PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PENGOLAHAN KERIPIK PISANG BUYNANA CHIPS UNTUK MENINGKATKAN RESPONSIVITAS PASAR
PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PENGOLAHAN KERIPIK PISANG BUYNANA CHIPS UNTUK MENINGKATKAN RESPONSIVITAS PASAR
LAPORAN TUGAS AKHIR
XXXXXX XXXXX XXXXXX 020519063
PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PENGOLAHAN KERIPIK PISANG BUYNANA CHIPS UNTUK MENINGKATKAN RESPONSIVITAS PASAR
XXXXXX XXXXX XXXXXX 020519063
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P)
Pada Program Studi Agribisnis Hortikultura
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga”
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelancaran, kekuatan, serta kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir dengan baik.
Penulis mempersembahkan karya tulis ini untuk diri sendiri dan kedua orang tua yaitu Bapak Suparwedi dan Ibu Xxxxx. Ucapan terima kasih kepada diri sendiri yang telah berjuang sampai di titik ini. Terima kasih kepada Xxxx atas kerja keras, doa serta dukungan yang diberikan. Terima kasih kepada Ibu yang telah melahirkan, mendidik, memberikan kasih sayang, mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk keberhasilan penulis. Karya ini penulis persembahkan untuk kalian sebagai wujud terima kasih atas pengorbanan dalam memberikan pendidikan yang terbaik dan setinggi-tingginya. Terima kasih juga kepada adik tercinta yaitu Xxxxx Xxxxxx dan Xxxxxx Xxxxxx Xxxxx yang telah memberikan kebahagiaan.
Terima kasih kepada seluruh pihak perusahaan PT Sanirasa Pangan Indonesia, rekan-rekan kelompok tugas akhir, dan para senior yang telah memberikan informasi, motivasi dan dukungan selama pelaksanaan tugas akhir. Terima kasih juga kepada teman-teman penulis yaitu Xxxxxxx, Xxxx Xxxxxxx, Xxxxxxxx, Xxxx sudah membuat masa pendidikan ini lebih indah dan menemani saya saat senang maupun sulit.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Xx. Xxx Xxxxx Xxxxxxxx, S.Pi., X.Xx dan Bapak Xx. Xxxxxxxxxx, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah ikhlas membimbing, memberikan arahan dan masukan selama pelaksanaan tugas akhir ini. Penulis juga berterima kasih kepada Dr. Xx. Xxxxxxxxxx, M.P selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor, Xxxxxx Xxxxxxxxxx, SP., MP selaku Ketua Jurusan Pertanian, Xx. Xxxxx Xxxxxxxxxx, SST., X.Xx selaku Ketua Program Studi Agribisnis Hortikultura dan seluruh civitas akademika Polbangtan Bogor.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga ilmu dan gelar yang penulis dapatkan mampu memberikan manfaat bagi sesama. Aamiin.
vii
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2001 sebagai anak pertama dari xxxxxxxx Xxxxx Xxxxxxxxx dan Ibu Xxxxx. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di tempuh di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 08 Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 2013, dilanjutkan dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 254 Jakarta yang lulus pada tahun pada tahun 2016, kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
63 Jakarta dan selesai pada tahun 2019. Pada tahun 2019, penulis diterima sebagai mahasiswa program sarjana terapan (D-IV) Program Studi Agribisnis Hortikultura Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
Selama mengikuti program akademik di Polbangtan Bogor, penulis aktif mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) basket, dan tergabung dalam organisasi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) sebagai anggota keakhwatan. Penulis juga tergabung dalam kepanitiaan Polbangtan Harmoni Festival (HARFEST) sebagai seksi bakti sosial pada tahun 2019.
Penulis mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Bina Usaha Flora (BUF) yang berlokasi di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur dan melaksanakan kegiatan Tugas Akhir di PT Sanirasa Pangan Indonesia Kelurahan Sayang Kota Cianjur.
ABSTRAK
XXXXXX XXXXX XXXXXX. Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Pengolahan Keripik Pisang Buynana Chips Untuk Meningkatkan Responsivitas Pasar. Dibimbing oleh XXX XXXXX XXXXXXXX dan XXXXXXXXXX.
Rantai pasok pisang melibatkan banyak pihak mulai dari petani, pedagang pengecer hingga konsumen akhir. Permasalahan dalam rantai pasok pisang yang kompleks menghasilkan tantangan yang kompleks pula untuk diatasi. Tantangan dalam rantai pasok pisang meliputi perubahan iklim, hama dan penyakit, masalah transportasi, proses pengemasan dan pengiriman. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi rantai pasok pengolahan keripik pisang, mengukur efisiensi kinerja rantai pasok, mengidentifikasi faktor penghambat dan menentukan strategi guna meningkatkan efektivitas rantai pasok. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni di PT Sanirasa Pangan Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif terhadap mekanisme rantai pasok. Hasil analisis menunjukkan faktor penting dalam keberhasilan manajemen rantai pasok mencakup peran anggota, kolaborasi dan kinerja rantai pasok. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok melalui model SCOR menunjukkan bahwa rata-rata performa Perfect Order Fullfillment (POV) sebesar 77,83%, Order Fullfillment Cycle Time (OFCT) selama 14 hari, Upside Supply Chain Flexibility (USCF) selama 6 hari dan Downside Supply Chain Adaptability (DSCA) selama 2 hari. Faktor penghambat meliputi kekurangan bahan baku, permintaan konsumen yang fluktuatif, prasarana tidak menunjang, serta daya simpan produk yang rendah. Strategi untuk meningkatkan rantai pasok diantaranya perencanaan permintaan bahan baku, penerapan safety stock, menambah pemasok, memperluas rumah produksi, serta mengatur jadwal pengiriman.
Kata kunci: pasar, rantai pasok, keripik pisang
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanaahu Wata’ala karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul “Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Pengolahan Keripik Pisang Buynana Chips Untuk Meningkatkan Responsivitas Pasar” dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Laporan tugas akhir ini ditujukan sebagai salah satu syarat memperoleh sebutan gelar professional Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P) pada Program Studi Agribisnis Hortikultura. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Xx. Xxx Xxxxx Xxxxxxxx, S.Pi, X.Xx selaku Pembimbing I dan Xx. Xxxxxxxxxx, MM selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan banyak memberikan saran.
2. Dr. Xx. Xxxxxxxx, X.Xx selaku Penguji III pada pengujian akhir.
3. Dr. Xx. Xxxxxxxxxx, M.P selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
4. Xxxxxx Xxxxxxxxxx, SP., MP selaku Ketua Jurusan Pertanian dan Xx. Xxxxx Xxxxxxxxxx, X.XX., X.Xx selaku Ketua Program Studi Agribisnis Hortikultura yang selalu memberikan arahan.
5. Pihak perusahaan yaitu PT Sanirasa Pangan Indonesia yang telah bersedia memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral maupun material serta teman-teman Xxxxxxxxxx Hortikultura yang telah memberikan dukungan serta inspirasi bagi penulis. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Xxxxx, Xxxxxxx 2023
Penulis
DAFTAR ISI
XXXXXX PERSETUJUAN PENGUJI iii
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR iv
SURAT PERNYATAAN Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ixx
Prinsip Manajemen Rantai Pasok 6
Food Supply Chain Networks (FSCN) 7
Supply Chain Operation Reference (SCOR) 9
Analisis Substansi Manajerial 17
Perumusan Strategi melalui Wawancara 21
Struktur Organisasi PT Sanirasa Pangan Indonesia 25
Lokasi dan Letak Perusahaan 28
Aspek Sumber daya Perusahaan 28
Model Rantai Pasokan Agribisnis Pengolahan Keripik Pisang 29
Klasifikasi Pemetaan Supply Chain Operation Reference (SCOR) 40
Model dan Peran Rantai Pasok 41
Pengukuran Atribut Kinerja Rantai Pasok Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) 44
Pengukuran Atribut Kinerja Reliabilitas 45
Pengukuran Atribut Kinerja Responsibilitas 47
Pengukuran Atribut Kinerja Fleksibilitas 49
Normalisasi Data Snorm De Boer 52
Faktor Penghambat dan Pendorong Kinerja Rantai Pasok 53
Perumusan Strategi Untuk Meningkatkan Kinerja Rantai pasok 54
DAFTAR TABEL
1 Produksi Pisang di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 1
2 Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi kinerja rantai pasok 9
3 Kajian pustaka penelitian terdahulu 12
4 Teknik pengumpulan data primer 15
5 Teknik pengumpulan data sekunder 16
6 Perhitungan matrik efisiensi kinerja untuk model SCOR 19
7 Kriteria pencapaian kinerja rantai pasok 21
8 Waktu aktual pemenuhan pesanan 33
9 Fungsi anggota rantai pasok 34
10 Tabel fungsi anggota rantai pasok pada siklus rantai pasok 37
11 Klasifikasi aktivitas rantai pasok berdasarkan proses inti SCOR 40
00 Xxxxx Xxxxxxx Xxxxxx Xxxxx 00
14 Parameter atribut kinerja 43
15 Data benchmark metrik kinerja 44
17 Rekapitulasi Order Fullfillment Cycle Time 49
18 Normalisasi Xxxxx Xx Xxxx 52
19 Hasil normalisasi Xxxxx Xx Xxxx 52
DAFTAR GAMBAR
1 Data penjualan keripik pisang Buynana Chips Tahun 2022 3
2 Kemampuan strategis rantai pasok dan permintaan konsumen 6
3 Kerangka Food Supply Chain Network (FSCN) 7
4 Diagram alur kerangka berpikir 11
5 Struktur organisasi 25
7 Kerangka analisis deskriptif rantai pasok 32
10 Rekapitulasi Volume Produksi 45
11 Persentase kinerja pengiriman tahun 2022 46
12 Persentase POV tahun 2022 47
13 Hasil perhitungan Upside Supply Chain Flexibility 50
DAFTAR LAMPIRAN
1 Jadwal kegiatan tugas akhir 58
2 Lembar konsultasi tugas akhir 59
3 Jurnal harian kegiatan Tugas Akhir 61
4 Instrumen pedoman wawancara 67
5 Instrumen pedoman kuesioner 68
6 Panduan penilaian kuesioner 70
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman hortikultura yang terdiri atas tanaman buah, tanaman bunga, tanaman sayuran dan biofarmaka merupakan komoditas yang potensial untuk dikembangkan. Salah satu komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan yaitu pisang. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (2021) dapat diketahui bahwa produksi tanaman pisang menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat pada setiap tahunnya mengalami pertumbuhan produksi. Produksi tanaman pisang dalam klasifikasi buah-buahan di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Produksi Pisang di Provinsi Jawa Barat tahun 2021
No Kabupaten/ Kota
Triwulan I
Produksi (kuintal)
Triwulan Triwulan II III
Triwulan IV
Jumlah
1 | Bogor | 50.065 | 53.962 | 74.930 | 54.318 | 233.274 |
2 | Sukabumi | 53.6937 | 33.7227 | 38.8754 | 444.887 | 1.7078.06 |
3 | Cianjur | 922.167 | 834.424 | 895.344 | 891.732 | 3.543.667 |
4 | Bandung | 35.466 | 151.227 | 49.573 | 38.603 | 274.870 |
5 | Garut | 193.324 | 201.424 | 223.464 | 246.219 | 864.431 |
6 | Tasikmalaya | 708.336 | 289.438 | 337.947 | 211.861 | 1547.582 |
Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)
Data laju pertumbuhan produksi pisang pada Tabel 1 menunjukkan bahwa peningkatan laju pertumbuhan produksi pisang terbesar adalah wilayah Cianjur. Kabupaten Cianjur merupakan penghasil pisang terbesar dengan produksi sebanyak 3.543.667 kuintal atau mencakup 21,49% dari keseluruhan produksi provinsi Jawa Barat (BPS 2021). Laju pertumbuhan pisang yang semakin meningkat memerlukan manajemen rantai pasok yang terintegrasi dengan baik. Manajemen rantai pasok digunakan untuk menganalisis fokus terhadap pelanggan, menciptakan manajemen logistik yang efisien, membangun sistem komunikasi secara terbuka, menciptakan anggota yang baik bagi anggota rantai pasok (Alam 2020).
Implementasi rantai pasok pada suatu industri sangat menunjang dalam memenuhi tuntuan pasar yang semakin tinggi. Cakupan rantai pasok yang luas menyebabkan banyaknya industri yang memanfaatkan peluang untuk mendukung
kelancaran usahanya. Alur rantai pasok berperan penting dalam menjalankan pemasaran sehingga elemen ini digunakan untuk menyalurkan produk sampai ke tangan konsumen.
Alur rantai pasok menurut Xxxxxx adalah suatu lembaga atau perusahaan yang saling bekerja sama dalam menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen (Arif 2018). Rantai pasok terdiri dari produsen dan konsumen akhir serta perantara yang terlibat dalam pemindahan kepemilikan barang. Rantai pasok pada pisang harus dilakukan secara tepat dan responsif karena komoditas ini memiliki sifat mudah rusak.
Rantai pasok pisang melibatkan banyak pihak mulai dari petani, pedagang pengecer hingga konsumen akhir. Hal ini menyebabkan rantai pasok pisang menjadi kompleks sehingga banyak tantangan dan peluang yang harus diatasi dan dimanfaatkan. Adapun tantangan dalam rantai pasok pisang meliputi faktor-faktor diantaranya perubahan iklim, hama dan penyakit, masalah transportasi serta pengemasan dan pengiriman. Seluruh faktor ini memunculkan perubahan dan tantangan yang muncul dalam lingkungan pasar.
Kemampuan dalam merespons perubahan lingkungan pasar secara cepat dan efektif didefinisikan sebagai responsivitas pasar, dimana responsivitas pasar juga berkaitan dengan perisapan perusahaan untuk menghadapi perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang untuk menjaga kelangsungan bisnis. Responsivitas pasar penting karena lingkungan bisnis usaha pengolahan pisang seringkali stabil dan terus berubah.
PT Sanirasa Pangan Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada usaha pengolahan. Produk olahan yang dihasilkan yaitu keripik pisang dengan merk dagang “Buynana Chips”. Tentunya perusahaan dituntut untuk mampu memasarkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen mulai dari segi kualitas, harga, waktu dan kuantitas. Kegiatan rantai pasok menekankan bagaimana perusahaan memenuhi permintaan konsumen lebih cepat dengan kuantitas yang tepat dan adanya aliran informasi yang baik antara pemasok dan konsumen (Chopra dan Meindl 2007). Adapun penjualan keripik pisang pada bulan Januari - Desember tahun 2022 dapat dilihat pada Gambar 1.
DATA PENJUALAN KERIPIK PISANG BUYNANA CHIPS TAHUN 2022
Bulan
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
pasok yang terlalu panjang, dimana hal ini ditunjukkan dengan rata-rata waktu
untuk memenuhi pesanan selama 14 hari. Waktu yang direalisasikan untuk memenuhi pesanan cukup lama karena proses produksi masih dilakukan secara manual dengan tenaga kerja yang terbatas. Adapun dalam memenuhi pesanan waktu yang diperlukan adalah waktu perencanaan, waktu produksi, pengiriman, dan waktu tunggu. Persediaan bahan baku yang kurang juga memperlambat proses produksi. Waktu pengiriman yang dibutuhkan selama 3 hari, namun kendala pengiriman yang masih menggunakan jasa ekspedisi menyebabkan produk harus bertahan di gudang selama 2 hari. Waktu pengiriman dan pemesanan yang lama menyebabkan keterlambatan dalam memenuhi permintaan pelanggan sehingga mempengaruhi kerberlangsungan usaha (Aprilia 2021). Hal ini kemudian melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengukuran kinerja rantai pasok dan merancang strategi guna meningkatkan kinerja rantai pasok keripik pisang Buynana Chips di PT Sanirasa Pangan Indonesia.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia dalam memenuhi permintaan konsumen?
2. Bagaimana kinerja rantai pasok pengolahan keripik pisang pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia?
3. Apa saja faktor penghambat dan pendorong kinerja rantai pasok pengolahan keripik pisang pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia?
4. Apa saja strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok pengolahan keripik pisang pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia?
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi rantai pasok pengolahan keripik pisang pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia dalam mememuhi permintaan konsumen.
2. Mengukur kinerja rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia.
3. Menganalisis faktor penghambat dan pendorong kinerja pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia.
4. Menyusun strategi untuk meningkatkan kinerja rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia
Manfaat
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Instansi
Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan bagi penulisan selanjutnya dengan topik sejenis.
2. Manfaat bagi Perusahaan
Perusahaan mampu mengoptimalkan alur rantai pasok untuk meningkatkan keuntungan dan sebagai informasi serta bahan masukan untuk kemajuan perusahaan.
3. Manfaat bagi Mahasiswa
Mahasiswa ampu mengidentifikasi dan menganalisis efisiensi alur rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia sehingga diharapkan dapat memperluas wawasan, menambah pengetahuan dan pengalaman serta menentukan solusi atas kendala yang dihadapi.
TINJAUAN PUSTAKA
Keripik Pisang
Pisang merupakan komoditas hortikultura yang mengandung berbagai nutrisi penting diantaranya vitamin C, vitamin B6, potassium, magnesium dan serat yang penting bagi kesehatan. Keunggulan lainnya yaitu pisang mampu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes dan kanker. Adanya unit usaha yang mengolah pisang dapat meningkatkan permintaan pisang dan memberikan nilai tambah bagi komoditas pisang (Suwarni & Handayani 2020).
Keripik merupakan makanan ringan (snack food) yang memiliki sifat kering, renyah serta memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Keripik pisang merupakan salah satu produk makanan ringan yang terbuat dari irisan buah pisang yang melalui proses penggoran dan penambhana bahan tambahan makanan.
Keripik pisang menjadi salah satu industri pertanian yang potensial dengan permintaan yang stabil dan luas. Namun bisnis ini juga memiliki tantangan meliputi persaingan harga, fluktuasi pasokan dan risiko cuaca yang dapat mempengaruhi keuntungan bisnis. Secara keseluruhan, bisnis pengolahan pisang memiliki berbagai aspek yang kompleks dan beragam maka diperlukan manajemen rantai pasok yang efisien untuk mengoptimalkan keuntungan.
Manajemen Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) merupakan sistem integrasi yang mengoordinasikan keseluruhan proses di dalam perusahaan yang mempersiapkan dan menyampaikan produk kepada konsumen. Proses ini mencakup perencanaan (plan), sumber input (source) yang berasal dari pemasok, transformasi bahan mentah menjadi barang jadi (make), transportasi, distribusi, pergudangan (deliver), sistem informasi, pembayaran barang, sampai barang dikonsumsi oleh konsumen dan tahap akhirnya adalah layanan pengembalian barang (return) yang mencakup kegiatan daur ulang maupun penggantian produk (Xxxxxxx 2019). Tujuan dari sistem rantai pasok adalah memaksimumkan akumulasi nilai (value) dan profit yang diciptakan oleh setiap komponen. Manajemen rantai pasok sebagai mediasi pasar yaitu memastikan produk yang dipasok mencerminkan aspirasi konsumen akhir.
Pelaksanaan manajemen rantai pasok mampu mengidentifikasi produk dengan karakteristik sesuai minat konsumen. Kemampuan strategis ini harus diiringi dengan prinsip dan komponen yang sesuai untuk menciptakan alur rantai pasok yang baik sehingga menghasilkan strategi dalam mengefisiensikan rantai pasok. Adapun kemampuan manajemen rantai pasok terhadap pemintaan konsumen ialah sebagai berikut (Xxxxxxx et al. 2021):
1. Murah
2. Berkualitas
3. Tepat waktu
4. Bervariasi
Permintaan Konsumen
1. Beroperasi secara efisien
2. Menciptakan kualitas
3. Cepat
4. Fleksibel
5. Inovatif
Kemampuan Rantai Pasok
Gambar 2 Kemampuan strategis rantai pasok dan permintaan konsumen Kemampuan rantai pasok yang harus dipenuhi adalah beroperasi secara
efisien, menciptakan kualitas, proses cepat, fleksibel dan tentunya inovatif. Kondisi ini akan selaras dengan permintaan konsumen dimana aspek-aspek permintaan konsumen dimulai dari harga produk yang murah, mutu produk yang berkualitas, pengiriman tepat waktu, dan jenis produk yang bervariasi.
Prinsip Manajemen Rantai Pasok
Prinsip yang perlu diperhatikan saat aktivitas rantai pasokan adalah menghasilkan keuntungan yang lebih besar untuk keseluruhan sistem. Implementasi prinsip ini membutuhkan transformasi pada strategi. Umumnya kegagalan ditandai dengan adanya ketidakmampuan manajemen mengelola langkah-langkah yang harus diambil dalam menyatukan komponen rantai pasok yang kompleks. Menurut Xxxxxxxx, Xxxxx & Xxxxx (1997) terdapat 7 prinsip manajemen rantai pasok untuk membantu dalam merumuskan strategi pelaksanaan rantai pasok, diantaranya:
1. Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhan.
2. Menyesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda.
3. Mendengarkan signal pasar dan jadikan signal tersebut sebagai dasar dalam perencanaan kebutuhan (demand planning) sehingga bisa menghasilkan ramalan yang konsisten dan alokasi sumber daya yang optimal.
4. Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan percepat konversinya disepanjang rantai supply.
5. Mengelola sumber-sumber supply secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikan dari material maupun jasa.
6. Mengembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai supply yang mendukung pengambilan keputusan berhirarki serta berikan gambaran yang jelas dari aliran produk, jasa, maupun informasi.
7. Mengadopsi pengukuran kinerja untuk sebuah supply chain secara keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir.
Food Supply Chain Networks (FSCN)
Manajemen Rantai Pasok
Kerangka Food Supply Chain Networks (FSCN) dikembangkan oleh Xxx xxx Xxxxx (2006). Kinerja rantai pasok akan dianalisis dan diukur secara kuantitatif melalui indikator efisiensi pengelolaan asset. Pada kerangka FSCN terdapat garis yang menghubungi setiap elemen. Garis hubung satu arah menandakan bahwa satu elemen mempengaruhi elemen lainnya. Sedangkan garis hubung dua arah menandakan bahwa terdapat hubungan saling mempengaruhi diantara keduanya. Tahapan analisis dengan menggunakan kerangka tersebut dimulai dari analisis sasaran, struktur, manajemen, sumber daya dan proses bisnis rantai pasok. Selanjutnya kinerja analisis rantai pasok dianalisis dengan matrik efisiensi pengelolaan aset. Kerangka analisis manajemen rantai pasok metode FSCN dapat dilihat pada Gambar 3.
Proses Bisnis Rantai Pasok
Struktur Rantai Pasok
Sasaran Rantai Pasok
Kinerja Rantai Pasok
Sumber daya Rantai Pasok
Gambar 3 Kerangka Food Supply Chain Network (FSCN)
Adapun penjabaran data rantai pasok pengolahan keripik pisang dalam memenuhi kerangka FSCN meliputi:
1. Struktur Rantai Pasok
Struktur rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia menggambarkan elemen-elemen dalam rantai pasok yang menjadi pendorong maupun penghambat dalam proses bisnis. Adapun yang menjadi fokus utama berupa pihak-pihak yang terlibat dalam alur rantai pasok serta penjabaran mengenai peranan masing-masing. Tujuan menganalisis struktur rantai pasok yaitu memilih anggota yang berperan penting bagi keberhasilan rantai pasok pengolahan keripik pisang.
2. Sasaran Rantai Pasok
Sasaran rantai pasok yaitu menyatukan kegiatan-kegiatan pada proses bisnis dan mengkoordinasikannya. Maka keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan fungsi individual untuk menyatukan kegiatan pada proses bisnis rantai pasok. Beberapa hal yang perlu dilihat yaitu dukungan sumber daya manusia, kepemimpian dan evaluasi kinerja.
3. Manajemen Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok menjabarkan sistem koordinasi dalam jaringan yang menunjang pengambilan keputusan oleh pelaku rantai pasok. Analisis manajemen rantai pasok dapat menunjukkan pihak yang berperan sebagai pengatur maupun pelaku utama. Data yang diperlukan meliputi pemilihan pemasok, perjanjian kerja sama dan sistem transaksi.
4. Proses Bisnis Rantai Pasok
Rantai pasok melibatkan beberapa pihak baik pemasok, distributor maupun konsumen. Analisis proses bisnis rantai pasok memerlukan data deskripsi berupa keseluruhan alur rantai pasok yang ditinjau berdasakan aspek hubungan proses bisnis antar pihak rantai pasok. Data lainnya berupa pola distribusi, anggota rantai pendukung, perencanaan kolaboratif, proses membangun kepercayaan dan aspek risiko.
5. Kinerja Rantai Pasok
Kinerja rantai pasok adalah segala kinerja tentang aktifitas yang berkaitan arus barang, informasi dan dana dari pemasok sampai dengan konsumen akhir. Peninjauan kinerja rantai pasok yang dilihat meliputi inventori, transportasi, fasilitas dan sistem informasi.
6. Sumber daya Rantai Pasok
Sumber daya merupakan segala sesuatu yang berada pada satu wilayah dan dapat dimanfaatkan untuk memasarkan produk ke konsumen. Sumber daya rantai pasok pada PT Sanirasa Pangan Indonesia yang ditinjau terdiri dari sumber daya fisik, sumber daya manusia, teknologi dan permodalan.
Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Model Supply Chain Operations Reference (SCOR) adalah suatu model yang dikembangkan oleh Supply Chain Council (SCC). Model SCOR digunakan untuk mengukur dan meningkatkan kinerja total rantai pasokan perusahaan. Model ini meliputi penilaian terhadap pengiriman dan kinerja pemenuhan permintaan, pengaturan inventaris dan aset, fleksibilitas produksi, jaminan, biaya-biaya proses, serta faktor- faktor lain yang mempengaruhi penilaian kinerja keseluruhan pada sebuah rantai pasokan (SCC 2012). Model SCOR sendiri berisi beberapa bagian dan diselenggarakan sekitar lima manajemen utama Proses Plan, Source, Make, Deliver, dan Return. Atribut dalam perhitungan efisiensi kinerja untuk model SCOR meliputi realibilitas, responsibilitas, fleksibilitas, biaya dan asset. Adapun penjabaran indikator untuk memenuhi perhitungan efisiensi kinerja rantai pasok diantaranya:
Tabel 2 Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi kinerja rantai pasok
Atribut Definisi Variabel Indikator
Realibilitas • Pemenuhan pesanan adalah presentase
jumlah permintaan konsumen yang dikirimkan sesuai dengan standar permintaan konsumen
• Kinerja pengiriman adalah presentase pengiriman tepat waktu sesuai dengan tanggal pemesanan konsumen
Responsibilitas Lead time pemenuhan pesanan
menerangkan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen mulai dari pemasok hingga ke tangan konsumen
• Jumlah permintaan yang terpenuhi
• Total permintaan keseluruhan
• Total pesanan yang dikirimkan tepat waktu
• Total pesanan keseluruhan
Waktu tunggu pemenuhan pesanan
Atribut Definisi Variabel Indikator
Fleksibilitas Fleksibilitas rantai pasok adalah waktu
yang diperlukan untuk merespon apabila ada pesanan yang tidak terduga tanpa terkena biaya pinalti
Biaya Biaya supply chain yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan material handling mulai dari pemasok hingga ke konsumen
Lama waktu memenuhi persediaan barang, lama waktu pengiriman hingga ke konsumen dan lead time
• Biaya perencanaan
• Biaya pengadaan produk dari pemasok
• Biaya pembuatan
• Biaya pengiriman untuk mendistribusikan produk ke konsumen
• Biaya pengembalian produk
Aset Persediaan harian untuk pemasok Waktu selama penyimpanan
Sumber: Indriani (2019)
Identifikasi struktur Supply Chain Management (SCM) secara deskriptif terkait keberlangsungan usaha pengolahan keripik pisang Buynana Chips
Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Menggunakan Data Benchmark
Perancangan Matrik Rantai pasok Menggunakan Model SCOR
Kerangka Berpikir
Permasalahan pengolahan keripik pisang Buynana Chips:
Rantai pasok terlalu panjang sehingga menyebabkan keterlambatan dalam memenuhi permintaan pelanggan
Menentuan Strategi Pengelolaan Rantai Pasok Pada Usaha Pengolahan Keripik Pisang Buynana Chips
Diperoleh Hasil Pengelompokkan Pencapaian Kinerja Rantai Pasok (Parity, Advantage, Superior)
Diperoleh Xxxxx Xxxhitungan Efisiensi Kinerja Rantai Pasok
Gambar 4 Diagram alur kerangka berpikir
Penelitian Terdahulu
Tabel 3 Kajian pustaka penelitian terdahulu
No Judul Alat Analisis Hasil Penelitian
1 Qarieba, N. A. F., & Xxxxxxx, Z. F. 2023. Penilaian Kinerja
Supply Chain Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) Dan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dengan Pendekatan Proses Bisnis (Studi Kasus: Departemen Purchasing PT Ebako Nusantara (PERSERO)). Industrial Engineering Online Journal, 12(1).
2 Alam, M. C., Xxxxx, B., Xxxxxxx, A. F., & Xxxxxxx, X. X. 2021. Analysis Supply Chain Management of Organic Pakcoy. JASc (Journal of
Agribusiness Sciences), 4(2), 78-87.
Pengukuran kinerja rantai pasok menggunakan metode SCOR yang dapat mengukur seluruh proses inti rantai pasok dari hulu hingga hilir. Pengukuran dilakukan berdasarkan 5 proses inti, dan dijabarkan dalam setiap atributdan metrik-metrik kinerja yang disajikan dalam bentuk Key Performance Indicator (KPI). Selain itu juga dilakukan pembobotan tiap metrik menggunakan AHP.
Analisis deskriptif, metode Food Supply Chain Networks (FSCN) analisis tataniaga, dan analisis deskriptif dengan menggunakan kesesuaian atribut.
Dari 30 indikator kinerja rantai pasok perusahaan yang telah terpilih, setelah dilakukan proses scoring dan pembobotan didapatkan total nilai kinerja rantai pasok PT. DMK sebesar 73,344. Setelah dievaluasi satu persatu terdapat 13 indikator kinerja yang masih berada dalam kondisi advantage dan marginal yang artinya belum mencapai kondisi yang cukup baik. Hal tersebut sebagian besar disebabkan karena belum adanya proses perencanaan yang matang dari proses pengadaan, produksi pengantongan, hingga pengiriman, serta belum adanya koordinasi yang baik.
Hasil penelitian manajamen rantai pasokan pakcoy organik yang dilakukan pelaku rantai pasokan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut: pada pengelolaan Manajemen Rantai Pasokan pakcoy organik yang melibatkan petani, Komunitas Organik Brenjonk, PT Y, supermarket belum sepenuhnya dijalankan secara terpadu. Aliran informasi di dalam rantai pasokan ini, belum berjalan dengan baik.Tolakan untuk produk tersebut masih terjadi setiap pengiriman.
No Judul Alat Analisis Hasil Penelitian
3 Xxxxxxx, X., Xxxxxxx, X., & Xxxxxxx, Y. 2018. Kinerja manajemen rantai pasok dengan menggunakan pendekatan metode Supply Chain Operation Reference
(SCOR). Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen
(JABM), 4(1), 106-106.
Pendekatan model SCOR, Pembobotan dihitung dengan menggunakan fuzzy AHP dan penilaian matrik kinerja serat Focus Group Discussion (FGD).
Pemenuhan pesanan, kinerja pengiriman, dan kesesuaian dengan standard mutu memengaruhi nilai reliabilitas pada level atribut kinerja, sedangkan siklus pemenuhan pesanan dan lead time pemenuhan pesanan memengaruhi nilai responsivitas. Hasil FGD diperoleh kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kinerja rantai pasok di PT. XYZ harus dilakukan dengan 3 tools improve yaitu, quality campaign, improvemen tshopfloor, dan cost control management.
4 Xxxx, N. R., Xxxxxxxx, X., & Xxxxxx, Y. 2021. Kinerja manajemen rantai pasok kelapa di Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian, 17(1), 27-
37.
Metode penelitian adalah survey dengan jenis data adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Food Supply Chain Network (FSCN) dan Analisis Supply Chain Operation Reference (SCOR).
Hasil penelitian menunjukkan kondisi rantai pasok di perusahaan CV. Cakrawala berdasarkan sasaran rantai pasok, struktur rantai pasok, manajemen rantai pasok, sumber daya rantai pasok dan proses bisnis rantai pasok berjalan sangat baik. Pola aliran rantai pasok kelapa khususnya kopra putih pada CV Cakrawala yaitu Petani - CV. Cakrawala – PT. Elvatara Indojaya di Surabaya. Sedangkan kinerja rantai pasok kelapa berdasarkan reliabiltas, responsibiltas, fleksibilitas, biaya dan manajemen asset semuanya berada pada posisi superior atau sangat unggul.
No Judul Alat Analisis Hasil Penelitian
5 Apriyani, X., & Xxxxxxxxxx, O. 2022. Rantai Pasok Beras Di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis Dengan Pendekatan Food Supply Chain Networks. MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal), 5(1), 111-122.
Penelitian menggunakan metode deskriptif. Pengambilan data petani mitra menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 30 orang berdasarkan kontinuitas pasokan gabah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek sasaran rantai pasok, struktur rantai pasok, manajemen rantai pasok, proses bisnis rantai pasok, dan sumber daya rantai pasok, secara keseluruhan sudah terintegrasi dan cenderung memiliki ketergantungan satu sama lain antar lembaga rantai pasok. Namun, pemenuhan spesifikasi beras yang dipasok petani sebagian besar masih belum sesuai standar PT MDP yang disesuaikan pada kebutuhan pasar. Oleh karena itu perlu adanya pendampingan dari PT MDP terhadap petani mitra dalam melakukan proses penanganan pasca panen agar produk sesuai kualifikasi pasar.
METODE
Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada bulan April hingga Juni 2023. Penelitian ini dilaksanakan di PT Sanirasa Pangan Indonesia yang berlokasi di Kp. Xxxxxx Xxxxxx XX 00 XX 00, Xxxxxxxxx Xxxxxx, Xxxxxxxxx Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Berikut adalah uraian penentuan lokasi tugas akhir:
1. Kabupaten Cianjur, Jawa Barat secara purposive sebagai lokasi kajian dengan pertimbangan bahwa wilayah cianjur adalah salah satu sentra produksi pisang.
2. PT Sanirasa Pangan Indonesia sebagai lokasi penelitian secara purposive dengan pertimbangan bahwa perusahaan cocok dijadikan lokasi tugas akhir karena memiliki permasalahan pada manajemen rantai pasok.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari identifikasi rantai pasok PT Sanirasa Pangan Indonesia, sedangkan data sekunder berasal dari kajian literatur berupa jurnal ilmiah, skripsi, data Kementerian Pertanian dan data Badan Pusat Statistik.
Penulisan ini menggunakan jenis data kualitatif dan data kuantitaif. Data kualitatif diperoleh dari analisis pendekatan deskriptif dengan mengumpulkan informasi data secara langsung, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari perhitungan substansi rantai pasok.
Tabel 4 Teknik pengumpulan data primer
Jenis data primer Data yang diambil Teknik pengumpulan
data
Struktur rantai pasok - Anggota rantai pasok
(primer dan sekunder)
- Aktivitas rantai pasok
- Pola aliran dalam rantai pasok
Wawancara
Jenis data primer Data yang diambil Teknik pengumpulan
data
Sasaran rantai pasok - Supplier
- Distributor
- Konsumen
Manajemen rantai pasok - Struktur manajemen
- Kemitraan
- Kesepakatan kontraktual
- Sistem transaksi
Wawancara
Wawancara dan observasi
Proses bisnis rantai pasok
Sumber daya rantai pasok
- Hubungan proses bisnis rantai pasok
- Pola distribusi (aliran produk dan aliran informasi)
- Sumber daya fisik
- Sumber daya manusia
- Sumber daya modal
Wawancara
Wawancara
Kinerja rantai pasok - Kinerja mitra
- Kinerja perusahaan
Wawancara dan observasi
Sumber: Rahmasari (2022)
Data sekunder merujuk pada data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Tujuan pengumpulan data sekunder adalah untuk mendukung penelitian ini dan memperoleh informasi historis dan melengkapi kekurangan data primer. Adapun teknik pengumpulan data sekunder dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Teknik pengumpulan data sekunder
Jenis data Data yang diambil sekunder
Teknik pengumpulan data
Sumber Data
Kajian empiris Hasil penelitian
terdahulu yang relevan
Studi literatur Kajian ilmiah, jurnal
Data perusahaan
Jumlah permintaan konsumen
Dokumentasi PT Sanirasa Pangan
Indonesia
Sumber: Rahmasari (2022)
Teknik Penentuan Responden
Penentuan responden menggunakan metode purposive sampling dimana narasumber dipilih secara sengaja dan berkaitan dengan kelangsungan rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia. Responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang terdiri atas direktur perusahaan, kepala produksi, karyawan produksi, kepala pemasaran, dan kepala operasional.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen merupakan alat bantu dalam penelitian yang digunakan berupa angket yang mencakup variabel data yang diperlukan. Variabel merupakan keseluruhan data yang diperlukan oleh penulis untuk dipelajari dan diperoleh informasi tentang hal tersebut dan dapat ditarik kesimpulannya sesuai dengan topik penelitian. Variabel instrument dapat dilihat pada Lampiran 3. Adapun instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan beberapa teknik pengumpulan data meliputi:
1. Observasi. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Tujuan metode observasi ini yaitu untuk memperoleh data yang nyata berkaitan dengan kondisi perusahaan.
2. Wawancara. Teknik wawancara dilakukan dengan cara menyajikan pertanyaan guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan rantai pasok yang diterapkan oleh perusahaan. Serta diskusi dengan pihak yang terlibat untuk merumuskan strategi.
3. Kuesioner. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner pertanyaan tertutup. Pengumpulan data dengan cara metode kuesioner merupakan pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan berupa angket yang ditujukan kepada responden sebagai sumber informasi. Adapun responden sejumlah tiga orang yang terdiri dari manajer perusahaan, supervisor pemasaran dan supervisor operasional.
4. Studi Pustaka. Studi Pustaka pada penulisan ini diperoleh dari referensi jurnal- jurnal ilmiah, buku, penelitian terdahulu maupun artikel yang relevan serta berkaitan dengan topik penelitian.
Analisis Substansi Manajerial
Analisis substansi manajerial pada penelitian ini menggunakan analisis lingkungan rantai pasok melalui pendekatan subsistem agribisnis hilir, dimana perusahaan sebagai manufaktur pada rantai pasok dalam kegiatan agribisnis. Perusahaan berperan menjalin kerja sama dengan pemasok, melakukan pengolahan dan mumpuni dalam memasarkan produk hingga ke tangan konsumen.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Adapun teknik analisis yang digunakan antara lain:
1. Analisis kondisi rantai pasok menggunakan Food Supply Chain Network (FSCN). Metode pendekatan FSCN digunakan untuk mendeskripsikan kondisi umum rantai pasok dari hulu hingga hilir di PT Sanirasa Pangan Indonesia. Adapun kerangka FSCN mencakup beberapa kajian diantaranya struktur rantai pasok, sasaran rantai pasok, proses bisnis, sumber daya rantai pasok, manajemen rantai pasok dan kinerja rantai pasok.
2. Analisis kinerja rantai pasok mengacu pada permodelan Supply Chain Operation Reference (SCOR) untuk membandingkan nilai variabel input dan output kinerja rantai pasok dengan penilaian menggunakan data benchmark.
3. Merumuskan strategi untuk mengoptimalkan alur rantai pasok menggunakan metode wawancara dengan pihak manajemen PT Sanirasa Pangan Indonesia yang berhubungan dengan aktivitas rantai pasok.
Metode Analisis
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dan kuantitaif dalam mengola data primer dan data sekunder. Data kualitatif dilakukan secara deskriptif dengan kerangka Food Supply Chain Networks (FSCN), sementara metode kuantitatif dilakukan dengan perhitungan kinerja rantai pada menggunakan permodelan Supply Chain Operation Refference (SCOR). SCOR memiliki kriteria yang digunakan dalam pengukuran kinerja rantai pasok yang disebut atribut kerja.
Adapun atribut tersebut meliputi realibilitas rantai pasok, responsivitas rantai pasok, fleksibilitas rantai pasok, biaya rantai pasok dan manajemen asset rantai pasok. Selanjutnya dalam merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok dilakukan melalui wawancara bersama pihak manajemen PT Sanirasa Pangan Indonesia yang berwenang. Tahapan analisis yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Analisis kondisi rantai pasok menggunakan Food Supply Chain Networks (Suud et al. 2021)
2. Analisis efisiensi kinerja rantai pasok dengan mengukur nilai atribut berupa reabilitas, responsibilitas, flekbilititas, biaya dan asset menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (Rahmasari 2022), kemudian membandingkan nilai yang diperoleh dengan data Benchmark (Prayogo 2018).
3. Identifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam alur rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia secara deksriptif (Suud et al. 2021)
4. Merumuskan strategi melalui wawancara bersama pihak internal perusahaan yang berkaitan dengan kelangsungan rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia.
Analisis Food Supply Chain Network (FSCN)
Model rantai pasok dianalisis menggunakan dengan metode pengembangan rantai pasok mengikuti kerangka proses Food Supply Chain Network (FSCN) dari Xxxxxxx dan Cooper dan dimodifikasi oleh Xxx xxx Xxxxx (Suud et al. 2021). Adapun kerangka analisis FSCN terdiri atas struktur rantai pasok, sasaran rantai pasok, manajemen rantai pasok, proses bisnis rantai pasok, kinerja rantai pasok dan sumber daya rantai pasok. Aspek-aspek ini saling berhubungan dua arah dan satu arah disesuaikan dengan dampak yang terjadi pada masing-masing rantai.
Analisis Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Indikator penilaian yang disediakan model SCOR dinyatakan dalam ukuran kuantitatif. Fungsi dari indikator ini agar efisiensi rantai pasok dapat diukur dengan baik, dapat menentukan target peningkatan dan menentukan evaluasi mengenai besarnya peningkatan yang ingin dicapai berdasarkan kondisi internal rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia Adapun matrik pengukuran efisiensi kinerja rantai pasok untuk Model SCOR disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Perhitungan matrik efisiensi kinerja untuk model SCOR
Atribut Indikator Satuan Cara Perhitungan
Realibilitas • Pemenuhan pesanan adalah
presentase jumlah permintaan konsumen yang dikirimkan sesuai dengan standar permintaan konsumen
% Total pesanan yang dipenuhi/total permintaan x 100%
Atribut Indikator Satuan Cara Perhitungan
• Kinerja pengiriman adalah presentase pengiriman tepat waktu sesuai dengan tanggal pemesanan konsumen
Responsibilitas Lead time pemenuhan pesanan
menerangkan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen mulai dari pemasok hingga ke tangan konsumen
Fleksibilitas Fleksibilitas rantai pasok adalah
waktu yang diperlukan untuk merespon apabila ada pesanan yang tidak terduga tanpa terkena biaya pinalti
Biaya Biaya supply chain yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan material handling mulai dari pemasok hingga ke konsumen
% Total pengiriman tepat waktu/total pesanan konsumen x 100%
Hari Waktu tunggu pemenuhan pesanan
Hari Jumlah dari siklus mencari barangt+siklus mengirim+leadtime
Rp Jumlah biaya dari (perencanaan + pengadaan + pembuatan + pengirim + pengembalian)
Aset Persediaan harian untuk pemasok Hari Rata-rata persediaan/rata-
rata kebutuhan
Sumber: Suud et al. (2021)
Normalisasi Data (Xxxxx Xx Xxxx)
Pencapaian nilai akhir yang sesuai dan valid dalam pengukuran kinerja merupakan hal yang penting, namun masing-masing indikator memiliki skala ukuran dan bobot yang berbeda (Sriwarna et al. 2021). Proses penyamaan satuan parameter melalui proses normalisasi Snorm De Boer. Adapun rumus dari normalisasi Xxxxx Xx Xxxx, yaitu:
Benchmarking
Snorm = (𝑆𝑚𝑎𝑥−𝑆𝐼)
𝑆𝑚𝑎𝑥−𝑆𝑚𝑖𝑛
x 100
Penerapan model SCOR dapat mengidentifikasi indikator kinerja rantai pasok dengan menunjukkan proses rantai pasok perusahaan sehingga dapat dijadikan evaluasi dalam meningkatkan kinerja (Prayogo 2018). Nilai tersebut akan dibandingkan dengan penilaian data Benchmark yang disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Kriteria pencapaian kinerja rantai pasok
Data Benchmark
No Atribut | Indikator | Parity | Anvantage | Superior |
1 Realibilitas | Pemenuhan pesanan | 85% | 90% | 95% |
2 Responsibilitas | Kinerja pengiriman Lead time | 85% 25 hari | 90% 20 hari | 95% 15 hari |
3 Fleksibilitas | Fleksibilitas volume | 5 hari | 3 hari | ≤ 1 hari |
4 Aset | Persediaan harian | 7 hari | 5 hari | 3 hari |
Sumber: Suud et al. (2021)
Berdasarkan Tabel 7 diperoleh data komparasi pencapaian kinerja rantai pasok berdasarkan literatur, namun dalam penelitian ini menggunakan target perusahaan sebagai data benchmarking. Data benchmarking inilah yang kemudian digunakan sebagai bahan perbandingan dengan data aktual di lapangan.
Perumusan Strategi melalui Wawancara
Merumuskan rancangan strategi dilakukan dengan mengandalkan hasil diskusi dan interaksi responden. Data yang diperoleh merupakan pendapat dan hasil keputusan dari pihak internal perusahaan guna memfokuskan dan memperdalam indikator alur rantai pasok. Hasil uji validasi akan menghasilkan jumlah bobot positif dan negatif yang kemudian hasil tersebut akan diurutkan sesuai prioritasnya. Hasil validasi yang bernilai positif akan ditingkatkan, sedangkan hasil yang negatif akan dirancang perumusan strategi untuk mengoptimalkannya melalui diskusi bersama pihak internal perusahaan.
Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Kinerja adalah hasil fungsi-fungsi aktivitas kelompok dalam suatu organisasi yang diperngaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.
2. Strategi adalah suatu perencaaan jangka panjang yang berkaitan dengan tujuan maupun kebijakan serta terintegrasi dengan keputusan manajemen. Pada penelitian ini strategi yang digunakan adalah strategi untuk mengoptimalkan rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia melalui pertimbangan pihak internal perusahaan.
3. Responsivitas pasar adalah kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan, peluang dan tantangan yang muncul secara cepat dan efektif. Pada penelitian ini PT Sanirasa Pangan Indonesia melibatkan pengenalan terhadap tren dan perubahan serta kemampuan untuk menyesuaikan tindakan bisnis yang kompetitif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
PT Sanirasa Pangan Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian. Perusahaan berdiri di masa pandemi COVID- 19 pada tahun 2020. Perusahaan berlokasi di Kp Warung Jambe, XX 00 XX 00, Xxxxxxxxx Xxxxxx, Xxxxxxxxx Cianjur, Provisi Jawa Barat. Perusahaan ini pada awalnya dengan memanfaatkan potensi komoditas pisang di wilayah Cianjur serta membuka lapangan pekerjaan masyarakat setempat dengan memasarkan olahan keripik pisang dengan merk dagang “Buynana Chips”.
Kegiatan usaha meliputi produksi olahan hasil pertanian yaitu olahan keripik pisang dengan merk “Buynana Chips” yang terdiri dari beragam varian rasa diantaranya original, cokelat, stroberi, green tea, milk dan seblak. Kegiatan pemasaran menggunakan media online dan offline. Sejauh ini sebanyak 80% pemasaran dilakukan secara online dengan memanfaatkan kecanggihan digital marketing.
Perusahaan menggunakan Instagram, facebook, whatsapp bisnis, serta marketplace dan iklan berbayar di sosial media. Perusahaan juga menerapkan sistem kemitraan meliputi distributor, agen dan reseller untuk mendukung percepatan penjualan serta strategi sponsorship untuk komunitas maupun organisasi. Penjualan offline menerapkan sistem konsiyasi kepada beberapa toko UMKM Cianjur diantaranya Koperasi Bumi UMKM Cianjur dan Dwigie Store Cianjur.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
Menjadi usaha yang berorientasi sosiopreneur dalam produksi keripik pisang yang berkualitas, melibatkan lingkungan sekitar dan berorientasi ekspor serta turut mensejahterakan kehidupan masyarakat Cianjur dan Indonesia kedepannya.
Misi Perusahaan
1. Mengembangkan produksi keripik pisang sebagai produk unggulan Cianjur
2. Meningkatkan daya saing sumber daya lokal Cianjur dengan memproduksi keripik pisang yang berorientasi ekspor
3. Meningkatkan produktivitas generasi milenial dengan membuka lapangan pekerjaan kerja untuk anak muda Cianjur serta masyarakat sekitar
4. Melakukan pemberdayaan dan pengembangan ekonomi Kawasan di wilayah Cianjur
5. Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar Cianjur
6. Menciptakan lingkungan ekonomi kreatif di lingkungan sekitar Cianjur dengan pengembangan produksi keripik pisang.
Proses Produksi
1. Memilih bahan baku, proses pemilihan bahan baku oleh perusahaan yaitu memilih pisang kapas dan tanduk yang unggul, berumur 7 bulan HST dan berkualitas.
2. Selanjutnya mengupas pisang, proses mengupas pisang dilakukan secara manual menggunakan pisau dan pisang yang telah diiris direndam ke dalam air.
3. Mengiris pisang, proses mengiris pisang dilakukan secara manual menggunakan irisan. Pisang yang dibumbui varian rasa manis akan diiris berbentuk bulat, sedangkan pisang untuk varian rasa seblak akan diiris memanjang.
4. Menyiapkan wajan dan minyak untuk menggoreng pisang, proses penggorengan juga dilakukan secara manual dan pisang yang telah digoreng ditiriskan menggunakan saringan.
5. Meletakkan pisang pada wadah dan dibumbui dengan berbagai varian rasa mulai dari milk, stroberi, cokelat, green tea dan seblak.
Struktur Organisasi PT Sanirasa Pangan Indonesia
PT Sanirasa Pangan Indonesia dipimpin oleh direktur utama yang bertanggung jawab atas segala aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan dan melaporkan kepada komisaris secara berkala. Manfaat adanya struktur organisasi yaitu untuk memperjelas hubungan dan tugas antar divisi sehingga mampu mencapai tujuan perusahaan. Adapun struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 5.
MANAJER KEUANGAN
Xxxx Xxxxxxx
XXXXXXXXX
MANAJER
OPERASIONAL
Dodo
Xxxx
XXXXXXXX UTAMA
Xxxxx Xxxxxx
MANAJER
PEMASARAN
Xxxxx
XXXXXXX PRODUKSI
Pipih
ADMIN
Xxxxxx Xxx Xxxxxx
KONTEN KREATOR
Wulan Xxxxxx
XXXX LAHAN I
Xxxx
Xxxx
XXXX LAHAN II
Xxx Xxxx
PENGELOLA LIMBAH
Xxxx
XXXX PRODUKSI
Xxxx Xxxx Xxxxxxx
Xxxx Xxxx
Xxxx Xxxxxx
XXXX PACKING
Xxxx Xxxxxxx
Gambar 5 Struktur organisasi
Berdasarkan struktur organisasi yang ada para tenaga kerja memiliki tugas dan tanggung sebagai berikut:
1. Komisaris
Komisaris berperan sebagai jabatan tertinggi sekaligus pemilik saham. Komisaris memiliki tugas dan wewenang untuk mengawasi seluruh kegiatan di perusahaan meliputi pemeriksaan pembukuan, memberikan arahan dan mengontrol perkembangan perusahaan.
2. Direktur Utama
Direktur berperan sebagai pimpinan dan pengawas yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan dan pengawasan terhadap seluruh divisi. Direktur utama juga bertugas untuk mengatur seluruh kegiatan dan merancang perkembangan perusahaan. Selanjutnya direktur utama wajib melaporkan kepada komisaris secara berkala mengenai perusahaan.
3. Manajer Keuangan
Manajer keuangan berfokus pada seluruh kegiatan yang bersifat keuangan atau anggaran perusahaan. Manajer keuangan bertugas menilai dan mengevaluasi keuangan perusahaan, membuat kebijakan dan prosedur keuangan perusahaan, serta melakukan pencatatan pengeluaran dan pemasukan keuangan.
4. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran bertugas merancang strategi pemasaran untuk mencapai target pasar, mengelola dan membuat laporan mengenai strategi pemasaran dan melakukan riset pemasaran untuk mencapai hasil yang diharapkan.
5. Admin
Admin pada PT Sanirasa Pangan Indonesia mencakup admin sosial media. Jabatan admin bertujuan untuk mengefektifkan komunikasi dan memberikan informasi produk kepada calon konsumen. Adapun tugas admin diantaranya melayani calon konsumen secara responsif dan konsisten, siap menjawab dan merespons semua pertanyaan tentang produk, komplain dan komentar konsumen di media sosial.
6. Konten Kreator
Konten Kreator bertugas menciptakan berbagai materi konten produk baik berupa gambar, video, tulisan maupun suara. Konten tersebut akan dimuat di akun official sosial media “Buynana Chips”. Content creator juga bertugas mengumpulkan ide serta data, mengedit dan melakukan riset untuk mengembangkan konten. Konten disesuaikan dengan identitas dan branding produk Buynana Chips untuk menyebarkan informasi secara menarik.
7. Manajer Operasional
Manajer operasional bertanggung jawab terhadap kegiatan manajerial, mengontrol efektivitas serta efisiensi yang sejalan dengan kebijakan di perusahaan.
Manajer operasional juga berwenang dalam mengelola lahan produksi dan mengevaluasi staf lahan.
8. Staf Lahan
Lahan budidaya pisang dikelola oleh masing-masing staf lahan. Adapun staf lahan bertugas untuk mengelola budidaya dan memproduksi pisang yang akan dijadikan sebagai bahan baku produk.
9. Pengelola Limbah
Pengelola limbah bertugas untuk mengidentifikasi limbah, mengelola limbah, serta mengendalikan pencemaran akibat hasil limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Pengelolaan limbah dilakukan secara berkala ditinjau melalui besarnya presentase panen dan limbah yang dihasilkan.
10. Manajer Produksi
Manajer produksi adalah salah satu posisi penting dalam suatu perusahaan. Manajer produksi berwenang dalam memastikan setiap pekerjaan berjalan sesuai dengan SOP. Adapun tugas manajer produksi yaitu merancang perencanaan proses produksi, mengendalikan persediaan bahan baku, menentukan jadwal proses produksi dan melakukan pengawasan sehingga menghasilkan produk yang berkualitas sesuai standar. Divisi ini akan dibantu oleh staf produksi dan staf packing dalam menghasilkan produk.
11. Staf Produksi
Staf produksi bertugas untuk melakukan proses produksi sesuai SOP yang telah ditentukan. Adapun tugas staf produksi terdiri dari pemilihan bahan baku, proses pengupasan, penggorengan dan peracikan bumbu. Staf produksi wajib melaporkan keseluruhan proses produksi dan melakukan musyawarah serta persetujuan dalam mengambil keputusan kepada manajer produksi.
12. Staf Packing
Staf packing bertugas untuk melakukan pengemasan agar kualitas dan mutu produk tetap terjaga. Divisi ini juga berperan untuk memastikan produk yang akan dikirim telah dikemas dengan dengan baik dan benar sehingga meminimalisir kerusakan selama pengiriman. Adapun proses pengemasan produk menggunakan alumunium foil sebagai wadah kemasan. Pengiriman jarak jauh menggunakan
kardus yang kemudian dilapisi plastik bubble wrap beserta informasi konsumen lalu diserahkan kepada ekspedisi.
Lokasi dan Letak Perusahaan
PT Sanirasa Pangan Indonesia berlokasi di Jl. Xxxx Xxxxxxxxxxxxxx Xx.00, Xxxxxxxxx Xxxxxx, Xxxxxxxxx Xxxxxxx, Xxxx Xxxxx. Perusahaan memiliki lahan seluas 5.200 m2 yang terdiri dari kebun 1 seluas 5.000 m2 untuk lahan budidaya pisang tanduk dan 200 m2 lahan budidaya pisang kapas. Serta rumah produksi seluas 3x4 m2. Rumah produksi digunakan sebagai tempat pengolahan keripik pisang sekaligus titik pengambilan produk yang akan didistribusikan melalui jasa ekspedisi. Adapun denah penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Denah lokasi Penelitian
Aspek Sumber daya Perusahaan
Sumber daya perusahaan perusahaan dibagi menjadi 3 kategori yaitu sumber daya terukur, tidak terukur dan sumber daya manusia.
1. Sumber daya terukur adalah sumber daya yang dapat terlihat, teridentifikasi dan dievaluasi. Adapun sumber daya terukur diantaranya:
a. Lahan budidaya, dimana perusahaan memiliki 2 area yang berlokasi di berlokasi di Jalan Jamali, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Area kebun 1 untuk budidaya pisang tanduk dan area kebun 2 untuk budidaya pisang kapas. Luas lahan keseluruhan 5.200 m2, lahan yang ditanami pisang tanduk seluas 5.000 m2 dan lahan yang ditanamai pisang kapas seluar 200 m2.
b. Fasilitas rumah produksi yang digunakan sebagai tempat mengolah pisang menjadi keripik. Adapun proses produksi mulai dari sortasi pisang, pengupasan, pencucian, pengirisan, penggorengan, pengeringan dan pengemasan.
x. Xxxxxx administrasi berperan sebagai tempat untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelola data yang berkaitan dengan perusahaan. Tempat ini juga digunakan sebagai titik pertemuan untuk melayani pelanggan maupun pemangku kepentingan lainnya.
2. Sumber daya tidak terukur adalah sumber daya yang tidak memiliki wujud dan sulit diukur secara langsung.
a. Kreatifitas berupa perubahan desain kemasan yang menarik serta berbagai promo yang diciptakan mampu meningkatkan proses bisnis. Meskipun kreativitas sulit diukur secara kuantitif namun dapat memberikan keuntungan.
b. Inovasi dalam menghasilkan ide-ide baru khususnya varian rasa keripik pisang memunculkan nilai tambah sehingga meningkatkan keuntungan kompetitif bagi perusahaan.
x. Xxxxxxxx kerja yaitu tingkat keinginan dan semangat kerja individu dalam mencapai target perusahaan. Pimpinan perusahaan menunjukkan sikap loyalitas terhadap seluruh pekerja sehingga hal ini dinilai meningkatkan motivasi pada masing-masing pekerja.
3. Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja yang bekerja merupakan warga sekitar di lokasi perusahaan. Jam operasional dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Lamanya waktu bekerja dapat fleksibel dan menyesuaikan target pesanan yang masuk. Prinsip dasar perusahaan menciptakan lingkugan kerja yang nyaman dan kekeluargaan serta tidak membebani para pekerja.
Model Rantai Pasokan Agribisnis Pengolahan Keripik Pisang
Model rantai pasokan agribisnis pengolahan keripik pisang mencakup organisasi rantai pasokan yang berhubungan dengan perusahaan atau lembaga yang saling berhubungan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Anggota rantai pasok yang berperan terdiri dari petani pisang, perusahaan manufaktur,
distributor dan konsumen. Rantai pasokan di perusahaan pengolahan keripik pisang ini melibatkan setidaknya 5 pelaku utama yaitu pemasok, manufaktur, distributor, retailer dan pelanggan.
Penerapan rantai pasok dikelola dengan sistem pengelolaan konvensional berdasarkan logika dan pengalaman bisnis. Namun perusahaan ini telah mengimplementasikan manajemene rantai pasok secara tidak langsung. Seluruh aktivitas rantai pasok yang diterapkan diantaranya aktivitas pembelian, penjualan, pengiriman dan pengalihdayaan (outsourcing).
Aliran Rantai Pasokan Agribisnis Pengolahan Keripik Pisang
Aliran atau flow dalam rantai pasok mengacu pada pergerakan produk, informasi dan dana dari satu tahap ke tahap berikutnya dalam proses produksi, distribusi dan penjualan. Aliran yang efisien dan terkoordinasi dalam rantai apsok sangat penting untuk memastikan bahwa produk sampai ke tangan konsumen dengan tepat waktu.
Masing-masing aliran bekerja sama untuk memastikan produk dapat dikirim dengan efisien. Adapun tiga aliran dalam rantai pasok diantaranya aliran produk, aliran finansial dan aliran informasi. Ketiga aliran ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam rantai pasok. Ketersediaan bahan baku yang tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan produksi perusahaan dan persediaan produk jadi (aliran produk).
Sementara itu, informasi mengenai permintaan pasar (aliran informasi) dapat mempengaruhi perencaan produksi dan distribusi produk. Proses transaksi akan mempengaruhi kemampuan dalam proses pembelian maupun penjualan (aliran finansial). Maka dari itu, sinkronisasi ketiga aliran ini sangat penting untuk mencapai efisiensi dan kinerja rantai pasok.
1) Aliran Produk
Aliran produk dalam manajemen rantai pasokan keripik pisang merupakan penyaluran produk jadi berupa keripik pisang dengan berbagai varian rasa. Aliran produk berasal dari hilir ke hulu. Aliran produk dimulai dari masuknya jumlah pesanan dan jenis varian rasa keripik dari konsumen, kemudian perusahaan akan melakukan proses perencanaan, pengadaan bahan baku, dan produksi.
Kegiatan pengadaan bahan baku dilakukan oleh perusahaan dengan memesan pisang ke pemasok sesuai kebutuhan. Selanjutnya proses pengiriman produk oleh perusahaan kepada konsumen. Proses ini meliputi pembelian, pengangkutan, penyimpanan dan pengolahan bahan baku. Tujuan dari aliran ini adalah untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang tepat sehingga proses produksi berjalan dengan baik.
2) Aliran Informasi
Aliran informasi melibatkan pertukaran data dan informasi yang relevan antar seluruh pihak yang terlibat dalam rantai pasok. Informasi yang terjadi pada usaha pengolahan keripik pisang berupa permintaan pasar, inventaris, status pesanan dan perkiraan produksi. Adanya aliran informasi yang baik menyebabkan pihak-pihak dapat berkomunikasi secara efisien, mampu membuat keputusan yang tepat dan merespon perubahan pasar secara responsif. Adapun aliran informasi ini melibatkan beberapa anggota rantai pasok diantaranya pemasok, distributor dan pengecer.
3) Aliran Finansial
Aliran finansial atau keuangan merupakan proses penyaluran nilai dalam bentuk rupiah (proses transaksi). Aliran finansial pada usaha pengolahan keripik pisang ini mencakup pembayaran pemasok atas bahan baku, pembiayaan produksi dan pembayaran dari pelanggan.
Mekanisme Rantai Pasok Food Supply Chain Network (FSCN)
Food Supply Chain Network merupakan rangka kerja rantai pasok yang dikembangkan oleh Vorst (2006). Analisis ini dilakukan dengan mengikuti saluran rantai pasok dari supplier, perusahaan hingga lembaga rantai pasok yang terlibat. Mekanisme rantai pasok yang dibahas berdasarkan elemen FSCN meliputi struktur rantai pasok, sasaran rantai pasok, manajemen rantai pasok, proses bisnis rantai pasok dan sumber daya rantai pasok.
Anggota primer rantai pasok : supplier pisang (kebun dan pengepul), perusahaan, mitra dan konsumen.
Anggota sekunder : penyedia kemasan, penyedia bumbu dan minyak, jasa ekspedisi
a. Anggota rantai pendukung : percetakan, grosir, ekspedisi
x. Xxxxxx : rugi, kecurangan mitra, terbatasnya pisang
c. Terdapat rasa percaya antar anggota rantai pasok
Kinerja Rantai Pasok
Proses Bisnis Rantai Pasok
a. Kesepakatan kontraktual dan non kontraktual
b. Sistem transaksi : tunai, non tunai dan konsinyasi
x. Xxxxxxxxxx antar mitra
Sumber daya Rantai Pasok
Sasaran Rantai Pasok
Manajemen Rantai Pasok
Struktur Rantai Pasok
a. SD fisik : lahan budidaya pisang, alat pertanian, timbangan
b. SD manusia : tenaga kerja
c. SD Modal : modal pribadi
d. SD Teknologi : hp dan ATM
Gambar 7 Kerangka analisis deskriptif rantai pasok (sumber: Vorst 2006)
Struktur Rantai Pasok
Struktur rantai pasok dianalisis dari anggota yang membentuk rantai pasok dan memiliki perannya masing-masing, serta entitas atau elemen dalam rantai pasok tersebut. Anggota rantai pasok mengacu pada aktor yang terlibat dalam aliran produk, aliran finansial dan aliran informasi. Struktur rantai pasok perusahaan dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Struktur rantai pasok
Siklus waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan selama 14 hari mulai dari perencaaan, proses produksi, pengiriman, lead time hingga sampai ke konsumen. Pengiriman produk menggunakan jasa ekspedisi sehingga hal ini menjadi pertimbangan perusahaan dalam menghitung waktu tunggu produk di gudang ekspedisi. Adapun data perhitungan waktu aktual perusahaan dalam memenuhi pesanan dapat dilihat pada Tabel 8.
Waktu aktual pemenuhan pesanan | |
Proses | Lama Waktu (Hari) |
Waktu perencanaan | 3 |
Waktu produksi | 6 |
Waktu pengiriman | 3 |
Waktu tunggu | 2 |
Total | 14 |
Sumber: Data primer diolah (2023)
Perusahaan dalam memenuhi pesanan membutuhkan waktu 14 hari dimulai dari waktu perencanaan selama 3 hari, waktu produksi selama 6 hari, waktu pengiriman 3 hari, waktu tunggu 2 hari sehingga rantai pasok dinilai terlalu panjang.
Struktur rantai pasok melibatkan beberapa anggota rantai pasok, setiap anggota rantai pasok melakukan fungsi-fungsi pemasaran (Dzulfiqar 2019). Anggota rantai pasok yang tergabung dan memiliki peran di perusahaan meliputi:
1) Pemasok
Pemasok bahan baku pisang terdiri dari dua pemasok yaitu kebun milik perusahaan yang berlokasi di Jalan Jamali, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur dan pengepul pisang di sekitar wilayah Cianjur. Perusahaan membeli pisang ke pengepul apabila stok bahan baku pisang tidak mencukupi. Xxxx xxxxxx dan percetakan berperan sebagai pemasok kebutuhan sekunder meliputi plastik kemasan, kardus, bumbu, minyak, gas, bubble wrap, solasi dan kebutuhan alat tulis.
2) Perusahaan
PT Sanirasa Pangan Indonesia merupakan usaha pengolahan keripik pisang dengan merk “Buynana Chips”. Perusahaan menawarkan produk Buynana Chips dengan berbagai macam varian rasa diantaranya original, cokelat, stroberi, green tea, milk dan seblak.
3) Pelanggan
Produk keripik prisang “Buynana Chips” dipasarkan secara offline maupun online. Strategi pemasaran yang diterapkan yaitu membentuk team penjualan dengan sistem kemitraan terdiri dari reseller, agen dan distributor.
Peran rantai pasok terdapat 4 tingkatan yaitu tingkat pemasok, manufaktur, distributor dan konsumen. Aktivitas yang dilakukan masing-masing anggota dilakukan berdasarkan tingkatan yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Fungsi anggota rantai pasok
Pemasok | Perusahaan | PB | PK | ||
Pertukaran | Penjualan | √ | √ | √ | √ |
Pembelian Pengumpulan | - - | √ √ | √ √ | √ √ | |
Fisik | Pengangkutan Penyimpanan | √ √ | √ √ | √ √ | √ √ |
Fasilitas | Penyortiran Informasi | √ √ | √ √ | - √ | - √ |
Harga | √ | √ | √ | √ | |
Risiko | √ | √ | √ | √ |
Fungsi Aktivitas Anggota Rantai Pasok
Sumber: Data primer diolah (2023) Keterangan:
• Pemasok terbagi menjadi dua yaitu kebun perusahaan dan pengepul pisang
• Pedagang Besar (PB) adalah agen dan distributor yang bermitra dengan perusahaan
• Pedagang Kecil (PK) terdiri atas reseller dan retail yaitu toko oleh-oleh serta alfamart
Manajemen Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan di dalam rantai pasok. Adapun hal yang perlu dikaji diantaranya struktur manajemen, kemitraan, kesepakatan kontraktual dan sistem transaksi.
a. Struktur Manajemen
Pemasok bertindak sebagai produsen yang bertugas untuk membudidayakan pisang. Perusahaan melakukan pembelian berupa pisang dari pemasok, kemudian melakukan proses pengolahan, pengemasan dan pengiriman kepada pedagang besar dan pedagang kecil maupun konsumen secara langsung. Proses pengolahan, pengemasan dan pengiriman telah ditugaskan pada masing- masing divisi berdasarkan struktur organisasi perusahaan.
b. Kemitraan
Pemilihan mitra yang dilakukan tidak terbatas akan satu kriteria, namun dapat terjadi perbedaan kriteria antar mitra. Kriteria pemasok yang menjadi standar oleh perusahaan diantaranya dari segi harga bahan baku yang cocok, kemudahan transaksi serta efisiensi waktu dan tenaga. Kriteria reseller, agen maupun distributor perusahaan cenderung memilih mitra yang terpercaya dan bertanggung jawab.
c. Kesepakatan Kontraktual
Kesepakatan kontraktual yang terjadi dengan para mitra terbagi menjadi dua yaitu kesepakatan tertulis dan tidak tertulis. Kesepakatan antara perusahaan dengan reseller maupun ritel menggunakan kesepakatan tertulis atau perjanjian MOU. Sedangkan kesepakatan perusahaan dengan pengepul bahan baku pisang yaitu kesepakatan tidak tertulis atau non formal.
d. Sistem Transaksi
Sistem transaksi yang dilakukan sebagian besar adalah non tunai. Namun untuk transaksi dengan pengepul pisang umumnya secara tunai. Selain itu,
sistem transaksi dengan beberapa toko oleh-oleh menerapkan sistem konsiyasi. Konsiyasi adalah sistem transaksi penjualan yang dilakukan dengan perjanjian oleh kedua belah pihak. Tahapan dari sistem transaksi ini yaitu perusahaan akan menitipkan produk ke toko oleh-oleh untuk dipasarkan, apabila produk tidak terjual habis maka produk akan dikembalikan ke perusahaan pada batasan waktu yang telah disepakati.
Proses Bisnis Rantai Pasok
Adapun hal yang dikaji meliputi hubungan proses bisnis, pola distribusi, perencanaan kolabroratif, aspek risiko dan proses yang membangun kepercayaan (trust building). Proses bisnis rantai pasok mencerminkan proses-proses yang terjadi di sepanjang rantai pasok.
a. Hubungan Proses Bisnis Rantai Pasok
Proses yang terjadi dalam bisnis rantai pasok terbagi menjadi dua aspek yaitu cycle view dan push or pull view (Rahmasari 2022). Cycle view pada suatu rantai pasok diantaranya siklus procurement, siklus manufacturing, siklus replenishment dan siklus customer order. Push or pull view menggambarkan dua pandangan terhadap tindakan yang dilakukan pelaku rantai pasok dalam merespon permintaan konsumen. Proses pull dilakukan saat pemesanan konsumen akhir terjadi, sedangkan proses push terjadi sebelum pemesanan konsumen akhir untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Dalam hal ini, siklus procurement termasuk kedalam proses pull dan siklus replenishment termasuk kedalam proses push.
• Siklus procurement merupakan siklus pemesanan bahan baku dari anggota rantai pasok.
• Siklus manufacturing merupakan siklus pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.
• Siklus replenishment adalah proses pengisian produk kembali yang dibeli dari anggota rantai pasok sebelumnya. Siklus ini dilakukan karena adanya tambahan produk yang diminta lebih dari pesanan seharusnya atau sebagai Tindakan antisipasi produsen atas permintaan yang tidak terduga.
• Siklus customer order merupakan siklus pemasanan oleh konsumen.
Pada rantai pasok keripik pisang Buynana Chips terdapat empat siklus, yaitu procurement, replenishment, manufacturing dan customer order. Fungsi anggota rantai pasok di PT Sanirasa Pangan Indonesia dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Tabel fungsi anggota rantai pasok pada siklus rantai pasok
Pemasok | Perusahaan | PB | PK | Konsumen | |
Procurement | √ | √ | - | - | - |
Replenishment | - | - | √ | √ | - |
Manufacturing | - | √ | - | - | - |
Customer Order | - | - | - | - | √ |
Siklus Anggota Rantai Pasok
Sumber: Data primer diolah (2023)
Berdasarkan Tabel 10, diperoleh bahwa siklus procurement terjadi antara perusahaan dengan pemasok bahan baku diantaranya petani dan pengepul. Siklus replenishment dilakukan oleh para mitra yaitu reseller, agen, distributor dan perusahaan dengan menambah jumlah pesanan sebagai bentuk antisipasi jika terjadi pemesanan tambahan. Siklus manufacturing terjadi yaitu perusahaan melakukan pengolahan keripik pisang. Siklus customer order dilakukan oleh konsumen akhir dengan melakukan pemesanan secara langsung melalui Shopee dan Tiktok Shop. Siklus customer order selanjutnya dilakukan oleh konsumen dengan memesan secara langsung kepada pihak reseller, agen, distributor dan retail.
b. Pola Distribusi
Pola distribusi menjelaskan bagaimana aliran produk, aliran finansial dan aliran informasi yang terjadi pada setiap anggota rantai pasok. Proses penyampaian tiga komponen tersebut penting untuk diketahui sehingga dapat dianalisis apakah aliran distribusi di perusahaan sudah berjalan baik atau masih terdapat kendala di dalamnya (Alam et al. 2021). Adapun pola distribusi dapat dilihat pada Gambar 9.
Keterangan:
Aliran Produk Aliran Finansial Aliran Informasi Berdasarkan Gambar 9 diperoleh bahwa pola distribusi di PT Sanirasa Pangan
Indonesia sudah berjalan dengan baik. Pola distribusi yang diterapkan meliputi:
1. Aliran Produk
Aliran produk merupakan aliran yang mengalir karena adanya proses produksi melalui usaha yang berurutan dan kontinyu. Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini, produk yang dialirkan dalam rantai pasok adalah pisang. Aliran produk mengalir dari pemasok pisang yang selanjutnya diolah oleh perusahaan dan disalurkan ke mitra lalu dipasarkan ke konsumen dalam bentuk produk olahan keripik pisang.
2. Aliran Finansial
Aliran finansial dalam rantai pasok ini berupa uang pembayaran atas produk yang dijual kepada mitranya. Pemasukan digunakan sebagai modal untuk melakukan produksi kembali sehingga membentuk siklus perputaran. Aliran finansial dimulai dari konsumen akhir, perusahaan hingga pemasok.
3. Aliran Informasi
Aliran informasi menjadi aliran yang penting dalam menunjang kelancaran proses rantai pasok. Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini, aliran informasi dikendalikan oleh perusahaan. Aliran informasi mulai dari pemasok bahan baku ke perusahaan dan perusahaan ke konsumen. Aliran informasi berjalan secara timbal balik antar anggota rantai pasok.
c. Stakeholder
Stakeholders (anggota rantai pendukung) merupakan pihak atau organisasi yang berpartisipasi secara tidak langsung dalam kegiatan rantai pasok olahan pisang Buynana Chips. Stakeholders (supporting actors) merupakan organisasi selain anggota rantai pasok yang memiliki kepentingan dan mempunyai fungsi sebagai pihak mendukung keberlangsungan rantai pasokan (Alam et al. 2021). Berdasarkan hasil penelitian, yang menjadi layanan pendukung dalam kegiatan rantai pasok di perusahaan yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur. Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur berperan sebagai layanan pendukung berupa pembinaan dan promosi produk keripik pisang Buynana Chips.
d. Aspek Risiko
Risiko yang dihadapi oleh PT Sanirasa Pangan Indonesia yaitu proses transaksi yang tidak sesuai. Sedangkan risiko produksi yaitu kekurangan bahan baku pisang. Pihak perusahaan memiliki kebun budidaya pisang sendiri, namun permintaan yang semakin tinggi menyebabkan stok persediaan bahan baku tidak mencukupi. Berdasarkan hasil penilitian, langkah perusahaan dalam menghadapi risiko kecurangan pada mitra yaitu dengan membuat perjanjian MOU, sedangkan strategi dalam menghadapi kekurangan bahan baku yaitu membeli bahan baku pisang dari beberapa pengepul di Kota Cianjur dengan sistem by order.
e. Trust Building
Proses trust building merupakan proses yang dibangun antar anggota rantai pasok untuk membangun kepercayaan. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, diperoleh bahwa trust building antar anggota rantai pasok dapat dilakukan dengan membangun kejujuran antar sesama anggota. Tujuan dari proses ini yaitu meningkatkan loyalitas mitra untuk terus memasarkan olahan keripik pisang Buynana Chips.
Sumberdaya Rantai Pasok
a. Sumberdaya Fisik
Sumber fisik utama yang dimiliki perusahaan adalah lahan budidaya yang ditanami komoditas pisang. Sumberdaya fisik pendukung yaitu sarana dan prasarana pertanian meliputi cangkul, golok, pupuk dan mobil pengangkut. Sedangkan sumberdaya fisik yang dimiliki oleh lembaga rantai pasok lain yaitu pengepul adalah timbangan.
b. Sumberdaya Manusia
PT Sanirasa Pangan Indonesia memiliki tenaga kerja sebanyak 20 orang. Perusahaan dipimpin oleh direktur dan dibantu oleh divisi keuangan, divisi pemasaran, divisi produksi dan divisi operasional.
c. Sumberdaya Modal
Sumber modal perusahaan berasal dari milik sendiri. Sumberdaya modal yang dimilik oleh lembaga rantai pasok lainnya pengepul dan pelanggan juga berasal dari modal sendiri.
d. Sumber daya Teknologi
Proses produksi masih dilakukan secara manual, namun dalam pengemasan menggunakan mesin sealer dan teknologi lain yang digunakan yaitu handphone sebagai alat bertukar informasi dan input data mengenai stok persediaan barang.
Klasifikasi Pemetaan Supply Chain Operation Reference (SCOR)
PT Sanirasa Pangan Indonesia merupakan perusahaan berbasis Make-to- Order (MTO). Konfigurasi MTO menggambarkan produksi dimulai setelah menerima pesanan konsumen. Oleh karena itu, pemenuhan pesanan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan pemenuhan pesanan langsung. Perusahaan yang berbasis MTO memiliki persediaan produk yang sedikit, rencana produksi didasarkan pada pesanan konsumen secara aktual namun rencana pengadaan tetap didasarkan pada data ramalan permintaan.
Berdasarkan hasil klasifikasi pemetaan SCOR untuk produk olahan keripik pisang Buynana Chips terdapar 5 aliran rantai pasok. Aliran pertama yaitu Purchase Order (PO), aktivitas yang dilakukan yaitu melakukan perencanaan produksi berdasarkan pesanan dan pengiriman produk dilakukan berdasarkan perjanjian yang telah disepakati. Aliran kedua yaitu pengadaan bahan baku, dimana aktivitas yang dilakukan adalah merencanakan pembelian bahan baku dan melakukan pengiriman bahan baku dari pemasok ke perusahaan.
Aliran ketiga yaitu proses produksi, aktivitas yang dilakukan yaitu melakukan kegiatan produksi berupa pengolahan keripik pisang dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Aliran keempat yaitu pemasaran produk, aktivitas yang dilakukan adalah melakukan perencanaan pemasaran dan pengiriman produk. Aliran kelima yaitu produk jadi, aktivitas yang dilakukan adalah pengiriman produk jadi berdasarkan kesepakatan. Adapun klasisfikasi aktivitas rantai pasok disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Klasifikasi aktivitas rantai pasok berdasarkan proses inti SCOR
No Aliran Rantai Pasok
Klasifikasi Aktivitas Rantai Pasok Berdasarkan Proses Inti SCOR
Plan Make Source Deliver Return
1 Purchase Order (PO) | ||||
2 Pengadaan Bahan Baku |
No Aliran Rantai Pasok
Klasifikasi Aktivitas Rantai Pasok Berdasarkan
Proses Inti SCOR Plan Make Source Deliver Return
3 Proses Produksi | ||||
4 Pemasaran | ||||
5 Pengiriman |
Sumber: data primer diolah (2023)
Aktivitas rantai pasok berdasarkan proses inti scor terdiri atas plan, make, source deliver dan return. Adapun aliran purchase order atau pesanan pembelian, pengadaan bahan baku dan pemasaran termasuk klasifikasi plan dan deliver karena memerlukan perencanaan dan proses pengiriman baik dari pemasok, perusahaan ataupun konsumen. Aliran proses produksi termasuk ke dalam klasifikasi plan, make, source. Proses produksi direncanakan terlebih dahulu sebelum dimulainya proses pembuatan. Pengiriman termasuk deliver dimana produk harus sampai di tangan konsumen.
Model dan Peran Rantai Pasok
Anggota rantai pasok terdiri dari petani dan pengepul yang berperan sebagai pemasok pisang, perusahaan sebagai produsen pengolahan pisang menjadi keripik dan melakukan pendistribusian ke pedagang besar, pedagang kecil maupun konsumen.
1) Rantai 1: Pemasok
Jaringan rantai pasok bermula dari sini yang merupakan sumber penyedia bahan baku pertama, dimana rantai penyaluran baru dimulai. Adapun bahan pertama meliputi bahan baku pisang, minyak, bumbu, gas, gula, susu dan perasa makanan, serta kemasan.
2) Rantai 1-2: Pemasok-Manufaktur
PT Sanirasa Pangan Indonesia berperan sebagai perusahaan manufaktur yang melakukan pengolahan keripik pisang dan melakukan (finishing) hingga menjadi produk jadi.
3) Rantai 1-2-3: Pemasok-Manufaktur-Pedagang Besar
Produk jadi yang telah dihasilkan kemudian didistribusikan kepada pelanggan yaitu pedagang besar. Pedagang besar yaitu agen yang telah bekerja sama dengan pihak perusahaan.
4) Rantai 1-2-3-4: Pemasok-Manufaktur-Pedagang Besar-Pedagang Kecil Pedagang besar akan menyalurkan produk kepada pedagang kecil. Namun beberapa pedagang kecil juga langsung memesan kepada perusahaan.
5) Rantai 1-2-3-4-5: Pemasok-Manufaktur - Pedagang Besar - Pedagang Kecil - Konsumen
Pedagang kecil akan menawarkan produk langsung kepada pelanggan langsung, adapun yang termasuk pedagang kecil adalah reseller, toko oleh-oleh dan alfamart.
Peran rantai pasok terdapat 3 tingkatan yaitu pemasok, manufaktur dan konsumen. Peran masing-masing anggota rantai pasok dan aktivitas yang dilakukan berdasarkan tingkatan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Peran Anggota Rantai Pasok
Tingkat Anggota Proses Aktivitas
Pemasok • Petani
• Pengepul
Jasa Percetakan (Kemasan)
Penjualan • Menerima pesanan buah pisang
dari PT Sanirasa Pangan Indonesia
• Mendistribusikan pisang ke perusahaan
Penjualan • Membuat dan mengirim
kemasan sesuai permintaan perusahaan
Agen Grosir Penjualan • Menerima pesanan bahan
produksi (minyak, bumbu, gas, gula, susu dan perasa makanan)
• Mengirim pesanan sesuai
permintaan perusahaan | |||
Manufaktur | Perusahaan PT | Pembelian | • Melakukan pembelian bahan |
Sanirasa | bahan baku, | baku penunjang ke grosir | |
Pangan | pengolahan, | • Melakukan proses produksi dan | |
Indonesia | pengemasan, pemasaran | pengolahan pisang • Melakukan pengemasan | |
• Memasarkan produk keripik ke | |||
konsumen | |||
Distributor | • Pedagang | Pemesanan, | • Melakukan pembelian produk |
Besar | penjualan dan | ke perusahaan | |
• Pedagang | pembelian | • Melakukan penjualan produk ke | |
kecil | konsumen akhir | ||
Konsumen | Konsumen | Pemesanan | • Melakukan pembelian produk |
dan | langsung ke perusahaan | ||
pembelian |
Xxxxxx Xxxxxxx SCOR
Kinerja rantai pasok PT Sanirasa Pangan Indonesia diukur melalui indikator dengan menggunakan metrik level 1. Adapun metrik metode SCOR yang digunakan adapat dilihat pada Tabel 13.
Atribut Kerja
Metrik
Realibilitas Responsivitas Fleksibilitas
Perfect Order Fulfillment (POF) | |||
Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) | |||
Upside Supply Chain Flexibility (USCF) | |||
Downside Supply Chain Adaptability (DSCA) |
Sumber: Hermawan & Xxxxx 2021
Atribut kinerja yang dihitung merupakan atribut kinerja eksternal sedangkan atribut kinerja internal tidak dihitung karena keterbatasan data. Adapun parameter yang digunakan dalam atribut kinerja dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Parameter atribut kinerja
Atribut Kinerja Xxxxxx Xxxxxxx Definisi
Supply Chain Delivery Realibily
Delivery Performance
Persentase order terkirim sesuai jadwal dan sepenuhnya pada pelanggan
Perfect Order Fullfillment
Persentase order yang terkirim tepat waktu dan sepenuhnya sesuai dengan pesanan secara sempurna tanpa ada kesalahan
Supply Chain Responsiveness
Order Fullfillment Cycle Time
Jumlah hari yang dibutuhkan dalam proses pembelian bahan baku hingga produk jadi. Pada parameter ini sudah ada kesepakatan antara perusahaan dengan pemasok bahan baku atau pelanggan.
Atribut Kinerja Xxxxxx Xxxxxxx Definisi
Supply Chain Flexibility
Upside Supply Chain Flexibility
Downside Supply Chain Adaptability
Jumlah hari perusahaan dalam merespon perubahan permintaan signifikan yang tidak terencana tanpa biaya pinalti Jumlah hari untuk meraih 20% perubahan pesanan yang tidak terencana tanpa biaya pinalti
Sumber: Xxxxxxx & Xxxxxx (2006)
Nilai perbandingan yang digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja saat ini adalah nilai benchmark dari Supply Chain Council (SCC). Adapun nilai target perusahaan untuk setiap metrik kinerja dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Data benchmark metrik kinerja
Parity | Anvantage | Superior | |
Perfect Order Fulfillment (POF) | <40% | 70% | 100% |
Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) | 30 hari | 20 hari | 7 hari |
Upside Supply Chain Flexibility (USCF) | 14 hari | 3 hari | ≤ 1 hari |
Downside Supply Chain Adaptability (DSCA) | 5 hari | 3 hari | ≤ 1 hari |
Xxxxxx Xxxxxxx Data Benchmark
Berdasarkan Tabel 15, maka akan diketahui apakah kinerja rantai pasok saat ini berada pada tingkat parity, advantage atau superior. Metrik kinerja yang rendah akan diperbaiki untuk ditingkatkan kinerjanya.
Pengukuran Atribut Kinerja Rantai Pasok Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Pengumpulan data yang dilakukan meliputi keseluruhan data yang diperlukan dalam pengerjaan penelitian. Data yang digunakan adalah data jumlah produksi per unit dan target penjualan periode Januari sampai Desember 2022 dengan nilai 28000 unit tiap bulan. Adapun data hasil rekapitulasi volume produksi per unit yang dibutuhkan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 10.
Jumlah Produksi (unit)
15500 10000
9750
15750
14000 15000
14200
17000
12325
13425
26250
17500
Januari
Xxxx
Xxxxxxxx Xxxxx
Xxxxxxx Xxxxxxxxx
April
Oktober
Xxx
Xxxx
November Desember
Gambar 10 Rekapitulasi Volume Produksi Sumber: Data primer diolah (2023)
Berdasarkan hasil rekapitulasi volume produksi menunjukkan bahwa usaha pengolahan keripik pisang belum mampu memenuhi target penjualan. Fungsi target penjualan ditetapkan sebagai sasaran penjualan produk dan pendorong produktivitas. Hasil ini juga digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana penerapan rantai pasok dan pengukuran kinerja rantai pasok.
Pengukuran Atribut Kinerja Reliabilitas
Realibilitas rantai pasok adalah persentase kesesuaian dengan permintaan perusahaan yang sesuai dengan standar perusahaan. Jumlah pesanan yang bermasalah menjadi dasar kesesuaian antara bahan mentah dan standar perusahaan. Apabila standar perusahaan tidak tercapai, maka perusahaan dapat menambah pemasok atau menambah jumlah dari satu pemasok. Metrik kinerja pada atribut ini adalah sebagai berikut:
Kinerja Pengiriman (Delivery Performance)
Kinerja pengiriman adalah persentase pesanan yang terkirim sesuai jadwal dan sepenuhnya pada pelanggan. Perhitungan kinerja pengiriman pada bulan Januari adalah:
Kinerja Pengiriman = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
= 7000 x 100% = 71,79%
9750
Persentase kinerja pengiriman Tahun 2022
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Gambar 11 Persentase kinerja pengiriman tahun 2022
Jumlah Order
Sehingga hasil kinerja pengiriman pada bulan januari adalah 71,79%. Perhitungan pada periode selanjutnya menggunakan cara yang sama. Adapun hasil perhitungan kinerja pengiriman untuk bulan Januari – Desember 2022 dapat dilihat pada Gambar 11.
Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa rata-rata kinerja pengiriman mencapai 81,73%. Kinerja pengiriman merujuk pada evaluasi dan pengukuran usaha pengolahan keripik pisang Buynana Chips dalam pengiriman produk yang dijalankan. Kinerja pengiriman penting dalam rantai pasok karena memiliki dampak yang signifikan pada kepuasan pelanggan.
Pemenuhan Pesanan Sempurna (Perfect Order Fullfillment)
Perfect order fullfillment (POV) atau pemenuhan pesanan sempurna merupakan persentase pesanan yang terkirim tepat waktu, sesuai dengan pesanan secara sempurna tanpa adanya kesalahan. Ketidapuasan pelanggan dapat disebabkan oleh pengiriman produk yang lambar dan produk mudah rusak. Perhitungan pemenuhan pesanan sempurna adalah sebagai berikut:
Perfect order fullfillment = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑚𝑝𝑢𝑟𝑛𝑎 x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
= 8250 x 100% = 84,62%
9750
Berdasarkan perhitungan maka dihasilkan data perfect order fullfillment periode bulan Januari – Desember Tahun 2022 dapat dilihat pada Gambar 12.
Persentase Perfect Order Fulfillment Tahun 2022
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
90
85
80
75
70
65
Jumlah Order
Jumlah Perfect Order (Unit)
Jumlah non Perfect Order (Unit) POV (%)
Gambar 12 Persentase POV tahun 2022
Persentase Perfect Order Fulfillment (POV) adalah metrik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan berhasil memenuhi pesanan pelanggan secara sempurna. Metrik ini menggabungkan beberapa elemen kinerja pengiriman untuk memberikan gambaran tentang efektivitas rantai pasok dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa rata-rata POV sebesar 77,83%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memenuhi pesanan secara sempurna.
Pengukuran Atribut Kinerja Responsibilitas
Reponsibilitas merupakan atribut kinerja yang mengukur kemampuan perusahaan dalam merespon dan memenuhi pesanan pelanggan. Tahapan dimulai dari siklus perencanaan, siklus produksi, siklus pengiriman dan lead time. Waktu pemenuhan ideal pemenuhan pesanan dapat dihitung dengan mempertimbangkan waktu perencanaan, waktu produksi, waktu pengiriman dan lead time.
Waktu perencanaan
Waktu perencanaan meliputi waktu untuk mengurus pesanan oleh bagian administrasi dan waktu perencanaan serta kebutuhan produksi. Hasil rekapitulasi waktu perencanaan yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 16.
Proses | Lama Waktu (Hari) |
Rata-rata waktu mengurus order | 1 |
Rata-rata waktu perencanaan dan kebutuhan produksi | 2 |
Total Waktu | 3 |
Sumber: Data primer diolah (2023)
Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat bahwa waktu perencanaan yang telah direalisasikan oleh perusahaan adalah 3 hari. Maka dapat disimpulkan waktu perencanaan sudah terlaksana dengan baik.
Waktu produksi
Rata-rata jumlah produksi keripik pisang adalah sebesar 15058. Kapasitas produksi perusahaan adalah 500 unit per hari, maka rata-rata jumlah produksi per
hari adalah 15058 x 100% = 30,12 = 30 unit.
500
Lead time Pemasok
Bahan baku untuk pengolahan keripik pisang adalah buah pisang yang disuplai dari kebun perusahaan dan pengepul di sekitar wilayah Cianjur. Rata-rata lead time pemasok yang dibutuhkan untuk mensuplai bahan baku adalah 1 minggu. Waktu pengiriman
Waktu pengiriman adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirim pesanan kepada pelanggan, dimulai dari keberangkatan pesanan hingga sampai ke lokasi tujuan. Pengiriman ke wilayah sekitar cianjur umumnya membutuhkan waktu 3 hari melalui ekspedisi. Perusahaan mempertimbangkan waktu tunggu produk di gudang apabila pihak ekspedisi belum tersedia. Rata-rata waktu tunggu produk di gudang adalah 2 hari.
Order Fullfillment Cycle Time (OFCT)
OFCT merupakan siklus waktu aktual rata-rata yang secara konsisten diterima untuk memenuhi pesanan konsumen. Metrik ini mencakup jumlah hari yang dibutuhkan mulai dari siklus penerimaan pesanan sampai dengan pesanan sampai ke tangan konsumen. Hasil perhitungan Order Fullfillment Cycle Time (OFCT) dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Rekapitulasi Order Fullfillment Cycle Time
Proses | Lama Waktu (Hari) |
Waktu perencanaan | 3 |
Waktu produksi | 6 |
Waktu pengiriman | 3 |
Waktu tunggu | 2 |
Total | 14 |
Sumber: Data primer diolah (2023)
Berdasarkan Tabel 17, dapat dilihat bahwa waktu respon yang ideal perusahaan untuk pemenuhan pesanan adalah 14 hari. Waktu yang direalisasikan cukup lama karena proses produksi masih dilakukan secara manual dengan tenaga kerja yang terbatas. Kurangnya persediaan bahan baku pisang juga seringkali mempengaruhi, sehingga diperlukan kesepakatan dengan pelanggan mengenai waktu tersebut.
Pengukuran Atribut Kinerja Fleksibilitas
Fleksibilitas merupakan atribut kinerja yang mengukur kemampuan perusahaan dalam berdaptasi terhadap perubahan permintaan pelanggan. Metrik kinerja pada atribut ini adalah sebagai berikut:
Upside Supply Chain Flexibility (USCF)
Upside SC Flexibility (Fleksibilitas Rantai Suplai terhadap Peningkatan Kapasitas) didefinisikan sebagai jumlah hari yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan tidak terencana secara berkelanjutan sebanyak 20% dari produk yang dikirim. Perhitungan Upside SC Flexibility dengan rata-rata jumlah order sebesar 180.700 unit dan rata-rata jumalah peningktan sebesar 36.140 unit dapat dilihat pada Gambar 13.
Metrik ini melibatkan kapasitas rantai pasok untuk meningkatkan proses distribusi dalam memenuhi tingkat permintaan yang tinggi atau memanfaatkan peluang pasar. Usaha pengolahan keripik pisang yang beroperasi dengan pola permintaan yang fluktuatif memerlukan kemampuan ini untuk memaksimalkan potensi pendapatan.
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Upside Supply Chain Flexibility
26250
15750 15000 17000
17500
9750
13425 12325
14200 14000 15500
10000
1950
3150 3000
3400
5250
3500
2685
2465
2840 2800
3100
2000
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
11
12
Jumlah Order (Unit)
Jumlah Peningkatan (Unit)
Januari
Februari
Maret
April
Xxx
Xxxx
Xxxx
Xxxxxxx
Xxxxxxxxx
Oktober
November
Desember
Gambar 13 Hasil perhitungan Upside Supply Chain Flexibility Sumber: Data primer diolah (2023)
Perhitungan jumlah hari yang dibutuhkan untuk penyelesaian peningkatan produksi bulan Januari 2022 adalah sebagai berikut:
Production Flexibility = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
= 1950 = 4 hari
500
Perhitungan Waktu Fleksibilitas Dalam Peningkatan Produksi 20%
Peningkatan Produksi (20%)
Production Flexibility (Hari)
4
6
6
7
11
7
5
5
6
6
6
4
2000
1950
2465
2685
2800
2840
3000
3100
3150
3400
3500
5250
Gambar 14 Hasil perhitungan waktu fleksibilitas dalam peningkatan produksi Berdasarkan Gambar 14, diketahui bahwa jumlah hari untuk memenuhi
perubahan 20% pesanan dari pelanggan berbeda pada setiap bulannya. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah waktu untuk menyelesaikan peningkatan dipengaruhi oleh kuantitas peningkatan produksi dan kapasitas produksi.
Downside Supply Chain Adaptability (DSCA)
Downside SC Adaptability (Daya Adaptasi Rantai Suplai terhadap Penurunan Kualitas) didefinisikan sebagai pengurangan kuantitas pesanan berkelanjutan 30 hari sebelum pengiriman tanpa menimbulkan sediaan atau pinalti biaya. Rumus perhitungan total hari untuk bulan Januari 2022 adalah sebagai berikut:
DSCA = (𝑆𝑐ℎ𝑒𝑑𝑢𝑙𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦 + 𝑈𝑛𝑠𝑐ℎ𝑒𝑑𝑢𝑙𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦)
60 𝑥 24
= 810 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 1620 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
60 𝑥 24
= 1,7 = 2 hari
Adapun hasil rekapitulasi downside supply chain adaptability untuk bulan Januari
– Desember 2022 dapat dilihat pada Gambar 15.
Rekapitulasi Downside Supply Chain Adaptability
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
30
2430
25 216203
2430
25
2340
24
2430
25
2340
24
2430 2430
25 25
2340
24
2430
25
2340
24
2430 25
25
1620
1440
1620
1560
1620
1560
1620 1620
1560
1620
1560
1620
810
720
810 780 810 780 810 810 780 810 780 810
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2 2
20
15
10
5
2 0
Scheduled delay (menit) Total (menit)
Jumlah hari sisa tersedia
Unscheduled delay (menit)
Total (Hari)
Gambar 15 Rekapitulasi DSCA tahun 2022 Sumber: Data primer diolah (2023)
PT Sanirasa Pangan Indonesia melakukan kegiatan produksi setiap hari dan libur di hari minggu. Proses produksi berhenti saat maintenance mesin yang telah dijadwalkan (scheduled delay). Penyebab produksi berhenti tidak terduga juga dapat terjadi yang disebut dengan unscheduled delay. Dampak dari scheduled dan unscheduled delay adalah jumlah hari yang tersedia dalam waktu efektif bekerja
selama sebulan untuk berproduksi menjadi berkurang. Sisa hari yang tersedia merupakan selisih antara jumlah sisa hari tersedia dengan jumlah hari yang digunakan untuk proses produksi. Berdasarkan data di lapangan, untuk setiap bulan seluruh hari efektif bekerja digunakan untuk memproduksi keripik pisang.
Normalisasi Data Xxxxx Xx Xxxx
Metrik kinerja memiliki parameter (satuan nilai) yang berbeda-beda, maka dilakukan normalisasi untuk menyamakan satuan nilai dari setiap metrik kinerja yang digunakan untuk menghitung nilai akhir kinerja rantai pasok. Adapun hasil normalisasi Xxxxx Xx Xxxx dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Normalisasi Xxxxx Xx Xxxx
No | Indikator Kerja | Min | Max | SNORM |
1 | POF | 0% | 100% | 99 |
2 | OFCT | 7 hari | 30 hari | 70 |
3 | USCF | 1 hari | 14 hari | 61 |
4 | DSCA | 1 hari | 5 hari | 75 |
Sumber: Data primer diolah (2023)
Nilai minimum dan maksimum yang digunakan sebagai dasar perhitungan normalisasi merupakan nilai yang berasal dari perusahaan, dimana nilai minimum merupakan nilai terendah perusahaan dalam memenuhi pesanan dan nilai maksimum adalah nilai tertinggi yang menjadi target perusahaan dalam mengoptimalkan pesanan. Masing-masing indikator disamakan parameternya sehingga diperoleh nilai yang dapat dilihat pada Tabel 19
Tabel 19 Hasil normalisasi Xxxxx Xx Xxxx
Indikator
No Kerja
Xxxxx Xxxxx Xx Xxxx (Bulan ke-)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 | POF | 99 | 99 | 99 | 99 | 99 | 99 | 99 | 99 | 99 | 99 | 99 | 99 |
2 | OFCT | 70 | 70 | 70 | 70 | 70 | 70 | 70 | 70 | 70 | 70 | 70 | 70 |
3 | USCF | 77 | 62 | 62 | 54 | 23 | 54 | 69 | 69 | 62 | 62 | 62 | 77 |
4 | DSCA | 75 | 75 | 75 | 75 | 75 | 75 | 75 | 75 | 75 | 75 | 75 | 75 |
Sumber: Data primer diolah (2023)
Benchmarking
Bobot metrik kinerja dikonversikan ke dalam range nilai minimum sampai maksimum, kemudian dirata-ratakan sehingga memperoleh nilai parity, advantage, superior. Hasil komparasi data dapat dilihat pada Tabel 20.
No Indikator
Rata-Rata SNORM
Performance Indicator
Keterangan
1 | POF | 99 | Superior | Baik |
2 | OFCT | 70 | Advantage | Sedang |
3 | USCF | 61 | Advantage | Sedang |
4 | DSCA | 75 | Superior | Baik |
Sumber: Data primer diolah (2023)
Faktor Penghambat dan Pendorong Kinerja Rantai Pasok
Berdasarkan hasil observasi, wawancara maupun studi dokumentasi, beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam kinerja rantai pasok adalah:
1. Permintaan pesanan pisang yang masuk ke perusahaan tidak sesuai disebabkan oleh tanaman pisang di kebun perusahaan terserang penyakit.
2. Penyesuaian rantai pasok hilir terjadi di tingkat pemasok karena pengepul pisang berpotensi menjual pisang ke berbagai tempat sehingga pasokan ke perusahaan tidak menentu.
3. Pemenuhan pesanan tidak sempurna disebabkan oleh kekurangan bahan baku dan tidak tersedianya stok produk jadi.
4. Penyesuaian rantai pasok hulu disebabkan oleh permintaan konsumen tidak menentu, mesin pengemasan terkendala dan rumah produksi yang belum optimal.
5. Masa simpan rendah, daya simpan produk hanya mencapai 3 bulan hal ini disebabkan oleh pengolahan keripik pisang yang dilakukan masih manual.
Adapun faktor-faktor pendorong dalam kinerja rantai pasok adalah perusahaan memiliki sumber daya terukur dan tidak terukur meliputi lahan budidaya tanaman
pisang, fasilitas berupa rumah produksi dan kantor administrasi. Sumber daya tidak terukur adalah kreatifitas, inovasi dan motivasi para tenaga kerja.
Perumusan Strategi Untuk Meningkatkan Kinerja Rantai pasok
Berdasarkan perhitungan metrik kinerja diketahui bahwa nilai kinerja rantai pasok PT Sanirasa Pangan Indonesia memerlukan perbaikan secara lanjut pada indikator OFCT dan USCF karena memiliki perfoma sedang (advantage). Proses perumusan strategi melalui wawancara dilakukan secara musyawarah dengan pihak internal perusahaan dan melihat aspek-aspek yang perlu diperbaiki. Adapun hasil analisis faktor yang menghambat rantai pasok meliputi:
1. Order Fullfillment Cycle Time (OFCT)
Strategi: 1) Membuat perencanaan permintaan bahan baku dengan mengendalikan dan membuat batas minimal stok bahan baku, 2) Menerapkan safety stock untuk mengantisipasi kekurangan pisang akibat serangan penyakit atau kenaikan harga.
2. Upside Supply Chain Flexibility (USCF)
Strategi: 1) Menambah mitra pemasok pisang untuk meningkatkan pasokan buah pisang dan mencegah penurunan proses produksi akibat kekurangan bahan baku. 2) Memperluas rumah produksi untuk efisiensi waktu serta meningkatkan jumlah skala produksi 3) Mengatur penjadwalan pengiriman agar produk keripik pisang sampai tepat waktu dan mencegah terjadinya kerusakan produk akibat expired date.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan analisis, simpulan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Alur rantai pasok PT Sanirasa Pangan Indonesia terdiri atas tiga aliran, dimulai dari masuknya permintaan dari konsumen, perusahaan akan memproses pesanan mulai dari perencanaan, pengadaan bahan baku, proses produksi dan menentukan jadwal pengiriman ke lokasi tujuan.
2. Kinerja rantai pasok dinilai dari hasil perhitungan performa kinerja. Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa kinerja rantai pasok perusahaan belum optimal sehingga harus ditingkatkan. Peningkatan perlu dilakukan pada beberapa indikator diantaranya pada pemenuhan pesanan sempurna dan fleksibilitas rantai suplai terhadap peningkatan kapasitas.
3. Faktor-faktor yang menghambat rantai pasok adalah pemenuhan pesanan bahan baku tidak sesuai, permintaan konsumen yang fluktuatif dan prasarana belum optimal, serta masa simpan produk rendah. Faktor pendorong adalah adanya sumber daya terukur dan tidak terukur meliputi lahan budidaya, fasilitas rumah produksi, kreatifitas dan inovasi.
4. Strategi yang diusulkan untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok, meliputi perencanaan permintaan bahan baku, penerapan safety stock, penambahan mitra pemasok, memperluas rumah produksi dan penjadwalan pengiriman.
Saran
Adapun saran untuk penelitian ini, yaitu:
1. Perusahaan sebaiknya dapat membangun kolaborasi dengan pemasok untuk membantu memastikan pasokan pisang yang stabil dan berkualitas. Perusahaan juga disarankan untuk mempertimbangkan jenis dan variasi rasa untuk menarik berbagai pelanggan. Namun perbaikan rantai pasok adalah proses yang berkelanjutan sehingga umpan balik pelanggan perlu dikaji dan terus memperbaiki produk.
2. Penelitian ini berkontribusi secara akademis terkait menganalisis, mengukur dan membuat rancangan strategi rantai pasok sehingga dapat dijadikan sebagai
upaya meningkatkan rantai pasok perusahaan dan dapat menjadi rekomendasi bagi civitas akademika.
3. Bagi instansi peneliti berharap adanya dukungan penuh serta dorongan terhadap segala bentuk penelitian yang berkaitan dengan pengelolaan rantai pasok dengan harapan perbaikan pada pengelolaan rantai pasok akan mendorong perkembangan kegiatan usaha agribsnis.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2021. Statistik E-commerce 2021
Xxxx, M. C., Xxxxx, B., Xxxxxxx, A. F., & Xxxxxxx, X. X. 2021. Analysis Supply Chain Management of Organic Pakcoy. XXXx (Journal of Agribusiness Sciences), 4(2), 78-87. Xxxxxxxx, D., & Xxxxxxxxxx, O. 2022. Rantai Pasok Beras di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis Dengan Pendekatan Food Supply Chain Networks. MAHATANI: Jurnal
Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal), 5(1), 111-122.
Xxxxxx, D. 2020. Rantai Pasokan (Supply Chain) Manggis di Desa Puspahiang Kecamatan Puspahiang (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).
Xxxxxxx, A. H. K., Xxxxarso, X., & Xxxxxxx, T. D. 2019. Manajemen risiko rantai pasok produk pisang menggunakan metode supply chain operation reference dan model house of risk. Kurawal-Jurnal Teknologi, Informasi dan Industri, 2(2), 101-117.
Xxxxxxx, N. A. F., & Xxxxxxx, Z. F. 2023. Penilaian Kinerja Supply Chain Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) DAN Analytical Hierarchy Process (AHP) Dengan Pendekatan Proses Bisnis (Studi Kasus: Departemen Purchasing PT Ebako Nusantara (PERSERO)). Industrial Engineering Online Journal, 12(1).
Xxxxxxxxx, M. P. 2022. Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Edamame (Kasus PT Bahtera Cipta Raga Prima).
Xxxxxxx, X., Xxxxxxx, X., & Xxxxxxx, Y. 2018. Kinerja manajemen rantai pasok dengan menggunakan pendekatan metode supply chain operation reference (SCOR). Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM), 4(1), 106-106.
SatrianI, Y. 2022. Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menulis Artikel Ilmiah Melalui Penerapan Metode Focus Group Discussion (FGD) di SMPN 8 Bathin Solapan. Jurnal Junjungan Pendidikan: Intelektual dan Edukatif, 7(1), 328-346.
Xxxxxxxx, Y. P. H., & Xxxxxxxxx, E. 2023. Pengukuran Kinerja Supply Chain Perusahaan Make to Stock Dengan Pendekatan Supply Chain Operational Reference (Studi Kasus: PT. XXX Surabaya). In Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan (Vol. 3).
Xxxxxxxxxx, X., Xxxx, X., & Xxxxxx Xxxxxx, A. 2019. Analisis Kinerja Rantai Pasok Agroindustri Kakao Di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 29(1).
Xxxxxxx, I. K., Xxxxxxx, X., & Xxxxxxxx, R. (2021). Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Menggunakan Supply Chain Operations Reference (SCOR) Di UD. Ananda. JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri, 8(2), 13-24.
Xxxx, N. R., Xxxxxxxx, X., & Xxxxxx, Y. 2021. Kinerja manajemen rantai pasok kelapa di Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 17(1), 27-37.
Xxxxxxx, X., & Xxxxxxxxx, M. A. 2020. Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah Keripik Pisang Dengan Pendekatan Business Model Kanvas. MBIA, 19(3), 320-330.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal kegiatan tugas akhir
No | Kegiatan | Bulan | |||||||||||
Xxx | Xxxx | Juli | |||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | ||
1 | Berangkat ke lapangan | ||||||||||||
2 | Identifikasi profil perusahaan | ||||||||||||
3 | Pengambilan data produksi di perusahaan | ||||||||||||
4 | Pengambilan data penjualan di perusahaan | ||||||||||||
5 | Pengambilan data rantai pasok di perusahaan | ||||||||||||
6 | Pengambilan data kinerja rantai pasok di perusahaan | ||||||||||||
7 | Pengolahan data | ||||||||||||
8 | Penyusunan laporan |
Lampiran 2 Lembar konsultasi tugas akhir
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS HORTIKULTURA JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
Nama : Xxxxxx Xxxxx Xxxxxx
NIM 020519063
Lokasi Tugas Akhir : PT Sanirasa Pangan Indonesia Pembimbing I : Xx. Xxx Xxxxx Xxxxxxxx, S.Pi., X.Xx
No | Tanggal | Materi Bimbingan | Saran Pembimbing | Paraf Pembimbing | ||
1 | 24/03/2023 | Konsultasi laporan tugas akhir | Mencari referensi jurnal terbaru yang berkaitan dengan tema penelitian. Syarat jurnal Sinta 2 atau scopus. | |||
2 | 27/03/2023 | Konsultasi laporan tugas akhir | Menetapkan metode penelitian dan menambah referensi jurnal yang relevan sebagai acuan penelitian. Serta melengkapi kisi- kisi instrumen. | |||
3 | 29/03/2023 | Konsultasi laporan tugas akhir | Mencantumkan data apa saja yang akan diambil selama penelitian berlangsung. Memperkuat inti permasalahan pada latar belakang dan instrumen analisis data | |||
4 | 30/03/2023 | Konsultasi laporan tugas akhir | Memperbaiki struktur penulisan tabel dan spasi pada paragraf | |||
5 | 08/04/2023 | Konsultasi laporan tugas akhir | Memperbaiki melengkapi data | penulisan | dan | |
6 | 26/04/2023 | Konsultasi | Melengkapi data dan menambahkan penyusunan kata | |||
7 | 19/05/2023 | Konsultasi laporan tugas akhir | Memperbaiki melengkapi data | penulisan | dan | |
8 | 05/06/2023 | Konsultasi | Memperbaiki judul penelitian | |||
9 | 21/07/2023 | Revisi laporan setelah seminar | Memperbaiki melengkapi data | penulisan | dan |
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS HORTIKULTURA JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
Nama : Xxxxxx Xxxxx Xxxxxx
NIM 020519063
Lokasi Tugas Akhir : PT Sanirasa Pangan Indonesia Pembimbing II : Xx. Xxxxxxxxxx, MM
No | Tanggal | Materi Bimbingan | Saran Pembimbing | Paraf Pembimbing |
1 | 29/03/2023 | Konsultasi laporan tugas akhir | Memperbaiki struktur penulisan dan tata Bahasa yang baik dalam proposal mengacu pada pedoman penulisan Polbangtan Bogor | |
2 | 13/07/2023 | Konsultasi laporan tugas akhir | Memperbaiki struktur penulisan dan tata Bahasa yang baik dalam proposal mengacu pada pedoman penulisan Polbangtan Bogor |
Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan Tugas Akhir
JURNAL HARIAN KEGIATAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS HORTIKULTURA JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
Nama : Xxxxxx Xxxxx Xxxxxx
NIM 020519063
Lokasi TA : Kp Warung Jambe XX 00/XX 00 Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxxxxx Xxxxxxx, Xxxx Xxxxx 00000
No. | Hari/Tanggal | Kegiatan | Paraf Pembimbing Ekternal | ||
1. | Minggu/ Mei 2023 | 7 | Pengenalan perusahaan mengenai gambaran perusahaan PT Sanirasa Pangan | ||
2. | Senin/ 8 Mei 2023 | Diskusi jadwal dengan eksternal | pembimbing | ||
3. | Selasa/ 9 Mei 2023 | Identifikasi lapangan dan produk di rumah produksi | pengenalan | ||
4. | Rabu/ 10 Mei 2023 | Diskusi bersama pembimbing ekternal | |||
5. | Kamis/ Mei 2023 | 11 | Pengambilan data pembelian bahan baku dan pengupasan pisang di rumah produksi | ||
6. | Jumat/ 12 Mei 2023 | Meeting Ke DC Alfamart Cianjur | |||
7. | Sabtu/ 13 Mei 2023 | Penyusunan Proyek Trello mengenai pencarian supplier bahan baku pisang di wilayah Cianjur |
8. | Minggu/ Mei 2023 | 14 | Libur | |
9. | Senin/ 15 Mei 2023 | Melakukan proyek trello dan mengidentifikasi anggota rantai pasok | ||
10. | Selasa/ Mei 2023 | 16 | Penyusunan profil dan struktur organisasi perusahaan | |
11. | Rabu/ 17 Mei 2023 | Mengidentifikasi aktivitas aliran rantai pasok produk | ||
12. | Kamis/ Mei 2023 | 18 | Mengidentifikasi data mengenai kemitraan yang dijalankan perusahaan | |
13. | Jumat/ 19 Mei 2023 | Mengumpulkan data mengenai manajemen rantai pasok perusahaan | ||
14. | Sabtu/ 20 Mei 2023 | Mengumpulkan dan mengolah data untuk digunakan pada metode FSCN | ||
15. | Minggu/ Mei 2023 | 21 | Libur | |
16. | Senin/22 Mei 2023 | Mengidentifikasi dan menganalisis proses bisnis rantai pasok perusahaan | ||
17. | Selasa/23 Mei 2023 | Mengidentifikasi pola aliran rantai pasok bahan baku dan produk perusahaan | ||
18. | Rabu/ 24 Mei 2023 | Mengumpulkan data dan menghitung lead time produk |
19. | Kamis/ Mei 2023 | 25 | Mengumpulkan data siklus produksi produk | dan | menghitung | |
20. | Jumat/ 26 Mei 2023 | Menganalisis pemenuhan pesanan dan kinerja pengiriman | ||||
21. | Sabtu/ 27 Mei 2023 | Mengolah data untuk digunakan pada metode SCOR | ||||
22. | Minggu/ Mei 2023 | 28 | Libur | |||
23. | Senin/ 29 Mei 2023 | Diskusi dan wawancara dengan pembimbing ekternal | ||||
24. | Selasa/ Mei 2023 | 30 | Penyusunan kuesioner dan pedoman wawancara untuk supplier, perusahaan dan reseller yang bermitra | |||
25. | Rabu/ 31 Mei 2023 | Observasi dan wawancara ke kebun produksi pisang tanduk serta melakukan pemanenan pisang | ||||
26. | Kamis/1 Juni 2023 | Observasi dan wawancara proses produksi | ||||
27. | Jumat / 2 Juni 2023 | Menyusun hasil observasi dan wawancara | ||||
28. | Sabtu/ 3 Juni 2023 | Mengumpulkan data internal perusahaan mengenai alur rantai pasok | ||||
29. | Minggu/ Juni 2023 | 4 | Libur |
30. | Senin/ 5 Juni 2023 | Kunjungan supervisi pembimbing internal | oleh | dosen | |
31. | Selasa/ 6 Juni 2023 | Kunjungan supervisi pembimbing internal | oleh | dosen | |
32. | Rabu/ 7 Juni 2023 | Mengumpulkan data internal perusahaan mengenai alur rantai pasok | |||
33. | Kamis/ 8 Juni 2023 | Diskusi dan wawancara dengan karyawan produksi | |||
34. | Jumat/ 9 Juni 2023 | Diskusi dan wawancara dengan karyawan produksi | |||
35. | Sabtu/ 10 Juni 2023 | Menyusun data yang telah didapat dari pihak perusahaan | |||
36. | Minggu/ Juni 2023 | 11 | Libur | ||
37. | Senin/ 12 Juni 2023 | Mengumpulkan data internal perusahaan mengenai alur rantai pasok | |||
38. | Selasa/ Juni 2023 | 13 | Mengumpulkan data internal perusahaan mengenai pemenuhan pesanan rantai pasok | ||
39. | Rabu/ 14 Juni 2023 | Mengumpulkan data internal perusahaan mengenai proses rantai pasok | |||
40. | Kamis/ Juni 2023 | 15 | Mengumpulkan data internal perusahaan |
41. | Jumat/ 16 Juni 2023 | Mengumpulkan data internal perusahaan | |
42. | Sabtu/ 17 Juni 2023 | Menyusun data yang telah didapat dari pihak perusahaan | |
43. | Minggu/ 18 Juni 2023 | Libur | |
44. | Senin/ 19 Juni 2023 | Melakukan diskusi dan wawancara dengan pembimbing ekternal | |
45. | Selasa/ 20 Juni 2023 | Melakukan observasi pemasaran produk buynana chips | |
46. | Rabu/ 21 Juni 2023 | Melakukan wawancara mengenasi proses pemasaran buynana chips | |
47. | Kamis/ 22 Juni 2023 | Menyusun data observasi dan wawancara | |
48. | Jumat/ 23 Juni 2023 | Menyusun data observasi dan wawancara | |
49. | Sabtu/ 24 Juni 2023 | Menyusun data observasi dan wawancara | |
50. | Minggu/ 25 Juni 2023 | Libur | |
51. | Senin/ 26 Juni 2023 | Melengkapi data yang primer dan sekunder |
52. | Selasa/ 27 Juni 2023 | Melengkapi data yang primer dan sekunder | |
53. | Rabu/ 28 Juni 2023 | Melengkapi data yang primer dan sekunder | |
54. | Kamis/ 29 Juni 2023 | Menyusun laporan tugas akhir | |
55. | Jumat/ 30 Juni 2023 | Menyusun laporan tugas akhir |
Lampiran 4 Instrumen pedoman wawancara
No | Key Informan | Pertanyaan |
1 | Manager Perusahaan | a. Identitas informan (nama, umur, jabatan, lama bekerja) x. Xxxxxxxxx legalitas perusahaan? x. Xxxxxxxxx kondisi perusahaan saat ini? x. Xxxxxxxxx sejarah dan profil perusahaan? x. Xxxxxxxxx struktur organisasi perusahaan? |
2 | Supervisor Operasional | a. Identitas informan (nama, umur, jabatan, lama bekerja) x. Xxxxxxxxx proses bisnis PT Sanirasa Pangan Indonesia? x. Xxxxx saja yang tergabung ke dalam rantai pasok pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia? d. Siapa saja daftar mitra yang bekerja sama? x. Xxx saja kendala dari program kemitraan? |
3 | Supervisor Pemasaran | a. Identitas informan (nama, umur, jabatan, lama bekerja) x. Xxxxxxxxx proses alur keluar-masuk produk (pisang)? c. Berapa jumlah pisang yang masuk dalam delivery order? x. Xxxxxx jumlah pisang yang tidak lolos QC? e. Apa saja kebutuhan pengemasan pisang? |
4 | Pemasok | a. Identitas informan (nama, umur, jabatan, lama bekerja) x. Xxxxxxxxx perjanjian kerja sama oleh PT Sanirasa Pangan Indonesia dan pemasok pisang? c. Berapa target pisang yang harus di pasok? x. Xxxxxxxxx sistem pembayaran? e. Bagaimana sistem pengiriman produk? |
Lampiran 5 Instrumen pedoman kuesioner
KUESIONER PENULISAN
PEMBERIAN BOBOT KONDISI RANTAI PASOK PENGOLAHAN PISANG DI PT SANIRASA PANGAN INDONESIA
Tujuan:
Mendapatkan penilaian dari para narasumber mengenai kondisi rantai pasok pengolahan keripik pisang di PT Sanirasa Pangan Indonesia dengan cara memberikan bobot terhadap seberapa besar efisiensi kinerja rantai pasok.
Petunjuk Pengisian:
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat narasumber, dengan cara memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia.
Keterangan:
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Netral
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
No | Pernyataan | Bobot Penilaian | ||||
5 | 4 | 3 | 2 | 1 | ||
Manajemen rantai pasok | ||||||
1 | Perusahaan sudah menerapkan manajemen rantai pasok yang efisien | √ | ||||
2 | Perusahaan menemukan kendala terkait manajemen rantai pasok | √ | ||||
Sasaran rantai pasok | ||||||
3 | Pemasok jujur dan bertanggung jawab | √ | ||||
4 | Pemasok berpengalaman dan mempunyai track record bagus | √ | ||||
5 | Pemasok memiliki kredibilitas | √ | ||||
6 | Pemasok dan perusahaan saling terbuka | √ | ||||
Proses bisnis rantai pasok | ||||||
7 | Teknologi informasi memberikan kecepatan dalam manajemen rantai pasok | √ | ||||
8 | Teknologi memberikan keakuratan data dalam proses jual beli | √ | ||||
9 | Teknologi marketplace memperluas jangkauan pasar | √ | ||||
10 | Teknologi meningkatkan efektifitas perusahaan | √ | ||||
Struktur rantai pasok | ||||||
11 | Aktivitas arus keuangan sepanjang rantai pasokan terintegrasi | √ | ||||
12 | Aktivitas arus material sepanjang rantai pasok terintegrasi | √ | ||||
13 | Perusahaan terintegrasi dengan pihak Bank | √ |
Kinerja rantai pasok | ||||||
14 | Perencanaan, peramalan dan penambahan dikoordinasikan dalam rantai pasok (berbagi informasi dan rencana) | √ | ||||
15 | Perusahaan membuat kesepakatan kerja (MOU) terhadap pemasok sebelum melakukan kerjasama | √ | ||||
15 | Perusahaan dan pemasok saling mematuhi penjanjian MoU | √ | ||||
17 | Segala peran dan tanggung jawab diklarifikasikan dalam rantai pasok sehingga dapat terhindar dari konflik | √ | ||||
Sumber daya rantai pasok | ||||||
18 | Proses, komponen dan produk dirancang dengan berkolaborasi bersama supplier dan pelanggan | √ | ||||
19 | Perusahaan melakukan standarisasi (terdefinisi, diperbarui dan didokumentasi) untuk melakukan kesepahaman antar pelaku rantai pasok | √ | ||||
20 | Pelaku rantai pasok memiliki pengetahuan mengenai tingkat lanjut serta pemahaman yang baik mengenai seluruh proses rantai pasok | √ |
Lampiran 6 Panduan penilaian kuesioner
Pernyataan | Skala Pengukuran (Nominal) | |
Manajemen rantai pasok | 5 | : Sangat Setuju |
4 | : Setuju | |
3 | : Netral | |
2 | : Tidak Setuju | |
1 | : Sangat Tidak Setuju | |
Sasaran rantai pasok | 5 | : Sangat Setuju |
4 | : Setuju | |
3 | : Netral | |
2 | : Tidak Setuju | |
1 | : Sangat Tidak Setuju | |
Proses bisnis rantai pasok | 5 | : Sangat Setuju |
4 | : Setuju | |
3 | : Netral | |
2 | : Tidak Setuju | |
1 | : Sangat Tidak Setuju | |
Struktur rantai pasok | 5 | : Sangat Setuju |
4 | : Setuju | |
3 | : Netral | |
2 | : Tidak Setuju | |
1 | : Sangat Tidak Setuju | |
Kinerja rantai pasok | 5 | : Sangat Setuju |
4 | : Setuju | |
3 | : Netral | |
2 | : Tidak Setuju | |
1 | : Sangat Tidak Setuju | |
Sumber daya rantai pasok | 5 | : Sangat Setuju |
4 | : Setuju | |
3 | : Netral | |
2 | : Tidak Setuju | |
1 | : Sangat Tidak Setuju |
Lampiran 7 Hasil Wawancara Wawancara Divisi Operasional Nama Informan : Xxxxx Xxxxxxx Umur : 53 tahun
Pendidikan : SD
Jabatan : Divisi Operasional
Lama Bekerja : 3 tahun
Waktu dan Tanggal : Rabu, 31 Mei 2023
No | Pertanyaan | Hasil wawancara |
1 | Berapa luas lahan yang dimiliki? | Luas lahan keseluruhan 5.200 ha, lahan yang ditanami pisang tanduk 5.000 ha dan lahan yang ditanami pisang kapas 2.000 m2. |
2 | Bagaimana iklim, tanah dan pengarian lahan budidaya? | Iklim disini cocok ditanami pisang tanduk dan muli, kalau tanah tergantung penggunaan pupuk biasanya disini pakai pupuk kompos organik, pengairan juga tergantung musim kalau musim lalino biasanya kering. |
3 | Apa saja teknologi yang digunakan dalam budidaya? | Disini masih manual, pakai cangkul dan parang. |
4 | Berapa hasil panen yang dihasilkan (rata-rata per bulan)? | Rata-rata hasil panen disini 3-4 ton per bulan. |
5 | Kendala apa saja yang terjadi selama proses budidaya pisang? | Penyakit fusarium, kalau cuaca cocok disini 20-30o cocok untuk pisang tanduk |
6 | Apa saja strategi dan upaya dalam mengatasi kendala tersebut? | Mengurangi fusarium biasanya dengan herbisida, disini organik tidak menggunakan pestisida |
7 | Apakah ada perawatan khusus yang dilakukan pada budidaya pisang? | Perawatan yang dilakukan yaitu penyiangan gulam, pengatasan dahan dan pembuangan bunga. |
8 | Bagaimana cara pemananen pisang? | Panennya mudah menggunakan parang |
9 | Bagaimana proses pengiriman bahan baku pisang ke perusahaan? | Menggunakan mobil pick up |
10 | Umur berapa pisang yang siap digunakan dalam produksi keripik pisang Buynana Chips? | Pisang yang dipanen umur 2,5 bulan dari bunga. Kurang lebih 11 bulan dari usia tanam |
11 | Apa harapan Bapak untuk usahatani keripik pisang kedepannya? | Harapannya semoga lahan budidaya bisa ditambah menjadi 10 ha, mudah-mudahan bisa memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor |
Wawancara Divisi Produksi
Nama Informan | : Pipih |
Umur | : 47 tahun |
Pendidikan | : SD |
Jabatan | : Kepala Produksi |
Lama bekerja | : 3 tahun |
Waktu dan Tanggal | : Senin, 22 Mei 2023 |
No | Pertanyaan | Hasil wawancara |
1 | Bagaimana proses produksi pengolahan keripik pisang Buynana Chips? | Pertama, pisangnya disortasi dipilih yang sesuai standar, lalu pisang dikupas dan direndam air, sebelum digoreng pisang diiris, kalau sudah matang pisang di tiriskan dan diberi bumbu, setelah itu di kemas dan packing. |
2 | Berapa jumlah bahan baku yang digunakan dalam satu kali produksi? | Biasanya 1-2 kuintal per hari, rata-rata sampai 7 kuintal per minggunya. |
3 | Berapa pcs produk yang dihasilkan dalam satu kali produksi? | Kalau 2 kuintal hasilnya 200-500 pcs. |
4 | Berapa hari dalam seminggu Ibu melakukan produksi keripik pisang Buynana Chips? | Setiap hari produksi, liburnya paling hari minggu saja. Kalau lagi banyak pesanan juga bisa lembur. |
5 | Berapa harga produk yang ditawarkan? | 1 pcs nya seharga Rp. 17.000,- |
6 | Apa saja kendala dalam melakukan proses produksi Buynana Chips? | Kendalanya bahan bakunya kurang, rumah produksi kecil dan kadang-kadang mesinnya kurang berfungsi. |
7 | Apa saja strategi dan upaya dalam mengatasi kendala tersebut? | Kalau mengatasi bahan bakunya kurang nanti kita supply dari pengepul, selebihnya belum bisa diatasi. |
Wawancara Direktur Perusahaan Nama Informan : Xxxxx Xxxxxx Umur : 22 tahun
Pendidikan : Diploma 3
Jabatan : Direktur
Lama Bekerja : 3 tahun
Waktu dan Tanggal : Rabu, 10 Mei 2023
No | Pertanyaan | Hasil wawancara |
1 | Siapa saja anggota primer yang terlibat dalam rantai pasok di PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Anggota primer yang terlibat yaitu supplier, perusahaan dan konsumen. Untuk bahan baku pisang dipasok dari hasil kebun milik perusahaan, tapi kalau kekurangan bahan baku juga dipasok dari pengepul di pasar. Kemudian pisang diolah di rumah produksi. Lalu ada konsumen, sebagian besar konsumen Buynana Chips yaitu reseller, agen dan distributor yang sudah menjalin kemitraan. |
2 | Siapa saja anggota sekunder yang terlibat dalam rantai pasok di PT Saniras Pangan Indoensia? | Anggota sekunder yang terlibat yaitu supplier kemasan dari Bandung. Pihak ekspedisi untuk pengiriman, ekpedisi yang digunakan paling sering Dakota cargo, lalu ada JNE & JNT, Same Express dan Anter aja. Lalu ada supplier bumbu itu dari agen grosir terdekat. Semua kebutuhan sekunder perusahaan dipesan secara by order. |
3 | Bagaimana aktivitas rantai pasok di PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Aktivitas rantai pasok ada pembelian dan penjualan. Perusahaan beli pisang ke kebun seharga Rp. 4.000 lalu pembelian lain seperti minyak, gas, gula, perasa dibeli dari toko grosir terdekat. Buat kemasan belinya secara online di Bandung. Penjualan Buynana Chips melalui sistem kemitraan totalnya ada 55 orang terdiri dari reseller, agen dan distributor. Buynana chips juga dipasarkan di toko oleh-oleh dan alfamart. |
4 | Siapa sasaran pasar PT Saniras Pangan Indonesia? | Sasaran pasar kita itu pasar domestik dan ekspor ya sebenernya. Tapi untuk sekarang masih dominan pasar domestik, karena kendala di expired date. |
5 | Apa saja strategi pengembangan PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Kedepannya ingin meningkatkan expired date sampai 1 tahun supaya bisa di eskpor, bisa dijual dalam bentuk ball, dikembangkan menjadi healthy chips dan menambah varian rasa. |
6 | Bagaimana struktur manajemen PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Struktur manajemen disini, PT Sanirasa mengolah pisang menjadi keripik dan bahan baku pisangnya dari pemasok. Setelah diolah, dikemas lalu dikirim. Semua kegiatan dikoordinasi sama masing-masing divisi dan sebagai direktur saya mengawasi seluruh proses. |
7 | Bagaimana sistem kemitraan yang dilakukan oleh PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Tidak ada kriteria khusus yang penting jujur dan tanggung jawab. Kalau untuk supplier yang cocok harganya. |
8 | Bagaimana kesepakatan kontraktual yang terjadi pada PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Beberapa mitra melalui perjanjian tertulis (MOU) tapi belum semua terutama pemasok tidak ada perjanjian tertulis. |
9 | Bagaimana sistem transaksi yang diterapkan oleh PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Umumnya melalui transfer bank, tapi kalau dengan pengepul biasanya tunai. Kalau transaksi dengan toko oleh-oleh sifatnya konsiyasi. |
10 | Apa saja sumber daya (fisik, manusia dan modal) rantai pasok pada PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Sumber daya fisik kita punya lahan budidaya pisang, lalu SDM disini tenaga kerjanya ada sekitar 20 orang. Untuk modal berasal dari milik sendiri. |
11 | Bagaimana pola distribusi rantai pasok (aliran produk dan informasi) di PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Aliran produk mulai dari pemasok pisang lalu perusahaan mengolah pisang tersebut jadi olahan keripik pisang, setelah itu disalurkan kepada mitra dan sampai ke konsumen. Aliran informasi dua arah ya biasanya pakai komunikasi melalui whatsapp. |
12 | Apa saja risiko yang dihadapi oleh PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Risiko terbesar itu kekurangan bahan baku pisang ya, tapi risiko dalam bermitra itu adanya kecurangan. |
13 | Bagaimana strategi perusahaan dalam menghadapi risiko tersebut? | Strateginya kalau kekurangan bahan baku kita cari ke pengepul untuk memenuhi kebutuhan pisang, kalau untuk mengurangi kecurangan mitra kita pilih-pilih juga dan buat perjanjian kerja sama. |
14 | Apa saja kiat-kiat perusahaan dalam mempertahankan produk agar tetap menjaga kesetiaan konsumen? | Pastinya menjaga kualitas produk dari segi rasa dan mutu produk. Seringkali juga diadakan promo dan diskon untuk menarik konsumen. |
15 | Apabila ada komplain, apakah perusahaan merespon dengan cepat dan tanggap? | Xxx, kita berusaha merespon dengan baik dan cepat. |
Wawancara Divisi Pemasaran
Nama Informan : Xxxxx
Xxxx : 27 tahun
Jabatan : Kepala Pemasaran
Lama Bekerja : 3 tahun
Waktu dan Tanggal : Kamis, 1 Juni 2023
No | Pertanyaan | Hasil wawancara |
1 | Informasi apa saja yang dibutuhkan dalam proses penjualan? | Database retail modern dan database mitra seluruh Indonesia. |
2 | Varian rasa apa saja yang paling diminati konsumen? | Varian rasa cokelat paling banyak di order. |
3 | Apa saja inovasi yang telah dilakukan oleh perusahaan? | Biasanya diadain promo potongan harga atau free ongkir di marketplace, pernah kita adain diskon sesuai umur tapi ada maksimal pesanan. |
4 | Kendala apa saja yang dihadapi dalam memasarkan produk? | Kendalanya untuk pemasaran di tingkat retail itu expired datenya, hasil laboratorium produk bisa bertahan 5 bulan namun faktanya dalam 3 bulan sudah mulai terjadi perubahan rasa. |
5 | Bagaimana prospek kedepannya, apakah usaha ini akan terus dikembangkan? | Iya, dilihat dari grafik penjualan juga meningkat sehingga sangat bagus prospek kedepannya. |
6 | Apa saja keunggulan produk Buynana Chips? | Keunggulan keripik pisang Buynana Chips itu bahan baku yang digunakan pisangnya pilihan, dari bentuk irisan juga dibuat agar renyah dan bumbunya spesial dan kekinian. |
7 | Pemasaran apa saja yang dilakukan oleh PT Sanirasa Pangan Indonesia (offline atau online)? | Pemasarannya ada offline dan online. Karena perusahaan fokus di aliran kemitraan jadi pemasaran online dominan pada reseller, agen dan distributor. Pemasaran offline lainnya yaitu toko oleh-oleh dan alfamart. Kalau pemasaran online di marketplace yaitu |
Shopee dan Tiktok Shop, melalui Whatsaap dan website juga. | ||
8 | Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT Sanirasa Pangan Indonesia? | Strateginya 80% pemasaran memanfaatkan digital marketing mulai dari memperkenalkan produk dan membuat iklan. Strategi lain juga dilakukan dengan cara sponsorship untuk komunitas atau organisasi. Strategi utama yang kami lakukan yaitu membentuk team penjualan dengan sistem kemitraan. Terdapat distributor agen dan reseller agar produk lebih cepat tersebar luas. |
9 | Apakah ada minimal pembelian Buynana Chips? | Minimal pembelian untuk reseller itu 20 pcs, kalau agen minimal pembeliannya 100 pcs dan distributor minimal pembelian 500 pcs. |
10 | Apa saja ancaman yang terjadi dalam pemasaran produk Buynana Chips? | Ancamannya harga bahan baku yang fluktuatif dan adanya pesaing dengan harga jual yang lebih murah. |
1) Perhitungan Schedule Delay dan Unschedule Delay
Hari efektif kerja | Schedule Delay (menit) | Unschedule delay (menit) | |
27 | 30 | 60 | |
24 | 30 | 60 | |
27 | 30 | 60 | |
26 | 30 | 60 | |
27 | 30 | 60 | |
26 | 30 | 60 | |
27 | 30 | 60 | |
27 | 30 | 60 | |
26 | 30 | 60 | |
27 | 30 | 60 | |
26 | 30 | 60 | |
27 | 30 | 60 | |
2) Biaya Total Produksi |
Biaya Tetap | Biaya Variabel | Total Biaya Produksi |
(Rp) | (Rp) | (Rp) |
1 Buynana Chips 706 | 217.416 | 218.122 |
2 Buynana Chips 706 | 343.786 | 344.492 |
3 Buynana Chips 706 | 415.006 | 415.712 |
4 Buynana Chips 706 | 311.836 | 312.542 |
5 Buynana Chips 706 | 833.998 | 834.704 |
6 Buynana Chips 706 | 434.890 | 435.596 |
No Produk
Original Strawberry Greentea Milk Cokelat
Seblak
Total 2.561.168
3) Biaya Tetap
No | Jenis Alat | Satuan per unit JUE Sisa | ||||||
Alat | (Rp) | Pembelian | (10%) | (Tahun) | ||||
1 | Mesin Sealer | Unit | 1 | 2.345.000 | 2.345.000 | 5 | 234.500 | 35.175 |
2 | Mesin Expired | Unit | 1 | 690.000 | 690.000 | 5 | 69.000 | 10.350 |
3 | AC Portable | Unit | 1 | 1.200.000 | 1.200.000 | 5 | 120.000 | 18.000 |
4 | Timbangan | Unit | 2 | 50.000 | 100.000 | 3 | 10.000 | 2.500 |
5 | Toples Bumbu | Unit | 2 | 50.000 | 100.000 | 3 | 10.000 | 2.500 |
6 | Sodet | Unit | 2 | 30.000 | 60.000 | 3 | 6.000 | 1.500 |
7 | Wajan | Unit | 2 | 50.000 | 100.000 | 3 | 10.000 | 2.500 |
8 | Kompor | Unit | 3 | 330.000 | 990.000 | 3 | 99.000 | 24.750 |
9 | Baskom | Unit | 3 | 35.000 | 105.000 | 3 | 10.500 | 2.625 |
10 | Spatula | Unit | 2 | 10.000 | 20.000 | 3 | 2.000 | 500 |
11 | Pisau | Unit | 6 | 20.000 | 120.000 | 3 | 12.000 | 3.000 |
12 | Ember besar | Unit | 2 | 50.000 | 100.000 | 3 | 10.000 | 2.500 |
Total | 5.930.000 | 105.900 |
Jumlah
Harga
Biaya
Nilai
Penyusutan
4) Rekapitulasi Volume Produksi
Bulan | Jumlah Produksi (unit) | Target (unit) |
Januari | 9750 | 28000 |
Februari | 15750 | 28000 |
Maret | 15000 | 28000 |
April | 17000 | 28000 |
Mei | 26250 | 28000 |
Juni | 17500 | 28000 |
Juli | 13425 | 28000 |
Agustus | 12325 | 28000 |
September | 14200 | 28000 |
Oktober | 14000 | 28000 |
November | 15500 | 28000 |
Desember | 10000 | 28000 |
5) Persentase Kinerja Pengiriman Tahun 2022
On time
Jumlah
Kinerja
terlambat | |||||
1 | Januari | 0000 | 0000 | 0000 | 71,79 |
2 | Februari | 15750 | 13250 | 2500 | 84,13 |
3 | Maret | 15000 | 13100 | 1900 | 87,33 |
4 | April | 17000 | 14900 | 2100 | 87,65 |
5 | Mei | 26250 | 20720 | 5530 | 78,93 |
6 | Juni | 17500 | 13970 | 3530 | 79,83 |
7 | Juli | 13425 | 10940 | 2485 | 81,49 |
8 | Agustus | 00000 | 0000 | 0000 | 00,77 |
9 | September | 14200 | 11660 | 2540 | 82,11 |
10 | Oktober | 14000 | 11345 | 2655 | 81,04 |
11 | November | 15500 | 12615 | 2885 | 81,39 |
12 | Desember | 10000 | 8430 | 1570 | 84,30 |
Rata-Rata | 81,73 |
No Bulan Jumlah Order
Delivery
order
Pengiriman (%)
6) Persentase Perfect Order Fullfillment Tahun 2022
No Bulan
Jumlah Order
Jumlah Perfect Order (Unit)
Jumlah non Perfect Order (Unit)
POV
(%)
1 | Januari | 9750 8250 | 1500 84,62 |
2 | Februari | 15750 12250 3500 77,78 | |
3 | Maret | 15000 11300 3700 75,33 | |
4 | April | 17000 13000 4000 76,47 | |
5 | Mei | 26250 22350 3900 85,14 | |
6 | Juni | 17500 12800 4700 73,14 | |
7 | Juli | 13425 10225 3200 76,16 | |
8 | Agustus | 00000 0000 | 0000 00,01 |
9 | September | 14200 11400 2800 80,28 | |
10 | Oktober | 14000 10750 3250 76,79 | |
11 | November | 15500 12600 2900 81,29 | |
12 | Desember | 00000 0000 | 0000 00,00 |
Rata-Rata 77,83
7) Hasil perhitungan Upside Supply Chain Flexibility
(Unit) | Produksi | (Unit) | ||
1 | Januari | 9750 | 20% | 1950 |
2 | Februari | 15750 | 20% | 3150 |
3 | Maret | 15000 | 20% | 3000 |
4 | April | 17000 | 20% | 3400 |
No Bulan
Jumlah Order
Peningkatan
Jumlah Peningkatan
5 | Mei | 26250 | 20% | 5250 |
6 | Juni | 17500 | 20% | 3500 |
7 | Juli | 13425 | 20% | 2685 |
8 | Agustus | 12325 | 20% | 2465 |
9 | September | 14200 | 20% | 2840 |
10 | Oktober | 14000 | 20% | 2800 |
11 | November | 15500 | 20% | 3100 |
12 | Desember | 10000 | 20% | 2000 |
Total | 180700 | 20% | 36140 |
8) Perhitungan waktu fleksibilitas dalam peningkatan produksi 20%
No | Bulan | Peningkatan Produksi (20%) | Production Flexibility (Hari) |
1 | Januari | 1950 | 4 |
2 | Februari | 3150 | 6 |
3 | Maret | 3000 | 6 |
4 | April | 3400 | 7 |
5 | Mei | 5250 | 11 |
6 | Juni | 3500 | 7 |
7 | Juli | 2685 | 5 |
8 | Agustus | 2465 | 5 |
9 | September | 2840 | 6 |
10 | Oktober | 2800 | 6 |
11 | November | 3100 | 6 |
12 | Desember | 2000 | 4 |
Rata-rata | 6 |
9) Rekapitulasi Downside Supply Chain Adaptability tahun 2022
tersedia | ||||||
1 | Januari | 810 | 1620 | 2430 | 2 | 25 |
2 | Februari | 720 | 1440 | 2160 | 2 | 23 |
3 | Maret | 810 | 1620 | 2430 | 2 | 25 |
4 | April | 780 | 1560 | 2340 | 2 | 24 |
5 | Mei | 810 | 1620 | 2430 | 2 | 25 |
6 | Juni | 780 | 1560 | 2340 | 2 | 24 |
7 | Juli | 810 | 1620 | 2430 | 2 | 25 |
8 | Agustus | 810 | 1620 | 2430 | 2 | 25 |
9 | September | 780 | 1560 | 2340 | 2 | 24 |
10 | Oktober | 810 | 1620 | 2430 | 2 | 25 |
No Bulan
Scheduled delay (menit)
Unscheduled delay (menit)
Total (menit)
Total (Hari)
Jumlah hari sisa
11 | November | 780 | 1560 | 2340 | 2 | 24 |
12 | Desember | 810 | 1620 | 2430 | 2 | 25 |
10) Performa kinerja rantai pasok PT Sanirasa Pangan Indonesia
No | Bulan | Atribut Kinerja | Metrik SCOR | Aktual |
1 | Januari | Realibilitas | POF | 71,79% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 4 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
2 | Februari | Realibilitas | POF | 84,13% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 6 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
3 | Maret | Realibilitas | POF | 87,33% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 6 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
4 | April | Realibilitas | POF | 87,65% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 7 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
5 | Mei | Realibilitas | POF | 78,94% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 11 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
6 | Juni | Realibilitas | POF | 79,83% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 7 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
7 | Juli | Realibilitas | POF | 81,49 |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 5 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
8 | Agustus | Realibilitas | POF | 80,77% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari |
Fleksibilitas | USCF | 5 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
9 | September | Realibilitas | POF | 82,11% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 6 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
10 | Oktober | Realibilitas | POF | 81,04% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 6 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
11 | November | Realibilitas | POF | 81,39% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 6 Hari | ||
DSCA | 2 Hari | |||
12 | Desember | Realibilitas | POF | 84,30% |
Responsivitas | OFCT | 14 Hari | ||
Fleksibilitas | USCF | 4 Hari | ||
DSCA | 2 Hari |
Lampiran 9 Dokumentasi Kegiatan