KATA PENGANTAR
STRES KERJA PADA KARYAWAN RESTO HUNGRYPEDIA KRAKATAU SEMARANG
OLEH: XXXXXXX F.131.18.0217
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG
2022
STRES KERJA PADA KARYAWAN RESTO HUNGRYPEDIA KRAKATAU SEMARANG
SKRIPSI
OLEH: XXXXXXX F.131.18.0217
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG
2022
ii
KATA PENGANTAR
Peneliti memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Stres Kerja pada Karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang” dengan tepat waktu dan tanpa halangan apapun.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapat bantuan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan kali ini, peneliti hendak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Xxxx. Xx. Xxxxx Xxxx Xxxxxxxx, X.Xxx, X.Xx., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Semarang.
2. Xxxxx Xxxx Xxxxxxxxx, X.Xxx, X.Xx., Psikolog, selaku Ketua Program Prodi Fakultas Psikologi Universitas Semarang.
3. Bapak Xx. Xxxxx Xxxxxxxx, S.Pd., M.Pd, selaku Dosen Wali yang telah membimbing dan memberikan dorongan untuk menyelesaikan proposal skripsi ini
4. Ibu S.K. Xxxxxxxxx, X.Xxx., M.Psi., Xxxxxxxx, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan sehingga proposal skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Empat orang karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang yang menjadi responden penelitian beserta delapan orang informan yang sudah berkontribusi dalam penelitian ini.
6. Orangtua dan keluarga yang selalu mendukung dan selalu mendo’akan dalam menyelesaikan perkuliahan.
v
7. Xxxxxxx dan teman seperxxxxxan yang selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan perkuliahan.
Peneliti berharap hasil skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Peneliti juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga peneliti berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun.
Xxxxxxxx, Xxxxxxx 2023
Penulis
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang gambaran stres kerja yang dialami oleh karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan teknik wawancara dan observasi serta teknik analisis data dengan menggunakan teknik studi kasus. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka dan teknik studi kasus digunakan untuk menganalisis kondisi yang sedang terjadi pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Responden dalam penelitian ini adalah tiga orang kasir Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Dengan aspek stresk kerja pada fisiologis, psikologis, dan perilaku, serta faktor-faktor yang mengaruhi stres kerja pada karyawan meliputi stresor ekstraorganisasi, stresor organisasi, stresor kelompok dan stresor individu. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat stres kerja yang bersifat negatif dan positif pada masing-masing responden yang ditunjukkand ari aspek fisiologis, psikologis, dan perilaku. Faktor yang dominan memengaruhi stres kerja responden adalah faktor organisasi, namun juga terdapat pengaruh dari faktor ekstraorganisasi, kelompok, dan individu.
Kata kunci: Stres Kerja, Karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang
vii
This study aims to find out more deeply about the description of work stress experienced by employees at Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. In addition, this study also aims to determine the factors that influence work stress on Resto Hungrypedia Krakatau Semarang employees. This study used a qualitative research method with data collection methods using interview and observation techniques and data analysis techniques using case study techniques. The interview technique used was an open interview and a case study technique was used to analyze the current condition of the employees of Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Respondents in this study were three cashiers at Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. With the physiological, psychological and behavioral aspects of work stress, as well as the factors that affect work stress on employees including extra-organizational stressors, organizational stressors, group stressors and individual stressors. The results of this study are that there is negative and positive work stress for each respondent which is shown from the physiological, psychological and behavioral aspects. The dominant factor influencing the respondent's job stress is organizational factors, but there are also influences from extra-organizational, group, and individual factors.
Keywords: Work Stress, Hungrypedia Resto Employees Krakatau Semarang
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR i
HALAMAN JUDUL DALAM ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN iv
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Stres Kerja 13
B. Karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang 16
C. Stres Kerja Pada Karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang 18
ix
A. Metode Penelitian Kualitatif 21
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 32
A. Orientasi Kancah Penelitian 32
D. Identitas dan Latar Belakang Responden 37
X. Xxxxxxxan Hasil Wawancara 104
G. Pembahasan 153
BAB V PENUTUP 164
A. Simpulan 164
B. Saran 166
DAFTAR PUSTAKA 168
LAMPIRAN 171
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 36
Tabel 2 Latar Belakang Pekerjaan Responden 50
Tabel 3 Aspek Fisiologis 56
Tabel 4 Aspek Psikologis 57
Tabel 5 Aspek Perilaku 59
Tabel 6 Faktor Ekstraorganisasi 61
Tabel 7 Faktor Organisasi 62
Tabel 8 Faktor Kelompok 66
Tabel 9 Faktor Individu 68
Tabel 10 Latar Belakang Pekerjaan Responden 70
Tabel 11 Aspek Fisiologis 77
Tabel 12 Aspek Psikologis 78
Tabel 13 Aspek Perilaku 83
Tabel 14 Faktor Ekstraorganisasi 87
Tabel 15 Faktor Organisasi 89
Tabel 16 Faktor Kelompok 94
Tabel 17 Faktor Individu 97
Tabel 18 Rangkuman Hasil Wawancara Gambaran Stres Kerja 104
Tabel 19 Rangkuman Hasil Wawancara Gambaran
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Stres Kerja 109
Tabel 20 Uji Keabsahan Data Responden 1 115
Tabel 21 Uji Keabsahan Data Responden 2 124
xi
Tabel 22 Uji Keabsahan Data Responden 3 134
Tabel 23 Uji Keabsahan Data Responden 4 143
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Verbatim Wawancara Awal Responden 1 173
Verbatim Wawancara Awal Responden 2 176
Verbatim Wawancara Awal Responden 3 179
Verbatim Wawancara Awal Responden 4 182
Verbatim Wawancara 2 Responden 1 187
Verbatim Wawancara 2 Responden 2 195
Verbatim Wawancara 2 Responden 3 202
Verbatim Wawancara 2 Responden 4 209
Verbatim Wawancara Informan 1 Responden 1 217
Verbatim Wawancara Informan 2 Responden 1 225
Verbatim Wawancara Informan 1 Responden 2 233
Verbatim Wawancara Informan 2 Responden 2 242
Verbatim Wawancara Informan 1 Responden 3 249
Verbatim Wawancara Informan 2 Responden 3 256
Verbatim Wawancara Informan 1 Responden 4 264
Verbatim Wawancara Informan 2 Responden 4 272
Lampiran Data Observasi Responden 1 281
Lampiran Data Observasi Responden 2 282
Lampiran Data Observasi Responden 3 283
Lampiran Data Observasi Responden 4 284
Lampiran Buku Bimbingan 285
xiii
BAB I PENDAHULUAN
X. Xxxxx Belakang Masalah
Saat ini, restoran menjadi salah satu industri di bidang jasa yang berkembang cukup pesat. Pesatnya perkembangan bisnis restoran tersebut menyebabkan terjadinya persaingan bisnis yang sangat ketat. Banyak perusahaan industri makanan, baik yang berskala kecil maupun besar, yang bersaing agar tetap dapat bertahan dalam menjalankan bisnisnya (Iroth, Lengkong, & Dotulong, 2018: 2099). Perusahaan industri makanan atau restoran secara umum pasti memiliki tujuan untuk menjadi restoran yang maju, berkembang, memaksimalkan keuntungan, serta mensejahterakan seluruh karyawan yang ada di dalam restoran tersebut (Putri & Sary, 2020: 196). Menurut Xxxxx (dalam Atmaja & Suana, 2019: 7776) perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam persaingan bisnis dan juga memiliki umur panjang harus dapat mengelola sumber daya manusia yang ada di dalamnya yaitu karyawan, sehingga dapat menjadi karyawan yang handal dan dapat bekerja dengan baik. Kualitas karyawan yang baik dapat menjadi keunggulan yang kompetitif bagi sebuah restoran agar dapat membantu restoran bertahan dalam persaingan dunia bisnis serta mencapai tujuan bisnis dengan baik (Iroth, Lengkong, & Dotulong, 2018: 2099).
Xxxxxxxx (dalam Nanda & Xxxxxxxx, 2020: 277) menjelaskan bahwa karyawan merupakan salah satu elemen penting dan berharga dalam sebuah perusahaan, sehingga perusahaan harus memberikan perhatian lebih pada karyawan
1
agar karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan maksimal. Menurut Xxxxxxxxx, Satriawan, & Xxxxxxx (dalam Susanti & Haryani, 2020: 58) karyawan merupakan salah satu aset penting di dalam sebuah perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik, dan juga menghasilkan keuntungan secara optimal, sehingga kualitas karyawan perlu dijaga dan dikembangkan, namun pada kenyataannya banyak restoran yang lebih mengutamakan kepuasan pelanggan di atas karyawan-karyawannya. Belum lagi jika banyak karyawan yang mendapatkan tuntutan kerja yang berat, serta mengalami kendala-kendala dalam pekerjaan yang tak kunjung terselesaikan, hal ini dapat memicu munculnya stres kerja pada karyawan.
Stres kerja merupakan kondisi ketidakmampuan seorang karyawan dalam mengatasi tekanan-tekanan emosional, fisik, mental, dan spiritual yang dihadapi di dunia kerja (Sari, 2020: 94). Menurut Xxxxxxx (dalam Putri & Sary, 2020: 196) karyawan yang mengalami stres kerja akan mengalami penurunan kualitas kerja dan tidak bisa bekerja secara optimal. Xxxxxxx dan Judge (2015: 429) menjelaskan bahwa stres kerja merupakan suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan yang dialami oleh karyawan sebagai bentuk respon alami terhadap suatu tekanan di lingkungan pekerjaan. Stres kerja memiliki nilai yang negatif dan juga positif. Stres kerja negatif atau distress merupakan kondisi stres yang menghalangi kemajuan karyawan serta menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan fisik maupun psikologis, sedangkan stres kerja positif atau eustress merupakan kondisi stres yang menjadi dorongan dan motivasi untuk karyawan dalam menghadapi stressor atau penyebab stres.
Di Indonesia, fenomena stres kerja kerap terjadi. Berdasarkan hasil survey Regus, rata-rata tingkat stres kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar 73%, meningkat 9% dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 64% (Xxxxx, Xxxxxxx, & Febriyanti, 2021: 102). Karyawan yang mengalami stres kerja akan menimbulkan perasaan gelisah, frustasi, konflik, dan rasa bersalah. Stres kerja pada karyawan juga dapat menurunkan produktivitas kerja pada karyawan tersebut (Ni dkk, 2022: 147).
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan kepada empat orang karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang pada 22 Mei, 26 Mei, dan 7 Juli 2023 didapatkan hasil pada responden pertama dengan inisial Y sudah bekerja selama lebih dari satu tahun (KB:Y/W1/R1/B:10). Tuntutan kerja yang diterima responden adalah sedia di mesin kasir, menghitung pendapatan, melakukan serah terima dengan shift berikutnya, dan juga membuat laporan laba rugi, namun responden juga sering mendapat tugas tambahan diluar jobdesk-nya, seperti membantu waiter menerima pesanan, mengantar pesanan ke pelanggan, serta membereskan bekas pesanan pelanggan (KB:Y/W1/R1/B:25-36). Responden keberatan dan kewalahan karena tuntutan kerja yang mengharuskannya untuk merangkap pekerjaan (KB:Y/W1/R1/B:39-45). Menurut responden, kondisi lingkungan kerja cukup harmonis dengan sesama rekan kerja (KB:Y/W1/R1/B:49- 52). Responden merasa kesal dengan atasan yang sering memintanya untuk merangkap pekerjaan, namun responden tetap bekerja dengan profesional (KB:Y/W1/R1/B:62-65).
Responden kedua dengan inisial R sudah bekerja sebagai kasir di Hungrypedia Krakatau Semarang selama kurang lebih satu tahun (KB:R/W1/R2/B:11-12). Tuntutan kerja yang responden terima adalah sedia di mesin kasir dan diharuskan membantu pekerjaan rekan kerja lain ketika resto sedang ramai (KB:R/W1/R2/B:30-35). Selain itu, jam kerja responden bisa lebih panjang ketika resto sedang ramai (KB:R/W1/R2/B:16-19). Tuntutan untuk membantu pekerjaan rekan kerja di bidang lain dan jam kerja yang lebih panjang membuat responden sering mengalami sakit pada kakinya, hingga susah untuk berjalan (KB:R/W1/R2/B:38-44). Kondisi lingkungan kerja responden penuh dengan tekanan dari atasan yang selalu kurang puas dengan kinerja karyawan hingga membuat hubungan responden dengan atasan menjadi kurang baik (KB:R/W1/R2/B:48-51). Namun hubungan responden dengan rekan kerja lainnya tetap dapat terjalin dengan baik (KB:R/W1/R2/B:48-50).
Responden ketiga dengan inisial S sudah bekerja selama hampir dua tahun, sejak pembukaan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang (KB:S/W1/R3/B:11-13). Responden merasa jam kerjanya wajar dan masih bisa diterima, yakni 9 jam kerja dengan 1 jam istirahat (KB:S/W1/R3/B:23-25). Tuntutan kerja yang diterima responden sebagai kasir adalah melayani pembayaran pelanggan dan mengatur laporan keuangan resto (KB:S/W1/R3/B:29-31). Namun selain sebagai kasir, responden juga mendapatkan tuntutan kerja tambahan sebagai pelayan atau waiter karena perusahaan kekurangan sumber daya manusia (KB:S/W1/R3/B:31-41). Responden merasa jengkel karena terus menerus mendapatkan pekerjaan tambahan sebagai waiter (KB:S/W1/R3/B:45-48). Karena hal tersebut pula terdapat beberapa
rekan kerja responden yang resign dan membuat kondisi lingkungan kerja responden menjadi lebih tidak sehat lagi karena responden dan rekan kerja lainnya yang masih bertahan menjadi semakin sering dimintai tolong untuk rangkap pekerjaan oleh atasan (KB:S/W1/R3/B:52-60). Hal tersebut membuat hubungan responden dengan atasan menjadi tidak baik (KB:S/W1/R3/B:69-73). Selain itu, hubungan responden dengan rekan kerja lainnya juga tidak begitu akrab, dan responden lebih memilih untuk sendirian ketika jam istirahat (KB:S/W1/R3/B:64- 66).
Responden keempat dengan inisial RA sudah bekerja selama kurang lebih dua tahun (KB:RA/W1/R4/B:13-16). Responden bekerja sebagai Head Frontline yang mengepalai bagian kasir dan waiter (KB:RA/W1/R4/B:19-21). Jam kerja yang diterima responden selama bekerja di Hungrypedia adalah 6 jam kerja yang dibagi menjadi 2 shift, pagi dan siang (KB:RA/W1/R4/B:25-28). Responden memiliki beberapa tuntutan kerja, diantaranya adalah membantu pengecekan dan pengoreksian ulang keuangan resto, bertanggung jawab ketika terdapat selisih keuangan resto, memperbaiki sistem komputer kasir, jaringan, dan masalah pemberian diskon, serta menyelesaikan semua masalah yang terjadi di frontline (KB:RA/W1/R4/B:32-57). Responden merasa lelah dengan tuntutan kerja yang didapat, namun tetap menganggapnya sebagai tanggung jawab yang harus dikerjakan dan diselesaikan sesuai dengan SOP yang berlaku di Resto Hungrypedia (KB:RA/W1/R4/B:60-71). Kondisi lingkungan kerja responden cukup kondusif karena semua karyawan bekerja dengan baik sesuai dengan tanggung jawab masing-masing (KB:RA/W1/R4/B:75-80). Xxxxxxan responden dengan rekan
kerja dapat terjalin dengan baik karena responden diharuskan bisa menghadapi semua jenis karakter rekan kerja (KB:RA/W1/R4/B:84-87). Selain itu, hubungan responden dengan atasan dapat terjalin dengan baik, karena atasan memiliki kepedulian terhadap seuruh karyawannya (KB:RA/W1/R4/B:90-94).
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap empat orang responden yang bekerja di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang, diketahui bahwa terdapat gejala stres kerja negatif (distress) pada responden R dan S yang ditandai dengan adanya perasaan kesal dan jengkel terhadap atasan dan tuntutan kerjanya, serta merasa kondisi lingkungan kerja tidak sehat dan penuh dengan tekanan, sedangkan pada responden Y dan RA, stres kerja yang dialami bersifat positif (eustress) yang ditandai dari cara responden mengatasi stressor dengan tetap dapat bekerja secara profesional dan menjaga kondisi lingkungan kerja tetap harmonis dan kondusif. Penyebab munculnya gejala stres kerja pada responden didominasi oleh tuntutan kerja yang berat, dan juga perusahaan yang tidak memahami kondisi karyawannya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui secara mendalam tentang gambaran stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang.
B. Perumusan Masalah
Sumber daya manusia pada sebuah perusahaan, atau yang biasa disebut karyawan, merupakan salah satu aset penting dan berharga dalam sebuah perusahaan. Karyawan dapat membantu perusahaan berjalan dengan baik, dan juga menghasilkan keuntungan secara optimal, sehingga perusahaan perlu menjaga dan
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas baik, namun masih banyak restoran yang lebih mengutamakan kepuasan pelanggan di atas karyawan- karyawannya. Belum lagi jika banyak karyawan yang mendapatkan tuntutan kerja yang berat, serta mengalami kendala-kendala dalam pekerjaan yang tak kunjung terselesaikan, hal ini dapat memicu munculnya stres kerja pada karyawan.
Stres kerja merupakan suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan yang dialami oleh karyawan sebagai bentuk respon alami terhadap suatu tekanan di lingkungan pekerjaan. Stres kerja memiliki nilai yang negatif dan juga positif. Stres kerja negatif (distress) merupakan kondisi stres yang menghalangi kemajuan karyawan serta menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan fisik maupun psikologis, sedangkan stres kerja positif (eustress) merupakan kondisi stres yang menjadi dorongan dan motivasi untuk dalam menghadapi penyebab stres.
Pada latar belakang di atas dapat dilihat bahwa terdapat stres kerja negatif (distress) pada responden R dan S, dan stres kerja positif (eustress) pada responden Y dan RA. Sumber stres kerja yang dialami oleh responden adalah tuntutan kerja yang berat, dan juga perusahaan yang tidak memahami kondisi karyawannya.
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk membahas sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran stres kerja yang dialami oleh karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang gambaran stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang Psikologi khususnya bidang Psikologi Industri dan Organisasi.
2. Manfaat Praktis
a. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran stres kerja karyawan sehingga dapat memperhatikan kondisi karyawan dan menjaga lingkungan kerja tetap harmonis.
b. Karyawan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran stres kerja sehingga karyawan dapat mengatasi stres dengan baik dan tidak berdampak negatif.
c. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran stres kerja sehingga masyarakat dapat mengatasi stres dengan baik dan tidak berdampak negatif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres Kerja
1. Pengertian Stres Kerja
Stres kerja merupakan bentuk reaksi atau respon psikologis dan fisik seseorang terhadap suatu kondisi yang penuh tekanan dari lingkungan pekerjaan maupun internal pekerjaan. Stres kerja yang dirasakan oleh seorang karyawan dapat berdampak pada produktivitas, keberhasilan kerja, serta kualitas kerja karyawan tersebut (Izzati & Mulyana, 2019: 58). Dampak dari stres kerja tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif atau eustress merupakan bentuk dampak dari stress kerja yang bersifat membangun, sehat, memotivasi, dan menguatkan. Dampak negatif atau distess merupakan kebalikannya, yaitu dampak stres kerja yang bersifat merusak dan melemahkan (Badu & Xxxxxx, 2017: 93).
Menurut Xxxxxxx dan Judge (2015: 429) stres kerja merupakan bentuk tanggapan atau respon psikologis dari seseorang terhadap situasi yang penuh tekanan yang terjadi di lingkungan pekerjaan. Stres kerja dalam konteks yang negatif dapat menyebabkan seorang karyawan mengalami hambatan dalam kemajuan, penurunan kondisi fisik serta psikis, dan juga penurunan produktivitas dan hasil kerja. Jika dilihat dari konteks positif, stres kerja dapat membuat seorang karyawan semakin termotivasi dan menguatkan tekad dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, mendorong untuk meningkatkan
9
kualitas pekerjaan, dan memandang beban kerja sebagai tantangan yang harus segera diselesaikan.
Menurut Xxxxxxxxxx & Xxxxxx (dalam Ningrat & Mulyana, 2022: 100) stres kerja adalah perasaan ketegangan yang dialami oleh seseorang sebagai bentuk respon terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang dirasa melebihi kemampuan seseorang tersebut. Stres kerja dapat muncul karena terdapat stimulus yang berasal dari luar yang mengganggu fungsi fisiologis serta psikologis seseorang. Dengan kata lain, stres kerja merupakan perasaan tertekan dan tidak nyaman yang dirasakan oleh seorang karyawan yang disebabkan oleh stimulus-stimulus yang berasal lingkungan dan pekerjaannya, salah satunya adalah ketidaksesuaian pengetahuan dan kemampuan seseorang dengan tuntutan pekerjaan yang didapatkan (Suryani & Yoga, 2018: 101).
Stres kerja menurut Xxxxxx (2017: 276) merupakan respon seseorang yang berupa respon psikologis, fisik, serta perilaku, terhadap berbagai macam stressor kerja. Stressor kerja merupakan berbagai macam kondisi pekerjaan yang dipersepsikan oleh seseorang secara negatif sebagai sebuah beban pekerjaan sehingga dapat menimbulkan stres kerja. Stressor kerja dapat berupa tuntutan pekerjaan yang tinggi, kondisi sosial pekerjaan, dan lingkungan kerja.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan situasi tertekan yang dialami oleh karyawan karena adanya ketidaksesuaian beban kerja dengan kemampuan yang dimiliki sehingga memengaruhi kondisi psikologis, perilaku, dan fisik karyawan tersebut.
2. Aspek-aspek Stres Kerja
Menurut Xxxxxxx dan Judge (2015:434) aspek-aspek stres kerja dibagi menjadi tiga aspek, yaitu:
a. Aspek fisiologis
Aspek fisiologis meliputi sakit kepala, kaku pada otot, tekanan darah meningkat, serangan jantung, serta mengalami kelelahan.
b. Aspek psikologis
Aspek psikologis mencakup depresi, susah mengatur emosi marah, kegelisahan, kecemasan, mudah tersinggung, dan juga mengalami kebosanan.
c. Aspek perilaku
Aspek perilaku meliputi menyalahkan orang lain, tidak menepati janji, mencari kesalahan dan menyerang orang lain, sering bolos kerja, mengonsumsi minuman keras, serta pola tidur yang tidak teratur.
XxXxxxxx dan Xxxxxxxx (dalam Hayati, Xxxxxxxx, & Xxxxxxxx, 2020: 97) membagi aspek-aspek stres kerja menjadi dua aspek, yaitu:
a. Operational stressor
Aspek operational stressor merupakan stres yang pemicunya berkaitan dengan segala pekerjaan dan tugas yang sedang dilakukan dan juga kondisi kehidupan keluarga karyawan tersebut.
b. Organizational stressor
Aspek organizational stressor merupakan stres yang pemicunya berkaitan dengan budaya dan organisasi di tempat kerja, seperti pimpinan yang otoriter, atau komunikasi antar karyawan yang kurang baik.
Surya dan Triatna (dalam Izzati & Mulyana, 2019: 65) membagi aspek- aspek stres kerja menjadi empat aspek, yaitu:
a. Aspek psikologis
Seseorang cenderung sulit mengontrol emosi marah, mengalami kecemasan, gugup, tidak percaya diri, panik, bosan, dan depresi.
b. Aspek jasmaniah
Aspek yang nampak pada kondisi fisik seseorang, seperti meningkatnya tekanan darah dan denyut jantung, mengalami gangguan pencernaan dan saraf, serta sesak nafas.
c. Aspek perilaku
Aspek perilaku mencakup kesulitan mengingat sesuatu, tidak memiliki keaktifan dan insiatif dalam bekerja, tidak mampu membuat keputusan, serta tidak bertanggung jawab.
d. Aspek lingkungan
Aspek yang meliputi kondisi rumah tangga yang tidak harmonis, ketidaktentraman masyarakat, serta lingkungan kerja yang tidak produktif dan kurang harmonis.
Supartha dan Sintaasih (2017: 63) menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek- aspek stres kerja, yaitu:
a. Fisiologikal
Aspek fisiologikal dapat berupa metabolisme tubuh berubah, detak jantung menjadi cepat, tekanan darah meningkat, sesak nafas, sakit kepala, dan juga serangan jantung.
b. Psikologikal
Aspek psikologikal biasanya menjadi aspek awal dari seseorang yang mengalami stres. Aspek psikologikal dapat berupa mengalami ketegangan, kegelisahan, tidak bisa mengatur emosi marah, mengalami kebosanan, serta sering menunda-nunda pekerjaan.
c. Perilaku
Aspek perilaku mencakup penurunan produktivitas kerja pada karyawan, seperti mudah lupa, pola makan berubah, peningkatan konsumsi rokok dan alkohol, serta pola tidur yang tidak teratur.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa aspek dari stres kerja yaitu aspek fisiologis, psikologis, perilaku, lingkungan, operational stressor, dan organizational stressor. Pada penelitian ini peneliti memilih aspek stres kerja menurut Xxxxxxx dan Judge, yaitu aspek fisiologis, psikologis, dan perilaku.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Stres Kerja
Xxxxxxx (dalam Badu & Xxxxxx, 2017: 94) menjelaskan bahwa terdapat empat faktor utama yang dapat mempengaruhi stres kerja pada seorang karyawan, yaitu:
a. Faktor ekstraorganisasi
Faktor ekstraorganisasi meliputi yaitu perkembangan teknologi, kondisi keluarga, keadaan ekonomi, kondisi lingkungan tempat tinggal, perubahan sosial, serta ras.
b. Faktor organisasi
Faktor organisasi meliputi peraturan kerja, struktur organisasi, kondisi lingkungan organisasi, serta proses kerja di dalam organisasi.
c. Faktor kelompok
Faktor kelompok meliputi hubungan antar pegawai di dalam kelompok, konflik antar pegawai dan antar kelompok, serta kurangnya dukungan sosial.
d. Faktor individu
Faktor individu meliputi konflik peran, tipe kepribadian, kontrol diri, efikasi diri, serta daya tahan psikologis.
Xxxxxxx dan Judge (2015:432) membagi sumber stres kerja yang potensial menjadi tiga faktor, yaitu:
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti ketidakastian ekonomi, politik, dan perubahan teknologi.
b. Faktor organisasional
Faktor organisasional seperti tuntutan tugas, peran, dan interpersonal
c. Faktor pribadi
Faktor pribadi seperti masalah keluarga, ekonomi, serta kepribadian individu.
Xxxxxx (dalam Xxxxx, Xxxxxxxx, Xxxxxxx, & Xxxxx, 2017: 140) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada karyawan menjadi empat kelompok, yaitu:
a. Individu
Faktor individu seperti ketidakjelasan dan konflik peran, serta tanggung jawab.
b. Kelompok
Faktor kelompok seperti perilaku atasan, kurangnya kebersamaan, masalah antar kelompok, dan ketidaksesuaian status pekerjaan.
c. Organisasi
Faktor organisasi seperti teknologi kerja, budaya organisasi, struktur organisasi, serta tidak adanya jenjang karir yang jelas.
d. Luar lingkungan pekerjaan
Faktor yang berasal dari luar organisasi, seperti kondisi keluarga, status ekonomi, dan kualitas hidup.
Menurut Xxxx (dalam Suryani & Yoga, 2018: 102) stres kerja pada karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
a. Jenis pekerjaan
Tugas yang monoton dan tidak bervariasi, tidak adanya tantangan, dan juga tugas yang tidak menyenangkan.
b. Beban kerja
Pekerjaan dengan waktu yang terlalu singkat, jadwal kerja tidak fleksibel, jam kerja yang panjang, serta rancangan jadwal shift yang buruk.
c. Partisipasi
Kurang partisipasi dalam menentukan keputusan kerja, kurangnya kontrol atas metode kerja, dan juga bekerja dengan waktu yang cepat.
d. Pengembangan karir
Kurangnya prospek peningkatan atau promosi jabatan, metode penggajian yang buruk, minimnya jumlah gaji, serta ketidak jelasan evaluasi kerja.
e. Hubungan kerja
Prosedur kerja yang tidak jelas, hubungan yang buruk dengan rekan kerja, serta adanya perundungan antar rekan kerja.
f. Budaya organisasi
Komunikasi antar individu yang buruk, jenis kepemimpinan buruk, serta tidak jelasnya tujuan organisasi.
g. Masalah pribadi
Konflik peran, kurangnya dukungan sosial, hubungan yang tidak harmonis di lingkungan rumah.
B. Karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang
Industri food and beverage (F&B) menjadi salah satu bidang industri yang paling cepat mengalami pertumbuhan. Di Indonesia, industri food and beverage (F&B) menyumbang 37,77% dari seluruh Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas sejak triwulan I tahun 2022 (Meillycent, Oslan, & Aprilia, 2023: 31). Pertumbuhan cepat tersebut membuat industri food and beverage memiliki banyak macam bentuk bisnis, mulai dari café, rumah makan, dan restoran. Menurut Xxxxxxx
& Yulianto (dalam Agung & Aprilia, 2021: 44) restoran merupakan tempat yang dikelola secara komersial untuk memberikan pelayanan berupa makanan dan minuman yang disediakan di dalamnya. Restoran menjadi salah satu bentuk bisnis dari industri food and beverage yang memiliki perkembangan cukup pesat. Banyak bisnis restoran baru yang dibuka, sehingga menyebabkan ketatnya persaingan bisnis antar restoran tersebut (Ananda & Pradini, 2022: 263). Salah satu restoran yang meramaikan ketatnya persaingan bisnis di industri food and beverage adalah Resto Hungrypedia. Hungrypedia merupakan bisnis kuliner dengan konsep café resto yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman, serta tempat yang nyaman. Hungrypedia mengusung konsep kemitraan atau waralaba (franchise) yang sudah dibuka di berbagai tempat, di berbagai kota, salah satunya adalah Hungrypedia Krakatau Semarang.
Dalam ketatnya persaingan bisnis di bidang kuliner, restoran perlu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan yang berkunjung. Kualitas pelayanan yang baik dapat membuat restoran bertahan dalam persaingan dengan restoran lain dan juga dapat memuaskan pelanggan (Ananda & Pradini, 2022: 264). Dalam memberikan pelayanan yang baik, restoran memerlukan kualitas karyawan yang baik pula. Kualitas karyawan yang baik dapat menjadi keunggulan yang kompetitif bagi sebuah restoran agar dapat membantu restoran bertahan dalam persaingan dunia bisnis serta mencapai tujuan bisnis dengan baik (Iroth, Lengkong, & Dotulong, 2018: 2099). Xxxxxxxx (dalam Nanda & Xxxxxxxx, 2020: 277) menjelaskan bahwa karyawan merupakan salah satu elemen penting dan berharga
dalam sebuah perusahaan, sehingga perusahaan harus memberikan perhatian lebih pada karyawan agar karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan maksimal.
Menurut Xxxxxxxxxxx (dalam Hastuti, 2019: 36) terdapat tiga unsur yang harus dimiliki oleh karyawan restoran dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, yaitu attitude, grooming, dan knowledge. Attitude adalah perilaku atau sikap profesional yang ditunjukkan oleh karyawan kepada pelanggan. Grooming merupakan penampilan seorang karyawan mulai dari kebersihan, kerapihan, tutur kata, dan juga sopan santun. Knowledge merupakan pengetahuan mengenai produk- produk restoran yang harus diketahui oleh seorang karyawan dalam memberikan informasi kepada pelanggan. Kualitas pelayanan kepada pelanggan memiliki arti yang sangat penting bagi restoran, sehingga penting bagi restoran untuk memiliki kualitas karyawan yang baik.
C. Stres Kerja Pada Karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang
Saat ini, restoran menjadi salah satu industri yang berkembang sangat pesat, sehingga menyebabkan persaingan industri restoran yang sangat ketat. Setiap restoran harus memiliki keunggulan kompetitif, serta sumber daya manusia yang berkualitas baik agar dapat membantu mencapai tujuan perusahaan (Iroth, Lengkong, & Dotulong, 2018: 2099). Sumber daya manusia, atau dalam konteks ini adalah karyawan, merupakan elemen penting dari suatu perusahaan dalam membangun kinerja perusahaan supaya tetap dapat menghasilkan keuntungan dan mencapai tujuan perusahaan (Xxxxxxx & Xxxxxxx, 2020: 58).
Tentunya sebagai perusahaan yang menawarkan makanan dan tempat yang nyaman kepada pelanggan, banyak restoran selalu mengutamakan kepuasan pelanggan di atas karyawan-karyawannya. Belum lagi jika banyak karyawan yang mendapatkan tuntutan kerja yang berat, serta mengalami kendala-kendala dalam pekerjaan yang tak kunjung terselesaikan, hal ini dapat memicu munculnya stres kerja pada karyawan (Tuningrat dkk, dalam Susanti & Xxxxxxx, 2020: 58). Padahal karyawan yang mengalami stres kerja akan mengalami penurunan kualitas kerja dan tidak bisa bekerja secara optimal (Hidayat, dalam Putri & Sary, 2020: 196).
Menurut Xxxxxxx dan Judge (2015: 429) stres kerja merupakan bentuk tanggapan atau respon psikologis dari seseorang terhadap situasi yang penuh tekanan yang terjadi di lingkungan pekerjaan. Stres kerja dalam konteks yang negatif (distress) dapat menyebabkan seorang karyawan mengalami hambatan dalam kemajuan, penurunan kondisi fisik serta psikis, dan juga penurunan produktivitas dan hasil kerja. Jika dilihat dari konteks positif (eustress), stres kerja dapat membuat seorang karyawan semakin termotivasi dan menguatkan tekad dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, mendorong untuk meningkatkan kualitas pekerjaan, dan memandang beban kerja sebagai tantangan yang harus segera diselesaikan. Stres kerja menurut Xxxxxxx dan Judge (2015:434) terdiri dari tiga aspek utama, yaitu aspek fisiologis, psikologis, dan perilaku. Menurut Xxxxxxx (dalam Badu & Xxxxxx, 2017: 94) terdapat empat faktor utama yang dapat mempengaruhi stres kerja pada seorang karyawan, yaitu faktor ekstraorganisasi, organisasi, kelompok, dan pribadi.
Stres Kerja
D. Kerangka Penelitian
Karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang
Mendapat beban kerja berat, dan mengalami kendala-kendala yang tak kunjung terselesaikan, serta stresor-stresor lain
Dapat diatasi (Eustress)
Tak dapat diatasi (Distress)
Faktor yang Mempengaruhi
Stres Kerja:
1. Stresor Ekstraorganisasi
2. Stresor Organisasi
3. Stresor Kelompok
4. Stresor Individu
Aspek-aspek Stres Kerja:
1. Aspek Fisiologis
2. Aspek Psikologis
3. Aspek Perilaku
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang tidak bersifat menggeneralisir dalam melihat suatu permasalahan, melainkan lebih pada melakukan pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan yang terjadi. Secara umum, metode penelitian kualitatif lebih sering menggunakan teknik indepth analysis atau analisis mendalam, yaitu melakukan kajian terhadap suatu masalah secara kasus perkasus karena sifat suatu masalah akan berbeda dengan sifat masalah lainnya, oleh sebab itu penelitian kualitatif tidak bersifat generalisir (Siyoto & Sodik, 2015: 28). Xxxxxxxx (dalam Kusumastuti & Khoiron, 2019: 2) berpendapat bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk memahami dan mengeksplorasi makna dari suatu permasalahan sosial atau kemanusiaan yang dialami oleh sejumlah individu atau kelompok. Terdapat beberapa proses yang dilakukan dalam penelitian kualitatif, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mengumpulkan data spesifik dari setiap responden penelitian, melakukan analisis data dari tema-tema umum hingga tema- tema khusus, dan juga melakukan penafsiran makna data. Data-data yang dihasilkan dari metode penelitian kualitatif adalah deskripsi dalam bentuk kalimat, kata-kata, dan tidak berbentuk angka (Xxxxxxxx, 2021: 7). Secara umum, tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk menemukan motif yang mendasari perilaku manusia (Kusumastuti & Khoiron, 2019: 3).
21
B. Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran stres kerja, serta faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Gambaran stres kerja akan diungkap berdasarkan aspek-aspek stres kerja yaitu aspek fisiologis, psikologis, dan perilaku, dan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja akan diungkap berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja yaitu faktor ekstraorganisasi, organisasi, kelompok, dan individu. Aspek stres kerja dan faktor yang mempengaruhi stres kerja akan menjadi acuan dalam penyusunan pedoman wawancara pada penelitian ini.
C. Responden Penelitian
Responden penelitian merupakan sumber data yang dimanfaatkan untuk memberi informasi mengenai suatu hal yang akan diteliti dalam suatu penelitian.
Responden penelitian dapat berupa individu, benda, ataupun peristiwa (Xxxxxxxx, 2021: 57). Adapun responden dalam penelitian ini adalah:
a. Karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang yang bersedia untuk berpartisipasi.
b. Karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang yang mengalami stes kerja yang ditandai dengan adanya aspek-aspek stres kerja yang dialami responden.
c. Responden dengan rentang usia antara 18 hingga 40 tahun, atau dalam masa dewasa awal.
d. Menjadi karyawan tetap Resto Hungrypedia Krakatau Semarang.
Selain menetapkan responden penelitian yaitu karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang, peneliti juga akan menetapkan informan dari responden penelitian tersebut. Informan responden penelitian berfungsi sebagai kroscek data yang telah didapatkan dari responden penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi.
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang berbentuk tanya jawab secara lisan antara dua pihak dengan tujuan menggali suatu data tertentu. Dua pihak yang terdapat di wawancara adalah pewawancara atau interviewer sebagai pihak yang memberikan pertanyaan, dan juga orang yang diwawancarai atau interviewee sebagai pihak yang memberikan jawaban.
Wawancara dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wawancara tak terpimpin dan terpimpin (Hardani dkk, 2020: 137).
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara terpimpin yaitu menggunakan pedoman wawancara yang dipersiapkan sebelum melaksanakan wawancara dan dikembangkan sesuai dengan kondisi penelitian, sehingga informasi dapat digali secara mendalam dan maksimal sesuai dengan keperluan penelitian.
Alat bantu yang digunakan dalam melaksanakan wawancara pada penelitian ini adalah alat perekam yang merekam seluruh percakapan antara interviewer dengan interviewee selama proses wawancara berlangsung, dengan tujuan untuk mempermudah dan memperlancar proses pengolahan data.
2. Observasi
Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati semua gejala yang muncul pada responden penelitan dan dilakukan pencatatan terhadap seluruh gejala tersebut (Hardani dkk, 2020: 123). Observasi dalam penelitian ini menggunakan alat bantu daftar riwayat kelakuan atau anecdotal record, yaitu pencatatan perilaku-perilaku responden penelitian yang dianggap penting.
E. Rancangan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Tahapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian ini yaitu dengan mempersiapkan proses penelitian sebagai berikut:
a. Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian perlu dibuat sebelum proses penelitian dilakukan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pustaka dengan mencari materi mengenai variabel penelitian yang akan diteliti, yaitu stres kerja dan dilanjutkan dengan menentukan metode penelitian yaitu metode kualitatif.
b. Menentukan Responden Penelitian
Pemilihan responden penelitian sangatlah penting karena dalam sebuah penelitian responden penelitian harus sesuai masalah tujuan penelitian. Pada penelitian ini, responden yang dipilih yaitu karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang untuk diungkap gambaran stres kerja.
c. Memilih Lapangan Penelitian
Peneliti perlu menentukan tempat atau lokasi untuk menemukan responden penelitian sesuai dengan kriteria penelitian. Responden penelitian ditentukan dengan cara pengambilan data berupa wawancara dan melihat gambaran kondisi dan situasi responden penelitian.
d. Melakukan Pendekatan pada Responden
Setelah mendapatkan responden penelitian, selanjutnya peneliti melakukan pendekatan kepada responden agar proses pengambilan data dapat berjalan dengan baik dan mampu mengungkap informasi apa saja yang ingin diteliti.
e. Memilih Informan
Informan adalah orang yang terdekat dengan responden dan mengenal pasti tentang responden. Informan digunakan untuk memberikan informasi mengenai kondisi dan situasi dari responden penelitian.
f. Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian
Perlengkapan atau alat bantu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah alat perekam dan alat tulis.
Tahapan penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini secara runtut adalah menyusun rancangan penelitian, memilih dan menentukan responden penelitian, memilih lapangan penelitian, melakukan pendekatan pada responden penelitian, menentukan dan menyiapkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian, dan menyusun pedoman wawancara yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara terpimpin yaitu menggunakan pedoman wawancara yang sudah disiapkan sebelum melaksanakan penelitian. Alat bantu observasi yang digunakan adalah anecdotal record yaitu mencatat perilaku-perilaku responden
F. Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif merupakan proses penyusunan data yang didapatkan dari hasil pengumpulan data yang sebelumnya sudah dilakukan. Analisis data dilakukan dengan cara mengklasifikasikan data menjadi beberapa kategori, memberikan penjelasan pada data-data tersebut, menyusun data dalam pola, menentukan data yang akan dipelajari, serta melakukan penarikan kesimpulan. Analisis data dilakukan agar data hasil penelitian dapat dipahami oleh orang lain (Bogdon, dalam Hardani dkk, 2020: 161).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data model Xxxxx dan Xxxxxxxx. Menurut Xxxxxxx dkk (2020: 163) terdapat tiga tahap pada metode analisis data model Xxxxx dan Xxxxxxxx, yaitu:
1. Reduksi Data
Data hasil wawancara dan observasi dikumpulkan lalu direduksi dan diubah ke dalam bentuk tulisan atau kalimat.
2. Penyajian Data
Data yang sudah direduksi selanjutnya dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tema, lalu dikelompokkan lagi ke dalam beberapa sub-tema.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah data disajikan sesuai dengan kelompok tema dan sub-tema, lalu dilakukan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas maka prosedur analisis data dalam penelitian ini yaitu melakukan reduksi data menjadi bentuk kalimat atau tulisan, penyajian data dalam beberapa kelompok tema dan sub-tema, dan juga penarikan kesimpulan yang memuat jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu “bagaimana gambaran stres kerja yang dialami oleh karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang?” dan juga “apa saja faktor yang mempengaruhi stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang?”
G. Keabsahan Data
Dalam suatu penelitian perlu memenuhi empat standar “disciplined inquiry” yaitu truth value, applicability, consistency, dan neutrality. Keabsahan data memiliki empat kriteria, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Hardani dkk, 2020: 200).
Xxxxxxxxx (2014: 75) berpendapat bahwa terdapat enam teknik keabsahan data pada penelitian kualitatif, yaitu perpanjangan pengumpulan data, ketekunan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan dengan rekan (peer review), pemeriksaan responden dengan peneliti, dan umpan balik informan.
Pada penelitian ini, teknik keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber yaitu pengecekan yang dilakukan dengan membandingkan data hasil wawancara responden dengan hasil wawancara informan penelitian, dengan kriteria derajat kepercayaan (credibility).
X. Xxxtanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian disusun berdasarkan aspek-aspek stres kerja dan faktor yang mempengaruhi stres kerja.
1. Wawancara Awal
a. Sudah berapa lama subjek bekerja?
x. Xxxxxxxxx jam kerja yang subjek dapatkan di pekerjaan ini?
x. Xxx saja tuntutan kerja atau tugas yang subjek terima di pekerjaan ini?
d. Bagaimana perasaan subjek mengenai tuntutan kerja atau tugas tersebut?
e. Bagaimana kondisi lingkungan kerja selama subjek bekerja disitu?
x. Xxxxxxxxx hubungan subjek dengan rekan kerja subjek?
g. Bagaimana hubungan subjek dengan atasan subjek?
2. Aspek-aspek Stres Kerja
a. Aspek Fisiologis
1) Apa yang dialami subjek saat merasakan adanya kendala pekerjaan?
2) Bagaimana dampak kendala pekerjaan tersebut terhadap kesehatan subjek?
x. Xxxxx Psikologis
1) Bagaimana perasaan subjek saat mengalami kendala-kendala dalam pekerjaan?
2) Apa yang dirasakan subjek sewaktu mengalami tekanan saat bekerja?
3) Bagaimana tingkat stres kerja yang dialami subjek?
4) Apa dampak yang terjadi pada perasaan subjek dalam pekerjaan?
c. Aspek Perilaku
1) Apa saja yang dilakukan subjek saat menemui kendala pekerjaan yang dihadapi?
2) Apa yang terjadi ketika subjek mengalami hambatan-hambatan dalam bekerja?
3) Apa dampak dari kendala pekerjaan tersebut terhadap perilaku subjek?
3. Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja
a. Faktor Stresor Ekstraorganisasi
1) Apa yang menjadi kendala subjek dalam pekerjaan yang berasal dari luar pekerjaan?
2) Bagaimana pengaruh kendala dari luar pekerjaan terhadap pekerjaan responden?
b. Faktor Stresor Organisasi
1) Kendala-kendala apa yang subjek temui dalam pekerjaan?
2) Apa yang menyebabkan kendala-kendala tersebut muncul?
3) Apa dampak kendala-kendala tersebut terhadap pekerjaan subjek?
c. Faktor Stresor Kelompok
1) Bagaimana hubungan subjek dengan rekan kerja dalam pekerjaan?
2) Apa yang menjadi kendala dalam hubungan subjek dengan rekan kerja?
3) Xxxxxxxxx subjek bekerja dengan rekan kerja?
4) Apa dampak hubungan subjek dengan rekan kerja terhadap pekerjaan subjek?
d. Faktor Stresor Individu
1) Apa yang dikeluhkan subjek dalam pekerjaan?
2) Bagaimana kesesuaian posisi pekerjaan subjek dengan subjek sendiri?
3) Situasi atau keadaan seperti apa yang memengaruhi pekerjaan subjek?
4) Bagaimana keadaan atau situasi pekerjaan subjek?
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, perlu ditetapkan orientasi kancah penelitian terlebih dahulu supaya tujuan penelitian dapat tercapai. Penetapan orientasi kancah penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat secara langsung mengumpulkan atau menggali informasi dan data yang diperlukan sebanyak mungkin yang sesuai dengan tujuan awal penelitian. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui gambaran stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang, dan juga faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Responden dalam penelitian ini adalah empat orang karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang divisi frontline, yaitu tiga orang kasir, dan juga satu orang head frontline, dengan karakteristik menjadi karyawan tetap Resto Hungrypedia Krakatau Semarang, mengalami stes kerja yang ditandai dengan adanya aspek-aspek stres kerja yang dialami responden, dan berusia antara rentang 18 hingga 40 tahun, atau dalam masa dewasa awal. Xxxxxxx responden dalam penelitian ini berdomisili di Kota Semarang. Penelitian ini juga menggunakan informasi atau data pendukung dari informan yang berasal dari orang-orang terdekat ataupun orang yang mengenal baik responden penelitian. Seluruh informan dalam penelitian ini juga berdomisili di Kota Semarang.
B. Pra Penelitian
Tahap pra penelitian perlu dilakukan sebelum melaksanakan penelitian. Tahap pra penelitian diperlukan agar peneliti dapat mempersiapkan segala hal yang diperlukan selama proses penelitian. Peneliti mempersiapkan instrumen wawancara yang disusun berdasarkan aspek-aspek stres kerja dan faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja. Pedoman wawancara disusun untuk mengungkap gambaran stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang.
Setelah menyusun pedoman wawancara, peneliti melakukan wawancara awal dengan karyawan dari berbagai divisi di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Setelah melakukan wawancara awal, peneliti tertarik tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai stres kerja yang dialami oleh karyawan frontline di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang, dan menentukan empat orang karyawan xxxxxxxxx sebagai responden penelitian. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti juga membangun rapport kepada seluruh responden sehingga memunculkan rasa nyaman, percaya, dan keterbukaan antara responden dengan peneliti.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan kepada responden mengenai beberapa hal, diantaranya adalah:
1. Motivasi melaksanakan penelitian
Peneliti menjelaskan kepada responden mengenai motivasi dalam melaksanakan penelitian ini. Peneliti perlu menjelaskan kepada responden jika penelitian ini dilaksanakan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi, sehingga menghindarkan pemikiran-pemikiran yang tidak benar dari responden.
2. Anonimitas
Peneliti menjelaskan kepada responden dan informan penelitian bahwa segala identitas dari responden dan informan tersebut dijaga kerahasiaannya, dengan tidak mencantumkan identitas pada penulisan laporan penelitian.
3. Cross check
Peneliti memberikan kesempatan kepada responden dan informan penelitian untuk membaca serta mengevaluasi kembali data hasil wawancara yang sudah didapatkan.
4. Honorarium
Peneliti menjelaskan kepada responden dan informan penelitian bahwa dalam pelaksanaan penelitian tidak terdapat unsur imbalan apapun setelah memberikan data penelitian.
5. Perencanaan
Peneliti menjelaskan bagaimana proses wawancara yang dilakukan secara satu persatu kepada setiap responden dan informan penelitian. Wawancara dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tidak dibatasi waktunya. Peneliti juga menjelaskan jika seluruh proses wawancara akan direkam guna mempermudah dalam proses penelitian selanjutnya.
6. Persiapan
Peneliti menanyakan kesediaan setiap responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai seorang responden penelitian. Kesediaan ini ditunjukkan dengan responden menandatangani lembar pernyataan bersedia menjadi responden penelitian atau informed consent.
C. Pelaksanaan Penelitian
Proses pelaksanaan wawancara kepada responden dan informan penelitian berlangsung selama bulan Mei 2023 sampai dengan Juli 2023. Selama proses wawancara, peneliti menggunakan alat bantu berupa handphone untuk merekam proses wawancara, serta buku dan alat tulis untuk mencatat perilaku responden selama proses wawancara berlangsung. Wawancara dilakukan secara personal antara peneliti dengan responden sehingga responden dapat lebih nyaman dan terbuka dalam memberikan informasi selengkap mungkin walaupun bersifat rahasia dari sudut pandang responden. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara terpimpin, yang menggunakan pedoman wawancara namun dikembangkan lagi sesuai dengan kondisi penelitian, sehingga peneliti dapat menggali informasi secara lebih mendalam.
Wawancara dengan masing-masing responden dilaksanakan selama dua kali pertemuan, pada tahap pra penelitian dan tahap penelitian. Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti meminta ijin untuk merekam seluruh proses wawancara kepada responden penelitian. Peneliti juga melakukan wawancara dengan informan penelitian yang berjumlah delapan orang informan. Informan dalam penelitian ini merupakan rekan kerja, teman, dan pasangan yang dekat dan mengenal responden penelitian. Pelaksanaan wawancara dilakukan di salah satu ruangan private yang ada di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang yang sudah disetujui dengan responden penelitian. Waktu wawancara juga ditentukan berdasarkan persetujuan dari responden penelitian. Jadwal pelaksanaan wawancara dan observasi dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Responden | Tempat | Waktu | PK | Tanggal | Metode Penelitian |
R1 | Ruang Warkop Hungrypedia | 14.00 WIB | I | Senin, 22 Mei 2023 | Wawancara |
Ruang VIP 3 Hungrypedia | 13.00 WIB | II | Minggu, 16 Juli 2023 | Wawancara & Observasi | |
R2 | Ruang Warkop Hungrypedia | 18.00 WIB | I | Senin, 22 Mei 2023 | Wawancara |
Ruang VIP 3 Hungrypedia | 12.00 WIB | II | Senin, 17 Juli 2023 | Wawancara & Observasi | |
R3 | Ruang Warkop Hungrypedia | 18.00 WIB | I | Jumat, 26 Mei 2023 | Wawancara |
Ruang VIP 3 Hungrypedia | 18.30 WIB | II | Senin, 17 Juli 2023 | Wawancara & Observasi | |
R4 | Ruang Warkop Hungrypedia | 17.00 WIB | I | Jumat, 7 Juli 2023 | Wawancara |
Ruang VIP 3 Hungrypedia | 17.00 WIB | II | Kamis, 20 Juli 2023 | Wawancara & Observasi | |
IP1 R1 | Ruang VIP 3 Hungrypedia | 12.30 WIB | I | Selasa, 18 Juli 2023 | Wawancara |
IP2 R1 | Ruang VIP 3 Hungrypedia | 18.30 WIB | I | Selasa, 18 Juli 2023 | Wawancara |
IP1 R2 | Ruang VIP 3 Hungrypedia | 13.00 WIB | I | Rabu, 19 Juli 2023 | Wawancara |
IP2 R2 | Ruang VIP 3 Hungrypedia | 18.30 WIB | I | Rabu, 19 Juli 2023 | Wawancara |
IP1 R3 | Ruang VIP 3 Hungrypedia | 13.00 WIB | I | Kamis, 20 Juli 2023 | Wawancara |
IP2 R3 | Ruang VIP 3 Hungrypedia | 12.30 WIB | I | Sabtu, 22 Juli 2023 | Wawancara |
IP1 R4 | Ruang VIP 3 Hungrypedia | 18.30 WIB | I | Sabtu, 22 Juli 2023 | Wawancara |
IP2 R4 | Ruang VIP 3 Hungrypedia | 10.00 WIB | I | Minggu, 23 Juli 2023 | Wawancara |
Keterangan:
R = Responden
IP = Informan Penelitian PK = Pertemuan Ke-
D. Identitas dan Latar Belakang Responden
1. Responden Penelitian 1
a. Identitas Responden 1
Nama : Y
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Kasir
Alamat : Gunung Pati
b. Latar Belakang Responden 1
Responden merupakan laki-laki berusia 25 tahun yang berbadan kurus, kulit sawo matang, tidak terlalu tinggi, dan murah senyum. Responden merupakan seorang perantauan dari Kabupaten Blora, yang merantau ke Kota Semarang untuk melanjutkan pendidikan dan bekerja. Xxxxxxxxx merupakan lulusan Manajemen di Universitas Xxxx Xxxxxxxxxx Semarang dan saat ini bekerja sebagai kasir di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Responden belum berumah tangga dan saat ini tinggal di rumah kontrakan bersama dengan salah satu rekan kerja di Resto Hungrypedia. Responden sudah bekerja sebagai kasir di Resto Hungrypedia selama satu setengah tahun.
Responden merupakan karyawan yang dapat bekerja secara profesional dan dikenal jarang mengeluh oleh rekan kerjanya. Selama bekerja sebagai kasir di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang, responden mendapatkan jam kerja yang dibagi menjadi dua shift, dan setiap shift
bekerja selama sembilan jam kerja. Tuntutan kerja yang responden terima adalah sedia di mesin kasir, menghitung pendapatan, melakukan serah terima dengan shift berikutnya, dan juga membuat laporan laba rugi. Selain itu, responden juga sering mendapat tugas tambahan diluar tuntutan kerjanya, yaitu membantu pekerjaan waiter ketika dibutuhkan. Responden merasa keberatan dan kewalahan karena sering mendapat tugas tambahan tersebut, namun responden tetap bekerja secara profesional karena takut mendapatkan PHK dari perusahaan jika tidak bekerja dengan baik.
Responden dikenal sebagai orang yang dapat bekerjasama dan berhubungan dengan baik dengan rekan kerja lainnya, walaupun beberapa kali terjadi kesalahpahaman dengan rekan kerja. Hubungan dengan rekan kerja yang baik tersebut menciptakan kondisi lingkungan kerja yang harmonis. Namun selama bekerja di Resto Hungrypedia, responden merasa kesal dengan atasannya karena terus memintanya untuk merangkap pekerjaan.
2. Responden Penelitian 2
a. Identitas Responden 2
Nama : R
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 22 tahun
Pekerjaan : Kasir
Alamat : Sendangmulyo
b. Latar Belakang Responden 2
Responden merupakan seorang mahasiswa semester akhir yang bekerja sebagai kasir di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Responden yang berusia 22 tahun dengan badan yang tidak terlalu tinggi dan sedikit berisi, kulit kuning langsat dan rambut lurus panjang tersebut sudah bekerja sebagai kasir di Resto Hungrypedia selama kurang lebih satu tahun. Selain bekerja sebagai kasir, reponden juga seorang mahasiswa yang sedang menjalani studi Ekonomi Bisnis di Universitas Diponegoro. Saat ini responden belum berumah tangga dan masih tinggal bersama orang tua.
Responden dikenal sebagai sosok yang ramah kepada rekan-rekan kerjannya, namun sering mengeluh ketika bekerja. Responden mengeluh mengenai tuntutan kerja yang tidak sesuai, yaitu harus membantu pekerjaan waiter ketika resto sedang ramai. Karena tuntutan kerja tersebut, responden menjadi sering lelah hingga susah berjalan karena kaki yang sakit. Responden juga merasa kesal kepada perusahaan karena diharuskan merangkap pekerjaan namun tidak mendapat gaji lebih dari perusahaan. Mendapat tugas tambahan secara terus menerus namun tidak mendapatkan gaji tambahan membuat responden kesal dan malas bekerja. Responden sudah mengeluhkan hal tersebut kepada atasan, namun belum ada solusi dari perusahaan. Hal tersebut membuat hubungan responden dengan atasannya menjadi kurang baik, sehingga menyebabkan terciptanya kondisi lingkungan kerja yang penuh tekanan dari perusahaan. Responden
juga beberapa kali mengalami kesalahpahaman dengan rekan kerjanya hingga menyebabkan terjadi selisih di laporan keuangan resto.
Responden sempat beberapa kali terlambat masuk bekerja. Responden terlambat karena jalur perjalanan dari rumah responden ke tempat kerja termasuk dalam lalu lintas utama yang padat dan sering terjadi kemacetan. Hal ini membuat responden merasa malas dalam bekerja karena sudah lelah ketika terjebak kemacetan di perjalanan. Selain lalu lintas yang padat, responden merasa jarak rumah dan tempat kerja cukup jauh hingga menyebabkan terlambat datang bekerja.
3. Responden Penelitian 3
a. Identitas Responden 3
Nama : S
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 22 tahun
Pekerjaan : Kasir
Alamat : Sampangan
b. Latar Belakang Responden 3
Responden memiliki perawakan kecil, kurus, dengan kulit kuning langsat dan memiliki rambut yang lurus. Responden merupakan seorang perantau asal Balikpapan, Kalimantan Timur, yang merantau ke Kota Semarang untuk menyelesaikan pendidikan dan bekerja. Responden bekerja sebagai kasir di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang selama dua tahun,
sejak awal pembukaan resto Hungrypedia. Selain bekerja sebagai kasir, responden juga merupakan seorang mahasiswa semester akhir di Universitas Negeri Semarang yang sedang dalam proses penyusunan skripsi. Responden merasa kesulitan membagi waktu antara bekerja, istirahat, dan menyusun skripsi. Hal ini membuat responden menjadi tidak fokus dalam bekerja.
Di Semarang, responden tinggal di kos yang dekat dengan kampus responden. Ketika bekerja maupun kuliah, responden diantar-jemput oleh kekasihnya yang juga bekerja di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang sebagai xxxxxx xxxx. Perjalanan dari tempat tinggal responden dengan tempat kerja termasuk padat sehingga membuat responden beberapa kali terlambat datang bekerja.
Selama bekerja di Resto Hungrypedia, responden mendapatkan jam kerja yang dibagi menjadi 2 shift dengan masing-masing shift selama 9 jam kerja. Responden menganggap jam kerjanya wajar dan bisa diterima. Namun responden menganggap tuntutan kerja yang didapat tidak wajar karena sering diminta untuk merangkap pekerjaan sebagai waiter. Perusahaan sering meminta kasir untuk mengerjakan pekerjaan waiter karena resto sedang kekurangan sumber daya manusia. Responden merasa kesal dengan kebijakan perusahaan tersebut.
Kebijakan perusahaan yang memberatkan responden menyebabkan hubungan responden dengan atasan terjalin tidak baik. Responden merasa kesal karena perusahaan tidak mau mendengarkan keluhan dari karyawan
yang meminta tambahan sumber daya manusia untuk bagian waiter. Kebijakan yang dirasa memberatkan karyawan tersebut membuat beberapa karyawan resign sehingga menciptakan kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat. Selain itu, responden juga kurang dekat dengan rekan kerjanya, namun tetap berhubungan baik dalam bekerja.
4. Responden Penelitian 4
a. Identitas Responden 4
Nama : RA
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 32 tahun Pekerjaan : Head Frontline
Alamat : Lempongsari, Gajahmungkur
b. Latar Belakang Responden 4
Responden merupakan seorang head frontline berusia 32 tahun yang mengepalai seluruh divisi frontline, seperti kasir dan waiter. Responden memiliki bentuk badan yang tinggi, sedikit berisi, dengan kulit sawo matang. Responden tinggal di rumah pribadi bersama dengan istri dan satu orang anak. Responden sudah bekerja sebagai head frontline di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang selama dua tahun. Sebelum bekerja di Resto Hungrypedia, responden sudah memiliki pengalaman memimpin tim frontline selama enam tahun di Hotel Novotel sebagai General Manager.
Responden dikenal sebagai sosok yang profesional dalam bekerja dan mau mendengarkan keluhan rekan kerja lainnya. Hal ini karena pekerjaan responden menuntut responden untuk dapat memahami keberagaman karakter manusia, dan harus bisa membantu divisi frontline mengatasi masalah dan hambatan kerja yang dialami. Banyaknya kendala dan masalah di divisi frontline, serta menerima keluhan-keluhan rekan kerja membuat responden merasa lelah dalam bekerja, namun responden tetap menganggap tuntutan kerja tersebut sebagai tanggung jawab yang harus dikerjakan dan diselesaikan sesuai dengan SOP yang berlaku. Responden sering melakukan diskusi dengan rekan kerjanya untuk mencari solusi masalah yang terbaik.
Responden selalu mendengarkan keluhan dari kasir yang terus diminta merangkap pekerjaan namun tidak ada tambahan gaji. Hal ini yang membuat hubungan responden dengan rekan kerjanya terjalin dengan cukup baik dan dekat. Responden mencoba mencari jalan keluar masalah dengan berdiskusi dengan pihak management, namun pihak management tidak menyetujui solusi responden untuk menambah karyawan baru. Walaupun beberapa kali keputusan pihak management tidak sesuai dengan responden, responden tetap menghormati dan menjalin hubungan baik dengan atasannya tersebut. Walaupun kondisi pekerjaan kurang baik, namun lingkungan kerja responden cukup kondusif, walaupun pernah lebih baik dari ini.
5. Informan Penelitian 1 Responden 1
a. Identitas Informan 1 Nama : SAA Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 27 tahun
Pekerjaan : Barista
b. Latar Belakang Informan 1
Informan merupakan rekan kerja responden 1 di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang yang bekerja sebagai barista (KB:IP1/W1/R1/B:14). Informan sudah bekerja selama dua tahun, sejak Resto Hungrypedia pertama kali buka (KB:IP1/W1/R1/B:17-19). Sebelum bekerja di Resto Hungrypedia, informan bekerja di Café Akasa, yang masih satu perusahaan dengan Resto Hungrypedia (KB:IP1/W1/R1/B:19-22). Informan sudah mengenal responden 1 sejak pertama kali bekerja di Resto Hungrypedia (KB:IP1/W1/R1/B:25-26). Informan memiliki jam kerja yang sama dengan responden, yaitu dua shift, selama sembilan jam kerja.
6. Informan Penelitian 2 Responden 1
a. Identitas Informan 2 Nama : SM Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 27 tahun
Pekerjaan : Content Creator
b. Latar Belakang Informan 2
Informan merupakan rekan kerja responden di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang yang bekerja sebagai content creator (KB:IP2/W1/R1/B:11). Informan sudah bekerja sebagai content creator sejak Mei 2022 (KB:IP2/W1/R1/B:15-16). Selain rekan kerja, informan juga pernah menjadi teman kuliah sekaligus teman kos responden (KB:IP2/W1/R1/B:20-23). Informan merupakan teman main responden hingga saat ini (KB:IP2/W1/R1/B:27). Salah satu tuntutan kerja informan sebagai content creator adalah mendokumentasikan kondisi restoran untuk bahan promosi di sosial media, sehingga informan mengetahui kondisi kerja responden (KB:IP2/W1/R1/B:158-162).
7. Informan Penelitian 1 Responden 2
a. Identitas Informan 1
Nama : DP
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Waiter
b. Latar Belakang Informan 1
Informan merupakan salah satu karyawan di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang yang bekerja sebagai waiter (KB:IP1/W1/R2/B:24-25). Informan sudah bekerja di Resto Hungrypedia selama sepuluh bulan (KB:IP1/W1/R2/B:15). Hubungan informan dengan responden adalah
rekan kerja sexxxxxxx xxxxxx responden dalam pekerjaan (KB:IP1/W1/R2/B:21-24). Informan mengenal responden sejak sepuluh bulan lalu saat pertama kali bekerja di Resto Hungrypedia (KB:IP1/W1/R2/B:28-29). Jam kerja informan sama seperti jam kerja yang responden terima, yaitu dibagi menjadi dua shift selama 9 jam kerja (KB:IP1/W1/R2/B:38-42).
8. Informan Penelitian 2 Responden 2
a. Identitas Informan 2
Nama : YP
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Waiter
b. Latar Belakang Informan 2
Informan bekerja di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang sebagai waiter (KB:IP2/W1/R2/B:11). Informan dan responden mulai bekerja di Resto Hungrypedia di waktu yang sama, yaitu satu setengah tahun (KB:IP2/W1/R2/B:14-15). Informan sudah mengenal responden sejak pertama kali bekerja di Resto Hungrypedia (KB:IP2/W1/R2/B:21-22). Jam kerja yang diterima informan sebagai waiter sama seperti jam kerja responden, yaitu sembilan jam kerja dan terdapat dua shift (KB:IP2/W1/R2/B:25-27).
9. Informan Penelitian 1 Responden 3
a. Identitas Informan 1 Nama : KA Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Barista
b. Latar Belakang Informan 1
Informan merupakan salah satu karyawan di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang yang bekerja sebagai barista (KB:IP1/W1/R3/B:16). Informan sudah bekerja sebagai barista di Resto Hungrypedia selama dua tahun (KB:IP1/W1/R3/B:18-19). Informan sudah mengenal responden sejak pertama kali bekerja di Resto Hungrypedia, yaitu selama dua tahun.
10. Informan Penelitian 2 Responden 3
a. Identitas Informan 2
Nama : B
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 23 tahun Pekerjaan : Xxxxxx Xxxx
b. Latar Belakang Informan 2
Informan merupakan karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang yang bekerja sebagai xxxxxx xxxx (KB:IP2/W1/R3/B:15-16). Informan sudah bekerja selama dua tahun (KB:IP2/W1/R3/B:19). Selain
sebagai rekan kerja, informan juga merupakan kekasih dari responden (KB:IP2/W1/R3/B:25-27). Informan sudah mengenal responden selama kurang lebih tiga tahun (KB:IP2/W1/R3/B:22).
11. Informan Penelitian 1 Responden 4
a. Identitas Informan 1
Nama : H
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Waiter
b. Latar Belakang Informan 1
Informan merupakan salah satu karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang yang bekerja di bagian waiter (KB:IP1/W1/R4/B:14- 15). Informan sudah bekerja sebagai waiter di Resto Hungrypedia (KB:IP1/W1/R4/B:18). Hubungan informan dalam pekerjaan adalah sebagai anak buah responden (KB:IP1/W1/R4/B:15).
12. Informan Penelitian 2 Responden 4
a. Identitas Informan 2
Nama : BS
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 33 tahun Pekerjaan : Head Chef
b. Latar Belakang Informan 2
Informan merupakan salah satu kepala divisi di Resto Hungrypedia Krakatau Semarang, lebih tepatnya bekerja sebagai head chef yang mengepalai divisi kitchen (KB:IP2/W1/R4/B:16-17). Informan sudah bekerja sebagai head chef di Resto Hungrypedia selama dua tahun (KB:IP2/W1/R4/B:23). Informan sudah bekerja di Resto Hungrypedia sejak awal pembukaan restoran (KB:IP2/W1/R4/B:20-21). Jam kerja yang diterima informan sebagai head chef sama seperti jam kerja responden, yaitu selama enam jam kerja yang bersifat fleksibel (KB:IP2/W1/R4/B:31-33).
X. Xxxxan Penelitian
Temuan penelitian pada responden adalah gambaran stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang, dan faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang. Temuan penelitian diperoleh dari pengkategorisasian terhadap data wawancara dan observasi terhadap empat orang karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang sebagai responden penelitian, dan delapan orang informan penelitian. Informan penelitian merupakan orang terdekat atau mengenal baik responden, seperti rekan kerja, karyawan, kekasih, serta sahabat responden. Hasil temuan penelitian ini diharapkan mampu memenuhi setiap pertanyaan penelitian mengenai gambaran stres kerja pada karyawan Resto Hungrypedia Krakatau Semarang, serta faktor- faktor yang memengaruhi stres kerja tersebut. Di dalam penelitian ini terdapat beberapa singkatan, diantaranya yaitu: KB adalah kode berkas, R adalah responden
penelitian, W adalah wawancara, IP adalah informan penelitian, B adalah baris nomor, dan OB adalah observasi.
1. Hasil Temuan Wawancara Berdasarkan Responden Penelitian
a. Latar Belakang Pekerjaan Responden
Tabel 2
Latar Belakang Pekerjaan Responden
1) Sudah berapa lama subjek bekerja?
2) Bagaimana jam kerja yang subjek dapatkan di pekerjaan ini?
3) Apa saja tuntutan kerja atau tugas yang subjek terima di pekerjaan ini?
4) Bagaimana perasaan subjek mengenai tuntutan kerja tersebut?
5) Bagaimana kondisi lingkungan kerja selama subjek bekerja disitu?
6) Bagaimana hubungan subjek dengan rekan kerja subjek?
7) Bagaimana hubungan subjek dengan atasan subjek?
Responden | Analisis | Keterangan |
R1 | 1) Responden sudah bekerja selama satu tahun lebih. Responden sudah bekerja selama satu setengah tahun. | (KB:Y/W1/R1/B:10) |
(KB:Y/W2/R1/B:20- | ||
21) | ||
2) Jam kerja responden dibagi | (KB:Y/W1/R1/B:13- | |
menjadi dua shift, dan setiap shift | 16) | |
bekerja selama sembilan jam kerja. | ||
3) Tuntutan kerja responden adalah sedia di mesin kasir, menghitung pendapatan, melakukan serah terima dengan shift berikutnya, dan juga membuat laporan laba rugi. Namun responden juga sering mendapat tugas tambahan diluar jobdesk-nya. | (KB:Y/W1/R1/B:25- | |
36) |
Tuntutan kerja yang diterima oleh | (KB:Y/W2/R1/B:26- | |
responden adalah bertanggung | 31) | |
jawab dengan segala keuangan | ||
resto, melayani pembayaran, | ||
perhitungan pendapatan resto, serta | ||
membuat laporan keuangan. | ||
Responden terkadang juga dituntut | (KB:Y/W2/R1/B:42- | |
untuk membantu pekerjaan waiter | 50) | |
ketika resto sedang ramai. | ||
4) Responden keberatan dan kewalahan karena sering mendapat tugas tambahan atau rangkap pekerjaan dari atasan yang diluar jobdesk-nya | (KB:Y/W1/R1/B:39- | |
45) | ||
5) Kondisi lingkungan kerja | (KB:Y/W1/R1/B:49- | |
responden harmonis walaupun | 52) | |
beberapa kali terjadi selisih paham | ||
antar karyawan. | ||
Kondisi lingkungan kerja | (KB:Y/W2/R1/B:231- | |
responden cukup harmonis. | 235) | |
6) Hubungan responden dengan rekan | (KB:Y/W1/R1/B:55- | |
kerja tetap baik walau kerap terjadi | 59) | |
selisih paham. | ||
Hubungan responden dengan rekan | (KB:Y/W2/R1/B:252- | |
kerjanya dapat terjalin dengan baik | 255) | |
walau beberapa kali terjadi salah | ||
paham. | ||
7) Responden merasa kesal dengan atasan karena sering memerintahkan untuk rangkap jabatan, namun tetap bekerja dengan profesional. | (KB:Y/W1/R1/B:62- | |
65) | ||
R2 | 1) Responden sudah bekerja selama | (KB:R/W1/R2/B:11- |
kurang lebih satu tahun. | 12) | |
Responden sudah lima belas bulan | (KB:R/W2/R2/B:19) | |
bekerja sebagai kasir di | ||
Hungrypedia. | ||
2) Jam kerja responden adalah delapan jam kerja, namun bisa lebih jika sedang ramai. | (KB:R/W1/R2/B:16- | |
19) |
Jam kerja responden dibagi | (KB:R/W1/R2/B:22- | |
menjadi dua shift, dan tiap shift | 26) | |
bekerja selama sembilan jam | ||
dengan ketentuan delapan jam kerja | ||
dan satu jam istirahat. | ||
Jam kerja responden dibagi | (KB:R/W2/R2/B:23- | |
menjadi dua shift, yang masing- | 26) | |
masing selama delapan jam kerja. | ||
3) Tuntutan kerja responden adalah | (KB:R/W1/R2/B:30- | |
sedia di mesin kasir dan diharuskan | 35) | |
membantu pekerjaan rekan kerja | ||
lain ketika toko sedang ramai. | ||
Tuntutan kerja yang diterima | (KB:R/W2/R2/B:29- | |
responden adalah mengelola | 34) | |
pengeluaran dan pemasukan | ||
keuangan, membuat laporan, dan | ||
mengurus pembayaran customer. | ||
4) Responden merasa jika tuntutan kerja membuat kaki responden sering sakit karena harus selalu berdiri ketika bekerja. | (KB:R/W1/R2/B:38- | |
44) | ||
5) Responden merasa kondisi | (KB:R/W1/R2/B:48- | |
lingkungan kerja penuh tekanan | 51) | |
dari perusahaan | ||
Kondisi lingkungan kerja | (KB:R/W2/R2/B:165) | |
responden penuh tekanan. | ||
6) Hubungan responden dengan rekan | (KB:R/W1/R2/B:48- | |
kerja dapat terjalin dengan baik. | 50) | |
Hubungan responden dengan rekan | (KB:R/W2/R2/B:182- | |
kerja lainnya dapat terjalin dengan | 190) | |
baik. | ||
7) Responden merasa atasan selalu menuntut lebih padahal karyawan sudah bekerja dengan maksimal. | (KB:R/W1/R2/B:62- | |
64) | ||
R3 | 1) Responden sudah bekerja selama hampir dua tahun. Responden sudah bekerja di Hungrypedia selama dua tahun. | (KB:S/W1/R3/B:11-13) |
(KB:S/W2/R3/B:15-16) | ||
2) Jam kerja responden dibagi | (KB:S/W1/R3/B:16-20) | |
menjadi dua shift, dengan masing- |
masing shift selama sembilan jam kerja. Jam kerja responden dibagi menjadi dua shift. Masing-masing selama sembilan jam kerja dengan satu jam istirahat. | (KB:S/W2/R3/B:20-25) | |
3) Selain sebagai kasir yang melayani pembayaran pelanggan, responden mendapatkan tuntutan kerja tambahan sebagai waiter karena perusahaan kekurangan sumber daya manusia. Responden bertanggung jawab dengan semua hal mengenai keuangan restoran. | (KB:S/W1/R3/B:29-41) (KB:S/W2/R3/B:29-35) | |
4) Responden merasa jengkel dengan pekerjaan tambahan yang sering diterimanya. Responden merasa kewalahan karena waiter kekurangan sumber daya manusia. | (KB:S/W1/R3/B:45-48) (KB:S/W2/R3/B:44-48) | |
5) Kondisi lingkungan kerja responden tidak sehat karena banyak karyawan yang resign, dan karyawan lainnya semakin sering dimintai tolong untuk rangkap pekerjaan. Lingkungan kerja yang tercipta di Hungrypedia tidak sehat karena ada beberapa karyawan yang resign karena tidak kuat dengan beban kerja. | (KB:S/W1/R3/B:52-60) (KB:S/W2/R3/B:189- 199) | |
6) Responden kurang dekat dengan rekan kerjanya dan lebih sering sendirian saat istirahat. Hubungan responden dengan rekan kerja lain dapat terjalin dengan baik. | (KB:S/W1/R3/B:64-66) (KB:S/W2/R3/B:214- 218) | |
7) Hubungan responden tidak baik dengan atasannya karena atasan tidak mendengar keluhan dari | (KB:S/W1/R3/B:69-73) |
responden untuk menambah sumber daya manusia. | ||
R4 | 1) Responden sudah bekerja selama kurang lebih dua tahun. Responden sudah dua tahun bekerja di Hungrypedia. | (KB:RA/W1/R4/B:13- 16) (KB:RA/W2/R4/B:15- 16) |
2) Jam kerja responden dibagi menjadi dua shift, selama enam jam kerja. Jam kerja yang diterima responden adalah enam jam kerja dengan dua shift. | (KB:RA/W1/R4/B:25- 28) (KB:RA/W2/R4/B:19- 22) | |
3) Responden memiliki beberapa tuntutan kerja, diantaranya adalah membantu pengecekan dan pengoreksian ulang keuangan resto, bertanggung jawab ketika terdapat selisih keuangan resto, memperbaiki sistem komputer, jaringan, dan masalah pemberian diskon, serta menyelesaikan semua masalah di frontline. Tuntutan kerja yang diterima responden adalah bertanggung jawab atas semua pekerjaan frontline, membantu karyawan yang menemui hambatan dalam bekerja, serta menjadi penghubung karyawan dengan perusahaan. Responden dituntut untuk untuk dapat menyelesaikan masalah yang ditemui karyawan. | (KB:RA/W1/R4/B:32- 57) (KB:RA/W2/R4/B:25- 37) (KB:RA/W2/R4/B:41- 44) | |
4) Responden merasa lelah dengan tuntutan kerja, namun tetap menganggapnya sebagai tanggung jawab yang harus dikerjakan dan diselesaikan sesuai dengan SOP yang berlaku. | (KB:RA/W1/R4/B:60- 71) | |
5) Kondisi lingkungan kerja responden cukup kondusif. Kondisi lingkungan kerja responden saat ini termasuk | (KB:RA/W1/R4/B:75- 80) (KB:RA/W2/R4/B:195- 199) |
kondusif dan nyaman walau pernah | ||||
lebih baik lagi. | ||||
6) Hubungan responden dengan rekan kerja baik karena bisa menghadapi semua jenis karakter. Xxxxxxan responden dengan rekan kerja baik. | (KB:RA/W1/R4/B:84- | |||
87) | ||||
(KB:RA/W2/R4/B:223- | ||||
224) | ||||
7) Hubungan atasan baik. | responden | dengan | (KB:RA/W1/R4/B:90- | |
94) |
Hasil temuan penelitian wawancara awal mengenai latar belakang pekerjaan responden pada tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pekerjaan antara responden 1, 2, dan 3 dengan responden 4. Responden 1 sudah bekerja sebagai kasir selama satu setengah tahun, responden 2 sudah bekerja sebagai kasir selama lima belas bulan, responden 3 sudah bekerja sebagai kasir selama dua tahun, dan responden 4 bekerja sebagai head frontline selama dua tahun. Keempat responden merasa lelah, keberatan, jengkel dan kesal terhadap tuntutan kerjanya, namun pada responden 4 tetap menganggapnya sebagai tanggungjawab yang harus dikerjakan. Keempat responden memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja, namun pada responden 2 dan 3 tidak memiliki hubungan yang baik dengan atasannya. Sebaliknya, responden 1 dan 4 dapat menjalin hubungan baik dengan atasannya walau responden 1 merasa kesal dengan atasannya. Menurut responden 2 dan 3, lingkungan kerja yang tercipta adalah penuh tekanan dan tidak sehat, sedangkan menurut responden 1 dan 4 lingkungan kerja yang tercipta sudah cukup harmonis dan kondusif.
b. Aspek-aspek Stres Kerja
Tabel 3 Aspek Fisiologis
1) Apa yang dialami subjek saat merasakan adanya kendala pekerjaan?
2) Bagaimana dampak kendala pekerjaan tersebut terhadap kesehatan subjek?
Responden | Analisis | Keterangan |
R1 | 1) Xxxxxxx responden menyebabkan badan menjadi lelah. | (KB:Y/W2/R1/B:162- 168) |
2) Kendala pekerjaan yang sedang dialami membuat responden sakit kepala. | (KB:Y/W2/R1/B:171- 174) | |
R2 | 1) Masalah rangkap pekerjaan membuat kaki responden menjadi sakit. | (KB:R/W2/R2/B:100- 105) |
2) Responden mengalami sakit pada kaki hingga susah berjalan karena masalah rangkap pekerjaan. | (KB:R/W2/R2/B:108- 114) | |
R3 | 1) Masalah rangkap kerja membuat responden mengalami nyeri di beberapa bagian tubuh. | (KB:S/W2/R3/B:135- 145) |
2) Responden mengalami sakit demam karena kelelahan bekerja. | (KB:S/W2/R3/B:148- 154) | |
R4 | 1) Masalah pekerjaan membuat responden mengalami sakit kepala. | (KB:RA/W2/R4/B:159- 162) |
2) Responden mengalami sakit kepala karena pekerjaan. | (KB:RA/W2/R4/B:165- 167) |
Hasil temuan penelitian aspek-aspek stres kerja mengenai aspek fisiologis pada tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat aspek fisiologis pada keempat responden dalam menghadapi masalah pekerjaan. Pada responden 1 masalah pekerjaan yang dialami menyebabkan kelelahan dan sakit kepala. Responden 2 mengalami sakit kaki hingga kesulitan berjalan akibat masalah pekerjaan yang dialami. Pada responden 3 mengalami nyeri pada beberapa bagian tubuh dan sakit demam karena
masalah pekerjaan, sedangkan responden 4 mengalami sakit kepala karena masalah pekerjaan.
Tabel 4 Aspek Psikologis
1) Bagaimana perasaan subjek saat mengalami kendala-kendala dalam pekerjaan?
2) Apa yang dirasakan subjek sewaktu mengalami tekanan saat bekerja?
3) Bagaimana tingkat stres kerja yang dialami subjek?
4) Apa dampak yang terjadi pada perasaan subjek dalam pekerjaan?
Responden | Analisis | Keterangan |
R1 | 1) Responden merasa keberatan dan kewalahan dengan masalah dan kendala yang dialami, namun tetap bekerja dengan penuh tanggung jawab. | (KB:Y/W2/R1/B:136- 145) |
2) Responden merasa tidak nyaman dan tergesa-gesa ketika mengalami tekanan kerja. | (KB:Y/W2/R1/B:244- 248) | |
3) Tingkat stres kerja yang dialami responden masih tergolong sedang. | (KB:Y/W2/R1/B:223- 227) | |
4) Responden merasa terbebani dan kewalahan dalam bekerja, namun tetap bekerja dengan penuh tanggung jawab. | (KB:Y/W2/R1/B:136- 145) | |
R2 | 1) Masalah sistem error membuat responden merasa jengkel dan kesal. Responden merasa lelah dan kesal karena tidak mendapat gaji yang sesuai dengan pekerjaannya. | (KB:R/W2/R2/B:51) (KB:R/W2/R2/B:90- 96) |
2) Responden merasa ingin marah ketika menghadapi hambatan dalam bekerja. | (KB:R/W2/R2/B:128- 134) | |
3) Tingkat stres kerja yang dirasakan responden cukup tinggi karena rangkap pekerjaan, masalah sistem | (KB:R/W2/R2/B:153- 161) |
error, dan juga perdebatan dengan rekan kerja lainnya. | ||
4) Responden merasa lelah, jengkel, dan kesal saat bekerja ketika mengalami masalah pekerjaan. | (KB:R/W2/R2/B:90- 96) | |
R3 | 1) Responden merasa kewalahan karena kekurangan sumber daya manusia. Masalah rangkap kerja membuat responden kelelahan dan merasa jam istirahatnya kurang. | (KB:S/W2/R3/B:44-48) (KB:S/W2/R3/B:127- 132) |
2) Ketika mengalami tekanan, responden merasa lemas dan tidak bisa bekerja dengan baik. | (KB:S/W2/R3/B:207- 210) | |
3) Tingkat stres kerja yang diterima responden cukup tinggi. | (KB:S/W2/R3/B:169- 170) | |
4) Responden merasa kesal karena banyak pekerjaan tambahan yang diberikan namun tidak mendapat tambahan gaji. | (KB:S/W2/R3/B:128- 124) | |
R4 | 1) Responden merasa bertanggung jawab atas masalah yang terjadi dan berupaya untuk segera mengatasinya. | (KB:RA/W2/R4/B:81- 85) |
2) Responden merasa bertanggung jawab atas masalah tersebut dan sedang berupaya mencari solusinya. | (KB:RA/W2/R4/B:152- 156) | |
3) Tingkat stres kerja yang dialami responden masih normal dan bisa diatasi. | (KB:RA/W2/R4/B:203- 208) | |
4) Responden tidak menganggap tuntutan kerja sebagai tekanan, melainkan tanggung jawab yang harus dikerjakan. | (KB:RA/W2/R4/B:186- 191) |
Hasil temuan penelitian aspek-aspek stres kerja mengenai aspek psikologis pada tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aspek psikologis yang nampak pada keempat responden. Responden 1 merasa keberatan, kewalahan, hingga merasa tidak nyaman ketika bekerja karena masalah yang dihadapi, namun
responden 1 merasa tingkat stres kerja yang dialami masih tergolong sedang. Responden 2 merasa jengkel, kesal, dan ingin marah ketika menghadapi masalah pekerjaan, serta merasa tingkat stres kerja yang dialami cukup tinggi. Responden 3 merasa kewalahan, kesal, dan tertekan akibat masalah di pekerjaan, serta merasa tingkat stres kerja yang dialami cukup tingi. Pada responden 4 tidak terdapat aspek psikologis yang nampak, dan merasa tingkat stres kerja yang dialami masih normal dan bisa diatasi.
Tabel 5 Aspek Perilaku
1) Apa saja yang dilakukan subjek saat menemui kendala pekerjaan yang dihadapi?
2) Apa yang terjadi ketika subjek mengalami hambatan-hambatan dalam bekerja?
3) Apa dampak dari kendala pekerjaan tersebut terhadap perilaku subjek?
Responden | Analisis | Keterangan |
R1 | 1) Responden berusaha mencari solusi dan tetap bekerja dengan baik ketika menghadapi masalah di pekerjaan. | (KB:Y/W2/R1/B:204- 209) |
2) Responden bertanggung jawab mengatasi masalah yang terjadi. Responden berusaha mengatasi hambatan yang terjadi, serta berusaha memperbaiki kinerjanya. | (KB:Y/W2/R1/B:140- 142) (KB:Y/W2/R1/B:187- 195) | |
3) Masalah yang dialami membuat responden harus bekerja lebih baik agar tidak timbul masalah baru. | (KB:Y/W2/R1/B:153- 159) |
Masalah di pekerjaan membuat responden bekerja lebih baik lagi agar masalahnya selesai dan tidak timbul masalah baru. | (KB:Y/W2/R1/B:187- 195) | |
R2 | 1) Responden mengatasi masalah secara sementara, lalu melaporkan kendala ke kepala divisi. | (KB:R/W2/R2/B:136- 139) |
2) Responden tetap dapat bekerja walau muncul rasa malas dan kurang fokus disaat mengalami tekanan kerja. | (KB:R/W2/R2/B:171- 176) | |
3) Masalah rangkap pekerjaan membuat responden menjadi malas bekerja. | (KB:R/W2/R2/B:117- 124) | |
R3 | 1) Responden melaporkan hambatan yang ditemui kepada kepala divisi. Responden melaporkan masalah yang dihadapi kepada kepala divisi, dan mencari solusi sementara. | (KB:S/W2/R3/B:60-64) (KB:S/W2/R3/B:109- 115) |
2) Responden melaporkan hambatan yang terjadi kepada atasan sekaligus mencari solusi sementara dari hambatan yang terjadi. | (KB:S/W2/R3/B:109- 115) | |
3) Akibat kekurangan sumber daya manusia di frontline menyebabkan responden bekerja dengan tergesa- gesa dan kurang fokus. Masalah rangkap kerja membuat perilaku responden menjadi malas- malasan dalam bekerja. | (KB:S/W2/R3/B:51-56) (KB:S/W2/R3/B:126- 130) | |
R4 | 1) Responden langsung mencari solusi ketika menemui hambatan kerja. Responden terus mencari solusi dari masalah yang terjadi hingga masalah tersebut terselesaikan. | (KB:RA/W2/R4/B:59- 67) (KB:RA/W2/R4/B:70- 77) |
2) Responden merasa bertanggung jawab dan segera mencari solusi dari masalah atau hambatan yang terjadi. | (KB:RA/W2/R4/B:152- 156) | |
3) Masalah di pekerjaan membuat responden merasa harus bekerja lebih baik lagi. | (KB:RA/W2/R4/B:170- 176) |
Hasil temuan penelitian aspek-aspek stres kerja mengenai aspek perilaku pada tabel 5 menunjukkan bahwa pada responden 1 perilaku yang muncul yaitu bertanggung jawab mencari solusi masalah dan berusaha memperbaiki kinerja. Responden 2 menjadi malas dan tidak fokus ketika bekerja ketika menghadapi masalah pekerjaan, serta melaporkan masalah yang dihadapi kepada atasan. Responden 3 menjadi malas, kurang fokus, dan tergesa-gesa ketika menghadapi masalah dalam pekerjaan, serta melaporkan masalah yang dialami kepada atasan namun juga mencari solusi sementara. Pada responden 4 terus mencari solusi karena merasa bertanggung jawab atas penyelesaian masalah yang terjadi, serta membuat responden merasa harus bekerja lebih baik lagi.
c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Stres Kerja
Tabel 6
Faktor Ekstraorganisasi
1) Apa yang menjadi kendala subjek dalam pekerjaan yang berasal dari luar pekerjaan?
2) Bagaimana pengaruh kendala dari luar pekerjaan terhadap pekerjaan responden?
Responden | Analisis | Keterangan |
R1 | 1) Tidak ada kendala yang berasal dari luar pekerjaan yang mempengaruhi pekerjaan responden. | (KB:Y/W2/R1/B:298- 305) |
2) Tidak terdapat pengaruh kendala yang berasal dari luar pekerjaan terhadap pekerjaan responden. | (KB:Y/W2/R1/B:298- 305) | |
R2 | 1) Posisi rumah yang jauh dan macet menjadi kendala dari luar pekerjaan. | (KB:R/W2/R2/B:236- 240) |
2) Kendala dari luar tersebut membuat responden datang terlambat dan merasa malas bekerja. | (KB:R/W2/R2/B:242- 251) | |
R3 | 1) Skripsi dan lalu lintas macet menjadi kendala dari luar pekerjaan responden. | (KB:S/W2/R3/B:251- 257) |
2) Dampak skripsi bagi pekerjaan responden adalah membuat tidak fokus, sedangkan lalu lintas macet membuat responden datang terlambat. | (KB:S/W2/R3/B:260- 269) | |
R4 | 1) Tidak terdapat kendala dari luar pekerjaan responden. | (KB:RA/W2/R4/B:253) |
2) Responden memisahkan masalah dari luar dengan pekerjaan, dan selalu berusaha bersikap profesional dalam bekerja. | (KB:RA/W2/R4/B:253- 256) |
Hasil temuan penelitian faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja mengenai faktor ekstraorganisasi pada tabel 6 menunjukkan bahwa pada responden 1 dan 4 tidak terdapat kendala dari luar pekerjaan yang memengaruhi pekerjaan responden karena bersikap profesional dalam bekerja. Pada responden 2 posisi rumah yang jauh dari tempat kerja dan lalu lintas yang padat menjadi kendala dari luar pekerjaan, sehingga menyebabkan responden terlambat datang bekerja dan merasa malas bekerja, sedangkan pada responden 3 lalu lintas yang padat menyebabkan responden datang terlambat, dan skripsi yang membuat responden tidak fokus bekerja.
Tabel 7 Faktor Organisasi
1) Kendala-kendala apa yang subjek temui dalam pekerjaan?
2) Apa yang menyebabkan kendala-kendala tersebut muncul?
3) Apa dampak kendala-kendala tersebut terhadap pekerjaan subjek?
Responden | Analisis | Keterangan |
R1 | 1) Xxxxxxx yang dihadapi responden adalah selisih pada keuangan resto sehingga harus mengganti dengan uang pribadi. Masalah yang dihadapi responden adalah salah paham dengan rekan kerja, salah pesanan karena belum update menu, dan diharuskan membantu pekerjaan waiter setiap resto sedang ramai. | (KB:Y/W2/R1/B:65- 74) (KB:Y/W2/R1/B:97- 113) |
2) Masalah selisih pada keuangan resto disebabkan karena kasir yang kurang teliti dan teledor. Masalah rangkap pekerjaan responden terjadi karena bagian frontline membutuhkan tambahan tenaga, namun pihak restoran merasa belum membutuhkan karyawan baru. | (KB:Y/W2/R1/B:77- 84) (KB:Y/W2/R1/B:116- 129) | |
3) Masalah yang dialami tidak memberikan dampak negatif pada pekerjaan responden, melainkan tetap bekerja secara profesional. | (KB:Y/W2/R1/B:148- 150) | |
R2 | 1) Xxxxxxx yang dihadapi responden adalah software kasir yang sering trouble dan jaringan down. Masalah lain yang dihadapi responden adalah rangkap kerjaan secara terus menerus sebagai kasir dan server yang tidak sesuai dengan kontrak kerja. | (KB:R/W2/R2/B:37- 41) (KB:R/W2/R2/B:65- 75) |
2) Masalah teknis mesin kasir tersebut berasal dari sistem kantor yang sedang bermasalah. Penyebab masalah rangkap pekerjaan adalah perusahaan yang tidak puas dengan pekerjaan karyawan dan meminta untuk kerja | (KB:R/W2/R2/B:37) (KB:R/W2/R2/B:79- 87) |
multitasking, sehingga tidak perlu menambah karyawan baru. | ||
3) Dampak dari masalah sistem mesin kasir error adalah memperlambat proses pembayaran dan membuat customer harus menunggu lama. Dampak dari masalah sistem yang error adalah menghambat pekerjaan responden. Dampak masalah rangkap pekerjaan menyebabkan pekerjaan responden menjadi lebih lama. | (KB:R/W2/R2/B:44- 48) (KB:R/W2/R2/B:51- 61) (KB:R/W2/R2/B:100- 105) | |
R3 | 1) Kendala dalam pekerjaan yang ditemui responden adalah kekurangan sumber daya manusia di bagian frontline. Masalah yang dihadapi oleh responden adalah shift kerja yang terlalu padat, dan mendapat rangkap pekerjaan tanpa adanya tambahan gaji. | (KB:S/W2/R3/B:39-41) (KB:S/W2/R3/B:71-93) |
2) Masalah rangkap pekerjaan disebabkan karena frontline kekurangan karyawan, namun perusahaan tidak mau menambah karyawan baru. | (KB:S/W2/R3/B:97- 105) | |
3) Akibat kekurangan sumber daya manusia di frontline menyebabkan pekerjaan responden menjadi tergesa-gesa dan kurang fokus. Masalah rangkap kerja membuat pekerjaan responden tidak bisa maksimal. | (KB:S/W2/R3/B:51-56) (KB:S/W2/R3/B:131- 132) | |
R4 | 1) Masalah daya listrik restoran yang tidak stabil menjadi kendala dalam pekerjaan responden. Masalah yang sedang dihadapi oleh responden adalah adanya keluhan dari karyawan yang merasa tidak adil jika harus rangkap pekerjaan namun perusahaan tidak mau | (KB:RA/W2/R4/B:57- 59) (KB:RA/W2/R4/B:114- 149) |
menambah karyawan baru | ||
sehingga menyebabkan beberapa | ||
xxxxxxxx resign. | ||
2) Responden sedang dalam upaya | (KB:RA/W2/R4/B:70- | |
untuk mencari tahu sebab dari | 77) | |
masalah kelistrikan restoran. | ||
Ketika mendapatkan keluhan kerja | (KB:RA/W2/R4/B:126- | |
dari karyawan, responden langsung | 134) | |
mencoba untuk berdiskusi dengan | ||
pihak management agar mendapat | ||
solusi terbaik bagi karyawannya. | ||
3) Masalah kelistrikan toko | (KB:RA/W2/R4/B:85- | |
berdampak pada seluruh aktivitas | 98) | |
restoran. | ||
Pekerjaan responden menjadi | (KB:RA/W2/R4/B:102- | |
terhambat karena daya listrik yang | 104) | |
tidak stabil. |
Hasil temuan penelitian faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja mengenai faktor organisasi pada tabel 7 menunjukkan bahwa keempat responden mengalami masalah yang berasal dari organisasi. Responden 1 mengalami masalah selisih keuangan dan harus merangkap pekerjaan menjadi waiter karena restoran kekurangan karyawan. Masalah tersebut tidak berdampak negatif pada pekerjaan responden melainkan tetap bekerja secara profesional. Pada responden 2 masalah yang dihadapi adalah sistem komputer kasir yang sering bermasalah karena sistem kantor yang sedang bermasalah, sehingga memperlambat proses pembayaran dan membuat customer harus menunggu lama. Selain itu responden 2 juga diharuskan untuk merangkap pekerjaan terus menerus karena perusahaan merasa tidak perlu menambah karyawan, sehingga menyebabkan pekerjaan responden menjadi terhambat dan menjadi lebih lama. Pada responden 3 diharuskan untuk merangkap pekerjaan tanpa adanya tambahan gaji karena perusahaan kekurangan karyawan,
sehingga menyebabkan pekerjaan responden menjadi tergesa-gesa, kurang fokus, dan tidak bisa maksimal. Responden 4 mengalami masalah kelistrikan resto yang sering mati, dan belum mengetahui penyebabnya, sehingga menyebabkan seluruh aktivitas resto menjadi terdampak. Selain itu, responden 4 juga mendapatkan komplain mengenai rangkap pekerjaan dari karyawannya namun perusahaan tidak ingin menambah karyawan baru, sehingga responden 4 harus berdiskusi untuk mencari solusi terbaik.
Tabel 8 Faktor Kelompok
1) Bagaimana hubungan subjek dengan rekan kerja dalam pekerjaan?
2) Apa yang menjadi kendala dalam hubungan subjek dengan rekan kerja?
3) Xxxxxxxxx subjek bekerja dengan rekan kerja?
4) Apa dampak hubungan subjek dengan rekan kerja terhadap pekerjaan subjek?
Responden | Analisis | Keterangan |
R1 | 1) Hubungan responden dengan rekan kerjanya dapat terjalin dengan baik walau beberapa kali terjadi salah paham. | (KB:Y/W2/R1/B:252- 255) |
2) Kendala yang sering terjadi dengan rekan kerja lainnya adalah salah paham atau miskomunikasi. | (KB:Y/W2/R1/B:270- 278) | |
3) Responden dan rekan kerja lainnya dapat bekerjasama dengan baik dan saling membantu pekerjaan satu sama lain. | (KB:Y/W2/R1/B:258- 264) | |
4) Dampak masalah komunikasi responden dengan rekan kerja tidak teralu terasa karena hanya saling menyalahkan saja. | (KB:Y/W2/R1/B:282- 284) |
R2 | 1) Hubungan responden dengan rekan kerja lainnya dapat terjalin dengan baik, walau terkadang terjadi perdebatan dan salah paham antar karyawan. | (KB:R/W2/R2/B:182- 190) |
2) Kendala yang terjadi di hubungan responden dengan rekan kerja adalah berdebat karena adanya kesalahpahaman. | (KB:R/W2/R2/B:182- 190) | |
3) Responden tetap harus bekerja secara team dengan rekan kerja lainnya. | (KB:R/W2/R2/B:217- 222) | |
4) Xxxxxxx pada hubungan responden dengan rekan kerja lain menyebabkan selisih uang pada saat sedang closing. | (KB:R/W2/R2/B:206- 213) | |
R3 | 1) Hubungan responden dengan rekan kerja lain dapat terjalin dengan baik. | (KB:S/W2/R3/B:214- 218) |
2) Xxxxxxx dalam hubungan responden adalah berdebat karena rekan kerja cuek dan tidak membantu. | (KB:S/W2/R3/B:227- 235) | |
3) Responden dapat bekerjasama dan membagi tugas dengan rekan kerja lainnya. | (KB:S/W2/R3/B:221- 223) | |
4) Tidak ada dampak hubungan responden dengan rekan kerja terhadap pekerjaan responden. | (KB:S/W2/R3/B:238- 240) | |
R4 | 1) Hubungan responden dengan rekan kerja baik. | (KB:RA/W2/R4/B:223- 224) |
2) Tidak terdapat kendala dalam hubungan responden dengan rekan kerja. | (KB:RA/W2/R4/B:229- 234) | |
3) Responden dan rekan kerja dapat memahami dan saling membantu satu sama lain. | (KB:RA/W2/R4/B:224- 225) | |
4) Hubungan responden dan rekan kerja berpengaruh terhadap pekerjaan responden. Jika hubungan baik, maka hasil kerja juga akan lebih baik | (KB:RA/W2/R4/B:238- 249) |
Hasil temuan penelitian faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja mengenai faktor kelompok pada tabel 8 menunjukkan bahwa keempat responden memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja lainnya, dan tidak terdapat masalah yang mempengaruhi pekerjaan responden. Pada responden 1, kendala dengan rekan kerja yang dialami yaitu salah paham dan miskomunikasi, namun tidak terlalu berdampak pada pekerjaan. Responden 1 tetap dapat bekerjasama dengan baik dengan rekan kerja lainnya. Pada responden 2, kendala dengan rekan kerja yang dialami adalah berdebat karena salah paham, sehingga menyebabkan selisih pada keuangan resto, namun responden 2 tetap dapat bekerjasama dengan rekan kerja lain. Pada responden 3, kendala dengan rekan kerja yang dialami yaitu berdebat karena rekan kerja tidak mau membantu, namun tidak berdampak pada pekerjaan responden 3 dan tetap dapat bekerjasama dengan baik. Pada responden 4 tidak memiliki kendala dengan rekan kerja karena dapat saling membantu dan memahami satu sama lain, serta membuat pekerjaan lebih baik.
Tabel 9 Faktor Individu
1) Apa yang dikeluhkan subjek dalam pekerjaan?
2) Bagaimana kesesuaian posisi pekerjaan subjek dengan subjek sendiri?
3) Situasi atau keadaan seperti apa yang memengaruhi pekerjaan subjek?
4) Bagaimana keadaan atau situasi pekerjaan subjek?
Responden | Analisis | Keterangan |
R1 | 1) Responden mengeluhkan mengenai tambahan pekerjaan sebagai waiter yang sering diberikan, padahal jumlah tugas kasir sudah banyak. | (KB:Y/W2/R1/B:97- 113) |
2) Responden merasa posisi pekerjaannya sebagai kasir sudah sesuai dengan dirinya dan menganggap semua pekerjaan memiliki masalahnya masing- masing. | (KB:Y/W2/R1/B:214- 219) | |
3) Tidak ada kondisi atau situasi spesifik yang mempengaruhi pekerjaan responden. Responden hanya bekerja sebaik mungkin. | (KB:Y/W2/R1/B:287- 294) | |
4) Kondisi lingkungan kerja responden cukup harmonis walau beberapa kali terjadi selisih paham antar karyawan. | (KB:Y/W2/R1/B:231- 235) | |
R2 | 1) Responden mengeluh mengenai sistem resto seperti software yang trouble, dan jaringan down. | (KB:R/W2/R2/B:37- 41) |
2) Responden merasa tidak sesuai dengan posisi pekerjaannya karena mendapatkan rangkap pekerjaan. | (KB:R/W2/R2/B:143- 150) | |
3) Kondisi restoran yang ramai dan adanya tambahan pekerjaan membuat responden merasa lebih lelah dan bingung ketika bekerja. | (KB:R/W2/R2/B:226- 232) | |
4) Kondisi lingkungan kerja responden penuh tekanan karena perusahaan tidak pernah puas dengan pekerjaan karyawannya. | (KB:R/W2/R2/B:165) | |
R3 | 1) Responden mengeluh mengenai adanya kekurangan sumber daya manusia di bagian frontline. | (KB:S/W2/R3/B:39-41) |
2) Responden merasa kurang sesuai dengan posisi pekerjaan sebagai kasir di Hungrypedia. | (KB:S/W2/R3/B:159- 165) | |
3) Keadaan kerja yang kondusif, komunikatif, dan saling membantu dapat membuat responden bekerja lebih baik lagi. | (KB:S/W2/R3/B:243- 247) | |
4) Lingkungan kerja yang tercipta di Hungrypedia tidak sehat karena ada beberapa karyawan yang resign karena tidak kuat dengan beban kerja. | (KB:S/W2/R3/B:189- 199) | |
R4 | 1) Tidak ada keluhan dari responden selama bekerja di Hungrypedia. | (KB:RA/W2/R4/B:47- 48) |
2) Responden merasa sesuai dengan posisi kerja saat ini karena dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan juga belajar menghadapi banyak karakteristik orang. | (KB:RA/W2/R4/B:213- 218) | |
3) Situasi kerja yang mengharuskan responden banyak berpikir dan belajar hal baru dapat berpengaruh pada pekerjaan responden menjadi lebih baik lagi. | (KB:RA/W2/R4/B:179- 182) | |
4) Kondisi lingkungan kerja responden saat ini termasuk kondusif dan nyaman walau pernah lebih baik lagi. | (KB:RA/W2/R4/B:195- 199) |
Hasil temuan penelitian faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja mengenai faktor individu pada tabel 9 menunjukkan bahwa responden 1 dan 4 merasa sesuai dengan posisi pekerjaan saat ini, dan merasa kondisi lingkungan kerja cukup harmonis walau beberapa kali terjadi selisih paham. Pada responden 2 dan 3 merasa tidak sesuai dengan posisi kerjanya saat ini dan merasa kondisi lingkungan kerja tidak sehat dan penuh tekanan.
2. Hasil Temuan Wawancara Informan Penelitian
a. Latar Belakang Pekerjaan Responden
Tabel 10
Latar Belakang Pekerjaan Responden
1) Sudah berapa lama subjek bekerja?
2) Bagaimana jam kerja yang subjek dapatkan di pekerjaan ini?
3) Apa saja tuntutan kerja atau tugas yang subjek terima di pekerjaan ini?
4) Bagaimana perasaan subjek mengenai tuntutan kerja atau tugas tersebut?
5) Bagaimana kondisi lingkungan kerja selama subjek bekerja disitu?
6) Bagaimana hubungan subjek dengan rekan kerja subjek?
7) Bagaimana hubungan subjek dengan atasan subjek?
Responden | Analisis | Keterangan |
IP1 R1 | 1) Responden sudah bekerja di Hungrypedia selama kurang lebih satu sampai satu setengah tahun. | (KB:IP1/W1/R1/B:29- 32) |
2) Jam kerja yang diterima responden ada dua shift, pagi dan siang, selama sembilan jam kerja. | (KB:IP1/W1/R1/B:38- 41) | |
3) Tuntutan kerja yang diterima responden adalah mengurus payment, menghitung keuangan, dan membuat pembukuan keuangan restoran. | (KB:IP1/W1/R1/B:44- 46) | |
4) Responden merasa tuntutan kerjanya masih normal. | (KB:IP1/W1/R1/B:50- 52) | |
5) Kondisi lingkungan kerja di Hungrypedia kurang sehat karena pekerjaan banyak dan sering menyalahkan antar karyawan. | (KB:IP1/W1/R1/B:161- 168) | |
6) Responen dapat berhubungan baik dengan rekan kerja dari semua divisi. | (KB:IP1/W1/R1/B:190- 192) | |
7) Responden dapat berhubungan baik dengan atasannya. | (KB:IP1/W1/R1/B:212- 214) | |
IP2 R1 | 1) Responden sudah bekerja di Hungrypedia selama satu setengah tahun. | (KB:IP2/W1/R1/B:30- 31) |
2) Jam kerja responden dibagi menjadi dua shift, pagi dan siang. | (KB:IP2/W1/R1/B:34- 36) | |
3) Tuntutan kerja yang diterima responden adalah bertanggung jawab dengan payment di kasir, mengambil pesanan pelanggan, serta memberihkan toko | (KB:IP2/W1/R1/B:40- 42) | |
4) Responden merasa lelah dan tidak adil karena dengan tuntutan kerja yang didapat. | (KB:IP2/W1/R1/B:51) | |
5) Kondisi Hungrypedia ketika ramai membuat setiap karyawan sangat | (KB:IP2/W1/R1/B:156- 162) |
sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. | ||
6) Hubungan responden dengan rekan kerjanya baik-baik saja. | (KB:IP2/W1/R1/B:183) | |
7) Hubungan responden dengan atasannya cukup baik dan sering membicarakan tentang pekerjaan. | (KB:IP2/W1/R1/B:199- 201) | |
IP1 R2 | 1) Informan tidak mengetahui sudah berapa lama responden bekerja di Hungrypedia. | (KB:IP1/W1/R2/B:33- 34) |
2) Jam kerja responden sama dengan informan, yaitu sembilan jam kerja. | (KB:IP1/W1/R2/B:38- 42) | |
3) Responden bertanggung jawab mengurus semua keuangan restoran dan beberapa kali diminta untuk membantu pekerjaan waiter dan membersihkan restoran. | (KB:IP1/W1/R2/B:48- 56) | |
4) Responden merasa kelelahan dengan tuntutan kerja yang diterima. | (KB:IP1/W1/R2/B:60- 62) | |
5) Lingkungan kerja yang tercipta di Hungrypedia cukup tinggi tekanan, namun hubungan pertemanannya masih baik. | (KB:IP1/W1/R2/B:211- 213) | |
6) Responden dapat menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja. | (KB:IP1/W1/R2/B:218) | |
7) Responden merasa kesal dengan atasan karena tidak memberi solusi yang baik untuk masalahnya. | (KB:IP1/W1/R2/B:234- 237) | |
IP2 R2 | 1) Responden sudah bekerja selama kurang lebih satu setengah tahun. | (KB:IP2/W1/R2/B:18) |
2) Jam kerja responden adalah sembilan jam kerja dan terdapat dua shift. | (KB:IP2/W1/R2/B:25- 27) | |
3) Tuntutan kerja yang diterima responden adalah mengurus seluruh keuangan restoran, membersihkan area restoran, mengantar pesanan, dan membersihkan meja pelanggan. | (KB:IP2/W1/R2/B:30- 33) | |
4) Responden tidak begitu suka dengan tuntutan pekerjaannya karena harus membantu pekerjaan waiter. | (KB:IP2/W1/R2/B:37- 40) |
5) Kondisi pertemanan di pekerjaan responden cukup baik, namun kondisi pekerjaannya penuh tekanan karena banyak tuntutan dalam pekerjaan. | (KB:IP2/W1/R2/B:99- 110) | |
6) Responden tetap dapat berhubungan baik dengan rekan kerjanya. | (KB:IP2/W1/R2/B:138- 140) | |
7) Responden kurang menyukai pihak management karena tidak memberikan solusi bagi masalahnya. | (KB:IP2/W1/R2/B:167- 171) | |
IP1 R3 | 1) Responden sudah bekerja di Hungrypedia selama dua tahun. | (KB:IP1/W1/R3/B:22) |
2) Jam kerja responden dibagi menjadi dua shift selama sembilan jam kerja. | (KB:IP1/W1/R3/B:30- 31) | |
3) Responden bertanggung jawab atas mesin kasir dan keuangan restoran, namun beberapa kali juga menerima dan mengantarkan pesanan pelanggan. | (KB:IP1/W1/R3/B:34- 39) | |
4) Responden merasa tidak sesuai dan komplain ke atasan mengenai tuntutan pekerjaannya. | (KB:IP1/W1/R3/B:43- 45) | |
5) Lingkungan kerja responden penuh tekanan. | (KB:IP1/W1/R3/B:124- 127) | |
6) Responden memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja dari berbagai divisi. | (KB:IP1/W1/R3/B:131- 132) | |
7) Hubungan responden dengan atasan kurang baik karena responden kesal perusahaan tidak memberikan solusi dari masalah yang terjadi. | (KB:IP1/W1/R3/B:154- 157) | |
IP2 R3 | 1) Responden sudah bekerja di Hungrypedia selama dua tahun. | (KB:IP2/W1/R3/B:31- 32) |
2) Jam kerja responden dibagi menjadi dua shift selama 9 jam kerja. | (KB:IP2/W1/R3/B:35- 37) | |
3) Tuntutan kerja yang diterima responden adalah mengatur keuangan di kasir. | (KB:IP2/W1/R3/B:40- 45) | |
4) Responden tidak menganggap tuntutan kerja yang diterima sebagai masalah, namun | (KB:IP2/W1/R3/B:49- 52) |
mempermasalahkan tuntutan kerja tambahannya. | ||
5) Kondisi lingkungan kerja responden cukup banyak tekanan terlebih ketika sedang ramai. | (KB:IP2/W1/R3/B:150- 152) | |
6) Responden bisa bekerja sama dengan rekan kerja lainnya. | (KB:IP2/W1/R3/B:175) | |
7) Hubungan responden dengan atasan kurang baik, dan responden sudah tidak memikirkan management. | (KB:IP2/W1/R3/B:165- 167) | |
IP1 R4 | 1) Informan tidak mengetahui sudah berapa lama responden bekerja di Hungrypedia. | (KB:IP1/W1/R4/B:21- 22) |
2) Jam kerja responden tidak menentu atau fleksibel. Jam kerja responden kurang lebih enam jam kerja. | (KB:IP1/W1/R4/B:25- 29) (KB:IP1/W1/R4/B:32) | |
3) Tuntutan kerja yang diterima responden adalah melakukan pengecekan terhadap pekerjaan karyawan frontline, membantu mengatasi masalah teknis restoran, dan juga membantu menangani komplain pelanggan. | (KB:IP1/W1/R4/B:35- 43) | |
4) Responden menerima dan bekerja dengan senang hati. | (KB:IP1/W1/R4/B:47- 48) | |
5) Kondisi lingkungan kerja responden cukup baik karena semuanya bertanggung jawab atas tugas masing-masing. | (KB:IP1/W1/R4/B:116- 117) | |
6) Hubungan responden dengan rekan kerja sangat baik dan saling menghormati. | (KB:IP1/W1/R4/B:152- 153) | |
7) Menurut informan, tidak pernah ada masalah antara responden dengan atasannya. | (KB:IP1/W1/R4/B:174- 175) | |
IP2 R4 | 1) Responden sudah bekerja di Hungrypedia selama dua tahun. | (KB:IP2/W1/R4/B:27- 28) |
2) Jam kerja yang diterima responden bersifat fleksibel selama enam jam kerja. | (KB:IP2/W1/R4/B:31- 33) | |
3) Tuntutan kerja yang diterima responden adalah bertanggung jawab atas semua pekerjaan, | (KB:IP2/W1/R4/B:37- 44) |
masalah, dan situasi yang terjadi di area frontline. | ||
4) Responden menerima dengan baik tuntutan kerja yang diterima karena sudah menjadi tanggung jawabnya. | (KB:IP2/W1/R4/B:48- 50) | |
5) Kondisi lingkungan kerja baik walau beberapa kali terjadi masalah. | (KB:IP2/W1/R4/B:130- 132) | |
6) Hubungan responden dengan rekan kerjanya dapat terjalin dengan baik. | (KB:IP2/W1/R4/B:160) | |
7) Hubungan responden dengan atasannya baik karena responden selalu menghormati segala keputusan atasan walau tidak seusai dengan responden. | (KB:IP2/W1/R4/B:175- 178) |
Hasil temuan penelitian informan penelitian mengenai latar belakang pekerjaan responden pada tabel 10 menunjukkan bahwa responden 1 sudah bekerja sebagai kasir di Hungrypedia selama satu setengah tahun, responden 2 sudah bekerja sebagai kasir selama satu setengah tahun, responden 3 sudah bekerja sebagai kasir selama dua tahun, dan responden 4 sudah bekerja sebagai kasir selama dua tahun. Jam kerja yang diterima oleh responden 1, 2, dan 3 berbeda dengan responden 4. Pada responden 1, 2, dan 3, jam kerja yang diterima adalah dua shift dengan masing-masing 9 jam kerja, sedangkan pada responden 4 jam kerja yang diterima adalah dua shift dengan jam fleksibel selama 6 jam kerja. Tuntutan kerja yang diterima responden 1, 2, dan 3 adalah bertanggung jawab atas semua yang berkaitan dengan keuangan restoran, sedangkan tuntutan kerja pada responden 4 adalah bertanggung jawab atas semua pekerjaan, masalah, dan situasi yang terjadi di area frontline.
Menurut informan 1, responden 1 merasa tuntutan kerja yang didapatkan masih wajar, namun menurut informan 2, responden 1 merasa tidak adil dan lelah
karena tuntutan kerja yang didapat. Menurut kedua informan, kondisi lingkungan kerja yang tercipta di lingkungan responden 1 tidak sehat karena mendapat tugas yang banyak hingga membuat sibuk antar karyawan. Selain itu, menurut kedua informan, responden 1 dapat menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja dan juga atasannya.
Menurut kedua informan, responden 2 merasa kelelahan dan tidak begitu suka dengan tuntutan kerja yang didapatkan. Kondisi lingkungan kerja yang tercipta juga termasuk penuh tekanan. Responden 2 memiliki hubungan yang kurang baik dan tidak suka dengan atasannya, namun dapat menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerjanya.
Menurut informan 1, responden 3 mersa tuntutan kerja yang didapatkan tidak sesuai, sedangkan menurut informan 2 responden menerima tuntutan kerjanya, namun tidak terima dengan tuntutan kerja tambahan yang didapat. Menurut kedua informan, kondisi lingkungan kerja yang tercipta penuh dengan tekanan. Responden 3 memiliki hubungan yang kurang baik dengan atasannya. Responden 3 juga tidak menyukai atasannya, namun tetap dapat berhubungan baik dengan rekan kerjanya.
Meenurut kedua informan, responden 4 mampu menerima dengan penuh tanggung jawab semua tuntutan kerja yang diterima. Responden 4 juga mampu menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja hingga atasannya. Kondisi lingkungan kerja responden juga cukup baik walau beberapa kali menemui masalah.
b. Aspek-aspek Stres Kerja
Tabel 11 Aspek Fisiologis
1) Apa yang dialami subjek saat merasakan adanya kendala pekerjaan?
2) Bagaimana dampak kendala pekerjaan tersebut terhadap kesehatan subjek?
Responden | Analisis | Keterangan | |||
IP1 R1 | 1) Responden berkata pada informan jika dirinya sakit kepala ketika mengalami masalah selisih uang restoran. | (KB:IP1/W1/R1/B:106- | |||
107) | |||||
2) Informan merasa responden tidak | (KB:IP1/W1/R1/B:111- | ||||
pernah sakit karena pekerjaan. | 113) | ||||
IP2 R1 | 1) Masalah pekerjaan membuat responden kelelahan, hingga menyebabkan demam ketika kondisi tubuh sedang kurang baik. | (KB:IP2/W1/R1/B:131- 133) | |||
2) Responden pekerjaan. | pernah | sakit | karena | (KB:IP2/W1/R1/B:125) | |
IP1 R2 | 1) Masalah | rangkap | pekerjaan | (KB:IP1/W1/R2/B:149- | |
menyebabkan | kaki | responden | 151) | ||
menjadi sakit | dan | kesulitan | |||
berjalan. | |||||
Responden kelelahan karena | (KB:IP1/W1/R2/B:65- | ||||
memiliki banyak pekerjaan. | 66) | ||||
2) Responden mengalami sakit pada kaki karena pekerjaan. | (KB:IP1/W1/R2/B:154) | ||||
IP2 R2 | 1) Masalah tambahan pekerjaan menyebabkan responden mengalami sakit pada kaki hingga susah berjalan. | (KB:IP2/W1/R2/B:55- | |||
56) | |||||
2) Responden pernah karena pekerjaan ditambah. | sakit yang | kaki terus | (KB:IP2/W1/R2/B:59- | ||
60) | |||||
IP1 R3 | 1) Informan tidak mengetahui dampak masalah rangkap pekerjaan terhadap apa yang dialami responden. | (KB:IP1/W1/R3/B:82) | |||
2) Xxxxxxxxx pernah ijin sakit selama dua hari, namun informan tidak mengetahui apa penyebabnya. | (KB:IP1/W1/R3/B:85- 88) |
IP2 R3 | 1) Responden sering jatuh sakit dan nyeri kaki karena kelelahan harus rangkap pekerjaan. | (KB:IP2/W1/R3/B:81- 83) |
2) Responden mudah lelah dan sakit jika banyak pekerjaan yang harus dilakukan. | (KB:IP2/W1/R3/B:86- 88) | |
IP1 R4 | 1) Masalah daya lisrik restoran yang tidak stabil tidak berdampak pada kesehatan responden. | (KB:IP1/W1/R4/B:106) |
2) Xxxxxxxxx pernah sakit karena kelelahan mengatasi banyak hal ketika restoran sedang ramai. | (KB:IP1/W1/R4/B:109- 112) | |
IP2 R4 | 1) Masalah yang terjadi tidak berdampak pada kesehatan responden. | (KB:IP2/W1/R4/B:116- 117) |
2) Responden jarang sakit karena pekerjaan. | (KB:IP2/W1/R4/B:120) |
Hasil temuan penelitian aspek-aspek stres kerja mengenai aspek fisiologis pada tabel 11 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aspek fisiologis pada masing-masing responden. Pada responden 1 mengalami kelelahan dan menyebabkan sakit kepala hingga demam karena pekerjaan. Responden 2 mengalami kelelahan dan menyebabkan sakit pada kaki hingga membuat susah berjalan karena pekerjaan. Responden 3 mudah lelah hingga jatuh sakit dan nyeri kaki karena masalah pekerjaan. Menurut informan 1, responden 4 pernah jatuh sakit karena kelelahan bekerja, sedangkan menurut informan 2, responden 4 jarang sekali jatuh sakit karena masalah pekerjaan.
Tabel 12 Aspek Psikologis
1) Bagaimana perasaan subjek saat mengalami kendala dalam pekerjaan?
2) Apa yang dirasakan subjek sewaktu mengalami tekanan saat bekerja?
3) Bagaimana tingkat stres kerja yang dialami subjek?
4) Apa dampak yang terjadi pada perasaan subjek dalam pekerjaan?
Responden | Analisis | Keterangan |
IP1 R1 | 1) Responden merasa kesal karena harus mengganti selisih uang restoran. | (KB:IP1/W1/R1/B:85- 86) |
2) Informan tidak mengetahui perasaan responden ketika dalam keadaan tertekan. | (KB:IP1/W1/R1/B:182- 186) | |
3) Informan tidak mengetahui secara pasti bagaimana tingkat stres kerja yang diterima responden. | (KB:IP1/W1/R1/B:151- 157) | |
4) Responden menjadi kesal ketika terdapat kendala kerja. | (KB:IP1/W1/R1/B:85- 86) | |
IP2 R1 | 1) Responden merasa tidak adil dan keberatan jika harus mengerjakan pekerjaan waiter tanpa mendapat gaji tambahan. Responden merasa lelah dan tidak adil karena dengan tuntutan kerja yang didapat. | (KB:IP2/W1/R1/B:82- 88) (KB:IP2/W1/R1/B:51) |
2) Responden merasa tergesa-gesa ketika menghadapi tekanan kerja. | (KB:IP2/W1/R1/B:166- 167) | |
3) Responden mengalami tingkat stres yang sedang dan memilih untuk tidak terlalu memikirkan masalah yang terjadi. | (KB:IP2/W1/R1/B:151- 153) | |
4) Responden merasa kelelahan, tidak adil, dan keberatan jika harus mengerjakan pekerjaan waiter | (KB:IP2/W1/R1/B:82- 88) | |
IP1 R2 | 1) Responden merasa kelelahan dengan tuntutan kerja. Responden merasa bingung dan kesal karena masalah pekerjaan. Responden merasa lelah karena terus menerus diperintahkan untuk membantu pekerjaan waiter. | (KB:IP1/W1/R2/B:60- 62) (KB:IP1/W1/R2/B:105- 107) (KB:IP1/W1/R2/B:134- 135) |
2) Responden menjadi bad mood ketika tertekan dalam bekerja. | (KB:IP1/W1/R2/B:188- 190) |
3) Informan merasa responden tertekan dan sangat stres karena pekerjaannya. | (KB:IP1/W1/R2/B:199) | |
4) Responden merasa kelelahan, bingung, sekaligus kesal ketika menghadapi kendala dalam pekerjaan. | (KB:IP1/W1/R2/B:105- 107) (KB:IP1/W1/R2/B:134- 135) | |
IP2 R2 | 1) Responden tidak begitu suka dengan tuntutan pekerjaannya karena harus membantu pekerjaan waiter. Responden merasa tidak suka dan keberatan jika harus mengerjakan pekerjaan waiter hampir setiap hari. | (KB:IP2/W1/R2/B:37- 40) (KB:IP2/W1/R2/B:77- 79) |
2) Responden mengeluh ketika sedang tertekan dalam bekerja. | (KB:IP2/W1/R2/B:115) | |
3) Menurut informan, responden mengalami stres yang cukup tinggi karena pekerjaannya, dan ada kemungkinan untuk resign dari pekerjaannya saat ini. | (KB:IP2/W1/R2/B:91- 95) | |
4) Responden merasa keberatan dan tidak suka ketika mendapat pekerjaan tambahan. | (KB:IP2/W1/R2/B:77- 79) | |
IP1 R3 | 1) Responden merasa tidak sesuai dan komplain ke atasan mengenai tuntutan pekerjaannya. Responden merasa keberatan jika harus merangkap pekerjaan. | (KB:IP1/W1/R3/B:43- 45) (KB:IP1/W1/R3/B:63- 66) |
2) Responden merasa malas bekerja dan bekerja seadanya ketika tertekan dengan pekerjaan. | (KB:IP1/W1/R3/B:120- 121) | |
3) Menurut informan, tingkat stres responden cukup tinggi karena responden sudah mulai kehilangan antusias kerja dan menjadi malas bekerja. | (KB:IP1/W1/R3/B:105- 110) | |
4) Responden merasa keberatan dan tidak sesuai ketika bekerja, sehingga nenyebabkan malas bekerja. Menurut informan, pekerjaan responden membuat tertekan. | (KB:IP1/W1/R3/B:63- 66) (KB:IP1/W1/R3/B:120- 121) (KB:IP1/W1/R3/B:113- 117) |
IP2 R3 | 1) Responden keberatan dengan tuntutan kerja tambahan yang diterima. Responden hampir selalu tertekan ketika bekerja. | (KB:IP2/W1/R3/B:62- 65) (KB:IP2/W1/R3/B:137- 140) |
2) Responden tidak mudah emosi ketika sedang tertekan dan lebih mengerjakan pekerjaan dengan perlahan. | (KB:IP2/W1/R3/B:143- 146) | |
3) Menurut informan, tingkat stres kerja yang dialami responden cukup tinggi karena harus bekerja dengan gaji yang tidak sepadan. | (KB:IP2/W1/R3/B:132- 134) | |
4) Responden merasa keberatan dengan tambahan pekerjaan dan hampir selalu merasa tertekan ketika bekerja. | (KB:IP2/W1/R3/B:62- 65) (KB:IP2/W1/R3/B:137- 140) | |
IP1 R4 | 1) Responden menerima dan bekerja dengan senang hati. Responden terlihat bingung namun dapat tetap tenang dalam mengatasi masalah yang terjadi. | (KB:IP1/W1/R4/B:47- 48) (KB:IP1/W1/R4/B:78- 81) |
2) Responden duduk menenangkan diri sambil mencari solusi dengan rekan kerja ketika sedang dalam tekanan kerja. | (KB:IP1/W1/R4/B:130- 132) | |
3) Menurut informan, responden tetap merasa stres namun bisa diatasi oleh responden sendiri. Menurut informan, pekerjaan responden menyebabkan tekanan pada responden. | (KB:IP1/W1/R4/B:146- 147) (KB:IP1/W1/R4/B:121- 127) | |
4) Responden dapat menerima dan tetap tenang dalam mengatasi masalah pekerjaan. | (KB:IP1/W1/R4/B:78- 81) | |
IP2 R4 | 1) Responden menerima dengan baik tuntutan kerja yang diterima karena sudah menjadi tanggung jawabnya. Responden merasa optimis bisa mengatasi masalah yang dihadapi. | (KB:IP2/W1/R4/B:48- 50) (KB:IP2/W1/R4/B:80- 82) |
2) Responden tetap bisa mengatasi kondisi yang tertekan dengan baik. | (KB:IP2/W1/R4/B:142- 145) |
3) Stres kerja responden cukup tinggi karena tekanan dan tanggung jawabnya besar, namun responden bisa mengatasinya dan selalu terlihat tenang dan bahagia. | (KB:IP2/W1/R4/B:148- 152) | |
4) Responden merasa bertanggung jawab dan optimis dalam bekerja dan mengatasi masalah kerja yang terjadi. | (KB:IP2/W1/R4/B:48- 50) (KB:IP2/W1/R4/B:80- 82) |
Hasil temuan penelitian aspek-aspek stres kerja mengenai aspek psikologis pada tabel 12 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aspek psikologis pada masing-masing responden. Pada responden 1 merasa kesal, jengkel, dan keberatan ketika mengalami masalah pekerjaan. Responden 1 juga cenderung menjadi tergesa-gesa ketika mengalami tekanan dalam bekerja. Menurut informan 2, responden 1 mengalami tingkat stres kerja sedang dan masih mampu untuk diatasi oleh responden sendiri.
Pada responden 2 merasa bingung, kesal, tidak suka dan keberatan ketika mengalami masalah-masalah dalam pekerjaan. Menurut kedua informan, responden 2 mengalami stres kerja yang tinggi serta merasa tertekan hingga berpikiran untuk resign dari pekerjaan. Ketika tertekan, responden 2 mengalami perubahan suasana hati menjadi lebih buruk, serta mengeluh tentang masalahnya.
Responden 3 merasa keberatan dengan masalah kerja yang dihadapi. Menurut kedua informan, responden 3 mengalami stres kerja yang cukup tinggi hingga kehilangan antusias dalam bekerja. Responden 3 juga menjadi malas dan bekerja seadanya ketika mengalami tekanan dalam bekerja.
Responden 4 terlihat bingung namun tetap menerima dan optimis dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Menurut informan 1, responden 4
mengalami stres namun masih bisa diatasi, sedangkan menurut informan 2, responden 4 merasa tingkat stres kerja responden 4 cukup tinggi tekanan dan tanggung jawabnya besar, namun tetap bisa terlihat tenang. Ketika mengalami tekanan kerja, biasanya responden 4 duduk menenangkan diri, lalu mencari solusi untuk mengatasi kondisi yang penuh tekanan tersebut.
Tabel 13 Aspek Perilaku
1) Apa yang dilakukan subjek saat menemui kendala pekerjaan yang dihadapi?
2) Apa yang terjadi ketika subjek mengalami hambatan-hambatan dalam bekerja?
3) Apa dampak dari kendala pekerjaan tersebut terhadap perilaku subjek?
Responden | Analisis | Keterangan |
IP1 R1 | 1) Responden dapat tetap bekerja dan tidak mengeluh ketika menemui hambatan dalam bekerja. Responden harus mengganti selisih uang restoran hingga lebih dari puluhan ribu. | (KB:IP1/W1/R1/B:129- 132) (KB:IP1/W1/R1/B:89- 93) |
2) Ketika mengalami masalah, responden tidak mengeluh dan tetap bekerja seperti biasanya. Responden bertanggung jawab mengganti selisih uang restoran. | (KB:IP1/W1/R1/B:117- 121) (KB:IP1/W1/R1/B:89- 90) | |
3) Xxxxxxxx responden selama bekerja tetap sama walau mengalami masalah. Responden tetap dapat bekerja dengan baik walau mengalami masalah. | (KB:IP1/W1/R1/B:101- 103) (KB:IP1/W1/R1/B:125) |
IP2 R1 | 1) Responden tetap bekerja sesuai arahan atasannya karena takut dipecat dan menjadi masalah baru bagi responden. Xxxxx responden dalam mengatasi masalah kerja masih belum berhasil. Responden mencoba untuk mencari solusi dari hambatan kerja yang dialami dengan cara mengajukan komplain kepada atasan untuk menambah pegawai waiter. | (KB:IP2/W1/R1/B:100- 105) (KB:IP2/W1/R1/B:95- 97) (KB:IP2/W1/R1/B:91- 93) |
2) Responden beberapa kali komplain kepada kepala divisinya untuk meminta tambahan pegawai frontline, khususnya waiter. | (KB:IP2/W1/R1/B:91- 93) | |
3) Responden tetap dapat menyelesaikan pekerjaan walau sedang dalam kondisi tertekan. Xxxxxxx pekerjaan membuat responden tetap bekerja dengan baik karena takut dipecat. | (KB:IP2/W1/R1/B:173) (KB:IP2/W1/R1/B:116- 117) | |
IP1 R2 | 1) Responden mencari solusi lain dengan membuat nota manual ketika mesin kasir tidak tersambung internet. Responden menjelaskan kepada pelanggan jika terjadi kendala pada mesin kasir. | (KB:IP1/W1/R2/B:99- 101) (KB:IP1/W1/R2/B:81- 85) |
2) Responden melaporkan masalah jaringan internet kepada atasan. | (KB:IP1/W1/R2/B:89- 91) | |
3) Responden mencuri kesempatan untuk duduk di bagian belakang restoran dan tidak stand-by di posisi kerja karena kelelahan bekerja. | (KB:IP1/W1/R2/B:140- 145) | |
IP2 R2 | 1) Responden mengajukan komplain dan protes kepada atasannya, namun belum mendapat solusi dari komplain tersebut. | (KB:IP2/W1/R2/B:82- 84) |
2) Responden bekerja namun dengan mengeluh karena masalah yang | (KB:IP2/W1/R2/B:87- 88) |
dialami tidak mendapat solusi dari atasannya. | ||
3) Responden menjadi malas-malasan dalam bekerja jika restoran mulai ramai pengunjung. Responden sering mengeluh lelah karena banyak pekerjaan yang harus dikerjakan. | (KB:IP2/W1/R2/B:72- 74) (KB:IP2/W1/R2/B:47- 48) | |
IP1 R3 | 1) Responden melakukan protes dan meminta tambahan waiter untuk bagian frontline. | (KB:IP1/W1/R3/B:43- 45) |
2) Responden kesal dan malas bekerja karena komplain yang diajukan tidak mendapat solusi dari perusahaan. | (KB:IP1/W1/R3/B:154- 157) | |
3) Responden menjadi malas bekerja karena harus rangkap pekerjaan. | (KB:IP1/W1/R3/B:73- 76) | |
IP2 R3 | 1) Responden tetap bekerja walau lebih lamban. | (KB:IP2/W1/R3/B:109- 112) |
2) Responden melaporkan hambatan yang dialami kepada kepala divisinya. Xxxxxxxxx pernah berpikir untuk resign dari pekerjaan karena harus rangkap pekerjaan. | (KB:IP2/W1/R3/B:116- 117) (KB:IP2/W1/R3/B:92- 94) | |
3) Responden jadi lebih cuek dan diam dengan management, serta mulai malas bekerja. Responden menjadi susah mengatur waktu untuk kuliah karena kelelahan bekerja. | (KB:IP2/W1/R3/B:103- 105) (KB:IP2/W1/R3/B:92- 93) | |
IP1 R4 | 1) Responden mencoba menghubungi pihak PLN dan tukang listrik untuk mengatasi masalah kelistrikan toko. | (KB:IP1/W1/R4/B:99- 103) |
2) Responden mencoba untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi. | (KB:IP1/W1/R4/B:99- 103) | |
3) Xxxxxxxx responden menjadi lebih tegas dalam mengatasi masalah yang terjadi. | (KB:IP1/W1/R4/B:91- 93) | |
IP2 R4 | 1) Responden berusaha mengatasi masalah dengan mengurus ke PLN | (KB:IP2/W1/R4/B:85- 90) |
dan memanggil beberapa tukang listrik untuk membantu mengatasi masalah listrik restoran. Responden merasa bisa optimis bisa mengatasi masalah yang dihadapi. Responden terus berusaha mencari solusi untuk mengatasi hambatan- hambatan yang terjadi di pekerjaan. Responden melakukan analisa masalah agar menemukan solusi terbaik. | (KB:IP2/W1/R4/B:80- 82) (KB:IP2/W1/R4/B:94- 95) (KB:IP2/W1/R4/B:110- 112) | |
2) Responden terus berusaha mencari solusi untuk mengatasi hambatan- hambatan yang terjadi di pekerjaan. | (KB:IP2/W1/R4/B:94- 95) | |
3) Responden terus berusaha mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah dengan menganalisa kembali masalah yang terjadi. | (KB:IP2/W1/R4/B:110- 112) |
Hasil temuan penelitian aspek-aspek stres kerja mengenai aspek perilaku pada tabel 13 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aspek perilaku pada masing- masing responden. Responden 1 tetap dapat bekerja sesuai arahan ketika mengalami masalah kerja dengan tujuan untuk menghindari terjadinya masalah baru. Responden 1 juga berusaha untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi serta bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan. Menurut kedua informan, perilaku kerja responden 1 tetap sama dan dapat menyelesaikan pekerjaan walau sedang mengalami masalah kerja.
Responden 2 berusaha untuk mencari solusi masalah sementara ketika menghadapi kendala dalam bekerja dan mengajukan komplain kepada atasan mengenai masalah tersebut. Namun ketika komplain yang diajukan tidak