ANALISIS PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN
ANALISIS PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN
KERTAS KERJA WAJIB
Diajukan Oleh : XXXXX XXXXXXXX NOTAR :19.03.037
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN
TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
ANALISIS PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN
KERTAS KERJA WAJIB
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Program Studi Diploma III Manajemen Transportasi Perkeretaapian Guna Memperoleh Sebutan Ahli Madya
Diajukan oleh: XXXXX XXXXXXXX 19.03.037
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD
HALAMAN PERNYATAAN
ORISINALITAS
Kertas Kerja Wajib (KKW) ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah sayanyatakan dengan benar.
Nama : XXXXX XXXXXXXX Notar : 19.03.037
Tanda Tangan :
Tanggal :
HALAMAN PENGESAHAN
KERTAS KERJA WAJIB
ANALISIS PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN
Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh:
XXXXX XXXXXXXX
Nomor Taruna : 19.03.037
Telah Disetujui Oleh :
KERTAS KERJA WAJIB
ANALISIS PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Program Studi Diploma III Manajemen Transportasi Perkeretaapian
Oleh :
XXXXX XXXXXXXX NOTAR : 19.03.037
TELAH DIPERTAHANKAN DI DEPAN DEWAN PENGUJI PADA TANGGAL 2 AGUSTUS 2022
DAN DINYATAKAN TELAH LULUS DAN MEMENUHI SYARAT
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD BEKASI
2022
KERTAS KERJA WAJIB
ANALISIS PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN
Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh:
XXXXX XXXXXXXX
Nomor Taruna : 19.03.037
TELAH DIPERTAHANKAN DI DEPAN DEWAN PENGUJI PADA TANGGAL 2 AGUSTUS 2022
DAN DINYATAKAN TELAH LULUS DAN MEMENUHI SYARAT
DEWAN PENGUJI
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Xxxxx Xxxxxxxx
Notar : 19.03.037
Program Studi : Diploma III Manajemen Transportasi Perkeretaapian Jenis Karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD, Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non – eksklusif Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Xxxxxxxx pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Bekasi
Pada tanggal : 2 Agustus 2022
Yang menyatakan ( Xxxxx Xxxxxxxx )
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai untuk penyusunan Kertas Xxxxx Xxxxx ini, akan sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan Kertas Xxxxx Xxxxx ini, oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan bantuan dalam bentuk moral,material dan doa;
2. Xxxxx Xxxxx Xxxx, ATD ., MT selaku Direktur Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD;
3. Bapak Xx. Xxxxxxx Xxxxxx, MM selaku ketua Program Studi D-III Manajemen Transportasi Perkeretaapian dan Dosen Pembimbing;
4. Bapak Xx. Xx. Xxxxxxxx Xxxxxxxxx, M.STr selaku coordinator dosen pembimbing.
5. Bapak Ir. Tonny C.M. Xxxxx, X.Xx selaku dosen pembimbing.
6. Rekan-rekan tim PKL PT KAPM yang selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam bentuk usaha untuk saya menyelesaikan Kertas Kerja Wajib ini beserta doa yang diberikan;
7. Rekan – rekan taruna/i Xxxxx 16 beserta kakak senior dan adik adik xxxxxx yang tercinta;
8. Rekan – rekan penghuni kontrakan Xxxxxxx yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan laporan ini;
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Kertas Kerja Wajib ini, baik materi maupun teknik penyajianya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Bekasi, 2 Agustus 2022
Xxxxx Xxxxxxxx
DAFTAR ISI
B. Gambaran Umum PT Kereta Api Properti Manajemen 8
C. Gambaran Umum Wilayah Kerja Operator 11
D. Kondisi Prasarana Stasiun Kemayoran 12
A. Tinjauan Pustaka / Penelitian Terdahulu 15
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian 27
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 0 Xxxx Xxxxxxxxxxxx Xxxxxxx 0
Gambar II. 2 Foto Kantor PT Kereta Api Properti Manajemen 8
Gambar II. 3 Struktur Organisasi PT Kereta Api Properti Manajemen 10
Gambar II. 4 Struktur Organisasi Pembagian Area PT Kereta Api Properti Manajemen 11
Gambar II. 5 Peta Lintas DAOP 1 Jakarta 12
Gambar II. 6 Denah Stasiun Kemayoran 13
Gambar II. 7 Layout eksisting Stasiun Kemayoran 13
Gambar IV. 1 Bagan Alir penelitian 26
Gambar V. 1 Peron di Stasiun Kemayoran 40
Gambar V. 2 Kondisi kereta yang tidak mendapatkan peron 40
Gambar V. 3 Kondisi kereta yang tidak mendapatkan peron 41
Gambar V. 4 Denah Stasiun Kemayoran 42
Gambar V. 5 Data Frekuensi Harian St. KMO 50
Gambar V. 6 Layout eksisting Stasiun Kemayoran 61
Gambar V. 7 Layout perencanaan perpanjangan peron St. Kemayoran. 62
DAFTAR TABEL
Tabel I. 1 Data Luas Wilayah Jakarta Pusat 3
Tabel I. 2 Jumlah Penduduk per Kecamatan Kota Administrasi Jakarta Pusat 3
Tabel V. 1 Survey Standar Pelayanan Minimum Di Stasiun Kemayoran 28
Tabel V. 2 Klasifikasi Peron Stasiun Kemayoran 43
Tabel V. 3 Ukuran Peron Stasiun Kemayoran 44
Tabel V. 4 Ukuran Peron di Stasiun Kemayoran 45
Tabel V. 5 Jumlah penumpang pada jam sibuk 46
Tabel V. 6 Tingkat pelayanan penumpang 47
Tabel V. 7 Perhitungan Level of Service pada setiap peron 48
Tabel V. 8 kereta api yang berhenti di stasiun Kemayoran 49
Tabel V. 9 Hasil Perhitungan Metode Aritmatik 53
Tabel V. 10 Hasil Perhitungan Metode Geometrik 55
Tabel V. 11 Hasil Perhitungan Metode Least Square 57
Tabel V. 12 Matriks kondisi eksisting dan perencanaan 63
DAFTAR RUMUS
Rumus V. 1 Perhitungan Level of Service (LOS) Kebutuhan Peron 47
Rumus V. 2 Perhitungan Kebutuhan Lebar Peron 49
Rumus V. 3 Perhitungan Headway 51
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mempunyai kebutuhan untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk itu diperlukan transportasi sebagai media perpindahan baik untuk memindahkan manusia atau barang. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan jasa transportasi untuk mobilitas orang atau barang. Selain itu transportasi merupakan penunjang pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah. Semakin maju suatu daerah maka semakin banyak pula kegiatan dan mobilitas yang terjadi, maka daerah tersebut akan semakin berkembang. Untuk proses memindahkan orang atau barang diperlukan transportasi yang efektif dan efisien, salah satu moda transportasi tersebut adalah kereta api.
Kereta api merupakan moda transportasi yang memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki jenis moda transportasi lainnya. Salah satunya dapat mengangkut penumpang atau barang dalam jumlah besar pada waktu yang bersamaan. Sehingga kereta api memiliki potensi yang sangat memungkinkan untuk dapat dikembangkan guna meningkatkan mobilitas seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Agar transportasi kereta api dapat berjalan dengan baik perlu juga diadakannya regulasi dan perencanaan yang matang terkait perkembangan atau peningkatan pelayanan pada moda transportasi kereta api di Indonesia. Terkait hal ini, pemerintah lah yang bertanggung jawab dan berwenang dalam merencanakan dan meregulasi mengenai perkeretaapian itu disusun guna mewujudkan perkeretaapian yang lebih maju lagi. Direktorat Jendral Perkeretaapian sendiri memiliki unit kerja dibawahnya yang saling bekerja sama menciptakan, membangun serta merealisasikan rencana yang sudah ditetapkan. Unit kerja tersebut yaitu Direktorat dan Balai. Pada unit kerja Direktorat terdapat empat Direktorat yaitu Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Direktorat
Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Sarana Perkeretaapian dan Direktorat Keselamatan Perkeretaapian. Sedangkan pada unit kerja Balai, terdapat tiga jenis Balai yaitu Balai Teknik Perkeretaapian, Balai Pengujian Perkeretaapian dan Balai Perawatan Perkeretaapian.
Dengan tingkat kebutuhan masyarakat akan kebutuhan transportasi kereta api yang semakin meningkat, pemerintah tentunya harus segera memperhatikan hal tersebut yaitu dengan cara menyediakan prasarana guna mengoptimalkan pengoperasian kereta api untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penyediaan prasarana yang harus dilakukan pemerintah adalah dengan cara mengoptimalkan pelayanan sarana ataupun prasarana perkeretaapian. Pada wilayah DAOP 1 DKI Jakarta khususnya pada stasiun kemayoran dibutuhkannya perpanjangan peron guna mendukung KRL SF 12. Tujuan dan perencanaan perpanjangan peron pada stasiun kemayoran agar satu rangkaian kereta api disetiap gerbongnya mendapatkan peron untuk menciptakan kenyamanan dan keselamatan penumpang, sesuai Undang-undang Nomor 23 tahun 2007 Bab II pasal 3 yang menjelaskan asas dan tujuan penyelenggaraan transportasi perkeretaapian tentang kenyamanan dan keselamatan penumpang transportasi Kereta Api. Pembangunan perpanjangan peron ini sangat penting karena emplasemen merupakan salah satu prasarana yang vital dalam upaya mendukung pengoperasian kereta api. Dalam hal ini upaya pemerintah untuk meningkatkan prasarana belum dilaksanakan, karena pada kondisi eksisting peron pada stasiun kemayoran saat ini adalah SF 8. Penulis merencanakan diadakannya perpanjangan peron pada stasiun Kemayoran pada wilayah Daop 1 Jakarta karena hal ini sesuai dengan kasus pada perpanjangan peron di stasiun Serpong pada saat melakukan Praktek Kerja Lapangan dan magang di PT Kereta Api Properti Manajemen.
Dilihat dari jumlah data penduduk pada wilayah Jakarta pusat khususnya pada kecamatan Kemayoran yang seluas 7,25Km2 memungkinkan akan terjadinya penumpukan terhadap penumpang kereta api pada stasiun kemayoran, berikut adalah data luas wilayah Jakarta Pusat yang meliputi Gambir, Tanah Abang, Xxxxxxx, Xxxxx, Cempaka putih, Johar Baru, Sawah Besar dan Kemayoran.
Berdasarkan jumlah penduduk yang ada di Kemayoran, maka besar kemungkinan jumlah penumpang yang ada di stasiun Kemayoran berbanding lurus dengan data jumlah penduduk pada Wilayah kecamatan Kemayoran dan untuk menghindari permasalahan penumpukan penumpang di stasiun Kemayoran maka penulis menganalisis fasilitas stasiun yang ada di stasiun Kemayoran khususnya pada fasilitas prasarana operasi yaitu peron.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil judul “ANALISIS
PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN”.
B. Identifikasi Masalah
Adapun untuk identifikasi masalah Kertas Kerja Wajib ini, antara lain:
1. Masih terdapat 2-4 kereta yang belum mendapatkan peron pada satu rangkaian.
2. Ruang tunggu atau kapasitas peron yang minim pada saat penumpang menunggu rangkaian di peron.
3. Ukuran panjang peron yang berpengaruh pada kapasitas penumpang.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi eksisting fasilitas pelayanan penumpang di stasiun Kemayoran?
2. Berapa kapasitas muat penumpang pada peron di stasiun Kemayoran?
3. Bagaimana perencanaan perpanjangan peron di stasiun Kemayoran?
D. Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukannya penilitian ini untuk meningkatkan fasilitas pelayanan penumpang khususnya peron di stasiun Kemayoran. Adapun tujuan dari penulisan Xxxxxx Xxxxx Xxxxx ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi eksisting fasilitas pelayanan penumpang yang ada di stasiun Kemayoran.
2. Untuk mengetahui kapasitas muat penumpang pada peron di stasiun Kemayoran.
3. Untuk mengetahui rencana perpanjangan peron di stasiun kemayoran.
E. Batasan Masalah
Guna mencapai arah yang jelas dari tujuan penulisan Kertas Xxxxx Xxxxx ini, maka Batasan masalah penulisan ini adalah:
1. Data yang digunakan sebagai obyek penelitian berasal dari perencanaan pembangunan perpanjangan peron pada stasiun Kemayoran.
2. Pekerjaan perpanjangan peron pada stasiun Kemayoran hanya mengetahui kapasitas muat penumpang pada peron dan jarak penambahan perpanjangan peron
3. Pembahasan yang dilakukan hanya membahas alasan peron di stasiun Kemayoran harus diperpanjang.
F. Keaslian Penelitian
Penulisan Xxxxxx Xxxxx Xxxxx ini berdasarkan hasil penilitian, pemikiran dan pemaparan dari penulis sendiri, baik untuk naskah laporan maupun kegiatan yang dilaksanakan sebagai bagian dari Kertas Kerja Wajib ini. Jika terdapat karya orang lain, penulis akan mencantumkan sumber yang jelas.
G. Manfaat Penelitian
Kertas Kerja Wajib ini diharapkan dapat memberi manfaat penyelenggaraan Sistem Angkutan Kereta Api antara lain sebagai berikut:
1. Penulis dan pembaca dapat lebih memahami tentang permasalahan fasilitas prasarana yang ada di stasiun Kemayoran yang mengarah pada aspek peningkatan kenyamanan dan keselamatan penumpang.
2. Bagi instansi terkait yaitu, pemerintah dan PT KAI untuk dapat dijadikan bahan evaluasi guna meningkatkan kepercayaan pengguna jasa layanan angkutan Kereta Api.
3. Bagi instansi PTDI-STTD dapat dijadikan koleksi buku diperpustakaan agar dijadikan ilmu pengetahuan kepada para pembaca dan diharapkan dapat berguna sebagai bahan rujukan untuk pengembangan ilmu pada penelitian selanjutnya.
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Umum Daerah
1. Kondisi Wilayah Administrasi Administratif Daerah
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, 2022
Gambar II. 0 Xxxx Xxxxxxxxxxxx Xxxxxxx
Jakarta Pusat yang berada di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta mempunyai kekhususan sebagai pusat pemerintah nasional, pusat keuangan dan bisnis. Jakarta Pusat sebagai kota ditempatkannya Monumen Nasional, Istana Negara dan berbagai kantor pemerintahan pusat lainnya. Wilayah Jakarta Pusat merupakan salah satu wilayah administrasi dibawah pemerintah provinsi DKI Jakarta. Kota administrasi Jakarta Pusat dipimpin oleh seorang walikota/bupati. Wilayah Jakarta Pusat merupakan dataran rendah yang terletak sekitar
6
4m di atas permukaan laut. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017, luas wilayahnya 48,13km2, serta mempunyai 173 saluran makro/submakro yang digunakan sebagai sumber air, perikanan dan bisnis perkotaan. Dalam segi Ekonomi, Kondisi Pandemi Covid-19 saat ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jakarta Pusat mengalami kontraksi 0,64 persen dengan rata-rata pengeluaran perkapita sebulan yaitu 23.888.623 Rupiah.
2. Kondisi Geografis Daerah
Wilayah Jakarta Pusat secara geografis terletak pada posisi 106 58’18” Bujur Timur (BT) dan 5 19’12”-6 23’ 54” Lintang Selatan (LS). Jakarta Pusat merupakan wilayah terkecil yang ada di provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan luas daerahnya ±48,13 Km2.
Sebelah Utara : Jakarta Utara
Sebelah Timur : Jakarta Timur Sebelah Selatan : Jakarta Selatan Sebelah Barat : Jakarta Barat
Tabel I. 1 Data Luas Wilayah Jakarta Pusat
Kecamatan | Luas Wilayah (Km²) |
Gambir | 7,59 |
Tanah Abang | 9,31 |
Menteng | 6,53 |
Senen | 4,22 |
Cempaka Putih | 4,7 |
Johar Baru | 2,37 |
Kemayora | 7,25 |
Sawah Besar | 6,16 |
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta, 2022
Tabel I. 2 Jumlah Penduduk per Kecamatan Kota Administrasi
Jakarta Pusat
Kecamatan | Jumlah penduduk(Jiwa) |
Gambir | 92.445 |
Tanah Abang | 177.250 |
Menteng | 81.041 |
Senen | 121.165 |
Cempaka Putih | 94.334 |
Johar Baru | 134.627 |
Kemayoran | 241.601 |
Sawah Besar | 123.997 |
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta,2022
B. Gambaran Umum PT Kereta Api Properti Manajemen
1. Gambaran Umum Perusahaan
Sumber: Dokumentasi pribadi,2022
Gambar II. 2 Foto Kantor PT Kereta Api Properti Manajemen
PT Kereta Api Properti Manajemen atau KAPM adalah salah satu anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang didirikan pada tanggal
8 September 2009. Pada saat berdirinya, KAPM memiliki usaha inti di bidang properti dengan tujuan untuk memaksimalkan pengelolaan asset dan properti milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) maupun pihak lainnya. Dalam Perjalanannya, dengan pertimbangan strategi bisnis yang lebih luas
dan menguntungkan, akhirnya KAPM juga merambah ke unit bisnis lainnya, yaitu bisnis Konstruksi dan Trading.
Unit Bisnis Konstruksi dirintis sejak tahun 2010 dengan menerima pekerjaan penugasan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), terkait dengan adanya perpres 83 Tahun 2011. PT Kereta Api Indonesia (Persero) memberi penugasan KAPM untuk menjadi kontraktor pelaksana seluruh pembangunan dan penataan stasiun KRL Jabodetabek. Dalam perkembangannya, KAPM semakin menegaskan ‘positioning’ nya sebagai Kontraktor Prasarana Perkeretaapian dan Fasilitas Pendukungnya yang meliputi perawatan dan pembangunan Jalan Rel, Jembatan, Persinyalan, Telekomunikasi, Listrik Aliran Atas serta fasilitas pendukungnya antara lain perawatan dan pembangunan Stasiun, Depo, Underpass, Container Yard dan Bangunan Dinas lainnya.
Hingga saat ini, telah banyak pekerjaan prasarana perkeretaapian yang telah diselesaikan oleh KAPM, yang paling akhir adalah pekerjaan prasarana yang meliputi: pembangunan Catenary/Jaringan Listrik Aliran Atas (LAA), Jaringan Telekomunikasi, Relokasi dan pembangunan Masjid Al Fallah, Madrasah Ibtidaiyah Jamaatul Islamiyah, Modifikasi LAA Stasiun Duri dan yang bersangkutan dengan judul Kertas Xxxxx Xxxxx penulis yaitu perpanjangan peron pada stasiun Serpong yang diidalam pengerjaannya juga mengganti dan merawat Listrik Aliran Atas (LAA) dan pemindahan wesel.
PT KAPM melaksanakan Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai dengan yang diamanatkan oleh pemerintah dalam PP No. 50 Tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen K3 dan berdasarkan pada SK Menteri Ketenagakerjaan RI No. 21 Tahun 2020 tanggal 14 Juli 2020 dengan hasil “Tingkat Penelitian Memuaskan”. Salah satu target kinerja KAPM adalah nihil kecelakaan kerja (zero accident) yang diterapkan di semua lini manajemen membentuk suatu budaya K3 yang saling kebergantungan. Implementasi K3 juga membantu perusahaan untuk mengelola risiko peralatan, aset dan produksi agar dapat dipergunakan secara aman dan efisien untuk menghindari kecelakaan kerja yang dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.
2. Gambaran Umum Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi, Visi dan Misi PT Kereta Api Properti Manajemen, sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi PT Kereta Api Properti Manajemen
Struktur organisasi adalah garis hierarki yang berisi komponen- komponen yang dalam hal ini yaitu orang-orang yang menjadi penyusun berdirinya suatu perusahaan. Berikut ini adalah sebagian kecil struktur organisasi dari PT Kereta Api Properti Manajemen:
Sumber: PT Kereta Api Properti Manajemen, 2022
Gambar II. 3 Struktur Organisasi PT Kereta Api Properti Manajemen
PT Kereta Api Properti Manajemen memiliki pengendalian di 14 Area seluruh Indonesia agar terciptanya pengawasan yang struktural dan efisiensi pengendalian di berbagai wilayah kerjanya. Berikut merupakan Struktur Organisasi Pembagian Area di PT Kereta Api Properti Manajemen:
Sumber: PT Kereta Api Properti Manajemen, 2022
Gambar II. 4 Struktur Organisasi Pembagian Area PT Kereta Api Properti Manajemen
2. Visi PT Kereta Api Properti Manajemen
Visi KAPM ialah menjadi perusahaan properti dan jasa konstruksi umum terutama prasarana perkeretaapian yang terpercaya dan professional.
3. Misi PT Kereta Api Properti Manajemen Misi KAPM yaitu:
a. Melakukan optimalisasi asset atau lahan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan pihak lainnya.
b. Menyelenggarakan jasa pembangunan prasarana perkeretaapian dengan mengutamakan kualitas dan ketepatan waktu.
c. Mendukung kehandalan sarana perkeretaapian dengan menyediakan barang atau jasa sesuai standar mutu terbaik.
d. Memberikan kontribusi kepada Share Holder
C. Gambaran Umum Wilayah Kerja Operator
Wilayah kerja PT Kereta Api Properti Manajemen memiliki ruang lingkup pekerjaan proyek di daerah operasi (daop), divisi regional (divre) dan user (pihak ketiga). Wilayah studi tim PKL PT Kereta Api Properti Manajemen dibatasi pada Area 1 Jakarta yang terdiri dari 103 stasiun baik kelas besar, sedang maupun kecil. Pada bidang usaha di Kereta Api Properti Manajemen hanya berfokus kajian di bidang konstruksi dan
perawatan jalan dan jembatan. Oleh sebab itu, bidang properti dan trading tidak dikaji secara rinci dan detail. Daop 1 Jakarta dibatasi dari ujung utara yaitu Stasiun Tanjung Priok, ujung selatan dibatasi stasiun Sukabumi, ujung timur dibatasi oleh stasiun Cikarang dan ujung barat sampai di stasiun Merak.
Sumber: PT Kereta Api Properti Manajemen,2022
Gambar II. 5 Peta Lintas DAOP 1 Jakarta
D. Kondisi Prasarana Stasiun Kemayoran
Stasiun Kemayoran (KMO) adalah stasiun kereta api yang terletak di Jl. Garuda, perbatasan antara kelurahan Kemayoran dan Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Stasiun yang terletak pada ketinggian
+4 m ini terletak di Daerah Operasi 1 Jakarta. Stasiun Kemayoran mempunyai 4 Jalur rel yang merupakan percabangan jalur menuju Stasiun Tanjung Priok dan menuju Stasiun Rajawali. Stasiun Kemayoran melayani perjalanan KRL Commuter Line relasi Jatinegara-Bogor dan sebaliknya serta Jatinegara-Jakarta Kota dan sebaliknya. Berikut gambar Denah dan layout Stasiun Kemayoran.
Sumber: Dokumentasi penulis,2022
Gambar II. 6 Denah Stasiun Kemayoran
Sumber: PPKA Stasiun Kemayoran,2022
Gambar II. 7 Layout eksisting Stasiun Kemayoran
Berdasarkan layout eksisting stasiun Kemayoran tersebut, dapat dilihat pada stasiun Kemayoran terdapat 4 jalur. Jalur 1 merupakan sepur lurus arah hilir yang biasanya digunakan untuk keberangkatan kereta api Komuter Line ke arah Stasiun Pasar Senen dengan panjang jalur efektif
295,4 meter dengan memiliki kapasitas 14 rangakaian KRL dan jalur 2 merupakan sepur lurus arah hulu untuk kedatangan Kereta Api Komuter Line ke arah Stasiun Rajawali panjang jalur efektif 277,3 meter dengan memiliki kapasitas 13 rangkaian KRL .Sedangkan, Jalur 3 merupakan sepur lurus arah hilir ke Stasiun Pasar Senen panjang jalur efektif 563 meter dengan memiliki kapasitas 27 rangkaian KRL dan Jalur 4 merupakan Sepur lurus arah hulu untuk Kereta Api Ke arah Stasiun Pasar Senen panjang jalur efektif 368 meter dengan memiliki kapasitas 17 rangkaian KRL. Pada Jalur 3 dan 4 biasanya dilalui Kereta Api Barang yang dari dan menuju Stasiun Tanjung Priok.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka / Penelitian Terdahulu
Berisi tentang kajian mengenai hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dalam hal ini penulisan Kertas Xxxxx Xxxxx yang membahas tentang “Analisis Perpanjangan Peron pada Stasiun Kemayoran”. Penelitian ini berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan dari penulis sendiri, baik untuk naskah laporan maupun kegiatan yang dilaksanakan sebagai bagian dari Kertas Kerja Wajib. Jika terdapat karya orang lain, penulis akan mencantumkan sumber yang jelas.
B. Aspek Legalitas
Dalam pembahasan yang dilakukan ada beberapa landasan hukum yang menjelaskan teori-teori sesuai dengan undang-undang, Peraturan Presiden, maupun Keputusan Menteri yang digunakan sebagai dasar untuk penulisan pada ketentuan di bawah ini:
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
a. Pasal 1 ayat (1)
Perkeretaapian adalah salah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana dan sumber daya manusia serta norma, kriteria, persyaratan dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.
b. Pasal 1 ayat (3)
Prasarana perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan.
c. Pasal 1 ayat (4)
Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur
15
kereta api dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.
d. Pasal 1 ayat (7)
Jalan Rel adalah satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton atau konstruksi lain yang terletak di permukaan, di bawah dan di atas tanah atau bergantung beserta perangkatnya yang mengarahkan jalannya kereta api.
e. Pasal 3
Perkeretaapian diselenggarakan dengan tujuan untuk memperlancar perpindahan prang dan/atau barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong dan penggerak pembangunan nasional.
f. Pasal 8 ayat (3)
Rencana induk perkeretaapian nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:
1) Arah kebijakan dan peranan perkeretaapian nasional dalam keseluruhan moda transportasi;
2) Prakiraan perpindahan orang dan/atau barang menurut asal tujuan perjalanan;
3) Rencana kebutuhan prasarana perkeretaapian nasional;
4) Rencana kebutuhan sarana perkeretaapian nasional; dan
5) Rencana kebutuhan sumber daya manusia.
g. Pasal 19
Pembangunan prasarana perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf a wajib:
1) Berpedoman pada ketentuan rencana induk perkeretaapian; dan
2) Memenuhi persyaratan teknis prasarana perkeretaapian.
2. Peraturan Menteri No. 29 Tahun 2011
a) Pasal 1
Stasiun Kereta Api merupakan prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.
b) Pasal 2 ayat 1
1) Kereta api sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 menurut jenisnya terdiri atas:
a. Stasiun penumpang
b. Stasiun barang; dan/atau
c. Stasiun operasi
c) Pasal 8
Bangunan stasiun kereta api yang ada pada saat ini tetap dapat dioperasikan dan menyesuaikan berdasarkan ketersediaan lahan atau peningkatan jumlah pengguna jasa stasiun kereta api dan terhadap pembangunan stasiun baru wajib menyesuaikan dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri No. 29 Tahun 2011.
3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 63 Tahun 2019, tentang standar pelayanan Minimum Angkutan Orang Dengan Kereta Api.
a) Pasal 2
1) Pelayanan penumpang kereta harus memenuhi SPM
2) SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan acuan bagi penyelenggara prasarana perkeretaapian dan/atau penyelenggara prasarana perkeretaapian dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa.
b) Pasal 3
SPM pelayanan penumpang kereta api terdiri atas:
1) SPM di Stasiun Kereta Api
2) SPM di dalam perjalanan
c) Pasal 15
1) Standar Pelayanan Minimum kereta api paling sedikit mencakup:
a) Keselamatan
b) Keamanan
c) Kehandalan
d) Kenyamanan
e) Kemudahan, dan
f) Kesetaraan
2) Standar Pelayanan Minimum Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran angka I dan angkka II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan Peraturan Menteri ini.
4. Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2009, tentang penyelenggaraan perkeretaapian
a. Pasal 315
1) Perencanaan teknis sebagaimana dimaksud dalam pasal 314 ayat (1) huruf a harus memuat tahapan perencanaan prasarana perkeretaapian yang meliputi:
a) Pradesain;
b) Desain;
c) Konstruksi; dan
d) Pascakonstruksi.
C. Aspek Teoritis
Dalam pembahasan yang dilakukan ada beberapa pendapat yang menjelaskan teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk penulisan dipertegas pada ketentuan di bawah ini:
1. Perkeretaapian
Dalam ketentuan umum pasal 1 UU No. 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian disebutkan, bahwa “Perkeretaapian adalah satu kesatuan system yang terdiri atas prasarana, sarana dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api”. Sedangkan, dalam pembukaan UU No. 23 Tahun 2007 disebutkan bahwa perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi dalam sistem transportasi nasional yang mempunyai karakteristik pengangkutan secara massal dan keunggulan tersendiri, yang tidak dapat dipisahkan dari moda transportasi lain, perlu dikembangkan potensinya, dan ditingkatkan perannya sebagai penghubung wilayah, baik nasional maupun internasional, untuk menunjang, mendorong dan menggerakkan pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berbanding lurus dengan penjelasan diatas, menurut X.X.X Xxxxxxxx (1996:64) sumbangan kereta api bagi perkembangan ekonomi dan masyarakat sangat besar. Kereta api lah yang memulai angkutan barang dalam jumlah yang besar dengan biaya yang rendah sehingga merangsang pertumbuhan industri, pertambangan, perdagangan dan kegiatan lainnya di masyarakat. Transportasi perkeretaapian memiliki beberapa keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan transportasi lainnya, yaitu:
a. Mampu mengangkut muatan dalam jumlah yang besar.
b. Mampu menempuh jarak yang jauh. Bertambah jauh jarak semakin efisien dan biaya semakin rendah.
c. Jadwal perjalanan dengan frekuensi tinggi dapat dilaksanakan.
d. Jarang sekali terjadi kongesti karena semua fasilitas dimiliki oleh satu perusahaan sehingga penyediaan jasa lebih terjamin kelancarannya.
e. Dapat memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan bus.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perkeretaapian merupakan salah satu moda yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut baik penumpang maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang tinggi, dan tingkat pencemaran yang rendah dan lebih efisien dibanding dengan moda transportasi jalan raya untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu lintas, seperti angkutan kota.
2. Prasarana Perkeretaapian
Prasarana perekeretaapian berdasarkan UU No. 23 Tahun 2007 adalah jalur kereta api dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan. Jalur kereta api sendiri adalah jalur yang terdiri dari rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawas jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api Penyelenggara prasarana perkeretaapian sendiri adalah pihak yang menyelenggarakan prasarana perkeretaapian.
3. Jalan Rel
Jalan rel adalah logam batang untuk landasan jalan kereta api atau kendaraan sejenis seperti trem dan sebagainya. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang logam kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat (seperti penambat pandrol).
Jalan kereta api, yaitu jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel dimana jalan rel adalah satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton, atau konstruksi lain yang terletak di permukaan, di bawah, dan diatas tanah atau bergantung beserta perangkatnya. Fungsinya untuk mengarahkan jalannya kereta api, yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api seperti jembatan, bangunan hikmat untuk drainase, underpass dan fly over dan terowongan.
4. Stasiun
Stasiun menurut PM No. 33 tahun 2011 pasal 2 yaitu stasiun kereta api merupakan prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan kereta api. Kereta api juga sebagai tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.
5. Fasilitas Operasi
Fasilitas Operasi berdasarkan UU No.23 Tahun 2007 adalah peralatan untuk pengoperasian perjalanan kereta api yang terdiri dari beberapa jenis yaitu peralatan persinyalan, peralatan telekomunikasi dan instalasi listrik yang mempunyai fungsi yang berbeda – beda. Peralatan persinyalan berfungsi sebagai petunjuk dan pengendali yang terdiri atas sinyal, tanda, dan marka; Peralatan telekomunikasi berfungsi sebagai penyampai informasi dan / atau komunikasi bagi kepentingan operasi perkeretaapian menggunakan frekuensi radio dan / atau kabel berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang telekomunikasi; sedangkan instalasi listrik berfungsi untuk menggerakkan kereta api bertenaga listrik, memfungsikan peralatan persinyalan kereta api yang bertenaga listrik, memfungsikan peralatan telekomunikasi, dan memfungsikan fasilitas penunjang lainnya berdasarkan peraturan perundang- undangan di bidang ketenagalistrikan. Peralatan persinyalan terdiri
dari tiga jenis yaitu sinyal, tanda, dan marka. Sinyal adalah alat atau perangkat yang digunakan untuk menyampaikan perintah bagi pengaturan perjalanan kereta api dengan peragaan dan/atau warna; Tanda adalah isyarat yang berfungsi untuk memberi peringatan atau petunjuk kepada petugas yang mengendalikan pergerakan sarana kereta api; sedangkan marka adalah anda berupa gambar atau tulisan yang berfungsi sebagai peringatan atau petunjuk tentang kondisi tertentu pada suatu tempat yang terkait dengan perjalanan kereta api.
BAB IV METODOLOGI PEXXXXXXXXx
A. Alur Pikir
Alur pikir merupakan cara Ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara Ilmiah berarti kegiatan penelitian yang dilakukan didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang di bagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Rasional
Merupakan cara ilmiah dari suatu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris
Merupakan cara ilmiah dari suatu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati penelitian menggunakan indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
3. Sistematis
Merupakan cara ilmiah dari suatu kegiatan penelitian dimana proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Jalannya penelitian adalah uraian metode yang akan digunakan dalam penelitian dan cara mengumpulkan data. Jalannya penelitian dilakukan sebagai berikut:
1. Menentukan maksud dan tujuan dilakukannya analisa dan menentukan ruang lingkup serta batasan-batasan permasalahan dalam penelitian ini.
2. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting stasiun dilapangan beserta kondisi terkait masalah penelitian.
23
3. Mengumpulkan data-data yang diperlukan baik data sekunder maupun data primer. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode survey manual yaitu dengan memperoleh data secara langsung dengan pengamatan dilapangan agar dalam pelaksanaannya, pengambilan data juga dilakukan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait.
4. Mengidentifikasi masalah yang ada.
5. Merekomendasikan usulan untuk pemecahan masalah berdasarkan hasil analisa.
6. Melakukan evaluasi dari hasil pemecahan masalah.
7. Analisis dan pembahasan merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu penelitian, analisis data berfungsi untuk mengambil kesimpulan dari sebuah penelitian guna mengetahui kondisi dan kebutuhan perhitungan peron agar mendapat kesimpulan yang berguna untuk perencanaan perpanjangan peron yang bertujuan agar fasilitas peron sesuai dengan peraturan yang ada.
8. Menentukan kesimpulan dari hasil analisa dan pemecahan masalah yang telah dilakukan.
Setiap penelitian tentunya mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu.
Secara umum tujuan penelitian ada 3 macam yaitu :
1. Penemuan, berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru, yang sebelumnya belum pernah diketahui.
2. Pembuktian, berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi tertentu.
3. Pengembangan, berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Sehingga melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya.
Data yang telah diperoleh dari penelitian, dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
1. Memahami, berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui, untuk selanjutnya menjadi tahu.
2. Memecahkan, berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah.
3. Mengantisipasi, berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
Berdasarkan Metode Penelitian sebagaimana tersebut di atas, dan dikaitkan dengan Rumusan Masalah yang penulis telah rumuskan pada Bab I, maka data penelitian yang akan penulis cari adalah data penelitian yang akan digunakan untuk memecahkan masalah, serta untuk mengupayakan agar masalah tidak terjadi lagi.
Teori-teori mengenai jenis-jenis metode penelitian yang berdasarkan “tujuan” metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian pengembangan. Jika dilihat dari teori-teori yang telah disampaikan penulis menggunakan penelitian terapan karena penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang bersifat praktis.
Berdasarkan “Tingkat Kealamiahan” metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu metode penelitian eksperimen, survey, dan naturalistik. Dari tingkat kealamiahan, mote penelitian yang penulis pilih adalah survey karena metode penelitian survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang bersifat alamiah bukan buatan. Dalam pengumpulan data, penulis melakukan beberapa wawancara dan survey langsung di lapangan.
B. Bagan Alir Penelitian
MULAI
IDENTIFIKASI MASALAH
PERUMUSAN MASALAH
DATA SEKUNDER:
1. DATA JUMLAH PENUMPANG
2. DATA STANFORMASI KA & PERON
DATA PRIMER:
1. KONDISI EKSISTING PERON
2. SURVEY PERENCANAAN PERON
PENGOLAHAN DATA
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. BAGAIMANA KONDISI EKSISTING PERON
2. BERAPA KAPASITAS MUAT PENUMPANG PADA PERON
3. BAGAIMANA PERENCANAAN PERPANJANGAN PERON
REKOMENDASI
SELESAI
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar IV. 1 Bagan Alir penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari data promer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung sedangkan data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh oleh penulis secara tidak langsung melalui perantara. Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari pengamatan langsung dan perhitungan terkait aspek-aspek operasi, sedangkan data sekunder didapatkan dari instansi terkait.
D. Teknik Analisis Data
Metode analisis data penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Dimana pada penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif ini didukung oleh metode yang telah ditentukan dengan melakukan analisis dampak sebelum dan sesudah peningkatan fasilitas prasarana yaitu pada penelitian ini adalah perpanjangan peron dimana memperhitungkan lahan pada stasiun dan jumlah penumpang pada jam sibuk.
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian berada di wilayah kerja DAOP 1 DKI Jakarta dan penelitian dilakukan pada stasiun Kemayoran yang terletak di kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan saat melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 3 bulan di PT Kereta Api Properti Manajemen (PT KAPM) yang terletak di Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat.
BAB V
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Penyajian Data
1. Data Inventarisasi di stasiun Kemayoran
Berikut adalah data inventarisasi fasilitas yang ada di stasiun Kemayoran yang sudah memenuhi dan yang belum memenuhi sesuai PM No. 63 tahun 2019 yang didapatkan dengan cara melakukan survey inventarisasi stasiun.
Tabel V. 1 Survey Standar Pelayanan Minimum Di Stasiun Kemayoran
28
FORM SURVEY STANDAR PELAYANAN MINIMUM DI STASIUN (BERDASARKAN PM NO 63 TAHUN 2019) | |||||
NO | ATRIBUT | TOLAK UKUR | KONDISI EKSISTING | KETERANGAN | GAMBAR |
KESELAMATAN | |||||
1 | Lampu penerangan | Tersedia lampu penerangan dengan intensitas cahaya minimal 200 lux | Sudah tersedia beberapa lampu penerangan | TERPENUHI | |
Marka | Terdapat Marka | ||||
petunjuk/pembatas | petunjuk/pembatas | TIDAK | |||
antrean turun/naik penumpang | antrean turun/naik penumpang | TERPENUHI | |||
2 | Peron | Marka/guiding block untuk penunjuk jalan bagi penumpang tuna netra | Terdapat Marka/guiding block untuk penunjuk jalan bagi penumpang tuna netra | TERPENUHI |
Tersedia Safety Line(batas aman) dari tepi peron atau PSD (platfrom screen door) | Belum Tersedia Safety Line dari tepi peron atau PSD (platfrom screen door) | TERPENUHI | |||
Tersedia kanopi peron | |||||
yang menyesuaikan | |||||
3 | Kanopi peron stasiun | dengan panjang peron stasiun, yang bisa melindungi penumpang dari panas dan hujan,dengan kondisi | Masih terdapat kanopi peron yang belum menyesuaikan panjang peron | TIDAK TERPENUHI | |
terang pada siang dan | |||||
malam hari |
4 | Assembly point (titik terkumpul) | Tersedia minimal 1 assembly point area di seiap stasiun dengan penanda/signage | Sudah Tersedia assembly point area di setiap stasiun dengan penanda | TERPENUHI | |
KEAMANAN | |||||
5 | Fasilitas keamanan | Tersedianya CCTV yang merekam Proses naik/turun penumpang di peron | |||
Tersedianya CCTV yang merekam Proses penumpang masuk/keluar stasiun | |||||
Tersedianya CCTV yang merekam Pergerakan orang di area tidak bertiket |
Tersedianya CCTV yang merekam Pergerakan orang di area bertiket | |||||
6 | Petugas keamanan | Tersedia petugas berseragam dan mudah dilihat (Minimal 1 orang dan penempatan di sesuaikan dengan kondisi stasiun) | Terdapat petugas KCI,Satpam, dan cleaning service | TERPENUHI | |
7 | Informasi gangguan keamanan | Tersedia stiker yang mudah dilihat dan jelas terbaca (tentang no HP/Telepon) | Sudah Tersedia stiker yang mudah dilihat dan jelas terbaca | TERPENUHI | |
KEHANDALAN/KETERATURAN |
8 | Layanan penjualan tiket | Tersedia loket tiket manual dan/atau vending machine serta papan informasi tata cara pebelian dan top-up | Tersedia loket tiket manual tetapi belum ada vending machine serta papan informasi tata cara pebelian dan top-up | TIDAK TERPENUHI | |
Tersedia informasi ada/tidak adanya tempat duduk untuk seluruh kelas KA | Tidak Tersedia informasi ada/tidak adanya tempat duduk untuk seluruh kelas KA | TIDAK TERPENUHI | |||
9 | Informasi jadwal operasi dan peta jaringan pelayanan kereta api | Tersedia peta jadwal operasi dan peta jaringan pelayanan kereta api | Sudah Tersedia peta jadwal operasi dan peta jaringan pelayanan kereta api | TERPENUHI |
Terpasang peta di area tidak bertiket dan area bertiket | Belum Terpasang peta di area tidak bertiket dan area bertiket | TIDAK TERPENUHI | |||
10 | Informasi kedatangan kereta dan gangguan perjalanan | Tersedia informasi dengan display dan/atau running text yang berisi informasi kedatangan KA | Sudah Tersedia informasi dengan display dan/atau running text yang berisi informasi kedatangan KA | TERPENUHI | |
Tersedia informasi dengan pengeras suara di peron untuk menginfromasikan kedatangan KA | Sudah Tersedia informasi dengan pengeras suara di peron untuk menginfromasikan kedatangan KA | TERPENUHI | |||
KENYAMANAN |
11 | Ruangan tunggu | Untuk 1 orang minimum 0,6 m | Setiap bangku di ruang tunggu memiliki jarak yang sesuai | TERPENUHI | |
Area bersih 100% terawat, dan tidak berbau yang berasal dari dalam area stasiun | Di area ruang tunggu sangat bersih dan tidak berbau | TERPENUHI | |||
Dilengkapi kursi yang diprioritaskan bagi penumpang yang berkebutuhan khusus | Terdapat 5 set kursi untuk penumpang yang menyandang disabilitas | TERPENUHI | |||
KEMUDAHAN |
12 | Informasi pelayanan | Mempunyai sistem pemberitahuan public | Terdapat 10 speaker yang ditempelkan di dinding dan tiang | TERPENUHI | |
Informasi dalam bentuk visual diletakkan di tempat strategis antara lain di dekat loket,pintu masuk, dan di ruang tunggu umum | Adanya speaker di area ruang tunggu | TERPENUHI | |||
Informasi dalam bentuk audio/suara harus jelas terdengar | Informasi dalam bentuk audio/suara sudah sangat jelas terdengar | TIDAK TERPENUHI |
13 | Fasilitas layanan penumpang | Mempunyai tempat dan satu meja kerja | Tidak Mempunyai tempat dan satu meja kerja | TIDAK TERPENUHI | |
Tersedia 1 orang petugas yang cakap berkomunikasi | Adanya satpam di dekat plang masuk Stasiun | TERPENUHI | |||
Sirkulasi kendaraan masuk,keluar,dan parkir lancer | Kendaraan yang keluar masuk di area parkir dengan lancer | TERPENUHI |
23 | Akses khusus pejalana kaki/penumpang dengan kebutuhan khusus | Tersedianya aksesibilitas yang cukup menampung pejalan kaki/penumpang dengan kebutuhan di stasiun | Terdapat marka/guilding block untuk penumpang difable | TERPENUHI | |
24 | Penanda penunjuk arah | Untuk informasi arah atau tujuannya penumpang, proporsi ukuran huruf/tes penanda lebih besar dari informasi lain | Terdapat informasi arah atau penanda tujuannya penumpang | TERPENUHI | |
KESETARAAN | |||||
25 | Fasilitas bagi penumpang dengan | Tersedia tempat duduk untuk penumpang dengan kebutuhan khusus | Tidak Tersedia tempat duduk untuk penumpang dengan kebutuhan khusus | TIDAK TERPENUHI |
kebutuhan khusus | Tersedia ramp dengan kemiringan maksimal 10 | Tidak Tersedia ramp dengan kemiringan maksimal 10 | TIDAK TERPENUHI | ||
Sedia jalur pedestrian dengan Guiding Block untuk penumpang dengan kebutuhan khusus | Terdapat marka/guilding block di sepanjang jalur stasiun mulai dari pintu masuk hingga di peron | TERPENUHI | |||
Tersedia lift atau jalur khusus untuk penumpang kebutuhan khusus yang menggnakan kursi roda | Tidak terdapat lift atau jalur khusus untuk penumpang kebutuhan khusus yang menggnakan kursi roda | TIDAK TERPENUHI |
Sumber: Hasil Analisis,2022
Sumber: Dokumentasi pribadi,2022
Gambar V. 1 Peron di Stasiun Kemayoran
Sumber: Dokumentasi pribadi,2022
Gambar V. 2 Kondisi kereta yang tidak mendapatkan peron
Sumber: Dokumentasi pribadi,2022
Gambar V. 3 Kondisi kereta yang tidak mendapatkan peron
Berdasarkan kondisi eksisting yang ada di stasiun Kemayoran masih ada beberapa fasilitas penumpang yang tidak terpenuhi terutama pada hal ini khususnya pada peron, karena peron sangat penting dalam operasi perkeretaapian dan berhubungan langsung dengan kenyamanan serta keselamatan penumpang, maka dari itu peron yang ada di stasiun Kemayoran harus diperpanjang sesuai dengan PM 29 tahun 2011.
2. Analisis Kebutuhan Peron
Stasiun Kemayoran merupakan (KMO) adalah stasiun kereta api yang terletak di Jl Garuda kecamatan Kemayoran. Stasiun Kemayoran mempunyai 4 Jalur rel yang merupakan percabangan jalur menuju Stasiun Tanjung Priok dan menuju Stasiun Rajawali . Stasiun Kemayoran melayani perjalanan KRL Commuter Line relasi Jatinegara
– Bogor dan sebaliknya serta Jatinegara – Jakarta Kota dan sebaliknya. Berikut gambar denah eksisiting Stasiun Kemayoran yang berasal dari Ruang PPKA Stasiun Kemayoran, sebagai berikut.
Sumber: Dokumentasi pribadi,2022
Gambar V. 4 Denah Stasiun Kemayoran
Peron merupakan bangunan lantai pelataran pada tepi jalur kereta api yang berfungsi untu tempat naik-turun para penumpang di stasiun. Peron pada Stasiun Kemayoran terdiri dari 4 peron, dengan Peron I dan II merupakan jenis peron sedang sedangkan Peron III dan IV merupakan jenis peron rendah. Berikut tabel luas setiap peron di Stasiun Kemayoran dengan diketahui panjang dan lebarnya. Berikut klasifikasi peron dan ukuran peron yang ada di stasiun Kemayoran.
Tabel V. 2 Klasifikasi Peron Stasiun Kemayoran
No | Peron Jalur | Jenis peron | Kelas Peron | |||
Di Tepi Jalur | Diantara 2 Jalur | Tinggi | Sedang | Rendah | ||
1 | Peron 1 Temporary Jalur I | V | V | |||
2 | Peron 1 Jalur I | V | V | |||
3 | Peron 2 Jalur I | V | V | |||
4 | Peron 2 Jalur II | V | V | |||
5 | Peron 3 Jalur II | V | v | |||
6 | Peron 3 Jalur III | V | v | |||
7 | Peron 4 Jalur III | V | v | |||
8 | Peron 4 Jalur IV | V | v |
Sumber: Hasil Analisis,2022
Tabel V. 3 Ukuran Peron Stasiun Kemayoran
No | Peron Jalur | Jalur Efektif (m) | Panjang Peron (m) | Lebar Peron (mm) | Tinggi Peron (mm) | Jarak Tepi Peron - As Jalan Rel (mm) | Jarak Tepi Peron - Rel (mm) |
1 | Peron 1 Temporary Jalur I | 295,4 | 225 | 600 | 560 | 1700 | 1100 |
2 | Peron 1 Jalur I | 225 | 3000 | 500 | 1500 | 850 | |
3 | Peron 2 Jalur I | 183 | 3000 | 830 | 1600 | 1000 | |
4 | Peron 2 Jalur II | 277,3 | 183 | 3000 | 830 | 1600 | 940 |
5 | Peron 3 Jalur II | 60 | 3000 | 90 | 1400 | 700 | |
6 | Peron 3 Jalur III | 000 | 00 | 0000 | 90 | 1300 | 700 |
7 | Peron 4 Jalur III | 181 | 7000 | 90 | 1300 | 700 | |
8 | Peron 4 Jalur IV | 368 | 181 | 7000 | 90 | 1300 | 700 |
Sumber: Balai Teknik Perkeretaapian Jakarta-Banten,2022
Tabel V. 4 Ukuran Peron di Stasiun Kemayoran
Peron | Panjang(m) | Lebar(m) | Luas(m2) |
Peron 1 | 225 | 3 | 675 |
Peron 2 | 183 | 3 | 549 |
Peron 3 | 60 | 3 | 180 |
Peron 4 | 181 | 7 | 1.267 |
Sumber: Balai Teknik Perkeretaapian Jakarta-Banten,2022
Berdasarkan analisis yang dilakukan Jalur 1 merupakan sepur lurus arah hilir yang biasanya digunakan untuk keberangkatan kereta api Komuter Line ke arah Stasiun Pasar Senen dengan panjang jalur efektif 295,4 meter dengan memiliki kapasitas 14 rangakaian KRL dan jalur 2 merupakan sepur lurus arah hulu untuk kedatangan Kereta Api Komuter Line ke arah Stasiun Rajawali panjang jalur efektif 277,3 meter dengan memiliki kapasitas 13 rangkaian KRL .Sedangkan, Jalur 3 merupakan sepur lurus arah hilir ke Stasiun Pasar Senen panjang jalur efektif 563 meter dengan memiliki kapasitas 27 rangkaian KRL dan Jalur 4 merupakan Sepur lurus arah hulu untuk Kereta Api Ke arah Stasiun Pasar Senen panjang jalur efektif 368 meter dengan memiliki kapasitas 17 rangkaian KRL. Pada Jalur 3 dan 4 biasanya dilalui Kereta Api Barang yang dari dan menuju Stasiun Tanjung Priok.
Level Of Service (LOS) adalah salah satu metode yang digunakan untuk menilai aliran traffic pada suatu bangunan maupun jalan guna menghindari konflik dengan penumpang lainya. Hal ini tergantung pada perbandingan antar arus penumpang yang akan naik atau turun dari kereta terhadap kapasitas peron. Pada Perhitungan Level Of Service harus memperhitungkan jumlah peumpang pada jam sibuk. Berikut adalah tabel hasil survei jumlah penumpang pada saat jam sibuk di Stasiun Kemayoran.
Tabel V. 5 Jumlah penumpang pada jam sibuk
No | Durasi Waktu | Senin | Jumat | Sabtu |
1 | 06.00-07.00 | 72 | 73 | 104 |
2 | 07.00-08.00 | 168 | 174 | 122 |
3 | 08.00-09.00 | 311 | 347 | 343 |
4 | 09.00-10.00 | 290 | 258 | 273 |
5 | 10.00-11.00 | 151 | 130 | 165 |
6 | 11.00-12.00 | 82 | 69 | 51 |
7 | 12.00-13.00 | 118 | 115 | 179 |
8 | 14.00-15.00 | 000 | 000 | 000 |
9 | 15.00-16.00 | 252 | 346 | 219 |
10 | 16.00-17.00 | 304 | 303 | 316 |
11 | 17.00-18.00 | 249 | 219 | 267 |
Jumlah | 2140 | 2188 | 2242 | |
6570 | ||||
Rata Rata Penumpang jam sibuk | 2190 |
Sumber: Hasil Analisis,2022
Dari tabel tersebut, diketahui nilai rata-rata penumpang pada jam sibuk diambil dari hari tersibuk dalam periode satu minggu. Berdasarkan survei yang dilakukan dengan mengambil hari tersibuk pada stasiun Kemayoran adalah hari Senin, Jumat dan Sabtu. Dari jam tersibuk dalam satu hari di Stasiun Kemayoran dimulai jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Rata-rata jumlah penumpang diperoleh dari penjumlahan penumpang di tiga hari tersibuk dibagi jumlah hari, maka diperoleh jumlah penumpang rata rata dijam sibuk adalah 2190 penumpang.
Tabel V. 6 Tingkat pelayanan penumpang
TINGKAT PELAYANAN | Area (m2/pnp) | Kecepatan rata rata penumpang ( m/min) | Arus rata rata (pnp/min/m) | Volume/kapasitas |
A | ≥ 3,3 | 79 | 0-23 | 0,0 – 0,3 |
B | 2,3 – 3,3 | 76 | 23 - 33 | 0,3 – 0,4 |
C | 1,4 – 2,3 | 73 | 33 – 49 | 0,4 – 0,6 |
D | 0,9 – 1,4 | 69 | 49 – 66 | 0,6 – 0,8 |
E | 0,5 – 0,9 | 46 | 66 – 82 | 0,8 – 1,0 |
F | < 0,5 | <46 | Bervariasi | Bervariasi |
Sumber: Kittelson & Associate et al. (2003 : 7-10)
Berdasarkan hasil perhitungan survey diatas dan setelah diperolehnya jumlah penumpang rata-rata di jam sibuk, berikut adalah perhitungan Level Of service pada setiap peron. Dengan menggunakan rumus:
Rumus V. 1 Perhitungan Level of Service (LOS) Kebutuhan Peron
Luas Ruang Tunggu (m2)
LOS =
Jumlah penumpang (pnp)
Sumber: PM Nomor 29,2011
Tabel V. 7 Perhitungan Level of Service pada setiap peron
Peron | Panjan g (m) | Lebar (m) | Luas (m2) | Jumlah Penumpang pada saat Jam sibuk (pnp) | LOS(m2/p np) |
Peron 1 | 225 | 3 | 675 | 2190 | 0,3 (LOS F) |
Peron 2 | 183 | 3 | 549 | 2190 | 0,2 (LOS F) |
Sumber: Hasil Analisis,2022
Dari hasil perhitungan Level of Service pada setiap peron menunjukkan tingkat kualitas pelayanan yang berbeda-beda. Pada analisis yang di hitung hanya peron 1 dan 2 karena yang melayani naik turun penumpang hanya pada peron 1 dan 2, sedangkan peron 3 tidak difungsikan dan peron 4 hanya untuk jalur kereta api barang yang melintas langsung. Peron 1 dan peron 2 memiliki LOS F dengan artian penumpang yang antri dalam keadaan berdiri dengan kontak fisik langsung antar orang, kerapatan sangat tidak nyaman, tidak ada ada ruang untuk pergerakkan dalam antrian dan ada potensi jalur keluar dalam kondisi yang mendesak atau dalam keadaan darurat.
Berdasarkan hasil luas peron yang telah didapat pada tabel V.7 maka dapat dihitung kapasitas penumpang pada peron sesuai dengan PM No. 29 Tahun 2011, maka kapasitas penumpang pada peron didapatkan 0,64m2/penumpang. Berdasarkan ketentuan tersebut, diketahui kapasitas penumpang pada peron di stasiun Kemayoran adalah 675m2/0,64m2 dengan didapatkan hasil jumlah kapasitas maksimum pada peron 1 sejumlah 1.050 penumpang, dan pada peron
2 didapatkan 549m2/0,64m2 dengan hasil kapasitas maksimum penumpang sejumlah 850 penumpang.
Berdasarkan PM 29 Tahun 2011 tentang persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api, Panjang peron disesuaikan dengan rangkaian terpanjang kereta api penumpang yang beroperasi. Kereta yang berhenti di stasiun Kemayoran harus didukung dengan Panjang peron yang disediakan.
Tabel V. 8 kereta api yang berhenti di stasiun Kemayoran
Nama KA | Stamformasi | Panjang Kereta (m) | Panjang Rangkaian (m) |
KRL | 8 | 20,70 | 165,6 |
KRL | 10 | 20,70 | 207 |
KRL | 12 | 20,70 | 248,4 |
Sumber: Hasil Analisis,2022
Dalam perencanaan peron, jumlah penumpang juga mempengaruhi lebar peron. Untuk menghitung kebutuhan lebar peron berdasarkan PM 29 Tahun 2011 dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.
Rumus V. 2 Perhitungan Kebutuhan Xxxxx Xxxxx
Sumber: PM Nomor 29,2011
Keterangan:
b = Lebar peron (meter)
v = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk LF = Load Factor (80%)
L = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta api penumpang yang beroperasi (meter).
0,64 m2/Orang x V x LF
b =
L
0,64 x 2.190 x 0,8
b =
248,4
b = 4,51m
Untuk frekuensi KRL (Commuter Line) yang melintas di stasiun Kemayoran sebagai berikut:
Sumber: PPKA St. KMO,2022
Gambar V. 5 Data Frekuensi Harian St. KMO
Diketahui dari data tersebut bahwa jumlah KRL yang melintas di stasiun Kemayoran sejumlah 83 KRL. Dan nilai frekuensi didapatkan dengan formula sebagai berikut:
F = N/t
Keterangan:
F = Frekuensi N = Jumlah
T = Waktu
Dan didapatkan perhitungan dengan:
t = Waktu operasi (20 jam); dan t = Waktu 1 hari (24 jam)
Diketahui, t = 20 jam. Maka nilai F adalah: F = N/t
F = 83/20
F = 4 KA/jam (Waktu operasi)
Diketahui, t = 24 jam. Maka nilai F adalah: F = N/t
F = 83/24
F = 3 KA/jam
Setelah didapatkan hasil frekuensi dan LOS kebutuhan peron serta lebar peron, diketahui kapasitas lintas dan headway yang ada di stasiun Kemayoran didapat dengan rumus sebagai berikut:
Rumus V. 3 Perhitungan Headway
H = 1440/K x 0,7 x 2
Sumber: GAPEKA,2021
Keterangan :
H = Headway (menit)
K = Kapasitas Lintas (Didapat dari GAPEKA 2021)
Untuk Headway dari KMO-KPB, dengan nilai (K = 403) H = 1440/403 x 0,7 x 2
= 5 menit
Untuk Headway KMO-TPK, dengan nilai (K = 96) H = 1440/96 x 0,7 x 2
= 21 menit
Untuk Headway KMO-PSE, dengan nilai (K = 403) H = 1440/403 x 0,7 x 2
= 5 menit
Setelah didapatkan waktu jarak rangkaian belakang dan depan (Headway) dari hasil perhitungan diatas. Hasil ini didapatkan berdasarkan GAPEKA DAOP 1 Tahun 2021.
3. Analisis Peramalan Penumpang
Metode yang digunakan dalam meramalkan jumlah peunumpang terus berkembang merupakan metode yang biasanya diterapkan diantaranya terdiri dari tiga metode yaitu Metode Aritmatik, Metode Geometrik, dan Metode Least Square. Peramalan menggunakan metode aritmatik, dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
a. Metode Aritmatik
Keterangan:
Pn = jumlah penumpang pada tahun ke-n (pnp) Po = jumlah penumpang pada tahun dasar (pnp) Tn = tahun ke-n
To = tahun dasar
Ka = konstanta aritmatik (pnp/tahun)
Berikut ini perhitungan Rata-rata pertambahan volume penumpang dari periode Januari 2021 hingga Maret 2022 menggunakan metode aritmatik.
Tabel V. 9 Hasil Perhitungan Metode Aritmatik
No | Bulan | Jumlah Penumpang Per bulan (orang) | Ka | Pn |
1 | Jan-21 | 64.370 | 0 | 64.370 |
2 | Feb-21 | 61.674 | 2.696 | 64.370 |
3 | Mar-21 | 70.996 | 3.313 | 77.622 |
4 | Apr-21 | 69.336 | 1.655 | 74.302 |
5 | Mei-21 | 69.825 | 1.364 | 75.280 |
6 | Jun-21 | 67.598 | 646 | 70.826 |
7 | Jul-21 | 31.249 | 5.520 | 64.370 |
8 | Agu-21 | 31.822 | 4.650 | 64.370 |
9 | Sep-21 | 45.582 | 2.349 | 64.370 |
10 | Okt-21 | 59.500 | 541 | 64.370 |
No | Bulan | Jumlah Penumpang Per bulan (orang) | Ka | Pn |
11 | Nov-21 | 67.926 | 356 | 71.482 |
12 | Des-21 | 73.847 | 862 | 83.324 |
13 | Jan-22 | 73.803 | 786 | 83.236 |
14 | Feb-22 | 55.369 | 692 | 64.370 |
15 | Mar-22 | 78.451 | 1.006 | 92.532 |
Jumlah | 921.348 | 1.079.194 |
Sumber: Hasil Analisis,2022
b. Metode Geometrik
Peramalan menggunakan metode Geometrik, dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Pn = jumlah penumpang pada tahun ke-n (pnp) Po = jumlah penumpang pada tahun dasar (pnp) r = laju pertumbuhan penumpang
Berikut ini perhitungan Rata-rata pertambahan volume penumpang dari periode Januari 2021 hingga Maret 2022 menggunakan metode geometrik.
Tabel V. 10 Hasil Perhitungan Metode Geometrik
No | Bulan | Jumlah Penumpag Per bulan (orang) | Kenaikan /Penurun an | Persentase | laju pertumbuhan (rasio) | Pn |
1 | Jan-21 | 64.370 | 0 | 0 | 0 | 64.370 |
2 | Feb-21 | 61.674 | -2696 | 4% | 0,04188286 | 64.257 |
3 | Mar-21 | 70.996 | 9322 | 15% | 0,15114959 | 94.080 |
4 | Apr-21 | 69.336 | -1660 | 2% | 0,0233816 | 74.314 |
5 | Mei-21 | 69.825 | 489 | 1% | 0,00705261 | 71.816 |
6 | Jun-21 | 67.598 | -2227 | 3% | 0,03189402 | 79.088 |
7 | Jul-21 | 31.249 | -36349 | 54% | 0,53772301 | 413.147 |
8 | Agu-21 | 31.822 | 573 | 2% | 0,01833659 | 36.138 |
9 | Sep-21 | 45.582 | 13760 | 43% | 0,43240525 | 807.831 |
10 | Okt-21 | 59.500 | 13918 | 31% | 0,30533983 | 654.680 |
11 | Nov-21 | 67.926 | 8426 | 14% | 0,14161345 | 255.403 |
12 | Des-21 | 73.847 | 5921 | 9% | 0,08716839 | 185.182 |
13 | Jan-22 | 73.803 | -44 | 0% | 0,00059583 | 74.332 |
14 | Feb-22 | 55.369 | -18434 | 25% | 0,24977304 | 1.004.782 |
15 | Mar-22 | 78.451 | 23082 | 42% | 0,41687587 | 10.309.646 |
Jumlah | 921.348 | 14.189.066 |
Sumber: Hasil Analisis,2022
c. Metode Least Square
Peramalan menggunakan metode Least Square, dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Y = jumlah penumpang pada tahun ke-n
X = selisih antara tahun ke-n dengan tahun ke-1 yang diketahui a dan b = konstanta
Berikut ini perhitungan Rata-rata pertambahan volume penumpang dari periode Januari 2021 hingga Maret 2022 menggunakan metode least square.
Tabel V. 11 Hasil Perhitungan Metode Least Square
Bulan | Bulan Ke (X) | Pnp ( Y ) | X . Y | x2 | a | b | Y |
Jan-21 | 1 | 64.370 | 64.370 | 1 | 18.826 | 7.835 | 18.826 |
Feb-21 | 2 | 61.674 | 123.348 | 4 | 20.874 | 8.024 | 28.898 |
Mar-21 | 3 | 70.996 | 212.988 | 9 | 23.197 | 8.258 | 39.713 |
Apr-21 | 4 | 69.336 | 277.344 | 16 | 26.244 | 8.553 | 51.902 |
Mei-21 | 5 | 69.825 | 349.125 | 25 | 30.213 | 8.937 | 65.960 |
Jun-21 | 6 | 67.598 | 405.588 | 36 | 35.596 | 9.458 | 82.884 |
Jul-21 | 7 | 31.249 | 218.743 | 49 | 43.312 | 10.204 | 104.539 |
Agu-21 | 8 | 31.822 | 254.576 | 64 | 55.301 | 11.365 | 134.853 |
Sep-21 | 9 | 45.582 | 410.238 | 81 | 76.465 | 13.413 | 183.767 |
Okt-21 | 10 | 59.500 | 595.000 | 100 | 123.873 | 18.001 | 285.879 |
Nov-21 | 11 | 67.926 | 747.186 | 121 | 325.983 | 37.560 | 701.579 |
Des-21 | 12 | 73.847 | 886.164 | 144 | 516.139 | 43.936 | 999.435 |
Jan-22 | 13 | 73.803 | 959.439 | 169 | 144.039 | 7.926 | 239.151 |
Feb-22 | 14 | 55.369 | 775.166 | 196 | 83.698 | 2.087 | 110.829 |
Mar-22 | 15 | 78.451 | 1.176.765 | 225 | 58.987 | 186.705 | 2.672.864 |
jumlah | 120 | 921.348 | 7.456.040 | 1240 | 5.721.080 |
Sumber: Hasil Analisis,2022
Ketiga metode tersebut terlebih dahulu digunakan untuk menghitung jumlah penumpang Stasiun Kemayoran periode Januari tahun 2021 hingga Maret tahun 2021 kemudian dilihat metode mana yang hasil perhitungannya memiliki standar deviasi yang kecil terhadap data voume penumpang Kereta Komuter di Stasiun Kemayoran sesungguhnya pada periode Januari tahun 2021 hingga Maret 2022. Metode proyeksi yang dipilih adalah metode proyeksi dengan nilai standar deviasi paling rendah dan koefisien korelasi paling paling besar. Oleh Karena itu metode yang dipilih adalah metode Aritmatik.
No | Bulan | Jumlah Penumpang Per bulan (orang) | Jumlah Penumpang Per hari (orang) | Keterangan |
1 | Jan-21 | 64.370 | 2.146 | Data Sekunder |
2 | Feb-21 | 61.674 | 2.056 | Data Sekunder |
3 | Mar-21 | 70.996 | 2.367 | Data Sekunder |
4 | Apr-21 | 69.336 | 2.311 | Data Sekunder |
5 | Mei-21 | 69.825 | 2.328 | Data Sekunder |
6 | Jun-21 | 67.598 | 2.253 | Data Sekunder |
7 | Jul-21 | 31.249 | 1.042 | Data Sekunder |
8 | Agu-21 | 31.822 | 1.061 | Data Sekunder |
No | Bulan | Jumlah Penumpang Per bulan (orang) | Jumlah Penumpang Per hari (orang) | Keterangan |
9 | Sep-21 | 45.582 | 1.519 | Data Sekunder |
10 | Okt-21 | 59.500 | 1.983 | Data Sekunder |
11 | Nov-21 | 67.926 | 2.264 | Data Sekunder |
12 | Des-21 | 73.847 | 2.462 | Data Sekunder |
13 | Jan-22 | 73.803 | 2.460 | Data Sekunder |
14 | Feb-22 | 55.369 | 1.846 | Data Sekunder |
15 | Mar-22 | 78.451 | 2.615 | Data Sekunder |
16 | Apr-22 | 79.457 | 2.146 | Hasil Prediksi |
17 | Mei-22 | 80.463 | 2.056 | Hasil Prediksi |
18 | Jun-22 | 81.469 | 2.367 | Hasil Prediksi |
19 | Jul-22 | 82.475 | 2.311 | Hasil Prediksi |
20 | Agu-22 | 83.481 | 2.328 | Hasil Prediksi |
21 | Sep-22 | 84.487 | 2.253 | Hasil Prediksi |
22 | Okt-22 | 85.493 | 1.042 | Hasil Prediksi |
23 | Nov-22 | 86.499 | 1.061 | Hasil Prediksi |
24 | Des-22 | 87.505 | 1.519 | Hasil Prediksi |
25 | Jan-23 | 88.511 | 1.983 | Hasil Prediksi |
26 | Feb-23 | 89.517 | 2.264 | Hasil Prediksi |
27 | Mar-23 | 90.523 | 2.462 | Hasil Prediksi |
No | Bulan | Jumlah Penumpang Per bulan (orang) | Jumlah Penumpang Per hari (orang) | Keterangan |
28 | Apr-23 | 91.529 | 2.460 | Hasil Prediksi |
29 | Mei-23 | 92.535 | 1.846 | Hasil Prediksi |
30 | Jun-23 | 93.541 | 2.615 | Hasil Prediksi |
Sumber: Hasil Analisis,2022
Hasil prediksi di atas merupakan proyeksi per bulan untuk di konfersikan menjadi data per tahun. Di prediksi pada bulan ke-
30 penumpang akan berjumlah 93.541 penumpang/bulan dengan rata rata per hari akan berjumlah 2.615 penumpang/hari.Tentunya dalam peningkatkan jumlah penumpang lebih dari hasil prediksi harus melukakan pengembangan di bidang sarana, prasarana, dan operasi dan juga melakukan perubahan sesuai dengan keinginan penumpang. Dengan Jumlah Penumpang yang naik turun di Stasiun Kemaoyan begitu besar, harus didukung pengembangan bangunan stasiun yang sesuai guna mendukung aksebilitas dan pergerakan orang di kawasan Stasiun Kemayoran.
4. Analisis Perencanaan Perpanjangan Peron
Berdasarkan PP 56 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan perkeretaapian pasal 315 mengenai perencanaan teknis sebagaimana dimaksud dalam pasal 314 ayat (1) huruf a memuat tahapan perencanaan prasarana perkeretaapian yang meliputi pra-desain, desain, konstruksi dan pascakonstruksi. Berikut adalah layout kondisi eksisting stasiun Kemayoran.
Sumber: PPKA Stasiun Kemayoran
Gambar V. 6 Layout eksisting Stasiun Kemayoran
Setelah diketahui gambar desain layout eksisting peron stasiun Kemayoran, berikut adalah pembahasan mengenai kondisi eksisting peron yang belum memenuhi persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api yaitu pada peron 1 dan 2 masih terdapat masalah mengenai Panjang peron yang tidak sesuai dengan rangkaian kereta terpanjang yang berhenti pada stasiun Kemayoran, dengan Panjang peron eksisting 225 meter pada peron 1 dan 183 meter pada peron 2 serta hasil perhitungan lebar peron yang ditemukan dari lebar peron tersebut adalah 4,51 meter dan analisis Level of Service seperti yang sudah dijelaskan di analisis kebutuhan kapasitas penumpang memiliki nilai LOS F, serta ukuran panjang peron yaitu 225 meter dimana ukuran ini didapat dari data Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jakarta-Banten dan stasiun Kemayoran pada hal ini dinilai belum memenuhi aspek Standar Pelayanan Minimum (SPM) sesuai dengan PM No. 63 Tahun 2019
dan PM No. 29 tahun 2011 tentang persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api, karena masih terdapat beberapa kereta angkutan penumpang yang tidak mendapatkan peron. Maka berdasarkan perhitungan dan analisis tersebut dilakukan perencanaan perpanjangan peron di stasiun Kemayoran, berikut adalah gambar desain layout perencanaan perpanjangan peron di stasiun Kemayoran.
Gambar V. 7 Layout perencanaan perpanjangan peron St.
Kemayoran
Berdasarkan desain layout perencanaan perpanjangan peron diatas serta memperhitungkan kapasitas muat penumpang pada peron di stasiun Kemayoran maka dibutuhkan lebar peron dengan tipe di tepi jalur selebar 5 meter dan untuk Panjang peron dibutuhkan 280 meter. Perencanaan penambahan ukuran tersebut sudah sesuai dengan Xxxaturan Menteri No. 29 Tahun 2011 tentang persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api sehingga memumpuni untuk SF 12.
B. Pemecahan Masalah
Dilihat dari permasalahan dan kekurangan persyaratan teknis peron stasiun Kemayoran pada poin A (Penyajian data) diatas, maka dari itu pembangunan peron harus di prioritaskan demi kenyamanan penumpang pada saat proses naik turun dari satu rangkaian Kereta Api. Berikut rencana pekerjaan perpanjangan peron yang dapat dilakukan yaitu:
1. Memperpanjang peron di peron 1 dan peron 2 dalam rangka mendukung Stamformasi (SF) 12 di stasiun Kemayoran. Dengan data diketahui Panjang peron eksisting pada peron 1 adalah 225 meter dan peron 2 adalah 183 meter, dan dengan rincian peron 1 dilakukan pemanjangan sejauh 97 meter, sedangkan peron 2 sejauh 55 meter; dan
2. Melakukan pembangunan peron disesuaikan dengan PM 29 tahun 2011.
Tabel V. 12 Matriks kondisi eksisting dan perencanaan
NO | PERMASALAHAN | KESIMPULAN |
1. | Dengan kondisi Panjang eksisting peron stasiun Kemayoran 225 meter dan hal ini belum sesuai dengan rangkaian kereta terpanjang yang berhenti di stasiun Kemayoran sehingga masih terdapat beberapa kereta penumpang tidak mendapatkan peron. | Menambah panjang peron eksisting dari 225 meter pada peron 1 ditambah sejauh 97 meter, sedangkan pada peron 2 dengan Panjang peron eksisting 183 meter ditambah sejauh 55 meter, sehingga berdasarkan penambahan Panjang peron tersebut, ukuran peron sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. |
2. | Panjang Xxxxx belum sesuai dengan PM 29 Tahun 2011. | Penambahan panjang peron dilakukan sesuai PM 29 Th 2011. |
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan analisis Level of Service pada setiap peron eksisting di Stasiun Kemayoran, disimpulkan bahwa terdapat peron yang tidak sesuai dengan peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api pada peron 1 dan 2 yaitu rangkaian angkutan penumpang. Dengan panjang peron eksisting 225 m pada peron 1 dan 183 m pada peron 2, seharusnya panjang peron minimal 248,4 meter di Stasiun Kemayoran sesuai dengan Panjang rangkaian terpanjang yang berhenti di stasiun Kemayoran. Maka dibutuhkan lebar peron tipe di tepi jalur dan antara jalur dengan ukuran peron sebesar 5 meter dan untuk panjang peron 280 m. Ukuran yang direncanakan telah disesuaikan dengan nilai minimum PM 29 tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api dan toleransi pengereman kereta.
Perencanaan stasiun Kemayoran dapat disimpulkan bahwa dilakukan perpanjangan peron pada peron 1 dan peron 2 dalam rangka mendukung SF 12 dan peningkatan pelayanan serta disesuaikan dengan Peraturan Menteri 29 Tahun 2011.
B. Saran
Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan pada stasiun Kemayoran bahwa fasilitas di dalam stasiun harus sesuai dengan standar pelayanan minimum yang diatur dalam PM No. 63 Tahun 2019 yang mengatur tentang standar pelayanan minimum angkutan orang dengan kereta api. Oleh karena itu dengan kondisi stasiun yang masih belum memenuhi standar dari pelayanan, dan perlu diadakan peningkatan fasilitas seperti perpanjangan peron agar pelayanan penumpang terpenuhi dari aspek kenyamanan serta fasilitas operasi pada stasiun Kemayoran sesuai standar yang telah diatur dalam Peraturan Menteri No. 29 tahun 2011 mengenai Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api.
64
DAFTAR PUSTAKA
, 2007, Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, Jakarta
, 2009, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian. Jakarta. Kementrian Perhubungan Republik Indonesia
, 2011, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api. Jakarta. Kementrian Perhubungan Republik Indonesia
, 2019, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang Dengan Kereta Api. Jakarta. Kementrian Perhubungan Republik Indonesia
Anonim, 1985, Highway Capacity Manual, special report 206, Transportation Researchh board, Washington D.C national Research Council
Andriansyah, 2015, Manajemen Transportasi Dalam Kajian Dan Teori, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama
Agustin NS, 2018, Analisis Karakteristik Pergerakan Penumpang Di Peron Stasiun Medan, Jurusan DIII Perkeretaapian, Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Asyifa AN, 2021, Perencanaan Peron Stasiun Tarik Pada Proyek Pembangunan Jalur Ganda Lintas Sepanjang – Mojokerto, Jurusan DIII Perkeretaapian, Politeknik Transportasi Darat-STTD
Kittelson & Associates, KFH GROUP, Xxxxxx Xxxxxxxxxxxx Quade & Xxxxxxxx, and Xxxxxxxxx Xxxxxx-Xxxxxxxx. 2003. Transit Capacity and Quality of Service Manual (TCRP Report 100). TCRP Report.
NPFA 13, 2000, Standart For Fixed Guideway Transit and Passanger Rail Syst
Pradana MA, 2020, Optimalisasi Standart Pelayanan Minimum Di Stasiun Cicalengka Sebagai Stasiun Pemberangkatan dan Pemberhentian, Jurusan DIII Perkeretaapian, Sekolah Tinggi Transportasi Darat
PT KAI, 2021, Grafik Perjalanan Kereta Api 2021, Jakarta, PT Kereta Api Indonesia Persero
PT KAI, 2022, Peraturan Dinas Nomor 19, Jakarta, PT Kereta Api Indonesia Persero
Siagian MJ, 2013, Kajian Pengembangan Fasilitas Stasiun Rancaekek, Thesis, Jurusan DIII Perkeretaapian, Sekolah Tinggi Trasnportasi Darat
LAMPIRAN
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD D-III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN 2022 | ANALISIS PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN |
Nomor Kereta Api (Arah Hilir) | Relasi | Stamformasi | Panjang Kereta (m) | Panjang Rangkaian (m) |
1533 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 248,4 |
1535 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 248,4 |
1537 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 24,4 |
1539 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 248,4 |
1541 | BKS- JAKK | 10 | 20,70 | 207 |
1543 | BKS- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1545 | BKS- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1547 | BKS- JAKK | 10 | 20,70 | 207 |
1549 | CKR- JAKK | 10 | 20,70 | 207 |
1551 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 248,4 |
1553 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 248,4 |
Nomor Kereta Api (Arah Hilir) | Relasi | Stamformasi | Panjang Kereta (m) | Panjang Rangkaian (m) |
1555 | BKS- JAKK | 10 | 20,70 | 207 |
1557 | BKS- JAKK | 10 | 20,70 | 207 |
1559 | BKS- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1561 | BKS- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1563 | BKS- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1565 | CKR- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1875 | JNG-MRI | 8 | 20,70 | 165,6 |
1759 | JNG-DP | 8 | 20,70 | 165,6 |
1767 | JNG-DP | 12 | 20,70 | 248,4 |
1775 | JNG-DP | 10 | 20,70 | 207 |
1783 | JNG-DP | 12 | 20,70 | 248,4 |
1791 | JNG-DP | 12 | 20,70 | 248,4 |
1887 | JNG-DP | 8 | 20,70 | 165,6 |
1751 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1755 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1763 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1771 | JNG- BOO | 12 | 20,70 | 248,4 |
Nomor Kereta Api (Arah Hilir) | Relasi | Stamformasi | Panjang Kereta (m) | Panjang Rangkaian (m) |
1779 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1787 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1795 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1799 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1803 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1807 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1811 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1815 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1819 | JNG- BOO | 12 | 20,70 | 248,4 |
1823 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1827 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1831 | JNG- BOO | 12 | 20,70 | 248,4 |
1835 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
Nomor Kereta Api (Arah Hilir) | Relasi | Stamformasi | Panjang Kereta (m) | Panjang Rangkaian (m) |
1839 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1843 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1847 | JNG- BOO | 12 | 20,70 | 248,4 |
1851 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1855 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1859 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1863 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1867 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1871 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1879 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1883 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1891 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD D-III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN 2022 | ANALISIS PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN |
Nomor Kereta Api (Arah Hulu) | Relasi | Stamformasi | Panjang Kereta (m) | Panjang Rangkaian (m) |
1533 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 248,4 |
1535 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 248,4 |
1537 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 24,4 |
1539 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 248,4 |
1541 | BKS- JAKK | 10 | 20,70 | 207 |
1543 | BKS- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1545 | BKS- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1547 | BKS- JAKK | 10 | 20,70 | 207 |
1549 | CKR- JAKK | 10 | 20,70 | 207 |
1551 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 248,4 |
1553 | BKS- JAKK | 12 | 20,70 | 248,4 |
Nomor Kereta Api (Arah Hulu) | Relasi | Stamformasi | Panjang Kereta (m) | Panjang Rangkaian (m) |
1555 | BKS- JAKK | 10 | 20,70 | 207 |
1557 | BKS- JAKK | 10 | 20,70 | 207 |
1559 | BKS- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1561 | BKS- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1563 | BKS- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1565 | CKR- JAKK | 8 | 20,70 | 165,6 |
1875 | JNG-MRI | 8 | 20,70 | 165,6 |
1759 | JNG-DP | 8 | 20,70 | 165,6 |
1767 | JNG-DP | 12 | 20,70 | 248,4 |
1775 | JNG-DP | 10 | 20,70 | 207 |
1783 | JNG-DP | 12 | 20,70 | 248,4 |
1791 | JNG-DP | 12 | 20,70 | 248,4 |
1887 | JNG-DP | 8 | 20,70 | 165,6 |
1751 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1755 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1763 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1771 | JNG- BOO | 12 | 20,70 | 248,4 |
Nomor Kereta Api (Arah Hulu) | Relasi | Stamformasi | Panjang Kereta (m) | Panjang Rangkaian (m) |
1779 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1787 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1795 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1799 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1803 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1807 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1811 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1815 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1819 | JNG- BOO | 12 | 20,70 | 248,4 |
1823 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1827 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1831 | JNG- BOO | 12 | 20,70 | 248,4 |
1835 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
Nomor Kereta Api (Arah Hulu) | Relasi | Stamformasi | Panjang Kereta (m) | Panjang Rangkaian (m) |
1839 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1843 | JNG- BOO | 10 | 20,70 | 207 |
1847 | JNG- BOO | 12 | 20,70 | 248,4 |
1851 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1855 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1859 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1863 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1867 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1871 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1879 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1883 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
1891 | JNG- BOO | 8 | 20,70 | 165,6 |
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD D-III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN 2022 | ANALISIS PERPANJANGAN PERON PADA STASIUN KEMAYORAN |
NAMA STASIUN : KEMAYORAN
NO | PERON JALUR | JENIS PERON | KELAS PERON | JALUR EFEKTIF | PANJANG PERON | LEBAR PERON | TINGGI PERON | JARAK TEPI PERON - AS JALAN REL | JARAK TEPI PERON - REL | |||
DI TEPI JALUR | DI ANTARA 2 JALUR | TINGGI | SEDANG | RENDAH | ||||||||
1 | PERON 1 TEMPORARY JALUR 1 | V | - | - | V | - | 295,4 m | 200 m | 600 mm | 560 mm | 1700 mm | 1100 mm |
2 | PERON 1 JALUR 1 | V | - | - | V | - | 295,4 m | 200 m | 2500 mm | 500 mm | 1500 mm | 850 mm |
NO | PERON JALUR | JENIS PERON | KELAS PERON | JALUR EFEKTIF | PANJANG PERON | LEBAR PERON | TINGGI PERON | JARAK TEPI PERON - AS JALAN REL | JARAK TEPI PERON - REL | |||
DI TEPI JALUR | DI ANTARA 2 JALUR | TINGGI | SEDANG | RENDAH | ||||||||
3 | PERON 2 JALUR 1 | - | V | - | V | - | 295,4 m | 200 m | 3750 mm | 830 mm | 1600 mm | 1000 mm |
4 | PERON 2 JALUR 2 | - | V | - | V | - | 277,7 m | 200 m | 3750 mm | 830 mm | 1600 mm | 940 mm |
5 | PERON 3 JALUR 2 | - | V | - | - | V | 277,7 m | 60 m | 3050 mm | 90 mm | 1400 mm | 700 mm |
6 | PERON 3 JALUR 3 | - | V | - | - | V | 563 m | 60 m | 3050 mm | 90 mm | 1300 mm | 700 mm |
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD
KARTU ASISTENSI KKW
Nama : Xxxxx Xxxxxxxx Notar : 19.03.037 Judul KKW : Analisis Perpanjangan Peron Pada Stasiun Kemayoran | Dosen Pembimbing : Xx. Xx. XXXXXXXX XXXXXXXXX, M. STr. Tanggal Asistensi : 1. (01 Juli 2022) 2. (08 Juli 2022) 3. (16 Juli 2022) 4. (23 Juli 2022) 5. (25 Juli 2022) 6. (28 Juli 2022) |
Asistensi Ke 1-6 |
No | Evaluasi | Revisi |
1. | Memaparkan proposal judul KKW | |
2. | BAB I Pembahasan BAB I-II, penyelarasan identifikasi masalah dan perumusan masalah dengan judul | |
3. | BAB II sampai BAB V Penyesuaian judul yang diambil, merevisi judul dengan mengganti judul KKW |
4. | BAB I – V Pembahasan secara umum setelah pergantian judul dan menyesuaikan subtansi dengan judul | |
5. | BAB V-VI Penambahan analisis, matriks dan kesimpulan dan saran pada BAB VI agar sesuai dengan tujuan penelitian serta perumusan masalah | |
6. | BAB I – VI Pembahasan secara umum | |
Dosen Pembimbing
Xx. Xx. XXXXXXXX XXXXXXXXX, M.STr.