh untuk proyek tersebut, perusahaan berhak menambahkan laba sebesar 10%. Misalkan biaya penuh yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk melaksanakan proyek tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya langsung proyek Rp. 450.000.000
Biaya tidak langsung proyek Rp. 125.000.000 +
Total biaya penuh proyek Rp. 575.000.000
Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek dalam cost-type contract tersebut dihitung sebagai berikut:
Total biaya penuh proyek Rp. 575.000.000
Laba 10% x Rp. 575.000.000 Rp. 57.500.000 -
Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek Rp. 632.500.000
3. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus
Contoh:
Misalnya untuk menghasilkan listrik diperlukan investasi sebesar Rp. 3.200.000.000 untuk pembelian mesin dan equipment serta modal kerja. Taksiran biaya produksi listrik pada volume produksi 100.000.000 kwh per tahun adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku | Rp. | 4.000.000.000 |
Biaya tenaga kerja langsung | Rp. | 3.000.000.000 |
Biaya overhead pabrik (variabel dan tetap) | Rp. | 8.000.000.000 |
Jumlah taksiran biaya produksi Rp.15.000.000.000 Perhitungannya sebagai berikut:
Perhitungan markup:
Persentase markup dihitung dengan rumus:
Taksiran biaya administrasi dan umum Rp. 700.000.000 Taksiran biaya pemasaran Rp. 1.500.000.000
Laba yang diharapkan 25% x Rp 3.200.000.000 Rp. 800.000.000 +
Jumlah Rp. 3.000.000.000
Taksiran biaya produksi Rp.15.000.000.000 :
Persentase markup dari biaya produksi 20%
Perhitungan harga jual per kwh:
Taksiran biaya produksi:
Biaya bahan baku Rp. 4.000.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 3.000.000.000 Biaya overhead pabrik (variabel dan tetap) Rp. 8.000.000.000 +
Jumlah taksiran biaya produksi Rp.15.000.000.000 Markup 20% dari taksiran biaya produksi Rp 3.000.000.000 + Total harga jual Rp.18.000.000.000
Volume produksi 100.000.000 :
Harga jual listrik per kwh Rp. 180