PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PERIODE I TAHUN ANGGARAN 2022
PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PERIODE I TAHUN ANGGARAN 2022
NOMOR : 0425-Int-KLPPM/UNTAR/III/2022
Pada hari ini Rabu tanggal 30 bulan Maret tahun 2022 yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Ir. Jap Tji Beng, Ph.D.
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Alamat : Xx. Xxxxxx X. Xxxxxx Xx. 0 Xxxxxxx Xxxxx 00000
selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. Nama : Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, SE.,X.Xx., Ak.,CA Jabatan : Dosen Tetap
Fakultas : Ekonomi
Alamat : Xx. Xxxxxxx Xxxxx Xxxxx, Xx. 0 Xxxxxxx Xxxxx 00000 selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat mengadakan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat sebagai berikut:
Pasal 1
(1). Pihak Pertama menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat atas nama Universitas Tarumanagara dengan judul "Pelatihan Pengelolaan Dan Pengembangan Usaha Umkm Modiste Dengan Matriks IFE-EFE"
(2). Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan berdasarkan perjanjian ini dan Perjanjian Luaran Tambahan PKM.
(3). Perjanjian Luaran Tambahan PKM pembiayaannya diatur tersendiri.
Pasal 2
(1). Biaya pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud Pasal 1 di atas dibebankan kepada Pihak Pertama melalui anggaran Universitas Tarumanagara.
(2). Besaran biaya pelaksanaan yang diberikan kepada Pihak Kedua sebesar Rp 6.500.000,- (Enam juta lima ratus ribu rupiah), diberikan dalam 2 (dua) tahap masing-masing sebesar 50%.
(3). Pencairan biaya pelaksaaan Tahap I akan diberikan setelah penandatangangan Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(4). Pencairan biaya pelaksanaan Tahap II akan diberikan setelah Pihak Kedua melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, mengumpulkan laporan akhir, logbook, laporan pertanggungjawaban keuangan dan luaran/draf luaran.
(5). Rincian biaya pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) terlampir dalam Lampiran Rencana dan Rekapitulasi Penggunaan Biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian ini.
Pasal 3
(1). Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan dilakukan oleh Pihak Kedua sesuai dengan proposal yang telah disetujui dan mendapatkan pembiayaan dari Pihak Pertama.
(2). Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam Periode I, terhitung sejak Januari – Juni 2022
Pasal 4
(1). Pihak Pertama mengadakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Pihak Kedua.
(2). Pihak Kedua diwajibkan mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
(3). Sebelum pelaksanaan monitoring dan evaluasi, Pihak Kedua wajib mengisi lembar monitoring dan evaluasi serta melampirkan laporan kemajuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dan logbook.
(4). Laporan Kemajuan disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(5). Lembar monitoring dan evaluasi, laporan kemajuan dan logbook diserahkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Pasal 5
(1). Pihak Kedua wajib mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran/draf luaran.
(2). Laporan Akhir disusun oleh Pihak Kedua sesuai dengan Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah ditetapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(3). Logbook yang dikumpulkan memuat secara rinci tahapan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
(4). Laporan Pertanggungjawaban yang dikumpulkan Pihak Kedua memuat secara rinci penggunaan biaya pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat yang disertai dengan bukti-bukti.
(5). Luaran Pengabdian Kepada Masyarakat yang dikumpulkan kepada
Pihak Kedua berupa luaran wajib dan luaran tambahan.
(6). Luaran wajib hasil Pengabdian Kepada Masyarakat berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan di Xxxxxx Xxxxx IV 2022, jurnal ber-ISSN atau prosiding nasional/internasional.
(7). Selain luaran wajib sebagaimana disebutkan pada ayat (6) di atas,
Pihak Kedua wajib membuat poster untuk kegiatan Research Week. (8). Draft luaran wajib dibawa pada saat dilaksanakan Monitoring dan
Evaluasi (Monev) PKM.
(9). Batas waktu pengumpulan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan luaran adalah Juni 2022
Pasal 6
(1). Apabila Pihak Kedua tidak mengumpulkan Laporan Akhir, Logbook, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan Luaran sesuai dengan batas akhir yang disepakati, maka Pihak Pertama akan memberikan sanksi.
(2). Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) proposal pengabdian kepada masyarakat pada periode berikutnya tidak akan diproses untuk mendapatkan pendanaan pembiayaan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Pasal 7
(1). Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, Pihak Kedua dibantu oleh Asisten Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat yang identitasnya sebagai berikut:
a. Xxxxxxxx/125194008/Fakultas Ekonomi/Akuntansi
x. Xxxx Xxxxxxx/125194003/Fakultas Ekonomi/Akuntansi
x. Xxxxxx Xxxxxxxxxx/125194030/Fakultas Ekonomi/Akuntansi
(2). Pelaksanaan asistensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dalam Surat tugas yang diterbitkan oleh Pihak Pertama.
Pasal 8
(1). Apabila terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah.
(2). Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diserahkan kepada Pimpinan Universitas Tarumanagara.
(3). Keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini bersifat final dan mengikat.
Demikian Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dibuat dengan sebenar-benarnya pada hari, tanggal dan bulan tersebut xxxxxx xxxxx xxxxxx 0 (xxxx), yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pihak Pertama
Ir. Jap Tji Beng, Ph.D.
Pihak Kedua
Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, SE., X.Xx., Ak.,CA
RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
Rencana Penggunaan Biaya | Jumlah |
Honorarium | Rp 0,- |
Xxxxxxxxxxx Xxxxxxxx | Rp 6.500.000,- |
REKAPITULASI RENCANA PENGGUNAAN BIAYA (Rp)
NO | POS ANGGARAN | TAHAP I (50 %) | TAHAP II (50 %) | JUMLAH |
1 | Honorarium | Rp 0,- | Rp 0,- | Xx 0,- |
0 | Xxxxxxxxxxx Xxxxxxxx | Rp 3.250.000,- | Rp 3.250.000,- | Rp 6.500.000,- |
Jumlah | Rp 3.250.000,- | Rp 3.250.000,- | Rp 6.500.000,- |
Jakarta, 30 Maret 2022
Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, SE.,X.Xx., Ak.,CA
LAPORAN AKHIR
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG DIAJUKAN KE LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA UMKM MODISTE DENGAN MATRIKS IFE-EFE
Disusun oleh:
Ketua Tim:
Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, SE.,X.Xx., Ak.,CA dan 0302107101/10101017 Anggota:
Xxxxxxxx dan 125194008 Xxxx Xxxxxxx dan 125194003
Xxxxxx Xxxxxxxxxx dan 125194030
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
JULI 2022
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKM
Periode I /Tahun 2022
1. Judul PKM
2. Nama Mitra PKM
3. Dosen Pelaksana
: Pelatihan Pengelolaan dan Pengembangan Usaha UMKM Modiste Dengan Matriks IFE- EFE
: UMKM Go Nads
A. Nama dan Gelar : Xxxxxxxxx Xxxxxxxx
B. NIDN/NIK : 0302107101/10101017.
C. Jabatan/Gol. : Sekprodi 1 Akuntansi/Lektor
D. Program Studi : S1 Akuntansi
E. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
F. Bidang Keahlian : Akuntansi Keuanga, Akuntansi Manajemen H. Nomor HP/Tlp 085966206382
4. Mahasiswa yang Terlibat
A. Jumlah Anggota (Mahasiswa)
: 3 orang
B. Nama & NIM Mahasiswa 1 : Xxxxxxxx (125194008)
C. Nama & NIM Mahasiswa 2 : Xxxx Xxxxxxx (125194003)
D. Nama & NIM Mahasiswa 3 : Xxxxxx Xxxxxxxxxx (125194030).
E. Nama & NIM Mahasiswa 4 : ..................................
5. Lokasi Kegiatan Mitra : ..................................
A.Wilayah Mitra : Perum Rafles Residence No 162, Desa Pandak, Kecamatan Baturaden
B. Kabupaten/Kota : Banyumas.
C. Provinsi : Jawa Tengah
6. Metode Pelaksanaan : Luring/Daring (pilih)
7. Luaran yang dihasilkan : Publikasi dan HKI
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : Januari-Juni/Juli-Desember (pilih)
9. Pendanaan
Biaya yang disetujui : Rp 8.500.000
Jakarta, 12 Juli 2022
Menyetujui, Pelaksana
Ketua LPPM
Ir. Jap Tji Beng, Ph.X. Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, SE.,X.Xx.,Ak.,CA
NIK:10381047 NIDN/NIK : 0302107101/10101017
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN iv
PRAKATA v
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Analisis Situasi 1
1.2 Permasalahan Mitra 5
BAB 2. SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN 7
2.1 Solusi Permasalahan. 7
2.2 Luaran Kegiatan PKM 8
BAB 3 METODE PELAKSANAAN 9
3.1 Langkah-Langkah/Tahapan Pelaksanaan 9
3.2 Partisipasi Mitra dalm Kegiatan PKM. 11
3.3 Kepakaran dan Pembagian Tugas TIM. 11
BAB 4. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 13
4.1 Hasil dan Luaran yang Dicapai. 13
4.2 Luaran yang dicapai 23
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 24
DAFTAR PUSTAKA. 25
LAMPIRAN..............................................................................................................
1. Biodata Ketua, Dan Mahasiswa 26
2. Luaran Wajib Artikel Serina 52
3. Foto Kegiatan 61
4. Materi Pelatihan 62
5. Luaran Tambahan (leaflet). 66
RINGKASAN
Perkembangan trend baju wanita saat ini beraneka model dan penggunaan bahan kain yang bermacam-macam mulai kain print dari industri tekstil sampai ke bahan kain tradisional. Di Indonesia penggunaan kain berbahan etnik untuk pembuatan baju resmi ataupun baju informal mulai diproduksi oleh industri rumahan yang tergolong ke usaha mikro,kecil dan menengah. Salah satunya adalah usaha modiste Go Nads yang berlokasi di Jawa Tengah yang menekuni usaha ini dengan menggunakan kain wastra Indonesia yang dipadukan dengan kain polos juga kain lurik Jawa yang mulai sukar untuk diperoleh sekarang ini.
UMKM modiste Go Nads sebagai industri rumahan masih mengelola usaha untuk membuat baju yang berbahan kain tradisisonal ini dengan manajemen sederhana. Proses pembuatan baju pada awalnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pesanan konsumen yang ingin dibuatkan baju berbahan kain tradisional. Banyak konsumen yang senang dibuatkan baju di UMKM Go Nads ini, sehingga konsumen tersebut menjadi pelanggan yang setia pada UMKM Go Nads. Seiring dengan makin banyaknya konsumen yang melakukan pemesanan kembali untuk dibuatkan baju, usaha modiste sering mengalami kendala karena kurangnya persediaan bahan baku kain tradisional dan pegawai yang menjahit baju, sehingga beberapa pesanan untuk dibuatkan baju sering terlambat.
Sama seperti kebanyakan UMKM, usaha modiste Go Nads masih mengelola usahanya dengan insting dan naluri. Manajemen usaha yang masih sederhana, dengan fungsi-fungsi yang masih dikerjakan oleh pemilik sendiri, membuat usaha modiste ini membutuhkan satu strategi untuk mengembangkan usaha modiste. Ini disebabkan setiap usaha baik usaha besar maupun usaha kecil menginginkan usahanya dapat terus berjalan dan menghasilkan keuntungan bagi usahanya. Pengembangan usaha menjadi suatu hal yang diinginkan oleh setiap usaha, sehingga perumusan strategi yang tepat dapat mengantarkan setiap usaha meraih kesuksesan dan keberhasilan.
Pengelolaan manajemen dan perumusan strategi yang tepat dalam pengembangan usaha modiste ini memerlukan pemahaman yang memadai terhadap faktor-faktor internal dan ekternal dari usaha modiste Go Nads. Pemilik Go Nads harus memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai kedua faktor tersebut, sehingga dapat menentukan posisi usahanya dan membuat strategi yang tepat. Oleh karena itu Xxx PKM Untar akan memberikan pelatihan tentang pengelolaan usaha dan pengembangan usaha dengan membuat matriks strategi berdasarkan faktor internal dan ekternal yang dikenal dengan nama matriks IFE-EFE. Melalui pelatihan ini diharapkan usaha modiste Go Nads dapat mengenal faktor-faktor internal dan eksternal yang ada dalam usaha modiste dan membuat strategi pengembangan usaha dengan matriks faktor tersebut.Ini dilakukan agar usaha modiste Go Nads dapat terus bertahan.
Kata Kunci : Manajemen, Strategi, Matriks IFE-EFE.
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang sudah memberikan Kasih, Rahmat dan Karunia-Nya buat kami semua sehingga kami diberikan kemampuan, dan kemudahan untuk dapat membuat laporan kemajuan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di UMKM Go Nads yang beralamat Perum Rafles Xxxxxxxxx Xx 000, Xxxx Xxxxxx, Kecamatan Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah dengan judul “Pelatihan Pengelolaan dan Pengembangan Usaha UMKM Modiste Dengan Matriks IFE-EFE” dengan baik.
Pada kesempatan ini, kami sebagai tim PKM menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Xxxxx selaku pemilik UMKM Go Nads
Tim PKM menyadari bahwa dalam pembuatan proposal kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini masih belum sempurna dan masih ada kekurangannya, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar pembuatan proposal kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini menjadi lebih baik.
Jakarta, 29 Juni 2022 Xxx Xxnulis PKM
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 | Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Kegiatan PKM …………………………. | 10 |
Tabel 4.1 | Matriks IFE UMKM Go Nads…………………………………………… | 19 |
Tabel 4.2 | Matriks EFE UMKM Go Nads………………………………………….. | 20 |
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Matriks IE (Internal Eksternal)………………………………………… 22
DAFTAR LAMPIRAN
1 Biodata Ketua, dan Xxxxxxx Xxxxxxxxx 00
0 Xxxxxx Xxxxx Artikel Serina 2022 (Journal of Innovation and Community 52 Engagement )……………………………………………………………..
3 Foto Kegiatan PKM 61
4 Materi Pelatihan 62
5 Luaran Tambahan (Leaflet) 66
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
UMKM menjadi suatu hal yang penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM memiliki potensi yang besar untuk berkembang dan membuka lapangan kerja. Pemberdayaan UMKM dapat meningkatkan penghasilan dan pendapatan bagi UMKM. UMKM juga memiliki fungsi sebagai sarana pemerataan hasil pembangunan yang telah dicapai.
UMKM sebagai pelaku usaha yang ingin mengembangkan usaha perlu memperhatikan permintaan dan kebutuhan pasar dari produk yang dihasilkan. Perhatian UMKM pada permintaan dan kebutuhan pasar produk yang dihasilkan ini dapat membuat kemampuan UMKM untuk bersaing di dunia usaha semakin bertambah. UMKM akan berusaha bekerja efisien dan efektif untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki agar dapat meningkatkan kesejahteraan bagi UMKM.
Hampir sebagian besar UMKM memiliki kemampuan bersaing yang tergolong rendah. Kemampuan bersaing yang rendah Ini dikarenakan kemampuan produksi, modal, manajemen, dan penguasaan teknologi yang masih belum mumpuni. Sumber daya manusia juga masih terbatas. Hal ini membuat UMKM kesulitan untuk menerima kredit pinjaman dari perbankan. Berdasarkan data dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menunjukan bahwa masih banyak UMKM yang belum mendapat akses kredit atau pinjaman dari bank. Hampir 77,6 persen UMKM tidak dapat memiliki akses untuk mengajukan kredit perbankan dan fintech. (xxxxx://xxxxx.xxxxxx.xxx/xxxx/0000/00/00/000000000/000-xxxxxx-xxxx- indonesia-masih-tidak-mendapat-akses-kredit). Ketidakmampuan UMKM untuk mengakses permodalan lewat perbankan ini dikarenakan banyak UMKM yang belum memahami aturan dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pinjman dari perbankan dan literasi UMKM yang masih rendah.
Permasalahan lain yang dihadapi oleh UMKM adalah masih kurangnya UMKM untuk berkolaborasi atau memiliki jaringan usaha yang memadai untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Ini juga karena kemampuan promosi masih kurang dalam hal memasarkan produk yang dihasilkan. Padahal banyak juga produk dariUMKM yang tidak kalah kualitasnya dari produk yang dihasilkan oleh pelaku bisnis di industri besar.
Salah satu UMKM yang bergerak di bidang modiste yang berlokasi di daerah Banyumas Jawa Tengah memiliki permasalahan yang sama dengan UMKM lainnya yang
menjadi kendala untuk mengembangkan usaha modiste ini di masa depan. Kendala tersebut dapat disebabkan dari faktor internal maupun ekternal dari UMKM itu sendiri. Faktor internal yang berasal dari UMKM meliputi keterbatasan sumber daya manusia tentang pengelolaan dan manajemen usaha, masih minimnya modal yang dimiliki UMKM, jaringan usaha UMKM yang masih sederhana, dan keterbatasan kemampuan dalam melakukan penetrasi pasar. Faktor ekternal meliputi sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan UMKM masih kurang, persaingan bebas dan ekonomi global, iklim usaha yang tidak mendukung kegiatan UMKM.
UMKM Go Nads sebagai salah satu UMKM yang bergerak di bidang modiste terutama pembuatan baju berbahan etnik seperti kain batik dan tenun merupakan salah satu industri rumahan. Usaha rumahan di bidang fashion atau modiste ini membuat baju untuk memenuhi pesanan pelanggan dan juga untuk masyarakat umum lainnya. Bahkan salah satu butik yang berlokasi di Kalimantan memesan pakaian dan baju dengan kain tenun dan batik ini di UMKM Go Nads. Setiap bulan butik ini memesan baju berbahan tenun dengan design khusus seperti pembuatan baju berbahan tenun dengan teknik patchwork.
Bagi pemilik UMKM Go Nads, usaha rumah tangga modiste ini merupakan mata pencaharian untuk menambah penghasilan rumah tangga. Dari usaha modiste ini pemilik dapat memenuhi kebutuhan hidup dan rumah tangga. Dari perjalanan usahanya menekuni modiste baju berbahan tenun dan kain tradisional lainnya ini, pemilik menjalaninya dengan strategi penghidupan. Strategi penghidupan ini adalah strategi yang berusaha mempertahankan usaha yang dimiliki untuk memperoleh penghasilan dengan menggunakan aset yang dimiliki. Tujuan strategi penghidupan adalah agar pemilik dan keluarganya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ini disebabkan jika pemilik hanya mengandalkan satu sumber penghasilan maka pemilik tidak dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Strategi penghidupan memfokuskan kekuatan dan sumber daya atau aset yang dimiliki untuk melakukan usaha dan terjadi peningkatan kualitas hidup. Menurut Xxxxxxxxx dan Dharmawan (2014), strategi penghidupan adalah strategi yang membangun sistem penghidupan, cara mempertahankan kehidupan, dan cara memperbaiki status kehidupan. Strategi ini merupakan strategi yang mencoba bertahan untuk memelihara suatu penghidupan agar tetap berkelanjutan dengan menggunakan aset yang dimiliki. Penggunaan asset tersebut saling berkaitan dan berkesinambungan dalam pemanfaatannya dalam usaha yang dilakukan oleh satuan usaha. Strategi penghidupan ini biasa disebut livelihood.
Strategi penghidupan ini dilakukan dengan mengolah sumber daya yang dimiliki oleh satuan usaha agar dapat menciptakan kestabilan pendapatan. Pada umumnya pemilik usaha yang memiliki usaha akan mengurangi salah satu pengeluaran lainnya pada saat terjadi
penurunan pendapatan. Pemilik usaha berusaha melakukan berbagai pekerjaan agar pendapatan bertambah.
Strategi penghidupan yang dilakukan ini dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya dan kemampuan dalam mengakses sumber daya. Sumber daya nafkah yang dimiliki oleh usaha rumahtangga berasal dari berbagai macam sumber (multiple source of livelihood). Ini dikarenakan bahwa setiap usaha rumahan tidak bisa memenuhi kebutuhannya apabila hanya bergantung pada satu sumber nafkah.
Ada lima bentuk modal livelihood asset Ellis (2000) yaitu sumber daya alam (natural capital), modal fisik (physical capital) Modal manusia (human capital): Modal finansial (financial capital and subtitutes) dan Modal sosial (social capital).Modal sumber daya alam adalah modal yang berasal dari alam yang dapat diperbaharui atau tidak dapat diperbaharui. Modal fisik menunjukkan modal yang dapat diciptakan oleh manusia yang berbentuk infrastruktur. Modal manusia menjelaskan modal yang dimiliki dalam diri manusiadan mosal finansial yaitu modal berupa uang. Modal sosial berupa kepercayaan (trust), jaringan kerja (networking), organisasi dan bentuk-bentuk hubungan kerja sama serta memberikan akses terhadap kegiatan ekonomi.
Usaha modiste atau fashion ini merupakan salah satu dari 17 sub sektor ekonomi kreatif penyumbang PDB Indonesia terbesar selain sektor kuliner, dan kriya. Sektor kuliner menempati urtutan pertama dengan memberikan kontribusi sebesar 41,69%. Fashion menyumbangkan PDB sebesar 18,15% diurutan kedua dan kriya memberikan kontribusi sebesar 15,70% pada urutan ketiga (xxxxx://xxxxxxx.xx.xx/xxxxxxx/xxxxxx/00000/xxxxxxx-xxxxx- dan-fashion-penyumbang-terbesar-ekonomi-kreatif/0/berita_satker).
Keberhasilan dari usaha yang ditekuni oleh UMKM khususnya pada UMKM Go Nads ini tidak terlepas dari peran pemilik UMKM Go Nads dalam melakukan pengembangan usaha modiste yang dimilikinya. Pemilik berupaya mengelola semua hal yang berkaitan dengan usaha modiste ini. Semua kegiatan pengelolaan UMKM dilakukan seorang sendiri, kecuali pada kegiatan menjahit yang dilakukan oleh pekerjanya (penjahit).
Xxxxxxx et al (2018) menjelaskan bahwa pengelolaan bisnis melibatkan fungsi-fungsi manajemen seperti: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian. Pengelolaan bisnis UMKM sebagai satuan usaha berukuran mikro, kecil dan menengah masih sederhana. Fungsi-fungsi manajemen dilakukan oleh pemilik yang merangkap sebagai karyawan. Ini berakibat sering terjadi masalah yang muncul dalam pengelolaan usaha UMKM. Masalah yang timbul tersebut jika dibiarkan dapat mempengaruhi kelangsungan UMKM di masa depan.
UMKM Go Nads yang berada di Kabupaten Banyumas sebagai usaha UMKM yang masih tergolong start-up menghadapi beberapa masalah dan memerlukan rencana strategi yang tepat demi kelangsungan UMKM Go Nads. UMKM Go Nads yang bergerak di bidang pembuatan baju berbahan tenun atau batik ini memiliki jahitan yang rapi, design atau pola baju yang berciri khas, dan memiliki quality control yang tinggi yang dilakukan oleh pemilik Go Nads.
UMKM Go Nads sebagai usaha kecil yang membuat baju berbahan kain tradisional ini berusaha memberikan pelayanan dan kualitas yang tinggi dalam setiap produk baju yang dihasilkan. Pelayanan yang memuaskan dan perbaikan kualitas dari setiap produk yang dihasilkan membuat usaha UMKM ini diminati oleh konsumen dan memperoleh kepercayaan konsumen. Konsumen tetap loyal terhadap produk yang dibuat oleh UMKM Go Nads. Ini terbukti dengan banyaknya konsumen yang menjadi pelanggannya, baik konsumen lama maupun butik-butik yang menjadi reseller dari baju berbahan etnik tersebut.
UMKM Go Nads memiliki segmen pasar yang terdiri dari berbagai kalangan yang terdiri dari wanita dewasa, maupun wanita muda. Bahkan saat ini konsumen UMKM Go Nads merambah ke kalangan pria, dengan dibuatnya produk kaos yang didesain dan dikombinasikan dengan kain perca sisa kain tenun dan batik yang disusun secara patchwork. Hasil kreasi dari UMKM Go Nads banyak diminati oleh kalangan pemuda karena memiliki kekhasan yang berbeda dengan produk kaos lainnya.
Sepanjang UMKM Go Nads ini berdiri, pemilik belum menemukan strategi yang tepat dalam menjalankan usahanya. Strategi yang dilakukan oleh UMKM ini seperti bunyi peribahasa mengikuti arus air yang mengalir, dan dapat terjadi dimana air tersebut di satu lokasi akan berhenti mengalir. Ini tentunya dapat mempengaruhi perkembangan usaha UMKM Go Nads. Oleh karena itu supaya perkembangan usaha UMKM Go Nads dapat terus berlanjut, maka perlu adanya perumusan strategi yang dilakukan oleh pemilik usaha Go Nads agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang tepat. Menurut Xxxxxx (2017) strategi adalah serangkaian proses yang saling berhubungan satu sama lain yang mampu membuat suatu perusahaan dapat berkembang dan sukses dalam menghadapi lingkungan. Aktivitas untuk mencapai strategi terdiri dari aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Rumusan strategi dapat disusun dalam manajemen strategi yang tepat. Xxxxx dan Xxxxx (2015) menyatakan bahwa fokus dari manajemen strategis adalah suatu upaya pengintegrasian sumber daya, keuangan, akuntansi, pemasaran, produksi/operasional, penelitian dan pengembangan, dan sistem infomasi komputer dalam rangka mencapai suatu keberhasilan dari organisasi. Setiap divisi yang ada dalam organisasi akan diidentifikasi dan dievaluasi kekuatan
dan kelemahannya yang mengarah pada analisis lingkungan internal ( Xxxxx dan Xxxxx, 2017). Selain faktor internal, lingkungan eksternal juga harus dipantau untuk menentukan peluang atau ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Kekuatan ekternal tersebut dapat dibagi menjadi kekuatan ekonomi, sosial budaya, demografi, teknologi, hukum dan politik.
Strategi menurut Xxxxx dan Xxxxx (2017) dapat dibedakan menjadi empat pilihan alternatif strategi yaitu strategi integrasi, intensif, diversifikasi dan defensive (bertahan). Strategi integrasi adalah strategi yang mengupayakan pengendalian dan kepemilikan terhadap distributor (forward integration), pemasok (backward integration), pesaing usaha sejenis (vertical integration). Strategi intensif adalah strategi yang menjadi suatu kewajiban bagi perusahaan untuk mengusahakan dan mengupayakan secara intensif peningkatan posisi produk perusahaan di pasar. Strategi diversifikasi adalah strategi menambah produk baru yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu penambahan produk baru yang masih berkaitan (diversifikasi terkait) dan penambahan produk yang benar- benar baru yang tidak berkaitan dengan produk lama (diversifikasi tidak terkait). Strategi bertahan (defensive strategy) adalah joint venture, penjualan asset perusahaan atau cabang perusahaan, penciutan perusahaan.
Usaha modiste Go Nads yang mengelola usaha pembuatan baju berbahan kain etnik atau wastra Indonesia menerapkan strategi pengelolaan UMKM hanya berdasarkan insting dan nalurinya yang didapatkan selama pemilik mengelola toko milik ayahnya pada saat masih bersekolah dahulu. Dari instingnya ini pemilik mengetahui kapan saat memproduksi baju berbahan kain tradisional untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan jumlah yang dibuat. Estimasi jumlah baju yang akan dibuat kadang sesuai dengan permintaan konsumen, namun tidak jarang juga produk baju yang dibuat melebihi permintaan konsumen. Bahkan pembuatan baju ini tidak dapat memenuhi jumlah permintaan konsumen dikarenakan kurangnya tenaga penjahit yang ada, dan juga bahan kain tradisional yang tidak tersedia. Untuk masalah ini, jika terus dibiarkan terjadi, maka pemilik UMKM Go Nads tentunya akan kehilangan pendapatan yang seharusnya diperoleh.
1.2. Permasalahan Mitra
Dari observasi dan wawancara langsung melalui video call dan whatsapp serta analisis situasi yang dilakukan oleh tim PKM secara daring dengan mitra usaha pemilik UMKM Go Nads yaitu Ibu Xxxxx, diperoleh gambaran mengenai beberapa masalah yang dihadapi oleh pemilik usaha pembuatan baju etnik atau batik yang secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengelolaan usaha pembuatan baju masih sangat sederhana, karena pemilik merangkap semua pekerjaan membuat baju berbahan kain tradisional, kecuali untuk aktivitas menjahit yang dilakukan oleh karyawan yang bekerja sebagai penjahit.
2. Pemilik UMKM masih belum dapat membuat baju berbahan kain tradisional untuk memenuhi permintaan konsumen pada saat terjadi kenaikan permintaan konsumen.
3. Pemilik UMKM belum mengetahui bahwa produk baju yang dibuatnya memiliki kualitas yang sama dengan baju berbahan tenun atau kain batik yang dibuat oleh seorang desainer.
4. Pemilik UMKM belum dapat menentukan segmen pasar dari produk baju berbahan kain tradisonal.
5. Pemilik belum mengetahui bahwa jumlah konsumen yang ingin membeli baju berbahan kain etnik semakin meningkat. Peningkatan permintaan baju berbahan kain etnik itu dapat memperluas peluang usaha modiste yang dimiliki oleh XXXX Xx Xxxx. Tanpa adanya pengelolaan, pengembangan usaha dan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh XXXX xxxx XXXX Go nads tidak dapat berkembang.
6. Munculnya pemain baru di usaha pembuatan baju berbahan etnik yang menggunakan kain hasil print yang menawarkan harga jual lebih rendah. Jika pemilik XXXX xxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxx xxx, xxxx xxxxxx pasar akan diambil alih oleh pemain baru dalam usaha modiste.
7. Selama melakukan usaha pembuatan baju berbahan kain etnik ini, pemilik masih menetapkan strategi atas dasar instingnya sendiri, yang terkadang tujuan utama dari kegiatan UMKM tidak terpenuhi.
8. Kegiatan pemasaran masih belum dioptimalkan dan kegiatan promosi juga belum sepenuhnya dilakukan. Pemasaran dilakukan sendiri oleh pemilik UMKM Go Nads.
9. Belum mengotimalkan media pemasaran online sebagai salah satu tempat untuk meningkatkan penjualan.
.
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN DAN LUARAN
2.1 Solusi Permasalahan
Dari hasil pengamatan, observasi dan wawancara yang dilakukan oleh Xxx XXX Untar dengan pemilik modiste UMKM Go Nads yaitu Ibu Xxxxx, maka Xxx PKM Untar mencoba membuat solusi yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh pemilik modiste UMKM Go Nads yaitu :
1. Tim PKM Untar akan memberikan transfer pengetahuan mengenai pengelolaan usaha modiste dan perlunya strategi dalam mengelola usaha sehingga usaha modiste UMKM Go Nads dapat berkembang. Pemahaman dan implemetasi strategi yang tepat dalam mengelola suatu usaha dapat membuat UMKM modiste Go Nads tetap bertahan dan mampu memperluas pangsa pasar dari usaha modiste membuat baju berbahan etnik tradisional.
2. Tim PKM Untar akan memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Evaluation (EFE) kepada pemilik UMKM sebelum melatih pemilik UMKM untuk membuat strategi usaha UMKM.
3. Pemahaman mengenai IFE dan EFE akan diarahkan oleh tim PKM Untar dengan melakukan analisis faktor internal dan eksternal usaha modiste UMKM Go Nads. Pemahaman faktor IFE dan EFE yang diajarkan oleh Xxx PKM Untar kepada pemilik UMKM agar pemilik dapat mengenal kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi dalam mengelola usahanya.
4. Pengenalan mengenai kelemahan, dan kekuatan yang ada dalam usaha modiste UMKM Go Nads agar pemilik UMKM Go Nads dapat mengurangi kelemahannya, dan mengoptimalkan kekuatan usaha membuat baju yang berbahan kain tradisional sehingga produk yang dibuat dapat dikenal oleh konsumen baru dan menambah pendapatan.
5. Tim PKM Untar akan memberikan pengenalan mengenai perlunya pemahaman yang komprehensif terhadap setiap kendala atau hambatan dalam mengembangkan dan mengelola usaha modiste membuat baju berbahan kain etnik agar pemilik UMKM modiste Go Nads dapat mengatasi setiap kendala yang ada serta memperbaiki kelemahan yang dimiliki yang menjadi kendala dalam perkembangan usaha modiste.
6. Tim PKM Untar akan mengenalkan kesempatan atau peluang yang ada dalam usaha modiste kepada pemilik UMKM untuk mengembangkan usahanya di Banyumas.
2.2 Luaran Kegiatan PKM
Setiap kegiatan PKM harus memiliki target yang ingin dicapai oleh setiap Tim yang melakukan kegiatan PKM, demikian pula halnya pada Tim PKM Untar. Tim PKM Untar memiliki target pencapaian dari kegiatan PKM yang dilakukan pada usaha modiste UMKM Go Nads adalah agar pemilik usaha modiste UMKM Go Nads dapat memahami dan memetakan faktor internal dan ekternal dari usaha modiste yang dimiliki. Pemahaman tentang matriks internal dan ekternal ini akan memudahkan pemilik UMKM Go Nads membuat strategi yang tepat dalam mengelola usahanya.
Luaran kegiatan PKM yang dilakukan oleh Xxx Xxxxx kali ini adalah berupa luaran wajib publikasi hasil kegiatan PKM di XXXXXX XXXXX 2022 dan luaran tambahan berupa jurnal dan Haki Perumusan Strategi Usaha Modiste.
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Langkah-Langkah /Tahapan Pelaksanaan
Tahapan kegiatan PKM ini dilakukan secara daring melalui media video whatsapp, zoom yang dilakukan secara sistematis dan terjadwal yang dibagi dalam dua kali pertemuan. Kegiatan PKM ini memiliki target agar tujuan kegiatan PKM tercapai yaitu agar pemilik usaha modiste UMKM Go Nads dapat mengelola usaha dan mampu membuat strategi pengembangan usaha berdasar matriks IFE dan EFE. Strategi pengembangan usaha modiste UMKM yang akan dibuat oleh tim PKM Untar bersama-sama dengan pemilik UMKM Go Nads adalah strategi yang dibuat dengan memperhatikan dan menganalisis faktor internal dan ekternal dari usaha modiste.
Kegiatan pelatihan pengelolaan serta pengembangan usaha berdasar matriks IFE dan EFE ini dilakukan dalam dua kali pertemuan yang dilakukan secara daring. Pertemuan pertama akan dilakukan oleh Xxx PKM Untar dengan pemilik usaha modiste UMKM Go Nads dengan mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha modiste dari sudut internal dan eksternal. Informasi yang berkaitan dengan kelemahan dan kekuatan yang ada pada usaha modiste dicatat dan akan digunakan untuk memetakan posisi usaha modiste Go Nads. Informasi ini diperoleh oleh Xxx XXX Untar dengan melakukan interview pemilik modiste Go Nads. Observasi dilakukan oleh Xxx PKM Untar pada usaha modiste Go Nads untuk mendapatkan gambaran mengenai peluang dan kendala atau hambatan yang dihadapi oleh usaha modiste. Informasi yang didapatkan oleh tim PKM Untar melalui wawancara dan observasi mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan akan digunakan untuk membuat strategi pengembangan usaha dan menentukan posisi usaha modiste UMKM Go Nads. Dari hasil penyusunan strategi ini diharapkan pemilik modiste UMKM Go Nads dapat mengimplementasikan dan memperbaharui strategi dengan mengamati faktor IFE dan EFE dari usaha modiste.
Langkah-langkah tahapan pelaksanaan PKM terhadap permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu usaha modiste UMKM Go nads ada pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Tahapan-Tahapan Peaksanaan Kegiatan PKM
No | Justifikasi Pengusul | Metode Pendekatan | Prosedur Kerja | Partisipasi Mitra | Jenis Luaran |
1 | Memberikan | Melakukan | Mengumpulkan | Menjawab setiap | Memo |
pemahaman dan | wawancara | informasi-informasi yang | pertanyaan yang | dan | |
pengetahuan kepada | dengan pemilik | berkaitan dengan faktor | diajukan oleh | catatan | |
usaha modiste | usaha modiste | internal untuk membuat | Tim PKM Untar | ||
UMKM Go Nads | UMKM Go Nads | matriks IFE berupa | dalam rangka | ||
sebagai mitra untuk | dan observasi pada | kekuatan dan kelemahan | untuk | ||
mengamati dan | usaha modiste. | usaha modiste. | mengumpulkan | ||
memperhatikan | informasi | ||||
kondisi faktor | internal yang | ||||
internal dari usaha | berkaitan dengan | ||||
modiste yang terdiri | usaha modiste | ||||
dari kelemahan dan | |||||
kekuatan. | |||||
2 | Mengenalkan faktor | Memberikan | Memberikan pemahaman | Membuat | Memo |
eksternal dari usaha | transfer ilmu dan | kepada mitra usaha | rangkuman | dan | |
modiste yang terdiri | pengetahuan serta | modiste UMKM Go Nads | mengenai faktor- | catatan | |
dari peluang dan | pemahaman | dapat mengetahui dan | faktor eksternal | ||
tantangan yang | kepada pemilik | mengenal peluang dan | berupa peluang | ||
dihadapi oleh | usaha modiste Go | mengatasi tantangan | dan tantangan | ||
pemilik usaha | Nads untuk dapat | yang ada dalam usaha | usaha modiste. | ||
modiste Go Nads. | melihat | modiste. | |||
kesempatan dan | |||||
tantangan yang | |||||
ada dalam usaha | |||||
modiste | |||||
3 | Membuat strategi | Memberikan | Memberikan transfer | Belajar mengenal | Memo |
pengembanagan | pemahaman | ilmu kepada pemilik | usaha modiste | dan | |
usaha berdasarkan | kepada pemilik | kerajinan usaha modiste | dengan | catatan | |
matriks IFE dan EFE | usaha modiste Go | UMKM Go Nads untuk | memahami faktor | ||
Nads mengenai | dapat membuat strategi | internal dan | |||
faktor eksternal | pengembangan usaha | eksternal | |||
usaha modiste. | modiste dengan matriks | yang diberikan | |||
IFE-EFE. | oleh Tim PKM | ||||
Untar sehingga | |||||
mampu | |||||
merumuskan | |||||
strategi dan | |||||
menentukan | |||||
posisi usaha | |||||
modiste. | |||||
4 | Melakukan pelatihan | Memberikan | Melakukan pelatihan | Mencoba | Modul |
pengelolaan dan | transfer ilmu dan | pengelolaan usaha | membuat strategi | dan | |
menyusun strategi | mengarahkan | modiste dan membuat | bersama-sama | memo | |
dengan matriks IFE | pemilik usaha | strategi pengembangan | dengan tim PKM | ||
dan EFE. | modiste Go Nads | usaha modiste dengan | Untar yang | ||
untuk membuat | matrisk IFE dan EFE. | dibuat dengan | |||
dan memperbaiki | matriks IFE dan | ||||
strategi apabila | EFE. | ||||
faktor internal dan | |||||
ekternal berubah. |
3.2 Partisipasi Mitra dalam Kegiatan PKM
Mitra PKM yang menjadi tempat kegiatan PKM Tim Untar adalah usaha modiste UMKM Go Nads yang beralamat di Perum Rafles Xxxxxxxxx Xx 000, Xxxx Xxxxxx, Kecamatan Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah yang membuat baju berbahan kain tradisional. Partisipasi Mitra dalam kegiatan PKM ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Mitra PKM yaitu usaha modiste UMKM Go Nads pada langkah pertama kegiatan PKM ini akan belajar bersama dengan Tim PKM Untar mengenai pengelolaan usaha modiste dan perlunya suatu strategi bagi usaha berukuran mikro dan kecil agar usaha modiste tetap bertahan dan berkembang di masa depan.
b. Mitra PKM usaha modiste UMKM Go Nads bersama dengan tim PKM Untar akan belajar untuk mengenal faktor-faktor internal (IFE) yang menjadi rumusan strategi untuk pengembangan usaha modiste.
c. Mitra PKM akan belajar mengenal faktor eksternal dari usaha modiste sehingga mampu mengetahui konsep EFE dalam membuat strategi pengembangan usaha modiste yang diterapkan dalam manajemen usaha pembuatan baju berbahan kain tradisional.
d. Mitra PKM akan belajar bersama dengan Tim PKM Untar untuk membuat strategi yang tepat dengan matrik IFE dan EFE.
e. Mitra PKM merumuskan strategi pengembangan usaha modiste berdasar matriks IFE dan EFE bersama-sama dengan tim PKM Untar dan melakukan perbaikan jika matrisk IFE dan EFE berubah posisinya.
3.3 Kepakaran dan Pembagian Tugas PKM
Xxx pengusul mempunyai kualifikasi sesuai dengan bidang yang menunjang keberhasilan sesuai target luaran, yaitu:
1. Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, SE. MSi.Ak..CA mempunyai keahlian Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, dan Manajemen Keuangan. Lulus S-1 Akuntansi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan S-2 Magister Akuntansi Universitas Trisakti Jakarta. Mempunyai pengalaman penelitian dalam bidang akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen dan aktif call paper di setiap seminar akuntansi yang diadakan Nasional maupun Internasional. Dalam PKM ini Xxx Xxxxxxxxx Xxxxxxxx bertugas sebagai Ketua PKM yang memiliki tugas untuk mengkoordinasi kegiatan PKM, wawancara dan membuat proposal, sebagai narasumber dalam kegiatan PKM serta membuat laporan PKM bersama-sama dengan anggota PKM lainnya.
a. Xxxxxxxx (125194008) seorang mahasiswi yang sedang menempuh studi S1 akuntansi angkatan 2019 yang membantu ketua panitia dalam mempersiapkan keperluan ketua tim dalam pelaksanaan kegiatan PKM secara daring
x. Xxxx Xxxxxxx (125194003) seorang mahasiswa yang sedang menempuh studi S1 akuntansi angkatan 2019 yang membantu ketua panitia dalam mempersiapkan keperluan ketua tim dalam pelaksanaan kegiatan PKM secara daring.
x. Xxxxxx Xxxxxxxxxx (125194030) seorang mahasiswi yang sedang menempuh studi S1 akuntansi angkatan 2019 yang membantu ketua panitia dalam mempersiapkan keperluan ketua tim dalam pelaksanaan kegiatan PKM secara daring
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
4.1 Hasil dan Luaran yang Dicapai
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh tim PKM Untar secara daring melalui zoom dan video call dengan pemilik UMKM Go Nads yaitu Ibu Xxxxx yang beralamat di Perum Rafles Xxxxxxxxx Xx 000, Xxxx Xxxxxx, Kecamatan Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah. Kegiatan pelatihan pengelolaan dan pengembangan usaha UMKM modiste dengan matriks IFE-EFE ini dilakukan pada tgl 2-3 April 2022. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diikuti dengan respon positif dan apresiasi yang tinggi dari pemilikUMUM Go Nads.
Kegiatan pelatihan pengelolaan dan pengembangan usaha UMKM modiste dengan matriks IFE-EFE ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahap pertama kegiatan PKM yang dilakukan oleh Tim PKM Untar ini adalah dengan melakukan wawancara atau interview dengan ibu pemilik UMKM Go Nads untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan faktor internal dan eksternal yang ada dalam usaha modiste UMKM Go Nads. Informasi faktor internal dan eksternal ini digunakan untuk membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Evaluation (EFE). Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Evaluation (EFE) diperlukan untuk menentukan posisi UMKM Go Nads dan strategi yang tepat yang akan diimplementasikan di UMKM ini. Setelah informasi tentang faktor internal dan eksternal diperoleh oleh Xxx XXX Untar, maka Xxx PKM Untar membuat kuesioner atas dasar informasi tersebut dan dibagikan kepada pemilik UMKM Go Nads, karyawan XXXX Xx Xxxx, dan pelanggan UMKM Go Nads. Pengisian kuesioner ini dilakukan untuk memberikan bobot atau skors dari setiap faktor internal dan ekternal yang ada pada UMKM Go Nads. Setelah hasil skor diperoleh maka akan dihitung rata-rata dari setiap faktor yang ada untuk menentukan posisi usaha UMKM Go Nads. Posisi ini akan menentukan strategi yang dapat diterapkan oleh UMKM Go Nads.
Setelah kegiatan PKM pemberian pelatihan tentang manajemen dan pengembangan usaha UMKM dengan matriks IFE_EFE ini, tim memberikan kuesioner tentang evaluasi kegiatan PKMyang telah dilakukan oleh Xxx XXX. Ini bertujuan agar tim PKM Untar dapat memperbaiki kegiatan PKM untuk masa yang akan datang, dan jenis kegiatan pelatihan lainnya yang diperlukan oleh UMKM Go Nads.
4.1.1 Pengelolaan dan Pengembangan UMKM
Xxxxxxx dan Snell (2018) mendefinisikan pengelolaan dari suatu usaha terbagi menjadi beberapa fungsi manajemen yaitu planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), .actuating (penggerakan),dan controlling (pengendalian). Planning merupakan fungsi manajemen yang menggambarkan tujuan, sasaran, dan cara mencapai tujuan. Organizing adalah aktivitas pengkoordinasian yang dilakukan secara sistematis oleh beberapa orang atau kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan dan dipimpin oleh seseorang atau kelompok. Actuating adalah usaha yang menggerakkan orang atau beberapa orang untuk bekerjasama secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan bersama. Controlling (pengendalian) adalah satu aktivitas yang memantau dan mengawasi kinerja yang telah dilakukan, dan melakukan perbaikan atau perubahan jika diperlukan.
Perencanaan (planning) menentukan manajemen dalam melakukan pemilihan pola-pola yang mengarahkan manajemen dalam pengambilan keputusan. Perencanaan adalah serangkaian proses yang menetapkan dan memanfaatkan sumber-sumber daya secara terpadu sesuai dengan perhitungan dan penentuan yang tepat. Pengorganisasian (organizing) berorientasi kepada tugas dan bertujuan untuk mempermudah pencapaian tujuan dengan mempertimbangkan legitimasi (legitimacy). Pemberian respon dan tuntutan eksternal dapat menampakkan performa institusi atau organisasi untuk meyakinkan pihak-pihak lain yang terkait kemampuan perusahaan mencapai tujuan, efisiensi penggunaan waktu, uang, dan sumber daya yang terbatas.
Pengelolaan suatu usaha merupakan satu kegiatan yang mengikutsertakan atau melibatkan semua unsur yang ada di satuan usaha yang saling berkaitan satu dengan yang lain seperti produksi, pemasaran,keuangan, dan sumber daya manusia. Kegiatan yang dilakukan itu bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap UMKM khususnya pemilik UMKM harus memiliki kepandaian dalam mengelola usaha UMKM agar tercapai tujuan UMKM yang telah ditetapkan pada awal pendirian UMKM. UMKM harus mengkoordinir segala aktivitas yang dilakukan agar UMKM dapat terus berlangsung dan mempertahankan usahanya di masa depan. Apabila UMKM menghasilkan produk yang bernutu tinggi dan disukai oleh konsumen, namun jika tidak didukung oleh tenaga pemasaran yang baik yang dapat mempromosikan produknya, maka produk tersebut hanya dapat dijual dalam jumlah sedikit. Demikian pula jika produk UMKM tersebut dapat terjual dalam jumlah yang besar, namun penetapan harga masih berdasarkan perkiraan atau estimasi, maka penjualan produk dalam jumlah yang besar juga dapat membuat usaha UMKM tidak dapat memperoleh laba. Ini dikarenakan kesalahan dalam penetapan harga jual yang tidak memperhitungkan biaya
produksi. Oleh karena itustrategi yang tepat harus diambil oleh UMKM agar UMKM dapat terus meningkatkan pendapatannya dan tetap bertahan di masa yang akan datang.
Muchtar (2010) menyatakan bahwa pengembangan bisnis dapat terbagi menjadi beberapa aspek yang dimulai dari pasokan atau pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang lainnya untuk kegiatan produksi, pemasok, overhead pabrik atau produksi yang meliputi mesin-mesin, modal kerja, sumber daya manusia dan investasi. Setiap usaha memerlukan pengembangan usaha karena satuan usaha menghadapi perubahan system, lingkungan dan prosedur yang cepat berubah di masa saat ini.
4.1.2 Strategi, dan Manajemen Strategi
Strategi adalah suatu upaya dalam pencapaian tujuan. Strategi dalam KBBI (1990:859) adalah siasat perang atau ilmu siasat perang. Strategi adalah rencana kegiatan yang cermat untuk mencapai sasaran-sasaran khusus. Strategi adalah sebuah seni (Potter , 1998) dan ilmu dari pembuatan (formulating), (penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating). Keputusan strategis antara lain berfungsi agar sebuah organisasi dapat mencapai tujuan-tujuan dimasa mendatang.
Xxxxxx Xxxxx (1998) menerangkan bahwa strategi adalah ilmu perencanaan dan penugasan operasi militer dalam skala besar yag meliputi kekuatan maneuver untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan pada saat berhadapan dengan musuh. Xxxxxx Xxxxxx & X. Xxxxxxxx Xxx. (2008) mendefinisikan strategi sebagai suatu pemikiran secara konseptual, realistis dan komprehensif tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Xxxxxxxx dalam J. Salusu (2004) menyebutkan strategi adalah sebagai suatu penetapan tujuan, sasaran jangka panjang, serangkaian aktivitas /tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Salusu (2004) mendefinisikan strategi sebagai suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasaran melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan pada kondisi yang paling menguntungkan.
Manajemen strategi merupakan rangkaian proses yang saling berkaitan yang berisikan cara-cara atau Teknik untuk pengembangan suatu usaha dalam menghadapi lingkungan di mana usaha itu berada. Manajemen strategi berisikan peran dan pengertian manajamen dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang bersifat strategis untuk meraih tujuan dari suatu usaha atau organisasi (Xxxxxx, 2017). Manajemen strategi juga memiliki definisi sebagai teknologi, pengetahuan yang dimulai dari aktivitas produksi (membuat), implementasi dan evaluasi dari setiap keputusan maajemen yang diambil agar
suatu usaha dapat meraih tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen strategis memiliki fokus dalam hal integrasi semua fungsi yang ada dalam suatu usaha yang meliputi produksi, pemasaran, sumber daya manusia, keuangan/akuntansi, penelitian dan pengembangan, serta sistem infomasi yang ada di dala satuan usaha untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan dari suatu organisasi (Xxxxx, 2015).
4.1.3 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Analisis lingkungan internal adalah analisis yang dilakukan yang memfokuskan pada internal dari suatu usaha atau entitas perusahaan) yang mengidentifikasi, melakukan penilaian dari setiap kekuatan dan kelemahan yang ada pada satuan usaha, yang dimulai dari fungsi produksi, pemasaran, keuangan, akuntansi, sumber daya manusia dan lainnya (Xxxxx, 2017). Analisis lingkungan internal juga mengevaluasi setiap kemampuan, keterbatasan yang ada dari setiap organisasi atau satuan usaha.
Analisis lingkungan internal merupakan proses identifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang ada pada UMKM Go Nads. Lingkungan internal UMKM Go Nads dianalisis menggunakan analisis pendekatan fungsional, yaitu analisis yang dilakukan pada masing masing fungsi yang ada pada UMKM Go Nads. Analisis lingkungan internal UMKM Go Nads adalah kekuatan dan kelemahan yang ada pada UMKM Go Nads.
Analisis lingkungan eksternal meliputi factor faktor aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek budaya, aspek demografi, aspek lingkungan, aspek teknologi dan aspek persaingan. Analisis lingkungan eksternal dalam UMKM Go Nads meliputi peluang dan ancaman dari UMKM Go Nads. Xxxxx (2017) menjelaskan analisis lingkungan eksternal adalah suatu analisis yang dilakukan yang merupakan suatu perencanaan strategis yang memantau sektor lingkungan yang terbagi ke dalam peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Analisis lingkungan eksternal terbagi menjadi ekonomi, sosial budaya, demografi lingkungan, teknologi, persaingan dan politik-hukum.
Faktor ekonomi berkaitan erat dengan strategi yang ditetapkan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan lingkungan di mana satuan usaha atau perusahaan beroperasi. Keptusan yang diambil harus mempertimbangkan dan memperhitungkan perkembangan global atau dunia yang terjadi pada bidang ekonomi, pertumbuhan ekonomi di negara di mana perusahaan berada, berdirinya korporasi multinasional, perkembangan di bidang energi, dan pendanaan.
Faktor sosial meliputi factor budaya, demografis, dan lingkungan. Faktor sosial budaya seperti kepercayaan, nilai, sikap, pandangan, gaya hidup mempengaruhi perusahaan.
Faktor ini mempengaruhi ekologi budaya, populasi, agama, pendidikan dan ras. Perubahan terhadap permintaan produk primer dan produk sekunder dipengaruhi juga oleh faktor sosial budaya dimana perusahaan tinggal.
Faktor pemerintah, politik dan hukum serta stabilitas politik mempengaruhi trend dan arah ekonomi nasional. Keadaan dan suasana dari situasi politik juga berdampak pada berlangsungnya kegiatan usaha.
Faktor teknologi berdampak pada perubahan teknologi yang cepat yang mengarah pada pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Perubahan teknologi dapat memperpendek siklus produksi, mengurangi atau meminimalkan biaya perusahaan dan menyebabkan kurangnya keterampilan teknis, serta inovasi dan adaptasi perusahaan ke dalam. Teknologi kreatif dapat membuat perusahaan mengikuti perkembangan zaman.
Lingkungan kompetitif merupakan lingkungan dimana perusahaan yang bergerak pada sektor tertentu saling bersaing. Lingkungan kompetitif memiliki efek yang besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
4.1.4 Klasifikasi Strategi
Xxxxx (2017) membagi strategi perusahaan ke dalam empat alternatif strategi yaitu strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi bertahan. Strategi integrasi adalah strategi yang berupaya untuk mengendalikan dan mengupayakan kepemilikan terhadap distributor (forward integration), pemasok perusahaan (backward integration), atau kepada pesaing yang bergerak pada usaha sejenis (vertical integration). Strategi intensif adalah strategi di mana perusahaan melakukan upaya-upaya intensif yang bertujuan agar dapat meningkatkan posisi produk perusahaan di pasar melalui penetrasi pasar, pengembangan jangkauan geografis dan layanan baru, serta strategi pengembangan pasar dan produk yang lebih inovatif.
Strategi diversifikasi adalah strategi yang bertujuan menambah produk baru. Strategi diversifikasi dibagi menjadi dua yaitu diversifikasi terkait dan diversifikasi tidak terkait. Diversifikasi terkait adalah penambahan produk baru yang masih berkaitan dengan produk lama. Diversifikasi tidak terkait adalah penambahan produk yang benar- benar baru dan tidak terkait dengan produk lama. Strategi diversifikasi dibagi juga berdasarkan jenisnya yaitu diversifikasi konsentrik, konglomerat, dan horizontal.
Strategi bertahan (defensive strategy) adalah suatu strategi yang terdiri dari strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Strategi rasionalisasi biaya digunakan apabila suatu organisasi melakukan restrukturisasi dan penghematan biaya serta asset untuk
meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Strategi rasionalisasi biaya disebut juga strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi. Rasionalisasi biaya dirancang oleh perencana strategi agar dapat bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media.
Strategi umum Xxxxxxx Xxxxxx terbagi menjadi tiga landasan strategi yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Ketiga strategi Xxxxxxx Xxxxxx ini membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif. Keunggulan biaya ditujukan untuk konsumen yang memiliki kepekaan terhadap perubahan harga. Strategi keunggulan biaya ini menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit yang rendah. Strategi diferensiasi adalah strategi yang membuat produk yang unik dan menyediakan jasa di seluruh industri yang ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Strategi fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi kelompok kecil konsumen.
4.1.5 Faktor Internal dan Eksternal UMKM GO Nads
Pengenalan faktor-faktor internal yang ada dalam usaha modiste UMKM Go Nads dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal yaitu manajemen, produksi, keuangan, pemasaran, dan pengembangan. Tahap pengenalan berupa identifikasi dan evaluasi ini merupakan tahap masukan yang digunakan untuk membuat strategi pengembangan usaha dan menyusun matriks IFE bagi UMKM Go Nads. Dari matriks IFE ini diketahui mengenai kekuatan dan kelemahan yang ada di UMKM Go Nads.
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang berada di luar UMKM Go Nads berfungsi untuk menyusun matriks EFE yang merupakan peluang dan tantangan yang ada di UMKM Go Nads. Faktor-faktor eksternal tersebut terdiri dari faktor ekonomi, sosial, lingkungan, teknologi, persaingan, hukum, dan politik. Matriks EFE ini digunakan untuk analisis strategi yang berisikan peluang dan ancaman yang ada di dalam UMKM Go Nads.
Pada tahap pengenalan terhadap faktor internal dan ekternal yang ada di UMKM, dilakukan penilaian intuitif untuk memberikan bobot atau skor dari setiap matriks IFE-EFE. Penilaian berupa pemberian bobot menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) yang ada di UMKM Go Nads.
Setelah dilakukan tahap pengenalan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pencocokan dan tahap keputusan. Tahap pencocokan merupakan satu langkah untuk menciptakan strategi alternatif yang tepat dengan memperhatikan matriks IFE-EFE. Matriks IFE-EFE dan matriks SWOT yang telah dibuat dicocokan satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan strategi yang
akan dipilih yang terdiri dari strategi SO(Strength, Opportunity), Strategi ST (Strength, Threats), Strategi WO (Weakness, Opportunity), dan Strategi WT (Weakness, Threats).
Pada tahap keputusan akan dibuat matriks QSPM ( Quantitative Strategic Planning Matriks). Matriks QSPM adalah satu alat analisis yang dibuat untuk menentukan daya tarik relatif dari suatu tindakan yang dilakukan atau dilaksanakan ( Xxxxx, 2017). Matriks QSPM menentukan faktor keberhasilan dari analisis internal dan eksternal serta daya tarik dari masing-masing strategi.
Hasil identifikasi faktor internal dan eksternal yang ada dalam UMKM modiste Go Nads ada pada Tabel 1 Matriks IFE dan Tabel 2 Matriks EFE
Tabel 4.1 Matriks IFE UMKM Go Nads
No | Faktor Internal | Bobot | Peringkat | Skor Pembobotan | |
A | Kekuatan | ||||
1 Pelayanan yang baik | 0,082 | 4 | 0,328 | ||
2 Harga yang terjangkau | 0,082 | 4 | 0,328 | ||
3 Kualitas Produk yang baik | 0,082 | 4 | 0,328 | ||
4 Pekerja memiliki komitmen produk | dengan kualitas | 0,073 | 3,6 | 0,263 | |
5 Memiliki Toko | 0,082 | 4 | 0,328 | ||
6 Penggunaan media sosial untuk pemasaran produk | 0,078 | 3,8 | 0,296 | ||
7 Keanekaragaman pola desain baju | 0,082 | 4 | 0,328 | ||
8 Ketrampilan membuat desain patchwork dari perca kain tenun dan batik sangat baik | 0,082 | 4 | 0,328 |
9 Menggunakan kain wastra tradisional Indonesia yang dikombinasi dengan bahan kain lainnya
0,082 4 0,328
Jumlah Skor | Kekuatan | 2,855 |
B Kelemahan |
1 Promosi masih kurang | 0,029 | 1,4 | 0,041 |
2 Manajemen usaha/ pengelolaan masih sederhana | 0,041 | 2 | 0,082 |
3 Pencatatan keuangan masih sederhana | 0,02 | 1 | 0,02 |
4 Keterbatasan modal usaha | 0,02 | 1 | 0,02 |
5 Merk/brand belum dikenal banyak orang | 0,033 | 1,6 | 0,053 |
6 Manajamen waktu masih kurang baik | 0,02 | 1 | 0,02 | |
7 Job description masih kurang baik pekerjaan yang dirangkap) | (banyak | 0,02 | 1 | 0,02 |
8 Saluran distribusi masih belum jelas | 0,02 | 1 | 0,02 | |
9 Kurangnya perencanaan strategi | 0,02 | 1 | 0,02 | |
10 Kegiatan operasi belum terjadwal dengan | baik | 0,033 | 1,6 | 0,053 |
11 Penggunaan teknologi masih sederhana | 0,02 | 11 | 0,02 | |
Jumlah Skor Kelemahan | 0,369 | |||
Jumlah kekuatan dan kelemahan | 3,224 |
Sumber : data diolah
Pada Tabel 4.1 matriks IFE diperoleh skor total sebesar 3,224. Ini berarti skor pembobotan IFE xxxxxx xx xxxx xxxxx 0,0. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM Go Nads memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kelemahannya. UMKM Go Nads telah optimal dalam menjalankan usahanya, namun UMKM ini harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat bertahan dan berkembang di masa depan. Dengan memperhatikan posisi ini berarti strategi yang diambil UMKM Go Nads adalah strategi bertumbuh dan berkembang.
Tabel 4.2 Matriks EFE UMKM Go Nads
No | Faktor Eksternal | Bobot | Peringkat | Skor Pembobotan |
A | Peluang |
1 Peluang dan target pasar yang masih luas | 0,051 | 3,2 | 0,1632 |
2 Adanya media jual beli online yang makin banyak | 0,064 | 4 | 0,256 |
0 Xxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxx XXXX | 0,051 | 3 | 0,153 |
4 Pelaku usaha UMKM yang menekuni teknik patchwork masih sedikt | 0,061 | 3,8 | 0,2318 |
5 Peluang untuk benchmarking tinggi | 0,064 | 4 | 0,256 |
6 Kemudahan memperoleh bahan baku | 0,051 | 3 | 0,153 |
7 Peluang kerjasama dengan pemerintah/pihak lain untuk memberikan kredit usaha | 0,039 | 2,4 | 0,0936 |
8 Perkembangan teknik pola design pembuatan baju makin modern, kreatif dan inovatif | 0,045 | 2,8 | 0,126 |
9 Jumlah pengguna sosial media makin 0,061 3,8 0,2318
meningkat | |||
10 Memberikan harga promo | 0,064 | 4 | 0,256 |
11 Display produk makin menarik | 0,064 | 4 | 0,256 |
Jumlah Skor | Peluang | 2,1764 |
B Ancaman |
1 | Ada pesaing yang memiliki terkenal | nama | brand | 0,032 | 2 | 0,064 |
2 Teknik print digital yang makin sempurna untuk membuat tenun dan batik sebagai substitusi kain tenun dan batik asli yang mahal harganya | 0,042 | 2,6 | 0,1092 | |||
3 Kenaikan harga kain tenun sebagai bahan baku produk | 0,061 | 3,8 | 0,2318 | |||
4 Perubahan selera konsumen yang sangat cepat | 0,032 | 2 | 0,064 | |||
5 Daya tawar konsumen yang tinggi | 0,039 | 2,4 | 0,0936 | |||
6 Perbedaan selera konsumen tehadap produk | 0,032 | 2 | 0,064 | |||
7 Kemunculan pesaing-pesaing baru yang memproduksi produk yang sama | 0,048 | 3 | 0,144 | |||
Tingkat pendapatan masyarakat yang masih rendah | 0,032 | 2 | 0,064 | |||
9 Daya beli konsumen makin menurun | 0,039 | 2,4 | 0, 0936 | |||
10 Produk tiruan harga masih murah | 0,032 | 2 | 0,064 | |||
Jumlah skor ancaman | 0,9922 | |||||
Jumlah peluan dan ancaman | 3,1686 |
Sumber : data diolah
Pada Tabel 4.2 matriks EFE diperoleh skor total sebesar 3,1686. Ini berarti skor pembobotan EFE xxxxxx xx xxxx xxxxx 0,0. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM Go Nads memiliki peluang lebih besar daripada ancamannya. UMKM Go Nads dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan usahanya dan mengurangi ancaman yang akan mengganggu usaha pembuatan baju tenun dan batik di masa depan
Dari matriks IFE dan EFE yang ada pada usaha UMKM Go Nads ini dibuat matriks Internal- Eksternal yang ada pada Gambar 1. Xxxx Xxxxxx 0 xxxxxxxxx xxxxx XXXX Go Nads menempati posisi di kuadran I yang menunjukkan wilayah dengan strategi mengembangkan usaha dan bertumbuh. Pada posisi di kuadran 1 ini alternatif strategi yang dapat diterapkan adalah strategi intensif.
Gambar 4.1 Matriks IE (Internal-Eksternal)
Nilai Skor pembobotan IFE dan EFE UMKM Go Nads adalah sebesar 3,224 dan 3,1686. Jika dilihat pada Gambar 1 Matriks IE, maka posisi UMKM Go Nads ada pada kuadran
I. Ini berarti UMKM Go Nads berada dalam wilayah bertumbuh dan berkembang, sehingga strategi yang diterapkan adalah strategi intensif.
Strategi intensif adalah suatu strategi yang terdiri dari strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi ini mewajibkan adanya upaya-upaya intensif yang harus dilakukan oleh satuan usaha atau bisnis apabila komposisi kompetitif sebuah satuan usaha/perusahaan dengan produk yang dijualnya berada dalam kondisi persaingan yang baik. Strategi penetrasi pasar adalah strategi yang berusaha melakukan penambahan atau peningkatan pangsa pasar untuk produk yang ada saat ini di pasar melalui usaha usaha kegiatan pemasaran yang lebih banyak dan besar. Satuan usaha dapat menambah jumlah tenaga pemasaran, melakukan promosi yang lebih besar, serta meningkatkan usaha untuk mengiklankan produk yang dijualnya. Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan mengkombinasikan dengan strategi lain.
Strategi pengembangan pasar adalah suatu strategi yang mengenalkan produk yang ada saat ini ke daerah geografis yang baru. Strategi ini dilakukan pada saat ada saluran distribusi yang tersedia dan di mana saluran distribusi tersebut tidak mahal dan memiliki kualitas yang
baik. Satuan usaha dapat menggunakan sarana distribusi online ataupun offline untuk menambah pangsa pasar yang baru
Strategi pengembangan produk adalah suatu strategi yang berusaha meningkatkan penjualan dengan cara melakukan modifikasi atau perbaikan kualitas dari produk yang dijual saat ini. Strategi pengembangan produk membutuhkan adanya aktivitas penelitian dan pengembangan yang membutuhkan biaya cukup besar. Strategi ini diterapkan jika suatu unit usaha berada dalam industri yang berada dalam kompetisi dan penggunaan teknologi yang cepat.
Ketiga strategi yang tergolong dalam strategi infensive ini, yang dapat diterapkan di UMKM Go Nads adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar. UMKM Go Nads dapat menambah tenaga pemasaran untuk melakukan kegiatan pemasaran dan menambah pangsa pasar untuk produk baju yang berbahan kain tenun dan batik. UMKM Go Nads dapat melakukan penjualan produk baju berbahan kain tradisional ini dengan memanfaatkan penjualan online lewat media market place saat ini dan membuat website atau instagram. Penggunaan media online untuk penjualan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan bagi UMKM Go Nads.
Selain daripada itu strategi lain yang dapat diimplementasikan oleh UMKM Go Nads adalah strategi pengembangan pasar. UMKM Go Nads menciptakan saluran distibusi baru yang dapat menyalurkan produk yang dibuatnya dengan melakukan kerjasama dengan pihak- pihak ekspedisi yang ada saat ini sehingga produk dapat tepat waktu sampai di wilayah geografis yang baru. Strategi ini membutuhkan modal yang cukup besar sehingga UMKM Go Nads dapat melakukan kerja sama dengan pihak lemabag keuangan atau intermediary untuk memberikan keringanan dalam hal persyaratan untuk mengajukan pinjaman. Tambahan modal ini dapat digunakan untuk UMKM Go Nads untuk menambah kapasitas produksi dan tenaga operasi untuk membuat baju berbahan kain wastra.
4.2 Luaran yang Dicapai
Kegiatan PKM yang dilakukan oleh Xxx XXX Untar ini menghasilkan luaran wajib berupa publikasi pada Serina 2022 yang telah diselenggarakan oleh LPPM Universitas Tarumanagara pada tanggal 20 April 2022 dan luaran tambahan berupa publikasi jurnal (artikel ini diterima untuk diterbitkan pada Journal of Innovation and Community Engagement xxxxx://xxxxxxx.xxxxxxxxx.xxx/xxxxx.xxx/xxx) serta HAKI Strategi UMKM.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan PKM yang dilakukan oleh Tim PKM Untar ke mitra PKM yaitu UMKM Go Nads yang beralamat di Perum Rafles Xxxxxxxxx Xx 000, Xxxx Xxxxxx, Kecamatan Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah ini dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses. Kegiatan PKM yang dilakukan oleh Tim PKM Untar ini dengan memberikan Pelatihan Pengelolaan dan Pengembangan Staretgi Usaha UMKM dengan Matriks IFE-EFE Pada UMKM Go Nads mendapatkan apresiasi dan tanggapan yang positif dari pemilik UMKM Go Nads. Pemberian pelatihan pengelolaan dan pengembangan usaha yang dilakukan oleh tim PKM Untar dengan membuat matriks IFE—EFE, membuat pemilik UMKM Go Nads dapat memahami posisi usahanya selama ini dalam industri rumahan untuk membuat baju berbahan kain tradisional.
Posisi UMKM Go Nads saat ini berada dalam posisi di mana pemilik harus melakukan pengembangan usahanya dengan melakukan strategi yang tepat, sehingga mampu tetap bertahan dan meningkatkan pendapatan. Strategi yang dapat dilakukan dengan posisi UMKM Go Nads saat ini adalah strategi penetrasi pasar, dan pengembangan pasar. UMKM Go Nads dapat menambah kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan platform media penjualan online yang lebih ditingkatkan dan membuat website serta instagram guna mendukung penetrasi pasar yang lebih baik. Strategi pengembangan pasar dapat diimplementasikan dengan menambah saluran distribusi dengan meningkatkan kerjasama dengan pihak lain seperti reseller untuk menjual produk. Go Nads dapat melakukan kerjasama dengan pihak-pihak ekspedisi yang ada saat ini sehingga produk dapat dijual di wilayah geografis yang baru. Untuk itu UMKM Go Nads dapat melakukan kerja sama dengan pihak lembaga keuangan untuk memberikan tambahan modal guna menciptakan saluran distribusi yang baru dan keringanan dalam hal persyaratan untuk mengajukan pinjaman. Tambahan modal ini dapat digunakan untuk UMKM Go Nads untuk menambah kapasitas produksi dan tenaga operasi untuk membuat baju berbahan kain wastra.
DAFTAR PUSTAKA
Xxxxxx, X. (2017). Strategi Manajemen Perubahan dalam Meningkatkan Disiplin di Perguruan Tinggi. Jurnal EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol.3 (1), 117-132. DOI: xxxx://xx.xxx.xxx/00.00000%0Xxxxxxxx.x0x0.000
Xxxxxxx, Xxxxxx X., Xxxxx S., & Xxxxxxxxx, Xxxxxx (2018). Management: Leading & Collaborating in a Competitive World. McGraw-Hill Education.
Xxxxx, Xxxx X. and Xxxxx, Forest R. (2015). Strategic Management : A Competitive Advantage Apporach, Concepts, and Cases (15th ed.). Xxxxxxx Education.
Xxxxx, Xxxx X. and Xxxxx, Forest R. (2017). Strategic Management concepts and Cases A Competitive Advantage Approach. (16th ed.). Xxxxxxx. Education Limited.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka
Xxxxx X. (2000). Rural Livelihood Diversity in Developing Country. Oxford University Press Muchtar, A.F.(2010). Strategi Memenangkan Persaingan Usaha dengan Menyusun Business
Plan. PT Elex Media Komputindo.
Xxxxxx Xxxxxx & X. Xxxxxxxx Xxx.( 2008). Manajemen Berbasis Sekolah. Universitas Terbuka.
Xxxxxx, X. E . (1998). Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors. New York
Salusu. J. ( 2004). Pengambilan Keputusan Stratejik. PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Xxxxxxxxx, X., dan Dharmawan, A.Y. (2014). The Livelihood Resilience of Forest Community Farmer Household in Giriwoyo, Wonogiri, Jurnal Sosiologi Pedesaan April. 63-75
Xxxxxx Xxxxx ( 1998). Choosing the Future: The Power of Strategic Thinking. Butterworth-
Heinemann
xxxxx://xxxxx.xxxxxx.xxx/xxxx/0000/00/00/000000000/000-xxxxxx-xxxx-xxxxxxxxx-xxxxx- tidak-mendapat-akses-kredit).
xxxxx://xxxxxxx.xx.xx/xxxxxxx/xxxxxx/00000/xxxxxxx-xxxxx-xxx-xxxxxxx-xxxxxxxxxx-xxxxxxxx- ekonomi-kreatif/0/berita_satker).
LAMPIRAN 1
BIODATA KETUA, ANGGOTA DAN MAHASISWA
Identitas Diri Ketua Pengusul
1 | Nama Lengkap | Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, SE., MSi., Ak., CA |
2 | Jabatan Fungsional | Lektor |
3 | Jabatan Struktural | ----------- |
4 | NIP/NIK/Identitas Lainnya | 10101017 |
5 | NIDN | 0302107101 |
6 | Tempat dan Tanggal Lahir | Cirebon, 2 Oktober 1971 |
7 | Alamat Rumah | Sukajaya I Gg. Buntu no 5 Jelambar Baru Jakarta Barat 11460 |
8 | No Telpon/Faks/Hp | 087781510826/08129986526 |
9 | Alamat Kantor | Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Xx. Xxxxxxx Xxxxx Xxxxx xx 0, Xxxxxxx Xxxxx 00000 |
10 | No. Telpon /Faks | 021-5655508 ext 1128 |
11 | Alamat Email | |
12 | Lulusan yang telah Dihasilkan | S1 = orang |
13 | Mata Kuliah yang Diampu | 1. Pengantar Akuntansi I dan II |
2. Akuntansi Keuangan Menengah I dan II | ||
3. Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx | ||
0. Metodologi Penelitian |
B. Riwayat Pendidikan
S-1 | S-2 | S-3 | |
Nama Perguruan Tinggi | UGM Yogyakarta | Universitas Trisakti | |
Bidang Ilmu | Ekonomi-Akuntansi | Ekonomi Akuntansi | |
Tahun Masuk-Lulus | 1992-1996 | 2006-2011 | |
Judul Skripsi/Thesis/ Disertasi | Analisis Empiris Pengumuman Dividen Terhadap Return Saham perusahaan Yang Go Publik di BEJ | Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Market Value Terhadap Perusahaan Knowledge Based Yang terdaftar di BEI Tahun 2005-2008 | |
Nama Pembimbing/ Promotor | Mas’ud Maechfoedz, Phd | Alm. Xxxx. Xxxxxx Xxxxxx Xxxxxxx, Phd. MSc. Xx. Xxxxx Xxxxxx,MM. |
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No | Tahun | Judul Penelitian | Pendanaan | |
Sumber* | Jumlah ( juta Xxxxxx) | |||
0 | 0000 | Xxxxxxxx Asimetri Informasi, Kinerja Masa Kini Xxx Xxxxxxx Masa Depan Terhadap Manajemen Laba ( Ketua Peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah XXXXX | 0 |
0 | 0000 | Xxxxxxxx Xxxxxxxxxxxx Laporan Keuangan dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan Go Public di BEI Tahun 2006-2008( Ketua Peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah UNTAR | 3,758 |
3 | 2012 | Intellectual Capital dan Business Performance Pada Perusahaan Knowledge Based dengan Model Diamond | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah UNTAR | 7,5 |
4 | 2012 | Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Penilaian Pasar pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia pada Tahun 2005- 2007 | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah XXXXX | 0 |
0 | 0000 | Xxxxxxxx Xxxxxxxx Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Keuangan Yang Tercatat di BEI Pada Tahun 2007-2010( Anggota Peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah UNTAR | 5 |
6 | 2013 | Investigasi Model Pecking OrderTheory dan Static Order Trade Off pada Perusahaan Property dan Real Estate ( Ketua Peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah XXXXX | 0 |
0 | 0000 | Xxxxxxxxxxx Xxxxxxxx Model Pengukuran Earning Management Terhadap Cost of Equity Capital Pada Perusahaan Knowledge Based( Ketua Peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah UNTAR | 7,5 |
8 | 2013 | Pengujian Environmental Performance Terhadap Economic Performance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI (Anggota Peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah XXXXX | 0 |
0 | 0000 | Xxxxxxxxxxx Xxxxxxxx Environmental Performance dan Political Visibility Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure ( Penelitian Bersama Xxxxxxx Xxxxxxxx) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah XXXXX | 0 |
00 | 0000 | Xxxxxxxx Xxxxxxxxxx Risiko Likuiditas dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Modal Bank (Ketua Penelitian) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah XXXXX | 0 |
00 | 0000 | Xxxxxxxx Intellectual capital Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Knowledge Based Yang Terdaftar Di BEI (ketua peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah XXXXX | 0 |
00 | 0000 | Xxxxxxxx Locus Of Control Terhadap Strategi Operasional dan Kinerja UMKM Di Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara dengan Lingkungan Sebagai Variabel Moderator (anggota peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah UNTAR | 12 |
13 | 2015 | Pengaruh Budaya Organisasi dan Strategi Sumber daya Manusia Terhadap Orientasi Kewirausahaan Serta Dampaknya Terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Mikro Kecil Menengah kota Kendari (anggota peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah XXXXX | 0 |
00 | 0000 | Xxxxxxxx Xxxxxx-Xxxxxx Intellectual Capital Terhadap Kualitas Laba (ketua peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah UNTAR | 7,5 |
15 | 2015 | Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Keuangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2007-2010 ( Penelitian bersama Xxxx Xxx Xxxxxxx). | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah XXXXX | 0 |
00 | 0000 | Xxxxxxxx Accounting Conservatism, Debt Contracts, Firm Size dan Profitabilitas Terhadap Earnings Management (ketua peneliti) | Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah UNTAR | 10 |
17 | 2017 | Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Leverage, Cash Flowdan Growth Opportunities terhadap Corporate Investment (penelitian bersama Xxxxx Xxxxxxxx) | Mandiri | |
18 | 2017 | What Do the Effect on Corporate Investment? Empirical Research in Indonesia | Mandiri | |
19 | 2017 | Analysis of Earnings and Corporate Responses: An Empirical Study for Xxxxxxxxx | Xxxxxxx |
00 | 0000 | Xxxxxxxxxx Earnings Quality (penelitian bersama Nada) | Mandiri | |
21 | 2018 | Analysis CSR And Environmental Performance Report On Financial Performance: An Empirical Study For PROPER Ranking Manufacturing In Indonesia(penelitian bersama xxxxxx Xxxxxx dan Jesica) | Mandiri | |
22 | 2019 | Determinan Risk Disclosure pada Perbankan di Indonesia | DPPM | 13 |
23 | 2019 | TQM, Entrepreneurial Orientation, Innovation and Organizational Performance at Indonesian Palm Oil Industries ( Proceeding TICASH Untar, 27-28 Juni 2019, Jakarta) | Mandiri | |
24 | 2019 | Faktor-Xxxxxx Xxxx Mempengaruhi Firm Investment Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi A Xxxxxxx, R Xxxxxxxx Jurnal Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx 0 (3), 2019, hal.: 730-737 | Mandiri | |
25 | 2019 | Faktor-Xxxxxx Xxxx Mempengaruhi corporate Cash Holding Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia I Kurniawan, R Xxxxxxxx Jurnal Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx 0 (2),2019, hal.: 408-415 | Xxxxxxx | |
00 | 0000 | Xxxxxxxx Total Quality Management Dan Entrepreneurial | Mandiri |
Orientation Terhadap Organizational Performance Dimediasi Innovation MA Xxxxxxx, R Xxxxxxxx Jurnal Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx 0 (4),2019 hal.: 1380-1388 | ||||
27 | 2019 | Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Risiko Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei J Meilody, R Xxxxxxxx Jurnal Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx 0 (2),2019, hal.: 201-209 | Xxxxxxx | |
00 | 0000 | Xxxxxxxxxx Voluntary Disclosure | LPPM | 12 |
D. Pengalaman Pengabdian Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No | Tahun | Judul Pengabdian Kepada Masyrakat | Pendanaan | |
Sumber* | Jumlah (juta Rupiah) | |||
0 | 0000- 0000 | Pengawas Independen Ujian Akhir Nasional Tingkat SMA Wilayah Jakarta Barat | Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dan Ventura UNTAR | Tiap tahun rata-rata 1 |
2 | 2014 | Program Pelatihan Pembukuan Sederhana Bagi UMKM Batik Di Surakarta | Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dan Ventura UNTAR | 8,283 |
3 | 2015 | Pengembangan dan Pelatihan Akuntansi Serta Potensi Kewirausahaan Bagi UMKM di Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara | Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dan Ventura XXXXX | 00 |
0 | 0000 | Xxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxx dan Pengelolaan Keuangan UMKM Sepatu di Jakarta Timur | Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dan Ventura UNTAR | 7,5 |
5 | 2016 | Iptek bagi Masyarakat (IbM) Penetapan harga Pokok Produk, Pengelolaan Usaha dan Keuangan Kerajinan Decoupage Bagi UMKM Adinka Sew & Craft di Tangerang | Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dan Ventura UNTAR | 7 |
6 | 2017 | Penerapan Sistem Penetapan Harga Pokok Penjualan Tahu dan Manajemen Usaha Pabrik Tahu Barokah | Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Xxxxx | 0 |
0 | 0000 | Xxxxxxxxxxx Xxxxxxxx untuk Pengembangan Usaha Mikro Kecil Tahu Barokah | Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Untar | 9,1 |
8 | 2017 | Strategi SWOT Untuk Pengembangan Usaha Sepatu dan Sandal UMKM Batik Sesawi | Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Untar | 6,8 |
9 | 2018 | Penetapan Harga Pokok Produksi Batik Tulis Usaha Batik Gumregah | DPPM Untar | 8 |
10 | 2018 | Strategi Pengembangan Usaha Pengrajin Aksesoris Wanita Yunikua by Xxxx | DPPM Untar | 9 |
11 | 2019 | Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Home Industries Decoupage di Tangerang | DPPM Untar | 8,5 |
13 | 2019 | Aplikasi Excell untuk Akuntansi Sederhana Usaha Kerajinan Aksesoris Yunikua By Xxxx | DPPM | 10 |
14 | 2020 | Aplikasi Akuntansi UKM Berbasis Android untuk Pabrik Tahu Barokah | LPPM | 8,5 |
15 | 2020 | Pelatihan Akuntansi Digital Melalui Aplikasi Keuangan Buku Kas Untuk UMKM Batik | LPPM | 10 |
16 | 2020 | Pemberdayaan Usaha Ekonomi Kreatif Bagi Penenun Kain Ikat Lembata Sebagai Daya Tarik Wisata | XXXX | 0 |
00 | 0000 | Xxxxxxxx Xxxxxxxxx Xxxx XXXX | LPPM | 3 |
18 | 2021 | Strategi Pengembangan UMKM Kerajinan Perak Di Bandung dengan Matriks SWOT | LPPM | 9 |
19 | 2021 | Strategi Pengembangan Usaha Terpadu Bagi Penjual Batik Xxxxxxx | XXXX | 0 |
00 | 0000 | Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx Xxxxx Untuk Menghitung Harga Pokok Baju Tenun Pada UMKM Go Nads | LPPM | 9 |
21 | 2021 | Pelatihan Akuntansi Persediaan dan Piutang bagi Peserta Didik Kelas XII SMA Santo Kristoforus I | LPPM | 8,5 |
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No | Tahun | Judul Artikel Ilmiah | Pendanaan | |
Sumber* | Jumlah ( juta Xxxxxx) | |||
0 | 0000 | Xxxxxxxx Informasi Asimetri, Kinerja Masa Kini Xxx Xxxxxxx Masa Depan Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public dari tahun 2006-2008(telah dipublikasi di Jurnal Akuntansi FE Untar, TH. XVI /02/ MEI / 2012 , ISSN: 1410-3591, hal 262-279 ) | Xxxxxxx | |
0 | 0000 | Xxxxxxxx Informasi Asimetri, Kinerja Masa Kini Xxx Xxxxxxx Masa Depan Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public dari tahun 2006-2008 ( Proceeding SNAB / Seminar Nasional Akuntansi & Bisnis, Universitas Widyatama, 27 Maret 2012, Bandung, Jawa Barat, ISSN – XXXX 0000 0000, hal 212-221) | Xxxxxxx | |
0 | 0000 | Xxxxxxxx Pengungkapan Laporan Keuangan dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan Go Public di BEI | Mandiri |
Tahun 2006-2008 ( Proceeding SNAB / Seminar Nasional Akuntansi & Bisnis, Universitas Widyatama, 27 Maret 2012, Bandung, Jawa Barat, ISSN – XXXX 0000 0000, Hal 222-233) | ||||
4 | 2012 | Intellectual Capital dan Business Performance Pada Perusahaan Knowledge Based dengan Model Diamond ( Proceeding SISAN / Seminar Internasional dan Simposium Akuntansi Nasional2012 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 4-5 Juni 2012) | Mandiri | |
5 | 2012 | Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Penilaian Pasar pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia pada Tahun 2005- 2007 (Proceeding XXX XX Xxxxxxxxxxx 0000, xx Xxxxxx Xxxxxxxx Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin Kalimantan Selatan, tgl 20-23 September 2012, hal 76). | Mandiri | |
6 | 2013 | Investigasi Model Pecking OrderTheory dan Static Order Trade Off pada Perusahaan Property dan Real Estate (Prosiding Simposium Nasional Akuntansi Vokasi ke-2 Politeknik | Mandiri |
Negeri Bali 17-18 Mei 2013, ISBN: 978-602-17955-0-7, hal 207-224) | ||||
7 | 2013 | Investigasi Pengaruh Model Pengukuran Earning Management Terhadap Cost of Equity Capital Pada Perusahaan Knowledge Based (Prosiding Seminar Nasional & Call for Paper Forum Manajemen Indonesia (FMI) ke 5 Pontianak, tgl 23-24 Oktober 2013, ISSN 2338 994X ) | Mandiri | |
8 | 2014 | Investigasi Pengaruh Environmental Performance dan Political Visibility Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (Prosiding 3rd Economics and Business Research Festival di UKSW Salatiga 13 November 2014) | Mandiri | |
9 | 2015 | Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Keuangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2007-2010 ( Penelitian bersama Xxxx Xxx Xxxxxxx). Jurnal Ekonomi 20 (2), Juli 2015, hal. : 335-351 | Mandiri | |
10 | 2015 | Pengujian Environmental Performance Terhadap Economic Performance Pada Perusahaan Manufaktur di BEI (penelitian bersama Xxxxxxx Xxxxxxxx, | Mandiri |
Prosiding 1st National Conference on Business, Management, and Accounting: Bridging the Gap between Theory and Practice, Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang Banten pada tgl 19 Maret 2015) | ||||
11 | 2016 | PengaruhIntellectual Capital Terhadap Earnings Quality Prosiding pada Simposium Nasional Akuntansi Vokasi /SNAV ke 5 Di Poltek Ujung Pandang, Makasar pada tgl 12-14 Mei 2016. | Mandiri | |
12 | 2017 | Analysis of Earnings and Corporate Responses: An Empirical Study for Indonesia R XXXXXXXX Xxxxxxxxxxxxx Journal of Economic Perspectives 00 (0) | Xxxxxxx | |
00 | 0000 | Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Leverage, Cash Flow dan Growth Opportunities terhadap Corporate Investment (penelitian bersama Xxxxx Xxxxxxxx, Prosiding Konferensi Ilmiah Akuntansi IV (KIA IV,Universitas Pancasila, 2-3 Maret 2017 ) | Mandiri | |
14 | 2017 | What Do the Effect on Corporate Investment? Empirical Research in Indonesia pada The 6th International Accounting | Mandiri |
Conference, Hotel Tentrem 27-29 August 2017 Xxxxxxxxxx | ||||
00 | 0000 | Xxxxxxxxxx Earnings Quality (penelitian bersama Nada), Kalbisocio Jurnal Bisnis dan komunikasi vol 5 no 2 Agustus 2018, ISSN 2356-4385 | Mandiri | |
16 | 2019 | Determinan Kecurangan Laporan Keuangan Account : Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan: VOl 6 No 2, hal 1116-1129 | FE Untar | |
17 | 2019 | TQM, Entrepreneurial Orientation, Innovation and Organizational Performance at Indonesian Palm Oil Industries ( Proceeding TICASH Xxxxx, 00-00 Xxxx 0000, Xxxxxxx) | FE Untar | |
18 | 2019 | Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Risiko Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei J Meilody, R Xxxxxxxx Jurnal Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx 0 (2),2019, hal.: 201-209 | Mandiri | |
19 | 2019 | Faktor-Xxxxxx Xxxx Mempengaruhi corporate Cash Holding Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia I Kurniawan, R Xxxxxxxx Jurnal Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx 0 (2),2019, hal.: 408-415 | Mandiri |
20 | 2019 | Faktor-Xxxxxx Xxxx Mempengaruhi Firm Investment Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi A Xxxxxxx, R Xxxxxxxx Jurnal Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx 0 (3), 2019, hal.: 730-737 | Xxxxxxx | |
00 | 0000 | Xxxxxxxx Total Quality Management Dan Entrepreneurial Orientation Terhadap Organizational Performance Dimediasi Innovation MA Xxxxxxx, R Xxxxxxxx Jurnal Xxxxxxxxx Xxxxxxxxx 0 (4),2019 hal.: 1380-1388 | Mandiri | |
22 | 2020 | Analysis Corporate Social Responsibility and Environmental Performance Report Forward Financial Performance on Proper Ranking Companies in Indonesia X Xxxxxx, X Xxxxxxxx, X Xxxx Proceedings of the International Conference on Management, Accounting, and Economy (ICMAE 2020) Advances in Economics, Business and Management Research, volume 151, pp.274-279 Atlantis Press | ||
23 | 2020 | PENGARUH FIRM SIZE, LEVERAGE, DAN |
INVESTMENT OPPORTUNITY TERHADAP CASH HOLDING Xxxxxx dan Xxxxxxxx : Jurnal Xxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxx / Xxx.0 , Xx.0 , Januari 2020 : 176 - 185 | ||||
24 | 2020 | Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dividen dan Umur Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan G Anggasta, R Xxxxxxxx - Jurnal Jurnal Xxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxx / Xxx.0 Edisi April 2020 : 586 - 593 | ||
25 | 2020 | FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISK DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Sugandha dan Xxxxxxxx: Jurnal Xxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxx / Xxx.0 Edisi April 2020 : 658 - 666 | ||
26 | 2020 | FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISK DISCLOSURE SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Keziah Karfinto & Xxxxxxxxx Xxxxxxxx |
Jurnal Xxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxx / Xxx.0 Edisi Juli 2020 : 1213 - 1221 | ||||
27 | 2020 | PENGARUH LEVERAGE, FIRM SIZE, FIRM AGE DAN SALES GROWTH TERHADAP KINERJA KEUANGAN Cahyana dan Xxxxxxxx, Jurnal Xxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxx / Xxx.0 Edisi Oktober 2020 : 1791 - 1798 | ||
28 | 2020 | FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON XXXXXXXX YANG TERDAFTAR DI BEI Xxxxx & Xxxxxxxxx Xxxxxxxx Jurnal Xxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxx / Xxx.0 Edisi Oktober 2020 : 1818 - 1826 | ||
29 | 2020 | Investment Decision : The Case of Indonesian Manufacturing Companies Xxxxxxxxx Xxxxxxxx1* , Xxxxxxxx Xxxxxxxx2 8th International Conference on Entrepreneurship and Business Management (ICEBM 2019) UNTAR Advances in Economics, Business and Management Research, volume 145,pp.207-212 Atlantis Press 2020 |
30 | 2021 | TQM, Entrepreneurial Orientation, Innovation, and Organizational 32Performance in Indonesian Palm-Oil Industry Xxxxxxxxx Xxxxxxxx1* , Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxxxx Proceedings of the Ninth International Conference on Entrepreneurship and Business Management (ICEBM 2020) Advances in Economics, Business and Management Research, volume 174, pp. 484-493 Atlantis Press 2021 | ||
31 | 2021 | Faktor-Xxxxxx Xxxx Mempengaruhi Persistensi Laba Pada Perusahaan Manufaktur Rohit, Xxxxxxxxx Xxxxxxxx Jurnal Multiparadigma Akuntansi, Volume III No. 1/2021 Edisi Januari Hal: 146-154 | ||
32 | 2021 | FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FIRM VALUE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Natanael dan Xxxxxxxx: Jurnal Multiparadigma Akuntansi, Volume III No. 1/2021 Edisi Januari Hal: 000-000 000 | ||
33 | 2021 | FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN KEUANGAN |
Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxx dan Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, Jurnal Multiparadigma Akuntansi, Volume III No. 2/2021 Edisi April Hal: 000-000 000 | ||||
34 | 2021 | PENGARUH FIRM SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, DAN NET WORKING CAPITAL TERHADAP CASH HOLDING Riska Xxx Xxxxxxx Xxxxx dan Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, Jurnal Multiparadigma Akuntansi, Volume III No. 3/2021 Edisi Juni Hal: 1158-1166 | ||
35 | 2021 | PENGARUH LEVERAGE, FIRM SIZE, DAN GROWTH OPPORTUNITY TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT Xxxxxxxxx Xxxxxxxx dan Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, Jurnal Multiparadigma Akuntansi, Volume III No.4/2021 Edisi Oktober Hal: 1709-1718 | ||
36 | 2021 | PENGARUH PROFITABILITY, FIRM SIZE, DAN EARNINGS PERSISTENCE TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT Xxxxxxxx Xxx Xxxxxxx dan Xxxxxxxxx Xxxxxxxx,Jurnal Multiparadigma Akuntansi |
Volume III No. 4/2021 Edisi Oktober Hal: 1690-1698 | ||||
37 | 2021 | PELATIHAN AKUNTANSI BIAYA UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK BAJU TENUN PADA UMKM GO NADS Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, Xxxx Xxxxxxxxxxxx N, Xxxxxxxx Xxxxxx, Xxxxx Xxxxxxxx , Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Xxx. 0, Xx. 0, Xxxxxxxx 0000, Xxx. 643-649 | ||
38 | 2021 | Pengaruh Covid-19 Terhadap return Saham Perusahaan transportasi Book Chapter, Seri Publikasi Ilmiah Kontemporer Untar 2021- Aspek Akuntansi dan Pasar Modal di Masa Pandemi Covid- 19, LPPI Untar,ISBN 978-623- 6463-08-6 | ||
39 | 2022 | Perubahan Harga, Volume Saham, dan Kapitalisasi Pasar Selama COVID-19 pada Sektor Keuangan Xxxxxx Xxxxxxxx dan Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, Jurnal Ekonomi, Untar SPESIAL ISSUE. Maret 2022: 159-181 |
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan /Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No | Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar | Judul Artikel Ilmiah | Waktu dan Tempat |
1 | Seminar Nasional Akuntansi & Bisnis (SNAB) | Pengaruh Informasi Asimetri, Kinerja Masa Kini Xxx Xxxxxxx Masa Depan Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public dari tahun 2006-2008 | 27 Maret 2012, Universitas Widyatama, Bandung |
2 | Seminar Nasional Akuntansi & Bisnis (SNAB) | Pengaruh Pengungkapan Laporan Keuangan dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan Go Public di BEI Tahun 2006-2008 | 27 Maret 2012, Universitas Widyatama, Bandung |
3 | Seminar Internasional dan Simposium Akuntansi Nasional (SISAN) | Intellectual Capital dan Business Performance Pada Perusahaan Knowledge Based dengan Model Diamond | 4-5 Juni 2012 Universitas Muhammadiyah, Jogja |
4 | Seminar Nasional Akuntansi (SNA) XV | Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Penilaian Pasar pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia pada Tahun 2005-2007 | 20-23 September 2012 Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin |
5 | Simposium Nasional Akuntansi Vokasi (SNAV) ke- 2 | Investigasi Model Pecking OrderTheory dan Static Order Trade | 17-18 Mei 2013 Politeknik Negeri Bali |
Off pada Perusahaan Property dan Real Estate | |||
6 | Seminar Nasional & Call for Paper Forum Manajemen Indonesia (FMI) ke 5 | Investigasi Pengaruh Model Pengukuran Earning Management Terhadap Cost of Equity Capital Pada Perusahaan Knowledge Based | 23-24 Oktober 2013, Pontianak |
7 | 3rd Economics and Business Research Festival | Investigasi Pengaruh Environmental Performance dan Political Visibility Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure | 13 november 2014, UKSW Salatiga |
8 | 1st National Conference on Business, Management, and Accounting: Bridging the Gap between Theory and Practice | Pengujian Environmental Performance Terhadap Economic Performance Pada Perusahaan Manufaktur di BEI (penelitian bersama Xxxxxxx Xxxxxxxx) | Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang Banten pada tgl 19 Maret 2015. |
9 | Simposium Nasional Akuntansi Vokasi ke 5 Di Makasar pada tgl 12-14 Mei 2016. | PengaruhIntellectual Capital Terhadap Earnings Quality | Poltek Ujung Pandang, 12-14 Mei 2016 |
10 | Konferensi Ilmiah Akuntansi IV | Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Leverage, Cash Flow dan Growth | Universitas Pancasila, 2-3 Maret 2017 Jakarta |
Opportunities terhadap Corporate Investment (penelitian bersama Xxxxx Xxxxxxxx) | |||
11 | The 6th International Accounting Conference | What Do the Effect on Corporate Investment? | Hotel Tentrem Yogya, 27-29 Agustus 2017 |
12 | Konferensi Ilmiah Akuntansi V | Determinan Earnings Quality (penelitian bersama Nada) | STEI Rawamangun tgl 1-2 Maret 2018 |
13 | The 1th International Conference and Call for Papers “Insuring Sustainable Business Strategy” (ISBS) | Analysis CSR And Environmental Performance Report On Financial Performance: An Empirical Study For PROPER Ranking Manufacturing In Indonesia (penelitian bersama Xxxxxx Xxxxxx dan Jesica) | Semarang 15 November 2018 |
14 | SNAV ke 8 Polsri Palembang,18-20 Juni 2019 | Determinan Kecurangan Laporan Keuangan | |
15 | Ticash Jakarta Untar 27-28 Juni 2019 | TQM, Entrepreneurial Orientation, Innovation and Organizational Performance at Indonesian Palm Oil Industries ( Penelitian bersama Xxxxx Xxxxxxx Xxxxxxx ) |
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No | Judul Buku | Tahun | Jumlah Halaman | Penerbit |
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No | Judul /Tema HKI | Tahun | Jenis | Nomor P/ID |
1 | Pelatihan Akuntansi Digital Melalui Aplikasi Keuangan Buku Kas Untuk UMKM batik | 2021 | Poster | 000261350 |
2 | Strategi Pengembangan Usaha Terpadu Bagi Penjual Batik Lawasan | 2021 | Poster | 000261357 |
3 | Strategi Xxxxxxx | 0000 | Xxxxxx | 000000000 |
0 | Xxxxxxxx Xxxxxxxxx Xxxx XXXX | 2020 | Poster | 000230645 |
5 | Akuntansi Persediaan dan Piutang | 2021 | Leaflet | 000292477 |
6 | Akuntansi Biaya Perhitungan Harga Pokok baju tenun | 2021 | leaflet | 000292476 |
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5Tahun Terakhir
No | Judul /Tema/ Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan | Tahun | Tempat Penerapan | Respon Masyarakat |
J. Pengalaman yang pernah diraih dalam 10 tahun terakhir ( dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainya)
No | Jenis Penghargaan | Institusi Pemberi Penghargaan | Tahun |
1 | Best Paper Award pada SISAN / Seminar Internasional dan Simposium Akuntansi Nasional | Universitas Muhammadiyah Yogyakarta | 2012 |
Jakarta, 28 Juli 2022
Xxxxxxxxx Xxxxxxxx, XX.XXx.Xx.XX
Identitas Diri Anggota Mahasiswa
Nama : Xxxxxxxx (125194008)
Nama : Xxxx Xxxxxxx (125194003)
Nama : Xxxxxx Xxxxxxxxxx (125194030).
LAMPIRAN 2
Luaran Wajib Artikel Serina 2022
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA UMKM DENGAN MATRIKS IFE-EFE
Xxxxxxxxx Xxxxxxxx1, Xxxxxxxx2, Xxxx Xxxxxxx0, dan Xxxxxx Xxxxxxxxxx4
1Prodi S1 Akuntansi, Universitas Tarumanagara Surel:xxxxxxxxxx@xx.xxxxx.xx.xx
2 Prodi S1 Akuntansi, Universitas Tarumanagara Surel: xxxxxxxx.000000000@xxx.xxxxx.xx.xx 3Prodi S1 Akuntansi, Universitas Tarumanagara Surel: xxxxx0000@xxxxx.xxx
4Prodi S1 Akuntansi, Universitas Tarumanagara Surel: xxxxxxxxxxxxxxxx@xxxxx.xxx
ABSTRAK
Pemberdayaan UMKM merupakan suatu hal yang penting. Pemberdayaan UMKM bertujuan agar UMKM dapat terus berkembang dan membuka lapangan kerja untuk penduduk di sekitarnya. Pemberdayaan UMKM meliputi pembenahan pengelolaan dan mengimplementasikan strategi yang tepat agar UMKM dapat terus bertahan di masa depan. UMKM Go Nads yang bergerak dalam di bidang modiste pembuatan baju berbahan kain tradisional Indonesia, menghadapi masalah yang sama seperti UMKM lainnya. Masalah itu menjadi kendala dalam mengembangkan UMKM Go Nads. Kendala tersebut disebabkan oleh faktor internal maupun ekternal dari UMKM. Faktor internal meliputi keterbatasan sumber daya manusia yang cakap, keterbatasan modal, jaringan usaha masih sederhana, dan keterbatasan kemampuan dalam melakukan penetrasi pasar. Faktor ekternal meliputi keterbatasan sarana dan prasarana, persaingan bebas, dan iklim usaha yang tidak mendukung kegiatan UMKM. Oleh karena itu tim PKM Untar melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pelatihan tentang pengelolaan dan pengembangan usaha dengan membuat matriks IFE-EFE. Matriks IFE dan EFE ini menentukan posisi UMKM dan penyusunan strategi usaha. Hasil kegiatan PKM ini adalah bahwa UMKM Go Nads berada di Kuadran I dalam matriks IE. Posisi Kuadran I dalam matriks IE menunjukkan posisi UMKM Go Nads berada dalam tahap pertumbuhan dan berkembang, sehingga strategi yang tepat adalah melakukan penetrasi pasar dan pengembangan pasar.
Kata Kunci: Pengelolaan, Pengembangan, Matriks IFE_EFE
ABSTRACT
The empowerment of SMEs is an important thing. MSME empowerment aims to enable MSMEs to continue, develop and create employment opportunities for the surrounding population. Empowering MSMEs includes improving management and implementing appropriate strategies so that MSMEs can continue to survive in the future. SMEs Go Nads, which engaged in fashion making clothes made from traditional Indonesian fabrics, face the same problems as other SMEs. This problem is an obstacle in developing Go Nads SMEs. Internal and external factors from SMEs are a constraint for SMEs' growth. Internal factors include limited competency in human resources, capital, a simple business network, and limited ability to penetrate the market. External factors include limited facilities and infrastructure, free competition, and a business climate that does not support MSME activities. Therefore, the Untar PKM team carried out community service activities by providing training on business management and development by making the IFE-EFE matrix. The IFE and EFE matrices determine the position of MSMEs and the preparation of business strategies. The results of this PKM activity are that Go Nads
MSMEs are in Quadrant I in the IE matrix. The position of the 1st Quadrant in the IE (Internal External) matrix shows the Go Nads SMEs position is in the growth and development stage. The right strategy is to penetrate the market and develop the market.
Keywords: Maanagement, Development, IFE-EFE Matrix
.
1. PENDAHULUAN
UMKM menjadi satu hal yang penting dalam perekonomian Indonesia dan memiliki fungsi sebagai sarana pemerataan hasil pembangunan. UMKM memiliki potensi yang besar untuk berkembang dan membuka lapangan kerja bagi penduduk sekitar yang belum mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu UMKM perlu diberdayakan agar dapat mampu meningkatkan pendapatan.
Kemampuan bersaing hampir sebagian besar UMKM masih relatif rendah. Ini dikarenakan kemampuan UMKM untuk produksi, jumlah modal, manajemen, dan penguasaan teknologi yang masih belum mumpuni. Sumber daya manusia yang memiliki kecakapan pengetahuan dan teknologi juga sangat terbatas jumlahnya. Hal ini membuat UMKM kesulitan untuk menerima kredit pinjaman dari perbankan.
Berdasarkan data dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menunjukan bahwa masih banyak UMKM yang belum mendapat akses kredit atau pinjaman dari bank. Hampir 77,6 persen UMKM tidak dapat memiliki akses untuk mengajukan kredit perbankan dan fintech. (xxxxx://xxxxx.xxxxxx.xxx/xxxx/0000/00/00/000000000/000-xxxxxx-xxxx-xxxxxxxxx-xxxxx-xxxxx- mendapat-akses-kredit). Ketidakmampuan UMKM untuk mengakses permodalan lewat perbankan ini dikarenakan banyak UMKM yang belum memahami aturan dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pinjaman dari perbankan dan literasi UMKM yang masih rendah.
UMKM Go Nads yang bergerak di bidang modiste yang berlokasi di daerah Banyumas Jawa Tengah memiliki permasalahan yang sama dengan UMKM lainnya yang menjadi kendala untuk mengembangkan usaha modiste ini di masa depan. Kendala tersebut dapat disebabkan dari faktor internal maupun ekternal dari UMKM. Faktor internal yang berasal dari UMKM meliputi keterbatasan sumber daya manusia tentang pengelolaan dan manajemen usaha, masih minimnya modal yang dimiliki UMKM, jaringan usaha UMKM yang masih sederhana, dan keterbatasan kemampuan dalam melakukan penetrasi pasar. Faktor ekternal meliputi sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan UMKM masih kurang, persaingan bebas dan ekonomi global, iklim usaha yang tidak mendukung kegiatan UMKM.
Bagi Pemilik UMKM ini, usaha rumah tangga modiste ini merupakan mata pencaharian untuk menambah penghasilan rumah tangga. Pemilik dapat memenuhi kebutuhan hidup dan rumah tangga dari usaha ini. Pemilik menjalani usahanya ini dengan strategi penghidupan. Strategi penghidupan adalah suatu strategi yang mempertahankan usaha yang dimiliki untuk memperoleh penghasilan dengan menggunakan aset yang dimiliki. Tujuan strategi penghidupan adalah agar pemilik dan keluarganya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ini disebabkan jika pemilik hanya mengandalkan satu sumber penghasilan maka pemilik tidak dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Strategi penghidupan memfokuskan kekuatan dan sumber daya atau aset yang dimiliki untuk melakukan usaha dan terjadi peningkatan kualitas hidup. Menurut Xxxxxxxxx dan Dharmawan (2014), strategi penghidupan adalah strategi yang membangun sistem penghidupan, cara mempertahankan kehidupan, dan cara memperbaiki status kehidupan. Strategi ini merupakan strategi yang mencoba bertahan untuk memelihara suatu penghidupan agar tetap berkelanjutan dengan menggunakan aset yang dimiliki. Penggunaan asset tersebut saling berkaitan dan berkesinambungan dalam pemanfaatannya dalam usaha yang dilakukan oleh satuan usaha. Strategi penghidupan ini biasa disebut livelihood.
Strategi penghidupan yang dilakukan ini dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya dan kemampuan dalam mengakses sumber daya. Sumber daya nafkah yang dimiliki oleh usaha rumahtangga berasal dari berbagai macam sumber (multiple source of livelihood). Ini dikarenakan bahwa setiap usaha rumahan tidak bisa memenuhi kebutuhannya apabila hanya bergantung pada satu sumber nafkah.
Ada lima bentuk modal livelihood asset (Ellis, 2000) yaitu sumber daya alam (natural capital), modal fisik (physical capital), modal manusia (human capital), modal finansial (financial capital and
subtitutes) dan modal sosial (social capital). Modal sumber daya alam adalah modal yang berasal dari alam yang dapat diperbaharui atau tidak dapat diperbaharui. Modal fisik menunjukkan modal yang dapat diciptakan oleh manusia yang berbentuk infrastruktur. Modal manusia menjelaskan modal yang dimiliki dalam diri manusia dan modal finansial yaitu modal berupa uang. Modal sosial berupa kepercayaan (trust), jaringan kerja (networking), organisasi dan bentuk-bentuk hubungan kerja sama serta memberikan akses terhadap kegiatan ekonomi.
Usaha modiste atau fashion ini merupakan salah satu dari 17 sub sektor ekonomi kreatif penyumbang PDB Indonesia terbesar selain sektor kuliner, dan kriya. Sektor kuliner menempati urtutan pertama dengan memberikan kontribusi sebesar 41,69%. Fashion menyumbangkan PDB sebesar 18,15% diurutan kedua dan kriya memberikan kontribusi sebesar 15,70% pada urutan ketiga (xxxxx://xxxxxxx.xx.xx/xxxxxxx/xxxxxx/00000/xxxxxxx-xxxxx-xxx-xxxxxxx-xxxxxxxxxx-xxxxxxxx-xxxxxxx- kreatif/0/berita_satker).
Keberhasilan dari usaha yang ditekuni oleh UMKM khususnya pada UMKM Go Nads ini tidak terlepas dari peran pemilik dalam melakukan pengembangan usaha modiste. Semua kegiatan pengelolaan UMKM dilakukan seorang sendiri, kecuali pada kegiatan menjahit yang dilakukan oleh pekerjanya (penjahit).
Xxxxxxx et al (2018) menjelaskan bahwa pengelolaan bisnis melibatkan fungsi-fungsi manajemen seperti: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian. Pengelolaan bisnis UMKM sebagai satuan usaha berukuran mikro, kecil dan menengah masih sederhana. Fungsi-fungsi manajemen dilakukan oleh pemilik yang merangkap sebagai karyawan. Ini berakibat sering terjadi masalah yang muncul dalam pengelolaan usaha UMKM. Masalah yang timbul tersebut jika dibiarkan dapat mempengaruhi kelangsungan UMKM di masa depan.
UMKM Go Nads sebagai usaha UMKM yang masih tergolong start-up menghadapi beberapa masalah dan memerlukan rencana strategi yang tepat demi kelangsungan UMKM Go Nads. UMKM Go Nads yang bergerak di bidang pembuatan baju berbahan tenun dan batik ini memiliki jahitan yang rapi, design atau pola baju yang berciri khas, dan memiliki quality control yang tinggi yang dilakukan oleh pemilik Go Nads.
UMKM Go Nads memiliki segmen pasar yang terdiri dari kalangan wanita dewasa, maupun wanita muda. Bahkan saat ini konsumen UMKM Go Nads merambah ke kalangan pria, dengan dibuatnya produk kaos yang didesain dan dikombinasikan dengan kain perca sisa kain tenun dan batik yang disusun secara patchwork. Hasil kreasi dari UMKM Go Nads banyak diminati oleh kalangan pemuda karena memiliki kekhasan yang berbeda dengan produk kaos lainnya.
Pemilik UMKM Go Nads belum menemukan strategi yang tepat dalam menjalankan usahanya. Strategi yang dilakukan oleh UMKM ini seperti bunyi peribahasa mengikuti arus air yang mengalir, dan dapat terjadi dimana air tersebut di satu lokasi akan berhenti mengalir. Ini tentunya dapat mempengaruhi perkembangan usaha UMKM Go Nads. Oleh karena itu supaya perkembangan usaha UMKM Go Nads dapat terus berlanjut, maka perlu adanya perumusan strategi yang dilakukan oleh pemilik usaha Go Nads agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang tepat. Menurut Xxxxxx (2017) strategi adalah serangkaian proses yang saling berhubungan satu sama lain yang mampu membuat suatu perusahaan dapat berkembang dan sukses dalam menghadapi lingkungan. Aktivitas untuk mencapai strategi terdiri dari aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Rumusan strategi dapat disusun dalam manajemen strategi yang tepat. Xxxxx dan Xxxxx (2015) menyatakan bahwa fokus dari manajemen strategis adalah suatu upaya pengintegrasian sumber daya, keuangan, akuntansi, pemasaran, produksi/operasional, penelitian dan pengembangan, dan sistem infomasi komputer dalam rangka mencapai suatu keberhasilan dari organisasi. Setiap divisi yang ada dalam organisasi akan diidentifikasi dan dievaluasi kekuatan dan kelemahannya yang mengarah pada analisis lingkungan internal ( Xxxxx dan Xxxxx, 2017). Selain faktor internal, lingkungan eksternal juga harus dipantau untuk menentukan peluang atau ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Kekuatan ekternal tersebut dapat dibagi menjadi kekuatan ekonomi, sosial budaya, demografi, teknologi, hukum dan politik.
Dari observasi dan wawancara langsung melalui video call dan whatsapp serta analisis situasi yang dilakukan oleh tim PKM dengan mitra usaha pemilik UMKM Go Nads diperoleh gambaran mengenai
beberapa masalah yang dihadapi oleh pemilik usaha pembuatan baju etnik atau batik yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengelolaan usaha pembuatan baju masih sangat sederhana, karena pemilik merangkap semua pekerjaan membuat baju berbahan kain tradisional, kecuali untuk aktivitas menjahit yang dilakukan oleh karyawan yang bekerja sebagai penjahit.
2. Pemilik UMKM masih belum dapat membuat baju berbahan kain tradisional untuk memenuhi permintaan konsumen pada saat terjadi kenaikan permintaan konsumen.
3. Pemilik UMKM belum mengetahui bahwa produk baju yang dibuatnya memiliki kualitas yang sama dengan baju berbahan tenun atau kain batik yang dibuat oleh seorang desainer.
4. Pemilik UMKM belum dapat menentukan segmen pasar dari produk baju berbahan kain tradisonal.
5. Pemilik belum mengetahui bahwa jumlah konsumen yang ingin membeli baju berbahan kain etnik semakin meningkat. Peningkatan permintaan baju berbahan kain etnik itu dapat memperluas peluang usaha modiste yang dimiliki oleh XXXX Xx Xxxx.
6. Munculnya pemain baru di usaha pembuatan baju berbahan etnik yang menggunakan kain hasil print yang menawarkan harga jual lebih rendah. Jika pemilik XXXX xxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxx xxx, xxxx xxxxxx pasar akan diambil alih oleh pemain baru dalam usaha modiste.
7. Selama melakukan usaha pembuatan baju berbahan kain etnik ini, pemilik masih menetapkan strategi atas dasar instingnya sendiri, yang terkadang tujuan utama dari kegiatan UMKM tidak terpenuhi.
8. Kegiatan pemasaran masih belum dioptimalkan dan kegiatan promosi juga belum sepenuhnya dilakukan. Pemasaran dilakukan sendiri oleh pemilik UMKM Go Nads.
9. Belum mengotimalkan media pemasaran online sebagai salah satu tempat untuk meningkatkan penjualan.
2. METODE PELAKSANAAN PKM
Tahapan kegiatan PKM ini dilakukan secara daring melalui media video whatsapp, zoom yang dilakukan secara sistematis dan terjadwal yang dibagi dalam dua kali pertemuan. Kegiatan PKM ini memiliki target agar tujuan kegiatan PKM tercapai yaitu agar pemilik usaha modiste UMKM Go Nads dapat mengelola usaha dan mampu membuat strategi pengembangan usaha berdasar matriks IFE dan EFE. Strategi pengembangan usaha modiste UMKM yang akan dibuat oleh tim PKM Untar bersama- sama dengan pemilik UMKM Go Nads adalah strategi yang dibuat dengan memperhatikan dan menganalisis faktor internal dan ekternal dari usaha modiste.
Kegiatan pelatihan pengelolaan serta pengembangan usaha berdasar matriks IFE dan EFE ini dilakukan dalam dua kali pertemuan yang dilakukan secara daring. Pertemuan pertama dilakukan oleh Xxx XXX Untar dengan pemilik usaha modiste UMKM Go Nads dengan mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha modiste dari sudut internal dan eksternal. Informasi yang berkaitan dengan kelemahan dan kekuatan yang ada pada usaha modiste dicatat dan digunakan untuk memetakan posisi usaha modiste Go Nads. Informasi ini diperoleh oleh Xxx XXX Untar dengan melakukan interview pemilik modiste Go Nads. Observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai peluang dan kendala atau hambatan yang dihadapi oleh usaha modiste. Informasi yang didapatkan oleh tim PKM Untar melalui wawancara dan observasi mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan digunakan untuk membuat strategi pengembangan usaha dan menentukan posisi usaha modiste UMKM Go Nads. Dari hasil penyusunan strategi ini diharapkan pemilik modiste UMKM Go Nads dapat mengimplementasikan dan memperbaharui strategi dengan mengamati faktor IFE dan EFE dari usaha modiste.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelatihan pengelolaan dan pengembangan usaha UMKM berdasar matrik IFE-EFE yang dilakukan oleh tim PKM Untar pada UMKM modiste GoNads, dimulai dengan memberikan pemahaman, pengertian dan transfer ilmu mengenai pentingnya UMKM memperhatikan faktor-faktor internal yang ada di
dalam dan faktor-faktor yang berada di luar UMKM. Pemahaman tersebut penting agar UMKM dapat mengembangkan usahanya dan tetap mampu bertahan untuk masa-masa selanjutnya.
Pengenalan faktor-faktor internal yang ada dalam usaha modiste UMKM Go Nads dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal yaitu manajemen, produksi, keuangan, pemasaran, dan pengembangan. Tahap pengenalan berupa identifikasi dan evaluasi ini merupakan tahap masukan yang digunakan untuk membuat strategi pengembangan usaha dan menyusun matriks IFE bagi UMKM Go Nads. Dari matriks IFE ini diketahui mengenai kekuatan dan kelemahan yang ada di UMKM Go Nads.
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang berada di luar UMKM Go Nads berfungsi untuk menyusun matriks EFE yang merupakan peluang dan tantangan yang ada di UMKM Go Nads. Faktor-faktor eksternal tersebut terdiri dari faktor ekonomi, sosial, lingkungan, teknologi, persaingan, hukum, dan politik. Matriks EFE ini digunakan untuk analisis strategi yang berisikan peluang dan ancaman yang ada di dalam UMKM Go Nads.
Pada tahap pengenalan terhadap faktor internal dan ekternal yang ada di UMKM, dilakukan penilaian intuitif untuk memberikan bobot atau skor dari setiap matriks IFE-EFE. Penilaian berupa pemberian bobot menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) yang ada di UMKM Go Nads.
Setelah dilakukan tahap pengenalan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pencocokan dan tahap keputusan. Tahap pencocokan merupakan satu langkah untuk menciptakan strategi alternatif yang tepat dengan memperhatikan matriks IFE-EFE. Matriks IFE-EFE dan matriks SWOT yang telah dibuat dicocokan satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan strategi yang akan dipilih yang terdiri dari strategi SO(Strength, Opportunity), Strategi ST (Strength, Threats), Strategi WO (Weakness, Opportunity), dan Strategi WT (Weakness, Threats).
Pada tahap keputusan akan dibuat matriks QSPM ( Quantitative Strategic Planning Matriks). Matriks QSPM adalah satu alat analisis yang dibuat untuk menentukan daya tarik relatif dari suatu tindakan yang dilakukan atau dilaksanakan ( Xxxxx, 2017). Matriks QSPM menentukan faktor keberhasilan dari analisis internal dan eksternal serta daya tarik dari masing-masing strategi.
Hasil identifikasi faktor internal dan eksternal yang ada dalam UMKM modiste Go Nads ada pada Tabel 1 Matriks IFE dan Tabel 2 Matriks EFE
Tabel 1 Matriks IFE UMKM Go Nads
No | Faktor Internal | Bobot | Peringkat | Skor Pembobotan |
A | Kekuatan |
1 Pelayanan yang baik 0,082 | 4 | 0,328 | |
2 Harga yang terjangkau 0,082 | 4 | 0,328 | |
3 Kualitas Produk yang baik 0,082 | 4 | 0,328 | |
4 Pekerja memiliki komitmen dengan kualitas produk 0,073 | 3,6 | 0,263 | |
5 Memiliki Toko 0,082 | 4 | 0,328 | |
6 Penggunaan media sosial untuk pemasaran produk 0,078 | 3,8 | 0,296 | |
7 Keanekaragaman pola desain baju 0,082 | 4 | 0,328 | |
8 Ketrampilan membuat desain patchwork dari perca kain tenun 0,082 dan batik sangat baik | 4 | 0,328 | |
9 Menggunakan kain wastra tradisional Indonesia yang dikombinasi 0,082 dengan bahan kain lainnya | 4 | 0,328 | |
Jumlah Skor | Kekuatan | 2,855 | |
B Kelemahan | |||
1 Promosi masih kurang 0,029 | 1,4 | 0,041 | |
2 Manajemen usaha/ pengelolaan masih sederhana 0,041 | 2 | 0,082 | |
3 Pencatatan keuangan masih sederhana 0,02 | 1 | 0,02 | |
4 Keterbatasan modal usaha 0,02 | 1 | 0,02 | |
5 Merk/brand belum dikenal banyak orang 0,033 | 1,6 | 0,053 | |
6 Manajamen waktu masih kurang baik 0,02 | 1 | 0,02 | |
7 Job description masih kurang baik (banyak pekerjaan yang 0,02 dirangkap) | 1 | 0,02 | |
8 Saluran distribusi masih belum jelas 0,02 | 1 | 0,02 |
9 Kurangnya perencanaan strategi | 0,02 | 1 | 0,02 |
10 Kegiatan operasi belum terjadwal dengan baik | 0,033 | 1,6 | 0,053 |
11 Penggunaan teknologi masih sederhana | 0,02 | 11 | 0,02 |
Jumlah Skor Kelemahan | 0,369 | ||
Jumlah kekuatan dan kelemahan | 3,224 |
Sumber : data diolah
Pada Tabel 1 matriks IFE diperoleh skor total sebesar 3,224. Ini berarti skor pembobotan IFE xxxxxx xx xxxx xxxxx 0,0. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM Go Nads memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kelemahannya. UMKM Go Nads telah optimal dalam menjalankan usahanya, namun UMKM ini harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat bertahan dan berkembang di masa depan. Dengan memperhatikan posisi ini berarti strategi yang diambil UMKM Go Nads adalah strategi bertumbuh dan berkembang.
Tabel 2 Matriks EFE UMKM Go Nads
No | Faktor Eksternal | Bobot | Peringkat | Skor Pembobotan |
A | Peluang |
1 Peluang dan target pasar yang masih luas | 0,051 | 3,2 | 0,1632 |
2 Adanya media jual beli online yang makin banyak | 0,064 | 4 | 0,256 |
0 Xxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxx XXXX | 0,051 | 3 | 0,153 |
4 Pelaku usaha UMKM yang menekuni teknik patchwork masih sedikt | 0,061 | 3,8 | 0,2318 |
5 Peluang untuk benchmarking tinggi | 0,064 | 4 | 0,256 |
6 Kemudahan memperoleh bahan baku | 0,051 | 3 | 0,153 |
7 Peluang kerjasama dengan pemerintah/pihak lain untuk memberikan kredit usaha | 0,039 | 2,4 | 0,0936 |
8 Perkembangan teknik pola design pembuatan baju makin modern, kreatif dan inovatif | 0,045 | 2,8 | 0,126 |
9 Jumlah pengguna sosial media makin meningkat | 0,061 | 3,8 | 0,2318 |
10 Memberikan harga promo | 0,064 | 4 | 0,256 |
11 Display produk makin menarik | 0,064 | 4 | 0,256 |
Jumlah Skor | Peluang | 2,1764 |
B Ancaman |
1 Ada pesaing yang memiliki nama brand terkenal | 0,032 | 2 | 0,064 |
2 Teknik print digital yang makin sempurna untuk membuat tenun dan batik sebagai substitusi kain tenun dan batik asli yang mahal harganya | 0,042 | 2,6 | 0,1092 |
3 Kenaikan harga kain tenun sebagai bahan baku produk | 0,061 | 3,8 | 0,2318 |
4 Perubahan selera konsumen yang sangat cepat | 0,032 | 2 | 0,064 |
5 Daya tawar konsumen yang tinggi | 0,039 | 2,4 | 0,0936 |
6 Perbedaan selera konsumen tehadap produk | 0,032 | 2 | 0,064 |
7 Kemunculan pesaing-pesaing baru yang memproduksi produk yang sama | 0,048 | 3 | 0,144 |
Tingkat pendapatan masyarakat yang masih rendah | 0,032 | 2 | 0,064 |
9 Daya beli konsumen makin menurun | 0,039 | 2,4 | 0, 0936 |
10 Produk tiruan harga masih murah | 0,032 | 2 | 0,064 |
Jumlah skor ancaman | 0,9922 | ||
Jumlah peluan dan ancaman | 3,1686 |
Sumber : data diolah
Pada Tabel 1 matriks EFE diperoleh skor total sebesar 3,1686. Ini berarti skor pembobotan EFE xxxxxx xx xxxx xxxxx 0,0. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM Go Nads memiliki peluang lebih besar daripada ancamannya. UMKM Go Nads dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan usahanya dan mengurangi ancaman yang akan mengganggu usaha pembuatan baju tenun dan batik di masa depan
Dari matriks IFE dan EFE yang ada pada usaha UMKM Go Nads ini dibuat matriks Internal-Eksternal yang ada pada Gambar 1. Xxxx Xxxxxx 0 xxxxxxxxx xxxxx XXXX Go Nads menempati posisi di kuadran I yang menunjukkan wilayah dengan strategi mengembangkan usaha dan bertumbuh. Pada posisi di kuadran 1 ini alternatif strategi yang dapat diterapkan adalah strategi intensif.
Total skor Pembobotan IFE
Kuat 3,0-4,0 | Sedang 2,0 -2,99 | Lemah 1,0-1,99 |
Tinggi 3,0-4,0 |
Sedang 2,0- 2,99 |
Rendah 1,0- 1,99 |
I | II | III |
IV | V | VI |
VII | VIII | IX |
Total Skor Pembobotan EFE
Keterangan Gambar Tumbuh dan kembang Jaga dan pertahankan Jual dan divestasi
Gambar 1 Matriks IE (Internal-Eksternal)
Nilai Skor pembobotan IFE dan EFE UMKM Go Nads adalah sebesar 3,224 dan 3,1686. Jika dilihat pada Gambar 1 Matriks IE, maka posisi UMKM Go Nads ada pada kuadran I. Ini berarti UMKM Go Nads berada dalam wilayah bertumbuh dan berkembang, sehingga strategi yang diterapkan adalah strategi intensif.
Strategi intensif adalah suatu strategi yang terdiri dari strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi ini mewajibkan adanya upaya-upaya intensif yang harus dilakukan oleh satuan usaha atau bisnis apabila komposisi kompetitif sebuah satuan usaha/perusahaan dengan produk yang dijualnya berada dalam kondisi persaingan yang baik. Strategi penetrasi pasar adalah strategi yang berusaha melakukan penambahan atau peningkatan pangsa pasar untuk produk yang ada saat ini di pasar melalui usaha usaha kegiatan pemasaran yang lebih banyak dan besar. Satuan usaha dapat menambah jumlah tenaga pemasaran, melakukan promosi yang lebih besar, serta meningkatkan usaha untuk mengiklankan produk yang dijualnya. Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan mengkombinasikan dengan strategi lain.
Strategi pengembangan pasar adalah suatu strategi yang mengenalkan produk yang ada saat ini ke daerah geografis yang baru. Strategi ini dilakukan pada saat ada saluran distribusi yang tersedia dan di mana saluran distribusi tersebut tidak mahal dan memiliki kualitas yang baik. Satuan usaha dapat menggunakan sarana distribusi online ataupun offline untuk menambah pangsa pasar yang baru
Strategi pengembangan produk adalah suatu strategi yang berusaha meningkatkan penjualan dengan cara melakukan modifikasi atau perbaikan kualitas dari produk yang dijual saat ini. Strategi pengembangan produk membutuhkan adanya aktivitas penelitian dan pengembangan yang membutuhkan biaya cukup besar. Strategi ini diterapkan jika suatu unit usaha berada dalam industri yang berada dalam kompetisi dan penggunaan teknologi yang cepat.
Ketiga strategi yang tergolong dalam strategi infensive ini, yang dapat diterapkan di UMKM Go Nads adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar. UMKM Go Nads dapat menambah tenaga pemasaran untuk melakukan kegiatan pemasaran dan menambah pangsa pasar untuk produk baju yang berbahan kain tenun dan batik. UMKM Go Nads dapat melakukan penjualan produk baju berbahan kain tradisional ini dengan memanfaatkan penjualan online lewat media market place saat ini dan membuat website atau instagram. Penggunaan media online untuk penjualan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan bagi UMKM Go Nads.
Selain daripada itu strategi lain yang dapat diimplementasikan oleh UMKM Go Nads adalah strategi pengembangan pasar. UMKM Go Nads menciptakan saluran distibusi baru yang dapat menyalurkan produk yang dibuatnya dengan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak ekspedisi yang ada saat ini sehingga produk dapat tepat waktu sampai di wilayah geografis yang baru. Strategi ini membutuhkan modal yang cukup besar sehingga UMKM Go Nads dapat melakukan kerja sama dengan pihak lemabag keuangan atau intermediary untuk memberikan keringanan dalam hal persyaratan untuk mengajukan
pinjaman. Tambahan modal ini dapat digunakan untuk UMKM Go Nads untuk menambah kapasitas produksi dan tenaga operasi untuk membuat baju berbahan kain wastra.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan PKM yang dilakukan oleh tim Untar untuk UMKM Go Nads yang memproduksi baju dari kain tradisional seperti tenun dan batik mendapat respon positif dari pemilik UMKM Go Nads.
Pemberian pelatihan pengelolaan dan pengembangan usaha yang dilakukan oleh tim PKM Untar dengan membuat matriks IFE—EFE, membuat pemilik UMKM Go Nads dapat memahami posisi usahanya selama ini dalam industri rumahan untuk membuat baju berbahan kain tradisional. Posisi UMKM Go Nads saat ini berada dalam posisi di mana pemilik harus melakukan pengembangan usahanya dengan melakukan strategi yang tepat, sehingga mampu tetap bertahan dan meningkatkan pendapatan. Strategi yang dapat dilakukan dengan posisi UMKM Go Nads saat ini adalah strategi penetrasi pasar, dan pengembangan pasar. UMKM Go Nads dapat menambah kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan platform media penjualan online yang lebih ditingkatkan dan membuat website serta instagram guna mendukung penetrasi pasar yang lebih baik. Strategi pengembangan pasar dapat diimplementasikan dengan menambah saluran distribusi dengan meningkatkan kerjasama dengan pihak lain seperti reseller untuk menjual produk. Go Nads dapat melakukan kerjasama dengan pihak-pihak ekspedisi yang ada saat ini sehingga produk dapat dijual di wilayah geografis yang baru. Untuk itu UMKM Go Nads dapat melakukan kerja sama dengan pihak lembaga keuangan untuk memberikan tambahan modal guna menciptakan saluran distribusi yang baru dan keringanan dalam hal persyaratan untuk mengajukan pinjaman. Tambahan modal ini dapat digunakan untuk UMKM Go Nads untuk menambah kapasitas produksi dan tenaga operasi untuk membuat baju berbahan kain wastra.
Ucapan Terima kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Tarumanagara yang telah mendanai kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, juga kepada Mitra UMKM Go Nads yang telah mengijinkan Tim PKM Untar untuk melakukan kegiatan ini serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya demi kelancaran pelaksanaan kegiatan ini
REFERENSI
Xxxxxx, X. 2017. Strategi Manajemen Perubahan dalam Meningkatkan Disiplin di Perguruan Tinggi. Jurnal EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol.3, No 1, hal 117-132. DOI: xxxx://xx.xxx.xxx/00.00000%0Xxxxxxxx.x0x0.000
Xxxxxxx, Xxxxxx X. , Xxxxx S., Xxxxxxxxx, Xxxxxx (2018), Management: Leading & Collaborating in a Competitive World, McGraw-Hill Education.
Xxxxx, Xxxx X. Xxx Xxxxx, Forest R. (2015). Strategic Management : A Competitive Advantage Apporach, Concepts, and Cases, 15th edition, New Jersey: Xxxxxxx Education.
Xxxxx, Xxxx X. dan Xxxxx, Forest R. (2017). Strategic Management concepts and Cases A Competitive Advantage Approach. 16th edition. England. Xxxxxxx. Education Limited.
Xxxxx X. (2000). Rural Livelihood Diversity in Developing Country. London (UK): Oxford University Press
Xxxxxxxxx, X., dan Dharmawan, A.Y. (2014). The Livelihood Resilience of Forest Community Farmer Household in Giriwoyo, Wonogiri, Jurnal Sosiologi Pedesaan, April, hal. 63-75
xxxxx://xxxxx.xxxxxx.xxx/xxxx/0000/00/00/000000000/000-xxxxxx-xxxx-xxxxxxxxx-xxxxx-xxxxx- mendapat-akses-kredit).
xxxxx://xxxxxxx.xx.xx/xxxxxxx/xxxxxx/00000/xxxxxxx-xxxxx-xxx-xxxxxxx-xxxxxxxxxx-xxxxxxxx-xxxxxxx- kreatif/0/berita_satker).
LAMPIRAN 3
Foto Kegiatan PKM dan Foto Sebagai Pemakalah Senapenmas
LAMPIRAN 4
Materi Pelatihan
LAMPIRAN 5
Luaran Tambahan (Leaflet)
No: 0425-Int-KLPPM/UNTAR/III/2022
Xxxxxxxxx Xxxxxxxx
XXXXX TIM
Pelatihan Pengelolaan Dan Pengembangan Usaha UMKM Modiste Dengan Matriks IFE-EFE
Januari – Juni 2022