LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
TAHUN ANGGARAN 2022
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAL JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
PUSAT RUJUKAN NASIONAL
Jalan Jenderal Xxxxx Xxxx, Pabelan, Surakarta 57162, Telp : ( 0271 ) 714458 ( hunting 4-line ) Faximile : (0271) 714058, kotak pos 243
Laman : xxx.xxx.xx.xx, Surat Elektronik : xxx_xxxx@xxx.xx.xx
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho Nya lah RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah
dapat menyelesaikan pertanggungjawaban yang tersusun dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2022.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden No. 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Kebijakan ini dibangun dan dikembangkan atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi Presiden dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah, salah satunya adalah RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta (RSO). Penyusunan LAKIP tahun 2022 mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2021 Tentang Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam menyusun Rencana Strategis Bisnis berdasarkan 4 perspektif yaitu: 1) Financial, 2) Customer, 3) Internal Business Process serta 4) Learning &
Growth. Kemudian manajemen RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta (RSO) juga menentukan sasaran strategis untuk mencapai visi dan misi organisasi dengan mempertimbangkan kepentingan para stakeholder. Analisis akuntabilitas kinerja disusun berdasarkan sasaran strategis yang ditetapkan masing-masing instansi pemerintah dan merujuk pada tujuan dan sasaran strategis Kementerian Kesehatan. Inisiatif program dan kegiatan disusun melalui suatu pendekatan yang sistematik serta terintegrasi di masing-masing unit kerja sehingga penyusunan LAKIP ini didasarkan atas hasil pengukuran kinerja sebagai berikut: 1. Rencana Kerja Tahunan (RKT) disusun melalui mekanisme top-down (rincian program berdasarkan kebijakan manajemen) dan bottom-up (rincian program berdasarkan kebutuhan dan pengembangan pelayanan, pendidikan, dan penelitian dari unit kerja mengacu pada Key Performance Indicator (KPI) dengan sasaran strategis yang menggunakan Balance Score Card. 2. Pencapaian sasaran strategis dalam Rencana Strategis Bisnis dinilai menggunakan KPI yang ditetapkan melalui mekanisme pembahasan bersama pimpinan rumah sakit. 3. Pengukuran kinerja sesuai KPI yang diterapkan bersama pimpinan merupakan bagian yang penting dalam pencapaian visi, misi, dan sasaran strategis rumah sakit. KPI yang sudah ditetapkan kemudian dilakukan kontrak kinerja sebagai penilaian Indikator Kinerja Unit (IKU) di masing- masing unit kerja yang
ii
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022
Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2022 ini harus dapat dipertanggung jawabkan kepada publik serta dilandasi dengan komitmen yang kuat guna melaksanakan tata kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengedepankan akuntabilitas publik. Dalam konteks ini menjadi penting adanya alat ukur atau indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian penetapan kinerja yaitu dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022, disusun dengan menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan dalam mencapai tujuan strategisnya.
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur sesuai dengan RPJPN 2005-2025, Presiden terpilih sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020 -2024 telah menetapkan Visi Presiden 2020-2024: “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong”.
Untuk melaksanakan visi Presiden 2020 -2024 tersebut, Kementerian Kesehatan menjabarkan visi Presiden di bidang kesehatan yaitu menciptakan manusia yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan. Pembangunan manusia dilakukan berlandaskan pada Tiga Pilar Pembangunan, yakni layanan dasar dan perlindungan sosial, produktivitas, dan pembangunan karakter.
Tahun ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan Rencana Strategis tahun 2020 – 2024. RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai salah satu infrastruktur kesehatan strategis nasional, memiliki peran penting dalam pelaksanaan misi pembangunan dan pencapaian visi nasional tersebut. Untuk bisa berperan, RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta ingin mewujudkan dengan menjadi rumah sakit Ortopedi sebagai pusat rujukan nasional yang unggul dengan pelayanan prima.
Untuk itu diperlukan kerjasama dan tekad yang baik untuk 1) Mewujudkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi terintegrasi pendidikan dan penelitian secara paripurna, 2) Mewujudkan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis yang sehat, efektif, efisien dan akuntabel, 3) Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional, inovatif dan kreatif serta 4) Mewujudkan jejaring pelayanan yang berkelanjutan.
Laporan Akuntabilitas kinerja ini sebagai sarana penyampaian pertanggung jawaban kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sebagai bahan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tidak hanya menyajikan informasi yang berisi tentang keberhasilan - keberhasilan yang telah dicapai sampai dengan tahun 2022 tetapi juga memuat kendala atau kekurangan - kekurangan yang ada sehingga dapat dirumuskan solusinya untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang. Berdasarkan rangkuman hasil capaian indikator kinerja tahun 2022, dari 15 (lima belas) indikator kinerja utama yang diterapkan, sebanyak 13 (tiga belas) indikator (86.7 %) dapat mencapai / melampaui target yang ditetapkan sementara 2 (dua) indikator (13.3 %) belum mencapai target.
Realisasi pendapatan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta di tahun 2022 sebesar Rp. 212.436.907.904,17 (dua ratus dua belas milyar empat ratus tiga puluh enam juta sembilan ratus tujuh ribu sembilan ratus empat rupiah tujuh belas sen) dari target sebesar RP. 214.000.000.000,00 (99.27 %).
Total alokasi Pagu tahun 2022 sebesar Rp. 278.511.644.000,00 (dua ratus tujuh puluh delapan milyar lima ratus sebelas juta enam ratus empat puluh empat ribu rupiah) dengan realisasi belanja Rp. 246.995.873.381,00 (dua ratus empat puluh enam milyar sembilan ratus sembilan puluh lima juta delapan ratus tujuh puluh tiga ribu tiga ratus delapan puluh satu rupiah). Realisasi belanja dibandingkan dengan total alokasi pagu TA 2022 sebesar 88,69 %.
Secara umum upaya pencapaian sasaran strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2022 tidak mengalami hambatan yang berarti, namun demikian untuk menjaga kinerja dan bahkan peningkatan kinerja di masa mendatang perlu kiranya beberapa saran sebagai berikut : peningkatan koordinasi baik di tingkat pimpinan maupun antara pimpinan dengan pelaksana program dan kegiatan. Hal ini penting untuk menjaga kualitas dari hasil program dan kegiatan yang dilaksanakan, peningkatan kompetensi pelaksana sebagai tulang punggung dari keberhasilan pencapaian sasaran kinerja pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan, penelitian, pendidikan maupun pelatihan, menciptakan iklim dan budaya kerja yang sehat dalam lingkungan kerja.
Secara lebih teknis hal – hal yang segera harus mendapat perhatian yaitu : percepatan perwujudan digitalisasi proses pelayanan dan proses manajemen RS terkait persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS, optimalisasi pembukaan segmen pasar baru (kerjasama perusahaan multi-nasional dan BUMN) terkait persentase pasien non JKN, peningkatan mutu serta pelayanan kepada pasien secara prima yaitu dengan memberikan pelayanan yang memuaskan sehingga pasien merasa terpuaskan, perencanaan program dan kegiatan secara tepat sasaran, percepatan proses pencairan dan pertanggungjawaban keuangan dan mempertegas kebijakan atau SPO terkait belum optimalnya capaian realisasi anggaran.
DAFTAR TABEL
Tabel 1 | SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Berdasar Status |
Tabel 2 | SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Berdasar Jenis Ketenagaan |
Tabel 3 | SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Berdasar Tingkat Pendidikan |
Tabel 4 | Komparasi Urgensi Faktor Internal Dan Eksternal RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso |
Tabel 5 | KPI Rencana Strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta per tahun selama periode Renstra tahun 2020 – 2024 |
Tabel 6 | Indikator Kinerja Utama (KPI) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta di dalam Rencana Strategis Tahun 2020 – 2024 |
Tabel 7 | Perjanjian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022 |
Tabel 8 | Capaian Indikator Kinerja Tahun 2021, 2022, Target Renstra dan Target Perjanjian Kinerja 2022 |
Tabel 9 | Perhitungan persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN |
Tabel 10 | Perbandingan capaian persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN |
Tabel 11 | Perhitungan persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN |
Tabel 12 | Perhitungan capaian ketercapaian program untuk re-branding RSO |
Tabel 13 | Perbandingan capaian ketercapaian program untuk re-branding RSO |
Tabel 14 | Perhitungan Capaian persentase produk layanan unggulan RSO |
Tabel 15 | Perbandingan Capaian persentase produk layanan unggulan RSO |
Tabel 16 | Rincian persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan |
Tabel 17 | Perbandingan capaian persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan |
Tabel 18 | Perbandingan capaian Jumlah Penelitian yang dipublikasikan |
Tabel 19 | Penelitian yang dipublikasikan Tahun 2022 |
Tabel 20 | Perhitungan persentase persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS |
Tabel 21 | Perbandingan capaian persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS |
Tabel 22 | Perhitungan capaian ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices |
Tabel 23 | Perbandingan capaian ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices |
Tabel 24 | Perhitungan persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS |
Tabel 25 | Perbandingan capaian persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS |
Tabel 26 | Perbandingan capaian persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti |
Tabel 27 | Perbandingan capaian persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti dengan standar nasional |
Tabel 28 | Rincian Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) |
Tabel 29 | Perbandingan Capaian Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) dengan Renstra |
Tabel 30 | Perbandingan Capaian Persentase Pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) Dengan Standar Nasional |
Tabel 31 | Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO |
Tabel 32 | Perbandingan Capaian Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO |
Tabel 33 | Rincian ketercapaian pasien non JKN RSO |
Tabel 34 | Perbandingan Ketercapaian persentase pasien non JKN |
Tabel 35 | Rincian Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2022 |
Tabel 36 | Perbandingan Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Renstra |
Tabel 37 | Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan |
Tabel 38 | Perbandingan Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat dengan Standar Nasional |
Tabel 39 | Rasio Pendapatan PNBP Terhadap Biaya Operasional Tahun 2022 |
Tabel 40 | Perbandingan Capaian Pobo Dengan Renstra |
Tabel 41 | Perbandingan Capaian Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) Dengan Standar Nasional |
Tabel 42 | Perhitungan Kinerja Badan Layanan Umum RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2022 (Self Assessment) |
Tabel 43 | Rincian Penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022 |
Tabel 44 | Rekapitulasi Monev Unit Kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Tahun 2022 |
Tabel 45 | Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca Per 31 Desember 2022 |
Tabel 46 | Penyerapan Anggaran APBN Berdasar Mata Anggaran Tahun 2022 |
Tabel 47 | Penyerapan Anggaran BLU Berdasar Mata Anggaran Tahun 2022 |
Tabel 48 | Penyerapan Anggaran Per Indikator Kinerja Sesuai Dengan Dokumen Perjanjian Kinerja Th. 2022 |
Tabel 49 | Rangkuman Capaian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022 |
Tabel 50 | Perhitungan Tingkat Kesehatan BLU RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2021 |
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 | Peta Ketenagaan RSO Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta Per 31 Desember 2022 |
Grafik 2 | Capaian KPI 1.Persentase Layanan Untuk Pangsa Pasar Non JKN |
Grafik 3 | Capaian KPI 2. Persentase Pelayanan Penyakit Infeksi Emerging |
Grafik 4 | Capaian KPI 3. Persentase Ketercapaian program untuk re-branding RSO |
Grafik 5 | Capaian KPI 4. Persentase produk layanan unggulan RSO |
Grafik 6 | Capaian KPI 5. Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan |
Grafik 7 | Capaian KPI 6. Jumlah Penelitian yang dipublikasikan |
Grafik 8 | Capaian KPI 7. Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS |
Grafik 9 | Capaian KPI 8. Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices |
Grafik 10 | Capaian KPI 9. Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS |
Grafik 11 | Capaian KPI 10. Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti |
Grafik 12 | Capaian KPI 11. Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) |
Grafik 13 | Capaian KPI 12. Ketercapaian Pembuatan Mou Dengan Perusahaan Multi-Nasional, BUMN dll Sebagai Pangsa Pasar Pengguna Layanan RSO |
Grafik 14 | Capaian KPI 13. Ketercapaian persentase pasien non JKN |
Grafik 15 | Capaian KPI 14. Indeks Kepuasan Masyarakat |
Grafik 16 | Capaian KPI 15. Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) |
Grafik 17 | Realisasi Penerimaan Rumah Sakit Tahun 2022 |
Grafik 18 | Pertumbuhan SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2018 – 2022 |
Grafik 19 | Alokasi Anggaran Dari APBN Tahun 2018 – 2022 |
Grafik 20 | Capaian Overall Equipment and Effectiveness (OEE) Tahun 2018 – 2022 |
Grafik 21 | Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran DIPA RS Tahun 2022 |
Grafik 22 | Prosentase Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2022 |
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Gambar 2. Posisi Bersaing Rso Dalam Grafik Kartesius
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN i KATA PENGANTAR ii RINGKASAN EKSEKUTIF iv DAFTAR TABEL, DIAGRAM DAN GAMBAR vi DAFTAR ISI viii BAB I PENDAHULUAN | ||
Latar Belakang | 1 | |
Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja | 2 | |
Struktur Organisasi | 6 | |
SDM | 8 | |
Aspek Strategis dan Isu Strategis | 9 | |
BAB II | PERENCANAAN KINERJA | |
Rencana Strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta | 13 | |
Perjanjian Kinerja | 24 | |
BAB III | AKUNTABILITAS KINERJA | |
Capaian kinerja organisasi | 26 | |
Realisasi anggaran | 79 | |
BAB IV | SIMPULAN | |
Simpulan | 86 | |
Saran | 91 | |
LAMPIRAN |
viii
Laporan Akuntabilitas Kinerja
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan terbitnya Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Pemerintah menindaklanjuti dengan menerbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Inpres tersebut mewajibkan kepada setiap Instansi Pemerintah mulai dari Pejabat Eselon IV, III, dan II mandiri keatas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan penggunaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan stratejik yang telah dirumuskan sebelumnya.
Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing – masing, lembaga – lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas. Laporan tersebut menggambarkan kinerja yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan RI. memiliki kewajiban untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai dengan Peraturan MenPAN dan RB Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2021 Tentang Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Selain berisi informasi capaian kinerja dan alat komunikasi pertanggungjawaban, Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022 juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai dan alat pendorong.
Dengan demikian diharapkan laporan ini dapat memberikan gambaran secara komprehensif pencapaian kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta selama tahun 2022.
Maksud disusunnya laporan ini adalah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan program yang diselenggarakan, apakah tujuan dan sasaran program mencapai hasil yang diharapkan, berhasil guna dan berdaya guna optimal.
Adapun tujuan penyusunan laporan ini untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.
Selain itu, laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi capaian kinerja Instansi Pemerintah yang digunakan sebagai komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja serta sebagai (1) alat kendali (2) alat penilai dan (3) alat pendorong penyeleggaraan kegiatan - kegiatan di lingkungan RSO Prof. dr. R. Soeharso Surakarta.
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA
1. TUGAS POKOK
Tugas pokok RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sesuai Pasal (3) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2019 tanggal 18 Oktober 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit ortopedi.
2. FUNGSI RSO PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
Selanjutnya dalam melaksanakan tugas tersebut, maka RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menyelenggarakan fungsi sesuai yang tercantum dalam Pasal
(4) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2019 tanggal 18 Oktober 2019 adalah :
a. Penyusunan rencana program dan anggaran;
b. Pengelolaan pelayanan medis dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit ortopedi;
c. Pengelolaan pelayanan penunjang medis;
d. Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis;
e. Pengelolaan pelayanan keperawatan;
f. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan di bidang penyakit ortopedi;
g. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan di bidang penyakit ortopedi;
h. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara;
i. Pengelolaan sumber daya manusia;
j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat;
k. Pelaksanaan kerja sama;
l. Pengelolaan sistem informasi;
m. Pelaksanaan urusan umum; dan
n. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
3. SEJARAH RS. ORTOPEDI PROF DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
Sejarah berdirinya RS. Ortopedi Prof Dr. R. Soeharso Surakarta tidak bisa lepas dari sosok Prof. Dr. R. Xxxxxxxx sebagai pendiri sekaligus menjadi Direktur ke 1 (1945 s/d 1971). Merintis dari tahun 1946 sampai dengan tahun 1971. Sejarah berdirinya LOP tidak lepas dari sejarah perjalanan Rehabilitasi Centrum (RC) karena merupakan bagian dari pelayanan RC yang dimotori oleh Prof. Dr. R. Soeharso. Perkembangan berikutnya LOP berubah nama menjadi RS Orthopaedi dan Prothese dan berubah lagi menjadi RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Hingga saat ini RS. Ortopedi Prof Dr. R. Soeharso Surakarta mengalami perkembangan pesat setelah mendapat bantuan dan dukungan terutama pendanaan dari Kolonel Xxxxx Xxxxxxxx yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Militer untuk Surakarta, Pati dan Madiun. Mencetak beberapa tenaga dokter spesialis Bedah Ortopedi. Satu-satunya Dokter yang juga seniman yang ikut melestarikan Budaya Keraton Surakarta karena jasanya memprakasai Xxxxxxxxxx Xxxxxxxx yang sampai saat ini masih digelar, dilestarikan di kawasan Candi Prambanan. Setelah meninggal tahun 1971 diusia 59 tahun yang kemudian beliau dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional di Bidang Ortopedi, Penghargaan Bintang Xxxx xxxxx serta penghargaan lainnya.
Dalam perkembangannya lembaga dengan nama Prof. Dr. R. Soeharso ini berkembang secara dinamis terutama dalam hal ini RS. Ortopedi mengalami perkembangan yang cukup berarti setara dengan perkembangan ilmu kedokteran, terutama menyangkut dalam pelayanan ortopedi dan Rehabilitasi Medik Paripurna.
Prof. Dr. R. Soeharso mengembangkan serta mempelopori proses pelayanan Ortopedi dan Rehabilitasi Medik secara Paripurna sesuai dengan perkembangan kedokteran waktu itu dan konsep WHO. Saat itu didukung berbagai peralatan Ortopedi dan rehabilitasi Medik dan dipenuhi semangat pengorbanan yang tinggi maka dipersiapkan lahan yang luas di Pabelan yang akhirnya menjadi RS. Ortopedi Prof Dr. R. Soeharso Surakarta.
4. IDENTITAS RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA (RSO)
a. Nama rumah sakit : RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
b. Kelas rumah sakit : A Khusus
c. Status kepemilikan : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
d. Status pengelolaan : Badan Layanan Umum (BLU)
e. Status lain : Rumah Sakit Pendidikan Rumah Sakit Rujukan Nasional
Rumah Sakit dengan Akreditasi Paripurna KARS
f. Alamat : Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxx Xxxx Xxxxxan
g. Kecamatan : Kartasura
h. Kabupaten : Sukoharjo
i. Provinsi : Jawa Tengah
j. Kapasitas tempat tidur : 118 Tempat Tidur
5 Tempat tidur ICU 6 Tempat tidur HCU
k. Nomor telepon : (0271) 714458
l. Faximille : (0271) 714058
o. Luas : 10,3 Ha.
Berbagai pelayanan yang diberikan RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta kepada masyarakat antara lain :
1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Klinik Ortopedi terbagi menjadi lima sub spesialis ortopedi, yaitu:
1) Sub spesialis spine, menangani kelainan pada tulang belakang dan leher.
2) Sub spesialis rekonstruksi dan sport medicine menangani perbaikan tulang maupun sendi yang rusak atau cedera olah raga.
3) Sub spesialis pediatric, menangani kelainan tulang pada anak-anak.
4) Sub spesialis onkologi, menangani tumor dan kanker tulang.
5) Sub spesialis upperlimb and micro surgery,
b. Klinik spesialis lain
1) Klinik Neurologi;
2) Klinik Penyakit Dalam;
3) Klinik Gigi dan Mulut;
4) Klinik Nyeri;
5) Klinik Spesialis Anak;
6) Klinik Patologi Anatomi.
2. Pelayanan Rehabilitasi Medik, terdiri dari:
a. Klinik Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi;
b. Fisioterapi;
c. DBC (Documentation Based Care);
d. Okupasi Terapi;
e. Ortotik Prostetik;
f. Psikologi;
g. Terapi Wicara;
h. Pekerja Sosial Medis.
3. Pelayanan Gawat Darurat;
4. Pelayanan Rawat Inap;
5. Pelayanan Bedah Sentral;
6. Pelayanan Rawat Intensif
7. Pelayanan penunjang medik yang meliputi :
a. Pelayanan Laboratorium;
b. Pelayanan Radiologi;
c. Pelayanan Farmasi;
d. Pelayanan Rekam medis;
e. Pelayanan Gizi.
8. Pelayanan penunjang non medik yang meliputi :
a. Pelayanan Sterilisasi Sentral Xxx Xxxxxx;
b. Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 RS);
c. Pelayanan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS);
d. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana RS (IPSRS).
C. STRUKTUR ORGANISASI
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2019, disebutkan bahwa organisasi RS. Ortopedi Prof. Dr .R. Soeharso Surakarta terdiri dari Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang, Direktorat Perencanaan, Keuangan, dan Barang Milik Negara; dan Direktorat Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Umum. Direktorat dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022
Susunan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta (RSO)
A. Jajaran Direksi Sebagai Pejabat Pengelola BLU
1 Plt. Direktur Utama
Xx. xx. Xxxxxxx Xxxxx, Sp.OT.(K).
Sesuai Surat Perintah Dirjen Pelayanan Kesehatan RI Nomor KP.03.04/I/0177/2022 tanggal 19 Januari 2022
2 Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang xx. Xxxxxxxxxxx, Sp.OT. (K).
Sesuai SK Menteri Kesehatan RI Nomor KP.03.03/Menkes/162/2017 tanggal 30 Maret 2017
3 Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Umum drg. Moh. Xxxxxxxxxx, X. Kes.
Sesuai SK Menteri Kesehatan RI Nomor KP.03.03/Menkes1363/2022 tanggal 1 September 2022
4 Direktur Perencanaan, Keuangan dan Barang Milik Negara Xxx Xxxxxxx Xxxx, SE, MM.
Sesuai SK Menteri Kesehatan RI Nomor KP.02.03/Menkes/6587/2021
tanggal 5 November 2021
Jajaran Dewan Pengawas Sebagai Pejabat Pengelola BLU
Sesuai SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/1592/2022 tanggal 13 Oktober 2022 Tentang Dewan Pengawas Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan, Susunan Dewan Pengawas RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai berikut :
Ketua : dr. Xxxxxx Xxxxxxxxx, MPPM Anggota : Sugianto, SKM, M. Xx.XX
: Xxxxxx Xxxxxxxxxx Xxxxxx, Ak., M.M.
: Dra. Alfiah
: Ex Officio Kakanwil DJKN Jawa Tengah dan DIY (Xxxxxxxxxx, SH, MM.)
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022
D. SDM RSO PROF. DR. X.XXXHARSO SURAKARTA
Gambaran sumber daya manusia RSO Prof. Dr. X.Xxxxxxxx Surakarta per 31 Desember 2022, dapat dijelaskan seperti tabel di bawah ini :
Grafik 1. Peta Ketenagaan RSO Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta Per 31 Desember 2022
SDM BERDASAR STATUS | SDM BERDASAR JENIS KETENAGAAN | |
2% | ||
7% | ||
21% | 34% | |
33% | ||
DOKTER | ||
77% PNS | PERAWAT | |
BLU NON PNS | 26% PENUNJANG MEDIK | |
DOKTER MITRA | ADMINISTRASI | |
SDM BERDASAR TINGKAT PENDIDIKAN 0% 1% 5% 5% 8% 19% 42% 20% | SLTA KE BAWAH SLTA D III S1 / DIV S1 + PROFESI S2 S3 SPESIALIS 1/2/AV |
Tabel 1. SDM RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta Berdasar Status
NO | JENIS KETENAGAAN | JUMLAH | % |
1 | 2 | 3 | 4 |
1 | PNS | 458 | 77.23 % |
2 | BLU | 126 | 21.25 % |
3 | Dokter Mitra | 9 | 1.52 % |
Jumlah | 593 | 100 % |
* Sumber data : Bagian SDM dan Diklit
Tabel 2. SDM RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta Berdasar Jenis Ketenagaan
NO | JENIS KETENAGAAN | JUMLAH | % |
1 | 2 | 3 | 4 |
1 | Medis / Dokter | 44 | 7.42 % |
2 | Keperawatan | 193 | 32.55 % |
3 | Nakes Lain | 154 | 25.97 % |
4 | Non Medis | 202 | 34.06 % |
Jumlah | 593 | 100 % |
* Sumber data : Bagian SDM dan Diklit
Tabel 3. SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Berdasar Tingkat Pendidikan
NO | JENIS KETENAGAAN | JUMLAH | % |
1 | 2 | 3 | 4 |
1 | SLTA ke bawah | 2 | 0,34 % |
2 | SLTA | 31 | 5.23 % |
3 | D III | 250 | 42.16 % |
4 | S1 / DIV | 117 | 19,73 % |
5 | S1 / Profesi | 112 | 18.89 % |
6 | S2 / Spesialis | 49 | 8.26 % |
7 | S3 | 2 | 0,34 % |
8 | Spesialis1/2/AV | 30 | 5.06 % |
Jumlah | 593 | 100 % |
* Sumber data : Bagian SDM dan Diklit
Dari diagram dan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah SDM RSO Prof. Dr.
R. Soeharso Surakarta per 31 Desember 2022 sebesar 593 pegawai, dengan komposisi PNS sebesar 77.23 %, pegawai BLU sebesar 21,25 %, serta dokter mitra sebesar 1,5 %. Berdasarkan kelompok jabatan, komposisi SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta meliputi tenaga medis sebanyak 44 pegawai (7,4 %), tenaga keperawatan sebanyak 193 pegawai (32,5 %), tenaga kesehatan lain sebanyak 154 pegawai (25.9 %),
tenaga non medis sebanyak 202 pegawai (34.1 %).
Sedangkan berdasarkan klasifikasi pendidikan, dapat dijelaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sudah berada pada level professional / D3 ke atas sebesar (94,44 %). Berdasar tingkat pendidikan, urutan terbesar yaitu Diploma III sebesar 42.2 %, S1 / D IV sebesar 19,7 % serta S1 / S1 Profesi sebesar
18.9 %.
E. ASPEK STRATEGIS DAN ISU STRATEGIS
1. ASPEK STRATEGIS
RS Ortopedi Prof. Dr. R. Xxxxxxxx sebagai salah satu infrastruktur kesehatan strategis nasional memiliki peran penting dalam pelaksanaan misi pembangunan dan pencapaian visi nasional. Untuk bisa berperan, RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso ingin mewujudkan dengan: Menjadi RS Ortopedi Unggulan dengan Pelayanan Prima.
Unggulan artinya mampu memberikan pelayanan dengan teknologi yang inovatif ditunjang oleh SDM yang profesional dan diakui untuk bisa menghadirkan beragam layanan unggulan dibidang spesialisasi / subspesialisasi ortopedi dan layanan pendukungnya. Prima artinya RS Ortopedi Prof. Dr. R. Xxxxxxxx mampu menghadirkan pelayanan yang tepat waktu dengan meminimalisasi delay, tidak terjadi kesalahan dalam proses pelayanan, mutu klinis yang baik ditandai dengan tidak adanya kasus
harm, dan meminimalisir komplain dari pengguna. Jika diringkas, maka tabel berikut akan menunjukkan indikator ketercapaian penjabaran visi tersebut.
Dalam upaya menjadikan RS Ortopedi sebagai pusat rujukan nasional yang Unggul dengan Pelayanan Prima mendukung pencapaian Visi dan Misi presiden terpilih tahun 2019 – 2024 dan mendukung program pembangunan kesehatan dari Kementerian kesehatan tahun 2020 – 2024 RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta diperlukan kerjasama dan tekad yang baik untuk :
a. Mewujudkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi terintegrasi pendidikan dan penelitian secara paripurna;
b. Mewujudkan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis yang sehat, efektif, efisien dan akuntabel;
c. Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional, inovatif dan kreatif;
d. Mewujudkan jejaring pelayanan yang berkelanjutan.
Memperhatikan dinamika tuntutan stakeholders kunci dan informasi dari benchmark maka arah strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta untuk periode tahun 2020 – 2024 sebagai berikut :
1. Menyediakan layanan ortopedi yang komprehensif dan terbaik di Indonesia, didukung tim klinis yang profesional dan berpengalaman dibidangnya;
2. Memberikan kesempatan pada tenaga medis, perawat dan tenaga profesional serta tenaga non medis di RS untuk mengembangkan ilmu dan teknologi bidang kedokteran ortopedi;
3. Mengembangkan jejaring dengan lembaga pelayanan kesehatan dalam dan luar negeri untuk meningkatkan standar mutu pelayanan pada pasien, melakukan riset dan meningkatkan skill tenaga kesehatan; dan
4. Menyediakan layanan kesehatan berbasis teknologi yang mudah diakses oleh masyarakat pengguna (pasien dan keluarganya), para mitra strategis dan stakeholders kunci lainnya.
2. ISU STRATEGIS
Terdapat banyak tantangan strategis yang perlu mendapat perhatian dalam menyusun strategi RSO agar dapat mencapai visinya. Berbagai tantangan tersebut antara lain:
a. Pembiayaan kesehatan semakin terbatas. Sejak implementasi program JKN tahun 2014, BPJS terus mengalami defisit sehingga pembayaran klaim RS terhambat. Bahkan banyak RS yang operasionalnya mulai terganggu karena klaim yang belum dibayar jumlahnya cukup besar. Kedepannya, pemerintah akan semakin memperketat regulasi pembiayaan kesehatan, dan mendorong upaya-upaya promotif-preventif untuk secara jangka panjang menekan biaya pelayanan Kesehatan;
b. RS Pemerintah didorong untuk semakin mandiri. Kebijakan ini sudah mulai berjalan, dimana pemerintah pusat mengurangi subsidi untuk investasi bagi RS-RS milik Kementerian Kesehatan;
c. Delivery pelayanan dengan mutu tinggi pada tingkat yang paling efisien otomatis menjadi tantangan utama RS, dimana sumber daya dari pemerintah (subsidi) berkurang sedangkan RS harus terus berinvestasi untuk memelihara kompetensi dan meningkatkan daya saing. Sementara itu, kebijakan pembiayaan pelayanan kesehatan melalui BPJS menuntut RS agar selalu efisien;
d. Masalah klasik yang masih dihadapi oleh RS hingga kini adalah keterbatasan sumber daya, khususnya tenaga profesional kesehatan. Sebagai RS Ortopedi rujukan nasional, maka SDM yang dimiliki harus yang terbaik dengan tingkat kompetensi tertinggi. Kedepannya, RSO harus juga mampu melahirkan jenis-jenis kompetensi baru yang merupakan pengembangan dari kemampuan pelayanan- pelayanan sub-spesialis dan unggulan;
e. Regulasi terkait dengan operasional rumah sakit belum mampu memfasilitasi seluruh kebutuhan RS. Misalnya, regulasi terkait remunerasi telah membatasi motivasi seorang dokter PNS untuk bekerja di RSO di luar jam kerja, sehingga RS harus merekrut tenaga tambahan untuk mengisi kapasitas layanan di luar jam kerja. Namun tidak mudah untuk mendapatkan tenaga dengan kompetensi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan RS Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso Surakarta;
f. Medical tourism adalah isu yang sejak beberapa tahun terakhir ini mewarnai diskusi pengembangan RS di level nasional. Hal ini tidak terlepas dari agresivitas negara tetangga dalam memasarkan pelayanan kesehatannya untuk meraih pangsa pasar pasien dari luar negeri;
g. Value for money bukan hanya patient safety dan tarif tapi juga patient experience, dimana sebagian pasien tidak mempermasalahkan tinggi rendahnya tarif rumah
sakit melainkan nilai apa yang mereka dapatkan dengan membayar senilai tarif tersebut;
h. Perkembangan IPTEKDOK, misalnya bidang biologi medis, akan membuat semakin banyak layanan bedah ortopedi yang dapat di-setting sebagai layanan ODC. Dengan teknologi pembedahan yang semakin canggih, makin banyak kasus yang dapat ditangani dengan cara minimally invasive sehingga masa recovery pasien lebih singkat, bahkan bisa pulang di hari yang sama. Namun RS membutuhkan kemampuan finansial yang baik agar mampu mengikuti perkembangan teknologi;
i. Layanan rehabilitasi medis semakin banyak yang di-setting sebagai layanan home- care dan dapat diberikan secara virtual (tele-fisioterapi). Fasilitas kesehatan di negara maju sudah banyak memanfaatkan teknologi internet untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara virtual. Hal ini juga sudah mulai dikembangkan di Indonesia, apalagi dengan sebakin baiknya infrastruktur telekomunikasi. Untuk itu, SDM RS harus memiliki literasi teknologi komunikasi yang baik;
j. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi: Internet of Things, Artificial Intelligent, Big Data, Cloud computing dan sebagainya akan semakin banyak diadopsi oleh RS-RS di negara maju, sehingga meningkatkan daya saing mereka (karena mampu memenuhi kebutuhan pelayanan pasien) dan semakin mendekatkan layanan RS kepada target pasarnya meskipun secara geografis lokasinya sangat berjauhan;
k. Smart Hospital mulai bergeser menjadi Intelligent Hospital, semakin banyak proses pelayanan di RS yang terotomatisasi, pasien semakin mandiri dalam mengakses layanan tersebut, makin sedikit SDM yang dibutuhkan di RS;
l. Marketing layanan RS tidak hanya melalui website RS atau berbagai events
melainkan juga market place, sebagaimana produk barang dan jasa non medis.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
F. RENCANA STRATEGIS RSO PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
Visi Kabinet Indonesia Maju adalah “Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong”. Berdasarkan visi tersebut, Kementerian Kesehatan menyusun strategi: “Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan untuk Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.
Guna mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia, Kemenkes menetapkan misi sebagai berikut: 1). Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia 2). Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan kesehatan 3). Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumberdaya kesehatan 4). Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.
RS Ortopedi Prof. Dr. R. Xxxxxxxx sebagai salah satu infrastruktur kesehatan strategis nasional memiliki peran penting dalam pelaksanaan misi pembangunan dan pencapaian visi nasional. Untuk bisa berperan, RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso ingin mewujudkan dengan: Menjadi RS Ortopedi Unggulan dengan Pelayanan Prima.
Unggulan artinya mampu memberikan pelayanan dengan teknologi yang inovatif ditunjang oleh SDM yang profesional dan diakui untuk bisa menghadirkan beragam layanan unggulan dibidang spesialisasi/subspesialisasi ortopedi dan layanan pendukungnya. Prima artinya RS Ortopedi Prof. Dr. R. Xxxxxxxx mampu menghadirkan pelayanan yang tepat waktu dengan meminimalisasi delay, tidak terjadi kesalahan dalam proses pelayanan, mutu klinis yang baik ditandai dengan tidak adanya kasus harm, dan meminimalisir komplain dari pengguna.
Dalam upaya pencapaian visi dan misi organisasi maka ditetapkan strategi bisnis yang disusun berdasarkan 4 (empat) perspektif, yakni perspektif stakeholders, perpektif proses bisnis, perspektif learning & growth, dan perpektif finansial. Strategi bisnis tersebut digambarkan pada peta strategi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2020-2024 dibawah ini :
Menjadi RS Ortopedi Unggulan dengan Pelayanan Prima
Kualitas dan kompetensi SDM
Produk unggulan
Program Inovatif
Kepuasan Pelanggan RSO
Segmen pasar baru
Sumber pendapatan baru
ANALISIS SWOT
Kekuatan
• Sudah ada cikal bakal layanan unggulan dengan tim yang solid dan peralatan yang lengkap
• Branding kuat di dalam negeri
• Lahan masih luas dengan kondisi gedung sangat baik
• Lokasi strategis, bisa dijangkau dengan transportasi darat dan udara
• Sudah ada SIM-RS basic
• Secara umum, infrastruktur dalam kondisi baik untuk mendukung pengembangan dan inovasi.
Kelemahan
• Belum punya market share pasien non-BPJS
• Belum bekerjasama dengan pihak ketiga dalam konteks penyediaan layanan kesehatan orthopedic-related
• Sistem informasi belum optimal mendukung keputusan manajemen, keputusan klinis, maupun sebagai interface komunikasi dengan masyarakat/pasien:
- Belum terbangun secara lengkap
- Belum terintegrasi
- Belum mendukung proses-proses secara otomatis
- Belum disiapkan untuk pengembangan berbagai apps untuk pasien maupun klinisi
- Belum mensupport kegiatan riset dan pengembangan
• Masih diperlukan peningkatan kompetensi tertentu untuk memperkuat tim layanan unggulan
• Sumber pendapatan sebagian besar berasal dari pasien JKN
• Kegiatan untuk engagement dengan pasien masing kurang, misalnya:
- Klub pasien post-op rekonstruksi
- Klub yoga untuk penderita arthritis
• Belum memiliki teknologi terkini (robotic/AI, 3D printing dll).
Peluang
• Pangsa pasar non-JKN masih terbuka lebar
• Sudah punya “koneksi” dengan berbagai teaching hospital di negara maju
• Standar pelayanan kesehatan, kasus kecelakaan kerja dan coverage asuransi karyawan di BUMN dan perusahaan multi-nasional menjadi peluang bagi RSO untuk penyediaan layanan kesehatan ortopedi
• Perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk memperluas cakupan layanan dan meningkatkan efisiensi
• Arah kebijakan kesehatan Pemerintah kedepan fokus pada promotif dan preventif
• Penguatan pembangunan kesehatan 2020-2024 antara lain penguatan germas, digitalisasi pelayanan kesehatan dan riset-riset life sciences
• Kerjasama dengan industri untuk mengembangkan berbagai peralatan life- support bagi pasien ortopedik
Ancaman
• Regulasi dan kebijakan terkait pembiayaan kesehatan yang belum sinkron dengan masalah di lapangan
• Kompetisi dari berbagai bentuk pelayanan kesehatan ortopedi, dalam dan luar negeri
• Kemampuan RS-RS bermodal besar dalam mengadopsi perkembangan teknologi kedokteran ortopedi
• Masyarakat makin kritis dan akses ke sumber informasi makin luas sehingga ekspektasi terhadap pelayanan RS juga semakin tinggi
• Perkembangan regulasi bidang informatika tidak secepat perkembangan teknologi informatika bidang Kesehatan.
Komparasi Urgensi Faktor Internal dan Eksternal
Tabel 4. Komparasi Urgensi Faktor Internal dan Eksternal Rs Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Faktor Internal & Eksternal | Bobot | Rating | Bobot x Rating | Rank |
KEKUATAN | ||||
Sudah ada cikal bakal layanan unggulan dengan tim yang solid dan peralatan yang lengkap | 0,3 | 90 | 27 | I |
Branding kuat di dalam negeri | 0,1 | 70 | 7 | V |
Lahan masih luas dengan kondisi gedung sangat baik | 0,1 | 80 | 8 | IV |
Lokasi strategis, bisa dijangkau dengan transportasi darat dan udara | 0,2 | 80 | 16 | II |
Sudah ada SIM-RS basic | 0,2 | 60 | 12 | III |
Secara umum, infrastruktur dalam kondisi baik untuk mendukung pengembangan dan inovasi | 0,1 | 60 | 6 | VI |
1 | 76 | |||
KELEMAHAN | ||||
Belum punya market share pasien non-BPJS | 0,1 | 80 | 8 | IV |
Belum bekerjasama dengan pihak ketiga dalam konteks penyediaan layanan kesehatan orthopedic-related | 0,09 | 80 | 7,2 | V |
Sistem informasi belum optimal mendukung keputusan manajemen, keputusan klinis, maupun sebagai interface komunikasi dengan masyarakat/pasien: | ||||
Belum terbangun secara lengkap | 0,15 | 90 | 13,5 | I |
Belum terintegrasi | 0,12 | 90 | 10,8 | II |
Belum mensupport proses-proses secara otomatis | 0,12 | 80 | 9,6 | III |
Belum disiapkan untuk pengembangan berbagai apps untuk pasien maupun klinisi | 0,06 | 70 | 4,2 | VIII |
Belum mensupport kegiatan riset dan pengembangan | 0,06 | 70 | 4,2 | VIII |
Masih diperlukan peningkatan kompetensi tertentu untuk memperkuat tim layanan unggulan | 0,08 | 70 | 5,6 | VII |
Sumber pendapatan sebagian besar berasal dari pasien BPJS | 0,08 | 80 | 6,4 | VI |
Kegiatan untuk engagement dengan pasien masing kurang, misalnya: Club pasien post-op rekonstruksi Club yoga untuk penderita arthritis | 0,08 | 70 | 5,6 | VII |
Belum memiliki teknologi terkini (robotic/AI, 3D printing dll) | 0,06 | 70 | 4,2 | VIII |
1 | 79,3 | |||
PELUANG | ||||
Pangsa pasar non-BPJS masih terbuka lebar | 0,2 | 80 | 16 | II |
Sudah punya “koneksi” dengan berbagai teaching hospital di negara maju | 0,15 | 85 | 12,75 | III |
Standar pelayanan kesehatan, kasus kecelakaan kerja dan coverage asuransi karyawan di BUMN dan perusahaan multi- nasional menjadi peluang bagi RSO untuk penyediaan layanan kesehatan ortopedi | 0,2 | 85 | 17 | I |
Faktor Internal & Eksternal | Bobot | Rating | Bobot x Rating | Rank |
Perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk memperluas cakupan layanan dan meningkatkan efisiensi | 0,1 | 80 | 8 | V |
Arah kebijakan kesehatan Pemerintah kedepan fokus pada promotif dan preventif | 0,1 | 75 | 7,5 | VI |
Penguatan pembangunan kesehatan 2020- 2024 antara lain penguatan germas, digitalisasi pelayanan kesehatan dan riset- riset life sciences | 0,1 | 80 | 8 | V |
Kerjasama dengan industri untuk mengembangkan berbagai peralatan life- support bagi pasien ortopedik | 0,15 | 75 | 11,25 | IV |
1 | 80,5 | |||
ANCAMAN | ||||
Regulasi dan kebijakan terkait pembiayaan kesehatan yang belum sinkron dengan masalah di lapangan | 0,3 | 80 | 24 | I |
Kompetisi dari berbagai bentuk pelayanan kesehatan ortopedi, dalam dan luar negeri | 0,2 | 75 | 15 | III |
Kemampuan RS-RS bermodal besar dalam mengadopsi perkembangan teknologi kedokteran ortopedi | 0,2 | 85 | 17 | II |
Masyarakat makin kritis dan akses ke sumber informasi makin luas sehingga ekspektasi terhadap pelayanan RS juga semakin tinggi | 0,1 | 75 | 7,5 | IV |
Perkembangan regulasi bidang informatika tidak secepat perkembangan teknologi informatika bidang kesehatan | 0,2 | 75 | 15 | III |
1 | 78,5 |
DIAGRAM KARTESIUS DAN PRIORITAS STRATEGIS
Skor Strengths = 76 Skor Weaknesses = 79,3
Skor Strengths – Skor Weaknesses = 76 – 79,3 = -3,3
Skor Opportunities = 80,5 Skor Threats = 78,5
Skor Opportunities – Skor Threats = 80,5 – 78,5 = 2
Dari hasil perhitungan skor di atas, RSO berada di kuadran IV yang pilihan strateginya adalah Diversifikasi Layanan. Artinya, RSO sebenarnya memiliki keunggulan bersaing yang memadaiakan tetapi segmen yang saat ini dilayani oleh RSO – yaitu pasien BPJS – tidak lagi menjanjikan. Oleh karenanya, RSO perlu melakukan terobosan atau inovasi dengan keunggulan yang dimiliki untuk memasuki segmen pasar baru dengan produk layanan baru maupun lama.
Strategi tersebut akan dijalan dengan cara membuka layanan untuk segmen pasar baru, yaitu pasien non-BPJS. RSO telah memiliki cikal bakal beberapa layanan unggulan yang dapat dikemas untuk melayani segmen non-BPJS. Namun kelompok pasar ini memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap hospitality dan efisiensi pelayanan, karena sudah terbiasa mendapatkan layanan di RS swasta bonafide. Oleh karenanya, proses bisnis RSO harus dibenahi agar efisien dan mampu memberikan patient experience sesuai ekspektasi pengguna, melalui penerapan teknologi informasi yang terintegrasi.
Gambar 2. Posisi Bersaing Rso Dalam Diagram Kartesius
INISIATIF STRATEGIS
Inisiatif strategis RS Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso adalah:
a. Produk unggulan; untuk menciptakan image atau brand baru bagi RS maka perlu ada setidaknya satu produk andalan per tahun yang dikemas ulang atau dimodernisasi, atau dikembangkan secara inovatif. Produk unggulan yang direncanakan untuk dikembangkan dalam lima tahun kedepan adalah:
▪ Limb deformity correction,
▪ Bank Jaringan,
▪ Rekonstruksi post arthroplasty (revisi THR-TKR),
▪ Hand and micro reconstruction,
▪ Spine minimal invasive surgery.
b. Kualitas dan kompetensi SDM; dimana untuk mendukung pelaksanaan pelayanan unggulan maka SDM harus mendapatkan pelatihan skill baru yang relevan. SDM yang mendapatkan pelatihan skill baru bukan hanya klinisi melainkan juga manajemen dan staf.
c. Digitalisasi proses; Unit-unit pelayanan dan unit-unit pendukung pelayanan di RSO yang sudah menerapkan sistem informasi yang terkomputerisasi dan sistemnya terhubung dengan SIM RS, berupa : Master plan IT, PACS dan EMR, Akuntansi Front Office, e-Remunerasi, Resume Medis, EMR Rawat Inap, Inventory Non Medis, eplanning dan RKAKL, e-planning dan e-proc, e-proc dan Pembayaran, e-proc dan RKAKL Akuntansi Back Office. Aplikasi elektronik yang dikembangkan berbasis android, maupun sistem operasi lainnya yang dipasang pada berbagai perangkat keras bergerak (misalnya telepon genggam) yang bertujuan untuk memudahkan pengguna (manajerial, pasien/pengguna , klinisi serta pegawai) dalam mengakses pelayanan dan kepentingan manajerial, berupa Reservasi Rawat Jalan, Reservasi Rawat Inap, Antrian Poliklinik, Antrian Farmasi, Informasi Tindakan Pelaksana, Aplikasi Info Biaya Perawatan Pasien, Logbook IKI, Absensi, Info tagihan dan pembayaran Suplier, Info progres pekerjaan, profil klinisi, profile pegawai, profil pelayanan RS, profil keuangan RS, profil SDM RS.
d. Efisiensi proses pelayanan dan manajemen; untuk memperbaiki response time dan waktu tunggu, serta menyederhanakan birokrasi pelayanan melalui pengintegrasian sistem yang didukung dengan pengembangan IT (digitalisasi proses).
e. Ekspansi pasar; yaitu memperluas segmen pasar dengan meraih segmen baru dari kelompok pasien Pasien non JKN
f. Kepuasan pengguna; yang nantinya diukur dengan survey kepuasan pelanggan dengan menggunakan instrumen Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM),sesuai dengan Permenpan 14 Tahun 2017. Kepuasan pengguna merupakan efek dari penerapan inisiatif strategi sebelumnya (pengembangan produk unggulan, peningkatan SDM, digitalisasi proses, serta efisiensi proses pelayanan dan manajemen)
g. Sumber-sumber pendapatan baru; yang akan memperkuat kemampuan RS Ortopedi Prof. dr. R. Xxxxxxxx dalam menjaga kelangsungan hidup (survival) dan kemampuan berkembang. Sumber-sumber pendapatan baru ini berasal dari hasil inisiatif strategi sebelumnya.
RENSTRA BISNIS 5 TAHUN
A. PROGRAM
Program yang disusun untuk lima tahun kedepan dalam rangka mencapai tujuan, sasaran strategis, dan target RS Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Program perekrutan SDM, meliputi tenaga dokter spesialis, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan; khususnya untuk mendukung pengembangan layanan unggulan
2) Program peningkatan SDM Kesehatan melalui pelatihan, workshop, magang, seminar dan berbagai kegiatan capacity building lainnya; khususnya untuk mendukung pengembangan layanan unggulan, serta mendukung upaya-upaya peningkatan efisiensi proses pelayanan dan manajemen, upaya digitalisasi proses layanana, upaya ekspansi pasar, upaya meningkatkan kepuasan pelanggan, serta upaya menggali sumber-sumber pendapatan baru.
3) Program peningkatan SDM Non-Kesehatan melalui pelatihan, workshop, magang, seminar dan berbagai kegiatan capacity building lainnya; khususnya untuk mendukung pengembangan layanan unggulan, serta mendukung upaya- upaya peningkatan efisiensi proses pelayanan dan manajemen, upaya digitalisasi proses layanana, upaya ekspansi pasar, upaya meningkatkan kepuasan pelanggan, serta upaya menggali sumber-sumber pendapatan baru.
4) Program smart hospital yang diawali dengan digitalisasi proses.
B. STRATEGI BISNIS RS
RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso menerapkan strategi growth (pertumbuhan) dari sisi produk dengan mengembangkan produk layanan baru maupun dari sisi pengguna dengan melakukan ekspansi pasar. Strategi ini dapat dicapai melalui tiga fase pengembangan, sebagaimana tergambar melalui peraga berikut.
C. TUJUAN STRATEGIS
Tujuan Strategis RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah:
1. Menyediakan layanan ortopedi yang komprehensif dan terbaik sebagai pusat rujukan nasional di Indonesia, didukung tim klinis yang profesional dan berpengalaman dibidangnya;
2. Memberikan kesempatan pada tenaga medis, perawat dan tenaga profesional serta tenaga non kesehatan di RS untuk mengembangkan ilmu dan teknologi bidang kedokteran ortopedi;
3. Mengembangkan jejaring dengan lembaga pelayanan kesehatan dalam dan luar negeri untuk meningkatkan standar mutu pelayanan pada pasien, melakukan riset dan meningkatkan skill tenaga kesehatan;
4. Menyediakan layanan kesehatan berbasis teknologi yang mudah diakses oleh masyarakat pengguna (pasien dan keluarganya), para mitra strategis dan stakeholders kunci lainnya.
Sesuai dengan Road Map RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso tahun 2014 – 2029, sasaran yang harus dicapai pada tahun 2019 – 2024 adalah mencapai reputasi regional, pelayanan system robotic, dan riset menuju world class.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Rencana Strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menuangkan KPI dalam bentuk matriks yang memuat target per tahun selama periode Renstra tahun 2020 – 2024.
Tabel 5. KPI Rencana Strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta per tahun selama periode Renstra tahun 2020 – 2024
NO | IKU | TARGET | ||||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
1 | Persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN | 100% | 100% | 100% | 100% | 100% |
2 | Persentase pelayanan penyakit infeksi emerging | - | - | 100% | 100% | 100% |
3 | Ketercapaian program untuk re-branding RSO | 100% | 100% | 100% | 100% | 100% |
4 | Persentase produk layanan unggulan RSO | 100% | 100% | 100% | 100% | 100% |
5 | Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan | 100% | 100% | 100% | 100% | 100% |
6 | Jumlah Penelitian yang dipublikasikan | - | - | 10 | 11 | 12 |
7 | Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS | 100% | 100% | 100% | 100% | 100% |
8 | Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices | 100% | 100% | 100% | 100% | 100% |
9 | Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target | 80% | 82% | 84% | 86% | 88% |
10 | Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti | 80% | 82% | 84% | 86% | 88% |
11 | Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) | 53% | 60% | 70% | 85% | 100% |
12 | Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO | 100% | 100% | 100% | 100% | 100% |
13 | Ketercapaian persentase pasien non JKN | 28% | 29% | 30% | 31% | 32% |
14 | Indeks Kepuasan Masyarakat | 83% | 83% | 84% | 84% | 85% |
15 | Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) | 80% | 82% | 85% | 87% | 90% |
Dalam Rencana Strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2020 – 2024 ditetapkan sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama (KPI) dari berbagai perspektif, secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Indikator Kinerja Utama (KPI) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta di dalam Rencana Strategis Tahun 2020 – 2024
PERSPEKTIF | SASARAN STRATEGIS | INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) |
(1) | (2) | (3) |
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan | Terwujudnya program inovatif untuk meraih segmen pasar baru | 1 Persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN |
2 Persentase pelayanan penyakit infeksi emerging | ||
3 Ketercapaian program untuk rebranding RSO |
PERSPEKTIF | SASARAN STRATEGIS | INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) |
(1) | (2) | (3) |
Terwujudnya produk unggulan sebagai daya saing RS | 4 Persentase produk layanan unggulan RSO | |
Terwujudnya SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi (professional) sesuai dengan perkembangan dan teknologi | 5 Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan | |
6 Jumlah Penelitian yang dipublikasikan | ||
Perspektif Proses Bisnis | Terwujudnya digitalisasi proses pelayanan dan proses manajemen RS | 7 Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS |
8 Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices | ||
Terwujudnya proses pelayanan dan manajemen yang lebih efisien | 9 Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target | |
10 Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti | ||
Peningkatan akses dan mutu pelayanan rujukan terintegrasi | 11 Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) | |
Perspektif Pengguna | Terdapatnya segmen pasar baru (kerjasama perusahaan multi- nasional dan BUMN) | 12 Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO |
13 Ketercapaian persentase pasien non JKN | ||
Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan | 14 Indeks Kepuasan Masyarakat | |
Perspektif Keuangan | Terdapatnya sumber-sumber pendapatan baru | 15 Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) |
G. PERJANJIAN KINERJA
Guna mewujudkan visi dan misi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, manajemen bertanggung jawab mengarahkan dan memastikan langkah - langkah strategis baik di tingkat korporat maupun unit kerja agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, melalui Key Performance Indicator (KPI) atau indikator kinerja Rencana Strategis Bisnis (RSB).
Terdapat 15 indikator yang dikontrakkinerjakan dalam perjanjian kinerja antara Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan Direktur Utama RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2022. Selanjutnya indikator tersebut diturunkan menjadi KPI unit kerja sesuai dengan tupoksi unit kerja masing-masing. Kemudian indikator kinerja dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) sesuai dengan KPI yang dikontrakinerjakan antara unit kerja dengan Direksi.
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menetapkan indikator beserta target kinerja setiap tahunnya, merujuk pada Sasaran Strategis Rencana Strategi Bisnis (RSB) Tahun 2020-2024. Indikator tersebut dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik untuk memastikan bahwa pengukuran sesuai dengan tujuan ditetapkannya indikator dan sejalan dengan visi misi organisasi. Berikut ini adalah daftar indikator kinerja yang dikontrakkinerjakan antara Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta di tahun 2022:
Tabel 7. Perjanjian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022
No | Sasaran Program/Kegiatan | Indikator Kinerja | Target |
(1) | (2) | (3) | (4) |
1 | Terwujudnya program inovatif untuk meraih segmen pasar baru | 1 Persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN | 100 % |
2 Persentase pelayanan penyakit infeksi emerging | 100 % | ||
3 Ketercapaian program untuk rebranding RSO | 100 % | ||
2 | Terwujudnya produk unggulan sebagai daya saing RS | 4 Persentase produk layanan unggulan RSO | 100 % |
3 | Terwujudnya SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi (professional) sesuai dengan perkembangan dan teknologi | 5 Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan | 100 % |
6 Jumlah Penelitian yang dipublikasikan | 10 buah | ||
4 | Terwujudnya digitalisasi proses pelayanan dan proses manajemen RS | 7 Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS | 100 % |
8 Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices | 100 % | ||
5 | Terwujudnya proses pelayanan dan manajemen yang lebih efisien | 9 Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target | 84 % |
10 Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti | 84 % |
No | Sasaran Program/Kegiatan | Indikator Kinerja | Target |
(1) | (2) | (3) | (4) |
6 | Peningkatan akses dan mutu pelayanan rujukan terintegrasi | 11 Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) | 70 % |
7 | Terdapatnya segmen pasar baru (kerjasama perusahaan multi-nasional dan BUMN) | 12 Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO | 100 % |
13 Ketercapaian persentase pasien non JKN | 30 % | ||
8 | Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan | 14 Indeks Kepuasan Masyarakat | 84 % |
9 | Terdapatnya sumber-sumber pendapatan baru | 15 Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) | 85 % |
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan tingkat pencapaian kinerja pada periode waktu tertentu dengan target yang telah ditetapkan. Hal ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mampu mencapai target yang telah ditetapkan di tahun 2022 sesuai dengan roadmap pencapaian kinerja dalam Rencana Strategis Bisnis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta 2020 - 2024.
Penilaian kinerja tersebut dilakukan dengan melihat hasil capaian kinerja dibandingkan dengan target yang telah dikontrakkinerjakan antara Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan Direktur Utama RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Pengukuran kinerja dilakukan selama tahun berjalan dengan berpedoman pada kamus indikator yang sudah disahkan oleh Direksi.
Pengukuran kinerja tersebut memperoleh informasi capaian dari masing-masing Indikator Kinerja (KPI) yang kemudian dilakukan pengkajian terhadap kendala atau hambatan yang ditemui sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan upaya perbaikan dalam perencanaan program / kegiatan di masa yang akan datang.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen key performance indicator (KPI) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Adapun target dan realisasi capaian indikator kinerja Tahun 2022, sebagai berikut:
Tabel 8. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2021, 2022, Target Renstra dan Target Perjanjian Kinerja Tahun 2022
No | Sasaran Program/Kegiatan | Indikator Kinerja | Target RENSTRA | TARGET PK 2022 | CAPAIAN 2021 | CAPAIAN 2022 |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (6) | (7) |
1 | Terwujudnya program inovatif untuk meraih segmen pasar baru | 1 Persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN | 100 % | 100 % | 100 % | 100 % |
2 Persentase pelayanan penyakit infeksi emerging | 100 % | 100 % | *) | 100 % | ||
3 Ketercapaian program untuk rebranding RSO | 100 % | 100 % | 100 % | 100 % | ||
2 | Terwujudnya produk unggulan sebagai daya saing RS | 4 Persentase produk layanan unggulan RSO | 100 % | 100 % | 100 % | 100 % |
3 | Terwujudnya SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi (professional) sesuai dengan perkembangan dan teknologi | 5 Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan | 100 % | 100 % | 160 % | 100 % |
6 Jumlah Penelitian yang dipublikasikan | 12 buah | 10 buah | 13 buah | 13 buah | ||
4 | Terwujudnya digitalisasi proses pelayanan dan proses manajemen RS | 7 Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS | 100 % | 100 % | 84 % | 84.84 % |
8 Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices | 100 % | 100 % | 100 % | 100 % | ||
5 | Terwujudnya proses pelayanan dan manajemen yang lebih efisien | 9 Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target | 88 % | 84 % | 99.74 % | 99.99 % |
10 Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti | 88 % | 84 % | 100 % | 100 % |
No | Sasaran Program/Kegiatan | Indikator Kinerja | Target RENSTRA | TARGET PK 2022 | CAPAIAN 2021 | CAPAIAN 2022 |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (6) | (7) |
6 | Peningkatan akses dan mutu pelayanan rujukan terintegrasi | 11 Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) | 100 % | 70 % | 91.5 % | 88.84 % |
7 | Terdapatnya segmen pasar baru (kerjasama perusahaan multi-nasional dan BUMN) | 12 Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO | 100 % | 100 % | 200 % | 250 % |
13 Ketercapaian persentase pasien non JKN | 32 % | 30 % | 28.03 % | 25.24 % | ||
8 | Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan | 14 Indeks Kepuasan Masyarakat | 85 % | 84 % | 87.5 % | 89.38 % |
9 | Terdapatnya sumber-sumber pendapatan baru | 15 Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) | 90 % | 85 % | 88.26 | 91.02% |
*) belum masuk dalam Indikator Kinerja Utama RS
ANALISIS CAPAIAN INDIKATOR KINERJA BERDASARKAN SASARAN STRATEGIS
Rincian tingkat capaian kinerja masing- masing indikator sasaran tersebut diuraikan seperti di bawah ini.
1. Sasaran Strategis 1 yaitu: Terwujudnya program inovatif untuk meraih segmen pasar baru, memiliki 3 KPI yaitu :
KPI 1. Persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN
Persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN adalah capaian paket-paket pelayanan klinis baru dikembangkan RSO untuk menyasar segmen pasar pasien non - JKN 1 (satu) paket / tahun berupa: Return to Work, Paket Lutut Sehat dan Punggung Sehat, Paket Uji Fungsi, Dance Therapy, Pediatric Habilitasi dan Rehabilitasi dengan rumus perhitungan:
= | Capaian tahapan paket pelayanan klinis baru | x 100 % |
Seluruh tahapan yang direncanakan per tahun |
a. Capaian :
Persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN (Paket uji Fungsi) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2022 seperti tabel dibawah ini:
Tabel 9. Perhitungan persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN
SASARAN STRATEGIS | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISASI 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Terwujudnya program inovatif untuk meraih segmen pasar baru | Persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN (Paket uji Fungsi) dengan tahapan : | |||
1. Penyusunan Tim | v | v | 100 % | |
2. Penyusunan Program Kerja | v | v | 100 % | |
3. Penyusunan Regulasi | v | v | 100 % | |
4. Penyusunan Tarif | v | v | 100 % | |
5. Persiapan Sarpras | v | v | 100 % | |
6. Peningkatan kompetensi SDM (Medis dan Keperawatan) | v | v | 100 % | |
7. Peluncuran Program | v | v | 100 % | |
Rata – rata capaian | 100 % |
= | 7 tahapan | x | 100 % |
7 tahapan |
100 %
=
Grafik 2. Capaian KPI 1.Persentase Layanan Untuk Pangsa Pasar Non JKN
Persentase Layanan Untuk Pangsa Pasar Non JKN
200%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
0%
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan capaian persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Perbandingan capaian persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terwujudnya | Persentase | Return to | Paket Lutut | Paket Uji | Dance | Pediatric |
program inovatif | layanan untuk | Work | Sehat dan | Fungsi | Therapy | Habilitasi |
untuk meraih | pangsa pasar | (100 %) | Punggung | (100 %) | (100 %) | dan |
segmen pasar | non JKN | Sehat (100 | Rehabilitasi | |||
baru | %) | (100 %) |
b. Analisis Kendala / Hambatan
Pada tahun 2022 ini capaian persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN yang terwujud dalam program Paket Uji Fungsi terealisasi sebesar 100 %, namun pelaksanaannya pasien yang mengambil pemeriksaan paket ini belum begitu signifikan.
c. Langkah Strategis Perbaikan
Optimalisasi pemasaran program Paket Uji Fungsi.
d. Rekomendasi
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
KPI 2. Persentase pelayanan penyakit infeksi emerging
Tahapan kegiatan yang dilakukan untuk pelayanan pada pasien kasus ortopedi disertai penyakit menular melalui transmisi kontak atau droplet atau airborne (Emerging dan reemerging disease) melalui pengorganisasi dan langkah-langkah yang meliputi :
1. Kebijakan pelayanan Covid-19 di Internal RS
2. SK Tim penanggulangan Covid-19 di RS
3. Penerapan Protokol kesehatan dan rotasi tenaga kesehatan.
4. Tersedianya Xxxxxxx yang menunjang pelayanan covid-19 di RS, dengan bobot perhitungan sebagai berikut :
No | Variabel Keberhasilan | Bobot |
1 | 2 | 3 |
1 | Kebijakan Pelayanan Covid-19 di internal RS dan | 25 |
2 | SK Tim penanggulangan Covid-19 di RS | 25 |
3 | Penerapan Protokol kesehatan dan rotasi tenaga kesehatan. | 30 |
4 | Tersedianya Xxxxxxx yang menunjang pelayanan covid-19 di RS | 20 |
▪ 2021 (R. Tekanan negative di Ranap edelweise,Laboratorium PCR) | ||
▪ 2022 (Oksigen generator) |
No | Variabel Keberhasilan | Bobot |
1 | 2 | 3 |
▪ 2023 (Gas Central di Ranap Bougenville, R. Tekanan negatif di Ranap Anggrek II) | ||
▪ 2024 (Gas Central di Ranap Cempaka, R. Tekanan negative di R. Anggrek I |
dengan rumus perhitungan :
= | Jumlah program yang terlaksana | x 100 % |
program yang direncanakan selama satu tahun |
a. Capaian:
Tabel 11. Perhitungan persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN
SASARAN STRATEGIS | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISASI 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Terwujudnya program inovatif untuk meraih segmen pasar baru | Persentase pelayanan penyakit infeksi emerging dengan tahapan : | |||
1. Kebijakan Pelayanan Covid-19 di internal RS dan | v | v | 25 % | |
2. SK Tim penanggulangan Covid-19 di RS | v | v | 25 % | |
3. Penerapan Protokol kesehatan dan rotasi tenaga kesehatan. | v | v | 30 % | |
4. Tersedianya Xxxxxxx yang menunjang pelayanan covid-19 di RS | ||||
▪ 2021 (R. Tekanan negative di Ranap edelweise,Laboratorium PCR) | ||||
▪ 2022 (Oksigen generator) | v | v | 20 % | |
▪ 2023 (Gas Central di Ranap Bougenville, R. Tekanan negatif di Ranap Anggrek II) | ||||
▪ 2024 (Gas Central di X.xxxxx Xxxxxxx, R. Tekanan negative di R. Anggrek I | ||||
Rata – rata capaian | 100 % |
= | 4 tahapan | x | 100 % |
4 tahapan |
100 %
=
Grafik 3. Capaian KPI 2. Persentase Pelayanan Penyakit Infeksi Emerging
Persentase Pelayanan Penyakit Infeksi Emerging
150%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
50%
0%
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
b. Analisis Kendala / Hambatan
- Pada tahun ini capaian persentase pelayanan penyakit infeksi emerging
terealisasi sebesar 100 % telah terpenuhi target.
- Tidak ada kendala berarti.
c. Langkah Strategis Perbaikan
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
d. Rekomendasi
Mempersiapkan proses pembangunan ruang gas sentral di ruang perawatan.
KPI 3. Ketercapaian program untuk re-branding RSO
Ketercapaian program untuk re-branding RSO adalah program yang bertujuan untuk membentuk citra baru RSO sebagai RS yang menjadi pilihan bagi pasien Non - JKN dengan rumus perhitungan :
= | Jumlah program yang terlaksana | x 100 % |
program yang direncanakan selama satu tahun |
a. Capaian :
Program untuk re-branding RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2022 seperti tabel dibawah ini :
Tabel 12. Perhitungan capaian ketercapaian program untuk re-branding RSO
SASARAN STRATEGIS | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISASI 2022 | % | |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | |
Terwujudnya program inovatif untuk meraih segmen pasar baru | Ketercapaian program untuk re-branding RSO | ||||
1 | Produksi video layanan inovatif uji kapasitas fungsional | 100 % | 100 % | 100 % | |
2 | Produksi video layanan unggulan spine orthopedic | 100 % | 100 % | 100 % | |
3 | Produksi video layanan persubspesialis | 100 % | 100 % | 100 % | |
4 | Produksi video tutorial oleh tenaga profesional | 100 % | 100 % | 100 % | |
5 | Pengembangan Portofolio Uji kapasitas fungsional | 100 % | 100 % | 100 % | |
6 | Pengembangan Portofolio Layanan Unggulan Spine Orthopedic | 100 % | 100 % | 100 % | |
7 | Pengembangan Portofolio Layanan Unggulan Per Sub Spesialis | 100 % | 100 % | 100 % | |
Rata – rata capaian | 100 % |
= | 7 program | x | 100 % |
7 program |
100 %
=
Grafik 4. Capaian KPI 3. Persentase Ketercapaian program untuk re-branding RSO
Ketercapaian Program Untuk Re-branding RSO
200%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
0%
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan ketercapaian program untuk re-branding RSO dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terwujudnya program inovatif untuk meraih segmen pasar baru | Ketercapaian program untuk re- branding RSO | 100 % | 100 % | 100 % | 100 % | 100 % |
Tabel 13. Perbandingan capaian ketercapaian program untuk re-branding RSO
b. Analisis Kendala / Hambatan
Pada tahun 2022 ini ketercapaian program untuk re-branding RSO terealisasi sebesar 100 %, telah terpenuhi target.
c. Langkah Strategis Perbaikan
- Optimalisasi penggunaan media sosial sebagai tempat membentuk citra baru RSO sebagai RS yang menjadi pilihan bagi pasien non - JKN
d. Rekomendasi
- Memperbanyak produksi video layanan inovatif dan unggulan serta pengembangan Portofolio layanan unggulan.
2. Sasaran Strategis 2 yaitu: Terwujudnya produk unggulan sebagai daya saing RSO, Sasaran strategis ini memuat 1 (satu) indikator kinerja seperti berikut:
KPI 4. Persentase produk layanan unggulan RSO
Persentase produk layanan unggulan RSO adalah capaian produk unggulan yang menjadi andalan bagi RSO untuk menciptakan image atau brand bagi RS 1 (satu) unggulan per tahun berupa : Limb deformity correction, Lanjutan Sport medicine, Spine minimal invasive surgery, Rekonstruksi post arthroplasty (revisi THR-TKR), Hand and micro reconstruction, dengan rumus perhitungan :
= | Capaian tahapan produk unggulan | x 100 % |
Seluruh tahapan yang direncanakan per tahun |
a. Capaian :
Persentase produk layanan unggulan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2022 seperti tabel dibawah ini :
Tabel 14. Perhitungan Capaian persentase produk layanan unggulan RSO
SASARAN STRATEGIS | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISASI 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Terwujudnya produk unggulan sebagai daya saing RSO | Persentase layanan produk layanan unggulan RSO (Spine minimal invasive surgery) : | |||
1. Penyusunan Tim | v | v | 100 % | |
2. Penyusunan Program Kerja | v | v | 100 % | |
3. Penyusunan Regulasi | v | v | 100 % | |
4. Penyusunan Tarif | v | v | 100 % | |
5. Persiapan Sarpras | v | v | 100 % | |
6. Peningkatan kompetensi SDM (Medis dan Keperawatan) | v | v | 100 % | |
7. Peluncuran Program | v | v | 100 % | |
Rata – rata capaian | 100 % |
= | 7 tahap | x | 100 % |
7 tahap |
100 %
=
Grafik 5. Capaian KPI 4. Persentase produk layanan unggulan RSO
Persentase produk layanan unggulan RSO
150%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
50%
0%
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan capaian Persentase produk layanan unggulan RSO dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 15. Perbandingan Capaian persentase produk layanan unggulan RSO
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terwujudnya | Persentase | Limb | Lanjutan | Spine | Hand and | Rekonstruksi |
produk unggulan | produk | deformity | Sport | minimal | micro | post arthroplasty |
sebagai daya | layanan | correction | medicine | invasive | reconstructi | (revisi THR-TKR) |
saing RSO | unggulan | (100 %) | (100 %) | surgery | on | (100 %) |
RSO | (100 %) | (100 %) |
b. Analisis Kendala / Hambatan
Pada tahun 2022 ini persentase produk layanan unggulan RSO yaitu spine minimal invasive surgery telah terealisasi sebesar 100 %, telah terpenuhi target meski belum banyak pasien yang dilakukan tindakan minimal invasive.
c. Langkah Strategis Perbaikan
Optimalisasi pemasaran program spine minimal invasive surgery.
d. Rekomendasi
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
3. Sasaran Strategis 3 yaitu : Terdapatnya skill baru untuk menunjang layanan unggulan dan meningkatkan daya saing RS, memiliki 2 (dua) KPI yaitu :
KPI 5. Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan.
Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan adalah capaian persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan, Layanan unggulan yang dimaksud sesuai dengan IKU 3 yakni 1 (satu) unggulan per tahun.
Dengan rumus perhitungan :
= | Jumlah karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan | x 100 % |
seluruh karyawan yang ditargetkan mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan |
a. Capaian :
Tabel 16. Rincian persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan
SASARAN STRATEGIS | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISASI 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Terdapatnya skill baru untuk menunjang layanan unggulan dan meningkatkan daya saing RS | Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan Pelatihan Spine minimal invasive surgery): | |||
1. Dokter | 4 | 7 | 175 % | |
2. Perawat | 25 | 20 | 80 % | |
3. Tenaga Kesehatan Lain | 16 | 18 | 112.5 % | |
Rata – rata capaian | 45 | 45 | 100 % |
= | 45 orang | x | 100 % |
45 orang |
100 %
=
Grafik 6. Capaian KPI 5. Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan
200%
Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang
menunjang layanan unggulan
160%
100%
100%
100%
100%
100%
0%
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan capaian persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 17. Perbandingan capaian persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terdapatnya skill | Persentase | Pelatihan | Pelatihan | Pelatihan | Pelatihan | Pelatihan |
baru untuk | karyawan yang | Limb | Lanjutan | Spine minimal | Hand and | Spine |
menunjang | mendapatkan | deformity | Sport | invasive | micro | minimal |
layanan unggulan | pelatihan skill baru | correction | medicine | surgery) | reconstructi | invasive |
dan meningkatkan | yang menunjang | (105.1 %) | (160 %) | (100 %) | on 100 %) | surgery |
daya saing RS | layanan unggulan | (100 %) |
b. Analisis Kendala / Hambatan
Capaian karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan (Spine minimal invasive surgery) telah melampaui dari target yang ditetapkan.
Pada tahun 2022 ini sebanyak 45 karyawan yang ditargetkan (100 %) telah mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan (spine minimal invasive surgery)
c. Langkah Strategis Perbaikan
- Membuat perencanaan yang matang terkait pengembangan karyawan, seperti goals atau tujuan serta posisi apa saja yang diperlukan pelatihan.
d. Rekomendasi
- Membuat program pelatihan internal, ataupun mengundang pihak eksternal untuk memberikan pelatihan tambahan bagi karyawan.
- Melakukan assessment untuk mengetahui apakah program pengembangan SDM sudah berjalan baik dan lancar dengan standar penilaian untuk mengidentifikasi kinerja dari setiap karyawan.
KPI 6. Jumlah Penelitian yang dipublikasikan.
Jumlah Penelitian yang dipublikasikan adalah Jumlah publikasi ilmiah yang masuk jurnal nasional dan internasional, dengan rumus perhitungan :
= | Jumlah publikasi ilmiah yang masuk jurnal nasional dan internasional | x 100 % |
Jumlah publikasi ilmiah yang masuk jurnal nasional dan internasional yang direncanakan |
a. Capaian :
= | 13 penelitian | x | 100 % |
10 penelitian |
130 %
=
Grafik 7. Capaian KPI 6. Jumlah Penelitian yang dipublikasikan
Jumlah Penelitian yang dipublikasikan
20
12
9
13
12
10
13
0
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan capaian jumlah penelitian yang dipublikasikan dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 18. Perbandingan capaian Jumlah Penelitian yang dipublikasikan
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terdapatnya skill baru untuk | Jumlah | 5 buah | 13 buah | 13 buah | 11 buah | 12 buah |
menunjang layanan | Penelitian | |||||
unggulan dan meningkatkan | yang | |||||
daya saing RS | dipublikasikan |
Secara lebih terinci capaian penelitian yang dipublikasikan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sampai dengan tahun 2022 seperti tabel dibawah ini :
Tabel 19. Penelitian yang dipublikasikan Tahun 2022
NO | NAMA | JUDUL | PUBLIKASI / LINK |
1 | 2 | 3 | 4 |
1 | Xx.xx. Xxxxxxx Xxxxx, SpOT(K) | A One-year COVID-19 Pandemic Effect on the Orthopaedic Field in Indonesia: A Cross-sectional Multi-center Stud | xxxxx://xxx.xxx/00.0000/xx mjms.2021.6927 Januari 2022 |
2 | Xx.xx. Xxxxxxx Xxxxx, SpOT(K) | Cervical Fracture During COVID-19 Pandemic Era: A Case Series | xxxxx://xxx.xxx/00.0000/X AEM.S319748 Januari 2022 |
3 | Reka Yuniarta, X.Xxx,Ns dkk | Overview of Anxiety Deression and Stress for Nurses in The Covid Intensive Care Unit ( ICU ) at the Orthopaedic Hospital Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta | xxxxx://xxx.xxx/00.00000/X BINO.2022.v11i01.24 Februari 2022 |
NO | NAMA | JUDUL | PUBLIKASI / LINK |
4 | xx. Xxxxxxxx Xxxxxxx,XxXX(K) | The Evidence-based Effect of Platelet-rich Fibrin in Osteogenesis : A Systematic Review and Maet-analysis | xxxxx://xxx.xxx/00.0000/xx mjms.2022.8309 Februari 2022 |
5 | Xx.xx. Xxxxxxx Xxxxx, SpOT(K) | Emergency Departement Preparedness of Prof.Dr.R.Soeharso Orthopaedic Hospital against Coronavirus Disease-19 Pandemic Understanding the Challengers | xxxxx://xxx.xxx/00.0000/xx mjms.2022.6616 Maret 2022 |
6 | xx. Xxxx Xxxxxxx,SpOT(K) | Prosthetic joint infection of the hip and knee due to mycobacterium species : A systematic review | https:// xx.xxx.xxx/00.0000/xxx.x0 .i0.0000 Mei 2022 |
7 | xx. Xxxx Xxxxxxxxx, SpOT(K) | Prospect of Stem Cells as Promosing Therapy for Brachial Plexus Injury “ A System Review | xxxxx://xxx.xxx/00.0000/X CCAA.5363415 Juni 2022 |
8 | xx. Xxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxx,SpPD dkk | Management of Orthopaedic Patient With Covid-19, A Picture of Patient Safety Priority. | Juli 2022 |
9 | Xxxxxx Xxxxxxxxxx ,X.Xxx,Ns dkk | Pengaruh Pemberian Sefft ( Spiritual Emotional Freedom,Technique ) Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Covid-19 di Bangsal Isolasi Edelweis RS. Ortopedi | Juli 2022 |
10 | Xxxx Xxxxxxxxxxxxxx, X.Xxxx,X.Xxxx,Klin,Apt. | Analisis Efektifitas Biaya ( Cost Effectivaness Analysis ) Penggunaan Remdesivir Pada Pasien Covid-19 Gejala Berat di RS. Ortopedi Prof. Dr. R.Soeharso Surakarta Tahun 2021 | September 2022 |
11 | Xxxx Xxxxxxxxxxxxxx, X.Xxxx,X.Xxxx,Klin,Apt. | Xxxxxxx Xxxxx Perawatan ( Cost Analysis ) pada Pasien Covid-19 di RS. Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta. | September 2022 |
12 | xx. Xxxxxxxxxxx, XxXX(K) | An update of current therapeutic approach for invertebral disc degeneration : A review article | xxxxx://xxx.xxx/00.0000/x.x msu.2022.103619 Desember 2022 |
13 | xx. Xxxxxxxxxxx, XxXX(K) | Hypoxia Effect in Intervetebral Disc- Derived Stem Cells and Discus Secretomes : An in vitro Study | xxxxx://xxx.xxxxxxxxxx.x om Desember 2022 |
b. Analisis Kendala / Hambatan
- Pada tahun 2022 ini capaian jumlah penelitian yang dipublikasikan terealisasi 13 penelitian, bila dibandingkan target yang ditetapkan telah terpenuhi.
- Faktor – faktor penghambat peningkatan kemampuan pegawai dalam kegiatan penelitian yaitu fasilitas jurnal yang dimiliki masih terbatas, forum ilmiah masih dilaksanakan di tingkat institusi padahal pegawai RSO Prof. Dr.
R. Soeharso Surakarta berasal dari disiplin ilmu yang berbeda-beda.
c. Langkah Strategis Perbaikan
- RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta fokus pada upaya meningkatkan jumlah publikasi pada jurnal bereputasi nasional dan internasional
- Faktor pendukung strategi peningkatan kemampuan pegawai dalam kegiatan penelitian yaitu terdapat alokasi dana untuk pelaksanaan penelitian dan serta penambahan fasilitas publikasi;
- Mendorong kepada seluruh pegawai untuk melaksanakan penelitian serta aktif dalam mengikuti forum ilmiah.
d. Rekomendasi
- Percepatan publikasi hasil penelitian yang dituangkan dalam bentuk rencana induk penelitian.
- Mengalokasikan pagu anggaran untuk pelaksanaan penelitian dan serta penambahan fasilitas publikasi jurnal ber-ISBN;
- Adanya penghargaan kepada pegawai yang berprestasi dalam menghasilkan penelitian serta keaktifan pegawai dalam mengikuti forum ilmiah.
4. Sasaran Strategis 4 yaitu : Terwujudnya digitalisasi proses pelayanan dan proses manajemen RS, memiliki 2 KPI yaitu :
KPI 7. Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS.
Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS adalah unit-unit pelayanan dan unit-unit pendukung pelayanan di RSO yang sudah menerapkan sistem informasi yang terkomputerisasi dan sistemnya terhubung dengan SIM RS, dengan rumus perhitungan :
= | Total persentase aplikasi konektivitas antar unit yang dibuat | x 100 % |
Total persentase aplikasi konektivitas antar unit yang direncanakan |
a. Capaian :
Capaian persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2022 seperti tabel dibawah ini:
Tabel 20. Perhitungan persentase persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS
NO | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISAS I 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS | ||||
1 | RME Ranap | |||
a | Modul Asuhan Keperawatan | 100 | 100 | 100% |
b | Modul Penunjang Lainnya (Askep Gizi, Penunjang Rehab, Farmasi) | 100 | 100 | 100% |
c | Integrasi Modul | 100 | 100 | 100% |
d | Penambahan Fitur EWS (Early Warning System) | 100 | 0 | 0% |
2 | RME IGD | |||
a | Pengembangan Modul Asuhan Keperawatan | 100 | 100 | 100% |
3 | Back Office | |||
a | Modul Inventory Logistik | 100 | 100 | 100% |
b | Modul Transaksi Diklit | 100 | 100 | 100% |
NO | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISAS I 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
c | Modul Pengelolaan Keuangan (CPA, RKAKL, Realisasi) | 100 | 100 | 100% |
d | Modul E - Kinerja | 25 | 25 | 100% |
Rata – rata capaian | 84.84 % |
= | 700 % | x | 100 % |
825 % |
84.84 %
=
Grafik 8. Capaian KPI 7. Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki
konektivitas melalui SIM RS
Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki
konektivitas melalui SIM RS
150%
100%
50%
0%
100%
100%
84,0%
100%
100%
84,8%
2021 2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan capaian persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 21. Perbandingan capaian persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terwujudnya | Persentase unit layanan | 82 % | 84 % | 84.84 % | 100 % | 100 % |
digitalisasi proses | dan unit pendukung yang | |||||
pelayanan dan proses | sudah memiliki konektivitas | |||||
manajemen RS | melalui SIM RS |
b. Analisis Kendala / Hambatan
Pada tahun 2022 ini capaian persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS terealisasi sebesar 84.84 %, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan belum terpenuhi.
Penambahan Fitur EWS tidak tercapai di tahun 2022 dikarenakan mengerjakan Integrasi Satu Sehat yang merupakan Program dari Kementerian Kesehatan.
c. Langkah Strategis Perbaikan
Penambahan Fitur Early Warning System (EWS) akan masuk Program Kerja Instalasi SIRS yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2023.
d. Rekomendasi
- Optimalisasi pengelolaan data dan informasi di rumah sakit yang lebih baik melalui sumber daya yang terdiri atas software, hardware, networking, SOP (Standard Operating Procedure), komitmen serta sumber daya manusia;
- Perwujudan digitalisasi proses pelayanan dan proses manajemen RS difokuskan pada proses bisnis utama (core bussines), standar mutu pelayanan, keselamatan pasien serta akuntabilitas kinerja seperti Akreditasi Rumah Sakit, WBK – WBBM serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) RS serta program dari stakeholder antara lain Kemeterian Kesehatan, Kementerian keuangan, BPJS Kesehatan yang menuntut kesiapan pihak Rumah Sakit dalam penyelenggaraan SIMRS.
KPI 8. Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices.
Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices adalah aplikasi elektronik yang dikembangkan berbasis android, maupun sistem operasi lainnya yang dipasang pada berbagai perangkat keras bergerak (misalnya telepon genggam) yang bertujuan untuk memudahkan pengguna (manajerial, pasien / pengguna, klinisi serta pegawai) dalam mengakses pelayanan dan kepentingan manajerial, dengan rumus perhitungan :
= | Total persentase aplikasi dihasilkan yang bisa diakses melalui mobile communication devices per tahun | x 100 % |
Total persentase aplikasi yang direncanakan |
a. Capaian :
Persentase ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2022 seperti tabel dibawah ini :
Tabel 22. Perhitungan capaian ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui
mobile communication devices
NO | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISASI 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices | ||||
1 | Informasi Tindakan | |||
a | Pengembangan Integrasi Modul (Modul Informasi Pelayanan) | 100 % | 100 % | 100 % |
Rata – rata capaian | 100 % |
= | 100 % | x | 100 % |
100 % |
100 %
=
Grafik 9. Capaian KPI 8. Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui
mobile communication devices
Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile
communication devices
200%
100%
100%
100,0%
100% 100%
100,0%
0%
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan capaian persentase Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices dengan Renstra serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut sebagai berikut :
Tabel 23. Perbandingan capaian ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui
mobile communication devices
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terwujudnya | Ketercapaian pembuatan | 100 % | 100 % | 100 % | 100 % | 100 % |
digitalisasi proses | aplikasi yang bisa diakses | |||||
pelayanan dan proses | melalui mobile | |||||
manajemen RS | communication devices |
b. Analisis Kendala / Hambatan
Nihil.
c. Langkah Strategis Perbaikan
Monitoring dan evaluasi modul atau aplikasi.
d. Rekomendasi
Penyempurnaan serta pengembangan modul atau aplikasi yang terdapat dalam SIM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
5. Sasaran Strategis 5 yaitu : Terwujudnya proses pelayanan dan manajemen yang lebih efisien memiliki 2 KPI yaitu :
KPI 9. Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS.
Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS adalah sesuai dengan definisi mengenai rerata waktu tunggu menggunakan definisi yang terdapat dalam SPM RS serta Perdirjen 24/PB/2018 dengan rumus perhitungan :
= | Persentase rerata waktu tunggu kurang dari target yang dipersyaratkan |
jumlah unit layanan yang ditunjuk |
Terkait dengan Sasaran Strategis pada Perspektif Proses Bisnis, yaitu Terwujudnya proses pelayanan dan manajemen yang lebih efisien, salah satu IKU- nya adalah persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target. Indikator ini berlaku untuk beberapa unit pelayanan yang ditunjuk, yaitu:
1 Waktu tunggu rawat jalan : 60 menit
2 Waktu tanggap pasien IGD : 5 menit
3 Waktu tunggu operasi urgent (cito) : 24 jam
4 Waktu tunggu pasien elektif : 48 jam
5 Response time pasien pulang/keluar dari ruangan rawat inap setelah mendapat perintah pulang DPJP
: 3 jam
6 Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax : 3 jam
7 Waktu tunggu jasil pemeriksaan laboratorium : 100 menit
8 Waktu tunggu laboratorium cito IGD : 60 menit
9 Waktu tunggu obat jadi : 30 menit
10 Waktu tunggu obat racikan : 60 menit
11 Waktu penyediaan dokumen rekam medis pasien lama pelayanan rawat jalan
: 25 menit
a. Capaian :
Capaian persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2022 seperti tabel dibawah ini :
Tabel 24. Perhitungan persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS
SASARAN STRATEGIS | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISASI 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Terwujudnya proses pelayanan dan manajemen yang lebih efisien | Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS | |||
1. Waktu tunggu rawat jalan | 60 menit | 53,96 menit | 100 % | |
2. Waktu tanggap pasien IGD | 5 menit | 4.04 menit | 100 % | |
3. Waktu tunggu operasi urgent (cito) | 24 jam | 24 jam | 100 % | |
4. Waktu tunggu pasien elektif | 48 jam | 43.17 jam | 100 % | |
5. Response time pasien pulang / keluar dari ruangan rawat inap setelah mendapat perintah pulang DPJP | 3 jam | 2 jam 45 menit | 100 % | |
6. Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax | 3 jam | 1.49 jam | 100 % | |
7. Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium | 100 menit | 36.32 menit | 100 % | |
8. Waktu tunggu laboratorium cito IGD | 60 menit | 60.8 menit | 99.96 % | |
9. Waktu tunggu obat jadi | 30 menit | 6.98 menit | 100 % | |
10. Waktu tunggu obat racikan | 60 menit | 21.60 menit | 100 % |
SASARAN STRATEGIS | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISASI 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
11. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pasien lama pelayanan rawat jalan | 25 menit | *) | *) Na | |
Total persentase | 999.96 % | |||
Rata – rata capaian 10 unit layanan | 99.99 % |
*) sudah menggunakan E – MR
= | 999.96 % |
10 |
99.99 %
=
Grafik 10. Capaian KPI 9. Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS
Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari
target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS
200%
88%
100%
82%
99,7%
88%
84%
99,9%
0%
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan capaian persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 25. Perbandingan capaian persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target, pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terwujudnya | Persentase unit layanan dengan | 100 % | 99.7 % | 99.99 % | 86% | 88% |
proses pelayanan | rerata waktu tunggu pelayanan | |||||
dan manajemen | kurang dari target, pada unit-unit | |||||
yang lebih efisien | layanan tertentu sesuai SPM RS |
b. Analisis Kendala / Hambatan
Pada tahun 2022 ini capaian persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target pada unit-unit layanan tertentu sesuai SPM RS terealisasi sebesar 99.99 %, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan telah melampaui.
Dari 10 (sepuluh) unit layanan yang dinilai, hanya 1 (satu) layanan yang belum mencapai target yaitu Waktu tunggu laboratorium cito IGD, hal ini dikarenakan
penginputan work order dari IGD ke Laboratorium masih ada yang terlambat, namun seiring monitoring dan evaluasi telah dilakukan sosialisasi kepada petugas untuk percepatan proses penginputan sehingga dapat memperpendek waktu tunggu.
c. Langkah Strategis Perbaikan
- RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah fokus pada digitalisasi pelayanan kesehatan, yaitu transformasi di bidang kesehatan, yang membantu pihak rumah sakit dalam memberikan pelayanan secara maksimal, mulai dari mempersingkat waktu tunggu pasien ketika melakukan pendaftaran di rumah sakit, hingga mempermudah jangkauan layanan kesehatan pasien di manapun berada, tidak perlu lagi menginput data berulangkali. membuat pasien bisa langsung mendapatkan hasil pemeriksaannya;
- Disamping telah menerapkan RME (Rekam Medik Elektronik), perwujudan transformasi layanan lainnya di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah dengan meluncurkan layanan APM (Anjungan Pendaftaran Mandiri) merupakan aplikasi berbasis web local yang dapat diakses melalui aplikasi SIMRS yang bertujuan untuk memudahkan pasien BPJS Kesehatan yang berkunjung secara lebih cepat, mudah, akurat dan efisien.
d. Rekomendasi
- Monitoring dan evaluasi kepada setiap unit layanan terkait waktu tunggu pelayanan. Hal ini bertujuan untuk memberikan layanan yang lebih cepat, mudah, akurat dan efisien kepada setiap pengunjung yang datang.
KPI 10. Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti adalah kecepatan rumah sakit dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah), tinggi (kuning), rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time complain tersebut sesuai dengan kategorisasi/grading/dampak risiko.
Warna Merah : cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem/kelangsungan organisasi, poptensi kerugian material dll.
Warna Kuning : cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian in material, dll.
Warna Hijau : tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun immaterial. Kriteria Penilaian :
1. Melihat data rekapitulasi komplain yang dikategorikan merah, kuning, hijau
2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap kategori yang dilakukan dalam kurun waktu sesuai standar
3. Membuat persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti terhadap seluruh komplain disetiap kategori
a. Komplain kategori merah (KKM) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 1 x 24 jam
b. Komplain kategori kuning (KKK) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 3 hari
c. Komplain kategori hijau (KKH) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 7 hari, dengan rumus perhitungan :
= | KKM + KKK + KKH (%) |
3 |
Capaian :
= | (0/0 x 100% + 1/1 x 100% + 61/61 x 100%) |
3 |
= | (100% + 100% + 100%) |
3 |
100%
=
Pada tahun 2022 ini seluruh keluhan pelanggan (62 keluhan) telah ditindaklanjuti (100 %), bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan serta standar nasional telah terpenuhi.
Grafik 11. Capaian KPI 10. Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
Persentase Keluhan Pelanggan Yang Ditindaklanjuti
150
100
88
82
100
88
84
100
50
0
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan capaian persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 26. Perbandingan capaian persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terwujudnya proses pelayanan dan manajemen yang lebih efisien | Persentase keluhan pelanggan | 100 % | 100% | 100% | 86% | 88% |
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor : HK.02.02/I/1828/2019 Tentang Pedoman Teknis Penilaian Indikator Kinerja Individu (IKI) Direktur Utama RS Umum / Khusus dan Kepala Balai di Lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan nilai standar untuk indikator persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti sebesar > 75 %.
Tabel 27. Perbandingan capaian persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti dengan standar nasional
KPI | KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) | SAT | STANDAR NASIONAL | REALISASI 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 |
10 | Persentase keluhan pelanggan | % | > 75 | 100 | 133.3 |
b. Analisis Kendala / Hambatan
Ketersediaan layanan aduan telah tersedia di semua unit layanan seperti : tersedianya kotak saran di titik pelayanan, melalui nomer Whats Up (08233515999) serta melalui website pada xxxxx://x-xxxxxxxx.xxx.xx.xx
c. Langkah Strategis Perbaikan
Rumah sakit perlu melakukan sosialisasi kepada pelanggan internal rumah sakit tentang ketersediaan layanan komplain, menempatkan staf khusus yang memiliki kompetensi dalam menangani komplain, membuat sistem pencatatan keluhan pelanggan yang teritegrasi dan mudah diakses oleh semua staf rumah sakit dan mempercepat realisasi inovasi perbaikan layanan yang direncanakan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
d. Rekomendasi
- Memperbaiki sistem penanganan pengaduan publik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga seluruh pengaduan dapat diatasi dengan cepat dan transparan;
- Memberikan informasi secara jelas kepada publik tentang persyaratan pelayanan publik yang harus dipenuhi dengan menambah jumlah wahana informasi dan menempatkannya ditempat yang dapat dengan mudah dilihat sehingga informasinya dapat dibaca jelas oleh publik.
6. Sasaran Strategis 6 yaitu : Peningkatan akses dan mutu pelayanan rujukan terintegrasi memiliki 1 KPI yaitu :
KPI 11. Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE)
Sistem informasi yang dimanfaatkan sebagai media komunikasi dan menghubungkan data pasien antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan baik dari yang tingkatnya lebih rendah ke tingkat lebih tinggi maupun tingkat setara (rujukan vertical maupun horizontal) dalam rangka mempercepat proses rujukan dan memastikan pasien dapat dirawat sesuai dengan kapasitas Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menjadi tujuan rujukan.
dengan rumus perhitungan :
= | Jumlah kasus yang memiliki respon kurang dari 1 jam | x | 100 % |
Jumlah total kasus yang ditindak lanjuti |
a. Capaian :
= | 597 | x | 100 % |
672 |
88.84 %
=
Capaian diatas telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 70 % pada tahun ini (130.4 %) seperti pada grafik dibawah ini :
Grafik 12. Capaian KPI 11. Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE)
Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal
(SISRUTE)
150%
100%
50%
0%
100%
92%
100%
89%
60%
70%
2021 2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Rincian capaian persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) tahun 2022 adalah sebagai berikut :
Tabel 28. Rincian Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE)
NO | BULAN | JML PASIEN | Respon Sisrute < 1 jam | KET |
1 | 2 | 3 | 4 | 6 |
1 | Januari | 70 | 68 | |
2 | Februari | 35 | 33 | |
3 | Maret | n/a | n/a | maintenance system |
4 | April | 3 | 2 | |
5 | Mei | 45 | 39 | |
6 | Juni | 42 | 36 |
NO | BULAN | JML PASIEN | Respon Sisrute < 1 jam | KET |
1 | 2 | 3 | 4 | 6 |
7 | Juli | 60 | 50 | |
8 | Agustus | 90 | 80 | |
9 | September | 63 | 60 | |
10 | Oktober | 86 | 78 | |
11 | November | 82 | 69 | |
12 | Desember | 96 | 82 | |
Total | 672 | 597 |
CAPAIAN RESPON SISRUTE (%)
TAHUN 2022
150
100
50
0
97,14
94,29
86,67 85,71
66,67
88,89
83,33
95,24
90,1
84,14
85,41
n/a
XXX XXX MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
Perbandingan capaian Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di
RS UPT Vertikal (SISRUTE) dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 29. Perbandingan Capaian Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) dengan Renstra
SASARAN STRATEGIS | IKU | CAPAIAN | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Peningkatan akses | Persentase pelaksanaan | *) | 91.5 % | 88.84 % | 85% | 100% |
dan mutu | Sistem Rujukan | |||||
pelayanan rujukan | Terintegrasi di RS UPT | |||||
terintegrasi | Vertikal (SISRUTE) |
*) belum masuk dalam indikator kinerja yang ditargetkan.
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor : HK.02.02/I/0601/2021 Tentang Kewajiban Penyampaian Evaluasi Pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) Di Rumah Sakit UPT Vertikal Ditjen Pelayanan Kesehatan, Target Capaian Persentase Pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) tahun 2022 sebesar 70
%.
Tabel 30. Perbandingan Capaian Persentase Pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) Dengan Standar Nasional
KPI | KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) | SAT | STANDAR NASIONAL | REALISASI 2022 | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 |
11 | Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) | % | 70 % | 88.84 % | 126.9 % |
b. Analisis Kendala / Hambatan
Di tahun 2022 dalam mengelola rujukan baik yang masuk maupun ke luar RS, memanfaatkan Aplikasi SISRUTE sehingga rujukan pasien dapat dimonitor dan evaluasi dan pasien mendapatkan penanganan yang tepat.
Meskipun terkadang ada kendala yang dihadapi seperti system yang bermasalah, SDM yang belum optimal memberi respon untuk triage pra hospital serta komputer yang belum compatible dengan update SISRUTE.
c. Langkah Strategis Perbaikan
- Upaya tindak lanjut yang dilakukan adalah dengan back up Emergency Call bila sistem bermasalah;
- Ikut dalam WA group rujukan Soloraya;
- Dokter umum jaga bertugas merespon SISRUTE sesuai respon time dan monitoring update system dengan SIRS.
d. Rekomendasi
- SDM yang memberi respon perlu dilatih untuk triage pra hospital;
- Komputer yang tersedia perlu di upgrade agar compatible dengan update system SISRUTE.
7. Sasaran Strategis 7 yaitu : Terdapatnya segmen pasar baru (kerjasama perusahaan multi-nasional dan BUMN) memiliki 2 KPI yaitu:
KPI 12. Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO
Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO adalah banyaknya kerjasama baru maupun perpanjangan kerjasama lama dengan perusahaan multinasional - BUMN dan berbagai perusahaan besar lainnya untuk menjadi pengguna layanan RSO. dengan rumus perhitungan :
= | Banyaknya kerjasama baru | x 100 % |
Target jumlah MoU baru yang direncanakan yakni 2 (dua) MoU baru per tahun |
a. Capaian :
= | 5 MoU | x 100 % |
2 MoU |
250 %
=
Grafik 13. Capaian KPI 12. Ketercapaian Pembuatan Mou Dengan Perusahaan Multi- Nasional, BUMN dll Sebagai Pangsa Pasar Pengguna Layanan RSO
Ketercapaian Pembuatan Mou Dengan Perusahaan Multi-Nasional, BUMN dll
Sebagai Pangsa Pasar Pengguna Layanan RSO
300
250
200
200
100
0
100
100
100
100
2021 2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Secara lebih terinci ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO sampai dengan tahun 2022 seperti tabel dibawah ini.
Tabel 31. Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai
pangsa pasar pengguna layanan RSO
N O | NAMA INSTANSI | HAL | NO. KERJASAMA | MULAI | BERAKHIR | KET |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
1 | BPJS Ketenagakerj aan | PKS Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Bagi Peserta BPJS Ketenagakerjaan | - PER/20/122020 - HK.03.01/XXX.3.2.1 /8344/2020 | 1/1/2021 | 31/12/2022 | 2 Tahun |
2 | PT. BPJS Kesehatan Cabang Surakarta | PKS Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan | - 1033/KTR/VI- 06/1220 - HK.03.01/XXX.3.2.1 /8708/2020 | 1/1/2022 | 31/12/2022 | 1 Tahun |
3 | PT. Taspen (Persero) | Perawatan Peserta Program Jaminan Kecelakaan Kerja | - JAN-06/CU.03/2022 - HK.03.01/XXX.3/49 47/2022 | 1/5/2022 | 30/4/2024 | 2 tahun |
4 | PT. Jasa Raharja (Persero) Perwakilan Sukoharjo | Penanganan dan Penyelesaian Santunan Korban Kecelakaan Penumpang Angkutan Umum dan Lalu Lintas Jalan | - P/03/SP/2022 - HK.03.01/XXX.3/49 48/2022 | 1/6/2022 | 1/6/2027 | 5 tahun |
5 | PT. International Services Pasific Cross | PKS Pelayanan Kesehatan | - 925/ISPC/PKS/VII/2 022 - HK.03.01/XXX.3/55 01/2022 | 1/7/2022 | 1/7/2024 | 2 tahun |
Perbandingan ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 32. Perbandingan Capaian Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi- nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terdapatnya segmen pasar baru (kerjasama perusahaan multi-nasional dan BUMN) | Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO | 150% | 200% | 250% | 100% | 100% |
b. Analisis Kendala / Hambatan
- Pada tahun 2022 ini ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi- nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO telah terealisasi sebanyak 5 (lima) kerjasama (tercapai 250 %), bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan telah terpenuhi;
- Permohonan penawaran kerjasama layanan kesehatan tidak direspon dalam waktu cepat oleh calon mitra.
c. Langkah Strategis Perbaikan
Follow up secara aktif.
d. Rekomendasi
- Mengidentifikasi mitra potensial dengan cara melakukan pemetaan mitra mana saja yang potensial untuk diajak bekerjasama.
- Menentukan perencanaan kemitraan dengan melakukan identifikasi semua mitra.
KPI 13. Ketercapaian persentase pasien non JKN
Ketercapaian persentase pasien non JKN adalah Pasien dengan cara bayar selain JKN (umum, dan penjamin lainnya) dengan rumus perhitungan :
= | Jumlah pasien dengan cara bayar non JKN | x 100 % |
seluruh jumlah pasien |
a. Capaian :
Tabel 33. Rincian ketercapaian pasien non JKN RSO
NO | KLASIFIKASI PASIEN | JUMLAH |
1 | 2 | 3 |
1 | Pasien non JKN : | |
a. Pasien umum | 19.133 | |
b. Pasien IKS | 4.576 | |
Jumlah pasien non JKN | 23.709 | |
2 | Pasien JKN : | |
a. Pasien JKN NON PBI | 51.933 | |
b. Pasien JKN PBI | 18.004 | |
c. Pasien Fasilitas | 306 | |
Jumlah pasien JKN : | 70.243 | |
Jumlah total pasien | 93.952 |
= | Jumlah pasien dengan cara bayar non JKN | x | 100 % |
seluruh jumlah pasien |
= | 23.709 | x | 100 % |
93.952 |
25.24%
=
Grafik 14. Capaian KPI 13. Ketercapaian persentase pasien non JKN
Ketercapaian persentase pasien non JKN
50
32
29
28,03
32
30
25,24
0
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan ketercapaian persentase pasien non JKN dengan target Renstra serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 34. Perbandingan Ketercapaian persentase pasien non JKN
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terdapatnya segmen pasar baru (kerjasama perusahaan multi-nasional dan BUMN) | Ketercapaian persentase pasien non JKN | 28,49 % | 28,03 % | 25.24 % | 31 % | 32 % |
b. Analisis Kendala / Hambatan
Pada tahun 2022 ini ketercapaian persentase pasien non JKN terealisasi sebesar
25.24 %, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan capaian ini belum terpenuhi.
Hal ini dikarenakan pasien non JKN tidak mendapatkan pelayanan yang berbeda dengan pasien JKN.
c. Langkah Strategis Perbaikan
Perluasan cara bayar non JKN terutama untuk pasien – pasien eksekutif (pelayanan terpisah dengan pasien JKN).
d. Rekomendasi
- Memperbanyak kerjasama dengan perusahaan asuransi kesehatan;
- Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen atau pasien yang datang; Senyum, bersikap ramah, dapat menjawab pertanyaan, dan melayani sepenuh hati;
- Menyediakan berbagai fitur untuk memudahkan pasien;
- Menawarkan kepuasan pelanggan yang lebih baik. Untuk mencapai kepuasan pelanggan, dibutuhkan kehati-hatian yang tinggi di semua tahap layanan: sebelum, selama, dan setelah perawatan;
- Kembangkan suasana positif antara staf (dokter, perawat, penunjang medis, administrasi, satpam, cleaning service) dan pasien, selama perawatan.
8. Sasaran Strategis 8 yaitu : Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan
memiliki 1 KPI yaitu :
KPI 14. Indeks Kepuasan Masyarakat
1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan.
3. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran secara komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan kepada pasien.
4. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam penyelenggaraan Pelayanan sebagai variabel penyusunan survei kepuasan untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.
5. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini meliputi :
a) Persyaratan.
b) Sistem, mekanisme dan prosedur.
c) Waktu Penyelesaian.
d) Biaya / Tarif.
e) Produk Spesilikasi Jenis Pelayanan.
f) Kompetensi Pelaksana.
g) Perilaku Pelaksana.
h) Penanganan Pengaduan, Saran Xxx Xxxxxan.
i) Sarana dan prasarana.
6. Acuan yang dipakai adalah Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik atau yang terbaru, dengan rumus perhitungan :
= | Jumlah nilai survey unit layanan yang ditunjuk | x | 100 % |
Jumlah unit layanan yang ditunjuk |
Tahapan kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2022 terdeskripsikan pada gambar berikut :
PERSIAPAN
• Rapat rencana pelaksanaan survei
dan offline
XXXXXXXXXX & ANALISA DATA
PENGUMPULAN DATA
• Mendistribusikan survei secara online
• Input data dan pengolahan data menjadi hasil SKM
PENYUSUNAN LAPORAN
• Penyusunan Laporan SKM Tahun 2022
a. Capaian :
Tabel 35. Rincian Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2022
NO | INDIKATOR KINERJA | TARGET 2022 | REALISASI TW I 2022 | REALISASI TW II 2022 | REALISASI TW III 2022 | REALISASI TW IV 2022 |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
1 | Instalasi Rawat Jalan | 84 | 87.14 | 87.69 | 88.52 | 88.71 |
2 | Instalasi Rawat Inap | |||||
a. Dahlia | 84 | 88.80 | 88.89 | 89.36 | 89.45 | |
b. Bougenville | 84 | 87.41 | 87.78 | 88.06 | 88.52 | |
c. Cempaka | 84 | 88.62 | 88.99 | 89.17 | 89.26 | |
d. Anggrek I | 84 | 88.89 | 88.99 | 89.36 | 89.45 | |
e. Anggrek II | 84 | 87.97 | 88.06 | 88.99 | 89.17 | |
3 | IGD | 84 | 87.51 | 87.88 | 88.15 | 88.25 |
4 | Inst. Rehab Medik | 84 | 86.77 | 86.95 | 87.41 | 87.51 |
5 | Inst. Radiologi | 84 | 89.17 | 89.26 | 89.45 | 89.54 |
6 | Inst. Laboratorium | 84 | 87.04 | 87.69 | 88.25 | 88.34 |
7 | Inst. Farmasi | 84 | 89.82 | 89.91 | 90.00 | 90.19 |
8 | Inst. Rawat Intensif (ICU) | 84 | 93.83 | 94.00 | 94.18 | 94.21 |
Rata – rata capaian | 84 | 88.58 | 88.58 | 89.24 | 89.38 |
= | 1.072,60 | x | 100 % |
12 |
89.38 %
=
Pada tahun 2022 ini capaian Indeks Kepuasan Masyarakat terealisasi sebesar 89,38 %, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan telah terpenuhi seperti pada grafik dibawah ini :
Grafik 15. Capaian KPI 14. Indeks Kepuasan Masyarakat
Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat
100
85
83
87,50
85
84
89,38
0
2021
2022
TARGET RSB TARGET CAPAIAN
Perbandingan capaian Indeks Kepuasan Masyarakat dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 36. Perbandingan Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Renstra
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan | Indeks Kepuasan Masyarakat | 86.57 % | 87.5 % | 89.38% | 84 % | 85 % |
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan sebagai berikut :
Tabel 37. Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan
NILAI PERSEPSI | NILAI INTERVAL (NI) | NILAI INTERVAL KONVERSI (NIK) | MUTU PELAYANAN | KINERJA UNIT PELAYANAN |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
1 | 1.00 – 2.5996 | 25.00 – 64.99 | D | Tidak baik |
2 | 2.60 – 3.064 | 65.00 – 76.60 | C | Kurang baik |
3 | 3.0644 – 3.532 | 76.61 – 88.30 | B | Baik |
4 | 3.5324 – 4.00 | 88.31 – 100.00 | A | Sangat baik |
Tabel 38. Perbandingan Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat dengan Standar Nasional
KPI | Key Performance Indicator (KPI) | Sat | REALISASI 2022 | MUTU PELAYANAN | KRITERIA |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 |
14 | Indeks Kepuasan Masyarakat | % | 89,38 | A | Sangat Baik |
b. Analisis Kendala / Hambatan
- Melihat data tabel diatas dimana unit pelayanan yang telah dilakukan penelitian terkait kepuasan pelanggan pada tahun ini mendapat hasil rata – rata sebesar 89,38 dengan predikat A (Sangat Baik).
- Dengan hasil tersebut di atas maka diharapkan manajemen dapat melihat sampai sejauh mana tingkat kepercayaan pasien terhadap unit – unit pelayanan sehingga langkah perbaikan serta peningkatan kualitas pelayanan yang bermuara pada kepuasan pelanggan.
- Persepsi responden terhadap pertanyaan dikuesioner beragam.
c. Langkah Strategis Perbaikan
Petugas survey IKM aktif ke ruangan untuk mendampingi responden dan mengumpulkan kuesioner.
d. Rekomendasi
- Perlu upaya untuk mempertahankan kualitas pelayanan yang sudah baik dengan melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan secara konsisten
terutama mempertahankan kualitas sarana prasarana dan prosedur, sistem dan mekanisme pelayanan publik;
- Memberikan pendidikan dan pelatihan yang bisa memperbaiki perilaku petugas, sehingga dengan adanya pendidikan dan pelatihan tersebut diharapkan petugas dapat lebih memperbaiki sikap dan perilaku terhadap pengunjung rumah sakit;
- Memperbaiki sistem penanganan pengaduan publik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga seluruh pengaduan dapat diatasi dengan cepat dan transparan;
- Memberikan informasi secara jelas kepada publik tentang persyaratan pelayanan publik yang harus dipenuhi dengan menambah jumlah sarana informasi dan menempatkannya ditempat yang dapat dengan mudah dilihat sehingga informasinya dapat dibaca jelas oleh publik.
9. Sasaran Strategis 9 yaitu : Terdapatnya sumber-sumber pendapatan baru
memiliki 1 KPI yaitu :
KPI 15. Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB)
Pendapatan BLU merupakan PNBP BLU yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN. Biaya operasional merupakan seluruh biaya langsung yang terkait dengan pelayanan kepada masyarakat meliputi biaya pegawai, biaya bahan, biaya jasa layanan, biaya pemeliharaan, biaya daya dan jasa, dan biaya langsung lainnya yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Satker BLU, baik yang sumber dananya berasal dari Rupiah Murni APBN maupun pendapatan operasional Satker BLU. Rasio yang dimaksud sesuai dengan indikator Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) di Kepdirjen Yankes No. HK.02.03/I/2630/2016 dengan rumus perhitungan :
= | Pendapatan PNBP | x | 100 % |
Biaya Operasional |
a. Capaian :
Per 31 Desember 2022, pendapatan PNBP RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tercapai sebesar Rp. 197.560.908.878,00 dengan biaya operasional sebesar Rp. 217.040.818.506,00 sehingga rasio pendapatan PNBP terhadap biaya operasional sebagaimana pada tabel di bawah ini:
Tabel 39. Rasio Pendapatan PNBP Terhadap Biaya Operasional Tahun 2022
PB = | Pendapatan BLU Biaya Operasional | x | 100 % |
PB = | 197.560.908.878 217.040.818.506 | x | 100 % | = 91.02 % |
Capaian diatas telah melampaui dari target yang ditetapkan sebesar 85 % (107.08 %) seperti pada grafik dibawah ini :
200%
100%
0%
Grafik 16. Capaian KPI 15. Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB)
Capaian Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) | ||||
90% | 82% | 88,26% | 90% | 85% 91.02% |
2021 | 2022 | |||
TARGET RSB TARGET CAPAIAN |
Perbandingan capaian Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) dengan target jangka menengah (Renstra) serta capaian beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 40. Perbandingan Capaian Pobo Dengan Renstra
SASARAN STRATEGIS | IKU | REALISASI | TARGET | |||
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Terdapatnya sumber-sumber pendapatan baru | Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) | 93.63 % | 88.26 % | 91.02% | 87% | 90% |
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor : HK.02.02/I/1828/2019 Tentang Pedoman Teknis Penilaian Indikator Kinerja Individu (IKI) Direktur Utama RS Umum / Khusus dan Kepala Balai di Lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan nilai standar untuk indikator Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) sebesar 65 %.
Tabel 41. Perbandingan Capaian Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB)
Dengan Standar Nasional
KPI | Key Performance Indicator (KPI) | Sat | REALISASI 2022 | STANDAR NASIONAL | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 |
12 | Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) | % | 91.02 | 65 | 140.0 |
b. Analisis Kendala / Hambatan
Jika dibandingkan antara Pendapatan Operasional Semester II Tahun 2021 dengan Pendapatan Operasional Semester II Tahun 2022 Pendapatan Mengalami
Kenaikan, Semester II Tahun 2021 Rp191.503.909.141 dan Semester II Tahun 2022 Rp195.649.769.882. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pendapatan dari pelayanan pasien, kenaikan sewa dari penggunaan BMN sehingga menamba nilai pendapatan operasional.
Biaya Operasional mengalami penurunan, Jika dibandingkan biaya operasional Semester II Tahun 2021 dengan Biaya Operasional Semester II Tahun 2022, Biaya Operasional Semester II Tahun 2021 Rp. 242.292.625.015 dan Biaya Operasional Semester II Tahun 2022 Rp. 204.720.913.575.
c. Langkah Strategis Perbaikan
Manajemen akan lebih meningkatkan efisiensi Rumah Sakit sehingga biaya operasional bisa lebih ditekan lagi dan berusaha menyeimbangkan antara pendapatan dan belanja pada tiap bulannya.
d. Rekomendasi
Secara keseluruhan pendapatan sudah mengalami kenaikan dan manajemen akan terus berupaya meningkatkan Pendapatan Rumah Sakit dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik.
TINGKAT KESEHATAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU)
Tingkat Kesehatan Badan Layanan Umum adalah penilaian kinerja BLU berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-24/PB/2018 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan Kesehatan. Dengan metode perhitungan yaitu :
Penjumlahan nilai skor kinerja keuangan + nilai skor kinerja pelayanan + nilai skor mutu & manfaat bagi masyarakat.
Capaian :
Seperti tergambar pada tabel perhitungan di bawah ini :
Tabel 42. Perhitungan Kinerja Badan Layanan Umum RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2022 (Self Assessment)
I. INDIKATOR KEUANGAN
A. ASPEK KEUANGAN
1. RATIO KEUANGAN
NO | KETERANGAN | BOBOT | HAPER | SKOR | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
1 | Rasio Kas (Cash Ratio) RK = Kas & Setara Kas x 100 % Current Liabilities | 2.25 | 00.000.000.000 | x 100 % | 1.963,13 % | 0.50 |
3.336.318.178 | ||||||
2 | Rasio Lancar (Current Ratio) RL/CR = Current Assets x 100 % Current Liabilities | 2.75 | 266.186.251.239 | x 100 % | 7.978,44 % | 2.75 |
3.336.318.178 | ||||||
3 | Collection Period - Periode Penagihan Piutang (PPP) PPP = Piutang Usaha x 365 x 1 hr Pendapatan Usaha | 2.25 | 1.880.433.046.440 | x 1 hr | 9,94 hr | 2.25 |
189.249.548.341 | ||||||
4 | Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) PAT = Pendapatan Operasional x 100 % Aset Tetap | 2.25 | 197.031.192.878 | x 100 % | 15.44 % | 1.75 |
1.275.941.303.185 | ||||||
5 | Imbalan atas Aktiva Tetap (Return on Fixed Asset) Surplus/Defisit sebelum Pos Keuntungan ROFA = atau Kerugian x 100 % Aset Tetap | 2.25 | 00.000.000.000 | x 100 % | 2,32 % | 1,25 |
1.275.941.303.185 | ||||||
6 | Imbalan ekuitas (Return on Equity) Surplus/Defisit sebelum Pos Keuntungan ROE = atau Kerugian x 100 % Ekuitas - Surplus/Defisit Tahun Berjalan | 2.25 | 00.000.000.000 | x 100 % | 2,54 % | 1.05 |
1.165.219.528.244 | ||||||
7 | Perputaran Persediaan (PP) PP = Total Persediaan x 365 x 1 hr Pendapatan BLU | 2.25 | 7.458.767.979.480 | x 1 hr | 30,20 hr | 2.25 |
246.952.556.443 | ||||||
8 | Rasio Pendapatan PNBP Terhadap Biaya Operasional (POBO) POBO = Pendapatan PNBP x 100 % Biaya Operasional | 2.75 | 197.560.908.878 | x 100 % | 91.02 % | 2.75 |
217.040.818.506 | ||||||
Total Skor Aspek Rasio Keuangan | 19 | 14.55 |
B. ASPEK KEPATUHAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLU
NO | INDIKATOR | BOBOT | HAPER | SKOR |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
1 | Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA Definitif) | 2 | 2 | |
a. Jadwal Penyusunan | 0.4 | |||
b. Kelengkapan | ||||
• Ditandatangani oleh Pimpinan BLU | 0.4 | |||
• Diketahui oleh Dewan Pengawas | 0.4 | |||
• Disetujui dan ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga | 0.4 | |||
• Kesesuaian format dengan PMK No.92/PMK.05/2011 | 0.4 | |||
2 | Laporan Keuangan Berdasarkan SAP | 2 | 2 | |
a. Laporan Keuangan Semester I | 0.66 | |||
b. Laporan Keuangan Tahunan | 0.67 | |||
c. Laporan Keuangan Tahunan Audited | 0.67 | |||
3 | Surat Perintah Pengesahan Pendapatan & Belanja BLU (SP3B BLU) | 2 | 2 | |
a. SP3B BLU I | 0.4 | |||
b. SP3B BLU II | 0.4 | |||
c. SP3B BLU III | 0.4 | |||
d. SP3B BLU IV | 0.4 | |||
4 | Tarif Layanan | 1 | 1 | 1 |
5 | Sistem Akuntansi | 1 | 1 | |
a. Sistem Akuntansi Keuangan | 0.6 | |||
b. Sistem Akuantansi Biaya | 0.2 | |||
c. Sistem Akuntansi Aset Tetap | 0.2 |
NO | INDIKATOR | BOBOT | HAPER | SKOR |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
6 | Persetujuan Rekening | 0.5 | 0.5 | |
a. Rekening Pengelolaan Kas | 0.1 | |||
b. Rekening Operasional | 0.3 | |||
c. Rekening Xxxx Xxxxxxan | 0.1 | |||
7 | SOP Pengelolaan Kas | 0.5 | 0.5 | 0.5 |
8 | SOP Pengelolaan Piutang | 0.5 | 0.5 | 0.5 |
9 | SOP Pengelolaan Utang | 0.5 | 0.5 | 0.5 |
10 | SOP Pengadaan Barang & Jasa | 0.5 | 0.5 | 0.5 |
11 | SOP Pengelolaan Barang Inventaris | 0.5 | 0.5 | 0.5 |
Aspek Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU | 11 | 11 | ||
TOTAL SKOR ASPEK KEUANGAN | 30 | 25.55 |
II. INDIKATOR PELAYANAN
NO | INDIKATOR | BOBOT | HAPER | NILAI | |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | |
II | PERSPEKTIF PROSES | ||||
A | PERTUMBUHAN PRODUKTIFITAS | ||||
1 | Rata – rata kunjungan rawat jalan per hari = Rata – rata kunjungan RJ / hari 2022 Rata – rata kunjungan RJ / hari 2021 | 2 | = 75.558 : 302.23 = 302.23 62.214 : 249.86 249.86 | 1.21 | 2.00 |
2 | Rata – rata kunjungan rawat darurat / hari = Rata – rata kunjungan RD / hari 2022 Rata – rata kunjungan RD / hari 2021 | 2 | = 3.881 : 365 = 10.63 3.623 : 365 9.93 | 1.07 | 1.50 |
3 | Hari perawatan = Jumlah hari perawatan pasien RI 2022 Jumlah hari perawatan pasien RI 2021 | 2 | = 26.757 26.490 | 1.01 | 1.50 |
4 | Rata – rata pemeriksaan radiologi / hari |
Rata rata pemeriksaan radiologi /hari 2022 = Rata rata pemeriksaan radiologi/hari 2021 | 2 | 43.832 365 = : = 120.09 31.804 : 365 87.13 | 1.38 | 2.00 | |
5 | Pemeriksaan laboratorium / hari = Rata rata pemeriksaan lab / hr 2022 Rata rata pemeriksaan lab / hr 2021 | 2 | = 117.964 : 365 = 323.19 95.891 : 365 262.72 | 1.23 | 2.00 |
6 | Rerata operasi / hari = Rata rata operasi per hari 2022 Rata rata operasi per hari 2021 | 2 | = 7.762 : 365 = 21.27 5.946 : 365 16.29 | 1.31 | 2.00 |
7 | Rerata rehab medik /hari = Rata rata rehab medik per hari 2022 Rata rata rehab medik per hari 2021 | 2 | = 184.347 : 302 = 610.42 157.861 : 313 504.35 | 1.21 | 2.00 |
8 | Pertumbuhan peserta didik pendidikan kedokteran = Jumlah peserta didik 2022 Jumlah peserta didik 2021 | 2 | = 440 404 | 1.09 | 1.50 |
9 | Penelitian yang dipublikasikan = Jumlah penelitian yang dipublikasikan 2022 Jumlah penelitian yang dipublikasikan 2021 | 2 | = 13 13 | 1.00 | 1.50 |
JUMLAH PERTUMBUHAN PRODUKTIFITAS | 18 | 16.00 |
NO | INDIKATOR | BOBOT | HAPER | NILAI |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
B | EFEKTIFITAS PELAYANAN | |||
1 | Kelengkapan rekam medik >24 jam selesai pelayanan | 2 | 88.9 % | 2 |
2 | Pengembalian rekam medik 24 jam setelah pasien pulang | 2 | 99.9 % | 2 |
3 | Angka pembatalan operasi | 2 | 0 % | 2 |
4 | Angka kegagalan hasil radiologi | 2 | 0.20 % | 2 |
5 | Penulisan resep sesuai formularium | 2 | 99.94 % | 2 |
6 | Angka pengulangan pemeriksaan laboratorium | 2 | 0.30 % | 2 |
7 | BOR | 2 | 63.83 % | 1.50 |
JUMLAH EFEKTIFITAS PELAYANAN | 14 | 13.50 |
NO | INDIKATOR | BOBOT | HAPER | NILAI |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
III | PERSPEKTIF PERTUMBUHAN PEMBELAJARAN | |||
1 | Rata – rata jam pelatihan / karyawan | 1 | 1.73 | 1 |
2 | Persentase Dokdiknis yang mendapatkan TOT | 1 | 0 % | 0.25 |
3 | Ada / tidaknya reward dan punishment | 1 | Ada program dilaksanakan sepenuhnya | 1 |
JUMLAH | 3 | 2.25 | ||
JUMLAH TOTAL ASPEK PELAYANAN 35 31.75 | ||||
II C | ASPEK MUTU DAN MANFAAT BAGI MASYARAKAT | |||
NO | BOBOT | HAPER | NILAI | |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
MUTU | ||||
A | MUTU PELAYANAN | |||
1 | Emergency response time rate | 2 | 3.72 menit | 2 |
2 | Waktu tunggu rawat jalan | 2 | 53.96 menit | 1.5 |
3 | LOS (Lenght Of Stay) | 2 | 4.24 hari | 2 |
4 | Kecepatan pelayanan resep obat jadi | 2 | 7.16 menit | 2 |
5 | Waktu tunggu sebelum operasi | 2 | 43.17 jam | 2 |
6 | Waktu tunggu hasil Patologi Klinik | 2 | 36.26 menit | 2 |
7 | Waktu tunggu hasil radiologi | 2 | 1 jam 8 menit | 2 |
JUMLAH | 14 | 13.5 | ||
B | MUTU KLINIK | |||
1 | Angka kematian di gawat darurat | 2 | 0.01 % | 2 |
2 | Angka kematian > 48 jam | 2 | 5.51 % | 2 |
3 | Post operatif death rate | 2 | 0 % | 2 |
4 | Angka infeksi nosokomial | |||
a. Dekubitus | 1 | 0.06 % | 1 | |
b. Phlebitis | 1 | 0 % | 1 | |
c. Infeksi Saluran Kemih (ISK) | 1 | 0 % | 1 | |
d. Infeksi luka operasi (ILO) | 1 | 0.81 % | 1 | |
5 | Angka kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian | 2 | 0 % | 2 |
JUMLAH | 12 | 12 |
B | KEPEDULIAN PADA MASYARAKAT | |||
1 | Pembinaan kepada puskesmas dan sarana kesehatan lainnya | 1 | Ada program sebagian dilaksanakan | 0.50 |
2 | Penyuluhan kesehatan (PKMRS) | 1 | Ada program sebagian dilaksanakan | 0.50 |
3 | Ratio tempat tidur kelas III | 2 | 57.7 % | 2 |
JUMLAH | 4 | 3 | ||
C | KEPUASAN PELANGGAN | |||
1 | Penanganan / pengaduan komplain | 1 | 100 % | 1 |
2 | Kepuasan pelanggan (IKM tingkat kepuasan) | 1 | 89.38 % | 0.89 |
JUMLAH | 2 | 1.89 | ||
D | KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN | |||
1 | Kebersihan lingkungan (Program RS Berseri) | 2 | 8.860 | 2 |
2 | Proper Lingkungan | 1 | Kuning semua, pengukuran dilaksanakan dan hasil terpenuhi nilai ambang batas serta melaksanakan perbaikan lingkungan dan pelatihan bagi masyarakat | 1 |
JUMLAH | 3 | 3.0 | ||
TOTAL ASPEK MUTU & MANFAAT BAGI MASYARAKAT | 35 | 33.39 |
NO | INDIKATOR | HAPER | |
1 | 2 | 3 | 4 |
1 | Indikator kinerja keuangan | 30 | 25.55 |
2 | Indikator kinerja pelayanan | 35 | 31.75 |
3 | Indikator kinerja mutu dan manfaat bagi masyarakat | 35 | 33.39 |
Jumlah total | 100 | 90.69 |
Keterangan :
TINGGI, yang terdiri dari :
AAA apabila total skor ( TS ) lebih besar dari 95
AA apabila 80 < TS < 95
A apabila 65 < TS < 80
SEDANG, yang terdiri dari :
BBB apabila 50 < TS < 65
BB apabila 40 < TS < 50
B apabila 30 < TS < 40
RENDAH, yang terdiri dari :
CC apabila 15 < TS < 30
C apabila 0 < TS < 15
Hasil penilaian kinerja RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 (self assessment) mempunyai total skor 90.69 dengan kategori BAIK (AA) yaitu berada pada angka 80 < TS < 95.
Kendala :
- Posisi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai PPK III yang mengandalkan rujukan dari PPK II;
- Capaian pelayanan yang cenderung turun;
- Minimnya kerjasama dengan asuransi yang bisa meningkatkan pengunjung umum maupun JKN.
Upaya Tindak Lanjut :
- Menjalin jejaring dengan PPK I dan II;
- Konsistensi pelayanan prima;
- Meningkatkan kerjasama dengan asuransi dan perusahaan.
PENERIMAAN RS
Penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sampai dengan tahun 2022 sebagai berikut:
Grafik 17. Realisasi Penerimaan Rumah Sakit Tahun 2022
250.000.000.000
214.000.000.000 212.436.907.904
200.000.000.000
190.623.638.779
150.000.000.000
100.000.000.000
50.000.000.000
-
TAHUN 2021 TARGET 2022 REALISASI 2022
* Sumber data : Laporan Bagian Keuangan dan BMN
Rincian penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta per bulan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 43. Rincian Penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022
NO | BULAN | REALISASI |
1 | 2 | 3 |
1 | Januari | 00.000.000.000,26 |
2 | Februari | 00.000.000.000,30 |
3 | Maret | 00.000.000.000,39 |
4 | April | 14.883.530.447,00 |
5 | Mei | 00.000.000.000,67 |
6 | Juni | 00.000.000.000,50 |
7 | Juli | 00.000.000.000,52 |
8 | Agustus | 00.000.000.000,92 |
9 | September | 18.999.109.601,98 |
10 | Oktober | 00.000.000.000,09 |
11 | November | 19.353.281.339,35 |
12 | Desember | 00.000.000.000,19 |
Total | 212.436.907.904,17 |
Penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun ini tercapai sebesar Rp. 212.436.907.904,17 (99.27 %) dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 214.000.000.000,00.
Kendala :
- Posisi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai PPK III;
Upaya Tindak Lanjut :
- Menjalin jejaring dengan PPK I dan II;
- Meningkatkan dan mengoptimalkan jumlah operasi di IBS;
- Mempercepat proses klaim pasien JKN ke BPJS;
- Meningkatkan kerjasama pengelolaan BMN dengan pihak ketiga;
- Memperbanyak kerjasama dengan asuransi;
- Mengoptimalkan pelayanan telemedicine;
- Melakukan pengesahan SP3B secara tertib dan tepat waktu untuk pengakuan pendapatan yang sesuai dengan bulan berjalan;
- Penempatan cash idle ke dalam deposito untuk mendapatkan pendapatan jasa giro.
ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai satuan kerja Badan Layanan Umum dituntut untuk terus meningkatkan kinerja terutama kinerja BLU dalam meningkatkan pelayanan dengan tetap mengutamakan keselamatan pasien serta pendapatan setiap tahunnya. Peningkatan pelayanan dan pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan BLU RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sehingga sangat diperlukan analisis untuk pemenuhan dan penggunaan sumber daya.
Pemenuhan dan penggunaan sumber daya tentu sangat berkaitan erat dengan sumber dana (anggaran). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan penunjang kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta melakukan beberapa analisis dan efisiensi dalam pemenuhan dan penggunaan sumberdaya maupun sumber dana. Rincian pelaksanaan kegiatan efisiensi sumber daya dapat diuraikan seperti di bawah ini :
I. Sumber Daya Manusia
Gambaran sumber daya manusia (SDM) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dari tahun 2018 – 2022 sebagaimana tergambar pada diagram dibawah ini.
Grafik 18. Pertumbuhan SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2018 – 2022
800
636
636
600
602
595
587
400
200
0
2018
2019
2020
2021
2022
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta selama kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan tren relatif tetap dengan rata – rata pertumbuhan sebesar minus 01.62 %.
Kualitas SDM menjadi kunci utama berjalannya roda organisasi. Untuk itu, SDM harus memiliki daya saing tinggi, kreatif, inovatif, bekerja cerdas, ulet, dan adaptif dalam menghadapi cepatnya perubahan global. Sehingga diharapkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat semakin baik.
Percepatan pelaksanaan sistem e-government Indonesia mendorong terciptanya integrasi, percepatan tata kelola, dan penghematan anggaran negara yang signifikan.
Secara umum RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta memberi tanggungjawab kinerja kepada setiap unit kerja dalam bentuk Perjanjian Kinerja dengan memuat target kinerja dalam tahun berjalan. Selanjutnya diturunkan dalam bentuk Sasaran Kinerja Individu (SKI) dimana setiap pegawai melaksanakan kinerja sesuai tupoksi masing - masing. Setiap hari semua pegawai di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta membuat Laporan Kinerja (log book).
Sasaran Kinerja Individu (SKI) kemudian diukur dengan menggunakan penilaian Indeks Kinerja Individu (IKI) selanjutnya dirumuskan dalam perhitungan remunerasi.
Setiap pegawai mempunyai kontrak kinerja di tahun berjalan, begitu pula untuk unit kerja juga mempunyai Sasaran Kinerja Unit (SKU) dimana didalamnya memuat indikator resolusi perubahan.
II. Sumber Daya Anggaran
Alokasi anggaran dari APBN dari tahun 2018 – 2022 yang diperoleh RSO Prof.
Dr. R. Soeharso Surakarta dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
Grafik 19. Alokasi Anggaran Dari APBN Tahun 2018 – 2022
ANGGARAN APBN
80.000.000.000
00.000.000.000
60.000.000.000
00.000.000.000
00.000.000.000
40.000.000.000
00.000.000.000
00.000.000.000
20.000.000.000
-
2018
2019
2020
2021
2022
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa alokasi anggaran dari APBN yang diterima RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta selama kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan tren relative tetap dengan rata – rata pertumbuhan sebesar 6,4 %.
Melihat tren alokasi anggaran dari APBN yang diterima menunjukkan bahwa kemandirian RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam memenuhi kebutuhan untuk menjalankan pelayanan serta administrasi telah menunjukkan prinsip efektif dan efesien.
Prinsip efektif terlihat dari target kinerja (output dan outcome) yang hampir tercapai keseluruhan. Prinsip efesien terlihat dari adanya penghematan anggaran atas setiap kinerja yang dilakukan tanpa mengurangi output atau outcome yang dihasilkan.
III. Sumber Daya Pelayanan
Dalam rangka mewujudkan efisiensi pelayanan terkait reformasi birokrasi menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK dan WBBM) dan berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun Anggaran 2021 serta perubahan SOTK RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, setiap bulan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian kinerja unit kerja yang ada di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 44. Rekapitulasi Monev Unit Kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Tahun 2022
NO | INDIKATOR KINERJA | % | KET |
I | DIREKTORAT MEDIK, KEPERAWATAN DAN PENUNJANG | ||
A | BIDANG PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN | ||
Rata - rata capaian kinerja | 101,0% | ||
Rata - rata capaian mutu | 99,9% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 100,4% | tercapai | |
B | BIDANG PELAYANAN PENUNJANG | ||
Rata - rata capaian kinerja | 99% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 100% | tercapai | |
C | INSTALASI RAWAT JALAN | ||
Rata - rata capaian kinerja | 110,2% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 105,1% | tercapai | |
D | INSTALASI GAWAT DARURAT | ||
Rata - rata capaian kinerja | 101% | ||
Rata - rata capaian mutu | 101% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 101,1% | tercapai | |
E | INSTALASI BEDAH SENTRAL | ||
Rata - rata capaian kinerja | 123,0% |
NO | INDIKATOR KINERJA | % | KET |
Rata - rata capaian mutu | 100,1% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 111,6% | tercapai | |
F | INSTALASI RAWAT INAP | ||
Rata - rata capaian kinerja | 123,1% | ||
Rata - rata capaian mutu | 101% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 112,0% | tercapai | |
G | INSTALASI RAWAT INTENSIF | ||
Rata - rata capaian kinerja | 108,6% | ||
Rata - rata capaian mutu | 99,4% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 104,0% | tercapai | |
H | INSTALASI REHABILITASI MEDIK | ||
Rata - rata capaian kinerja | 101,1% | ||
Rata - rata capaian mutu | 106% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 103,5% | tercapai | |
I | INSTALASI RADIOLOGI | ||
Rata - rata capaian kinerja | 210,1% | ||
Rata - rata capaian mutu | 107% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 158,6% | tercapai | |
J | INSTALASI LABORATORIUM | ||
Rata - rata capaian kinerja | 119,1% | ||
Rata - rata capaian mutu | 125% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 122,1% | tercapai | |
K | INSTALASI FARMASI | ||
Rata - rata capaian kinerja | 125,0% | ||
Rata - rata capaian mutu | 101% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 113,0% | tercapai | |
L | INSTALASI REKAM MEDIK | ||
Rata - rata capaian kinerja | 152,2% | ||
Rata - rata capaian mutu | 90,1% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 121,2% | tercapai | |
M | INSTALASI GIZI | ||
Rata - rata capaian kinerja | 102,2% | ||
Rata - rata capaian mutu | 106% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 104,1% | tercapai | |
II | DIREKTORAT SDM, PENDIDIKAN DAN UMUM | ||
A | BAGIAN SDM, PENDIDIKAN DAN PENELITIAN | ||
Rata - rata capaian kinerja | 99,0% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 99,5% | belum tercapai | |
B | BAGIAN ORGANISASI DAN UMUM | ||
Rata - rata capaian kinerja | 100,1% | ||
Rata - rata capaian mutu | 113% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 106,3% | tercapai | |
C | INSTALASI PSRS | ||
Rata - rata capaian kinerja | 121,5% | ||
Rata - rata capaian mutu | 98,3% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 109,9% | tercapai | |
D | INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN K3 | ||
Rata - rata capaian kinerja | 121,9% | ||
Rata - rata capaian mutu | 102% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 111,8% | tercapai | |
E | INSTALASI STERILISASI SENTRAL DAN BINATU |
NO | INDIKATOR KINERJA | % | KET |
Rata - rata capaian kinerja | 138,1% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 119,1% | tercapai | |
III | DIREKTORAT PERENCANAAN, KEUANGAN DAN BMN | ||
A | BAGIAN KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA | ||
Rata - rata capaian kinerja | 116,9% | ||
Rata - rata capaian mutu | 96,9% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 106,9% | tercapai | |
B | BAGIAN PERENCANAAN DAN EVALUASI | ||
Rata - rata capaian kinerja | 100,0% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 100,0% | tercapai | |
C | INSTALASI SIRS | ||
Rata - rata capaian kinerja | 91,8% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 96% | belum tercapai | |
IV | KOMITE, SPI, ULP DAN TIM | ||
A | KOMITE MEDIK | ||
Rata - rata capaian kinerja | 245,7% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100,0% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 172,9% | tercapai | |
B | KOMITE KEPERAWATAN | ||
Rata - rata capaian kinerja | 87,0% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 93,5% | belum tercapai | |
C | KOMITE ETIK DAN HUKUM | ||
Rata - rata capaian kinerja | 100% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 100% | tercapai | |
D | KOMITE FARMASI DAN TERAPI | ||
Rata - rata capaian kinerja | 90,8% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 95,4% | belum tercapai | |
E | KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN | ||
Rata - rata capaian kinerja | 93,9% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100,0% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 97,0% | belum tercapai | |
F | KOMITE MUTU RS | ||
Rata - rata capaian kinerja | 99,2% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100,0% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 100% | tercapai | |
G | KOMITE PPI | ||
Rata - rata capaian kinerja | 111.4% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 105.7% | tercapai | |
H | TIM TEPK | ||
Rata - rata capaian kinerja | 50,0% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100,0% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 75,0% | belum tercapai | |
I | TIM RS JEJARING | ||
Rata - rata capaian kinerja | 33,9% | ||
Rata - rata capaian mutu | 0,0% |
NO | INDIKATOR KINERJA | % | KET |
Total Rata - Rata Kinerja | 17,0% | belum tercapai | |
J | TIM SKILL LAB | ||
Rata - rata capaian kinerja | 100,0% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100,0% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 100,0% | tercapai | |
K | SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL | ||
Rata - rata capaian kinerja | 109,1% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 104,5% | tercapai | |
L | UNIT KERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA | ||
Rata - rata capaian kinerja | 100,8% | ||
Rata - rata capaian mutu | 100% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 100,4% | tercapai | |
M | TIM PKRS | ||
Rata - rata capaian kinerja | 110,3% | ||
Rata - rata capaian mutu | 90% | ||
Total Rata - Rata Kinerja | 100,1% | tercapai |
Dengan adanya program monitoring dan evaluasi terhadap capaian kinerja unit kerja setiap bulan, upaya perwujudan efisiensi pelayanan menuju RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menjadi Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK dan WBBM) dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.
IV.Sumber Daya Sarana Prasarana
Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta terkait aset yang tercatat pada SIMAK-BMN per 31 Desember 2022 sebagai berikut :
Tabel 45. Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca Per 31 Desember 2022
AKUN NERACA | JUMLAH | |
KODE | URAIAN | |
131111 | Tanah | 680,004,317,000 |
132111 | Peralatan dan Mesin | 390,076,331,667 |
133111 | Gedung dan Bangunan | 185,987,008,079 |
000000 | Xxxxx xxx Xxxxxxxx | 14,717,396,000 |
134112 | Irigasi | 151,132,000 |
134113 | Jaringan | 4,881,801,334 |
135121 | Asset tetap lainnya | 123,317,105 |
136111 | Konstruksi dalam pengerjaan | 4,016,250,434 |
137111 | Akumulasi Penyusutian Peralatan dan Mesin | (301,049,025,256) |
137211 | Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan | (33,935,314,301) |
137311 | Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan | (12,874,375,076) |
137312 | Akumulasi Penyusutan lrigasi | (93,522,947) |
137313 | Akumulasi Penyusutan Jaringan | (1,455,324,446) |
137411 | Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya | (17,466,105) |
162151 | Sofiware | 2,154,719,249 |
162161 | Lisensi | 1,821,012,500 |
166112 | Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan | 270,773,500 |
169122 | Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan | (270,773,500) |
169315 | Akumulasi Amorlisasi Sofware | (1,857,213,875) |
169316 | Akumulasi Amortisasi Lisensi | (645,199,125) |
Jumlah | 932,005,844,237 |
* Sumber data : Laporan SIMAK BMN Tahun 2022
Jumlah aset RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang tercatat pada SIMAK-BMN per 31 Desember 2022 sebesar Rp. 932,005,844,237,00.
Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana yang berada di lingkungan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta terkait aset melalui SIMAK-BMN ini bertujuan untuk menghasilkan informasi terkait penyusunan neraca dan laporan BMN serta laporan manajerial lainnya yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Laporan ini disajikan untuk meningkatkan pemahaman dan kontrol yang sistematis bagi mereka yang pernah atau yang memang sedang berada dalam lingkup tugas dan tanggung jawabnya sebagai bagian dari satuan kerja (satker) pada bagian atau seksi perlengkapan/ rumah tangga atau yang semacamnya sehingga sesuai dengan struktur organisasi. Dengan demikian dapat dilakukan check and balance antara pengeluaran belanja modal dalam rangka perolehan aset (arus uang) dengan arus barang yang bersumber dari hasil pengadaan belanja modal tersebut.
Sedangkan untuk tingkat kehandalan sarana prasarana, RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menggunakan metode penilaian Overall equipment and effectiveness (OEE).
Capaian tingkat kehandalan sarana prasarana dasar yang dikelola RSO Prof. Dr.
R. Soeharso Surakarta terkait capaian Overall equipment and effectiveness (OEE)
sebagai berikut :
Grafik 20. Capaian Overall Equipment and Effectiveness (OEE)
Tahun 2018 – 2022
OEE
100
50
0
2018
2019
2020
2021
2022
Tingkat kehandalan sarana dan prasarana atau overall equipment effectiveness (OEE) adalah hasil pengukuran kehandalan sarana dan prasarana tertentu yang dilihat dari tiga aspek yaitu : ketersediaan, kinerja dan kualitas. Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa upaya efisiensi terkait sarana prasarana telah dan terus diupayakan.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir rata – rata capaian overall equipment dan effectiveness (OEE) sebesar 83.2 %. Prasarana fasilitas yang dinilai adalah mesin genset, mesin gas medis, mesin pompa air serta IPAL tercapai diatas standar sebesar 75 %.
Tujuan yang ingin dicapai dengan pengukuran ini yaitu terwujudnya sarana, prasarana, fasilitas dan teknologi sesuai best practice dalam lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif dengan dimensi mutu yaitu efisien, efektivitas dan keselamatan pasien.
B. REALISASI ANGGARAN
Program pengelolaan anggaran sesuai pagu dalam DIPA dan laporan seperti tersaji di bawah ini :
Grafik 21. Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran DIPA RS Tahun 2022
300.000.000.000 278.511.644.000
246.995.873.381
200.000.000.000
100.000.000.000
-
PAGU 2022 REALISASI 2022
I. PENYERAPAN ANGGARAN BERDASAR MATA ANGGARAN 2022
I. A. ANGGARAN APBN
Tabel 46. Penyerapan Anggaran APBN Berdasar Mata Anggaran Tahun 2022
KODE | URAIAN | PAGU | REALISASI | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
024.04.WA | Program Pelayanan Kesehatan dan JKN | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 91,9% |
4813 | Dukungan Pelayanan Kesehatan Unit Pelaksana Teknis Ditjen Yankes | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 91,9% |
4813.EBA.994 | Layanan Perkantoran | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 91,9% |
001 | Gaji dan Tunjangan | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 95,5% |
511111 | Belanja Gaji Pokok PNS | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 98,8% |
511119 | Belanja Pembulatan Gaji PNS | 344.000 | 311.546 | 90.6% |
511121 | Belanja Tunj. Suami/Istri PNS | 1.851.994.000 | 1.787.943.130 | 96,5% |
511122 | Belanja Tunj. Anak PNS | 559.739.000 | 544.692.250 | 97,3% |
511123 | Belanja Tunj. Struktural PNS | 196.722.000 | 77.550.000 | 39.4% |
511124 | Belanja Tunj. Fungsional PNS | 3.740.863.000 | 3.196.948.000 | 85,5% |
511125 | Belanja Tunj. PPh PNS | 166.308.000 | 166.107.296 | 99,9% |
511126 | Belanja Tunj. Beras PNS | 1.374.443.000 | 1.314.567.840 | 95,6% |
511129 | Belanja Uang Makan PNS | 4.186.625.000 | 3.766.249.000 | 89,9% |
511134 | Belanja Tunj. Kompensasi Kerja PNS | 205.669.000 | 177.950.000 | 86,5% |
511151 | Belanja Tunjangan Umum PNS | 196.940.000 | 190.530.000 | 96.7% |
512211 | Belanja Uang Lembur | 162.000.000 | 49.213.000 | 30,4% |
002 | Operasional dan Pemeliharaan Kantor | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 84,5% |
521111 | Belanja Keperluan Perkantoran | 7.249.275.000 | 6.547.880.726 | 90.3% |
Perlengkapan Sarana Informasi dan Publikasi | 557.950.000 | 506.025.136 | 90,7% |
KODE | URAIAN | PAGU | REALISASI | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Operasional Genset | 71.125.000 | 55.647.000 | 78,2% | |
Pengadaan Linen | 3.083.348.000 | 2.981.706.795 | 96,7% | |
Biaya Fotocopy | 124.929.000 | 72.650.630 | 58,2% | |
Penyelenggara Sanitasi RS | 58.000.000 | 30.717.120 | 53,0% | |
Keperluan Pokok Perkantoran | 326.039.000 | 309.871.609 | 95,0% | |
Bahan Penunjang Operasional Lainnya | 894.154.000 | 818.268.687 | 91.5% | |
Pakaian Dinas Pegawai/Perawat | 556.160.000 | 541.078.724 | 97,3% | |
Penambah daya Tahan Tubuh | 1.577.570.000 | 1.231.915.025 | 78,1% | |
521811 | Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi | 4.669.777.000 | 2.786.517.240 | 59,7% |
Bahan RTRS | 3.286.690.000 | 1.811.443.270 | 55,1% | |
Pengadaan ATK | 1.106.965.000 | 703.754.812 | 63,6% | |
Cetakan Catatan Medik | 276.122.000 | 271.319.158 | 98,3% | |
523121 | Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin | 2.393.260.000 | 2.317.093.817 | 96,8% |
Pemeliharaan Peralatan Non Medis | 2.393.260.000 | 2.317.293.817 | 96,8% | |
522111 | Belanja Langganan Listrik | 3.197.621.000 | 3.176.071.530 | 99,3% |
Langganan Listrik | 3.197.621.000 | 3.176.071.530 | 99,3% | |
522112 | Belanja Langganan Telepon | 38.026.000 | 35.748.640 | 94,0% |
Langganan Telpon | 38.026.000 | 35.748.640 | 94,0% | |
522113 | Belanja Langganan Air | 16.080.000 | 9.232.450 | 57,4% |
Langganan Air | 16.080.000 | 9.232.450 | 57,4% |
I. B. ANGGARAN BLU
Tabel 47. Penyerapan Anggaran BLU Berdasar Mata Anggaran Tahun 2022
KODE | URAIAN | PAGU | REALISASI | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
024.04.DG | Program Pelayanan Kesehatan dan JKN | 224.779.171.000 | 197.602.509.816 | 87.9% |
6388 | Dukungan Pelayanan Kesehatan Unit Pelaksana Teknis Ditjen Yankes | |||
6388.CAB.001 | Gedung Layanan | |||
051 | Pembangunan Gedung Layanan Reguler | 5.925.795.000 | 5.492.708.368 | 92.7% |
C | Gedung Layanan | 5.925.795.000 | 5.492.708.368 | 92.7% |
534131 | Belanja Modal Jaringan | 1.140.436.000 | 1.139.904.515 | 99.9% |
Pemasangan Jaringan Oksigen Bangsal Bougenvile Cempaka | 1.140.436.000 | 1.139.904.515 | 99.9% | |
537113 | Belanja Modal Gedung dan Bangunan - BLU | 4.785.359.000 | 4.352.803.853 | 91% |
KODE | URAIAN | PAGU | REALISASI | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Renovasi Gedung Bougenville Cempaka | 1.431.717.000 | 1.324.074.462 | 92% | |
Renovasi Gedung Farmasi sbg Gedung IGD Baru | 3.353.642.000 | 3.028.729.391 | 90% | |
6388.CAB.002 | Alat Kesehatan | |||
051 | Pengadaan Alat Kesehatan Pelayanan Reguler | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 98% |
A | Pengadaan Alat Kesehatan | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 98% |
537112 | Belanja Modal Peralatan dan Mesin - BLU | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 98% |
6388.CAB.003 | Obat-obatan dan BMHP | |||
051 | Pengadaan Obat-obatan dan BMHP Pelayanan Reguler | |||
B | Pengadaan Obat-obatan dan BMHP | |||
525129 | Belanja Barang Persediaan Lainnya-BLU | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 98% |
Bahan Kebutuhan Rehabilitasi Medik | 1.336.919.000 | 934.167.942 | 70% | |
Kebutuhan Radiologi | 1.351.863.000 | 1.081.351.391 | 80% | |
Kebutuhan Implant Ortopedi | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 98% | |
Pengadaan Obat-obatan dan BMHP | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 101% | |
525153 | Belanja Barang Persediaan Lainnya BLU-Penanganan Pandemi Covid-19 | 995.523.000 | 698.591.446 | 70% |
Pengadaan Obat dan BMHP Covid-19 | 995.523.000 | 698.591.446 | 70% | |
6388.CAN.051 | Sarana Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi | |||
051 | Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Informasi | 4.328.068.000 | 3.685.951.945 | 85% |
537112 | Belanja Modal Peralatan dan Mesin - BLU | 4.328.068.000 | 3.685.951.945 | 85% |
6388.CCB.001 | Operasional dan Pemeliharaan UPT BLU | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 71% |
525111 | Belanja Gaji dan Tunjangan | 5.920.528.000 | 4.412.742.747 | 75% |
PPDS | 616.080.000 | 422.844.738 | 69% | |
Gaji Tenaga Non PNS | 3.306.710.000 | 2.694.985.750 | 82% | |
Uang Makan Tenaga Non PNS | 791.986.000 | 604.465.000 | 76% | |
Lembur | 55.688.000 | 44.736.000 | 80% | |
Honor Dokter Mitra | 929.504.000 | 443.151.259 | 48% | |
Honor Pengelola Keuangan | 220.560.000 | 202.560.000 | 92% | |
525112 | Belanja Barang | 2.169.764.000 | 599.799.655 | 28% |
Langganan Internet | 156.000.000 | 105.277.275 | 67% |
KODE | URAIAN | PAGU | REALISASI | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Penambah Daya Tahan Tubuh | 1.583.764.000 | 449.402.630 | 28% | |
Belanja Bahan Penunjang Operasional Lainnya | 430.000.000 | 45.119.750 | 10% | |
525113 | Belanja Jasa | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 83% |
Audit Eksternal | 90.035.000 | 69.382.500 | 77% | |
Kegiatan Operasional RS | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 82% | |
Biaya Pengiriman Pos | 24.700.000 | 24.195.710 | 98% | |
Master Plan | 600.000.000 | 598.000.000 | 100% | |
525114 | Belanja Pemeliharaan | 8.732.505.000 | 6.284.732.373 | 72% |
Pemeliharaan Peralatan Medis | 3.249.550.000 | 2.380.061.340 | 73% | |
Pemeliharaan Jaringan (Listrik, Telepon, Air, Gas, dan Komputer) | 2.532.424.000 | 2.110.220.879 | 83% | |
Pemeliharaan Gedung/Bangunan Kantor Tidak Bertingkat | 727.985.000 | 692.880.280 | 95% | |
Pemeliharaan Gedung/Bangunan Kantor Bertingkat | 1.391.266.000 | 620.784.948 | 45% | |
Pemeliharaan Halaman Gedung/Bangunan Kantor | 404.820.000 | 292.151.000 | 72% | |
Biaya pemeliharaan dan operasional kendaraan roda 2 | 7.900.000 | - | 0% | |
Biaya pemeliharaan & operasional kendaraan roda 4 | 418.560.000 | 188.633.926 | 45% | |
525115 | Belanja Perjalanan | 984.775.000 | 526.916.196 | 54% |
525119 | Belanja Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya | 5.572.130.000 | 2.896.949.275 | 52% |
Biaya Diklat Kesehatan | 1.640.000.000 | 710.319.204 | 43% | |
Biaya Diklat Non Kesehatan | 800.000.000 | 513.397.677 | 64% | |
Biaya Diklat Pimpinan | 60.000.000 | - | 0% | |
Penelitian Kesehatan | 450.000.000 | 224.589.205 | 50% | |
Peningkatan Kapasitas Pegawai | 1.181.525.000 | 1.179.098.000 | 100% | |
Akreditasi RS | 1.000.605.000 | 269.545.189 | 27% | |
Skill Revenue Center | 340.000.000 | - | 0% | |
Kegiatan WBK/WBBM | 100.000.000 | - | 0% | |
A.525121 | Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi - BLU | 405.230.000 | 200.833.000 | 50% |
Peralatan dan BHP CS | 374.210.000 | 191.017.000 | 51% | |
Sarana dan Prasarana Satpam | 31.020.000 | 9.816.000 | 32% | |
525152 | Belanja Barang BLU - Penanganan Pandemi Covid- 00 | 000.000.000 | 0.000.000 | 2% |
Belanja Bahan Penunjang Operasional Lainnya | 200.000.000 | 3.000.000 | 2% |
KODE | URAIAN | PAGU | REALISASI | % |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
B.525121 | Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi - BLU | 3.175.500.000 | 2.490.699.640 | 78% |
Pengadaan Bama Pasien RS Jawa Tengah | 3.175.500.000 | 2.490.699.640 | 78% | |
6388.EBA.962 | Layanan Umum | |||
525111 | Belanja Gaji dan Tunjangan | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 88.8% |
Pembayaran Remunerasi | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 88.8% | |
6388.EBB.951 | Layanan Sarana Internal | 5.137.998.000 | 2.845.382.069 | 55% |
052 | Peralatan dan Fasilitas Perkantoran UPT Vertikal | 2.755.797.000 | 902.730.684 | 33% |
B.537112 | Belanja Modal Peralatan dan Mesin - BLU | 2.755.797.000 | 902.730.684 | 33% |
053 | Peralatan Non Medik UPT Vertikal | 1.513.704.000 | 1.132.610.285 | 75% |
C.537112 | Belanja Modal Peralatan dan Mesin - BLU | 1.513.704.000 | 1.132.610.285 | 75% |
6388.EBB.971 | Layanan Prasarana Internal | 868.497.000 | 810.041.100 | 93% |
A | Pembangunan Gedung dan Renovasi Perkantoran di Lingkup UPT Vertikal | 667.773.000 | 616.745.100 | 92% |
537113 | Belanja Modal Gedung dan Bangunan - BLU | 667.773.000 | 616.745.100 | 92% |
B | Pembuatan Halaman dan Taman | 200.724.000 | 193.296.000 | 96% |
537113 | Belanja Modal Gedung dan Bangunan - BLU | 200.724.000 | 193.296.000 | 96% |
REALISASI ANGGARAN PENYERAPAN ANGGARAN PER INDIKATOR KINERJA SESUAI DENGAN DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TA. 2022
Tabel 48. Penyerapan Anggaran Per Indikator Kinerja Sesuai Dengan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2022
NO | SASARAN PROGRAM / KEG | KPI | INDIKATOR KINERJA | PAGU | REALISASI | % |
(1) | (2) | (3) | (4) | |||
1 | Terwujudnya program inovatif untuk meraih segmen pasar baru | 1 | Persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN | 00.000.000.000 | 00.000.000.000 | 97.8 % |
2 | Persentase pelayanan penyakit infeksi emerging | - | - | - | ||
3 | Ketercapaian program untuk rebranding RSO | 557.950.000 | 506.025.136 | 90.7 % | ||
2 | Terwujudnya produk unggulan sebagai daya saing RS | 4 | Persentase produk layanan unggulan RSO | 101.500.066.000 | 00.000.000.000 | 90.2 % |
3 | Terwujudnya SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi (professional) sesuai dengan perkembangan dan teknologi | 5 | Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan | 5.122.130.000 | 2.672.360.070 | 52.2 % |
6 | Jumlah Penelitian yang dipublikasikan | 450.000.000 | 224.589.205 | 49.9% | ||
4 | Terwujudnya digitalisasi proses pelayanan dan proses manajemen RS | 7 | Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS | 4.328.068.000 | 3.685.951.945 | 85.2 % |
8 | Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices | - | - | - | ||
5 | Terwujudnya proses pelayanan dan manajemen yang lebih efisien | 9 | Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target | 2.608.235.000 | 1.488.687.434 | 57.1 % |
10 | Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti | 00.000.000.000 | 0.000.000.000 | 77.4 % | ||
6 | Peningkatan akses dan mutu pelayanan rujukan terintegrasi | 11 | Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) | 156.000.000 | 105.277.275 | 67.5 % |
7 | Terdapatnya segmen pasar baru (kerjasama perusahaan multi-nasional dan BUMN) | 12 | Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO | 475.668.000 | 406.717.949 | 85.5 % |
13 | Ketercapaian persentase pasien non JKN | - | - | - | ||
8 | Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan | 14 | Indeks Kepuasan Masyarakat | 128.907.313.000 | 114.986.901.622 | 89.2 % |
NO | SASARAN PROGRAM / KEG | KPI | INDIKATOR KINERJA | PAGU | REALISASI | % |
(1) | (2) | (3) | (4) | |||
9 | Terdapatnya sumber-sumber pendapatan baru | 15 | Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) | - | - | - |
Pengelolaan anggaran belanja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang dikelola selama tahun 2022 ini terealisasi sebesar Rp. 246.995.873.381,00 dari pagu anggaran sebesar Rp. 278.511.644.000,00 (88.69 %).
Melihat data di atas. penyerapan anggaran pada tahun ini masih relative rendah. Meskipun demikian asas efisien dan efektivitas terkait penggunaan anggaran belanja di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta terus menerus diupayakan.
Kendala :
- Adapun permasalahan permasalahan yang dihadapi antara lain diakibatkan keterlambatan dalam proses pencairan dan pertanggung jawaban keuangan sehingga upaya optimalisasi penyerapan anggaran terkendala oleh alokasi waktu dan sumber daya manusia yang ada. kebijakan atau SOP yang perlu dipertegas.
Upaya Tindak Lanjut :
- Percepatan proses pencairan dan pertanggung jawaban keuangan
- Mempertegas kebijakan atau SOP.
BAB IV PENUTUP
A. SIMPULAN
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2022 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pencapaian pelaksanaan tugas dan fungsi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta baik dalam pelayanan, pendidikan, maupun penelitian. Selain itu LAKIP juga merupakan laporan pertanggungjawaban RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta terhadap sumber daya yang digunakan dalam upaya mencapai target-target kinerja yang dikontrakinerjakan bersama Dirjen Pelayanan Kesehatan yang dijabarkan dalam bentuk Key performance Indicator (KPI).
Tahun 2022 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Renstra 2020-2024. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dari sasaran dan kegiatan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2021 secara umum berhasil mencapai target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.
Pencapaian pada tahun 2022 ini diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan hal-hal yang menghambat tercapainya target diharapkan dapat ditemukan solusi serta alternatif penyelesaiannya dengan mengedepankan profesionalisme di lingkungan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Terdapat 15 (lima belas) Indikator Kinerja yang dikontrak kinerjakan pada Perjanjian Kinerja antara Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan Direktur Utama RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta di Tahun 2022. Dari 15 indikator tersebut belum semua indikator berhasil mencapai target yang disepakati di Tahun 2022.
Realisasi pendapatan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta di tahun 2022 sebesar Rp. 212.436.907.904,17 (dua ratus dua belas milyar empat ratus tiga puluh enam juta sembilan ratus tujuh ribu sembilan ratus empat rupiah tujuh belas sen) dari target sebesar RP. 214.000.000.000,00 (99.27 %).
Total alokasi Pagu tahun 2022 sebesar Rp. 278.511.644.000,00 (dua ratus tujuh puluh delapan milyar lima ratus sebelas juta enam ratus empat puluh empat ribu rupiah) dengan realisasi belanja Rp. 246.995.873.381,00 (dua ratus empat puluh enam milyar sembilan ratus sembilan puluh lima juta delapan ratus tujuh
puluh tiga ribu tiga ratus delapan puluh satu rupiah). Realisasi belanja dibandingkan dengan total alokasi pagu TA 2022 sebesar 88,69 %.
Secara umum kinerja pelaksanaan kegiatan yang mendukung program- program yang ada telah mencapai atau mendekati pencapaian sesuai target yang direncanakan, terindikasi dari ukuran sesaran kinerja dan indikatornya. Hal tersebut tergambar dalam tabel capaian indikator kinerja sebagai penjabaran sasaran strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta selama kurun waktu tahun 2022 dibawah ini :
Capaian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022 secara keseluruhan tergambar pada tabel berikut :
Tabel 49. Rangkuman Capaian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022
NO | SASARAN PROGRAM/KEGIATAN | INDIKATOR KINERJA | TARGET PK 2022 | CAPAIAN 2022 | % | KET |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (6) | (7) |
1 | Terwujudnya program inovatif untuk meraih segmen pasar baru | 1 Persentase layanan untuk pangsa pasar non JKN | 100 % | 100 % | 100 % | tercapai |
2 Persentase pelayanan penyakit infeksi emerging | 100 % | 100 % | 100 % | tercapai | ||
3 Ketercapaian program untuk rebranding RSO | 100 % | 100 % | 100 % | tercapai | ||
2 | Terwujudnya produk unggulan sebagai daya saing RS | 4 Persentase produk layanan unggulan RSO | 100 % | 100 % | 100 % | tercapai |
3 | Terwujudnya SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi (professional) sesuai dengan perkembangan dan teknologi | 5 Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan skill baru yang menunjang layanan unggulan | 100 % | 100 % | 100 % | tercapai |
6 Jumlah Penelitian yang dipublikasikan | 10 buah | 13 buah | 130 % | tercapai | ||
4 | Terwujudnya digitalisasi proses pelayanan dan proses manajemen RS | 7 Persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS | 100 % | 84.84 % | 84.84 % | belum tercapai |
8 Ketercapaian pembuatan aplikasi yang bisa diakses melalui mobile communication devices | 100 % | 100 % | 100 % | tercapai | ||
5 | Terwujudnya proses pelayanan dan manajemen yang lebih efisien | 9 Persentase unit layanan dengan rerata waktu tunggu pelayanan kurang dari target | 84 % | 99.99 % | 119 % | tercapai |
NO | SASARAN PROGRAM/KEGIATAN | INDIKATOR KINERJA | TARGET PK 2022 | CAPAIAN 2022 | % | KET |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (6) | (7) |
10 Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti | 84 % | 100 % | 119 % | tercapai | ||
6 | Peningkatan akses dan mutu pelayanan rujukan terintegrasi | 11 Persentase pelaksanaan Sistem Rujukan Terintegrasi di RS UPT Vertikal (SISRUTE) | 70 % | 88.84 % | 126.9 % | tercapai |
7 | Terdapatnya segmen pasar baru (kerjasama perusahaan multi-nasional dan BUMN) | 12 Ketercapaian pembuatan MoU dengan perusahaan multi-nasional, BUMN dll sebagai pangsa pasar pengguna layanan RSO | 100 % | 250 % | 250 % | tercapai |
13 Ketercapaian persentase pasien non JKN | 30 % | 25.24 % | 84.1 % | belum tercapai | ||
8 | Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan | 14 Indeks Kepuasan Masyarakat | 84 % | 89.38 % | 106.4 % | tercapai |
9 | Terdapatnya sumber-sumber pendapatan baru | 15 Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) | 85 % | 91.02 % | 107.08 % | tercapai |
Berdasarkan tabel (49) diatas dari 15 (lima belas) indikator kinerja utama yang ditetapkan pada tahun 2022, sebanyak 13 (tiga belas) indikator (86.7 %) dapat mencapai / melampaui target yang ditetapkan sementara 2 (dua) indikator (13.3
%) belum mencapai target.
Grafik 22. Prosentase Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022
belum
tercapai
13.3 %
tercapai
86.7%
Disamping pengukuran indikator kinerja utama yang ditetapkan pada Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangi oleh Direktur Utama RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sebagai Badan Layanan Umum sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 756/Men.kes/SK/IV/2007 tentang Penetapan RS Ortopedi Prof. Dr.
R. Soeharso Surakarta sebagai Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) secara penuh, maka RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta juga diwajibkan untuk menghitung capaian kesehatan BLU sebagaimana tabel dibawah ini :
Tabel 50. Perhitungan Tingkat Kesehatan BLU RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2022
NO | INDIKATOR | HAPER | |
1 | 2 | 3 | 4 |
1 | Indikator kinerja keuangan | 30 | 25.55 |
2 | Indikator kinerja pelayanan | 35 | 31.75 |
3 | Indikator kinerja mutu dan manfaat bagi masyarakat | 35 | 33.39 |
Jumlah total | 100 | 90.69 | |
Kategori | AA (Sehat) |
Hasil penilaian kinerja RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 (self assessment) mempunyai total skor 90.69 dengan kategori BAIK (AA) yaitu berada pada angka 80 < TS < 95.
B. SARAN
Dari rangkuman capaian indikator kinerja di bab III, secara umum upaya pencapaian sasaran strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2022 tidak mengalami hambatan yang berarti, namun demikian untuk menjaga kinerja dan bahkan peningkatan kinerja di masa mendatang perlu kiranya beberapa saran sebagai berikut :
1. Peningkatan koordinasi baik di tingkat pimpinan maupun antara pimpinan dengan pelaksana program dan kegiatan. Hal ini penting untuk menjaga kualitas dari hasil program dan kegiatan yang dilaksanakan;
2. Peningkatan kompetensi pelaksana sebagai tulang punggung dari keberhasilan pencapaian sasaran kinerja pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan, penelitian, pendidikan maupun pelatihan;
3. Penciptaan Iklim dan budaya kerja yang sehat dalam lingkungan kerja;
4. Secara lebih teknis hal – hal yang segera harus mendapat perhatian yaitu :
a. Percepatan perwujudan digitalisasi proses pelayanan dan proses manajemen RS terkait persentase unit layanan dan unit pendukung yang sudah memiliki konektivitas melalui SIM RS;
b. Optimalisasi pembukaan segmen pasar baru (kerjasama perusahaan multi- nasional dan BUMN) terkait persentase pasien non JKN;
c. Peningkatan mutu serta pelayanan kepada pasien secara prima yaitu dengan memberikan pelayanan yang memuaskan sehingga pasien merasa terpuaskan;
d. Perencanaan program dan kegiatan secara tepat sasaran, percepatan proses pencairan dan pertanggung jawaban keuangan dan mempertegas kebijakan atau SOP terkait belum optimalnya capaian realisasi anggaran.
Demikian uraian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2022 yang disusun sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.