PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN
PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN
PERIODE II TAHUN ANGGARAN 2020 NOMOR : 1446-Int-KLPPM/UNTAR/XI/2020
Pada hari ini Selasa tanggal 17 bulan November tahun 2020 yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Xxx Xxx Xxxx, Ph.D.
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Alamat : Letjen S. Xxxxxx Xx.0, Xxxxxx, Xxxxxx xxxxxxxxxx, Xxxxxxx Xxxxx, 11440 selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. Nama : Edalmen, S.E, M.M. Jabatan : Dosen Tetap Fakultas: Ekonomi Manajemen
Alamat : Jl. Tanjung Duren Utara, No. 1 Jakarta Barat 11470
Bertindak untuk diri sendiri dan atas nama anggota pelaksana Penelitian :
1. Nama : Xxxxxxx Xxxxxxxxx, S.E., X.Xx. Jabatan : Dosen Tetap
2. Nama : Dra. Kurniati W Andani, M.M.
Jabatan : Dosen Tetap selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat mengadakan Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor 1446-Int-KLPPM/UNTAR/XI/2020 sebagai berikut:
Pasal 1
(1). Pihak Pertama menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan Penelitian atas nama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara dengan judul “Analisis Keterkaitan Sustainability Knowledge dan Sustainability Entrepreneurial Intention: Studi berdasarkan Persepsi Mahasiswa di Jakarta”
(2). Biaya pelaksanaan penelitian sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas dibebankan kepada Pihak Pertama melalui anggaran Universitas Tarumanagara.
(3). Besaran biaya pelaksanaan yang diberikan kepada Pihak Kedua sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), diberikan dalam 2 (dua) tahap masing-masing sebesar 50%.
(4). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap I akan diberikan setelah penandatanganan Perjanjian Pelaksanaan Penelitian.
(5). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap II akan diberikan setelah Pihak Kedua
melaksanakan Penelitian, mengumpulkan:
a. Hard copy berupa laporan akhir sebanyak 5 (lima) eksemplar, logbook 1(satu) eksemplar, laporan pertanggungjawaban keuangan sebanyak 1 (satu) eksemplar, luaran penelitian; dan
b. Softcopy laporan akhir, logbook, laporan pertanggungjawaban keuangan, dan luaran penelitian.
(6). Rincian biaya pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) terlampir dalam Lampiran Rencana Penggunaan Biaya dan Rekapitulasi Penggunaan Biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian ini.
(7). Penggunaan biaya penelitian oleh Pihak Kedua wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tidak melampaui batas biaya tiap pos anggaran yang telah ditetapkan; dan
b. Peralatan yang dibeli dengan anggaran biaya penelitian menjadi milik Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
(8). Daftar peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) di atas wajib diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah penelitian selesai.
Pasal 2
(1). Pelaksanaan kegiatan Penelitian akan dilakukan oleh Pihak Kedua sesuai dengan proposal yang telah disetujui dan mendapatkan pembiayaan dari Pihak Pertama.
(2). Pelaksanaan kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam Periode II, terhitung sejak Juli-Desember 2020
Pasal 3
(1). Pihak Pertama mengadakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Pihak Kedua.
(2). Pihak Kedua diwajibkan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
(3). Sebelum pelaksanaan monitoring dan evaluasi, Pihak Kedua wajib mengisi lembar monitoring dan evaluasi serta melampirkan laporan kemajuan pelaksanaan penelitian dan logbook.
(4). Laporan Kemajuan disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Penelitian yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(5). Lembar monitoring dan evaluasi, laporan kemajuan dan logbook diserahkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Pasal 4
(1). Pihak Kedua wajib mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran.
(2). Laporan Akhir disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Penelitian yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(3). Logbook yang dikumpulkan memuat secara rinci tahapan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua dalam pelaksanaan Penelitian.
(4). Laporan Pertanggungjawaban yang dikumpulkan Pihak Kedua memuat secara rinci penggunaan biaya pelaksanaan Penelitian yang disertai dengan bukti-bukti.
(5). Batas waktu pengumpulan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran wajib berupa Prosiding (Desember 2020)
(6). Apabila Pihak Kedua tidak mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan Luaran sebagaimana disebutkan dalam ayat (5), maka Pihak Pertama akan memberikan sanksi.
(7). Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berupa proposal penelitian pada periode berikutnya tidak akan diproses untuk mendapatkan pendanaan pembiayaan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Pasal 5
(1). Dalam hal tertentu Pihak Kedua dapat meminta kepada Pihak Pertama untuk memperpanjang batas waktu sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (5) di atas dengan disertai alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2). Pihak Pertama berwenang memutuskan menerima atau menolak permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3). Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan 1 (satu) kali.
Pasal 6
(1). Pihak Pertama berhak mempublikasikan ringkasan laporan penelitian yang dibuat Pihak Kedua ke dalam salah satu jurnal ilmiah yang terbit di lingkungan Universitas Tarumanagara.
(2). Pihak Kedua memegang Hak Cipta dan mendapatkan Honorarium atas penerbitan ringkasan laporan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3). Pihak Kedua wajib membuat poster penelitian yang sudah/sedang dilaksanakan, untuk dipamerkan pada saat kegiatan Research Week tahun terkait.
(4). Pihak Kedua wajib membuat artikel penelitian yang sudah dilaksanakan untuk diikut sertakan dalam kegiatan International Conference yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
(5). Penggandaan dan publikasi dalam bentuk apapun atas hasil penelitian hanya dapat dilakukan oleh Pihak Kedua setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.
Pasal 7
(1). Apabila terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan Penelitian ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah.
(2). Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diserahkan kepada Pimpinan Universitas Tarumanagara.
(3). Keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini bersifat final dan mengikat.
Demikian Perjanjian Pelaksanaan Penelitian ini dibuat dengan sebenar-benarnya pada hari, tanggal dan bulan tersebut diatas dalam rangkap 2 (dua), yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pihak Pertama Pihak Kedua
Jap Tji Beng, Ph.D. Edalmen, S.E, M.M.
RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
Rencana Penggunan Biaya | Jumlah |
Honorarium | Rp. 2.000.000,- |
Pelaksanaan penelitian | Rp 8.000.000,- |
REKAPITULASI RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
No. | Pos Anggaran | Tahap I | Tahap II | Jumlah |
1. | Honorarium | 1.000.000,- | 1.000.000,- | 2.000.000,- |
2. | Pelaksanaan penelitian | 4.000.000,- | 4.000.000,- | 8.000.000,- |
Jumlah | 5.000.000,- | 5.000.000,- | 10.000.000,- |
Jakarta, November 2020 Peneliti,
(Edalmen, S.E, M.M.)
LAPORAN PENELITIAN
YANG DIAJUKAN KE LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
ANALISIS KETERKAITAN SUSTAINABILITY KNOWLEDGE DAN SUSTAINABILITY ENTREPRENEURIAL INTENTION: STUDI BERDASARKAN PERSEPSI MAHASISWA DI JAKARTA
Disusun oleh:
Ketua Tim
Edalmen, SE., MM. (0327106801/10194005)
Anggota:
Xxxxxxx Xxxxxxxxx, SE., MSi. (0318087201/10103019) Dra. Kurniati W Andani, MM (0317016601/10189012)
PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN
Periode II / Tahun 2020
1. Judul : Analisis Keterkaitan Sustainability Knowledge dan Sustainability Entrepreneurial Intention: Studi Berdasarkan Persepsi Mahasiswa di Jakarta
2. Ketua Tim
a. Nama dan Gelar : Edalmen, SE, MM
b. NIDN/NIK : 0327106801/ 10194005
c. Jabatan/Gol : Lektor (200)
d. Program Studi : Xxxxxxx Xxxxxxxxx
e. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
f. Bidang Keahlian : Ekonomi Pembangunan & Sustainable development
g. Alamat Kantor : Xx.Xxxxxxx Xxxxx Xxxxx Xx 0 Xxxxxx Xxxxxxx Xxxxx
h. Nomor HP/Tlp/Email : 08161343340/ xxxxxxx@xx.xxxxx.xx.xx
3. Anggota Tim Penelitian
a. Jumlah Anggota : Dosen 2 orang
b. Nama Anggota I/Keahlian : Xxxxxxx Xxxxxxxxx, SE., MSi./Kewirausahaan
c. Nama Anggota II/Keahlian : Dra.Kurniati W Andini, MM / Statistik
d. Nama Anggota III/Keahlian : - /-
e. Jumlah Mahasiswa : 1 orang
f. Nama Mahasiswa/NIM : Xxxxxxx Xxxxxxx / 115170120
4. Lokasi Kegiatan Penelitian : Jakarta
5. Luaran yang dihasilkan : Jurnal Nasional
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : Periode II (Juli-Desember)
7. Biaya yang diajukan ke LPPM : Rp.10.000.000,-
Jakarta, 20 Januari 2021
Menyetujui,
Ketua LPPM Ketua Tim
Jap Tji Beng, Ph.D. Edalmen, SE., MM
NIDN/NIK: 0323085501 / 10381047 NIDN/NIK: 0327106801 / 10194005
RINGKASAN
Sejalan dengan harapan masyarakat global terhadap kesejahteraan yang keberlanjutan maka Persatuan Bangsa-Bangsa mencanangkan sejumlah sasaran yang dicapai oleh berbagai negara di dunia berupa Sustainable Development Goals (SDGs). Relevan dengan Kampus Merdeka Belajar, kewirausahaan menjadi salah satu icon kebijakan tersebut. Namun masih banyak ditemukan mahasiswa kurang memahami SDGs sehingga memungkinkan kurang terbentuk ketertarikan terhadap kewirausahaan berbasis keberlanjutan. Untuk itu, tujuan penelitian untuk menjembati masalah tersebut sehingga alur penelitian sebagai berikut: Pertama: mengidentifikasi gambaran pengetahuan mahasiswa terhadap SDGs. Sejauhmana mahasiswa mampu mengembangkan pengetahuan terkait isu-isu keberlanjutan sehingga dapat mengikuti perkembangan SDGs serta implementasinya dalam program pembangunan diantaranya dalam pembelajaran kewirausahaan. Aktivitas riset diarahkan dalam pembuatan instrumen sustainable knowledge dengan materi pengembangan instrumen United Nations Development Program (UNDP) dengan sebanyak 17 indikator. Kedua: mengembangkan intrumen sustainable entrepreneurial intention dengan mengkolaborasikan riset intensi sebelumnya dari Xxxxx & Xxxx (2006), (Xxxx et al., 2019) dan Xxxxxxxx, 2017) dengan total indikator sebanyak 4 item. Pertimbangan tersebut disesuaikan dengan segmen responden mahasiswa. Ketiga: instrumen dikembangkan menjadi kuesioner untuk diujicobakan secara terbatas (25 orang) untuk melihat sejauhmana pemahaman mahasiswa terhadap pertanyaan. Selanjutnya disebarkan dalam google form dengan sampel skala besar untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen serta persepsi mahasiswa terhadap sustainability knowledge serta keterkaitanya dengan sustainable entrepreneurial intention.
Jumlah sampel 100 mahasiswa Program Studi Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Untar di semester Ganjil 2020/2021 dengan teknik pengambilan sampel secara system random sampling. Alat analisis menggunakan korelasi dengan pengolahan data Smart PLS. Hasil penelitian awal menunjukan mahasiswa masih belum banyak memahami tentang sustainable development dan SDGs namun setelah diberikan edukasi terhadap pembangunan berkelanjutan mereka menyadari pentingnya pemahaman terhadap tujuan masyarakat global tersebut. Indikator SDGs 9, 10, 11 dan 16 menghasilkan tingkat validitas tinggi sehingga menggambarkan bahwa items tersebut sudah dipahami oleh mahasiswa. Indikator SDGs 8, 12, 13, 14, 15 dan 17 dalam tingkat validitas sedang sementara SDGs 1 s/d 7 menghasilkan validitas rendah sehingga perlu edukasi terhadap mahasiswa supaya memahami secara utuh dan mengetahui cara implementasi tujuan SDGs dalam praktek bisnis. Meskipun demikian hasil korelasi menghasilkan hubungan positif signifikan 5% antara sustainability knowledge dengan sustainable entrepreneurial intention dengan nilai R2 sebesar 15%. Jika terjadi peningkatan pengetahuan sustainability berpotensi meningkatkan ketertarikan mahasiswa pada kewirausahaan berkelanjutan cukup besar yaitu 15%. Untuk itu perlu peningkatan aktivitas edukasi terhadap keberlanjutan supaya meningkatkan literasi mahasiswa terhadap keberlanjutan sehingga menumbuhkan ketertarikan terhadap model bisnis yang berkelanjutan. Urgensi hasil sebagai gambaran pengembangan pembelajaran kewirausahaan berorientasi keberlanjutan, sebagai kontribusi bagi LPPM dalam penelitian tentang tema tersebut serta mendukung dalam kebijakan kampus merdeka belajar.
Kata kunci: SDGs, sustainable knowledge, sustainable entrepreneurial intention
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan ridhoNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir penelitian hibah internal semester ganjil 2020/2021 berjudul “Analisis Keterkaitan Sustainability Knowledge Dan Sustainability Entrepreneurial Intention: Studi Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Di Jakarta”. Studi ini mendesain istrumen pada kedua konstruk yang selanjutnya menelaah hubungan antara sustainability knowledge dengan sustainable entrepreneurial intension dengan responden mahasiswa semester ganjil pada Prodi Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara. Urgensi penelitian sebagai gambaran dalam pengembangan pembelajaran kewirausahaan berorientasi keberlanjutan, sebagai kontribusi dalam mengimplementasikan roadmap LPPM serta mendukung merdeka belajar.
Kami menyadari upaya yang kami lakukan belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu dengan hati terbuka kami menerima saran untuk proses perbaikan dalam memenuhi roadmap penelitian. Saran akan dipergunakan sebagai masukan untuk penyempurnaan pendekatan analisis maupun luaran pada kegiatan selanjutnya.
Akhir kata, kami tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu merealisasikan gagasan dalam kegiatan penelitian ini, yaitu:
1. Xx. Xxxxxxx Xxxxxxxxxxx, SE, MM, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Tarumanagara.
2. Xxx Xxx Xxxx, MMSI, Ph.D selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tarumanagara.
Semoga luaran hasil penelitian sebagai kontribusi bagi Universitas Tarumanagara dalam mendorong edukasi pembangunan berkelanjutan kepada mahasiswa sehingga dapat meningkatkan literasi terhadap keberlanjutan yang pada akhirnya akan menumbuhkan ketertarikan terhadap model bisnis yang berkelanjutan.
Hormat kami,
Tim Penelitian Hibah Internal
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... | ii |
RINGKASAN ............................................................................................................. | iii |
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. | iv |
DAFTAR ISI ............................................................................................................... | v |
DAFTAR TABEL........................................................................................................ | vi |
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. | vii |
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. | viii |
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................... | 1 |
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ | 4 |
BAB III : METODE PENELITIAN .......................................................................... | 14 |
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ | 19 |
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………….. | 30 |
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. | 32 |
LAMPIRAN 35
Instrumen Penelitian 35
Susunan Tim Pelaksana Peneliti 37
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Urutan Kegiatan Penelitian .................................................…………. | 14 |
Tabel 3.1 Materi Instrumen SDGs 1-3 ………………………………………..... | 15 |
Tabel 3.2 Materi Instrumen SDGs 4-6 ………………………............................. | 15 |
Tabel 3.3 Materi Instrumen SDGs 7-9 …………………………………………. | 16 |
Tabel 3.4 Materi Instrumen SDGs 10-12 ………………………………………. | 16 |
Tabel 3.5 Materi Instrumen SDGs 13-15……………………………………….. | 17 |
Tabel 3.6 Materi Instrumen SDGs 16-17……………………………………….. | 17 |
Tabel 3.7 Instrumen Sustainable Entrepreneurial Intention ……………………. | 18 |
Tabel 4.1 Penjabaran Indikator Sustainability Knowledge ................................... | 19 |
Tabel 4.2 Penjabaran Indikator Sustainable Entrepreneurial Intention ................ | 21 |
Tabel 4.3 Tingkat Validitas dan Reliabilitas Instrumen …………………………. | 22 |
Tabel 4.4 Path Coeficient ………………………………………………………... | 24 |
Tabel 4.5 Indikator Bernilai Validitas Rendah ………………………………….. | 25 |
Tabel 4.6 Indikator Bernilai Validitas Sedang …………………………………... | 27 |
Tabel 4.7 Indikator Bernilai Validitas Tinggi …………………………………… | 28 |
Tabel 4.8 Perolehan Nilai Rata-Rata & Standart Deviasi 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Millennium Development Goals......................................................... | 8 |
Gambar 2.2 Sustainable Development Goals......................................................... | 9 |
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... | 11 |
Gambar 4.1 Hasil Pengujian Boostraping ……………………………………...... | 23 |
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian........................................................................... | 35 |
Lampiran 2 Susunan Personalia Penelitian ......................................................... | 37 |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan harapan masyarakat global terhadap kesejahteraan yang keberlanjutan maka Persatuan Bangsa-Bangsa (United Nations) mencanangkan sejumlah sasaran yang dicapai oleh berbagai negara di dunia. Memasuki era melinium kedua atau memasuki tahun 2000 dicanangkan tujuan masyarakat global dalam bentuk Millenium Development Goals (MDGs) dengan 8 sasaran yang harus dicapai oleh berbagai negara samapi tahun 2015. Seluruh sasaran terbagi menjadi tiga aspek utama berkaitan dengan ekonomi, sosial dan lingkungan atau disebut triple bootom line (Xxxxxxxxx, 2004). Sejalan dengan permasalahan masyarakat global yang semakin komplek maka tujuan dikembangkan menjadi sustainable development goals (SDGs) dengan 17 target yang harus dicapai oleh berbagai negara di dunia sampai tahun 2030. Artinya tinggal 9 tahun ke depan sasaran SDGs harus tercapai, namun di tingkat personal atau komunitas masih sangat banyak yang belum memahami dengan harapan SDGs. Demikian juga dengan tingkat implementasi dalam berbagai aspek pembangunan belum sejalan atau masih banyak ditemukan missing link dengan program tersebut sehingga dirasa perlu melakukan studi terkait sustainability knowledge dari kelompok mahasiswa sebagai kajian awal tentang persepsi mahasiswa terhadap pembangunan perkelanjutan.
Pemahaman terhadap sustainable development merupakan titik awal dalam pembentukan sikap terhadap lingkungan (environmental attitude) atau keberlanjutan (sustainable attitude). Berdasarkan riset Xxx et al., (2015), (2014) menyatakan bahwa sustainability attitude memiliki keterkaitan secara signifikan dengan sustainable entrepreneurial intention. Sedangkan Xxxxx & Bogner (2011) mengidentifikasi adanya keterkaitan antara environmental attitude dengan pembentukan perilaku terhadap lingkungan (ecological behavior) pada anak-anak. Demikian juga riset Xxxx et al., (2015) membuktikan siswa sekolah mampu mempersepsikan dengan baik sejumlah atribute environmental attitude sehingga dapat mempengaruhi perilakunya terhadap lingkungan. Dengan demikian disimpulkan bahwa penting bagi masyarakat memiliki sikap positif terhadap keberlanjutan sehingga mampu mengimplementasikan dalam aktivitasnya termasuk ketika menjalankan bisnis.
Dengan demikian, mahasiswa sebagai bagian dari kelompok millenial terdidik (educated millennial) diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability knowledge). Dengan adanya pengetahuan tersebut akan memiliki sikap positif terhadap keberlanjutan sehingga memiliki ketertarikan untuk menerapkan aspek SDGs di dalam aktivitas bisnis. Dengan kata lain mahasiswa akan memiliki orientasi pada sustainable entrepreneurship. Hal tersebut sejalan dengan theory of planned behavior (TPB) (Xxxxx, 1991) bahwasanya salah satu faktor pembentuk intensi adalah sikap (attitude) sehingga keterkaitan antara kedua variabel tersebut akan membentuk perilaku. Seperti diketahui bahwa saat ini banyak program pemerintah untuk mendorong kewirausahaan, bahkan aktivitas mahasiswa pada kewirausahaan merupakan salah satu program “Kampus Merdeka Belajar” sehingga upaya mendorong mahasiswa dalam entrepreneurship dapat direlevansikan dengan tujuan masyarakat global dalam mewujudkan SDGs. Namun banyak kendala (barrier) dalam mempraktekan aktivitas bisnis sejalan isu-isu keberlanjutan sehingga diperlukan informasi atau pengetahuan tentang sustainable development kepada mahasiswa. Dengan demikian orientasi bisnisnya nanti akan mengadopsi beberapa aspek dalam SDGs.
Untuk itu alur penelitian meliputi Pertama: mengidentifikasi gambaran pengetahuan mahasiswa terhadap SDGs. Sejauhmana mahasiswa mampu mengembangkan pengetahuan terkait dengan isu-isu keberlanjutan sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan tentang sustainable development goals serta implementasinya dalam berbagai program pembangunan diantaranya pengembangan dan pembelajaran kewirausahaan. Aktivitas riset diarahkan dalam pembuatan instrumen sustainable knowledge dengan materi pengembangan instrumen menggunakan sumber United Nations Development Program (UNDP). Kedua: mengembangkan intrumen sustainable entrepreneurial intention dengan mengkolaborasikan dengan riset sebelumnya dari Xxxxx & Xxxx (2006) dengan 6 indikator serta menggunakan riset (Aure et al., 2019; Xxxxxxxx, 2017) dengan melibatkan 3 indikator. Pertimbangan tersebut akan disesuaikan dengan segmen responden yaitu mahasiswa. Ketiga: instrumen akan disebarkan kepada mahasiswa untuk dianalisis tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Keempat: Berdasarkan hasil ini dilanjutkan penyebaran kusioner pada skala lebih besar untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap sustainability knowledge serta keterkaitanya dengan sustainable entrepreneurial intention.
Xxxxxxxx & Xxxxxxx (2002) menyatakan adanya keterkaitan environmental knowledge dengan pro-environmental behavior. Mekanisme hubungan tersebut dapat diterapkan pada keterkaitan antara sustainable knowledge dengan sustainable entrepreneurial intensi dimana dalam TPB dinyatakan intensi merupakan anteseden dari perilaku. Sejalan dengan kemampuan mahasiswa memahami informasi atau pengetahuan tentang SDGs serta ketertarikannya dalam pengembangan kewirausahaan maka dilakukan penelitian dengan responden mahasiswa. Kelompok ini merepresentasikan milenial teredukasi sehingga melalui penelitian ini dapat melanjutkan roadmap terkait sustainable entrepreneurship dengan mengambilkan responden calon pelaku usaha. Hasil penelitian awal (Xxxxxxxxx et al., 2019) teridentifikasi mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis memiliki nilai-nilai lingkungan serta menunjukan pengaruh positif terhadap sustainable entrepreneur intention. Untuk itu, persepsi mahasiswa perlu diperkuat dengan pengetahuan supaya lebih mampu menangkap peluang dan berinovasi sejalan dengan SDGs sehingga secara bertahap dapat mengembangkan model bisnis menuju double bottom line atau triple bottom line. Sejalan dengan tujuan masyarakat global serta program pengembangan kewirausahaan maka penelitian menekankan pada kelompok mahasiwa yang sedang melakukan pembelajaran kewirausahaan dengan fokus untuk menangkap keterkaitan antara sustainability knowledge dan sustainability entrepreneurial intention. Dengan demikian judul proposal adalah: “Analisis Keterkaitan Sustainability Knowledge dan Sustainability Entrepreneurial Intention: Studi Berdasarkan Persepsi Mahasiswa di Jakarta”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada keterkaitan di atas maka rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran tentang sustainability knowledge yang dipersepsikan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis?
2. Apakah terdapat keterkaitan secara signifikan antara sustainability knowledge dengan
sustainable entrepreneurial intention pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis?.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis gambaran tentang sustainability knowledge yang dipersepsikan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis keterkaitan antara sustainability knowledge dengan
sustainable entrepreneurial intention pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
1.4. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan program pengembangan kewirausahaan di tingkat prodi atau universitas serta program Kampus Merdeka Belajar oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan maka urgensi penelitian dijabarkan sebagai berikut:
1. Digunakan sebagai dasar mendesain model pembelajaran kewirausahaan selaras dengan sustainable entrepreneurship. Dengan pembelajaran tersebut mahasiswa yang sedang mempelajari kewirausahaan dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi selaras dengan sustainable development sehingga menangkap peluang bisnis berorientasi keberlanjutan.
2. Sebagai dasar membekali pengetahuan atau membuka cakrawala pada mahasiswa tentang SDGs agar selaras dalam model bisnis yang dirintis setelah menyelesaikan pendidikan. Dengan demikian mahasiswa dapat menambah literasi terkait isu-isu keberlanjutan.
3. Mendukung program kampus merdeka belajar dari kementrian pendidikan dan kebudayaan dimana salah satu dalam program tersebut mahasiswa dapat membangun kewirausahaan yang diakui perolehan satuan kredit semesternya. Bagi mahasiswa yang sudah memiliki atau sedang merintis bisnis dapat menggunakan peluang tersebut untuk menselaraskan bisnisnya dengan social-cultural value dan ecological value. Keduanya akan melengkapi konsep bisnisnya menuju bisnis berkelanjutan (sustainability business).
4. Dukungan lainnya dapat diberikan dalam bentuk mempraktekan salah satu aspek SDGs
untuk mengedukasi masyarakat di berbagai daerah terpencil di Indonesia. Dengan adanya pembekalan terhadap sustainable knowledge mahasiswa dapat mempraktekan pengetahuan dan ketampilannya untuk mendukung masyarakat yang masih tertinggal.
5. Melalui edukasi tentang pembangunan berkelanjutan (sustainability education) institusi pendidikan dapat berkontribusi dalam menyebarluaskan informasi tentang SDGs sehingga meningkatkan kesadaran atau sikap masyarakat terhadap keberlanjutan. Terbentuknya sikap ini menjadi penting karena akan berkaitan dengan ketertarikan atau intensi sehingga dapat membentuk perilaku terhadap keberlanjutan. Salah satu bentuk implementasi dapat dilakukan pada sektor kewirausahaan.
6. Sebagai kontribusi bagi pelaksanaan Renstra Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tarumanagara khususnya untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis tentang bisnis berkelanjutan khususnya tentang kewirausahaan berkelanjutan.
7. Berkontribusi terhadap pencapaian SDGs di Indonesia dimana capaian 17 SDGs ditargetkan pada tahun 2030. Melalui edukasi tentang sustainability akan memberi pengetahuan kepada mahasiswa sehingga mereka akan mendapatkan wawasan atau insight tentang bagaimana menerapkan harapan SDGs dalam kewirausahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keterkaitan Sustainable Development dan Sustainable Entrepreneurship
Model sustainable entrepreneurship masih relatif baru berasal dari kata sustainable dan entrepreneurship. Xxxxx & Xxxxxxxx (2012) mendefinisikan entrepreneurship sebagai “process of changing ideas into commerciel opportunity and creating value” sedangkan istilah sustainable mengadopsi dengan sustainable development yang memiliki makna sebagai “a development that meets the need of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs”. (World Commission of Environment Development, 1987). Dalam definisi tersebut memiliki makna adanya komitmen dalam menjalankan program pembangunan agar tidak mengabaikan kesejahteraan bagi generaasi mendatang. Dengan demikian sustainable entrepreneurship sebagai konsep bisnis baru yang mengintegrasikan konsep-konsep pada sustainable development dalam aktivitas bisnis (Xxxxxx & Young, 2009). Selain itu, Xxxxxxxxx et al., (2006) menyatakan bahwa entrepreneur sebagai agen perubahan sedangkan Xxxxxxxx et al., (2008) mendeskripsikan seorang entrepreneur dalam menciptakan usaha baru akan menghadapi ketidakpastian dan risiko. Dengan demikian, sejalan dengan komitmen masyarakat global yang tertuang dalam sustainable development maka model pengembangan kewirausahaan ditransformasi dalam sustainable entrepreneurship.
Terkait dengan proses transformasi tersebut, Xxxx & Binder (2017) memperkenalkan model yaitu “convergent process model” sebagai proses dalam sustainable entrepreneurship. Model terdiri enam proses yaitu: “(1) Recognizing a social or ecological problem. (2) Recognizing a social or ecological opportunity. (3) Developing a double bottom line solution .
(4) Developing a triple bottom line solution. (5) Funding and forming of sustainable entrepreneurship. (6) Creating or entering a sustainable market”. Keseluruhan proses tersebut terbagi menjadi dua yaitu double bottom line kemudian triple bottom line sehingga melalui model tersebut wirausaha dapat menyesuaikan kesiapannya dalam mensinkronkan SDGs dengan kondisi usaha yang sedang dijalankan.
Sebagai komitmen bagi generasi mendatang semenjak dilaksanakan WCED di tahun 1987, Persatuan Bangsa-Bangsa memiliki sejumlah agenda diantaranya: (Nuringsih et al., 2020)
◼ KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro tahun 1992.
◼ Kyoto Protocol sebagai Frameworks Convention on Climate Change tahun 1997.
◼ Millennium Declaration di New York dengan hasil Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2000 dengan masa capaian sampai tahun 2015.
◼ The World Summit Sustainable Development dilaksanakan di Johannesburg tahun 2002.
◼ Dua belas tahun setelah KTT Bumi di Rio de Janeiro (Rio+20), dilaksanakan kembali Earth Summit tahun 2012.
◼ United Nation Frameworks Convention on Climate Change (UNFCCC) diselenggarakan kembali di Paris tahun 2015.
◼ Di tahun yang sama (2015) disepakati kelanjutan MDGs menjadi SDGs dengan 17 target yang harus dicapai sampai tahun 2030.
Berbagai agenda dilaksanakan dalam rangka mendukung masyarakat global dalam mewujudkan kesejahteraan secara berkelanjutan. Dengan demikian implementasi sustainable development diimplementasikan dalam berbagai bidang pembangunan diantaranya di sektor kewirausahaan. Metamorfosis kewirausahaan konvensional ke arah sustainability dimodelkan menjadi sustainable entrepreneurship.
Pengertian sustainable entrepreneurship diantaranya mengacu Dean & XxXxxxxx (2007) dengan definisi “Sustainable entrepreneurship as the process of discovering, evaluating, and exploiting economic opportunities that are present in the market failures.” Selanjutnya, Xxxxx & Xxxx (2007) mendefiniskan“Sustainable entrepreneurship as the examination of how opportunities to bring into existence future goods and services are discovered, created, and exploited, by whom, and with what economic, psychological, social, and environmental consequences”. Xxxxxxxxxxx & Xxxxxx (2011) mendefiniskan “Sustainable entrepreneurship can thus be described as an innovative, market-oriented and personality driven from of creating economic and societal value by means of break-through environmentally or socially beneficial market or institutional innovations”. Definisi tersebut saling melengkapi bahwasannya sustainable entrepreneurship berkaitan dengan (1) process of discovering- exploitation of opportunity, (2) existence future goods and services, (3) creating economic and societal value. (4) break-through environmentally or socially beneficial market.
2.2. Keterkaitan MDGs dengan SDGs
Sejalan Millennium Declaration pada tahun 2000 menghasilkan Millennium Development Goals (MDGs) dengan masa pencapaian sampai tahun 2015. Deklarasi Milenium merupakan hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara anggota Perserikatan Bangsa- bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000 berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Target MDGs adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang dijabarkan dalam Deklarasi Milenium dimana kesepakatan tersebut diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi di New York .
Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
Terdapat 8 sasaran untuk masyarakat global seperti nampak pada Gambar 2.1. Target tersebut bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat global yaitu:
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan ekstrim
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Xxxxxxxkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
7. Memastikan keberlanjutan lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Gambar 2.1. Millennium Development Goals
Namun, program MDGs berakhir di tahun 2015 kemudian disepakati kelanjutannya menjadi SDGs dengan 17 target yang harus dicapai sampai tahun 2030. Target SDGs menjadi lebih banyak sejalan dengan perkembangan masyarakat global. Dengan demikian gejala-gejala masalah global yang terdeteksi selama 15 tahun dalam MDGS ditargetkan akan diselesaikan oleh program SDGs sampai tahun 2030. Untuk itu target pengentasan kemiskinan dan masalah ketahanan pangan (pada MDGs) difokuskan secara terpisah menjadi target 1 (No poverty) dan target 2 (Zero hunger) di SDGs. Masalah pendidikan menjadi target ketiga dengan penekanan pada kualitas pendidikan sedangkan sebelumnya dalam MDGs masih terfokus pada pemenuhan pendidikan dasar. Demikian juga dengan masalah air bersih (clean water and sanitation) yang sebelumnya menjadi bagian dari MDGs sasaran ke-7 (ensure environment sustainability) difokuskan khusus dalam tujuan No 6. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat. Selain itu pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang
signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh. Sejalan dengan permasalahan lingkungan yang semakin komplek, maka tujuan ke-7 dalam MDGs dikembangkan menjadi 3 tujuan berupa climate action, live under water dan live on land. Keseluruhan sasaran SDGs seperti Gambar 2.2 yang selanjutnya dikembangkan sebagai instrumen sustainable knowledge pada penelitian ini.
Gambar 2.2. Sustainable Development Goals
Berdasarkan UNDP terlihat 17 sasaran program SDGs yang harus tercapai sampai tahun 2030. Keseluruhan sasaran SDGs tersebut selanjutnya akan dikembangkan sebagai indikator untuk mengukur sustainable knowledge pada penelitian ini dimana instrumen tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasi sejauhmana mahasiswa mampu mencari, mengolah dan memanfaatkan pengetahuan yang berkaitan 17 sasaran masyarakat global yaitu: SDGs. Dengan demikian, melalui pengetahuan tersebut dapat meningkatkan kesadaran atau membentuk sikap positif terhadap pembangunan berkelanjutan sehingga mahasiswa menjadi tertarik untuk mengimplementasikan SDGs di dalam aktivitas bisnisnya atau minimal mampu mendapat insight untuk diterapkan dalam model bisnisnya. Oleh karena itu, ketertarikan mahasiswa terhadap SDGs akan berkontribusi membantu pemerintah dalam percepatan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan sampai tahun 2030.
2.3. Sustainability Knowledge
Penelitian Xxxxxxx et al., 2013 meneliti tentang sustainability knowledge dengan luaran menghasilkan instrumen untuk menilai tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap konsep keberlanjutan yang dibagi menjadi tiga domain yaitu: ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Intrumen dikembangkan sebelumnya dari Item Response Theory (IRT) kemudian diambil 16 item pertanyaan tentang ketiga domain tersebut dengan pilihan jawaban secara multiple choice. Berdasarkan jawaban tersebut digunakan untuk menganalisis persepsi mahasiswa terhadap sustainable development serta digunakan sebagai proksi untuk mengukur tingkat pengetahuan terhadap isu-isu keberlanjutan. Analisis dilakukan secara statistik diskriptif seperti tingkat rata- rata dan standart deviasi dari jawaban yang benar, rata-rata jawaban yang salah, serta menggunakan parameter diskriminan. Instrumen sebagai fundamental dalam pemahaman sustainability sehingga berdasarkan hasil tersebut perlu ditindaklanjuti melalui kurikulum dan pembelajaran oleh pihak universitas.
Xxxxxxx et al., (2013) melakukan kajian tentang sustainability knowledge di University Maryland dengan melibatkan mahasiswa sebagai responden. Seperti peneliti sebelumnya, instrumen penelitian berupa 15 pertanyaan secara multiple choice dan satu penrtanyaan berupa pendapat. Instrumen dikembangkan dari Sustainability, Tracking, Assessment, and Rating System (STARS) yang dikeluarkan oleh Association for the Advancement of Sustainability in Higher Education (AASHE) di tahun 2009. Analisis dilakukan secara statistik diskriptif seperti tingkat rata-rata dan standart deviasi dari jawaban setiap kelompok responden. Hasil kajian juga menyarankan agar universitas mengembangak dalam bentuk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berorientasi pada keberlanjutan.
Sejalan dengan riset tersebut diambil kesimpulan pengetahuan tentang sustainability menjadi penting supaya dalam pengambilan keputusannya nanti dapat menyelaraskan dengan berbagai aspek tujuan pembangunan berkelanjutan. Termasuk dalam keputusannya mengembangkan kewirausahaan. Selaras dengan sustainable development maka terjadi perubahan dalam model bisnis melalui sustainable entrepreneurship. Seperti yang sudah dijabarkan pada bagian sebelumnya maka salah satu factor yang mempengaruhi ketertarikan mahasiswa terhadap model kewiraussahaan tersebut perlu didukung dengan pengetahuan terhadap aspek tersebut.
2.4. Keterkaitan sustainability knowledge dengan sustainable entrepreneurial intention Pengertian knowledge berkaitan dengan kemampuan mengelola pengetahuan (knowledge management) yang dilakukan seseorang dimana dalam hal ini adalah sustainable development. Menurut Xx et al., (2019) knowledge management dalam makna luas yaitu: “as the process of creating, utilizing, sharing, storing, and managing knowledge and information within an organization to achieve its objectives”. Xxxxxxxx juga dengan individu akan melakukan hal sama terkait dengan sustainability knowledge. Mahasiswa akan dianalisis sejauhmana mereka melakukan proses pengelolaan pengetahuan tentang SDGs melalui proses penciptakan informasi, pemanfaatan, bertukar pikiran, menyimpan dan mengelola pengetahuan/informasi tentang pembangunan berkelanjutan untuk tujuan semestinya.
Kajian intensi berkaitan dengan studi di bidang psikologi sehingga melibatkan hasil riset dan teori dari pendekatan psikologi. Terkait dengan ketertarikan mahasiswa pada sustainable entrepreneurship maka sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang diserap oleh mahasiswa dimana pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan terkait dengan sustainable development goals (SDGs) atau sebagai sustainability knowledge. Xxxxx Xxxxxxxx (2014) mengidentifikasi pengaruh signifikan antara knowledge dengan entrepreneurial intention dimana pengetahuan akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang sehingga tertarik dengan kewirausahaan. Sejalan dengan pengaruh tersebut maka sustainable knowledge akan memiliki pengaruh terhadap sustainable entrepreneurial intention.
Selanjutnya, Xxxxxxxx & Xxxxxxx (2002) menyatakan adanya keterkaitan environmental knowledge dengan pro-environmental behavior. Berdasarkan mekanisme dalam hubungan tersebut dapat diterapkan di kontek sustainability. Keterkaitan tersebut ditransformasikan antara sustainable knowledge dengan sustainable entrepreneurial intensi dimana dalam theory of planned behavior (TPB) dinyatakan bahwa intensi merupakan anteseden dari perilaku sedangkan terbentuknya intensi tersebut dipengaruhi oleh attitude, social norm dan perceived behavior control. Dengan memiliki pengetahun yang cukup terhadap keberlanjutan dapat meningkatkan perceived behavior control sehingga menjadi tertarik dengan sustainable entrepreneurship. Atas dasar hubungan tersebut maka model penelitian menekankan hubungan korelasional antara sustainable knowledge dengan sustainable entrepreneurial intention pada kelompok responden mahasiswa.
2.4. Kerangka Pemikiran dan Perumusan Hipotesis
Xxxxxxxx (2014) mengidentifikasi adanya pengaruh signifikan antara knowledge dengan entrepreneurial intention dimana pengetahuan meningkatkan kepercayaan diri seseorang sehingga tertarik dengan kewirausahaan. Xxxxx et al., (2017) membuktikan adanya pengaruh knowledge terhadap entrepreneurial intention. Sebelumnya Xxxxx et al., (2008) memaparkan bahwa knowledge yang diberikan kepada mahasiswa melalui pendidikan kewirausahaan secara formal akan membentuk attitude dan social norms terhadap kewirausahaan sehingga mahasiswa menjadi tertarik dengan kewirausahaan. Untuk memahami sustainability, digunakan logika dari Xxxxxxxx & Xxxxxxx (2002) yang menyatakan adanya keterkaitan environmental knowledge dengan pro-environmental behavior. Keterkaitan tersebut ditransformasikan antara sustainable knowledge dengan sustainable entrepreneurial intention dimana dalam theory of planned behavior (TPB) dinyatakan bahwa intensi merupakan anteseden dari perilaku sedangkan terbentuknya intensi tersebut dipengaruhi oleh attitude, social norm dan perceived behavior control. Dengan memiliki pengetahun yang cukup terhadap keberlanjutan dapat meningkatkan perceived behavior control sehingga menjadi tertarik dengan sustainable entrepreneurship. Berdasarkan keterkaitan tersebut, kerangka pemikiran terangkum di Gambar 2.3. Sebagai penelitian awal tentang sustainability knowledge berbasis pada Sustainable Development Goals (SDGs) maka analisis menfokuskan pada korelasi antara pembentukan pengetahuan tersebut terhadap intensi mahasiswa terhadap sustainable entrepreneurship. Bagan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Sustainable
Entrepreneurial Intention
Sustainability Knowledge
H1
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Sejalan dengan kerangka pemikiran di atas maka pengembangan hipotesis sebagai berikut:
HO: Tidak terdapat hubungan secara signifikan antara sustainable knowledge dengan
sustainable entrepreneurial intention.
HA: Terdapat hubungan secara signifikan antara sustainable knowledge dengan sustainable entrepreneurial intention.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tahapan Penelitian
Tabel 3.1. Urutan Kegiatan Penelitian
No | Jenis Kegiatan | Aktivitas | Hasil Aktivitas |
1 | Mengidentifikasi 17 sasaran SDGs | Menyarikan 17 SDGs untuk dikembangkan menjadi instrumen sustainable knowledge | Tersedia 17 goals dipersiapkan instrumen sustainable knowledge |
2 | Menyusun instrumen sustainable knowledge | Menyusun 17 item pernyataan dari SDGs menjadi intrumen penelitian selanjutnya ditentukan skala pengukuran kuisionernya | Selesai pembuatan kuisioner sustainable knowledge |
3 | Mengidentifikasi indikator pengukur intensi kewirausahaan | Menelaah artikel dari Xxxxx & Xxxx (2006), Xxxx et al., (2019), Xxxxxxxx (2017) | Selesai pembuatan kuisioner sustainable entrepreneurial intention |
4 | Menyebarkan kuisioner jumlah sampel terbatas (30) | Penyebaran kuisioner dan pengujian validitas & reliabilitas | Tersedia kuisioner dengan range skala 1-5 |
5 | Menyebarkan pada 120-130 responden | Analisis korelasional & diskriptif dan pengujian hipotesis | Teridentifikasi hasil penelitian |
6 | Laporan penelitian | Membuat laporan akhir & rencana publikasi | Selesai |
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Tarumanagara yang sedang mengukuti perkuliahan semester Ganjil 2020/2021. Alasan penentuan populasi berkaitan dengan adanya pembelajaran entrepreneurship sehingga manfaat riset sebagai informasi dalam pembelajaran kewirausahaan. Proses pemilihan sampel menggunakan complex random sampling khusus systematic sampling dimana sampel diambil secara acak tersistematis khususnya mahasiswa sedang mengambil matakuliah metodelogi penelitian bisnis, kewirausahaan sosial dan keuangan entrepreneurial dengan jumlah 100 responden.
3.3. Operasionalisasi Variabel
3.3.1. Sustainability Knowledge
Instrumen sustainability knowledge berdasarkan diskripsi UNDP terkait 17 sasaran dalam SDGs. Diskripsi tersebut dikembangkan menjadi intrumen sustainability knowledge dengan instrumen sebanyak 17 indikator. Penjelasan keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 3.2. Materi Instrumen SDGs 1-3
Indikator 2: | |
Indikator 1: | Indikator 3: |
Tabel 3.3. Materi Instrumen SDGs 4-6
Indikator 5: | |
Indikator 4: | Indikator 6: |
Tabel 3.4. Materi Instrumen SDGs 7-9
Indikator 8: | |
Indikator 7: | Indikator 9: |
Tabel 3.5. Materi Instrumen SDGs 10-12
Indikator 11: | |
Indikator 10: | Indikator 12: |
Tabel 3.6. Materi Instrumen SDGs 13-15
Indikator 14: | |
Indikator 13: | Indikator 15: |
Tabel 3.7. Materi Instrumen SDGs 16-17
Indikator 16: | Indikator 17: |
3.3.2. Sustainable Entrepreneurial Intention
Pengukuran sustainable entrepreneurial intention mengkolaborasikan intrumen Xxxx et al., (2019), Xxxxxxxx (2017) dan Entrepreneurial Intention Questionnaire dari (Xxxxx & Xxxx, 2006). Intensi diukur berdasarkan pada desire, self prediction, and behavior intention (Xxxxx & Xxxx, 2006). Penjabaran sebagai berikut:
Tabel 3.8 Instrumen Sustainable Entrepreneurial Intention
Indikator: | Indikator: |
Ready to do anything to be | I hope that someday get involved in organizations .. |
Have professional goal | I have an idea to start a business ……… |
Make every effort to | I do not have an idea to start a business ………. |
Determined to create | |
Have seriously thought of in | |
Have firm propensity | |
Sumber Referensi: | Sumber Referensi: |
• Xxxxx & Xxxx (2006) Xxxxxxxx’x alpha 0,891. • Xxx xx.xx., (2015) Xxxxxxxx’x alpha 0,92. • Xxx xx.xx., (2014) Xxxxxxxx’x alpha 0,90 | • Xxxx et al., (2019), • Hockerts (2017) • Nuringsih et al., (2020) Xxxxxxxx’x alpha 0.621 |
3.4. Pengujian Reliabilitas, Validitas dan Teknik Analisis Data
Karena berkaitan dengan data primer maka diperlukan uji reliabilitas untuk mengidentifikasi sejauhmana hasil pengukuran (konstrak) dapat diandalkan untuk mengukur konsep. Untuk itu digunakan AVE dengan kriteria di atas 0.5 atau Cronbach’s Alpha dan composite reliability di atas 0.70. Jika mengacu pada Hock & Xxxxxx (2006) riset eksploratori kriteria minimal menghasilkan composite reliability 0.60 sedangkan Xxxxxxxx et al., (2012) riset konfirmatori minimal 0.70. Xxxxxxxx et al., (2009) menyatakan composite reliablity lebih baik untuk menguji internal consistency atau construct reliability dibandingkan Cronbach’s Alpha. Alasan tersebut dikarenakan terdapat kecenderungan lebih tinggi atau rendah dari estimasi. Pengujian validitas menguji sejauhmana alat pengukur dapat mengungkapkan ketepatan gejala yang dapat diukur. Validitas instrumen digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur supaya mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Untuk convergent validity nilai loading factor masing-masing variabel laten menghasilkan indikator di atas 0.70 atau 0.60 sedangkan discriminant validity berdasarkan nilai cross loadings pada kontrak dituju lebih besar dibandingkan dengan nilai kontrak lain. Analisis data secara statistic deskriptif dan menggunakan korelasi dengan tingkat signifikan 5% dengan Smart-PLS.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Proses Penyiapan Instrumen
4.1.1. Sustainability Knowledge
Di tahap awal dilakukan penjabaran instrumen sustainability knowledge berdasarkan definisi UNDP tentang Sustainable Development Goals (SDGs). Sebanyak 17 item didesain sebagai indicator yang merupakan target SDGs terbagi menjadi domain sosial, ekonomi dan
lingkungan hidup atau sebagai triple bottom lines. Penjabaran sebagai berikut:
Tabel 4.1
Penjabaran Indikator Sustainability Knowledge
Item | Pernyataan | Simbol |
SDGs 1 | 1. No Poverty | |
Masih banyak masyarakat di dunia hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan kurang dari $1.25 per hari sehingga SDGs berupaya mengatasi masalah tersebut. | ||
SDGs 2 | 2. Zero Hunger | |
Banyak masyarakat di dunia kelaparan dan kekurangan gizi dimana 1 dari 9 orang tertidur dengan rasa lapar di setiap malam sehingga SDGs berupaya mengatasi masalah tersebut. | ||
SDGs 3 | 3. Good Health and Well-Being | |
Masih banyak masyarakat di dunia tidak mendapatkan fasilitas kesehatan memadai dimana ada 6 juta anak-anak meninggal sebelum usia 5 tahun atau kematian remaja di sub-Sahara Africa karena AIDs. | ||
SDGs 4 | 4. Quality Education | |
Kemiskinan menyebabkan anak-anak putus sekolah atau tidak mampu melanjutkan sekolah sehingga SDGs mendorong penyediaan sarana pendidikan dan pencapaian jenjang pendidikan lebih tinggi. | ||
SDGs 5 | 5. Gender Equality | |
Meskipun telah terjadi peningkatan kesetaraan gender di dalam pendidikan dasar dan ketenagakerjaan namun perlu upaya melawan diskriminasi pada wanita dan remaja. | ||
SDGs 6 | 6. Clean Water and Sanitation | |
Ketersediaan air bersih menjadi masalah dunia dimana sekitar 40% masyarakat mengalami kelangkaan yang dipicu oleh perubahan iklim sehingga SDGs melindungi kawasan resapan air, sungai dan pemanfaatan teknologi pengolahan air. | ||
SDGs 7 | 7. Affordable and Clean Energy |
Masih banyak masyarakat di dunia belum menikmati listrik untuk penerangan rumah/jalan, handphone dan komputer sehingga SDGs berinovasi menyediakan energi murah dan ramah lingkungan. | ||
SDGs 8 | 8. Decent Work and Economic Growth | |
Sebanyak 200 juta orang di dunia tidak mendapat pekerjaan, menghadapi perbudakan dan human trafficking sehingga SDGs mendorong regulasi penciptaan lapangan kerja dan kewirausahaan. | ||
SDGs 9 | 9. Industry, innovation and infrastructure | |
Masyarakat terkoneksi secara digital namun sekitar empat miliar orang di negara berkembang belum terakses internet sehingga SDGs mendorong inovasi mengatasi kesejangan tersebut. | ||
SDGs 10 | 10. Reduced inequalities | |
Masih banyak ketidaksetaraan penghasilan pada masyarakat di negara berkembang sehingga SDGs mendorong regulasi untuk mengatasi kesejangan antara orang kaya dan miskin. | ||
SDGs 11 | 11. Sustainable cites and communities | |
Hampir setengah populasi dunia tinggal di perkotaan sehingga SDGs mendorong rencana perkotaan untuk penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau, sarana trasportasi publik ramah lingkungan serta perbaikan kawasan kumuh. | ||
SDGs 12 | 12. Responsible consumption and production | |
Sebagian besar populasi dunia mengkonsumsi barang yang bukan kebutuhan utamanya sehingga menimbulkan sampah dan pemborosan sumbar daya. SDGs mendorong penerapan pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab melalui reduce and recycle waste. | ||
SDGs 13 | 13. Climate action | |
Perubahan iklim memicu bencana alam yang mengakibatkan kerugian material dan jiwa manusia sehingga SDGs mendorong kerjasama untuk mengurangi efek dari perubahan iklim. | ||
SDGs 14 | 14. Life below water | |
Hampir tiga milyar manusia hidupnya tergantung pada sumber daya dan keaneragaman hayati laut. Persediaan ikan dunia telah tereksploitasi serta tercemar sehingga SDGs mendorong tanggung jawab menjaga biota laut. | ||
SDGs 15 | 15. Life on land | |
Manusia, satwa dan kehidupan lainnya membutuhkan makanan, udara dan air bersih. Hutan berfungsi membersihkan udara, menjaga sumber air dan menseimbangkan iklim bumi sehingga SDGs mendorong konservasi ekosistem hutan, lahan basah, lahan kering dan pegunungan. | ||
SDGs 16 | 16. Peace, justice and strong institutions | |
SDGs menciptakan kehidupan manusia secara damai dan mengusulkan pemerintahan dan masyarakat mengatasi masalah tanpa konflik dan aman. | ||
SDGs 17 | 17. Partnerships for the goals | |
SDGs mendorong kerjasama global dimana ada 193 negara sepakat berkolaborasi mengatasi masalah perubahan iklim. |
Pengembangan instrumen pada penelitian ini mengacu pada statemen dalam sustainable development goals (SDGs). Ke-17 target SDGs diringkas menjadi pernyataan yang kemudian didesain menjadi kuisioner. Intrumen ini sebatas menekankan pada sejauhmana mahasiswa memahami 17 sasaran SDGs dengan skala 1-4. Rentang skala yang digunakan dalam kuisioner mulai dari angka (1) Tidak Tahu s/d (4) Banyak Tahu. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut: TT (Tidak Tahu), ST (Sedikit Tahu), T (Tahu) dan BT (Banyak Tahu). Untuk itu, proses mendesain instrumen berbeda dengan Xxxxxxx et al., 2013 dan Xxxxxxx et al., (2013) yang mengembangkan instrumen melalui multiple choice. Instrumen kedua penelitian berupa kalimat pertanyaan kemudian diberikan jawaban secara multiple choice atau empat alternatif jawaban. Meskipun demikian inti kuisioner adalah mengemas informasi terkait sasaran pembangunan berkelanjutan dengan mengacu pada domain ekonomi, sosial dan lingkungan.
4.1.2. Sustainable Entrepreneurial Intention
Tahap selanjutnya membuat intrumen sustainable entrepreneurial intention berdasarkan Aure et al., (2019), Xxxxxxxx (2017) dan Entrepreneurial Intention Questionnaire dari (Xxxxx & Xxxx, 2006). Intensi diukur berdasarkan pada desire, self prediction, and behavior intention (Xxxxx & Xxxx, 2006). Dengan demikian intrumen dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Penjabaran Indikator Sustainable Entrepreneurial Intention
Item | Pernyataan |
SEI 1 | Saya berharap suatu saat bisa kerjasama dengan organisasi/perusahaan yang memiliki misi pelestarian lingkungan dan mengatasi masalah sosial. |
SEI 2 | Saya memiliki ide untuk memulai suatu bisnis dengan cara mengangkat kearifan lokal. |
SEI 3 | Saya melakukan segala upaya untuk mengakomodasi sasaran pembangunan berkelanjutan dalam perencanaan strategi bisnis |
SEI 4 | Saya bertekad untuk menciptakan bisnis yang menghasilkan produk atau layanan secara ramah lingkungan. |
Karena berkaitan dengan sustainability maka di dalam pengembangan instrumen diselaraskan dengan domain ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Sebagai ilustrasi indicator SEI-1 selaras dengan domain lingkungan & sosial, SEI-2 selaras dengan domain sosial-budaya, SEI-3 selaras dengan domain ekonomi, SEI-4 selaras dengan ekonomi & lingkungan.
4.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengujian dilakukan berdasarkan pada discriminant validity dengan output berupa cross loadings serta menggunakan output dari outer loading. Keduanya memberikan informasi yang sama seperti terangkum pada Tabel 4.3. Nilai loading tinggi pada indicator SDGs-9, SDGs-10, SDGs-11 dan SDGs-16 sedangkan indicator lainnya menghasilkan nilai loading di atas 0.50. Meskipun demikian dilihat dari semua nilai cross loading pada indicator sustainability knowledge menghasilkan nilai loading tinggi dibandingkan dengan nilai loading pada indicator sustainable entrepreneurial intention. Dengan demikian indicator pada sustainability knowledge dinyatakan valid.
Tabel 4.3
Tingkat Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Item | Cross Loadings | Outer Loadings | ||
X1 | Y | X1 | Y | |
SDGs 1 | 0.590 | 0.182 | 0.590 | - |
SDGs 2 | 0.598 | 0.103 | 0.598 | - |
SDGs 3 | 0.443 | -0.087 | 0.443 | - |
SDGs 4 | 0.590 | 0.218 | 0.590 | - |
SDGs 5 | 0.504 | 0.224 | 0.504 | - |
SDGs 6 | 0.487 | -0.001 | 0.487 | - |
SDGs 7 | 0.507 | -0.035 | 0.507 | - |
SDGs 8 | 0.613 | 0.233 | 0.613 | - |
SDGs 9 | 0.691 | 0.401 | 0.691 | - |
SDGs 10 | 0.693 | 0.325 | 0.693 | - |
SDGs 11 | 0.710 | 0.212 | 0.710 | - |
SDGs 12 | 0.658 | 0.132 | 0.658 | - |
SDGs 13 | 0.600 | 0.186 | 0.600 | - |
SDGs 14 | 0.685 | 0.202 | 0.685 | - |
SDGs 15 | 0.573 | 0.132 | 0.573 | - |
SDGs 16 | 0.700 | 0.179 | 0.700 | - |
SDGs 17 | 0.668 | 0.244 | 0.668 | - |
SEI 1 | 0.227 | 0.586 | - | 0.586 |
SEI 2 | 0.171 | 0.441 | - | 0.441 |
SEI 3 | 0.343 | 0.884 | - | 0.884 |
SEI 4 | 0.297 | 0.767 | - | 0.767 |
Cronbach’s Alpha | 0.903 | 0.722 | ||
Composite Reliability | 0.910 | 0.825 | ||
Rho_A | 0.890 | 0.749 | ||
AVE | 0.375 | 0.543 | ||
Keputusan yang sama terjadi pada indicator sustainable entrepreneurial intention dimana nilai outer loading yang tinggi pada SEI 3 dan SEI 4 sedangkan indicator SEI 1 dan SEI 2 menghasilkan nilai yang rendah. Meskipun demikian nilai cross loading pada indicator keduanya tetap masih lebih besar dibandingkan nilai cross loading pada konstruk lainnya sehingga intrumen pada sustainable entrepreneurial intention dapat dinyatakan valid.
Gambar 4.1. Hasil Pengujian Bootstraping
Pendekatan selanjutnya untuk memastikan validitas intrumen berdasarkan nilai t statistic dimana antara SDG-1 s/d SDGs-17 menghasilkan nilai t statistic di atas 1.96. Nilai tertinggi pada indicator SDGs-10 sebesar 6.057 sedangkan terendah pada SDGs-3 sebesar 2.612. Nilai ini memperkuat hasil dari cross loading maupun outer loading sehingga ke-17 indikator sustainability knowledge dinyatakan valid. Xxxxxxxx juga pada sustainable entrepreneurial intention bahwa indicator ke-1 dan 2 relatif rendah. Namun dengaan dianalisis melalui cross loading maka menghasilkan nilai secara lebih tinggi sehingga indicator tersebut masih dapat digunakan sebagai intrumen pada sustainable entrepreneurial intention.
Terkait reliabilitas dihasilkan nilai cronbach’s Alpha sustainability knowledge sebesar 0.903 sedangkan composite reliability sebesar 0.910. Sementara xxxxxxxx’x Alpha sustainable entrepreneurial intention sebesar 0.722 dengan composite reliability sebesar 0.825. Karena terjadi perbedaan antara nilai cronbach’s Alpha dan composite reliability maka sebagai dasar penilaian menggunakan composite reliability. Keduanya memiliki nilai di atas 0.70 sehingga sesuai dengan kriteria Hock & Xxxxxx (2006) bahwa riset eksploratori minimal menghasilkan composite reliability sebesar 0.60 sedangkan Xxxxxxxx et al., (2012) riset konfirmatori minimal sebesar 0.70. Hasil tersebut mengindikasikan indicator dalam kondisi reliabel.
Berdasarkan Gambar 4.1 dan Tabel 4.4 diketahui jalur antara sustainability knowledge dan sustainable entrepreneurial intention signifikan sebesar 3.257. Nilai tersebut menunjukan terdapat keterkaitan secara signifikan pada tingkat 1%. Dengan demikian disimpulkan bahwa hipotesis diterima pada tingkat 1% atau menunjukan korelasi positif secara signifikan antara sustainability knowledge dengan sustainable entrepreneurial intention. Dengan demikian
penelitian awal menghasilkan gambaran hubungan pengetahuan terhadap SDGs dengan terbentuk ketertarikan mahasiswa terhadap kewirausahaan secara berkelanjutan.
Tabel 4.4
Path Coeficient
Path | Original Sample | Sample Mean | Standart deviation | T Statistic | P Value |
Sust. Knowledge SEI | 0.388 | 0.458 | 0.119 | 3.257 | 0.001 |
R2 = 0.150 atau 15%, Adj. R2 = 0.1420 atau 14.20% |
Sesuai Tabel 4.4 diketahui nilai R2 sebesar 15% dengan nilai original sample sebesar
0.388 sehingga besarnya nilai korelasi dihitung sebagai berikut:
Nilai R2 = [Original sample x Correlation]
0.15 = 0.388 x Correlation Correlation = 0.15/0.388 = 0.3866 atau 0.387
Besarnya koefisien pengaruh sustainability knowledge terhadap sustainable entrepreneurial intention sebesar 15% sehingga diartikan apabila dilakukan peningkatan edukasi terhadap SDGs maka akan terbentuk ketertarikan terhadap sustainable entrepreneurship sebesar 15%%. Dengan demikian ada sebanyak 85% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dimasukan sebagai model penelitian.
4.3. Pembahasan
Berdasarkan nilai cross loading dan outer loading pada indicator sustainability Knowledge dapat disimpulkan terdapat tujuh indicator yang memiliki tingkat validitas relatif rendah. Indikator tersebut SDGs 1-7 dengan nilai terendah pada SDGs 6 dan SDGs 3. Gambaran persepsi mahasiswa terhadap sustainability knowledge selengkapnya pada tabel berikut.
Tabel 4.5.
Indikator Bernilai Validitas Rendah
Item | Pernyataan | Simbol |
SDGs 1 | 1. No Poverty [0.590] | |
Masih banyak masyarakat di dunia hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan kurang dari $1.25 per hari sehingga SDGs berupaya mengatasi masalah tersebut. | ||
SDGs 2 | 2. Zero Hunger [0.598] | |
Banyak masyarakat di dunia kelaparan dan kekurangan gizi dimana 1 dari 9 orang tertidur dengan rasa lapar di setiap malam sehingga SDGs berupaya mengatasi masalah tersebut. | ||
SDGs 3 | 3. Good Health and Well-Being [0.443] | |
Masih banyak masyarakat di dunia tidak mendapatkan fasilitas kesehatan memadai dimana ada 6 juta anak-anak meninggal sebelum usia 5 tahun atau kematian remaja di sub-Sahara Africa karena AIDs. | ||
SDGs 4 | 4. Quality Education [0.590] | |
Kemiskinan menyebabkan anak-anak putus sekolah atau tidak mampu melanjutkan sekolah sehingga SDGs mendorong penyediaan sarana pendidikan dan pencapaian jenjang pendidikan lebih tinggi. | ||
SDGs 5 | 5. Gender Equality [0.504] | |
Meskipun telah terjadi peningkatan kesetaraan gender di dalam pendidikan dasar dan ketenagakerjaan namun perlu upaya melawan diskriminasi pada wanita dan remaja. | ||
SDGs 6 | 6. Clean Water and Sanitation [0.487] | |
Ketersediaan air bersih menjadi masalah dunia dimana sekitar 40% masyarakat mengalami kelangkaan yang dipicu oleh perubahan iklim sehingga SDGs melindungi kawasan resapan air, sungai dan pemanfaatan teknologi pengolahan air. | ||
SDGs 7 | 7. Affordable and Clean Energy [0.507] | |
Masih banyak masyarakat di dunia belum menikmati listrik untuk penerangan rumah/jalan, handphone dan komputer sehingga SDGs berinovasi menyediakan energi murah dan ramah lingkungan. |
Sesuai dengan hasil tersebut, langkah yang perlu dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa adalah memberikan edukasi tentang Sustainable Development dan memberikan pemahaman Sustainable Development Goals (SDGs) kepada mahasiswa. Proses dilakukan oleh mahasiswa untuk mendapatkan informasi dapat dilakukan secara formal maupun informal sehingga edukasi secara formal tentang sustainable development dan SDGs menjadi penting diberikan kepada mahasiswa manajemen. Hal ini sebagai informasi atau bekal dalam mengambil keputusan bisnis ataupun dalam pengambilan kebijakan yang senantiasa berorientasi terhadap pembangunan berkelanjutan.
Sesuai dengan Tabel 4.5 edukasi terhadap “Clean Water and Sanitation” dan “Good Health and Well-Being” menjadi target yang perlu diutamakan kepada mahasiswa. Keduanya berkaitan dengan gaya hidup yang berorientasi terhadap perilaku ramah lingkungan dan perilaku hidup sehat. Untuk itu diperlukan kolaborasi dengan teknologi lingkungan untuk dapat memahami pentingnya mengelola air bersih dan sanitasi lingkungan bagi kesehatan masyarakat. Melalui pendekatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan water awareness dalam diri mahasiswa sehingga mengetahui bagaimana menerapkannya dalam aktivitas bisnis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang sama perlu ditekankan bagaimana mewujudkan kesehatan dan kualitas hidup kepada masyarakat sehingga kedepannya dapat mengatur kegiatan sosial berorientasi pada kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Selanjutnya, menekankan “No Poverty”, “Zero Hunger”, “Quality Education”, “Gender Equality” dan “Affordable and Clean Energy”. Masalah kemiskinan, ketahanan pangan, pendidikan, kesetaraan gender dan ketersediaan energi merupakan masalah sosial yang harus dipahami oleh mahasiswa supaya memiliki sikap positif terhadap masalah tersebut sehingga pada saatnya nanti turut berkontribusi mengatasi masalah tersebut.
Fokus selanjutnya pada indicator yang menghasilkan tingkat validitas sedang seperti pada SDGs 8, 12, 13, 14, 15 dan SDGs 17. Hal paling urgen diedukasikan kepada mahasiswa adalah bagaimana memahami “Life on land”, “Climate action” dan “Life below water” dimana ketiganya berkaitan dengan green behavior. Edukasi ini berkaitan dengan psikologi lingkungan sehingga diperlukan kolaborasi dengan fakultas psikologi untuk proses pembelajaran tersebut. Selanjutnya ditekankan pada domain ekonomi tentang “Decent work and economic growth”, “Responsible consumption and production” dan “Partnerships for the goals”. Edukasi
terkait domain tersebut memperkaya pengetahuan mahasiswa terhadap isu-isu keberlanjutan sehingga diharapkan akan mendapatkan insight dari tema-tema pembelajaran tersebut. Pengetaahuan tersebut akan menginspirasi untuk menerapkan menerapkan dalam aktivitas bisnis sehingga dapat berkontribusi dalam pencapaian SDGs.
Tabel 4.6
Indikator Bernilai Validitas Sedang
Item | Pernyataan | Simbol |
SDGs 8 | 8. Decent Work and Economic Growth [0.613] | |
Sebanyak 200 juta orang di dunia tidak mendapat pekerjaan, menghadapi perbudakan dan human trafficking sehingga SDGs mendorong regulasi penciptaan lapangan kerja dan kewirausahaan. | ||
SDGs 12 | 12. Responsible consumption and production [0.658] | |
Sebagian besar populasi dunia mengkonsumsi barang yang bukan kebutuhan utamanya sehingga menimbulkan sampah dan pemborosan sumbar daya. SDGs mendorong penerapan pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab melalui reduce and recycle waste. | ||
SDGs 13 | 13. Climate action [0.600] | |
Perubahan iklim memicu bencana alam yang mengakibatkan kerugian material dan jiwa manusia sehingga SDGs mendorong kerjasama untuk mengurangi efek dari perubahan iklim. | ||
SDGs 14 | 14. Life below water [0.685] | |
Hampir tiga milyar manusia hidupnya tergantung pada sumber daya dan keaneragaman hayati laut. Persediaan ikan dunia telah tereksploitasi serta tercemar sehingga SDGs mendorong tanggung jawab menjaga biota laut. | ||
SDGs 15 | 15. Life on land [0.573] | |
Manusia, satwa dan kehidupan lainnya membutuhkan makanan, udara dan air bersih. Hutan berfungsi membersihkan udara, menjaga sumber air dan menseimbangkan iklim bumi sehingga SDGs mendorong konservasi ekosistem hutan, lahan basah, lahan kering dan pegunungan. | ||
SDGs 17 | 17. Partnerships for the goals [0.668] | |
SDGs mendorong kerjasama global dimana ada 193 negara sepakat berkolaborasi mengatasi masalah perubahan iklim. |
Terakhir, terdapat empat indicator sustainability knowledge yang dipahami secara baik oleh mahasiswa sehingga menghasilkan nilai validitas relatif besar. Indikator tersebut adalah SDGs 9, 10, 11 dan SDGs 16. Pengetahuan terkait “Industry, innovation and infrastructure”, “Reduced inequalities”, “Sustainable cites and communities”, “Peace, justice and strong
institutions” merupakan isu terbaru sehingga sangat dipahami oleh mahasiswa. Perkembangan teknologi informasi dan revolusi industry 4.0 memudahkan dalam memahami tentang isu-isu terbaru dalam merealisasikan pembangunan berkelanjutan. Pengetaahuan tersebut dapat menginspirasi untuk menerapkan menerapkan dalam aktivitas bisnis sehingga dapat berkontribusi dalam pencapaian SDGs.
Tabel 4.7.
Indikator Bernilai Validitas Tinggi
Item | Pernyataan | Simbol |
SDGs 9 | 9. Industry, innovation and infrastructure [0.691] | |
Masyarakat terkoneksi secara digital namun sekitar empat miliar orang di negara berkembang belum terakses internet sehingga SDGs mendorong inovasi mengatasi kesejangan tersebut. | ||
SDGs 10 | 10. Reduced inequalities [0.693] | |
Masih banyak ketidaksetaraan penghasilan pada masyarakat di negara berkembang sehingga SDGs mendorong regulasi untuk mengatasi kesejangan antara orang kaya dan miskin. | ||
SDGs 11 | 11. Sustainable cites and communities [0.710] | |
Hampir setengah populasi dunia tinggal di perkotaan sehingga SDGs mendorong rencana perkotaan untuk penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau, sarana trasportasi publik ramah lingkungan serta perbaikan kawasan kumuh. | ||
SDGs 16 | 16. Peace, justice and strong institutions [0.700] | |
SDGs menciptakan kehidupan manusia secara damai dan mengusulkan pemerintahan dan masyarakat mengatasi masalah tanpa konflik dan aman. |
Statistik diskriptif menunjukan nilai rata-rata sustainability knowledge sebesar 2.969 dengan standart deviasi sebesar 0.494. Nilai ini menunjukan rata-rata jawaban responden antara sedikit mengetahui dan mengetahui. Demikian juga sustainable entrepreneurship intention menghasilkan rata-rata 3.385 sehingga jawaban responden antara mengetahui dan banyak mengetahui. Standart deviasi sebesar 0.447 menunjukan adanya vareasi jawaban responden.
Tabel 4.8.
Perolehan Nilai Rata-Rata & Standart Deviasi
Sustainability Knowledge | Sustainable Entrepreneurship Intention | |
Mean | 2.9694 | 3.385 |
Standart deviasi | 0.4937 | 0.4472 |
Sebagai cara memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dilakukan melalui edukasi tentang keberlanjutan (sustainable education). Pada tingkat mahasiswa edukasi dapat dilakukan melalui 4 tahapan yaitu:
◼ Edukasi untuk memberi pemahaman mengenai konsep, teori, regulasi terkait SD & SDGs.
◼ Edukasi mengenai contoh (best practice) yang dilaksanakan oleh perusahaan & daerah dalam pencapaian SDGs di Indonesia.
◼ Edukasi kepada mahasiswa supaya mampu membuat opini atau mengeluarkan gagasan tentang bagaimana pencapaian SDGs.
◼ Edukasi kepada mahasiswa supaya dapat mempraktekan/menerapkan aspek SDGs dalam pengembangan kewirausahaan.
Melalui edukasi tersebut (sustainability education) akan terbentuk adanya pengetahuan terhadap keberlanjutan (sustainability knowledge) sehingga pada diri mahasiswa akan terbentuk sikap positif terhadap keberlanjutan (sustainability knowledge) sehingga akhirnya akan terbentuk perilaku peduli lingkungan (pro-environmental behavior). Jika diselaraskan dengan theory of plan behavior (TPB) maka adanya sustainability attitude akan mendukung terhadap terbentuknya intensi sehingga akan berpengaruh terhadap ketertarikan mahasiswa pada sustainable entrepreneurship. Keterkaitan dalam model tersebut diharapkan dapat menjadi mekanisme yang selaras dengan pencapaian SDGs di Indonesia. Jika hal ini terlaksana maka ini sebagai kontribusi bagi universitas dalam mengedukasi, mensosialisasikan sustainable development dan meralisasikan dalam praktek bisnis. Sejalan dengan TPB, peran universitas sebagai social norms yang turut mendukung terhadap ketertarikan mahasiswa pada serta kepercayaan diri dalam memahami sustainable development serta SDGs.
Untuk itu diperlukan penyesuaian dengan kurikulum pembelajaran sehingga antara pembelajaran kewirausahaan dengan edukasi tentang sustainable development dapat berjalan secara seimbang dan beriringan. Proses edukai tentang SDGs dapat dilakukan melalui mata kuliah ekonomi pembangunan atau teori ekonomi, kewirausahaan sosial, serta mata kuliah konsentrasi kewirausahaan sehingga bagi mahasiswa konsentrasi kewirausahaan maupun non kewirausahaan dapat memahami tentang SDGs secara mendalam. Penyesuaian dengan kurikulum pendidikan di Universitas sejalan dengan rekomendasi hasil kajian sebelumnya yaitu Zwickle et al., 2013 dan Xxxxxxx et al., (2013)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Sejalan dengan harapan masyarakat global terhadap kesejahteraan yang keberlanjutan maka Persatuan Bangsa-Bangsa mencanangkan sejumlah sasaran yang dicapai oleh berbagai negara di dunia berupa Sustainable Development Goals (SDGs). Relevan dengan Kampus Merdeka Belajar, kewirausahaan menjadi salah satu icon kebijakan tersebut. Dengan melibatkan 100 mahasiswa Program Studi Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Untar di semester Ganjil 2020/2021 didapatkan hasil sebagai berikut:
Pertama: Secara umum teridentifikasi gambaran pengetahuan mahasiswa terhadap isu- isu keberlanjutan atau SDGs. Banyak mahasiswa kurang memahami SDGs sehingga memungkinkan kurang terbentuk ketertarikan terhadap kewirausahaan berbasis keberlanjutan. Untuk itu aktivitas riset diarahkan dalam pembuatan instrumen sustainable knowledge dengan materi pengembangan instrumen United Nations Development Program (UNDP) dengan sebanyak 17 indikator. Kedua: Mengembangkan intrumen sustainable entrepreneurial intention dengan mengkolaborasikan riset intensi sebelumnya dengan sebanyak 4 item.
Ketiga: Hasil penelitian awal menunjukan mahasiswa masih belum banyak memahami tentang sustainable development dan SDGs namun setelah diberikan edukasi terhadap pembangunan berkelanjutan mereka menyadari pentingnya pemahaman terhadap tujuan masyarakat global tersebut. Indikator SDGs 9, 10, 11 dan 16 menghasilkan tingkat validitas tinggi sehingga menggambarkan bahwa items tersebut sudah dipahami oleh mahasiswa. Indikator SDGs 8, 12, 13, 14, 15 dan 17 dalam tingkat validitas sedang sementara SDGs 1 s/d
7 menghasilkan validitas rendah sehingga perlu edukasi terhadap mahasiswa supaya memahami secara utuh dan mengetahui cara implementasi tujuan SDGs dalam praktek bisnis. Meskipun demikian hasil korelasi menghasilkan hubungan positif signifikan 5% antara sustainability knowledge dengan sustainable entrepreneurial intention dengan nilai R2 sebesar 15%. Peningkatan pengetahuan berpotensi meningkatkan ketertarikan mahasiswa pada kewirausahaan berkelanjutan sebesar 15%. Perlu peningkatan aktivitas edukasi supaya meningkatkan literasi mahasiswa sehingga tertari pada bisnis berkelanjutan.
Dengan demikian urgensi hasil ini sebagai gambaran pengembangan pembelajaran kewirausahaan berorientasi keberlanjutan, sebagai kontribusi bagi LPPM dalam penelitian tentang tema tersebut serta mendukung dalam kebijakan kampus merdeka belajar.
5.2. Saran
Jika dianalisis melalui koefisien determinasi maka nilai 15% merupakan nilai yang relatif besar bagi konstribusi satu variabel independen sustainability knowledge. Untuk itu perlu upaya untuk meningkatkan pengetahuan kepada mahasiswa dilakukan melalui edukasi tentang keberlanjutan (sustainable education). Pada tingkat mahasiswa edukasi dapat dilakukan melalui 4 tahapan yaitu: (1) Edukasi untuk memberi pemahaman mengenai konsep, teori, regulasi terkait SD & SDGs. (2) Edukasi mengenai contoh (best practice) yang dilaksanakan oleh perusahaan & daerah dalam pencapaian SDGs di Indonesia. (3) Edukasi kepada mahasiswa supaya mampu membuat opini atau mengeluarkan gagasan tentang bagaimana pencapaian SDGs. (4) Edukasi kepada mahasiswa supaya dapat mempraktekan/menerapkan aspek SDGs dalam pengembangan kewirausahaan.
Melalui edukasi tersebut (sustainability education) diharapkan akan menjadi tahap awal dalam menigkatkan literasi mahasiswa terhadap keberlanjutan (sustainable development dan SDGs). Dengan demikian membentuk pengetahuan terhadap keberlanjutan (sustainability knowledge) sehingga pada diri mahasiswa akan terbentuk sikap positif terhadap keberlanjutan (sustainability knowledge) atau terbentuk perilaku peduli lingkungan (pro-environmental behavior). Pada akhirnya akan memiliki ketertarikan pada kewirausahaan berkelanjutan.
Dengan demikian, pihak institusi dapat meningkatkan edukasi melalui beberapa matakuliah seperti teori ekonomi, kewirausahaan sosial serta matakuliah khusus dalam konsentrasi kewirausahaan sehingga mahasiswa tidak sekedar piawai dalam mengkalkulasi keuntungan tetapi akan menjadi bijaksana karena mampu membangun kepedulian dan keadilan sosial, mengapresiasi kearifan local serta melestarikan lingkungan hidup. Hal ini meningkatkan literasi mahasiswa terhadap triple bottom lines serta berkontribusi terhadap sosialisasi pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan hasil tersebut penelitian lanjutan dapat diarahkan pada menganalisis bagaimana keterkaitan pengetahuan terhadap sikap sehingga terbentuk ketertarikan terhadap bisnis berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Xxxxx, X. (1991) ‘The Theory of Planned Behavior’, Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, 179–211.
Xxxx, X., Xxxxxxxxx, B. D. and Xxxxxx, S. (2015) ‘The Determination of the Environmental Attitudes of Secondary Education Students’, Procedia - Social and Behavioral Sciences, 174, pp. 1391–1396. doi: 10.1016/j.sbspro.2015.01.765.
Xxxx, F.M. & Xxxxxx, X.X. 2017. Sustainable entrepreneurship: A convergent process model.,
Businesss Strategy and the Environment, 26, 1-17.
Xxxxx, X., Xxxxxxx, D., Xxxxxxx, X., & Xxxxx. (2017). The Effect of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intention of University Students by Adopting Linan Model. Binus Business Review, 8(1), May, 67-75 DOI: 10.21512/bbr.v8i1.1958
Xxxxx, X., & Xxxx, M.I., 2007. Market imperfections, opportunity and sustainable entrepreneurship. Journal of Business Venturing 22, 29–49.
Xxxx, T. J. and XxXxxxxx, J. S. (2007) ‘Toward a Theory of Sustainable Entrepreneurship: Reducing Environmental Degradation Through Entrepreneurial Action’, Journal of Business Venturing, 22, 50–76. doi: 10.1016/j.jbusvent.2005.09.003.
Xxxxxxxxx, X. 2004. Enter the Triple Bottom Line,
Xxxxxxxxx, H.H., Xxxxxxx, D.F., and Xxxxxxxx, R.M. (2006). Entrepreneurship Theory, Process, and Practice, 1st Asia Pasific Edition, Australia Cengage Learning Australia Pty Limited.
Xxxxxxxx, Xxxx., Xxxxxx, Xxxxxxxxx M., & Xxxxxxxxx, Xxxxxx X. 2009. The use of partial least squares path modeling in international marketing. New Challenges to International Marketing Advances in International Marketing, Vol. 20, 277–319.
Xxxxxxxx, Xxxx., Xxxxxx, Xxxxxxxxx M., & Xxxxxxxx, Xxxxx. 2012. Using Partial Least Squares Path Modeling in International Advertising Research: Basic Concepts and Recent Issues. in Xxxxxx, S., Eds. Handbook of Partial Least Squares: Concepts, Methods and Applications in Marketing and Related Fields. Berlin: Springer, 252-276.
Xxxxxxxx, X. (2017). Determinants of Social Entrepreneurial Intentions. Entrepreneurship Theory and Practice, 41(1), 105–130. xxxxx://xxx.xxx/00.0000/xxxx.00000.
Xxxx, Xxxxxxx & Xxxxxx, Xxxxxxxxx M. 2006. Strategic networks in the software industry: an empirical analysis of the value continuum. IFSAM VIIIth World Xxxxxxxx, Xxxxxx 2006. Retrieved 2/22/2009 from xxxx://xxx.xxxxxxxx.xx/XXXXX00.xxx
Xxxxxxx, X., Xxxxxxx, X., & Xxxx, M. (2013). Toward Instruments of Assessing Sustainability Knowledge: Assessment development, process, and results from a pilot survey at the University of Maryland, Journal of Sustainability Education Vol. 5, May, 1-27.
Xxx, Xxx-Xxxx, Xxxx, Xxxxxxx, and Xxxxx, Xxxxxxx Xxxxx. 2014. Factors associated with propensity for sustainable entrepreneurship. Procedia-Social and Behavioral Sciences. Vol. 130. 65-74.
Xxx, Xxx-Xxxx, Xxxx, Xxxxxxx, and Sa’ari, Xxxx Xxxxx. 2015. Factors influencing propensity to sustainable entrepreneurship of SMEs in Malaysia. Procedia-Social and Behavioral Sciences. Vol. 172. 570-577.
Xxxxxxxx, X., and Xxxxxxx, X. (2002). Mind the gap: why do people act environmentally and what are the barriers to pro-environmental behavior?. Environmental Education Research, 8 (3). 239-260. DOI: 10.1080/00000000000000000.
Leach & Xxxxxxxx (2012) Entrepreneurial Finance, 4th edition, International Edition.
Xxxxx, X. & Xxxx, X. 2006. Testing the entrepreneurial intention model on two country sample, University of Sevil.
Xxxxxxxx, X.X. (2014). The Effect of Knowledge of Entrepreneurial Support on Entrepreneurial Intention, Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol 5 No 20 September, 1020-1028.
Xxxxxxxxx, X., Xxxxxxxxx, M.N., Xxxxxxxx, X., & Xxxlinda, X. (2019). Sustainable entrepreneurial intention: the perceived of triple bottom line among female students, Jurnal Manajemen, Volume XXIII, No. 02, June, 168-190. DOI: xxxx://xx.xxx.xxx/00.00000/xx.x00x0.000.
Xxxxxxxxx, X., Xxxxxxxx, X., & Xxxxxxxxx, M.N. (2020). Ensuring Local Wisdom Environmental Sustainability through Sustainable Entrepreneurial Development: A Conceptual Framework for Kulonprogo, Yogyakarta, Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 439 Tarumanagara International Conference on the Applications of Social Sciences and Humanities (TICASH 2019), 182- 187.
Xxxxxxxxx, X., Xxxxxxxxx, M.N., & Xxxxxxxx, X. (2020). The Propensity for Social Entrepreneurship during the Coronavirus Outbreak, Jurnal Manajemen/Volume XXIV, No. 02, June 2020: 174-193 DOI: xxxx://xx.xxx.xxx/00.00000/xx.x00x0.000.
Xxxxx, B. and F.X. Bogner. (2011). Social desirability, Environmental Attitudes and General Ecological Behaviour in Children, International Journal of Science Education, 1–18.
Report WCED.1987. Development and International Economic Cooperation : Environmental.
Xxxxx, B.G., Cayoca-Xxxxxxxxx, R., & Xxxxx, X. (2008). Entrepreneurial Knowledge and its Effects on Entrepreneurial Intentions: Development of a Conceptual Framework
Xxxxxxxxxxx., S & Xxxxxx., M. 2011. Sustainable Entrepreneurship and Sustainability Innovation: Categories and Interactions, Business Strategy and the Environment Bus. Strat. Env. 20. 222–237.
Xxxxxx, X., and Xxxxx, X. (2009). Sustainability entrepreneur: could they be the true wealth Generators of the future? Greener Management International, issue 55, 79-92.
UNDP. Sustainable Development Goals
In: Xxxx Xxxxx W. (eds.) Encyclopedia of Sustainability in Higher Education. Xxxxxxxx,
Xx X., Lo M.F., Xx A.W. (2019) Knowledge Management and Sustainable Development.
Cham. xxxxx://xxx.xxx/00.0000/000-0-000-00000-0_000-0
Xxxxxxxx, X.X. Xxxxxxxxxxx, N.M. & Xxxxxx, D. (2008). Essentials of Entrepreneirship and Small Business Management, 5th edition, Xxxxxxx Education Inc, New Jersey.
Xxxxxxx, X., Xxxxx X. Xxxxxx, Xxxxxxxx X. Xxxxxx and Xxxxxx X. Xxxxxxxxxx. (2013). Assessing sustainability knowledge of a student population: Developing a tool to measure knowledge in the environmental, economic and social domains, International Journal of Sustainability in Higher Education. Vol. 15 No. 4, 375-389, DOI 10.1108/IJSHE-01- 2013-0008.
Kepada Mahasiswa/Mahasiswi yang saya banggakan
Saya sedang melakukan pengujian instrumen tentang keterkaitan antara Sustainability Knowledge dan Sustainable Entrepreneurial Intention pada responden mahasiswa. Selanjutnya, instrumen ini untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap Sustainable Development Goals (SDGs). Untuk itu saya meminta bantuan kepada mahasiswa untuk memberikan pendapatnya terkait dengan ketiga instrumen tersebut. Atas perhatian mahasiswa/wi semuanya, saya mengucapkan terima kasih.
Bu Kartika N
=============================================================================
1. Diskripsi Responden
Silahkan mengisi diskripsi responden berikut:
a. Angkatan : ……….
b. Konsentrasi : ……….
c. Pulau Asal : [1] Jawa [2] Sumatra [3] Kalimantan [4] Sulawesi
[5] Kep. NTT/NTB [6] Kep. Maluku [7] Papua [8] Lainnya
2. Kuisioner
Berikan pendapat Anda tentang Sustainability Knowledge dari setiap pertanyaan berikut dengan range Tidak Tahu s.d Banyak Tahu. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
TT: Tidak Tahu ST: Sedikit Tahu T: Tahu BT: Banyak Tahu
No | Pernyataan : Sustainability Knowledge | Tidak Tahu ……Banyak Tahu | |||
TT | ST | T | BT | ||
1 | 2 | 3 | 4 | ||
1 | Masih banyak masyarakat di dunia yang hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan kurang dari $1.25 per hari sehingga SDGs berupaya mengatasi masalah tersebut. | ||||
2 | Banyak masyarakat di dunia yang kelaparan dan kekurangan gizi dimana 1 dari 9 orang tertidur dengan rasa lapar di setiap malam sehingga SDGs berupaya mengatasi masalah tersebut. | ||||
3 | Masih banyak masyarakat di dunia tidak mendapatkan fasilitas kesehatan memadai dimana ada 6 juta anak-anak meninggal sebelum usia 5 tahun atau kematian remaja di sub-Sahara Africa karena AIDs. | ||||
4 | Kemiskinan menyebabkan anak-anak putus sekolah atau tidak mampu melanjutkan sekolah sehingga SDGs mendorong penyediaan sarana pendidikan dan pencapaian jenjang pendidikan lebih tinggi. | ||||
5 | Meskipun telah terjadi peningkatan kesetaraan gender di dalam pendidikan dasar dan ketenagakerjaan namun perlu upaya melawan diskriminasi pada wanita dan remaja. | ||||
6 | Ketersediaan air bersih menjadi masalah dunia dimana sekitar 40% masyarakat mengalami kelangkaan yang dipicu oleh perubahan iklim sehingga SDGs melindungi kawasan resapan air, sungai dan pemanfaatan teknologi pengolahan air. | ||||
7 | Masih banyak masyarakat di dunia belum menikmati listrik untuk penerangan rumah/jalan, handphone dan komputer sehingga SDGs berinovasi menyediakan energi murah dan ramah lingkungan. | ||||
8 | Sebanyak 200 juta orang di dunia tidak mendapat pekerjaan, menghadapi perbudakan dan human trafficking sehingga SDGs mendorong regulasi penciptaan lapangan kerja dan kewirausahaan. | ||||
9 | Masyarakat terkoneksi secara digital namun sekitar empat miliar orang di |
negara berkembang belum terakses internet sehingga SDGs mendorong inovasi mengatasi kesejangan tersebut. | |||||
10 | Masih banyak ketidaksetaraan penghasilan pada masyarakat di negara berkembang sehingga SDGs mendorong regulasi untuk mengatasi kesejangan antara orang kaya dan miskin. | ||||
11 | Hampir setengah populasi dunia tinggal di perkotaan sehingga SDGs mendorong rencana perkotaan untuk penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau, sarana trasportasi publik ramah lingkungan serta perbaikan kawasan kumuh. | ||||
12 | Sebagian besar populasi dunia mengkonsumsi barang yang bukan kebutuhan utamanya sehingga menimbulkan sampah dan pemborosan sumbar daya. SDGs mendorong penerapan pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab melalui reduce and recycle waste. | ||||
13 | Perubahan iklim memicu bencana alam yang mengakibatkan kerugian material dan jiwa manusia sehingga SDGs mendorong kerjasama untuk mengurangi efek dari perubahan iklim. | ||||
14 | Hampir tiga milyar manusia hidupnya tergantung pada sumber daya dan keaneragaman hayati laut. Persediaan ikan dunia telah tereksploitasi serta tercemar sehingga SDGs mendorong tanggung jawab menjaga biota laut. | ||||
15 | Manusia, binatang dan kehidupan lainnya membutuhkan makanan, udara dan air bersih. Hutan berfungsi membersihkan udara, menjaga sumber air dan menseimbangkan iklim bumi sehingga SDGs mendorong konservasi ekosistem hutan, lahan basah, lahan kering dan pegunungan. | ||||
16 | SDGs menciptakan kehidupan manusia secara damai dan mengusulkan kepada pemerintahan dan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan tanpa konflik atau tindakan kekerasan. | ||||
17 | SDGs mendorong kerjasama atau kemitraan global dimana ada 193 negara sepakat berkolaborasi mengatasi masalah perubahan iklim. |
Berikan persepsi Anda tentang Sustainable Entrepreneurial Intention dari setiap pertanyaan berikut dengan range Sangat Tidak Setuju s.d Sangat Setuju. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
STS: Sangat Tidak Setuju TS: Tidak Sejutu S: Setuju SS: Sangat Setuju
No | Pernyataan : Sustainable entrepreneurial intention | Sangat tidak setuju ……Sangat setuju | |||
1 | 2 | 3 | 4 | ||
1 | Saya berharap suatu saat bisa kerjasama dengan organisasi/perusahaan yang memiliki misi pelestarian lingkungan dan mengatasi masalah sosial. | ||||
2 | Saya memiliki ide untuk memulai suatu bisnis dengan cara mengangkat potensi kearifan lokal. | ||||
3 | Saya melakukan segala upaya untuk mengakomodasi sasaran pembangunan berkelanjutan dalam perencanaan strategi bisnis | ||||
4 | Saya bertekad untuk menciptakan bisnis yang menghasilkan produk atau layanan ramah lingkungan. |
Terima Kasih
LAMPIRAN 2: SUSUNAN PERSONALIA PEXXXXXXXX
No | Nama Peneliti | Fakultas/Prodi | Tugas | Distribusi waktu |
1 | Edalmen, SE., MM | FEB/Manajemen | Mengkaji SDGs dan sustainable development dan instrumen | 5 jam per minggu Selama 5 bulan |
2 | Xxxxxxx Xxxxxxxxx, SE., MSi | FEB/Manajemen | Mengkaji kewirausahaan dan pengolahan data | 5 jam per minggu elama 5 bulan |
3 | Dra. Kurniati W. Andani, MM | FEB/Manajemen | Statistik diskriptif | 5 jam per minggu selama 5 bulan |
4 | Xxxxxxx Xxxxxxx | FEB/Manajemen Lab. MK | Koordinasi lapangan dan pengolahan data | 1 jam per minggu selama 3 bulan |
37