Common use of Permasalahan Mitra Clause in Contracts

Permasalahan Mitra. Setelah dilakukan survey ke PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang terkait dengan terjadinya fraud yaitu penyalahgunaan aset yang terjadi di perusahaan yang mungkin sudah terjadi sejak lama dan belum terdeteksi oleh perusahaan. Menurut ACFE (2020) aktivitas internal audit dapat menekan 35% terjadinya fraud karena dapat mendeteksi dan mencegah kecurangan yang terjadi. Menurut Al-Matari et al. (2014) dengan adanya internal audit diharapkan dapat membantu manajemen dalam berbagai hal, seperti menelaah prosedur operasi dari berbagai unit dan melaporkan hal-hal yang menyangkut tingkat kepatuhan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan, efisiensi atau efektifitas sistem pengendalian internal. Perusahaan berencana untuk meningkatkan peranan internal audit perusahaan dan juga mengimplementasikan sistem pengendalian internal yang berbasis COSO untuk mendeteksi masalah-masalah yang terkait dengan penyalahgunaan aset yang terjadi selama ini. Masalah-masalah yang dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut: a. Pemilik kurang fokus terhadap implementasi sistem pengendalian internal yang ada. Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan pemilik dan karyawan, dapat diidentifikasikan bahwa pemilik terlalu fokus pada bagaimana cara untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang ada. Selain itu pemilik juga terlalu fokus pada bidang penjualan dan pemasaran sehingga mengabaikan aspek pengendalian internal. Salah satu penyebab hal ini adalah karena latar belakang pemilik adalah bisnis dan tidak terlalu memahami administrasi dan juga menganggap bahwa itu bukan bidangnya dan sudah diserahkan ke bagian administrasi untuk menanganinya. Hal ini juga berakibat membuat pandangan karyawan bahwa administrasi bukan merupakan fokus dari pimpinan dan yang paling penting adalah bagaimana menghasilkan penjualan yang sebesar mungkin. Sesuai dengan konsep COSO (2013) dimana salah satu elemen penting COSO adalah lingkungan pengendalian dan monitoring. Lingkungan pengendalian yang baik akan mengakibatkan elemen lain dalam COSO menjadi lebih baik sehingga proses monitoring proses operasi dapat dipantau dengan baik dan tepat. b. Fungsi internal audit yang telah ada belum maksimal. Perusahaan telah memiliki bagian internal audit walaupun hanya terdiri dari satu orang. Selama ini pekerjaan dari personil internal audit ini lebih fokus ke arah review laporan keuangan dan pajak sehingga peranan internal audit untuk dapat mendeteksi penyalahgunaan aset menjadi tidak berjalan. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, personil ini juga banyak menghabiskan waktu untuk hal hal yang bersifat klerikal. Penyebab hal ini adalah karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh internal audit. Selain itu juga internal audit memiliki kesibukan yang sangat banyak dalam urusan klerikal yang ada sehingga tidak dapat menjalankan peran yang seharusnya sebagai internal audit. c. Sistem pengamanan terhadap aset perusahaan sangat tidak memadai. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ternyata sistem pengamanan terhadap aset milik perusahaan tidak memadai dan kesadaran personil perusahaan terhadap hal ini masih sangat kurang. Tim dosen melihat prosedur pemasukan dan pengeluaran barang di gudang tidak ada yang mengawasi dan juga sistem administrasi sangat tidak teratur. Sesuai dengan konsep COSO (2013) dimana salah satu elemen penting COSO adalah control activities. Tanpa adanya control activities maka kegiatan perusahaan menjadi tidak dapat terkendali dan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan tidak dapat terdeteksi. d. Karyawan bagian administrasi dan internal audit yang kurang kompeten. Jika dilihat dari sejarah berdirinya perusahaan dimana awalnya perusahaan hanya workshop kecil yang menerima order hanya dari kerabat dekat, hal ini mengakibatkan proses rekruitmen karyawan administrasi tidak melalui proses rekruitmen yang seharusnya. Sebagian besar karyawan diterima bekerja hanya karena unsur relasi dan kenalan tanpa memperhatikan faktor kompetensi yang bersangkutan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan bahwa hampir sebagian besar karyawan administrasi (termasuk internal audit) tidak mempunyai pengetahuan yang cukup terkait dengan pekerjaan mereka. Internal audit perusahaan berpendidikan D3 Akuntansi dan memiliki pengalaman yang minim mengenai kegiatan pabrikasi. Para karyawan administrasi yang lain juga melakukan pekerjaan secara rutin terus menerus sepanjang tahun tanpa adanya peningkatan pengetahuan. Dalam konsep internal control (COSO, 2013) dijelaskan bahwa salah satu syarat atau elemen tercapainya tujuan internal control yang baik adalah karyawan yang kompeten. Dengan adanya karyawan yang kompeten akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Seperti diketahui, karyawan adalah aset perusahaan yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Sebaik apapun sarana dan prasarana perusahaan, jika tidak ada karyawan yang kompeten maka kemungkinan besar perusahaan akan gagal dalam mencapai tujuannya. Jadi unsur karyawan ini merupakan unsur yang fatal bagi perusahaan. e. Belum terdapat software akuntansi yang memadai. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan bahwa proses penyusunan semua laporan masih dilakukan hanya menggunakan program Excel yang sangat kurang memadai dikarenakan seringkali terjadi transaksi yang harus di-input berkali-kali yang akan meningkatkan risiko terjadi kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Hal ini mengakibatkan laporan yang dihasilkan tidak informatif dan tidak dapat dipakai untuk pengambilan keputusan. Jaman sekarang dimana semakin banyaknya transaksi dan variasi dari transaksi yang semakin bervariasi mengakibatkan diperlukannya suatu software untuk mencatat transaksi perusahaan yang terjadi. Tidak adanya alat bantu program akuntansi ini mengakibatkan pekerjaan menjadi sangat lambat dan kemungkinan timbulnya human error semakin besar dan banyak. Dengan adanya software yang memadai membuat perusahaan dapat menghasilkan laporan yang akurat dan dapat mengambil keputusan yang tepat. f. Belum adanya pemisahan fungsi yang memadai. Fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan banyak yang masih tidak dipisahkan. Beberapa fungsi yang secara teori harus dipisahkan ternyata tidak dipisahkan. Beberapa fungsi yang dirangkap antara lain: perangkapan fungsi antara fungsi akuntansi dan fungsi keuangan, adanya perangkapan fungsi antara fungsi penjualan dan otorisasi transaksi penjualan, adanya perangkapan fungsi antara fungsi gudang dan fungsi pencatatan gudang, adanya perangkapan fungsi antara fungsi keuangan dan fungsi pembelian. Perangkapan fungsi ini akan mengakibatkan tujuan dasar internal control (Xxxxxxxx et al., 2015) yaitu keamanan aset perusahaan, keandalan informasi akuntansi, mendorong efisensi dan ditaatinya kebijakan dan peraturan yang ada, tidak dapat tercapai. Secara teori fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan dapat dibagi menjadi lima fungsi dasar yaitu fungsi otorisasi, fungsi pengawasan, fungsi pencatatan, fungsi pelaksanaan, dan fungsi penyimpanan. Kelima fungsi tersebut sedapat mungkin tidak digabung atau dirangkap. Perangkapan fungsi yang ada dapat melemahkan accounting control perusahaan yaitu laporan keuangan perusahaan tidak dapat dipercaya kebenarannya dan juga aset perusahaan dapat hilang. Selain accounting control, hal ini juga akan menyebabkan lemahnya administrative control yaitu timbul ketidakefisienan dan kebijakan yang telah ada tidak ditaati. Pada perusahaan ini banyak sekali terdapat perangkapan fungsi yang tidak disadari oleh perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena masih banyaknya karyawan yang masih memiliki hubungan saudara dengan pemilik sehingga perusahaan menganggap hal ini bukan merupakan masalah yang serius. Prinsip internal control tidak memandang siapa orang yang menduduki jabatan tersebut tetapi lebih ditekankan pada fungsi yang tidak boleh digabungkan tanpa melihat siapa personilnya. g. Belum adanya kesadaran dari anggota organisasi akan pentingnya pengendalian internal dan fungsi penting internal audit. Tidak adanya tone at the top mengakibatkan tidak adanya kesadaran dari para anggota perusahaan akan pentingnya pengendalian internal. Para karyawan menganggap pengendalian internal merupakan suatu hal asing yang akan menyusahkan dan akan membuat birokrasi bertambah. Hal ini juga didukung oleh sikap manajemen yang acuh tak acuh terhadap pengendalian internal perusahaan. Hal ini mengakibatkan lemahnya pengendalian internal yang ada di perusahaan dan kembali dampak fatalnya adalah tujuan pengendalian internal tidak akan tercapai. Sesuai dengan konsep COSO (2013), salah satu unsur dasar dalam COSO adalah tone at the top (lingkungan pengendalian). Dengan adanya tone at the top, mengakibatkan semua anggota organisasi akan taat dan tunduk terhadap pengendalian internal yang ada karena pemimpin memberikan contoh dalam semua tindakan dan perbuatannya untuk mentaati pengendalian internal yang ada.

Appears in 2 contracts

Samples: Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat, Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat

Permasalahan Mitra. Setelah dilakukan survey ke PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang terkait dengan terjadinya fraud yaitu penyalahgunaan aset yang terjadi di perusahaan yang mungkin sudah terjadi sejak lama dan belum terdeteksi oleh perusahaan. Menurut ACFE (2020) aktivitas internal audit dapat menekan 35% terjadinya fraud karena dapat mendeteksi dan mencegah kecurangan yang terjadi. Menurut Al-Matari et al. (2014) dengan adanya internal audit diharapkan dapat membantu manajemen dalam berbagai hal, seperti menelaah prosedur operasi dari berbagai unit dan melaporkan hal-hal yang menyangkut tingkat kepatuhan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan, efisiensi atau efektifitas sistem pengendalian internal. Perusahaan berencana untuk meningkatkan peranan internal audit perusahaan dan juga mengimplementasikan sistem pengendalian internal yang berbasis COSO untuk mendeteksi masalah-masalah yang terkait dengan penyalahgunaan aset yang terjadi selama ini. Masalah-masalah yang dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut: a. Pemilik kurang fokus terhadap implementasi sistem pengendalian internal yang ada. Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan pemilik dan karyawan, dapat diidentifikasikan bahwa pemilik terlalu fokus pada bagaimana cara untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang ada. Selain itu pemilik juga terlalu fokus pada bidang penjualan dan pemasaran sehingga mengabaikan aspek pengendalian internal. Salah satu penyebab hal ini adalah karena latar belakang pemilik adalah bisnis dan tidak terlalu memahami administrasi dan juga menganggap bahwa itu bukan bidangnya dan sudah diserahkan ke bagian administrasi untuk menanganinya. Hal ini juga berakibat membuat pandangan karyawan bahwa administrasi bukan merupakan fokus dari pimpinan dan yang paling penting adalah bagaimana menghasilkan penjualan yang sebesar mungkin. Sesuai dengan konsep COSO (2013) dimana salah satu elemen penting COSO adalah lingkungan pengendalian dan monitoring. Lingkungan pengendalian yang baik akan mengakibatkan elemen lain dalam COSO menjadi lebih baik sehingga proses monitoring proses operasi dapat dipantau dengan baik dan tepat. b. Fungsi internal audit yang telah ada belum maksimal. Perusahaan telah memiliki bagian internal audit walaupun hanya terdiri dari satu orang. Selama ini pekerjaan dari personil internal audit ini lebih fokus ke arah review laporan keuangan dan pajak sehingga peranan internal audit untuk dapat mendeteksi penyalahgunaan aset menjadi tidak berjalan. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, personil ini juga banyak menghabiskan waktu untuk hal hal yang bersifat klerikal. Penyebab hal ini adalah karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh internal audit. Selain itu juga internal audit memiliki kesibukan yang sangat banyak dalam urusan klerikal yang ada sehingga tidak dapat menjalankan peran yang seharusnya sebagai internal audit. c. Sistem pengamanan terhadap aset perusahaan sangat tidak memadai. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ternyata sistem pengamanan terhadap aset milik perusahaan tidak memadai dan kesadaran personil perusahaan terhadap hal ini masih sangat kurang. Tim dosen melihat prosedur pemasukan dan pengeluaran barang di gudang tidak ada yang mengawasi dan juga sistem administrasi sangat tidak teratur. Sesuai dengan konsep COSO (2013) dimana salah satu elemen penting COSO adalah control activities. Tanpa adanya control activities maka kegiatan perusahaan menjadi tidak dapat terkendali dan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan tidak dapat terdeteksi. d. Karyawan bagian administrasi dan internal audit yang kurang kompeten. Jika dilihat dari sejarah berdirinya perusahaan dimana awalnya perusahaan hanya workshop kecil yang menerima order hanya dari kerabat dekat, hal ini mengakibatkan proses rekruitmen karyawan administrasi tidak melalui proses rekruitmen yang seharusnya. Sebagian besar karyawan diterima bekerja hanya karena unsur relasi dan kenalan tanpa memperhatikan faktor kompetensi yang bersangkutan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan bahwa hampir sebagian besar karyawan administrasi (termasuk internal audit) tidak mempunyai pengetahuan yang cukup terkait dengan pekerjaan mereka. Internal audit perusahaan berpendidikan D3 Akuntansi dan memiliki pengalaman yang minim mengenai kegiatan pabrikasi. Para karyawan administrasi yang lain juga melakukan pekerjaan secara rutin terus menerus sepanjang tahun tanpa adanya peningkatan pengetahuan. Dalam konsep internal control (COSO, 2013) dijelaskan bahwa salah satu syarat atau elemen tercapainya tujuan internal control yang baik adalah karyawan yang kompeten. Dengan adanya karyawan yang kompeten akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Seperti diketahui, karyawan adalah aset perusahaan yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Sebaik apapun sarana dan prasarana perusahaan, jika tidak ada karyawan yang kompeten maka kemungkinan besar perusahaan akan gagal dalam mencapai tujuannya. Jadi unsur karyawan ini merupakan unsur yang fatal bagi perusahaan. e. Belum terdapat software akuntansi yang memadai. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan bahwa proses penyusunan semua laporan masih dilakukan hanya menggunakan program Excel yang sangat kurang memadai dikarenakan seringkali terjadi transaksi yang harus di-input berkali-kali yang akan meningkatkan risiko terjadi kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Hal ini mengakibatkan laporan yang dihasilkan tidak informatif dan tidak dapat dipakai untuk pengambilan keputusan. Jaman sekarang dimana semakin banyaknya transaksi dan variasi dari transaksi yang semakin bervariasi mengakibatkan diperlukannya suatu software untuk mencatat transaksi perusahaan yang terjadi. Tidak adanya alat bantu program akuntansi ini mengakibatkan pekerjaan menjadi sangat lambat dan kemungkinan timbulnya human error semakin besar dan banyak. Dengan adanya software yang memadai membuat perusahaan dapat menghasilkan laporan yang akurat dan dapat mengambil keputusan yang tepat. f. Belum adanya pemisahan fungsi yang memadai. Fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan banyak yang masih tidak dipisahkan. Beberapa fungsi yang secara teori harus dipisahkan ternyata tidak dipisahkan. Beberapa fungsi yang dirangkap antara lain: perangkapan fungsi antara fungsi akuntansi dan fungsi keuangan, adanya perangkapan fungsi antara fungsi penjualan dan otorisasi transaksi penjualan, adanya perangkapan fungsi antara fungsi gudang dan fungsi pencatatan gudang, adanya perangkapan fungsi antara fungsi keuangan dan fungsi pembelian. Perangkapan fungsi ini akan mengakibatkan tujuan dasar internal control (Xxxxxxxx et al., 2015) yaitu keamanan aset perusahaan, keandalan informasi akuntansi, mendorong efisensi dan ditaatinya kebijakan dan peraturan yang ada, ada tidak dapat tercapai. Secara teori fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan dapat dibagi menjadi lima fungsi dasar yaitu fungsi otorisasi, fungsi pengawasan, fungsi pencatatan, fungsi pelaksanaan, dan fungsi penyimpanan. Kelima fungsi tersebut sedapat mungkin tidak digabung atau dirangkap. Perangkapan fungsi yang ada dapat melemahkan accounting control perusahaan yaitu laporan keuangan perusahaan tidak dapat dipercaya kebenarannya dan juga aset perusahaan dapat hilang. Selain accounting control, hal ini juga akan menyebabkan lemahnya administrative control yaitu timbul ketidakefisienan dan kebijakan yang telah ada tidak ditaati. Pada perusahaan ini banyak sekali terdapat perangkapan fungsi yang tidak disadari oleh perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena masih banyaknya karyawan yang masih memiliki hubungan saudara dengan pemilik sehingga perusahaan menganggap hal ini bukan merupakan masalah yang serius. Prinsip internal control tidak memandang siapa orang yang menduduki jabatan tersebut tetapi lebih ditekankan pada fungsi yang tidak boleh digabungkan tanpa melihat siapa personilnya. g. Belum adanya kesadaran dari anggota organisasi akan pentingnya pengendalian internal dan fungsi penting internal audit. Tidak adanya tone at the top mengakibatkan tidak adanya kesadaran dari para anggota perusahaan akan pentingnya pengendalian internal. Para karyawan menganggap pengendalian internal merupakan suatu hal asing yang akan menyusahkan dan akan membuat birokrasi bertambah. Hal ini juga didukung oleh sikap manajemen yang acuh tak acuh terhadap pengendalian internal perusahaan. Hal ini mengakibatkan lemahnya pengendalian internal yang ada di perusahaan dan kembali dampak fatalnya adalah tujuan pengendalian internal tidak akan tercapai. Sesuai dengan konsep COSO (2013), salah satu unsur dasar dalam COSO adalah tone at the top (lingkungan pengendalian). Dengan adanya tone at the top, mengakibatkan semua anggota organisasi akan taat dan tunduk terhadap pengendalian internal yang ada karena pemimpin memberikan contoh dalam semua tindakan dan perbuatannya untuk mentaati pengendalian internal yang ada.

Appears in 2 contracts

Samples: Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat, Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat

Permasalahan Mitra. Setelah dilakukan survey ke PT Xxxxxxxxx Xxxxxx Berkarya, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang terkait dengan terjadinya fraud yaitu penyalahgunaan aset yang terjadi di perusahaan yang mungkin sudah terjadi sejak lama pelaporan keuangan dan belum terdeteksi oleh internal control perusahaan. Menurut ACFE (2020) aktivitas internal audit dapat menekan 35% terjadinya fraud karena dapat mendeteksi dan mencegah kecurangan yang terjadi. Menurut Al-Matari et al. (2014) dengan adanya internal audit diharapkan dapat membantu manajemen dalam berbagai hal, seperti menelaah prosedur operasi dari berbagai unit dan melaporkan hal-hal yang menyangkut tingkat kepatuhan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan, efisiensi atau efektifitas sistem pengendalian internal. Perusahaan berencana untuk meningkatkan peranan internal audit perusahaan dan juga mengimplementasikan sistem pengendalian internal yang berbasis COSO untuk mendeteksi Dalam mengidentifikasikan masalah-masalah ini akan dikaitkan dengan konsep internal control dan konsep COSO (Committe On Sponsoring Organization, 2013) yang terkait dengan penyalahgunaan aset yang terjadi selama iniada. Masalah-masalah yang dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut: a. Pemilik kurang fokus terhadap implementasi sistem pengendalian internal yang adake bidang administrasi. Berdasarkan Dari hasil survey dan wawancara dengan pemilik dan karyawan, karyawan dapat diidentifikasikan kami identifikasikan bahwa fokus pemilik terlalu fokus dalam menjalankan perusahaan ini sangat terfokus pada bagaimana cara untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang ada. Selain itu pemilik juga terlalu fokus pada bidang penjualan Pemilik kurang memperhatikan aspek administrasi dan pemasaran sehingga mengabaikan aspek pengendalian internal. Salah satu penyebab hal ini adalah laporan karena pertama latar belakang pemilik adalah bisnis dan tidak terlalu memahami bukan administrasi dan juga menganggap bahwa itu bukan bidangnya dan sudah diserahkan ke bagian administrasi untuk menanganinya. Hal ini juga berakibat membuat pandangan karyawan bahwa administrasi bukan merupakan fokus dari pimpinan tidak penting dan yang paling penting adalah bagaimana menghasilkan penjualan yang sebesar mungkin. Sesuai dengan konsep COSO (2013) dimana salah satu elemen penting COSO adalah lingkungan pengendalian dan monitoring. Lingkungan pengendalian yang baik akan mengakibatkan elemen lain dalam COSO menjadi lebih baik sehingga proses monitoring proses operasi dapat dipantau dengan baik dan tepat. b. Fungsi internal audit yang telah ada belum maksimal. Perusahaan telah memiliki bagian internal audit walaupun hanya terdiri dari satu orang. Selama ini pekerjaan dari personil internal audit ini lebih fokus ke arah review laporan keuangan dan pajak sehingga peranan internal audit untuk dapat mendeteksi penyalahgunaan aset menjadi tidak berjalan. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, personil ini juga banyak menghabiskan waktu untuk hal hal yang bersifat klerikal. Penyebab hal ini adalah karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh internal audit. Selain itu juga internal audit memiliki kesibukan yang sangat banyak dalam urusan klerikal yang ada sehingga tidak dapat menjalankan peran yang seharusnya sebagai internal audit. c. Sistem pengamanan terhadap aset perusahaan sangat tidak memadai. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ternyata sistem pengamanan terhadap aset milik perusahaan tidak memadai dan kesadaran personil perusahaan terhadap hal ini masih sangat kurang. Tim dosen melihat prosedur pemasukan dan pengeluaran barang di gudang tidak ada yang mengawasi dan juga sistem administrasi sangat tidak teratur. Sesuai dengan konsep COSO (2013) dimana salah satu elemen penting COSO adalah control activities. Tanpa adanya control activities maka kegiatan perusahaan menjadi tidak dapat terkendali dan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan tidak dapat terdeteksi. d. Karyawan bagian administrasi dan internal audit yang kurang kompeten. Jika dilihat dari sejarah berdirinya perusahaan dimana awalnya perusahaan hanya workshop kecil yang menerima order hanya dari kerabat dekat, hal ini mengakibatkan proses rekruitmen karyawan administrasi tidak melalui proses rekruitmen yang seharusnya. Sebagian besar karyawan diterima bekerja hanya karena unsur relasi dan kenalan tanpa memperhatikan faktor kompetensi yang bersangkutan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dan observasi ditemukan bahwa hampir sebagian besar karyawan administrasi (termasuk internal auditakuntansi, finance, budget, dan administrasi) tidak mempunyai pengetahuan yang cukup terkait dengan pekerjaan mereka. Internal audit perusahaan berpendidikan D3 Akuntansi dan memiliki pengalaman yang minim mengenai kegiatan pabrikasi. Para karyawan administrasi yang lain juga ini melakukan pekerjaan secara rutin terus menerus sepanjang tahun tanpa adanya peningkatan pengetahuan. Dalam konsep internal control (COSO, 2013) dijelaskan bahwa salah satu syarat atau elemen tercapainya tujuan internal control yang baik adalah adalah karyawan yang cakap dan kompeten. Dengan adanya karyawan yang kompeten akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Seperti diketahui, karyawan adalah aset perusahaan yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Sebaik apapun sarana dan prasarana perusahaan, jika tidak ada karyawan yang kompeten maka kemungkinan besar perusahaan akan gagal dalam mencapai tujuannya. Jadi unsur karyawan ini merupakan unsur yang fatal bagi perusahaan. e. c. Belum terdapat digunakannya software akuntansi yang memadai. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, observasi ditemukan bahwa proses penyusunan semua laporan masih dilakukan keuangan hanya menggunakan program Excel yang sangat kurang memadai dikarenakan seringkali terjadi untuk menangani seluruh transaksi yang harus di-input berkali-kali yang akan meningkatkan risiko terjadi kesalahan baik disengaja maupun tidak disengajakeuangan perusahaan. Hal ini mengakibatkan laporan keuangan selalu terbit terlambat dan efeknya pengambilan keputusan menjadi tidak tepat dan akurat. Selain keterlambatan laporan keuangan, hasil ketepatan angka yang dihasilkan tidak informatif dan tidak dapat dipakai untuk pengambilan keputusanada di dalam laporan keuanganpun menjadi dipertanyakan. Angka di laporan keuangan menjadi diragukan kebenarannya. Jaman sekarang dimana semakin banyaknya transaksi dan variasi dari transaksi yang semakin bervariasi mengakibatkan diperlukannya suatu software untuk mencatat transaksi perusahaan yang terjadi. Tidak adanya alat bantu program akuntansi ini mengakibatkan pekerjaan menjadi sangat lambat dan kemungkinan timbulnya human error semakin besar dan banyak. Dengan adanya software suatu sistem informasi akuntansi yang memadai membuat memadai, yang cocok untuk perusahaan dapat menghasilkan mengakibatkan proses penyusunan laporan yang akurat keuangan menjadi lebih cepat dan dapat mengambil keputusan yang tepatrisiko human error menjadi kecil. f. d. Belum adanya pemisahan fungsi yang memadai. Fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan banyak yang masih tidak dipisahkan. Beberapa fungsi yang secara teori harus dipisahkan ternyata tidak dipisahkan. Beberapa fungsi yang dirangkap antara lain: perangkapan fungsi antara fungsi akuntansi dan fungsi keuangan, adanya perangkapan fungsi antara fungsi penjualan dan otorisasi transaksi penjualan, adanya perangkapan fungsi antara fungsi gudang dan fungsi pencatatan gudang, adanya perangkapan fungsi antara fungsi keuangan dan fungsi dengan pembelian. Perangkapan fungsi ini akan mengakibatkan tujuan dasar internal control (Xxxxxxxx Xxxxxxxx, et al., 2015) yaitu yaitu: keamanan aset perusahaan, keandalan informasi akuntansi, mendorong efisensi dan ditaatinya kebijakan dan peraturan yang ada, ada tidak dapat tercapai. Secara teori fungsi-fungsi- fungsi yang ada di dalam perusahaan dapat dibagi menjadi lima fungsi dasar yaitu fungsi otorisasi, fungsi pengawasan, fungsi pencatatan, fungsi pelaksanaan, dan fungsi penyimpanan. Kelima fungsi tersebut sedapat mungkin tidak digabung atau dirangkap. Perangkapan fungsi yang ada dapat melemahkan accounting control perusahaan yaitu laporan yaitu: Laporan keuangan perusahaan tidak dapat dipercaya kebenarannya dan juga aset perusahaan dapat hilang. Selain accounting control, hal ini juga akan menyebabkan lemahnya administrative control yaitu timbul ketidakefisienan dan kebijakan yang telah ada tidak ditaati. Pada perusahaan ini banyak sekali terdapat perangkapan fungsi yang tidak disadari oleh perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena masih banyaknya karyawan yang masih memiliki hubungan saudara dengan pemilik sehingga perusahaan menganggap hal ini bukan merupakan masalah yang serius. Prinsip internal control tidak memandang siapa orang yang menduduki jabatan tersebut tetapi lebih ditekankan pada fungsi yang tidak boleh digabungkan tanpa melihat siapa personilnya. g. e. Belum adanya kesadaran dari anggota organisasi akan pentingnya pengendalian internal dan fungsi penting internal auditpengendalian. Tidak adanya tone at the top mengakibatkan tidak adanya kesadaran dari para anggota perusahaan akan pentingnya pengendalian internal(internal control). Para karyawan menganggap pengendalian internal control merupakan suatu hal asing yang akan menyusahkan dan mereka, yang akan membuat birokrasi bertambah. Hal ini juga didukung oleh sikap manajemen yang acuh tak acuh terhadap pengendalian internal control perusahaan. Hal ini mengakibatkan lemahnya pengendalian internal control yang ada di perusahaan dan kembali dampak efek fatalnya adalah tujuan pengendalian internal control di atas tidak akan tercapai. Sesuai dengan konsep COSO (2013), salah satu unsur dasar dalam COSO adalah tone at the top (lingkungan pengendalian). Dengan adanya tone at the top, top ini mengakibatkan semua anggota organisasi akan taat dan tunduk terhadap pengendalian internal control yang ada karena pemimpin memberikan contoh dalam semua tindakan dan perbuatannya untuk mentaati pengendalian internal control yang ada. f. Belum adanya fungsi internal audit pada perusahaan. Fungsi internal audit di dalam perusahaan tidak ada dan juga perusahaan belum pernah melakukan external audit selama ini. Hal ini mengakibatkan laporan keuangan yang dihasilkan selama ini tidak dijamin kewajaran dan keakuratannya. Yang dimaksud disini bukan berarti semua perusahaan harus ada bagian internal audit tetapi yang dimaksud disini adalah fungsi internal audit yang harus ada.

Appears in 1 contract

Samples: Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat