IDENTITAS PEMILIK MODUL
PRODI DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN II
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017
IDENTITAS PEMILIK MODUL
NAMA : .................................................................
NIM : .................................................................
PRODI : .................................................................
DOSEN : .................................................................
Kata Pengantar
Puji syukur penulis hanturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat,rahmat serta bimbingan-Nya,penulis dapat menyelesaikan buku dengan judul Manajemen Keuangan 2.Buku Mnanajemen Keuangan 2 ini terdiri dari VIII Bab dimana topik-topik dibahas adalah mengenai konsep-konsep untuk masing- masing bab sebagai latihan bagi para mahasiswa.
Penulisan buku ini bersumbe dari buku-buku manajemen keuangan dan berbagai buku-buku lainnya yang dianggap revelan untuk melengkapi penulisan buku ini.Untuk itu penulis sangat berterima kasih sekali kepada para penulis buku manajemen keuangan sebelumnya.Akhirnya,segala masukan,saran,dan kritik yang membangun sebagai upaya perbaikan buku ini,akan penulis terima dengan segenap kerendahan hati.
Medan, 20 Januari 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... | i | |
DAFTAR ISI ............................................................................................. | ii | |
PER I. RISIKO DAN KEUNTUNGAN ........................................... | 11 | |
A. PENGERTIAN RISIKO DAN KEUNTUNGAN ................ | 11 | |
B. SUMBER RISIKO .............................................................. | 12 | |
C. SIKAP INVESTOR TERHADAP RISIKO ......................... | 14 | |
D. HUBUNGAN RISIKO DAN RETURN YANG | ||
DIHARAPKAN ................................................................. | 15 | |
E. CARA MENGHITUNG KEUNTUNGAN YANG | ||
DIHARAPKAN RISIKO ................................................... | 17 | |
PER II. | RISIKO DAN KEUNTUNGAN ........................................... | 11 |
A. KEUNTUNGAN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO................................................................... | 17 | |
B.RISIKO SISTEMATIS DAN TIDAK SISTEMATIS ........... | 18 | |
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA................... | 20 | |
PER III | NILAI WAKTU UANG ………………………………………. | 12 |
A. PENGERTIAN NILAI WAKTU UANG............................. | 11 | |
B. KONSEP NILAI WAKTU UANG...................................... | 12 | |
PER IV | NILAI WAKTU UANG ………………………………………. | 12 |
A. ANUITAS........................................................................... | 14 | |
B. PERPETUITAS .................................................................. | 15 | |
C. AMORTISASI PINJAMAN................................................ | 17 | |
PER V | PENILAIAN OBLIGASI …………………………………… | 12 |
A. PENGERTIAN OBLIGASI ................................................ | 11 | |
B. KONSEP NILAI WAKTU UANG...................................... | 12 | |
C. ANUITAS........................................................................... | 14 | |
D. PERPETUITAS .................................................................. | 15 | |
E. AMORTISASI PINJAMAN............................................... | 17 | |
PER VI MANAJEMEN PIUTANG DAN MANAJEMEN PERSEDIAN29 | ||
A. MANAJEMEN PIUTANG ………………………………… | 29 | |
B. KEBIJAKAN KREDIT DAN PENGUMPULAN | ||
PIUTANG………………………………………………….. | 32 | |
PER VII MANAJEMEN PIUTANG DAN MANAJEMEN PERSEDIAN | 29 | |
C. MANAJEMEN PERSEDIAAN …………………………… | 24 | |
RUMUS PEMESAN KEMBALI ………………………… | 37 | |
PER VIII MANAJEMEN MODAL KERJA…………………………. | 38 | |
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN………………. | 38 | |
B. MATERI …………………………………………………… | 38 | |
C. KESIMPULAN …………………….……………………... | 40 | |
PER IX CAPITAL BUGDETING ……………………………………. | 41 | |
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ………………… | 41 | |
B. MATERI ……………………………………………………. |
C. PERBEDAAN METODE NPV DAN IRR 42
PER X TERKAIT DENGAN WAKTU 45
Pengertian 46
Nilai Masa Mendatang 46
Nilai Sekarang 47
PER XI TERKAIT DENGAN WAKTU 48
A. Anuitas 48
PER XII PASAR MODAL INDONESIA 50
A. Perkembangan Pasar Modal Di Indonesia 52
B. Instrument Pasar Modal dan Go Publik 52
C. Kesimpulan 62
PERTEMUAN KE 1
1. Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Resiko dan Keuntungan
2. Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Resiko dan Keuntungan.
3. Pokok Bahasan : Resiko dan Keuntungan
4. Sub Pokok Bahasan : -
5. Materi :
RISIKO DAN KEUNTUNGAN
A. Pengertian Risiko dan Keuntungan
Tujuan utama investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan.Investasi yang dipilih investor adalah alternatif investasi yang diterapkan dapat memberikan tingkat pengembalian (return) yang paling tinggi.Namun kenyataannya tingkat keuntungan yang sesungguhnya diperoleh investor (actual return) tidak selalu sama dengan tingkat keuntungan yang diharapkan sebelumnya (expected return).
Resiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau return negatif dari investasi.Dalam statistika,ukuran resiko adalah standart deveasi ( dinotasikan ơ) yang dihitung dari gejolak turun-naiknya atau volatilitas harga.ơ itu menggambarkan total resiko xxxxxxxxxx.Xxxxx risiko ada 2 komponen yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis .Risiko sistematis ini untuk portofolio saham sering dinotasikan dengan β (beta).
B.Sumber Risiko
Ada beberapa sumber resiko yang mempengaruhi besarnya resiko suatu investasi,yaitu:
1. Resiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)
Risiko yang timbul akibat akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku dipasar,biasnaay risiko nya berjalan berlawanan dengan harga-harga instrument pasar modal.
2. Risiko Pasar (Market Risk)
Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi dan dipengaruhi oleh banyak factor seperti munculnya resesi ekonomi,kerusuhan,ataupun perubahan politik.
3. Risiko Inflasi (Inflation Risk)\
Risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi dan perubahan ini disebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan sehinggah nilai rill pendapatan menjadi lebih kecil.
4. Risiko Bisnis (Businnes Risk)
Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri
5. Risiko Finansial (Financial Risk)
Risiko ini berkaitan dengan keputusan untuk menggunakan hutang dalam pembiayaan modalnya.
6. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko yang berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang ditertibkan perusahaan bias diperdagangkan di pasar sekunder.
7. Xxxxxx Xxxxx Xxxxx Xxxx Xxxx (Country Risk)
Risiko ini disebut juga risiko politik dan stabilitasi politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.
X.Xxxxx Investor Terhadap Risiko
Sikap investor terhadapat risiko akan sangat tergantung kepada preferensi investor tersebut terhadap risiko.Investor yang tidak mau menanggung risiko yang terlalu tinggi,tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang terlalu tinggi.Secara umum kepekaan investor menghadapi risiko dapat di kelompokkan menjadi 3,yaitu:
• Risk Seeker adalah seorang investor yang berani mengambil risiko
• Indifferent to risk adalah seorang investor yang tidak peuli kepada risiko
• Risk Averter adalah seorang investor yang mengindari risiko
D.Hubungan Risiko dan Return yang diharapkan
Hubungan yang bersifat searah dan linier.Artinya,semakin besar suatu risiko suatu asset,semakin besar pula return yang diharapkan atas asset tersebut.
E(R) Tingkat bunga bebas risiko
Kontrak berjangka
Obligasi Obligasi Saham Opsi Pemerintah Perusahaan
RF
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Sangat
Tinggi
X.Xxxx Xxxxhitung Keuntungan Yang diharapkan dan Risiko
Untuk menghitung keuntungan yang diharapkan dan risiko yang dapat dilakukan 2 cara,yaitu ex-ante dan ex-post.
1) Cara Ex-ante artinya mempredikasi apa yang terjadi dimasa mendatang tanpa menggunakan data di masa lalu.Tingkat keuntungan yang dihitung dengan rumus :
ⁿ
k = ∑ kᵢ.pᵢ
i=1
Deviasi standart tingkat keuntungan yang di harapkan di hitung dengan rumus : Dimana :
k = Tingkat keuntungan yang diharapkan kᵢ = Tingkat keuntungan pada kondis i
pᵢ = Probabilitas kondisi i terjadi
σ = Deviasi standart Contoh soal :
Saham A dan B memliki distribusi probabilitas keuntungan yang diharapkan dimasa mendatang sebagai berikut :
Probabilitas | Tingkat Keuntungan (%) | |
Saham A | Saham B |
0,1 | -10 | -35 |
0,2 | 2 | 0 |
0,4 | 12 | 20 |
0,2 | 20 | 25 |
0,1 | 38 | 45 |
Pernyataan :
a) Hitunglah tingkat keuntungan yang diharapkan untuk masing-masing saham.
b) Hitunglah deviasi standard an koefisien variasi dari keuntungan yang diharapkan untuk masing-masing saham.
c) Saham mana yang relatif lebih berisiko ? Jawab:
a) Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk masing-masing saham:
=
= 0,1(-10%) + 0,2 (2%) + 0,4(12%) + 0,2 (20%) + 0,1 (38%)
= 12%
= 0,1 (-35%) + 02% (0%) + 0,4 (20%) + 0,2 (25%) + 0,1 (45%)
= 14%
b) Deviasi standar untuk masing-masing saham :
σ = )².pᵢ
=
= 12,20%
=
= 20,35%
Koefisien variasi dari keuntungan yang di harapkan untuk masing-masing saham:
=
=1,02%
=
= 1,45
c) Dari hasil perhitungan nilai koefisien variasi,makan saham B lebih berisiko
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama | : .................................................................... | NILAI |
Nim | : .................................................................... | |
Tanggal | : .................................................................... |
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Buku Teks Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM)
2. Laptop
3. Internet
III. CARA KERJA
1. Bacalah definisi risiko dan keuntungan
2. Carilah di internet masing-masing definisi dari risiko dan keuntungan
IV. Kerjakanlah soal dibawah ini
Saham A dan B memliki distribusi probabilitas keuntungan yang diharapkan dimasa mendatang sebagai berikut :
Probabilitas | Tingkat Keuntungan (%) | |
Saham A | Saham B | |
0,3 | -15 | -40 |
0,5 | 2 | 0 |
0,4 | 12 | 20 |
0,5 | 20 | 25 |
0,3 | 38 | 45 |
Pernyataan :
a) Hitunglah tingkat keuntungan yang diharapkan untuk masing-masing saham.
b) Hitunglah deviasi standar dan koefisien variasi dari keuntungan yang diharapkan untuk masing-masing saham.
c) Saham mana yang relatif lebih berisiko
Jawab :
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
..........
PERTEMUAN KE 2
1.Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
2.Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Sistem Moneter Internasional dan apa saja jeniss-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
3.Pokok Bahasan : Sistem Moneter
4.Sub Pokok Bahasan : - 5Materi :
A.Keuntungan yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Portofolio adalah saham-saham yang berisiko tinggi disatukan dalam suatu portofolio dengan suatu cara,portofolio lebih kecil risikonya dibandingkan dengan risiko saham secara individu.Kovarians adalah suatu ukuran kekeuatan atau derajat hubungan antara dua variable.Kovarians positif menunjukan hubungan positif,negatif menunjukan hubungan negatif.Kovarians antara saham A dan B dapat di hitung dengan rumus :
Kovarians = Cov (AB) )( pᵢ
Dimana:
= Keuntungan saham A jika kondisi i terjadi
= Keuntungan yang diharapkan pada saham A
= Keuntungan saham B jika kondisi i terjadi = Keuntungan yang diharapkan pada saham B
pᵢ = Keuntungan kondisi i terjadi
Rumus untuk menghitung koefisien korelasi antara saham A dan B adalah :
Koefisien Korelasi =
Rumus untuk menghitung keuntungan yang diharapkan dari risiko portofolio :
A
Dimana :
Keuntungan yang diharapkan dari portofolio Proposi dana yang di investasikan pada saham i Keuntungan yang diharapkan pada saham i Variasi saham i
Kovarians keuntungan sahan i dan j . .
Dari rumus diatas nampak bahwa keuntungan suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari keuntungan saham-saham individu dalam portofolio,akan tetapi deviasi standar portofolio bukan merupakan rata-rata tertimbang dari deviasi standar keuntungan masing-masing saham individu.
Deviasi standar suatu portofolio tergantung pada factor :
• Korelasi antara keuntungan saham-saham dalam portofolio
• Deviasi standar masing-masing saham dalam portofolio
• Proporsi masing-masing saham dalam portofolio
⮚ Deviasi standar portofolio jika korelasi = + 1
. + . + 2. . . (1) . .
= . + .
= . . .
⮚ Deviasi standar portofolio jika kolerasi = 0
= . . . + 2. . . (0). .
= . + .
⮚ Deviasi standar portofolio jika korelasi = -1
= . + . + 2. . . (-1) . .
= . + . - 2 . . . .
Dimana :
= Proporsi saham A dalam portofolio
= Deviasi standar keuntungan saham A
= Kovarians keuntungan saham A dan keuntungan saham B
= Varians keuntungan saham A
G.Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh factor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan.Risiko tidak sistematis adalah risiko yang dapat dihilangkan dengan melaukan diversifikasi,karena risiko ini ada dalam satu perusahaan.Gambar kedua jenis risiko tersebut :
Risiko tidak sistematis
Risiko sistematis
Risiko total
Risiko Portofolio
0 10 20 jumlah saham dalam portofolio
Contoh :
Data berikut yang merupakan keuntungan historis sebuah saham dan IHSG selama 12 bulan pengamat yang diperhatikan sebagai berikut :
Periode | X | Y | XY | ||
1 | 0,1200 | 0,1500 | 0,0144 | 0,0255 | 0,0180 |
2 | 0,2000 | 0,1800 | 0,0400 | 0,0324 | 0,0360 |
3 | 0,1700 | 0,1700 | 0,0289 | 0,0289 | 0,0289 |
4 | 0,1500 | 0,1800 | 0,0225 | 0,0324 | 0,0270 |
5 | 0,2000 | 0,2300 | 0,0400 | 0,0529 | 0,0640 |
6 | 0,1800 | 0,2000 | 0,0324 | 0,0400 | 0,0360 |
7 | 0,1600 | 0,1900 | 0,0256 | 0,0361 | 0,0304 |
8 | 0,1900 | 0,1900 | 0,0361 | 0,0361 | 0,0361 |
9 | 0,2000 | 0,2800 | 0,0400 | 0,0784 | 0,0560 |
10 | 0,1200 | 0,2000 | 0,0144 | 0,0400 | 0,0240 |
11 | 0,1300 | 0,1900 | 0,0169 | 0,0361 | 0,0247 |
12 | 0,1700 | 0,2300 | 0,0289 | 0,0529 | 0,0391 |
Jumlah | 1,9990 | 2,3900 | 0,3401 | 0,4487 | 0,4022 |
Rumus persamaan regresi adalah :
Y = a + Bx Sedangkan
Dengan rumus tersebut,maka dapat di hitung beta (b) :
b =
= 0,58
Beta suatu saham dapat pula di hitung dengan cara lain,dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
b =
Dimana :
= Beta untuk sama i
= Rata –rata keuntungan historis saham i
= Rata – rata keuntungan historis portofolio pasar
M = Korelasi antara keuntungan saham i dan keuntungan pasar
= Deviasi standar keuntungan saham i
= Deviasi standar keuntungan pasar ( portofolio pasar )
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama | : .................................................................... | NILAI |
Nim | : .................................................................... | |
Tanggal | : .................................................................... |
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Buku Teks Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM)
2. Laptop
3. Internet
III. CARA KERJA
1. Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia dan Sistem Moneter Internasional.
2. Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan, dan bagaimana sistem moneter internasional.
3. Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
ISILAH TABEL DI BAWAH INI
1. Hitunglah tingkat keuntungan yang diharapkan untuk masing-masing saham.
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
...............................................................................................................................
............................................................................................................................
2. Hitunglah deviasi standard an koefisien variasi dari keuntungan yang diharapkan untuk masing-masing saham.
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.................................................................................................................
3. Saham mana yang relatif lebih berisiko ?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.................................................................................................................
PERTEMUAN KE 3
1. Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Nilai Waktu Uang
2. Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Nilai Waktu Uang
3. Pokok Bahasan : Nilai Waktu Uang
4. Sub Pokok Bahasan : -
5. Materi
NILAI WAKTU UANG
X.Xxxxertian Nilai Waktu Uang
Konsep nilai waktu uang merupakan suatu pemikiran yang didasarkan atas perhitungan bahwa nilai uang yang di terima saat ini lebih berharga dari pada diterima masa mendatang.Pada prinsipnya konsep nilai mata uang menyatakan bahwa uang mempunyai suatu nilai tertentu yang di pengaruhi oleh waktu dan tingkat bunga.
B.Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep ini digunakan dalam menghitung nilai waktu uang,yaitu future value ( nilai mendatang) dan present value ( nilai sekarang ).
1.Future Value ( Nilai Mendatang )
Nilai yang akan diterima pada masa yang akan datang berdasarkan bunga berganda atas nilai uang pada saat ini.Rumus untuk menghitung future value adalah :
= PV ( 1+ k
Dimana :
= Nilai mendatang pada periode ke n
PV = Nilai sekarang
k = Suku bunga perbulan
n = Jumlah periode
Nilai ( 1 + k adalah Future Value Interest Factor ( FVIF).
Contoh :
Yoggie menabung uangnya di Bank Mandiri sebesar Rp. 1.000.000,- selama 2 tahun dengan tingkat bunga 12% per tahun.
a. Berapakah jumlah uang tabungan Yogie pada akhir tahun kedua,jika ia tidak pernah mengambil bunga tabungannya ?
b. Berapakah jumlah uang tabungan yang akan diterimanya pada akhir tahun kedua apabila suku bunga pada tahun ke-1 sebesar 12% pada tahun ke-2 sebesar 14% ?
Jawab :
a. = Rp. 1.000.000 ( 1 + 0,12
= Rp.1.000.000 (1,2544)
= Rp.1.254.400,-
b. = Rp. 1.000.000 ( 1 + 0,12 ) ( 1 + 0,14 )
= Rp.1.000.000 ( 1,2768)
= Rp.1.276.800,-
• Bungan Berganda beberapa Kali Dalam Setahun Rumus :
= PV ( 1 +
Dimana :
m : Frekuensi pembayaran bunga dalam setahun Contoh :
Yogie mendepositkan uangnya di Bank Mandiri sebesar Rp.1.000.000,- selama 2 tahun dengan tingkat bunga 12% per tahun.
a. Berapakah jumlah uang yang
dimiliki yogie pada akhir tahun kedua,jika bank melakukannya pembayaran bunga setiap triwulan ?
b. Berapakah jumlah uang yang
dimiliki yogie pada akhir tahun kedua,jika bank melakukan pembayaran bunga setiap bulan ?
Jawab :
a. = Rp .1.000.000 ( 1 +
= Rp.1.000.000 ( 1,2668)
= Rp.1.266.800
b. = Rp. 1.000.000 ( 1 +
= Rp. 1.000.000 ( 1,2697)
= Rp. 1.269.700
• Tingkat Bunga Nominal dan
Tingkat Bunga Efektif Rumus :
= ( 1 + - 1
Dimana :
= Tingkat bunga efektif = Tingkat bunga normal
m = Frekuensi pembayaran bunga dalam setahun Contoh :
Bank BNI 46 menawarkan bunga deposito 12% per tahun dengan pembayaran bunga per bulan.Sedangkan Bank Mandiri juga menawarkan tingkat bunga yang sama besarnya,yaitu 12% per tahun,tetapi pembayaran bunga dilakukan per triwulan.Jika risiko menabung dikedua Bank tersebut adalah sama,bank manakah yang sebaiknya anda pilih untuk menyimpan uang tersebut ?
Jawab :
a. Tingkat bunga efektif pada Bank BNI 46 :
= ( 1 + – 1
= 1,1268 – 1
= 0,1268
= 12,68%
b. Tingkat bunga efektif pada Bank Mandiri
= ( 1 + - 1
= 1,1255 – 1
= 0,1255
= 12,55%
2.Present Value ( Nilai Sekarang )
Nilai sekarang dari suatu jumlah uang yang akan diterima pada masa mendatang.Konsep present value merupakan kebalikan dari konsep future value dengan bunga berganda.
Rumus :
PV = = ( )
Nilai ( ) adalah Present Value Interest Factor ( PVIF) Contoh :
Ibu muthia adalah seorang pegawai di salah satu BUMN yang akan memasuki masa pensiun 3 tahun yang akan datang dan akan menerima uang pesangon sbebsar Rp.150.000.000,-.Berapakah jumlah uang tersebut saat ini jika suku bunga yang berlaku sebesar 12% pertahun ?
Jawab :
PV = Rp.150.000.000 [ ]
= Rp. 150.000.000 ( 0,7118)
= Rp. 106.770.000,-
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama | : .................................................................... | NILAI |
Nim | : .................................................................... | |
Tanggal | : .................................................................... |
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Buku Teks Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM)
2. Laptop
3. Internet
III. CARA KERJA
1. Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia dan Sistem Moneter Internasional.
2. Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan, dan bagaimana sistem moneter internasional.
Kerjakanlah soal dibawah ini
1. Bank Mandiri menawarkan bunga deposito 10% per tahun dengan pembayaran bunga per bulan.Sedangkan Bank BTN juga menawarkan tingkat bunga yang sama besarnya,yaitu 12% per tahun,tetapi pembayaran bunga dilakukan per triwulan.Jika risiko menabung dikedua Bank tersebut adalah sama,bank manakah yang sebaiknya Dipilih untuk menyimpan uang tersebut ?
Jawab
:……………………...........................................................................................
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
2. Ibu muthia adalah seorang pegawai di salah satu BUMN yang akan memasuki masa pensiun 2 tahun yang akan datang dan akan menerima uang pesangon sbebsar Rp.110.000.000,-.Berapakah jumlah uang tersebut saat ini jika suku bunga yang berlaku sebesar 10% pertahun ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
PERTEMUAN KE 4
1.Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Nilai Waktu Uang
2.Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa
D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Nilai Waktu Uang
3.Pokok Bahasan : Nilai Waktu Uang
4.Sub Pokok Bahasan : - 5.Materi
NILAI WAKTU UANG
X.Xxxxxxx ( Annuity )
Suatu seri penerimaan atau pembayaran sejumlah uang yang sama besarnya untuk suatu periode waktu tertentu.
▪ Future Value dari Anuitas Biasa Rumus :
= PMT . 1 + k
Dimana :
= Nilai mendatang dari anuitas biasa
PMT = Jumlah penerimaan atau pembayaran k = Suku bunga
n = Jumlah periode
Nilai 1 + k adalah Future Value Interest Factory Annuity ( FVIFA). Contoh :
Yogie manabung uang nya di Bank Mandiri pada setiap akhir tahun sebesar
Rp.1.000.000,- ia mulai menabung uangnya pada tanggal 31 Desember 2007.Diasumsikan tingkat bunga yang berlaku sebsar 12% per tahun. Berapakah jumlah tabungannya pada akhir tahun 2011?
Jawab :
= Rp.1.000.000 [(1+0,12 + (1+0,12 + (1+0,12 + (1+0,12
+ (1+0,12
= Rp.1.000.000 (1,5735+1,14049+1,2544+1,12+1)
= Rp. 1.000.000 (6,3528)
= Rp.6.352.800
Penyelesaian perhitungan future value anuitas biasa akan dapat dengan mudah dihitung dengan menggunakan bantuan,sebagai berikut :
= Rp.1.000.000 ()
= Rp.1.000.000 (6,3528)
= Rp.6.352.800
▪ Future Value dari Anuitas Jatuh Tempo Rumus :
FVAn (due) = PMT.() (1+k)
Contoh :
Ferdinan menabung uangnya di Bank Mandiri pada setiap awal tahun sebesar Rp.1.000.000,- ia mulai menabung uangnya pada tanggal 1 Januari 2007.Diasumsikan tingkat bunga yang berlaku sebesar 12% per tahun. Berapakah jumlah tabungannya pada akhir 2011 ?
= Rp.1.000.000 ()(1+0,12)
= Rp.1.000.000 (6,3528)(1,12)
= Rp.1.000.000 (7,1153)
= Rp.7.115.300
▪ Present Value dari Anuitas Biasa Rumus :
PVA = PMT .
Nilai disebut Present Value Interest Factor Annuity (PVIFA)
Contoh :
Ferdinan telah membeli suatu mobil sedan merek Honda jass secara kredit tanpa uang muka dari dealer xxxxx.Xxxxxx mobil tersebut menetapkan pembayaran angsuran kredit mobil sebesar Rp.00.000.000,- perbulan selama 24 bulan.Pembayaran angsuran kredit dilakukan pada setiap akhir bulan dan tingkat bunga kredit sebesar 2% bulan.Berapakah nilai tunai mobil tersebut ?
Jawab :
PVA = Rp.15.000.000 PVA = Rp.15.000.000 ()
= Rp.15.000.000(18,9139)
= Rp.283.708.500
▪ Present Value dari Anuitas Jatuh Tempo Rumus :
= PMT.( )(1+k)
Contoh :
Melanjutkan contoh sebelumnya,tetapi diamsusikan bahwa pembayaran angsuran kredit dilakukan pada setiap awal bulan.Berapakah nilai tunai mobil tersebut ?
Jawab :
= Rp.15.000.000 ( ) (1+0,02)
= Rp.15.000.000 (18,9139)(1,02)
= Rp.15.000.000 (19,2922)
= Rp.289.383.000,-
D.Perpetuitas (Perpetuity)
Suatu seri penerimaan atau pembayaran sejumlah uang yang sama besarnya (tetap) untuk suatu periode waktu tak terhinggah atau berjangka waktu selamanya (.
=
Contoh :
Bapak Xxxxxxx adalah seorang dosen salah satu perguruan tinggi yang telah menulis buku manajemen keuangan.Buku tersebut telah diterbitkan oleh salah satu penerbit yang sangat terkenal,dari penerbit tersebut Bapak Xxxxxxx telah menerima royalty sebesar Rp.50.000.000,- per tahun.Diasumsikan penerimaan uang tersebut untuk periode waktu yang tak terhinggah karena buku tersebut terus di terbitkan sepanjang masa.Berapakah present value dari penerimaan royalty jika tingkat bunga 16% dan tidak berubah selamanya ?
Jawab :
=
= Rp.312.500.00
E.Amortisasi Pinjaman
Untuk menentukan amortiasi pinjaman.Pada umumnya pihak pemberi pinjaman meminta pembayaran yang sama setiap periode.Karena pembayaran pinjaman dilakukan dengan jumlah yang sama,maka konsep nilai sekarang dari anuitas sangat cocok untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Rumus :
A PMT =
Contoh :
Anggap kita meminjam uang di bank sebesar Rp.10.000.000.Anda merencanakan membayar pinjaman beserta bunganya dengan cara mengangsur setiap akhir tahun dalam jumlah yang sama selama 5 tahun.Suku bunga pinjaman sebesar 14% per tahun.
a.Berapakah besar angsuran yang harus dibayar setiap bulan ? b.Buat skedul amortiasi pembayaran pinjaman tersebut !
Contoh :
a. Angsuran yang dibayar setiap tahun (PMT)
PMT =
=
= Rp.2.912.819,318 = Rp 2.912.900
b. Skedul amortisasi pembayaran pinjaman (dalam rupiah)
Tahun | Pembayaran Pinjaman | Bunga 14% | Angsuran Pokok Pinjaman | Sisa Pinjaman |
1 | 2.912.900 | 1.400.000 | 1.512.900 | 8.487.100 |
2 | 2.912.900 | 1.188.200 | 1.724.700 | 6.762.400 |
3 | 2.912.900 | 946.800 | 1.966.100 | 4.796.300 |
4 | 2.912.900 | 671.500 | 2.241.400 | 2.554.900 |
5 | 2.912.900 | 357.700 | 2.555.200 | 0 |
Jumlah | 14.564.500 | 4.564.200 | 10.000.300 | - |
❖ Terdapat selisih pembayaran angsuran pokok pinjaman pada akhir tahun kelima mengakibatkan terjadi selisih pembayaran pinjaman sebesar Rp 300,- hal ini disebabkan karena pengaruh pembulatan.
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama NILAI
Nim : ....................................................................
Tanggal : ....................................................................
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Buku Teks Bank dan Lembaga Keuangan lainnya
2. Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM)
3. Laptop
4. Internet
III. CARA KERJA
1. Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia dan Sistem Moneter Internasional.
2. Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan, dan bagaimana sistem moneter internasional.
3. Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
IV. ISILAH TABEL DI BAWAH INI
1. Anggap kita meminjam uang di bank sebesar Rp.10.000.000.Anda merencanakan membayar pinjaman beserta bunganya dengan cara mengangsur setiap akhir tahun dalam jumlah yang sama selama 5
tahun.Suku bunga pinjaman sebesar 14% per tahun. a.Berapakah besar angsuran yang harus dibayar setiap bulan ?
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
........................................................................................................
b.Buat skedul amortiasi pembayaran pinjaman tersebut !
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
......................................................................................................
PERTEMUAN KE 5
1. Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Penilaian Obligasi
2. Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Penilaian Obligasi
3. Pokok Bahasan : Penilaian Obligasi
4. Sub Pokok Bahasan : -
5. Materi :
PENILAIAN OBLIGASI
X.Xxxxertian Obligasi
Obligasi (bond) adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi (bond issuer) tersebut memperoleh pinjaman dana dari pembeli obligasi (bond holder) dan memiliki kewajiban untuk membayar kupon (bunga) secara berkala atas obligasi tersebut serta kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
B.Karakteristik Obligasi
Sebagai surat utang,obligasi memiliki beberapa sifat atau karakteristik,antara lain :
1. Memiliki Masa Jatuh Tempo ( Maturity Date)
Artinya,pada saat jatuh tempo,penerbit obligasi harus melunasi utang obligasi kepada pembeli obligasi.
2. Nilai Pokok Utang (Face Value)
Artinya,Besarnya nilai obligasi yang dikeluarkan sebuah perusahaan telah ditetapkan sejak awal obligasi tersebut diterbitkan
3. Kupon Obligasi
Artinya,kupon yang dibayar perusahaan kepada pemegang obligasi pada waktu yang telah ditentukan.
4. Peringkat Obligasi
Artinya,investor memiliki gambaran tentang tingkat risiko ketidakmapuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya,maka pasar surat utang atau obligasi dikenal suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi.
5. Dapat Diperjualbelikan
Artinya,surat berharga,obligasi dapat diperjualbelikan seperti halnya saham.
C. Jenis-jenis Obligasi
Ada beberapa sudut pandang yang dapat digunakan untuk menentukan jenis-jenis obligasi antara lain :
1. Dari sisi pihak yang menerbitkan,maka obligasi dapat dikelompokkan menjadi :
o Obligasi korporasi (corporate bond)
o Obligasi pemerintah (government bond)
o Obligasi pemerintah daerah (municipal bond)
2. Dari sisi tingkat suku bunga atau kupon yang ditawarkan,obligasi dapat dibedakan menjadi :
o Obligasi bunga tetap (fixed rate bond)
o Obligasi bunga mengambang (floating rate bond)
o Obligasi kombinasi bunga tetap dan mengambang (combination rate bond)
o Obligasi kupon nol (zeo coupon bond)
3. Dari sisi pilihan (opsi) yang ditawarkan oleh penerbit atau pemegang obligasi dapat dibedakan menjadi :
o Convertible (obligasi konversi)
o Exchangeable bond (obligasi tukar)
o Callable bond
o Putable Bond
4. Dari sisi jaminan (collateral) dari penerbit obligasi dapat dibedakan menjadi :
o Guaranteed bond
o Mortgage bond
o Collateral trust bond
o Debenture bond
Jenis obligasi yang berkembang di indonesia adalah obligasi syariah atau kini lebih dikenal dengan sebutan sukuk.Ciri utama obligasi syariah adalah tidak mengenal kupon,karena penerimaan bunga dianggap riba dalam system syariah.Ada beberapa obligasi syariah yaitu ?
1. Obligasi Syariah Mudharabah
2. Obligasi Syariah Ijarah
D.Keuntungan san Risiko Membeli Obligasi
Sebagai sebuah instumen investasi,obligasi menawarkan beberapa keuntungan,antara lain:
1. Memberikan Pendapatan Tetap Berupa Kupon
2. Keuntungan atas Penjualan Obligasi
Meskipun termasuk surat berharga dengan tingkat risiko yang rendah,namun obligasi tetap mengandung risiko,antara lain :
1. Risiko Tingkat Suku Bunga ( Interest Rate Risk )
2. Risiko Likuiditas ( Liquidity Risk )
3. Risiko Pembayaran ( Default Risk )
4. Risiko Jatuh Tempo ( Maturity Risk )
5. Risiko Inflasi ( Inflation Risk )
X.Xxxxx Obligasi
Berbeda dengan saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang,harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%) yaitu persentase dari nilai nominal.Ada 3 harga pasar dari obligasi yang ditawarkan yaitu :
o Par ( Nilai Par ) adalah harga obligasi sama dengan nilai nominal
o At Premium ( Dengan Premi ) adalah harga obligasi lebih besar dari harga nominal
o At Discount ( Dengan Discount ) adalah obligasi lebih kecil dari nominal
F.Model Penilain Obligasi
Model penilaian obligasi pada pembahasan ini difokuskan pada obligasi yang memberikan kupon tetap ( fixed rate ).Rumus yang menghitung nilai obligasi yang membayar kupon tetap per tahun hinggah obligasi tersebut jatuh tempo adalah :
= +
Dengan menggunakan pendekatan discounted cash flow rumus di atas dapat dituliskan menjadi:
= C ( ) + M ( )
Dimana :
= Nilai/harga obligasi
C = Kupon obligasi pada periode t
= Nilai nominal obligasi pada saat jatuh tempo
= Suku bunga yang berlaku n = Umur obligasi
t = 1,2,…,n
Contoh :
Obligasi sebuah perusahaan diterbitkan dengan nominal Rp.100.000.000,- per lembar dank upon sebesar 14% per tahun.Obligasi tersebut akan jatuh tempo 5 tahun.
a. Jika tingkat suku bunga yang berlaku dipasar sebesar 12% pe tahun,berapa nilai obligasi tersebut ?
b. Jika tingkat suku bunga yang berlaku di pasar naik menjadi 15% pertahun,berapa nilai obligasi tersebut?
c. Berapakah nilai obligasi tersebut jika tingkat suku bunga yang berlaku di pasar sebesar 14% per tahun ?
Jawab :
o = Rp 14.000.000 ( ) + Rp 100.000.000 ()
= Rp 14.000.000 (3,6048) + Rp 1000.000.000 (0,5674)
= Rp 107.207.200
o = Rp 14.000.000 + 100.000.000 (
= Rp 14.000.000 (3,3522) + Rp 100.000.000 (0,4972)
= Rp 96.650.800
o = Rp 14.000.000 ) + Rp 100.000.000 ()
= Rp 14.000.000 ( 3,4331 ) + Rp 100.000.000 (0,5194)
= Rp 100.003.400
G.Obligasi yang Membayar Kupon Setiap Tengah Tahun ( Semiannual) Rumus :
= ²n
= ( ) + M (
Contoh :
Obligasi sebuah perusahaan diterbitkan dengan nominal Rp.100.000.000,- per lembar dank upon sebesar 14% pertahun.Kupon obligasi dibayar setiap 6 bulan.Obligasi tersebut akan jatuh tempo 5 tahun.Berapakah nilai obligasi tersebut jika tingkat suku bunga yang berlaku di pasar sebesar 12% per tahun ?
Jawab :
= = Rp.7.000.000 A = = 6%
2n = 2(5)=10
= Rp 7.000.000 ( ) + Rp 100.000.000 ()
= Rp 7.000.000 (7,3601) + Rp 100.000.000 (0,5584)
= Rp 107.360.700,-
X.Xxxxxxxx yang Callable
Obligasi yang dapat ditarik oleh perusahaan penerbit obligasi sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.Rumus menulis obligasi callable adalah :
= +
Dimana :
= Nilai obligasi callable
N = Grace period
= C (N) + Call Price ( N)
Contoh :
PT Namora Tbk menerbitkan obligasi callable dengan kupon 15% per tahun.Nilai nominal per lembar obligasi Rp.100.000.000,-.Jatuh tempo obligasi 10 tahun,dan obligasi tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu oleh perusahaan penerbit setelah 5 tahun diterbitkan dengan harga Rp.120.000.000 per lembar.Jika suku yang berlaku di pasar 10% per tahun.Berapakah nilai obligasi callable tersebut ?
Jawab :
Call price = Rp.000.000.000 = 10%
N = 5
C = 15% x Rp.100.000.000=Rp 15.000.000
= Rp.15.000.000 () + Rp 120.000.000 )
= Rp 15.000.000 (3,7908) + Rp 120.000.000 (0,6209)
= Rp 131.370.000
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama | : ................................................................... | NILAI |
Nim | : .................................................................... | |
Tanggal | : .................................................................... |
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
II. ALAT DAN BAHAN
1.Buku Teks Bank dan Lembaga Keuangan lainnya 2.Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM) 3.Laptop
4.Internet
III.CARA KERJA
1. Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia dan Sistem Moneter Internasional.
2. Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan, dan bagaimana sistem moneter internasional.
3. Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
IV.ISILAH DI BAWAH INI
Obligasi sebuah perusahaan diterbitkan dengan nominal Rp.100.000.000,- per lembar dank upon sebesar 14% per tahun.Obligasi tersebut akan jatuh tempo 5 tahun.
a. Jika tingkat suku bunga yang berlaku dipasar sebesar 12% pe tahun,berapa nilai obligasi tersebut ?
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................
b. Jika tingkat suku bunga yang berlaku di pasar naik menjadi 15% pertahun,berapa nilai obligasi tersebut?
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
......................................................................
c. Berapakah nilai obligasi tersebut jika tingkat suku bunga yang berlaku di pasar sebesar 14% per tahun ?
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
......................................................................................................
PERTEMUAN KE 6
1. Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Manajemen Piutang
2. Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Manajemen Piutang
3. Pokok Bahasan : Manajemen Piutang
4. Sub Pokok Bahasan : -
5. Materi :
A. MANAJEMEN PIUTANG
Pada beberapa perusahaan, piutang dagang merupakan hal yang amat penting. Di dalam manajemen piutang ini, kita akan membicarakan kebijaksanaan kredit dan pengumpulan piutang, serta analisa untuk pelanggan.
Kebijaksanaan kredit menyangkut “trade off” antara laba yang diperoleh dari penjualan yang menimbulkan piutang di satu pihak, dan biaya yang harus ditanggung karena memiliki piutang tersebut plus piutang yang tidak bisa terkumpul.
Kebijakan penjualan kredit dapat menimbulkan keuntungan-keuntungan antara lain seperti kenaikan hasil penjualan, kenaikan laba, dan memenangkan persaingan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh :
1. Volume penjualan kredit.
2. Syarat pembayaran penjualan kredit.
3. Kebiasaan membayar para pelanggan.
4. Kegiatan penagihan piutang oleh perusahaan.
Pada umumnya ada 3 methode untuk memonitor piutang :
1. Days sales Outstanding (DSO)
2. Aging schedule.
3. Payment pattern.
1. DSO yaitu dengan mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima uang tunai dari penjualan kredit atau dengan kata lain (umur piutang).
DSO = Piutang
Penjualan tahunan / 360 Contoh :
PT X menjual 200.000 pesawat TV per tahun dengan harga Rp 900.000 per unit syarat penjualan 2/10, n/30 andaikan 70% pembeli memanfaatkan diskon dan membayar pada hari ke 10 sedangkan sisanya membayar pada hari ke 30. berapakah piutang perusahaan?
DSO = 70% (10 hr) + 30% (30 hr) = 16 hr
Penjualan per hari = 200.000 x 900.000 = 50.000.000
360
Piutang = 50.000.000 x 16 = 800.000.000
2. Aging Schedule yaitu mengelompokan piutang menurut umurnya
PT A | PT B | ||||
Umur piutang | Nilai | % | Nilai | % | |
0 – 10 | 1.400 | 70% | 800 | 40% | |
11 – 30 | 600 | 30% | 500 | 25% | |
31 – 45 | 0 | 0 | 300 | 15% | |
45 – 60 | 0 | 0 | 200 | 10% | |
> 60 | 0 | 0 | 200 | 10% | |
Total | 2.000 | 100% | 2000 | 100% |
PT A dapat mengelola piutangnya lebih baik karena 70% pelanggan membayar <10 hari sisanya 30 hari.
3. Payment Pattern
Contohnya : PT ABC mulai beroperasi tahun1997 tabel berikut memperlihatkan penjualan kredit dan piutang pada 1997. Asumsi 10% pelanggan membayar pada bulan penjualan, 30% membayar 1 bulan sesudahnya, 40% membayar 2 bulan sesudahnya dan 20% 3 bulan sesudahnya. Berapakah DSO pada bulan Maret? Per tiga bulan
Bulan | penjualan kredit | PIutang | ADS | DSO |
Januari | 60 | 54 | ||
Februari | 60 | 90 | ||
Maret | 60 | 102 | 2 | 51 |
Ket : |
Januari = 10% membayar pada januari shg piutang = 90% x 60 = 54 Februari = 30% penjualan januari dilunasi + 10% penjualan februari
= (54 – (30%x60)) + (90% x 60) = 90
Maret = (36 – (40% x 60)) +(54 – (30% x 60)) + (90%x 60) = 102
ADS = 60 + 60 + 60 = 2
90
DSO = 102 = 51
2
Kebijakan Kredit dan Pengumpulan Piutang
Kebijakan kredit ini dengan membandingkan antara risiko dan profitabilitas. Apabila perusahaan menurunkan standar kreditnya, maka penjualan akan meningkat, yang berarti peningkatan piutang pula, dan ini akan membawa keuntungan yang lebih besar. Tetapi dengan peningkatan kredit ini berarti
perusahaan harus menanggung beban investasi pada piutang yang makin besar, plus kemungkinan peningkatan piutang yang tidak bisa terkumpul.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kebijaksanaan perkreditan tersebut, adalah :
1. Standar kredit, atau kualitas langganan yang akan diperkenankan memperoleh kredit.
2. Jangka waktu kredit, yaitu berapa lama seorang langganan yang membeli secara kredit harus sudah mebayar utangnya.
3. Potongan / discount yang diberikan kepada para langganan.
Ketiga faktor tersebut akan menetukan berapa besar jumlah piutang yang akan dimiliki oleh perusahaan, berapa lama piutang tersebut diharapkan akan terkumpul, dan berapa besar proposi piutang yang akan tidak terbayar.
Xxxxxxx perubahan kebijakan kredit ada tiga yaitu :
1. Pendekatan Laba Rugi
2. Analisis Incremental
Jika incremental profit(Incremental sales – Incremental Costs) = + dan cukup besar untuk mengkompenisasi resiko yang timbul seperti perubahan kebijakan kredit dilakukan
3. Model Xxxxxxx Xxxx
Bila NPV1> NPV0 maka perubahan kebijakan kredit sebaiknya di jalankan. Dan apabila NPV0> NPV1 , maka sebaiknya kebijakan tidak diubah.
Rumus 🡪 NPV0 = P0 . Q0 (1- b0) – C0 .Q0
(1 + K0)t0
ket : P = harga per unit C = cost per unit
Q = penjualan per unit
b = tingkat kerugian bad debt t = periode pengumpulan
k = tingkat bunga harian
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama : ................................................................... NILAI
Nim : ....................................................................
Tanggal : ....................................................................
I. TUJUAN
II. Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
III. ALAT DAN BAHAN
1.Buku Teks Bank dan Lembaga Keuangan lainnya 2.Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM) 3.Laptop
4.Internet
IV. CARA KERJA
1 Bacalah definisi manajemen piutang
2 Carilah di internet masing-masing definisi manajemen piutang
Kerjakanlah soal dibawah ini
1. PT X menjual 100.000 pesawat TV per tahun dengan harga Rp .1000.000 per unit syarat penjualan 2/10, n/30 andaikan 50% pembeli memanfaatkan diskon dan membayar pada hari ke 10 sedangkan sisanya membayar pada hari ke 30. berapakah piutang perusahaan?
Jawab:
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………
PERTEMUAN KE 7
1.Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Manajemen Piutang
2.Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Manajemen Piutang
3.Pokok Bahasan : Manajemen Piutang
4.Sub Pokok Bahasan : - 5.Materi :
A. MANAJEMEN PERSEDIAAN Tipe-Tipe Persediaan
Persediaan dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Tujuan manajemen persediaan ini adalah untuk membicarakan cara-cara meningkatkan efisiensi pengelolaan persediaan, dan hubungannya dengan fungsi manajemen keuangan. Sebenarnya manajemen persediaan ini merupakan cara untuk memellihara persediaan, baik bahan mentah, barang dalam proses, maupun barang jadi, untuk menjaga keluwesan perusahaan. Proses keputusan dalam manajemen persediaan ini sebenarnya menyangkut berbagai fungsi operasional, yaitu fungsi produksi, pemasaran dan keuangan.
Pengendalian Persediaan
Untuk suatu tingkat persediaan tertentu efisiensi pengendalian persediaan akan mempengaruhi keluwesan perusahaan.ketidakefisienan dalam pengendalian persediaan mungkin melibatkan suatu jenis persediaan sering kehabisan / stockout sebaliknya jenis lain akan berlebih-lebihan.dan ini akan mempengaruhi untuk mendapatkan laba.
✓ Pesanan yang paling ekonomis (EOQ)
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan konsep yang penting dalam pengendalian persediaan bahan mentah, barang dalam proses dan persediaan
barang jadi. Dalam analisa ini kita ingin menentukan berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis dengan ditentukannya kebutuhan dalam satu periode tertentu.
Biaya pesan adalah konstan dan biaya pesan ini di beri notasi S. biaya pesan tidak hanya terdiri dari biaya yang explicit, tetapi juga biaya kesempatan / opportunity cost. Tipe ke dua adalah biaya simpan, yang di beri notasi C. Biaya simpan ini berfluktuasi sesuai dengan tingkat persediaan.
Secara sistematis, jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOQ) ini bisa di cari dengan menggunakan cara :
TIC = biaya simpan + biaya pesan Biaya simpan = (Q/2) P.C
Biaya pesan = (A/Q) S
Dengan demikian maka, TIC = (Q/2) P.C + (A/Q) S Apabila ingin mencari Q yang optimal :
Persentase 🡪Q = √2AS / PC
Per Unit 🡪Q = √ 2AS / C
✓ Potongan untuk Pembelian dalam Jumlah Besar
Kadang-kadang terjadi perusahaan ditawari potongan, apabila perusahaan membeli dalam jumlah yang sangat besar / quantity discount. Apabila jumlah yang ditawarkan lebih kecil atau sama dengan jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOQ). Discount ini ditawarkan untuk pembelian dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah pesanan yang paling ekonomis. Kalau kita menerima tawaran tersebut, kita akan mendapatkan harga yang lebih murah dan biaya pesan yang juga lebih kecil, tetapi harus menanggung biaya simpan yang lebih besar.
✓ Titik pemesanan kembali dan persediaan keamanan
Apabila tenggang waktu antara saat perusahaan memesan dan saat barang tersebut dating, biasa di sebut sebagai “lead time”, sama dengan nol, maka pada saatjumlah persediaan sama dengan nol, maka pada saat itulah dilakukan
pemesnan. Tetapi apabila lead time-nya memerlukan beberapa hari, maka titik pemesanan kembalinya adalah lebih besar dari nol. Pengunaan lead time ini bervariasi, jadi perusahaan menyediakan persediaan keamanan atau safety stock agar perusahaan tidak mengalami kehabisan bahan.
✓ Penentuan Jumlah Persediaan Keamanan
Semakin besar persediaan keamanan, tentu saja semakin kecil kemungkinan perusahaan kehabisan persediaan. Sebaliknya biaya simpan tambahan akan semakin besar dengan semakin bertambahnya persediaan keamanan ini. Dengan demikian secara konsepsional besarnya safety stock yang optimal adalah yang akan menyamakan tambahan biaya simpan ini dengan kerugian yang diharapkan karena perusahaan kehabisan persediaan. Karena sulitnya memperkirakan kerugian yang ditanggung kalau perusahaan kehabisan bahan, sering perusahaan menggunakan cara penentuan resiko yang bersedia ditanggung oleh perusahaan.
Rumus Pemesanan Kembali
Dengan cara pemesanan kembali perusahaan menetukan persentase kehabisan persediaan dan kemudian menghitung satu titik pemesanan kembali dengan menggunakan persentase tersebut sebagai dasar dan factor-faktor lain. Titik pemesanan kembali yang optimal adalah jumlah persediaan di mana kita seharusnya memesan EOQ tambahan persediaan.
Rumus : Orde point = A (L) + F √AR(L)
Ket : A = kebutuhan
L = Lead time
R = Jumlah rata-rata unit yang dipakai per hari F = Faktor penerimaan stockout
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama : .................................................................... NILAI
Nim : ....................................................................
Tanggal : ....................................................................
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Buku Teks Bank dan Lembaga Keuangan lainnya
2. Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM) 3.Laptop
4.Internet
III. CARA KERJA
1.Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia dan Sistem Moneter Internasional.
2.Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan, dan bagaimana sistem moneter internasional.
3.Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
IV. ISILAH TABEL DI BAWAH INI
PT ABC mulai beroperasi tahun1997 tabel berikut memperlihatkan penjualan kredit dan piutang pada 1997. Asumsi 10% pelanggan membayar pada bulan penjualan, 30% membayar 1 bulan sesudahnya, 40% membayar 2 bulan sesudahnya dan 20% 3 bulan sesudahnya. Berapakah DSO pada bulan Maret?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................................................................
PERTEMUAN KE 8
1. Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Modal Kerja
2.Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Modal Kerja
3. Pokok Bahasan : Modal Kerja
4. Sub Pokok Bahasan : -
5. Materi : MODAL KERJA
Modal kerja (working capital) adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek yang melekat pada aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan. Modal kerja bersih (net working capital) adalah selisih antara piutang dengan hutang lancar di atas hutang lancar. Termasuk dalam hutang lancar adalah hutang dagang, hutang bank, hutang promis, hutang upah, hutang pajak dan hutang jangka pendek lainnya.Siklus arus kas ditentukan oleh tiga faktor dasar, yaitu :
(1) periode konversi (pengubahan) persediaan yang merupakan indikator waktu yang diperlukan perusahaan untuk mengkonversikan persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi menjadi barang yang dijual kepada konsumen,
2) periode konversi piutang yang merupakan indikator waktu yang diperlukan untuk piutangnya menjadi kas
(3) periode penundaan pembayaran. Dengan kata lain faktor pertama dan kedua menunjukkan lamanya dana perusahaan terikat dalam persediaan dan piutang, sedangkan faktor ketiga menunjukkan lamanya perusahaan menggunakan dana suplier barang sebelum saat
Beberapa soal berikut akan memberikan kejelasan tentang bagaimana manajer keuangan mengelola modal kerja secara baik.
SOAL 1
Baker company mempunyai neraca pada akhir tahun 1998 sebagai berikut: Xxxxx Xxxxxx
Current assets Rp 6.000.000 Current liabilities Rp 3.000.000 Fixed assets Rp 18.000.000 Long tern debt Rp 21.000.000
Total assets Rp 24.000.000 Total liabilities Rp 24.000.000 Ditanyakan:
1. Hitunglah
a. Profit on total assets (rate of return)
b. Financing cost
c. Current ratio
d. Jika are of return on current assets 8%, rate of return on fixed assets 20%, Cost of current liabilities 12% dan Long tern debt 16%.
2. Seandainya perusahaan ingin menurunkan net working capital sebesar Rp 1.000.000,-. Penurunan disebabkan berkurangnya current assets atau bertambahnya current liabilities. Berdasarkan perhitungan (1a dan 1b) manakah yang lebih baik, menurunkan current assets atau menaikkan current liabilities.
Penyelesaian:
1. Rate of return on current assets 8%xRp 6.000.000 = Rp 480.000
Rate of return on fixed assets 20%xRp18.000.000 = Rp 3.600.000 +Total profit = Rp 4.080.000
A.Rate of return on total assets = TotalAssets/Total profit=24.000.000/4.080.000
= 17%
Cost of current liabilities 12%xRp 3.000.000 = Rp 360.000 Cost of long term debt 16%xRp 21.000.000 = Rp 3.360.000 Total cost financing = Rp 3.720.000
c. Current ratio = Currentliabilities/ Currentassets
= 3.000.000/6.000.000=200%
2. Menurunkan current assets
Rate of return on current assets 8%xRp 5.000.000 = Rp 400.000 Rate of return on fixed assets 20%xRp18.000.000 = Rp 3.600.000
Rate of return on total assets = 2300.000.000/4.080.000=17,39% Current ratio = 3.000.000/5.000.000= 150%
Perbandingan hasil perhitungan
Item Penurunan CL | Semula | Penurunan CA |
ROR on total assets 17% | 17% | 17,39% |
Cost if financing | Rp3.720.000 | Rp 3.720.000 |
Rp 3.600.000 | ||
Current ratio | 200% | 167% |
150% | ||
Kesimpulan: | ||
Jika dilakukan | penurunan current assets | mengakibatkan rate of return |
meningkat 0,39%, dan cots of financial tetap, tetapi current ratio turun menjadi 167%.Jika dilakukan penambahan current liabilities mengakibatkan rate of return tetap dan cots of financing turun, tetapi current ratio turun menjadi 150% yang mengakibatkan tingkat resiko lebih besar. Jadi lebih baik menambah current assets.
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama : .................................................................... NILAI
Nim : ....................................................................
Tanggal : ....................................................................
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Buku Teks Bank dan Lembaga Keuangan lainnya 2.Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM) 3.Laptop
4.Internet
III. CARA KERJA
1.Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia dan Sistem Moneter Internasional.
2.Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan, dan bagaimana sistem moneter internasional.
3.Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
IV. ISILAH TABEL DI BAWAH INI
1. Seandainya perusahaan ingin menurunkan net working capital sebesar Rp 1.000.000,-. Penurunan disebabkan berkurangnya current assets atau bertambahnya current liabilities. Berdasarkan perhitungan (1a dan 1b) manakah yang lebih baik, menurunkan current assets atau menaikkan current liabilities.
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
PERTEMUAN KE 9
1. Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
2.Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Sistem Moneter Internasional dan apa saja jeniss-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
3.Pokok Bahasan : Sistem Moneter
4.Sub Pokok Bahasan : - 5.Materi :
Capital Bugdeting
Capital budgeting sangat penting bagi perusahaan karena di dalamnya terdapat jumlah biaya yang besar sedangkan manfaatnya baru dapat dinikmati dalam jangka panjang.Keputusan di bidang capital budgeting ini akan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.Terdapat tiga metode yang umum digunakan untuk menyusun peringkat atas usulan investasi, yaitu:
1. Metode payback (payback method) adalah metode yang mendasarkan pada jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal.
Kelemahan metode ini adalah
(1) mengabaikan penerimaan setelah payback tercapai
(2) mengabaikan konsep time value of money.
2. Metode net present value (net present value method) adalah metode yang mendasarkan pada nilai sekarang dari pengembalian masa depan yang didiskontokan pada tarif biaya modal. Metode NPV ini mengatasi kelemahan dalam metode payback.
3. Metode internal rate of return (rate of return method) adalah metode yang didasarkan pada tingkat suku bunga yang menyeimbangkan nilai sekarang dari pengembalian masa depan dengan total biaya investasi.
Dalam banyak hal metode NPV dan IRR memberikan jawaban yang sama atas suatu penilaian investasi, meskipun demikian dalam keadaan tertentu kedua metode ini dapat memberikan kesimpulan yang berlawanan.
Perbedaan metode NPV dan IRR
1. Fokus NPV adalah berapa tambahan nilai proyek pada nilai perusahaan dengan asumsi semua arus kas dapat direalisir.Fokus IRR memberikan indikasi tingkat hasil pengembalian proyek jika sesuai dengan yang diharapkan.
2. Jika kedua metode digunakan untuk menilai satu proyek maka kedua metode ini selalu memberikan kesimpulan yang sama karena NPV positif dari suatu proyek akan memberikan IRR yang lebih besar dari biaya modal.
3. Jika proyek yang dinilai bersifat eksklusif (mutually exclusive) kedua metode NPV dan IRR dapat menghasilkan penilaian (kesimpulan) yang berbeda. Konflik antara kedua metode NPV dan IRR terjadi karena profil NPV dari proyek berbeda, misalnya biaya investasi berbeda dan umum proyek lebih panjang dari yang lain.
Metode NPV lebih baik secara teoritis jika dibandingkan dengan metode IRR, tetapi Metode NPV lebih baik secara toeritis jika dibandingkan dengan metode IRR jika [08:25, 22/1/2018] x00 000-0000-0000: dalam kenyataan lebih banyak perusahaan menggunakan metode IRR dibandingkan dengan metode NPV. Hal ini disebabkan bahwa metode IRR dikembangkan lebih dahulu dari metode NPV dan metode IRR sudah lama digunakan.
Hal penting yang harus dilakukan dalam menilai proyek adalah menentukan arus kas netto (proceed) dan nilai investasi. Arus kas netto yang digunakan dalam kegiatan metode tersebut adalah laba bersih setelah pajak ditambah penyusutan.
Proceed = Eat + Penyusutan
NPV = - 1
IRR = -1=0
Contoh :
PT. Xxxx Xxxxxx Xxxxxx telah mengoperasikan sebuah mesin selama 5 tahun dan diperkirakan masih dapat beroperasi 5 tahun lagi. Mesin tersebut dibeli dengan harga Rp. 100.000.000,-
Laporan rugi dan laba berdasarkan perkiraan semula adalah sebagai berikut :
Penjualan | Rp. 30.000.000 | |
Biaya variabel | Rp. 9.000.000 | |
Penyusutan | Rp. 10.000.000 |
Biaya tetap lainnya | Rp. 6.000.000 | |
Total biaya | Rp. 25.000.000 | |
Earning before taxes (EBT) | Rp. 5.000.000 | |
Taxes 30% | Rp. 1.500.000 | |
Earning after taxes (EAT) | Rp. 3.500.000 |
Setelah beroperasi lima tahun, mesin mengalami penurunan produktivitas yang berakibat :
Biaya variabel naik Rp. 1.000.000 per tahun Xxxxx tetap lainnya naik Rp. 1.500.000 per tahun
Sedangkan hasil penjualan pertahun tidak mengalami perubahan
Jika perusahaan ingin mempertahankan produktivitas seperti semula, mesin tersebut harus direhabilitasi dengan biaya sebesar Rp. 4.000.000,-.
Ditanyakan :
Apakah rehabilitasi mesin dilaksanakan atau ditolak? Penyelesaian :
Proyeksi rugi dan laba untuk rehabilitasi harus dikembalikan pada proyeksi semula.Tetapi harus diingat bahwa jika dilakukan rehabilitasi biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 4.000.000,-. Biaya ini harus dikapitalisir atau dibebankan pada penyusutan tahun ke enam sampai dengan tahun ke sepuluh. Sehingga besarnya penyusutan lima tahun mendatang adalah :
Harga beli mesin Rp. 100.000.000
Penyusutan berjalan Rp. 50.000.000 -
Nilai buku awal tahun 6 Rp. 50.000.000
Biaya rehabilitasi Rp. 4.000.000 +
Nilai buku rehabilitasi Rp. 54.000.000 Penyusutan 5 tahun terakhir Rp. 10.800.000 per tahun Perbandingan proyeksi rugi dan laba per tahun
Keterangan Lama Baru Rehabilitasi
Penjualan (Rp) 30.000.000 | 30.000.000 | 30.000.000 | |
Biaya variable (Rp) 9.000.00 | 9.000.000 | 10.000.000 | |
Biaya tetap lainnya (Rp) 6.000.000 | 6.000.000 | 7.500.000 | |
Penyusutan (Rp) 10.800.000 | 10.000.000 | 10.000.000 | |
Total biaya 25.800.000 | 25.000.000 | 27.500.000 | |
Earning before taxes 4.200.000 | 5.000.000 | 2.500.000 | |
Taxes 40% 1.260.000 | 1.500.000 | 750.000 | |
Earning after taxes 2.940.000 | 3.500.000 | 1.750.000 | |
Penyusutan 10.800.000 | 10.000.000 | 10.000.000 | |
Proceed | 13.500.000 | 11.750.000 | |
13.740.000 | |||
Kesimpulan : Rehabilitasi besar. | dapat diterima | karena menghasilkan | proceed lebih |
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama : .................................................................... NILAI
Nim : ....................................................................
Tanggal : ....................................................................
I.TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
II.ALAT DAN BAHAN
1.Buku Teks Bank dan Lembaga Keuangan lainnya 2.Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM) 3.Laptop
4.Internet
III.CARA KERJA
1.Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia dan Sistem Moneter Internasional.
2.Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan, dan bagaimana sistem moneter internasional.
3.Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
2. ISILAH TABEL DI BAWAH INI
0.XX. Xxxx Xxxxxx Xxxxxx telah mengoperasikan sebuah mesin selama 5 tahun dan diperkirakan masih dapat beroperasi 5 tahun lagi. Mesin tersebut dibeli dengan harga Rp. 100.000.000,- Apakah rahabilitas mesin di terima atau di tolak?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.
PERTEMUAN KE 10
1.Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Terkait dengan Waktu
2. Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Terkait dengan Waktu
3.Pokok Bahasan : Terkait Dengan Waktu
4.Sub Pokok Bahasan : - 5.Materi :
TERKAIT DENGAN WAKTU (Time Value Of Money)
1. Pengertian
Dunia bisnis adalah aktivitas uang sebagai. Kapital akhir periode (K2) harus lebih besar dari pada kapital awal periode (K1), itu artinya bisnis memperoleh laba, atau dapat dikatakan bahwa K1 adalah nilai uang sekarang (present value) & K2 adalah nilai uang di masa mendatang (future value).
Jembatan yg menghubungkan K1 & K2 adalah tingkat bunga. Dengan demikian, time value of money berhubungan erat dengan perhitungan bunga, hasil investasi di masa mendatang, & nilai tunai hasil investasi. Ia menjadi alat penting dalam berbagai keputusan keuangan terutama dalam menilai :
• Arus kas, pertumbuhan, & nilai perusahaan
• Xxxxx akan datang (future value)
• Periode ganda ( multiple periode)
2. Xxxxx Xxxx Masa Mendatang (Future Value)
Future Value (nilai akan datang) adalah nilai uang di masa yang akan datang dengan tingkat bunga tertentu. Future value dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
FV = PV (1 + i)n
FV = (Future Value (Nilai Pada akhir tahun ke n) PV = (Nilai Sekarang (Nilai pada tahun ke 0)
i = Suku Bunga (interest rate) n = Waktu (tahun/period)
Rumus di atas mengasumsikan bahwa bunga digandakan hanya sekali dalam setahun, jika bunga digandakan setiap hari, maka rumusnya menjadi :
FV = PV ( 1 + r )^n
FV = PV ( 1 + r / 360)^360n
Untuk menggambarkan penggunaan rumus di atas, maka diberi contoh berikut ini
:
Pada tanggal 2 Januari 2000, Agung menabung uangnya ke Bank Mandiri sebesar Rp. 2.000.000, dengan tingkat bunga sebesar 12% pertahun.
Hitung nilai tabungan Agung pada tanggal 2 Januari 2002, dengan asumsi :
1. Bunga dimajemukkan setahun sekali
2. Bunga dimajemukkan sebulan sekali
3. Bunga dimajemukkan setiap hari Jawab :
1. FV = Rp. 2.000.000 (1 + 0,12)^2 = Rp. 2.508.800
2. FV = Rp. 2.000.000 (1 + 0,12/12)^12(2) = Rp. 2.539.470
3. FV = Rp. 2.000.000 (1 + 0,12/360)^360(2) = Rp. 2.542.397
Nilai uang di masa mendatang (future value) ditentukan oleh tingkat suku bunga tertentu yang berlaku di pasar keuangan. Misalnya suku bunga di pasar keuangan adalah 10% per tahun. Nilai uang masa mendatang dapat dihitung dengan menggunakan rumus FVIFr,n = (1 + r )^n
Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi nilai uang dimasa mendatang. Oleh sebab itu, kaum pemilik uang (kaum Kapitalis) pola pikir dan perilakunya bertumpu pada tingkat suku bunga. Jika tingkat bunga tinggi, ia akan membungakan uangnya atau mendepositokan uangnya, dan jika suku bunga rendah, ia akan meminjam uang untuk aktivitas bisnis.
3. Nilai Sekarang (Present Value)
Present Value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang.
Present value bisa dicari dengan menggunakan rumus future value atau dengan rumus berikut ini:
[08:55, 22/1/2018] x00 000-0000-0000: PVIFr,n = = FV {(1 / 1 + r)}^n
(1 + r)^n
FV = Future Value (Nilai Pada akhir tahun ke n) PV = Nilai Sekarang (Nilai pada tahun ke 0)
R = Suku Bunga n = Waktu (tahun)
Untuk menggambarkan penggunaan rumus di atas, maka diberi contoh berikut ini
:
Harga sepeda motor 2 tahun mendatang sebesar Rp. 10.000.000. Tingkat bunga rata-rata 12% setahun. Berapa yang harus ditabung Agung saat ini agar dapat membelinya dua tahun mendatang, dengan asumsi :
1. Bunga dimajemukkan setahun sekali
2. Bunga dimajemukkan sebulan sekali
1. PV = Rp. 10.000.000 (1 + 0,12)^-2 = Rp. 7.971.939
2. PV = Rp. 10.000.000 (1 + 0,12/12)^-12(2) = Rp. 7.875.661
[08:55, 22/1/2018] x00 000-0000-0000: Nilai sekarang ialah nilai saat ini pada proyeksi uang kas masuk bersih (net cash flow) di masa mendatang. Uang kas masuk bersih di masa mendatang adalah proyeksi hasil investasi. Rumusnya yaitu
:
1. Laba bersih ( Earning After Tax) + (Penyusutan Aktiva Tetap) + [Bunga X (1- Tax)] atau disingkat EAT + Depreciation + Interest(1-T)
2. Laba Oprasi (Earning before Interest & Tax Atau EBIT) X (1-Tax) + Penyusutan aktiva Tetap, atau disingkat EBIT (1-T) + Depreciation.
3. Laba sebelum penyusutan,Bunga, dan pajak (atau Earning before depreciation, Interest, and Tax atau EBIT atau EBITDA) X (1-Tax) + ( Tax X Depreciation) atau disingkat EBIT atau EBITDA (1-T) + T(Dep.)1
Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi di pasar (atau Rm) yang jharus lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil tanpa resiko (atau Rf). Misalnya tingkat hasil pasar 20 %, itu lazim disebut “ Tingkat Diskonto” artinya alat untuk mengitung nilai tunai dari suatu hasil investasi di masa mendatang.
Misal, investasi pada awal tahun Rp 1000, pada akhir tahun nilainya harus sebesar Rp 1200 pada tingkat diskonto 20%. Inilah yang disebut nilai masa mendatang (future Value). Sebaliknya, jika di masa mendatang akan menerima Rp 1200 pada tingkat diskonto 20% maka nilai sekarangnya adalah sebesar Rp 1000.Makin tinggi tingkat suku bunga, makin kecil nilai uang sekarang pada rencana penerimaan uang di masa depan.
PERTEMUAN KE 11
1.Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Terkait dengan Waktu
2. Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Terkait dengan Waktu
3.Pokok Bahasan : Terkait Dengan Waktu
4.Sub Pokok Bahasan : - 5.Materi :
TERKAIT DENGAN WAKTU (Time Value Of Money)
1. ANUITAS (Future Value of an Annuity)
Anuiti adalah rentetan pembayaran atau penerimaan uang yang biasanya sama besar yang dibayarkan pada interval waktu yang sama, misalnya premi asuransi, pelunasan hipotik, pembayaran sewa, pembayaran cicilan dalam pembelian angsuran, pembayaran bunga obligasi dan sebagainya. dimana Pembayaran atau penerimaan dapat terjadi pada awal tahun atau pada akhir tahun.
1.1 Nilai yang Akan Datang dari Suatu Anuitas
Nilai yang Akan Datang dari Anuitas Biasa (Pembayaran atau penerimaan dilakukan pada akhir tahun) dengan bunga 10%
Awal tahun = 0
Akhir tahun 1, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^2 = 1.000(1+ 0,10)^n-1 , nilai RP. 1.210
Akhir tahun 2, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^1 = 1.000(1+ 0,10)^n-2 , nilai Rp. 1.100
Akhir tahun 3, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^0 = 1.000(1+ 0,10)^n-3 , nilai Rp. 1.000
Xxxxx yang Akan Datang Anuitas @ 10% atas Rp 1.000 adalah = Rp. 3.310
1.2 Nilai yang Akan Datang dari Jatuh Tempo Anuitas
Pembayaran atau penerimaan dilakukan pada awal tahun (Annuity Due) Nilai yang akan datang anuitas jatuh tempo, @ 10%
Awal tahun , terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^3 = 1.000(1+ 0,10)^n , nilai Rp. 1.331
Akhir tahun 1, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+r)^2 = 1.000(1+0,10)^n-1 , nilai Rp. 1.210
Akhir tahun 2, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+r)^1 = 1.000(1+0,10)^n-2 , nilai Rp. 1.100
Akhir tahun 3, Nilai yang Akan Datang Anuitas @ 10% atas Rp 1.000 = Rp. 3.641
1.3 Nilai Sekarang dari Suatu Anuitas Nilai Sekarang Anuitas Biasa @ 10% Nilai sekarang anuitas biasa, @ 10% Awal tahun 0
Akhir tahun 1 1.000 a[1/(1+r)]^1 909,09
Akhir tahun 2 1.000 a[1/(1+r)]^2 826,45
Akhir tahun 3 1.000 a[1/(1+r)]^3 751,31
Nilai Sekarang Anuitas @ 10% 2.486,85
1.4 Nilai sekarang anuitas jatuh tempo, @ 10%
Awal tahun 1.000 a 1.000,00
Akhir tahun 1 1.000 a[1/(1+r)]^1 909,09
Akhir tahun 2 1.000 a[1/(1+r)]^2 826,45
Akhir tahun 3
Nilai Sekarang Anuitas @ 10% 2.735,54
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama : .................................................................... NILAI
Nim : ....................................................................
Tanggal : ....................................................................
I.TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
II.ALAT DAN BAHAN
1.Buku Teks Bank dan Lembaga Keuangan lainnya 2.Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM) 3Laptop
4.Internet
III.CARA KERJA
1.Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia dan Sistem Moneter Internasional.
2.Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan, dan bagaimana sistem moneter internasional.
3.Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
IV.ISILAH TABEL DI BAWAH INI
Harga sepeda motor 2 tahun mendatang sebesar Rp. 10.000.000. Tingkat bunga rata-rata 12% setahun. Berapa yang harus ditabung Agung saat ini agar dapat membelinya dua tahun mendatang, dengan asumsi :
1. Bunga dimajemukkan setahun sekali
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
....................................................................................................................
2. Bunga dimajemukkan sebulan sekali
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
...............................................................................................................
PERTEMUAN KE 12
1.Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Pasar Modal Indonesia
2.Kemampuan Akhir yang diharapkan : Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa D III Keuangan diharapkan mampu menjelaskan tentang Pasar Modal Indonesia
3.Pokok Bahasan : Sistem Moneter
4.Sub Pokok Bahasan : - 5.Materi :
Pasar Modal Indonesia
Pasar modal merupakan satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana-dana jangka panjang yang disebut Efek. Di Indonesia, perkembangan pasar modal berjalan secara fantastis atau dinamik. Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pengertian tentang Pasar Modal yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar modal yang di Indonesia disebut Bursa Efek. Bursa tersebut tidak membeli atau menjual saham-saham yang ada, melainkan bursa hanya merupakan tempat atau sarana bagi para investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa efek mempunyai fungsi dan peranan untuk memberikan jasa-jasa antara lain:
• Menyediakan informasi pasar seperti fluktuasi harga, volume perdagangan, informasi penting terhadap emiten.
• Membuat aturan main yang dikenal sebagai peraturan bursa (peraturan percatatan, keanggotaan dan perdagangan) dengan tujuan agar semua pelaku bursa dapat memperoleh kesempatan yang sama baik dalam memperoleh informasi maupun kesempatan berdagang.
1. Menyediakan fasilitas perdagangan efek untuk anggota bursa dan emiten.
2. Memberikan pelayanan kepada para anggotanya, perusahaan yang telah mencatatkan efeknya maupun kepada investor, baik secara individu maupun institusional.
Penentuan harga di Pasar Modal dipengaruhi oleh suatu informasi atau fakta materiel, karena suatu informasi mencerminkan suatu harga. Dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, yang dimaksud dengan informasi atau fakta materiel adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
Informasi yang harus disampaikan kepada publik adalah informasi yang akurat dan lengkap sesuai dengan keadaan perusahaan. Pemberian informasi ini berdasarkan pada prinsip keterbukaan, karena prinsip keterbukaan adalah jiwa dari pasar modal. Informasi yang berdasarkan prinsip keterbukaan akan dapat mengantisipasi kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta materiel atau tidak meratanya informasi bagi investor, disebabkan ada informasi yang tidak disampaikan dan bisa juga terjadi informasi yang belum tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu. Informasi yang harus dibuka oleh perusahaan publik adalah sesuai dengan Peraturan Nomor X.K.1: Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, antara lain :
• Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau pembentukan usaha patungan;
• Pemecahan saham atau pembagian deviden saham;
• Pendapatan dari deviden yang luar biasa sifatnya;
• Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
• Produk atau penemuan baru yang berarti;
• Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;
• Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat utang;
• Penjualan tambahan Efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang materiel jumlahnya;
• Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang materiel;
• Perselisihan tenaga kerja yang relative penting;
• Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris perusahaan;
• Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;
• Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;
• Penggantian wali amanat;
Dapat dilihat dari keterangan di atas, bahwa keterbukaan informasi merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui para investor. Dengan keterbukaan informasi inilah kegiatan di pasar modal akan menjadi lebih efisien, sehingga para investor dapat menganalisis dan mendapat keuntungan dalam melakukan penawaran jual atau beli atas suatu efek. Alasan utama adanya suatu keterbukaan informasi adalah agar para pihak dapat melakukan suatu informed decision (suatu landasan agar terbentuk harga pasar yang wajar).
PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA
Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu Pasar Modal sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerja sama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat.
Untuk mengembangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang besar. Investasi tersebut tergantung pada keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh para usahawan. Faktor-faktor yang dapat mengurangi jumlah investasi yang dapat diperlukan untuk membangun prasarana dan mengurangi biaya operasi perusahaan efek, akan mendorong perkembangan Pasar Modal melalui peningkatan kelangsungan hidup Perusahaan Efek. Perkembangan dimaksud dapat dicapai apabila faktor-faktor tersebut juga mampu menghasilkan layanan dan alternatif investasi yang aman dan berkualitas tinggi terutama dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada para investor sehingga perkembangannya nanti akan sangat mempengaruhi minat dari para calon investor baru yang ingin coba-coba berinvestasi di Pasar Modal.
Bursa Efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan keadaanpun semakin menunjukkan bahwa efek semakin banyak peminatnya. Ramainya tanggapan publik dan selalu bertambahnya perusahaan yang Go Public adalah wujud dari kemajuan Bursa Efek. Perkembangan Bursa Efek yang terjadi kini adalah berkat perjuangan BAPEPAM, perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya, Pemerintah, Lembaga Penunjang, dan masyarakat yang turut meramaikan perdagangan saham dan turut berpartisipasi menginvestasikan kelebihan dananya. Dibandingkan dengan situasi bursa efek pada dekade yang lalu, keadaan saat ini memang telah jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi cukup pesat dan diluar dugaan. Tetapi bukan berarti bursa efek berjalan terus dengan mulus tanpa rintangan. Banyak hal yang terjadi yang mewarnai pasang surut kehidupan bursa efek di Indonesia. Jika keadaan sosial, politik atau ekonomi bangsa kita sedang terganggu dan tidak stabil, tentu saja kondisi bursa efek amat terpengaruh.
Bangsa Indonesia sedang membangun, jelas bahwa berbagai tantangan untuk membenahi kondisi masyarakat akan turut membawa dampak terhadap pasar uang. Dahulu situasi intern di bursa-bursa di Indonesia dinilai masih sangat lemah, kapitalisasi bursa-bursa di negara kita termasuk kecil karena terbatasnya mobilisasi dana domestik yang dilakukan manajer investasi. Ini jika diukur dari
perbandingannya dengan bursa-bursa lain di kawasan Asia Pasifik. Kondisi demikian terjadi akibat sistem kerja yang kurang mendukung, juga tujuan yang belum jelas terlebih dukungan publik sendiri yang kelihatan masih setengah- setengah akibat informasi yang tidak akurat dan pengetahuan tentang bursa efek belum memasyarakat. Semua itu akhirnya terus dibenahi sehingga terciptalah bursa efek dengan perkembangan yang pesat. Di masa perjalanan pesatnya pasar saham, terkadang diwarnai oleh keadaan bullish dan bearish. Kondisi bursa disebut bullish yaitu indeks harga saham naik terus dalam jangka waktu tertentu, dan ini dapat timbul seiring dengan situasi perekonomian yang sehat, pendapatan meningkat, industri dan perdagangan tumbuh dengan baik. Sedangkan kondisi bursa disebut bearish jika indeks harga saham terus menerus mengalami penurunan. Semua ini juga akibat dari situasi perekonomian yang lesu dan kebijakan moneter yang mengakibatkan adanya krisis moneter, peredaran uang menjadi tersendat-sendat.
Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat dai sisi peraturan maupun dari sisi ekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan keamanan. Adapun periode yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Periode Permulaan (1878-1912)
2. Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)
3. Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)
4. Periode Kebangkitan (1952-1977)
5. Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)
6. Periode Deregulasi (1987-1995)
7. Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)
8. Periode Menyonsong Independensi Bapepam (1995-2010)
9. Periode Otoritas Jasa Keuangan (2010-sekarang)
Untuk lebih jelas perkembangan dinamika pasar modal Indonesia akan ditinjau pada masing-masing periode:
1. Periode Permulaan (1878-1992)
Di Indonesia, kegiatan transaksi saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan Vereniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880. Berhubung bursa belum dikenal, maka perdagangan saham dan obligasi dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan resmi tentang transaksi tersebut tidak lengkap.
Menurut perkiraan, bahwa yang diperjualbelikan waktu itu adalah saham atau obligasi yang listing di bursa Amsterdam yang dimiliki oleh investor yang ada di Batavia, Surabaya, dan Semarang. Dengan demikian, karena belum ada bursa resmi, dapat dikatakan bahwa periode ini adalah periode permulaan sejarah pasar modal Indonesia.
2. Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)
Perkembangan transaksi efek semakin meningkat, tetapi bursa yang resmi belum ada. Akhirnya, pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse
Effectenbueurs mendirikan cabang bursa di Batavia. Bursa ini merupakan bursa tertua keempat di Asia, setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo. Bursa yang dinamakan Vereniging voor de Effectenhandel, memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan- perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di xxxxxx Xxxxxxx serta efek perusahaan Belanda lainnya.
Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Xxxxxx & Xxxx; Fa. Xxxxxxxan & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Xxxxxxxxx Xxxxx; Fa. Xxxxxxx & V.D. Linden; Fa. Xxxxxxxx & Co; Xxxxxxxx & V.D. Linden; Fa. Xxxxxxx & Co; Fa. Cruyff dan Fa. Gebroeders. Setelah berdirinya Bursa Efek Batavia, maka periode ini pada tanggal 11 Januari 1925 terbentuk Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 1 Agustus 1925 terbentuk Bursa Efek Semarang.
3. Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)
Perkembangan perdagangan efek pada periode ini berlangsung marak, namun tidak bertahan lama karena dihadapkan pada resesi ekonomi pada tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II (PD II). Pada saat PD II, bursa efek di xxxxxx Xxxxxxx tidak aktif karena sebagian saham-saham milik orang Belanda dirampas oleh Jerman. Hal ini sangat berpengaruh terhadap bursa efek di Indonesia. Keadaaan makin memburuk dan tidak memungkinkan lagi Bursa Efek Jakarta untuk beroperasi, sehingga pada tanggal 10 Mei 1940, Bursa Efek Jakarta resmi ditutup. Bursa Efek Surabaya dan Semarang telah lebih dulu ditutup.
Setelah tujuh bulan ditutup, pada tanggal 23 Desember 1940 Bursa Efek Jakarta kembali diaktifkan, karena selama PD II Bursa Efek Paris tetap berjalan, demikian pula halnya dengan Bursa Efek London yang hanya ditutup beberapa hari saja. Akan tetapi, aktifnya Bursa Efek Jakarta tidak berlangsung lama, karena Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942, Bursa Efek Jakarta kembali ditutup.Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) untuk melakukan pencarian pinjaman nasional. Dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 1946, pinjaman dari masyarakat mulai dihimpun.
4. Periode Kebangkitan (1952-1976)
Tanggal 3 Juni 1952 seperti yang telah diputuskan oleh rapat umum PPUE,Bursa Efek Jakarta kembali dibuka secara resmi oleh Menteri Keuangan, Xxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxx.48 Selanjutnya,pada tanggal 26 September 1952 merupakan salah satu tonggak sejarah pasar modal Indonesia, ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang Bursa. Memasuki tahun 1958 keadaan perdagangan efek menjadi lesu karena beberapa hal:
1. Banyaknya warga Belanda yang meninggalkan Indonesia.
2. Adanya nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda oleh pemerintah RI sesuai dengan undang-Undang No. 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi.
3. Tahun 1960 Badan Nasionalisasi Persuahaan Belanda (BANAS) melakukan larangan memperdagangkan efek-efek yang diterbitkan oleh perusahaan-
perusahaan yang beroperasi di Indonesia termasuk efek-efek dengan nilai mata uang Belanda (Nf).
.
5. Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)
Pasar modal tidak menjalankan aktivitasnya sampai tahun 1977. Penutupan pasar modal Indonesia tersebut tidak lepas dari orientasi politik pemerintah Orde Lama yang menolak modal asing dalam kebijakan nasionalisasi. Setelah pemerintahan berganti kepada Pemerintahan Orde Baru, kebijakan politik dan ekonomi Indonesia tidak lagi konfrontatif dengan dunia Barat. Pemerintahan Orde Baru segera mencanangkan pembangunan ekonomi secara sistematis dengan pola target lima tahunan. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Barat untuk membangun. Pertumbuhan mulai, perekonomian bergerak. Pemerintah pun berencana mengaktifkan kembali pasar modal.
Dengan surat keputusan direksi BI No. 4/16 Kep-Dir tanggal 26 Juli 1968, di BI di bentuk tim persiapan (PU) Pasar Uang dan (PM) Pasar Modal. Hasil penelitian tim menyatakan bahwa benih dari pasar modal di Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah sejak tahun 1952, tetapi karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang pasar modal, maka pertumbuhan Bursa Efek di Indonesia sejak tahun 1958 s/d 1976 mengalami kemunduran. Setelah tim menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka dengan surat keputusan Kep-Menkeu No. Kep- 25/MK/IV/1/72 tanggal 13 Januari 1972 tim dibubarkan, dan pada tahun 1976 dibentuk Bapepam (Badan Pembina Pasar Modal) dan PT Danareksa. Xxxxxxx bertugas membantu Menteri Keuangan yang diketuai oleh Gubernur Bank Sentral. Dengan terbentuknya Bapepam, maka terlihat kesungguhan dan intensitas untuk membentuk kembali pasar uang dan pasar modal. Selain sebagai pembantu Menteri Keuangan, Bapepam juga menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai pengawas dan pengelola bursa efek. Akhirnya, pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden Xxxxxxxx meresmikan pasar modal di zaman Orde Baru.
Namun demikian, pengaktifan kembali pasar modal, tidak menyebabkan kegiatan di bidang pasar modal menjadi marak. Yang terjadi, justru munculnya sejumlah kendala di dalam kegiatan di bidang pasar modal. Perjalanan pasar modal Indonesia ternyata masih menentukan waktu dan proses yang cukup panjang untuk mencapai pasar modal yang maju dan modern..
1. Tidak adanya perlakuan yang sama untuk pajak atas penghasilan dari bunga deposito dan dividen. Akibatnya, menanamkan uang dalam bentuk deposito jauh lebih menarik ketimbang berinvestasi di pasar modal.
2. Belum dibukanya kesempatan bagi perusahaan untuk mencatatkan seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh di bursa.
6. Periode Deregulasi (1987-1995)
Hambatan-hambatan yang merintangi perkembangan pasar modal telah disadari pemerintah. Pemerintah melakukan perombakan peraturan yang nyata- nyata menghambat minat perusahaan untuk masuk pasar modal dan investor untuk melakukan investasi pada pasar modal Indonesia. Untuk mengatasi masalah itu pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal, yaitu :
• Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (Pakdes 1987)
Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal 49% dari total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.
• Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 (Pakto 88)
Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankan, namun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal.
• Paket Kebijaksanaan Desember 1988 (Pakdes 88)
Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa.
7. Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)
Dampak postitif dari kebijakan deregulasi telah menebalkan kepercayaan investor dan perusahaan terhadap pasar modal Indonesia. Puncak kepercayaan itu ditandai dengan lahirnya Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Undang-undang ini dapat dikatakan sebagai undang-undang yang cukup komprehensif, karena mengacu pada aturan-aturan yang berlaku secara internasional.
Undang-undang ini dilengkapi dengan PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal dan PP No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. Kemudian ada beberapa keputusan menteri dan seperangkat peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam yang jumlahnya lebih dari 150 buah peraturan.
Salah satu hal yang perlu dicermati dalam Undang-Undang Pasar Modal adalah diberikannya kewenangan yang cukup besar dan luas kepada Bapepam selaku badan pengawas. Undang-undang ini dengan tegas mengamanatkan kepada Bapepam untuk melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap kejahatan yang terjadi di bidang pasar modal. Selain itu, Bapepam merupakan Self Regulation Organization (SRO) yang menjadikan Bapepam mudah untuk bergerak dan menegakkan hukum, sehingga menjamin kepastian hukum.
8. Periode Menyongsong Independensi Bapepam
Menurut UUPM, Bapepam bertugas untuk mencipatakan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Bapepam mempunyai 17 kewenangan yang diberikan UUPM yang secara sederhana dikategorikan ke dalam tiga macam, yaitu kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan. Untuk mengekefktifkan independensi Bapepam menjadi suatu hal yang amat penting untuk.
Saat ini posisi struktural Bapepam membuka peluang pihak-pihak lain untuk melakukan intervensi demi kepentingan lain di luar soal penegakan hukum yang konsisten, tegas, adil dan imparsial. Dengan demikian kinerja dan wibawa Bapepam akan lebih terjaga lagi. Persiapan menuju independensi Bapepam harus segera dilaksanakan, karena dasar hukum untuk mengimplementasikannya sudah ada, yaitu:
A. Amanat GBHN (1999-2004) Bab IV huruf b angka 8
Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, efisien, dan meningkatkan penerapan peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan standar internasional yang diawasi oleh lembaga independen.
B. UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Penjelasan Pasal 34. Lembaga pengawasan jasa keuangan yang akan dibentuk melakukan pengawasan terhadap bank dan perusahaan-perusahaan sektor jasa keuangan lainnya, yaitu asuransi, dana pensiun, sekuritas, perusahaan pembiayaan, dan badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat. Lembaga ini bersifat independen dalam menjalankan tugasnya, kedudukannya berada di luar kendali pemerintah serta berkewajiban menyampaikan laporan kepada BPK dan DPR.
C. Amandemen UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
Telah diselesaikan oleh Panitia Khusus DPR RI. Hasil amandemen tersebut menyatakan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus sudah terbentuk selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 2010.
9. Periode Otoritas Jasa Keuangan
Perkembangan terbaru berkaitan dengan independensi Bapepam yaitu mengenai pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti yang tersebut dalam poin huruf c di atas. UU No. 23 Tahun 1999 dan kemudian disempurnakan melalui UU No. 3 Tahun 2004 yang mengamanatkan fungsi pengawasan perbankan dan keuangan lainnya akan dialihkan ke Lembaga Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) independen atau sering disebut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2004, OJK harus terbentuk selambat- lambatnya 31 Desember 2010 sebagai lembaga independen yang mengawasi lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank, seperti perusahaan sekuritas, anjak piutang, sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan pembiayaan, reksa dana, asuransi, dan dana pensiun serta lembaga lain yang berkegiatan mengumpulkan dana masyarakat.
.
Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Burse Efek Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
Sebelum tahun 2007 di Indonesia terdapat dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). BEJ berawal dengan dibukanya sebuah bursa saham oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1912 di Batavia. Setelah sempat tutup beberapa kali karena terjadinya perang, BEJ kembali dibuka pada 1977 di bawah pengawasan Bapepam. Pada 13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi
dengan dibentuknya PT. Bursa Efek Jakarta. Sedangkan BES sendiri merupakan bursa efek swasta pertama di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 16 Juni 1989 berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1989, oleh Menteri Keuangan waktu itu XX Xxxxxxxx. Pendirian BES dimaksudkan untuk mendukung perkembangan ekonomi wilayah Indonesia bagian timur, dengan mengembangkan industri pasar modal di Surabaya dan Jawa Timur.
Pada tahun 2007 BES melakukan merger dengan melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta yang selanjutnya berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memilki satu pasar modal. Langkah merger PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES) adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi pasar modal guna bersaing dengan bursa luar negeri. Hal ini dikarenakan bahwa perkembangan pasar modal di Indonesia pada saat itu dapat dikatakan lamban dan cenderung tertinggal dari kawasan Asia lainnya, baik dari segi jumlah emiten, produk investasi, minimnya investor lokal dan persaingan antar bursa di dalam negeri. Untuk itu dengan langkah merger yang dilakukan BEJ-BES ini untuk meningkatkan efisensi pasar modal nasional yang diharapkan dapat mendorong peningkatan daya tarik dan daya saing industri di tingkat internasional.
Dengan penggabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memudahkan investor sehingga investor tidak harus datang ke beberapa bursa untuk menentukan pilihan investasinya. Hal ini dikarenakan bahwa sebelum penggabungan BEJ-BES, produk-produk acuan pasar modal berada di BEJ sedangkan produk-produk derivatifnya berada di BES. Dari aspek operasional penghematan biaya operasional yang timbul akibat merger, meliputi biaya penyediaan sistem dan sarana perdagangan, biaya penyediaan sistem internal, biaya penyediaan jaringan dan sarana komunikasi, biaya penyediaan band width, serta biaya data center. Selain itu, dari aspek pelaku, penggabungan bursa efek akan menghemat biaya emiten dan investor. Merger ini juga akan mempermudah untuk melakukan pengembangan produk yang akan diluncurkan di pasar. Jika ditinjau dari aspek bisnis, sasaran penggabungan BEJ dan BES adalah bursa hasil merger diharapkan mampu mengembangkan berbagai instrumen bursa, baik yang pada saat itu diperdagangkan maupun yang akan diperdagangkan, yakni meningkatnya jumlah emiten tercatat, maupun berkembangnya instrumen yang sudah mulai diperdagangkan saat itu dan menumbuhkan instrumen-instrumen baru yang dapat diperdagangkan di bursa hasil merger.
Dalam merger tersebut, BEI meningkatkan sistem komputerisasi dengan menggunakan teknologi yang modern dan yang sangat diperlukan, karena industri pasar modal adalah industri yang sangat cepat perubahannya, baik dari segi sistem dan teknologi, organisasi maupun variasi produk yang diperdagangkan. Kondisi tersebut mendorong industri pasar modal untuk selalu berinovasi dalam meningkatkan efisiensinya agar dapat bersaing di tingkat internasional. Tingkat efisiensi industri ini akan meningkatkan daya tarik dan daya saing industri di mata para pelaku pasar, baik lokal maupun internasional.
INSTRUMEN PASAR MODAL DAN GO PUBLIK
Instrumen Pasar Modal
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering di-sebut efek. Pengertian efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), waran (warran), unit penyertaan kontrak, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap turunan (derivatif) dari efek. Berikut ini adalah penjelasan dari instrumen-instrumen Pasar Modal.
Saham Biasa
Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Di antara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik bagi pemodal maupun bagi emiten. Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Adapun hasil yang dapat diperoleh dari investasi saham bisa berasal dari dua sumber, yaitu:
– Dividen, yaitu bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya.
– Capital gain, yaitu pendapatan yang timbul dari penjualan saham dengan harga jual diatas harga beli.
Right Issue
Right issue diterjemahkan sebagai bukti right. Alat investasi ini merupakan produk turunan dari saham. Kebijakasanaan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar, guna menambah modal perusahaan. Sebab dengan pengeluaran saham baru itu, berarti pemodal harus mengeluarkan uang untuk membeli right issue. Kemudian modal ini akan masuk ke modal perusahaan. Bagi pemodal, right issue berdampak positif kalau tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, berdampak negatif kalau menyebabkan menurunnya harga. Secara umum dampak right issue bisa dirasakan oleh semua pemodal. Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak maka investor tidak terikat harus membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham.
Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (dalam hal ini adalah pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Obligasi digolongkan sebagai efek yang memberikan penghasilan tetap karena penerbit (issuer) menjanjikan kepada pemegang obligasi untuk:
– Membayar bunga periodik tetap
– Membayar jumlah prinsipal tetap pada atau sebelum jatuh waktu
Bunga obligasi umumnya dibayarkan setiap jumlah waktu yang tetap, misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Besarnya bunga tergantung dari kupon. Selain itu seperti halnya saham biasa, obligasi juga mengenal penghasilan dari capital gain yang bisa terjadi apabila saat pemegang obligasi melakukan penjualan obligasinya, mendapatkan harga yang lebih tinggi dari harga ketika saat membelinya.
Obligasi Konversi
Obligasi Konversi (convertible bond), sudah dikenal di pasar modal Indonesia. Untuk kalangan emiten swasta, sebenarnya obligasi konversi lebih dulu populer dari pada obligasi. Obligasi konversi sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan kupon tetap, memiliki jatuh tempo, dan memiliki nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi.
Waran
Waran diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau saham yang diterbitkan emiten. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya obligasi atau saham. Penerbit saham harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar, baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah.
Penawaran Umum (Go Public)
Penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual efek kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur oleh undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini lebih populer disebut dengan go public. Emiten adalah pihak (perusahaan) yang melakukan penawaran umum dengan tujuan untuk memperoleh dana melalui pasar modal. Sedangkan masyarakat yang memberikan dana kepada perusahaan dengan membeli saham atau obligasi yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan disebut sebagai pemodal (investor).
STRATEGI REVITALISASI DAN REPOSISI PASAR MODAL INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA.
Setelah mengerti bahwa pasar modal merupakan salah satu indikator penting dalam pembangunan ekonomi, marilah kita beranjak untuk menganalisis apa saja langkah yang perlu dilakukan, khususnya oleh pemerintah, sebagai strategi untuk merevitalisasi dan mereposisi pasar modal Indonesia dalam pembangunan ekonomi. Langkah strategis sangat diperlukan agar pasar modal Indonesia tidak hanya mampu menjadi icon pasar modal modern di Asia Tenggara, namun juga
dapat memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidup perekonomian negara Indonesia yang tercinta ini.
1. Meningkatkan pemahaman terhadap pasar modal
Pasar modal tidak akan berkembang apabila industri efeknya tidak menguntungkan. Pengusaha atau investor hanya akan menanamkan modalnya dalam jumlah besar untuk menciptakan industri efek domestik apabila hasil investasi yang diharapkan dari perusahaan efek cukup kompetitif dibandingkan alternatif investasi lainnya. Industri efek akan mempunyai prospek yang baik apabila industri tersebut mampu menyediakan produk dan layanan yang berkualitas dengan biaya investasi dan biaya operasi yang relatif murah.
Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, perusahaan efek perlu membuka agen penjualan di seluruh tanah air. Hingga saat ini, perusahaan sekuritas dalam bentuk reksadana sudah menyebar di beberapa kota besar. Yang menjadi masalah adalah sosialisasi yang kurang gencar tentang pasar modal dan reksadana kepada masyarakat. Jangan sampai kasus Trimegah Sekuritas terulang kembali, dimana saat itu para investor melakukan redemption besar-besaran sehingga nilai aktiva bersih turun drastis. Dunia pendidikan dapat menjadikan pasar modal sebagai mata pelajaran tersendiri di tingkat SMA, bukan bagian dari mata pelajaran ekonomi, untuk mengembangkan wawasan pasar modal di kalangan remaja.
2. Menciptakan iklim investasi yang kondusif
Untuk melindungi investor dalam berinvestasi, baik asing maupun domestik, pemerintah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif. Indeks harga saham gabungan yang fluktuatif sangat terpengaruh oleh berbagai pengaruh, baik politik, hukum, dan keamanan. Oleh karena itu, pemerintah harus segera melakukan tindakan proaktif dalam menstabilkan situasi politik dan tentunya sambil menjaga kestabilan aspek lainnya. Pembangunan infrastruktur, pemberantasan korupsi, dan regulasi undang-undang yang memudahkan investasi akan sangat membantu dalam menciptakan iklim pasar modal yang memadai.
Pembenahan teknis lainnya, seperti prinsip kelangsungan hidup ekonomis industri efek, penekanan biaya transaksi serendah mungkin, prinsip keterbukaan, dan mempertahankan pasar yang wajar dan teratur dapat juga ditempuh pemerintah agar investasi semakin mudah dan sehat. Kemudahan investasi adalah jalan untuk pemerataan pendapatan masyarakat serta merangsang investor domestik dan asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Iklim investasi yang kondusif sangat penting jika masyarakat Indonesia dituntut peranannya dalam dunia pasar modal. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka akan timbul prestise tersendiri dalam diri seseorang dan akan membangkitkan cinta atas produk-produk perusahaan, khususnya perusahaan domestik yang semakin berkembang. Jika perusahaan domestik berkembang, seperti PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk, maka hal tersebut akan meningkatkan GNP negara dan pasar modal akan semakin vital posisinya sebagai salah satu indikator pembangunan perekonomian Indonesia.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA
Latar belakang dari aspek pasar modal, industri pasar modal telah menjadi salah satu barometer penting perekonomian suatu negara. Melalui industri ini lahir public listed companies yakni perusahaan-perusahaan yang diizinkan untuk menawarkan saham mereka kepada publik setelah proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) atau “going public”. Dengan sistem ini, para pemodal atau investor kecil dapat turut memiliki saham pada sebuah perusahaan terbuka.
Tujuan dari penerpan GCG yang paling utama adalah menaikkan nilai dari perusahaan tersebut, maksudnya adalah apabila suatu perusahaan menerpakan GCG maka tentunya nilai dari perusahaan itu akan naik dalam kaitannya dengan perusahaan terbuka tentunya akan banyak investor yang akan membeli saham perusahaan tersebut.
Manfaat dari penerapan GCG bagi kepentingan pemerintah dan keadaan ekonomi secara luas adalah
• Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan (menjaga going concern perusahaan).
• Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan rigrid (karena factor kepercayaan) yang pada akhirnya meningkatkan corporate value.
• Mengembalikan kepercayaan investor publik untuk menanamkan modalnya.
• Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden, khusus bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari hasil privatisasi.
• Meningkatkan produktivitas perusahaan serta dapat mengukur target kinerja perusahaan.
• Mengurangi distorsi (management risk).
Dengan adanya penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang baik dalam pasar modal, diharapkan emiten-emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat mampu bersaing dengan emiten-emiten yang ada di negara-negara lain. Selain itu, kepentingan stakeholders, khususnya para pemegang saham minoritas akan terjaga. Bagi masyarakat Indonesia, penerapan Good Corporate Governance (GCG) akan menambah kesejahteraan masyarakat dengan adanya prinsip tanggung jawab sosial emiten-emiten terhadap masyarakat dan lingkungan. Pada akhirnya, praktek pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yang baik di pasar modal akan memberikan dampak positif bagi semua lapisan, yakni perkembangan ekonomi yang akan membuka banyak lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia serta peningkatan daya tarik investasi, dengan makin banyaknya investor dalam negeri maupun luar negeri yang akan bersedia menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia.
KESIMPULAN
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara. Perkembangan pasar modal Indonesia dilihat dari beberapa indikator menunjukkan pekembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bagi perusahaan, pasar modal juga memberikan keuntungan besar, yaitu untuk mengembangkan usahanya dengan menggunakan dana dari hasil penjualan saham di pasar ini tanpa harus hutang ke Bank yang bunganya cukup besar, dengan syarat yang rumit. Pasar ini juga sebagai Leading Indicator perekonomian suatu negara, jika kondisinya baik atau berkembang, maka ekonomi suatu negara tersebut juga akan baik.
Kesadaran akan pentingnya peran pasar modal ini bagi perekenomian nasional sebaiknya menjadi tugas kita bersama untuk serta merta memberikan sosialisasi, maupun edukasi untuk menambah wawasan masyarakat luas tentang pasar modal. Bagi lembaga-lembaga penunjang pasar modal, perlu meningkatkan kontribusinya terhadap kemajuan pasa modal sesuai dengan fungsinya masing-masing.
LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA
Nama : .................................................................... NILAI
Nim : ....................................................................
Tanggal : ....................................................................
I.TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Sistem Moneter dan apa saja jenis-jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia.
II.ALAT DAN BAHAN
1.Buku Teks Bank dan Lembaga Keuangan lainnya 2.Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM) 3.Laptop
4Internet
III.CARA KERJA
1.Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia dan Sistem Moneter Internasional.
2.Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis lembaga keuangan, dan bagaimana sistem moneter internasional.
3.Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
3. ISILAH TABEL DI BAWAH INI
1.Jelaskan Tentang good corporate governance dalam pengembangan pasar modal indonesia
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.................................................................
.................................................................................................................