BAGUS RAHMAWAN SUGIANTO NIT: 17.42.006
OPTIMALISASI KINERJA JACKET COOLING PADA MAIN ENGINE DI KAPAL KM. XXXXX XXXXXX II
XXXXX XXXXXXXX XXXXXXXX NIT: 17.42.006
T E K N I K A
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR (PIP) TAHUN 2022
OPTIMALISASI KINERJA JACKET COOLING PADA MAIN ENGINE DI KAPAL KM. XXXXX XXXXXX II
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV Pelayaran
Program Studi Teknika
Disusun dan diajukan oleh
XXXXX XXXXXXXX XXXXXXXX NIT: 17.42.006
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR TAHUN 2022
PRAKATA
Segala puji bagi Allah dan rasa syukur yang tiada henti, penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia serta hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyusun dan menyelesaiakan tugas akhir yaitu proposal skripsi ini.
Proposal skripsi ini merupakan sekian dari persyaratan yang ditujukan kepada Taruna program studi Teknika didalam merampungkan pendidikan yaitu program DIV di Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
Di dalam penyusunan proposal skripsi, penulis memahami bahwasanya masih didapati banyak kekurangan seperti pengelolaan tata bahasa, penyusunan kalimat, tata cara penulisan dan juga pembahasan dalam menyampaian materi. Yang diakibatkan keterbatasan penulis dalam penguasaan materi, waktu, dan data yang diperoleh.
Ulasan dan gagasan yang membangun akan membantu penulis untuk lebih berhati – hati dalam penyusunan dan penyempurnaan proposal skripsi ini.
Tidak lupa dan dengan rasa hormat penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Capt. Xxxxxxx, X.X.Xx, M.Mar. selaku Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
2. Capt. Xxxx Xxxxxxxx, M.T., X.Xxx, selaku Pembantu Direktur satu Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
3. Xxxxx Xxxxxx Xxxxx., M.T., M.Mar.E, selaku pembing I yang selalu meluangkan waktunya dan selalu memberkan nasihat serta motivasi sehingga terselesaikan skripsi ini.
4. Xxxxx Xxxx Xxxxx, S.T.,M.T selaku pembimbing II yang banyak meluangkan waktunya sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Seluruh Staf Pengajar Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar atas bimbingan dan kasih sayangnya yang selalu diberikan kepada penulis selama mengikuti proses pendidikan di PIP Makassar.
6. Xxxxxxxx Xxx Xxxxxxxxx, Ibunda Xxxx Xxxxxxxxx dan kakaku Xxxxxx Xxxxxxxx Xxxxxxxxx ,serta semua keluarga yang tidak henti memberikan
do’a dan dukungannya, sehingga penulis dapat merampungkan propsal skripsi ini.
7. Master, Chief Engineer, perwira - perwira dan seluruh ABK dari kapal KM. XXXXX XXXXXX II
8. Civitas Akademika Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
9. Taruna/i Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar yang andil dalam mengulurkan bantuan serta memberi semangat dalam penggarapan tugas akhir ini, terkhusus angkatan XXXVIII.
Akhir kata penulis berkeinginan dengan dibuatnya proposal skripsi ini dapat memberi manfaat secara umum pada para pembaca dan terkhusus bagi penulis. Dan Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa selalu memberi perlindungan dan memberkati kita semua. Aamiin.
Makassar, 30 Juni 2022
Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxxxxx NIT: 17.42.006
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxxxxx Nomor Induk Taruna : 17.42.006
Program Studi : TEKNIKA Menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
OPTIMALISASI KINERJA JACKET COOLING
PADA MAIN ENGINE DI KAPAL KM. XXXXX XXXXXX II
Merupakan suatu karya yang asli. Dari gagasan - gagasan yang dituangkan di dalam skripsi ini, kecuali pada tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide yang saya susun sendiri.
Jika pernyataan diatas terbukti sebaliknya, maka saya selaku penulis bersedia menerima sanksi yang telah dibuat dan ditetapkan oleh Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
Makassar, 30 Juni 2022
Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxxxxx NIT: 17.42.006
ABSTRAK
Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxxxxx, 2022 “Optimalisasi Kinerja Jacket Cooling Pada Main Engine Di Kapal Km. Xxxxx Xxxxxx II” ( Dibimbing oleh Xxxxxx Xxxxx., M.T., X.Xxx.X dan Xxxxx, S.T.,M.T )
Jacket cooling merupakan sistem pendingin yang mengambil panas dari proses pembakaran,panas yang ditimbulkan dari proses pembakaran pada ruang bakar diserap oleh media pendingin menggunakan media air tawar atau air laut.
Penelitian ini dilaksanakan di kapal Km. Xxxxx Xxxxxx II Milik perusahaan PT. XXXXX XXXXXX NUSANTARA selama sembilan bulan, sumber data primer yang diperoleh langsung dari tempat penelitian dan data sekunder dari buku-buku referensi yang mempunyai hubungan dengan judul penulis, dan wawancara yang berkaitan dengan penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh ketidak optimalannya kinerja jacket cooling pada main engine disebabkan oleh Bocornya jalur pipa pendingin dikarenakan kurangnya perawatan pipa- pipa yang berada di bawah lantai egine room, Minimnya perawatan berkala fres water cooler sehingga air tawar tidak dapat didinginkan oleh air laut, Masalah pompa gendong pendingin mesin induk dikarenakan kurangnya perawatan secara berkala sehingga dapat berpengaruh ke sirkulasi media
pending pendingin water jacket cooling.
Kata kunci: Jacket cooling, pipa pendingin, mesin induk.
ABSTRACT
Xxxxx Xxxxxxxx Xxxxxxxx, 2022 "Optimization of Jacket Cooling Performance on Main Engines on Km. Ships. Xxxxx Xxxxxx II” (Supervised by Xxxxxx Xxxxx., M.T., X.Xxx.X and Xxxxx, X.X.,X.X)
Jacket cooling is a cooling system that takes heat from the combustion process, the heat generated from the combustion process in the combustion chamber is absorbed by the cooling medium using fresh water or sea water.
This research was carried out on the ship Km. Xxxxx Xxxxxx II Company owned by PT. XXXXX XXXXXX NUSANTARA for nine months, primary data sources obtained directly from the research site and secondary data from reference books that have a relationship with the author's title, and interviews related to this research.
The conclusion of this study is that the effect of the non-optimal performance of the jacket cooling on the main engine is caused by leaking of the cooling pipe lines due to lack of maintenance of the pipes under the engine room floor, the lack of regular maintenance of the fresh water cooler so that fresh water cannot be cooled by water. the sea, the main engine cooling carrying pump problem is due to the lack of regular maintenance so that it can affect the circulation of the water jacket cooling cooling medium.
Keywords: Jacket cooling, cooling pipe, main engine.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI vi
A. Pengertian water jacket cooling 2
D. Komponen sistem jacket cooling tertutup dan terbuka 9
E. Bagian mesin Induk yang Perlu Didinginkan 12
F. Sebab Jacket Cooling Tidak Bekerja Maksimal 13
X. Xxxxxx Jacket Cooling Tidak Bekerja Denga Maksimal 14
H. Upaya Untuk Memaksimalkan Kinerja Jacket Cooling 16
B. Definisi Oprasional Variabel 20
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 22
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25
A. Deskripsi Hasil Analisis Data KM XXXXX XXXXXX II 25
Hasil Pengamatan Objek Penelitian
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sitem pendinginan tertutup 6
Gambar 2.2 Sitem pendinginan terbuka 8
Gambar 2.3 Sistem jacket cooling 9
Gambar 4.1 Nama mesin induk pada KM. XXXXX XXXXXX II 26
Gambar 4.2 Temperatur over heat jacked cooling pada main engine P cyl. No 1 – 6 29
Gambar 4.3 Pipa Inlet fresh water cooling bocor 33
Gambar 4.4 Fresh water cooling kotor dan dilakukan pembersihan 33
Gambar 4.5 Perbaikan Pompa Sea Water Dan Fres Water 34
DAFTAR TABEL
Table 3.1 Tabel Penelitian 24
Table 4.1 Tabel Spesifiksi Main Engine 26
Tabel 4.2 Temperatur jacket cooling over heat 30
Tabel 4.3 Temperatur jacket cooling saat normal 31
DAFTAR GRAFIK
Tabel 4.1 Grafik temperature jacket cooling over heat 30
Tabel 4.2 Grafik temperature jacket cooling normal 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A DOKUMEN PENELITIAN 40
Lampiran A.1 41
Lampiran A.2 42
Lampiran A.3 43
Lampiran B DOKUMEN KAPAL DAN TEMPAT PENELTIAN 44
Lampiran B.1 45
Lampiran B.2 46
Lampiran B.3 47
Lampiran B.4 48
Lampiran B.5 49
Lampiran C OBJEK PENELITIAN 50
Lampiran C.1 51
Lampiran C.2 52
Lampiran C.3 53
Lampiran D WAWANCARA 55
Lampiran D.1 56
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Alat transpotasi air menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia untuk sarana transpotasi di Negara kepulauan atau sungai ,yang mayoritas penduduknya menggunakan alat transpotasi air untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Alat transpotasi air salah satu alat yang dapat memindahkan barang/ hewan dan juga manusia dalam jumlah yang besar dan dalam jarak yang jauh.
Alat transpotasi air digolongkan menjadi tiga media yaitu laut,sungai dan danau/rawa, di laut ada beberpa jenis kapal yang dinamai sesuai dengan muatan dan fungsi dari kapal tersebut, yaitu kapal tengker yaitu kapal yang di kususkan untuk muatan benda cair seperti minyak,air,aspal dan bahan kima cair dalam bentuk curah. Kapal kargo yaitu kapal yang dikhususkan untuk muatan curah kering/ dalam kemasan kardus,karung dan lain-lain. Kapal kontener yaitu kapal yang di khususkan untuk mutan box kontener , kapal gas yang di khususkan untuk muatan dalam bentuk gas. Kapal tug but yang di khususkan untuk menarik tongkang, menyandarkan kapal , mengirim permintaan barang yang berukuran kecil. Kapal roro yaitu kapal yang di khususkan untuk memuat kendaraan bermontor. Disungai alat transoptasi air di namakan rakit, sampan, prahu dan lain-lain sesuai daerah yang menamainya. Dan dipergunakan manusia untuk alat transpotrasi dalam jumlah kecil dan menengah, didanau/rawa hampir sama dengan di sungai.
Kapal adalah jantung dari alat transpotasi didunia karena semua barang dalam jumlah yang besar dipindahkan atar pulau, Negara, bahkan antar benua. Jadi untuk menunjang kelancaran alat transpotasi air (kapal)
digerakan oleh suatu permesinan sebagai tenaga penggerak utama atau sebagai motor induk di singkat ME.
Untuk kelancaran jalanya sebuah mesin induk yang digunakan sebagai tenaga penggerak di kapal maka membutuhkan pendingin yang sempurna. Karena dalam ruang pembakaran sebuah mesin induk akan menghasikan suhu yang akan sangat tinggi pada waktu pembakaran yang berkisar 550°C. sehingga bagan-bagian montor menjadi sangat panas karena gas pembakaran tersebut.
Dalam pengoprasian mesin induk sering terjadi gangguan pada sistem pending air tawar mesin induk, untuk itu perwira dan crew di atas kapal khususnya crew di kamar mesin dituntut agar tanggap dalam menjaga kelancaran pengoperasiannya, sehingga dalam pelayaran kapal tidak mengalami gangguan pada sistem pendingin air tawar mesin induk seperti yang dialami penulis pada saat melaksanakan praktek laut dimana sistem pendinginan ini sering mengalami gangguan, yaitu meningkatnya temperature air pendingin pada mesin induk sangat tinggi.
Sesuai pengalaman dan observasi yang penulis alami dan jumpai saat melaksanakan praktek laut di kapal KM. XXXXX XXXXXX II selama 9 Bulan 18 Hari , dalam penulisan karya tulis ini penulisan tertarik untuk menuangkan dan melakukan observasi dalam kertas dengan judul: “Optimalisasi Kinerja Jacket Cooling Pada Mesin Induk Di kapal KM XXXXX XXXXXX II”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka dapat di ambil beberapa pokok permasalahan yang selanjutnya akan diberikan rumusan masalah, agar memudahkan dalam solusi pemecahannya. Berdasarkan pengalaman penulis diatas kapal saat melaksanakan praktek laut selama 9 Bulan 18 Hari , ditemukan banyak masalah yang menyebabkan meningkatnya temperatur pendinginan air tawar pada mesin induk. Adapun perumusan
masalah yang dapat disajikan oleh penulis adalah :
1. Apakah faktor yang menyebabkan meningkatnya temperatur pada air pendingin jacket cooling mesin induk KM. XXXXX XXXXXX II?
2. Dampak yang ditimbulkan dari meningkatnya temperatur pada air pendingin jacket cooling mesin induk KM. XXXXX XXXXXX II?
3. Bagaimana upaya mengatasi meningkatnya temperatur pada air pendingin jacket cooling mesin induk KM. XXXXX XXXXXX II ?
C. Batasan Masalah
Sesui dengan rumusan masalah serta mengingat begitu luasnya permasalahan dalam sebuah pembahasaan penelitian ini maka penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan dan menitik beratkannya pada :
1. Perawatan yang benar akan membuat temperatur dan tekanan
water jacket cooling sesuai berjalan dengan normal.
2. Perawatan yang benar dapat menambah usia pipa-pipa jalur pending semakin lebih bertahan semakin lama usianaya.
3. Perbaikan sistem pendingin bila terjadi kerusakan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor penyebab peningkatan suhu jacket cooling
KM. XXXXX XXXXXX II.
2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan pada motor induk jika
jacket cooling suhunya meningkat pada KM. XXXXX XXXXXX II.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk menjaga suhu jacket cooling suhunya tidak meningkat pada KM XXXXX XXXXXX II.
E. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari penulis kepada pembaca penelitian ini antara lain:
1.Manfaat teoritis
Untuk memperkaya dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang sistem pendingin khususnya water jacket cooling.
2. Manfaat praktis
a. Untuk menambah wawasan masinis diatas kapal tentang water jacket cooling.
b. Untuk menambah wawasan taruna pip makassar tentang water jacket cooling.
c. Untuk menambah wawasan Pembaca lain.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian water jacket cooling
Menurut Xxxxxxx Xxxxxx cooling adalah sistem pendingin yang cara dan sistem kerjanya adalah mengambil panas / caolor hasil pembakaran yang di timbulkan saat mesin beroprasi atau bekerja dengan memanfatkan air sebagai media pengambil panas jaket cooling adalah sistem dimana air akan dialirkan melewati sistem yang dikerjakan oleh pompa dan dan di salurkan melalui sistem perpipaan dan ruang cooling pada mesin. Mesi merupakan alat yang bekerja dengan menghasilkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar yang di teruskan menjadi langkah tenagga sehingga dapat di manfaatkan oleh manusia untuk keperluan dalam kehidupan sehari hari.
Jacket cooling merupakan sistem pendingin yang mengambil panas dari proses pembakaran,panas yang ditimbulkan dari proses pembakaran pada ruang bakar diserap oleh media pendingin menggunakan media air tawar atau air laut. jacket cooling dibedakan menjadi dua macam media pendingin yaitu pendinginan mengunakan fres water dan sea water. jacket cooling adalah ruang yang menyelimuti silinder liner dan silinder heat yang berfungsi mengambil panas dari proses pembakaran mesin induk. Jadi jacket cooling adalah ruangan yang dialiri air tawar atau air laut yang berfungsi sebagai sistem pendingin pada mesin induk di kapal.
B. Jenis Jacket cooling
Jenis dari jacket cooling di bedakan oleh media pendinginnya saja yaitu sistem pendinginan tertutup oleh air tawar dan terbuka oleh air laut.
1. Sistem pendingin tertutup.
Gambar 2.1 sitem pendinginan tertutup
Sumber: Laporan Praktikum Bersama
Keterangan :
a. Saringan air laut (sea chest)
b. Katup/valve
x. Xxxxxxan filter
d. pompa
e. Katup pengaman
x. Xxxxxx pendingin
g. Thermometer
h. Mesin induk
i. Pipa buang
Sistempendingin tertutup adalah sistem dimana air tawar sebai bahan baku utama untuk menyerap panas yang dihasilkan oleh mesin, akan di pindahkan oleh media air tawar yang ber sirkulasi di dalam / di luar mesin. Sistem ini memerlukan pendingin kembali air tawar yang bersirkulasi, akan menyerap panas dan di dinginkan oleh
udara (radiator) air laut (fresh water cooler) untuk mesin yang kapsitasnya kecil udara sudah cukup untuk mendinginkan sistem pendingin air tawar yang bersirkulasi pada kisi – kisi radiator dan akan di gunakan oleh udara (angin) yang di alirkan dengan kipas yang di putar dengan pan belt. Akan tetapi mesin yang besar khususnya di kapal sistem pendingin tertutup yang memerlukan air tawar yang bersirkulasi di dalam sistem akan menyerap panas hasil pembakaran dan akan di dinginkan kembali dengan melewati ( fresh water cooler ) yang bertipe plat dan sel tube. Fresh water cooler akan menyerap panas dari hasil sirkulasi air tawar yang mendinginkan mesin agar dapat selalu terjaga suhunya dengan memanfaatkan air laut sebagai media pendingin fresh water cooler, Sistem ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Sistem independent
Yaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk mendinginkan tiap-tiap komponen didinginkan secara terpisah, tidak bersama dalam sebuah penukar panas.
b. Sistem terpusat
Yaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk mendinginkan komponen, dikumpulkan untuk didinginkan secara bersama, dalam sebuah heat exchanger. Sistem pendingin ini didesain dengan hanya mempunyai satu heat exchanger yang didinginkan dengan air laut, sedangkan untuk cooler yang lain termasuk jacket water, minyak pelumas, udara bilas, didinginkan dengan air tawar yang bertemperatur rendah. Sistem pendingin jenis ini sangat kecil peralatan yang berhubungan langsung dengan air laut sehingga masalah korosi dapat dikurangi.
2. Sistem pendingin terbuka.
Gambar 2.2 sitem pendinginan terbuka
Keterangan:
Sumber : Sumber Praktikum Bersama.
a. Bak persediaanair tawar
b. Bejana pendingin
c. Pompa untuk air tawar
d. Pompa untuk air laut
e. Saringan-saringan
x. Xxxxxan buang air untuk laut
g. Saluran pemasuk untuk permukaan air yang rendah
h. Saluran pemasuk untukpermukaan air yang tinggi / keruh Sistem pendingin terbuka adalah sistem yang beroprasi dengan
cara memanfaatkan air laut yang di ambil langsung dan di sirkulasikan di dalam sistem jacket cooling dan langsung menyerap
/memindahkan panas hasil pembakaran pada mesin yang beroprasi dan hasil dari penyerpan panas akan langsung di buang ke laut kembali tanpa ada proses pendinginan kembali karena sumer air laut tidak terbatas dan hanya mencermati pada saat kapal dalam alur pelayaran dangkal atau dalam .
Sea water jacket cooling atau pendingin terbuka adalah jenis pendingin yang memanfaatkan air laut untuk mengambil panas secara langsung dengan cara dialirkan pada sistem dan air laut langsung di buang ke laut kembali.
C. Sistem jacket cooling
Gambar 2.2 sistem jacket cooling
Sumber : Pendingin water jacket cooling
Sistem jacket cooling adalah sistem dimana air adalah bahan baku untuk menyerap panas yang ditimbulkan oleh proses pembakaran, jacket cooling bersistem menyelimuti ruang besar yang berada di luar liner ada ruangan yang penuh dengan air dan bekerja membungkus silinder liner, yang menghantarkan panas dalam ruang bakar ke air pendingin ruangan yang berlorong-lorong melewati sistem yang berpotensi menghasilkan panas berada didalam blok mesin dan silinder heat. Ada pula mesin yang memerlukan pendingin gas buang agar suhu dari gas buang tidak terlalu panas dan berdampak pada suhu ruang mesin.
D. Komponen sistem jacket cooling tertutup dan terbuka
1. Komponen Sistem Pendingin Tidak Langsung (tertutup)
Pada perinsipnya komponen-komponen yang terdapat pada sistem pendingin tidak langsung atau pendinginan tertutup sama dengan komponen yang terdapat pada sistem pendinginan
langsung atau pendinginan terbuka, hanya saja ada beberapa komponen tambahan yang digunakan karena disesuaikan jenis media yang di gunakan untuk proses pendinginan yaitu : air laut dan air tawar.
Beberapa komponen - komponen tambahan yang terdapat pada pendinginan tidak langsung atau tertutup tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Tangki Persedian Air Tawar ( Tangki Ekspansi )
Air dalam sistem pendinginan akan berekspansi apabila suhunya naik sehingga akan terjadi kelebihan air, dan kelebihan air ini akan di tempatkan pada tempat yang tertinggi di saluran air pendingin supaya tekanan pada sistem selalu tertutup dan mencegah kantong uap atau udara pada sistem pendingin.
b. Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)
Alat ini berfungsi untuk pengukuran panas yang dapat digunakan untuk memanfaatkan atau mengambil panas mendinginkan air tawar yang bersirkulasi dalam sistem pendinginan. Pada montor disel yang digunakan di kapal-kapal, alat pendingin air tawar biasanya berbentuk cangkang dan tabug (shell and tube) dengan air laut sebagai media pendinginnya.
c. Pompa Sirkulasi Air Tawar
Pompa ini berfungsi untuk mengisap dan menekan air tawar agar bersirkulasi dalam sistem pendinginan. Pompa yang biasanya digunakan adalah pompa setrifugal.
d. Pipa Saluran Air Pendingin
Setiap saluran air pendingin mengunakan pipa seluran yang terbuat dari baja, pipa saluran ini menerima tekanan dari pipa aliran air pendingin, tekanan yang di terima tergantung dari luas penampang pipa.
2. Komponen sistem pendinginan langsung (terbuka).
a. Saringan (filter)
Saringan (filter) ini berfungsi untuk menyaring kotoran yang tercampur dalam sistem.
b. Pompa
Pompa air laut berfungsi untuk menghisap air laut dan menekan air kedalam sistem, selanjutnya disirkulasikan agar dapat melakukan pendinginan. Padan umumnya montor dikapal menggunakan pompa air laut jenis sentrifugal, yang digerakkan dengan perantaraan puli (belt), sehingga poros pompa akan berputar dengan arah yang sama. Motor jenis ini biasanya mengunakan jenis pompa torak dan pemasangan pompa tidak boleh lebih tinggi dari tanggkai dari tangki persediaan air, tetapi pompa harus lebih rendah dari permukaan air di dalam tanki, shingga air laut dapat masuk ke ujung pipa hisap. Ada dua jenis pompa yang dapat digunakan untuk mensirkulasikan air pendingin yaitu jenis pompa yang dapat digunakan untuk mensirkulasikan air pendinginan yaitu jenis pompa torak atau plunyer dan pompa sentrifugal.
1) Pompa torak (plunyer).
Jenis pompa plunyer dan pompa torak pada umummnya dipakai memompa air, plunyer dengan batangnya dihubungkan dengan tugas-tugas atau engkol digerakan langsung oleh mesin penggerak. Antara plunyer dan silinder supaya rapat diberi paking bus. Ketel dipakai supaya jalanya aliran air saluran dapat tenaga dan teratur.
2) Pompa sentrifugal
Pompa ini bekerja berdasarkan perinsip gaya santrifugal, yaitu bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan
yang melengkung tadi, Besarnya gaya sentrifugal yang tibul tergantung masa benda, kecepatan gerak benda, dan jari- jari lengkung lintasannya.
E. Bagian mesin Induk yang Perlu Didinginkan
Bagian dimaksud dengan pendinginan ialah lewatnya bahan pendingin ke dalam bagian-bagian mesin induk yang sedang beroperasi.
Bagian-bagian yang perlu didinginkan antara lain:
1. Cylinder Jacket
Pada pendinginan ini air pendingin menggunakan sistem tertutup. Pada suhu 450 C – 550 C air masuk ke dalam tiap-tiapsilinder. Pada pendinginan ini air pendingin masuk dari bawah
mesin induk kemudian ke atas, yang dimaksudkan dalam hal ini bila air pendingin masuk melalui bagian dari atas sehingga mengakibatkan retaknya silinder. Air pendingin mengelilingi silinder dan keluar ke lubang pembuangan dengan suhu + 600C.
2. Torak (Piston)
Untuk mendinginkan torak (piston) menggunakan media minyak lumas. Minyak lumas dari sump tank oleh pompa hisap melewati saringan saringan tekan masuk ke mesin. Minyak lumas mengalir melewati metal duduk ke shaft main engine. Dengan lubang yang ada minyak lumas masuk ke batang engkol sampai ke piston head.
3. Katup Gas Buang
Pada katup gas buang, media pendingin dengan menggunakan air. Perlunya pendinginan pada katub gas buang agar katub tidak terlalu panas yang disebabkan suhu pada gas buang akibat pembakaran. Katup gas buang dapat berwarna hitam pekat disebabkan pada penyemprotan kurang tepat sehingga bahan bakar
tidak terbakar secara sempurna. Sebagian dan bahan bakar tersebut belum terbakar sehingga keluar lewat cerobong masih belum terbakar sebelumnya. Pembakaran yang tidak sempurna tersebut juga dapat disebabkan penyemprotan injector yang terlalu rendah dan kurangnya udara karena kebocoran gas dari katup gas buang.
4. Cylinder Head
Pada cylinder head media pendingin menggunakan air. perlunya pendingin pada cylinder head karena merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan pembakaran. Apabila cylinder head tidak didinginkan maka akan menimbulkan keretakan.
5. Poros Engkol
Pada poros engkol, media pendingin yang digunakan adalah pelumas. Karena gerakan dan poros engkol yagn bekerja secara berpuar yang menyebabkan bahan atau material menjadi panas maka perlu didinginkan agar tidak terjadi kerusakan.
F. Sebab Jacket Cooling Tidak Bekerja Maksimal
1. air pendingin adalah bahan baku untuk memindahkan panas hasil pembakaran. Jadi jumlah /debit air pendingin harus ada ketersediaannya dan menyelimuti saluran .
2. pompa adalah alat dimana cairan atau air dipindahkan atau di alirkan ke semu ruangan jacket cooling jadi pompa adalah salah satu sebab jikakalau jacket cooling untuk menyerap panas hasil pembakaran mesin. Karena pipa yang siap atau lancar akan membatu agar air akan mengalir dengan lancar pipa adalah salah satu perangakat yang mendukung kinerja dari jacket cooling sistem.
3. inter cooler adalah cooler / pendingin yang berada di dalam blok mesin yang fungsinya jadi pendingin udara masuk. Jadi indara panas yang dihasilkan dari ruangan di dinginkan melalui kisi-kisi dari inter cooler. Sehingga panas yang di timbulkan oleh pembakaran dapat di rendahkan inter cooler adalah rangkaian yang mendukung jacket cooling dapat bekerja maksimal. Inter cooler yang buntu dapat menghambat aliran air yang menuju jacket cooling dan dapat mengurangi debit air yang masuk mengalir.
4. cooler adalah alat dimana air akan masuk dan di gunakan yang berjenis plat dan tube ( tabung berpipa ) cooler adalah salah satu penyebab ketidak maksimalnya jacket cooling karena sumber air yang dingin akan menunjang maksimalnya sistem pendingin blok silinder.
X. Xxxxxx Jacket Cooling Tidak Bekerja Denga Maksimal
Mesin adalah instrument alat yang memerlukan sistem pendingin yang komplek, untuk bekerja atau beroprasi mesin menghasilkan panas dari proses pembakaaran pada ruang bakar dengan seiring kemajuan teknologi manusia menciptakan struktur komponen pendingin mesin yang beraneka ragam sesuai fungsi dan kapasitas yaitu di bedakan dari media penyerap panas ada air, udara dan minyak.
Dampak dari jacket cooling tidak bekerja maksimal ada beberapa dampak yang dapat di timbulkan dari jangka waktu yang langsung atau berefek lama.
1. Tangki Exspansi Berkurang
Biasanya tangki exspansi dapat berkurang dikarenakan ada beberapa faktor yaitu pipa intalansi pendingin sistem jacket cooling ada kebocoran klends yang kurang rapat di karenakan packing
antara sambungan pipa ada yang robek. Hal-hal tersebut dapat mengurangi volume air pendingin pada sistem pendingin tertutup. Karena pending tertutup memakai tangki ekspansi fres water (air tawar)
2. Suhu Kamar Mesin Meningkat
Dari jacket cooling yang kinerjanya kurang maksimal berdampak memanasnya suhu mesin yang berdampak pada ruangan kamar mesin yang panas mengakibatkan pendinginan temperature udara di sekitar mesin.
3. Oring Liner Mati / Meleleh
Oring liner adalah penahan dimana air pada jacket cooling ditahan agar tidak memasuki ruangan lain yaitu carter kalau oring patah / meleleh air akan memasuki carter oli dan berdampak temperaturnya oli pelumas dan berakibat fatal pada sistem pelumasan pada mesin.
4. Packing Inter Cooler Lumer
Dengan kinerja inter cooler pada sistem fres water jacket cooling pada sistem pendingin tertutup yang kurang maksimal pakcking inter coolernya yang memanas maka akan melumerkan packing-packing, pada sistem pendingin fres water jacket cooling dan air akan merembes pada udara isap pada mesin pada mesin dengan langkah isap maka air akan bercampur pada proses pembakaran dan akan melobangi klep yang ada jadi fatal.
5. Air Jacket Cooling Mendidih
Air bisah mendidih dikarenakan debit air yang kurang yang ada pada jacket cooling sehingga air dapat menerima panas berlebih dan mengakibatkan air jacket cooling meningkat dan mendidih.
H. Upaya Untuk Memaksimalkan Kinerja Jacket Cooling
1. pembersihan pada jalur air di jacket cooling jalur-jalur pada sistem jacket cooling biasanya terdapat kotoran berupa kerak, kerak atau pun benda-benda yang dapat menghambat aliran air pada sistem. Jalur yang dapat menghambat aliran air pada sistem. Jalur yang terhambat berpengaruh terhadap kinerja jacket coling untuk mengambil / memindahkan panas mesin kapal media air yang mengalir.
2. perawatan pipa-pipa pada sistem jacket cooling pipa adalah komponen yang menghubungkan pada jalur sistem pendingin dari satu tempat ke tempat lain.jadi pipa termasuk bagian yang riskan terhadap kinerja jacket cooling untuk bekerja secara maksimal pipa biasanya sering kali ada kebocoran di karenakan karet (korosi) packing klandas yang robek, dan buntu akibat kerak yang menempel pada jalur.Packing klends pada pipa biasanya packing yang sudah umur lama / tua sering kali robek karena getaran / tekanan berlebih dan factor usia jadi pada packing klends harus di rehabilitasi / di lakukan penggantian secara berkala untuk menunjang kelancaran jalur air pada sistem pendingin. Kerak/ tritip adalah salah satu penyebab mengecilnya volume pipa dan akan mengakibatkan menurunya tekanan air yang mengalir pada sistem air pending jacket coling dan untuk mengulangi masalah tersebut yaitu dengan melakukan pembersihan dengan larutan kimia untuk penghilang kapur contoh pada rumah tangga seperti produk larutan prostex/visal untuk penghilang kerak. Dan dapat di pasang filter saringan untuk membatasi katup yang memasuki jalur perpipaan.
3. menjaga kinerja pompa sanitari pompa adalah salah satu pendukung sistem pendingin jacket cooling yang bekerja mengalirkan cairan ke seluruh bagian komponen pada jacket
cooling sistem jadi pompa dilakukan perwatan berkala sesuai chek lish yang ada untuk menjaga performa pompa agar tidak terjadi kerusakan pompa di akibatkan kurang perawatan dan dapat menganggu sistem pendingin jacket cooling pompa yang kurang bagus dan dapat menganggu aliran air yang akan mengambil panas pada mesin, karena air tidak dapat mengalir jika pompa rusak, dengan cara menjaga pompa seperti pengecekan sel water,bearing, impeller dan elektro montor/dynamo jika pengerak mengunakan dynamo.
4. cooler adalah komponen pada pendingin jacket coling dikeluarkan sejalur dengan aliran air pendingin cooler merupakan alat pertukaran panas yang mempunyai dimensi aliran yang kecil sehingga riskan terhadap kebuntuan, jadi prawatan cooler akan sangat dipehatikan untuk menujang kelancaran sistem pendingin dengan melakukan sogok cooler yang di lakukan setiap melewati alur pelayaran dengan kedalaman dangkal dan berlumpur serta alur pelayaran kotor.
5. sea chest adalah keran keran induk yang mengambil bahan baku air pendingin dari laut untuk hal itu perawatan sea chast terhadap sistem pendingin yang harus di utamakan, karena filter tank kran pada sea chest sering buntu dikarenakan sampah/kotoran/tritip yang membantu jalur ini yang di lakukan pembersihan di pelabuhan atau pada saat docking di galangan kapal agar dalam oprasinya tidak mengalami masalah. Pada sistem pendingin.
6. manometer dan thermometer adalah alat indikasi untuk mengetahui tekanan dan temperature air yang mengalir apakah sistem pendingin bekerja dengan baik untuk itu dilakukan pengecekan secara kontinew.
I. Kerangka Pikir
Sesuai dengan judul proposal yang di ambil maka susunan kerangka pikir adalah sebagai berikut :
UPAYA
A. Perbaikan jalur pipa pendingin.
B. Sogok F/w cooler.
C. Perbaikan pompa pendingin.
DAMPAK
A. Peningkatan temperatur
B. Secara siknifikan pada
C. sistem jacket cooling.
FAKTOR
A. Jalur pipa pendingin bocor. B .F/w cooler kotor.
C. Tekanan pompa F/w turun
Analisa
OPTIMALISASI KINERJA JACKET COOLING
Pembahasan Analisa
Simpulan dan Saran
X. Xxxxxxxxx
Berdasarkan identifikasi penyebab terjadinya peningkatan suhu temperatur pada pendingin water jacket cooling. Mesin induk di karenakan beberapa faktor dibawah :
1. Kebocoran jalur pipa pendingin.
2. Kotornya sistem f/w cooler.
3. Pompa pendingin air tawar bermasalah.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Data dan informasi yang diperlukan untuk Skripsi ini dikumpulkan melalui sebagai berikut :
1. Metode Lapangan (Field Research)
Metode Lapangan (Field Research)adalah penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada objek yang diteliti.
2. Tinjauan Kepustakaan (Library Research)
Tinjauan Kepustakaan (Library Research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam membahas masalah yang diteliti.
B. Definisi Oprasional Variabel
Permasalahan yang akan di selesaikan pada sekripsi ini ialah optimalisasi kinerja jacket cooling, maka permasalahan dibatasi pada perubahan temperatur pendingin mesin induk dengan perubahan temperature kejadian pada KM. XXXXX XXXXXX II mengingat luasnya konflik yang bisah dikembangkan dalam judul tersebut dan untuk menghindari pembahahasan, maka penulis membentuk batasan persoalan tentang faktor meningkatnya temperatur pendingin mesin induk.
C. Jenis data sumber
1.Jenis data
a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk variabel berupa informasi-informasi sekitar pembahasan baik secara lisan maupun tulisan.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka merupakan hasil dari pengukuran pada saat melakukan perawatan di kapal.
2.Sumber data
a. Data Primer
Data primer merupakan data pokok yang diperoleh dari tempat penelitian yang merupakan hasil pengamatan secara langsung pada bagian yang telah diteliti khususnya bagian yang berkaitan dari judul yang penulis angkat pada penulisan kertas kerja ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang bersumber dari buku-buku referensi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil sumberdata dari hasil wawancara dengan keru kapal yaitu:
1) Chief Engineer ,Engineers xxx Xxxxxxxxxxx
Chief Engineer adalah kepala kamar mesin pada sebagai penanggung jawab manajemen di kamar mesin di atas kapal. Selain itu segala sesuatu yang harus dikerjakan di di kamar mesin harus melalui persetujuan dari Chief Engineer.
2) ABK (Anak Buah Kapal)
Dalam hal ini adalah anak buah kapal bagian mesin harus juga mengetahui tugas mereka pada saat mesin pengingin beroperasi. Dikarenakan apabila terjadi sesuatu trouble dapat kirany segera melaporkan ke masinis atau pun dapat mengambil langkah emergency yaitu menghentikan operasi dari mesin tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode lapangan (Field Research).
Penelitian dilakukan dengan peninjauan secara langsung pada objek yang diteliti. Data dan informasi yang dikumpulkan melalui:
a. Metode Survey (observasi)
Dalam metode ini penulis megambil data pada saat terjun langsung dalam melakukan perbaikan dan perawatan jacket cooling terhadap main engine
b. Xxxxxx xxxxxxxxx (interview)
Dengan metode ini penulis mengadakan wawancara langsung kepada para masinis diatas kapal khususnya terhadapmasinis III yang bertanggung jawab langsung terhadap pompa air laut untuk pendingin mesin induk.
2. Metode penelitian pustaka (Library Research),
Merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari teratur, buku-buku tulisan yang berhubungan dengan smasalah yang dibahas, untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam membahas yang diteliti.
3. Metode hasil penelitian dalam bentuk jurnal
Yaitu diperoleh melalui tulisan yang ditetapkan sesuai dengan international standard jurnal yang dapat di download di internet.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penulisan ini, metode yang digunakan penulis untuk menganalisa data pada karya ilmiah ini adalah metode analisa deskriptif kualitatif yaitu teknik analisa yang digunakan untuk memaparkan suatu kejadian yang terjadi di kapal, yang berhubungan dengan faktor penyebab tidak optimalnya kinerja jacket cooling terhadap mesin induk. Atas dasar pengamatan penulis dengan melihat data yang ada, dengan menggunakan teknik yang ada, penulis berharap agar menghasilkan pemecahan masalah yang baik dalam penyusunan kertas kerja ilmiah ini.
X. Xxxxxx penelitian
Table 3.1 Tabel Jadwal Penelitian
Tahun | Kegiatan | Bulanan | |||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | ||
2018 | Pengajuan judul proposal | ||||||||||||
Bimbingan judul proposal | |||||||||||||
Seminar proposal | |||||||||||||
2019 | Proses mencari tempat perala | ||||||||||||
2020 | Pengambilan data penelitian | ||||||||||||
2021 | Penyusunan data penelitian | ||||||||||||
Bimbingan sekripsi | |||||||||||||
Seminar hasil | |||||||||||||
Perbaikan seminar hasil | |||||||||||||
2022 | Seminar tutup |
Sumber: data yang diolah, 2018/2019/2020/ 2021/ 2022
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Analisis Data KM XXXXX XXXXXX II
1. Sejarah singkat kapal KM. XXXXX XXXXXX II
Sejarah Singkat Kapal KM. XXXXX XXXXXX II. dibangun FANGZHOU INDUSTRY- TANGSHAN, CHINA pada tahun 2011
dengan tipe kapal RORO dan salah satu kapal berbendera Indonesia. Milik perusahaan PT. XXXXX XXXXXX NUSANTARA yang beralamat di Jl. Pahlawan No. 41-42 A-B Pontianak 78122 Indonesia.
2. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis diatas kapal KM. XXXXX XXXXXX II, Pada saat penulisan melaksanakan praktek laut yang di wajibkan kepada Taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar. Yang penulis laksanakan pada tanggal 31- Agustus -2020 sampai 27-Mei-2021 untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian yang sudah diajukan pada semester 4 yaitu “OPTIMALISASI KINERJA JACKET COOLING PADA MAIN ENGINE”
Mesin iduk/ Mesin penggerak utama adalah salah satu hal yang terpenting untuk kelancaran jalanya kapal pada jalur pelayaran yang di tetapkan oleh suatu perusahaaan. Jadi mesin induk harus di jaga supaya bekerja secara optimal salah satu pengaruh menurunya kinerja main engine adalah kurang optimalnya kinerja jacket cooling pada sitem pendingin. Jadi penulisan melaksanakan penelitian pada optimalisasi kinerja jacket cooling di kapal KM. XXXXX XXXXXX II.
Gambar 4.1 Nama mesin induk pada KM. XXXXX XXXXXX II.
Sumber: KM. XXXXX XXXXXX II
3. Data Spesifikasi Main Engine KM. XXXXX XXXXXX II Table 4.1 Tabel Spesifiksi Main Engine
Item | Technical data | |
Model | WEICHAI CW 6200ZC | |
Quantity of cylinders | 6 | |
Bore | mm | 200 |
Stroke | mm | 270 |
Reted power | kW | 698 |
Reted speed | r/Min | 1000 |
Mean effective pressure MPa | 1.642 | |
Mean piston speed m/s | 9 | |
Max. explosion pressure MPa | ≤ 12.5 | |
Displacement | L | 50.892 |
Air intake type | Supercharging intercooling |
Specifie fuel consumption g/kW.h | ≤197 |
Specifie oil consumption g/kW.h | ≤0.8 |
Firing order | 1-4-2-6-3-5 |
Minimum steady speed r/min | 400 (marine main engine) |
Exhaust back pressure kPa | ≤ 2.5 |
Compressipn ratio | 13.37 |
Boost pressure MPa (rated conditions) | 0.17 - 0.21 |
Exhaust gas teperatur °c | <530 ( manifold pipe) ≤580 (main pipe) |
Charge air temperature before cylinder°c | 45-60 |
Fresh water temperature at engine outlet °c | 65-85 |
Lube oil temperature at engine inlet °c | 60-75 |
Lube oil pressure at engine inlet Mpa | 0.40-0.50 |
Sea/ fresh water pressure at engine inlet MPa | 0.25-0.36 |
Fuel pressure at engine inlet MPa | 0.1-0.2 (disel fuel) 0.3-04 heavy fuel oil) |
Sumber: KM. XXXXX XXXXXX II
B. Analisis Data
Pelaksanaan perawatan diatas kapal khususnya bagian mesin merupakan tanggung jawab anak buah kapal bagian mesin yang berpedoman pada standar manual book sistem yang di buat oleh perusahaan yang membuat mesin tersebut.
Dari hasil obserfasi yang penulis lakuakan diatas kapal KM. XXXXX XXXXXX II terjadi peningkatan temperatur pada air pendingin mesin induk. Pada water jacket cooling sistem yang mengakibatkan kurang optimalnya kinerja mesin induk adapun beberapa faktor
penyebab water jacket cooling meningkat temperaturnya sebagai berikut.
1. Jalur pipa inlet fresh water cooling bocor, yang berpengaruh terhadap volume air pendingin yang berkurang di tangki exspansi dikarenakan air yang bersirkulasi di jacket cooling di mesin induk berkurang disebabkan ada kebocoran di pipa inlet fresh water cooling bocor sehingga menyebabkan kinerja water jacket cooling terganggu.
2. Kotornya fresh water cooler, fresh water cooler adalah alat perpindahan panas pada air tawar pendingin jacket cooling ke air laut yang mengalir pada sistem tube.
3. Tekanan pompa air | tawar | menurun | kinerjanya,yang |
mengakibatkan sirkulasi terganggu. | media | pendingin | jakcket cooling |
C. Pembahasan Masalah
Penyerapan panas pada umumnya secara :
1. Konduksi (rambatan)
Konduksi merupakan perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami perpindahan. Hal ini menunjukkan kalor berpindah ke bagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.
2. Konveksi (aliran)
Konveksi merupakan perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah. Jika partikelnya berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka akan terjadi konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).
3. Radiasi (pancaran)
Radiasi yaitu merupakan perpindahan panas tanpa zat perantaranya.
Yang dipakai pada Fresh Water Cooler adalah penyerapan panas konveksi dimana air tawar yang telah mendinginkan mesin induk menuju ke Fresh Water Cooler. Dalam Fresh Water Cooler maka panas air tawar ini menyerahkan panasnya karena suhu air laut lebih rendah.
X. Xxxxx Pengamatan Objek Penelitian
1. Data temperatur over heat jacket cooling
Data yang penulis ambil mengenai temperetur jacket cooling saat over heat mesin induk di KM XXXXX XXXXXX II berhubung dengan judul yang di angkat peulis.Adapun tabel temperatur jacket cooling saat over heat dan tabel tempertur jacket cooling saat sesudah di lakukan perbaika. Xxxx mengacu pada log book di atas kapal penuis sebagi berikut :
Gambar 4.2 Temperatur over heat pada jacked cooling main engine cyl. No 1 – 6
Cyl. No.1 Cyl. No.2 Cyl. No.3 Cyl. No.4 Cyl. No.5 Cyl. No.6
Tabel temperatur jacket cooling perjalanan Jakrta - Banjarmasin saat over heat per 12 sesuai rekapan log book KM. XXXXX XXXXXX II
Tabel 4.2 Temperatur jacket cooling over heat
TGL | WAKTU | TEMPERATUR NORMAL 65-75O C JACKED COOLING MAIN ENGINE P/ WICHAI | ||||||
CYL/ O C | ||||||||
CYL. 1 | CYL. 2 | CYL. 3 | CYL. 4 | CYL. 5 | CYL. 6 | KET | ||
21-03-2021 | 08:00-12:00 | 82OC | 83OC | 83OC | 79OC | 83OC | 85OC | Abnormal |
21-03-2021 | 20:00-24:00 | 82OC | 82OC | 83OC | 81OC | 82OC | 84OC | Abnormal |
22-03-2021 | 08:00-12:00 | 83OC | 81OC | 82OC | 83OC | 83OC | 82OC | Abnormal |
22-03-2021 | 20:00-24:00 | 82OC | 83OC | 82OC | 82OC | 82OC | 83OC | Abnormal |
23-03-2021 | 08:00-12:00 | 82OC | 83OC | 82OC | 81OC | 82OC | 82OC | Abnormal |
23-03-2021 | 20:00-24:00 | 81OC | 82OC | 83OC | 82OC | 83OC | 83OC | Abnormal |
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
Grafik Temperature Jacket Cooling Trip Jakarta – Banjarmasin Saat Over Heat Per 3 kali jaga / 12 jam jaga Sesuai Rekapan Log Book KM. XXXXX XXXXXX II
Tabel 4.1 Grafik temperature jacket cooling over heat
80
60
40
20
0
CLY 1
CLY 2
CLY 3
CLY 4
CLY 5
CLY 6
SHIFT 1 SHIFT 2 SHIFT 3 SHIFT 4 SHIFT 5 SHIFT 6
Sumber : Dokumen KM.Xxxxx Xxxxxx II
2. Data temperatur jacket cooling saat normal mesin induk
Data yang penulis ambil mengenai temperetur jacket cooling saat over heat mesin induk di KM XXXXX XXXXXX II berhubung dengan judul yang di angkat peulis.Adapun tabel temperatur jacket cooling saat over heat dan tabel tempertur jacket cooling saat sesudah di lakukan perbaika. Xxxx mengacu pada log book di atas kapal penuis sebagi berikut :
Tabel temperatur jacket cooling yang normal perjalanan Banjarmasin – Jakarta per 12 sesuai rekapan log book KM. XXXXX XXXXXX II
Tabel 4.3 Temperatur jacket cooling saat normal
TGL | WAKTU | TEMPERATUR NORMAL 65-75O C JACKED COOLING MAIN ENGINE P/ WICHAI | ||||||
CYL/ O C | ||||||||
CYL. 1 | CYL. 2 | CYL. 3 | CYL. 4 | CYL. 5 | CYL. 6 | KET | ||
25-03-2021 | 04:00-08:00 | 68OC | 70OC | 71OC | 71OC | 71OC | 72OC | Normal |
25-03-2021 | 16:00-20:00 | 70OC | 69OC | 72OC | 70OC | 72OC | 73OC | Normal |
26-03-2021 | 04:00-08:00 | 69OC | 72OC | 70OC | 72OC | 70OC | 72OC | Normal |
26-03-2021 | 16:00-20:00 | 70OC | 70OC | 70OC | 73OC | 71OC | 70OC | Normal |
27-03-2021 | 04:00-08:00 | 69OC | 71OC | 69OC | 72OC | 70OC | 69OC | Normal |
27-03-2021 | 16:00-:20:00 | 70OC | 70OC | 70OC | 71OC | 70OC | 70OC | Normal |
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
Grafik Temperatur Jacket Cooling Trip Jakarta – Banjarmasin Saat normal Per 3 kali jaga / 12 Sesuai Rekapan Log Book KM. XXXXX XXXXXX II
Tabel 4.2 Grafik temperature jacket cooling normal
80
60
40
20
CLY 1
CLY 2
CLY 3
CLY 4
CLY 5
CLY 6
0
SHIFT 1 SHIFT 2 SHIFT 3 SHIFT 4 SHIFT 5 SHIFT 6
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
3. Simpulan data hasil pengamatan
Hasil penelitian yang penulis peroleh di atas kapal, dimana pada saat jam jaga penulis yaitu jam 04:00 sampai dengan jam 08:00 serta jam 16:00 sampai dengan jam 20:00. Penulis melakukan penelitian terhadap mesin induk no 1. Untuk mengidentifikasi
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengen ini penulis sampai beberapa faktor, Dampak dan upaya dari pengalaman yang diperoleh penulis pada waktu melaksanakan praktek laut di KM. XXXXX XXXXXX II. Berdasarkan pengalaman di saat melaksanakan praktek berlayar penulis sering mendapat kinerja mesin induk yang bermasalah pada sistem pendingin yang sering terjadi masalah
1. Faktor penyebab kinerja jacket cooling menurun
a. Jalur pipa inlet fresh water cooling bocor ,kejadian ini adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kelancaran dari proses pendinginan pada sistem jacket cooling dikaranakan
pipa adalah alat penghantar cairan pendingin dari tempat satu ketempat lain nya ataupun alat penghantar sirkulasi media air pendingin .
Gambar 4.3 pipa inlet fresh water cooling bocor
Sumber : Dokumen Xxxxx Xxxxxx II
b. Fresh water cooler yang kotor,kejadian ini adalah faktor yang mempengaruhi kinerja jacket cooling yang kurang optimal. Dikarenakan fresh water cooler merupakan rangkaian sistem pertukaran panas pada media pendingin air tawar menuju air laut.
Gambar 4.4 Fresh water cooler kotor dan dilakuka pembersihan
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
x. Xxxxxan pompa turun Impeler pompa pendingin lepas. Impeler adalah komponen pompa yang bekerja berputar untuk memindahkan cairan dari tempat A ke tempat B atau mensirkulasi cairan pada sistem perpipaan. Pada saat melakukan jaga sang penulis menemukan manometer tekaan pompa air tawar pada mesin induk tiba – tiba menurun derastis yang normalnya 0,4 Mpa menurun ke 0,1 Mpa bahkan mendekati nol dan melaporkan pada masinis jaga. Setelah dicak gas buang rata-rata setiap silinder meningkat dan menurunkan RPM, masinis jaga melaporkan ke anjungan untuk mematikan mesin dan melakukan pengecekan pada sistem pompa pendingin. Dan ditemukanlah kejanggalan dibagian pompa setelah melepas cover pompa ternyata impeler lepas dari dari as yang di sebabkan spie penahan hancur.
Gambar 4.5 Perbaikan Pompa Sea water Dan Fres Water
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
2. Dampak Menurunnya Kinerja Jacket Cooling
a. Bocornya jalur pipa inlet fresh water cooling bocor berdampak pada menurun nya sistem pendingin jacket cooling dikarenakan media pendingin berkurang volumenya sehingga sistem pendinginan terganggu dan dapat mengakibatkan mesin induk
mengalami kelebihan panas sehingga dapat mengganggu sistem oprasi mesin dikarenakan mesin tidak dapat bekerja normal jika mengalami kelebihan panas atau yang disebut over heating.
b. Kotornya fresh water cooler dapat mempengaruhi kerja pendingin jacket cooling dikarenakan fresh water cooler bekerja mendingginkan media air tawar yang mengambil panas dari hasil pembakaran mesin induk dan harus didinginkan kembali oleh air laut sehingga fungsi dari fresh water cooler harus bekerja dengan sempurna sehingga dapat menyerap panas dari media air tawar yang di teruskan ke air laut jikalau terdapat gangguan pada fresh water cooler bahan baku air tawar pendinggin jacket cooling bisa mendidih dikarenakan bersirkulasi pada sistem .dan dapat mengganggu kerja mesin induk .
c. Pompa adalah komponen utama pada sistem pendingin jacket cooling karena berfungsi mensirkulasikan bahan baku air tawar untuk mendinginkan silinder mesin induk yang panas , turun nya tekanan pompa sangat berpengaruh karena air tidak bisa bersirkulasi secara normal dan dapat menghambat kerja jacket cooling sistem sehingga mesin mengalami kelebihan panas dan mengganggu kinerja nya. dikarenakan supaya tidak merusak komponen mesin induk
3. Upaya mengoptimalkan kinerja water jacket cooling
a. Dari ditemukannya kebocoran jalur pipa inlet fresh water cooling bocor , dilakukan perbaikan pada jalur perpipaan dengan cara pengelasan pada jalur pipa yang bocor.
b. Dari indikasi kotornya sistem pada fresh water cooler dilakukan pembersihan sistem cooler yang dilakukan dengan menyogok jalur tube dengan rotan yang sesuai lubang jalur pada fresh water cooler dan membersihkan filter pada sistem supaya dapat bekerja sesuai standar yang diinginkan.
c. Dari temuan kerusakan pada pompa dikarenakan debit air yang menurun dilakukan pembongkaran pada pompa dan ditemukan masalah pada impeller yang lepas dari as dikarenakan spie penahan impeller yang hancur, sehingga tekanan air pada sistem drop, dibuatkan spie penahan dan dipasang kembali sehingga sistem pompa dapat bekerja sesuai tekanan yang di anjurkan dalam sistem
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan,telah diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh ketidak optimalannya kinerja jacket cooling pada main engine sebagai berikut :
1. Faktor penyebab tidak optimalnya kinerja jacket cooling pada main engine yaitu :
a. Bocornya jalur pipa pendingin dikarenakan kurangnya perawatan pipa-pipa yang berada di bawah lantai egine room.
b. Minimnya perawatan berkala fres water cooler sehingga air tawar tidak dapat didinginkan oleh air laut.
c. Masalah pompa gendong pendingin mesin induk dikarenakan kurangnya perawatan secara berkala sehingga dapat berpengaruh ke sirkulasi media pending pendingin water jacket cooling.
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dengan mencoba memperbaiki kerusakan semaksimal mukin dengan cara sebagia berikut pengatian pipa jalur pendingin yang sudah kropos (korosi), pengatian packing intercooler yang sobek dan membetulkan rumah spei yang lecet dengan cara penglasan kuninan dan membuat rumah spei yang baru.
Saran
B.
Agar oprasional kapal dan kinerja dari mesin-mesin di dalam kapal dapat befungsi dengan optimal, sebagai penulis saya dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Pemeriksan dan pemantauan kondisi terhadap mesin induk harus dilakukan secara detail dan periodik, terutama untuk sistem pendinginan pada mesin induk atau di sebut juga water jacket cooling agar bisah cepat terealisasi oleh masinis yang bertanggung jawab terhadap mesin induk dan dikerjakan oleh semua crew mesin.
2. Perawatan yang baik dapat memperkecil terjadinya kerusakan yang fatal
3. Perawatan yang sesuai dengan PMS (Plan Maintenance System) sehingga dapat memperkecil tejadinya kerusakan yang fatal.
DAFTAR PUSTAKA
Xxxxxxxxx, A. Z. M., Xxxxx, X., & Xxxxxxxxxxx, F. R. (2017). Fluid Flow Analysis of Jacket Cooling System for Marine Diesel Engine 93 Kw. International Journal of Marine Engineering Innovation andResearch,1(2).36-45. xxxxx://xxx.xxx/00.00000/x00000000.x0x0.0000
Xxxxxx, M. H., Xxxxx, N. R., Xxxxx, X., & Xxxxxxx, D. (2008). IRJET) e-| Impact Factor value: 6. International Research Journal of Engineering and Technology, 171. xxx.xxxxx.xxx
X., xxx Xxxxx, P., Xxxxx, X., & Xxxxxx, B. (2020). IRJET-Heat Transfers in the Water Jacket of Heavy Duty Diesel Engine and its Analysis Cite this paper Related papers Journal IRJET-DESIGN AND ANALYSIS OF ENGINE BLOCK IRJET: Journal DESIGN
AND ANALYSIS OF ENGINE BLOCK Heat Transfers in the Water Jacket of Heavy Duty Diesel Engine and its Analysis, 2(1), 40-50. xxx.xxxxx.xxx
Xxxxxxxx, V. S., & Xxxx, R. R. (2013). Centrifugal Pumps design and Application: Centrifugal Pumps: Design and Application. 5(6). 11-12. xxxxx://xxx.xxx/00.0000/X0000-0-00000-0
Xxxxxx, D. W., Xxxx, M., Xxxxxx,Kelautan, P., & Xxxxxx, P. (2019). PERAWATAN FRESH WATER COOLER PADA SISTEM PENDINGINAN MESIN DIESEL PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DI KAPAL NAVIGASI Xxxxxxx Xxxxxxx
(Authentic Research of Global Fisheries Application Journal, 1(1), 1–11.
Xxxxxxxx, X. (2014). PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN MITSUBISHI GALANT 2500 CC. In Jurnal
Teknovasi (Vol. 01, Issue 1)
LAMPIRAN A
DOKUMEN PENELITI
Lampiran A1
SURAT IJIN PRAKTEK BERLAYAR
Sumber : Dokumen Praktek Berlayar Taruna
Lampiran A 2 BUKU PELAUT
Sumber : Dokumen Praktek Berlayar Taruna
Lampiran A3
SURAT KETERANGAN MASA BERLAYAR
LAMPIRAN B
DOKUMEN KAPAL DAN TEMPAT PENELTIAN
Lampiran B 1
SHIP PARTICULAR
SHIP PARTICULAR IMO 9647722
NAME OF VESSEL : KM. XXXXX XXXXXX - II
CALL SIGN : POAG
PORT OF REGISTER : PONTIANAK
FLAGE : INDONESIA
MMSI 525019593
GRT 4751
NRT 2991
LIGHT SHIP 992
CLASIFICATION : BKI
TYPE OF VESSEL : RO-RO CARGO
LOA : 88 M
BREADTH : 18,00 M
DEPTH : 4,60 M
MAX. DRAUGHT : 4,60 M
BUILDER : FANGZHOU SHIPYARD-CHINA
YEARS OF BUILD 2010
MAIN ENGINE : WEICHAI AUXILARY ENGINE 1,2,3 : WEICHAI DEUTZ RPM ME : 830 X 2 UNIT
RPM AE 1500
HORSE POWER : 2 X 698 KW (92 PS X 2)
VEHICLE CAPACITY : 33 UNITS TRUCK BESAR, 180 CAR
OWNER : PT. XXXXX XXXXXX NUSANTARA JL. PAHLAWAN NO. 41-42 PONTIANAK.
MASTER
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
Lampiran B 2
CREW LIST
CREW LIST Nama Kapal : KM XXXXX XXXXXX II GT 4751
Call Sign : POAG
NO | NAMA | JABATAN | IJAZAH | KETERANGAN |
1 | XXXXX XXXXXX | Nakhoda | ANT – I | |
2 | XXXXXXX XXXXXXXXX | Xxxxxx I | ANT - II | |
3 | XXXXX XXXXXXXXX | Xxxxxx XX | ANT- III | |
4 | XXXXX XXXXXX XXXXXX | Xxxxxx XXX | ANT-III | |
5 | XXXXX XXXXXXXX | KKM | ATT - II | |
6 | XXXXXXX XXX XXXXXX | Masinis I | ATT - III | |
7 | XXXXXX XXXXXXX | Masinis II | ATT – III | |
8 | XXXXXXX XXXX | Mandor | ATT- IV | |
9 | XXXX XXXXXXXXXX | Bosun | Ratings as able | |
10 | XXXXX XXXXXXXXXX | Juru Mudi | Ratings | |
11 | SONY SOMA | Xxxx Xxxx | Ratings as able | |
12 | XXXXXXX | Xxxx Mudi | Ratings as Able | |
13 | XXXXXXX XXXXX | Xxxx Xxxx | Ratings as able | |
14 | XXXXXXXX XXXXX | Xxxx Xxxxxx | Ratings | |
15 | XXXX XXXX XXXXXX | Juru Minyak | Ratings | |
16 | XXXX XXXXXXXX | Xxxx Xxxxxx | Ratings | |
17 | XXXXXXX | Xxxx Minyak | Ratings | |
18 | XXXXXXX XXXXXXX | Kelasi I | Ratings | |
19 | XXXXXXXXX | Xxxxxx II | Ratings | |
20 | HASRULOH | Kelasi III | Ratings | |
21 | CATUR KUSUMA | Kelasi IV | Ratings | |
22 | XXXXXXX XXXXX | Kelasi V | Ratings | |
23 | AL XXXXX XXXXXXXX | Koki I | Rating | |
24 | SELAMET AJI | Koki II | Rating | |
25 | SYAWAL RAMADAN | Cadet Deck | BST | |
26 | XXXXX XXXXXXXX S | Cadet Engine | BST |
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
Lampiran B 3
SERTIFIKAT KESELAMATAN PERLENGKAPAN KAPAL BARANG
Sumber : Dokumen KM XXXXX XXXXXX II
Lampiran B 4
SERTIFIKAT KESELAMATAN RADIO KAPAL BARANG
Sumber : Dokumen KM XXXXX XXXXXX II
Lampiran B5
GAMBAR KM. XXXXX XXXXXX II
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
KANTOR PT XXXXX XXXXXX NUSANTARA
Sumber : Dokumen PT. XXXXX XXXXXX NUSANTARA
KANTOR PT XXXXX XXXXXX NUSANTARA LEWAT MAPS
Sumber : Dokumen Googel Maps
LAMPIRAN C
OBJEK PENELITIAN
Lampiran C 1
GENERAL SPECIFICATIONS
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
Lampiran C 2
MANUAL BOOK DIAGRAM OF FRESH WATER SYSTEM
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
Lampiran C 3
MANUAL BOOK FRESH WATER JACKET COOLING
Sumber : xxxxxxxxxx.xxxxxx-xxxx.xx.xx
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
Sumber : Dokumen KM. Xxxxx Xxxxxx II
LAMPIRAN D
WAWANCARA
Lampiran D 1 WAWANCARA
Wawancara adalah cara mencari informasi untuk mendukung atau mendapatkan data dari sumber yang dapat dipercaya.masinis 1 selaku responden untuk memberi informasi untuk memperoleh data untuk mendukung hasil penelitian saya:
Tempat wawancara : ECR (engine coontrol room) KM. XXXXX XXXXXX II Nama : Setiadi
Jabatan : 1/E
Peneliti : “selamat pagi bas.” Xxxxxxx I : “oh iya pagi det ada apa?”
Peneliti : “mohon izin bas saya ingin menanyakan tentang permasalahan tingginya temperature pendingin mesin induk kemarin bas?”
Masinis I :”oh tentang hal kemarin ya det”
Peneliti :”siap bas.” “faktor yang mempengaruhi mempengaruhi temperature pendingin jacket cooling apa saja ya bas ? ”
Masinis I :” menurut saya ada beberapa penyebab det, jika panas merata seperti kejadian kemarin disebabakan fresh water cooler kotor jadi air tawar pendingin yang bersirkulasi di jacket cooling tidak dapat didinginkan fresh water cooler sistem dan dari pengalaman saya juga pernah mengalami panas atau peningkatan temperatur air pendingin jacket cooling hanya beberapa silinder dikarenakan tersubatnya jalur pending pada silinder heat no 1 yang buntu akibat dari packing pendingin
lupa di lubangi pada saat perbaikan jadi air pendingin tidak bisah masuk pada sistem pendinginan silinder no1. Itu salah satu contohnya det .”
Peneliti :”siap bas ijin bertanya bas dampak apa yang dapat terjadi jika sistem pendinginan jacket cooling pada mesin induk tidak bekerja dengan optimal ?”
Masinis 1 : “ok det … menurut pengalaman saya dampak dari pendinginan jacket cooling pada mesin induk tidak bekerja dengan optimal. Banyak det yang pertama temperature suhu pasti naik dan akan terlihat kenaikan suhu gas buang dan mempengaruhi kinerja mesin induk. yang kedua, suhu minyak lumas naik dan berakibat fiskositas akan menurun dan berakibat fatal bagi mesin induk. Yang ketiga komponen mesin induk akan mengalami kerusakan pada intinya mesin memerlukan pendingin untuk beroperasi untuk menjaga suhu padatem peratur yang sudah dirancang pembuat agar secara normal.”
Peneliti :”siap bas. baik bas cukup terimakasih atas penjelasaan yang di berikan pada saya semoga bermanfaat bagi saya untuk menjaga mesin induk agar dapat bekerja secara normal, dan dapat memberikan wawasan untuk saya tentang sistem pendinginan mesin iduk.”
Masinis 1 : “ok det. Semoga pengalaman kamu di kapal bisa bermanfaat untuk kamu menyelesaikan study di kampus dan kelak dapat menjadi perwira yang lebih berpengalaman dari pada saya.”
Peneliti :” siap bas terimakasih atas waktunya untuk memberi ilmu kepada saya.”
RIWAYAT HIDUP
XXXXX XXXXXXXX XXXXXXXX, lahir di
SUKOHARJO pada tanggal 26 AGUSTUS 1999. Merupakan anak kedua dari pasangan bapak“ Xxx XXXXXXXXX “ dan ibu “XXXX XXXXXXXXX “ penulis pertama kali menempuh pendidikan sekolah dasar dasar di selesaikan tahun 2011 di SD NEGERI 2 KARANGTENGAH
. dan melanjut kan sekolah menengah pertama di SMP NEGERI 2 WERU.
Di selesaikan pada tahun 2014, dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA NEGERI 1 WERU dan menekuni jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA) diselesiakan pada tahun 2017 penulis terdaftar sebagai taruna di Politeknik Imu Pelayaran Makassar (PIP MAKASSAR) Angkatan XXXVIII. Dan penulis melaksanakan praktek layar ( PRALA ) di PT.XXXXX XXXXXX NUSANTARA di salah satu kapalnya yaitu KM XXXXX XXXXXX II
Berrkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, serta usaha dan di sertai do’a dari kedua orang tua dalam menjalankan semu aktivitas akademik di politeknik ilmu pelayaran makassar (PIP MAKASSAR) . Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan sebuah tugas akhirnya dengan skripsi yang berjudul “OPTIMALISASI KINERJA JACKET COOLING PADA MAIN ENGINE DI KAPAL KM.XXXXX XXXXXX II