ANALISIS KINERJA KEUANGAN UD. HANAKO DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS
ANALISIS KINERJA KEUANGAN UD. HANAKO DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS
SKRIPSI
Disusun Oleh:
XXXXXXXX XXXXX NIM. 13100121195
ANALISIS KINERJA KEUANGAN UD. HANAKO DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
XXXXXXXX XXXXX NIM. 13100121195
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul: “Analisis kinerja keuangan UD. Hanako ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas”. Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen di STIE Nias Selatan.
Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian skripsi ini, penulis tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Hal tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Xx. Xxxxxxx Xxx, SE., X.Xx, sebagai Ketua STIE Xxxx Xxxxxan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan izin kepada penulis serta memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk meneliti dan menulis skripsi saya ini.
2. Xxxxx Xxxxxxx Xxxxx, SE.,M.M, sebagai Wakil Ketua I Bidang Akademik STIE Xxxx Xxxxxan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti dan menulis skripsi saya ini.
3. Xxx Xxxxxxx Xxxxx, S.E.,M.M sebagai Wakil Ketua II Bidang Administrasi STIE Xxxx Xxxxxan yang telah memberikan pelayanan akademik kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Xxxxx Xxxxxxx Xxxxx, SE., MM sebagai Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIE Xxxx Xxxxxan yang telah memberikan pelayanan akademik kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxx, SE.,MM., M.AP selaku Ketua Program Studi Manajemen dan Ibu Xxxxxxxx Xxx, SE., MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen yang telah memberikan pelayanan Akademik kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
6. Ibu Xxxxxxxx X. Xxxxx, SE.,MM sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teristimewa buat kedua orang tua Saya yang tercinta, yang senantiasa mendoakan Saya dan memberikan perhatian, kasih sayang, serta memotivasi Penulis baik secara moril maupun material sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Telukdalam, Februari 2018 Penulis,
XXXXXXXX XXXXX NIM: 13100121195
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
Daftar Grafik xi
Daftar Lampiran x
Abstrak xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 4
1.3 Batasan masalah 4
1.4 Rumusan Masalah 4
1.5 Tujuan Penelitian 5
1.6 Manfaat Penelitian 5
1.7 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR 7
2.1 Kerangka Konseptual 7
2.1.1 Konsep Kinerja Keuangan 7
2.1.2 Konsep Rasio Likuiditas 8
2.1.3 Konsep rasio Solvabilitas 9
2.1.4 Konsep Rasio Profitabilitas 9
2.2 Kerangka Teoritis 10
2.2.1 Hubungan Rasio dan kinerja Keuangan 10
2.2.2 Manfaat Rasio Keuangan 11
2.2.3 Rasio Keuangan 14
2.3 Penelitian Terdahulu 19
2.4 Kerangka Berpikir 22
BAB III METODE PENELITIAN 24
3.1 Jenis Penelitian 24
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian 24
3.3 Subjek Dan Objek penelitian 24
3.4 Data Penelitian 25
3.4.1 Jenis Data Dan Sumber Data 25
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data 25
3.5 Metode Analisis Data 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 30
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 30
4.2 Deskriptif Data Variabel Penelitian 32
4.2.1 Neraca 32
4.2.2 Laporan Laba Rugi 35
4.3 Analisis Dan Pembahasan 37
1. Rasio Likuiditas 37
2. Rasio Solvabilitas 40
3. Rasio Profitabilitas 43
BAB V PENUTUP 48
5.1 Kesimpulan 48
5.2 Saran 48
DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Neraca UD. Hanako 32
Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi UD. Hanako 36
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 23
Gambar 4.1 Struktur Organisasi UD. Hanako 31
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rasio Lancar UD. Hanako Tahun 2011-2015 37
Grafik 4.2 Rasio Kas UD. Hanako Tahun 2011-2015 39
Grafik 4.3 Debt to Asset Ratio UD. Hanako Tahun 2011-2015 41
Grafik 4.4 Debt to Equity Ratio UD. Hanako Tahun 2011-2015 42
Grafik 4.5 Return on Assets UD. hanako Tahun 2011-2015 44
Grafik 4.6 Return on Equity UD. Hanako Tahun 2011-2015 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Rasio
Lampiran 2 Neraca UD. Karunia Abadi Telukdalam
Lampiran 3 Laporan Laba Rugi UD. Karunia Abadi Telukdalam
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN UD. HANAKO DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS
Oleh: Xxxxxxxx Xxxxx NIM: 13100121195
Dosen Pembimbing
Xx. Xxxxxxx Xxx, S.E.,X.Xx dan Xxxxxxxx X. Xxxxx, S.E.,M.M
Ruang lingkup penelitian ini adalah Analisis Kinerja Keuangan UD. Hanako Ditinjau Dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas Xxx Xxxxx Profitabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan UD. Hanako ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode rasio dengan menggunakan rasio likuiditas solvabilitas dan profitabilitas. Hasil yang diperoleh menunjukkan keadaan yang tidak baik bagi UD. Hanako. Dimana, terlihat dari hasil rasio yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan UD. Hanako selama 5 (lima) tahun berfluktuasi dan tidak mampu menghasilkan laba yang besar dan tidak likuid, yakni berdasarkan rasio likuiditas yaitu Current Ratio dan Cash Ratio dari tahun 2011-2015 menunjukkan keadaan yang tidak baik. Untuk rasio solvabilitas yaitu Debt to Asset Ratio menunjukkan keadaan yang baik bagi UD. Hanako selama 5 (lima) tahun sedangkan Debt to Equity Ratio sebaliknya menunjukkan keadaan yang kurang baik bagi UD. Hanako. Untuk rasio Profitabilitas yaitu Return on assets (ROA) dan Return on equity (ROE) dari tahun 2011-2015 menunjukkan hasil yang kurang baik bagi UD. Hanako. Hal ini berarti UD. Xxxxxx tidak memiliki kemampuan dalam mengelola keuangannya. Untuk mengatasi hal tersebut, UD. Hanako perlu memperhatikan setiap penggunaan modalnya.
Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas
ABSTRACTION
MONETARY ANALYSIS PERFORMANCE UD. HANAKO EVALUATED FROM RATIO LIKUIDITAS, SOLVENCY RATIO AND RATIO PROFITABILITY
By: Xxxxxxxx Xxxxx XXX: 13100121195
Counsellor Lecturer
Xx. Xxxxxxx Xxx, S.E.,X.Xx and Xxxxxxxx X. Xxxxx, S.E.,M.M
This Research scope Monetary Analysis Performance UD. Hanako Evaluated From Ratio of Likuiditas, Solvency Ratio And Ratio Profitability. Target of this research is to analyse monetary performance UD. Hanako evaluated from ratio of likuiditas, solvency ratio and profitability ratio. Research method the used ratio method by using ratio of likuiditas profitability and solvability. Result of which obtained show bad situation to UD. Hanako. Where, seen from result of ratio indicating that monetary performance UD. Hanako during 5 (year lima) have fluctuation and unable to yield big profit and not likuid, namely pursuant to ratio of likuiditas that is Current Ratio and of Cash Ratio of year 2011-2015 showing bad situation. For solvency ratio that is Debt Asset to of Ratio show situation which both for UD. Xxxxxx during 5 (year lima) while Debt Equity Ratio to on the contrary show unfavourable situation to UD. Hanako. For the ratio of Profitability that is Return assets on (ROA) and of Return equity on (ROE) of year 2011-2015 showing result of unfavourable to UD. Hanako. Matter this means UD. Hanako not have ability in managing its finance. To overcome mentioned, UD. Hanako require to pay attention each;every usage of capital.
Keyword: Monetary Performance, Likuiditas, Solvability, Profitability
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya perusahaan terdiri dari tiga jenis yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang dan perusahaan jasa. Ketiga jenis perusahaan tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba yang sebesar- besarnya. Untuk mewujudkan laba yang maksimum tentu perusahaan dituntut untuk lebih berusaha mengembangkan usahanya. Melalui perkembangan usaha tentu cakupan perusahaan akan luas dan akan membuat suatu kesempatan bagi perusahaan yang bersangkutan memperoleh laba. Setiap perusahaan berusaha meningkatkan kegiatan operasionalnya dengan cara meningkatkan hasil produksi atau hasil penjualan dan berusaha menekan atau meminimalisir biaya.
Faktor utama yang menentukan perkembangan usaha adalah modal investasi awal, perkembangan industri, ketersediaan sumber daya manusia, teknologi dan sektor-sektor pendukung lainnya. Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu usaha adalah tersedianya dana atau modal yang memadai. Modal merupakan segala jenis harta yang diinvestasikan pada suatu usaha. Untuk mengembangkan suatu usaha tentu membutuhkan tambahan modal, namun terkadang pemilik usaha tidak sepenuhnya memiliki modal usaha yang cukup. Hal inilah yang akan menghambat perkembangan sebuah usaha. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, pemilik usaha dapat melakukan peminjaman kepada pihak lain seperti meminjam ke Bank, meminjam ke CU dan lain sebagainya.
Untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Rasio likuiditas akan memberikan gambaran mengenai seberapa besar kemampuan UD. Hanako melunasi hutang jangka pendeknya. Melalui rasio ini, UD. Xxxxxx akan mengetahui bagaimana kemampuannya dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Rasio solvabitas akan memberikan gambaran tentang kemampuan UD. Hanako melunasi hutang jangka panjangnya. Melalui rasio ini, kreditur akan mengetahui kemampuan UD. Xxxxxx dalam melunasi hutangnya yang akan jatuh tempo diatas satu tahun. Rasio profitabilias merupakan rasio yang mengukur seberapa besar laba yang diperoleh UD. Xxxxxx dalam satu periode tertentu jika dibandingkan dengan modal dan harta yang dimiliki.
UD. Hanako merupakan salah satu jenis kegiatan usaha yang bergerak pada usaha dagang atau penjualan barang dagangan meliputi bahan-bahan sembako dan lain-lain. Kegiatan usaha dagang pada UD. Xxxxxx masih tergolong minim oleh karena keterbatasan modal usaha. Seperti halnya perusahaan lainnya tak terkecuali UD. Xxxxxx menginginkan agar usahanya dapat lebih maju dan berkembang. Untuk mengembangkan usaha perlu disertakan dengan tambahan dana atau modal. Untuk memperoleh modal, UD. Xxxxxx mempunyai satu jalan keluar yaitu melakukan peminjaman pada pihak lain.
Semakin banyak jumlah pinjaman yang dilakukan oleh UD. Hanako maka semakin besarlah modal yang diperolehnya. Namun, disisi lain juga hutang yang dimiliki UD. Xxxxxx juga semakin besar. Akan tetapi hal ini semua bergantung bagaimana UD. Xxxxxx menggunakan modal pinjamannya dengan baik. Jika
peroses perputaran modal kerja yang berupa pinjaman dilakukan dengan cepat, maka akan meningkatkan profitabilitas UD. Hanako. Sebaliknya, jika proses perputaran modal kerjanya yang berupa pinjaman dilakukan dengan lambat maka akan menurunkan profitabilitas UD. Hanako. Dan hal ini akan berdampak pada likuiditas UD. Xxxxxx sehingga memperburuk kinerja keuangannya.
Dari uraian di atas, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dan mengangkat judul “Analisis Kinerja Keuangan UD. Hanako Ditinjau Dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas Xxx Xxxxx Profitabilitas.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Adanya kebutuhan tambahan modal pada UD. Hanako.
2. Kurangnya kemampuan UD. Hanako dalam mengembalikan pinjaman jangka pendek pada saat jatuh tempo.
3. Tidak memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba yang maksimal.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar permasalahan yang ada tidak meluas. maka batasan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Analisis rasio likuiditas (current ratio dan cash ratio), rasio solvabilitas (total debt to asset ratio dan total debt to equity ratio) dan rasio profitabilitas (return on asset dan return on equity) dalam menilai kinerja keuangan pada UD. Hanako tahun 2011-2015.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti yaitu bagaimanakah kinerja keuangan UD. Hanako ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan UD. Hanako ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis
Agar penulis memperoleh ilmu yang baru mengenai rasio keuangan dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti proses perkuliahan dan mengaplikasikannya dalam situasi yang benar-benar terjadi.
2. Bagi objek penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi UD. Hanako. untuk dapat melakukan perbaikan kinerja keuangannya supaya ada kemudahan dalam memperoleh dana, khususnya dalam bentuk pinjaman.
3. Bagi STIE Nisel
Dengan adanya proposal ini dapat bermanfaat kepada pihak kampus sebagai bahan acuan bagi mahasiswa selanjutnya dalam melakukan penelitian yang mempunyai keterkaitan dengan judul ini.
4. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan agar para pembaca mengetahui rasio keuangan UD. Xxxxxx sehingga dapat membantu para pembaca utuk membuat keputusan dalam melakukan investasi pada UD. Hanako.
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Literatur, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil dan Pembahasan dan Bab V Penutup. Bab I Pendahuluan menguraikan permasalahan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Literatur membahas tentang kerangka konseptual, kerangka teoritis, penelitian terdahulu, dan kerangka berpikir. Bab III Metode Penelitian membahas tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data penelitian (jenis dan sumber data dan teknik pengumpulan data), dan metode analisis data. Bab IV Hasil dan Pembahasan membahas tentang gambaran umum objek penelitian, deskriptif data variabel penelitian, analisis dan pembahasan. Bab V Penutup membahas tentang kesimpulan dan saran.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1 Kerangka Konseptual
Pada penelitian ini konsep dasar yang digunakan meliputi konsep kinerja keuangan yang berguna untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelolah keuangannya selama periode tertentu. Agar kinerja keuangan dapat dinilai maka diperlukan alat pengukuran yang tepat. Alat pengukuran yang dimaksud yaitu dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas.
2.1.1 Konsep Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitasdan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Dikatakan efektifitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau alat yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisiensi diartikan sebagai rasio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukkan tertentu memperoleh keluaran yang optimal.
Menurut Xxxxxxxx (2006:239) menyatakan bahwa kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.
Selanjutnya kinerja keuangan adalah hasil keputusan berdasarkan penilaian terhadap kemampuan perusahaan baik dari aspek likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan profitabilitas yang dibuat oleh manajemen sebagai salah satu pedoman untk menggambarkan kondisi perusahaan pada masa lalu dan digunakan untuk memprediksi keuangan dimasa yang akan datang (Orniati, 2009) dalam Nany (2009). Arti kinerja keuangan menurut Brigham dan Xxxxxx (2001) dalam Nany (2009) dibawah ini:
1. Alat skrining awal dalam pemilihan investasi.
2. Alat perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan perusahaan.
3. Alat diagnosis terhadap masalah manajerial, operasional atau masalah- masalah lainnya.
4. Alat untuk menilai manajemen perusahaan.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan merupakan ukuran atau hasil penilaian usaha dalam mencapai suatu tujuan yang menggambarkan tingkat pengelolaan usaha secara efektif dan efisien.
2.1.2 Konsep Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Menurut Xxxxxxx (2007:239) mengungkapkan bahwa rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai operasi dan memenuhi kewajiban finansial pada saat ditagih.
Menurut Xxxxxx (2002:415) pengertian rasio likuiditas merupakan “rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
yang jatuh tempo”. Ratio likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo (Silaban, 2010:87). Menurut Xxxxx (2000) dalam Harmono (2014:106) menyatakan bahwa rasio likuiditas menjelaskan mengenai kesanggupan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya dalam perusahaan itu sendiri.
2.1.3 Konsep Rasio Solvabitas
Rasio solvabilitas merupakan pengukuran kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban keuangannya. Menurut Xxxxxxx (2002:415) rasio solvabilitas merupakan “rasio yang memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktiva perusahaan”. Selanjutnya Silaban (2010:84) mendefinisikan rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan “rasio yang menunjukkan tingkat hutang yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan”. Menurut Xxxxxxx (2007:239) menjelaskan bahwa rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan yang dibiayai dari hutang disebut sebagai rasio solvabilitas (ratio leverage).
Dari data diatas dapat disimpulkam bahwa rasio solvabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang (lebih dari satu tahun).
2.1.4 Konsep Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dalam periode tertentu. Menurut Silaban (2010:91)
menjelaskan bahwa rasio profitabilitas merupakan “kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu”. Atmaja (2002:415) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas merupakan “rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba”. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang memberikan jawaban atau gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan (Sawir, 2005:16).
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba.
2.2 Kerangka Teoritis
2.2.1 Hubungan Rasio Dengan Kinerja Keuangan
Rasio keuangan yang sering digunakan dalam perusahaan terdiri dari 5 rasio yaitu: rasio likuiditas, rasio solvablitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio nilai perusahaan. Dari berbagai rasio keuangan tersebut maka dapat dinilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Apabila rasio keuangan memiliki tingkat rasio yang baik tentunya dapat menggambarkan kinerja keuangan yang baik juga. Sebaliknya jika tingkat rasio keuangan tidak baik maka kinerja keuangan akan tergambar tidak baik. Oleh karena itu baik buruknya suatu kinerja keuangan perusahaan aka dapat dilihat berdasarkan rasio keuangan.
Menurut Xxxxxxxx (2006:239) menyatakan bahwa kinerja keuangan dapat diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Selanjutnya Harmono (2014) mengungkapkan dasar evaluasi yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan adalah memanfaatkan alat analisis rasio keuangan. Berdasarkan teori diatas maka penulis menyimpulkan bahwa dalam
menilai kinerja keuangan maka dapat diukur dengan menggunakan alat analisis rasio keuangan.
2.2.2 Manfaat Rasio Keuangan
1. Manfaat Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas berguna untuk perusahaan agar mengetahui seberapa besar kemampuannya dalam membayar atau melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin likuid perusahaan maka kemungkinan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi dibandingkan ketika perusahaan likuid. Berikut ini adalah manfaat rasio likuiditas menurut Kasmir (2014:132) yaitu:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan.
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangkapendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.
4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6. Sebagai alat perencanaan kedepan terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.
7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
Menurut Xxxxxxxx (2003) dalam Gandhi (2015) mengungkapkan manfaat rasio likuiditas yaitu:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.
4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Dari kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa manfaat rasio likuiditas adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
2. Untuk mengetahui seberapa besar uang kas yang dimiliki perusahaan dalam menutupi utang lancar.
3. Sebagai acuan dalam memperbaiki perencanaan kas dan utang.
2. Manfaat Rasio Solvabilitas
Menggunakan rasio solvabilitas berarti bahwa perusahaan mampu mengetahui seberapa besar kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, sehingga dari rasio ini akan terlihat kinerja keuangan serta tujuan perusahaan. Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan rasio solvabilitas (Kasmir, 2014:154) yaitu:
1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.
2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
3. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.
4. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri.
Selanjutnya menurut Xxxxxxx (2006) dalam Gandhi (2015), manfaat dari penggunaan rasio solvabilitas dalam perusahaan adalah:
1. Memungkinkan perusahaan agar mengkhususkan pengaruh suatu leverage dalam jumlah penjualan atas laba bagi pemegang saham biasa.
2. Memungkinkan perusahaan untuk menunjukkan hubungan satu sama lain antara pengaruh operasi dan pengaruh keuangan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat rasio solvabilitas dalam perusahaan yaitu untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam melunasi pinjaman yang bersifat tetap dengan menggunakan aktiva dan untuk menunjukkan hubungan antara operasi perusahaan dengan hasil kinerja keuangan.
3. Manfaat Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Dengan adanya rasio profitabilitas maka perusahaan juga akan mampu menganalisis serta merancang strategi baru untuk masa yang akan datang dalam mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal. Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan dalam menggunakan rasio profitabilitas (Kasmir, 2014:198) yaitu:
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri maupun modal pinjaman.
Selanjutnya menurut Xxxxxxx (2012) dalam Gandhi (2015) menjelaskan manfaat penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu:
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan menggunakan modal sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat dari rasio profitabilitas adalah untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam satu periode tertentu baik menggunakan modal sendiri maupun modal pinjaman serta menunjukkan bagaimana hasil dari seluruh dana yang diperoleh dalam perusahaan.
2.2.3 Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Jenis-jenis rasio likuiditas terdiri dari beberapa rasio diantaranya current ratio yang membandingkan harta lancar dengan utang lancar, cash ratio
merupakan perbandingan antara aktiva yang paling likuid dengan harta lancar perusahaan dan quick ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar perusahaan setelah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Menurut Silaban (2010:87) dan Atmaja (2002:416), terdapat tiga jenis rasio likuiditas antara lain:
a. Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Lebih lanjut menurut Xxxxxxxxxx (2013:44) mengatakan bahwa tingkat current ratio perusahaan yang baik adalah 2,00. Artinya, jika current ratio perusahaan di bawah 2,00 maka perusahaan tersebut tidak likuid.
b. Quick ratio dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan membagi sisanya dengan kewajiban lancar. Standar rata- rata quick ratio adalah 1,5 kali maka kondisi perusahaan dikatakan baik, jika dibawah standar rata-rata maka tidak baik bagi perusahaan. (Kasmir 2010:144).
c. Cash ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan kas sekuritas. Menurut Xxxxxx (2010:143) mengatakan bahwa pengukuran yang digunakan jika nilai rata-rata cash ratio memenuhi standar industri adalah sebesar 50% maka keadaaan perusahaan dikatakan baik. Artinya jika berada di bawah 50% maka perusahaan tersebut tidak baik.
Sedangkan menurut Xxxxx (2005:8), terdapat dua jenis rasio likuiditas, antara lain:
a. Current Ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Lebih lanjut menurut Kasmir (2010:144) kriteria yang digunakan untuk rasio lancar adalah sebanyak 2 kali maka dikatakan baik, jika dibawah standar rata-rata maka dikatakan tidak baik.
b. Cash ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan kas dan sekuritas. Standar nilai rata-rata cash ratio adalah 50% maka keadaan perusahaan dikatakan baik, jika dibawah nilai rata-rata maka keadaan perusahaan dikatakan tidak baik, karna tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. (Kasmir 2010:143).
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis rasio likuiditas terdiri dari beberapa rasio diantaranya current ratio yang membandingkan harta lancar dengan utang lancar, cash ratio merupakan perbandingan antara aktiva yang paling likuid dengan harta lancar perusahaan dan quick ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar perusahaan setelah dikurangi persediaan dengan hutang lancar, dan dapat diketahui bahwa likuiditas berhubungan dengan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan, kewajiban seperti kewajiban terhadap luar perusahaan dan kewajiban kepada pihak internal perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau ratio leverage memiliki jenis-jenis rasio yang dapat digunakan secara keseluruhan atau hanya sebagian dari jenis rasio solvabilitas yang ada dalam perusahaanyang mengukur sejauhmana aktiva dibiayai dengan hutang dan mengukur sejauhmana modal dibiayai dengan hutang.
Menurut Kasmir (2010:155) ada 5 jenis-jenis rasio yang ada pada rasio solvabilitas antara lain:
a. Debt to asset ratio
merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Lebih lanjut dijelaskan oleh Xxxxxx (2012:157) bahwa kriteria pengukuran yang digunakan untuk debt to asset ratio yaitu jika debt to asset ratio sebesar 35% maka perusahaan dikatakan baik.
b. Debt to equity ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Menurut Xxxxxx (2012:159) kriteria pengukuran Debt to equity ratio adalah 80% dikatakan baik, jika dibawah 80% maka dikatakan tidak baik.
c. Long term debt to equity ratio
merupakan rasio utang jangka panjang dengan modal sendiri. Standar kriteria Long term debt to equity ratio menurut Kasmir
(2010:164) 10 kali maka kondisi perusahaan dikatakan baik, jika dibawah 10 kali maka dikatakan tidak baik.
d. Times interest earned
merupakan rasio yang digunakan untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. kriteria pengukuran Times interest earned menurut Xxxxxx (2010:164) adalah 10 kali artinya biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, maka kondisi perusahaan dikatakan baik karna memenuhi standar rata-rata industri.
e. Fixed Charge Coverage (FCC)
merupakan rasio yang menyerupai times interest earned ratio hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Lebih lanjut menurut Xxxxxx (2010:164) kriteria pengukuran yang digunakan Fixed Charge Coverage (FCC) adalah 10 kali maka kondisi perusahaan dikatakan baik karna memenuhi standar rata-rata industri sehingga memudahkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman.
Sedangkan Menurut Xxxxxx dan Xxxx (2009:137) ada 2 jenis rasio solvabilitas yaitu:
a. Rasio utang terhadap total harta
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur prosentase total harta yang disediakan untuk kreditur.
b. Rasio Kecukupan kas terhadap utang
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan membayar utang jangka panjang.
3. Rasio Profitabilitas
Jenis-jenis rasio profitabilitas terdiri dari return on asset (ROA) yang mengukur kemampuan perusahaan mengembalikan aktiva dari laba yang dihasilkan dan return on equity (ROE) yang mengukur kemampuan perusahaan mengembalikan modal dari laba yang dihasilkan.
Menurut Kasmir (2010:199) jenis-jenis rasio profitabilitas ada 3 adalah:
a. Profit margin on sales
Merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Lebih lanjut menurut Silaban (2010:92) rata-rata industri yang digunakan untuk mengukur profit margin on sales adalah 14% maka dikatakan baik.
b. Return on Investment (ROI)
merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Standar rata-rata industri Return on Investment menurut Kasmir (2010:208) adalah 30% maka kondisi perusahaan dikatakan baik.
c. Return on Equity (ROE)
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Dan menurut Xxxxxx (2010:208) bahwa untuk pengukuran rasio ini yaitu jika Return on Equity (ROE) sebesar 40% maka perusahaan tersebut dikatakan baik.
Menurut Silaban (2010:91) jenis-jenis rasio profitabilitas ada 6
adalah:
a. Basic Earning Power (BEP)
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi (EBIT). Standar rata- rata basic earning power menurut Silaban (2010:92) adalah 1,2% maka dikatakan baik.
b. Return on Assets (ROA)
merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Lebih lanjut menurut Xxxxxan (2010:92) dijelaskan bahwa rata-rata industri yang digunakan untuk pengukuran Return on Assets (ROA) adalah 10% maka dikatan biak.
c. Return on Equity (ROE)
merupakan rasio yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa. Standar rata-rata Return on Equity menurut Silaban (2010:92) adalah 12,5% maka dikatakan baik.
d. Net Profit Margin
merupakan rasio yang mengukur laba bersih dari setiap total rupiah penjualan atau presentase laba dari setiap rupiah penjualan. Standar rata-rata Net Profit Xxxxxx menurut Silaban (2010:92) adalah 14% maka dikatakan baik.
e. Operating Profit Xxxxxx
merupakan rasio yang mengukur laba operasi dari setiap total rupiah penjualan atau presentase laba dari setiap rupiah. menurut Silaban (2010:92) standar rata-rata Operating Profit Xxxxxx adalah 15% maka dikatakan baik.
x. Xxxxx profit Margin
merupakan rasio yang mengukur laba kotor dari setiap total rupiah penjualan atau persentase laba dari setiap rupiah penjualan, menurut Silaban (2010:92) standar rata-rata gross Profit Margin adalah 38% maka dikatakan baik.
Menurut Xxxxx (2005:86) ada tiga jenis rasio profitabilitas yang digunakan antara lain:
a. Net profit margin (NPM)
merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak dengan penjulan yang mengukur laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Net profit margin digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Angka NPM dapat dikatakan baik apabila lebih dari 20% (Kasmir 2010:208)
b. Return on asset (ROA)
merupakan pengembalian atas asset-aset menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari asset-aset perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total aset.
c. Return on equity (ROE)
merupakan tingkat atas pengembalian investasi yang berguna untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxx, Kiryadan Yudiaatmaja (2015) yang berjudul Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, profitabilitas dan Metode Economic Value Added (Eva) dalam Mengukur Kinerja Keuangan Hotel Sunari Villas & Spa Resort Periode 2009-2013. Berdasarkan hasil analisis rasio likuiditas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Hotel Sunari Villas dan Spa Resort di Singaraja tergolong sangat baik. Hal ini dilihat dari rata- rata rasio likuiditas Hotel Sunari Villas dan Spa Resort periode 2009-2013 sebesar 299,79%. Hal ini menandakan bahwa perusahaan mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya dengan melihat aset lancar perusahaan yang relatif lebih tinggi dari pada hutang lancarnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Xxxxx (2007) yang berjudul “analisis laporan keuangan sebagai alat penilaian kinerja keuangan pada PT. Pertamina EP. Area Rantau-Aceh Tamiang”. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Pertamina EP. Area Rantau-Aceh Tamiang pada tahun 2003 dan 2004, nilai kinerja keuangan yang paling baik terjadi pada tahun 2004 sebesar 59,50 atau 85% dari total skor, sedangkan kinerja keuangan pada tahun 2003, yaitu sebesar 50,35 atau 72% dari total skor.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Xxxxxxxxxxxx (2015) yang berjudul “Analisis laporan keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja keuangan PT. Pelabuhan Indonesia III Surabaya”. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam melunasi jangka pendeknya kurang baik dari tahun 2006-2010. Ditinjau dari rasio aktivitas kinerja keuangan menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. Ditinjau dari rasio leverage menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan semakin baik. Ditinjau dari rasio profitabilitas menununjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kurang maksimal dan kurang efisien dalam menjalankan operasionalnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Zei dan Miraza (2008) yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan ditinjau dari Segi Likuiditas, Struktur Modal dan Profitabilitas pada Perusahaan Publik Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di BEJ Periode 2000-2004. Tujuan penelitian yaitu untuk melihat kondisi kinerja keuangan yang ditinjau dari berbagai rasio serta melihat apakah ada perbedaan secara signifikan Likuiditas, Struktur Modal dan Profitabilitas pada Perusahaan
Publik Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di BEJ Periode 2000-2004. Dari penelitian ini terdapat bahwa kinerja keuangan perusahaan publik sektor aneka industri yang terdaftar di bursa efek jakarta yang ditinjau dari segi likuiditas yang diukur dengan current ratio, dan ditinjau dari struktur modal periode 2000-2004 menunjukkan kinerja yang kurang bagus. Sedangkan untuk uji kruskal wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan. Kemudian jika dilihat dari segi profitabilitas yang diukur dengan ROI menunjukkan kinerja keuangan yang kurang bagus, dan untuk uji kruskal wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan. Selain itu diukur dengan XXX menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang bagus serta uji kruskal wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada tahun 2000-2004.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuty, dkk (2013) yang berjudul Penilaian kinerja keuangan perusahaan melalui analisis rasio pada perusahaan telekomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Metode analisis yang digunakan yaitu rasio likuiditas (current rati), rasio rentabilitas (return on equity) dan rasio solvabilitas (debt to equity ratio). Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat dilihat bahwa current ratio masing-masing perusahaan belum dapat memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar, return on equity masing-masing perusahaan belum dapat dikatakan baik karena laba bersih yang didapat lebih kecil dari pada jumlah modal dan debt to equity masing-masing perusahaan belum
dikatakan baik karena jumlah kewajiban lebih besar dibandingkan dengan jumlah modal yang ada.
2.4 Kerangka berpikir
Kinerja keuangan merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh calon kreditur yang ingin menginvestasikan modalnya dalam sebuah kegiatan usaha. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya dibiayai dengan aktiva lancar perusahaan. Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemapuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya dengan aktiva tetap yang ada didalam perusahaan. Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan mengahasilkan laba dari aktiva dan modal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Untuk menilai kinerja UD. Hanako, maka diperlukan data laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan laporan neraca. Laporan laba rugi digunakan untuk menganalisis rasio profitabilitas, sedangkan laporan neraca digunakan untuk menganalisis rasio likuiditas dan profitabilitas. Setelah menganalisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas maka kita dapat mengetahui kinerja keuangan UD. Hanako. Adapun kerangka berpikir dalam melakukan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Sumber: Olahan Penulis 2018
Jenis Ratio: Return on Asests Return on Equity
Jenis Ratio: Current ratio Cash Ratio
Neraca
Laporan Keuangan
Menurun
Berfluktuasi
Meningkat
Kinerja Keuangan
Jenis Ratio:
Debt to Assets Ratio Debt to Equity Ratio
Rasio Likuiditas
Rasio Profitabilitas
Rasio Solvabilitas
Laporan laba-rugi
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dan menganalisis secara tepat tentang hal-hal yang dihadapi serta mengerti tentang data yang telah didapat, sehingga data yang hendak disajikan dapat dengan mudah untuk dipahami.
3.2 Tempat dan waktu penelitian
Lokasi penelitian yang dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu UD. Hanako yang terletak di Jalan Baloho Indah Kabupaten Nias Selatan. Alasan penulis memilih lokasi penelitian ini karena dapat mempermudah penulis untuk mendapatkan data yang diinginkan serta tidak mengeluarkan dana yang besar pada saat melakukan penelitian.
Adapun waktu yang digunakan peneliti ketika melakukan observasi awal yaitu selama 4 (empat) hari berturut-turut dan waktunya kurang lebih 1 (satu) jam setiap melakukan observasi. Sedangkan pada saat meneliti, waktu yang digunakan peneliti yaitu selama 1 (satu) bulan. Dimana setiap 1 (satu) minggu peneliti meneliti selama 3 hari dan waktunya kurang lebih 1 (satu) jam.
3.3 Subjek dan objek penelitian
3.3.1 Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan UD. Hanako.
3.3.2 Objek Penelitian
Pada penelitian ini, yang menjadi objek yang diteliti adalah neraca dan laporan laba rugi yang dimiliki oleh UD. Hanako.
3.4 Data Penelitian
3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data yaitu data sekunder yang merupakan data yang telah diolah dalam bentuk laporan keuangan yang bersumber dari UD. Xxxxxx yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca tahun 2011-2015.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan berbagai data yang berkaitan dengan variabel penelitian yang telah diolah dalam bentuk dokumen penting yang berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca UD. Hanako 2011-2015.
3.5 Metode Analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah dalam pendahuluan maka penelitian ini akan melakukan analisis laporan keuangan UD. Hanako. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) analisis rasio likuiditas; (2) analisis rasio solvabilitas; dan
(3) analisis rasio profitabilitas.
1. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya dalam perusahaan. Likuiditas dapat diukur dengan menggunakan Current ratio dan cash ratio.
a. Current ratio
CR = 𝐴𝐿
𝐻𝐿
(3.1)
Keterangan:
CR
= Current ratio
AL
= Aktiva lancar
HL
= Hutang lancar
Menurut Xxxxxxxxxx (2010:143) kriteria penilaian yang digunakan
adalah jika standar rata-rata untuk current ratio sebanyak 2,00 maka dikatakan baik.
b. Cash ratio
Cash ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan kas sekuritas (Silaban, 2010:88). Rumus yang digunakan untuk menghitung cash ratio sebuah perumusan
adalah (Kasmir, 2008:36).
CSR= 𝐶
𝐻𝐿
(3.2)
Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Silaban 2010:87). Rumus yang digunakan untuk menghitung current ratio sebuah perumusan adalah (Silaban, 2010:215).
Keterangan:
CSR = Cash Ratio
C = Cash
HL = Hutang Lancar
Menurut Xxxxxx (2010:143) kriteria penilaian yang digunakan adalah jika nilai rata-rata cash ratio sebesar 50% maka keadaan perusahaan dikatakan baik.
2. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktiva perusahaan (Atmadja, 2002:415). Solvabilitas dapat diukur dengan menggunakan debt to asset ratio dan Debt to equity ratio.
a. Debt to asset ratio
Debt to asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Rumus yang digunakan untuk menghitung debt to assets ratio sebuah perumusan (Kasmir,
2012:156) adalah:
Keterangan:
DTAR = Debt to asset ratio
TD = Total Debt
TA = Total Assets
DTAR= 𝑇𝐷
𝑇𝐴
(3.3)
Menurut Xxxxxx (2012:157) kriteria penilaian yang digunakan adalah jika nilai Debt to asset ratio sebesar 35% maka dikatakan baik.
b. Debt to equity ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas (Kasmir, 2012:157).Rumus yang digunakan untuk menghitung debt to equity ratio sebuah perumusan (Kasmir, 2012:157) adalah:
Keterangan:
DTER = Debt to equity ratio
TU = Total Utang EK = Ekuitas
DTER= 𝑇𝑈
𝐸𝐾
(3.4)
Menurut Xxxxxx (2012:159) kriteria penilaian yang digunakan adalah jika Debt to equity ratio 80% maka dikatakan baik.
3. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu (Silaban 2010:91). Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan return on asset dan return on equity.
a. Return on assets (ROA)
Return on assets merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak (Silaban, 2010:92). Rumus yang digunakan untuk menghitung return on assets sebuah perumusan (Silaban,
2010:92) adalah:
Keterangan:
ROA = Return On Assets
ROA= 𝐿𝐵𝑆𝑃
𝐴𝑇
(3.5)
LBSP = Laba Bersih Setelah Pajak AT = Aktiva Total
Menurut Silaban (2010:92) kriteria penilaiaan yang digunakan adalah jika nilai Return on assets ≥ 10% maka dikatakan baik.
b. Return on equity (ROE)
ROE= 𝐿𝐵𝑆𝑃
𝑀𝑆
(3.6)
Keterangan:
ROE = Return On Equity
LBSP = Laba Bersih Setelah Pajak MS = Modal Sendiri
Menurut Xxxxxx (2010:208) kriteria penilaian yang digunakan adalah
jika nilai Return on equity ≥ 40% maka dikatakan baik.
Return on equity merupakan rasio yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa (Silaban, 2010:92). Rumus yang digunakan untuk menghitung return on equity sebuah perumusan (Silaban, 2010:92) adalah:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
UD. Hanako adalah perusahaan dagang, kegiatannya melakukan pembelian dan penjualan alat dan bahan bangunan. UD. Hanako terletak dijalan Baloho Indah. Tujuan utama UD. Xxxxxx untuk mencapai laba yang maksimum demi mensejahterakan karyawan dan demi kelancaran usahanya, oleh karena itu UD. Hanako mencari peluang yang unik, dimana penjualan alat dan bahan bangunan masih relatif kecil dan masyarakat ditempat itu dominan membutuhkan bahan-bahan bangunan.
Tepat pada tanggal 8 Oktober 2010 Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Nias Selatan. Dan Pada tanggal 10 Oktober 2010 UD. Hanako memulai aktivitas penjualan alat dan bahan bangunan, dengan demikian kegiatan UD. Xxxxxx sudah berjalan sekitar 7 tahun, yang dipimpin oleh Ibu Komalasarih, ST., MM.
Kegiatan UD. Hanako tidaklah semulus yang dipandang masyarakat, berbagai kesulitan dan hambatan selalu ditempuh oleh UD. Hanako, mulai dari memasok barang sampai pada penjualan alat dan bahan bangunan, tetapi dengan kesabaran dan ketelitian Pimpinan serta karyawan dalam menjalankan usaha tersebut sehingga UD. Xxxxxx mampu bertahan bersaing dengan sehat dan melakukan aktivitas usahanya sampai sekarang.
Berikut struktur organisasi UD. Hanako dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi UD. Hanako
Pemilik
Komalasarih, ST., MM
Manajer
Xxxxxx Xxxxxx
Bendahara Xxxxx Xxxx Samanglalai
Kasir
Xxxx
Xxxxxxxx
Karyawan
Karyawan
Xxxxxx Xxxxxx
Perubahan Duha
Adven Wau
Adapun visi misi UD. Hanako yaitu menciptakan lapangan kerja, sehingga usaha yang didirikan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas terlebih khusus bagi masyarakat disekelilingnya. Tidak hanya itu, UD. Xxxxxx juga memiliki tujuan ingin memperoleh laba yang sebesar-besarnya sehingga dapat meningkatkan lagi kinerja usahanya.
Sumber: UD. Hanako Teluk dalam
4.2 Deskriptif Variabel Penelitian.
Dalam menilai kinerja keuangan UD. Hanako dapat dinilai dengan menggunakan laporan keuangan usaha tersebut. Laporan keuangan sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat penting untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan perusahaan terdiri dari beberapa jenis, namun laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi.
4.2.1 Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang berisi dengan aktiva, kewajiban (hutang) dan ekuitas pemilik (modal) pada periode tertentu. Adapun laporan keuangan UD. Xxxxxx dari tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Neraca UD. Hanako Tahun 2011-2015 (dalam ribuan rupiah)
URAIAN | PERIODE | ||||
AKTIVA | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 |
Aktiva Lancar | |||||
Kas | 280.710 | 321.899 | 350.099 | 335.756 | 495.395 |
Piutang | 30.274 | 66.963 | 79.876 | 70.073 | 95.273 |
Persediaan | 348.927 | 400.749 | 450.031 | 474.714 | 705.334 |
Perlengkapan Kantor | 10.334 | 10.674 | 11.777 | 11.875 | 11.983 |
Jumlah Aktiva Lancar | 670.247 | 800.286 | 891.785 | 892.421 | 1.307.986 |
Aktiva Tetap | |||||
Bangunan | 317.926 | 324.285 | 332.638 | 388.754 | 399.825 |
Ak. Peny. Bangunan | (31.792) | (32.428) | (33.263) | (38.854) | (37.182) |
Peralatan Kantor | 10.528 | 10.743 | 10.231 | 12.268 | 12.462 |
Ak. Peny. Peralatan Kantor | (2.052) | (1.074) | (1.023) | (1.226) | (1.246) |
Kendaraan | 30.538 | 32.356 | 33.675 | 35.227 | 39.356 |
Ak. Peny. Kendaraan | (3.053) | (3.235) | (3.367) | (3.522) | (3.735) |
Jumlah Aktiva Tetap | 322.094 | 330.647 | 338.890 | 392.646 | 409.481 |
TOTAL AKTIVA | 992.341 | 1.130.933 | 1.230.675 | 1.285.067 | 1.717.467 |
PASSIVA | |||||
Hutang Lancar | |||||
Hutang Dagang | 110.090 | 198.557 | 200.038 | 213.193 | 470.109 |
Jumlah Hutang Lancar | 110.090 | 198.557 | 200.038 | 213.193 | 470.109 |
Hutang Jangka Panjang | 470.634 | 500.738 | 550.520 | 580.262 | 640.728 |
Total Hutang | 580.725 | 699.295 | 750.558 | 793.456 | 1.110.837 |
Ekuitas | |||||
Modal sendiri | 411.616 | 431.637 | 480.116 | 491.611 | 606.630 |
Jumlah Ekuitas | 411.616 | 431.637 | 480.116 | 491.611 | 606.630 |
TOTAL PASSIVA | 992.341 | 1.130.933 | 1.230.675 | 1.285.067 | 1.717.467 |
Sumber: Laporan Keuangan UD. Xxxxxx dan kemudian diolah oleh penulis 2018
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, maka dapat dilihat bahwa perkembangan aktiva yang terlihat pada laporan neraca UD. Xxxxxx mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dimana pada tahun 2011 jumlah aktiva yang dimiliki UD. Xxxxxx adalah sebesar Rp.992.341.341 maka pada tahun 2015 meningkat menjadi sebesar Rp.1.716.467.869 Peningkatan total aktiva ini lebih banyak disebabkan karena peningkatan yang terjadi pada aktiva lancar setiap tahun sangat tinggi seperti kas, peningkatan piutang, persediaan dan perlengkapan kantor dengan proporsi rata- ratanya sebesar 71,30%. Sedangkan aktiva tetapnya berproporsi rata-rata hanya sebesar 29,70%. Hal ini sangat berpengaruh baik bagi UD. Hanako, dimana dengan aktiva yang dimilikinya yang setiap tahun semakin naik maka akan
membuat keadaan UD. Hanako semakin kuat dan mampu mempertahankan bahkan dapat memperluas usahanya.
Pada aktiva lancarnya dijelaskan bahwa tiap tahunnya aktiva lancar mengalami peningkatan, jika pada tahun 2011 sebesar Rp.670.247.445 maka pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp.1.307.986.730 dengan rata-rata sebesar Rp.912.545.473 sedangkan aktiva tetapnya juga mengalami peningkatan, jika pada tahun 2011 sebesar Rp.322.094.378 maka pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp.409.481.139 dengan rata-rata Rp.358.751.931. Peningkatan aktiva lancar disebabkan karena peningkatan kas, piutang, persediaan dan perlengakapan kantor sedangkan peningkatan aktiva tetapnya terjadi karena meningkatnya nilai bangunan, akumulasi penyusutan, peralatan kantor dan kendaraan.
Pada bagian hutang UD. Hanako, mengalami peningkatan ditiap tahunnya, jika pada tahun 2011 sebesar Rp.580.725.537 maka pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp.1.110.837.508 dengan rata-rata sebesar Rp.786.974.805 peningkatan hutang terjadi karena perusahaan melakukan pinjaman tiap tahun pada pihak Bank dan pihak lain sebagai kreditur yang menghasilkan hutang dagang dan hutang jangka panjang.
Pada modal UD. Hanako pada tahun 2011 sampai pada tahun 2015 mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2011 sebesar Rp.411.616.286 maka pada tahun 2015 meningkat menjadi sebesar Rp.606.630.361 Peningkatan modal terjadi karena disumbang oleh modal sendiri, laba ditahan dan laba tahun berjalan. Pada bagian pendapatan UD. Xxxxxx terlihat bahwa setiap tahunnya mengalami penigkatan, jika pada tahun 2011 sebesar Rp.194.678.051 maka pada tahun 2015
menjadi sebesar Rp.304.902.910 Rata-rata pendapatannya sebesar Rp.240.278.883.
4.2.2 Laporan Laba-Rugi
laporan laba rugi UD. Hanako tahun 2011-2015 maka dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Laporan Laba rugi UD. Hanako Tahun 2011-2015 (dalam ribuan rupiah)
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang berisi ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, maka untuk melihat
URAIAN | PERIODE | ||||
2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | |
Pendapatan | |||||
Penjualan | 684.926 | 710.097 | 779.926 | 850.353 | 889.294 |
HPP | (454.248) | (497.068) | (545.948) | (595.547) | (584.391) |
Jumlah Pendapatan | 194.248 | 213.029 | 233.978 | 254.806 | 304.902 |
Beban-beban | |||||
By. Gaji karyawan | 37.599 | 41.899 | 48.599 | 48.498 | 50.525 |
By. Xxxxxxx dan air | 3.278 | 3.972 | 4.108 | 6.729 | 7.638 |
By. Angkutan | 5.281 | 6.578 | 7.281 | 9.395 | 10.362 |
By. Pemeliharaan | 4.527 | 4.972 | 5.927 | 7.364 | 8.283 |
By. Peny. Peralatan Kantor | 2.431 | 3.965 | 3.186 | 4.273 | 5.382 |
By. Peny. Bangunan | 4.274 | 4.274 | 5.900 | 7.264 | 9.324 |
By. Alat Tulis Kantor | 2.324 | 2.978 | 3.324 | 3.258 | 4.926 |
By. Sewa Bangunan | 25.000 | 20.000 | 20.000 | 20.000 | 20.000 |
JUMLAH BEBAN | 84.717 | 88.641 | 98.329 | 106.785 | 116.444 |
Laba Bersih Sebelum Pajak | 109.960 | 124.387 | 135.648 | 149.021 | 188.458 |
Bunga Pinjaman 13% | 62.359 | 67.599 | 74.320 | 82.687 | 91.303 |
Laba Bersih Setelah Bunga | 47.601 | 56.787 | 61.328 | 66.333 | 97.154 |
Pajak PPh (2%) | 952 | 1.135 | 1.226 | 1.326 | 1.943 |
Xxxx Xxxxxx Setelah Pajak | 46.649 | 55.652 | 60.101 | 65.006 | 95.211 |
Sumber: Laporan Keuangan UD. Xxxxxx dan kemudian diolah oleh penulis 2018
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas yaitu laporan laba rugi UD. Hanako, dapat dilihat hasil keuntungan atau laba yang diperoleh UD. Hanako selama 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2011-2015 terus meningkat. Jika dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh yaitu untuk pendapatan diperoleh nilai rata-rata sebesar Rp.240.278.883 beban diperoleh nilai rata-rata sebesar Rp.98.983.762 dan laba bersih setelah pajak diperoleh rata-rata sebesar Rp.64.524.259 Dari hasil rata-rata yang diperoleh tersebut di atas, jika nilai rata-rata beban dibandingkan dengan rata-rata pendapatannya selama 5 (lima) tahun, rata-rata pendapatannya masih berada di atas rata-rata beban yang diperoleh UD. Xxxxxx artinya bahwa UD. Hanako masih memiliki keuntungan atau laba bersih setelah pajak sebesar Rp.64.524.259 (jumlah rata-rata laba bersih setelah pajak selama 5 (lima) tahun).
4.3 Analisis dan Pembahasan
700,0
600,0
500,0
400,0
300,0
200,0
100,0
0,0
608,8
403,0
445,8
418,5
278,2
Rasio
Lancar
2011 2012 2013 2014 2015
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar
Analisis rasio likuiditas dilihat dari laporan keuangan UD. Hanako yang berupa rasio lancar yang dihitung dengan membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Hasil perhitungan rasio lancar sebagaimana yang tertera pada lampiran 1.
Besarnya tingkat angka rasio lancar UD. Xxxxxx dan gambaran sejauh mana naik atau turunnya rasio lancar UD. Hanako dapat dilihat pada Grafik 4.1 dibawah ini.
Grafik 4.1
Rasio Lancar UD. Hanako Tahun 2011-2015
Dalam melakukan analisis dan pembahasan perlu memahami inti dari apa yang akan dianalisis, sehingga dapat mudah dipahami inti dari apa yang dianalisis dan mudah memberi informasi bagaimana kekuatan UD. Xxxxxx dalam menjalankan usahanya.
Sumber: Olahan Penulis 2018
Berdasarkan Grafik 4.1 di atas, terlihat bahwa perkembangan tingkat likuiditas UD. Hanako tahun 2011-2015 sebagaimana yang digambarkan pada grafik di atas menunjukkan bahwa UD. Xxxxxx mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dimana, pada tahun 2011 diperoleh hasil rasio lancar sebesar 608,8% dan pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 403% hal ini disebabkan karena peningkatan hutang lancar. Pada tahun 2013 rasio lancar UD. Xxxxxx kembali mengalami peningkatan sebesar 445,8% yang disebabkan peningkatan aktiva lancar. Seterusnya pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 278,2%. Hal ini disebabkan karena hutang lancar yang dimiliki UD. Xxxxxx juga kembali meningkat dengan cukup tinggi. Nilai rasio lancar pada UD. Xxxxxx dapat dikategorikan tidak baik sesuai dengan kriteria menurut Xxxxxxxxxx (2013:44) bahwa jika rata-rata standar 2,00 dikatakan baik, maka dari grafik di atas terlihat bahwa UD. Xxxxxx berada pada posisi kriteria yang kurang baik, sebab berada di atas standar kriteria yang sudah ditentukan dan hal ini berarti banyak dana UD. Hanako yang menganggur dan tidak terealisasi dengan baik (Kasmir, 2010). Hal yang sama juga ditemukan oleh Zei dan Miraza pada perusahaan publik sektor aneka industri yang terdaftar di BEJ periode 2000-2004, yang menyimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan publik sektor aneka industri jika di ukur dari segi likuiditasnya dengan menghitung current ratio menunjukkan bahwa perusahaan tersebut belum likuid atau belum mampu membiayai kewajibannya dengan aktiva lancar yang dimilkinya.
Dengan kondisi rasio yang memiliki kriteria kurang baik tersebut, maka solusi yang harus ditempuh oleh UD. Hanako yaitu dengan mengalokasikan setiap
xxxx yang dimilikinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Terlebih jika dana tersebut merupakan dan pinjaman dari luar, maka UD. Xxxxxx harus mampu mengelolanya dengan baik supaya tidak terdapat dana yang menganggur dan mampu menghasilkan laba yang besar.
300
250
254,9
200
150
162,1
175
157,4
Cash Ratio
100
105,3
50
0
2011
2012
2013
2014
2015
Untuk mengukur kinerja keuangan UD. Xxxxxx berdasarkan rasio kas maka dapat dilihat dengan membandingkan kas pada hutang lancar. Hasil perhitungan rasio kas sebagaimana tertera pada lampiran 1. Besarnya tingkat angka rasio kas dan gambaran sejauh mana naik atau turunnya rasio kas UD. Hanako dapat dilihat pada Grafik 4.1 dibawah ini.
Grafik 4.2
Rasio Kas UD. Hanako tahun 2011-2015
Sumber: Olahan Penulis 2018
Berdasarkan Grafik 4.2 di atas menunjukkan bahwa perkembangan tingkat
b. Rasio Kas
rasio kas UD. Hanako tahun 2011-2015 mengalami penurunan. Seperti yang diketahui pada grafik di atas, rasio kas UD. Hanako pada tahun 2011 sebesar 254,9% sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi sebesar 162,1%. Hal ini disebabkan hutang lancar yang semakin meningkat. Pada tahun
90,0%
89,0%
88,0%
87,0%
86,0%
85,0%
84,0%
83,0%
82,0%
81,0%
88,9%
87,3%
86,6%
84,1%
84,9%
Debt to
asset ratio
2011 2012 2013 2014 2015
2013 rasio kas UD. Xxxxxx kembali mengalami peningkatan menjadi 175% yang disebabkan karena peningkatan kas. Pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan sebesar 105,3%. Hal ini disebabkan karena peningkatan hutang lancar yang sangat tinggi. Nilai rasio kas pada UD. Xxxxxx dapat dikategorikan baik karena sesuai dengan kriteria menurut Xxxxxx (2010:143) bahwa jika rasio kas sebesar 50% maka perusahaan dikatakan baik, sedangkan apa bila kurang dari 50% dikatakan kurang baik.
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt to asset ratio
Untuk mengukur rasio solvabilitas berdasarkan rasio utang yang digunakan maka dapat diukur dengan membandingkan antara total utang dengan total aktiva. Hasil perhitungannya sebagaimana tertera pada lampiran 1.
Berikut adalah grafik untuk melihat besarnya Debt to asset ratio UD. Xxxxxx dari tahun 2011-2015 dan gambaran sejauh mana pergerakan total aset dalam menjamin hutangnya, yaitu dapat dilihat pada Grafik 4.3 di bawah ini.
Grafik 4.3
Debt to Asset Ratio UD. Hanako Tahun 2011-2015
Sumber: Olahan Penulis 2018
200,0%
162,0%
161,3%
183,1%
150,0%
156,3%
100,0%
141,0%
50,0%
Debt to
equity ratio
0,0%
2011
2012
2013
2014
2015
Dari Grafik 4.3 di atas, terlihat bahwa perkembangan tingkat Debt to asset ratio UD. Xxxxxx mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 Debt to asset ratio UD. Hanako sebesar 86,6% dan pada tahun 2013 menurun menjadi 84,1% disebabkan karena peningkatan aset yang dimiliki UD. Hanako. Pada tahun 2014 kembali meningkat menjadi 88,9% yang disebabkan oleh peningkatan total hutang. Pada tahun 2015 Debt to asset ratio UD. Xxxxxx kembali mengalami penurunan karena disebabkan peningkatan aset yang cukup tinggi. Nilai Debt to asset ratio pada UD. Hanako secara keseluruhan dapat dikategorikan baik. Sesuai dengan kriteria menurut Xxxxxx (2012:157) apa bila Debt to asset ratio sebesar 35% maka perusahaan tersebut dikatakan baik, dengan demikian tingkat Debt to asset ratio UD. Xxxxxx dari tahun 2011-2015 berada pada posisi kriteria yang baik.
b. Debt to equity ratio
Rasio debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara total utang dengan modal sendiri. Hasil perhitungannya sebagaimana tertera pada lampiran 1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan debt to equity ratio UD. Xxxxxx dari tahun 2011-2015 dapat dilihat pada grafik 4.4 dibawah ini.
Grafik 4.4
Debt to Equity Ratio UD. Hanako Tahun 2011-2015
Sumber: Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan Grafik 4.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa Debt to equity ratio UD. Xxxxxx juga mengalami fluktuasi atau tidak stabil. Dimana pada tahun 2011 Debt to equity ratio UD. Hanako diperoleh sebesar 141% dan meningkat pada tahun 2015 sebesar 183,1% disebabkan karena total hutang yang terus meningkat selam 5 (lima) tahun. Nilai Debt to equity ratio UD. Xxxxxx dapat dikategorikan tidak baik sesuai dengan kriteria menurut Xxxxxx (2012:159) krtireria yang sudah ditentukan yaitu sebesar 80% maka perusahaan dikatakan baik tetapi hasil Debt to equity ratio yang diperoleh UD. Xxxxxx sudah sangat melebihi standar kriteria tersebut. Yang artinya bahwa total hutang yang dimilki UD. Xxxxxx sangat besar dibandingkan dengan modal sendiri yang dimilikinya. Sehingga UD. Xxxxxx tidak mampu membiayai hutangnya seperti yang terlihat pada grafik perkembangan di atas. Hal yang sama juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuty, dkk (2013) yang berjudul penilaian kinerja keuangan perusahaan melalui analisis rasio pada perusahaan telekomunikasi. dimana berdasarkan hasil analisis debt to equity yang diperoleh bahwa perusahaan telekomunikasi belum dikatakan baik karena jumlah kewajibannya lebih besar dibandingkan dengan jumlah modal yang dimilikinya.
Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh selama 5 (lima) tahun, yaitu dari tahun 2011-2015 menunjukkan keadaan yang kurang baik bagi UD. Hanako karena nilai rasio hutang yang diperoleh tersebut berada di atas rata-rata industri dan jumlahnya cukup tinggi dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki oleh UD. Hanako. Dimana hasil rata-rata rasio yang diperoleh sebesar 160,74%.
Artinya bahwa jika modal sendiri sebesar Rp.1,00 maka akan menjamin hutang sebesar Rp.1,60.
3. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas sangat bermanfaat untuk melihat kemampuan UD. Xxxxxx dalam menghasilkan tingkat laba. Pada penelitian ini, rasio yang digunakan untuk
7,4%
7,2%
7,2%
7,2%
7,0%
6,9%
6,8%
6,9%
6,7%
6,6%
Return on
assets
6,4%
2011
2012
2013
2014
2015
mengukur profitabilitas yaitu Return on assets (ROA) dan Return on equity (ROE).
a. Return on assets (ROA)
Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil perhitungannya sebagaimana yang tertera pada lampiran 1. Pada UD. Hanako dapat dilihat perkembangan rasio Return on assets pada Grafik
4.5 di bawah ini.
Grafik 4.5
Return on Assets UD. hanako Tahun 2011-2015
Sumber: Olahan Penulis 2018
Dari Grafik 4.5 di atas, terlihat Return on assets yang diperoleh UD. Xxxxxx mengalami fluktuasi, dimana pada tahun awal tahun 2011 hasil yang diperoleh sebesar 6,9% tiba pada tahun 2013 turun menjadi 6,7% setelah itu meningkat lagi menjadi sebesar 7,2% pada tahun 2014 dan begitu juga pada tahun terakhir yaitu tahun 2015 sebesar 7,2%. Hal ini disebabkan karena tingkat
penjualannya setiap tahun yang tidak stabil dan juga dipengaruhi oleh beban perusahaan yang juga selalu berfluktuasi. Sehingga nilai rasio Return on assets UD. Hanako dapat dikategorikan kurang baik sesuai dengan kriteria menurut Silaban (2010:92) sebesar ≥ 10% maka dikatakan baik, berarti dari grafik di atas terlihat bahwa UD. Xxxxxx berada pada posisi kriteria yang kurang baik. sebab tingkat penjualannya setiap tahun tidak stabil. Hal ini dapat juga dilihat pada hasil perhitungan Return on assets yang sudah dilakukan (lihat lampiran 1). Berdasarkan perhitungannya menunjukkan hasil bahwa UD. Xxxxxx tidak mampu mengembalikan aktivanya dari hasil laba bersih yang diperolehnya. Hal ini disebabkan karena nilai pengembalian aktiva yang harus dipenuhi oleh UD. Hanako memiliki jumlah yang cukup tinggi jika dibanding dengan laba bersih yang dia diperoleh sehingga membuat keadaan UD. Xxxxxx pada rasio return on assets berada pada posisi kriteria yang kurang baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa UD. Xxxxxx dalam memperoleh aktiva dari hasil laba bersih yang dimilikinya menunjukkan keadaan yang kurang baik dari tahun 2011-2015. Dimana, nilai rata-rata diperoleh sebesar 6,98% dan berada di bawah nilai rata-rata industri yang sudah ditetapkan.
b. Return on equity (ROE)
Return on equity berguna untuk mengukur kemampuan UD. Xxxxxx dalam menghasilkan laba yang diperbandingkan dengan modal sendiri. Hasil perhitungannya sebagaimana yang tertera pada lampiran 1. Untuk melihat perkeembangan rasio Return on equity UD. Hanako taun 2011-2015, maka dapat dilihat pada Grafik 4.6 di bawah ini.
Grafik 4.6
20,0%
15,0%
11,3%
12,5%
15,6%
10,0%
12,8%
13,2%
5,0%
Return on
equity
0,0%
2011
2012
2013
2014
2015
Return on Equity UD. Hanako Tahun 2011-2015
Sumber: Olahan Penulis 2018
Berdasarkan Grafik 4.6 di atas menunjukkan bahwa Return on equity UD. Xxxxxx terus naik dari tahun ketahun meskipun pada tahun 2012 mengalami penurunan akan tetapi tiga tahun berikutnya terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena peningkatan modal sendiri yang dimilikinya, sehingga nilai rasio Return on equity UD. Hanako dapat dikategorikan kurang baik, sesuai dengan standar kriteria menurut Kasmir (2010:208) sebesar ≥ 40% Artinya bahwa UD. Xxxxxx masih belum mampu menghasilkan laba yang besar dari modal sendiri yang dimilikinya. Hal ini disebabkan karena banyak beban yang harus ditanggung oleh UD. Hanako setiap tahunnya dan dengan modal sendiri yang jumlahnya sedikit sehingga menghasilkan laba yang tidak maksimal atau tidak memenuhi kriteria. Hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuty, dkk (2013) yang berjudul Penilaian kinerja keuangan perusahaan melalui analisis rasio pada perusahaan telekomunikasi. Dimana, berdasarkan perhitungan return on equity diperoleh hasil yang kurang baik karena masing-masing perusahaan belum dapat dikatakan baik karena laba bersih yang didapat lebih kecil dari pada jumlah modal
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis rasio likuiditas dengan menggunakan rasio kas dan rasio cepat maka dapat dilihat bahwa kinerja keuangan UD. Xxxxxx dari tahun 2011-2015 berada pada posisi yang kurang baik, artinya bahwa UD. Hanako memiliki jumlah hutang yang lebih besar dari pada harta yang dimiliki. Jika ditinjau dari rasio solvabilitas maka kinerja keuangan UD. Xxxxxx berdasarkan total debt to asset terlihat baik, disebabkan karena untuk melunasi hutang yang segera jatuh tempo, maka UD. Hanako memiliki nilai aset yang dapat digunakan sebagai jaminan untuk menutupi hutang yang segera jatuh tempo. Akan tetapi, jika dilihat dari modal yang dimiliki, yang akan dijadikan sebagai jaminan untuk melunasi hutang, maka dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan perbandingan total debt to equity terlihat kinerja keuangannya kurang baik, disebabkan karena modal yang dimiliki tidak mampu menjamin setiap hutang yang akan segera jatuh tempo, dimana modal yang dimiliki UD. Hanako lebih kecil dari pada hutang yang harus dibayar. Selanjutnya jika ditinjau dari rasio profitabilitas, maka dapat dilihat bahwa kinerja keuangan UD. Hanako berada pada keadaan yang kurang baik dimana setiap aset dan modal yang tersedia atau yang dimiliki oleh UD. Hanako belum mampu menghasilkan tingkat laba yang maksimal atau yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Hal ini terlihat dari hasil rasio return on assets dan return on equity yang sudah dihitung.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di UD. Xxxxxx dan analisis yang telah diuraikan, maka Peneliti menarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan UD. Xxxxxx berdasarkan analisis rasio likuiditas yaitu untuk Carrent Ratio tahun 2011-2015 menunjukkan bahwa UD. Xxxxxx masih memiliki dana yang menganggur yang tidak terealisasi dan akhirnya berdampak buruk dimana UD. Xxxxxx kehilangan berinvestasi. Berdasarkan analisis Cash Ratio, UD. Xxxxxx berada pada posisi kriteria yang baik karena kas yang dimiliki UD. Hanako mampu mengembalikan pinjaman jangka pendeknya. Berdasarkan analisis rasio solvabilitas yaitu untuk debt to assets ratio menunjukkan bahwa UD. Xxxxxx berada pada posisi yang baik karena hasil yang diperoleh dari tahun 2011-2015 di atas standar kriteria yang ditentukan. Berbeda pada analisis debt to equity ratio, dimana hasil yang diperoleh dari tahun 2011-2015 menunjukkan bahwa UD. Xxxxxx tidak mampu membiayai hutang lancarnya dengan aktiva yang dimilikinya karena rasio yang diperoleh berada pada kriteria yang kurang baik. Berdasarkan analisis rasio profitabilitas yaitu Return on assets (ROA) dan Return on equity (ROE) dari 2011-2015 diperoleh hasil yang kurang baik, dimana UD. Xxxxxx tidak mampu menghasilkan laba yang maksimal dari aktiva yang dimilikinya.
5.2 Saran
penjualannya sehingga semakin lama UD. Hanako dapat berkembang.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka disarankan supaya UD. Xxxxxx sebaiknya selalu melakukan analisis terhadap kinerja keuangannya. Baiknya juga UD. Xxxxxx meningkatkan kembali aktivanya serta modal supaya dapat meningkat juga hasil yang akan diperolehnya dan juga meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Xxxxxx, X. Xxxxx. 2002. Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Xxxxxx, Xxxxx, G Soenya. Kirya, Ketut dan Xxxxxxxx, Xxxxxxxxx. 2015. Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Metode Economic Value Added (EVA) dalam Mengukur Kinerja Keuangan Hotel Sunari Villas dan SPA Resort Periode 2009-2013. E-journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3.
Harmono. 2014. Manajemen Keuangan. Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Xxxxxxxx. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara. Kasmir.2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara.
............. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara
............. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara. Xxxxx, Xxxxxx, X. 2008. Manajemen. Prinsip dan Penerapan. Cet. Kedua. PT.
Macana Jaya Cemerlang.
.............................. 2008. Manajemen. Prinsip dan Penerapan. Edisi kesepuluh.
PT. Macana Jaya Cemerlang.
Kusumastuty, Isha. Xxxxxx, Xxxx X.X dan Xxxxxxxxx. 2013. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Melalui Analisis Rasio Pada Perusahaan Telekomunikasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis. Volume. 8. No. 1.
Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Xxxx, Xxxxxxxxx dan Xxxxxx, Xxxxxx. 2009. Pengaruh Kebijakan Deviden
Terhadap Kinerja Keuangan Rasio Aktivitas Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 1, No.1.
Xxxxx, Xxx, Xxxxx. 2006. Analisis Kinerja Keuangan Emiten Sebelum dan Sesudah Masuk Bursa. Studi Kasus Pada PT. X. Jurnal Ilmiah Ranggagading. Volume:6. No. 1
Xxxxx, Xxxxx. 2005. Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Silaban, Pasaman dan Xxxxxxx, Xxxxxxxxx. 2010. Manajemen keuangan teori dan Aplikasi. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen.
Xxxxxxxxxxxx, Xxx, Wahyuning. 2015. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Pelabuhan Indonesia di Surabaya. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Volume: 4 (No 2).
Xxxxxxxxxx, Xxxxxx. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru, Cetakan Kedua Belas. Jakarta: Rajawali Pers.
Xxxxxx xxx Xxxx. 2009. Akuntansi Keuangan Dasar 2. Jakarta: Penerbit PT Grasindo.
Xxxx Xxxxx dan Xxxxxx Xxxxx. 2008. Analisis kinerja keuangan ditinjau dari segi likuiditas, struktur modal dan profitabilitas pada perusahaan pblik sektor aneka industri yang terdaftar di BEJ periode 2000-2004.Jurnal telaah dan riset akuntansi. Volume 1. No. 1.
Perhitungan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas UD. Hanako Tahun 2011-2015
1. Rasio likuiditas
1) Current Ratio
⮚ Tahun 2011 CR = 𝐴𝐿 x100% = 670.247 x100% = 608,8%
𝐻𝐿 R 110.090
⮚ Tahun 2012 CR = 𝐴𝐿 x100% = 800.286 x100% = 403%
𝐻𝐿 R 198.557
⮚ Tahun 2013 CR = 𝐴𝐿 x100% = 891.785 x100% = 445,8%
𝐻𝐿 R 200.038
⮚ Tahun 2014 CR = 𝐴𝐿 x100% = 892.421 x100% = 418,5%
𝐻𝐿 R 213.193
⮚ Tahun 2015 CR = 𝐴𝐿 x100% = 1.307.986 x100% = 278,2%
2) Cash Ratio
𝐻𝐿
R 470.109
⮚ Tahun 2011 CSR = 𝐶
𝐻𝐿
⮚ Tahun 2012 CSR = 𝐶
𝐻𝐿
⮚ Tahun 2013 CSR = 𝐶
𝐻𝐿
⮚ Tahun 2014 CSR = 𝐶
𝐻𝐿
⮚ Tahun 2015 CSR = 𝐶
𝐻𝐿
x100% = 280.710 x100% = 254,9%
110.090
x100% = 321.899 x100% = 162,1%
198.557
x100% = 350.099 x100% = 175%
200.038
x100% = 335.756 x100% = 157,4%
213.193
x100% = 495.395 x100% = 105,3%
470.109
2. Rasio Solvabilitas
1) Debt to Assets Ratio
⮚ Tahun 2011 DTAR= 𝑇𝐷 x100% = 580.725 x100% = 86,6%
𝑇𝐴 670.247
⮚ Tahun 2012 DTAR= 𝑇𝐷 x100% = 699.295 x100% = 87,3%
𝑇𝐴 800.286
⮚ Tahun 2013 DTAR= 𝑇𝐷 x100% = 750.558 x100% = 84,1%
𝑇𝐴 891.785
⮚ Tahun 2014 DTAR= 𝑇𝐷 x100% = 793.456 x100% = 88,9%
𝑇𝐴 892.421
⮚ Tahun 2015 DTAR= 𝑇𝐷 x100% = 1.110.837 x100% = 84,9%
2) Debt to Equity Ratio
𝑇𝐴
1.307.986
⮚ Tahun 2011 DTER= 𝑇𝑈 x100% = 580.725 x100% = 141%
𝐸𝐾 411.616
⮚ Tahun 2012 DTER= 𝑇𝑈 x100% = 699.295 x100% = 162%
𝐸𝐾 431.637
⮚ Tahun 2013 DTER= 𝑇𝑈 x100% = 750.558 x100% = 156,3%
𝐸𝐾 480.116
⮚ Tahun 2014 DTER= 𝑇𝑈 x100% = 793.456 x100% = 161,3%
𝐸𝐾 491.611
⮚ Tahun 2015 DTER= 𝑇𝑈 x100% = 1.110.837 x100% = 183,1%
3. Rasio Profitabilitas
1) Return on Assets (ROA)
𝐸𝐾
606.630
⮚ Tahun 2011 ROA= 𝐿𝐵𝑆𝑃 x100% = 46.649
x100% = 6,9%
𝐴𝑇 670.247
⮚ Tahun 2012 ROA= 𝐿𝐵𝑆𝑃 x100% = 55.652
x100% = 6,9%
𝐴𝑇 800.286
⮚ Tahun 2013 ROA= 𝐿𝐵𝑆𝑃 x100% = 60.101
x100% = 6,7%
𝐴𝑇 891.785
⮚ Tahun 2014 ROA= 𝐿𝐵𝑆𝑃 x100% = 65.006
x100% = 7,2%
𝐴𝑇 892.421
⮚ Tahun 2015 ROA= 𝐿𝐵𝑆𝑃 x100% = 95.211
x100% = 7,2%
2) Return on Equity (ROE)
𝐴𝑇
1.307.986
⮚ Tahun 2011 ROE= 𝐿𝐵𝑆𝑃 x100% = 46.649
x100% = 11%
𝑀𝑆 411.616
⮚ Tahun 2012 ROE= 𝐿𝐵𝑆𝑃 x100% = 55.652
x100% = 12,8%
𝑀𝑆 431.637
Lampiran 1
⮚ Tahun 2013 ROE= 𝐿𝐵𝑆𝑃 x100% = 60.101
x100% = 12,5%
𝑀𝑆 480.116
⮚ Tahun 2014 ROE= 𝐿𝐵𝑆𝑃 x100% = 65.006
x100% = 13,2%
𝑀𝑆 491.611
⮚ Tahun 2015 ROE= 𝐿𝐵𝑆𝑃 x100% = 95.211
x100% = 15,6%
𝑀𝑆 606.630
Lampiran 1
UD. HANAKO
Laporan Neraca Per 31 Desember 2011
Aktiva | Passiva | ||||
Aktiva Lancar | Hutang Lancar | ||||
Kas | 280.710.851 | Hutang Dagang | 110.090.832 | ||
Piutang | 30.274.927 | Utang Jangka Panjang | 470.634.705 | ||
Persediaan | 348.927.194 | ||||
Perlengkapan kantor | 10.334.473 | ||||
total aktiva lancar | 670.247.445 | Total Hutang Lancar | 580.725.537 | ||
aktiva tetap | Ekuitas | ||||
bangunan | 317.926.478 | Modal Sendiri | 411.616.286 | ||
Akum Penyusutan Bangunan | (31.792.648) | ||||
Peralatan Kantor | 10.528.374 | ||||
Akum Penyusutan Peralatan Kantor | (2.025.837) | ||||
Kendaraan | 30.538.901 | ||||
Akum. Penyusutan Kendaraan | (3.053.890) | ||||
Total Aktiva Tetap | 322.094.378 | Total Modal | 411.616.286 | ||
Total Aktiva | 992.341.823 | Total Passiva | 992.341.823 |
UD. HANAKO
Laporan Neraca Per 31 Desember 2011
Pendapatan | ||
Penjualan | 648.926.837 | |
Harga Pokok Penjualan | (454.248.786) | |
Total Pendapatan | 194.678.051 | |
Beban-Beban | ||
Biaya Gaji Karyawan | 37.599.223 | |
Biaya Listrik dan Air | 3.278.253 | |
Biaya Angkutan | 5.281.927 | |
Biaya Pemeliharan | 4.527.837 | |
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor | 2.431.242 | |
Biaya Penyu. Bangunan | 4.274.610 | |
Biaya Alat Tulis Kantor | 2,324.781 | |
Biaya Sewa Bangunan | 25.000.000 | |
Total Beban-Beban | 84.717.873 | |
Laba Bersih sebelum bunga dan pajak | 109.960.178 | |
bunga pinjaman 13% | 62.359.098 | |
Laba bersih setelah bunga | 47.601.080 | |
Pajak Pph (2%) | 952.022 | |
Laba bersih setelah pajak | 46.649.058 |
Lampiran 1
UD. HANAKO
Laporan Neraca Per 31 Desember 2012
Aktiva | Passiva | ||||
Aktiva Lancar | Hutang Lancar | ||||
Kas | 321.899.145 | Hutang Dagang | 198.557.655 | ||
Piutang | 66.963.562 | Utang Jangka Panjang | 500.738.293 | ||
Persediaan | 400.749.253 | ||||
Perlengkapan kantor | 10.674.569 | ||||
total aktiva lancar | 800.286.529 | Total Hutang Lancar | 699.295.948 | ||
aktiva tetap | Ekuitas | ||||
bangunan | 324.285.008 | Modal Sendiri | 431.637.595 | ||
Akum Penyusutan Bangunan | (32.428.501) | ||||
Peralatan Kantor | 10.743.647 | ||||
Akum Penyusutan Peralatan Kantor | (1.074.365) | ||||
Kendaraan | 32.356.917 | ||||
Akum. Penyusutan Kendaraan | (3.235.692) | ||||
Total Aktiva Tetap | 330.647.014 | Total Modal | 431.637.595 | ||
Total Aktiva | 1.130.933.543 | Total Passiva | 1.130.933.543 |
UD. HANAKO
Laporan Neraca Per 31 Desember 2012
Pendapatan | ||
Penjualan | 710.097.510 | |
Harga Pokok Penjualan | (497.068.257) | |
Total Pendapatan | 213.029.253 | |
Beban-Beban | ||
Biaya Gaji Karyawan | 41.899.223 | |
Biaya Listrik dan Air | 3.972.913 | |
Biaya Angkutan | 6.578.192 | |
Biaya Pemeliharan | 4.972.471 | |
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor | 3.965.391 | |
Biaya Penyu. Bangunan | 4.274.610 | |
Biaya Alat Tulis Kantor | 2.978.945 | |
Biaya Sewa Bangunan | 20.000.000 | |
Total Beban-Beban | 88.641.745 | |
Laba Bersih sebelum bunga dan pajak | 124.387.508 | |
bunga pinjaman 13% | 67.599.670 | |
Laba bersih setelah bunga | 56.787.838 | |
Pajak Pph (2%) | 1.135.757 | |
Laba bersih setelah pajak | 55.652.082 |
Lampiran 1
UD. HANAKO
Laporan Neraca Per 31 Desember 2013
Aktiva | Passiva | ||||
Aktiva Lancar | Hutang Lancar | ||||
Kas | 350.099.965 | Hutang Dagang | 200.038.866 | ||
Piutang | 79.876.342 | Utang Jangka Panjang | 550.520.078 | ||
Persediaan | 450.031.212 | ||||
Perlengkapan kantor | 11.777.869 | ||||
total aktiva lancar | 891.785.388 | Total Hutang Lancar | 750.558.944 | ||
aktiva tetap | Ekuitas | ||||
bangunan | 33.638.497 | Modal Sendiri | 480.116.891 | ||
Akum Penyusutan Bangunan | (33.263.850) | ||||
Peralatan Kantor | 10.231.321 | ||||
Akum Penyusutan Peralatan Kantor | (1.023.132) | ||||
Kendaraan | 33.675.123 | ||||
Akum. Penyusutan Kendaraan | (3.367.512) | ||||
Total Aktiva Tetap | 338.890.447 | Total Modal | 480.116.891 | ||
Total Aktiva | 1.230.675.835 | Total Passiva | 1.230.675.835 |
UD. HANAKO
Laporan Neraca Per 31 Desember 2013
Pendapatan | ||
Penjualan | 779.926.837 | |
Harga Pokok Penjualan | (545.948.786) | |
Total Pendapatan | 233.978.051 | |
Beban-Beban | ||
Biaya Gaji Karyawan | 48.599.223 | |
Biaya Listrik dan Air | 4.108.253 | |
Biaya Angkutan | 7.281.927 | |
Biaya Pemeliharan | 5.927.837 | |
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor | 3.186.836 | |
Biaya Penyu. Bangunan | 5.900.610 | |
Biaya Alat Tulis Kantor | 3.324.781 | |
Biaya Sewa Bangunan | 20.000.000 | |
Total Beban-Beban | 98.329.467 | |
Laba Bersih sebelum bunga dan pajak | 135.648.584 | |
bunga pinjaman 13% | 74.320.211 | |
Laba bersih setelah bunga | 61.328.373 | |
Pajak Pph (2%) | 1.226.567 | |
Laba bersih setelah pajak | 60.101.806 |
Lampiran 1
UD. HANAKO
Laporan Neraca Per 31 Desember 2014
Aktiva | Passiva | ||||
Aktiva Lancar | Hutang Lancar | ||||
Kas | 33.756.598 | Hutang Dagang | 213.193.520 | ||
Piutang | 70.073.946 | Utang Jangka Panjang | 580.262.569 | ||
Persediaan | 474.714.855 | ||||
Perlengkapan kantor | 11.875.876 | ||||
total aktiva lancar | 892.421.275 | Total Hutang Lancar | 793.456.089 | ||
aktiva tetap | Ekuitas | ||||
bangunan | 388.754.312 | Modal Sendiri | 491.611.866 | ||
Akum Penyusutan Bangunan | (38.754.312) | ||||
Peralatan Kantor | 12.268.394 | ||||
Akum Penyusutan Peralatan Kantor | (1.226.839) | ||||
Kendaraan | 35.227.917 | ||||
Akum. Penyusutan Kendaraan | (3.522.792) | ||||
Total Aktiva Tetap | 392.646.680 | Total Modal | 491.611.866 | ||
Total Aktiva | 1.285.067.955 | Total Passiva | 1.285.067.955 |
UD. HANAKO
Laporan Neraca Per 31 Desember 2014
Pendapatan | ||
Penjualan | 850.353.839 | |
Harga Pokok Penjualan | (595.547.687) | |
Total Pendapatan | 254.806.152 | |
Beban-Beban | ||
Biaya Gaji Karyawan | 48.498.218 | |
Biaya Listrik dan Air | 6.729.562 | |
Biaya Angkutan | 9.395.359 | |
Biaya Pemeliharan | 7.364.917 | |
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor | 4.273.782 | |
Biaya Penyu. Bangunan | 7.264.917 | |
Biaya Alat Tulis Kantor | 3.258.372 | |
Biaya Sewa Bangunan | 20.000.000 | |
Beban-Beban | 106.785.127 | |
Laba Bersih sebelum bunga dan pajak | 149.021.025 | |
bunga pinjaman 13% | 82.687.416 | |
Laba bersih setelah bunga | 66.333.609 | |
Pajak Pph (2%) | 1.326.672 | |
Laba bersih setelah pajak | 65.006.937 |
Lampiran 1
UD. HANAKO
Laporan Neraca Per 31 Desember 2015
Aktiva | Passiva | ||||
Aktiva Lancar | Hutang Lancar | ||||
Kas | 495.395.182 | Hutang Dagang | 470.109.046 | ||
Piutang | 95.273.962 | Utang Jangka Panjang | 640.728.462. | ||
Persediaan | 705.334.040 | ||||
Perlengkapan kantor | 11.983.546 | ||||
Total Aktiva Lancar | 1.307.986.730 | Total Hutang Lancar | 1.110.837.508 | ||
aktiva tetap | Ekuitas | ||||
bangunan | 399.825.900 | Modal Sendiri | 606.630.361 | ||
Akum Penyusutan Bangunan | (37.182.590) | ||||
Peralatan Kantor | 12.462.893 | ||||
Akum Penyusutan Peralatan Kantor | (1.246.289) | ||||
Kendaraan | 39.356.917 | ||||
Akum. Penyusutan Kendaraan | (3.735.692) | ||||
Total Aktiva Tetap | 409.481.139 | Total Modal | 606.630.361 | ||
Total Aktiva | 1.717.467.869 | Total Passiva | 1.717.467.869 |
UD. HANAKO
Laporan Neraca Per 31 Desember 2015
Pendapatan | ||
Penjualan | 889.294.029 | |
Harga Pokok Penjualan | (584.391.119) | |
Total Pendapatan | 304.902.910 | |
Beban-Beban | ||
Biaya Gaji Karyawan | 50.525.836 | |
Biaya Listrik dan Air | 7.638.379 | |
Biaya Angkutan | 10.362.310 | |
Biaya Pemeliharan | 8.283.917 | |
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor | 5.382.937 | |
Biaya Penyu. Bangunan | 9.324.839 | |
Biaya Alat Tulis Kantor | 4.926.384 | |
Biaya Sewa Bangunan | 20.000.000 | |
Total Beban-Beban | 116.444.602 | |
Laba Bersih sebelum bunga dan pajak | 188.458.308 | |
bunga pinjaman 13% | 91.303.806 | |
Laba bersih setelah bunga | 97.154.502 | |
Pajak Pph (2%) | 1.943.090 | |
Laba bersih setelah pajak | 95.211.412 |