PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SKEMA REGULER
PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SKEMA REGULER
PERIODE I TAHUN ANGGARAN 2023 NOMOR: 0220-Int-KLPPM/UNTAR/IV/2023
Pada hari ini Jumat tanggal 14 bulan April tahun 2023 yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Xx. Xxx Xxx Xxxx, MMSI., M.Psi., Ph.D., P.E., X.XXXX
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. Nama : Xxxxxxx Xxxxxxxxx, SE., MSi NIDN/NIDK 0318087201
Jabatan : Dosen Tetap
Bertindak untuk diri sendiri dan atas nama anggota pelaksana pengabdian:
a. Nama dan NIM : Xxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxxxxx [115200089]
x. Xxxx dan NIM : Xxxxxx Xxxxxxx [115200201]
x. Xxxx dan NIM : Xxxx Xxxxx Xxxxxxxx [115200349]
d. Nama dan NIM : Kherry [115172002] selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat mengadakan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat Skema Reguler Periode I Tahun 2023 Nomor : 0220- Int-KLPPM/UNTAR/IV/2023 sebagai berikut:
Pasal 1
(1). Pihak Pertama menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan Pengabdian "Mendorong Kepedulian Sosial Anak-Anak RA Xxxxxxxxxxxxxx Xx Xxxx Xxxxx Depok"
(2). Besaran biaya yang diberikan kepada Pihak Kedua sebesar Rp 9.000.000,- (Sembilan juta rupiah), diberikan dalam 2 (dua) tahap masing-masing sebesar 50%. Tahap I diberikan setelah penandatangangan Perjanjian ini dan Tahap II diberikan setelah Pihak Kedua mengumpulkan luaran wajib berupa artikel dalam jurnal nasional dan luaran tambahan, laporan akhir, laporan keuangan dan poster.
Pasal 2
(1) Pihak Kedua diwajibkan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
(2) Apabila terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah. Demikian Perjanjian ini dibuat dan untuk dilaksanakan dengan tanggungjawab.
Pihak Pertama Pihak Kedua
Xx. Xxx Xxx Xxxx, MMSI., M.Psi., Ph.D., P.E., X.XXXX
Xxxxxxx Xxxxxxxxx, SE., MSi
xxxxx://xxx.xxx/xxx/xxx.xxx 225
RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
Rencana Penggunaan Biaya | Jumlah |
Pelaksanaan Kegiatan | Rp 9.000.000,- |
REKAPITULASI RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
NO | POS ANGGARAN | TAHAP I (50 %) | TAHAP II (50 %) | JUMLAH | |||
1 | Pelaksanaan Kegiatan | Rp | 4.500.000,- | Rp | 4.500.000,- | Rp | 9.000.000,- |
Jumlah | Rp | 4.500.000,- | Rp | 4.500.000,- | Rp | 9.000.000,- |
Jakarta, 11 Mei 2023
Pelaksana PKM
Xxxxxxx Xxxxxxxxx, SE., MSi
LAPORAN AKHIR
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG DIAJUKAN
KE LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
MENDORONG KEPEDULIAN SOSIAL ANAK-ANAK RA XXXXXXXXXXXXXX DI XXXX XXXXX, DEPOK
Disusun oleh:
Ketua Tim
Xxxxxxx Xxxxxxxxx, SE., MSi (10103019) Anggota:
Xxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxxxxx (115200089) Xxxxxx Xxxxxxx (115200201)
Xxxx Xxxxx Xxxxxxxx ((115200349) Kherry (115172002)
PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
JULI 2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Periode I / Tahun 2023
1. Judul : Mendorong Kepedulian Sosial Anak-Anak RA Xxxxxxxxxxxxxx Xx Xxxx Xxxxx Xxxxx
2. Nama Mitra PKM : Ibu Indah S.W, S.Pd.
3. Ketua Xxx Xxxxusul
a. Nama dan gelar : Xxxxxxx Xxxxxxxxx, SE., Msi
b. NIK/NIDN : 10103019 / 0318087201
x. Xxxxxan/gol. : Lektor 200
d. Program studi : Xxxxxxx Xxxxxxxxx
e. Fakultas : Ekonomi & Bisnis
x. Xxxxxx keahlian : Kewirausahaan & Manajemen
g. Nomor HP/Telpon : 0000-0000-0000
4. Anggota Tim PKM (Mahasiswa) :
a. Jumlah Anggota Mahasiswa : 4 orang
x. Xxxx & NIM Mahasiswa 1 : Xxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxxxxx (115200089)
x. Xxxx & NIM Mahasiswa 2 : Xxxxxx Xxxxxxx (115200201)
d. Nama & NIM Mahasiswa 3 : Xxxx Xxxxx Xxxxxxxx ((115200349)
e. Nama & NIM Mahasiswa 4 : Kherry (115172002)
5. Lokasi Kegiatan Mitra :
a. Wilayah mitra : Jl. Xxxxxx Xxxxx Xx 00, Xxxxxxxxx Xxxx Xxxxx, Xxx. Beji
b. Kabupaten/kota : Depok
c. Provinsi : Jawa Barat
6. Metode Pelaksanaan : Luring
7. Luaran yang dihasilkan : SENAPENMAS
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : Januari - Juli
9. Biaya yang disetujui LPPM : Rp 9.000.000,-
Menyetujui.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Xxx Xxx Xxxx, Ph.D NIK:10381047
Jakarta, 31 Juli 2023 Ketua Pelaksana
Xxxxxxx Xxxxxxxxx., SE., MSi NIK: 10103019
RINGKASAN
Sebagai upaya mendukung sekolah dalam mewujudkan kepedulian dengan sesama pada anak- anak dilakukan suatu kegiatan bersama dengan persatuan orang tua murid dan guru di salah satu taman kanak-kanak di Beji Xxxxx Xxxxx. Momen ini melanjutkan kegiatan sebelumnya dengan tujuan sebagai solusi untuk mempertahankan keberlanjutan kegiatan sosial di Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx. Pendekatan yang digunakan adalah dengan memberikan pengenalan atau sosialisasi sederhana kepada anak-anak tentang pentingnya berbagi atau peduli dengan orang lain, sedangkan pada sisi orang tua diharapkan agar senantiasa mengingatkan pesan moral tersebut kepada anak-anak. Kegiatan bertemakan sosial ini dilakukan pada bulan Ramadhan diikuti oleh 20 siswa dengan tiga guru pendamping dan perwakilan orang tua. Pada even tersebut anak-anak turut membagikan sejumlah bingkisan kepada yatim piatu maupun orang-orang yang membutuhkan di sekitar sekolah. Keterlibatan anak-anak tersebut agar mereka merasakan atau pengalaman secara langsung berbagi dengan orang lain sehingga dengan dukungan orang tua dan guru diharapkan dapat tersentuh dan menjadi tertarik dengan kegiatan sosial. Upaya bersama sekolah berkaitan dengan pembentukan karakter baik pada anak-anak, sehingga kolaborasi antara berbagai pihak terkait dengan sekolah akan mendukung keberlanjutan edukasi ini. Hal ini akan berkontribusi dalam pembentukan karakter yang baik bagi anak-anak. Kebersamaan antara beberapa pihak sebagai bentuk norma subyektif atau dukungan sosial agar anak-anak makin tertarik dengan kegiatan sosial. Sementara itu pesan yang diingatkan melalui guru dan bunda di rumah dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan sosial. Dengan demikian anak-anak dapat menilai kegiatan ini sebagai suatu pengalaman positif sehingga menumbuhkan kepedulian sosial di masa dewasanya nanti.
Kata Kunci: anak-anak, kepedulian sosial, kegiatan edukasi berkelanjutan
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasihNya, kami dapat melakukan kembali kegiatan pengabdian masyarakat pada semester genap 2022/2023 dengan proposal berjudul: “MENDORONG KEPEDULIAN SOSIAL ANAK-ANAK RAUDHATUL ATFAL XXXXXXXXXXXXXX DI BEJI TIMUR, DEPOK”. Kegiatan ini
merupakan serangkaian kegiatan sebelumnya dengan mitra sekolah tersebut untuk mensosialisasikan aktivitas-aktivitas berbasis sustainability dengan pendekatan sederhana kepada anak-anak.
Kami menyadari bahwa upaya yang kami melakukan belum sepenuhnya sempurna dalam penyusunan laporan ini. Dengan hati terbuka kami menerima segala masukan dan saran untuk proses perbaikan kegiatan. Saran tersebut kami pergunakan sebagai masukan untuk penyempurnaan kegiatan pengabdian pada periode selanjutnya.
Akhir kata, kami tim pengabdi masyarakat mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu merealisasikan gagasan dalam kegiatan ini, yaitu:
1. Xx. Xxxxxxx Xxxxxxxxxxx, SE, MM, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara.
2. Jap Tji Beng, MMSI, Ph.D selaku Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tarumanagara.
3. Xxx Xxxxx Xxx Xxxxxxx, Spd selaku Kepala Sekolah Xxxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx di XxxxXxxxx.
Semoga luaran pengabdian memiliki kontribusi dalam menambah pengetahuan persatuan orangtua murid dan guru tentang menumbuhkan kepedulian sosial kepada sesama. Dengan demikian menjadi kontribusi Universitas Tarumanagara mensosialisasikan dan melakukan pendampingan untuk menumbuhkan semangat atau perilaku positif kepada anak-anak yang memiliki kontribusi terhadap aspek keberlanjutan.
Hormat kami, Tim Pengabdi Masyarakat
HALAMAN SAMPUL | i |
DAFTAR GAMBAR | vii |
DAFTAR LAMPIRAN | vii |
BAB I PENDAHULUAN | 1 |
1.1. Analisis Situasi | 1 |
1.2. Permasalahan Mitra | 3 |
1.3. Uraian Hasil Penelitian dan PKM Terkait | 3 |
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN | 5 |
2.1. Solusi Permasalahan | 5 |
2.1. Luaran Kegiatan PKM | 5 |
BAB III METODE PELAKSANAAN | 6 |
3.1. Tahapan Pelaksanaan | 6 |
3.2. Partisipasi Mitra dalam Kegiatan PKM | 6 |
3.3. Evaluasi Hasil Kegiatan | 6 |
3.4. Kepakaran dan Pembagian Tugas TIM | 7 |
BAB IV HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN | 8 |
4.1. Pelaksanaan Kegiatan | 8 |
4.2. Luaran Kegiatan | 12 |
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN | 13 |
5.1. Simpulan | 13 |
5.2. Saran | 13 |
DAFTAR PUSTAKA | 14 |
LAMPIRAN | 15 |
1. Foto Kegiatan | 15 |
2. Materi Kegiatan | 16 |
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Pencapaian Luaran 5
Tabel 3.1: Tahapan Kegiatan dan Partisipasi. 6
Tabel 3.2: Personalia Tim PKM 7
Tabel 3.3: Pembagian Tugas dan Waktu Tim PKM 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 PKM di Awal pandemik Covid-19 1
Gambar 1.2 PKM Pasca Pendemik 2
Gambar 4.1 Bersama Anak-Anak Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx 8
Gambar 4.2 Kegiatan Lanjutan 9
Gambar 4.3 Berbagi dengan Teman-Teman Sekitar Sekolah 9
Gambar 4.4 Komponen Karakter yang Baik 11
Gambar 4.5. Gambaran Abstrak Artikel Publikasi 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Foto Kegiatan 15
Lampiran 2: Materi Kegiatan 16
viii
BAB I PENDAHULUN
1.1. Analisis Situasi
Pandemi Covid-19 sudah beralih menjadi pasca pandemi sehingga aktivitas bekerja dan sekolah sudah kembali normal. Kisah sedih selama pandemi dapat digunakan sebagai pelajaran bagi umat manusia. Salah satu pelajaran yang dapat diambil adalah rasa kebersamaan dan kepedulian sosial menghadapi keterbatasan saat sakit atau karena kehilangan pekerjaan. Kepedulian kepada orang lain merupakan manifestasi atas rasa syukur kepada Allah SWT. Kota Depok sebagai kota pertama ditemukan kasus Covid-19 pada awal Maret tahun 2020, namun saat ini sudah sepenuhnya melakukan aktivitas normal. Beberapa kampus seperti Universitas Indonesia dan Politeknik Negeri Jakarta serta sekolah-sekolah lainnya sepenuhnya dilakukan tatap muka, meskipun demikian masker harus masih digunakan ketika kondisi badan sedang tidak fit atau sakit. Kebiasaan tersebut juga berlaku pada kegiatan belajar-mengajar pada taman kanak-kanak Raudhatul Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx.
Taman kanak-kanak sebagai khalayak mitra dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat secara berkesinambungan sejak tahun 2016. Berada di Xxxxx Xxxxxx Xxxxx Xx. 12 Kelurahan Beji Timur dengan kepala Sekolah Xxx Xxxxx Xxx Wahyuni, SPd telah dilaksanakan sejumlah kegiatan mulai dari sosialisasi ramah lingkungan, ayo menabung, ayo hemat air bersih, ayo berkebun dan ayo berbagi. Di awal pandemi kegiatan tetap berjalan seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 1.1. PKM di Awal Pandemik Covid-19
Seperti pada gambar di atas, selama pandemi Covid-19 tetap dilakukan kegiatan meskipun dengan pendekatan sederhana. Spontanitas dilakukan bersama persatuan orang tua murid dan guru (POMG) sehingga kegiatan masih berjalan hingga saat ini. Bahkan pada kegiatan selanjutnya dilakukan kolaborasi dengan mitra luar juga salah satunya dengan program CSR Bank BRI Agro Niaga Kantor Cabang Kota Depok. Ketika bank ini masih memiliki cabang di Kota Depok, maka kebersamaan selama pandemik dilakukan dengan kegiatan ayo menabung. Namun ketika kegiatan ini sudah berakhir masih ditindaklanjuti dengan kegiatan berbagi dan peduli dengan sesama.
Gambar 1.2. PKM Pasca Pandemik
Pada gambar di atas dilakukan kegiatan ayo berbagi dengan mendapat sponsor dari program CSR Bank BRI Agro Niaga Kantor Cabang Kota Depok, sebagai kelanjutan kegiatan pengabdian sebelumnya tentang menabung. Kepedulian dari perusahaan tersebut disalurkan dalam kegiatan untuk sosial dan guru taman kanak-kanak tersebut. Kebersamaan antara perguruan tinggi dengan perusahaan bermanfaat terpenting untuk mengapresiasi keterbatasan masyarakat sehingga terbentuk solusi bagi masyarakat itu sendiri.
Spontanitas orang tua murid dan guru mendukung keberlanjutan kegiatan pengabdian ini. Hal tersebut terlihat dalam awal pandemic pada Maret 2020 sehingga dengan acara terbatas kegiatan dilakukan pada salah satu orang tua pada Gambar 1.1 bersamaan dengan kegiatan perpisahan/kenaikan kelas bersama para siswa dan Persatuan Orang Tua Murid dan Guru
(POMG). Kegiatan dipublikasikan dengan tema ayo menabung dan ayo berbagi (Nuringsih et al., 2020), kemudian dikembangkan di kegiatan abdimas lainnya (Xxxxxxxxx & Xxxxxx, 2021).
Sebagai bentuk keberlanjutan kemitraan bersama RA Xxxxxxxxxxxxxx maka kegiatan dikembangkan melalui kegiatan sosialisasi berbasis sosial-lingkungan. Kegiatan dilakukan pada semester genap 2022/2023 sebagai pengembangan kegiatan sebelumnya (Xxxxxxxxx & Chandrawinata, 2022). Aktivitas ini dilakukan dengan khalayak mitra berbeda dengan tujuan membantu sekolah dalam mendorong dan mempraktekan rasa sosial di antara anak-anak. Dalam situasi pasca pandemi, kegiatan dilakukan untuk membantu keterbatasan sekolah dalam memberikan edukasi serta mempraktekan kegiatan sosial bersama anak-anak. Dalam kegiatan ini tidak mendapatkan sponsor dari pihak lain sehingga dalam mendukung kegiatan dilakukan dengan kegiatan pengabdian masyarakat Universitas Tarumanagara serta pemberdayaan orang tua murid atau POMG. Terlebih lagi dalam bulan Ramadhan momen ini dirasa tepat untuk memberikan edukasi tentang pentingnya kepedulian sosial serta mengajak anak-anak dalam aktivitas sosial. Manfaat yang diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan karakter peduli dengan sesama. Sekolah menghadapi beberapa keterbatasan karena hampir selama dua tahun kegiatan tidak berjalan secara wajar. Sebagai bagian dari masyarakat maka untuk membantu mitra dilakukan melalui kegiatan pengabdian masyarakat pada semester genap 2022/2023. Dengan demikian tema kegiatan pengabdian masyarakat adalah: Mendorong Kegiatan Sosial Anak- Anak RA Xxxxxxxxxxxxxx di Beji Timur, Depok.
1.2. Permasalahan Mitra
Seperti halnya kegiatan-kegiatan sebelumnya, semua kegiatan berawal dari keterbatasan mitra sehingga solusi dikembangkan melalui rekayasa sosial bersama Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Tarumanagara Jakarta. Berbeda dengan sebelumnya maka dalam situasi pasca pandemi kegiatan bersama-sama anak-anak dapat dilakukan secara leluasa serta dengan aktivitas berbeda dengan sebelumnya. Dengan demikian terdapat keterbatasan sarana, informasi dan kemampuan anggaran pihak sekolah sehingga dirasa perlu mendapatkan dukungan dalam membuat kegiatan sosial bersama anak-anak. Sesuai dengan masalah di atas dalam upaya kepedulian sosial pada diri anak-anak berkaitan dengan aspek kehidupan masyarakat dan kondisi internal. Secara spesifik masalah diatasi melalui kegiatan PKM dengan prioritas pada aspek keterbatasan sumber daya sekolah. Sejalan dengan analisis situasi,
formulasi masalah mitra difokuskan: “Bagaimana cara mendukung kelanjutan kegiatan sosial di Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx?”
1.3. Uraian Penelitian dan Hasil PKM Terkait
Tema dalam kegiatan ini relevan dengan pembangunan kharakter anak Indonesia. Sesuai dengan (Xxxxxxxxx & Xxxxxxxxxxxxx, 2022) hasil evaluasi implementasi perilaku pro-sosial meliputi: berbagi, bekerja sama, menolong, jujur dan berderma. Mayoritas anak-anak atau mencapai hampir 70% dapat memahami kelima perilaku tersebut sedangkan 30% sebaliknya. Hal ini dikarenakan masih belajar di tingkat TK kecil sehingga perlu bimbingan oleh ibu guru agar terbentuk menjadi lebih memahami manfaat berbagi dengan orang lain.
Terlepas dari itu yang terpenting adalah bermanfaat menumbuhkan rasa memahamikondisi orang lain. Empati adalah kemampuan untuk mengolah rasa yang harusnya dimiliki semua orang sekalipun anak-anak. Rasa empati membuat anak dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami emosi dari perasaan orang tersebut. Dengan menumbuhkan rasa empati berarti membuat anak memahami kondisi atau keterbatasan orang lain sehingga dapat menumbuhkan rasa bersyukur atas rahmat Allah SWT. Hal tersebut sesuai dengan Xxxxxxxx (2020) menyatakan ada keterkaitan antara menumbuhkan perilaku empati dengan perilaku prososial di kalangan anak-anak usia dini.
Demikian juga studi Arniansyah et al., (2018), disebutkan empati merupakan kemampuan seseorang merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain sedangkan Perilaku prososial merupakan suatu tindakan yang menguntungkan orang lain tetapi tidak memberikan keuntungan yang nyata bagi yang melakukan tindakan tersebut. Latar belakang studi ini bahwa anak-anak di Indonesia memiliki empati rendah. Begitu pula dengan perilaku prososial sehingga pelatihan empati dan perilaku prososial dirasa penting untuk diberikan kepada anak- anak. Hasil pelatihan empati menunjukkan bahwa anak-anak telah mengetahui dan memahami mengenai pentingnya tiga aspek empati yaitu, bersikap hangat, peduli, dan kasihan terhadap teman-temannya. Hasil pelatihan perilaku prososial menunjukkan anak-anak mengetahui dan memahami mengenai pentingnya lima aspek perilaku prososial, yaitu berbagi, bekerja sama, menolong, jujur, dan berderma. Berbagai hasil kajian tersebut menunjukan pentingnya terbentuknya rasa sosial pada anak-anak, sehingga kegiatan ini akan berkolaborasi dengan pihak POMG untuk membuat kegiatan yang bertemakan kegiatan sosial kepada anak-anak.
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN
Sebagai upaya membantu mitra “Raudhatul Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx” dalam mengatasi keterbatasan berkreativitas setelah masa pandemi dilakukan kegiatan lanjutan untuk mengedukasi anak-anak melalui kegiatan sosial. Oleh karena itu dirancang suatu solusi serta capaian luaran untuk mengatasi masalah keterbatasan internal pada sekolah tersebut. Penjabaran lebih lanjut sebagai berikut:
2.1. Solusi Permasalahan
Solusi dirancang untuk mengatasi masalah mitra dilakukan dengan melakukan kegiatan sosial dengan melibatkan anak-anak dan persatuan orang tua murid dan guru Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx. Solusi dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
Memberikan sosialisasi lanjutan kepada anak-anak pentingnya berbagi dengan orang lain yang sedang mengalami kesusahan terlebih lagi di masa pandemi. Demikian juga orang tua dapat membantu mengingat pesan moral tersebut kepada anak-anak.
Kegiatan sosial dilakukan pada saat bulan Ramadhan di lingkungan sekitar sekolah dengan memberikan bingkisan diberikan kepada yatim-piatu, orang tua dan fakir miskin dengan target 50-70 kotak bingkisan.
Anak-anak dilibatkan dalam kegiatan tersebut supaya merasakan secara langsung bagaimana dapat berbagi atau membantu orang lain. Dilanjutkan dengan melakukan evaluasi hasil kegiatan, Hasil diberikan kepada pihak sekolah.
2.2. Luaran Kegiatan
Target luaran: anak-anak dapat mempraktekan bagaimana cara berbagi dengan orang lain yang lebih mengalami kesulitan. Target capaian kegiatan pengabdian sebagai berikut:
Tabel 2.1. Pencapaian Luaran
No | Jenis Luaran | Tahun | Status Capaian |
1 | SENAPENMAS | 2023 | Artikel terpublikasi |
2 | Opini Pintar | 2023 | Realisasi |
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1. Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian dirancang dalam empat bulan dengan tahapan meliputi persiapan, pelaksanaan, sosialisasi hasil, penyusunan laporan & pemantauan kegiatan serta diakhiri dengan publikasi hasil kegiatan. Partisipasi mitra diwujudkan melalui: (1) penerimaan observasi, (2) diskusi menentukan masalah utama, solusi dan luaran secara luring, dan (3) evaluasi akhir yang dilakukan pada saat sebelum kenaikan kelas. Pemecahan masalah mitra dilakukan melalui sosialisasi kepada anak-anak tentang pentingnya berbagi kepada orang lain dan melibatkan anak- anak dalam kegiatan praktek berbagi dengan masyarakat atau orang lain yang membutuhkan. Dalam kegiatan ini tidak lupa mengingatkan kepada orangtua dan guru bahwa melalui kegiatan ini anak-anak lebih peduli dengan orang lain atau membentuk karakter peduli dengan sesama kepada anak-anak.
3.2. Partisipasi Mitra dalam Kegiatan PKM
Berdasarkan tahapan di atas maka uraian partisipasi terangkum Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Tahapan Kegiatan Dan Partisipasi
No | Tahapan Kegiatan | Partisipasi |
A | Persiapan | |
1 | Observasi dengan sekolah terkait kegiatan lanjutan | Dilakukan Ketua Tim dengan mitra Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx |
2 | Diskusi dengan Ibu Kepala Sekolah | Mitra menerima kerjasama |
B | Pelaksanaan | |
3 | Kegiatan sosialisasi | Koordinasi dengan POMG |
4 | Kegiatan sosial | Koordinasi dengan POMG |
5 | Evalusi hasil | Tim PKM- Guru |
C | Laporan Kegiatan | |
6 | Menyusun laporan monev | Ketua dan anggota |
7 | Publikasi PINTAR | Tim PKM mempersiapkan publikasi |
8 | Publikasi SENAPENMAS | Tim PKM menyusun artikel |
9 | Selesai | Kegiatan selesai Juli 2023 |
D | Evaluasi | |
10 | Evaluasi untuk kegiatan lanjutan | Potensi masalah lanjutan |
3.3. Evaluasi Hasil Kegiatan
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat partisipasi pihak sekolah dan anak- anak dalam kegiatan ini. Proses evaluasi melalui wawancara dengan orang tua dan guru tentang respon anak-anak pada kegiatan sosial tersebut. Indikator penilaian perilaku pro-sosial meliputi: berbagi, bekerja sama, menolong, jujur dan berderma (Arniansyah et al., 2018). Melalui evaluasi tersebut teridentifikasi sejauhmana peran orang tua dalam mendorong respon anak-anak dalam kegiatan sosial ataupeduli di sekolah atau rumah.
3.4. Kepakaran dan Pembagian Tugas TIM
Keterlibatan Tim PKM tahun 2023 terdiri satu dosen Prodi Manajemen dan satu orang mahasiswa. Personalia tim pelaksana dan pembagian tugas sebagai berikut:
Tabel 3.2. Personalia Tim PKM
No | Nama Pelaksana | Keterangan | Instansi | Jenis Kepakaran |
1 | Xxxxxxx Xxxxxxxxx,SE., MSi | Ketua | Manajemen | Pendampingan kegiatan ramah lingkungan, gemar menabung, Manajemen keuangan |
2 | Vicly Xxxxxxx Xxxxxxxxxxx | Anggota | MHS | Administrasi keuangan |
3 | Xxxxxx Xxxxxxx | Xxxxxxx | MHS | Kegiatan edukasi |
4 | Xxxx Xxxxx Xxxxxxxx | Anggota | MHS | Opini Pintar |
5 | Kherry | Anggota | MHS | Dokumentasi |
Tabel 3.3. Pembagian Tugas dan Waktu Tim PKM
No | Keterangan | NIDN/NIM | Diskripsi Tugas | Waktu/Minggu |
1 | Xxxxxxx Xxxxxxxxx, SE., MSi | 0318087201 | Koordinasi mitra, pendampingan, laporan | 4 bulan @ 5 jam/Mg |
2 | Vicly Xxxxxxx Xxxxxxxxxxx | 115200089 | Perapian materi | 2 bulan @2 jam/Mg |
3 | Xxxxxx Xxxxxxx | 115200201 | Logbook dan terkaitnya | 2 bulan @2 jam/Mg |
4 | Xxxx Xxxxx Sibarani | 115200349 | Penyusunan opini Pintar | 2 bulan @2 jam/Mg |
5 | Kherry | 115172002 | Dokumentasi | 2 bulan @2 jam/Mg |
Penjabaran pembagian tugas sebagai berikut: ketua pengusul dengan tugas berkaitan langsung persiapan dan koordinasi mitra seperti: (1) Menjalin hubungan mitra, (2) Melakukan observasi dan analisis situasi, (3) Kerjasama kepala sekolah, (4) Mendampingi mitra, (5) Monitoring, dan (6) Memastikan laporan selesai. Sedangkan tugas anggota dengan tugas di tabel di atas.
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada beberapa tahapan pertama pada periode sebelum puasa di lingkungan taman kanak-kanak atau Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx dengan tema ayo berbagi kepada sesama. Kesempatan ini bersamaan dengan menjelang bulan Ramadhan sehingga menjadi momen yang tepat untuk menumbuhkan kepedulian sosial kepada anak-anak. Pada Gambar 4.1 dilakukan kegiatan pertama di minggu ke-4 bulan Maret dengan memberikan pesan tentang manfaat berbagi dengan orang lain khususnya di sekitar sekolah.
Gambar 4.1. Bersama Anak-Anak Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx
Seperti sebelum-sebelumnya kegiatan bersama anak-anak di Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx dengan cara bercerita atau ngobrol dengan pesan utama tentang berbagi. Selain itu diikuti dengan mengajak anak-anak menikmati makanan ringan dan diakhiri dengan makan siang bersama. Kebersamaan tersebut membuat anak-anak senang dan menjadi kebih akrab. Kegiatan selanjutnya dilakukan dengan kelompokanak-anakkelompokBdenganpendekatanyangsamasepertisebelumnya.
Gambar 4.2. Kegiatan Lanjutan
Pada kegiatan ini terjalin kolaborasi antara Fakultas Ekonomi & Bisnis Untar diwakili Xxx Xxxxxxx Xxxxxxxxx dan Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx untuk melanjutkan semangat berbagi kepada anak-anak. Kegiatan ini sebagai bentuk keberlanjutan kegiatan pengabdian semenjak pandemik covid-19 khususnya semester genap. Karena pada semester genap selalu bersamaan dengan puasa Ramadhan sehingga menjadi momen yang tepat dilakukan edukasi tentang kepedulian sosial di sekitar sekolah.
Gambar 4.3. Berbagi dengan Teman-Teman Sekitar Sekolah
Akhirnya dilakukan kegiatan berbagi kepada anak-anak yatim piatu sekitar sekolah dilakukan pada bulan April menjelang libur Lebaran Idul Fitri 2023. Pengadaan bingkisan atas kebersamaan antara tim PKM dengan pihak POMG. Keterlibatan anak-anak dalam kegiatan sosial sebagai
aksi nyata menumbuhkan kepedulian sosial sehingga dapat membentuk ketertarikan atau minat dalam kegiatan sosial. Dengan senantiasa diingatkan oleh orang tua atau bunda di rumah maka perilaku tersebut akan terbentuk pada diri anak-anak.
Kebersamaan dengan POMG semakin melengkapi kegiatan sebelumnya dengan tujuan sebagai solusi dalam mendukung dan mempertahankan keberlanjutan kegiatan sosial di Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxxx. Tahapan kegiatan ini sebagai berikut:
1. Memberikan pengenalan kepada anak-anak tentang pentingnya berbagi atau peduli dengan orang lain. Sedangkan pada sisi orang tua berperan agar senantiasa mengingatkan pesan moral tersebut kepada anak-anak.
2. Kegiatan sosial dilakukan pada saat bulan Ramadhan dengan memberikan bingkisan diberikan kepada yatim-piatu, orang tua dan fakir miskin dengan target sebanyak 50 bingkisan. Bingkisan berisi bahan kebutuhan sehari-hari seperti: minyak goreng,gula pasir, sirup, mie instan dan beras.
3. Anak-anak dilibatkan dalam kegiatan tersebut supaya merasakan atau pengalaman secara langsung bagaimana berbagi dengan orang lain. Dengan dukungan orang tua diharapkan anak-anak tertarik dengan kegiatan sosial di masa dewasanya nanti. Melalui cara ini anak- anak akan mengingat ketika di tingkat taman kanak-kanak sudah pernah melakukannya.
4. Kegiatan ini mengikuti protokol kesehatan dalam bentuk mengenakan masker, mencuci tangan. Anak-anak dan semua yang terlibat dalam kondisi sehat sehingga tidak berisiko menularkan penyakit. Anak-anak dengan tekun mengikuti acara dan sangat antusias ketika membagikan bingkisan kepada orang lain.
5. Kegiatan secara simbolis kepada perwakilan saja untuk selanjutnya dibagikan secara langsung kepada pihak yang bersangkutan di sekitar sekolah.
Melalui kegiatan ini memberikan pesan sebagai upaya menumbuhkan minat anak-anak dalam berbagi kepada orang lain. Kebersamaan antara beberapa pihak sebagai bentuk norma subyektif atau dukungan sosial agaranak-anak makin tertarik dengan kegiatan sosial. Sementara itu pesan yang diingatkan melalui ibu guru dan bunda di rumah dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan sosial. Dengan demikian anak-anak dapat melihat kegiatan ini sebagai kegiatan positif agar tertarik dengan kegiatan sosial. Kegiatan ini juga sebagai dukungan kepada sekolah dalam membuat kegiatan sosial bersama anak-anak. Hampir seperti studi sebelumnya ((Xxxxxxxxx & Chandrawinata, 2022) hasil evaluasi perilaku pro-sosial yaitu: berbagi, bekerja sama, menolong,
jujur dan berderma menunjukan 80% dapat memahami kelima perilaku tersebut sedangkan hanya 20% masih dinilai kurang menunjukan perilaku tersebut.
Kegiatan ini memiliki relevansi dengan pembentukan karakter baik (character building) pada anak-anak. Disebutkan dalam (xxxxx://xxx.xxxxxx.xxx/xxxx/xxxxxxxxx-xxxxxxxx) bahwa “character building berfungsi untuk menunjukkan jati diri siswa sebenarnya, menentukan cara mereka mengambil keputusan, serta menentukan sikap, perkataan, dan tindakan siswa dalam kehidupannya”. Oleh karena itu character building sangat penting untuk membangun generasi yang cerdas, bermoral, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti yang baik.
Sumber: xxxxx://xxx.xxxxxx.xxx/xxxx/xxxxxxxxx-xxxxxxxx
Gambar 4.4. Komponen Karakter yang Baik
Sesuai gambar di atas terdapat tiga komponen membentuk karakter baik pada anak-anak, yaitu: (1) Pengetahuan moral, (2) Perasaan moral, dan (3) Tindakan moral. Ketiganya saling berkaitan dalam proses pembentukan karakter tersebut dengan total 15 karakter baik. Xxxxxx pada perasaan moral terdapat 6 karakter diantaranya berkaitan dengan kepedulian sosial meliputi: hati nurani, empati dan kerendahan hati. Dengan demikian upaya bersama sekolah dalam melakukan kegiatan sosial memiliki kaitan dengan pembentukan karakter baik tersebut. Keberlanjutan kegiatan serupa perlu dilakukan untuk pembentukan jati diri siswa, menentukan cara mengambil keputusan, menentukan sikap, perkataan, dan tindakan siswa dalam kehidupannya.
Menurut Xxxxxxxxxx et al., (2018), disebutkan bahwa “empati merupakan kemampuan seseorang merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga melakukan tindakan yang menguntungkan orang lain meskipun tidak memberikan keuntungan nyata bagi dirinya”. Demikian juga Syafitri (2020) yang menunjukan adanya hubungan antara menumbuhkan empati dengan perilaku prososial pada anak-anak. Kegiatan ini melengkapi sejumlah kegiatan bersama anak-anak di RA Xxxxxxxxxxxxxx. Sebelumnya sudah diberikan edukasi perilaku ramah lingkungan di tahun 2017-2018 dan 2022 dengan aktivitas water awareness. Kemudian dikembangkan kegiatan ayo menabung pada 2019-2021 dan 2022-2023 dilengkapi dengan kegiatan menumbuhkan kepedulian sosial. Secara bertahap sudah dilakukan edukasi tiga aspek penting triple bottom line kepada anak- anak terkait aspek lingkungan hidup, ekonomi dan kepedulian sosial.
4.2. Luaran Kegiatan
Luaran wajib dipublikasikan pada Senapenmas di Oktober 2023 sedangkan luaran tambahan berupa Kolom Pintar. Melalui publikasi diharapkan menjadi inspirasi atau referensi bagi komunitas lain yang tertarik dengan kegiatan ini. Gambaran abstrak publikasi sebagai berikut.
Gambar 4.5. Gambaran Abstrak Artikel Publikasi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Kegiatan pengabdian dilaksanakan Maret-April 2023 dengan lokasi di RA Xxxxxxxxxxxxxx Xxxxx Xxxxxx Xxxxx Xx. 12 Kelurahan Beji Timur Depok. Kegiatan terjalin kolaborasi antara Xxxxxxx Xxxxx diwakili Xxx Xxxxxxx Xxxxxxxxx dan Persatuan Orang Tua Murid dan Guru untuk bersama-sama merealisasikan suatu kegiatan bertemakan sosial kepada Anak-Anak. Kegiatan ini melibatkan anak-anak dengan solusi sebagai berikut:
1. Memberikan pengenalan kepada anak-anak tentang pentingnya berbagi kepada orang lain khususnya yang sedang mengalami kesusahan. Peran orang tua membantu mengingat pesan moral tersebut kepada anak-anak.
2. Kegiatan sosial dilakukan bertepatan dengan bulan Ramadhan dengan membagikan bingkisan kepada yatim-piatu, orang tua dan fakir miskin sebanyak 50 bingkisan. Melalui cara ini anak-anak akan mengingat ketika belajar di taman kanak-kanak melakukan kegiatan sosial.
3. Anak-anak dilibatkan dalam kegiatan tersebut supaya merasakan secara langsung berbagi atau membantu orang lain. Dengan dukungan orang tua diharapkan anak-anak tertarik dengan kegiatan sosial di masa dewasanya nanti.
5.2. Saran
Melalui kegiatan ini diharapkan membentuk rasa empati anak-anak kepada orang lain yang sedang mendapatkan masalah. Belajar dari masa pandemik banyak masyarakat membutuhkan bantuan sehingga melalui rintisan kegiatan ini sebagai bekal membangun kepedulian sejak dini pada anak-anak. Diharapkan orang tua dan guru terus mendukung putra/putri di rumah dan di sekolah sehingga turut mendukung pembentukan kharakter anak Indonesia peduli kepada sesama. Sebagai bentuk kelanjutan dari edukasi ini sangat diperlukan kolaborasi dengan perusahaan atau komunitas untuk melakukan kegiatan serupa dengan target edukasi secara lebih luas seperti tingkat sekolah dasar. Kolaborasi antara berbagai pihak dengan sekolah akan mendukung keberlanjutan edukasi ini sehingga semakin banyak siswa sekolah yang memiliki karakter yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arniansyah., Xxxxxxxx, N., Xxxxxxxxxxx, R.E., Xxxxxx, X., & Xxxxx, Y.W.A. (2018). Pelatihan Empati Dan Perilaku Prososial Pada Anak Usia 6-12 Tahun Di RPTRA Anggrek Bintaro,Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, Vol. 2, No. 1, Oktober, 432- 439.
Xxxxxxxxx, X., & Xxxxxxxxxxxxx, V. (2022). Mendukung Kegiatan Di Taman Kanak-Kanak Melalui “Ayo Berbagi Dengan Sesama”. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, Vol. 5, No. 3, November, 608-614
Xxxxxxxxx, X., & Xxxxxx, K. (2021). Stakeholder Participation in Growing Spirit of Saving for Children in Beji Timur, Depok, Journal of Innovation and Community Engagement, Vol. 02, No. 02, November, 62-74. DOI: xxxxx://xxx.xxx/00.00000/xxxx.x0x0.0000
Nuringsih, X., Xxxxxxx, Xxxxxxxxx, M., & Xxxxxx, V. (2020). “ Ayo Menabung dan Xxx Xxxbagi ”: bersama RA Toufiqurrahman di Xxxx Xxxxx Xxxxx. SENADA-Semangat Nasional Dalam Mengabdi, 1(2), 152–161.
Syafitri, S.M. (2020). Menumbuhkan Empati Dan Perilaku Prososial Terhadap Anak Usia Dini Dalam Menanggapi Pelajaran Isu Dunia Nyata, Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, Vol.12, No2, 135-142. DOI: xxxx://xx.xxx.xxx/00.00000/xxxx.x00x0.00000
Xxxxxx, P., Xxxx, X. X., & Xxxxxxx, X. (2017). An Empirical Analysis of the Factors Affecting Social Entrepreneurial Intentions. Journal of Global Entrepreneurship Research, 7(9), 1–25. xxxxx://xxx.xxx/00.0000/x00000-000-0000-0.
xxxxx://xxx.xxxxxx.xxx/xxxx/xxxxxxxxx-xxxxxxxx
LAMPIRAN:
1. Foto Kegiatan
2. Materi Kegiatan
MEMBANGUN KEPEDULIAN SOCIAL PADA ANAK-ANAK
Kegiatan ini memiliki relevansi dengan pembentukan karakter baik (character building) pada anak-anak. Disebutkan dalam (xxxxx://xxx.xxxxxx.xxx/xxxx/xxxxxxxxx-xxxxxxxx) bahwa “character building berfungsi untuk menunjukkan jati diri siswa sebenarnya, menentukan cara mereka mengambil keputusan, serta menentukan sikap, perkataan, dan tindakan siswa dalam kehidupannya”. Oleh karena itu character building sangat penting untuk membangun generasi yang cerdas, bermoral, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti yang baik.
Sumber: xxxxx://xxx.xxxxxx.xxx/xxxx/xxxxxxxxx-xxxxxxxx
Gambar Komponen Karakter yang Baik
Sesuai gambar di atas terdapat tiga komponen membentuk karakter baik pada anak-anak, yaitu: (1) Pengetahuan moral, (2) Perasaan moral, dan (3) Tindakan moral. Ketiganya saling berkaitan dalam proses pembentukan karakter tersebut dengan total 15 karakter baik. Xxxxxx pada perasaan moral terdapat 6 karakter diantaranya berkaitan dengan kepedulian sosial meliputi: hati nurani, empati dan kerendahan hati. Dengan demikian upaya bersama sekolah dalam melakukan kegiatan sosial memiliki kaitan dengan pembentukan karakter baik tersebut. Keberlanjutan kegiatan serupa perlu dilakukan untuk pembentukan jati diri siswa, menentukan cara mengambil keputusan, menentukan sikap, perkataan, dan tindakan siswa dalam kehidupannya.
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 6, No. 1, Mei 2023
ISSN 2620-7710 (Versi Cetak) ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Volume 6, Nomor 1, Mei 2023
Redaksi | ||
Pimpinan Redaksi | Xxxxx Xxxxxxxxxxxx | |
Redaktur Pelaksana | Jap Tji Beng | |
Xxxxx Xxxxxx Xxxx | ||
Hetty Karunia Tunjungsari | ||
Sekretariat | Mega Xxxxxxx Xxxxxx | |
Xxxxxx Xxxxxxx | ||
Xxxxxx Xxxxxxxxx | ||
Xxxxx Xxxxx | ||
Xxxxx Xxxxxxx | Xxxxxxxxx Xxxxx Irawan | (Universitas Tarumanagara) |
Rasji | (Universitas Tarumanagara) | |
Xxx Xxxxxxx Purwantiasning | (Universitas Muhammadiyah Jakarta) | |
Xxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxx | (Institut Teknologi Bandung) | |
Xxxxxxx Xxxxxx | (Universitas Tarumanagara) | |
LV Xxxxx Xxxx Sakuntalawati | (Universitas Negeri Sebelas Maret) | |
Xxxxxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxxxx | (Universitas Katolik Atma Jaya) | |
Xxxxx Xxxxxx | (Universitas Trisakti) | |
Xxxxxxxxx Xxxxxx X. Xxxx | (Universitas Tarumanagara) | |
Xxxxxxx Xxxxx | (Universitas Tarumanagara) | |
Keni | (Universitas Tarumanagara) | |
Xxxx Xxxxxx | (Universitas Tarumanagara) | |
Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxx Xxxxx Xxxxx Xxxxxxx Xxxxx Xxxxxx Xxxx Xxxxxx Xxxxx Xxxx Xxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxx Xxxxx Xxxx | (Universitas Gunadarma) (Universitas Tarumanagara) (Universitas Tarumanagara) (Universitas Tarumanagara) (UPN Veteran Jakarta) (Universitas Tarumanagara) (Universitas Tarumanagara) (Universitas Borobudur) |
Alamat Redaksi Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara
Kampus 1 Jl. Letjen X. Xxxxxx no. 1 Jakarta-11440 021-5671747 ext 403
(xxxxxxxx@xxxxx.xx.xx)
ii
xxxxx://xxxxxxx.xxxxx.xx.xx/xxxxx.xxx/xxxxxxxx/xxxxxxx/xxxx/00000
Xxxxxxxxx, X. (2023). MENGAPRESIASI KREATIVITAS PEDAGANG JAMU MELALUI “JAMU ASEM BUDE SUM”. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 6(1).
xxxxx://xxx.xxx/00.00000/xxxx.x0x0.00000
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia ISSN 2620-7710 (Versi Cetak) Vol. 6, No. 1, Mei 2023, Hal. 213-219 ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)
MENGAPRESIASI KREATIVITAS PEDAGANG JAMU MELALUI “JAMU ASEM BUDE SUM”
Xxxxxxx Xxxxxxxxx
1Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara Jakarta
*Email: xxxxxxxx@xx.xxxxx.xx.xx
ABSTRACT
As an appreciation for the community of herbal medicine traders in Beji Timur Depok, an activity was carried out with partners namely Jamu Budhe Sum. To increase sales, it is done by adding one type of herbal drink, namely Jamu Asam. Partner problems are related to aspects of marketing management so that activities are carried out to understand consumer responses to Xxxx Xxxx. Implementation method through mentoring to help partners understand consumer responses. In this activity, simple testimonials were carried out to customers about the properties/benefits, price, color and taste of the herbal drink. Unlike Jamu Kunyit Asam, Jamu Asam has a fresher and less concentrated taste with a dominant sweet and sour taste. The selling price is IDR 10,000 per bottle with a volume of 1/4 liter. Made twice a week and then stored in the freezer. This drink is fresher enjoyed in cold conditions so it is suitable for drinks during hot weather. The survey results of consumer opinion showed a positive response to the efficacy, taste, color and price. Consumers from the group of young women really like this herb. As with female consumers, men also like it so that it has the potential to increase production. Consumers respond positively to prices. However, in line with developments in economic conditions, it is necessary to determine the selling price correctly considering that raw material prices often increase, so traders need to adjust the selling price of their herbal medicine. As further appreciation, the involvement of the government together with other stakeholders is needed to pay attention to this community as an effort to maintain the sustainability of local wisdom in the form of drinking herbal medicine to improve fitness.
Keywords: Xxxxx Xxx, herbal medicine Asam, consumer response
ABSTRAK
Sebagai apresiasi kepada komunitas pedagang jamu di Beji Timur Depok, dilakukan kegiatan bersama mitra yaitu Jamu Budhe Sum. Untuk meningkatkan penjualan dilakukan dengan cara menambahkan satu jenis minuman jamu yaitu Jamu Asam. Masalah mitra berkaitan dengan aspek manajemen pemasaran sehingga dilakukan kegiatan untuk memahami respon konsumen pada Jamu Asam. Metode pelaksanaan melalui pendampingan untuk membantu mitra memahami tanggapan konsumen. Dalam kegiatan ini dilakukan testimoni sederhana kepada pelanggan tentang khasiat/manfaat, harga, warna dan rasa minuman jamu tersebut. Berbeda dengan Jamu Kunyit Asam, Jamu Asam memiliki rasa lebih segar dan tidak pekat dengan dominan rasa manis dan asam. Harga jual Rp.10.000,- per botol dengan volume 1/4 liter. Pembuatannya dua kali seminggu kemudian disimpan dalam frizer. Minuman ini lebih segar dinikmati dalam kondisi dingin sehingga sesuai untuk minuman saat cuaca panas terik. Hasil penjajakan pendapat konsumen menunjukan adanya respon positif terhadap khasiat, rasa, warna dan harga. Konsumen dari kelompok remaja putri sangat menyukai dengan jamu ini. Seperti halnya konsumen wanita, kaum pria juga menyukai sehingga berpotensi ditingkatkan produksinya. Konsumen memberi respon positif pada harga. Namun sejalan dengan perkembangan kondisi ekonomi perlu penentuan harga jual secara tepat mengingat sering terjadi peningkatan harga bahan baku sehingga pedagang perlu menyesuaikan harga jual jamunya. Sebagai apresiasi selanjutnya diperlukan keterlibatan pemerintah bersama dengan pemangku kepentingan lainnya agar turut memperhatikan komunitas ini sebagai upaya mempertahankan keberlanjutan kearifan lokal berupa tradisi minum jamu untuk meningkatkan kebugaran.
Kata kunci: Budhe Sum, Xxxx Xxxx, respon konsumen
1. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara tropis dikenal memiliki banyak kekayaan alam berupa bahan-bahan yang bermanfaat sebagai sumber pangan, kecantikan dan pengobatan, bahkan disebutkan sebagai salah satu sentral keanekaragaman hayati di dunia setelah Brazil dan Zaire. Kekayaan alam tersebut berpengaruh pada kebiasaan masyarakat menjaga kebugaran/kesehatan dengan mengolah menjadi ramuan Jamu. Secara historis, istilah tersebut mulai ada pada abad 15-16 dengan istilah “Djamoe” atau dalam bahasa Jawa dari kata “Djampi” dan “Oesodo” dimana Djampi memiliki makna sebagai doa atau pengobatan sedangkan Oesodo berarti sehat (Purwaningsih, 2013). Pada zaman dahulu semua orang memerlukan Jamu untuk
Mengapresiasi Kreativitas Pedagang Jamu Melalui
“Jamu Asem Bude Sum” Nuringsih.
menyembuhkan sakit serta menjaga kebugaran tubuh. Berawal dari manfaat tersebut jamu menghadirkan potensi ekonomi dengan ide mengkomersialisasi produk jamu melalui berbagai usaha jamu. Di masyarakat tingkat bawah muncul potensi yang sama dalam bentuk usaha jamu rumahan dengan ciri khas menjajakan jamu dengan cara digendong sehingga disebut sebagai jamu gendong (jamu peddler). Istilah yang disematkan pada komunitas ini antara lain sebagai pembuat jamu (jamu maker), pedagang jamu (jamu seller) atau jamu peddler karena berkeliling menjajakan jamu tersebut. Meskipun demikian aktivitas pedagang jamu sudah beradaptasi dengan situasi saat ini seperti menggunakan sepeda, sepeda motor, gerobak atau dijual secara online. Jenis jamu yang ditawarkan kepada pelanggan dalam kondisi segar diantaranya beras kencur, kunir asem, temulawak, pahitan dan jahe manis sebagai penawar rasa pahit. Ramuan jamu diturunkan turun temurun sehingga menjadikannya sebagai kearifan lokal yang perlu dilestarikan bagi kepentingan generasi mendatang.
Gambar 1.
Aneka Jenis Jamu Tradisional Sumber: dokumentasi penulis
Terlihat pada Gambar 1 aneka jenis jamu yang dibuat dan dijajakan oleh pedagang jamu. Dahulu setiap pedagang mampu menawarkan delapan jenis yaitu “Kunyit Asam, Beras Kencur, Cabe Puyang, Pahitan, Suruh Kunci, Kudu Laos, Gepyokan dan Sinom”. Namun sekarang tinggal mempertahankan beberapa jenis saja yang familiar atau masih diperlukan pelanggan. Ketertarikan masyarakat mengkonsumsi jamu sudah mengalami pergeseran. Oleh karena itu perlu dipikirkan untuk mendorong kreativitas pedagang atau pembuat jamu agar mampu memperkenalkan kreasi minuman jamu sehingga dapat diterima kembali oleh masyarakat sebagai minuman sehari-hari untuk menjaga kebugaran. Di tingkat café, jamu dikemas dengan inovasi dan kreativitas mengikuti gaya hidup konsumennya sedangkan di tingkat pedagang jamu kreativitas masih sederhana sehingga perlu kolaborasi dengan berbagai pihak agar terbangun kembali rasa percaya diri dalam memperkenalkan variasi jamu.
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia ISSN 2620-7710 (Versi Cetak) Vol. 6, No. 1, Mei 2023, Hal. 213-219 ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)
Seperti terlihat pada gambar tersebut terbentuk urutan mengkonsumsi jamu dengan dianalogikan siklus kehidupan manusia. Di awal pertumbuhan dikonsumsi anak-anak, kemudian remaja, orang dewasa, wanita hingga orang tua sehingga fase-fase tersebut menggambarkan suatu kejeniusan lokal dimiliki oleh nenek moyang. Secara spesifik kedelapan jenis tersebut bukanlah sekedar jamu tetapi melalui rasa tersirat suatu filosofi tentang kehidupan bahwasannya “siklus kehidupan manusia diawali dengan kehidupan terasa manis dan asam, kemudian sedikit rasa pedas-hangat, beralih pada rasa pedas, mulai merasakan pahitnya kehidupan, kemudian menjadi tawar dan akhirnya kembali menjadi manis”. Proses transformasi kembali menjadi manis disimbolkan oleh jamu Sinom (nomor 8) yang memiliki cita rasa manis sedikit asam segar yang berasal dari daun Asam Jawa. Kemudian menjadi jamu Kunyit Asam (nomor 1) didominasi rasa dari buah asam. Jika nomor pertama dihasilkan rasa asam dari buahnya namun jamu terakhir dihasilkan dari daunnya yang dalam bahasa Jawa disebut Sinom. Sejalan dengan filosofi, kehadiran jamu mengandung kearifan lokal untuk dipahami dan direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika dikaji berdasarkan piramida ekonomi maka perlu diberikan pendampingan dalam mendorong kinerja usaha di kalangan pedagang jamu. Masih banyak anggota komunitas memiliki latar belakang pendidikan rendah atau diantaranya berada pada strata ekonomi rendah sehingga ketika ditelaah melalui piramida ekonomi maka keberadaannya pada tingkatan the bottom of pyramid (Nuringsih & Rodhiah, 2019). Untuk itu pemberdayaan menjadi tujuan penting agar terjadi menyelaraskan tiga aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan meliputi peningkatan ekonomi keluarga, pelestarian budaya/kearifan lokal, peningkatan kesejahteraan sosial serta mewujudkan masyarakat bugar dan sehat. Upaya memahami situasi ini sesuai dengan aktivitas sebelumnya yang dilakukan oleh Torri dengan daerah observasi di komunitas pedagang jamu di Kota Yogyakarta. Apresiasi ini bertujuan mengetahui keuletan dalam memenuhi ekonomi keluarga dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Terinspirasi oleh studi peran wanita tersebut (Xxxxx & Xxxxxxxx, 2011; Xxxxx, 2012; Torri, 2013) maka dilakukan studi serupa dengan komunitas pedagang jamu di Jabodetabek diantaranya (Xxxxxxxxx & Xxxxxxx, 2019; Xxxxxxxxx et al., 2021). Terkait dengan studi tersebut diperlukan kreativitas pedagang jamu untuk mendorong penjualan bagi pedagang.
Terkait dengan upaya mempertahankan usaha jamu maka diapresiasi kreativitas salah satu mitra melalui kegiatan pengabdian. Mitra hampir 30 tahun menekuni sebagai pedagang jamu gendong di Kelurahan Beji Timur., Depok. Upaya meningkatkan jumlah penjualan dilakukan dengan branding “Jamu Bude Sumi” dengan penjualan berdasarkan pesanan melalui whatsapp. Seiring bertambahnya usia menjadi sangat repot menjangkau pelanggan sehingga dirasa perlu menambah daftar jamunya agar dapat meningkatkan pesanan. Momen ini menjadi penting karena masih dalam situasi pandemi serta cuaca panas (ekstrim) di kawasan Jakarta dan sekitarnya pada pertengahan tahun 2022 sehingga orang perlu minuman dingin. Oleh karena itu sangat sesuai mengkonsumsi minuman dingin yang menyehatkan yaitu Jamu Asem dengan cita rasa manis-asam, segar dan dingin. Terkait rintisan produk tersebut perlu mengetahui respon konsumen pada Jamu Asem sehingga dirasa perlu mengetahui penilaian responden. Dalam penggunaan terdapat kendala dalam mengetahui respon konsumen dan mempertahankan penjualan sehingga masalah terkait dengan aspek manajemen pemasaran.
Mengacu pada analisis situasi tersebut sangat penting untuk mendorong kreativitas melalui jamu tradisional berupa Jamu Asem. Dilakukan kegiatan untuk mendukung kreativitas pedagang jamu melalui Jamu Asem Bude Sumi di Beji Timur Depok dengan orientasi kegiatan dalam aspek manajemen pemasaran khususnya untuk membantu memahami pendapat konsumen terhadap khasiat, manfaat dan rasa atas minuman jamu tersebut.
Mengapresiasi Kreativitas Pedagang Jamu Melalui
“Jamu Asem Bude Sum” Nuringsih.
2. METODE PELAKSANAAN PKM Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam bentuk pendampingan untuk membantu mitra memahami tanggapan konsumen pada jenis jamu tersebut. Dilakukan pada Maret 2022 dengan memberikan testimoni sederhana kepada pelanggan tentang jamu tersebut. Respon konsumen terkait khasiat/manfaat, harga, warna dan rasa minuman jamu tersebut. Gambaran produk mitra terlihat pada Gambar 2 meliputi berbagai pilihan seperti Kunyit Asam, Beras Kencur dengan harga Rp.10.000,- per botol ukuran 1/4 liter.
Gambar 2.
Jamu Bude Sumi
Sumber: dokumentasi penulis
Partisipasi Mitra
Partisipasi mitra dalam merealisasikan kegiatan ini berupa membuat jenis jamu tersebut bersama-sama dengan jenis jamu lainnya seperti: beras kencur, kunyit asam dan temu lawak. Jamu Asem sudah mulai ditawarkan kepada pelanggan bersamaan dengan jamu lainnya dengan pesanan masih terbatas. Proses pembuatan jamu pada mitra ini sangat memperhatikan kebersihan dapur maupun higienitas pribadi sehingga pengelolaan seputar kebersihan sudah bukan lagi menjadi masalah. Aspek ini sebagai kelebihan yang dimiliki oleh Xxxx Xxxx sehingga konsumen tidak merasa kuatir dengan kebersihan selama pembuatan jamunya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian dilaksanakan di lingkungan mitra di Kelurahan Beji Timur Depok. Seperti tampak pada Gambar 3, bahan yang digunakan adalah asam Jawa dan gula jawa atau gula merah. Rasa jamu akan lebih enak dan lebih berkhasiat apabila menggunakan gula aren. Namun karena di pasaran harga gula aren lebih mahal dibandingkan dengan gula merah maka dibuat hanya untuk pesanan khusus. Setelah jamu dimasak kemudian dikemas dalam botol ukuran 1/4 liter dan disimpan dalam freezer hingga didistribusikan dalam kondisi dingin. Satu botol ukuran 1/4 liter dijual seharga Rp.10.000,-. Produksi dilakukan 2x seminggu karena jamu disimpan dalam freezer tanpa pengawet dan tanpa gula buatan. Jamu ini mulai dipesan oleh rumah makan seperti halnya jamu Beras Kencur yang sebelumnya dipasarkan melalui beberapa tempat makan di Beji Timur.
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia ISSN 2620-7710 (Versi Cetak) Vol. 6, No. 1, Mei 2023, Hal. 213-219 ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi jamu ini lebih alami dibandingkan dengan jamu lainnya karena hanya menggunakan asam Jawa dan gula merah. Material yang digunakan tidak berupa bubuk sehingga tidak terdapat endapan. Pada beberapa jamu lainnya sering ditemukan endapan karena materialnya tidak menggunakan bahan segar, misalnya menggunakan kunyit bubuk, temulawak bubuk sehingga terlihat endapan dalam jamu tersebut. Hal ini yang menyebabkan konsumen ragu untuk membeli jamu karena kuatir endapan tersebut mengganggu kesehatannya. Oleh karena itu lebih baik memasarkan varian minuman jamu ini khususnya untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sangat peka dengan masalah jamu-jamuan.
Gambar 3.
Material dan Peralatan Produksi Jamu Asem Bude Sumi Sumber: dokumentasi penulis
Kegiatan selanjutnya difokuskan pada penjajakan pendapat konsumen terhadap khasiat, rasa, warna dan harga Jamu Asem supaya mendapatkan gambaran respon konsumen pada jamu tersebut. Jamu Asem masih dijual secara terbatas namun hasil penilaian konsumen menunjukan adanya respon positif sehingga layak dijual bersamaan dengan jenis jamu lain seperti Beras Kencur, Kunir Asem dan Temulawak. Uraian respon konsumen sebagai berikut:
#Konsumen-1: Rasanya asemnya terasa pas dengan rasa manis, warnanya terlihat asli dan harganya juga terjangkau Rp.10.000,- bisa diminum 3x sehari.
#Konsumen-2: Rasa asemnya asli dan manisnya asli gula merah sehingga rasanya segar dan lebih segar diminum dingin. Warnanya juga asli tidak ada bahan campuran lain. Harganya murah (terjangkau) dengan kemasan botol 1/4 liter.
#Konsumen-3: Rasanya asam dengan aroma asam jawa terasa kuat, rasa manisnya juga berasa asli gula merah, harga terjangkau. Tetapi rasa kecut atau asamnya terlalu kuat sehingga saya tambahkan es batu agar tidak terlalu asam ketika diminum.
#Konsumen-4: Rasa jamu asem menyegarkan pas dengan rasa manisnya, murah harganya dan enak dinikmati saat panas seperti saat ini.
Mengapresiasi Kreativitas Pedagang Jamu Melalui
“Jamu Asem Bude Sum” Nuringsih.
#Konsumen-5: Rasanya segar, warnanya terlihat asli, gulanya asli, harga terjangkau dan sesuai diminum saat mengalami haid.
#Konsumen-6: Warna jamunya coklat gelap seperti layaknya warna buah asam dengan menggunakan gula asli (gula merah). Rasanya asam segar sesuai diminum saat menstruasi. Harganya juga murah untuk anak sekolah.
#Konsumen-7: Rasanya kecut-manis segar, warnanya asli dan harga terjangkau. Dalam kondisi dingin, Jamu ini sesuai diminum bapak-bapak di saat cuaca panas.
Berdasarkan penilaian tersebut disimpulkan konsumen wanita dewasa (nomor 1-4) memberikan penilaian positif pada rasa, warna dan harga jamu asam, kecuali nomor 3 merasakan dominan rasa asam atau kecut. Sedangkan konsumen remaja putri (nomor 5-6) memberikan penilaian khasiat secara positif bahkan konsumen pria (nomor 7) juga memberikan respon sama. Jika merasakan rasa terlalu asam atau kecut, tinggal ditambahkan es batu atau air dingin sehingga mengurangi sedikit rasa asamnya. Produksi jamu Asam masih terbatas dilakukan 2x seminggu kemudian disimpan dalam freezer tanpa pengawet dan tanpa gula buatan. Karena masih terbatas maka belum berpengaruh terhadap nilai penjualan tetapi memiliki potensi dipasarkan di beberapa tempat makan di sekitar Beji Timur atau melalui pesanan online via whatsapp.
Diskusi
Xxxx merupakan local genius yang diwariskan oleh leluhur dengan manfaat sebagai minuman untuk menjaga kebugaran. Pada masa kejayaannya, jamu digunakan sebagai minuman harian dalam mengatasi keluhan kesehatannya. Jamu sebagai bagian dari pengobatan tradisional sehingga oleh WHO didefinisikan “as the sum of knowledge, skills, and practices based on the theories, beliefs and experience of different culture that are used to maintain health, as well as to prevent, diagnose, improve or treat physical and mental illness” (Torri, 2013). Peran pedagang jamu gendong pada kala itu adalah sebagai penyedia minuman secara harian sehingga secara ekonomi turut mendukung pendapatan bagi keluarganya. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 006 Tahun 2012 disebutkan bahwa Usaha Jamu Gendong (UJG): ”Usaha yang dilakukan oleh perseorangan dengan menggunakan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan yang dibuat segar dengan tujuan dijajakan langsung kepada konsumen”. Ditelaah dari aspek tersebut sudah seharusnya jamu sebagai bagian local genius sehingga perlu apresiasi dan edukasi kepada generasi saat ini tentang manfaat jamu.
Dari aspek bahan baku menggunakan bagian tanaman seperti daun, biji, akar, kulit kayu, buah, bunga, sulur, dan bagian lainnya. Material terpenting berupa empon-empon (rhizomas) meliputi: “kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale), temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kencur (Kaemferia galanga), lengkuas (Languas galangal), temukunci (Boesenbergia pandurata), bangle (Zingiber purpureum), temugiring (Curcuma hayneana), temuireng (Curcuma aeruginosa), lempuyang (Zingeiber aromaticum), dan kunci pepet (Kaempferia augustifolia)” dimana semuanya banyak ditemukan di alam Indonesia. Sudah seharusnya aneka spesies tanaman tersebut dijaga ketersediaannya sehingga dapat dipertahankan sebagai kejeniusan yang dimiliki oleh masyarakat serta didorong entrepreneurialnya agar dapat berkreativitas dan inovasi.
Penjajakan pendapat konsumen menunjukan respon positif terhadap khasiat, rasa, warna dan harga. Konsumen remaja putri sangat menyukai jamu ini. Konsumen pria juga menyukai sehingga berpotensi ditingkatkan produksinya. Konsumen memberi respon positif pada harga. Namun sejalan dengan kondisi ekonomi perlu penentuan harga jual secara tepat mengingat sering terjadi peningkatan harga bahan baku sehingga pedagang perlu menyesuaikan harga jual. Apresiasi selanjutnya perlu keterlibatan pemerintah bersama dengan pemangku kepentingan agar
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia ISSN 2620-7710 (Versi Cetak) Vol. 6, No. 1, Mei 2023, Hal. 213-219 ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)
turut memperhatikan komunitas ini sebagai upaya mempertahankan keberlanjutan kearifan lokal tradisi minum jamu untuk meningkatkan kebugaran serta meningkatkan kesejahteraan pedagang.
4. KESIMPULAN
Kegiatan ini sebagai bagian kecil dari upaya mengapresiasi kreativitas komunitas jamu dalam bentuk Jamu Asem. Terinspirasi pada aneka jenis jamu maka terdapat satu jenis jamu dikenal dengan Jamu Sinom yang memiliki cita rasa asam segar berasal dari daun sinom atau daun asam. Jamu ini berbeda dengan Kunyit Asem karena memiliki rasa lebih segar tidak sepekat jamu tersebut. Oleh karena dibuat varian jamu dengan lebih banyak menggunakan rasa asam. Minuman ini lebih segar dan dinikmati dalam kondisi dingin sehingga sesuai untuk minuman pada saat panas seperti saat menghadapi panas terik. Respon konsumen secara positif terhadap khasiat, rasa, warna dan harga sehingga memiliki potensi ditingkatkan jumlah produksinya. Namun demikian perlu penyesuaian harga jual mengingat saat ini terjadi perubahan atau harga bahan baku cenderung meningkat di pasaran. Saran bagi kegiatan selanjutnya perlu kolaborasi dengan puskesmas untuk memberikan pemahaman terkait higienitas dan kualitas jamu.
Ucapan Xxxxxx Xxxxx (Acknowledgement)
Terima kasih LPPM Universitas Tarumanagara atas dukungannya melalui SPK Nomor: 0275-Int-KLPPM/UNTAR/III/2022. Terima kasih kepada Mitra Jamu Budhe Sum atas kebersamaan dalam kegiatan ini.
REFERENSI
Xxxxxxxxx, X. & Xxxxxx (2019). Applying Total Quality Model for Improving Quality in the Grassroots Jamu Enterprises. Proceeding of ICASI July 18-19, Banda Aceh, Indonesia
Xxxxxxxxx, X. Xxxxxx., & Xxxxxx, K. (2020). Using Quality Cycle in Maintaining the quality and performance of small-scale herbal entreprises. Proceeding of the Ninth International Conference On Entrepreneurship and Business Management (Untar)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.006 Tahun 2012 Tentang Industri dan Obat Tradisional.
Purwaningsih, E.H. (2013). Jamu, Obat Tradisional Asli Indonesia Pasang Surut Pemanfaatanya di Indonesia. eJKI, Vol. 1. No. 2. Agustus. 85-89.
Xxxxx, M.C. (2013). Knowledge and Risk Perceptions of Traditional Jamu Medicine among Urban Consumers. European Journal of Medicinal Plants. 3 (1). 25-39.
Xxxxx, M.C. (2012). The Jamu System in Indonesia: Linking Small-Scale Enterprises, Traditional Knowledge and Social Empowerment Among Women in Indonesia. Journal of International Women’s Studies. Vol. 3. Issue 1. March. 31-45.
Xxxxx, X.X., & Xxxxxxxx, X. (2011) ‘Gender Empowerment and Equality in Rural India: Are Women’s Community-Based Enterprises the Way Forward?’. Journal of International Women’s Studies, 12(1). 157–176.
SURAT TUGAS
Nomor: 198-R/UNTAR/Pengabdian/VIII/2023
Rektor Universitas Tarumanagara, dengan ini menugaskan kepada saudara:
RR. XXXXXXX XXXXXXXXX, S.E., X.Xx
Untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan data sebagai berikut:
Judul : MENGAPRESIASI KREATIVITAS PEDAGANG JAMU MELALUI ?JAMU ASEM BUDE SUM?
Mitra : Bu Sumi
Periode : Vol. 6 No. 1 (2023), Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
URL Repository : xxxxx://xxxxxxx.xxxxx.xx.xx/xxxxx.xxx/xxxxxxxx/xxxxxxx/xxxx/00000
Demikian Surat Tugas ini dibuat, untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan melaporkan hasil penugasan tersebut kepada Rektor Universitas Tarumanagara
26 Agustus 2023
Rektor
Prof. Xx. Xx. XXXXXXXXX XXXXX XXXXXX
Print Security : 72ca3afdd6dd5ec3abe77209cd0aa33b
Disclaimer: Surat ini dicetak dari Sistem Layanan Informasi Terpadu Universitas Tarumanagara dan dinyatakan sah secara hukum.