SKRIPSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR XXXXXXXX
YANG TERDAFTAR DI BEI
SKRIPSI
NUR’AENI
NIM : 105721114318
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA
JUDUL PENELITIAN:
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR XXXXXXXX
YANG TERDAFTAR DI BEI
SKRIPSI
DI SUSUN DAN DI AJUKAN OLEH :
NUR’AENI
NIM : 105721114318
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jangan jadikan pendidikan sebagai alat untuk mendapatkan harta, demi memperoleh uang untuk memperkaya dirimu.Belajarlah supaya tidak menjadi orang bodoh dan dibodohi oleh orang. (Xxxxxxxxx Xxxxxx)
PERSEMBAHAN
Puji Syukur Kepada Allah SWT Atas Ridho-Nya Serta Karunianya Sehingga Skripsi Ini Telah Terselesaikan Dengan Baik.
Alhamdulilah Rabbil’alamin
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta dan keluarga serta orang-orang yang selalu mendoakan dan mendukung
dalam proses penyelesaian skripsi ini
PESAN DAN KESAN
Menjalani perkuliahan itu seperti menaiki anak tangga. Terkadang dapat membuat terpeleset kembali keanak tangga pertama apabila terlena dengan keadaan sekeliling yang mampu membuyarkan konsentrasi.
Tetap fokus,lalui tahapan anak tangga satu persatu. Dan melompatlah saat anda yakin akan segera sampai di anak tangga terakhir.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Xxxxxx Xxxxxxxxxxxxx penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Xxxxxxxx dan xxxxx tak lupa penulis kirimkan kepada Xxxxxxxxxx Xxxxxxxx XXX beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Sektor Properti Yang Terdaftar Di BEI”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar. Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak M.Xxxxx dan ibu Xxxxx yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara saudarku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :
1. Xxxx. X. Xxxx Xxxx. X.Xx., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar
2. DR. H. Andi Jam’an, S.E., X.XX Xxxxx Fakultas Ekonomi dan Bisnis Muhammadiyah Makassar
3. Muh. Xxx Xxxxxx, SE, MM Ketua Jurusan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Xxxx Xxxx X.X.,M.M., selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
5. Xxxxxxx, S.E., M.M selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu sdalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar .
7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Untuk saudara seperjuanganku di MAN D.18 terimakasih telah menjadi bagian dari cerita indah di kampus biru.
9. Untuk teman ku Xxxxx Aenun dan Xxxxxxxx Xxxx xxxxxx kasih atas kekompakannya memberikan dukunganan dalam segala hal baik dalam suka maupun duka
10. Untuk kak Riska Xxxxxx, S.Pd., Xxx Xxxxxxx, S.M ,Ike Nursafitri, S.Pd. terima kasih telah menjadi motivator dalam pembuatan skripsi
11. Terimakasih teruntuk semua rekan, sahabat dan saudara yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas doa dan bantuannya untuk semua pihak yang tidak sempat disebutkan. Semoga Allah SWT senantiasa membalasnya dengan nikmat yang jauh lebih besar.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, 30 Maret 2022
NUR’AENI
ABSTRAK
NUR’AENI, 2022, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Sektor Properti Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dibimbing oleh Xxxx Xxxx dan Xxxxxxx.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada sektor properti yang terdaftar di BEI . Populasi penelitian ini adalah perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan sampel perusahaan sektor properti yang berjumlah
7 perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Keuangan yang di proksikan dengan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS ). Teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, uji hipotesis dengan uji parsial (uji t) dan uji determinasi dengan bantuan software SPSS versi 20
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2020. Xxxx berarti bahwa tingkat kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya tidak berpengaruh terhadap harga saham, Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020. Xxxx berarti bahwa tingkat kemampuan sebuah perusahaan dalam menggunakan modal pemilik berpengaruh terhadap harga saham, Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016- 2020. Xxxx berarti bahwa tingkat kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba tidak berpengaruh terhadap harga saham,dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2020. Xxxx berarti bahwa nilai buku per lembar saham sebuah perusahaan dalam mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang saham berpengaruh terhadap harga saham.
Kata Kunci : Rasio Keuangan dan Harga Saham
ABSTRACT
NUR'AENI, 2022, The Effect of Financial Performance on Stock Prices in the Property Sector Listed on the IDX. Thesis, Management Study Program, The Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar is supervised by Xxxx Xxxx and Xxxxxxx.
The purpose of this study was to determine the effect of performance
on the stock price of the property sector listed on the IDX. The population of this study is the property sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX), with a sample of 7 companies in the property sector. This research was conducted with quantitative methods with the variables used in this study is the ratioFinance proxied by Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), Return On Equity (ROE) and Earning Per Share (EPS). The data analysis technique used is the classical assumption test, multiple linear regression analysis, hypothesis testing with partial test (t test) and determination test with the help of SPSS version 20 software..
The results of this study indicate that the Current Ratio (CR) has no effect on the stock prices of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2014-2020 period. Which means that the level of a company's ability to fulfill all its short-term obligations has no effect on stock prices, Debt to Equity Ratio (DER) affects the stock prices of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2014-2020 period. Which means that the level of a company's ability to use owner's capital has an effect on stock prices, Return on Equity (ROE) has no positive and insignificant effect on stock prices of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2016-2020 period. Which means that the level of a company's ability to generate profits has no effect on stock prices, and Earning Per Share (EPS) has positive and significant effect on stock prices of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2014-2020 period. Which means that the book value per share of a company in distributing the income earned to shareholders affects the share price.
Keywords: Financial Ratios and Stock Prices
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL i
HALAMAN SAMPUL ii
HALAMAN PERSEMBAHAN iii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
HALAMAN PENGESAHAN v
SURAT PERNYATAAN vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAK x
ABSTRACT xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Tinjauan Teori 7
B. Tinjauan Empiris 19
C. Kerangka Pikir Penelitian 24
D. Hipotesis 25
BAB III. METODE PENELITIAN 32
A. Jenis Penelitian 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 32
C. Jenis dan Sumber Data 32
D. Populasi dan Sampel 33
E. Metode Pengumpulam Data 34
F. Definisi Oprasioanal Variabel 34
G. Metode Analisis Data 35
H. Uji Hipotesis 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 40
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) 55
C. Analisis dan Interprestasi (Pembahasan) 67
BAB V. PENUTUP 72
A. Kesimpulan 72
B. Saran 73
DAFTAR PUSTAKA 74
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 19
Table 3.1 Nama Perusahaan Yang Terdaftar di BEI 33
Table 3.2 Oprasional Variabel 34
Tabel 4.1 Current Ratio (CR) Periode 2016-2020 56
Tabel 4.2 Debt to Equity (DER) Periode 2016-2020 57
Tabel 4.3 Return on Equity (ROE) Periode 2016-2020 58
Tabel 4.4 Price earning Ratio (PER) Periode 2016-2020 59
Tabel 4.5 Harga Saham Pada Sektor Properti Periode 2016-2020 60
Tabel 4.6 Uji Normalitas 61
Tabel 4.7 Uji Multikoliearitas 62
Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas 62
Tabel 4.9 Uji Autokolerasi 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Determinasi (R2) 67
Nomor Halaman
Gambar 2.1 kerangka Konsep 31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) 44
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi nasional tidak lepas dari pengaruh perkembangan pasar modal. Pasar modal berfungsi sebagai tempat untuk menghubungkan pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana. Dalam sudut pandang investor, investasi finansial pada pasar modal mampu memfasilitasi akan kebutuhan investor dalam melakukan investasi, baik itu investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang. Sementara bagi perusahaan (emiten), pasar modal mampu menjadi sarana untuk terciptanya sumber pendanaan sehingga perusahaan dapat semakin memajukan bisnisnya.
Dalam perdagangan saham dipasar modal, harga saham mengalami kenaikan dan penurunann. Harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan kinerja suatu perusahaan. Investor akan memilih perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik untuk dijadikan sebagai pilihan investasi. Informasi yang dibutuhkan oleh para investor ini diperoleh melalui penilaian terhadap perkembangan saham dan laporan keuangan perusahaan beserta analisisnya.
Sektor properti merupakan sektor yang penting dalam menyumbang perekonomian negara. Menurut Xxxxxx (2017) ekonomi yang produktif tidak dapat dicapai jika infrastruktur negara tidak memadai. Peningkatan pembangunan infrastruktur telah menjadikan tenaga kerja dalam jumlah yang
cukup besar Sektor properti merupakan salah satu sektor yang terdapat di Xxxxx Efek Indonesia (BEI)
Pada COVID-19 yang bahkan sudah menjadi sorotan dunia karena sangat berdampak bagi perekonomian. Bisa dilihat akibat dari fenomena tersebut maka sangat berdampak bagi perusahaan perusahaan di Indonesia salah satunya yaitu dengan menurunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Dengan berbagai permasalahan yang terjadi maka dapat mengakibatkan masalah kesulitan keuangan yang dialami oleh beberapa perusahaan yang ada di Indonesia, keadaan perusahaan yang mengalami permasalahan tersebut disebut dengan kondisi Financial Distress. (xxx.XXXXxxxxxxxx.xxx). Perusahaan mengalami kebangkrutan, yaitu pada saat perusahaan mengalami kondisi penurunan keuangan yang mengakibatkan kinerja perusahaaan terganggu (Syaifudin, 2013).
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Xxxxxxxx (2017) dan Manoppo (2017) menunjukkan hasil bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham. Variabel ROA berpengaruh positif terhadap harga saham, karena mampu memberikan gambaran laba yang diperoleh perusahaan dari penggunaan aktivanya sehingga pada akhirnya dapat menarik minat investor untuk menanam sahamdan diikuti dengan harga saham perusahaan yang juga ikut meningkat.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Valintino (2013) dan Nugraha (2016) menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negative terhadap harga saham. Variabel DER berpengaruh negatif terhadap
harga saham karena apabila rasio ini tinggi, maka hal ini menggambarkan bahwa perusahaan menggunakan hutang lebih banyak daripada aktivanya.
Menurut data Bursa Efek Indonesia, saham di sektor properti menurun secara signifikan sebesar 7,84% sejak awal 2018 dan di tahun 2017 juga mengalami penurunan sebesar 4,31% sedangkan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan sebesar 19,9% tahun 2018. Namun pada tahun 2019 Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sektor property dan Konstruksi bangunan melaju paling kencang sebesar 15,12% ytd dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami penurunan hal ini disebabkan oleh adanya pemangkasan suku bunga dan kepastian program kerja pemerintah telah menguntungkan saham-saham sektor Properti, Real Estate, Infrastruktur, dan Keuangan sepanjang tahun berjalan (year-to-date) di tahun 2019, (xxx.xxxxxxxxx.xxxxxx.xx.xx).
Pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari enam bulan telah menekan bisnis di sektor properti. Kinerja keuangan sejumlah perusahaan pada semester I-2020 mencatatkan penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan kinerja paling besar terjadi pada PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 512,5 miliar. Pada tahun lalu, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 158,8 miliar. Sementara, laba PT Ciputra Development Tbk (CTRA) tercatat turun 42,8% dari Rp 296,4 miliar menjadi Rp 169,5 miliar. Adapun, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mendapatkan laba bersih tertinggi di antara lima emiten lainnya, yaitu Rp 482,6 miliar pada semester I-2020. Namun laba PWON tersebut juga turun cukup
dalam sebesar 64,7% dari semester I-2019 yang berhasil mencetak laba bersih hingga Rp 1,4 triliun.(xxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xx.xx).
Sejak awal tahun 2020, indeks saham sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan mencatatkan penurunan terdalam, yakni 19,69% year to date. Dari 97 saham yang menjadi anggota sektor ini, sebanyak 58 saham turun, 24 naik, dan 15 stagnan. Analis Sucor Sekuritas Xxxx Xxxxxxxx mengatakan, secara fundamental, saham sektor properti masih dalam keadaan baik. Sayangnya, sentimen negatif dari bursa global maupun regional lebih kuat untuk menekan kinerja saham-saham di dalamnya. Meksipun begitu, Xxxx melihat, saham-saham properti berpeluang naik kembali ke depannya sejalan dengan membaiknya penjualan properti. "Kenaikan sebenarnya sudah expected karena marketing sales dari emiten properti sebenarnya sudah pulih dari bottom yang terjadi pada Maret 2020, Secara valuasi, Xxxx menilai, masih banyak saham- saham dari sektor ini yang terbilang murah. Sebagai contoh PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang saat ini memiliki price book value ratio (PBVR) di kisaran 1,0 kali. Xxxx merekomendasikan investor untuk buy BSDE dengan target harga Rp 1.200 per saham, CTRA Rp 1.200, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Rp 650, dan PT Summarecon Xxxxx Xxx (SMRA) Rp 900 per saham. Harga BSDE saat ini sudah melampaui target harganya, yakni Rp 1.275 per saham, sedangkan CTRA masih berada di level Rp 1.040 per saham, PWON Rp 530, dan SMRA Rp 840 per saham.(xxx.xxxxxxxxx.xxxxxx.xx.xx).
Berdasarkan paparan diatas serta dilihat dari fenomena kinerja keuangan dan harga saham yang terjadi pada sektor properti pada tahun
2019-2020 . Maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada sektor properti yang terdaftar di BEI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham pada sektor properti yang terdatar di BEI pada tahun 2014-2020?
2. Apakah Debt to Equity (DER) berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham pada sektor properti yang terdatar di BEI pada tahun 2014-2020?
3. Apakah Return on Equity (ROE) berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham pada sektor properti yang terdatar di BEI pada tahun 2014-2020 ?
4. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham pada sektor properti yang terdatar di BEI pada tahun 2014-2020 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada sektor properti yang terdaftar di BEI pada tahun 2014-2020
2. Pengaruh Debt to Equity (DER) terhadap harga saham pada sektor properti yang terdaftar di BEI pada tahun 2014-2020
3. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap harga saham pada sektor properti yang terdaftar di BEI pada tahun 2014-2020
4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada sektor properti yang terdaftar di BEI pada tahun 2014-2020
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukan riset ini diharapkan bisa berguna serta bermanfaat untuk segala pihak antara lain yaitu:
1. Untuk Golongan Akademik
Penelitian ini diharapkan bisa berikan sumbangan data tentang kinerja keuangan pada sektor properti yang terdaftar di BEI.
2. Untuk Periset Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan bisa jadi bahan acuan ataupun pertimbangan untuk periset berikutnya, paling utama buat periset tentang kinerja keuangan pada sektor properti yang terdaftar di BEI.
3. Untuk Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaa mengenai penerapan kinerja perusahaan terhadap harga saham perusahaan.
4. Untuk Investor
Penelitian ini diharapkan bisa jadi bahan pertimbangan untuk investor dalam memastikan keputusan investasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Manajemen Keuangan
Menurut Xxxxxxxx (2012:115) “manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang penggunaan dana, memperoleh dana dan pembagian hasil operasi perusahaan”.Menurut Xxxxxxx dan Agus (2010:4) ada tiga fungsi utama dalam manajemen keuangan yaitu:
a. Keputusan Investasi (Investment Decision)
Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan.
b. Keputusan Pendanaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan ini menyangkut beberapa hal. Pertama, keputusan penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi, dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.
c. Keputusan Pengelolaan Aset (Assets Management Decision)
Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka aset – aset tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien.
2. Laporan Keuangan
Menurut Xxxxx (2011:2) “laporan keuangan adalah suatu informasi kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Menurut Xxxxxxx dan Agus (2010:52) laporan keuangan yang baik dan akurat dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Pengambilan keputusan investasi
b. .Keputusan pembelian kredit.
c. Penilaian aliran kas.
d. Penilaian sumber ekonomi.
e. Melakukan klaim terhadap sumber dana.
f. Menganalisis perubahan yang terjadi terhadap sumber dana
g. Menganalisis penggunaan dana
Menurut Gumanti (2011:103) jenis - jenis laporan keuangan terbagi menjadi 4 macam yaitu:
1) Neraca (Balance Sheet)
Merupakan laporan tentang kekayaan dan kewajiban atau beban suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
2) Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menjalankan kegiatan usaha serta seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
3) Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes in Capital) Menunjukkan berapa besar bagian atau porsi dari keuntungan bersih
yang diperoleh perusahaan yang diinvestasikan kembali ke perusahaan yang mempengaruhi besaran modal secara keseluruhan.
4). Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Suatu informasi tentang arus kas bersih dari tiga kegiatan utama di perusahan, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, akas dari pendanaan, dan arus kas dari aktivitas investasi.
3. Rasio Keuangan
Rasio merupakan suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah tertentu dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain pada pos laporan keuangan yang lain.Rasio keuangan juga dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu Cara untuk menilai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa sekarang (Xxxxxxx, 2011:297). Menurut (Xxxxxxxxx, 2017), yaitu:
a. Membandingkan rasio saat ini (present ratio) dengan rasio dari masa lalu (historis rasio) atau dengan rasio yang diperkirakan untuk masa depan dari perusahaan yang sama.
b. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan lain yang sejenis.
4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Dalam memperhitungkan kinerja keuangan industri, beberapa tipe rasio keuangan bisa digunakan serupa yang dilansir dari (Irmayani, 2018), yaitu sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas(Liquidity Ratio)
Menurut Sudana (2011: 24) dikutip dari (Irmayani, 2018). Rasio Likuiditas( Liquidity Ratio) merupakan rasio yang menilai keahlian industri dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang baik dugunakan terdiri dari menurut Brigham (2010:134-135) dikutip dari (Irmayani, 2018) adalah:
1) Rasio Lancar (Current Ratio-CR)
Rasio lancar menunjukkan sepanjang mana kewajiban mudah ditutupi oleh peninggalan yang diharapkan hendak dikonversi jadi uang tunai dalam waktu dekat. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar.
Current Ratio= 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐾𝑒w𝑎j𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
2) Rasio Cepat (Quick Ratio-QR)
Rasio cepat ( Quick Ratio) digunakan untuk mengukur keahlian industri untuk membayar kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaan. Rasio ini bisa dihitung dengan
rumus:
Quick Ratio=𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝐾𝑒w𝑎j𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
b. Rasio Manajemen Hutang (Leverage)
Rasio Leverage ataupun rasio tingkatan dimana kecukupan utang menampilkan seberapa besar pemakaian utang dalam pembelanjaan industri. Terus menjadi besar rasio kecukupan hutang( leverage), terus menjadi besar pula resiko kandas bayar utang ataupun kewajiban yang dialami industri. Apabila rasio kecukupan utang besar, hingga beban maka utang industri akan besar juga (Gumanti 2011: 113) dikutip dari (Irmayani, 2018). Menurut Xxxxxxx (2010:139-145) dikutip dari (Xxxxxxxx, 2018) Xxxxx Xxxxxxxx terdiri dari:
1) Rasio Utang (Debt Ratio-DR)
Rasio utang ini mengukur persentase dana yang diberikan oleh kreditur, yang bisa dihitung dengan rumus:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Debt Ratio =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
2) Rasio Tingkat Kecukupan Utang (Debt to Equity Ratio-DER)
Rasio tingkatan kecukupan utang( Debt to Equity Ratio- DER) merupakan rasio hutang serta ekuitas dalam pendanaan industri serta menampilkan keahlian modal sendiri industri buat penuhi seluruh kewajibannya.
DER =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
3) Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Time Interest Earned-TIE)
Rasio ini menunjukkan dimensi keahlian industri dalam penuhi pembayaran bunga Tahunan atas hutangnya. Rasio ini dihitung dengan membagi laba saat sebelum bunga serta pajak( EBIT) dengan beban bunga
TIE = 𝐸𝐵𝐼𝑇
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶ℎ𝑎𝑟g𝑒
c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Menurut Sudana (2011:24) dikutip dari (Irmayani, 2018) rasio aktivitas( activity ratio) bertujuan untuk mengukur suatu efisiensi serta daya guna industri dalam mengelola aktiva industri. Jika besar rasio ini maka akan terus menjadi efisien pengelolaan segala aktiva yang dipunyai industri.
Rasio Aktivitas menurut Xxxxxxx (2010:136-139) dikutip dari (Xxxxxxxx, 2018) terdiri dari :
1) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Rasio ini menampilkan berapa kali persediaan bisa berbalik sejauh tahun. Rasio ini bisa dihitung dengan rumus
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Inventory Turnover Ratio = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
2) Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih (Days sales outstanding- DSO)
Rasio ini digunakan untuk melihat rata- rata lama waktu industri wajib setelah melakukan penjualan dan belum menerima uang tunai. Rasio ini bisa dihitung dengan rumus:
𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒
DSO (Days sales outstanding) = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎g𝑒 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑃𝑒𝑟 𝐷𝑎𝑦
3) Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover Ratio)
Rasio perputaran aset tetap ( Fixed Asset Turnover Ratio) mengukur seberapa besar efisien industri dalam menggunakan
pabrik serta perlengkapannya. Rasio ini bisa dihitung dengan
memakai rumus:
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Fixed Assets Turnover Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
4) Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)
Rasio perputaran total aset ( Total Asset Turnover Rasio) ini dugunakan untuk mengukur perputaran semua peninggalan industri, dan dihitung dengan cara membagi penjualan dengan
total peninggalan:
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Total Asset Turnover = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios)
Menurut (Xxxxxxx, 2011:116) dikutip dari (Xxxxxxxx, 2018) Rasio Profitabilitas( Profitability Ratio) digunakan untuk menunjukkan seberapa sanggup industri dalam menciptakan laba, baik dari penjualan yang terdapat ataupun total peninggalannya. Jika kemampuan terus menerus menjadi besar tingkatan pengembalian yang diperoleh, maka semakin tingkat kemampuan akan semakin tinngi atau besar perusahaan dalam memanfaatkan modalnya untuk menciptakan laba.
Rasio Profitabilitas menurut Brigham (2010:145-149) dikutip dari (Irmayani, 2018) terdiri dari:
1) Margin Laba atas Penjualan (Profit Xxxxxx on Sales)
Margin Laba atas Penjualan (Profit Margin on Sales) ini mengukur laba bersih atas penjualan, yang dihitung dengan membagi
laba bersih dengan penjualan
Profit Margin on Sales =
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
2) Pengembalian atas Total Aset (Return on Assets-ROA)
Rasio laba bersih terhadap total aset (Return on Assets-ROA) Mengukur pengembalian total peninggalan sehabis bunga serta pajak.
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
ROA = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
3) Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba
Rasio keahlian dasar buat menciptakan laba( Basic Earning Power- BEP) adalah dimana suatu keahlian peninggalan industri digunakan untuk menciptakan laba pembedahan saat
sebelum pajak serta Leverage.
𝐸𝐵𝐼𝑇
BEP = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
4) Pengembalian Ekuitas Biasa (Return on Equity-ROE) Pengembalian Ekuitas Biasa( Return on Common Equity-
XXX) mengukur tingkatan pengembalian atas investasi pemegang
saham biasa.
ROE =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛g 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
e. Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio)
Menurut Brigham & Houston (2013), rasio nilai pasar (market value ratios) adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur nilai harga saham terhadap pendapatan (stock price to earnings) perusahaan dengan nilai buku (book value price) perusahaan.
EPS = LABA BERSIH
JUMLAH SAHAM BEREDAR
5. Saham
Saham merupakan salah satu surat berharga yang ada di pasar modal. Saham dapat di definisikan sebagai tanda penyertaan, bukti atau kepemilikan bagian suatu erusahaan yang dapat dimiliki oleh perseorangan maupun badan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Xxxxxxxxxx (2009:140). Menurut Brigham dan Houston (2010:63), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham atau indeks harga saham. Yaitu faktor fundamental yang berasal dari lingkungan internal dan faktor kondisi ekonomi yang berasal dari lingkungan eksternal. Jenis analisis saham terbagi menjadi 2 dasar pendekatan analisis yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. (Xxxxxxxxxx: 2010: 65).
6. Harga Saham
Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan,
maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat. Semakin banyak permintaan terhadap saham suatu emiten maka dapat menaikkan harga saham tersebut.
Namun sebelum itu anda harus mengetahui bahwa sebuah saham memiliki dua macam value:
1) Nilai perusahaan pada saat ini (present value)
2) Nilai Perusahaan dimasa yang akan datang (future value)
Menurut Xxxxxxx (2005:46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
b. Harga Perdana
Harga ini dimana suatu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten.
c. Harga pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lama. Harga ini terjadi setelah saham tersebut di catat dalan bursa. sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya.
Istilah harga saham yang tertera pada monitor untuk memantau perdagangan saham, yaitu :
a. Previous Price, harga saham saat penutupan pada hari sebelumnya;
b. Open atau Opening Price, harga saham saat pembukaan sesi I perdagangan pada pukul 09.30 WIB pagi;
c. High atau Highest Price, harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut;
d. Low atau Lowest Price, harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut;
e. Last Price, harga terakhir yang terjadi pada suatu saham;
f. Change, selisih antara harga saham pembukaan dan harga saham terakhir yang terjadi;
g. Close atau Closing Price, harga saham saat penutupan sesi II perdagangan pada pukul 16.00 WIB sore.
7. Kinerja Keuangan
kinerja keuangan adalah suatu analisis suatu perusahaan untuk melihat kinerja perusahaanyang telah dilaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar Menurut Xxxxx (2018: 142).
Tujuan pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Munawir (2012:31) dikutip dari (Dosen Akuntansi: 2018) adalah:
a. Mengetahui Tingkat Likuiditas.
Likuiditas adalah suatu kemampuan individu atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan sebelum ditagih.
b. Mengetahui Tingkat Solvabilitas
jika perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang maka kemampuan seseorang atau perusahaan sangat diperlukan untuk memenuhi kewajiban keuangannya biasa disebut solvabilitas
c. Mengetahui Tingkat Rentabilitas. Dalam menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu yang dapat digunakan adalah Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas
d. Mengetahui Tingkat Stabilitas.
Untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjalankan usahanya secara stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dan membayar bunga hutangnya tepat waktu perusahaan tersebut dapat menggunakan stabilitas
B. Tinjauan Empiris
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
N o | Nama Peneliti Dan Tahun Penelitian | Judul Penelitian | Variabel (kuantitati f) | Alat Analisis | Hasil Penelitian |
1 | Baso Xxxx 2021 | Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaa n Property Dan Real Estate Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia (BEI) | Variabel independe n (kinerja keuangan) Vriabel dependen (harga saham) | Uji F atau uji simultan Uji T atau uji parsial | Hasil Penelitian Ini Menunjukkan Hasil Dari Analisis Regresi Diketahui Bahwa Kinerja Keuangan Yang Di Proksikan Dengan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Xxx Xxxxx Profitabilitas, Memiliki Pengaruh Yang Signifikan Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Telah Go Public, |
2 | Made Xxxxx Xxxxx Xxxxxxx Xxxxxxx d Xxx Xxxxx 2019 | Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia | Variabel Independe n Kinerja keuangan (X) Harga saham (Y) | Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Uji Model. | Rasio likuiditas yang diukur dengan rasio Current Ratio (CR) menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan CR terhadap harga saham perusahaan sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di |
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Rasio solvabilitas yang diukur dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan DER terhadap harga saham perusahaan sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. profitabilitas yang diukur dengan rasio Return On Asset (ROA) menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan ROA terhadap harga saham perusahaan sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Rasio aktivitas |
yang diukur dengan rasio Total Asset Turn Over (TATO) menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan TATO terhadap harga saham perusahaan sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. | |||||
3 | Xxxxx Xxxxxx Xxxxxx Xxxxxx Xxxxxx Xxxxxxx 2017 | Pengaruh Pemahama n Pengelolaan Keuangan, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Efektivitas Pengawasa n Intern Terhadap Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur | Variabel independe n (kinerja keuangan) Variabel devenden (Pemaha man pengelola an Kedua (X1) Sistem Akuntansi Keuanga n daerah (X2) Efektivita s Pengawa san Intern (X3)) | Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis Penelitian | Pemahaman Pengelolaan Keuangan Berpengaruh Tidak Signifikan Terhadap Kinerja Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Efektifitas Pengawasan Intern Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. |
4 | Mutiara Ayu Mindita | Pengaruh Stabilitas Keuangan, | variabel independe n | uji asumsi klasik | 1. Tingkat Kinerja Berpengaruh Secara |
Xxxxxxx Xxxx Xxxxxxx Xxxxxxxx Xxxxxxx 2019 | Target Keuangan Tingkat Kinerja, Rasio Perputaran Aset, Keahlian Keuangan Komite Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Fraudulent Financial Statement | stabilitas keuangan, target keuangan, tingkat kinerja, rasio perputaran aset, keahlian keuangan komite audit, dan profitabilita s Variabel dependen (fraudulent financial statement) | uji normalitas uji xxxxxxxxxxxxxxx xx, uji heteroskeda stisistas, uji autokorelasi) dan regresi linier berganda | Parsial Terhadap Fraudulent Financial Statement Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014- 2017. 2.Profitabilitas Tidak Berpengaruh Secara Parsial Terhadap Fraudulent Financial Statement Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017 | |
5 | Xxxxxx Xxxxxxxxx Xxxxxxx Rafingki 2019 | Analisis Rasio Dan Economic Value Added (Eva) Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pt. Hm. Sampoernat bk. Tahun 2014 – 2016 | independe n (kinerja keuangan) Variabel dependen (Analisis Rasio dan kinerja keuangan) | Analisis rasio dan Economic Value Added (EVA) | Berdasarkan Hasil Analisis Bahwa Secara Keseluruhan Kinerja Keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk. Pada Tahun 2014 – 2016 Baik Dengan Adanya Kenaikan Laba Setiap Tahunnya. |
6 | Xxxxxx Xxxxxxxx Xxxxxxx Tamba 2018 | Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Perusahaan Subsektor Pulp Dan Kertas Terdaftar Di | Variabel Independe n (kinerja keuangan) Variabel dependen (harga saham) | Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Linear Berganda Uji Hipotesa | Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya Debt to equity ratio yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa harga saham |
BEI) | dipengaruhi oleh Quick Ratio, Return On Equity, Debt to Equity, Total Asset turnover, Earning per share pada perusahaan subsektor pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia | ||||
7 | Harefan Arief 2019 | Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambang an Migas Di Bursa Efek Indonesia | Variabel independe n ( kinerja keuangan ) dan variabel dependen (harga saham) | Uji F Regresi Linear Uji Multikolinarit as Uji Heteroskeda stisitas Uji Koefisien Determinasi (R2) | Variabel yang berpengaruh terhadap Harga Saham syaitu Variabel Rasio Laba ditahan terhadap Total Asset.dan variabel Rasio Sales terhadap Total Asset dan secara simultan semua variabel tidak berpengaruh terhadap harga saham. |
8 | Sunotowira R. Xxxxx Xxxxxxx Xxx Xxxx Xxx E. Tulung 2018 | Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Indeks Kompas 100 Periode 2015-2017 | Variabel indefende n (kinerja keuangan) Variabel dependen (harga saham) | Analisis Regresi Linier Berganda Uji Statistik T Uji Multikolinear itas | Variabel CR, DAR, TATO, ROA dan EPS secara bersama- sama/simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham. |
9 | Xxxx Xxxxxx Z 2017 | Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham dengan Kebijakan Dividen | Variabel independe n Variabel mediasi Variabel dependen | Total assets turn over (TATO) DER Size DPR | Hasilnya pertama bahwa total asset turn over dan Ln_total aset berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, sedangkan debt to equity tidak berpengaruh positif |
sebagai Variabel Intervening | terhadap dividend payout ratio. | ||||
10 | Kartika Hernapuri Rosad Estuti Xxxxx XxxxxxX 2018 | Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia | Variabel Independe n (kinerja keuangan) Variabel dependen (harga saham) | Analisis Regresi Berganda | Hasil penelitian menunjukan Current Ratio (CR) memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan food and beverages yang erdaftar di BEI tahun 2013- 2017 |
Sumber : Kumpulan Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah dengan mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada sektor properti yang terdaftar di BEI
Yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan penelitian ini yang adalah rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas yang yang diukur dengan menghitung Current Ratio (CR), rasio profitabilitas diukur dengan menghitung Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE), dan rasio pasar dengan menghitung Earning Per Share (EPS).
Debt to Equity (DER)
(X2)
Haga Saham (Y)
Current Ratio (CR) (X1)
kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat seperti berikut:
Return on Equity (ROE) (X3)
Earning
(EPS (X4)
Per
Share
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitia
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap sesuatu yang bersifat praduga yang masih harus dicari untuk membuktikan kebenarannya. Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H1 = Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap harga saham pada sektor properti yang terdatar di BEI
H2 = Debt to Equity (DER) berpengaruh positif terhadap harga saham pada sektor properti yang terdatar di BEI
H3 = Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham pada sektor properti yang terdatar di BEI
H4 = Earning Per Share (EPS berpengaruh positif terhadap harga saham pada sektor properti yang terdatar di BEI.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian adalah kita dapat mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada sektor properti yang terdaftar di BEI dengan menggunakan populasi dan sampel, pengumplan data menggunakan instrumen penelitian, analis data bersifat kuantitatif/deskriptif dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilikukan di Bursa Efek Indonesia dan mengambil data di Galeri investasi Universitas Muhammadiyah Makassar. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2022.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data xxxxxxxx.Xxxx sekunder merupakan sumber data yang dihasilkan secara tidak langsung.
2. Sumber data penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan dapat melalui internet pada web xxx.xxx.xx.xx.
32
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Sampel data penelitian dengan metode purposive sampling, yaitu sampel yang ditarik dengan menggunakan pertimbangan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Perusahaan yang terdaftar di BEI dengan laporan keuangan dari tahun 2016-2020.
b. Perusahaan properti yang melakukan publikasi laporan tahunan 2016- 2020.
c. Data mengenai variabel-variabel yang diteliti tersedia dengan lengkap dalam laporan keuangan perusahaan tahun 2016-2020.
d. PER perusahaan tersebut berada di atas rata-rata.
Berdasarkan kriteria diatas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang berjumlah 7 perusahaan yang terdaftar di BEI.
Table 3.1
Perusahaan Sektor properti yang terdaftar di BEI
No | Kode Perusahaan | Nama Perusahaan |
1 | ASRI | PT Alam Sutera Reality Tbk |
2 | APLN | PT Xxxxx Xxxxxxxx Land Tbk |
3 | CTRA | PT Ciputra Development Tbk |
4 | PWON | PT Pakuwon Jati Tbk |
5 | PTPP | PT Pp Persero Tbk |
6 | BSDE | PT Bumi Serpong Damai Tbk |
7 | SMRA | PT Summarecon Xxxxx Xxx |
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah data sekunder yang didapat dengan cara mengunduh laporan keuangan pada sektor properti yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2020 melalui xxx.xxx.xx.xx
F. Definisi Oprasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah rasio keuangan untuk melihat atau mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
No. | Variabel | Definisi | Parameter | Skala Ukur |
1 | Current Ratio | Melihat keahlian industri dalam membayar hutang lancar dengan memakai aktiva lancar yang dipunyai industry. | CR 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =𝐾𝑒w𝑎j𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 | Rasio |
2 | Debt to Equity Ratio (DER) | Melihat seberapa besar kemampuan modal perusahaan untuk memenuhi setiap kewajibannya. | DER 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 | Rasio |
3 | Return on Equity (ROE) | Seberapa besar perusahaan mampu menggunakan modal yang ada untuk mencapai laba atau keuntungan. | ROE 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛g 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 | Rasio | |
4 | Earning Per Share (EPS) | Untuk mengukur nilai harga saham terhadap pendapatan (stock price to earnings) perusahaan dengan nilai buku (book value price) perusahaan. | EPS = LABA BERSIH | Rasio | |
JUMLAH SAHAM BEREDAR |
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Menurut Xxxx Xxxxxxx (2011), asumsi klasik melihat dari versi regresi. Pendekatan linear yang digunakan untuk melihat baik tidaknya versi regresinya. Motif pemeriksaan asumsi klasika adalah untuk menawarkan kepastian bahwa persamaan regresi yang diperoleh memiliki akurasi dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Sebelum memakai analisis regresi, pertama-tama pemeriksaan asumsi. Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis regresi meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah yang memiliki nilai residual berdistribusi normal. Data dikatakan normal apabila nilai signifikasi lebih dari 0,05. Begitu juga sebaliknya , apabila nilai signifikasi kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan tidak normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas diukur dengan indicator VIF. Dimana nilai VIF harus dibawa 10. Jika nilai VIF hasil regresi ternyata lebih besar dari 10 maka dapat dipastikan terjadi multikolinearitas diantara variabel independen tersebut.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan. Sebuah data dikatakan terjadi heteroskedastisitas, apabila variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen, begitu pula sebaliknya. Jika variabel independen memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05, maka terindikasi adanya masalah heteroskedastisitas. Akan tetapi jika
variabel independen memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0.05, maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam model sampel kecil maupun dalam sampel besar. Modal regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Untuk menentukan autokorelasi dapat menggunakan uji Xxxxxx-Watson yang dibandingkan dengan nilai tabel. Dibawah ini adalah asumsi pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
1) Apabila d antara dU dan (4-dU) berarti tidak ada auto korelasi.
2) Apabila d < dL atau d > (4-dL) berarti ada auto korelasi.
3) Apabila d antara dL dan dU atau (4-dU) dan (4-dL) maka xxxxxx Xxxxxx (DW) tidak memiliki kesimpulan yang pasti. Pada nilai ini tidak dapat disimpulkan apakah terdapat korelasi atau tidak ada korelasi.
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda. Xxxxxxxx (2010:78) menyatakan bahwa analisis regresi linier berganda bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor untuk melihat naik turunnya suatu nilai. Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Persamaan regresi linier
berganda jika dimasukkan dalam model penelitian diperoleh xxxxx sebagai berikut:
𝐘 = 𝐚 + 𝐛𝟏𝐗𝟏 + 𝐛𝟐𝐗𝟐 + 𝐛𝟑𝐗𝟑 +𝐛𝟒𝐗𝟒 + e
Y = Harga Saham Close Prise X4 = Rasio Nlai Pasar X1 = Rasio Likuiditas a = Konstanta
X2 =Rasio Leverage b =Slope atau Koefisien Estimate
X3 = Rasio Profitabolitas e = Error
H. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik yaitu alat untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham Penelitian ini dilakukan pada sektor properti yang terdaftar di BEI berdasarkan rasio Current Ratio (CR), Debt to equity Ratio (DER), Return on Equity (ROA), dan Earning Per Share (EPS).
1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik T)
Uji t-test di gunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. uji t-test menggunakan aplikasi spss 20 dalam pengambilan keputusan uji t sebagai berikut:
a) Jika nilai kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak. Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh tehadap harga saham.
b) Jika nilai kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan signifikansi < 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak.
Hipotesis tidak dapat ditolak karena bisa dikatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga saham.
2. Uji Determinasi ( R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel variabel independen (Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share) dalam menjelaskan variabel dependen (Harga Saham) dan dapat
dihitung melalui rumus :
R2 X 100%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Uismuh Makassar
Secara historis pasar modal sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.Pasar modal atau bursa efek suda ada di batavia sejak zaman penjajahan Belanda. Tepatnya pada tahun 1912 pasar modal didirikan oleh pemerintah hindiah Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal sudah ada sejak tahun 1912, namun perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan sesuai harapan.Bahkan disaat aktivitas pasar modal sedang vakum.Hal ini di sebabkan oleh berbagai faktor seperti perang dunia yang membutuhkan pasar saham. Bursa juga akan ditutup pada tahun 1914 – 1918. Bursa saham di tutup karena perang dunia pertama. Bursa Efek Indonesia di hidupkan kembali pada tahun 1925 – 1942, namun karena masalah politik, khususnya perang dunia II, Bursa Efek Semarang dan Surabaya harus ditutup kembali pada awal tahun 1939 dan terus ditutup pada tahun 1942 – 1952 pengalihan kekuasaan dan pemerintah republik Indonesia dan sebagai kondisi yang menyebabkan pasar modal tidak berfungsi sebagaiman mestinya, dan pencatatan di bursa harus di upayakan pada tahun 1956 – 1977.
40
Pada tahun 1977 pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal bursa efek di resmikan pada tanggal 10 agustus 1977 oleh presiden Xxxxxxxx XXX di kelolah oleh BAPEPAM ( Badan Penyelenggara Pasar Modal).
Nama pada tahun 1977 – 1987 perdagangan di bursa efek sangat lesu jumlah emiten hingga tahun 1987 baru mencapai 24 emiten.Pada saat itu masyarakat lebih memiliki instrumen perbangkan di bandingkan instrumen pasar modal. Akhirnya pada tahun 1987 (PAKDES 87 ) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. Aktivitas perdagangan bursa efek pun kian meningkatkan pada tahun 1988 – 1990 setelah paket di regulasi di bidang perbangkan dan pasar modal di luncurka.Pintu BEJ terbuka untuk asing.
Bursa Paralel Indonesia ( BPI) mulai beroprasi dan di kelolah oleh persatuan perdagangan uang dan efek (PPUE) pada tahun 1988 dengan organisasinya yang terdiri dari broker dan dealer. Selain itu, pada tahun yang sama, pemerintah mengeluarkan paket desember 88 ( PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. Bursa efek surabaya ( BES ) pada tahun 1989 mulai beroprasi dan dikelolah oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
Bursa Efek Jakarta pertamakali di buka pada tanggal 14 desember 1912 dengan bantuan pemerintah klonial belanda di batavia pusat pemerintahan kolonial belanda yang kita kenal sekarang sebagai jakarta. Bursa efek Jakarta.Kemudian di sebut callEfek.’’ Call’’ leader. Kemudian masing –
masing investor mengirim peremintaan beli atau menawarkan penawaran untuk menjual sampai di temukan harga yang cocok barulah terjadi transaksi.
Saat itu pasar saham mengikuti permintaan karena investor merasa perlu adanya bursa di Jakarta bursa efek lahir karena permintaan akanjasanya sangat mendesak. Orang Belanda yang bekerja di Indonesia pada waktu itu telah mengenal pasar saham selama lebih dari tiga ratus tahun. Berinvestasi dalam saham dan pendapatan serta hubungan mereka memungkinkan mereka untuk menaruh uang mereka di berbagai jenis saham, baik surat berharga korporasi Indonesia maupun surat berharga asing. Sekitar 30 sertifikat (sekarang di sebut tanda terima) dari perusahaan Amerika perusahaan Kanada. Perusahaan Kanada, perusahaan Belanda perusahaan Perancis dan Belgia.
Bursa efek Jakarta sempat tutup selama priode perang dunia pertama kemudian di buka lagi pada tahun 1925 selain bursa efek Jakarta. Pemerintah colonial juga mengoprasikan bursa parallel di Surabaya dan di Semarang. Namu kegiatan bursa ini di hentikan lagi ketika terjadi Kendudukan tentara Jepang di Batafia. 987 aktivitas di bursa ini terhenti dari tahun 1940 sampai tahun 1951 di sebabkan perang dunia II yang kemudian di susul dengan perang kemerdekaan. Baru tahun 1952 di buka kembali dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang di terbitkan oleh perusahaan-perusahaan.Belanda di nasionalisasikan pada tahun 1958. Meskipun pasar yang terdahulu belum mati karena sampai tahun 1975 masi di temukan kurs resmi bursa efek yang di kelolah Bank Indonesia.
Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan pasar modal Indonesia.Atas persetujuan pemegang saham kedua bursa tersebut. BES (Bursa Efek Surabaya ) bergabung dengan BEJ ( Bursa Efek Jakarta ) yang kemudian menjadi bursa efek Indonesia (BEI) dengan tujuan berperan sebagai pasar modal. Dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2008 pasar modal Indonesia terkena dampak krisis keuangan global.Yang menyebabkan penghentian sementara oprasi bursa pada tanggal 8 oktober 2008.IHSG yang sempat mencapai puncak pada 2.830.26 pada 9 januari 2008.Turun ke 1.111.39 pada 28 oktober 2008 sebelum di tutup pada
1.355.41 pada akhir 2008. Penurunantersebut kembali berbalik dengan pertumbuhan sebesar 86,98% pada tahun 2009 dan 46,13% pada tahun 2010.
Untuk mendukung strategi dalam memenuhi strategi dalam memenuhi perannya sebagai perantara dan regulator pasar modal, BEI selalu berkembang dan siap bersaing dengan bursa global lainnya.Dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang terkendali.Instrumen perdagangan yang lengkap.Sistem dan tingkat resiko yang terkendali.Instrumen perdagangan yang lengkap.Sistem dan tingkat risiko yang tinggi. Likuiditas BEI untuk kedua kalinya berhasil di nobatkan sebagai “ bursa terbaik 2010 di asia tenggara” untuk pertama kalinya.
2. Visi Dan Misi Bursa Efek Indonesia
a. Visinya yaitu menjadikan bursa yang komperatif dengan kredibilitas tingkat tinggi
b. Misinya yaitu menyediakan infrastruktur untuk terselenggaranya perdagangan efek yang di atur, wajar dan efisien serta mudah di akses oleh seluruh pemangku kepentingan ( stockholders).
3. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
4. Galeri Investasi BEI Universitas Muhammadiyah Makassar
Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Unismuh Makassar (BEI Universitas Muhammadiyah Makassar) adalah wadah untuk memperkenalkan Pasar Modal sejak dini kepada dunia akademisi. Galeri Investasi BEI Unismuh Makassar berkonsep 3 in 1 yang kerjasama antara BEI, Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Phintraco Sekuritas diharapkan tidak hanya memperkenalkan Pasar Modal
dari sisi teori saja akan tetapi juga prakteknya. Kedepannya melalui GI BEI Unismuh Makassar yang menyediakan real time information untuk belajar pembukaan akun, serta dapat menganalisa aktivitas perdagangan saham, diharapkan juga menjadi jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan beserta prakteknya di pasar modal.
Galeri Investasi BEI Universitas Muhammadiyah Makassar atau biasa juga disebut dengan Galeri Invetasi Unismuh Makassar berdiri pada tanggal 06 Juni 2016. Galeri Investasi Unismuh adalah wadah pembinaan, pengembangan, penelitian dan pengajaran tentang hal-hal yang terkait dengan pasar modal. Selain itu, Galeri Investasi Unismuh Makassar juga menyediakan data-data penelitian berupa: Laporan keuangan perusahaan yang telah listing di BEI, Kode perusahaan, Listing date, Nama perusahaan, Harga perdana (IPO), Earning per share (EPS), Indeks saham, Financial Ratio (DER, ROI, ROE, NPM, OPM), dll.
Galeri Invetasi BEI Universitas Muhammadiyah Makassar menyediakan wadah terhadap Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) yang merupakan perpanjangan tangan dari Bursa Efek Indonesia Unismuh Makassar untuk mensosialisasikan dan mengajak masyarakat luas untuk tahu dan ikut ber partisipasi dalam berinvestasi di pasar modal.
Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) yang ada di Muhammadiyah Makassar berperan untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa tentang pasar modal. Dalam komunitas ini tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan akan tetapi juga mendapatkan pengalaman yang sangat bermanfaat.Komunitas ini dapat dikatakan
memiliki fungsi ekonomi, karena bagi mahasiswa yang memiliki bakat dan minat untuk menanamkan modal yang dimilikinya (investor) bisa belajar trading yang dapat membantu pihak yang memerlukan dana (issuer) dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan.
Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) tersebar luas di Indonesia dan salah satunya ada di Universitas Muhammadiyah Makassar, biasa disebut dengan KSPM Universitas Muhammadiyah Makassar.Kelompok Studi Pasar Modal Universitas Muhammadiyah Makassar berdiri sejak tanggal 03 November 2017.KSPM Universitas Muhammadiyah Makassar didukung oleh 3 mitra yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar, Bursa Efek Indonesia dan Phintraco Sekuritas.
5. Sejarah dan pengertian sektor property
Industri real estate dan property pada umumnya merupakan dua hal yang berbeda. Real estate merupakan tanah dan semua peningkatan permanen di atasnya termasuk bangunan-bangunan, seperti gedung, pembangunan jalan, tanah terbuka, dan segala bentuk pengembangan lainnya yang melekat secara permanen. Menurut peraturan perundang- undangan di Indonesia, pengertian mengenai industri real estate tercantum dalam PDMN No.5 Tahun 1974 yang mengatur tentang industri real estate. Dalam peraturan ini pengertian industri real estate adalah perusahaan properti yang bergerak dalam bidang penyediaan, pengadaan, serta pematangan tanah bagi keperluan usaha-usaha industri, termasuk
industri pariwisata. Sedangkan definisi property menurut SK Menteri Perumahan Rakyat no.05KPTSBKP4N1995, Ps 1.a:4 property adalah tanah hak dan atau bangunan permanen yang menjadi objek pemilik dan pembangunan. Dengan kata lain, property adalah industri real estate ditambah dengan hukum-hukum seperti sewa dan kepemilikan.
Produk yang dihasilkan dari industri real estate dan property berupa perumahan, apartment, rumah toko ruko, rumah kantor rukan, gedung perkantoran office building, pusat perbelanjaan berupa mall, plaza, atau trade center . Perumahan, apartment, rumah toko ruko, rumah kantor rukan, dan gedung perkantoran office building termasuk dalam landed property. Sedangkan mall, plaza, atau trade center termasuk dalam commercial building. Universitas Sumatera Utara Perusahaan real estate dan property merupakan salah satu sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
Perkembangan industri real estate dan property begitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk sedangkan supply tanah bersifat tetap. Diawal tahun 1968, industri real estate dan property mulai bermunculan dan mulai tahun 80-an, industri real estate dan property sudah mulai terdaftar di BEI. Adapun jumlah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2003 berjumlah 30 perusahaan dan pada tahun 2009 terdapat 41 perusahaan. Mengingat perusahaan yang bergerak pada sektor real estate dan property tersebut adalah perusahaan yang sangat peka terhadap pasang surut perekonomian, maka seiring perkembangannya sektor real estate dan property dianggap
menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dari kondisi ekonomi secara makro di Indonesia. Terbukti dengan semakin banyaknya sektor real estate dan property yang memperluas landbank aset berupa tanah, melakukan ekspansi bisnis, dan hingga tahun 2012 sektor real estate dan property yang terdaftar di BEI bertambah menjadi 55 perusahaan.
6. Aktivitas Perusahaan Real Estate dan property
Industri property real estate dan kontruksi bangunan memiliki berbagai aktivitas dalam operasionalnya. Secara umum, kegiatan usaha pada industri property real estate dan kontruksi bangunan adalah sebagai berikut:
1. Bertindak atas nama pemilik dalam segala hal mengenai pemeliharaan dan pengelolaan baik rumah tinggal, kondominium apartment, dan bangunan lainnya
2. Industri property real estate dan kontruksi bangunan bertindak untuk mengelola proyek-proyek pembangunan dan pengembangan, melakukan perbaikan dan pemeliharaan gedung.
3. Bergerak dalam bidang usaha pengembang dan pembangunan (real estate) dengan melakukan investasi melalui anak perusahaan
4. Usaha konstruksi dan pembangunan real estate serta perdagangan umum.
5. Persewaan perkantoran. pusat perbelanjaan, apartment dati pembangunan perumahan dan apartment beserta segala fasilitasny.
6. Menjalankan usaha di bidang kawasan industri berikut sarana penunjangnya seper pembanguna perumahan atau apartment perkantoran/pertokoan pembangunan dan pengelolaan instalasi air bersih limbah telepon listrik penyediaan fasistas olahraga dan rekreasi dikawasan industri serta ekspor dan impor barang.
7. Pengembangan kota (urban development), yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung.
8. Pengembangan real estate, golf dan country club, serta kantor dan perdagangan
9 Pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran.
Secara umum, industri real estate dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Sektor perkebunan, pertambangan, dan perhutanan (perkebunan karet. perkebunan kelapa sawit, kehutanan, pertambangan batubara, dan lain lain)
2. Sektor perumahan (rumah tinggal, perumahan multifungsi, komplek real estate dan lain-lain).
3. Sektor komersala (pusat perbelanjaan pusat perkantoran apartment. hotel trade center dan lain-lain
4. Sektor industri (komplek perindustrian, baik industri berat menengah dan ringan dan lain lain
Industri property, terdiri dari property komersial dan property non komersial Didalam perusahaan, property terbagi kedalam tiga bagian, yaitu property berwujud, property tidak berwujud dan surat berharga. Property berwujud dibagi menjadi dua bagian, yaitu real property yang merupakan perusahaan pengembangan tanah bangunan, dan lain-lain dan personal property yang meliputi mesin, peralatan perlengkapan dan furnitur, barang bergerak. peralatan operasional, dan perhiasan. Property tidak berwujud meliputi goodwill. hak paten, franchises, merek dagang, hak cipta, dan proses
kepemilikan. Adapun surat berharga meliputi saham, investasi, deposito, dan piutang dagang. Beberapa jenis usaha industri real estate dan property meliputi:
1. Penilaian, yaitu professional penilaian layanan
2. Brokerages, yyaitu membantu pembeli dan penjual dalam transaksi
3. Penegmbangan, yaitu meningkatkan lahan untuk penggunaan dengan menambahkan atau mengganti bangunan.
4. Manajemen property, yaitu pengelola property untuk pemiliknya.
7. Profil Perusahaan Property Real Estate dan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di BEI
1. Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) didirikan dengan nama PT Adhihutama Manunggal tanggal 3 November 1993 dan mulai melakukan kegiatan operasional dengan pembelian tanah dalam tahun 1999. Kantor pusat ASRI terletak di Wisma Argo Manunggal, Lt. 00, Xx. Jend. Xxxxx Xxxxxxx Kav. 22, Jakarta 12930 – Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Alam Sutera Realty Tbk, yaitu: PT Tangerang Fajar Industrial Estate (pengendali) (25,21%) dan PT Manunggal Prime Development (pengendali) (18,68%). Adapun pengendali utama Alam Sutera Realty Tbk adalah keluarga Tuan The Xxxx Xxxx.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ASRI dalam bidang pembangunan dan pengelolaan perumahan
perumahan, kawasan komersial, kawasan industri, dan pengelolaan pusat perbelanjaan, pusat rekreasi serta perhotelan (pengembangan kawasan terpadu). Saat ini proyek real estat utama yang dimiliki oleh ASRI dan anak usahanya, adalah: berlokasi di Tanggerang (proyek Kota Mandiri Alam Sutera di Serpong; Kota Mandiri Xxxxxxx Xxxxxx di Pasar Kemis dan Kota Ayodhya di pusat kota), Jakarta (proyek gedung perkantoran The Tower dan Wisma Argo Manunggal) dan Bali (Taman Budaya Garuda Xxxxx Xxxxxxx). Pada tanggal 7 Desember 2007, ASRI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.142.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp105,- per saham. Pada tanggal 18 Desember 2007, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2. Xxxxx Xxxxxxxx Land Tbk (APLN)
Xxxxx Xxxxxxxx Land Tbk (APLN) didirikan pada tanggal 30 Juli 2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan APLN meliputi usaha dalam bidang real estate. Termasuk pembebasan tanah pengembang dan penjualan tanah Pada tanggal 01 November 2010. APLN memperoleh pernyataan efektif bapepam- LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham APLN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.150 000 000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham serta harga penawaran Ro 365 per saham.
3. Ciputra Development (CTRA)
Ciputra Development (CTRA) didirikan Oktober 1981 dengan PT Citra Habitat Indonesia memulai kegiatan usaha Ciputra Development (CTRA) World DBS Bank Tower Lanta: 39 J1 Prof Dr Xxxx 3-5, Jakarta 12940-Indonesia Pada tanggal 18 Februari 1994 CTRA memperoleh pernyataan efektif dan Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CTRA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal 1000 per saham dengan harga penawaran Rp5.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada (IPO) kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal tanggal 28 Maret 1994.
4. Pakuwon Jati Tbk (PWON)
Pakuwon Jati Tbk (PWON) didirikan pada tahun 1982 dan terdaftar di Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sejak tahun 1986, Pakuwon Jati adalah nama merek mapan dengan lebih dari 25 tahun pengalaman sukses pengembangan, pemasaran dan operasional property. Perusahaan terintegrasi secara vertical di seluruh rantai nilai real estate penuh dari pembebasan lahan, pengembangan property, pemasaran dan manajemen operasional. Pakuwon Jati adalah pelopor konsep superblock di Indonesia, pengembangan mixed-use terpadu skala besar pusat perbelanjaan ritel, perkantoran, kondominium dan hotel. Its track record yang sukses dan reputasi dalam industry property telah mengamankan hubungan jangka
panjang yang kuat dengan penyewa dan pembeli, yang menyediakan platform yang stabil untuk ekspansi bisnis pesat.
5. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama PP (Persero) Tbk (PTPP) didirikan 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan, yang merupakan hasil peleburan suatu Perusahaan Bangunan bekas milik Bank Industri Negara ke dalam Bank Pembangunan Indonesia, dan selanjutnya dilebur ke dalam P.N.Pembangunan Perumahan, suatu Perusahaan Negara yang didirikan tanggal 29 Maret 1961. Kantor pusat PTPP beralamat di Jl. Letjend. TB Simatupang No. 00, Xxxxx Xxxx – Xxxxxxx Xxxxx 13760 – Indonesia. Pemegang saham pengendali PP (Persero) Tbk adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen (Saham Seri A Dwiwarna) dan 51,00% di saham Seri B.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan PTPP adalah turut serta melakukan usaha di bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, Engineering Procurement dan Construction (EPC) perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang konstruksi, teknologi informasi, kepariwisataan, perhotelan, jasa engineering dan perencanaan, pengembang untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan adalah Jasa
Konstruksi, Realti (Pengembang), Properti dan Investasi di bidang Infrastruktur dan Energi.
PTPP memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PP Properti Tbk (PPRO). Pada tanggal 29 Januari 2010, PTPP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTPP (IPO) seri B kepada masyarakat sebanyak 1.038.976.500 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp560,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Februari 2010.
6. Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) didirikan 16 Januari 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989. Kantor pusat BSD City terletak di Sinar Mas Land Plaza, BSD Green Office Park, Tangerang. Proyek real estat BSDE berupa Perumahan Bumi Serpong Damai yang berlokasi di Kecamatan Serpong, Kecamatan Legok, Kecamatan Cisauk dan Kecamatan Pagedangan, Propinsi Banten.
Pada tanggal 28 Mei 2008, BSDE memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BSDE (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.093.562.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Juni 2008.
7. Summarecon Xxxxx Xxx (SMRA)
Summarecon Xxxxx Xxx (SMRA) didirikan tanggal 26 November 1975 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 19/6 Kantor Pusat. SMRA berkedudukan di Plaza Summarecon. J. Perinti. Kemerdekaan Xxx Xx 42, Jakarta 13210- Indonesia Pada tanggal 1 Maret 1990. SMRA memperoleh pernyataan efektif dan Bapepam-LK untuk melakukan penawaran Umum Perdana SMRA kepada masyarakat sebanyak 6.667 000 salam dengan nilai nominal Rp1 000.- per saham dan harga penawaran Rp6 800 per saham. Saham- saham tersebut dicatatakan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Mei 1990.
B. Penyajian Data ( Hasil Penelitian)
1. Menentukan Kinerja Keuangan
Analisis laporan keuangan dalam mengukur kinerja perusahaan Di galeri investasi bursa efek indonesia unismuh Makassar bisa dianalisis dengan penggunaan beberapa macam rasio penilaian laporan keuangan meliputi Current Ratio (CR) , Debt to Equity Ratio (DER),Return on Equity (ROE) dan Price earning Ratio (PER) Adapun rincian dan penjelasan dari masing-masing rasio diuraikan sebagai berikut:
a) Current Ratio (CR)
Current Ratio=
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐾𝑒w𝑎j𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Dalam penelitian ini Current Ratio (CR) diperoleh dengan rumus:
Table 4.1
Current Ratio (CR) Sektor Properti Periode 2014-2020
NO | Kode | Current Ratio (CR) | ||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | ASRI | 1,14 | 0,72 | 0,9 | 0,74 | 0,65 | 1,31 | 1,56 |
2 | APLN | 1,83 | 1,39 | 1,07 | 1,31 | 1,06 | 1,66 | 1,90 |
3 | CTRA | 1,43 | 1,50 | 1,87 | 1,94 | 2,02 | 2,17 | 1,78 |
4 | POWN | 5,5 | 4,7 | 1,32 | 1,71 | 6,75 | 5,17 | 7,43 |
5 | PTPP | 0,14 | 1,39 | 1,55 | 1,45 | 1,42 | 1,31 | 1,21 |
6 | BSDE | 2,05 | 2,73 | 2,91 | 2,37 | 3,36 | 3,62 | 2,37 |
7 | SMRA | 1,59 | 1,65 | 2,05 | 1,46 | 1,45 | 1,24 | 1,42 |
Rata-rata | 1,95 | 2,01 | 1,67 | 1,57 | 2,39 | 2,35 | 2,52 |
Sumber : Data diolah , 2022
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan nilai current ratio (CR) dari 7 perusahaan sektor property yang terdaftar di BEI periode 2014-2020 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata current ratio (CR) pada tahun 2014 sebesar 1,95, pada tahun 2015 sebesar 2,01, pada tahun 2016 sebesar
1,67, pada tahun 2017 sebesar 1,57, pada tahun 2018 sebesar 2,39, pada tahun 2019 sebesar 2,35 dan pada tahun 2020 sebesar 2,52.Nilai current ratio (CR) yang tertinggi tahun 2014 sebesar 5,5, pada tahun 2015 sebesar 4.7, pada tahun 2016 sebesar 2,91, pada tahun 2017 sebesar
2,37, pada tahun 2018 sebesar 6,75, pada tahun 2019 sebesar 5,17 dan pada tahun 2020 7,43. Nilai current ratio (CR) yang terendah pada tahun 2014 sebesar 0,14, pada tahun 2015 sebesar 0,72, pada tahun 2016
sebesar 0,9, pada tahun 2017 sebesar 0,74, pada tahun 2018 sebesar
0,65, pada tahun 2019 sebesar 1,24 dan pada tahun 2020 sebesar 1,21.
b). Debt to Earning Ratio (DER)
Dalam penelitian ini Dept to Earning Ratio (DER) diperoleh dengan rumus:
DER =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Table 4.2
Debt to Earning Ratio (DER) Sektor Properti Periode 2014-2020
NO | Kode | Debt to Equity Ratio (DER) | ||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | ASRI | 1,04 | 1,12 | 1,09 | 0,81 | 0,81 | 0,74 | 0,81 |
2 | APLN | 1,83 | 1,39 | 1,07 | 1,31 | 1,06 | 1,66 | 1,90 |
3 | CTRA | 0,53 | 0,63 | 0,46 | 0,49 | 0,51 | 0,52 | 0,57 |
4 | POWN | 1,0 | 1,0 | 0,87 | 0,82 | 0,63 | 0,44 | 0,50 |
5 | PTPP | 5,24 | 2,74 | 1,89 | 1,93 | 2,22 | 2,48 | 2,81 |
6 | BSDE | 0,23 | 0,35 | 0,30 | 0,31 | 0,46 | 0,39 | 0,49 |
7 | SMRA | 0,68 | 0,82 | 0,91 | 0,96 | 0,95 | 0,95 | 1,04 |
Rata-rata | 1,51 | 1,15 | 0,94 | 0,95 | 0,95 | 1,03 | 1,16 |
Sumber : Data diolah , 2022
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan nilai Debt to Earning Ratio (DER) dari 7 perusahaan sektor property yang terdaftar di BEI periode 2014-2020 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Debt to Earning Ratio (DER) pada tahun 2014 sebesar 1,51, pada tahun 2015 sebesar 1,15, pada tahun 2016 sebesar 0,94, pada tahun 2017
sebesar 0,95, pada tahun 2018 sebesar 0,95, pada tahun 2019 sebesar 1,03 dan pada tahun 2020 sebesar 1,16.Nilai Debt to Earning Ratio (DER) yang tertinggi tahun 2014 sebesar 5,24, pada tahun 2015 sebesar 2,74, pada tahun 2016
sebesar 1,89, pada tahun 2017 sebesar 1,93, pada tahun 2018 sebesar 2,22,
pada tahun 2019 sebesar 2,48 dan pada tahun 2020 2,81. Nilai Debt to Earning Ratio (DER) yang terendah pada tahun 2014 sebesar 0,23, pada tahun 2015 sebesar 0,35, pada tahun 2016 sebesar 0,30, pada tahun 2017 sebesar 0,31,
pada tahun 2018 sebesar 0,46, pada tahun 2019 sebesar 0,39 dan pada tahun
2020 sebesar 0,49.
c). Return On Equity (ROE)
ROE = 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
𝐸𝐴𝑇
Dalam penelitian ini Return On Equity (ROE) diperoleh dengan rumus:
Table 4.3
Return On Equity (ROE) Sektor Properti Periode 2014-2020
NO | Kode | Return on Equity (ROE) | ||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | ASRI | 0,18 | 0,1 | 0,07 | 0,16 | 0,25 | 0,1 | 0,11 |
2 | APLN | 0,13 | 0,13 | 0,10 | 0,75 | 0,02 | 0,01 | 0,015 |
3 | CTRA | 0,17 | 0,15 | 0,08 | 0,07 | 0,08 | 0,08 | 0,09 |
4 | POWN | 0,41 | 0,18 | 0,15 | 0,15 | 0,0015 | 0,17 | 0,04 |
5 | PTPP | 0,30 | 0,32 | 0,13 | 0,08 | 0,15 | 0,07 | 0,02 |
6 | BSDE | 0,22 | 0,11 | 0,083 | 0,177 | 0,056 | 0,093 | 0,014 |
7 | SMRA | 0,,25 | 0,14 | 0,07 | 0,6 | 0,08 | 0,06 | 0,03 |
Rata-rata | 0,24 | 0,16 | 0,10 | 0,28 | 0,09 | 0,08 | 0,05 |
Sumber : Data diolah , 2022
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan nilai Return On Equity (ROE) dari 7 perusahaan sektor property yang terdaftar di BEI periode 2014-2020 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Return On Equity (ROE) pada tahun 2014 sebesar 0,24, pada tahun 2015 sebesar 0,16, pada tahun 2016 sebesar 0,10, pada tahun
2017 sebesar 0,28, pada tahun 2018 sebesar 0,09, pada tahun 2019 sebesar 0,08 dan pada tahun 2020 sebesar 0,05.Nilai Return On Equity (ROE) yang tertinggi tahun 2014 sebesar 0,41, pada tahun 2015 sebesar 0,32, pada tahun
2016 sebesar 0,15, pada tahun 2017 sebesar 0,75, pada tahun 2018 sebesar
2,25, pada tahun 2019 sebesar 0,17 dan pada tahun 2020 0,11. Nilai Return On Equity (ROE) yang terendah pada tahun 2014 sebesar 0,13, pada tahun 2015 sebesar 0,1, pada tahun 2016 sebesar 0,07, pada tahun 2017 sebesar 0,07,
pada tahun 2018 sebesar 0,0015, pada tahun 2019 sebesar 0,01 dan pada tahun
2020 sebesar 0,02.
d). Earning Per Share (EPS)
EPS =
laba bersih
jumlah saham beredar
Dalam penelitian ini Earning Per Share (EPS) diperoleh dengan rumus:
Table 4.4
Earning Per Share (EPS) Sektor Properti Periode 2014-2020
NO | Kode | Earning Per Share (EPS) | ||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | ASRI | 55,85 | 30,36 | 25,89 | 70,23 | 49,37 | 51,48 | 69,74 |
2 | APLN | 41,56 | 41,47 | 32,63 | 70,83 | 15,95 | 0,45 | 6,17 |
3 | CTRA | 87 | 84 | 55 | 48 | 64 | 62 | 71 |
4 | POWN | 52,23 | 26,20 | 34,69 | 38,89 | 52,80 | 44,65 | 12,47 |
5 | PTPP | 110 | 153 | 206 | 234 | 242 | 132 | 21 |
6 | BSDE | 21,19 | 11,24 | 93,32 | 25,56 | 67,43 | 14,70 | 14,12 |
7 | SMRA | 96 | 59 | 21,60 | 25,10 | 31,10 | 35,7 | 12,47 |
Rata-rata | 66,26 | 57,90 | 67,02 | 73,23 | 74,66 | 48,71 | 29,57 |
Sumber : Data diolah , 2022
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan nilai Earning Per Share (EPS) dari 7 perusahaan sektor property yang terdaftar di BEI periode 2014-2020 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Earning Per Share (EPS) pada tahun 2014 sebesar 66,26, pada tahun 2015 sebesar 57,90, pada tahun 2016 sebesar 67,02, pada tahun
2017 sebesar 73,23, pada tahun 2018 sebesar 74,66, pada tahun 2019 sebesar
48,71 dan pada tahun 2020 sebesar 29,57 .Nilai Earning Per Share (EPS) yang tertinggi tahun 2014 sebesar 110, pada tahun 2015 sebesar 153, pada tahun
2016 sebesar 206, pada tahun 2017 sebesar 234, pada tahun 2018 sebesar 242, pada tahun 2019 sebesar 132 dan pada tahun 2020 71. Nilai Earning Per Share (EPS) yang terendah pada tahun 2014 sebesar 21,19, pada tahun 2015 sebesar 11,24, pada tahun 2016 sebesar 21,60, pada tahun 2017 sebesar 25,10, pada
tahun 2018 sebesar 15,95, pada tahun 2019 sebesar 0,45 dan pada tahun 2020
sebesar 6,17.
2. Menentukan Harga Saham
Tabel 4.5
Harga Saham Sektor Properti 2014-2020
NO | Kode | Harga Saham | ||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | ASRI | 560 | 343 | 352 | 356 | 312 | 238 | 242 |
2 | APLN | 335 | 334 | 210 | 210 | 152 | 177 | 188 |
3 | CTRA | 1229 | 1451 | 1335 | 1185 | 1010 | 1040 | 985 |
4 | POWN | 515 | 496 | 565 | 685 | 620 | 570 | 510 |
5 | PTPP | 3398 | 3683 | 3810 | 2640 | 1805 | 1585 | 1865 |
6 | XXXX | 0000 | 0000 | 1775 | 0000 | 0000 | 0000 | 1225 |
7 | SMRA | 1520 | 1650 | 1325 | 945 | 805 | 1005 | 805 |
Rata-rata | 1337 | 1394 | 1339 | 1103 | 851 | 839 | 831 |
Sumber :Data diolah ,2022
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan nilai harga saham dari 7 perusahaan sektor property yang terdaftar di BEI periode 2014-2020 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata harga saham pada tahun 2014 sebesar 1337, pada tahun 2015 sebesar 1394, pada tahun 2016 sebesar 1339, pada tahun
2017 sebesar 1103, pada tahun 2018 sebesar 851, pada tahun 2019 sebesar 839 dan pada tahun 2020 sebesar 831. Nilai harga saham yang tertinggi pada tahun 2014 sebesar 3398, pada tahun 2015 sebesar 3683, pada tahun
2016 sebesar 3810, pada tahun 2017 sebesar 2640, pada tahun 2018
sebesar 1805, pada tahun 2019 sebesar 1585 dan pada tahun 2020 sebesar 1865. Nilai harga saham yang terendah pada tahun 2014 sebesar 335, pada tahun 2015 sebesar 334, pada tahun 2016 sebesar 210, pada tahun 2017
sebesar 210, pada tahun 2018 sebesar 152, pada tahun 2019 sebesar 117
dan pada tahun 2020 sebesar 188.
3. Uji Asumsi Klasik
Asusmsi yang harus dipenuhi dalam analisis regresi meliputi: Uji normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Tabel 4.6
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual | ||
N | 49 | |
Mean | 0E-7 | |
Normal Parametersa,b | Std. Deviation | 647.2782196 6 |
Most Extreme Differences | Absolute | .099 |
Positive | .099 | |
Negative | -.062 | |
Xxxxxxxxxx-Xxxxxxx Z | .696 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .718 |
Sumber: Output Spss 20, 2022
Berdasarkan tabel 4.6 jika nilai Asymp.sig 0.718 yang berarti nilai sig > 0.05, maka hasil perolehan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan data pada penelitian ini berdistribusi normal.
b. Uji Multikolineraritas
Tabel 4.7
Uji Multikoliearitas
Coefficientsa
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
(Constant) | 257.860 | 270.124 | .955 | .345 | ||||
CR | 31.442 | 70.171 | .053 | .448 | .656 | .867 | 1.154 | |
1 | DER | 270.347 | 128.539 | .271 | 2.103 | .041 | .737 | 1.356 |
ROE | -293.684 | 710.991 | -.047 | -.413 | .682 | .966 | 1.036 | |
EPS | 8.817 | 2.003 | .539 | 4.401 | .000 | .817 | 1.225 |
Sumber: Output Spss 20, 2022
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan jika nilai tolerance CR = 0.876, DER
= 0,737, ROE = 0.966 dan EPS = 0,817 berarti nilai tolerance > 0.10. Berdasarkan VIF < 10.00. Hasil perolehan tersebut memperlihatkan bahwa penggunaan data pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.8
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
(Constant) | 317.565 | 138.374 | 2.295 | .027 | ||
CR | 1.071 | 35.946 | .004 | .030 | .976 | |
1 | DER | 104.231 | 65.845 | .257 | 1.583 | .121 |
ROE | 447.288 | 364.212 | .174 | 1.228 | .226 | |
EPS | .623 | 1.026 | .094 | .607 | .547 |
Sumber: Output Spss 20, 2022
Berdasarkan tabel 4.8 bahwa uji heteroskedasitisitas tidak terjaadi gejala heteroskedasitisitas karena dilihat dari nilai sig dari 0.05. Sedangkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikasi dari masing-masing variabel lebih besar dari niliai sig 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat gejala heteroskedasitisitas.
c. Uji Autokolerasi
Dalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan uji Xxxxxx Xxxxxx. Sebuah data dikatakan bebas autokorelasi apabila nilai Xxxxxx Xxxxxx berada diantara Du dan 4-Du. Hasil uji autokorelasi yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.9
Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Xxxxxx-Xxxxxx |
1 | .379a | .144 | .066 | 346.31878 | 1.431 |
Sumber: Output Spss 20, 2022
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh nilai Xxxxxx Xxxxxx sebesar 1.431 sedangkan nilai dU (dilihat dari tabel Xxxxxx Xxxxxx) sebesar 1.7210 , nilai 4 – dU sebesar 2,279 dan nilai dl sebesar 1.3701. Sehingga nilai Xxxxxx Xxxxxx berada dianatara dl < d < du yaitu 1.3701 < 1.431 < 1.7210. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini yaitu tidak ada kesimpulan
4. Analisis Data Regresi Berganda
Berdasarkan tabel 4.7 , diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 257.860 + 31.442 CR + 270.347 DER – 293.684 ROE + 8.817 EPS + e
Pada persamaan diatas menunjukka pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Adapun maksud dari koefisien regresi liniear berganda tersebut adalah:
1) b0 = 257.860
Hasil tersebut berarti, apabila Current Ratio, Debt to Equity, Return on Equity dan Earning Per Share sama dengan 0, maka harga saham perusahaan sebesar 257.860 satuan.
2) b1 = 31.442
Hasil tersebut berarti, apabila kenaikan Current Ratio sebesar 1 satuan, maka harga saham perusahaan meningkat sebesar 31.442 satuan.Dengan asumsi variable adalah konstan.
3) b2= -0.917
Hasil tersebut berarti, apabila kenaikan Debt to Equity sebesar 1 satuan, maka harga saham perusahaan meningkat sebesar 270.347 satuan.Dengan asumsi variable adalah konstan.
4) b3 = - 293.638
Hasil tersebut berarti, apabila kenaikan Return on Equity sebesar 1 satuan, maka harga saham perusahaan menurun sebesar – 293.684 satuan. Dengan asumsi variable adalah konstan.
5) b4 = 8.817
Hasil tersebut berarti, apabila kenaikan Earning Per Share sebesar 1 satuan, maka harga saham perusahaan meningkat sebesar 8.817 satuan.Dengan asumsi variable adalah konstan.
5. Uji Hipotesis
1. Xxx Xxxxxxx (Uji t)
Uji t bertujuan untuk membuktikan pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Artinya pada penelitian ini pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity dan Earaning Per Share terhadap harga saham secara individual, dengan asumsi bahwa variabel lain tetap konstan. Berdasarkan hasil pengujian di peroleh hasil:
a. Pengujian pengaruh variabel Current Ratio terhadap variabel harga saham Berdasarkan hasil olah data yang di peroleh T hitung sebesar 0.448 <
dari nilai T tabel yaitu 2.01537 sehinga dapat di simpulkan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Adapun hasil olah data yang diperoleh nilai Sig = 0.656 > dari Level of Significant= 0.05, jadi H0 diterima, dapat di simpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara Current Ratio terhadap harga saham. Dengan demikian maka hipotesis 1 ditolak.
b. Pengujian pengaruh variabel Debt to Equty Ratio terhadap variabel harga saham
Berdasarkan hasil olah data yang di peroleh T hitung sebesar 2.103 > dari nilai T tabel yaitu 2.01537 sehinga dapat di simpulkan bahwa Debt to Equty Ratio berpengaruh terhadap harga saham. Adapun hasil olah data yang diperoleh nilai Sig = 0.041 < dari Level of Significant= 0.05, jadi H0 ditolak, dapat di simpulkan
bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara Deb to Equty terhadap harga saham. Dengan demikian maka hipotesis 2 diterima.
c. Pengujian pengaruh variabel Return on Equity terhadap variabel harga saham Berdasarkan hasil olah data yang di peroleh T hitung sebesar -0.413 < dari
nilai T tabel yaitu 1.68023 sehinga dapat di simpulkan bahwa Return on Equity tidak berpengaruh terhadap harga saham. Adapun hasil olah data yang diperoleh nilai Sig = 0.682 > dari Level of Significant = 0.05, jadi H0 diterima, dapat di simpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara Return on Equityterhadap harga saham. Dengan demikian maka hipotesis 3 ditolak.
d. Pengujian pengaruh variabel Earning Per Share terhadap variabel harga saham Berdasarkan hasil olah data yang di peroleh T hitung sebesar 4.401 > dari
nilai T tabel yaitu 2.01537. sehinga dapat di simpulkan bahwa Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham. Adapun hasil olah data yang diperoleh nilai Sig = 0.000 < dari Level of Significant = 0.05, jadi H0 ditolak, dapat di simpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara Earning Per Share terhadap harga saham. Dengan demikian maka hipotesis 4 diterima.
6. Uji Determinasi ( R2 )
Uji koefisien determinasi ( R2 ) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen (Current Ratio,Debt to Equity Ratio,Return on Equity dan Earning Per Share) dalam menjelaskan variabel dependen (Harga Saham) dan dapat dihitung melalui rumus :
R2 X 100%
Tabel 4.10
Hasil Uji Determinasi (R2)
Model Summary
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .678a | .460 | .411 | 676.06005 |
Sumber: Output Spss 20, 2022
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa nilai R Square sebesar
0.460. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Debt to Equity, Return on Equity dan Earning Per Share memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada sektor properti yang terdaftar di BEI yaitu 46%. Sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di teliti pada penelitian ini sebesar 54%
C. Analisis dan Interprestsi (Pembahasan)
1. Current Ratio terhadap harga saham
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan nilai current ratio tidak berdampak pada naik turunnya harga saham.
Nilai current ratio (CR) yang tinggi belum tentu baik dalam hal profitabilitas suatu perusahaan. Sawir (2005:9) menyatakan bahwa current ratio (CR) apabila terlalu tinggi maka tidak selamanya baik bagi perusahaan karena dalam kondisi tertentu menunjukkan bahwa banyak dana perusahaan yang menganggur yang tidak digunakan secara efisien (sedikit aktivitas) yang pada akhirnya dapat menurunkan kemampuan laba perusahaan.Jika kemampuan dalam menghasilkan laba suatu perusahaan
menurun maka hal ini bisa memberikan sinyal negatif bagi investor untuk menanamkan modalnya.
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Xxxxxxxx (2017) dan Puspitasari (2018) dengan hasil Current Ratio (CR) berpengaruh negative terhadap harga saham, karena penelitian ini menghasilkan nilai Current Ratio (CR) yang tinggi tetapi dan belum tentu baik dalam hal profitabilitas suatu perusahaan .Tetapi tidak sejalan dengan hasil penelitian Xxxxx Xxxx, dan Xxx Xxxxxxx dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail& Properti Di Indonesia” menyatakan bahwa Current ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan retail dan properti di Indonesia Karena, penelitian ini menghasilkan nilai Current Ratio (CR) yang baik dan dapat mempengaruhi harga saham.
2. Debt to Equity Ratio terhadap harga saham
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhada harga saham.
Ketika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, maka kinerja keuanganperusahaan dinilai baik dan akan menarik minat investor, karena dianggap tidak berisiko untuk menanggung hutang yang dimiliki perusahaan, sehingga harga saham juga meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan saham dari investor.
Hasil tersebut sesuai dan menerima teor iyang diungkapkan oleh Xxxxxxxxxx dan Xxxxxx yangdikutip oleh Xxxxxxx menyebutkan bahwa dimana apabila semua asumsi terpenuhi maka perusahaan akan semakin baik jika menggunakan hutang yang lebih besar karena akan menyebabkan
pengurangan pajak yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dipasar modal. Jika nilai pasar meningkat maka saham di pasar modal juga akan meningkat.
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Novitasari (2015) dan Xxxxxxx (2017) yang menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap harga saham, karana penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) mampu memenuhi kewajibannya, maka kinerja keuangan perusahaan dinilai baik dan akan menarik minat investor, karena dianggap tidak berisiko untuk menanggung hutang yang dimiliki perusahaan, sehingga harga saham juga meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan saham dari investor.Tetapi tidak sejalan hasil penelitian dari Yerrika (2009) dan Anggara (2011) dimana secara parsial variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, karena penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka kinerja keuangan perusahaan menurun dan akan mengurangi minat investor, karena dianggap tidak dapat menanggung hutang yang dimiliki perusahaan, sehingga harga saham juga menurun
3. Return on Equity terhadap harga saham
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return on Equity berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhada harga saham.
Semakin tinggi nilai Return on Equity belum tentu baik dalam hal profitabilitas suatu perusahaan. Hasil ini tidak sesuai dengan teori signalling yang mengindikasikan dengan adanya ROE, menunjukan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang
saham, semakin tinggi ROE akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar kepada pemegang saham. Informasi peningkatan ROE akan diterima pasar sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan akan saham meningkat sehingga harganya pun akan naik.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Sasongko (2006) menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, karena penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Return on Equity (ROE) belum tentu semakin baik dan dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar kepada pemegang saham.Tetapi tidak sejalan dengan penelitian Ratih (2013) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham karena, penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai Return on Equity (ROE) akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar kepada pemegang saham.
4. Earning Per Share terhadap harga saham
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan nilai EPS berdampak pada naik turunnya harga saham.
Hal ini sejalan dengan pendapat Houston dan Brigham (2001), laba per saham atau EPS adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada para pemegang sahamnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham,mencerminkan semakin besar
keberhasilan suatu perusahaan yang nantinya akan tercermin pada harga saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lingga Sundagumi, dan AbqariUlil Hartono dengan judul penelitian “Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Sektor Agrikultur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018” menyatakan bahwa earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sektor agrikultur di BEI periode 2014-2018.Tetapi tidak sejalan dengan hasil penelitian Xxxxx Xxxxxxxxx dengan judul penelitian “Pengaruh Ukuran Perusahaan, ROE, DER Dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015 - 2019” menyatakan bahwa earning per share (EPS) tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 2015-2019.
BAB V
A. Kesimpulan
PENUTUP
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Current Ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2020. Xxxx berarti bahwa tingkat kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya tidak berpengaruh terhadap harga saham.
2. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2020. Xxxx berarti bahwa tingkat kemampuan sebuah perusahaan dalam menggunakan modal pemilik berpengaruh terhadap harga saham.
3. Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2020. Xxxx berarti bahwa tingkat kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba tidak berpengaruh terhadap harga saham.
4. Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2020. Xxxx berarti bahwa nilai buku per lembar saham sebuah perusahaan dalam mendistribusikan
72
73
pendapatan yang diperoleh kepada pemegang saham berpengaruh terhadap harga saham.
B. Saran
Dalam penelitian ini terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam penelitian selanjutnya. Beberapa kekurangan yang dimiliki penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel independen yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas,rasio profitabilitas dan rasio pasar. Pada penelitian selanjutnya dapat ditambahkan variabel aktivitas sebagai variabel indevenden.
2. Dilihat dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa DER dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham, jadi saran bagi perusahaan adalah agar perusahaan mampu terus meningkatkan kinerja dalam meningkatkan keuntungan dari aset dan laba per saham, agar dapat meningkatkan harga saham pula.
3. Penelitian ini hanya menggunakan laporan keuangan 5 tahun yaitu dari tahun 2016-2020. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode waktu yang lebih panjang.
4. Penelitian ini menggunakan sektor properti yang terdaftar di BEI.Pada penelitian selanjutnya,dapat menggunakan sub sektor lainnya seperti sektor pertambangan ,sektor transportasi sektor financial dll.
DAFTAR PUSTAKA
Xxxxx. Xxxxxxxxx. 2013. Metode Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ary, Xxxxxx Xxxxxxx. 2011. Manajemen Investasi, Konsep, Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Xxxxxx, Xxxx. (2017). Ekonometrika dan Aplikasi dalam Ekonomi.
Yogyakarta : Danisa.
Xxxxxxx, Xxxxx F. dan Xxxx X Xxxxxxx. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku Kedua, Edisi11 alih bahasa Xxx Xxxxx .Jakarta: Salemba Empat.
Xxxxxxx, X. Xxxxxx xxx Xxxx X. Houston. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Xxxxxxxxx, X. (2017). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger atau Akuisisi ( Studi Empiris Pada Perusahaan Merger Dan Pengakuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012- 2014 ) the Difference Analysis of Financial Performance Befo. Jurnal Profita, (7), 2–14.
Databoks.katadata (2020) lima laba perusahaan properti anjloksaat pandemi covid-19,diakases 17 januari 2022 dari www.databoks.katadata.coDosen akuntansi (2018) Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Para Ahli Terlengkap Available at :xxxxx://xxxxxxxxxxxxxx.xxx/xxxxxxxxxx-xxxxxxx- keuangan (diakses pada 23 April 2021)
Xxxxx, Xxxxx. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan kedua. Alfabeta.
Bandung.
Xxxxx,Xxxxx.2018. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta. Xxxxxxx ,Xxxx. 2011.”Aplikasi Analisis Multirvariate Dengan Program SPSS”.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegori
Investasi Kontan. (2018) Trend Penurunan Harga Emiten Saham Sektor Properti, Diakses 16 januari 2022 dari xxx.xxxxxxxxx.xxxxxx.xx.xx.
I Xxxx Xxxxxx. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik.
Jakarta: Erlangga
Investasi Kontan. (2020) News penurunan indeks harga saham pada sektor properti, diakses 17 januari 2022 dari xxx.xxxxxxxxx.xxxxxx.xx.xx
75
Xxxxxxxx, X. (2018). Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Sebelum Dan Sesudah Initial Public Offering
Kodrat, D. S. dan Xxxxxxxxx Xxxxxxxxxxx. 2010. Manajemen Investasi (Pendekatan Teknikal dan Fundamental Untuk Analisis Saham). Yogyakarta: Graha Ilmu
Xxxxxxx dan Xxxx Xxxxxxx. 2010. Manajemen Keuangan . Edisi 7. Ghalia Indonesia. Jakarta
Xxxxxxx, Xxxxxxxxxxx. 2005 Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, PT Elex Media Komputindo,Jakarta.
Xxxxxxxx, Dermawan. 2012. Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Xxxxxxxx, I Xxxx Xxxx, dan I Xxxx XxxXxxxxxxx. (2017). Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio Dan Return On Assets Pada Harga Saham E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 21, No 2. Universitas Udayana Bali
Xxxxxxxxxx, Xxxxxxxx. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Xxxxxxxxx, xxxxxxx & Xxxx Xxxxxxx. (2013). Pengaruh return on asset (ROA), current ratio (CR), return on equity (ROE) debt to equity ratio (DER), dan earning per share (EPS) terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di BEI. Bandung: Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur dan Teknik Sipil), Vol. 5.
.
BIOGRAFI PENULIS
XXX’XXXX Xxxxxxxxx Xxxx lahir di Pacore pada tanggal 21 Juni 2000 dari pasangan suami istri Xxxxx M.Xxxxx dan Ibu Xxxxx. Peneliti adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Desa Lalabata Kecamatan Tanet Rilau Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu SD Inpers Pacore lulus pada tahun 2012, SMP Negeri 4 Tanete Rilau lulus pada tahun 2015, SMA Negeri 1 Tanete Rilau lulus pada tahun 2018, dan pada tahun yang sama melanjutkan studi di Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.
LAMPIRAN
LAMPIRAN I: Perusahaan Sektor Properti Yang Terdaftar di BEI
No | Kode Saham | Nama Perusahaan |
1 | ADCP | Adhi Commuter Properti Tbk. |
2 | AMAN | Makmur Berkah Xxxxxx Xxx. |
3 | APLN | Xxxxx Xxxxxxxx Land Tbk. |
4 | ARMY | Armidian Karyatama Tbk. |
5 | ASPI | Andalan Sakti Primaindo Tbk. |
6 | ASRI | Alam Sutera Realty Tbk. |
7 | ATAP | Trimitra Prawara Goldland Tbk. |
8 | BAPA | Bekasi Xxxx Pemula Tbk. |
9 | BAPI | Bhakti Agung Propertindo Tbk. |
10 | BBSS | Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk |
11 | BCIP | Bumi Citra Permai Tbk. |
12 | BEST | Bekasi Fajar Industrial Estate |
13 | BIKA | Binakarya Xxxx Xxxxx Tbk. |
14 | BIPP | Bhuwanatala Indah Permai Tbk. |
15 | BKDP | Bukit Darmo Property Tbk |
16 | BKSL | Sentul City Tbk. |
17 | BSDE | Bumi Serpong Damai Tbk. |
18 | CITY | Natura City Developments Tbk. |
19 | COWL | Cowell Development Tbk. |
20 | CPRI | Capri Nusa Satu Properti Tbk. |
21 | CSIS | Cahayasakti Investindo Sukses |
22 | CTRA | Ciputra Development Tbk. |
23 | DADA | Diamond Citra Propertindo Tbk. |
24 | DART | Duta Anggada Realty Tbk. |
25 | DILD | Intiland Development Tbk. |
26 | DMAS | Puradelta Lestari Tbk. |
27 | DUTI | Duta Pertiwi Tbk |
28 | ELTY | Bakrieland Development Tbk. |
29 | EMDE | Megapolitan Developments Tbk. |
30 | FMII | Fortune Mate Indonesia Tbk |
31 | FORZ | Forza Land Indonesia Tbk. |
32 | GAMA | Aksara Global Development Tbk. |
33 | GMTD | Gowa Makassar Tourism Developm |
34 | GPRA | Perdana Gapuraprima Tbk. |
35 | GWSA | Greenwood Sejahtera Tbk. |
36 | HOMI | Grand House Mulia Tbk. |
37 | INDO | Royalindo Investa Xxxxxx Xxx. |
38 | INPP | Indonesian Paradise Property Tbk |
39 | IPAC | Era Graharealty Tbk. |
40 | JRPT | Jaya Real Property Tbk. |
41 | KBAG | Karya Bersama Anugerah Tbk. |
42 | KIJA | Kawasan Industri Jababeka Tbk. |
43 | KOTA | DMS Propertindo Tbk. |
44 | LAND | Trimitra Propertindo Tbk. |
45 | LCGP | Eureka Prima Jakarta Tbk. |
46 | LPCK | Lippo Cikarang Tbk |
47 | LPKR | Xxxxx Xxxxxxxx Tbk. |
48 | LPLI | Star Pacific Tbk |
49 | MDLN | Modernland Realty Tbk. |
50 | MKPI | Metropolitan Xxxxxxxx Xxx. |
51 | MMLP | Mega Manunggal Property Tbk. |
52 | MPRO | Maha Properti Indonesia Tbk. |
53 | MTLA | Metropolitan Land Tbk. |
54 | MTSM | Metro Realty Tbk. |
55 | MYRX | Xxxxxx International Tbk. |
56 | NIRO | City Retail Developments Tbk. |
57 | XXXX | Xxxxxxxxx Almazia Tbk. |
58 | MORE | Indonesia Prima Property Tbk |
59 | PAMG | Bima Sakti Pertiwi Tbk. |
60 | PLIN | Plaza Indonesia Realty Tbk. |
61 | POLI | Pollux Hotels Group Tbk. |
62 | POLL | Pollux Properties Indonesia Tb |
63 | POSA | Bliss Properti Indonesia Tbk. |
64 | PPRO | PP Properti Tbk. |
65 | PUDP | Pudjiadi Prestige Tbk. |
66 | PURI | Puri Global Sukses Tbk. |
67 | PWON | Pakuwon Jati Tbk. |
68 | RBMS | Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk |
69 | RDTX | Roda Vivatex Tbk |
70 | REAL | Repower Asia Indonesia Tbk. |
71 | RIMO | Rimo International Lestari Tbk |
72 | ROCK | Rockfields Properti Indonesia |
73 | RODA | Pikko Land Development Tbk. |
74 | SATU | Kota Satu Properti Tbk. |
75 | SMDM | Suryamas Dutamakmur Tbk. |
76 | SMRA | Summarecon Xxxxx Xxx. |
77 | TARA | Agung Semesta Sejahtera Tbk. |
78 | TRIN | Perintis Triniti Properti Tbk. |
79 | TRUE | Triniti Dinamik Tbk. |
80 | URBN | Urban Jakarta Propertindo Tbk |
LAMPIRAN II: 7 Perusahaan Sektor Properti Yang Terdaftar di BEI
No | Kode Perusahaan | Nama Perusahaan |
1 | ASRI | PT Alam Sutera Reality Tbk |
2 | APLN | PT Xxxxx Xxxxxxxx Land Tbk |
3 | CTRA | PT Ciputra Development Tbk |
4 | PWON | PT Pakuwon Jati Tbk |
5 | PTPP | PT Pp Persero Tbk |
6 | BSDE | PT Bumi Serpong Damai Tbk |
7 | SMRA | PT Summarecon Xxxxx Xxx |
LAMPIRAN III: Current Ratio (CR)
NO | Kode | Current Ratio (CR) | ||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | ASRI | 1,14 | 0,72 | 0,9 | 0,74 | 0,65 | 1,31 | 1,56 |
2 | APLN | 1,83 | 1,39 | 1,07 | 1,31 | 1,06 | 1,66 | 1,90 |
3 | CTRA | 1,43 | 1,50 | 1,87 | 1,94 | 2,02 | 2,17 | 1,78 |
4 | POWN | 5,5 | 4,7 | 1,32 | 1,71 | 6,75 | 5,17 | 7,43 |
5 | PTPP | 0,14 | 1,39 | 1,55 | 1,45 | 1,42 | 1,31 | 1,21 |
6 | BSDE | 2,05 | 2,73 | 2,91 | 2,37 | 3,36 | 3,62 | 2,37 |
7 | SMRA | 1,59 | 1,65 | 2,05 | 1,46 | 1,45 | 1,24 | 1,42 |
Rata-rata | 1,95 | 2,01 | 1,67 | 1,57 | 2,39 | 2,35 | 2,52 |
LAMPIRAN VI :Debt to Earning Ratio (DER)
NO | Kode | Debt to Equity Ratio (DER) | ||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | ASRI | 1,04 | 1,12 | 1,09 | 0,81 | 0,81 | 0,74 | 0,81 |
2 | APLN | 1,83 | 1,39 | 1,07 | 1,31 | 1,06 | 1,66 | 1,90 |
3 | CTRA | 0,53 | 0,63 | 0,46 | 0,49 | 0,51 | 0,52 | 0,57 |
4 | POWN | 1,0 | 1,0 | 0,87 | 0,82 | 0,63 | 0,44 | 0,50 |
5 | PTPP | 5,24 | 2,74 | 1,89 | 1,93 | 2,22 | 2,48 | 2,81 |
6 | BSDE | 0,23 | 0,35 | 0,30 | 0,31 | 0,46 | 0,39 | 0,49 |
7 | SMRA | 0,68 | 0,82 | 0,91 | 0,96 | 0,95 | 0,95 | 1,04 |
Rata-rata | 1,51 | 1,15 | 0,94 | 0,95 | 0,95 | 1,03 | 1,16 |
LAMPIRAN V :Return On Equity (ROE)
NO | Kode | Return on Equity (ROE) | ||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | ASRI | 0,18 | 0,1 | 0,07 | 0,16 | 0,25 | 0,1 | 0,11 |
2 | APLN | 0,13 | 0,13 | 0,10 | 0,75 | 0,02 | 0,01 | 0,015 |
3 | CTRA | 0,17 | 0,15 | 0,08 | 0,07 | 0,08 | 0,08 | 0,09 |
4 | POWN | 0,41 | 0,18 | 0,15 | 0,15 | 0,0015 | 0,17 | 0,04 |
5 | PTPP | 0,30 | 0,32 | 0,13 | 0,08 | 0,15 | 0,07 | 0,02 |
6 | BSDE | 0,22 | 0,11 | 0,083 | 0,177 | 0,056 | 0,093 | 0,014 |
7 | SMRA | 0,,25 | 0,14 | 0,07 | 0,6 | 0,08 | 0,06 | 0,03 |
Rata-rata | 0,24 | 0,16 | 0,10 | 0,28 | 0,09 | 0,08 | 0,05 |
LAMPIRAN VI : Earning Per Share (EPS)
NO | Kode | Earning Per Share (EPS) | ||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | ASRI | 55,85 | 30,36 | 25,89 | 70,23 | 49,37 | 51,48 | 69,74 |
2 | APLN | 41,56 | 41,47 | 32,63 | 70,83 | 15,95 | 0,45 | 6,17 |
3 | CTRA | 87 | 84 | 55 | 48 | 64 | 62 | 71 |
4 | POWN | 52,23 | 26,20 | 34,69 | 38,89 | 52,80 | 44,65 | 12,47 |
5 | PTPP | 110 | 153 | 206 | 234 | 242 | 132 | 21 |
6 | BSDE | 21,19 | 11,24 | 93,32 | 25,56 | 67,43 | 14,70 | 14,12 |
7 | SMRA | 96 | 59 | 21,60 | 25,10 | 31,10 | 35,7 | 12,47 |
Rata-rata | 66,26 | 57,90 | 67,02 | 73,23 | 74,66 | 48,71 | 29,57 |
LAMPIRAN VII: Harga Saham
NO | Kode | Harga Saham | ||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | ASRI | 560 | 343 | 352 | 356 | 312 | 238 | 242 |
2 | APLN | 335 | 334 | 210 | 210 | 152 | 177 | 188 |
3 | CTRA | 1229 | 1451 | 1335 | 1185 | 1010 | 1040 | 985 |
4 | POWN | 515 | 496 | 565 | 685 | 620 | 570 | 510 |
5 | PTPP | 3398 | 3683 | 3810 | 2640 | 1805 | 1585 | 1865 |
6 | XXXX | 0000 | 0000 | 1775 | 0000 | 0000 | 0000 | 1225 |
7 | SMRA | 1520 | 1650 | 1325 | 945 | 805 | 1005 | 805 |
Rata-rata | 1337 | 1394 | 1339 | 1103 | 851 | 839 | 831 |
LAMPIRAN VIII: Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual | ||
N | 49 | |
Normal Parametersa,b | Mean | 0E-7 |
Std. Deviation | 647.27821966 | |
Absolute | .099 | |
Most Extreme Differences | Positive | .099 |
Negative | -.062 | |
Xxxxxxxxxx-Xxxxxxx Z | .696 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .718 |
LAMPIRAN XI: Uji Multikoliearitas
Coefficientsa | ||||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
(Constant) | 257.860 | 270.124 | .955 | .345 | ||||
CR | 31.442 | 70.171 | .053 | .448 | .656 | .867 | 1.154 | |
1 | DER | 270.347 | 128.539 | .271 | 2.103 | .041 | .737 | 1.356 |
ROE | -293.684 | 710.991 | -.047 | -.413 | .682 | .966 | 1.036 | |
EPS | 8.817 | 2.003 | .539 | 4.401 | .000 | .817 | 1.225 |
LAMPIRAN X : Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
(Constant) | 317.565 | 138.374 | 2.295 | .027 | ||
CR | 1.071 | 35.946 | .004 | .030 | .976 | |
1 | DER | 104.231 | 65.845 | .257 | 1.583 | .121 |
ROE | 447.288 | 364.212 | .174 | 1.228 | .226 | |
EPS | .623 | 1.026 | .094 | .607 | .547 |
LAMPIRAN XI: Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Xxxxxx-Xxxxxx |
1 | .379a | .144 | .066 | 346.31878 | 1.431 |
LAMPIRAN XII :Hasil Uji Determinasi (R2)
Model Summary
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .678a | .460 | .411 | 676.06005 |