ABSTRAK
DOKUMEN APLIKASI MANAJEMEN KINERJA EKSELEN (MKE) 2017
YPM Salman ITB
ABSTRAK
Dokumen ini adalah gambaran pencapaian YPM Salman ITB dalam pengelolaan fungsi-fungsi kemasjidan selama tahun 2017. Pencapaian tersebut digambarkan dalam tujuh kategori yaitu (1) Kepemimpinan; (2) Strategi; (3) Fokus pada Pengurus dan Staf; (4) Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan; (5) Fokus pada Pengurus dan Staf; (6) Fokus pada Operasi; dan (7) Hasil-Hasil Aktivitas
user
Penyusunan Dokumen Aplikasi MKE 2017
Daftar Isi
PROFIL ORGANISASI 2
P1. DESKRIPSI ORGANISASI 2
P2. KONTEKS ORGANISASI 19
KATEGORI 1: KEPEMIMPINAN 24
1.1. KEPEMIMPINAN ORGANISASI 24
1.2. TANGGUNG JAWAB SOSIAL 27
KATEGORI 2: PERENCANAAN STRATEGIS 30
2.1. PENYUSUNAN STRATEGI 30
2.2. IMPLEMENTASI STRATEGI 35
KATEGORI 3: FOKUS PADA JAMA’AH 39
3.1. SUARA JAMA’AH 39
3.2. ENGAGEMENT/KETERIKATAN JAMA’AH 41
KATEGORI 4: PENGUKURAN, ANALISIS DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN 45
4.1 PENGUKURAN, ANALISIS DAN PENINGKATAN KINERJA ORGANISASI: BAGAIMANA ANDA MENGUKUR, MENGANALISIS, DAN KEMUDIAN MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI 45
4.2 MANAJEMEN PENGETAHUAN, INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI: BAGAIMANA ANDA MENGELOLA ASET-ASET PENGETAHUAN ORGANISASI ANDA, INFORMASI, SERTA INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI ANDA? 54
KATEGORI 5: PENGURUS DAN STAF 57
5.1 WORKFORCE ENVIRONMENT 57
5.2 WORKFORCE ENGAGEMENT 62
KATEGORI 6: FOKUS PADA OPERASI 69
6.1 PROSES PEMBELAJARAN AKTIVITAS 69
6.2 EFEKTIVITAS OPERASIONAL ORGANISASI 72
KATEGORI 7: HASIL-HASIL AKTIVITAS 75
7.1. HASIL PROGRAM 75
7.2. HASIL FOKUS PADA JAMA’AH 79
7.3. HASIL FOKUS TENAGA KERJA 80
7.4. HASIL KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA 81
7.5. HASIL KEUANGAN DAN PASAR 82
PROFIL ORGANISASI
P1. DESKRIPSI ORGANISASI
Yayasan Pembina Masjid Salman ITB (selanjutnya disebut “Yayasan”) merupakan organisasi non profit yang bergerak dalam bidang sosial keagamaan. YPM Salman ITB didirikan berdasarkan Akta Notaris Komar Andasasmita tanggal 28 Maret 1963 No. 83, semula bernama Jajasan Pembina Masdjid ITB yang menjadi cikal bakal dan inisiator berdirinya masjid di lingkungan kampus ITB. Setelah melalui berbagai upaya akhirnya pendirian masjid di lingkungan kampus ITB mendapat restu dari Presiden RI pertama Bpk. Ir. Soekarno yang menyetujui rancangan sekaligus bersedia menjadi pelindung serta memberi nama “SALMAN” pada masjid yang akan dibangun. Selanjutnya nama organisasi berubah menjadi Jajasan Pembina Masdjid Salman ITB.
Pada tahun 2004 terbit Undang-undang No. 28 tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan.Seluruh yayasan harus menyesuaikan Anggaran Dasarnya sesuai dengan ketentuan Undang-undang ini selambat-lambatnya 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal Undang-undang ini berlaku. Yayasan terlambat melakukan penyesuaian Anggaran Dasar sesuai dengan ketentuan Undang- undang tersebut. Untuk mempertahankan keberadaan organisasi maka Yayasan seolah-olah ‘didirikan kembali’ berdasarkan Akta Notaris Dr. Wiratni Ahmadi, SH tanggal 20 Juni 2007 No.43 dengan Anggaran Dasar yang sesuai ketentuan Undang-undang Yayasan terakhir. Akta perubahan terakhir YPM Salman ITB dibuat di hadapan Notaris Ir. Sari Wahjuni, M.Sc., S.H., M.H., M.Kn. pada tanggal 21 Desember 2017 nomor 11.
Yayasan berdiri di atas tanah negara yang wewenang pengelolaannya berada di bawah Institut Teknologi Bandung (selanjutnya disingkat menjadi “ITB”). Dengan demikian maka seluruh aktivitas Yayasan harus tunduk pada aturan pengelolaan aset negara baik yang diatur langsung oleh pemerintah melalui undang- undang dan peraturan pemerintah maupun melalui aturan internal ITB. Oleh karenanya maka penggunaan lahan di atas tanah dilaksanakan dengan berlandaskan Perjanjian Kerjasama antara ITB dengan Yayasan tentang Pemanfaatan Lahan Hak Pakai ITB nomor 004/K01/DN/2010 atau 029/A.5/YPM/II – 1431 yang ditandatangani pada tanggal 26 Januari 2010.
Berdasarkan perjanjian tersebut di atas maka Yayasan memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk membantu ITB dalam melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap warga kampus khususnya mahasiswa terutama untuk tujuan-tujuan yang terkait dengan pembinaan akhlak, etika, moral, dan integritas. Oleh karenanya maka setiap aktivitas Yayasan harus sejalan dengan kewajiban dan tanggung jawab tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
P.1.a Lingkungan Organisasi P.1.a.(1) Produk Utama Organisasi
Yayasan merupakan organisasi non profit yang bergerak di bidang pelayanan dan pembinaan keagamaan. Kegiatan-kegiatan (produk) utama Yayasan tercantum dalam Anggaran Dasar Pasal 3 tentang Kegiatan. Hal ini kemudian dipertegas dalam Anggaran Rumah Tangga Bab III Pasal 4 tentang jatidiri Yayasan sebagai lembaga dakwah Islam berbasis masjid. Oleh karenanya maka kegiatan utama Yayasan meliputi pelayanan ibadah, dakwah, dan pembinaan umat.
Yayasan menjadikan mahasiswa khususnya ITB menjadi sasaran utama dalam setiap kegiatannya. Hal ini dapat terlihat dalam berbagai kegiatan, proporsi mahasiswa selalu lebih besar di banding kelompok lainnya. Selain mahasiswa, sasaran kegiatan berikutnya adalah warga kampus ITB, warga sekitar lingkungan Yayasan, dan masyarakat umum dengan berbagai latar belakang pendidikan dan usia. Berdasarkan kelompok sasaran tersebut maka setiap kegiatan memiliki metode delivery yang berbeda- beda.
Di samping kegiatan-kegiatan utama, Yayasan juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan (produk) yang bersifat offering dan dilaksanakan langsung oleh bidang atau lembaga yang secara struktural berada di bawah Yayasan. Kegiatan offering ini merupakan bentuk layanan yang secara langsung memberikan manfaat khususnya finansial bagi Yayasan karena sebagian besar dirancang dalam bentuk kegiatan berbayar. Oleh karenanya maka seluruh kegiatan offering disusun berdasarkan kebutuhan jama’ah yang sesuai dengan kompetensi inti Yayasan yaitu dakwah dan pembinaan umat.
Dalam rangka memelihara loyalitas jama’ah yang ditunjukan dalam bentuk partisipasi rutin di berbagai kegiatan, maka Yayasan memberikan berbagai macam layanan untuk memenuhi kebutuhan jama’ah secara umum. Kegiatan layanan ini dapat diberikan oleh dan dengan pembiayaan secara langsung dari Yayasan, juga dapat diberikan oleh mitra atau kolaborator yang berada di lingkungan Yayasan. dengan demikian setiap kebutuhan jama’ah senantiasa dapat dipenuhi oleh keberadaan Yayasan.
Jenis kegiatan Yayasan yang dikelompokkan berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kelompok produk/kegiatan | Jenis kegiatan | Mekanisme | Pelaksana, mitra dan kolaborator |
UTAMA | Pelayanan Ibadah (shalat fardlu, tarawih, iedul fithri/adha, pengurusan jenazah, muallaf, konsultasi, dll) | Disampaikan secara langsung dan pasif, sesuai dengan kebutuhan jama’ah yang datang | Ketakmiran Bidang Dakwah |
Kegiatan dakwah Islam dalam berbagai model dan metoda | Disampaikan secara langsung dan aktif kepada sasaran dakwah sesuai dengan segmentasinya, yaitu kelompok mahasiswa dan non mahasiswa, kelompok usia, kelompok pria dan wanita untuk berbagai macam konten yang beragam | Bidang Dakwah, Bidang Mahasiswa, Kaderisasi dan Alumni, Bidang Pengkajian dan Penerbitan, Lembaga Pengembangan Pendidikan, Pusat Halal | |
Pembinaan generasi muda | Disampaikan secara langsung dan aktif kepada sasaran utama pembinaan yaitu mahasiswa melalui pola rekrutmen, kepesertaan sukarela dalam berbagai kegiatan pelatihan, pembinaan, dan penugasan/pelibatan/kepanitiaan. | Bidang Mahasiswa, Kaderisasi dan Alumni, Bidang Dakwah | |
OFFERING | Kursus, seminar, pelatihan, training | Disampaikan secara langsung dan aktif melalui pola ajakan keikutsertaan program berbagai bidang | Bidang dan Lembaga di bawah Yayasan |
Penerbitan dan multimedia | Disampaikan secara aktif dan langsung melalui penerbitan serta penawaran karya baik berupa tulisan (buku, jurnal, dll) maupun multimedia (youtube series/ channel, film layar lebar, dll) | Bidang Pengkajian dan Penerbitan, Salman Media | |
LAYANAN | Layanan Penyaluran Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf | Disampaikan secara langsung baik aktif maupun pasif kepada calon muzakki dalam berbagai model dan metode marketing | Rumah Amal Salman |
Layanan Berbagai Kebutuhan Jama’ah | Disampaikan dengan model jual beli secara langsung mulai dari makanan, minuman, ATK, percetakan, pulsa, optic, dll | Kantin, toko, dan PKL sekitar Yayasan, tenant lainnya | |
Layanan Minuman Gratis | Disampaikan melalui penyajian secara terbuka, bebas, dan gratis di pusat keramaian jama’ah | Bidang Sumber Daya | |
Internet Hotspot | Disampaikan secara langsung melalui penempatan titik-titik akses internet gratis dengan atau tanpa batasan pengguna | BIdang Sumber Daya |
Tabel P.1.a.(1) Produk dan Kegiatan Yayasan
P.1.a.(2) Visi, Misi, dan Tata Nilai Organisasi
Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang dakwah berbasis masjid maka Yayasan memiliki aqidah dan asas. Hal ini diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Bab II Pasal 2 dan 3 tentang Aqidah dan Asas Yayasan, yang secara rinci tertulis sebagai berikut :
Pasal 2
1. Yayasan beraqidah Islamiyah
2. Yayasan berpegang teguh kepada Sunnah Nabi Muhammad SAW Pasal 3
1. Yayasan berasaskan Islam, berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. Yayasan menghargai Pancasila dan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Yayasan bersifat mandiri, non-partisan, serta tidak terikat atau bernaung di bawah mazhab, harakah, ormas maupun partai politik manapun.
Selanjutnya, dalam Anggaran Rumah Tangga Bab III pasal 5 dan 6, Yayasan menetapkan visi dan misinya sebagai berikut :
Pasal 5
“Visi Yayasan adalah menjadi Masjid Kampus Mandiri, Pelopor Pembangunan Peradaban Islami.”
Pasal 6
Misi Yayasan adalah :
1. Mewujudkan Masjid sebagai rumah ruhani, sanggar ruhani, dan laboratorium Peradaban Islami;
2. Membina Kader Pembangunan Peradaban Islami;
3. Mengembangkan Konsep dan Model Peradaban Islami.
Dalam mewujudkan visi di atas maka Yayasan menyusun sebuah tata nilai, strategi dan budaya organisasi sebagaimana tercantum pada tabel 1.2 yang akan menjadi landasan bagi seluruh sumber daya insani yang berkiprah di lingkungan Yayasan.
Core Values | • Merdeka: bebas berpendapat, menyampaikan kritik & masukan, serta bertindak sesuai porsi tugas, kompetensi & posisinya • Jujur: tidak berdusta, melaksanakan amanah secara sungguh-sungguh • Hanif: terus berupaya mencari hakikat kebenaran, cenderung pada kebaikan • Sabar-syukur: sabar adalah menahan diri untuk tetap menuju kebaikan & menjauhi keburukan, syukur adalah pengakuan tulus akan bantuan serta perbuatan berterima kasih atas bantuan tersebut • Rahmatan lil aalamiin: menebar kasih sayang dalam bentuk kemanfaatan untuk membangun peradaban yang selaras dengan seluruh alam • Ihsan: sempurna, terbaik dalam ilmu & berhasrat mengamalkannya • Kerjasama: membangun kepercayaan dengan menghargai ide & berinteraksi secara baik dengan setiap orang |
Strategi | Mendukung peningkatan daya saing ITB dalam pendidikan karakter, pengabdian kepada masyarakat dan penelitian mengenai perilaku dan karakter mahasiswa, komunitas, masyarakat & lingkungan kampus. |
Tujuan Organisasi | • Memberikan kontribusi dalam pengembangan pendidikan kepribadian mahasiswa khususnya mahasiswa muslim ITB • Mengikuti jejak langkah Rasulullaah SAW dan para sahabatnya melalui upaya pengamalan risalah Islam sebagai rahmat untuk semesta alam |
Budaya Organisasi | Silih asah, silih asih, dan silih asuh dalam membangun peradaban intelektual yang islami |
Core Competency | Manajemen Masjid, Manajemen Dakwah, dan Manajemen Kaderisasi |
Tabel P.1.a.(2) Tata Nilai, Strategi, dan Budaya Yayasan
Kompetensi inti dari Yayasan sangat berkaitan dengan basis awal didirikannya Yayasan beserta keberadaannya yang dekat dengan kampus ITB. Maka dari itu Yayasan mendefinisikan bahwa kompetensi inti yang senantiasa dibangun dan dikembangkan adalah manajemen masjid, manajemen dakwah dan manajemen kaderisasi. Kompetensi inilah yang sejak dulu ada dan menjadi modal dasar dalam setiap upaya perwujudan visi Yayasan untuk membangun peradaban yang Islami melalui dakwah proaktif dan pembinaan kader Islami serta menjadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya. Hal ini tercantum dalam Mukadimah Anggaran Rumah Tangga Yayasan.
P.1.a.(3) Profil Sumber Daya Insani Organisasi
Di dalam Anggaran Dasar secara umum Sumber Daya Insani Yayasan dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu:
1. Pembina yang merupakan pendiri Yayasan atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina dinilai memiliki dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan dengan masa jabatan yang tidak ditentukan lamanya. (Pasal 7 dan 8 Anggaran Dasar)
2. Pengurus yaitu organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan dan diangkat oleh Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali maksimal 2 (dua) kali berturut-turut. (Pasal 13 - 14 Anggaran Dasar dan Pasal 12 Anggaran Rumah Tangga)
3. Pelaksana Kegiatan yaitu organ Yayasan yang bertugas melaksanakan program dan operasional, bertanggungjawab, diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali. (Pasal 19 Anggaran Dasar dan Pasal 13 Anggaran Rumah Tangga)
4. Pengawas yaitu organ Yayasan yang bertugas melaksanakan pengawasan dan memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan, diangkat oleh Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali maksimal 2 (dua) kali berturut-turut. (Pasal 24 – 25 Anggaran Dasar dan Pasal 11 Anggaran Rumah Tangga)
Pelaksana Kegiatan terdiri dari manajemen dan karyawan yang sehari-hari berada di lingkungan kerja untuk melaksanakan seluruh program dan operasional Yayasan. Berbeda dengan Pembina, Pengurus, dan Pengawas yang bersifat volunteer, Pelaksana Kegiatan memiliki hak untuk mendapat honor/upah. Pelaksana Kegiatan secara umum terbagi menjadi kelompok pekerjaan fisik/lapangan dan kelompok pekerjaan perkantoran (clerical).
Berdasarkan pendidikan dan segmen pekerjaannya, maka Sumber Daya Organisasi dapat dipetakan seperti pada tabel P.1.a.(3)i di bawah.
Kelompok | Pendidikan | Total | ||||
<SMA | Dipl. | S1 | S2 | S3 | ||
Pembina | - | - | 1 | 2 | 9 | 12 |
Pengurus | - | - | 10 | 3 | 31 | 44 |
Pengawas | - | - | - | - | 2 | 2 |
Direktur | - | - | - | 1 | - | 1 |
Manajemen | 1 | - | 2 | 2 | - | 5 |
Staf | 6 | 4 | 19 | - | - | 29 |
Lapangan | 24 | - | - | - | - | 24 |
Total | 31 | 4 | 32 | 8 | 42 | 117 |
Berdasarkan jenis pekerjaannya maka Sumber Daya Organisasi dapat dipetakan seperti pada tabel P.1.a.(3)ii di bawah.
Jenis | Kelompok | Total | ||||
PEMBINA | PENGURUS | PENGAWAS | MANAJEMEN | KARYAWAN | ||
ORGAN INTI | 12 | 4 | 2 | - | - | 18 |
BD | - | 8 | - | 1 | 6 | 15 |
BMKA | - | 10 | - | 1 | 7 | 18 |
LPP | - | 1 | - | 1 | 3 | 5 |
BPP | - | 6 | - | 1 | 4 | 11 |
BSD | - | 3 | - | 1 | 26 | 30 |
KEUANGAN | - | 4 | - | - | 2 | 6 |
SEKRETARIAT | - | 7 | - | 1 | 4 | 12 |
HALAL | - | 2 | - | - | 1 | 3 |
total | 12 | 44 | 2 | 6 | 53 | 117 |
Untuk kelompok manajemen dan karyawan sebagian besar statusnya sudah menjadi karyawan tetap dan hanya sebagian kecil saja yang masih berstatus karyawan kontrak. Namun demikian dalam rangka
memenuhi persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja, berdasarkan pertimbangan kemampuan pendanaan, saat ini Yayasan hanya mendaftarkan karyawan yang sudah tetap saja dalam program jaminan sosial baik ketenagakerjaan yang mencakup jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua maupun kesehatan.
Disamping itu dalam lingkungan kerja Yayasan terdapat kelompok karyawan kontrak lepas yang pengaturan dan pembiayaan menjadi tanggungan langsung bidang, masuk ke dalam kategori belanja jasa bukan belanja karyawan sehingga perlakukan pajaknya pun berbeda. Hal ini dilakukan dalam rangka efisiensi dan efektivitas manajemen karyawan.
P.1.a.(4) Aset Organisasi
Kegiatan-kegiatan utama Yayasan baik yang bersifat program maupun operasional secara umum tidak banyak menggunakan atau memerlukan teknologi, peralatan ataupun fasilitas khusus. Namun demikian Yayasan berupaya agar penggunaan teknologi di lingkungan kerja baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak sedapat mungkin mengikuti perkembangan mengingat keberadaannya yang dekat dengan kampus teknologi. Secara umum maka peralatan dan fasilitas yang digunakan Yayasan berdasarkan area kerjanya dapat digambarkan sebagaimana tabel di bawah.
Area | Teknologi, Peralatan, fasilitas |
perkantoran | Komputer (PC), Laptop, Printer, Scanner, Jaringan Internet, PABX system |
multimedia | Infocus, kamera, TV LED, Sound System, Digital Recorder |
maintenance | Mesin Polisher, Vacuum Cleaner, mesin babat, gergaji mesin |
SECURITY & safety | CCTV System, DVR dan monitor, Sistem Parkir Otomatis, APAR, Hydrant |
TRANSPORTASI | Mobil, motor, ambulan, lift |
informasi | Website, email, Youtube channel, Facebook, dan media sosial lainnya |
layanan publik | Masjid, penitipan alas kaki, lapangan futsal, hotspot, sumber listrik (colokan) |
ruangan | Gedung Serba Guna, Kelas-kelas belajar, ruang VIP, ruang pertemuan |
P.1.a.(5) Regulasi dan Perundangan
Secara khusus Yayasan diatur melalui Undang-undang Yayasan, sementara secara rinci setiap aspek operasional dan kegiatan Yayasan tentu harus pula tunduk dan patuh pada regulasi dan perundangan yang berlaku. Berikut daftar regulasi dan perundangan yang berkaitan dengan seluk beluk aktivitas Yayasan.
Regulasi dan Perundangan | Frekuensi Peninjauan | Penanggungjawab |
UU RI No.16/2001 juncto UU RI No.28/2004 tentang Yayasan | Setiap ada perubahan | Pembina |
UU RI No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan | Setiap ada perubahan | Bidang Sumber Daya |
UU RI No.16 – 20/2000 tentang Perpajakan | Setiap tahun | Keuangan |
Jaminan Sosial Karyawan | ||
UU RI No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial | Setiap bulan | Bidang Sumber Daya |
UU RI No. 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial | Setiap bulan | Bidang Sumber Daya |
Audit Laporan Keuangan | ||
PSAK 45 tentang Standar Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba | Setiap tahun | Keuangan |
Akreditasi KBIH |
UU RI No. 13/2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji | Setiap 2 tahun | KBIH |
Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji No.D/348 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji & Umrah. | Setiap 2 tahun | KBIH |
Surat Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor: Dt.VII.I/4/HJ.01/1024/2008 tentang Ketentuan-Ketentuan bagi KBIH dalam Penyelenggaraan Haji. | Setiap 2 tahun | KBIH |
Ketakmiran | ||
Instruksi Dirjen Bimas Islam Nomor: Kep/D/101/1978 tentang Tuntunan Penggunaan Pengeras Suara di Masjid, Langgar, dan Musala | Setiap ada perubahan | Bidang Dakwah |
UU RI No.23/2014 tentang Keberadaan Tempat Ibadah | Setiap ada perubahan | Pembina dan Pengurus Inti |
Peraturan Menteri Agama No.1/1998 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesejahteraan Masjid | Setiap ada perubahan | Pengurus |
Instruksi Dirjen Bimas Islam No. D/ins/62/75 tentang Pengelolaan Kemakmuran Masjid | Setiap ada perubahan | Pengurus |
Peraturan Menteri Agama No.16/2015 tentang Peningkatan Kualitas Pengelolaan Masjid | Setiap ada perubahan | Bidang Dakwah |
Keputusan Dirjen Bimas Islam No. DJ.II/802 tahun 2014 tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid | Setiap ada perubahan | Bidang Dakwah |
Peraturan Menteri Agama No.54/2006 tentang Pengelolaan Masjid | Setiap ada perubahan | Bidang Dakwah |
UU No.41/2004 Pasal 10 ayat 1 dan 3 tentang Syarat-Syarat Orang- Orang yang Dapat Menjadi Pengurus Masjid | Setiap ada perubahan | Pembina dan Pengurus Inti |
Pasal 1 angka 4 UU No.41/2004 dan Pasal 9 UU No.41/2004 mengatur tentang Pengurus Takmir Masjid Harus Berbentuk Badan atau Lembaga yang Disahkan oleh Notaris dan Surat Keterangan Terdaftar dari Kesbangpol dan Pengadilan Negeri Setempat | Setiap ada perubahan | Sekretariat |
P.1.b Hubungan Organisasi P.1.b.(1) Struktur Organisasi
Secara umum sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga bahwa struktur organisasi Yayasan terdiri dari Pembina, Pengurus, Pengawas, dan Pelaksana Kegiatan dengan sistem pengaturan, kewenangan dan hubungan sebagaimana dijelaskan pada gambar dan tabel di bawah.
Organ Yayasan | Sistem Pengaturan, Kewenangan, Hubungan |
Pembina | - Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas - Yang dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah orang perseorangan sebagai Pendiri Yayasan dana tau mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan - Masa jabatan Ketua selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua) kali berturut-turut - Semua Pembina tidak boleh menjadi pengurus Partai Politik - Anggota Pembina tidak diberi gaji atau tunjangan oleh Yayasan - Masa jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya - Anggota Pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota Pengurus dan atau anggota Pengawas - Pembina berwenang untuk dan atas nama Pembina - Kewenangan Pembina meliputi : 1. Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar; 2. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas; 3. Penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan; |
4. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan; 5. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran Yayasan; 6. Pengesahan laporan tahunan; dan 7. Penunjukan likuidator dalam hal Yayasan dibubarkan. - Pembina dapat membentuk badan atau komisi ad hoc untuk melaksanakan tugas khusus tertentu dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Yayasan - Pembina wajib menyelenggarakan rapat tahunan setiap tahun, paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Yayasan ditutup. | |
Pengurus | - Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan sekurang- kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. - Pengurus diangkat oleh Pembina melalui rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali maksimal 2 (dua) kali berturut-turut. - Semua pengurus harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Sanggup menjalankan Visi dan Misi Yayasan. b. Pernah mengikuti sekurang-kurangnya Latihan Mujahid Dakwah, atau Studi Islam Intensif, atau pelatihan dasar keislaman lain yang diselenggarakan oleh Yayasan. c. Bukan pengurus Partai Politik. - Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium apabila Pengurus Yayasan bukan pendiri Yayasan atau tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina, dan Pengawas serta melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh. - Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengawas atau Pelaksana Kegiatan. - Pengurus bertanggungjawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan Yayasan. - Ketua Pengurus membuat struktur organisasi dan menyusun kepengurusan yang selanjutnya disahkan oleh Pembina. - Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan untuk disahkan Pembina. - Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Pengawas. |
Pelaksana Kegiatan | - Pelaksana Kegiatan diangkat oleh Pengurus berdasarkan keputusan Rapat Pengurus untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali serta dapat memberhentikannya sewaktu-waktu. - Pelaksana Kegiatan bertanggung jawab kepada Pengurus. - Pelaksana Kegiatan menerima gaji, upah, atau honorarium yang jumlahnya ditentukan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus. - Susunan personalia Pelaksana Kegiatan dilaporkan oleh Pengurus kepada Pembina. - Pelaksana Kegiatan melaksanakan program yang diamanatkan oleh Pengurus. - Pelaksana Kegiatan dapat mengambil keputusan untuk kebijakan-kebijakan yang bersifat operasional. - Pelaksana Kegiatan dapat mengusulkan masukan dan pertimbangan untuk keputusan- keputusan yang bersifat strategis kepada Pengurus. - Pelaksana Kegiatan melakukan koordinasi dan pembinaan kepada semua karyawan. - Pelaksana Kegiatan melakukan koordinasi dan fasilitasi kegiatan Unit Kegiatan. - Pelaksana Kegiatan membuat laporan kepada Pengurus secara berkala sekurang-kurangnya sebulan sekali. |
Pengawas | - Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan. - Pengawas diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali maksimal 2 (dua) kali berturut-turut. - Semua pengawas harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Sanggup menjalankan Visi dan Misi Yayasan. b. Pernah mengikuti sekurang-kurangnya Latihan Mujahid Dakwah, atau Studi Islam Intensif, atau pelatihan dasar keislaman lain yang diselenggarakan oleh Yayasan. c. Bukan pengurus Partai Politik. |
- Pengawas berwenang untuk memasuki bangunan, halaman, atau tempat lain yang dipergunakan Yayasan, memeriksa dokumen, memeriksa pembukuan dan mencocokkannya dengan uang kas, mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan Pengurus, dan memberikan peringatan kepada Pengurus. - Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara Pengurus apabilan Pengurus tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. |
P.1.b.(2) Jama’ah dan Pemangku Kepentingan Terkait
YPM Salman ITB menetapkan segmen pasar, kelompok pelanggan dan stakeholder group sesuai dengan program, offering dan services yaitu sebagai berikut:
Segmen Pasar
Segmentasi pasar merupakan pembagian kelompok pengguna/peserta program yang memiliki perbedaan kebutuhan, karakteristik, ataupun perilaku yang berbeda di dalam suatu pasar tertentu. Segmentasi pasar bisa juga diartikan sebagai pengidentifikasian analisis perbedaan para pengguna/peserta program di pasar. Syarat segmentasi yang efektif terdiri dari : measurable (dapat diukur), accessible (dapat diakses), substantial (cukup besar), differentiable (dapat dibedakan), dan actionable (dapat dilaksanakan). Manfaat dan tujuan dari segmentasi pasar adalah :
1. Pasar lebih mudah dibedakan
2. Pelayanan lebih baik
3. Strategi pemasaran lebih terarah
4. Menemukan peluang baru
5. Faktor penentu desain
6. Strategi komunikasi lebih efektif
7. Melihat competitor dengan segmen yang sama
8. Evaluasi target dan rencana bisnis
Banyak kategori yang dapat digunakan untuk membuat segmentasi pasar. Dalam hal ini, Yayasan menggunakan kombinasi dari beberapa kategori untuk menentukan segmen pasar tersebut. Selanjutnya maka segmen pasar Yayasan terdiri dari :
- Mahasiswa khususnya ITB yang dibedakan berdasarkan tahun perkuliahan dan tahapan yang telah dilalui di Salman, yaitu Calon Aktivis (awal masuk kuliah s.d. selesai tahun pertama), Aktivis (tahun pertama s.d. kedua & telah melalui tahap kaderisasi dasar), Kader (tahun kedua s.d. ketiga & telah melalui tahap kaderisasi inti), dan Kader Inti/Lanjut (tahun ketiga s.d. keempat & telah melalui tahap kaderisasi lanjut).
- Warga kampus ITB dan perkantoran di sekitar kompleks Masjid Salman ITB
- Masyarakat umum sekitar kompleks Masjid Salman ITB, Bandung Raya, Indonesia hingga dunia
SEGMEN PASAR | PERSYARATAN DAN EKSPEKTASI UTAMA MEREKA ATAS PRODUK, LAYANAN PENDUKUNG, DAN OPERASI KITA | UKURAN/ INDIKATOR PERSYARATAN DAN EKSPEKTASI (UNTUK DILAPORKAN DALAM ITEM 7.1/7.3) | PERSYARATAN ATAU EKSPEKTASI KHUSUS YANG BERBEDA DENGAN KELOMPOK ATAU SEGMEN LAIN |
MAHASISWA | - Kondisi pelaksanaan ibadah - Pengalaman berorganisasi - Peningkatan kualitas spiritual - Peningkatan wawasan keagamaan - Praktek kepemimpinan - Pengalaman melayani - Pengalaman problem solving - Mendapatkan wadah dalam pengabdian masyarakat - Jaringan | - Nyaman, sesuai Al-Quran & Sunnah - Keterlibatan dalam organisasi masjid - Konsistensi ibadah wajib dan Sunnah - Perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik - Leadership skill - Naluri pelayanan - Kemampuan problem solving - Karya nyata dalam kegiatan pengabdian masyarakat - Peta jaringan berbagai kelompok kepentingan | - One stop services (tempat ibadah, belajar, makan, mengerjakan tugas, dll) - Inspirasi terhadap visi besar dari tokoh-tokoh besar |
WARGA KAMPUS DAN PERKANTORAN | - Kondisi pelaksanaan ibadah - Peningkatan kualitas spiritual - Perubahan perilaku - Layanan prima melalui kondisi lingkungan dan fasilitas | - Nyaman, sesuai quran Sunnah - Konsistensi ibadah wajib dan Sunnah - Perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik - Indeks Kepuasan | - Layanan ibadah yang sesuai dengan kondisi aktivitas |
MASYARAKAT UMUM | - Peningkatan kualitas spiritual - Perubahan perilaku - Layanan prima melalui kondisi lingkungan dan fasilitas | - Konsistensi ibadah wajib dan Sunnah - Perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik - Indeks Kepuasan | - Pengaruh eksistensi Yayasan di tengah- tengah masyarakat melalui program- program yang relevan terhadap kebutuhan dan masalah actual |
Kelompok Pelanggan
Pelanggan adalah instansi, lembaga, organisasi ataupun orang yang menggunakan/mengikuti jasa atau program Yayasan secara rutin atau berkesinambungan karena jasa atau program yang digunakan/diikutinya merasa sangat bermanfaat. Dapat dikatakan juga pelanggan yaitu orang-orang yang memberikan perhatian penuh terhadap jasa atau program yang dihasilkan/dilaksanakan oleh Yayasan.
Secara umum maka terdapat 3 (tiga) jenis pelanggan Yayasan yaitu :
1. Pelanggan internal merupakan kelompok ataupun orang dalam Yayasan yang memiliki pengaruh pada performa pekerjaan. Adapun hal-hal yang diperlukan pada pelanggan internal diantaranya seperti: kerjasama, kerja kelompok, sistem dan struktur kerja yang efesien, pekerjaan yang berkualitas serta
pengiriman/pelaksanaan yang tepat waktu. Dengan demikian pelanggan internal terdiri dari Pembina, Pengurus, Pengawas, Manajemen, Karyawan, dan Kader/Aktivis.
2. Pelanggan eksternal merupakan kelompok ataupun orang yang berada di luar Yayasan yang menerima/mengikuti program. Pelanggan eksternal pada Yayasan merupakan masyarakat umum yang menerima program dari Yayasan. Adapun beberapa hal yang diperhatikan pelanggan eksternal diantaranya: kesesuaian dengan kebutuhan, kualitas program, harga yang kompetitif, pengiriman/pelaksanaan yang tepat waktu dan pelayanan.
3. Pelanggan perantara merupakan kelompok ataupun orang yang bertindak sebagai perantara program, akan tapi bukan sebagai pemakai akhir dari program Yayasan. Misalnya seperti takmir Masjid Kampus yang menduplikasi dan melaksanakan program-program Yayasan untuk pelanggan atau masyarakat di lingkungannya.
KELOMPOK PELANGGAN | PERSYARATAN DAN EKSPEKTASI UTAMA MEREKA ATAS PRODUK, LAYANAN PENDUKUNG, DAN OPERASI KITA | UKURAN/ INDIKATOR PERSYARATAN DAN EKSPEKTASI (UNTUK DILAPORKAN DALAM ITEM 7.1) | PERSYARATAN ATAU EKSPEKTASI KHUSUS YANG BERBEDA DENGAN KELOMPOK ATAU SEGMEN LAIN |
INTERNAL | - Peningkatan jumlah kader teladan - Peningkatan jumlah model dakwah - Peningkatan system yang reliable - Pengembangan SDM yang bermutu - Pengembangan fasilitas yang prima - Pengembangan organisasi yang capable - Peningkatan penerimaan - Penyusunan anggaran yang akurat - Peningkatan akuntabilitas keuangan | - Jumlah kader yang leading dalam bidang kompetensinya - Jumlah model dakwah yang diapresiasi forum nasional/internasional - Percepatan proses operasional terhadap rataan waktu normal - Indeks kinerja SDM dan indeks pelayanan setara hotel berbintang - Rasio jumlah fasilitas terhadap jumlah jama’ah pada saat peak - Skor Manajemen Kinerja Ekselen (MKE) Malcolm Baldridge - Kemampuan pendanaan, rasio finansial - Prosentase realisasi terhadap rencana anggaran - Peringkat opini Kantor Akuntan Publik | - Laporan detail aktivitas operasional dan program |
EKSTERNAL | - Kualitas pelayanan ibadah - Kualitas program - Kesesuaian dengan kebutuhan | - Indeks Kepuasan Jama’ah - Pertumbuhan jama’ah - Peningkatan penerimaan | Layanan Prima (service excellence) |
- Harga yang kompetitif - Delivery & Service | |||
PERANTARA | - Knowledge transfer - Coaching - Inovasi program | - Jumlah program yang dapat diduplikasi - Jumlah mitra/jejaring yang menduplikasi program | Benchmarking |
Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Stakeholder adalah masyarakat, kelompok, komunitas ataupun orang yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap Yayasan. secara teori maka pemangku kepentingan terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu kelompok pemangku kepentingan internal dan eksternal. Kelompok internal terdiri dari Pembina, Pengurus, Pengawas, Manajemen dan Karyawan. Sedangkan kelompok eksternal terdiri dari donator, entitas kampus ITB, mahasiswa & para alumninya, pemerintah dan tokoh masyarakat, komunitas dalam asosiasi masjid kampus Indonesia (AMKI), jaringan dakwah takmir masjid, Rumah Amal Kampus Indonesia, organisasi masa Islam, para mitra kerja/usaha dan para kolaborator Masjid Salman.
KELOMPOK STAKEHOLDERS | PERSYARATAN DAN EKSPEKTASI UTAMA MEREKA ATAS PRODUK, LAYANAN PENDUKUNG, DAN OPERASI KITA | UKURAN/ INDIKATOR PERSYARATAN DAN EKSPEKTASI (UNTUK DILAPORKAN DALAM KAT. 7) | PERSYARATAN ATAU EKSPEKTASI KHUSUS YANG BERBEDA DENGAN KELOMPOK ATAU SEGMEN LAIN |
INTERNAL | |||
PEMBINA | Keberjalanan organisasi | Laporan kepengurusan yang tepat dan akurat | Laporan terkait hal strategis yang terjadi dalam organisasi |
PENGURUS | - Arahan dan kebijakan organisasi yang jelas - Pelaksanaan operasional dan program yang lancar | - Ketersediaan dokumen kebijakan dan rencana organisasi - Ketersediaan rencana dan laporan pelaksana kegiatan yang tepat dan akurat | - Pengambilan keputusan strategis secepat mungkin sebagai dasar pelaksanaan organisasi - Laporan operasional harian dari manajemen |
PENGAWAS | Keberjalanan organisasi sesuai kebijakan yang ditetapkan Pembina | Jumlah temuan hasil pengawasan organisasi | Keleluasan untuk masuk dan memeriksa setiap aktivitas organisasi |
MANAJEMEN | - Arahan dan kebijakan umum terkait teknis operasional dan pelaksanaan program - Teknis pelaksanaan operasional dan program yang lancar | - Ketersediaan dokumen rencana kegiatan dan kebijakan teknis operasional serta program - Indeks kinerja karyawan | - Pengambilan keputusan oleh Pengurus secepat mungkin pada pilihan- pilihan teknis di Lapangan - Kompensasi yang sesuai atas tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan |
KARYAWAN | - Arahan teknis yang jelas - Kondisi kerja yang kondusif | - Ketersediaan job description dan SOP - Indeks kepuasan karyawan | Kompensasi yang sesuai atas tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan |
EKSTERNAL |
DONATUR | Laporan penggunaan dana | Ketersediaan informasi terkait laporan sumber dan penggunaan dana | Layanan kemudahan berdonasi |
ITB | - Penggunaan aset ITB melalui berbagai program yang sejalan dengan semangat tridarma Pendidikan dengan sasaran utama warga kampus | - Ketersediaan laporan tahunan program dan keuangan yang teraudit - Keberadaan pihak ITB dalam struktur organisasi Yayasan | Laporan dan pemberitahuan terkait penggunaan serta pengembangan aset Yayasan yang berada di Jln Ganesha 7 |
ALUMNI | - Fasilitasi pertemuan atau kegiatan kealumnian - Pelibatan peran alumni dalam pengembangan organisasi | - Jumlah kegiatan kealumnian di lingkungan Salman - Pertumbuhan jumlah alumni yang berkontribusi pada Yayasan | Layanan dan wadah aktivitas kealumnian |
PEMERINTAH | - Program-program yang mendukung dan membantu tercapainya target- target pemerintahan - Pemenuhan kewajiban- kewajiban Yayasan sesuai aturan yang berlaku | - Kuantitas dan kualitas program yang bermitra dengan Pemerintah - Laporan penggunaan dana publik - Pemenuhan kewajiban perpajakan - Pemenuhan kewajiban ketenagakerjaan | Kepatuhan pada aturan pemerintah |
TOKOH | Fasilitasi ruang dan media penyampaian ide-ide dan wacana besar yang berdampak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara | - Ketersediaan program/kegiatan yang mengundang tokoh - Jumlah tokoh yang hadir atau mengisi acara di Salman | Panggung untuk berbicara |
AMKI & RAMKI | Dukungan inovasi dan pengetahuan pengelolaan masjid serta dana ZIS | Jumlah masjid kampus yang dapat menduplikasi sistem dan program Salman | Pembinaan dan pendampingan takmir masjid kampus |
ORMAS | Keterbukaan Salman dalam diskusi dan kemitraan terkait masalah serta pemberdayaan umat | Jumlah diskusi, kajian dan program yang dilakukan bersama | Kesempatan untuk ikut mewarnai program dakwah Salman |
P.1.b.(3) Pemasok, Mitra Kerja dan Kolaborator
Pemasok adalah orang atau badan yang memiliki kemampuan untuk menyediakan kebutuhan orang atau badan lainnya baik berupa barang ataupun jasa keahlian yang dimiliki. Dalam hubungannya dengan produk Yayasan, maka pemasok merupakan orang secara pribadi atau kelompok, komunitas, badan yang menyediakan kebutuhan Yayasan dalam melaksanakan segala aktivitasnya.
KELOMPOK PEMASOK | PERAN DALAM SISTEM KERJA (ITEM 6.1) | PERAN DALAM PROSES INOVASI (ITEM 6.1/6.2) | TIPE PEMASOK YANG PALING PENTING (DIAMBIL DARI KELOMPOK YANG DIIDENTIFIKASIKAN DI KOLOM 1) | PERSYARATAN SUPPLY CHAIN KITA TRHDP PEMASOK (UNTUK DILAPORKAN DALAM ITEM 7.5) |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) |
Pengadaan Jasa | ||||
Khatib dan penceramah | Narasumber layanan ibadah dan ketakmiran | Inovasi content materi dan metoda penyampaian | Seluruh kelompok narasumber merupakan tipe pemasok paling penting sejalan dengan misi organisasi | Qur’an Sunnah, tidak terafiliasi dengan politik praktis atau aliran sesat, ilmiah |
Akademisi dan praktisi | Narasumber kegiatan seminar, pelatihan, workshop, kursus | Inovasi content materi dan metoda penyampaian | Kompetensi dan latar belakang keilmuan, kemampuan delivery, public speaking | |
Perbankan | Penyimpanan dana | Produk akad dan nilai manfaat penempatan dana | Sistem syari’ah, equivalent rate, lokasi, kemudahan layanan | |
Kantor Akuntan Publik | Audit laporan keuangan | Sistem informasi keuangan | Ijin operasional | |
Konsultan dan kontraktor bangunan | Jasa pembangunan dan renovasi | Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan aspek estetis bangunan serta landscape | Kompetensi, harga, kualitas pekerjaan | |
Jasa perawatan dan pemeliharaan | Perawatan dan pemeliharaan mekanikal dan elektrikal | Metoda dan peningkatan efektivitas serta efisiensi perawatan | Kompetensi, harga, kualitas pekerjaan | |
PD Kebersihan | Pengangkutan sampah | Metoda dan frekuensi pengelolaan sampah | Ketepatan waktu dan frekuensi pengangkutan | |
Catering | Pengadaan konsumsi | Pengembangan model dan variasi penyajian | Sertifikat halal, kualitas, harga | |
Pengadaan Barang | ||||
Perusahaan dagang | Pengadaan barang | Rekomendasi barang yang lebih baik dan lebih murah | Perusahaan Dagang menjadi tipe pemasok paling penting | Kualitas dan harga |
Toko dan supermarket | Pengadaan perlengkapan habis pakai | Rekomendasi barang yang lebih | Kualitas dan harga |
baik dan lebih murah | ||||
Perusahaan Listrik Negara | Penyediaan pasokan listrik | Efisiensi penggunaan listrik dan keamanan | Sustainability | |
Resto dan snack shop | Pengadaan konsumsi | Rekomendasi pilihan jenis/variasi baru | Sertifikat halal, kualitas, harga |
Mitra kerja adalah mitra dalam mengadakan pekerjaan atau partner dalam hal pekerjaan yang mampu mendukung dan berpengaruh terhadap kemajuan Yayasan dalam melaksanakan setiap program yang direncanakan. Pengurus telah menetapkan bahwa mitra merupakan orang atau badan yang dapat memberikan benefit (manfaat) secara signifikan terhadap Yayasan. Dalam hal ini, maka benefit yang dianggap penting bagi Yayasan terdiri dari :
1. Financial Benefit (keuangan)
2. Influence Benefit (pengaruh)
3. Network Benefit (jaringan)
KELOMPOK MITRA | PERAN DALAM SISTEM KERJA (ITEM 6.1) | PERAN DALAM PROSES INOVASI (ITEM 6.1/6.2) | TIPE MITRA YANG PALING PENTING (DIAMBIL DARI KELOMPOK YANG DIIDENTIFIKASIKAN DI KOLOM 1) | PERSYARATAN SUPPLY CHAIN KITA TRHDP PARA MITRA (UNTUK DILAPORKAN DALAM ITEM 7.5) |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) |
Financial Benefit | ||||
Lembaga Pemerintahan | Pendanaan program | Inovasi program sosial keagamaan dan regulasi | Perusahaan swasta dan BUMN | Akuntabilitas, transparansi, netralitas |
BUMN/BUMD | Pendanaan program | Distribusi dana Corporate Social Responsibility | Akuntabilitas, transparansi, netralitas | |
Perusahaan Swasta | Pendanaan program | - Distribusi dana Corporate Social Responsibility - Sistem Dukungan dalam operasional organisasi | Kesesuaian visi dan semangat program, keseimbangan/kesepa danan hak terhadap pemenuhan kewajiban | |
Influence Benefit | ||||
Kampus ITB | Pemenuhan sumber daya organisasi (SDM, Aset, teknologi) | Ide, pemikiran, dan produk teknologi pendukung aktivitas organisasi | Kampus ITB menjadi mitra paling penting dalam keberjalanan organisasi | Kesesuaian dengan visi, misi, kebutuhan serta kemampuan organisasi |
Tokoh Nasional | Membangun citra positif organisasi | Ide dan pemikiran dalam upaya membangun peradaban | Kesesuaian dengan nilai dan budaya organisasi | |
Organisasi masyarakat | Sinergi pemberdayaan umat | Inovasi program bersama dalam pemberdayaan dan pemberadaban umat | Kesesuaian dengan nilai dan budaya organisasi | |
Network Benefit | ||||
Asosiasi | Peningkatan jangkauan dakwah | Penyusunan standar-standar pengelolaan dan sertifikasi | Asosiasi Masjid Kampus | Kesamaan visi dan semangat membangun perbaikan berkelanjutan |
Masjid Kampus | Perluasan jaringan dakwah | Sharing on experience pengelolaan masjid kampus | Kesesuaian dengan nilai-nilai serta kondisi organisasi |
Kolaborator adalah orang atau badan yang bekerjasama dengan Yayasan untuk melaksanakan kegiatan atau program tertentu untuk memperoleh manfaat dan mencapai tujuan bersama.
KELOMPOK KOLABORAT OR | PERAN DALAM SISTEM KERJA (ITEM 6.1) | PERAN DALAM PROSES INOVASI (ITEM 6.1/6.2) | TIPE KOLABORATOR YANG PALING PENTING (DIAMBIL DARI KELOMPOK YANG DIIDENTIFIKASIKAN DI KOLOM 1) | PERSYARATAN SUPPLY CHAIN KITA TRHDP PARA KOLABORATOR (UNTUK DILAPORKAN DALAM ITEM 7.5) |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) |
Lembaga Dakwah Serupa | Knowledge sharing, penyusunan konten dan materi dakwah | Sharing on experience dan controlling bersama | Lembaga dakwah menjadi tipe kolaborator yang paling penting untuk saling menguatkan visi program masing- masing | Kesesuaian dengan nilai dan budaya organisasi |
Komunitas dakwah | Event organizer kegiatan dakwah | Model-model pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan | Kesesuaian dengan nilai dan budaya organisasi | |
Ikatan Alumni | Kerjasama program | Ide dan pemikiran dalam bentuk program | Kesamaan ide dan tujuan program | |
Penerbit | Menerbitkan buku karya Yayasan | Penerbitan produk tulisan organisasi | Portofolio, harga, skema pembayaran | |
Komunitas | Partisipan program Yayasan | Rekomendasi modifikasi by requirement | Kesesuaian nilai dan budaya organisasi |
P2. KONTEKS ORGANISASI
P.2.a Lingkungan Persaingan P.2.a.(1) Posisi Persaingan
Sesuai dengan kompetensi inti dari organisasi yaitu manajemen masjid, manajemen dakwah dan manajemen kaderisasi maka pesaing utama Yayasan adalah masjid yang lebih spesifik lagi yaitu masjid kampus, lembaga dakwah, dan lembaga pembinaan. Ukuran-ukuran yang menjadi pembanding tingkat keberhasilan terhadap pesaing sementara ini ditentukan pada jumlah jama’ah, jumlah peserta program dakwah, dan jumlah kader serta aktivis yang secara umum beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan seiring meningkatnya kesadaran spiritual dan berkembangnya komunitas-komunitas hijrah.
PRODUK UTAMA [SESUAI P.1.a(1)] | PASAR YANG DILAYANI | POSISI KOMPETITIF | KOMPETITOR | ||
UKURAN RELATIF (MARKET SHARE) | PERTUMBUHAN (MARKET GROWTH) | JUMLAH | JENIS | ||
Pelayanan Ibadah (shalat fardlu, tarawih, iedul fithri/adha, pengurusan jenazah, muallaf, konsultasi, dll) | Warga kampus ITB, masyarakat sekitar, dan warga Bandung | Jumlah jama’ah | Pertumbuhan cukup signifikan beberapa tahun terakhir seiring meningkatnya kesadaran spiritual, tumbuh berkembangnya komunitas kajian, komunitas hijrah, muallaf, dakwah media sosial | Masjid Kampus dan Masjid Besar | |
Kegiatan dakwah Islam dalam berbagai model dan metoda | Warga kampus ITB, masyarakat sekitar, dan warga Bandung | Jumlah peserta program | Pertumbuhan cukup signifikan beberapa tahun terakhir seiring meningkatnya kesadaran spiritual, tumbuh berkembangnya komunitas kajian, komunitas hijrah, muallaf, dakwah media sosial | Lembaga Dakwah | |
Pembinaan generasi muda | Mahasiswa ITB dan Bandung | Jumlah kader dan aktivis | Pertumbuhan sangat ditentukan dengan daya Tarik dan fasilitas program yang sesuai dengan generasi milenial. | Lembaga Pembinaan |
P.2.a.(2) Perubahan Daya Saing
Daya saing organisasi dapat mengalami perubahan seiring dengan berubahnya faktor-faktor utama persaingan yaitu kualitas layanan, narasumber program, dan grand design pembinaan kader. Perubahan- perubahan tersebut haruslah dilakukan dengan mempertimbangkan pula perubahan-perubahan yang mempengaruhi situasi persaingan, inovasi, serta kolaborasi. Dalam situasi persaingan maka perubahan utama yang perlu dijadikan pertimbangan adalah kebutuhan jama’ah, qualifikasi narasumber, dan daya tarik program. Dalam hal inovasi maka perlu mempertimbangkan persepsi jama’ah, kapasitas SDM, dan pola perilaku objek binaan. Sementara untuk kolaborasi, Yayasan perlu mempertimbangan kemampuan, model-model dakwah terbaru, dan target hasil binaan.
NAMA KOMPETITOR [SESUAI P.2.a(1)] | FAKTOR UTAMA ANDA YANG MENENTUKAN SUKSES KOMPETITIF | PERUBAHAN UTAMA YANG MEMPENGARUHI | ||
SITUASI KOMPETITIF | INOVASI | KOLABORASI | ||
Masjid Kampus | Pelayanan jama’ah | Kebutuhan jama’ah | Persepsi jama’ah | Kemampuan organisasi |
Lembaga Dakwah | Narasumber & Kualitas program | Qualifikasi narasumber | Kapasitas SDM Pengelola | Model dakwah |
Lembaga Pembinaan | Grand Design Pembinaan | Daya Tarik program | Pola perilaku objek binaan | Target hasil |
P.2.a.(3) Data Perbandingan
Dalam melengkapi proses positioning organisasi dalam lingkungan persaingan, maka data perbandingan yang diperlukan tidak hanya berasal dari sumber internal, namun juga diperlukan data eksternal. Data tersebut paling tidak berupa aktivitas program, keuangan, sumber daya, estimasi jama’ah, kepesertaan, data aktivis dan kader serta laporan lembaga pesaing. Keterbatasan dalam perolehan data yang dimaksud menjadi hal yang perlu dicarikan solusinya agar data perbandingan benar-benar lengkap dan mendukung akurasi pengambilan keputusan dalam menghadapi lingkungan persaingan.
JENIS DATA UTAMA | DATA | KETERBATASAN DALAM MEMPEROLEH DATA | |
SUMBER | BENTUK | ||
Data Komparatif dari Dalam | Bagian Keuangan | Laporan Keuangan | Ketepatan waktu |
Pelaksana Program | Laporan Program | Kelengkapan dan ketepatan waktu | |
Bidang Sumber Daya | Data karyawan, aset, dan fasilitas | Otoritas data karyawan | |
Data Kompetitif dari Dalam | Bidang Dakwah (Ketakmiran) | Data estimasi jama’ah | Metoda penghitungan jama’ah manual |
Pelaksana Program (BIdang dan Lembaga) | Data kepesertaan | Basis data kepesertaan yang belum terpusat |
Bidang Mahasiswa, Kaderisasi, dan Alumni | Data kader dan aktivis | Otoritas akses pada basis data | |
Data Komparatif dari Luar | Masjid Kampus | Laporan tahunan | Ketersediaan dan kemudahan akses data |
Lembaga Dakwah | Laporan tahunan | Ketersediaan dan kemudahan akses data | |
Lembaga Pembinaan | Laporan tahunan | Ketersediaan dan kemudahan akses data |
P.2.b Konteks Strategis
Secara umum tantangan strategis yang dihadapi Yayasan adalah percepatan pada perubahan sosial. Hal ini menjadi sebuah faktor pertimbangan utama dalam menentukan strategi pencapaian visi dan misi Yayasan. perubahan sosial yang sangat cepat menuntut Yayasan agar dapat senantiasa bergerak dalam mengimbanginya, sedemikian rupa sehingga program-program yang dijalankan memiliki relevansi yang tinggi terhadap kondisi aktual. Dengan demikian maka Yayasan tidak akan ditinggalkan jama’ahnya.
Dalam menghadapi tantangan di atas, Yayasan memiliki keunggulan strategis yang belum tentu dimiliki lembaga lain yang serupa. Keunggulan tersebut adalah value, culture, environment, resources, dan network. Kelima hal ini merupakan faktor yang membuat organisasi masih bertahan hingga saat ini dengan misi yang tetap istiqamah dijalankan sejak pertama kali ditetapkan meskipun dengan bahasa dan redaksi yang berbeda.
ASPEK STRATEGIS UTAMA | URAIAN TANTANGAN | URAIAN KEUNGGULAN |
Bisnis | - Kemaksiatan yang sudah semakin merajalela dan terang-terangan - Fitnah yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari - Pergeseran budaya dan perubahan perilaku - Perubahan pola komunikasi - Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi - Perkembangan paham dan pemikiran sesat | - Lingkungan yang kondusif dan religius, istiqamah berpegang pada qur’an Sunnah - Lingkungan dengan budaya tabayun yang sangat tinggi - Nilai-nilai dan budaya organisasi yang sudah melekat dan menjadi filter bagi siapapun - Lingkungan yang sadar akan pentingnya menyikapi perubahan - Lingkungan intelektual yang ramah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi - Kontrol yang sangat tinggi baik interna maupun eksternal |
Operasional | Tuntutan akan sistem kerja yang lebih baik, lebih cepat, lebih mudah, lebih aman dan lebih murah | - Budaya continues improvement - Referensi dan ahli yang selalu tersedia |
Tanggung Jawab sosial | Kondisi lingkungan yang lemah dalam aspek ekonomi, pendidikan, dan keagamaan | Sumber daya yang cukup dalam upaya menangani berbagai permasalahan sosial |
SDM | Tuntutan produktivitas dan kinerja yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya target dan | Kemudahan akses dan link ke berbagai referensi, ahli, dan praktisi |
tujuan organisasi terhadap upaya- upaya pembangunan masyarakat yang beradab | ||
Dari Uraian di atas, TANTANGAN STRATEGIS yang berkaitan dengan keberlanjutan organisasi adalah: Acceleration of Society Change | ||
Dari Uraian di atas, KEUNGGULAN STRATEGIS yang berkaitan dengan keberlanjutan organisasi adalah adalah: Value, culture, environment, resources, netrwork |
P.2.c Sistem Perbaikan Kinerja
Pada intinya, sistem perbaikan kinerja dilakukan melalui proses evaluasi, pembelajaran dan inovasi. Proses ini diselenggarakan secara berkala dan berjenjang/bertingkat dalam rangka membangun budaya continues improvement baik pada program maupun pada proses utama guna mewujudkan cita-cita organisasi secara efektif dan efisien. Sistem perbaikan ini bahkan tidak hanya melibatkan komponen struktural namun juga melibatkan ahli/pakar dari luar yang memiliki kompetensi dan sejalan dengan nilai serta budaya Yayasan.
ELEMEN UTAMA SISTEM PERBAIKAN KINERJA | ||
BIDANG PERBAIKAN | DESKRIPSI PROSES | URAIAN DETAIL |
(1) PROSES EVALUASI | ||
APPROACH menyeluruh atas Evaluasi dan Perbaikan KINERJA yang SISTEMATIS di seluruh jajaran Organisasi. | Proses evaluasi sebagai dasar atas perbaikan kerja dilakukan secara berjenjang/bertingkat sebagai berikut : 1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan setiap selesai melalui rapat evaluasi yang diikuti oleh pelaksana kegiatan dan tertuang dalam laporan kegiatan/kepanitiaan serta disampaikan di forum-forum manajemen, Pengurus hingga Pembina jika diperlukan 2. Evaluasi program yang dilakukan setiap jangka waktu yang telah ditetapkan (per bulan, per tri wulan, per semester, hingga per tahun) oleh Bidang/Lembaga Pelaksana Program yang dituangkan dalam bentuk laporan Bidang/Lembaga dan disampaikan dalam forum rapat Pengurus Inti, Pleno Pengurus hingga Pembina jika diperlukan. | • Item 1.1.b • Item 2.2.b • Item 4.1.b |
APPROACH menyeluruh atas Evaluasi dan Perbaikan PROSES- PROSES UTAMA yang SISTEMATIS | Evaluasi terhadap proses utama organisasi dilakukan setiap saat dalam forum koordinasi mulai dari level bawah, manajemen, Pengurus, hingga Pembina jika diperlulan. Evaluasi dilakukan saat ditemukan kelemahan operasionalisasi sistem yang telah ditetapkan ketika berhadapan dengan masalah-masalah baru yang sebelumnya tidak menjadi pertimbangan ketika sistem dirancang. Temuan selanjunya menjadi dasar perbaikan pada proses- proses utama organisasi yang sistematis. Prinsip- prinsip yang digunakan dalam upaya perbaikan sistem adalah bagaimana proses-proses utama organisasi dalam berjalan dengan lebih baik, lebih cepat, lebih mudah, dan lebih murah. | • Item 6.1 • Item 6.2 |
(2) PROSES PEMBELAJARAN ORGANISASIONAL | ||
APPROACH menyeluruh atas PEMBELAJARAN Organisasional | Pembelajaran organisasi dilakukan melalui forum-forum pertemuan berjenjang sebagai berikut : 1. Rapat Pembina, Pengawas dan Pengurus Inti 2. Rapat Pleno Pengurus 3. Rapat Pengurus Inti dan Manajemen 4. Rapat Koordinasi Manajemen 5. Rapat Internal Bidang/Lembaga 6. Apel Pekanan Karyawann | • Item 4.2 |
APPROACH menyeluruh atas Berbagi Aset Pengetahuan secara perorangan dan Lintas Unit Kerja | Sharing Knowledge and Experience dilakukan melalui forum internal Bidang/Lembaga dan forum lintas Bidang/Lembaga dengan agenda sosialisasi terkait aktivitas unit kerja yang berhubungan dengan sebagian maupun keseluruhan unit kerja yang ada. | • Item 4.2 |
(3) PROSES INOVASI | ||
APPROACH menyeluruh atas INOVASI | Yayasan membentuk tim adhoc dalam rangka membangun budaya riset dan inovasi yang beranggotakan aktivis, karyawan, manajemen, Pengurus bahkan Pembina jika dianggap perlu. Dalam hal Yayasan tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk melakukan riset dan inovasi tersebut, tim adhoc dapat beranggotakan para ahli/pakar yang secara struktural berada di luar organisasi. Riset dan inovasi yang dilakukan tidak selalu berkaitan langsung dengan produk maupun proses-proses utama namun senantiasa sejalan dengan visi dan misi organisasi untuk melayani jama’ah, melaksanakan dakwah, membina kader dan membangun peradaban Islami. | • Item 1.1 • Item 2.1 • Item 3.2 • Item 4.1 • Item 5.1 • Item 6.2 |
KATEGORI 1: KEPEMIMPINAN
1.1. KEPEMIMPINAN ORGANISASI
a. Visi, Misi, dan Core Value
1.1.a (1) Visi, Misi, Tata Nilai Visi:
Menjadi Masjid Kampus Mandiri, Pelopor Pembangunan Peradaban Islami
Misi:
1. Mewujudkan Masjid sebagai rumah ruhani, sanggar ruhani, dan laboratorium Peradaban Islami;
2. Membina Kader Pembangunan Peradaban Islami;
3. Mengembangkan Konsep dan Model Peradaban Islami.
Tata Nilai:
1. Merdeka: bebas berpendapat, menyampaikan kritik & masukan, serta bertindak sesuai porsi tugas, kompetensi & posisinya
2. Jujur: tidak berdusta, melaksanakan amanah secara sungguh-sungguh
3. Hanif: terus berupaya mencari hakikat kebenaran, cenderung pada kebaikan
4. Sabar-syukur: sabar adalah menahan diri untuk tetap menuju kebaikan & menjauhi keburukan, syukur adalah pengakuan tulus akan bantuan serta perbuatan berterima kasih atas bantuan tersebut
5. Rahmatan lil aalamiin: menebar kasih sayang dalam bentuk kemanfaatan untuk membangun peradaban yang selaras dengan seluruh alam
6. Ihsan: sempurna, terbaik dalam ilmu & berhasrat mengamalkannya
7. Kerjasama: membangun kepercayaan dengan menghargai ide & berinteraksi secara baik dengan setiap orang
Pimpinan melakukan cascading dengan membuat 7 arah kebijakan kepengurusan 5 tahun ke depan (directing : pedoman kebijakan arah, disebutkan poin-poinnya), membuat revisi Rencana Jangka Menengah (RJM) Salman 2017-2022, membuat RKA 2018 dan One Year Action Plan (OYAP) 2018. Selain itu melakukan sosialisasi moto masjid Salman ITB yang AMAN, NYAMAN, dan MENGESANKAN.
1.1.a (2) Promoting Legal & Ethical Behavior
Guna mengikat Badan Pengurus YPM Salman ITB 2017-2022, telah dibuat deskripsi pekerjaan (Job description) dan kontrak kerja pengurus YPM Salman ITB. Selain itu telah dibuat rencana kerja pengurus YPM Salman ITB.
Selain itu pimpinan YPM Salman ITB menciptakan lingkungan yang mendorong hal-hal di bawah ini dengan cara sebagai berikut:
a. Empowerment
Dewan Pengurus menetapkan kebijakan sentralisasi keuangan, pelimpahan kewenangan dalam pengeluaran keuangan dengan nilai tertentu termasuk kewenangan dalam pembelanjaan.
b. Inovasi
Untuk membuat lingkungan agar termotivasi menciptakan inovasi dengan cara memberikan penghargaan atas kompensasi kepada para inovator serta nilai inovasi tersebut merupakan salah satu indikator kinerja individu.
c. Safety
Untuk menciptakan lingkunagan yang nyaman dan aman dengan cara memasang panic button, hydrant, perangkat pemadam kebakaran, kamera cctv pada ruang-ruang aktivitas utama. Selain itu semua pegawai tetap YPM Salman ITB diberikan jaminan asuransi kecelakaan, kematian, kesehatan kerja, tunjangan hari tua.
d. Equity for all muslim’s student
Untuk menciptakan kesamaan status di lingkungan masjid kampus maka semua mahasiswa/aktivis diberikan fasilitas yang sama tanpa diskriminasi. Selain itu diberikan beasiswa kepada mahasiswa dengan kriteria kemampuan akademik, kepemimpinan sosial, & semangat spiritual dan kriteria kemampuan ekonomi. Beasiswa ini berlaku untuk mahasiswa ITB dan perguruan tinggi lainnya.
e. Organizational agility
Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang fleksibel selau ditinjau struktur organisasi baik di Masjid Salman maupun di unit-unit strategis antara lain: Bidang Dakwah, Bidang Kaderisasi, Rumah Amal, Rumah Halal, Salman Film, Salman Homedicare, Lembaga Pengembangan Pendidikan; untuk menyesuaikan dengan perkembangan organisasi.
f. Organizational Learning
Untuk menciptakan pembelajaran organisasi dengan cara menetapkan status manajemen mutu. Langkah yang dilakukan adalah melakukan penerapan Balance Score Card (BSC) dalam proses cascading Visi Organisasi hingga rencana kerja, dan self assessment Manajemen Kinerja Ekselen Malcolm-Balridge. Penurunan visi-misi menjadi strategi melalui Balance Score Card. Serta kajian-kajian (seminar Halal- Pariwisata Internasional, bedah buku Best Seller Internasional, Talkshow Tokoh Nasional, tabligh akbar Tokoh Nasional, Lembaga Bahasa Asing dll) tematik dari tokoh-tokoh berpengaruh dan ahli di bidangnya.
g. Staff Learning
Untuk menciptakan pembelajaran bagi para staf dengan cara diwajibkan bagi karyawan untuk mengikuti pelatihan/seminar wajib yang diadakan organisasi YPM Salman ITB. Antara lain: Pelatihan Service Excellence, Coaching Manajerial Balance Score Card dan Manajemen Kinerja Ekselen, Pelatihan Housekeeping, Pelatihan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), Pelatihan Juleha (Juru Sembelih Halal), Pembuatan buku Tafsir, Riset Lingkungan dan Sosial-Kemasyarakatan.
h. Fosters & Requires legal and Ethical Behavior.
Untuk menciptakan lingkungan yang taat terhadap aspek legal dan ethical behaviour dengan cara membuat peraturan disiplin serta pengenaan sanksi bagi pegawai yang melanggar (sesuai Peraturan Yayasan) ditetapkan juga kode etik karyawan dan aktivis. Ditetapkan juga kode etik Salman dalam buku saku aktivis sebagai panduan dalam menjalankan proses kaderisasi. Memberikan Pelaporan kepada punlik tentang kegiatan yang dilakukan melalui buletin, website, dan social media.
Uraian | Setting | Deploy |
• Nilai-nilai organisasi • Tujuan jangka panjang & jangka pendek • Harapan kinerja | • Meminta masukan dari jamaah, alumni Salman ITB, Pimpinan institusi, dosen & staf, pengurus & jajaran Salman ITB. | • Mengkomunikasikan kepada Pimpinan Institusi baik melalui rapat koordinasi maupun melalui surat elektronik dan WA, |
• Dukungan institusi terhadap aktivitas YPM Salman ITB | termasuk hasil kinerja YPM Salman ITB. • Mengevaluasi pencapaian kinerja setiap 6 (enam) bulan |
Tabel 1.1-2 : Peran Pimpinan YPM Salman ITB
1.1.a (3) Creating a Successful Organization
Dalam rangka menciptakan organisasi yang berhasil maka pimpinan YPM Salman ITB melakukan rapat berikut :
• Rapat majelis Pembina untuk membahas hal-hal strategis
• Rapat pleno pengurus 1 bulan sekali
• Rapat pengurus inti dan manajemen Merencanakan pergantian kepemimpinan organisasi untuk periode 2017-2022
b. Tata Kelola Organisasi (Organization Governance)
Untuk memasukkan faktor-faktor kunci ke dalam governance sistem dengan cara seperti terdapat pada tabel 1.1-3.
No | Description | Key Factors |
1 | Tanggung jawab manajemen dalam melaksanakan organisasi | • Membuat laporan keuangan (neraca, L/R, Cash Flow) • Membuat laporan pertanggungjawaban |
2 | Tanggung jawab fiscal | • Kewajiban melapor dan membayar pajak |
3 | Independensi dari internal dan eksternal audit | • Berdasarkan struktur organisasi YPM Salman ITB, Dewan Pengawas (internal audit) langsung dibawah Dewan Pimpinan dan anggotanya tidak merangkap sebagai Dewan Pengurus • Akuntan publik (ekstrenal audit) yang tidak ada hubungan kekerabatan dengan Dewan Pengurus |
4 | Perlindungan terhadap pemegang saham (R.S. Salman Hospital) | • Memasukan kebutuhan dan harapan dari semua stakeholder dalam penyusunan dan strategic palnning Salman Hospital. • Kepercayaan donatur Salman terhadap RS Salman Hospital. |
Tabel 1.1-3 : Faktor kunci dalam governance system
c. Evaluasi Kinerja Organisasi 1.1.c(1)
Setiap semester, 6 (enam) bulan sekali Pimpinan YPM Salman ITB mengevaluasi pencapaian kinerja lembaga agar dapat mengetahui secara dini kendala-kendala yang dihadapi serta prestasi yang telah dicapai sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar untuk memperbaiki/ meningkatkan pencapaian kinerja 6 (enam) bulan berikutnya sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mendukung tercapainya sasaran jangka pendek maupun jangka panjang organisasi. Evaluasi Kinerja diuraikan dalam tabel 1.1-4 dan 1.1-5.
Evaluasi kinerja pimpinan dilakukan oleh masing-masing pimpinan agar ikut berperan serta dalam memperbaikinya
1.1c(2)
Ukuran performansi yang ditinjau secara berkala oleh Pimpinan YPM Salman ITB untuk dipergunakan sebagai dasar improvement adalah dengan menggunakan Manajemen Kinerja Ekselen dan Balance Score Card.
1.1c(3)
Berdasarkan hasil temuan tersebut diatas, Pimpinan YPM Salman ITB akan menetapkan skala prioritas
improvement dan setiap temuan harus disosialisasikan kepada seluruh staf.
1.1c(4)
Performansi Pimpinan YPM Salman ITB dievaluasi berdasarkan kriteria MKE (Manajemen Kinerja Ekselen), Renstra (Rencana Strategis), serta laporan pertanggungjawaban tahunan.
1.2. TANGGUNG JAWAB SOSIAL
a. Tanggung Jawab terhadap Publik
Dampak sosial dari programs, offering, services (layanan), dan operasional YPM Salman ITB maupun unit usaha di bawahnya terbagi ke dalam tiga segmen utama. Segmen Mahasiswa, Masjid Salman menjadi salah satu tempat untuk bersosialisasi non-produktif seperti kumpul,kumpul, tempat janjian, dan sekadar menunggu waktu luang maupun yang bersifat produktif seperti rapat, belajar kelompok, dan berorganisasi. Segmen Jamaah, Masjid Salman menjadi salah satu destinasi wisata keluarga atau sekedar tempat untuk melepas penat dari hiruk pikuknya kehidupan kota. Di segmen Pemangku Kepentingan, Masjid Salman menjadi satu tempat (yang menjadi icon) yang penuh nilai sejarah sehingga menjadikannya wahana pergaulan inklusif dan substantif untuk umat. Meski demikian dalam keseluruhannya, Masjid Salman menjadi perpaduan social yang penuh warna yang menarik dari berbagai kalangan dan golongan.
Dengan dibukanya Masjid Salman ITB (yang notabene adalah Masjid Kampus) untuk masyarakat umum. Pelayanan yang disajikan baik dari programs, offerings, services juga dinikmati oleh masyarakat umum. Masyarakat umum juga sering menggunakan beberapa fasilitas di masjid Salman seperti air gratis, teh dan kopi gratis, dan toilet gratis. Halaman serta taman di kompleks masjid yang cukup hijau sering juga dimanfaatkan untuk bercengkrama. Lapangan futsal juga digratiskan untuk masyarakat sekitar. Selain itu, YPM Salman ITB juga memprioritaskan hiring tenaga kerja dari lingkungan sekitar untuk pekerjaan tertentu tanpa mengabaikan kompetensi yang dibutuhkan. Hal lain yang dilakukan untuk tidak merugikan masyarakat sebagaimana diuraikan dalam tabel 1.1-6 dan tabel 1.1-7.
b. Perilaku Etik (Ethical Behaviour)
Dalam peraturan yayasan telah diatur mengenai tata tertib yang memuat larangan dan kewajiban pegawai dalam melaksanakan tugas serta sanksi yang akan dikeluarkan apabila melanggar ketentuan tersebut. Peraturan tersebut digunakan bagi pegawai sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan stakeholders dan bagi organisasi sebagai alat pengendalian. Ketentuan-ketentuan tersebut seperti Buku Saku Karyawan, Buku Saku Aktivis Salman, Kode Etik Dosen, Peraturan Tata Tertib Mahasiswa, Peraturan pengadaan bagi supplier.
c. Dukungan Terhadap Masyarakat (Support of Key Communities)
Komunitas utama YPM Salman ITB adalah para aktivis dan mahasiswa ITB dan non-ITB, Civitas Akademi ITB, sesama pengelola Masjid/Yayasan Masjid (Forum Silaturrahmi Masjid Serumpun/FORSIMAS), Sesama pengelola Masjid Kampus (Asosiasi Masjid Kampus Indonesia/AMKI), Masyarakat Filantropi. Untuk mendukung hubungan dalam komunitas tersebut diatas, maka YPM Salman ITB memberikan dukungan pelayanan program untuk civitas akademi ITB seperti pelayanan jamaah dan ambulance. Sedangkan untuk Masjid Kampus, YPM Salman ikut berperan sebagai pelopor dan anggota aktif Asosiasi Masjid Kampus Indonesia.
Proses, Ukuran & Tujuan akan Regulasi, Keselamatan & Akreditasi
FAKTOR | PROSES UTAMA/Key Compliance Process | UKURAN/Measures | TUJUAN/Goals |
Regulasi | Setiap proses organisasi berpedoman pada peraturan yang berlaku | Jumlah pelanggaran peraturan | Proteksi terhadap stakeholder |
Keselamatan | Memasang petunjuk mitigasi dan evakuasi pada ruangan dan lingkungan kompleks Masjid Salman ITB. Membuat prosedur penyelamatan bahaya kebakaran. Karyawan diasuransikan | • Jumlah kebakaran • Jumlah kecelakaan kerja • Jumlah klaim | Zero accident |
Akreditasi | Akreditasi Manajemen Kinerja Ekselen | Status Pencapaian Nilai Manajemen Kinerja Lembaga | • Efektivitas Organisasi • Optimalisasi Pelayanan |
Pengendalian Risiko Program, Penawaran, Layanan dan Operasional
AREA | RISIKO | PROSES UTAMA | UKURAN/MEASURES | TUJUAN/GOALS |
a. Pelayanan ibadah jama’ah | a. Keamanan Jamaah | a. Peningkatan fasilitas dan SDM keamanan, memperbaharui SOP dan peraturan | a. Jumlah Kasus | a. Zero Case b. Tercapainya indikator- indikator kaderisasi c. Terbinanya generasi fase forming dan preforming |
b. Dakwah kepada mahasiswa & masyarakat sekitar c. Pembinaan generasi muda | b. Perbedaan latar belakang objek dakwah c. Tantangan generasi kekinian | b. Kurikulum dan grand design kaderisasi c. Pemanfaatan teknologi informasi, budaya riset yang kuat | b. Buku Saku Aktivis, keterlibatan dalam program kaderisasi c. Kuantitas dan kualitas generasi muda yang terlibat dalam program | |
a. Training/kursus b. Seminar c. Penerbitan & Multimedia | a. Konsistensi peserta b. Jumlah peserta, tema seminar yang kurang diminati c. Tema yang belum tentu diminati | a. fee dan komunitas sebagai pengikat b. Sertifikat dan markom yang baik c. Cover Design dan penentuan tema yang bijak | a. Persentase kehadiran peserta dari awal hingga akhir b. Kuantitas dan feedback peserta c. Kuantitas Penerbitan | a. 100 % peserta ikut hingga akhir b. Kuantitas dan zero compliance c. Penyebaran ide dan gagasan (kemaslahatan ummat) |
a. Rumah Amal Salman ITB b. BPRS Al-Salaam Berkah Amal Salman c. Kantin d. Toko Swalayan e. Saqoyah (Minuman Gratis) f. Internet Hotspot g. Layanan di lingkungan Masjid Salman ITB | a. Fraud dan mismanajemen b. Fraud dan mismanajemen c. Fraud dan mismanajemen d. Fraud dan mismanajemen e. Kerusakan alat dan kontaminasi f. Kerusakan alat g. K3L (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Lingkungan) | a. Seleksi Pegawai dan akreditasi lembaga b. Seleksi Pegawai dan akreditasi lembaga c. Seleksi Pegawai dan akreditasi lembaga (halal,BPPOM) d. Seleksi Pegawai dan akreditasi lembaga e. Kalibrasi peralatan f. Kalibrasi peralatan dan compliance ke pihak ketiga g. Pelatihan Mitigasi dan penyempurnaan SOP darurat | a. Jumlah kasus b. Jumlah kasus kredit macet (non performing loan) c. Jumlah kasus keracunan d. Jumlah kasus dan komplain e. Jumlah reparasi dan komplain f. Jumlah komplain g. Jumlah kecelakaan baik kelalaian maupun tidak disengaja | a. Zero Compliance b. Zero Compliance c. Zero Compliance d. Zero Compliance dan accident e. Zero case dan accident f. Zero compliance g. Zero accident |
Operasional | Gangguan terhadap ketenagan lingkungan | Pemberlakuan pedoman aktivitas di lingkungan Salman (seperti larangan | Pelanggaran etika & complain masyarakat | Jaminan keamanan dan kenyamanan terhadap lingkungan |
KATEGORI 2: STRATEGI
Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB telah menyusun rencana strategis yang terdiri dari Rencana Induk Pengembangan Strategis (RIP-S), Rencana Strategis Lima Tahunan (RSLT) serta Rencana Kerja Manajerial & Anggaran (RKM/RKA) satu tahun.
2.1. PENYUSUNAN STRATEGI
2.1.a. Pengembangan Strategi
Perencanaan strategis YPM disusun oleh senior leader dan seluruh manajemen yang ada di yayasan dan institusi dengan langkah-langkah utama dapat dilihat pada gambar berikut:
Unsur-unsur organisasi yang terlibat dalam setiap tahapan dalam penyusunan dan penentuan rencana strategis adalah sebagai berikut:
Unsur | Peran |
Senior Leader (Pembina, Pengawas, dan Pengurus) | Pengarahan Strategis dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Strategis, Renstra (lima tahunan) & RKM/RKA Yayasan. Menyiapkan, mengevaluasi, dan menetapkan rancangan final RIP-S (Rencana Induk Pengembangan Strategis), Rencana Strategis (lima tahunan) & RKM/RKA Yayasan. Mereview RKA/RKM Bidang. |
Tim Ahli | Memandu dan mengarahkan penyusunan Rencana Induk Pengembangan, Rencana Strategis (lima tahunan) & RKM/RKA Yayasan |
Tim Manajemen RIP-S, Renstra, dan RKA | Menyusun dan mengelaborasi Rencana Induk Pengembangan, Rencana Strategis (lima tahunan) & RKM/RKA Yayasan |
Mengajukan hasil rumusan kepada pengurus dan Pembina untuk penetapan | |
Manajemen bidang | Memberikan laporan tahunan dan mengajukan RKA/RKM bidang masig- masing kepada tim manajemen perumus, Mengevaluasi dan menyusun RKM/RKA Bidang Yayasan |
Mitra usaha, mitra kerja, kolaborator Lembaga dan pemangku kepentingan lainnya (termasuk kader Salman) | Memberikan masukan-masukan dan usulan terkait program-program kedepan. |
Tabel 2.1: Unsur dan Peran Pihak-pihak Terkait dalam Penyusunan Rencana Strategis
Penyusunan dan penetapan rencana strategis dilaksanakan beberapa tahap secara sistematis, terencana, dan terukur dan menetapkan prioritas serta merinci sasaran secara jelas, terarah dan menyeluruh melalui cross section data atau laporan secara berkala.
Dalam rangka mengurangi potensi blind spots dilakukan konsinyering stakeholder terhadap dokumen dan kontroling serta monitoring dari dewan Pengawas dan Satuan Penjamin Mutu.
Pembagian horizon waktu perencanaan strategis adalah sebagai berikut:
(1) Perencanaan Jangka Panjang termuat dalam Rencana Induk Pengembangan Strategis (RIP-S) dengan jangkauan waktu perencanaan 15 tahun, terdiri dari 5 tahun pentahapan. Rencana ini ditinjau periodik. Perencanaan ini belum ditampilkan sasaran –sasaran yang bersifat kuantitatif tetapi lebih kepada proyeksi atau perspektif atau perspektif atas keadaan ideal yang diinginkan dan pencapaian keadaan yang bersifat fundamental.
(2) Perencanaan Jangka Menengah termuat dalam Rencana Strategis Lima Tahunan (RSLT) dengan jangkauan waktu perencanaan 5 tahun dengan skala waktu pentahapan 1 tahun. Rencana ini ditinjau periodik. Penjabaran atau uraian dari jangka panjang, walaupun perencanaan jangka menengah ini masih bersifat umum tetapi sudah ditampilkan sasaran yang diproyeksikan secara kuantitatif.
(3) Perencanaan Jangka Pendek termuat dalam Rencana Kerja Manajerial dan Anggaran (RKM/RKA). RKM/RKA merupakan action plan memiliki jangkauan waktu perencanaan 1 tahun, dievaluasi tiap semester. Perencanaan ini disebut juga perencanaan operasional tahunan
YPM Salman ITB dalam Penyusunan Rencana Strategis baik jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek mengunakan analisis SWOT yang dibuat berdasarkan kenyataan di lapangan.
No | Jenis Analisis | Hasil Analisis |
1 | Strenghts ( Kekuatan) | • Salman ITB telah dikenal luas oleh mayarakat Indonesia dan Internasional • Berada dilingkungan kampus terbaik di Indonesia dengan jama’ah yang relatif homogen dari kalangan terdidik • Cohesiveness (keterpaduan) pengurus dan potensi jumlah alumni Salman yang banyak • Keahlian (core competence), pengalaman, jaringan yang dimiliki pengurus • YPM Salman ITB memiliki values (nilai-nilai) yang diperjuangkan |
2 | Weaknesses (Kelemahan) | • Dana dan fasilitas yang terbatas • Karyawan yang underskill |
• Belum memiliki jaringan institutional yang terpadu | ||
3 | Opportunities (Peluang ) | • Mahasiswa calon aktivis adalah mahasiswa terbaik di Indonesia yang jumlahnya terus meningkat • Terbukanya hubungan dengan lembaga da’wah nasional dan internasional • Alumni Salman menduduki posisi strategis di pemerintahan, swasta, maupun LSM • Kepercayaan masyarakt terhadap YPM Salman ITB masih tinggi |
4 | Threats (Ancaman) | • Firqoh-firqoh berusaha memanfaatkan fasilitas Salman • Stereotyping terhadap Salman • Dampak negatif dari globalisasi • Otonomi kampus dan peraturan akademis yang lebih ketat • Lingkungan sekitar masjid yang kurang baik. • Kompetitor lembaga dakwah lainnya |
Tabel 2.2. Analisis swot dan keberlangsungan organisasi
Sebagai yayasan yang menjalankan misinya dalam bidang pelayanan umat untuk pembangunan peradaban, maka YPM Salman ITB melalui bidang dan unit kerja yang ada di dalamnya memfokuskan pada sistem pelayanan dakwah dan kaderisasi. Faktor internal maupun eksternal yang terkait dengan sistem pelayanan dakwah dan kaderisasi juga menjadi rujukan dalam penyusunan rencana strategis.
Faktor-faktor eksternal tersebut yakni:
(1) Pengaruh ekonomi: faktor ekonomi ini meliputi pertumbuhan ekonomi wilayah dan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi secara makro seperti inflasi, kebijakan pemerintah, dan lain-lain dan ekonomi mikro seperti kompetitor lembaga lain, jamaah Salman, pasar tenaga kerja yayasan memerlukan karyawan dengan bermacam-macam keterampilan, Lembaga Keuangan salman.
(2) Pengaruh sosial, budaya, demografi, dan lingkungan alam: keberagaman kondisi social,budaya, demografi yang berpengaruh terhadap kebutuhan jamaah salman.
(3) Pengaruh politik, pemerintahan, dan hukum: kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengatur jalannya organisasi seperti yayasan dan lembaga ZISKAF.
(4) Pengaruh teknologi: perkembangan teknologi dan informasi mempengaruhi jamaah dan da’wah.
Metoda pengumpulan dan analisis terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik khusus masing-masing faktor dan kemampuan YPM beserta bidang di dalamnya dapat dilihat pada tabel 2-2.
Faktor-faktor internal yang dipertimbangkan dalam Perencanaan Strategi adalah sebagai berikut:
(1) Kapabilitas sumberdaya khususnya: prasarana dan sarana, keuangan, dan sumberdaya manusia,
(2) Kapabilitas operasional proses-proses kerja utama,
(3) Fleksibilitas realokasi sumberdaya pada kegiatan-kegiatan (program-program) yang memiliki prioritas yang lebih tinggi,
(4) Faktor-faktor kekhasan yang dimiliki oleh YPM, misalnya hubungan dengan atau dukungan dari lembaga donor seperti Lembaga Amil Zakat.
Informasi faktor-faktor eksternal mencakup lingkungan makro, lingkungan mikro, dan lingkungan kompetitif. Pengumpulan dan analisis data dan informasi faktor-faktor eksternal dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
Faktor-faktor Eksternal | Metode Pengumpulan Data | Metoda Analisis |
Lingkungan Makro: a. pengaruh ekonomi b. pengaruh sosial, budaya, demografi, dan lingkungan alam c. pengaruh politik, pemerintahan, dan hukum d. pengaruh teknologi | Studi Literatur, Seminar, Pendapat Pakar (FGD) Kliping media cetak | Deskriptif Analisis |
Lingkungan Mikro: | ||
Kebutuhan dan Harapan | ||
• Mahasiswa • Jamaah Masjid • Yayasan • Alumni • Entitas Perguruan Tinggi • Pemerintah • Masyarakat luas • Mitra (mitra Kerja, mitra | Wawancara, observasi, Data sekunder, dan FGD Survei, Sarasehan-Gathering, Survei kepuasan programme Rapat Koordinasi, Temu Alumni, Studi Kebijakan, Wawancara. | Deskriptif Analisis Gap Analysis (Harapan/ Ekspektasi dan Persepsi mereka terhadap aktivitas yayasan) |
usaha, dan kolaborator) |
Tabel 2.3. Pengumpulan Data & Analisis Lingkungan Makro dan Mikro
2.1.b. Sasaran Strategik
Pada tingkat yayasan dan unit kerja yang ada di dalamnya sasaran strategis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tahap | Yayasan dan Institusi |
I (2016-2020) | Meningkatkan jumlah teladan dan model dakwah dari Salman ITB yang diakui di Asia Tenggara (sehingga menginspirasi berbagai elemen bangsa Indonesia untuk mengikutinya) |
II (2021-2025) | Meningkatkan jumlah teladan dan model dakwah dari salman ITB yang diakui di Asia |
III (2026-2030) | Meningkatkan jumlah teladan dan model dakwah dari Salman ITB yang diakui dan memimpin di Asia-Afrika |
IV (2031-2035) | Meningkatkan jumlah teladan dan model dakwah dari Salman ITB yang diakui dan memimpin di Dunia |
Tabel 2.4. Sasaran Strategik (2016-2035)
Tujuan umum pertama: “Meningkatkan jumlah teladan dan model dakwah dari Salman ITB yang diakui di Asia Tenggara” akan dicapai melalui pada RSLT Pertama, yaitu pada tahun 2016-2020. Dalam kurun 5 (lima) tahun ke depan yayasan menetapkan 2 sasaran strategis, yaitu:
(1) Peningkatan jumlah kader teladan di Asia Tenggara;
(2) Peningkatan jumlah model yang tersebar di level Asia Tenggara.
Sasaran strategik dirumuskan sebagai bentuk respon terhadap tantangan-tantangan strategik yang dihadapi oleh YPM Salman ITB dalam jangka panjang (long-term) maupun jangka pendek (short-term). Peningkatan jumlah kader teladan di Asia Tenggara adalah respon terhadap tantangan-tantangan sebagai berikut: (1) Adanya tuntutan transformasi multidimensi (peradaban, bangsa, budaya, ekonomi & sosial) (2) Tuntutan peningkatan kualifikasi dan kompetensi lulusan perguruan tinggi, (3) tuntutan Sumber Daya Manusia Produktif Indonesia yang surplus, (4) tuntutan peningkatan leading figures dan mentor masyarakat madani.
Peningkatan jumlah model dakwah adalah respon terhadap tantangan-tantangan sebagai berikut: (1) Adanya tuntutan masjid sebagai pusat peradaban (memperkuat posisi masjid di masyarakat), (2) tuntutan untuk peningkatan pelayanan dakwah yang semakin profesional, (3) tuntutan untuk memperkuat dan melebarkan jaringan kelembagaan di level internasional, (4) tuntutan untuk memperkuat research based pada pengelolaan dakwah di masjid.
Penyusunan Rencana Strategis baik jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek melibatkan berbagai unsur di dalam organisasi baik pada lingkup yayasan, bidang maupun unit kerja yang ada di dalamnya. Analisis terhadap faktor-faktor terkait dalam penentuan rencana strategis dilakukan oleh unit khusus baik pada tingkatan yayasan maupun bidang, seperti Dewan Pengawas dan Satuan Penjamin Internal (SPI).
Dewan Pengawas mengawasi prinsip-prinsip syariah dalam pelaksanaan aktivitas yayasan sedangkan SPI merupakan satuan yang fokus pada mutu dan kualitas program. Hal ini dilakukan untuk menjamin tercakupnya semua elemen data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana strategis tersebut. Frekuensi evaluasi dilaksanakan per bulan dalam bentuk laporan pelaksanaan program. Elemen yang dievaluasi adalah kesesuaian program dengan sasaran strategis, sasaran program, ketercapaian KPI ( key perfomance indikator), dan kesesuaian pendanaan. Evaluasi per semester dalam rapat pleno
pengurus, elemen yang dievaluasi adalah ketercapaian program dan serapan anggaran berdasarkan waktu.
2.2. IMPLEMENTASI STRATEGI
2.2a. Pengembangan dan Implementasi Program Kerja
Berdasarkan sasaran-sasaran strategik setiap tahunnya dalam kurun waktu tahun 2016-2020 (RSLT), setiap unit kerja mengusulkan program kerja yang di lingkungan yayasan dan institusi dikenal dengan nama Rencana Kerja Manajerial/Rencana Kerja dan Anggaran (RKM/RKA) sebagai Action Plan. RKM/RKA mencakup: Nama Program Kerja, Jadwal, Alokasi anggaran, Keluaran (output), Target dan Penanggung Jawab Program.
Program penyusunan RKM/RKA dilakukan dengan membentuk Tim Pleno Penyusunan RKM/RKA yang terdiri dari unsur pimpinan dan perwakilan setiap bidang pada minggu ke-2 bulan Nopember. Adapun proses penyusunan RKM/RKA melalui tahapan seperti pada Gambar 2.2.
Tahap Pengumpulan Informasi dan bahan-bahan yang diperlukan: pimpinan yayasan memberikan pengarahan kepada bidang dan unit kerja dalam penyusunan RKM/RKA tahun perencanaan. Bidang dan unit kerja terkait menyampaikan Laporan Pencapaian Kinerja (Annual Report) tahun sebelumnya dan program-program yang menjadi prioritas pada tahun depan.
Pada waktu yang sama dilakukan review 6 bulanan terhadap sasaran strategis. Tim RKM/RKA melakukan pembahasan dan evaluasi pelaksanaan program-program kerja pada tahun berjalan serta perbandingannya dengan tahun sebelumnya.
si
n
n
y
n
Mulai
Rapat Kerja Salman
• Pengesahan Renstra 2016-2020
• Pengesahan Rencana Kerja & Anggaran 2018
Selesai
Rapat Pleno
• Penyepakatan Sasara , Indikator, Target Kerja (dari draft Renstra), Jama ah & Customer
• Review usulan program kerj , kebijakan & perencanaan dari masin -masing komisi
Rapat Komisi Ba . II Perbaikan usulan program kerja, kebijakan & perencanaan masing-masing komisi
Penyerahan dokumen hasil Raker untuk disahkan oleh Pembina
Rapat Pleno II
Penyelarasan progra /kegiatan, SDM, fasilitas & anggaran
Rapat Komisi Bag. I
Penyiapan Bahan Rapat Komi -Komisi
Tahap Penyusunan dan Pembahasan Draft RKM/RKA: Panitia RKM/RKA menyusun dan memproyeksikan rencana anggaran pendapatan tahun depan. Panitia RKM/RKA membahas setiap usulan program kerja dan sasaran yang ingin dicapai serta relevansinya dengan prioritas program yang ditetapkan oleh pimpinan yayasan. Pada tahapan ini, tim menggunakan pendekatan yang mampu menjamin tercapainya sasaran- sasaran secara efektif dan efisien serta memungkinkan adanya fleksibilitas dalam pengalokasian sumber daya.
Bagan Alir Persiapan
& Pelaksanaan Raker YPM Salman ITB
2017
Komisi Dakwah: Review sasaran, indikator & target dakwah, strategi pencapaian sasara , program, anggaran-SDM-fasilitas terkait program | ||
Komisi Kaderisasi: Review sasaran, indikator & target kaderisasi, strategi pencapaian sasara , program, anggaran-SDM-fasilitas terkait program | ||
Komisi Academy (LPP-BPP-Salman Academ - Halal Center): Review sasaran, indikator & target Academy, strategi pencapaian sasara , program, anggaran-SDM-fasilitas terkait program | ||
Komisi Operasion : Kebijakan umum & perencanaan SDM-Keuangan, Kebijakan umum tata kelola, RKA Rumah Amal Salman ITB |
n
?
a
g
m
al
g
Gambar 2.2. Proses Penyusunan Program Kerja Tahunan (RKM/RKA)
RKM/RKA adalah sekumpulan program kerja (actions plan) yang bersifat jangka pendek (1 tahun). Tabel
2.5 di bawah ini menampilkan program-program untuk mencapai dua sasaran strategik yang telah dijelaskan di atas.
Kode Dan Nama Program | Sifat Program | Key Person | Sumber Pendanaan |
P1.1.1 Meningkatkan jumlah calon kader | Long-term | Bidang Mahasiswa, Kaderisasi & Alumni (BMKA) | RAS |
P1.1.2 Meningkatkan kualitas spiritual kader | Long-term | Bidang Mahasiswa, Kaderisasi & Alumni (BMKA) | RAS |
P1.1.3 Meningkatkan kualitas kepemimpinan kader | Short-term | Bidang Mahasiswa, Kaderisasi & Alumni (BMKA) | RAS |
P1.1.4 Meningkatkan jumlah karya inovatif kader | Long-term | Bidang Mahasiswa, Kaderisasi & Alumni (BMKA) | RAS |
P1.1.5 Meningkatkan kualitas bidang keahlian kader (akademisi, sosial, bisnis, profesional) | Short-term | Bidang Mahasiswa, Kaderisasi & Alumni (BMKA) | RAS |
P1.1.6 Meningkatkan keterikatan kader alumni dengan Salman | Long-term | Bidang Mahasiswa, Kaderisasi & Alumni (BMKA) | RAS |
P1.1.1 Meningkatkan partisipasi civitas akademika sekolah (guru, siswa, orang tua) | Long-term | Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) | DPK |
P1.1.1 Meningkatkan jumlah kader dakwah hidup halal | Short-term | Pusat Halal Salman ITB | |
P1.2.1 Meningkatkan jumlah kader yang mengikuti kompetisi/forum di tingkat nasional dan regional dalam setahun | Long-term | Bidang Mahasiswa, Kaderisasi & Alumni (BMKA) | RAS |
P1.2.1 Meningkatkan jumlah tulisan kader di media massa/akademik nasional & regional | Long-term | Bidang Pengkajian & Penerbitan (BPP) | RAS,DPK |
P1.2.1 Meningkatkan jumlah liputan media massa atas prestasi kader dalam forum-forum nasional & regional | Long-term | Sekretariat, Media & Humas | PUSAT |
P2.1.1 Meningkatkan jumlah naskah mengenai konsep model dakwah | Bidang Pengkajian & Penerbitan (BPP) | RAS,DPK | |
P2.1.1 Menjadikan Salman sebagai model masjid yang aman, nyaman, dan mengesankan khususnya bagi komunitas ITB & sekitarnya | Long-term | Bidang Dakwah (BD) | RAS,DPK |
P2.1.2 Menciptakan model dakwah teritorial berbasis masjid | Long-term | Bidang Dakwah (BD) | RAS,DPK |
P2.1.1 Menciptakan model-model pendidikan (innerware) STEM-A (Sains, Teknologi, Enginering, Math – Agama) berbasis open source | Long-term | Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) | DPK |
P2.1.1 Menanamkan konsep model UKM kuliner & penyembelihan halal | Long-term | Pusat Halal Salman ITB | RAS,DPK |
P2.1.2 Memenuhi persyaratan LPH | Long-term | Pusat Halal Salman ITB | RAS,DPK |
P2.1.1 Meningkatkan keterlibatan kader dalam model dakwah yang dikembangkan Salman | Short-term | Bidang Mahasiswa, Kaderisasi & Alumni (BMKA) | RAS |
P2.1.1 Membangun instalasi recycle air wudhu | Long-term | Bidang Sumber Daya (BSD) | PUSAT |
P2.1.2 Membangun instalasi pengolahan sampah | Long-term | Bidang Sumber Daya (BSD) | PUSAT |
P2.1.3 Membangun instalasi sistem energy management & otomasi | Short-term | Bidang Sumber Daya (BSD) | PUSAT |
P2.1.4 Membangun budaya bersih, hemat air dan energi | Short-term | Bidang Sumber Daya (BSD) | PUSAT |
P2.2.1 Meningkatkan jumlah publikasi pengetahuan terkait model dakwah di level nasional & regional | Short-term | Bidang Pengkajian & Penerbitan (BPP) | RAS,DPK |
P2.2.1 Meningkatkan page rank website Salman | Short-term | Sekretariat, Media & Humas | RAS |
P2.2.2 Meningkatkan jumlah netizen yang menge-share media sosial Salman ITB | Long-term | Sekretariat, Media & Humas | RAS |
P2.2.3 Meningkatkan kemitraan strategis model dakwah yang diinisasi oleh Salman | Long-term | Sekretariat, Media & Humas | RAS |
P2.2.3 Meningkatkan jumlah kunjungan tamu atau kunjungan Salman dari dan ke level nasional & regional | Long-term | Sekretariat, Media & Humas | RAS |
P2.2.1 Meningkatkan ekspose model pendidikan (innerware) ke forum nasional dan internasional | Long-term | Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) | DPK |
P2.2.1 Meningkatkan jumlah takmir masjid, da’i, dan lembaga dakwah yang bergabung dengan jejaring Salman ITB (baik level nasional dan regional) | Long-term | Bidang Dakwah (BD) | RAS, DPK |
Tabel 2.5. Program, Sifat Program, Key Persons, SDF
Review terhadap program dilakukan setiap 6 bulan, untuk melihat dan memutuskan apakah diperlukan realokasi sumber daya, evaluasi, dan perubahan target. Pada program baru yang tidak ada dalam RKM/RKA dan muncul pada tahun berjalan dan masih mendukung sasaran strategi maka akan dibentuk tim khusus fungsional yang akan disahkan dalam surat tugas oleh ketua YPM Salman ITB.
2.2.b. Performance Projection
Setiap tahun pencapaian kinerja selalu dapat diukur tingkat keberhasilan, perkembangannya, serta perbandingannya dengan pencapaian kinerja tahun-tahun sebelumnya dan dilakukan evaluasi melalui penilaian kinerja institusi. Penentuan rencana Proyeksi Kinerja jangka panjang menggunakan pendekatan Balance Score Card dengan indikator pencapaian setiap tahun. Table 2.6 merupakan Gambaran umum mengenai Proyeksi Pencapaian YPM Salman hingga tahun 2020.
Sasaran | Indikator | Kondisi 2016 | Target 2017 | Target 2018 | Target 2019 | Target 2020 |
C1 Meningkatkan jumlah kader | Jumlah kader yang memimpin sesuai | 0 org | 5 org | 15 org | 30 org | 50 org |
teladan di level nasional & regional | kompetensinya pada forum-forum nasional & Asia Tenggara | (3 org level nasional, 2 org level Asia Tenggara) | (9 org level nasional, 6 org level Asia Tenggar a) | (18 org level nasional, 12 org level Asia Tenggara ) | (30 org level nasion al, 20 org level Asia Tengga ra) | |
C2: Meningkatkan | Jumlah model dakwah Salman yang diapresiasi/dibahas pada forum-forum Asia Tenggara | |||||
jumlah model dakwah yang | 0 model | 1 model | 2 model | 3 model | 4 model | |
tersebar di level Asia | ||||||
Tenggara |
Tabel 2.6. Performance Projection 2020
KATEGORI 3: FOKUS PADA JAMA’AH
3.1. SUARA JAMA’AH
3.1.1. Mendengarkan Jama’ah
Suara jamaah (customer) merupakan hal penting dalam keberlangsungan suatu organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Banyak hal yang bisa didapatkan dari mendengar suara jamaah, seperti apresiasi atas apa yang telah dilakukan YPM Salman maupun kritik saran yang membangun. YPM Salman mendengarkan suara jamaah dengan beberapa cara dan metode yang bisa diklasifikasikan menjadi mendengarkan secara aktif dan pasif.
Penjaringan informasi secara aktif bermakna YPM mendengarkan langsung suara jamaah, seperti melakukan observasi langsung, survei langsung dengan menggunakan perangkat survei seperti kuesioner, data pendaftar program kegiatan-kegiatan, maupun dengan form feedback yang disebar dalam setiap kegiatan yang telah dilaksanakan. survei mengenai kepuasan Jemaah terhadap pelayanan dasar yang pernah dilakukan oleh Bidang Pengkajian dan Penerbitan (BPP) YPM Salman ITB pada tahun 2017, ataupun form evaluasi kegiatan yang disebar beberapa program kepada jamaah saat kegiatan selesai (contohnya kuesioner haji, kuesioner ITB SC).
Penjaringan informasi secara pasif bermakna YPM tidak langsung berinteraksi dengan jamaah, lewat media lainnya seperti media social, hotline, kotak saran yang disediakan di lingkungan masjid salman ITB, maupun laporan langsung jamaah kepada salah seorang elemen Masjid Salman ITB yang diteruskan kepada pihak terkait.
Kesempatan perbaikan yang muncul adalah menyediakan kontak khusus untuk urusan program, urusan infrastruktur, urusan pelayanan dan lain-lain yang disebar di lingkungan masjid salman dan media social, mengadakan kegiatan survei berkala, mengkonsistenkan penyediaan kotak saran, adanya gerai khusus yang menampung suara jamaah yang ada di sekitar lingkungan salman. Lebih jauhnya adalah dengan adanya pembelajaran untuk merespon secara cepat masukan dari media apapun dan menganalisisnya.
Semua elemen masjid salman aware terkait mendengar suara jamaah yang merupakan data penting untuk keberlangsungan YPM Salman dan tiap elemennya. Lebih jauhnya, YPM bisa mengembangkan riset untuk mengambil trend data dari big data seperti FB atau twitter.
3.1.2. Mendengar Jama’ah Potensial
Dalam mendapatkan informasi dari jama’ah potensial, pertama dengan menentukan segmen jama’ah yang potensial bagi YPM Salman seperti jamaah haji, jamaah PWS, dlsb. Informasi dari jamaah potensial bisa didapat dengan form pendaftaran. Melaksanakan reuni haji perangkatan, kunjungan ke rumah jamaah PWS, atau forum bersama jamaah potensial tersebut baik formal ataupun informal juga sarana yang digunakan. Kuesioner kegiatan yang disebar saat kegiatan atau setelahnya juga menjadi sarana dalam mengambil informasi dari jamaah potensial.
Dalam rangka berkomunikasi dengan jamaah, YPM Salman ITB menyediakan fasilitas berkomunikasi pada jam kerja di kantor secara langsung. Selain itu YPM Salman melakukan komunikasi secara berkala melalui event-event rutin maupun incidental.
Jamaah potensial bisa dilibatkan dalam setiap kegiatan atau inisiatif yang sifatnya partisipatif untuk tetap membangun hubungan baik dengan jamaah potensial. Karena jamaah potensial memiliki sumber daya yang bisa diberdayakan oleh lembaga.
Setiap bagian di salman memiliki kanal komunikasi yang intens dan rutin terhadap jamaah potensial agar suara-suara jamaah tersebut bisa ditanggapi secara cepat dan tepat yang bisa diolah dengan bijak. Suara jamaah ini dapat dijadikan masukan untuk menyusun rencana strategis tahun berikutnya.
3.1.3. Kepuasan, Ketakpuasan, dan Keterlibatan Jama’ah
YPM melakukan validasi data baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Tahapan proses validasi dilakuka dengan proses profiling jamaah yang masukan, harapan, keluhan, sarannya berbentuk kualitatif dan kuantitatif. Suara jamaah dibedakan menjadi jamaah peserta tiap program kegiatan Masjid Salman. Pencatatan suara jamaah berupa kuesioner kegiatan dan form saran yang disimpan di tempat yang bisa dijangkau jamaah. Masukan bisa juga berupa lisan yang dilaporkan di grup media sosial yang selanjutnya bisa ditindaklanjuti.
Sebuah standar pencatatan keluhan, saran, complain, dan lain-lain yang terdigitalisasi secara terpusat dan dapat diakses semua bagian di salman untuk perbaikan dan peningkatan performa dapat meningkatkan performa YPM. Data digunakan untuk ditintaklanjuti.
Semua ini bisa meningkatkan kapasitas semua bagian di masjid salman untuk bisa mendengarkan voice of Jamaah yang bisa dimanfaatkan secara berkala untuk terus melakukan improvement.
Dalam rangka mendapatkan informasi terhadap kepuasan, ketakpuasan, dan keterlibatan jama’ah, kami melakukan:
Tahapan | Kepuasan | Ketakpuasan | Keterlibatan |
Pendekatan / Metode | Wawancara, kuesioner dan observasi | Wawancara, kuesioner dan observasi | Wawancara dan observasi Adanya kegiatan bersama yang sifatnya incidental dan rutin |
Pelaksanaan | Eksekusi dilakukan dengan berbagi macam cara, diantaranya menggunakan kuesioner kegiatan, observasi dan survei kepada jamaah, dan kotak saran yang diletakkan di sekitar masjid salman. Hal-hal tersebut untuk mendapatkan data berupa kepuasan jamaah terkait pelayanan, program, dan program offering ataupun fasilitas yang ada di masjid salman ITB. | Eksekusi dilakukan dengan berbagi macam cara, diantaranya menggunakan kuesioner kegiatan, observasi dan survei kepada jamaah, dan kotak saran yang diletakkan di sekitar Masjid Salman ITB. Hal-hal tersebut untuk mendapatkan data berupa ketidakpuasan jamaah terkait pelayanan, program, dan program offering ataupun fasilitas yang ada di Masjid Salman ITB. | Eksekusi dilakukan dengan memancing jama’ah untuk memberikan saran, komplain, dan masukan konstruktif terhadap aktivitas-aktivitas yang ada di Salman. Jamaah dilibatkan dalam beberapa kegiatan besar, baik itu sebagai donatur, provider/vendor, dan sebagian kecil panita. |
Pembelajaran | Suara-suara jama’ah mengenai kepuasan mereka dapat dijadikan sebagai referensi untuk | Suara-suara jama’ah mengenai ketakpuasan mereka dapat didiskusikan secara khusus untuk | Suara-suara jama’ah mengenai keterlibatan mereka dapat didiskusikan secara khusus untuk |
solusi-solusi yang mungkin muncul ke depannya. Suara-suara jama’ah ini dapat didiskusikan di rapat, musyawarah, dan forum- forum lainnya. | mencari solusi untuk mengentaskan ketakpuasan tersebut. Suara-suara jama’ah ini dapat didiskusikan di rapat, musyawarah, dan forum- forum lainnya. | ditindaklanjuti bagi perbaikan YPM Salman ITB. Suara-suara jamaah dikumpulkan dalam data terpusat untuk diolah. | |
Membuat suatu tools | Membuat suatu tools yang, tepat, efektif dan efisien untuk menentukan kepuasan jamaah yang terintegrasi secara menyeluruh bagian salman juga terpusat. Tools ini bersifat mudah digunakan oleh jamaah dan mudah diolah serta dianalisis oleh lembaga. | ||
yang, tepat, efektif dan | |||
efisien untuk | Membangun citra kepada | ||
menentukan kepuasan | khalayak bahwa Salman | ||
jamaah yang terintegrasi | melakukan perbaikan terus- | ||
secara menyeluruh | menerus. | ||
Penyelarasan | bagian salman juga | Agar kegiatan-kegiatan YPM | |
terpusat. | Salman dapat melibatkan | ||
Tools ini bersifat mudah | semua jamaah, maka | ||
digunakan oleh jamaah | dibutuhkan sebuah tools atau | ||
dan mudah diolah serta | wadah. | ||
dianalisis oleh lembaga. |
3.1.4. Kepuasan Relatif Pelanggan Dibandingkan dengan Kepuasan Pelanggan Pesaing/Rival
Informasi kepuasan pelanggan competitor masih bersifat sporadic dan tidak terprogramkan. Namun proses penggalian informasi tersebut sudah dilakukan dan data yang didapatkan dari sumber-sumber yang valid.
3.2. ENGAGEMENT/KETERIKATAN JAMA’AH
3.2.1. Product Offering
Dalam menentukan produk-jasa layanan yang ditawarkan, YPM Salman ITB menentukan dari arahan pengurus. Pengurus memberikan gambaran besar mengenai pencapaian-pencapaian yang ingin dikejar Salman, berikut rekomendasi produk-jasa layanan. Kemudian, manajemen menerjemahkannya dalam penjabaran produk-jasa layanan.
Biasanya, pengurus memberi arahan pada saat rapat pengurus bersama jajaran manajemen. Kemudian manajemen diberikan instruksi untuk mengerjakan program-program tersebut. Setelah manajemen merekap apa-apa yang sudah dikerjakan, selanjutnya tim manajemen mendiskusikan dalam rapat manajemen untuk merencanakan manajemen produk dan jasa. Pengerjaan produk dan jasa juga disupervisi oleh jajaran pengurus sewaktu-waktu. Jika ada yang tidak sesuai dengan kehendak pengurus, maka pengurus akan memberikan masukan.
Pembina, pengurus dan manajemen peka terhadap kondisi sekitar dan apa yang disampaikannya sesuai dengan suara jamaah untuk arahan yang lebih efisien. Informasi bergerak begitu cepat, keputusan juga diambil secara cepat namun tepat perlu dilakukan. Tools untuk mengakselerasi serta menseleksi dengan cepat dan baik segala informasi yang ada diperlukan guna mendukung keputusan yang diambil.
Saat semua pihak paham dengan produk-jasa layanan utama dan produk-jasa layanan offering dari YPM Salman ITB, mengerti latar belakang produk dan memahami arahan, sehingga kegiatan yang dilakukan dan dikerjakan di salman terjiwai dan dipahami, performa YPM bisa meningkat.
Sistem yang terintegrasi bisa meningkatkan produk-jasa layanan yang ditawarkan YPM lebih tepat sasaran kepada para jamaah. Identifikasi yang baik ditambah dengan suara jamaah yang terolah baik, bisa meningkatkan kinerja dari YPM dalam memberikan produk-jasa layanan kepada jamaah.
3.2.2. Customer Support
YPM Salman ITB melakukan beberapa langkah untuk mendapatkan dukungan jamaah terhadap produk- jasa yang ditawarkan, salah satunya dengan ikut serta melibatkan jamaah dalam produk-jasa, misal sebagai peserta maupun pihak di belakang layar yang memberikan dukungan finansial untuk tercapainya sebuah produk-jasa yang ada.
YPM Salman juga memberikan kanal-kanal informasi yang resmi, baik melalui offline (kantor atau stand informasi) maupun online (media social atau aplikasi instant messaging). Di samping itu, adanya keterlibatan pengurus ataupun aktivis senior Salman yang memiliki jaringan terhadap jamaah tertentu yang berpotensi mampu secara maksimal mendukung sebuah produk-jasa.
Bentuk dukungan jamaah terhadap produk-jasa dari YPM Salman ITB dilakukan baik sebagai subjek maupun objek terhadap produk-jasa itu sendiri. Pengurus atau aktivis senior Salman biasanya memberikan informasi jaringan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sebagai dukungan atas sebuah produk-jasa. Terkadang pengurus atau aktivis senior itu sendiri yang terjun langsung untuk mencari dukungan dari jamaah tertentu yang punya potensi besar.
Dari proses pencarian dukungan jamaah terhadap produk-jasa tertentu, YPM Salman ITB dapat menjalin kerja sama yang baik dengan jamaah, selain itu adanya masukan dari jamaah terhadap produk-jasa tertentu dapat menyebatkan perbaikan ke depannya.
Setelah adanya dukungan jamaah terhadap produk-jasa tertentu yang disertai masukan perbaikan, YPM Salman ITB terus berusaha untuk tetap menjaga hubungan dengan jamaah sekaligus melakukan peningkatan produk-jasa sesuai dengan evaluasi dari pelaksanaan dan masukan dari jamaah.
3.2.3. Customer Segmentation
Salman mengartikan pelanggan sebagai jama’ah yang datang ke masjid Salman, apakah itu untuk shalat fardu lima waktu, berkegiatan khusus sebagai aktivis, atau bahkan sekedar istirahat di siang hari. Maka pengelompokan pelanggan atau segmen pasar dibagi berdasarkan minat seseorang untuk datang ke Salman.
Jama’ah yang mengunjung sekedar untuk shalat atau istirahat maka akan dilayani dengan teh dan kopi gratis dan pelayanan-pelayanan lainnya. Sebagian besar dari ‘segmen pasar’ Salman adalah civitas akademika ITB (mahasiswa, karyawan, dosen).
Program-program yang menyentuh mahasiswa diantaranya seperti kaderisasi dan pengajian/pelayanan umum lainnya. Salman mendedikasikan pelayanan terhadap mahasiswa dengan mendirikan unit kerja Bidang Mahasiswa dan Kaderisasi (BMK) dan untuk fokus dakwah pengajian dan pelayanan ibadah diamanahkan kepada Bidang Dakwah (BD). Pelayanan lain termasuk Rumah Amal sebagai lembaga yang menerima penyaluran infak, wakaf, dan zakat. Segmen jama’ah lain adalah ibu-ibu, karyawan luar Salman, dan masyarakat Bandung.
Segmentasi yang telah dilakukan membuat pihak yayasan mengetahui preferensi, karakter, serta kasus- kasus yang berpotensi muncul dari masing-masing segmen. Segmentasi-segmentasi baru yang sebelumnya tak terpikirkan, dapat yayasan ketahui dan selidiki lebih lanjut. Seluruh unit dapat mengetahui kegiatan di unit yang lain melalui needs dan wants segmen-segmen yang telah terdefinisikan.
3.2.4. Relationship Management
Salman ITB berhubungan dengan jama’ah melewati beberapa medium, di antaranya media sosial, media cetak, layanan penerimaan tamu, dan penyelenggaraan event. Medium yang sering digunakan adalah media sosial, khususnya di Facebook, Youtube, Instagram ataupun instant messanger seperti WhatsApp. Fanpage Facebook Masjid Salman ITB memiliki 37.200 follower, Instagram Masjid Salman ITB memiliki pengikut 63.300 orang, sementara Youtube channel Salman TV meraih subscriber sebanyak 21.000 orang. Mereka terdiri dari jama’ah, aktivis, alumni, masyarakat umum dll.
Pengelola media sosial Salman membuat sistem perencanaan publikasi serta sistem penanggapan aspirasi jama’ah di media sosial. Selain itu, pengelola media Salman melakukan aktivitas jurnalistik seperti perencanaan isu, reportase, serta produksi dan penyebarannya di media-media sosial maupun website salmanitb.com.
Khusus kepada donatur Rumah Amal, hubungan kepada mereka lebih erat. Donatur sering dihubungi via Whatsapp mengenai penyampaian amanah zakat atau infaq. Respons netizen terhadap posting media sosial dapat dijadikan bahan acuan, postingan seperti apa yang memicu ketertarikan mereka, dan mana yang tidak. Dari hal tersebut, pengelola media sosial Masjid Salman ITB dapat menyesuaikan dengan ketertarikan netizen, dan menambah jumlah posting yang menarik jamaah lebih banyak.
Semua bagian Salman, yaitu bidang kerja atau unit kemahasiswaan, sebaiknya menggunakan satu pintu komunikasi online agar informasi terkumpulkan di satu tempat dan tidak membingungkan user yang mengunjungi berbagai media sosial milik bidang/unit. Selain yang online, media cetak cukup efektif dalam menggabungkan informasi-informasi di Salman. Hubungan dengan jamaah, baiknya ditangani oleh bidang yang terkait, namun dengan prinsip etika sama yang dimiliki semua elemen Salman.
3.2.5. Complain Management
Pendekatan untuk menerima keluhan jama’ah terhadap manajemen Salman diadakan setelah pengadaan kegiatan tertentu. Keluhan umum mengenai pelayanan di Salman dapat diterima oleh karyawan lapangan.
Keluhan terhadap program-program Salman umumnya dikelola oleh Bidang yang bertanggungjawab atas program tersebut. Umumnya diadakan kuesioner untuk mendata tanggapan jamaah atau dapat juga menerima keluhan yang langsung disampaikan.
Keluhan jama’ah/aktivis akan menjadi evaluasi dan pertimbangan buat pelaksanaan program berikutnya, sehingga permasalahan tidak diulang dan meningkatkan kualitas program Salman. Keluhan yang menyinggung lebih dari satu bidang atau unit menjadi bahan yang harus diselesaikan bersama sehingga terjadi integrasi antara bidang kerja dan unit Salman.
Contohnya kegiatan mabit terpusat yang diselenggarakan lebih dari satu bidang, bahkan melibatkan unit kegiatan mahasiswa. Keluhan yang disampaikan oleh jama’ah terhadap kegiatan seperti ini harus diidentifikasi dan dimitigasi permaslahannya.
Dalam menentukan strategi untuk mencapai visi misi YPM, saran dan kritik dari jamaah penting untuk menjadi pertimbangan. Namun terkadang karena luas dan beragamya jamaah, saran dan kritik dari jamaah akan sangat banyak jenisnya dan terkadang ada yang memang bisa membantu YPM untuk mencapai visi misi ada juga yang tidak. Mempertimbangkan semua masukan yang ada akan menyita waktu dan tenaga dari YPM itu sendiri. Oleh karena itu SOP yang baik dalam menerima saran dan kritik yang nantinya bisa membantu YPM untuk mencapai visi misi perlu dibuat.
Dalam pelaksanaannya, apa yang dilakukan untuk mengelola saran dan keluhan dari jamaah dilakukan dengan cara berdasarkan program kegiatan yang dilakukan, contohnya dari grup-grup program seperti SPN, Umroh Haji, ataupun lainnya. Pengelolaan saran dan keluhan jamaah seperti adanya masukan- masukan di grup-grup WA program dan kuesioner program ataupun secara lisan yang didengar oleh elemen YPM Salman yang akhirnya diteruskan kepada pihak-pihak terkait yang bisa menyelesaikan saran dan keluhan jamaah tersebut.
Budaya mendengarkan saran dan keluhan sudah ada di masjid salman dan dilakukan secara terus menerus. dengan membuat sebuah dokumen prosedur untuk mekanisme pengambilan saran dan keluhan dari jamaah dan penyelesaian keluhan tersebut atau penyetujuan saran yang didapat dari jamaah. SOP yang telah dibuat diuji agar mutu terjamin.
SOP menjadikan masukan-masukan lebih terstruktur dan terseleseksi secara baik. Dengan demikian, masukan-masukan yang sesuai bisa menjadi pertimbangan dalam strategi dan pengambilan keputusan untuk mencapai visi misi YPM.
KATEGORI 4: PENGUKURAN, ANALISIS DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
4.1 PENGUKURAN, ANALISIS DAN PENINGKATAN KINERJA ORGANISASI: BAGAIMANA ANDA MENGUKUR, MENGANALISIS, DAN KEMUDIAN MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI
1) Bagaimana Anda menggunakan data dan informasi untuk menelusuri kegiatan operasional harian dan keseluruhan kinerja organisasi?
[Approach]
YPM Salman ITB telah menetapkan visi, misi dan strategi jangka menengahnya. Visi dan misi tersebut (disahkan pada akhir 2016) kemudian diturunkan menjadi Rencana Strategis (Renstra) Salman ITB 2016-2020, yang disahkan pada tahun 2017. Keterkaitan antara visi-misi dan Renstra tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Visi | Misi | Sasaran Strategis Utama (Customer & Stakeholder) |
Menjadi Masjid Kampus Mandiri Pelopor Pembangunan Peradaban Islami | Mewujudkan Masjid sebagai Rumah Ruhani, Sanggar Ruhani, dan Laboratorium Peradaban Islami | |
Membina Kader Pembangun Peradaban Islami | C1: Meningkatkan jumlah kader teladan di level nasional & regional | |
Mengembangkan Konsep dan Model Peradaban Islami | C2: Meningkatkan jumlah model dakwah yang tersebar di level nasional & regional |
Selanjutnya, kedua Sasaran Strategis Utama (level Customer & Stakeholder) tersebut dijabarkan menjadi sasaran-sasaran proses pada aspek Process (P), Learn & Growth atau pendukung (LG), dan Financial atau keuangan (F). Penjabaran ini mengikuti konsep Balanced Score Card (BSC), yang menghasilkan Peta Sasaran Strategis per bidang kegiatan (dapat dilihat pada lampiran).
YPM Salman ITB selanjutnya menyusun target dan indikator kerja pada tahun 2017 dengan mengacu pada Renstra 2016-2020. Dalam rangka mencapai target maupun sub target Renstra Salman ITB 2016- 2020, YPM Salman ITB melaksanakan program-program dan kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi Program Utama, Program Sekunder (Program Offering) dan Jasa/Layanan. Program-program tersebut dijalankan secara harian oleh Masjid Salman ITB, yang dalam pelaksanaannya didukung oleh aktivitas-aktivitas operasional, administratif dan finansial. Keberhasilan, dampak atau pencapaian dari masing-masing tipe program dan aktivitas tersebut di atas diukur berdasarkan indikator-indikator tertentu. Hubungan antara sasaran proses, program, jenis kegiatan dan indikator yang ingin dicapai, dapat dilihat pada tabel berikut.
Program | Jenis Kegiatan | Indikator | Sasaran Proses yang Terkait |
UTAMA | Pelayanan Ibadah (shalat fardhu, tarawih, Idul Fitri/Adha, pengurusan jenazah, muallaf, konsultasi, dll) | 1. Indeks Kepuasan Jamaah; 2. Pertambahan jumlah model dakwah yang dikembangkan Salman dari tahun ke tahun. | P2.1: Menciptakan Model-Model Dakwah yang Mengubah Perilaku |
Dakwah kepada Masyarakat | 1. Jumlah takmir masjid, da’i dan lembaga dakwah yang bergabung dengan jejaring Salman ITB; 2. Jumlah kunjungan tamu dari seantero Asia Tenggara; 3. Jumlah pihak yang mengajak Salman bekerjasama dalam model dakwah dari seantero Asia Tenggara. | P2.2: Meningkatkan Ekspose Model-Model Dakwah di Level Nasional & Regional | |
Pembinaan Generasi Muda | 1. Jumlah karya inovatif yang dihasilkan oleh kader dalam kegiatan pelayanan jamaah maupun pemberdayaan masyarakat; 2. Rata-rata indeks kualitas kepemimpinan kader hasil pembinaan tahap forming; 3. Kesejahteraan kader lanjut, yang lebih lanjut diukur berdasarkan (a) jumlah dana sedekah kader inti, dan (b) kepemilikan rumah pada usia 30 tahun ke atas bagi kader lanjut; 4. Kesiapan innerware tahap pembinaan preforming; 5. Kesiapan sistem Salman untuk mendukung pembinaan tahap postforming oleh Kalam & jejaringnya. | P1.1: Meningkatkan jumlah kader berkualitas | |
Jumlah tim kader yang mengikuti kompetisi/forum di tingkat nasional dan regional dalam setahun | P1.2: Meningkatkan partisipasi kader dalam forum-forum nasional & regional | ||
OFFERING | Kursus, Seminar, Pelatihan, Training | Indeks Kepuasan Jamaah | P2.1: Menciptakan Model-Model Dakwah yang Mengubah Perilaku |
Penerbitan & Multimedia | 1. Jumlah judul publikasi yang diterbitkan; 2. Page rank web Salman ITB; | P2.2: Meningkatkan Ekspose Model-Model Dakwah di Level Nasional & Regional |
3. Jumlah netizen yang me- like, -share atau meng- comment content media sosial Salman. | |||
LAYANAN | Layanan Penyaluran Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf | Indeks Kepuasan Jamaah | P2.1: Menciptakan Model-Model Dakwah yang Mengubah Perilaku |
Layanan Berbagai Kebutuhan Jamaah | |||
Layanan Minuman Gratis | |||
Internet Hotspot |
[Deployment]
Selama tahun 2017, YPM Salman ITB menyeleksi, mengumpulkan, menyelaraskan, dan mengintegrasikan data dan informasi untuk menelusuri operasi harian serta kinerja organisasional secara keseluruhan, termasuk kemajuan dibandingkan sasaran strategis dan rencana kerja.
Penyeleksian, pengumpulan, penyelarasan dan pengintegrasian data serta informasi hasil realisasi kinerja, dilakukan lewat pelaporan berjenjang/bertahap. Pelaporan tersebut dimulai dari pelaporan kegiatan, pelaporan bulanan, pelaporan per semester dan pelaporan tahunan program unit-unit kerja di bawah YPM Salman ITB. Tahapan penjenjangan pelaporan tersebut digambarkan sebagai berikut.
PELAPORAN TAHUNAN
Manajer
KPI tahunan program & Sasaran Strategis Renstra
PELAPORAN KEGIATAN
PJ Program
Melaporkan target kegiatan
PELAPORAN BULANAN
Asisten Manajer
KPI bulanan program
PELAPORAN SEMESTER
Manajer
KPI tahunan program
Data dan informasi hasil realisasi kinerja, kemudian dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan operasional harian, penelusuran kinerja organisasional secara keseluruhan, pembandingan dengan rencana kerja dan akhirnya pembandingan dengan ketercapaian sasaran strategis. Pemanfaatan tersebut digambarkan dalam tabel berikut.
JENIS DATA & INFORMASI | PENGGUNAAN |
1. Jumlah penghimpunan/pemasukan pada saat kegiatan, 2. Jumlah peserta/jamaah kegiatan, 3. Output kegiatan, 4. Tingkat kepuasan jamaah/peserta kegiatan | Pengambilan keputusan harian |
1. Skor dan Opportunity for Improvement (OFI) Manajemen Kinerja Ekselen (MKE)-Salman Kriteria Nirlaba, 2. Indeks Kinerja SDM, 3. Kemampuan pembiayaan, 4. Prosentase realisasi anggaran, 5. dll | Penelusuran kinerja organisasi secara keseluruhan |
Pencapaian target-target indikator utama Program Utama, Offering maupun Layanan di bawah YPM Salman ITB | Pembandingan dengan Rencana Kerja & Anggaran |
Hasil realisasi kinerja action plan/program pencapaian sasaran-sasaran proses yang telah diintegrasikan | Pembandingan dengan ketercapaian sasaran strategis |
Apabila target-target dari sejumlah indikator kegiatan ini tidak tercapai, maka dilakukan evaluasi apa penyebabnya, apakah dari aspek anggaran, kecukupan dan kecakapan SDM panitia pelaksana, peralatan/perlengkapan, ketersediaan narasumber dll. Selanjutnya, jika penyebabnya telah ditemukan maka diusulkan perbaikan pada faktor-faktor tersebut untuk jadwal pelaksanaan kegiatan atau sesi layanan berikutnya. Perbaikan yang dimaksud dapat berupa perubahan narasumber/pengisi program- kegiatan, jenis atau isi materi/layanan yang diberikan, waktu-tempat, hingga perubahan/penambahan/pengurangan program maupun kegiatan.
[Learning]
Hasil pengukuran dan pelaporan capaian indikator-indikator kinerja, kemudian digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan organisasional.
Sebagai contoh, berdasarkan hasil survei kepuasan jamaah Masjid Salman ITB pada 2017, diperoleh data bahwa gap paling besar (0,9) antara ekspektasi dan persepsi jamaah adalah “kapasitas tempat penyimpanan”, “kebersihan dan kenyamanan ruang tertutup” dan “keberadaan dan kondisi tempat sampah” pada indikator tangible. Sementara pada indikator assurance, gap terbesar terjadi pada “sopan santun petugas dalam melayani keluhan terkait kebersihan dan keamanan”.
Berdasarkan laporan survei tersebut diputuskan rencana program kegiatan dan peraturan baru sebagai berikut:
1. Penambahan tempat penyimpanan sepatu/alas kaki;
2. Pelaksanaan pelatihan dan supervisi bagi karyawan lapangan yang bertugas membersihkan ruangan kelas dan rapat;
3. Peraturan bagi bidang/lembaga/unit kegiatan untuk mengumpulkan sampah yang tersisa dari kegiatannya masing-masing dalam wadah terpisah (tidak dimasukkan ke dalam tempat sampah yang tersedia, namun dalam trash bag yang nantinya dapat langsung diangkut oleh petugas kebersihan Salman ITB);
4. Pelaksanaan pelatihan-pelatihan hospitality dan atau service excellence bagi para karyawan khususnya front office, security dan lapangan.
Data dan informasi realisasi kinerja untuk pengambilan keputusan organisasional, paling banyak digunakan pada level manajemen baik bidang/lembaga maupun supporting system seperti kerumahtanggaan/sarana-prasarana, sekretariat, dan keuangan.
Rencana-rencana program kegiatan maupun peraturan baru tersebut kemudian diimplementasikan mulai awal tahun 2018. Setelah diimplementasikan, diperoleh data pengamatan/observasi sebagai berikut:
1. Tempat penyimpanan sepatu/alas kaki baik yang ada sejak awal maupun tambahan, seringkali tidak penuh sementara sepatu/alas kaki masih berserakan di selasar masjid. Solusinya, direncanakan dibuatkan sign system imbauan bagi jamaah untuk menata sepatu.
2. Pelatihan dan supervisi karyawan lapangan telah berjalan meskipun belum memberikan hasil yang diinginkan, karyawan memerlukan contoh atau model ruangan tertutup yang kebersihannya sesuai standar hotel. Solusinya, direncanakan beberapa karyawan kebersihan/lapangan akan diajak studi banding ke hotel minimal bintang tiga.
3. Implementasi peraturan bagi bidang/lembaga/unit kegiatan untuk mengumpulkan sendiri sampah yang tersisa dari kegiatannya, berjalan sesuai yang direncanakan. Akan tetapi dalam 1-2 kali kesempatan masih ada bidang/lembaga/unit yang belum mematuhi peraturan ini, dengan berbagai alasan. Solusinya, akan disusun peraturan yang lebih tegas berisi sanksi bagi bidang/lembaga/unit kegiatan yang tidak mematuhi peraturan tersebut.
4. Pelatihan-pelatihan hospitality dan atau service excellence bagi para karyawan telah dilaksanakan namun belum dievaluasi hasilnya. Dampak pelatihan ini bagi kinerja hospitality dan atau service excellence lebih lanjut dapat dilihat dari survei kepuasan jamaah yang akan dilakukan pada akhir 2018.
[Integration]
Hasil-hasil pengamatan atau observasi atas penggunaan data maupun informasi untuk pengambilan keputusan organisasional, kemudian disampaikan sebagai laporan dalam rapat-rapat evaluasi rutin, baik pekanan, awal bulan, semesteran maupun tahunan. Rapat-rapat tersebut melibatkan seluruh anggota Tim Manajemen dari berbagai bidang, lembaga maupun unit kerja di bawah YPM Salman ITB. Laporan tertulis dalam bentuk Laporan Semester dan Tahunan Program Kegiatan 2017 juga disusun dan dibahas dalam rapat evaluasi tahunan bersama Pengurus YPM Salman ITB.
Berdasarkan rapat-rapat evaluasi tersebut, kemudian disusun action plan/program kerja berikut anggarannya untuk meningkatkan pencapaian target indikator kinerja tahun berikutnya. Keseluruhan action plan/program kerja yang telah disetujui dalam rapat-rapat penyusunan anggaran, kemudian didokumentasikan dalam bentuk buku Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2018.
Buku Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2018 yang telah disusun antara lain berdasarkan evaluasi laporan-laporan program utama, offering maupun layanan jasa, kemudian disebarkan ke seluruh bidang dan unit kerja untuk menjadi acuan dan pengetahuan bersama. Laporan Program Kegiatan 2017 juga disebarkan untuk menjadi pengetahuan bersama dalam rangka memperbaiki pelaksanaan program kegiatan pada tahun berikutnya.
2) Bagaimana Anda memilih dan dengan efektif menggunakan data dan informasi pembanding?
[Approach]
Sebagai pionir masjid kampus, Masjid Salman ITB cukup sulit menemukan masjid yang berada dalam core business yang sama sekaligus memiliki keunggulan signifikan sehingga dapat dijadikan benchmark. Secara resmi belum ada kriteria benchmark menyeluruh yang ditetapkan oleh pimpinan senior. Dalam aspek pelayanan jamaah, sejak 2015 telah sering disampaikan oleh pimpinan senior dalam berbagai pengarahan, agar manajemen pelayanan Masjid Salman ITB, khususnya dalam hal kebersihan, keamanan dan kenyamanan mengacu kepada pelayanan hotel berbintang tiga ke atas.
Adapun dalam aspek pembinaan generasi muda maupun dakwah kepada khalayak, pimpinan senior belum memberikan arahan baik secara lisan maupun tulisan mengenai benchmark dari pihak eksternal yang dapat dijadikan acuan oleh Salman ITB. Oleh karena itu, benchmark utama untuk kedua aspek/program/produk utama tersebut mengacu pada realisasi kinerja dari tahun-tahun sebelumnya dan mematok pada sasaran strategis.
Berdasarkan konsep benchmark seperti di atas, maka dikumpulkanlah berbagai data komparatif dari organisasi eksternal yang menjadi benchmark maupun data kompetitif internal dari data realisasi kinerja tahun-tahun sebelumnya.
[Deployment]
Data komparatif eksternal yang telah dikumpulkan adalah bahan-bahan Kriteria Masjid Berbintang yang Diadaptasi dari Hotel Berbintang (bahan terlampir). Data ini bersumber dari Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Standar Usaha Hotel No. PM.53/HM.001/MPEK/2013. Akan tetapi data ini belum selesai disusun menjadi Indeks Kesetaraan Masjid dengan Hotel Berbintang, sehingga belum dapat dijadikan ukuran pembanding dengan kinerja pelayanan jamaah Masjid Salman ITB. Meskipun demikian bahan-bahan kriteria tersebut telah menjadi informasi awal untuk menyusun program kerja peningkatan layanan ibadah, khususnya dalam aspek pengelolaan sarana maupun prasarana Salman ITB.
Data pembanding dengan masjid lain yang tersedia adalah data hasil Survei Tata Kelola Masjid Kampus. Survei yang diadakan pada tahun 2015 ini berupa pembagian kuesioner kepada masjid-masjid kampus yang menjadi anggota Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI). Kuesioner tersebut berisi checklist mengenai apa yang telah dilakukan dan dimiliki oleh masing-masing masjid kampus terkait kelengkapan sarana & aktivitas tata kelola. Dari hasil Survei Tata Kelola Masjid Kampus tersebut di atas diperoleh skor Masjid Salman ITB menduduki peringkat keenam (skor 166, skor tertinggi 202)di antara 71 masjid kampus yang disurvei. Secara umum, aspek tata kelola masjid kampus di Indonesia yang paling jauh dengan kondisi ideal adalah aspek pelayanan jamaah.
Adapun data kompetitif internal berupa perbandingan antara capaian indikator kinerja tahun 2017 dan tahun sebelumnya. Sasaran-sasaran dalam Rencana Strategis (Renstra) 2016-2020 diturunkan menjadi indikator-indikator kinerja dengan target-target spesifik setiap tahun, termasuk untuk tahun 2017. Target-target ini dibandingkan dengan kondisi 2016. Selanjutnya, untuk mencapai target 2017 direncanakan berlangsung program-program kegiatan sebagaimana termuat dalam RKA YPM Salman ITB 2017.
Sebagai bagian program-program kegiatan (action plan) 2017, juga diadakan sejumlah program- kegiatan pembinaan SDM sebagai suatu bentuk keputusan strategis dalam pengembangan SDM organisasi ke depan.
Berdasarkan data kompetitif internal maupun komparatif ekstenal, telah disusun rencana-rencana program kerja untuk peningkatan kinerja YPM Salman ITB. Rencana-rencana kerja tersebut kemudian dijalankan oleh YPM Salman ITB. Rencana yang berhasil terealisasi kemudian merupakan inovasi dalam pengelolaan organisasi. Data/informasi mengenai data komparatif eksternal dan kompetitif internal dapat dilihat pada lampiran.
[Learning]
Pelaksanaan inovasi maupun pengembangan SDM dalam rangka merespon data maupun informasi pembanding (komparatif maupun kompetitif) kemudian diamati dan dievaluasi hasilnya. Faktor-faktor terkait dalam rangka upaya mencapai kondisi yang setaraf dengan organisasi kompetitor (khususnya terkait pelayanan ibadah jamaah) diusulkan perbaikan dan penyempurnaannya.
Berdasarkan pengamatan atas data kompetitif internal terkait indeks kepuasan jamaah (2013, dan 2016), ditunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara ekpektasi/harapan dan persepsi jamaah atas pelayanan ibadah Salman ITB. Akan tetapi, ekspektasi dan persepsi para pimpinan senior mengenai kualitas pelayanan ibadah jamaah masih berbeda cukup jauh (baik ekspektasi maupun persepsi para pimpinan senior disampaikan secara lisan dan anecdotal). Oleh karena itu, disampaikan masukan bahwa diperlukan pembobotan oleh pimpinan senior atas faktor-faktor yang disurvei. Berdasarkan masukan tersebut, pada tahun 2017, survei indeks kepuasan jamaah diubah konsepnya menjadi Service Quality (Servqual) dengan menyertakan pembobotan dari para pimpinan senior atas faktor-faktor yang disurvei. Untuk penggunaan pertama sistem pembobotan ini, pimpinan senior memutuskan semua faktor atau aspek yang disurvei diberi bobot yang setara.
Dari hasil pengamatan dan evaluasi tersebut, direkomendasikan action plan berisi hal-hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Program Utama, Program Offering dan Jasa Layanan pada tahun 2018.
[Integration]
Hasil observasi dan evaluasi atas inovasi berdasarkan data maupun informasi pembanding, antara lain dalam bentuk laporan hasil survei kepuasan jamaah, serta rencana-rencana program tersebut di atas dicantumkan dalam RKA 2018. Dokumen RKA ini kemudian disebarkan ke seluruh bidang, lembaga dan unit kerja di bawah YPM Salman ITB.
3) Bagaimana Anda menggunakan suara jamaah serta data dan informasi lingkungan dakwah?
[Approach]
YPM Salman ITB menggunakan staf Humas, kotak saran, media sosial, e-mail, instant messaging SMS, kuesioner dan telepon untuk menangkap berbagai masukan, saran, kritik dan keluhan dari jamaah, maupun dari lingkungan dakwah di luar Salman ITB. Informasi mengenai lingkungan dakwah di luar Salman juga diperoleh dari jaringan alumni Salman, dan pertemuan dengan tokoh-tokoh daerah, nasional maupun internasional.
[Deployment]
Berdasarkan data dan informasi dari jamaah maupun lingkungan dakwah tersebut di atas, telah dilakukan sejumlah langkah perbaikan maupun inovasi. Permintaan layanan yang belum disediakan YPM Salman ITB, survei, serta keluhan dari jamaah kemudian dibahas dalam rapat-rapat manajemen untuk dicarikan solusinya. Beberapa solusi ini kemudian menghasilkan inovasi.
Beberapa inovasi yang telah diciptakan dari penggunaan suara jamaah dan informasi lingkungan dakwah ini adalah pendirian Pusat Halal Salman dan pembuatan sarana secure parking. Secure parking dibuat untuk menanggapi masukan-masukan jamaah mengenai keamanan parkir di Salman yang masih lemah. Sementara Pusat Halal Salman didirikan untuk menanggapi kebutuhan umat akan jaminan produk-produk halal.
[Learning]
Berdasarkan pengalaman penggunaan suara jamaah serta data dan informasi lingkungan dakwah, diperoleh beberapa masukan dan pembelajaran. Diantaranya: (1) perlunya dihidupkan kembali forum jamaah sesuai amanat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam bentuk pertemuan rutin (pekanan, bulanan, tahunan), (2) perlunya penugasan staf khusus untuk admin media sosial dan instant messages Salman ITB, (3) perlunya penggunaan teknologi layar sentuh atau piranti lain yang menyediakan akses bagi jamaah untuk menilai langsung kepuasan pelayanan ibadah, dan (4) perlunya YPM Salman ITB secara reguler menjadwalkan kunjungan ke organisasi-organisasi Islam, pemerintah, lembaga pendidikan (termasuk Rektorat ITB) serta para stakeholder lain. Khususnya untuk point terakhir ini, diperlukan pula penugasan staf dan alokasi anggaran khusus.
[Integration]
Hasil observasi dan evaluasi atas penggunaan suara jamaah dan data informasi lingkungan di atas, disampaikan dalam rapat-rapat evaluasi manajemen dan dicantumkan dalam RKA 2018. Dokumen RKA ini serta notulen rapat evaluasi kemudian disebarkan ke seluruh bidang, lembaga dan unit kerja di bawah YPM Salman ITB.
4) Bagaimana Anda menjamin bahwa sistem pengukuran kinerja Anda dapat merespon perubahan organisasional atau eksternal yang cepat atau tak terduga?
[Approach]
Sistem pengukuran kinerja YPM Salman ITB memiliki mekanisme untuk merespon perubahan yang cepat atau kejadian-kejadian yang tidak terduga. Mekanisme tersebut berupa rapat manajemen rutin setiap pekan, serta koordinasi harian manajemen via tatap muka maupun grup instant messaging. Mekanisme koordinasi tersebut dapat digunakan untuk memasukkan atau mengubah indikator maupun cara pengukuran indikator terkait Program Utama, Program Offering dan Jasa/Layanan.
[Deployment]
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI pada November 2017 telah menetapkan Standar Pelayanan Masyarakat bagi pos-pos Fasilitas Publik (SPM-FP), khususnya bagi fasilitas-fasilitas publik yang ditetapkan sebagai model yang ramah lingkungan seperti Masjid Salman ITB. Berdasarkan standar tersebut perlu dicek sejumlah indikator terkait (1) efisiensi air, (2) efisiensi material/bahan, (3) efisiensi energi maupun (4) pengelolaan sampah, untuk mengidentifikasi seberapa jauh sebuah lembaga telah menerapkan model ramah lingkungan. Indikator-indikator baru tersebut kemudian diperiksa oleh Manajemen Masjid Salman ITB dan dilaporkan sebagai kondisi awal penerapan model Masjid Salman ITB sebagai Fasilitas Publik Ramah Lingkungan.
[Learning]
Berdasarkan hasil pengecekan keempat indikator tersebut di atas, diketahui bahwa meskipun Masjid Salman ITB telah melakukan berbagai langkah guna menciptakan kondisi yang ramah lingkungan, secara umum belum dilakukan sosialisasi/edukasi yang intensif kepada jamaah maupun penyediaan SOP/panduan baku secara internal.
[Integration]
Hasil pengecekan/identifikasi penerapan SPM-FP di Masjid Salman ITB kemudian diserahkan kepada seluruh anggota Tim Manajemen Masjid Salman ITB, khususnya Bidang Sumber Daya. Berangkat dari hasil identifikasi tersebut, pada tahun 2018 kemudian dilakukan sejumlah perbaikan, antara lain dengan: (1) penambahan jumlah sign system penghematan air di sekitar tempat wudhu Masjid Salman ITB, (2) penerbitan Surat Edaran Larangan Penggunaan Minuman Kemasan pada saat rapat-rapat internal Salman ITB.
5) Bagaimana Anda menilai/meninjau kinerja maupun kapabilitas organisasi Anda?
Dalam menilai kinerja dan kapabilitas organisasinya YPM Salman ITB melaksanakan evaluasi rutin (semesteran, dan tahunan) dimana pencapaian program dibandingkan dengan target-target pada Key Performance Indicator (KPI). Masing-masing KPI dalam Program Utama, Program Offering/Sekunder, dan Layanan/Jasa di-review/dibandingkan ketercapaiannya dengan rencana target awal tahun.
Untuk proses analisis, YPM Salman ITB menelaah demografi jamaah. Analisis tersebut dilakukan untuk mendukung penilaian dan memastikan bahwa kesimpulan penilaian tersebut di atas valid. Sedangkan untuk penilaian kinerja, YPM Salman ITB melaksanakan penilaian (review) terhadap kesuksesan organisasi lewat pembandingan pencapaian dengan visi-misi dan tujuan strategis organisasi.
Review kinerja terhadap kinerja masjid lain dilakukan lewat pembandingan ketersediaan sarana dan kegiatan, khususnya terkait pelayanan ibadah jamaah, dengan masjid-masjid sejenis (masjid kampus). Evaluasi kinerja terhadap kesehatan finansial dilakukan dengan melihat sejauh mana pendapatan tumbuh dan biaya dapat dihemat. Evaluasi kinerja terhadap kemajuan pencapaian tujuan strategis dan rencana aksi dilakukan dengan membandingkan ketercapaian indikator dengan rencana target yang dibuat.
Evaluasi digunakan untuk menilai kecakapan organisasi. Kecakapan organisasi dilihat dari (1) manajerial: perencanaan, penganggaran, kepatuhan dalam pelaksanaan perencanaan, dan tertib pelaporan berkalanya; (2) kepemimpinan: visi-misi dipahami, ada pembinaan spiritual-intelektual- emosional.
Agar evaluasi dapat dijadikan acuan untuk perbaikan kinerja, maka diadakan rapat pembahasan hasil evaluasi. Selain membahas hasil evaluasi, masing-masing unit kerja dapat menyusun rencana kerjasama agar menciptakan strategi yang lebih baik baik dalam Program Utama, Program Offering, maupun Jasa/Layanan.
6) Bagaimana Anda membagikan best practices dalam organisasi Anda?
Pengalaman dan best practices digali dari review dan disampaikan dari, oleh dan kepada unit-unit kerja dalam forum koordinasi manajemen. Meskipun belum tersedia dokumentasi resmi mengenai best practices, akan tetapi best practices tersebut sering langsung diaplikasikan dalam penerapan keputusan atau strategi lain yang hendak dijalankan bersama. Best practices didiskusikan dan ditelaah kemungkinannya untuk dijadikan acuan strategi masa depan.
7) Bagaimana Anda memproyeksikan kinerja organisasi Anda di masa depan?
Kelebihan komparatif YPM Salman ITB adalah statusnya sebagai pengelola masjid kampus ITB sekaligus posisi masjidnya yang berdekatan namun tidak berada di dalam kampus ITB. Statusnya sebagai pengelola masjid kampus ITB memberikan peluang melekatnya nama besar ITB, sekaligus memudahkan mengalirnya SDM berkualitas baik dosen maupun mahasiswa dari kampus ITB.
Posisinya yang berdekatan namun tidak berada dalam kompleks kampus ITB membuka kesempatan bergabungnya mahasiswa/akademisi dari kampus-kampus lain di Kota Bandung, serta masyarakat luas dari beragam latar belakang. Dengan demikian, Masjid Salman ITB menjadi kaya dengan keragaman khazanah pemikiran, keahlian/kepakaran dan budaya. Kelebihan komparatif ini ditambah lagi dengan posisi geografisnya yang strategis di tengah Kota Bandung.
Adapun kelebihan kompetitif YPM Salman ITB adalah banyaknya dosen dan relawan mahasiswa dalam disiplin sains-teknologi-humaniora yang aktif sebagai relawan, penanggung jawab maupun mitra program.
Saat ini, dari segi pelayanan ibadah kepada jamaah, YPM Salman ITB telah berhasil meraih tingkat kepuasan yang cukup tinggi dari kalangan jamaah meskipun belum sepenuhnya optimal sesuai yang diharapkan. Dari segi dakwah dalam arti luas, berbagai bentuk kegiatan dakwah mulai dari taklim/tabligh konvensional, seminar, kursus, seni-budaya dan pemikiran telah dirintis dan dijalankan oleh YPM Salman ITB. Dari segi pembinaan generasi muda, YPM Salman ITB telah memiliki ribuan alumni dalam aneka lapangan pekerjaan dan aktivitas, yang tersebar di berbagai daerah hingga ke mancanegara.
Ke depannya, YPM Salman ITB akan terus meningkatkan standar pelayanannya kepada para jamaah, antara lain dengan mengadaptasikan standar pelayanan hotel bintang tiga di masjid. Dalam bidang dakwah, YPM Salman ITB akan berfokus pada pembinaan masjid kampus, masjid instansi, dan masjid permukiman berikut para takmirnya. Dalam bidang pembinaan generasi muda, YPM Salman ITB akan berfokus mencetak leading figures berkarakter unggul untuk mengarahkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang beradab. Partisipasi unit kerja lintas bidang akan sangat berperan dalam kesuksesan perbaikan kinerja di masa depan.
8) Bagaimana Anda menggunakan temuan-temuan dari penilaian/peninjauan kinerja untuk mengembangkan prioritas dalam rangka peningkatan yang terus menerus dan penemuan peluang bagi inovasi?
Temuan dalam review kinerja yang menunjukkan kelemahan menjadi prioritas untuk diperbaiki ke depan. Prioritas tersebut ditetapkan dalam program kerja ke depan dan ditugaskan kepada unit kerja terkait dalam rapat khusus. Sedangkan prioritas dan peluang yang ditugaskan kepada para pemasok, mitra dan kolaborator untuk menjamin keselarasan organisasi adalah yang berada di luar kompetensi dan kapasitas YPM Salman ITB.
4.2 MANAJEMEN PENGETAHUAN, INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI: BAGAIMANA ANDA MENGELOLA ASET-ASET PENGETAHUAN ORGANISASI ANDA, INFORMASI, SERTA INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI ANDA?
1) Bagaimana Anda mengelola pengetahuan organisasional?
Dalam mengelola data, informasi dan pengetahuan organisasional, dibutuhkan jaminan akurasi, kesepaduan dan keandalan, aktualitas, serta keamanan dan kerahasiaan. Untuk memberikan jaminan tersebut, YPM Salman ITB membuat beberapa SOP. SOP yang dibuat berkaitan dokumentasi dan administrasi di unit-unit kerja dalam pengumpulan data dan pengolahan informasi.
SOP yang dibuat ini harus dapat menjamin akurasi, integritas, realibilitas, timeliness, security, dan confidentiality. Agar SOP menjamin kriteria-kriteria tersebut, diadakan rapat dan pertemuan antar bidang dan unit kerja. Pakar-pakar manajemen juga diundang agar dapat memberikan masukan dari segi teoritis dan praktis. SOP ini kemudian dijalankan, dievaluasi, dikaji hingga menghasilkan rekomendasi. Berdasarkan rekomendasi tersebut, dilakukanlah sejumlah perbaikan.
2) Bagaimana Anda menggunakan pengetahuan dan sumber daya Anda untuk menanamkan pembelajaran di dalam cara organisasi Anda beroperasi?
Dalam mengelola pengetahuan organisasional, pengetahuan disampaikan lewat forum bulanan kebersamaan karyawan atau lewat rapat-rapat/briefing khusus kepada para karyawan unit kerja terkait. Pengetahuan dari jamaah diperoleh dari survei kepuasan dan input saran/complaint dari jamaah. Bagi jamaah, pengetahuan disampaikan lewat khutbah Jumat, website, media sosial, TV LCD, mading, dan komunikasi langsung.
Pengetahuan untuk pemasok, mitra dan kolaborator disampaikan lewat rapat koordinasi, dan proposal program. Identifikasi, sharing dan implementasi best practice dilakukan bersama-sama oleh semua bidang lewat koordinasi rutin dan perencanaan program kerja. Pengetahuan yang relevan dirakit dan digunakan untuk inovasi dan perencanaan strategis lewat proses perancangan program kerja dan rencana strategis.
3) Bagaimana Anda memverifikasi dan menjamin kualitas serta ketersediaan data maupun informasi organisasi?
YPM Salman ITB menyediakan data dan informasi bagi tenaga kerja, pemasok, mitra, kolaborator dan jamaah melalui media yang beragam. Data dan informasi bagi internal manajemen dan pengambil keputusan disajikan dalam bentuk laporan kegiatan dari setiap Bidang. Setiap Bidang diwajibkan untuk membuat laporan setiap bulannya yang diberikan kepada Rumah Amal dan Direktur eksekutif yang digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Laporan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan target dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya. Selain laporan bulanan, dilakukan juga laporan setiap semester dan pertengahan semester.
Bagi karyawan, YPM Salman ITB menyediakan SE dan buku saku. SE dan buku saku dibagikan sekali dan diproduksi oleh Biro Humas YPM Salman ITB. Bagi supplier, partner, dan collaborators, YPM Salman ITB menyediakan proposal dan profil program yang biasa diperbaharui sewaktu-waktu, tergantung adanya program atau proyek baru. Proposal dan profil program diproduksi lewat koordinasi antara tim media Rumah Amal dan Biro Humas Salman ITB.
Sedangkan bagi para jamaah, YPM Salman ITB menyediakan jurnal, mading, TV LCD, website, media sosial, dan aneka tayangan multimedia. Pemutakhiran perangkat keras dan perangkat lunak dilakukan untuk meningkatan kualitas data dan kemudahan bagi jamaah untuk mengaksesnya. Bidang Pengkajian dan Penerbitan khususnya, menyediakan Katalog Akses Daring offline perpustakaan, dengan penyempurnaan-penyempurnaan aplikasi pendukung yang dibutuhkan untuk memanen, menyaring dan mengolah data layanannya. Pengelolaan katalog diperbarui setiap bulan.
Pengelolaan media bagi jamaah merupakan integrasi antara tim media Rumah Amal dan Biro Humas Salman ITB. Dalam proses integrasi ini, terjadi knowledge transfer yang dilakukan dengan unit-unit kerja di YPM Salman ITB dengan pihak-pihak yang memproduksi media.
4) Bagaimana Anda menjamin bahwa perangkat keras maupun lunak Anda dapat diandalkan, aman, dan mudah digunakan?
YPM Salman ITB menjamin hardware dan software yang dimilikinya dapat diandalkan (reliable) dengan melakukan pengecekan maupun update secara berkala. Misalnya, perangkat sound system dan presentasi, baik di dalam masjid, ruangan kelas, selasar dan area lain senantiasa dicek keberfungsiannya sebelum shalat Jumat atau tabligh/pengajian akbar (minimal tiga jam sebelumnya). Adapun sebelum pelaksanaan acara-acara yang skalanya lebih kecil, pengecekan sound system maupun perangkat presentasi dilakukan minimal 1 jam sebelum acara berlangsung.
Hardware dan software dijamin keamanannya dengan membuat tingkat/level akses penggunaan. Sementara aspek user friendly dijamin dengan memilih hardware dan software yang paling lazim digunakan untuk suatu tugas/kebutuhan pekerjaan. YPM Salman ITB berkonsultasi dengan teknisi IT untuk menjamin keandalan hardware dan software. Agar tiap unit kerja dapat berkontribusi dalam menjaga keandalan tersebut, maka diharapkan adanya sesi knowledge sharing mengenai pengetahuan hardware dan software.
5) Bagaimana Anda menjamin bahwa sistem perangkat keras maupun lunak serta sistem data maupun informasi Anda dapat terus aman dan tersedia untuk secara efektif melayani para pelanggan dan kebutuhan bisnis?
Sebagai langkah pencegahan terganggunya keamanan data, YPM Salman ITB membuat sistem redundant data secara berkala. Disediakan pula sistem penyimpanan data di Google Drive. YPM Salman ITB berkonsultasi dengan teknisi IT untuk menjamin kesiapan data dalam keadaan darurat. Agar tiap unit kerja berkontribusi dalam menjaga kualitas informasi, maka perlu diadakan sesi berbagi pengetahuan tentang sistem redundant data.
Sejumlah perangkat keras yang vital bagi keberjalanan organisasi telah mendapatkan prioritas pemeliharaan secara rutin. Diantaranya adalah kendaraan operasional (mobil dan sepeda motor) yang secara berkala dicek kondisinya di bengkel service terdekat. Demikian juga pompa air dan kelengkapannya (torent, pipa dll.) senantiasa dicek setiap pekan kondisinya, terutama menjelang kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak jamaah seperti shalat Jumat, tabligh akbar atau masa-masa awal tahun ajaran baru dimana biasanya jumlah jamaah mengalami peningkatan sangat besar.
Perangkat keras atau elektronik yang digunakan memiliki risiko masalah kritis seperti tidak berfungsinya perangkat hingga kemungkinan kebakaran yang ditimbulkan dari percikan listrik yang tidak bisa dikendalikan. Untuk hal ini, YPM Salman ITB membuat prosedur menghadapi gangguan keselamatan Masjid dan mekanisme penanganannya. mekanisme tersebut tercantum dalam buku saku, sebagai informasi tenaga kerja yang menanganinya.[]
KATEGORI 5: FOKUS PADA PENGURUS DAN STAF
5.1 WORKFORCE ENVIRONMENT
A. Workforce Environment
1. Bagaimana Anda menilai kemampuan dan kapasitas karyawan Anda?
Dalam Anggaran Dasar YPM Salman ITB, struktur organisasi yayasan terdiri dari Pembina, Pengurus, Pengawas dan Pelaksana Kegiatan. Aktivitas pengelolaan yayasan merupakan tugas dan wewenang Pengurus yang bertanggung jawab kepada Pembina. Secara teknis, aktivitas pengelolaan yayasan dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan yang diangkat oleh Pengurus. Pelaksana Kegiatan dalam hal ini secara struktur terdiri atas manajemen dan karyawan.
Struktur organisasi YPM Salman ITB dirancang berdasarkan kebutuhan pencapaian rencana strategis (strategic plan) yang diperbaharui mengikuti periode kepengurusan yakni setiap 5 (lima) tahun dan dapat dilakukan penyesuaian di luar waktu tersebut apabila diperlukan dan/atau apabila terjadi perubahan pada asumsi-asumsi serta analisa dasar yang digunakan pada saat penyusunan rencana strategis di awal kepengurusan.
Struktur organsasi yang telah disusun selanjutnya diturunkan melalui analisa kerja (job analysis) menjadi gambaran (job description) dan kebutuhan kerja (job requirement). Berdasarkan kedua hal tersebut maka dapat disusun kebutuhan kompetensi (competence requirement) untuk menentukan kriteria dan syarat perlu dalam rangka rekrutasi (recruitement/hire) pengurus dan pelaksana kegiatan.
Sistem manajemen kinerja yang digunakan untuk menilai kinerja pengurus dan pelaksana kegiatan berbasis pada Input, Proses, dan Output serta berorientasi pada sasaran atau hasil. Di samping tujuan tersebut, penilaian kinerja individu mempunyai manfaat sebagai alat ukur untuk
memberikan imbalan/kompensasi, promosi jabatan/kenaikan tingkat, pendidikan dan pelatihan, penghargaan serta pembinaan. Adapun kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel di atas.
Penilaian kinerja sudah diimplementasikan pada karyawan lapangan dengan hasil terdapat pada lembar lampiran. Feedback dari hasil penilaian kinerja tersebut adalah sebagai landasan atau dasar untuk melakukan pelatihan atau training terkait peningkatan kinerja pada staf atau karyawan lapangan.
2. Bagaimana Anda merekrut, mempekerjakan, menempatkan, dan mempertahankan anggota karyawan baru?
Prosedur Rekrutmen Karyawan tertuang dalam SK No. 379/S.1/YPM – 2200/XII – 1433. Rekrutmen karyawan dilakukan berdasarkan kebutuhan pengembangan dan operasionalisasi program YPM Salman ITB yang telah disusun bersama dalam Rencana Strategis. Dengan demikian setiap manajer dan karyawan akan ditempatkan pada posisi tertentu (job position) dengan job description yang sudah ditentukan pula guna mencapai target kinerja yang secara bersama yang akan mendukung tercapainya sasaran strategis YPM Salman ITB. Oleh karena itu, penempatan manajemen dan karyawan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kebutuhan kerja dan kompetensi masing- masing. Jika dalam proses penempatan ditemukan gap antara kebutuhan kerja dan kompetensi, maka yayasan akan melakukan program pendidikan dan pelatihan bagi manajer maupun karyawan guna mencapai kinerja pelaksana kegiatan yang optimal. Untuk mekanisme prosedur rekrutmen karyawan dapat dilihat dalam flow chart berikut ini:
Selama tahun 2017 berdasarkan kebutuhan yayasan tidak ada recruitment SDM, adanya perubahan atau roling job position. Perubahan tersebut didasarkan kebutuhan lembaga terkait jobdesk dan efisiensi struktur organisasi. Perubahan tersebut disertai dengan penandatanganan kontrak kerja atau Sk pengangkatan yang ditandatangani oleh pejabat organisasi yang berwenang.
3. Bagaimana Anda mengatur dan mengelola karyawan Anda?
Sistem kerja dituangkan dalam Peraturan Yayasan yang menjadi dasar dari seluruh aturan kepengurusan dan kepegawaian mulai dari rekrutasi, pengangkatan, pengembangan, penilaian, kompensasi, penghargaan sampai dengan pemberhentian. Sistem Kerja yang ditetapkan oleh YPM Salman ITB telah mengakomodasi berbagai masukan (ide) dan pemikiran baik dari Pengurus (top down) maupun usulan dari pelaksana kegiatan (bottom up). Sebelum menjadi suatu ketetapan, draft Sistem Kerja disampaikan secara berjenjang kepada karyawan melalui manajemen dan/atau Pengurus. Draft dibahas dalam rapat berdasarkan berbagai masukan, usulan, maupun pemikiran pada pelaksana kegiatan, sebelum mendapat persetujuan dan penetapan Pengurus.
Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif dan sharing keahlian antar unit kerja/tugas dan lokasi kerja dilakukan pertukaran informasi dan sharing skill secara formal maupun informal seperti terlihat pada tabel berikut.
Cara | Komunikasi/Informasi | Sharing Skill |
Formal | Rapat koordinasi, Sosialisasi, apel pekanan | Sharing setelah pelatihan kepada pegawai lain, TOT, tim kepanitiaan, penempatan pegawai setelah pendidikan sesuai bidang keahlian, rotasi/mutasi build intraining. |
Informal | Coffee morning, internet, LAN, makan siang bersama | Akses materi pelatihan melalui LAN, Drive bersama |
Bentuk implementasi dalam pengelolaan karyawan dibentuk dalam bentuk buku saku layanan dasar Salman
4. Bagaimana Anda mempersiapkan karyawan Anda untuk mengubah kebutuhan kemampuan dan kapasitas karyawan? Pelaksanaannya (data)
Kebutuhan pengembangan organisasi sesuai rencana strategis sebagai upaya memenuhi tuntutan perubahan global berimplikasi terhadap kebutuhan kemampuan dan kapasitas, baik Pengurus maupun Pelaksanan Kegiatan. Oleh karenanya, maka pendidikan, pelatihan dan pengembangan SDM menjadi faktor yang sangat penting guna menimimalkan gap kompetensi dalam pelaksanaan tugas-tugas kerja.
Dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan tugas jangka pendek, maka peningkatan kompetensi dilaksanakan dalam bentuk training dan pelatihan. Sementara untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, di samping training dan pelatihan, diselenggarakan program pendidikan bagi para pelaksana kegiatan (manajemen dan karyawan). Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengantisipasi perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan organisasi.
Secara umum, walaupun YPM Salman ITB belum memiliki sistem yang mengatur terkait peningkatan kemampuan dan kapasitas SDM, namun secara riil di lapangan hal ini sudah dilakukan. Paling tidak ada beberapa hal yang selanjutnya dapat diusulkan untuk menjadi muatan terhadap sistem pengembangan SDM di lingkungan YPM Salman ITB, yaitu:
1. Proses pelaksanaan pendidikan (jangka panjang untuk jangka panjang
2. /transfer knowledge) , pelatihan (menghasilkan 3 kompetensi: 1. Mendaptkan wawasan, 2. Mendapatkan keterampilan, 3. Personal quality atau value yang didaptakan--🡪sikap lulusan yang didapat-🡪behaviour--🡪habits-🡪kultur) dan pengembangan (disekolahkan)
3. Hubungan kebutuhan organisasi dengan pendidikan dan pelatihan
4. Analisa gap kompetensi
B. Workforce Climate
1. Bagaimana Anda memastikan kesehatan, keamanan, dan akses karyawan untuk tenaga kerja?
Dalam rangka menjamin dan meningkatkan kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja serta dukungan terhadap kondisi darurat, upaya yang telah dilakukan beberapa hal seperti yang tertera pada buku saku layanan dasar. Di samping itu manajemen dan karyawan sebagai pelaksana harian aktivitas yayasan memiliki partisipasi sebagai berikut:
• Turut memelihara kebersihan di sekitar tempat kerja
• Tidak merokok baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja
• Menegur jamaah yang merokok di lingkungan Salman
• Menjaga ketertiban kerja dengan melaksanakan prosedur kerja yang benar
• Menggunakan peralatan dan fasilitas kantor sesuai ketentuan, melapor jika ada kerusakan
• Melibatkan semua manajemen dan karyawan sebagai pelaksana keamanan di masing-masing unit kerja, khususnya selama jam kerja (pengamanan swakarsa)
YPM Salman ITB sejak tahun 90-an telah mengeluarkan kebijakan untuk menjadikan kompleks Masjid Salman ITB sebagai area bebas rokok guna menjamin hak-hak jamaah untuk memperoleh lingkungan dengan kondisi udara yang bersih. Sosialisasi kebijakan tersebut dilakukan secara terus menerus melalui rambu di larang merokok yang dipasang di seluruh lingkungan Salman dan kewajiban menegur bagi seluruh komponen yayasan ketika menemukan jamaah yang merokok di lingkungan Salman.
YPM Salman ITB belum optimal dalam menerapkan faktor-faktor ergonomis dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja. Faktor-faktor (ergonomic) tersebut di antaranya:
• Pencahayaan
• Tingkat kebisingan
• Suhu
• Penataan ruang dan meubelair
Untuk memenuhi dalam kebutuhan layanan kesehatan karyawan yayasan memfasilitasi dalam bentuk layanan BPJS. Layanan ini baru diberikan pada karyawan tetap.
2. Bagaimana Anda mendukung karyawan Anda melalui layanan, manfaat, dan kebijakan?
Dalam hal kesejahteraan, kepuasan dan motivasi karyawan, YPM Salman ITB melakukan tiga pendekatan guna merumuskan kebijakan dan program yang akan ditetapkan, yaitu:
a. Pengumpulan pendapat dan masukan baik secara formal maupun informal termasuk dari konsultan
b. Perbandingan dengan lembaga yang serupa
c. Undang-undang dan aturan ketenagakerjaan
Kebijakan-kebijakan terkait hal tersebut telah dituangkan dalam dokumen-dokumen sebagai berikut:
Dokumen | Keterangan |
SK Pengurus No. 100/S.1/YPM – 1000/VI - 1438 | Peraturan (Karyawan) Yayasan |
Edaran No. 076/S.3/YPM – 3101/V - 1438 | Tunjangan Makan Karyawan |
SK Pengurus No. 470/S.1/YPM – 1000/XII – 1436 | Program Pembiayaan Perumahan Karyawan |
SK Pengurus No. 518/S.1/YPM – 1000/I - 1437 | Gerakan Shadaqah Komunitas Salman |
SK Pengurus No. 471/S.1/YPM – 1000/XII - 1436 | Aturan Fee, Bonus, dan Insentif |
Edaran No. 482/S.3/YPM – 2100/XII - 1436 | Program Kebersamaan Karyawan |
Edaran No.032/S.3/YPM – 1000/II - 1434 | Aturan Pelaksanaan Lembur |
SK Pengurus No. 036/S.1/YPM – 1000/II -1432 | Aturan Pensiun |
Edaran No. 137/S.3/YPM – 3000/V - 1432 | Aturan Perjalanan Dinas |
SOP KEU PDK Rev 00 | Standar Prosedur Pinjaman Karyawan |
Dari kebijakan dan aturan tersebut di atas maka dukungan terhadap kesejahteraan dan kepuasan Pengurus dan Pelaksana Kegiatan hadir dalam bentuk-bentuk sebagaimana tercantum pada tabee berikut ini:
Service | Benefit |
• Pinjaman Lunak • Sarana Olah Raga • Makan Siang Bersama • Family Gathering • Sewa/Rental Mobil Murah • Ambulance | • Jaminan Kesehatan • Jaminan Kematian & Jaminan Hari Tua • Jaminan Kecelakaan Kerja • Beasiswa Putra/i Karyawan • Santunan pernikahan, kematian, pengobatan, khitanan, kelahiran • Tunjangan Makan Siang • Tunjangan Munggah • Bingkisan Hari Raya • Koperasi Karyawan • Program Haji dan Umrah |
5.2 WORKFORCE ENGAGEMENT
A. Workforce Engagement and performance
1. Bagaimana Anda menumbuhkan budaya organisasi yang dicirikan oleh komunikasi terbuka, kinerja tinggi, dan tenaga kerja yang terlibat?
Budaya organisasi dibangun dari nilai-nilai dasar yang berkembang menjadi sikap, perilaku dan kebiasaan organisasi. Nilai-nilai dasar ini tertuang dalam buku panduan layanan dasar. YPM Salman ITB telah menetapkan nilai-nilai dasar yang merupakan bagian dari dokumen Profil Organisasi sebagai berikut:
a. Merdeka
b. Jujur
c. Sabar Syukur
d. Rahmatan Lil ‘Alamin
e. Hanif
f. Ihsan
g. Kerjasama
Setingkat lebih tinggi dari nilai-nilai organisasi, YPM Salman ITB telah menetapkan standar sikap dan perilaku yang dituangkan dalam dokumen No. 433 S.1 YPM - 1000 XI – 1436 yang mengatur standar pelayanan ke dalam kategori sebagai berikut:
a. Hubungan Jamaah (Customer Relations)
b. Manajemen Diri (Self Management)
c. Kerja Tim (Teamwork)
d. Komunikasi (Communication)
e. Akuntabilitas (Ownership/Accountability)
f. Peningkatan Kinerja Berkelanjutan (Continues Performance Improvement)
Nilai-nilai dasar organisasi tersebut secara teknis diatur dalam standar sikap dan perilaku yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh pengurus dan pelaksana kegiatan. Standar sikap dan perilaku sebagaimana tertuang dalam dokumen tersebut di atas dapat dilihat pada tabel berikut:
No | Kategori | Standar |
1 | Hubungan Jamaah (Customer Relations) | - Perlakukan jamaah dengan sopan, hormat, dan perhatian - Respon dengan tepat dan cepat atas permintaan jamaah - Antisipasi kebutuhan jamaah dan mulai bertindak untuk memenuhinya |
2 | Manajemen Diri (Self Management) | - Tunjukkan citra positif dari YPM Salman ITB melalui penampilan dan perilaku yang profesional - Identifikasi wilayah pengembangan dan mencari kesempatan untuk menumbuhkan profesionalitas dan kepribadian - Memikul tanggung jawab dengan cara yang aman dan tepat waktu serta meminta bantuan jika diperlukan |
3 | Kerja Tim (Teamwork) | - Bekerja secara kooperatif dengan rekan satu bagian dan rekan di bagian lainnya - Bersedia menerima tanggung jawab tambahan, mencoba membuat tugas orang lain menjadi lebih mudah - Kenali dan dukung kemampuan serta kualitas rekan kerja lainnya - Bersedia bertukar informasi yang akurat dan profesional dengan sesama rekan kerja |
4 | Komunikasi (Communication) | - Simak kebutuhan jamaah dan tanggapi dengan cara yang sopan dan bijaksana - Beri tanggapan tepat waktu pada jamaah yang tepat dengan cara yang jelas dan singkat - Gunakan penilaian profesional dalam menyediakan informasi berdasarkan situasi dan sensitif terhadap urusan organisasi dan individu |
- Pastikan secara konsisten bahwa informasi mengenai jamaah tetap terjaga kerahasiaannya | ||
5 | Akuntabilitas (Ownership/Accountability) | - Perlakukan barang milik jamaah dan yayasan dengan baik - Tunjukkan penggunaan fasilitas yang aman dan bertanggung jawab - Berkontribusi atas keamanan dan keselamatan lingkungan melalui tindakan |
6 | Peningkatan Kinerja Berkelanjutan (Continues Improvement) | - Memenuhi tanggung jawab secara efektif dan efisien untuk meraih manfaat yang optimal dengan biaya yang wajar - Berusaha terus menerus untuk memberi saran dan implementasi cara-cara dalam rangka peningkatan kinerja personal, bagian, maupun lembaga |
Tabel Kegiatan Internalisasi Nilai-nilai Dasar dan Pembangunan Budaya Organisasi
Proses internalisasi nilai-nilai dasar dilakukan dalam berbagai jenis kegiatan dan aktivitas yang melibatkan kader, pengurus dan pelaksana kegiatan guna membangun budaya serta meningkatkan keterikatan terhadap organisasi, sebagaimana tertera dalam tabel:
Segmen | Kegiatan |
Kader | - Salman Spiritual Camp - Keasramaan - Latihan Mujtahid Dakwah - Kunjungan Pengurus - Syukuran Wisuda - Pembinaan Beasiswa Mahasiswa - Mentoring - Unit Kegiatan Mahasiswa - Kepanitiaan Hari Besar Islam - Pengelolaan Project yang diinisiasi oleh Salman - Usrah - Simulasi dan role playing - SIlaturahmi Idul Fithri |
Pengurus dan Pelaksana Kegiatan | - Rapat Pembina dan Pengurus - Tausyiah - Rapat Koordinasi - Sosialisasi - Silaturahmi Menjelang Ramadhan - Simulasi dan role playing - SIlaturahmi Idul Fithri - Buku layanan dasar |
Nilai-nilai dasar, standar sikap dan perilaku, serta budaya organisasi ini tidak hanya berfungsi sebagai factor perekat/pengikat terhadap organisasi namun berfungsi juga sebagai filter yang akan menyeleksi apa dan siapa yang layak dan tidak layak untuk berada di lingkungan YPM Salman ITB. Hal inilah yang membangun konsistensi serta eksistensi yayasan sebagai organisasi dakwah Islam dengan ciri khasnya yang tidak berubah sejak pertama kali didirikan. Nilai-nilai dasar, standar sikap dan perilaku, serta budaya organisasi ini bahkan tidak hanya mewujud di lingkungan YPM Salman ITB saja namun juga terbangun dengan sendirinya di lingkungan-lingkungan di manapun kader-kader Salman berada.
2. Bagaimana Anda menentukan pendorong utama keterlibatan tenaga kerja ?
YPM Salman ITB membangun keterlibatan di lingkungan Pengurus dengan meraih sebanyak mungkin kontribusi baik dari kader maupun non kader dalam berbagai program-program ambisius sejalan dengan visi dan misi organisasi. Dengan demikian, hal ini bukan saja mendorong keterlibatan pengurus yang ada namun juga calon-calon pengurus baru untuk secara sukarela dengan ketertarikan yang sangat besar untuk terlibat dalam project-project ambisius tersebut.
Sedikit berbeda dengan pengurus, faktor pendorong keterlibatan pelaksana kegiatan tidak cukup dengan iming-iming mimpi besar. Pelaksana kegiatan merupakan organ yayasan yang dibayar waktunya untuk mengelola kegiatan yayasan. Hampir sebagian besar pelaksana kegiatan, waktunya dihabiskan untuk melaksanakan operasional harian yayasan. Untuk mendorong keterlibatan pelaksana kegiatan, maka waktunya perlu dihargai secara proper, sedemikian rupa sehingga kebutuhan hidupnya terpenuhi. Maka faktor pendorong keterlibatan yang penting bagi pelaksana kegiatan adalah apresiasi baik dalam bentuk kesempatan aktualisasi diri, karir maupun kompensasi material.
Pada level tertinggi pelaksana kegiatan (manajemen) memiliki kesempatan untuk membantu menangani bidang usaha atau program baru yang dirintis YPM Salman ITB, sehingga pengalaman serta keilmuannya berkembang, bertambah luas. Hal ini akan membangun kompetensi baru yang tentunya bermanfaat dalam pengembangan diri ke depan. Sementara di level karyawan, keterlibatan didorong melalui kesempatan promosi, rotasi, bonus dan insentif, program haji/umrah serta tunjangan prestasi sebagai apresiasi terhadap kinerja yang memenuhi bahkan melampaui target pada tugas-tugas pokok maupun tugas-tugas tambahan. Secara tertulis pemberian bonus dan insentif diatur melalui Surat Keputusan Pengurus No. 471/S.1/YPM - 1000/XII – 1436 yang mengatur pemberian marketing fee dan bonus/insentif bagi pelaksana kegiatan untuk dana-dana sebagai berikut :
1. Dana Proyek
2. Dana Penghimpunan Zakat dan Infaq
3. Dana Pihak Ketiga (Sponsor, CSR, Kemitraan, dll)
4. Dana Sisa Program/Kegiatan
Untuk memenuhi prinsip/asas keadilan dan kebersamaan maka bonus/insentif diberikan tidak hanya kepada pelaksana kegiatan secara langsung namun juga kepada pelaksana kegiatan yang tidak secara langsung terlibat pada kegiatan yang dimaksud dengan porsi yang berbeda.
3. Bagaimana Anda menilai keterlibatan tenaga kerja?
Penilaian yang paling mudah dan sederhana atas keterlibatan pengurus serta pelaksana kegiatan dalam berbagai aktivitas yayasan adalah dengan memeriksa tingkat kehadiran. Keterlibatan pengurus dinilai dari kehadirannya pada rapat-rapat yang diadakan, pada acara-acara atau kegiatan-kegiatan penting yayasan, bahkan pada proses perencanaan hingga evaluasi berkala. Penilaian kehadiran menggunakan system finger print.
Sementara pelaksana kegiatan, keterlibatannya dinilai dari kehadirannya baik pada jam dan hari kerja, juga pada proses-proses manajemen yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengendalian. Pelaksana kegiatan baik manajemen dan karyawan dapat terlibat secara langsung dalam proses perencanaan kegiatan-kegiatan yayasan
yang meliputi penentuan teknis kegiatan, perancangan anggaran, distribusi kebutuhan sumber daya, dan lain sebagainya. Di samping itu juga pelaksana kegiatan sudah barang tentu akan terlibat dalam pelaksanaan, dan dapat dilibatkan pula dalam evaluasi atau pengendalian kegiatan.
Keterlibatan yang tinggi akan ditunjukan dengan terbentuknya kualitas pelaksana kegiatan yang memiliki kemampuan manajerial yang baik sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa karyawan pada level terendah sekalipun akan memiliki kesempatan promosi pada tingkat manajemen tertinggi sekalipun. Hal ini dimungkinkan dan telah dibuktikan bahwa sebagian posisi manajemen ditempati oleh person yang awal masuknya hanya sebagai karyawan level staf atau bahkan lapangan.
4. Bagaimana kinerja tenaga kerja dan keterlibatan tenaga kerja Anda
Dalam mengelola kinerja pengurus maupun pelaksana kegiatan, maka hal yang paling utama harus dimiliki oleh yayasan adalah:
1. Job Description dari level tertinggi hingga terendah
2. Standard Operating Procedure untuk masing-masing Job Description tersebut
Dari kedua hal tersebut di atas maka setiap orang yang merupakan bagian dari struktur yayasan akan memiliki standar kinerja yang dibutuhkan dan harus dicapai, bahkan dilampaui. Sistem penilaian kinerja khusus untuk pelaksana kegiatan dapat dilihat pada gambar 5.1.4. Sementara penilaian kinerja pengurus dilakukan dan diatur oleh Pengawas yayasan yang akan dilaporkan kepada Pembina. Khusus tugas-tugas yang memerlukan peran lintas bidang dibentuk tim kerja yang biasanya berbatas waktu. Kerjasama dalam pelaksanaan tugas-tugas yang dimaksud akan menjadi unsur penilaian kinerja.
Dari Job Description dan Standard Operating Procedure selanjutnya pengurus maupun pelaksana kegiatan secara inisiatif menyusun satuan kinerja yang akan menjadi salah satu unsur penilaian kinerja. Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, Pengurus maupun Pelaksana Kegiatan diberikan kewenangan, tanggung jawab, serta kebebasan berinovasi di mana setiap hasil inovasi tersebut menjadi salah satu unsur penilaian kinerja.
Sistem kerja diatur sedemikian rupa sehingga tercipta budaya organisasi yang saling terkait, di mana keberhasilan suatu program adalah suatu keberhasilan bersama bukan individu.
B. Workforce and Leader Development
1. Bagaimana cara belajar dan mengembangkan sistem yang mendukung kebutuhan organisasi dan pengembangan pribadi anggota, manajer, dan para pemimpin organisasi?
Pembelajaran dan pengembangan merupakan upaya membangun SDM yang kompeten dalam pelaksanaan tugas-tugas sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam setiap upaya peningkatan kinerja organisasi baik yang bersifat operasional maupun non operasional, YPM Salman ITB senantiasa melibatkan ahli sebagai konsultan untuk memberikan arahan dan pembelajaran guna mencapai kinerja yang paling optimal. Model-model pembelajaran yang dilakukan di antaranya:
• Kajian manajemen
• Pengajian manajemen
• Pelatihan tematik
• Workshop
• Focus Group Discussion
• Konsultansi
• Asistensi
• Sharing Skill and Experience
• Sosialisasi
Adapun pelatihan atau training yang sudah dilakukan adalah Pelatihan akuntansi keuangan; Pelatihan hospitality; Pelatihan menulis laporan singkat; Pelatihan menulis surat; Pelatihan jurnalistik; Pelatihan table manner.
2. Bagaimana Anda mengevaluasi efektivitas dan efisiensi sistem pembelajaran dan pengembangan karyawan?
Kegiatan pembelajaran dan pengembangan baik bagi Pengurus maupun Pelaksana Kegiatan akan memberikan perubahan positif pada peningkatan kinerja organisasi. Ukuran peningkatan kinerja organisasi paling tidak harus memenuhi kaidah sebagai berikut:
• Lebih baik
• Lebih cepat
• Lebih mudah
• Lebih murah
Oleh karenanya maka proses pembelajaran dan pengembangan selalu didasarkan pada kebutuhan teknis di lapangan, didasarkan pada kendala-kendala yang muncul pada pelaksanaan aktivitas baik operasional maupun program. Kebutuhan pembelajaran dan pengembangan selalu muncul karena setiap prosedur standar yang ditetapkan perlu senantiasa dievaluasi dan disempurnakan dalam rangka mencapai hasil yang lebih baik, lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah dari sebelumnya.
Evaluasi dan efisiensi pembelajaran dan pengembangan didasarkan pada kebutuhan dalam teknis lapangan yang didasarkan kendala yang muncul dan tereport dalam bentuk laporan program. Dari hasil evaluasi tersebut dibahas lebih lanjut dalam tataran manajemen dalam rapat rutin
3. Bagaimana Anda mengatur pengembangan karir untuk organisasi Anda?
Terkait pengembangan karir, Yayasan telah menetapkan aturan dasar yang tercantum dalam Aturan Yayasan. Secara spesifik hal tersebut diatur dalam Bab tentang Jabatan dan Pengembangan Kemampuan Karyawan. Setiap karyawan memiliki kesempatan naik jabatan dan/atau mengembangkan kemampuannya melalui pendidikan baik di dalam maupun di luar Yayasan.
Setiap karyawan akan ditempatkan pada suatu jabatan tertentu sesuai kualifikasinya dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh Pengurus berdasarkan kebutuhan pengembangan Yayasan, syarat dan ruang lingkup jabatan, serta usulan bagian terkait.
Perubahan jabatan dapat dilakukan melalui konsultasi bagian terkait dengan Bagian Sumber Daya Manusia sesuai dengan prestasi kerja dan tersedianya posisi dalam Yayasan. Perubahan jabatan dapat berupa:
a. Promosi : Perubahan jabatan ke jenjang yang lebih tinggi, berdasarkan pertimbangan prestasi yang baik dan posisi yang ada.
b. Mutasi : Perubahan jabatan pada jenjang yang setara, berdasarkan pertimbangan kebutuhan organisasi dan kelancaran pekerjaan.
c. Demosi : Perubahan jabatan ke jenjang yang lebih rendah, berdasarkan pertimbangan turunnya prestasi dan kondite kerja karyawan yang bersangkutan.
Perubahan jabatan diusulkan oleh atasan yang bersangkutan dan disetujui oleh Pengurus. Dalam usulan tersebut dicantumkan dasar pertimbangan mengenai prestasi dan kondite karyawan serta kebutuhan dari bagian terkait.
Dalam rangka meningkatkan prestasi kerja, atasan langsung akan menilai prestasi kerja karyawan secara berkala menurut ketentuan Yayasan. Hasil penilaian prestasi kerja dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi kenaikan gaji dan atau promosi jabatan karyawan yang bersangkutan serta pemberian bonus karyawan. Di samping itu, dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan, Yayasan memberikan kesempatan kepada karyawan yang dianggap perlu oleh Pengurus untuk mendapatkan tambahan pengetahuan teori/praktek melalui pendidikan di dalam maupun di luar Yayasan.
System reward dan recognition:
• Reward sudah ada.
• Recognition belum. Sistem jenjang karir
KATEGORI 6: FOKUS PADA OPERASI
6.1 PROSES PEMBELAJARAN AKTIVITAS
6.1.1 Sebagai lembaga masjid yang bertempat di lingkungan kampus (Institut Teknologi Bandung), dan juga dekat dengan lingkungan masyarakat sekitar kampus yang memiliki visi mengembangkan peradaban islami, YPM Salman ITB mendefinisikan proses utama atau proses pembelajaran aktivitas yang mendukung secara langsung dan memberikan value terhadap pencapaian misi YPM Salman ITB. Aktivitas tersebut meliputi proses-proses sebagai berikut :
● Pelayanan Ibadah Jamaah
● Dakwah Islam ke masyarakat
● Pembinaan Generasi Muda (Kaderisasi)
Selanjutnya, YPM Salman ITB memiliki proses pendukung yang turut memberikan value terhadap visi misi namun tidak secara langsung dirasakan jama’ah dari produk-jasa yang diberikan oleh YPM Salman ITB. Adapun proses pendukung yang dimaksud adalah :
● Pengembangan Sistem Teknologi Informasi
● Manajemen Keuangan
● Manajemen Talenta SDM
● Pengembangan Fasilitas Strategis
● Pengelolaan Administrasi dan Knowledge Management
● Pengelolaan Media dan Publikasi
● Pengelolaan Kajian Pemikiran Keagamaan, Penerbitan, dan Penyiaran
● Pengembangan Budaya Kreatif dan Islami melalui Laboratorium Ruhani Salman
● Pemberian Advokasi Keluarga Sakinah, Mawaddah, Wa Rahmah
● Pemberian Konsultasi pada Muallaf
● Pengembangan Fasilitas Kedermawanan Sosial Islami (Rumah Amal, Wakaf, Halal Center, dan
Hospital)
Baik proses kerja utama dan pendukung terintegrasi melalui proses design, manage, dan improve yang pelaksanaannya meliputi ruang lingkup pembelajaran aktivitas seperti: pelatihan, pelayanan, dan proses kerja standar.
Masing-masing aktivitas tersebut terdiri atas sub-proses dan dijalankan oleh gabungan beberapa unit kerja. Pembelajaran aktivitas Masjid Salman yang telah ditentukan tersebut selalu diarahkan untuk memberikan nilai tambah atau value , baik kepada Jamaah, masyarakat, civitas akademika (dosen, mahasiswa, staf akademik), dan bagi karyawan Masjid Salman ITB . Proses-proses tersebut dibangun untuk meningkatkan ketercapaian program operasional.
Value yang diharapkan muncul dalam objek program YPM Salman ITB adalah sebagai berikut :
● Meningkatnya kuantitas dan kualitas kader dakwah
● Memberikan nilai kepeloporan pada Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI)
● Meningkatnya ekspose model pengelolaan kebencanaan berbasis masjid ke level Asia Tenggara
● Meningkatnya kepeloporan dalam implementasi teknologi kreatif pada masyarakat (pengelolaan sampah, limbah, air bersih, dan energi terbarukan)
● Menjadi model masjid yang aman, nyaman, dan mengesankan khususnya bagi warga Salman (aktivis dan karyawan), komunitas ITB & sekitarnya: Indeks Kepuasan Jama’ah (presentase belum terhitung)
Proses pelayanan ibadah jamaah bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jama’ah yang ingin melaksanakan ibadah di Masjid Salman. Dengan demikian, harapannya adalah jama’ah dan pemangku kepentingan terkait dapat beribadah dengan khusyuk, aman, nyaman, serta memperoleh pencerahan spiritual & intelektual.
Proses dakwah islam ke masyarakat bertujuan untuk menjadikan masyarakat lebih beradab. Harapannya terbentuk silih asah, silih asuh, silih asih dalam interaksi masyarakat serta memperoleh pencerahan spiritual (IMTAK) & intelektual (IPTEK) agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Proses pembinaan generasi muda bertujuan untuk membentuk leading figure masyarakat beradab. Harapannya mahasiswa dapat belajar berinteraksi & menghadapi persoalan riil, membangun kapasitas kepemimpinan, meningkatkan kualitas spiritual, intelektual, profesional & sosial serta Karakter yang tangguh dan dapat menciptakan problem solving dari permasalahan lingkungan sekitar.
Sumber | Cara Penetapan dan Pengkomunikasian |
Peraturan Pemerintah | ● Pengkajian Peraturan ● Asistensi dengan pakar hukum |
Visi dan Misi YPM Salman ITB | ● Pengkajian Sejarah YPM Salman ITB ● Diseminasi Visi dan Misi Salman ● Diskusi-diskusi dalam rapat pembina, rapat pengurus dan koordinasi dalam rapat manajemen |
Definisi Peradaban Islami | ● Pengkajian dalam rapat pembina dan diskusi dewan pakar ● Studi Literatur |
Institut Teknologi Bandung | ● Pengkajian kerjasama program ● Survei kebutuhan civitas akademika ● Survei kepuasan mahasiswa |
Masjid Kampus Lain | ● Studi Banding ● Kerjasama dan sinergi ● Berbagi pengalaman dan informasi ● Aktivasi Asosiasi (AMKI/RAMKI) |
Instansi Pemerintahan/Lembaga lain | ● Studi Banding ● Kerja sama dan sinergi |
Unit Kegiatan | ● Survei kepuasan dan kebutuhan ● Diskusi dalam rapat |
Tabel 6-1 : Sumber dan Cara Penentuan Pembelajaran Aktivitas Masjid Salman
6.1.2 Untuk mencapai requirement pada poin di atas, desain proses utama maupun proses pendukung dilakukan secara integral dan berkesinambungan. Desain proses dilakukan dengan memperhatikan :
● Strategi dan arah pengembangan institusi (top-down)
● Mendengarkan masukan dari jamaah, aktivis mahasiswa, serta stakeholders lainnya (bottom-up).
Parameter yang digunakan untuk mengarahkan strategi pengembangan adalah sebagai berikut: (a) Visi, misi, dan budaya organisasi, (b) Tujuan jangka panjang, (c) Arah pengembangan, (d) Masterplan, (e) Renstra. Berdasarkan parameter tersebut, proses pembelajaran aktivitas masjid dirancang dengan menurunkan terlebih dahulu visi dan misi YPM Salman ITB, kemudian disusun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang YPM Salman ITB adalah dalam 5 tahun memandu Indonesia menjadi negara ke-3 paling beradab di Asia Tenggara. Selanjutnya, tujuan ini diturunkan kembali dalam rencana strategis hingga ditentukan target-target per tahun. Target-target ini menjadi pertimbangan penyusunan eksekusi program.
6.1.3 Untuk memonitor dan mengontrol aktivitas Masjid Salman ITB, digunakan beberapa parameter pengukuran dan indikator kinerja. Indikator mutu dan kinerja yang ditetapkan mengacu kepada visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai serta masukan dari jamaah, masyarakat secara umum, serta civitas akademika (dosen dan mahasiswa). Kontrol proses ini dilakukan secara berkelanjutan melalui laporan bulanan (di setiap pengajuan anggaran bulanan), kemudian laporan tengah tahun (RKAP) dan laporan akhir tahunan. Laporan tersebut menampilkan keberjalanan program dan kegiatan, pencapaian target, dan penggunaan dana. Selanjutnya laporan tersebut disampaikan oleh tim manajemen kepada pengurus, kemudian pengurus melaporkan kepada Pembina YPM Salman ITB.
Indikator pada laporan ada yang diukur setiap bulan, pada umumnya indikator ini pada level input dan proses, sedangkan indikator output diukur setiap tengah tahun dan akhir tahun. Proses evaluasi dimulai dari laporan pelaksana kegiatan ke ketua program. Dari ketua program akan disampaikan ke manajer Bidang. Terakhir evaluasi disampaikan dari tim manajemen ke pengurus. Di akhir tahun, pengurus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pembina.
Adapun perangkat-perangkat evaluasi diantaranya: kuesioner, observasi langsung, wawancara, dan data sekunder berupa pencatatan kehadiran peserta dsb. Data diambil dari stakeholders dan juga dari objek program. Hal ini dimaksudkan agar evaluasi bersifat objektif dan terukur. Hasil evaluasi kemudian dijadikan masukan untuk memperbaiki perencanaan terhadap proses yang akan dilakukan di masa mendatang.
6.1.4 Untuk memaksimalkan keberhasilan program, maka secara terus menerus dilakukan perbaikan dalam proses utama maupun proses pendukung. Perbaikan proses ini dilakukan berdasarkan alat antara rencana dan realisasi. Masukan berupa kritik dan saran serta ide dari obyek dakwah, obyek pelayanan, maupun obyek kaderisasi di YPM Salman ITB menjadi pertimbangan penting untuk perbaikan. Proses pendukung diturunkan dari strategi pencapaian proses utama dengan menggunakan konsep balance scorecard. Hal ini dimaksudkan agar setiap aktivitas dalam proses pendukung memiliki target yang jelas dan proporsi yang berimbang dalam mendukung proses utama.
6.1.5 Untuk meningkatkan proses kerja dalam meningkatkan produk-jasa, YPM Salman ITB melakukan berbagai kajian internal dan riset terkait kepuasan terhadap suatu program. Dari kajian dan riset tersebut, diturunkan menjadi daftar kebutuhan aktivitas untuk meningkatkan kinerja SDM YPM Salman ITB. Salah
satu target peningkatan produk-jasa di YPM Salman ITB adalah pelatihan karyawan dengan pihak pengelola hotel berbintang, juga pemateri yang ahli di bidangnya, seperti media dan administrasi keuangan. Soliditas SDM melalui kumpul kekeluargaan karyawan juga menjadi parameter penting meningkatakan pelayanan di Masjid Salman ITB.
6.1.6 YPM Salman ITB, di dalam struktur organisasnya, membentuk dewan pakar. Orang-orang yang tergabung didalamnya merupakan kumpulan para pakar dalam bidangnya. Hal ini dimaksudkan agar ada ide-ide segar dan inovasi yang dikembangkan di Masjid Salman. Dalam tataran aktivis mahasiswa, Masjid Salman menyediakan fasilitas dan sarana pembelajaran berupa unit-unit kegiatan. Selain itu, Masjid Salman sendiri dalam berbagai kesempatan mengundang tokoh-tokoh besar yang memberikan inspirasi. Hal ini juga menjadi dorongan inovasi di YPM Salman ITB.
6.2 EFEKTIVITAS OPERASIONAL ORGANISASI
6.2.1 Proses meminimalisasi biaya di YPM Salman ITB dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
● Evaluasi atas keberjalanan aktivitas dan justifikasi terhadap anggarannya
● Membuat standar untuk biaya pengeluaran
● Mencegah kegagalan dan kerja-ulang
● Melakukan analisis kebutuhan SDM karyawan agar efektif
● Dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, agar mendapatkan harga yang murah dan barang yang berkualitas, dilakukan dengan berpedoman kepada aturan logistik. Sedangkan untuk kontrol atas biayanya dilakukan dengan berpedoman kepada Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang ditetapkan YPM Salman ITB setiap tahunnya dan dievaluasi setiap 6 bulan.
● Pelaporan keuangan dilakukan selama tanggal 6 – 10 setiap bulannya, atau selambat – lambatnya enam hari kerja terhitung sejak dana diterima jika dana yang dikeluarkan bersifat incidental
● Dalam peraturan keuangan secara administratif, Salman masih belum memiliki peraturan baku sesuai dengan syariah yang beraku. Hal tersebut dikarenakan Salman belum memiliki Dewan Syariah. Keberjalanan administrasi keuangan Salman mengacu pada proses dan sumber pemasukan juga proses pengeluaran yang tidak menyalahi norma dan peraturan pemerintah yang berlaku.
Inspeksi terhadap pelaksanaan proses dilakukan oleh pimpinan dari pengurus. Hasil temuan akan dievaluasi dan dibahas dalam rapat pengurus setiap dua pekan. Secara berkala (minimal setiap bulannya), pengajuan anggaran dipantau oleh perwakilan pengurus disetiap bidang kerja yang ada di YPM Salman ITB.
6.2.2. Upaya Masjid Salman dalam mengelola jamaah dan kader dapat digambarkan sebagai berikut:
Upaya Mengelola jamaah | Upaya Mengelola Kader |
● Mengadakan kuesioner kepuasan jamaah untuk mengetahui ekspektasi dan kebutuhan jamaah terkait layanan ibadah ● Menyediakan kotak saran ● Penyediaan panduan khutbah jumat berupa video | ● Memberikan apresiasi berupa beasiswa kepada para kader berdasarkan capaian aktivitasnya ● Memberikan apresiasi award atas pencapaian prestasi akademik, organisasi ataupun lomba kader |
● Pembinaan bahasa dan pelatihan pengembangan diri gratis ● Bantuan persiapan pasca kampus (karir) dengan pembinaan komunitas akademisis, social, bisnis dan profesional |
6.2.3 Dalam aktivitas pelayanan jamaah, Masjid Salman berupaya mewujudkan lingkungan yang aman. Salah satu bentuknya adalah dengan menempatkan CCTV di berbagai titik di lingkungan Masjid Salman. Hal ini cukup meningkatkan responsivitas petugas keamanan untuk bekerja lebih efektif mencegah dan menangkap pencuri. Selain itu, di masjid juga disediakan loker penyimpanan sepatu atau penitipan barang dengan kuncinya sehingga jamaah tidak perlu khawatir barang-barangnya diambil orang yang tidak bertanggung jawab.
Apabila ada jamaah yang tertinggal barangnya, petugas lapangan atau jamaah lain yang menemukan akan melaporkan ke bagian petugas keamanan. Selanjutnya petugas keamanan akan menampilkan barang- barang yang hilang tadi di lemari kaca khusus yang diletakkan di ruang publik masjid. Hal ini dimaksudkan agar jamaah yang merasa kehilangan barang dapat langsung mengeceknya di lemari kaca tersebut. Apabila ada jamaah yang mengakui bahwa salah satu barang hilang tersebut adalah barang miliknya, petugas kemanan akan mengonfirmasi kembali terkait kepemilikan barang tersebut. Jika keterangan yang didapat sesuai dengan temuan di lapangan, maka barang tersebut dapat diserahkan kembali kepada jamaah yang bersangkutan.
Jika barang yang ditemukan pada saat sebuah acara berlangsung di komplek Masjid Salman, maka barang tersebut akan di umumkan oleh panitia pelaksana di akhir acara. Panitia akan mengarahkan jamaah yang kehilangan tesebut untuk menemui panitia terkait, agar panitia dapat memberikan barang temuan tersebut kepada jamaah yang bersangkutan.
Untuk keamanan parkir, Masjid Salman memastikan bahwa akses masuk dan keluar dijaga oleh petugas parkir. Selain karyawan, setiap jamaah yang keluar akan dicek STNK guna memastikan bahwa kendaraan tersebut adalah benar milik orang tersebut.
Diharapkan adanya penambahan CCTV di beberapa titik yang masih dianggap rawan, tidak hanya ada di ruang terbuka tapi juga di ruang tersembunyi, sebagai upaya menutup akses orang – orang yang tidak bertanggung jawab melakukan aksi kriminalitasnya. Sehingga dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan bagi jamaah. Termasuk pada area parkir basement.
6.2.4 Masjid Salman memiliki beberapa skenario kesiapsiagaan dalam menghadapi resiko bencana yang disebabkan alam dan faktor kesalahan manusia. Bencana yang dapat ditanggulangin diantaranya:
No. | Jenis Bencana | Bentuk Kesiapsiagaan |
1. | Sambaran petir | ● Penangkal petir yang dipasang pada bangunan masjid, menara, dan gedung-gedung yang ada di komplek Masjid Salman |
2. | Kebakaran | ● Alat pemadam kebakaran (Hydrant dan APAR) tersedia di setiap lantai bangunan Gedung Sayap Selatan dan Lt.2 Gedung Kayu ● Dilakukan pelatihan penanggulangan kebakaran minimal 1 kali setahun |
● Fire alarm ditempatkan di setiap lantai bangunan |
Terkait bencana lain seperti banjir, gempa bumi, angin kencang, dan lainnya belum ada mekanisme penanganan khusus yang dimiliki Masjid Salman ITB.
KATEGORI 7: HASIL-HASIL AKTIVITAS
7.1. HASIL PROGRAM
A. Program Utama Pelayanan Jamaah
Pelayanan Ibadah Jama’ah meliputi shalat fardlu (shalat 5 waktu), shalat Jumat, shalat tarawih, i’tikaf, shalat ied (Iedul Fitri dan Iedul Adha), shalat gerhana, pengurusan jenazah, program muallaf (konsultsi). Pada tahun 2017 program pelayanan ibadah seluruhnya dilaksanakan berdasarkan rencana yang dibuat untuk setahun dalam bentuk RKA tahun 2017. Agenda tersebut juga dilengkapi dengan jadwal muadzin, imam, khatib dan cadangan penggantinya untuk antisipasi ketidakhadiran, kecuali shalat jenazah dan muallaf yang tidak diagendakan.
Pada tahun 2017 target program pelayanan jamaah adalah menjadikan Masjid Salman menjadi model masjid yang aman, nyaman, dan mengesankan, didapatkan:
Pelayanan Jamaah Sasaran Proses “Masjid Salman menjadi model masjid yang aman, nyaman, dan mengesankan khususnya bagi komunitas ITB & sekitarnya” & Pertambahan model dakwah yang dikembangkan Salman dari tahun ke tahun | |||
Parameter | Kondisi 2016 | Target 2017 | Realisasi 2017 |
Indeks Kepuasan Jamaah | 4,4 (skala 5) | 4,5 (skala 5) | 4,35 (skala 5) |
Salman sebagai model Green Masjid: - % volume sampah - % utilisasi air tanah - % utilisasi energi terbarukan | - % volume sampah 100% - % utilisasi air tanah 100% - % utilisasi energi terbarukan 5% | - % volume sampah 80% - % utilisasi air tanah 80% % utilisasi energi terbarukan 10% | - % volume sampah 100% - % utilisasi air tanah 100% % utilisasi energi terbarukan 5% |
Pertambahan model dakwah yang dikembangkan Salman dari tahun ke tahun | 1 model | 3 model | 5 model |
Indeks kepuasan jamaah menurun dari tahun 2016 dengan nilai 4,44 menjadi 4,35, terjadi karena metode dan instrument penilaian yang digunakan berbeda pada tahun 2017. Model dakwah yang sudah berjalan di Masjid Salman adalah ‘Masjid Ramah Lingkungan’ dan ‘Rumah Sahabat’, ‘Juru Sembelih Halal’, ‘SMART’ dan ‘KSM’.
Dalam peningkatan kualitas pelayanan ibadah, pada tahun 2017 dibuat sistem rolling tempat kerja dan pembagian shift kerja karyawan lapangan sehingga dapat menambah jam/ waktu pelayanan serta efisiensi kerja.
Dakwah Islam
Program Dakwah meliputi kegiatan Pengajian Sabtu Dhuha, Kajian Ifthar Senin-Kamis, Kajian Ba’da Zhuhur, Ceramah Umum Pengajian Wanita Salman, Mabit-Gerakan Subuh Jamah Nasional (GSJN), Syiar melalui media social Salman dan Jejaring Ta’mir Masjid.
Pada tahun 2017 target program Dakwah Islam ini adalah meningkatkan ekspose model dakwah ke seantero Asia Tenggara:
DAKWAH ISLAM Sasaran Proses “P2.2 Meningkatkan ekspose model dakwah ke seantero Asia Tenggara” | |||
Parameter | Kondisi 2016 | Target 2017 | Realisasi 2017 |
Jumlah takmir masjid, da’i, dan lembaga dakwah yang bergabung dengan jejaring Salman ITB | 200 | 300 | 350 |
Page rank web Salman ITB | 2/10 | 3/10 | 2/10 |
Jumlah netizen yang me-like, -share atau meng-comment content media sosial Salman | 444 ribu | 600 ribu | 1,3 juta |
Jumlah kunjungan tamu dari seantero Asia Tenggara | 14 lembaga | 20 lembaga | 22 lembaga (Nasional) |
Jumlah pihak yang mengajak Salman bekerjasama dalam model dakwah dari seantero Asia Tenggara | 0 | 4 lembaga | 0 |
1000000
900000
800000
700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0
Masjid Salman Pemuda Hijrah Ammar TV Yufid TV
Rodja TV
Youtube
10062
37,672
344,069
424,900
123,341
FB
34,000
73,000
77,000
898,479
218,000
31,000
933,000
308
389,000
109,000
Subcribers Social Media
Jumlah
Pada tahun 2017 syiar melalui media sosial yang dilakukan Masjid Salman dibandingkan dengan lembaga lain:
Selain itu pada tahun 2017 peserta program dakwah yang dilaksanakan di Salman lainnya cenderung meningkat dari tahun sebelumnya. Jumlah peserta Pengajian Sabtu Dhuha yang sebelumnya menurun dari
tahun 2012 rata-rata 112 orang per pertemuan menjadi rata-rata 76 orang pada 2013 dan menurun lagi menjadi 60 orang pada tahun 2016, lalu pada tahun 2017 jumlahnya meningkat menjadi rata-rata 80 orang per pertemuan. Peserta Kajian Ifthar dari rata-rata 19 orang per pertemuan pada 2012 menjadi rata-rata 30 orang per pertemuan pada 2013, lalu meningkat lagi menjadi 150 orang per pertemuan pada tahun 2016 dan 2017. Peserta Mabit-Gerakan Subuh Jamaah Nasional meningkat dari tahun 2016 yaitu 157 orang menjadi 600 orang setiap kegiatannya pada tahun 2017. Untuk peserta Kajian Ba’da Zhuhur tidak mengalami banyak perubahan yaitu rata-rata 20 orang. Kehadiran pembicara dapat dianggap tidak mengalami perubahan yaitu tetap 100% hadir.
Pembinaan Generasi Muda
Pembinaan generasi muda dilaksanakan dengan menerapkan Grand Design Kaderisasi Masjid Salman yang mulai diterapkan pada tahun 2016. Alur pembinaan dimulai dari pelatihan dasar Salman Spiritual Camp (SSC), pelatihan inti melalui Latihan Mujtahid Dakwah (LMD), pembinaan rutin melalui Kelompok Keluarga, dan pelatihan lanjut melalui Spiritual Entrepreneurial Civilizer Training (SPECTRA).
Target Pembinaan Generasi Muda adalah untuk ‘meningkatkan jumlah kader berkualitas’, dan yang disebut kader adalah seseorang yang sudah mengikuti program LMD. Pada tahun 2017 jumlah peserta pelatihan meningkat dari tahun sebelumnya:
900
800
700
600
500
400
2016
2017
300
200
100
0
SSC
LMD
Jumlah kader yang direkrut pada tahun 2017 adalah alumni LMD yang berjumlah 517 orang. Lalu pencapaian target kader berkualitas pada tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
PEMBINAAN GENERASI MUDA Sasaran Proses “P1.1 Meningkatkan jumlah kader berkualitas” | |||
Parameter | Kondisi 2016 | Target 2017 | Realisasi 2017 |
Jumlah karya inovatif yang dihasilkan kader dalam kegiatan pelayanan jamaah/pemberdayaan masyarakat (Ditargetkan 15, tercapai 13 karya) | 5 karya | 15 karya | 13 karya |
Rata-rata indeks kualitas kepemimpinan kader hasil pembinaan tahap forming (skala 4) (Ditargetkan 3 namun, namun Indeks belum berhasil disusun) | belum disusun | 3 | belum disusun |
Kesiapan innerware pembinaan tahap preforming (Ditargetkan draft rampung, telah rampung draft rencana kerja penyusunan innerware) | Proses drafting dimulai | draft innerware selesai | draft rencana kerja penyusunan innerware sudah selesai |
Jumlah Dana Sedekah Keluarga dari kalangan Kader Inti (Ditargetkan Rp 36 juta, tercapai Rp 12 juta) | 5 Juta | 36 Juta | 12 Juta |
Persentase kepemilikan rumah di usia 30 di kalangan Kader Lanjut (Ditargetkan 20%, tercapai 30%) | Belum diukur | 20% | 30% |
Kesiapan sistem Salman untuk mendukung pembinaan tahap postforming oleh Kalam & jejaringnya | Belum diukur | Launching sistem database & tracking | Tercapai sistem database |
Program pembinaan mahasiswa ini jika dibandingkan dengan Santri Siap Guna (SSG) dari Daarut Tauhid jumlah peserta pembinaan (kader) berjumlah 250-an setiap pelatihan, dan satu tahun dilaksanakan 2 kali (tahun 2017 SSG angkatan 34 dan 35), sehingga jumlah kader yang dilantik kurang lebih sama dengan Masjid Salman sekitar 500 orang.
B. Program Sekunder (Program Offering)
Program Sekunder meliputi (1) training/kursus-kursus seperti Kursus Bahasa Arab, Studi Islam atau Dirasah Islamiyah (tahsin, tahfiz, tafsir, dan Islamic Worldview), dan Sekolah Pra Nikah (SPN); (2) seminar (pelatihan/seminar guru, seminar halal, Learning Camp, kuliah-kuliah umum intelektual); serta (3) penerbitan dan multimedia. Perkembangan kursus/training dalam program sekunder dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
900
800
700
600
500
400
300
2014
2015
2016
2017
200
100
0
Bahasa Arab
Studi Islam
SPN
PWS
Jumlah peserta yang mengikuti seminar pendidikan pada tahun 2015 adalah sebanyak 10.553 orang, yang meningkat sebesar 163% menjadi 27.767 orang pada tahun 2016 dan menurun menjadi 16.286 orang pada tahun 2017 karena penyelenggaraan Besiswa Perintis Nusantara tidak lagi dilaksanakan, difokuskan pada Perintis Jawa Barat. Peserta Learning Camp tetap tidak mengalami perubahan. Adapun produk penerbitan terkait Program Offering yang dihasilkan pada tahun 2014, 2015, 2016, 2017 berturut-turut adalah 1 judul tafsir, 1 edisi jurnal, 1 edisi jurnal, buku panduan layanan dasar & buku Trialektika.
C. Hasil Jasa/Layanan
Program layanan yang sampai saat ini tersedia adalah layanan kebutuhan jasmani dan ruhani, mencangkup
(a) Rumah Amal Salman (Penyaluran Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf); (b) kantin; (c) toko swalayan; (d) Tenant; (e) PKL sekitar Yayasan; (f) siqoyah (minuman gratis) dan makanan buka puasa (Ifthar); (g) internet hotspot.
7.2. HASIL FOKUS PADA JAMA’AH
Kondisi saat ini, pada rentang 2014 sampai dengan 2017, jama’ah Masjid Salman ITB terdiri dari jama’ah shalat, jama’ah kajian (kajian sabtu dhuha, kajian ba’da zhuhur, ifthar, PWS, Bahasa Arab, GSJN) dan jamaah yang direkrut untuk diarahkan menjadi aktivis dan kader. Jamaah kajian, seperti kajian sabtu dhuha, kajian ba’da zhuhur, PWS, Studi Islam, Bahasa Arab, GSJN sudah terdata walaupun masih sebatas nama dan no kontak/telepon, sedangkan jamaah yang direkrut pada pelatihan-pelatihan LMD, ITB SC, SSC dan SPCETRA sudah terdata nama, jurusan/universitas/angkatan, domisili dan no kontak/telepon, email.
Untuk mengetahui kepuasan jama’ah, YPM Salman ITB melalui BPP mengadakan survei kepuasan jamaah. Pada tahun 2016 hasil survei jama’ah ini menunjukkan skor 4,45 dari skala 5 untuk pelayanan ibadah. Dan pada tahun 2017 dengan tools survei yang lain didapatkan nilai kepuasan jamaah 87% atau 4,35 dari skala 5 dengan indikator tangible, empathy, responsiveness, reliability, dan assurance.
Pada tahun 2017 Pelanggan cenderung lebih puas pada indikator Reliability dan Responsiveness dari YPM Salman. Dan tidak puas pada beberapa poin dari Tangible: “kapasitas tempat penyimpanan”, “kebersihan
dan kenyamanan ruang tertutup” dan “keberadaan dan kondisi tempat sampah”, serta “sopan santun petugas dalam melayani keluhan terkait kebersihan dan keamanan” pada indikator assurance.
7.3. HASIL FOKUS TENAGA KERJA
Perkembangan jumlah karyawan Masjid Salman pada tahun 2014 sebanyak 70 orang, 2015
sebanyak 71, 2016 sebanyak 70 orang, dan 2017 sebanyak 73 orang karyawan yang terdiri dari 43 orang karyawan tetap, 15 orang karyawan kontrak, 15 orang karyawan kontrak program. Pada tahun 2017 distribusi jabatan tenaga kerja:
Pada tahun 2017 dengan menggunakan form penilaian karyawan pada karyawan lapangan didapatkan hasil 26 karyawan mendapatan nilai: "Kompeten", dan 1 orang diberikan nilai "Kontribusi Berharga". Selanjutnya untuk meningkatkan kompetensi, pada tahun 2017 dilaksanakan pelatihan: hospitality.
Pada tahun 2017 terdapat beberapa reward yang diberikan pada karyawan:
Jaminan Sosial | Sudah Terdaftar | Belum Terdaftar |
BPJS Kesehatan | 39 | 34 |
Jaminan Kecelakaan Kerja | 40 | 33 |
Jaminan Kematian | 40 | 33 |
Jaminan Hari Tua | 40 | 33 |
Dalam keberjalanan program Masjid Salman pada tahun 2017 angka kecelakaan kerja minim dan ringan, selain itu terjaminnya karyawan dengan asuransi BPJS. (Tambahan tahun-tahun sebelumnya, missal 2016 zero accident).
Selanjutnya berikut perkembangan gaji karyawan, yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Trend Gaji Karyawan
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
-
2012
TERENDAH 2013
RATA-RATA TERTINGGI
2014
2015
2016
2017
7.4. HASIL KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA
Dalam keberjalanan Masjid Salman untuk mendukung komunikasi dan keterlibatan pemimpin senior dengan tenaga kerja dan pelanggan dilakukanlah:
Rapat Kerja dan Anggaran
Setiap tahun, YPM Salman ITB mengadakan Rapat Kerja dan Anggaran (Raker) padaa awal tahun. Pada tahun 2014 dan 2015, Raker dilaksanakan di luar lokasi Masjid Salman ITB. Sementara pada tahun 2016 dan 2017 dilaksanakan di lingkungan Masjid Salman ITB.
Rapat Koordinasi Pengurus
Setiap sebulan sekali, YPM Salman ITB mengadakan Rapat Pleno yang menghadirkan seluruh anggota Pengurus Masjid Salman dan setiap satu pekan sekali, YPM Salman ITB mengadakan Rapat Pengurus Inti, peserta rapat terdiri dari Pengurus Inti, Sekretaris, Bendahara, Ketua & Wakil Ketua Bidang serta para manajer. Sesekali, Rapat Pengurus juga menghadirkan anggota Majelis Pembina yang terkait.
Rapat Manajemen
Rapat Manajemen berlangsung sepekan sekali, dengan koordinasi dilaksaanakan setiap hari. Pada rentang tahun 2014 sampai dengan 2017 rapat-rapat koordinasi tersebut dilaksanakan secara konsisten.
Apel Pekanan
Pertemuan rutin yang dilaksanakan satu pecan sekali yanag melibatkan pengurus, manajemen serta karyawan lapangan dan program. Pada tahun 2017 apel dilksanakan secara rutin setiap hari Rabu di Paving Block Masjid Salman.
Melalui komunikasi timbal balik pengurus dengan karyawan yang dilakukan secara rutin dengan beberapa koordinasi di atas, Pengurus, Manajemen, sampai level Karyawan mengetahui visi misi Masjid Salman serta nilai-nilai yang ingin dibawa oleh Salman pada Tahun 2017: 7 langkah perilaku arahan pimpinan senior Masjid Salman.
7.5. HASIL KEUANGAN DAN PASAR
Pemasukan
Saat ini pemasukan Masjid Salman ITB berasal dari beberapa sumber yaitu: infak dan donasi, kontribusi usaha, kontribusi Rumah Amal, kepesertaan, dan dana pihak ketiga.
3E+09
2.5E+09
2E+09
1.5E+09
1E+09
2016
2017
500000000
0
Infaq dan
Donasi
Kontribusi Kontribusi Kepesertaan Dana Pihak
Usaha
Rumah Amal
Program
Ketiga
Total pemasukan pada Tahun 2017 sebesar Rp. 8.770.299.498,00 yang meningkat dari pemasukan pada 2016 yaitu sebesar Rp. 8.343.725.640,00.
Pembiayaan
Pembiayaan YPM Salman meliputi beban personal, operasional, beban pemeliharaan, beban program, beban pengembangan dan dana taktis.
6E+09
5E+09
4E+09
3E+09
2E+09
1E+09
2016
2017
0
Total pembiayaan pada Tahun 2017 Rp. 9.144.976.363,00 yang meningkat dari nilai pada tahun 2016 sebesar Rp. 8.164.135.147,00. tambahkan persentasi
Tambahkan foto2 kegiatan untuk menunjukkan kita menggarap pasar. Pasar sasaran kuantitas dan kualitasnya meningkat. Bisa menunjukkan peningkatan jumlah oraang yang digarap, misal dari foto traawih/itikaf 2016 daan 2017 ternyata lebih banyak, kualitas bisa dengan nilai-nilai.