PRAKTEK KERJA MAGANG
PRAKTEK KERJA MAGANG
HASIL TANGKAPAN PADA KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEKALONGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA MAGANG
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh :
X. XXXX XXXXXXXXX NIM. 135080200111085
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
PRAKTEK KERJA MAGANG
HASIL TANGKAPAN PADA KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEKALONGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA MAGANG
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Perikanan Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh :
X. XXXX XXXXXXXXX NIM. 135080200111085
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
RINGKASAN
X. XXXX XXXXXXXXX. Praktek Xxxxx Xxxxxx tentang Hasil Tangkapan Pada Kegiatan Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan (di bawah bimbingan Xx.Xx. Xxx Xxxxx Xxxxxx, X.Xx).
Praktek Xxxxx Xxxxxx (PKM) ini telah dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2016
– 31 Agustus 2016 di PPN Pekalongan Jawa Tengah. Tujuan dilaksanakannya PKM ini adalah untuk mengetahui hasil tangkapan pada kegiatan penangkapan ikan di PPN Pekalongan.
Metode yang digunakan dalam PKM ini adalah metode deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara partisipasi aktif, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Kota Pekalongan memiliki Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) yang berkontribusi besar terhadap perikanan tangkap dan pernah menjadi salah satu tempat pendaratan ikan terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Pada Pelabuhan ini terdapat beberapa kegiatan antara lain kegiatan bongkar muat hasil tangkapan, kegiatan enumerasi, uji sampling, perijinan kapal, pengawasan, logbook perikanan, sistem informasi statistik perikanan tangkap, syahbandar, dan fungsional mutu ikan (pengawasan mutu).
Hasil tangkapan pada suatu pelabuhan merupakan parameter penting bagi kualitas pelabuhan itu sendiri. Hal ini terjadi karena hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan tersebut tergantung pada jumlah kapal atau armada yang melakukan tambat labuh di pelabuhan tersebut. Kemudian kapal yang akan tambat labuh juga tergantung pada pengelolaan sarana prasarana yang terdapat pada pelabuhan itu sendiri. Dalam pengelolaan sarana prasarana itu sendiri juga tergantung pada kepegawaian pelabuhan yang baik dan benar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini dengan judul “Hasil Tangkapan Pada Kegiatan Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan”. Kegiatan Praktek Xxxxx Xxxxxx merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.
Atas terselesaikannya laporan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, karunia serta kesehatan sehingga penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Magang tersebut hingga selesai.
2. Keluarga besar saya terutama Bapak dan Ibu serta Saudara-saudara saya yang senantiasa berdoa serta mendampingi demi kelancaran dan kesuksesan studi penulis serta semangat yang selalu diberikan.
3. Xx.Xx. Xxx Xxxxx Xxxxxx, X.Xx selaku dosen pembimbing yang sudah memberi arahan serta ilmu dari awal bimbingan hingga akhir bimbingan.
4. Xxxxx Xxxx, Xxxxx Xxxxxxx, Xxxxx Xxxxxxx, Xxxxx Xxxx, Bapak Tjasmito, Bapak Handy, selaku pembimbing Praktek Kerja Magang serta seluruh keluarga besar PPN Pekalongan atas bimbingan serta ilmu yang diberikan.
5. Kepada teman seperjuangan Praktek Xxxxx Xxxxxx PPN Pekalongan Deta, Rohmatul, Xxx, Xxxxx, Xxxxxx, Xxxxx, Xxxx yang memberikan waktu kebersamaan selama di Pekalongan.
6. Teman-teman PSP angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan dan kelancaran yang diberikan serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
7. Kepada Keluarga Xxxxx Xxxxxx (Bapak kos), yang telah memberikan semua fasilitas penunjang dan membantu segala keperluan kami selama tinggal di Pekalongan.
8. Teman-teman magang “Squad Pekalongan” dan “Grup Sementara” yang telah berjuang bersama.
9. Teman-teman pengurus UKM UNITANTRI Universitas Brawijaya terutama teman-teman XxXxx (Bidang Karawitan) yang sudah menggantikan amanah saya di Malang pada saat kegiatan Praktek Xxxxx Xxxxxx di PPN Pekalongan.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa Laporan Praktek Xxxxx Xxxxxx ini masih jauh dari sempurna sehingga diperlukannya kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN SURAT KETERANGAN PKM
2. METODOLOGI PRAKTEK KERJA MAGANG 5
1.1 Metode Praktek Kerja Magang 5
3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA MAGANG 8
3.1 Keadaan Umum Daerah Praktek Kerja Magang (PKM) 8
3.1.1 Kondisi Geografis Daerah Praktek Kerja Magang (PKM) 8
3.2 Kondisi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan 10
3.2.1 Sejarah Pelabuhan Perikanan 10
3.2.2 Visi dan Misi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan 11
3.2.3 Landasan Hukum PPN Pekalongan 12
3.2.4 Kedudukan,Tugas, dan Fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan 13
3.3 Kondisi Umum Perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan 18
3.3.1 Daerah Penangkapan Ikan 18
3.3.2 Xxxxx, Nilai dan Volume Produksi Ikan 19
3.3.3 Armada dan Alat Penangkap Ikan 20
3.3.4 Jenis Ikan Hasil Tangkapan 21
3.3.5 Musim Penangkapan Ikan 22
3.4 Nelayan di PPN Pekalongan 22
4. HASIL PRAKTEK KERJA MAGANG 24
4.2 Kegiatan Pelelangan Ikan 28
4.3.1 Proses Enumerasi Ikan Tongkol 33
4.3.2 Proses Enumerasi Ikan Cucut dan Pari 37
4.5 Kendala yang ditemui ketika Praktek Xxxxx Xxxxxx 54
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Xxxxx Xxxxxx 4
Tabel 2. Jumlah Trip Kapal WPP 711, 712, dan 713 18
Tabel 3. Perkembangan armada perikanan berdasarkan alat tangkap yang digunakan di PPN Pekalongan Tahun 2006 s.d. 2015 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Denah menuju Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan 9
Gambar 2. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan 10
Gambar 3. Struktur Organisasi PPN Pekalongan 16
Gambar 4. Grafik Perkembangan Jumlah dan Nilai Produksi di PPN Pekalongan Tahun 2006 s.d. 2015, sumber : Laporan Tahunan PPN Pekalongan, 2015. 20
Gambar 5.Tabel Perkembangan jumlah nelayan di PPN Pekalongan Tahun 2006
s.d. 2015, sumber : Laporan Tahunan PPN Pekalongan, 2015 23
Gambar 6. Kegiatan Bongkar Muat Hasil Tangkapan Purse Seine(Data Primer PKM,2016) 26
Gambar 7. Penataan dan Penimbangan Sampel Berat Hasil Tangkapan Purse Seine(Data Primer PKM,2016) 27
Gambar 8. Kegiatan Bongkar Kapal Gill Net(Data Primer PKM,2016) 27
Gambar 9. Penimbangan Hasil Tangkapan Gill Net(Data Primer PKM,2016) 28
Gambar 10. Penataan Hasil Tangkapan Gill Net(Data Primer PKM,2016) 28
Gambar 11. TPI Higienis - Tampak Depan(Data Primer PKM, 2016) 29
Gambar 12. TPI Higienis - Tampak Dalam(Data Primer PKM,2016) 30
Gambar 13. TPI Utama - Tampak Depan(Data Primer PKM, 2016) 30
Gambar 14. TPI Utama - Tampak Dalam(Data Primer PKM, 2016) 31
Gambar 15. Tape dan Penggaris (Data Primer PKM, 2016) 32
Gambar 16. Timbangan digital dan papan (Data Primer PKM, 2016) 33
Gambar 17. Xxxxxxx xxxxx/como (Data Primer PKM, 2016) 33
Gambar 18. Xxxxxxx xxxxx/ abu-abu (Data Primer PKM, 2016) 34
Gambar 19. Form ikan tongkol (Data Primer PKM, 2016) 35
Gambar 20. Cucut Pisang (Data Primer PKM,2016) 37
Gambar 21. Cucut Kempis (Data Primer PKM,2016) 37
Gambar 22. Pari Burung (Data Primer PKM, 2016) 38
Gambar 23. Pari Kelapa (Data Primer PKM, 2016) 38
Gambar 24. Form enumerasi ikan (Data Primer PKM, 2016) 39
Gambar 25. Tempat pembedahan ikan berlangsung (Data Primer PKM, 2016) . 43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Wawancara dengan seorang Nahkoda kapal 59
Lampiran 2. Kegiatan Bedah Gonad 59
Lampiran 3. Pencataan hasil bedah gonad 60
Lampiran 4. Foto bersama Kalabuh, Karyawan serta Karyawati PPN Pekalongan.
Lampiran 5. Foto bersama Kalabuh PPN Pekalongan 60
Lampiran 6. Foto bersama Kasubag Operasional PPN Pekalongan 61
Lampiran 7. Foto bersama Kasubag Sarpra dan TU PPN Pekalongan 61
Lampiran 8. Foto bersama Polair PPN Pekalongan. 61
Lampiran 9. Penyerahan kenang-kenangan kepada Kalabuh PPN Pekalongan 62
Lampiran 10. Foto bersama pembimbing lapang PKM di PPN Pekalongan 62
Lampiran 11. Foto bersama Staf Bagian Operasional PPN Pekalongan 62
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang – undang No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang menyatakan bahwa Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
Pelabuhan Perikanan memiliki peranan strategis dalam pengembangan perikanan dan kelautan, yaitu sebagai pusat atau sentral kegiatan perikanan la ut. Pelabuhan Perikanan selain merupakan penghubung antara nelayan dengan pengguna-pengguna hasil tangkapan, baik pengguna langsung maupun tak langsung seperti: pedagang, pabrik pengolah, restoran dan lain-lain, juga merupakan tempat berinteraksinya berbagai kepentingan masyarakat pantai yang bertempat di sekitar Pelabuhan Perikanan (Kusyanto, 2006).
Sektor perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memberi kontribusi dalam pembangunan nasional. Pendapat ini tidak lepas dari hasil pendugaan stok ikan yang terdapat pada perairan pantai, perairan nusantara, serta perairan ZEE yang dilakukan sejak tahun 1970. Wilayah Indonesia memiliki potensi sumberdaya ikan yang sangat besar, diperkirakan sebesar 6,41 juta ton per tahun. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) adalah 80% dari potensi lestari atau sekitar 5,12 juta ton per tahun.
Kota Pekalongan memiliki Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) yang berkontribusi besar terhadap perikanan tangkap dan pernah menjadi salah satu tempat pendaratan ikan terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Pada Pelabuhan ini terdapat beberapa kegiatan antara lain kegiatan bongkar muat hasil tangkapan, kegiatan enumerasi, uji sampling, perijinan kapal, pengawasan, logbook perikanan, sistem informasi statistik perikanan tangkap, syahbandar, dan fungsional mutu ikan (pengawasan mutu).(Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, 2016).
Hasil tangkapan pada suatu pelabuhan merupakan parameter penting bagi kualitas pelabuhan itu sendiri. Hal ini terjadi karena hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan tersebut tergantung pada jumlah kapal atau armada yang melakukan tambat labuh di pelabuhan tersebut. Kemudian kapal yang akan tambat labuh juga tergantung pada pengelolaan sarana prasarana yang terdapat pada pelabuhan itu sendiri. Dalam pengelolaan sarana prasarana itu sendiri juga tergantung pada kepegawaian pelabuhan yang baik dan benar.
Maksud diadakannya Praktek Kerja Magang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan serta menambah wawasan tentang hasil tangkapan pada kegiatan penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan.
Adapun Tujuan dari Praktek Kerja Magang tentang hasil tangkapan pada kegiatan penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan adalah :
a. Memahami tentang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.
b. Memahami tentang hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.
Kegunaan dari kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) tentang Hasil Tangkapan Pada Kegiatan Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan adalah:
⮚ Bagi Mahasiswa :
1. Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, dan memahami tentang kegiatan- kegiatan di pelabuhan yang berhubungan tetang hasil tangkapan.
2. Menambah pengalaman dan wawasan pada mahasiswa mengenai hasil tangkapan pada kegiatan penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan.
3. Dapat digunakan untuk mengaplikasikan pengetahuan teori yang didapat dalam bangku perkuliahan pada keadaan nyata di lapangan sehingga dapat memberikan informasi dalam penelitian selanjutnya.
⮚ Bagi Lembaga :
1. Mendapat informasi tentang hasil tangkapan pada kegiatan penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan.
2. Bahan pertimbangan dalam menentukan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan selanjutnya.
Praktek Kerja Magang ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan selama 30 Hari Orang Kerja (HOK) yang dilakukan pada tanggal 18 Juli 2016 – 31 Agustus 2016.
1.5 Jadwal Pelaksanaan
Rancangan jadwal pelaksanaan PKM ini digunakan sebagai acuan waktu agar dalam proses pelaksanaannya diharapkan dapat terselesaikan secara tepat dan terstruktur. Pelaksanaan PKM meliputi tahap persiapan dengan kegiatan pengajuan judul, konsultasi, pembuatan proposal, dan persiapan yang dilakukan di Universitas Brawijaya. Tahap pelaksanaan meliputi pengumpulan data primer dengan kegiatan (partisipasi aktif, observasi, dan interview) yang dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Tahap pembahasan yang meliputi analisis hasil dan konsultasi, serta tahap pelaporan yang meliputi konsultasi hasil PKM dan ujian PKM dilaksanakan di Universitas Brawijaya. Jadwal rancangan pelaksanaan Praktek Kerja Magang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Xxxxx Xxxxxx
No | Kegiatan | Bulan ke | |||||
5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | ||
1 | Mengurus surat administrasi dan survei | ||||||
2 | Pengajuan judul dan konsultasi | ||||||
3 | Pelaksanaan Praktek Xxxxx Xxxxxx | ||||||
4 | Penyusunan Laporan dan konsultasi |
2. METODOLOGI PRAKTEK KERJA MAGANG
1.1 Metode Praktek Xxxxx Xxxxxx
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau lagkah- langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyususn ilmu pengetahuan. Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk melaksanakan metode penelitian. Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk-bentuk penelitian (Suryana, 2010).
Metode yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Magang ini adalah metode wawancara, partisipasi aktif, dan observasi langsung tentang Hasil Tangkapan Pada Kegiatan Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan.
2.2.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat terbarukan atau selalu berubah. Untuk mendapatkan data primer, pelaksana Praktek Xxxxx Xxxxxx harus memperoleh secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, partisipasi aktif, dan dokumentasi (Hermawan, 2005).
Metode praktek kerja magang yang dilakukan dilapangan adalah mengamati keadaan langsung dilapangan secara benar dan nyata adanya. Kegiatan- kegiatan tersebut meliputi kegiatan bongkar muat hasil tangkapan, enumerasi, kegiatan pelelangan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan pendataan ikan hasil tangkapan. Pengumpulan data yang digunakan dalam praktek kerja magang ini adalah:
a. Observasi
Observasi berasal dari kata observation yang berarti pengamatan. Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti. kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan pengamatan peneliti dapat melihat kejadian sebagaimana subyek yang diamati mengalaminya, menangkap, merasakan fenomena sesuai pengertian subyek dan obyek yang diteliti. Berdasar parsitipatifnya, observasi dibagi menjadi partisipasi penuh dan partisipasi pengamat. (Xxxxxxxx, 2013).
Tahap observasi akan dilakukan pada saat pelaksanaan Praktek Xxxxx Xxxxxx (PKM) dengan cara mengamati :
1. Kegiatan bongkar muat hasil tangkapan.
2. Kegiatan Enumerasi.
3. Kegiatan pelelangan ikan di TPI.
4. Kegiatan pendatatan hasil tangkapan.
5. Kendala yang dihadapi pada setiap kegiatan diatas.
a. Wawancara
Menurut Xxxxxxxx (2012) menyatakan bahwa wawancara adalah pengambilan data dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber untuk mengetahui suatu informasi dalam penelitian.
Wawancara yang dilakukan dalam kegiatan Praktek Kerja Magang ini adalah dengan melakukan tanya jawab terhadap narasumber dari pihak yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan pada Praktek Kerja Magang (PKM). Wawancara dilakukan secara terbuka dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah di persiapkan terlebih dahulu, wawancara ini dilakukan kepada Enumerator, Petugas pelelangan ikan, Petugas pendataan hasil tangkapan, dan nelayan.
b. Dokumentasi
Xxxxxxxx (2012), mengemukakan pendapatnya mengenai dokumen, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari suatu kegiatan.
Dokumentasi perlu dilakukan dalam kegiatan Praktek Kerja Magang untuk memperkuat data lapang. Kegiatan Praktek Kerja Magang dilaksakan dengan cara terstruktur, harus memiliki bukti kegiatan yang akurat dalam kegiatan Praktek kerja magang di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Dokumentasi dilakukan saat proses bongkar muat hasil tangkapan, enumerasi, proses pelelangan, dan pendataan hasil tangkapan serta wawancara ke nelayan.
c. Partisipasi Aktif
Menurut Purbaningtyas (2013) Partisipasi aktif adalah metode pengumpulan data yang mengharuskan seseorang terlibat secara langsung dalam obyek yang diteliti.
Partisipasi aktif yang dilakukan dalam Praktek Kerja Magang ini antara lain mengikuti serangkaian kegiatan secara langsung dalam kegiatan bongkar muat hasil tangkapan, kegiatan enumerasi, kegiatan pelelangan dan pendataan hasil tangkapan.
2.2.2 Data Sekunder
Menurut Xxxxxxxxxx (2015), Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku laporan, jurnal ilmiah dan lain sebagainnya.
Pengambilan data sekunder dalam praktek kerja magang ini dapat diperoleh dari jurnal-jurnal maupun buku-buku serta dapat diperoleh dari pihak pelabuhan terkait data yang diperlukan. Misalnya, data hasil enumerasi dan data hasil tangkapan PPN Pekalongan.
3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA MAGANG
3.1 Keadaan Umum Daerah Praktek Kerja Magang (PKM)
3.1.1 Kondisi Geografis Daerah Praktek Kerja Magang (PKM)
PPN Pekalongan terletak sekitar 5 km di sebelah utara pusat kota Pekalongan dan 0,5 km dari muara sungai Pekalongan yang merupakan gabungan dari 4 anak sungai yaitu sungai Ampel Gading, kali Sebulan, kali Siketeng dan kali Sepucung. Secara administrasi pemerintahan, PPNP terletak di kelurahan Panjang Wetan dan Krapyak Lor, kecamatan Pekalongan Utara, kota Pekalongan, provinsi Jawa Tengah. Adapun secara geografis terletak di dataran rendah pantai Utara Pulau Jawa dengan ketinggian sekitar 1 meter di atas permukaan air laut pada koordinat 6051’34’’ LS dan 109041’41’’ BT(Bappeda dan BPS Kota Pekalongan, 2007).
Adapun batas wilayah administratif kawasan PPNP adalah :
⮚ Sebelah Utara : Laut Jawa
⮚ Sebelah Selatan : Kabupaten Pekalongan
⮚ Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan
⮚ Sebelah Timur : Kabupaten Batang
Perairan PPN Pekalongan merupakan perairan dengan dasar laut maupun kolam pelabuhan berlumpur dan berpasir. Pada pantai sebelah timur bersebelahan dengan kolam pelabuhan terjadi penumpukan pasir laut dari hasil pengerukan dasar kolam pelabuhan.
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan bisa di tempuh menggunakan angkutan umum, jika berangkat dari Stasiun Kereta Api Pekalongan kita bisa mengikuti alur pada denah dibawah, yaitu jalan lurus menuju Jl. Merdeka kemudian belok kiri ke Jl. Xxxx Xxxxxx. Nanti akan bertemu
perempatan lurus terus ke Jl. Diponegoro. Setelah itu ambil kiri ke Jl. WR. Supratman lurus terus hingga ketemu pintu gerbang masuk PPN Pekalongan
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan, bangunan didominasi oleh warna biru. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan memiliki 2 gedung dengan 1 gedung utama, dan tepat disebelah kiri gedung utama adalah gedung pertemuan yang biasanya akan digunakan untuk acara sosialisasi dan acara rapat kepegawaian. Sebelah kanan gedung utama adalah tempat parker
mobil dan sepedah motor pada pegawai, juga ada kendaraan milik PPN Pekalongan.
Gambar 2. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
3.2 Kondisi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan
3.2.1 Sejarah Pelabuhan Perikanan
Sejarah berdirinya pelabuhan perikanan dimulai dari keluarnya Surat Keputusan Menteri Perhubungan No KM.188/0/Phb-74 Tanggal 16 Juli 1974, Tentang : Pelabuhan Pekalongan diubah statusnya menjadi Pelabuhan Khusus Perikanan. berjarak 5 bulan tepatnya tanggal 14 desember 1974, Direktur Jenderal Perhubungan Laut dan Direktur Jenderal Perikanan mengeluarkan surat No. D.P.P.2/57/13 No.H.II/2/6/20/74 yang berisi tentang pengalihan status pengelolaan pelabuhan pekalongan menjadi pelabuhan khusus perikanan serta seluruh pengelolaan dan fasilitas (asset) diserahkan kepada pelabuhan perikanan (Dirjen Perikanan) kecuali inventaris kesyahbandaran dan sarana navigasi.
Pada tahun 1990, 1993 dan 1995 Menteri pertanian melakukan perombakan susunan organisasi dan tata kerja pelabuhan perikanan nusantara dalam surat keputusan terakhir No.604/Kpts/OT.210/9/95 bertepatan dengan tanggal 7
september. pada tahun 2001 Menteri Kelautan dan Xxxxxxxan mengambil alih Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan dengan dibawah pengawasan Kementrian Kelautan dan perikanan dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, ditetapkan dalam surat keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.26.I/MEN/2001 dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.39/PERMEN-KP/2013. kemudian pada tahun 2007 surat keputusan walikota pekalongan nomor 552/116, pada tanggal
23 april tentang penetapan batas wilayah kerja dan operasional Pelabuhan Perikanan Pekalongan dan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 08/XXX.XXX/2009 Tentang WILAYAH KERJA DAN WILAYAH PENGOPERASIAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEKALONGAN (WKOPP PPN Pekalongan)
Terkait dengan keberadaan/penunjukan serta pelaksanaan tugas dan fungsi kesyahbandaran di PPN pekalongan. pada tahun 2013 telah ditetepkan pasal 42 undang-undang pada point (g) dan disebutkan secara rinci sebagaimana dikuatkan pada peraturan menteri kelautan dan perikanan Nomor : PER.03/PERMEN-KP/2013 Tentang Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan. dan terakhir pada tahun 2014 Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM 82 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar. Pada BAB 2., Surat Persetujuan Berlayar pada Pasal 2 ayat 1 dan 3.
3.2.2 Visi dan Misi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Visi PPN Pekalongan adalah “terwujudnya PPN Pekalongan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi perikanan terpadu”. sedangakan Misi yang digunakan untuk mencapai Visi tersebut adalah :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan.
2. Menciptakan system usaha yang kondusif.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di pelabuhan perikanan.
4. Meningkatkan mutu, jaminan keamanan pangan hasil perikanan.
5. Meningkatkan pengendalian, pemantauan dan pengawasan sumberdaya kelautan perikanan.
6. Meningkatkan Ketertiban, Keamanan dan Kebersihan (K3) di lingkungan pelabuhan perikanan.
7. Meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
3.2.3 Landasan Hukum PPN Pekalongan
Adapun landasan hukum yang di gunakan PPN pekalongan adalah sebagai berikut :
1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
2) Undang – undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang – undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan;
3) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 75 tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2006 tentang Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan;
5) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 57/PERMEN-KP/2014 Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;
6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 42/PERMEN-KP/2014 Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2011 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan
Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;
7) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER 19/MEN/2010 tentang pedoman & tata cara penanganan ikan hasil tangkapan;
8) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN/2010 tentang log book penangkapan ikan;
9) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/2012 Tentang Kepelabuhanan Perikanan;
10) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.13/MEN/2012 Tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan;
11) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 03/ PERMEN- KP/2013 tentang Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan;
12) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 20/PERMEN-KP/2014 Organisasi dan Tata Kerja UPT Pelabuhan Perikanan.
3.2.4 Kedudukan,Tugas, dan Fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan
Kedudukan, Tugas dan Fungsi PPN Pekalongan dalam melakukan operasional pelabuhan pada TA. 2015 telah diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 39/PERMEN-KP/2013 tentang perubahan ketiga atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.06/MEN/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan. Namun dalam perkembangannya pada TA. 2014 tepatnya pada tanggal 16 Mei 2014 telah ditetapkan perubahan kembali berupa Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 20/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan.
1. Kedudukan
• Pelabuhan Perikanan adalah unit pelaksana teknis di bidang pelabuhan perikanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
• Kepala Pelabuhan Perikanan dipimpin oleh seorang Kepala.
2. Tugas
Pelabuhan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, fasilitasi pengawasan pemanfaatan sumber daya ikan, dan kelancaran kegiatan kapal perikanan, serta pelayanan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan dan kegiatan pemerintahan lainnya.
3. Fungsi
Fungsi PPN Pekalongan dengan acuan permen KP No. PER.
08/MEN/2012 adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Pemerintahan
1. Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan
2. Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan
3. Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan
4. Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan
5. Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan
6. Pelaksanaan kesyahbandaran
7. Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan
8. Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas kapal perikanan
9. Tempat publikasi hasil penelitian kelautan dan perikanan
10. Pemantauan wilayah pesisir
11. Pengendalian lingkungan
12. Keimigrasian
b. Fungsi Pengusahaan
1. Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan
2. Pelayanan bongkar muat ikan
3. Pelayanan pengolahan hasil perikanan
4. Pemasaran dan distribusi ikan
5. Pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan perikanan
6. Pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan
7. Pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan
8. Wisata bahari.
9. Penyedia dan/atau pelayanan jasa lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3.2.5 Struktur Organisasi
PPN Pekalongan merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 20/PERMEN-KP/2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan, dengan susunan organisasi terdiri dari :
a. Kepala Pelabuhan
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
c. Kepala Seksi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha
d. Kepala Seksi Operasional Pelabuhan
e. Kepala Seksi Kesyahbandaran
f. Jabatan Fungsional
Untuk melihat Struktur Organisasi yang ada di PPN Pekalongan dapat dilihat pada gambar 3.
Kelompok Jabatan Fungsional
Kepala Seksi Tata Kelola
Dan Pelayanan Usaha (Xxxxxx Xxxxxxx, S.St.Pi)
Kepala Seksi Kesyahbandaran (Moch. Xxxxxx, S.Sos)
Kepala Seksi Operasional Pelabuhan (Xxxx Xxxxxx, S.Pi)
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
(Xxx Xxxxxxx DWA, S.Pi.)
Kepala Pelabuhan (Xx. Xxxxxx, MM)
Gambar 3. Struktur Organisasi PPN Pekalongan.
a. Kepala Pelabuhan
Kepala Pelabuhan mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi, produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan untuk pelestariannya dan kelancaran kegiatan kapal perikanan, serta pelayanan kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas penyusunan rencana dan program, urusan tata usaha dan rumah tangga, pelaksanaan dan koordinasi pengendalian lingkungan yang meliputi
keamanan, ketertiban, kebersihan, kebakaran dan pencemaran di kawasan Pelabuhan Perikanan serta pengelolaan administrasi kepegawaian dan pelayanan masyarakat perikanan.
c. Kepala Seksi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha
Kepala Seksi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha mempunyai tugas melakukan pembangunan, pemeliharaan, pengembangan dan pendayagunaan sarana dan prasarana, pelayanan jasa, fasilitasi usaha, pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari, pemberdayaan masyarakat perikanan, serta koordinasi peningkatan produksi.
d. Kepala Seksi Operasional Pelabuhan
Kepala Seksi Operasional Pelabuhan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan, fasilitasi pemasaran dan distribusi hasil perikanan, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data perikanan, pengelolaan sistem informasi, publikasi hasil riset, produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya.
e. Kepala Seksi Kesyahbandaran
Kepala Seksi Kesyahbandaran mempunyai tugas menerbitkan SPB untuk nelayan, SHTI, STBLKK dan surat rekomendasi BBM untuk nelayan.
f. Jabatan Fungsional
Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengawasan penangkapan ikan, pengawasan mutu hasil perikanan, dan kegiatan fungsional lainnya yang sesuai dengan tugas masing – masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
3.3 Kondisi Umum Perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan
3.3.1 Daerah Penangkapan Ikan
Tahun 2015 daerah penangkapan kapal perikanan sebagian besar berada di WPP 712 dengan jumlah 95%, WPP 713 sebesar 4,95% dan di WPP 711 sebesar 0,04%. Adapun untuk kegiatan penangkapan Tahun 2014 yang melakukan operasi penangkapan di WPP 712 sebesar 91,84% dan di WPP 713 sebesar 8,16%. Kapal yang beroperasi di WPP 713 mengalami penurunan yang cukup besar yaitu 39,31%. Hal tersebut berpengaruh terhadap volume ikan yang didaratkan dikarenakan kapal yang beroperasi di WPP 713 merupakan kapal yang mendaratkan ikan dengan jumlah volume produksi yang cukup besar mencapai 75% s.d 80% dari total volume ikan yang didaratkan. Kapal yang beroperasi di WPP 711 dan 713 lama hari dilaut berkisar 50 hari s.d 70 hari dan didominasi oleh kapal yang berukuran diatas 30 GT dengan alat tangkap Purse Seine, sedangkan kapal yang beroperasi di WPP 712 lama hari operasi berkisar 3 hari s.d 15 hari dan dilakukan oleh kapal yang berukuran dibawah 30 GT serta didominasi oleh kapal Mini Purse Seine (Laporan Tahunan PPN Pekalongan, 2015). Untuk melihat perkembangan jumlah kapal yang melakukan penangkapan ikan di WPP RI 711, 712, dan 713 pada tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Trip Kapal WPP 711, 712, dan 713
Purse Seine | GILL NET | Alat Tangkap Lainnya | |||||||||
WPP | WPP | WPP | JML | WPP | WPP | WPP | JML | WPP | WPP | WPP | JML |
RI 711 | RI 712 | RI 713 | RI 711 | RI 712 | RI 713 | RI 711 | RI 712 | RI 713 | |||
0 | 64 | 13 | 77 | 0 | 20 | 0 | 20 | 0 | 69 | 0 | 69 |
1 | 47 | 16 | 64 | 0 | 31 | 0 | 31 | 0 | 112 | 0 | 112 |
0 | 102 | 18 | 120 | 0 | 79 | 0 | 79 | 0 | 130 | 0 | 130 |
0 | 146 | 17 | 163 | 0 | 75 | 0 | 75 | 0 | 120 | 0 | 120 |
1 | 119 | 16 | 136 | 0 | 86 | 0 | 86 | 0 | 160 | 0 | 160 |
0 | 112 | 22 | 134 | 0 | 82 | 0 | 82 | 0 | 155 | 0 | 155 |
0 | 37 | 25 | 62 | 0 | 48 | 0 | 48 | 0 | 128 | 0 | 128 |
0 | 21 | 9 | 30 | 0 | 46 | 0 | 46 | 0 | 386 | 0 | 386 |
0 | 46 | 13 | 59 | 0 | 59 | 0 | 59 | 0 | 491 | 0 | 491 |
0 | 55 | 26 | 81 | 0 | 93 | 0 | 93 | 0 | 481 | 0 | 481 |
0 | 95 | 19 | 114 | 0 | 131 | 0 | 131 | 0 | 132 | 0 | 132 |
0 | 82 | 29 | 111 | 0 | 86 | 0 | 86 | 0 | 153 | 0 | 153 |
2 | 926 | 223 | 1151 | 0 | 836 | 0 | 836 | 0 | 2517 | 0 | 2517 |
Sumber : Laporan Tahunan PPN Pekalongan, 2015.
3.3.2 Xxxxx, Nilai dan Volume Produksi Ikan
Pada tahun 2015 volume produksi yang didaratkan di PPN Pekalongan sebesar 17.597,94 ton dengan nilai Rp. 205.211,125 Milyar. Berdasarkan data tersebut produksi yang didaratkan di tahun 2015 mengalami penurunan 15,36 %, sedangkan nilai produksi naik sebesar 2,63 % dibandingkan tahun 2014. Penurunan produksi yang dialami disebabkan oleh penurunan jumlah kapal dan jumlah trip penangkapan selama tahun 2015. Berdasarkan nilai produksi diketahui bahwa nilai rata-rata harga ikan naik sebesar 21,27 % bila dibandingkan ditahun 2014 yang hanya bernilai Rp. 9.615,10,/Kg. Penggunaan alat pembeku (freezer) dikapal untuk mengawetkan hasil tangkapan juga naik sebesar 112,90 % bila dibandingkan tahun 2014 yang hanya 31 unit kapal (Laporan Tahunan PPN Pekalongan, 2015). Untuk melihat perkembangan jumlah dan nilai produksi tahun 2006 s.d. 2015 dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 4. Grafik Perkembangan Jumlah dan Nilai Produksi di PPN Pekalongan Tahun 2006 s.d. 2015, sumber : Laporan Tahunan PPN Pekalongan, 2015.
3.3.3 Armada dan Alat Penangkap Ikan
Jumlah kapal aktif pada tahun 2015 terdapat kenaikan 28,86% dibanding tahun 2014 yang hanya 339 unit kapal menjadi 434 unit kapal. Dari seluruh jumlah kapal aktif terdapat 45,62% kapal Purse Seine, 33,64 Mini Purse Seine, 5,7% Gill Net dan 14,98 alat tangkap lainnya Dilihat dari jumlah kapal yang melakukan pendaratan dibandingkan tahun 2014 sebesar 1.243 unit mengalami kenaikan sebesar 8,12% menjadi 1.344 unit, tetapi dari jumlah 2.619 trip tahun yang lalu mengalami penurunan sebesar 22,87% menjadi 2.020 trip. Volume ikan yang didaratkan akan dipengaruhi oleh jumlah trip kapal. Kelimpahan ikan dilaut akan mempengaruhi jumlah trip kapal yang ke laut atau kapal yang beroperasi melakukan kegiatan penangkapan ikan. Untuk melihat perkembangan armada perikanan berdasarkan alat tangkap yang digunakan di PPN Pekalongan Tahun 2006 s.d. 2015 dapat dilihat pada tabel 3.
No | Tahun | Jumlah | Pukat | Jaring Insang | Pancing | |
Cincin | Cincin Kecil | |||||
1 | 2006 | 444 | 229 | 14 | 137 | 26 |
2 | 2007 | 425 | 225 | 10 | 180 | 10 |
3 | 2008 | 608 | 170 | 328 | 110 | 0 |
4 | 2009 | 871 | 146 | 609 | 116 | 0 |
5 | 2010 | 665 | 149 | 429 | 87 | 0 |
6 | 2011 | 491 | 136 | 296 | 59 | 0 |
7 | 2012 | 465 | 119 | 291 | 55 | 0 |
8 | 2013 | 000 | 000 | 000 | 60 | 0 |
9 | 2014 | 339 | 116 | 148 | 50 | 0 |
10 | 2015 | 434 | 198 | 146 | 25 | 0 |
Sumber : Laporan Tahunan PPN Pekalongan, 2015.
3.3.4 Jenis Ikan Hasil Tangkapan
Dari jenis ikan yang didaratkan 98,57% adalah ikan pelagis dan sisanya adalah ikan demersal. Dari total ikan pelagis, 82,63% adalah ikan pelagis kecil yang terdiri dari ikan Lemuru, Ikan Tembang, Ikan Layang dan Ikan Kembung. Jenis ikan demersal yang tertangkap umumnya jenis ikan Kakap Merah, Ikan Hiu, Ikan Sebelah dan juga ada beberapa ikan pelagis besar seperti Setuhuk Putih, Ikan Layaran serta Tongkol Abu-abu Ikan pelagis umumnya ditangkap dengan alat tangkap Purse Seine, sedangkan ikan pelagis besar sebagian ada yang ditangkap dengan alat tangkap Jaring Insang Lingkar (Encircling Gill Net). Jenis ikan demersal umumnya ditangkap oleh Jaring Insang Tetap (Bottom Set Gill Net) (Laporan Tahunan PPN Pekalongan, 2015).
3.3.5 Musim Penangkapan Ikan
Musim Penangkapan Ikan di PPN Pekalongan umumnya terjadi pada bulan November, sehingga pada bulan tersebut terjadi peningkatan jumlah produksi, nilai produksi dan pendaratan ikan. Sedangkan musim paceklik umumnya terjadi pada bulan Januari yang disebabkan karena perubahan faktor oceanografis seperti arus, angin dan gelombang yang cukup besar sehingga nelayan tidak pergi melaut.
Pada tiga bulan terakhir tahun 2015 terjadi peningkatan hasil tangkapan yang cukup tinggi terutama dibulan Desember, meskipun masih dipengaruhi oleh Xx Xxxx tetapi dengan adanya curah hujan yang sedang menyebabkan suhu menjadi rendah dan salinitas tidak terlalu tinggi dikisaran 31 ppm sesuai dengan kehidupan ikan pelagis kecil. Untuk bulan – bulan tertentu jumlah ikan yang didaratkan cenderung menurun bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2014. Pada 5 (lima) tahun terakhir di PPN Pekalongan banyak didatangi para nelayan luar daerah (Jawa Timur dan Rembang), dengan memanfaatkan Kota Pekalongan sebagai basis kegiatan penangkapan ikan. Dalam setiap bulannya antara sepuluh sampai dua puluh hari (musim petengan/gelap bulan) nelayan dari luar daerah beroperasi melakukan penangkapan di Laut Jawa yang dilanjutkan dengan mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Pekalongan.
3.4 Nelayan di PPN Pekalongan
Bila dilihat dari jumlah kapal yang bongkar, diketahui bahwa jumlah nelayan yang beraktifitas di PPN Pekalongan dari rata-rata sepuluh tahunan mengalami peningkatan sebesar 39,44%. Peningkatan ini lebih disebabkan banyaknya kapal yang pulang setelah beroperasi diluar WPP 711,712 dan 713 seperti di WPP 571, 572 dan 573. Selain itu juga banyaknya kapal dengan alat tangkap Gill Net Multifilament dari Celong, Kabupaten Batang yang banyak beroperasi pada tiga
bulan terakhir tahun 2015. Nelayan yang melakukan kegiatan di PPN Pekalongan selain dari Kota Pekalongan, juga ada nelayan yang berasal dari Rembang, Demak, Pemalang dan Tegal serta dari Tuban, Jawa Timur. Umumnya mereka menggunakan kapal Mini Purse Seine yang dioperasikaan saat bulan gelap dan musim angin timur. Hal ini memberikan dampak yang cukup baik pada masyarakat sekitar PPN Pekalongan khususnya dan Kota Pekalongan pada umumnya terutama dibidang sosial ekonomi dan ketenaga kerjaan. Untuk melihat perkembangan jumlah nelayan di PPN Pekalongan Tahun 2006 s.d 2015 dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 5.Tabel Perkembangan jumlah nelayan di PPN Pekalongan Tahun 2006
s.d. 2015, sumber : Laporan Tahunan PPN Pekalongan, 2015.
4. HASIL PRAKTEK KERJA MAGANG
4.1 Kegiatan Bongkar Muat
Bongkar adalah suatu kegiatan dimana hasil tangkapan suatu kapal yang bersandar pada suatu pelabuhan di keluarkan dari kapal dan ditata untuk dilakukan pelelangan. Sedangkan muat yaitu kegiatan memasukkan atau mempersiapkan perlengkapan ke dalam kapal yang nantinya akan digunakan untuk bekal dalam kegiatan penangkapan. Jenis kapal yang bersandar di PPN Pekalongan adalah kapal purse seine, kapal mini purse seine dan kapal gill net. Kapal purse seine dan mini purse seine biasanya bersandar dipelabuhan sekitar pukul 12.00 -24.00 WIB. Namun untuk kegiatan bongkar muatnya dilakukan pada hari setelahnya pada pukul 04.00 WIB. Sedangkan kapal gill net biasanya bersandar di pelabuhan sekitar pukul 04.00 – 07.00 WIB dan langsung melakukan kegiatan bongkar muat. Sebelum dilakukan bongkar, ABK menyiapkan keranjang yang akan digunakan sebagai tempat ikan yang dibongkar dan nantinya akan ditata di TPI untuk dilelang. Keranjang ini merupakan salah satu fasilitas dari TPI dan setiap penggunaan keranjang dikenakan biaya sewa dengan harga Rp 1.000,00/keranjang. Hasil tangkapan yang dibongkar akan dipisahkan untuk 1 keranjang berisi 1 jenis ikan. Dan pada saat penataan keranjang di TPI untuk ikan yang sejenis ditata dengan jumlah keranjang dengan kelipatan 12 keranjang, dan jika terdapat sisa dari kelipatan 12 keranjang tersebut tetap ditata menurut jenis ikannya. Sebelum ditata di TPI, hasil tangkapan tersebut akan di timbang beratnya per keranjang. Hasil tangkapan kapal purse seine adalah berupa ikan beku yang tersimpan pada cold storage yang sudah dibungkus kantong plastik sesuai jenis ikannya. 1 keranjang biasanya berisi 3 kantong plastik. Hasil tangkapan mini purse seine yaitu ikan
segar yang dicampur dengan es batu balok dan ikan asin. Namun pada saat kegiatan Praktek Kerja Magang berlangsung tidak ditemukan kapal mini purse seine yang hasil tangkapannya berupa ikan asin tetapi mayoritas banyak adalah ikan segar dengan campuran es batu balok. Sedangkan untuk hasil tangkapan kapal gill net yaitu berupa ikan segar yang dicampur dengan es batu untuk menjaga kesegarannya. Untuk hasil tangkapan purse seine dan mini purse seine tidak dilakukan penimbangan semua keranjang namun diambil sampel 10 keranjang per jenis ikan yang sudah ditata di TPI. Dari 10 keranjang tersebut akan dihitung nilai rata-rata sehingga nila rata-rata tersebut akan digunakan sebagai nilai tetap untuk setiap keranjang per jenis ikan hasil tangkapan. Berbeda dengan hasil tangkapan gill net, ikan yang setelah di bongkar kemudian disortir per jenis dalam keranjang kemudian ditimbang langsung pada timbangan otomatis serta diberi label berat kemudian ditata di TPI Higienis (Tempat Pelelangan Ikan Gill Net) untuk dilakukan pelelangan. Untuk penataan keranjang sama dengan penataan hasil tangkapan purse seine dan mini purse seine.
Gambar 6. Kegiatan Bongkar Muat Hasil Tangkapan Purse Seine(Data Primer PKM,2016)
Gambar 7. Penataan dan Penimbangan Sampel Berat Hasil Tangkapan Purse Seine(Data Primer PKM,2016)
Gambar 8. Kegiatan Bongkar Kapal Gill Net(Data Primer PKM,2016)
Gambar 9. Penimbangan Hasil Tangkapan Gill Net(Data Primer PKM,2016)
Gambar 10. Penataan Hasil Tangkapan Gill Net(Data Primer PKM,2016)
4.2 Kegiatan Pelelangan Ikan
Kota Pekalongan memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang harus dikelola secara optimal, pelelangan ikan sebagai sarana untuk memasarkan hasil tangkapan baik dari laut maupun hasil tambak (budidaya) harus dikelola secara efektif dan efisien sehingga mampu mendukung terwujudnya kesejahteraan nelayan dan masyarakat perikanan.
Tempat Pelelangan Ikan yang selanjutnya disingkat TPI adalah tempat untuk melakukan pelelangan ikan termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang disediakan di TPI. Pelelangan Ikan adalah penjualan ikan yang dilakukan di hadapan umum dengan cara penawaran tertinggi sebagai pemenang yang diatur
oleh petugas lelang. Petugas Lelang adalah orang yang ditugaskan untuk memimpin pelaksanaan pelelangan ikan di TPI.
Pemasaran melalui kegiatan lelang dimaksudkan agar diperoleh harga jual yang layak bagi hasil tangkapan ikan nelayan sehingga memperoleh keuntungan yang memuaskan bagi bakul. Bakul adalah setiap orang yang bertindak sebagai peserta lelang ikan di TPI. Gedung TPI ini berada dekat dengan dermaga atau kolam, hal ini bertujuan agar mempermudah pada saat kegiatan bongkar ikan dari kapal nelayan.
Di PPN Pekalongan terdapat dua gedung TPI. Gedung TPI pertama di sebelah selatan dengan luas 1.930 m2. TPI ini biasa disebut dengan TPI Higienis, karena dibangun dengan cukup higienis dan bersih dalam penanganan hasil tangkapan. TPI Higienis ini masih terlihat bersih karena baru saja selesa direhabilitasi. Ikan yang akan dilelang di TPI Higienis ini merupakan ikan hasil tangkapan kapal gill net.
Gambar 11. TPI Higienis - Tampak Depan(Data Primer PKM, 2016)
Gambar 12. TPI Higienis - Tampak Dalam(Data Primer PKM,2016)
Gedung TPI kedua berada di sebelah utara dengan luas 3.704 m2. TPI ini juga biasa disebut dengan TPI utama, karena memiliki luas yang lebih luas daripata TPI Higienis. Ikan yang akan di lelang di TPI utama merupakan ikan hasil tangkapan kapal purse seine dan mini purse seine.
Gambar 13. TPI Utama - Tampak Depan(Data Primer PKM, 2016)
Gambar 14. TPI Utama - Tampak Dalam(Data Primer PKM, 2016)
TPI Pekalongan merupakan salah satu TPI di Indonesia yang masih aktif melakukan kegiatan lelang hasil tangkapannya. Hal ini menjadi nilai positif tersendiri untuk PPN Pekalongan karena di Indoneisa masih banyak TPI yang kegiatan lelangnya masih minim bahkan tidak ada karena nelayan biasanya langsung menjual hasil tangkapannya ke pengepul langganan atau pemberi modal awal. Kegiatan lelang di TPI Pekalongan biasanya dimulai pukul 08.00 WIB atau selesai dari kapal yang melakukan bongkar muat dan lelang pada hari itu. Kegiatan lelang selesai biasanya tak lebih dari pukul 12.00 WIB, hal ini dikarenakan tergantung dengan jumlah kapal yang melakukan bongkar muat pada hari itu. Terkadang TPI sangat sepi pengunjung dikarenakan tidak ada kapal yang melakukan bongkar muat pada hari itu. Untuk kegiata lelang dikenakan biaya retribusi disesuaikan dengan ukuran kapal penangkap hasil tangkapannya dan ditangung oleh pemilik kapal dan pembeli. Selain untuk kegiatan lelang, TPI juga digunakan oleh masyarakat atau pengepul pengepakan ikan yang akan dikirm ke dalam maupun luar kota.
4.3 Kegiatan Enumerasi
Kegiatan enumerasi ikan meliputi pengumpulan data dengan aspek komposisi hasil tangkapan yang di peroleh dengan pengukuran dan pengamatan langsung saat ikan didaratkan di TPI. Data yang di ambil adalah data biologi ikan seperti panjang Forked length (FL), Total length (TL), Berat (W), Jenis Kelamin dan TKG.
Pengambilan data enumerasi dilakukan setiap kapal melakukan pembongkaran dan ada ikan spesies yang di target untuk diambil data biologinya. Ikan target pengukuran meliputi Ikan Pelagis (spesies Tongkol) , ikan Demersal (Pari , cucut). Form data untuk enumerasi ikan di siapkan untuk nantinya digunakan pada saat kapal mendaratkan hasil tangkapannya. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur ikan seperti :
Tape : untuk mengukur panjang ikan dari mulut sampai Fork length/total lengt.
Penggaris : untuk memudahkan pengukuran jika ikan lebih panjang dari Tape
Timbangan digital : untuk menimbang berat badan ikan dalam gram Papan : untuk alas ikan pada saat penimbangan.
Alat yang digunakan enumerasi bisa dilihat pada gambar 15 dan 16.
Gambar 15. Tape dan Penggaris (Data Primer PKM, 2016).
Gambar 16. Timbangan digital dan papan (Data Primer PKM, 2016).
4.3.1 Proses Enumerasi Ikan Tongkol
Enumerasi ikan tongkol dilakukan pada jenis spesies tongkol lurik/como (Euthynnus affinis) dan tongkol abu-abu (thunnus tonggol). Gambar ikan bisa dilihat pada gambar 17 (tongkol lurik/como) dan 18 (tongkol abu-abu). Ikan ini tertangkap oleh alat tangkap purse seine, purse seine mini maupun jaring insang pada wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 711, 712 maupun 713.
Gambar 17. Xxxxxxx xxxxx/como (Data Primer PKM, 2016).
Gambar 18. Xxxxxxx xxxxx/ abu-abu (Data Primer PKM, 2016).
Setelah kapal bersandar dan melakukan bongkar muat, petugas TPI akan melakukan pendataan berat jenis-jenis ikan yang akan dilelang terlebih dahulu. Setelah itu Petugas enumerasi akan mengambil sampel ikan tongkol lurik/como dan tongkol abu-abu, kemudian data biologi ikan dicatat pada from enumerasi ikan tongkol. Form tongkol bisa dilihat pada gambar 9. Data yang diambil meliputi jenis spesies, fork length (FL) dalam ukuran centimeter, berat ikan (W) dalam satuan gram, tanggal pendaratan ikan. Ikan yang diambil sampelnya maksimal sebanyak 50 ikan setiap harinya.
Sampel ikan tongkol yang akan di ukur, dalam 1 keranjang terdapat kurang lebih ada 16-18 ekor ikan | |
Kemudian ikan di ukur fork length(FL) dengan menggunakan tape | |
Lalu ikan di timbang berat(w) dengan satuan gram | |
Data-data tersebut dicatat pada form lapang |
4.3.2 Proses Enumerasi Ikan Cucut dan Pari
Proses enumerasi dilakukan pada semua jenis ikan cucut dan pari yang didaratkan di TPI dan ditangkap dengan jaring ingsang, jenis ikan cucut yang dominan didaratkan adalah jenis cucut kempis dan cucut pisang sedangkan untuk jenis pari yang dominan adalah spesies pari burung dan pari kelapa. Gambar jenis cucut bisa dilihat pada gambar 20 dan 21, jenis pari bisa dilihat pada gambar 22 dan 23.
Gambar 20. Cucut Pisang (Data Primer PKM,2016)
Gambar 21. Cucut Kempis (Data Primer PKM,2016)
Gambar 22. Pari Burung (Data Primer PKM, 2016)
Gambar 23. Pari Kelapa (Data Primer PKM, 2016)
Setelah ikan sampai di TPI kemudian ikan akan dilakukan pengambilan data dan dicatat pada form. Contoh form pengambilan sampel bisa dilihat pada gambar 24. Pengambilan data meliputi Total length, Forked length, jenis kelamin, panjang clasper, nama kapal yang mendaratkan ikan dan tanggal pembongkaran..
Gambar 24. Form enumerasi ikan (Data Primer PKM, 2016)
Proses pengukuran sampel ikan cucut adalah sebagai berikut :
1 keranjang ikan cucut yang akan di sampling, ikan cucut yang di sampling sebanya kurang lebih 20 ekor dan sisanya jenis pari jadi sampling total menjadi 25 ekor. |
Ikan diukur total length (TL) dan fork length (FL) | |
Selanjutnya klesper ikan akan di ukur. Clasper adalah tanda bahwa ikan tersebut berjenis kelamin jantan | |
Betina tidak mempunyai Clasper | |
Setelah mengukur clasper, kemudian ikan di timbang beratnya (W) |
Kemudian data data tersebut ditulis dalam form lapang |
Proses pengukuran sampel ikan pari adalah sebagai berikut :
Sampling ikan pari |
Pari di ukur dengan menggunakan tape, pari hanya di ukur panjang totalnya saja | |
Pengukuran clasper ikan pari | |
Data data yang sudah didapatkan akan dicatat pada form lapang |
4.3.3 Bedah Gonad
Bedah ikan dilakukan untuk mengukur TKG ikan, pembedahan ikan dilakukan dalam kurun waktu satu bulan sekali dengan mengambil sampel sebanyak
minimal 50 ekor / jenis ikan, pembedahan dilakukan pada jenis ikan tongkol yang didaratkan.
Pembedahan ikan dilakukan pada saat proses lelang selesai dan pembedahan bertempat langsung pada TPI bagian selatan. Gambar tempat pembedahan bisa dilihat pada gambar 25. tidak ada ruangan khusus untuk membedah ikan-ikan tersebut, pertama yang dilakukan adalah menimbang dan mengukur panjang FL ikan, setelah itu ikan dibedah untuk mendapatkan gonad ikan menggunakan alat yang disediakan, lalu gonad ikan akan dikategorikan dari golangan I (belum matang gonad) – golongan IV (sudah matang gonad). Dengan melihat gonad ikan kita bisa menentukan jenis kelamin ikan tersebut.
Gambar 25. Tempat pembedahan ikan berlangsung (Data Primer PKM, 2016)
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk membedah ikan antara lain :
• Gunting bedah : untuk membelah perut dari ujung sampai ke sirip ikan.
• Pinset : untuk mengambil gonad dalam perut ikan.
• Timbangan elektrik : untuk menimbang ikan sebelum di bedah dan menimbang gonad ikan yang telah di ambil .
• Tape : untuk mengukur fork length (FL) ikan sebelum di bedah.
• Keranjang : Sebagai wadah ikan sebelum di bedah.
• Meja Bedah : sebagai media untuk tempat membedah ikan.
• Xxxxx : sebagai wadah penyimpan air.
• Tisu : untuk mengeringkan/membersihkan alat.
• Air : untuk membersihkan alat setelah di gunakan.
Penggolongan kematangan gonad ikan digolongkan menjadi I,II,III dan IV, pembagian jenis golongan gonad ikan sebagai berikut :
1. Dalam kategori I ikan masih dalam keaadaan baru beranjak dewasa, masih sangat sulit untuk melihat tingkat kematangan gonad ikan tersebut karena masih berbentuk seperti benang tipis dan pada saat pembedahan ikan tidak terdapat ikan yang masuk dalam kategori I
2. Dalam kategori II ikan mulai masuk dalam masa pembentukan awal gonad, bentuk gonad mulai terisi namun pada golongan II ini ikan belum dapat memijah/bertelur. Dalam pembedahan hanya menemukan beberapa golongan II dan hanya jenis kelamin jantan
Jantan Kategori ll
2. Dalam kategori lll bentuk gonad sangat cerah (tidak pucat) dan gonad
Jantan Kategori lll | Betina Kategori lll |
tidak pecah. Menandakan ikan sudah siap untuk melakukan pemijahan.
3. Dalam kategori lV ikan sudah melakukan pemijahan/bertelur, bentuk gonad pucat dan sudah pecah. Dalam pembedahan ikan banyak ditemukan gonad yang masuk dalam kategori lV.
Jantan Kategori IV | Betina Kategori lV |
Adapun tahapan dalam bedah gonad ikan tongkol adalah sebagai berikut :
Siapkan ikan yang akan di bedah |
Alat-alat bedah ikan di siapkan untuk memulai pembedahan | |
Sebelum ikan di bedah harus ditimbang berat dan panjang Fork length ikan dengan menggunakan tape dan timbangan elektrik |
Setelah ikan ditata rapi sesuai urutan pengukuran agar tidak salah masukan data saat pembedahan | |
Lalu proses pembedahan di mulai dengan menggunting dari anal ikan lurus melengkung sampai sirip ikan | |
Setelah itu keluarkan gonad ikan dengan menggunakan pinset dengan hati hati jangan karena dihawatirkan gonad akan pecah | |
Kemudian gonad akan ditimbang untuk mengetahui berat gonad dan langsung dikategorikan masuk dalam tingkat kematangan gonad ke l- lV |
Data data tersebut langsung dicatat pada form lapang |
4.4 Hasil Tangkapan
No | Gambar | Nama Indonesia | Nama Latin |
1 | Ikan Kerapu (Balong) | Epinehelus heniochus | |
2 | Ikan Bawal Putih | Pampus argentus | |
3 | Ikan Kuwe | Caranx sexfasciatus |
4 | Ikan Bawal Hitam | Parastromateus niger | |
5 | Ikan Petek | Leiognathus equulus | |
6 | Pari | Himantura gerrardi | |
7 | Ikan Manyung | Netuma thalassina |
8 | Ikan Sebelah (Pihi) | Psettodes erumei | |
9 | Mata goyang (Belong) | Priacanthus tayenus | |
10 | Cumi-cumi | Loligo vulgaris | |
11 | Alu alu, Tunul | Sphyraena qenie | |
12 | Kembung lelaki (banyar) | Rastrelliger kanagurta |
13 | Tetengkek, (Kacangan) | Megalaspis cordyla | |
14 | Kayul (Semaran) | Mene maculata | |
15 | Lemuru (Siro) | Amblygaster shrimp | |
16 | Japuh | Dussumieria acuta | |
17 | Tembang | Sardinella gibbosa |
18 | Layang | Decapterus macarellus | |
19 | Lurik /Batik | Euthynnus affinis | |
20 | Tongkol Abu-abu | Neothunnus tonggol | |
21 | Tenggiri | Scromberomorus commersoni | |
22 | Tenggiri Batang (X. xxxxx/Kawang) | Scomberomorus lineolatus |
23 | Layaran (Geber, blarak) | Isthioporus platypterus | |
24 | Lemadang | Coryphaena hippurus | |
25 | Cucut Kempis | Chiloscylliumpunctatu m | |
26 | Cucut Pisang | Carcharhinus dussumieri |
4.5 Kendala yang ditemui ketika Praktek Xxxxx Xxxxxx
Petugas yang turun ke lapangan adalah petugas yang usianya hampir mendekati masa pensiun, hal ini berpengaruh karena pada saat pengambilan sampel di lapangan membutuhkan tenaga yang ekstra dan cukup petugas. Misalnya pada saat pengukuran sampel di TPI utama hanya dilakukan oleh 1
orang petugas, padahal waktu yang ada untuk pengambilan sampel tidak banyak.
Masalah yang muncul ketika melakukan enumerasi pada ikan yang dibongkar muat di TPI adalah ada beberapa nelayan yang merasa terganggu saat pengambilan sampel oleh petugas enumerator dikarenakan nelayan takut ikan yang nantinya diukur secara biologi menjadi rusak yang imbasnya akan menurunkan harga ikan saat dilelang, dan nelayan merasa sangat dirugikan.
Masalah pada saat pembedahan ikan yaitu dana yang diturunkan oleh Balitbang biasanya telat dan kurang memadai untuk membeli ikan yang akan di bedah. Sehingga enumerator membeli ikan seadanya dengan dana yang minim, yang di rencanakan akan mengambil sampel ikan tongkol 100 ekor dikurangi menjadi 50 ekor saja. Bahkan pernah terjadi enumerator menalangi dana tersebut dengan uang pribadi demi terpenuhinya data yang diinginkan.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Magang yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan dapat disimpulkan sebagai berikut :
⮚ Pelabuhan Perikanan adalah Pelabuhan khusus yang merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan, baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya.
⮚ Bongkar adalah suatu kegiatan dimana hasil tangkapan suatu kapal yang bersandar pada suatu pelabuhan di keluarkan dari kapal dan ditata untuk dilakukan pelelangan. Sedangkan muat yaitu kegiatan memasukkan atau mempersiapkan perlengkapan ke dalam kapal yang nantinya akan digunakan untuk bekal dalam kegiatan penangkapan.
⮚ Tempat Pelelangan Ikan yang selanjutnya disingkat TPI adalah tempat untuk melakukan pelelangan ikan termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang disediakan di TPI. Pelelangan Ikan adalah penjualan ikan yang dilakukan di hadapan umum dengan cara penawaran tertinggi sebagai pemenang yang diatur oleh petugas lelang.
⮚ Petugas Lelang adalah orang yang ditugaskan untuk memimpin pelaksanaan pelelangan ikan di TPI.
⮚ Kegiatan enumerasi ikan meliputi pengumpulan data dengan aspek komposisi hasil tangkapan yang di peroleh dengan pengukuran dan pengamatan langsung saat ikan didaratkan di TPI. Data yang di ambil adalah data biologi ikan seperti panjang Forked length (FL), Total length (TL), Berat (W), Jenis Kelamin dan TKG.
⮚ Jenis ikan yang sering dilakukan pengukuran sampel yaitu ikan tongkol lurik/como, ikan tongkol ireng/abu-abu, cucut kempis, dan cucut pisang.
⮚ Dari jenis ikan yang didaratkan 98,57% adalah ikan pelagis dan sisanya adalah ikan demersal. Dari total ikan pelagis, 82,63% adalah ikan pelagis kecil yang terdiri dari ikan Lemuru, Ikan Tembang, Ikan Layang dan Ikan Kembung. Jenis ikan demersal yang tertangkap umumnya jenis ikan Kakap Merah, Ikan Hiu, dan Ikan Sebelah.
5.2 Saran
⮚ petugas yang di terjunkan kelapangan yaitu petugas yang masih muda atau masih jauh dengan masa pensiun, serta penambahan pegawai perlu dilakukan agar kinerja lebih maksimal.
⮚ Apabila terdapat nelayan yang keberatan apabila hasil tangkapannya dilakukan pengukuran dengan alasan takut rusak sehingga menurunkan kualitas ikan, maka sebaiknya ikan tersebut dibeli dahulu dan baru dilakukan pengukuran.
⮚ Dana adalah aspek yang krusial dalam suatu hal, bahkan pada saat ini dana sangat berpengaruh besar pada suatu kegiatan apalagi dalam kegiatan pemerintahan. Dengan kelambatan dana yang turun dari pemerintahan, sebaiknnya dana yang akan digunakan pada bulan ini diturunkan pada bulan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Kota Pekalongan dan BPS Kota Pekalongan. 2007. Kota Pekalongan Dalam Angka. Bappeda dan BPS Kota Pekalongan. Pekalongan.
Xxxxxxxx, Xxxx Rofiq. 2013. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif. FPTK IKIP Veteran Semarang. Semarang
Xxxxxxxx, Xxxx. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. PT Grasindo. Jakarta.PERMEN No 16 Tahun 2006 Tentang Pelabuhan Perikanan
Kusyanto D, Xxxxxxx MFA, Xxxxxxxx DR, Xxxxan J, Xxxxxxxx. 2006. Kebijakan dan pelayanan pelabuhan perikanan samudera terhadap daya saing industri perikanan pada perdagangan global di Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta. Jurnal Penelitian Perikanan. Volume 9 No. 1: 112–
116. [PPN Pekalongan] Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. 2015. Laporan Tahunan 2015. Pekalongan: PPNP.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 20/PERMEN-KP/2014 Tentang Organisasi dan Tata Cara Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan.
Subandi. 2011. Deskripsi Kualitas Sebagai Satu Metode Dalam Penelitian Pertunjukkan. Institut Seni Indonesia Surakarta. Surakarta. Jurnal Harmonia, Volume 11, no. 2.
Xxxxxxxx. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke 17. Bandung: Alfabeta.zxs988888888888888888888888
Xxxxxxxxxx, Xxxx. 2015. Data, Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Wawancara dengan seorang Nahkoda kapal.
Lampiran 2. Kegiatan Bedah Gonad.
Lampiran 3. Pencataan hasil bedah gonad.
Lampiran 4. Foto bersama Kalabuh, Karyawan serta Karyawati PPN Pekalongan.
Lampiran 5. Foto bersama Kalabuh PPN Pekalongan.
Lampiran 6. Foto bersama Kasubag Operasional PPN Pekalongan
Lampiran 7. Foto bersama Kasubag Sarpra dan TU PPN Pekalongan.
Lampiran 8. Foto bersama Polair PPN Pekalongan.
Lampiran 9. Penyerahan kenang-kenangan kepada Kalabuh PPN Pekalongan
Lampiran 10. Foto bersama pembimbing lapang PKM di PPN Pekalongan
Lampiran 11. Foto bersama Staf Bagian Operasional PPN Pekalongan