Beban penyusutan. Beban penyusutan mengalami kenaikan sekitar 10,7% menjadi Rp6.889.429 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dari Rp6.221.799 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, yang terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap Perseroan akibat perluasan infrastruktur jaringan Perseroan dan Akuisisi AXIS pada tahun 2014. Beban interkoneksi dan beban langsung lainnya mengalami penurunan sekitar 30,8% menjadi Rp2.320.957 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dari Rp3.356.261 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, terutama disebabkan oleh substitusi jasa SMS dan percakapan dengan jasa data dan VAS yang dilakukan pelanggan Perseroan, sehingga menghasilkan off-net traffic domestik dan internasional yang lebih rendah, serta pembayaran akses jasa BlackBerry tertentu akibat perpindahan ke biaya tetap dari biaya per akses kepada BlackBerry. Beban penjualan dan pemasaran mengalami penurunan sekitar 20,9% menjadi Rp1.127.023 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dari Rp1.424.475 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah pelanggan baru dan lama yang membeli dan mengisi ulang pulsa prabayar melalui jalur distribusi modern Perseroan, dimana Perseroan membayar komisi penjualan yang lebih rendah secara persentase terhadap pendapatan dibandingkan dengan jalur distribusi tradisional. Beban gaji dan kesejahteraan karyawan mengalami penurunan sekitar 6,1% menjadi Rp1.089.065 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dari Rp1.159.942 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, yang terutama disebabkan oleh pengurangan karyawan kontrak yang dipekerjakan Perseroan untuk membantu proses integrasi sehubungan dengan Akuisisi AXIS setelah dirampungkannya integrasi operasi AXIS dengan operasi Perseroan pada bulan Desember 2014. Beban umum dan administrasi mengalami penurunan sekitar 1,0% menjadi Rp659.727 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dari Rp666.679 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, terutama akibat kenaikan jasa profesional yang sebagian diimbangi oleh penurunan beban utilitas kantor dan beban sewa non-jaringan.
Beban penyusutan. Beban penyusutan turun sebesar 1,6% menjadi US$38,3 juta untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2020 dari sebelumnya US$39,0 juta untuk periode yang sama pada tahun 2019, terutama disebabkan oleh penurunan produksi dan perubahan life of mine atas tambang emas dan tembaga, yang sebagian di-offset dengan peningkatan depresiasi sejalan dengan penambahan aset tetap.
Beban penyusutan. Beban penyusutan naik sebesar 221,5% menjadi US$61,6 juta pada tahun 2019 dari sebelumnya US$19,1 juta pada tahun 2018, disebabkan oleh penambahan aset baru baik dari pembelian langsung, sewa pembiayaan atau kapitalisasi aset tetap dalam pembangunan serta perubahan life of mine pada tahun 2019.
Beban penyusutan. Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Beban penyusutan. Beban penyusutan turun sebesar 12,0% menjadi US$1965 juta untuk periode 3 (tiga) periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2023 dari sebelumnya US$22,1 juta untuk periode yang sama pada tahun 2022, terutama disebabkan oleh penurunan produksi di Tambang Emas Tujuh Bukit dan Tambang Tembaga Wetar.
Beban penyusutan. Beban penyusutan meningkat sebesar 32,8% menjadi US$98,3 juta pada tahun 2022 dari sebelumnya US$74,0 pada tahun 2021, terutama disebabkan oleh peningkatan produksi dan perubahan life of mine, serta kenaikan transaksi terkait sewa Tambang Emas Tujuh Bukit dan Tambang Tembaga Wetar. Sebagai akibat dari akuisisi Grup MBMA, Grup Merdeka mulai mencatatkan biaya penyusutan dari Grup MBMA, terutama atas fasilitas smelter milik CSID dan BSID.
Beban penyusutan. Beban penyusutan juga mengalami peningkatan pada tahun 2014 akibat tambahan beban penyusutan, yang terutama disebabkan oleh tambahan BTS, menara, dan infrastruktur jaringan lainnya yang diperoleh Perseroan dari Akuisisi AXIS.
Beban penyusutan. Beban penyusutan terdiri dari beban-beban terkait penyusutan jaringan dan aset tetap Perseroan lainnya, termasuk biaya instalasi dan konstruksi terkait, selama masa manfaat ekonomi aset tersebut. Beban interkoneksi dan beban langsung lainnya terdiri dari beban-beban yang terkait dengan (i) biaya interkoneksi terutang kepada operator telekomunikasi seluler domestik dan internasional untuk jasa
Beban penyusutan. Beban penyusutan meningkat sebesar 70,2% menjadi US$22,1 juta untuk periode 3 (tiga) periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 dari sebelumnya US$13,0 juta untuk periode yang sama pada tahun 2021, terutama disebabkan oleh peningkatan produksi dan perubahan life of mine, serta kenaikan transaksi terkait sewa.
Beban penyusutan. Beban penyusutan meningkat sebesar 5,7% menjadi US$80,2 juta untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023 dari sebelumnya US$75,9 juta untuk periode yang sama pada tahun 2022, terutama disebabkan oleh smelter RKEF ZHN yang telah beroperasi komersial pada bulan Juli 2023 dan Konverter Nikel Matte yang selesai diakuisisi pada akhir bulan Mei 2023. Biaya overhead. Biaya overhead turun sebesar 13,9% menjadi US$39,1 juta untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023 dari sebelumnya US$45,4 juta untuk periode yang sama pada tahun 2022, terutama disebabkan oleh penurunan biaya konsultan.