Beban penjualan Klausul Contoh

Beban penjualan. Beban penjualan Perseroan meningkat sebesar 36,5% dari Rp215.941 juta pada tahun 2010 menjadi Rp294.835 juta pada tahun 2011, terutama akibat peningkatan biaya iklan dan promosi, yang didominasi oleh peningkatan biaya iklan untuk merek aki baru dan peningkatan biaya karyawan sebagai upaya peningkatan kegiatan usaha Perseroan secara keseluruhan serta kompetisi untuk meningkatkan penjualan REM. Beban umum dan administrasi Perseroan meningkat sebesar 16,4% dari Rp363.570 juta pada tahun 2010 menjadi Rp423.218 juta pada tahun 2011, terutama akibat biaya-biaya terkait proyek sentra layanan bersama (shared service center) Perseroan, yang dicanangkan untuk mengkonsolidasikan fungsi-fungsi korporasi, kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan secara umum dan perekrutan karyawan baru. Bagian laba bersih Entitas Asosiasi dan Pengendalian Bersama Entitas menurun sebesar 8,9% dari Rp761.161 juta pada tahun 2010 menjadi Rp693.786 juta pada tahun 2011, terutama diakibatkan oleh penurunan laba bersih Entitas Asosiasi dan Pengendalian Bersama Entitas Perseroan, meskipun terjadi kenaikan pendapatan Entitas Asosiasi dan Pengendalian Bersama Entitas secara keseluruhan. Pendapatan AII, DNIA, GSB, IGP, ATI dan AAIJ meningkat terutama sebagai akibat dari peningkatan penjualan sehubungan pasar roda empat dan peningkatan volume penjualan pelanggan utama. Selain itu, peningkatan pendapatan GSB sebagian sebagai akibat dari peningkatan populasi kendaraan roda dua dan roda empat. Peningkatan pendapatan AII sebagian dipengaruhi oleh efek dari banjir di Thailand tahun 2011, mengganggu produksi pelanggan akhir OEM mereka di Thailand dan peningkatan pendapatan AAIJ sebagian diimbangi oleh penurunan volume penjualan pelanggan utama sehubungan pasar kendaraan roda dua. Selain itu, kenaikan keseluruhan sebagian diimbangi oleh penurunan volume penjualan pelanggan utama KYB. Laba bersih dari DNIA dan ATI dipengaruhi secara negatif dari meningkatnya harga bahan baku yang tinggi dibandingkan dengan peningkatan volume penjualan. Selain itu, laba bersih AII secara negatif dipengaruhi oleh meningkatnya biaya yang terkait dengan investasi dalam lini produksi baru yang berkaitan dengan model baru kendaraan roda empat dan dampak dari banjir di Thailand pada tahun 2011, sedangkan laba bersih dari AAIJ mengalami dampak negatif dari perubahan dalam bauran produk dari kendaraan roda dua ke kendaraan roda empat. Selain itu, laba bersih KYB mengalami dampak negatif dari kenaikan keseluruhan biaya dibandingka...
Beban penjualan. Beban penjualan Perseroan mencapai Rp1.358.700.326.687 pada tahun 2019 atau naik 6,94% dari sebesar Rp1.270.544.280.347 pada tahun 2018, terutama disebabkan oleh kenaikan biaya gaji, upah dan kesejahteraan karyawan, serta beban pengepakan dan pengiriman. Biaya gaji, upah dan kesejahteraan karyawan tercatat sebesar Rp396.310.537.834 pada tahun 2019, atau naik 9,64% dari sebesar Rp361.463.456.074 pada tahun 2018 seiring dengan adanya kenaikan gaji dan jumlah karyawan. Beban pengepakan dan pengiriman naik 71,78% menjadi sebesar Rp98.374.309.113. Beban umum dan administrasi Perseroan mengalami kenaikan sebesar 12,81% pada tahun 2019 menjadi Rp1.789.929.651.320 dari sebesar Rp1.586.726.799.233 pada tahun 2018. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang sebesar 21,19% menjadi sebesar Rp541.655.948.238. Selain itu terdapat kenaikan sebesar 11,88% pada biaya gaji, upah dan kesejahteraan karyawan menjadi sebesar Rp757.300.442.359, seiring dengan kenaikan gaji dan jumlah karyawan.
Beban penjualan. Beban penjualan sebagian besar terdiri dari biaya terkait kegiatan ekspor atas penjualan minyak Perseroan. (dalam USD dan persentase)
Beban penjualan. Pada periode 8 (delapan) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2023 dibandingkan dengan periode yang sama yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2022 Pada tanggal 31 Desember 2022 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2021 Pada tanggal 31 Desember 2021 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020
Beban penjualan. (Dalam Jutaan Rupiah)
Beban penjualan. Beban penjualan Perseroan mengalami kenaikan sebesar 80,25% dari Rp310.555 juta pada periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2021 menjadi Rp559.774 juta pada periode tiga bulan yang berakhir periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2021 dan Rp1.075.604 juta pada periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2022. Perseroan secara berturut-turut mencatat pendapatan sebesar Rp152.461 juta pada periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2021, untuk mengakui penyesuaian entitas yang bergabung dalam perhitungan rugi tersebut di atas. Tidak ada penyesuaian yang dilakukan pada periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2022. Sehubungan dengan penerapan PSAK 38, transaksi akuisisi atas saham-saham PT Global Tiket Network dan PT Global Distribusi Pusaka tercermin seakan-akan kedua perusahaan tersebut telah ada pada awal periode, mengingat keduanya berada di bawah pengendalian yang sama. Akibat hal-hal tersebut di atas, Perseroan membukukan rugi pada periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp1.075.604 juta, dibandingkan dengan rugi pada periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2021 sebesar Rp596.446 juta.
Beban penjualan. Beban penjualan Perseroan mengalami kenaikan sebesar 1,86% dari Rp1.846.630 juta pada tahun 2020 menjadi Rp1.880.958 juta pada tahun 2021, seiring dengan meningkatnya pendapatan Perseroan sebesar 97,61% year-on-year dari tahun 2020 ke tahun 2021. Sebagai hasil dari pertumbuhan basis pelanggan dan fokus Perseroan pada optimasi beban pemasaran dan iklan, Perseroan mengurangi beban penjualan sebagai persentase terhadap pendapatan dari 38,34% di tahun 2020 menjadi 19,76% di tahun 2021. Beban umum dan administrasi Perseroan mengalami kenaikan sebesar 40,29% dari Rp1.806.532 juta pada tahun 2020 menjadi Rp2.534.363 juta pada tahun 2021, yang terutama disebabkan oleh kenaikan gaji, tunjangan, dan imbalan kerja serta kenaikan jumlah karyawan terkait peningkatan skala operasi Perseroan dan penambahan anak perusahaan yang baru diakuisisi Perseroan. Sebagai hasil dari peningkatan skala ekonomi Perseroan, beban umum dan administrasi Perseroan sebagai persentase terhadap pendapatan meningkat secara signifikan dari 37,51% pada tahun 2020 menjadi 26,63% pada tahun 2021.
Beban penjualan. Beban penjualan Perseroan mengalami penurunan sebesar 37,69% dari Rp2.963.519 juta pada tahun 2019 menjadi Rp1.846.630 juta pada tahun 2020, dan biaya penjualan Perseroan sebagai persentase dari pendapatan menurun dari 44,77% pada 2019 menjadi 38,34% pada tahun 2020, seiring dengan upaya Perseroan untuk memanfaatkan pemasaran dan iklan melalui platform online Perseroan untuk mengendalikan beban penjualan dan pemasaran, dan juga disebabkan oleh penurunan iklan dan pemasaran untuk penawaran perjalanan dan gaya hidup seiring dengan penurunan permintaan selama pandemi Covid-19.
Beban penjualan. (dalam Jutaan Rupiah)
Beban penjualan. Berikut ini adalah tabel yang menyajikan informasi mengenai pendapatan lain-lain yang diperoleh Perseroan: Pemasaran 1.623 33,58% 1.891 48,83% 2.043 44,67% 974 42,74% 760 75,65% Ekspor 1.133 23,45% 229 5,91% 349 7,62% - 0,00% - 0,00% Representasi 1.056 21,86% 830 21,42% 830 18,14% 813 35,67% - 0,00% Pengiriman 768 15,88% 654 16,90% 1.002 21,92% 194 8,48% - 0,00% Bensin, Parkir, dan Tol 253 5,23% 269 6,93% 350 7,65% 299 13,11% 245 24,35%