PERJANJIAN
PERJANJIAN
PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PERIODE I TAHUN ANGGARAN 2020
NOMOR: 562-Int-KLPPM/Untar/V/2020
Pada hari ini Selasa tanggal Lima bulan Mei tahun Dua ribu dua puluh yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Xxx Xxx Xxxx, Ph.D
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Alamat : Xx. Xxxxxx X. Xxxxxx Xx. 0 Xxxxxxx Xxxxx 00000
selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. Nama : Xxxx Xxxx Xxxxxx, X.Xx., M.Ds. Jabatan : Dosen Tetap
Fakultas : Seni Rupa dan Desain
Alamat : Xx. Xxx. Xxxx. X Xxxxxx Xx 0, Xxxxxxx 00000
Bertindak untuk diri sendiri dan atas nama anggota pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat:
a. Nama : Xx. Xxxxxxxx Xxxxxx, X.Xx.
Jabatan : Dosen Tetap selanjutnya disebut PihakKedua
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat mengadakan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat sebagai berikut:
Pasal 1
(1). Pihak Pertama menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat atas nama Universitas Tarumanagara dengan judul “Pelatihan Membuat Model Dari Bahan Tanah Liat Bagi Ibu-Ibu PKK Kelurahan Meruya Selatan-Jakarta Barat”
(2). Biaya pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) diatas dibebankan kepada Pihak Pertama melalui anggaran Universitas Tarumanagara.
(3). Besaran biaya pelaksanaan yang diberikan kepada Pihak Kedua sebesar Rp
8.000.000 (Delapan juta rupiah), diberikan dalam 2 (dua) tahap masing-masing sebesar 50%.
(4). Pencairan biaya pelaksaaan Tahap I akan diberikan setelah penandatangangan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(5). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap II akan diberikan setelah Pihak Kedua melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, mengumpulkan laporan akhir, logbook, laporan pertanggungjawaban keuangan dan luaran/draf luaran.
(6). Rincian biaya pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) terlampir dalam Lampiran Rencana dan Rekapitulasi Penggunaan Biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian ini.
Pasal 2
(1). Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan dilakukan oleh Pihak Kedua sesuai dengan proposal yang telah disetujui dan mendapatkan pembiayaan dari Pihak Pertama.
(2). Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam Periode I, terhitung sejak Januari-Juni Tahun 2020
Pasal 3
(1). Pihak Pertama mengadakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Pihak Kedua.
(2). Pihak Kedua diwajibkan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
(3). Sebelum pelaksanaan monitoring dan evaluasi, Pihak Kedua wajib mengisi lembar monitoring dan evaluasi serta melampirkan laporan kemajuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dan logbook.
(4). Laporan Kemajuan disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(5). Lembar monitoring dan evaluasi, laporan kemajuan dan logbook diserahkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Pasal 4
(1). Pihak Kedua wajib mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran/draf luaran.
(2). Laporan Akhir disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(3). Logbook yang dikumpulkan memuat secara rinci tahapan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
(4). Laporan Pertanggungjawaban yang dikumpulkan Pihak Kedua memuat secara rinci penggunaan biaya pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat yang disertai dengan bukti- bukti.
(5). Luaran Pengabdian Kepada Masyarakat yang dikumpulkan kepada Pihak Kedua
berupa luaran wajib dan luaran tambahan.
(6). Luaran wajib hasil Pengabdian Kepada Masyarakat berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan di Senapenmas, jurnal ber-ISSN atau prosiding internasional.
(7). Luaran tambahan hasil Pengabdian Kepada Masyarakat berupa publikasi di media massa, HKI, dan luaran lainnya (Teknologi Tepat Guna, Model, Purwarupa (prototype), Karya Desain/Seni/Kriya/Bangunan dan Arsitektur), Produk Terstandarisasi, Produk Tersertifikasi, Buku ISBN, dan Video Kegiatan.
(8). Draft luaran wajib dibawa pada saat dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) PKM.
(9). Batas waktu pengumpulan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran adalah Juni 2020
Pasal 5
(1). Apabila Pihak Kedua tidak mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan Luaran sesuai dengan batas akhir yang disepakati, maka Pihak Pertama akan memberikan sanksi.
(2). Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) proposal pengabdian kepada masyarakat pada periode berikutnya tidak akan diproses untuk mendapatkan pendanaan pembiayaan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Pasal 6
(1). Apabila terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah.
(2). Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diserahkan kepada Pimpinan Universitas Tarumanagara.
(3). Keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini bersifat final dan mengikat.
Demikian Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dibuat dengan sebenar- benarnya pada hari, tanggal dan bulan tersebut xxxxxx xxxxx xxxxxx 0 (xxxx), yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pihak Pertama
Jap Tji Beng, Ph.D.
LAPORAN KEGIATAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG DIAJUKAN
KE LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN MEMBUAT MODEL DARI BAHAN TANAH LIAT BAGI IBU-IBU PKK KELURAHAN MERUYA SELATAN – JAKARTA BARAT
Disusun oleh:
Ketua Tim
Xxxx Xxxx Xxxxxx, X.Xx.,M.Ds. (0329116804/10614003)
Anggota:
Xx. Xxxxxxxx Xxxxxx, X.Xx. (0301066804/10603005)
PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Pengesahan Ringkasan
Prakata
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Analisis Situasi 1
1.2 Permasalahan Mitra 3
BAB 2 SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN 7
2.1 Solusi Permasalahan… 7.
2.2 Luaran Kegiatan PKM 11
BAB 3 METODE PELAKSANAAN………………………………………………… 12
3.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan …………………….………… 12
3.2 Proses Pelaksanaan Kegiatan ………………………………….………… 12
3.3 Partisipasi Mitra dalam Kegiatan ………………………………………… 18
3.4 Uraian Kepakaran dan Tugas Masing-masing Anggota Tim ……………. 19
BAB 4 HASIL DAN LUARAN YANG DI CAPAI………………………………… 20
4.1. Tahap Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………… 20
4.2. Xxxxx dan Luaran yang Dicapai …………………………………………. 25
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………… 28
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………… 28
5.2. Saran …………………………………………………………………….. 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN
1. Materi yang disampaikan pada saat kegiatan PKM
2. Foto-foto kegiatan
3. Luaran wajib: Draft Jurnal
4. Logbook Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat
Daftar Tabel:
Tabel 1: Jenis Luaran yang Ingin Dicapai Tabel 2: Metode Kegiatan dan Penerapannya Tabel 3: Jadwal Kegiatan
Daftar Gambar:
Gambar 1: Papan Nama RPTRA Taman Apel Kelurahan Tanjung Duren Utara
Gambar 2: Perkenalan dan Pemaparan Rencana Kegiatan PKM di RPTRA Taman Apel Gambar 3: Surat Pernyataan Kesediaan Mitra RPTRA Taman Apel
Gambar 4: Bagan Proses Kegiatan
Gambar 5: Petugas Perawatan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Tanjung Duren Utara Gambar 6: Contoh Karya Cenderamata Ikon Budaya Jakarta
Gambar 7: Bahan Tanah Liat, Peralatan, dan Perlengkapan Untuk Kegiatan Pelatihan Gambar 8: Demonstrasi Membuat Model dari Bahan Tanah Liat dan Peralatan Butsir Gambar 9: Bahan Cat Acrylic untuk Mewarnai Karya Souvenir dan Merchandiser Gambar 10: Pembukaan Acara Pelatihan dan Perkenalan Tim
Gambar 11: Peserta Pelatihan
Gambar 12: Bahan Tanah Liat, Alat Butsir, Tempat Air, Kain Lap, Gunting dan Cutter Gambar 13: Bahan Tanah Liat Digilas dengan Botol Kaca agar Keuletan Tanah Meningkat Gambar 14: Meremas-remas Tanah Liat Agar Menjadi Lebih Ulet dan Lentur
Gambar 15: Pesrta Pelatihan Mengolah Tanah Liat untuk Membuat Model Gambar 16: Bahan Tanah Liat Diolah Menghasilkan Model Bunga Gambar 17: Bahan Tanah Liat Diolah Menghasilkan Model Jari Jempol Gambar 18: Peserta Mengolah Tanah Liat Menggunakan Alat Butsir
Gambar 19: Dosen Memberikan Pendampingan Peseta dalam Mengolah Tanah Liat Gambar 20: Peserta Pelatihan Menggunakan Butsir untuk Membentuk Model Gambar 21: Karya Peserta Pelatihan Membentuk Tanah Liat
Gambar 22: Peserta Pelatihan Berfoto Bersama dan Karya Tanah Liatnya
Gambar 23: Bahan Cat Acrylic, Kuas, dan Contoh Model Tanah Liat yang Sduah Diwarnai Gambar 24: Tim Dosen Memberikan Pendampingan Proses Mewarnai Model
Gambar 25: Peserta Pelatihan Mencampur Bahan Cat Acrylic
Gambar 26: Peserta Pelatihan Memberikan Cat Dasar pada Karya Tanah Liat Didampingi Mahasiswa Gambar 27: Pewarnaan pada Karya Tanah Liat yang Telah Diberi Cat Dasar Putih
Gambar 28: Peserta Pelatihan Mewarnai Karyanya Masing-masing Gambar 29: Hasil Pewarnaan Karya Tanah Liat
Gambar 30: Tim Pelaksana Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara
Daftar Lampiran:
1. Materi PPT
2. Modul Pelatihan
3. Draft Jurnal
RINGKASAN
RPTRA, yang diinisiasi oleh Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Xxxxxx Xxxxxxx Xxxxxxx dibangun sebagian besarnya dengan menggunakan sumbangan dana Corporate Social Responsibility. Harapannya, RPTRA bisa ikut membantu kota DKI Jakarta untuk bisa meraih status kota layak anak sekaligus menyediakan ruang terbuka hijau bagi publik.
Sebagai Dosen Fakultas seni Rupa dan Desain, kami ingin berkontribusi dalam keberlanjutan kegiatan di RPTRA Menara, Kelurahan Meruya Selatan – Jakarta Barat, dengan mengadakan kegiatan “Pelatihan Membuat Model dari Bahan Tanh Liat bagi Ibu-ibu PKK Kelurahan Meruya Selatan – Jakarta Barat”. Kegiatan pelatihan direncakan akan diikuti oleh 20 orang peserta yang terdiri dari Ibu-ibu PKK dilingkungan Kelurahan Meruya Selatan – Jakarta Barat. Pertemuan kegiatan akan dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan, yang dijadwalkan sebagai berilut:
a. Pertemuan Pertama: Perkenalan, penjelasan umum mengenai kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan, penjelasan peralatan dan bahan yang akan digunakan, penjelasan tahapan kegiatan dan tanya jawab.
b. Pertemuan Kedua: Penjelasan tentang kegiatan yang akan dikerjakan, penjelasan alat dan bahan, praktek mengerjakan karya dari bahan tanah liat, bimbingan dan asistensi dalam menyelesaikan karya, dan tahap pengeringan karya.
c. Pertemuan Ketiga: Penjelasan tentang kegiatan yang akan dikerjakan, penjelasan alat dan bahan, praktek pewarnaan karya tanah liat, bimbingan dan asistensi dalam menyelesaikan karya, dan tahap pengeringan karya.
Kata kunci : PKK, Model, Tanah Liat
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan keghadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya dan memberkahi kita semua dengan Panjang umur dan kesehatan, sehingga kami semua dapat melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak dengan lancer dan berjalan baik. Selanjutnya kami pun menyampaikan ucapan terima kasih yang besar-besarnya kepada beberapa pihak yang telah berperan aktif sehingga kegiatan ini dapat terlaksana, yaitu:
1. Bapak Jap Tji Beng, Ph.D., selaku Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara Jakarta, yang telah memfasilitasi dana kegiatan sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan dengan dana yang disediakan DPPM Untar.
2. Xxxxx Xxxxxx Xxxxxxxx, X.Xx., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanagara, yang selalu mendorong dan memotivasi dosen-dosen FSRD Untar untuk senantiasa aktif dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.
3. Xxxxx Xxxxx Xxxx Xxxxxxx, selaku Ketua RPTRA Menara, Kelurahan Meruya Selatan, Jakarta Barat, DKI Jakarta yang telah memberikan ijin kepada kami untuk melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat, dan juga aktif menghubungi para peserta Pelatihan sehingga rajin mengikuti jalannya pelatihan.
4. Bapak, Ibu dan remaja putri yang telah meluangkan waktu dan tenaganya guna mengikuti pelatihan dengan tekun dan rajin sehingga suasana pelatihan ramai dan hidup dengan berbagai pertanyaan dan kegiatan praktika.
5. Rekan dosen dan mahasiswa yang telah bekerja sama sangat baik dengan penulis, sehingga persiapan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dapat selesai dengan baik.
Mohon ma’af bila ada kekurangan dan khilaf kami, akhirnya kami berharap kegiatan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 22 Juli 2020 Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau juga dikenal dengan singkatan RPTRA adalah konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai permainan menarik, pengawasan CCTV, dan ruangan-ruangan yang melayani kepentingan komuniti yang ada di sekitar RPTRA tersebut, seperti ruang perpustakaan, PKK Mart, ruang laktasi, dan lainnya. RPTRA juga dibangun tidak di posisi strategis, namun berada di tengah pemukiman warga, terutama lapisan bawah dan padat penduduk, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh warga di sekitar. Pemerintah Propinsi DKI Jakarta berharap RPTRA dapat membantu kota untuk meraih status kota layak anak sekaligus menyediakan ruang terbuka hijau bagi publik.
Gambar 1: Papan Nama RPTRA Menara, Kelurahan Meruya Selatan – Jakarta Barat
Gambar 2: Papan Nama RPTRA Menara
RPTRA Menara, letaknya di Xxxxx Xxxxxx XX 0/XX 0, Xxxxxx Xxxxxxx, Xxxxxxxxx, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Xxxxxxx Xxxxxxx 00000. Dibangun di atas lahan seluas 550 meter persegi, dengan luas bangunan 120 meter persegi. Ada mainan perosotan, tanaman-tamanan toga, ruang laktasi, PPK Mart dan taman baca dan kantor sekretariat, sekaligus Posyandu.
Gambar 3: Xxxxxx Xxxmain untuk Anak-anak di RPTRA Xxxxxx
1.2 Permasalahan Mitra
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak ( RPTRA) dalam pengelolaannya sangat berharap adanya keterlibatan partisipasi warga dan elemen masyarakat, guna terus mengupayakan keberlanjutan program- programnya. “RPTRA merupakan tempat bagi warga untuk beraktifitas, bermusyawarah dalam menyelesaikan permasalahn. Manfaatkan sebaik-baiknya dan aga keberadaannya,” jelas Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Xxxxxxxxx saat membuka Parade Festival Budaya di RPTRA Meruya Selatan, Jakarta Barat, (Xxxxxxxxxxx.xxx, 19-03-2017).
Gambar 4: Fasilitas yang Dimilki RPTRA Menara
Kegiatan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Menara, Meruya Selatan Jakarta Barat didasari oleh permasalahan mitra sebagai berikut:
a. Warga disekitar RPTRA Xxxxxx membutuhkan kegiatan kreatif guna mengaktifkan kegiatan RPTRA dan kegiatan tersebut dapat memberikan pengetahaun dan pengalaman baru bagi para pesertanya.
Gambar 5: Fasilitas Perpustakaan RPTRA Menara, Meruya Selatan – Jakarta Barat
b. RPTRA Menara yang berda di kota Jakarta Barat sangat potensial dengan kegiatan perekonomiannya karena dekat dengan area Pendidikan, pasar, mall dan terminal, karenanya sangat potensial bila ada suatu kegiatan yang mengajarkan cara membuat salah satu cenderamata yang menarik yang layak untuk dijual oleh warga masyarakat disekitar RPTRA.
c. Meski tidak menjamin kegiatan yang akan dilaksanakan akan membuat para peserta dapat bertindak kreatif namun dengan dasar – dasar suatu pengetahuan, diharapkan para peserta pelatihan dapat
melengkapi atau mengembangkan Pengetahuan dan Kreativitas yang didapat tumbuh pada diri peserta yang disertai dengan motivasi yang tinggi sehingga dapat menjadi daya penggerak atau motivasi yang telah menjadi aktif pada saat – saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan ekonomi sangat dirasakan / mendesak.
Cenderamata merupakan hadiah yang diberikan sebagai kenang-kenangan atau sebagai pengingat suatu peristiwa. Cenderamata biasa kita jumpai dalam acara perkawinan ataupun ulang tahun. Bahkan saat ini sudah merambah pada event promosi suatu usaha, peringatan kematian, syukuran kelahiran, syukuran hajatan dan sebagainya. Selain itu cenderamata dapat juga merupakan suatu kerajinan yang dihasilkan suatu daerah dan dapat dijadikan sebagai oleh-oleh bagi wisatawan. Adapun jenis cenderamata diantaranya: hiasan lemari es, gantungan kunci, hiasan pensil, krans akar wangi, tempat pensil, hiasan toples, frame foto, aneka kotak, bros, dan sebagainya.
Kerajinan cenderamata dari bahan kekayaan alam dapat menguntungkan manusia, yang dengan usaha dan kreativitas dapat memanfaatkan kekayaan alam sehingga menghasilkan sesuatu. Menggeluti dan mengupayakan potensi alam dengan membuat karya kerajinan sebenarnya dapat mendatangkan keuntungan mengingat bahan bakunya yang gampang didapat. Kerajinan unik dari bahan alami tidak merusak keseimbangan alam, melainkan ikut membantu kebersihan dan mengangkat lokal kontennya. Kekayaan alam seperti tanah liat, daun pisang dan ranting pohon dan yang lainnya baru bisa dibuat kerajinan setelah melalui proses kreasi kreatif manusia sehingga karyanya dapat menambahkan nilai ekonomis dan estetikanya. mengering dan tidak berguna lagi bagi kehidupan tumbuhan itu sendiri. Hasil kerajinannya akan lebih bagus dan mudah dikerjakan. Berbagai kerajinan dari bahan tanah liat ini dapat menghasilkan, pernak-pernik unik seperti buku menu di restoranrestoran, buku tamu hotel, bingkai foto, tas, pot bunga, dompet, blocknote, map, tempat souvenir, keranjang pakaian, asbak dan sebagainya (Ni Made Ary, 2017).
Gambar 6: Surat Pernyataan Kesediaan Mitra RPTRA Menara
BAB 2
SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN
2.1 Solusi Permasalahan
Solusi untuk mengatasi masalah yang dialami mitra tersebut berupa “Kegiatan Pelatihan Membuat Karya dari Bahan Tanah Liat”. Kegiatan pelatihan ini sebelumnya telah dibahas dan disepakati ditujukan untuk Ibu-ibu PKK Kelurahan Meruya Selatan, dimana organisasi ini membutuhkan kreativitas guna menggerkan Ibu-ibu dalam beraktivitas ketrampilan. Sehingga kebutuhan terhadap “Triger” atau pembangkit Kreativitas bagi Ibu-ibu PKK Kelurhan Meruya Selatan.
Kreativitas adalah suatu proses yang menuntut keseimbangan dan aplikasi dari ketiga aspek esensial yaitu kecerdasan analis, kreatif dan praktis. Beberapa aspek yang ketika digunakan secara kombinatif dan seimbang akan melahirkan kecerdasan kesuksesan. Kreatifitas berkaitan dengan pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif dan dukungan juga dorongan dari lingkungan penghasil produk kreatif. Menurut Xxxxx Xxxxxxxx ada 4 definisi kreativitas yaitu:
a. Definisi pribadi, kreativitas diberikan dalam “ three facet model of creativity “ oleh Xxxxxxxxx yang menyatakan bahwa titik pertemuan yang khas antara atribut psikologis : inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi. Ketiga segi alam fikiran ini bersama sama membantu memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif.
b. Definisi proses, oleh Xxxxxxxx yang menyatakan bahwa kreativitas pada dasarnya menyerupai langkah
– langkah dalam metode ilmiah yaitu definisi yang meliputi seluruh proses kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan masalah.
c. Definisi produk, oleh Xxxxxx yang menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Hal ini terfokus pada produk kreatif yang menekankan orisinalitas. Menurut Xxxxxxx kretivitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi – kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.
d. Definisi “press”, dari ketiga definisi dan pendekatan terhadap krativitas menekankan faktor “press“ atau dorongan baik dorongan internal ( diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif ) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial psikologi.
Membuat modelling atau membutsir adalah teknik membentuk atau mematung dengan menggunakan bahan yang sifatnya masih lentur atau lunak. Prosesnya dilakukan dengan cara membentuk secara langsung bahan yang dipilih/dilakukan dengan tangan atau memakai bantuan alat-alat. Membutsir dapat menggunakan bahan yaitu plastisin, tanah liat, dan adonan bubur kertas.
a. Plastisin (malam butsir) adalah jenis bahan buatan siap pakai yang memiliki sifat lentur dan dijual dalam bentuk balok-balok dalam kemasan plastik. Plastisin mudah dibentuk mainan atau patung dan tidak mengotori tangan atau tempat kerja serta dapat digunakan sewaktu-waktu sehingga sangat praktis sebagai media berkreasi seni.
b.Tanah liat adalah bahan alam yang telah dijadikan adonan yang lentur atau liat dan siap digunakan untuk membutsir. Kelenturannya dan kepadatan adonannya akan mempengaruhi hasil butsiran yaitu tidak mudah retak atau pecah saat proses pengeringan. Tanah liat ini dipilih dari tanah yang bersih, halus dan dibuat adonan yang lentur tidak terlalu lunak atau terlalu keras.
c.Adonan bubur kertas dibuat dari kertas bekas/koran yang disobek kecil-kecil kemudian direndam dengan air semalam dan dihancurkan (di blender) kemudian dicampur dengan lem kanji sampai memperoleh adonan yang lentur.
Teknik membutsir ini menggunakan kedua tangan maupun alat, dengan cara menempel sedikit demi sedikit bahan lunak menjadi suatu bentuk maupun benda. Kegiatan membentuk atau membutsir (Ambar Astuti, 2008:34) biasanya menggunakan kedua tangan dengan teknik antara lain:dipijit (pinch), dipilin (coil), dan dilempeng (slab). Dari teknik tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa:
a. Dipijit (pinch): tanah liat, plastisin, dan adonan bubur kertas ditekan-tekan atau dipijit-pijit diantara ibu jari tangan dan jari-jari tangan sambil dibentuk menjadi benda yang dikehendaki.
b. Dipilin (coil): tanah liat, plastisin dipilin-pilin dengan jari-jari dantelapak yang sehingga membentuk pipa atau tali-tali silindris dengan besar atau kecil, panjang maupun lebar ditentukan sesuai kebutuhan.
c. Dilempeng (slab): tanah liat, plastisin dipipihkan atau dilempengkan dengan cara menekan-nekan pada media sehingga membentuk lembaran-lembaran dengan ketebalan yang disesuaikan kebutuhan. Selain itu bisa juga menggunakan alat seperti roll (bisa juga menggunakan botol bekas, kaleng bekas yang permukaannya halus).
Berdasarkan temuan saat observasi ke lingkungan RPTRA Menara Kelurahan Meruya Selatan, diketahui bahwa gantungan kunci dan souvenir atau cenderamata dalam ukuran kecil banyak ditemui dan dijual oleh pedagang kaki lima, warung dan toko disekitar Grogol Petamburan karena mudah dibawa dan harganya murah. Selain itu cenderamata merupakan salah satu produk yang cukup diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat wisata yang tak jauh dari wilayah Grogol Petamburan, seperti Hutan Kota Meruya, Kota Tua, Museum Tekstil dan Keramik, serta tempat wisata lainnya.
Gambar 7: Ibu-ibu PKK Kelurahan Meruya Selatan – Jakarta Barat
Dari latar belakang permasalahan mitra, maka kami berencana akan melakukan kegiatan kreatif yang dapat memberikan aktifitas bermanfaat dan berdaya jual yaitu: Kegiatan membuat karya cenderamata dari bahan tanah liat yang akan mengasah dan mengolah kreativitas para peserta pelatihan dengan menerapkan model-model sesuai dengan keinginan mereka, sehingga dapat menampilkan suatu hasil karya yang orisinil dan khas. Kondisi sosiografi peserta pelatihan adalah Ibu-ibu PKK Kelurahan Xxxxxx Xxxxxan yang pendidikan dan keterampilannya beragam dimana sebagain besar merupakan ibu rumah tangga dan pensiunan PNS ternyata tidak membuat mereka berpasrah diri menerima kondisi perekonomian mereka apa adanya seperti yang sekarang ini. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan pelatihan diharapkan Ibu-ibu PKK memiliki ketrampilan lain sebagai alternative kreatif dalam berkegiatan
dan bertabah pengetahuan serta ketrampilann dalam membuat cenderamata, juga dapat mengambil pekerjaan sampingan sebagai produsen cinderamata, yang mana pekerjaan tersebut merupakan salah satu bentuk kewirausahaan bagi masyarakat yang minim modal.
Alam memiliki kekayaan bukan hanya dalam kandungan bumi, melainkan juga di permukaannya. Bahan-bahan alam yang menguntungkan manusia, dengan mudah dimanfaatkan sehingga menghasilkan sesuatu. Tapi bahan sisa seperti limbah justru dibuang karena tidak bisa dipergunakan lagi. Kreativitas manusia terus berjalan sehingga dengan membuat karya dari bahan alami seperti tanah liat, sebenarnya bisa mendatangkan keuntungan mengingat bahan bakunya yang gampang didapat. Kerajinan unik ini tidak merusak keseimbangan alam, dan pemanfaatan bahan tanah liat dengan membuat karya-karya kreatif dapat menghasilkan rejeki bagi orang yang rajin dan tekun mengolahnya. Berbagai kerajinan dari bahan tanah liat menghasilkan, pernak-pernik unik seperti pot bunga, asbak, hiasan meja, dan souvenir lainnya.
Gambar 8: Contoh Karya Cenderamata Ikon Budaya Jakarta
Membuat karya kreatif dari bahan tanah liat tentulah banyak model dan bentuk yang dapat dikreasi, namun pada pelatihan yang akan dilaksanakan mengambil bentuk ikonik yang mencerminkan budaya Jakarta. Contoh model yang menyerupai Ikon Ondel-ondel diantara bentuk yang akan dicapai dan didonstrasikan pembuatannya pada pelatihan bagi Petugas Perawatan Prasarana dan Sarana Umum di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Menara, Kelurahan Meruya Selatan - Kota Jakarta Barat.
2.1 Luaran Kegiatan PKM
Dari kegiatan pengabdian ini ditargetkan dapat menghasilkan luaran sebagai berikut: Tabel 1: Target Jenis Luaran Kegiatan
No | Jenis Luaran | Keterangan |
Luaran Wajib | ||
1 | Publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN atau | Ada |
2 | Prosiding dalam Temu ilmiah | Ada |
Luaran Tambahan (boleh ada) | ||
1 | Publikasi di jurnal Internasional | Tidak Ada |
2 | Publikasi di media massa | Tidak Ada |
3 | Hak Kekayaan Intelektual (HKI) | Tidak Ada |
4 | Teknologi Tepat Guna (TTG) | Tidak Ada |
5 | Model/purwarupa/karya desain | Ada |
6 | Buku ber ISBN | Tidak Ada |
7 | Video kegiatan | Tidak Ada |
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
1.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan
Penjelasan Teori dan Metode Pelaksanaan Pelatihan
Menyiapkan Bahan Baku Tanah Liat, Demonstrasi Membuat Model dari Bahan Tanah Liat dan Eksperimen
Menyiapkan Model,Cat Akrilik, Demonstrasi Mewarnai dan Eksperimen
Gambar : Bagan Kegiatan Pelatihan
Metode Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat merupakan strategi untuk menyelesaikan masalah, dimana dalam kegiatan ini akan dilakukan dengan cara pelatihan membuat model yang ikonik dengan budaya Jakarta. Pelatihan ini terbagi menjadi 3 (tiga) materi, yaitu:
a. Penjelasan mengenai proses membuat karya berbahan tanah liat;
b. Teknik membuat aksesoris dan merchandiser berbahan tanah liat, dan
c. Pelatihan teknik mewarnai aksesoris dan merchandiser sebagai souvenir khas Jakarta.
1.2 Proses Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan kegiatan dan penerapannya dapat dilihat sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 2: Metode Kegiatan dan Penerapannya
No. | Kegiatan | Metode |
1. | Materi 1: Penjelasan Teori pembuatan aksesories dan merchandiser dari bahan tanah liat | Ceramah |
2. | Materi 2: Praktek pembuatan aksesories dan merchandiser dari bahan tanah liat | Demonstrasi dan Eksperimen |
3. | Materi 3: Praktek mewarnai karya aksesories dan merchandiser dari bahan tanah liat | Demonstrasi dan Eksperimen |
Pada tahap pelaksanaan kegiatan ini ini terdiri dari lima tahap, yaitu:
a. Observasi dan Persiapan.
Pada tahap pertama ini, kami melakukan kunjungan awal ke RPTRA Menara, Kelurahan Meruya Selatan untuk bertemu dengan pengurus dan mendiskusikan maksud dan tujuan dari kegiatan yang kami tawarkan. Pada kesempatan ini kami gunakan pula untuk meninjau fasilitas di RPTRA Menara dan melihat jadwal kegiatan yang terprogram disana. Hingga akhirnya disepakati utnuk mengadakan kegiatan kreatif bagi Ibu-ibu PKK Kelurahan Meruya Selatan berupa kegiatan membuat model yang ikonik dengan budaya Jakarta. Selanjutnya kami bahas mengenai jadwal dan teknis pelaksanaan dari kegiatan tersebut, dan disepakati kegiatan akan dilaksanakan setiap hari Kamis, pukul 13.30 – 16.00 wib yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali pertemuan.
b. Pertemuan 1.
Tahap kedua, merupakan pertemuan pertama dengan para peserta pelatihan dimana pada kesempatan ini digunakan untuk menjelaskan mengenai maksud dan tujuan kegiatan ini serta memberikan penjelasan teori dan pengetahuan praktis tentang kegiatan pembuatan cenderamata dari bahan tanah liat dengan mengambil model yang ikonik dengan budaya Jakarta.
c. Pertemuan 2.
Tahap ketiga, mulai dengan membuat model cenderamata yang ikonik dengan budaya Jakarta. Pembuatan diawali dengan demonstrasi dari tim PKM Untar yang kemudian peserta mengikuti tahap demi tahap pengolahan tanah liat. Kegiatan selanjutnya, peserta bereksperimen membuat model yang ikonik sesuai dengan obyek yang mereka tentukan sendiri dengan mengacu pada ikon budaya Jakarta.
d. Pertemuan 3.
Tahap keempat, diharapkan peserta mengikuti kegiatan ditahap ini sudah memiliki model cenderamata yang telah jadi dari kegiatan sebelumnya dan karya tersebut sudah siap difinishing dengan menggunakan cat akrilik. Pada kegiatan mewarnai ini, kami dari Tim PKM Untar memberikan demonstrasi mencampur warna primer untuk mendapatkan warna sekunder. Kemudian masuk pada tahapan merapihkan karya dengan amplas, kemudian ditutup dengan cat dasar warna putih hingga
dikeringkan. Setelah kering cat putihnya, barulah mewarnai model sesuai dengan warna yang diinginkan.
e. Laporan dan Evaluasi.
Tahapan ini merupakan akhir dari rangkaian kegiatan, dimana semua tahap pelaksanaan dievaluasi untuk dapat diadakan perbaikan pada kegiatan yang akan datang. Kegiatan diakhiri dengan membuat laporan tertulis atas kegiatan PKM yang telah terlaksana.
Gambar 10: Bahan Tanah Liat, Peralatan, dan Perlengkapan Untuk Kegiatan Pelatihan
Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah demonstrasi dan praktek. Demonstrasi digunakan untuk mengajarkan cara pembuatan aksesoris dan merchandiser berbahan tanah liat dan mewarnainya. Praktek pembuatan aksesoris dan merchandiser berbahan tanah liat dan mewarnainya, dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat kemampuan dan ketrampilan remaja putri dalam membuat souvenir khas Jakarta. Sedangkan metode ceramah digunakan untuk membekali teknik dan tips dalam mempekenalkan Xxx dan memaparkan teori membuat produk souvenirnya.
Gambar 11: Demonstrasi Membuat Model Dari Bahan Tanah Liat dan Peralatan Butsir
Setelah model karya dari bahan tanah liat selesai dan telah kering, maka tahapan selanjutnya dalah mewarnai model. Teknik pewarnn model dengan menggunakan cat berbahan akrilik. Mencampur warna cat akrilik sangat menyenangkan dan menarik, namun kadang-kadang bisa juga menjadi sulit. Dengan sedikit kesabaran dan banyak bereksperimen, dengan cepat Anda dapat mulai mencampur secara benar/autentik.
a. Gunakan extender saat melakukan pencampuran. Extender adalah media cat akrilik (semacam bahan kimia pengencer) yang memperlambat waktu pengeringan, menambah "open time" cat (jeda waktu antara menyebar dan menempelnya cat) serta membiarkan cat mencampur dengan lebih mudah. Extender dapat diaplikasikan langsung pada kanvas atau dengan bantuan kuas.
b. Gunakan bagian samping kuas untuk menyebarkan cat. Menggunakan ujung jari atau ujung kuas Anda, cenderung membuat cat mengelupas daripada mendistribusikannya secara merata.
c. Campur dua warna secara bersamaan dengan cara mengeringkan kuas cat lalu menyapukannya pada bagian yang belum tercampur sampai kedua warna tersebut mulai tercampur. Ada kalanya, Anda perlu melumerkan kedua warna agar pencampuran rata dan seragam; lain waktu, Anda perlu campuran yang lebih solid, sehingga efeknya kurang terlihat.
Gambar 12: Bahan Cat Acrylik Untuk Mewarnai Karya Souvenir dan Merchandiser
Cat akrilik terbuat dari plastik dengan bahan dasar polietilen yang mudah mengeras atau cepat mengering. Cat akrilik sebenarnya cat plastik yang tersedia dalam bentuk kemasan seperti cat air, namun berbagai cairan khusus ditambahkan sehingga menjadi pembeda dengan cat plastik umumnya. Penggunaan cat akrilik untuk melukis tidak begitu sulit, namun ada trik-trik yang harus kamu pelajari. Beberapa cara menggunakan cat akrilik sebagai berikut:
Cara 1: Keeping Acrylic Paints Workable. Cat akrilik adalah cat yang mudah kering. Untuk mempertahankan kelembapannya, beri sedikit air, kalau kamu menggunakan palet plastik. Kelembaban Cat Akrilik dapat mudah dijaga atau dipertahankan bila menggunakan palet khusus (palet yang lembab), dengan palet yang lembab maka saat menggunakan cat akrilik kita tidak perlu lagi menambahkan air, tapi kendalanya adalah harga palet khusus ini cukup mahal dibanding palet plastik.
Cara 2: Blot your Brushes. Menyediakan lap atau tissue di samping palet merupakan hal kecil yang harus dibiasakan, untuk mencegah cat menetes ke pegangan kuas dan kadang-kadang mengotori karya yang sedang diwarnai. Menyediakan selembar lap atau tissue di dekat palet diperlukan pula saat kuas terlalu basah atau terdapat cat yang berlebih dari yang dibutuhkan pada kuas saat kita mengangkatnya dari cat.
Cara 3: Opaque or Transparent Colors. Cat akrilik bisa digunakan seperti cat air bahkan air brush dengan menambahkan cairan dengan komposisi yang sesuai. Sebenarnya, cat akrilik ini tak tembus cahaya karena komposisi dasarnya yang tebal.
Cara 4: Acrylic vs Watercolor Washes. Walaupun mirip, antara akrilik dan cat air tentu memiliki beda. Cat akrilik bersifat permanen tidak seperti cat air. Berbeda dengan cat air yang transparan, cat akrilik tidak mudah larut dan dapat digunakan untuk meniban gambar sebelumnya, cat akrilik tidak akan merusak lukisan di bawahnya.
Cara 5: Think Thin When Thinking Glazes. Bila kita menginginkan lapisan yang transparan, lukis dengan hati-hati. Lapisan transparan hanya dapat dibuat dengan cara melukiskan cat akrilik dengan tipis pada kanvas. Sedangkan, lapisan tebal akan menghasilkan permukaan yang mengkilat.
Cara 6: Improve Flow Without Losing Color. Untuk meningkatkan aliran warna tanpa kehilangan kekuatan warna itu sendiri, dapat menggunakan cat medium yang bersifat meningkatkan aliran warna. Merk yang terkenal adalah Winsor and Xxxxxx.
Cara 7: Blending. Karena sifatnya yang mudah kering, saat menggunakan cat akrilik sebaiknya cepat jika ingin mencampurkan warnanya. Gunakan komposisi warna dan air yang tepat agar tidak mudah dan cepat mongering.
Cara 8: Hard Edges. Cara ini biasa digunakan oleh pelukis kenamaan untuk melukis menggunakan akrilik. Dengan menempelkan selotip atau plester di tepi lukisan dan melepasnya dari cat akrilik maka tidak akan merusak lapisan yang ada. Hal ini memudahkan untuk melukis dengan sudut tajam.
Cara 9: Washing-up Liquid with Masking Fluid. Seperti halnya cat air, cairan pelapis dapat digunakan juga di cat akrilik untuk membuatnya tidak mudah kering. Begitu kering pada kuas, akrilik lebih sulit dibersihkan dibanding cat air. Maka dari itu, rendam kuas dalam cairan dengan durasi cukup lama dan goyang-goyangkan kuas pada air supaya warna yang menempel bisa keluar dari kuas.
Cara 10: Using Acrylic Paint as a Glue for Collage. Cat akrilik juga dapat digunakan sebagai lem dalam kolase dengan cara memakai cat ini dengan tebal. Kolase adalah seni artistik yang dibuat dari bahan yang ditempel pada permukaan lukisan.
1.3 Partisipasi Mitra dalam Kegiatan
Gambar 13: Peta Lokasi RPTRA Menara, Kelurahan Meruya Selatan Jakarta Barat
Dalam melakukan pelatihan ini, pesertanya berjumlah 20 orang dari anggota Ibu-ibu PKK Kelurahan Meruya Selatan. Peserta pelatihan dibagi menjadi kelompok-kelompok dimana tiap kelompok terdiri atas 5 orang sehingga peseta terbagi dalam 4 kelompok. Maksud pengelompokan peserta pelatihan adalah:
a. agar mudah dalam membagikan materi, bahan dan peralatan pelatihan,
b. supaya dalam pembuatan souvenir dapat dilakukan dengan kerja sama dalam tim (kelompok),
c. mengkondisikan adanya kompetisi/persaingan antar kelompok untuk dapat membuat produk yang unik, kreatif, dan inofatif.
Gambar 14: Foto Bersama Ibu-ibu PKK RPTRA Menara, Kelurahan Meruya Selatan Jakarta Barat
1.4 Uraian Kepakaran dan Tugas Masing-masing Anggota Tim
Tim Pelaksana:
1. Xxx Xxxxx:
No. | Nama | Bid. Keahlian | Fak/Prodi | Keterangan |
1. | Xxxx Xxxx Xxxxxx | Desain Interior | FSRD/Xxx.Xxx | Ketua |
2. | Xxxxxxxx Xxxxxx | Xxxxxx Interior | FSRD/Des. Int | Anggota |
2. Mahasiswa Yang Terlibat:
No. | NIM | Nama | Fak/Prodi | PT |
1. | 615170041 | Angelica | FSRD/Des. Int | Untar |
2. | 615170068 | Xxxxxxxxx Xxxxxxx | FSRD/Des. Int | Untar |
BAB 4
HASIL DAN LUARAN YANG DI CAPAI
4.1 Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pelatihan bertempat di Aula Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Menara, Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Meruya, Kota Madya Jakarta Barat. Pelatihan dilaksanakan dalam 4 (empat) kali yang terdiri dari 1 kali pertemuan dengan pengurus guna mempresentasikan materi pelatihan dan menyerahkan material, bahan dan alat pelatihan, dan 3 (tiga) kali pertemuan untuk pelatihan, yaitu:
a. Pertemuan pertama pada tanggal 9 Januari 2020, adalah pertemuan dengan pengurus guna mempersiapkan teknis pelaksanaan pelatihan dan dropping bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pelatihan.
Gambar 15: Pembukaan Pelatihan dan Penjelasan Teori kepada Ibu-ibu PKK RPTRA Menara
b. Pertemuan kedua pada tanggal 16 Januari 2020 adalah pembukaan kegiatan, perkenalan tim, penjelasan teori dari kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan dan pembagian kelompok serta penjelasan peralatan yang harus disediakan oleh para peserta pelatihan.
Gambar 15: Peserta dari Ibu-ibu PKK RPTRA Menara, Mencatat Materi Pelatihan
c. Pertemuan ketiga pada tanggal 23 Januari 2020 adalah pelatihan membuat karya dari bahan tanah liat dimana bahan dan alat butsir disediakan oleh kami dan peserta menyediapan perlengkapan baskom dan kain lap. Untuk pembuatan karya, diawali dengan memberikan contoh cara mengolah dan membuat karya dari bahan tanah liat, selaku tutior dalam tahap ini adalah Xxxx Xxxx Xxxxxx, X.xx., M.Ds. Setelah diberikan contoh, salanjutnya peserta mencoba bereksperimen dengan membuat karya dari bahan tanah liat sesuai dengan ide dan kreasi masing-masing.
Gambar 16: Pelatihan dengan Memberikan Contoh Cara Mengolah dan Membuat Karya dari Bahan Tanah Liat
Gambar 16: Peserta Pelatihan Praktek Mengolah dan Membuat Karya dari Bahan Tanah Liat
Gambar 16: Foto Bersama Peserta Pelatihan dan Karya dari Bahan Tanah Liat yang Telah Dibuat
d. Pertemuan keempat pada tanggal 30 Januari 2020 adalah pelatihan mewarnai karya hasil dari pelatihan tanah liat dengan menggunakan cat acrylic dimana cat, kuas dan palet cat telah kami sediakan, dan peserta membawa tempat air guna mencuci kuas cat setelah digunakan.
Gambar 17: Pelatihan Mewarnai Karya dengan Menggunakan Cat Akrilik
Pelatihan mewarnai karya tanah liat dengan menggunakan cat akrilik diawali dengan proses mencampur warna-warna primer guna mendapatkan warna sekunder dan warna tertier. Pelathan mengolah warna dan mewarnai karya ditutori oleh Xx. Xxxxxxxx Xxxxxx, X.Xx. Pelatihan dengan metode meberikan contoh dan dilakanjutkan dengan peserta mempraktekan materi yang dicontohkan dengan mencampur warna dan mengaplikasikan ke karya mereka masaing-masing.
Gambar 18: Foto Bersama Peserta Pelatihan dengan Karya yang Telah Diwarnai dengan Menggunakan Cat Akrilik
Gambar 19: Foto Karya-karya Peserta Pelatihan yang Telah Diwarnai dengan Menggunakan Cat Akrilik
4.2. Hasil dan Luaran yang Dicapai
Proses pengolahan tanah liat diawali dengan menggelar plastik alas agar area kerja tidak kotor dari krikil atau debu disekitar area kerja, kemudian mengeluarkan tanah liat kemudian menggilas tanah liat dengan menggunakan botol kaca. Proses menggilas tanah liat ini dimaksudkan untuk mengurangi kadar udara yang tersekat dalam pori-pori tanah, dan penggilasan tanah liat ini juga dimaksudkan untuk meratakan kandungan campuran tanah liat sehingga tanah liat menjadi lentur merata. Kegiatan menggilas tanah liat divariasi dengan membolak-balikan tanah agar proses penggilasan merata dan tanah liat dapat lebih ulet dan lentur (tidak mudah patah atau retak).
Gambar 20: Peserta Pelatihan Mengolah Tanah Liat Untuk Membuat Model
Tanah liat dikepal dan dipijit-pijit dibentuk sebagai bentuk dasar dari model yang akan dibuat. Kemudian diletakan ditatakan tanah, dan dibutsir (dipotong, dicukil, digerus, dan ditekan) dengan menggunakan alat butsir. Proses butsir ini dibantu dengan air, dimana alat butsir dcelupkan keair agar saat digunakan membutsir tanah tidak lengket ke alat butsirnya. Pembutsiran dilakukan diulang-ulang dengan menggunakan alat yang sesuai dengan treatment yang diinginkan, misalnya ingin membuat cekungan dengan menggunakan alat butsir yang dapat digunakan untuk mencungkil, demikian seterusnya menggunakan alat butsir sesuai dengan kebutuhannya.
Model yang dibuat oleh peserta pelatihan beragam, sesuai dengan keinginan dan ide para peserta. Bentuk sepatu, patung ondel-ondel, kura-kura, kelinci, vas bunga dan bentuk lainnya dikreasi oleh peserta dengan berlatih menggunakan alat butsir. Meski sebagaian besar karya peserta pelatihan tidak maksimal hasilnya, namun sebagai pemula yang baru mengenal dan mengolah tanah liat maka hasil tidak menjadikan tujuan pelatihan. Pada pelatihan satu hari tersebut, peserta setidaknya mengetahui dan memahami proses mengolah tanah liat menjadi sebuah karya. Selanjutnya, mereka dapat membuat karya kembali dirumah, sehingga mampu membuat model dengan baik yang akan digunakan pada pelatihan minggu depannya.
Gambar 21: Karya-karya Peserta Pelatihan Hasil Mengolah Tanah Liat
Model yang telah didasari warna putih kemudian diangin-angin atau dijemur agar kering merata. Setelah kering, barulah tahap selanjutnya memulaskan warna sesuai dengan ide yang diinginkan pada model tanah liat. Bila menggunakan warna primer, seperti warna merah, warna biru dan warna kuning dapat langsung mengaplikasikan karena memang warna yang tersedia adalah warna-warna primer. Namun bila menggunakan warna hijau, warna jingga dan warna ungu yang merupakan warna-warna sekunder maka peserta pelatihan harus mencampur dua warna primer untuk mendapatkan warna sekunder sesuai yang diinginkan.
Kegiatan mewarnai dapat merangsang kreativitas terlebih bila kegiatan mewarnai dalam suasana yang menyenangkan dan disertai pendampingan, perhatian, pujian, semangat dan motivasi guna
menyelesaikan pekerjaan mewarnai karyanya. Pada kegiatan mewarnai ini menggunakan metode demonstrasi, dimana kami turut serta dalam kegiatan mewarnai sehingga peserta pelatihan memahami cara mewarnai dan hasil dari pewarnaannya. Selanjutnya, imajinasi mereka masing-masing yang brekembang dalam proses mewarnai karyanya. Sebab dalam upaya pengembangan kreativitas yang dilihat bukan hanya hasil akhirnya, tetapi lebih pada proses dari kreativitas itu sendiri.
Gambar 22: Peserta Pelatihan Memberikan Cat Dasar pada Karya Tanah Liat
Gambar 23: Peserta Pelatihan Mewarnai Karya Tanah Liat Mereka
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan PKM yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat memberi peningkatan pemahaman para peserta dengan bertambahnya pengetahuan dan skill dalam pembuatan produk sovenir budaya.
b. Pembuatan produk tidak hanya cukup sampai menjadi sebuah produk jadi namun juga perlu dilakukan proses finishing agar menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing dipasaran.
c. Dengan pelaksanaan PKM, terjadi interaksi positiv antara institusi perguruan tinggi dan masyarakat RPTRA Apel sehingga PT dapat menjadi agent perubahan dalam kehidupan suatu masyarakat. Dan juga masyarakat lebih mengenal akan Universitas Tarumanagara.
d. Peran teknologi sangat signifikan membantu dalam upaya mempercepat proses produksi dan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan antara lain :
a. Sebaiknya memberi motivasi kepada peserta untuk meningkatkan semangat wirasusaha
b. Memberi bekali keilmuan marketing sehingga mampu dalam pemasaran produk
DAFTAR PUSTAKA
Xxxx Xxxxxx, Efektifitas Penggunaan Metode Base Method Dalam Meningkatkan Kreativitas dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMP N 10 Padangsidimpuan, Jurnal EduTech Vol. 1 Xx. 0 Xxxxx 0000, XXXX: 2442-6024 e-ISSN: 2442-7063
Ni Made Xxx Xxxxxxxxxx, Pelatihan Pembuatan Cenderamata sebagai Produk Wisata bagi Masyarakat Pedagang Acung di Desa Batur Jawa Tengah ISSN : 1979-861X e-ISSN : 2549-1555 JKB Vol.
21. No.XI. Desember 2017
xxxx://xxxxxxxxxxx.xxx/0000/00/00/xxxx-xxxxx-xxxx-xxxxxx-xxxxxxxxxx-xxxxxxx/ Minggu (19/3/2017).
LAMPIRAN
Lampiran 1
Materi yang disampaikan ke Mitra
Lampiran 2
Foto-foto Kegiatan
Lampiran 3.
Draft publikasi di jurnal
PELATIHAN PEMBUATAN KARYA DARI BAHAN TANAH LIAT BAGI IBU- IBU PKK KELURAHAN MERUYA SELATAN, DI RPTRA MENARA
Xxxx Xxxx Kusuma1, Xxxxxxxx Xxxxxx0
1,2, Program Studi Desain Interior – Fakultas Seni Rupa & Design Universitas Tarumanagara
Abstrak
Kebijakan pelayanan publik untuk menanggulangi masalah permukiman dengan segala fasilitas yang menyertainya, seringkali berdampak pada masyarakat lapis bawah di perkotaan. Dampak sosial dan ekonomi sering muncul karena pelayanan publik untuk kebutuhan perumahan tersebut dalam kenyataannya tidak selalu diimbangi kegiatan lain yang dapat membangun kemampuan masyarakat lapis bawah untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonominya.
Ruang Publik Terpadau Ramah Anak yang dikenal dengan RPTRA dibangun sebagai tempat masyarakat melaksanakan aktifitas dan saling bersilaturahmi sehingga terjalin kepedulian masyarakat terhadap sekitarnya. Pemerintah DKI menginisisi RPTRA dan pihak swasta yang membangun RPTRA diatas tanah pemerintah dan salah satunya adalah RPTRA Menara. RPTRA Taman Apel dibangun di atas lahan seluas 550 meter persegi, dengan luas bangunan 120 meter persegi. Ada mainan perosotan, tanaman-tamanan toga, ruang laktasi, PPK Mart dan taman baca.
Dengan bekal ketrampilan dan teknologi yang taleh diterapkan, warga RPTRA Menara dapat melakukan kegiatan produktif yang dapat menjadikan tumpuan bagi kehidupan sosial ekonomi mereka.
Kata Kunci : Tanah Liat, Karya, RPTRA.
1. PENDAHULUAN
Ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Jakarta merupakan fasilitas yang menambah ruang interaksi warga dan keluarga. RPTRA dapat memperkuat komunikasi dan hubungan emosional keluarga. Komunikasi yang baik menjadi modal terbentuknya keluarga yang kuat dalam menghadapi berbagai masalah sosial seperti peredaran narkoba, minuman keras, dan tawuran. RPTRA Menara, letaknya di Xxxxx Xxxxxx XX 0/XX 0, Xxxxxx Xxxxxxx, Xxxxxxxxx, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Xxxxxxx Xxxxxxx 00000. Dibangun di atas lahan seluas 550 meter persegi, dengan luas bangunan 120 meter persegi. Ada mainan perosotan, tanaman-tamanan toga, ruang laktasi, PPK Mart dan taman baca dan kantor sekretariat, sekaligus Posyandu.
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak ( RPTRA) dalam pengelolaannya sangat berharap adanya keterlibatan partisipasi warga dan elemen masyarakat, guna terus mengupayakan keberlanjutan program- programnya. “RPTRA merupakan tempat bagi warga untuk beraktifitas, bermusyawarah dalam menyelesaikan permasalahn. Manfaatkan sebaik-baiknya dan aga keberadaannya,” jelas Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Xxxxxxxxx saat membuka Parade Festival Budaya di RPTRA Meruya Selatan, Jakarta Barat, (Xxxxxxxxxxx.xxx, 19-03-2017).
Kegiatan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Menara, Meruya Selatan Jakarta Barat didasari oleh permasalahan mitra sebagai berikut:
a. Warga disekitar RPTRA Xxxxxx membutuhkan kegiatan kreatif guna mengaktifkan kegiatan RPTRA dan kegiatan tersebut dapat memberikan pengetahaun dan pengalaman baru bagi para pesertanya.
b. RPTRA Menara yang berda di kota Jakarta Barat sangat potensial dengan kegiatan perekonomiannya karena dekat dengan area Pendidikan, pasar, mall dan terminal, karenanya sangat potensial bila ada suatu kegiatan yang mengajarkan cara membuat salah satu cenderamata yang menarik yang layak untuk dijual oleh warga masyarakat disekitar RPTRA.
c. Meski tidak menjamin kegiatan yang akan dilaksanakan akan membuat para peserta dapat bertindak kreatif namun dengan dasar – dasar suatu pengetahuan, diharapkan para peserta pelatihan dapat melengkapi atau mengembangkan Pengetahuan dan Kreativitas yang didapat tumbuh pada diri peserta yang disertai dengan motivasi yang tinggi sehingga dapat menjadi daya penggerak atau motivasi yang telah menjadi aktif pada saat – saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan ekonomi sangat dirasakan / mendesak.
1. METODE
Penjelasan Teori dan Metode Pelaksanaan Pelatihan
Menyiapkan Bahan Baku Tanah Liat, Demonstrasi Membuat Model dari Bahan Tanah Liat dan Eksperimen
Menyiapkan Model,Cat Akrilik, Demonstrasi Mewarnai dan Eksperimen
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat digambarkan dalam alur sebagai berikut :
Gambar 1. Metode Pelaksanaan
Metode Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat merupakan strategi untuk menyelesaikan masalah, dimana dalam kegiatan ini akan dilakukan dengan cara pelatihan membuat model yang ikonik dengan budaya Jakarta. Pelatihan ini terbagi menjadi 3 (tiga) materi, yaitu:
a. teknik membuat aksesoris dan merchandiser berbahan tanah liat;
b. teknik membuat aksesoris dan merchandiser berbahan tanah liat, dan
c. pelatihan teknik mewarnai aksesoris dan merchandiser sebagai souvenir khas Jakarta.
Tabel 1. Metode Kegiatan dan Penerapannya
No. | Kegiatan | Metode |
1. | Materi 1: Penjelasan Teori pembuatan aksesories dan merchandiser dari bahan tanah liat | Ceramah |
2. | Materi 2: Praktek pembuatan aksesories dan merchandiser dari bahan tanah liat | Demonstrasi dan Eksperimen |
3. | Materi 3: Praktek mewarnai karya aksesories dan merchandiser dari bahan tanah liat | Demonstrasi dan Eksperimen |
Dcxas Dalam melakukan pelatihan ini, target peserta 20 orang dari Ibu-ibu PKK Kelurahan Meruya Selatan, sebagai khalayak sasaran pelatihan dibagi menjadi kelompok-kelompok dimana tiap kelompok terdiri atas 5 orang sehingga jumlah kelompok ada 4 kelompok. Maksud pengelompokan peserta pelatihan adalah:
a. supaya dalam pembuatan souvenir ini dilakukan dengan kerja sama dalam tim (kelompok),
b. mengkondisikan adanya kompetisi/persaingan antar kelompok untuk dapat membuat produk yang unik, kreatif, dan inofatif,
c. mengkondisikan adanya persaingan antar kelompok karena dalam praktek usaha pada kenyataannya (real life) penuh dengan persaingan.
2. Hasil dan Luaran
Model yang dibuat oleh peserta pelatihan beragam, sesuai dengan keinginan dan ide para peserta. Bentuk sepatu, patung ondel-ondel, kura-kura, kelinci, vas bunga dan bentuk lainnya dikreasi oleh peserta dengan berlatih menggunakan alat butsir. Meski sebagaian besar karya peserta pelatihan tidak maksimal hasilnya, namun sebagai pemula yang baru mengenal dan mengolah tanah liat maka hasil tidak menjadikan tujuan pelatihan. Pada pelatihan satu hari tersebut, peserta setidaknya mengetahui dan memahami proses mengolah tanah liat menjadi sebuah karya. Selanjutnya, mereka dapat membuat karya kembali dirumah, sehingga mampu membuat model dengan lebih baik.
Model yang telah kering kemudian didasari warna putih kemudian diangin-angin atau dijemur agar kering merata. Setelah kering, barulah tahap selanjutnya memulaskan warna sesuai dengan ide yang diinginkan pada model tanah liat. Bila menggunakan warna primer, seperti warna merah, warna biru dan warna kuning dapat langsung mengaplikasikan karena memang warna yang tersedia adalah warna-warna primer. Namun bila menggunakan warna hijau, warna jingga dan warna ungu yang merupakan warna-
warna sekunder maka peserta pelatihan harus mencampur dua warna primer untuk mendapatkan warna sekunder sesuai yang diinginkan.
Gambar 1: Karya-karya Peserta Pelatihan Hasil Mengolah Tanah Liat
Gambar 2: Karya Peserta Pelatihan yang Telah Diwarnai
Kegiatan mewarnai dapat merangsang kreativitas terlebih bila kegiatan mewarnai dalam suasana yang menyenangkan dan disertai pendampingan, perhatian, pujian, semangat dan motivasi guna menyelesaikan pekerjaan mewarnai karyanya. Pada kegiatan mewarnai ini menggunakan metode demonstrasi, dimana kami turut serta dalam kegiatan mewarnai sehingga peserta pelatihan memahami cara mewarnai dan hasil dari pewarnaannya. Selanjutnya, imajinasi mereka masing-masing yang brekembang dalam proses mewarnai karyanya. Sebab dalam upaya pengembangan kreativitas yang dilihat bukan hanya hasil akhirnya, tetapi lebih pada proses dari kreativitas itu sendiri.
3. Simpulan dan Saran
Gambar 3: Foto Bersama Peserta Pelatihan dan Karya Mereka
Dari kegiatan PKM yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat memberi peningkatan pemahaman para eserta dengan bertambahnya pengetahuan dan skill dalam pembuatan produk sovenir budaya.
a. Pembuatan produk tidak hanya cukup sampai menjadi sebuah produk jadi namun juga perlu dilakukan proses finishing agar menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing dipasaran.
b. Dengan pelaksanaan PKM, terjadi interaksi positiv antara institusi perguruan tinggi dan masyarakat RPTRA Menara sehingga PT dapat menjadi agent perubahan dalam kehidupan suatu masyarakat. Dan juga masyarakat lebih mengenal akan Universitas Tarumanagara.
c. Peran teknologi sangat signifikan membantu dalam upaya mempercepat proses produksi dan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan.
Daftar Pustaka
Xxxx Xxxxxx, Efektifitas Penggunaan Metode Base Method Dalam Meningkatkan Kreativitas dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMP N 10 Padangsidimpuan, Jurnal EduTech Vol. 1 Xx. 0 Xxxxx 0000, XXXX: 2442-6024 e-ISSN: 2442-7063
Ni Made Xxx Xxxxxxxxxx, Pelatihan Pembuatan Cenderamata sebagai Produk Wisata bagi Masyarakat Pedagang Acung di Desa Batur Jawa Tengah ISSN : 1979-861X e-ISSN : 2549-1555 JKB Vol.
21. No.XI. Desember 2017
xxxx://xxxxxxxxxxx.xxx/0000/00/00/xxxx-xxxxx-xxxx-xxxxxx-xxxxxxxxxx-xxxxxxx/ Minggu (19/3/2017).
LOGBOOK:
LOGBOOK KEGIATAN PKM | ||||
Di RPTRA MENARA Meruya Xxxxxxx, Xxxxxxx Xxxxx | ||||
Xx. | Xxxxxxx | Xxxxxxxx | ||
0 | 20-12-2019 | a. | Persiapan Mencari Lokasi untuk Kegiatan PKM | |
b. | Menuju ke 2 Lokasi sebagai alternatif Kegiatan PKM | |||
2 | 1/1/2020 | Pertemuan dengan Pengurus PKK dan Pengurus RPTRA Kecamatan | ||
Meruya Selatan untuk membahas kegiatan PKM yang akan dilaksanakan | ||||
3 | 5/1/2020 | a. | Persiapan Bahan, Peralatan dan Modul untuk Kegiatan PKM | |
b. | Menyusun Jadwal dan Materi PKM | |||
4 | 9/1/2020 | a. | Pembukaan Kegiatan PKM | |
b. | Menyampaikan Materi Pelatihan dihari Pertama | |||
5 | 16/1/2020 | a. | Menyampaikan Materi Pelatihan dihari Kedua | |
b. | Eksperimen membuat karya dari tanah liat | |||
6 | 23/1/2020 | a. | Menyampaikan Materi Pelatihan dihari Ketiga | |
b. | Eksperimen mewarnai karya tanah liat | |||