Kelemahan. Sedangkan kelemahan (weakness) yang ada pada DP3AKB Kota Pangkalpinang Antara lain :
Kelemahan. 1 Promosi masih kurang 0,029 1,4 0,041 2 Manajemen usaha/ pengelolaan masih sederhana 0,041 2 0,082
Kelemahan. 1. Belum adanya tim pemasaran sehingga dirasakan belum maksimal dalam pemasarannya.
Kelemahan. Belum punya market share pasien non-BPJS 0,1 80 8 IV Belum bekerjasama dengan pihak ketiga dalam konteks penyediaan layanan kesehatan orthopedic-related 0,09 80 7,2 V Sistem informasi belum optimal mendukung keputusan manajemen, keputusan klinis, maupun sebagai interface komunikasi dengan masyarakat/pasien: Belum terbangun secara lengkap 0,15 90 13,5 I Belum terintegrasi 0,12 90 10,8 II Belum mensupport proses-proses secara otomatis 0,12 80 9,6 III Belum disiapkan untuk pengembangan berbagai apps untuk pasien maupun klinisi 0,06 70 4,2 VIII Belum mensupport kegiatan riset dan pengembangan 0,06 70 4,2 VIII Masih diperlukan peningkatan kompetensi tertentu untuk memperkuat tim layanan unggulan 0,08 70 5,6 VII Sumber pendapatan sebagian besar berasal dari pasien BPJS 0,08 80 6,4 VI Kegiatan untuk engagement dengan pasien masing kurang, misalnya: Club pasien post-op rekonstruksi Club yoga untuk penderita arthritis 0,08 70 5,6 VII Belum memiliki teknologi terkini (robotic/AI, 3D printing dll) 0,06 70 4,2 VIII 1 79,3 Pangsa pasar non-BPJS masih terbuka lebar 0,2 80 16 II Sudah punya “koneksi” dengan berbagai teaching hospital di negara maju 0,15 85 12,75 III Standar pelayanan kesehatan, kasus kecelakaan kerja dan coverage asuransi karyawan di BUMN dan perusahaan multi- nasional menjadi peluang bagi RSO untuk penyediaan layanan kesehatan ortopedi 0,2 85 17 I
Kelemahan. Saat ini, masih banyak tenaga pendidik yang level pendidikanmasih didominasi oleh Magister, sedangkan dosen yang akan studi S3 khususnya ke luar negeri terhambat belum memiliki fleksibilitas dalam penggalangan dan pengelolaan anggaran PNBP sedangkan ketersediaan dana beasiswa luar negeri dari Kementerian Kesehatan belum ada. Kelemahan lain dapat dilihat dalam tabel analisis SWOT pada tabel berikut ini.
Kelemahan. Sistem Sikap Terkait metode pengadaan Tender Cepat dan Penunjukan Langsung (salah satunya Repeat Order), dibutuhkan informasi terkait penilaian kinerja penyedia untuk menjamin kualitas penyedia dan hasil pekerjan. Namun saat ini SIKAP belum menyediakan informasi handal yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan pemilihan penyedia. Kelemahan tersebut meliputi: 4. Belum seluruh Penyedia Barang/Jasa yang Memiliki Akun SPSE telah Mengisi Data Kualifikasi (Profile) pada Aplikasi SIKAP mengakibatkan Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah (K/L/PD) tidak dapat mendapatkan harga dan kualitas terbaik dari proses PBJ, baik melalui penunjukkan langsung secara elektronik atau melalui Tender Cepat. 5. Belum ditampilkannya pemeringkatan (rating) dan belum diakomodirnya pemberian komentar secara deskriptif oleh Pokja atau Pejabat Pengadaan kepada penyedia pada aplikasi SIKaP membuka peluang dipilihnya penyedia dengan rekam jejak berkinerja rendah. 6. Skala kriteria pada aspek penilaian kinerja dalam Peraturan LKPP No 4 Tahun 2021 tentang Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah belum cukup menunjukan penilaian yang objektif dan rasional. Contohnya tidak ada penilaian untuk penyedia dengan kinerja “buruk” dan skala penilaian kategori “baik” terlalu rendah (hanya mensyaratkan kualitas pekerjaan minimal 50% tidak memerlukan perbaikan). Hal ini berpotensi mengakibatkan dipilihnya penyedia yang tidak kompeten dalam pengadaan tender cepat dan penunjukkan langsung (repeat order). Rekomendasi 1. Menjadikan penilaian kinerja penyedia dalam SIKAP sebagai syarat wajib untuk mengikuti pelaksanaan Tender Cepat dan Penunjukan langsung. 2. Menampilkan informasi pemeringkatan (rating) dan penambahan fitur pemberian komentar deskriptif pada aplikasi SIKAP untuk setiap pengadaan yang dikerjakan oleh setiap penyedia. 3. Memperbaiki aspek kriteria dan skor penilaian kinerja agar tidak membuka peluang calon penyedia Barang/Jasa yang memiliki kinerja buruk dipilih kembali. 3
Kelemahan a) Aspek Kelembagaan
Kelemahan a. Kurang tertibnya penanganan pengendalian dokumen kegiatan yang sudah dilaksanakan sehingga terjadi keterlambatan bila diperlukan untuk penyusunan laporan ;
Kelemahan a. Kurangnya Sarana dan Prasarana pendukung yang memadahi.
Kelemahan yang sering juga menjadi faktor penghambat dan permasalahan dari Usaha Mikro terdiri dari 2 faktor: