SEGMEN OPERASI Klausul Contoh

SEGMEN OPERASI. Informasi yang dilaporkan kepada Direksi untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerja segmen memfokuskan pada jenis jasa yang diberikan atau disediakan. Segmen yang dilaporkan Perusahaan merupakan kegiatan sebagai berikut: Berikut ini merupakan analisa pendapatan dan hasil segmen perusahaan berdasarkan segmen dilaporkan: Pendapatan 00.000.000.000 00.000.000.000 00.000.000.000 00.000.000.000 00.000.000.000 - 000.000.000.000 Beban pokok pendapatan (00.000.000.000 (00.000.000.000) (00.000.000.000) (00.000.000.000) (00.000.000.000) - (000.000.000.000) Laba bruto 1.815.392.218 2.375.796.103 2.270.182.323 5.262.053.528 1.891.903.732 - 00.000.000.000 Beban pegawai (862.499.952) (726.369.428) (1.161.873.024) (1.471.732.438) (1.129.635.074) (115.440.874) (5.467.550.790)
SEGMEN OPERASI. Perseroan dan Perusahaan Anak mengklasifikasikan kegiatan usahanya menjadi kegiatan usaha penjualan komponen elektronik dan sepeda listrik. Berikut ini adalah tabel mengenai informasi terkait dengan total penjualan Perseroan beserta kontribusi dari masing-masing segmen usahanya: Keterangan 31 Desember Komponen elektronik 261.791 268.376 275.103 Sepeda listrik 225.360 179.988 136.695 Berikut ini adalah tabel mengenai informasi terkait dengan total laba kotor Perseroan beserta kontribusi dari masing-masing segmen usahanya: Keterangan 31 Desember Komponen elektronik 36.834 29.262 37.697 Sepeda listrik 42.308 37.283 33.082 Berikut ini adalah tabel mengenai informasi terkait dengan kontribusi laba bersih Perseroan yang berasal dari masing-masing segmen usahanya: Keterangan 31 Desember Komponen elektronik 24.643 19.017 23.320 Sepeda listrik 7.523 6.228 3.176
SEGMEN OPERASI. (dalam Rupiah) Produk farmasi, kecantikan dan Jasa maklon 690.969.740.599 666.109.121.244 Produk alat kesehatan 00.000.000.000 00.000.000.000 Perseroan mengelompokkan usahanya berdasarkan 2 (dua) segmen usaha yaitu produk farmasi, produk kecantikan dan jasa maklon, dan produk alat kesehatan. Perseroan tidak melakukan penjualan antar segmen. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 Perseroan mencatatkan total penjualan sebesar Rp702.067.615.605 yang berasal dari segmen produk farmasi, produk kecantikan dan jasa maklon sebesar Rp690.969.740.599, memberikan kontribusi sebesar 98,42% dan segmen produk alat kesehatan sebesar Rp11.097.875.006 memberikan kontribusi sebesar 1,58%. Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 Perseroan mencatatkan total penjualan sebesar Rp715.425.027.099 yang berasal dari segmen produk farmasi, produk kecantikan dan jasa maklon sebesar Rp666.109.121.244 memberikan kontribusi sebesar 93,11% dan segmen produk alat kesehatan sebesar Rp49.315.905.855 memberikan kontribusi sebesar 6,89%.
SEGMEN OPERASI. Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, Perseroan menggunakan segmen usaha sebagai segmen primer. Informasi berdasarkan laba rugi segmen usaha adalah sebagai berikut:
SEGMEN OPERASI. Berikut ini analisis segmen operasi dikaitkan dengan kondisi keuangan Emiten secara keseluruhan: Secara keseluruhan, terjadi penurunan kinerja penyaluran pembiayaan baru untuk seluruh segmen operasi Perseroan, yang terdiri dari Mobil, Motor dan Lainnya (alat berat dan mesin, properti dan syariah) yang utamanya merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang membuat Perseroan harus lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaannya. Untuk detailnya akan diuraikan lebih lanjut di masing-masing segmen berikut ini:
SEGMEN OPERASI. Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan segmen usaha Perseroan berdasarkan geografis. Jabodetabek 7.031.953 6.188.769 Jawa – Di luar Jabodetabek 2.153.319 1.852.665 Di luar Jawa 6.438.382 5.542.602 Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan segmen usaha Perseroan berdasarkan produk yang dijual. Makanan 9.135.223 7.868.275 Makanan Segar 2.139.069 1.816.516 Non-Makanan 4.349.362 3.899.245 Total Pendapatan 15.623.654 13.584.036 Xxxxx berikut menunjukkan rincian beban usaha Perseroan untuk periode-periode berikut: Gaji dan kesejahteraan rakyat 1.437.576 1.317.504 Penyusutan aset hak-guna 376.718 379.601 Penyusutan aset tetap 357.132 327.499 Listrik dan air 363.975 324.478 Beban distribusi 252.117 212.307 Perlengkapan 89.773 80.199 Pemeliharaan dan perbaikan 35.314 32.520 Amortisasi beban ditangguhkan 42.228 31.593 Jasa keamanan dan kebersihan 33.086 31.293 Telepon, faksimile dan internet 33.087 30.001 Pajak dan perizinan 22.138 18.625 Sewa 21.829 18.246 Bahan bakar, pelumas, parkir dan transportasi 20.272 16.903 Promosi dan iklan 23.608 13.235 Imbalan kerja karyawan 22.519 11.451 Lain-lain 26.891 21.799 TOTAL 3.158.263 2.867.254
SEGMEN OPERASI. Dalam kegiatan usahanya, Perseroan membagi kelompok utama kegiatan usaha menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu rawat inap termasuk jasa penunjang dan rawat jalan termasuk jasa penunjang. Berikut ini merupakan ringkasan mengenai segmen operasi Perseroan:
SEGMEN OPERASI. Manajemen memantau hasil operasi dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba rugi operasi pada laporan keuangan konsolidasian. Harga transfer antar entitas hukum dan antar segmen diatur dengan cara yang serupa dengan transaksi dengan pihak ketiga. Untuk periode delapan bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2020, penjualan bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 95,88%; 7,85% dan 1,70% dari jumlah penjualan konsolidasian setelah eliminasi sebesar -5,43% yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Untuk periode delapan bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2019, penjualan bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 90,97%; 9,03% dan 2,35% dari jumlah penjualan konsolidasian setelah eliminasi sebesar -2,36% yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, penjualan bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 94,50%, 9,14% dan 2,65% dari jumlah penjualan konsolidasian setelah eliminasi sebesar -6,29% yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, penjualan bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 84,47%; 18,82% dan 2,30% dari jumlah penjualan konsolidasian setelah eliminasi sebesar -5,59% yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Penjualan bidang manufaktur mengalami kenaikan sebesar 36,66% dikarenakan terdapat kenaikan pada kuantitas penjualan di bidang manufaktur – building component dan set up terutama pada Perseroan, Intertrend, Intera dan Interkraft (manufaktur). Selain itu pada akhir tahun 2019 dan periode 2020 terdapat penjualan produk baru, yaitu gesso. Penjualan bidang kehutanan mengalami kenaikan sebesar 12,71% dikarenakan adanya peningkatan kuantitas penjualan. Penjualan bidang manufaktur mengalami kenaikan sebesar 13,72% dikarenakan terdapat kenaikan pada kuantitas penjualan di bidang manufaktur – set up. Penjualan bidang kehutanan mengalami penurunan sebesar 50,61% dikarenakan adanya penurunan harga kayu. Untuk periode delapan bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2020, laba bruto bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 89,01%; 9,10% dan 1,58% dari jumlah laba bruto ko...
SEGMEN OPERASI. Manajemen sebagai pengambil keputusan operasional memantau hasil operasi unit bisnis secara terpisah untuk tujuan pengambilan keputusan tentang alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dinilai berdasarkan laba atau rugi dan diukur sesuai dengan laba atau rugi dalam laporan keuangan konsolidasian. Berikut ini adalah informasi mengenai segmen operasi Perseroan: (dalam jutaan Rupiah) Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Sewa Menara Jasa Lain (MWIFO & VSAT) Jumlah Sewa Menara Jasa Lain (MWIFO & VSAT) Jumlah Pendapatan 5.582.759 871.543 6.454.302 5.338.749 529.111 5.867.860 Laba bruto 4.225.988 420.944 4.646.932 4.025.735 300.816 4.326.551 Laba usaha 3.739.569 250.871 3.990.440 3.628.087 174.636 3.802.723 Laba neto 2.324.837 92.653 2.417.490 2.129.806 80.414 2.210.220 Pada tanggal 31 Desember 2019, kontribusi sewa menara dan jasa lainnya terhadap total pendapatan Perseroan adalah sebesar 86,50% dan 13,50%. Sedangkan kontribusi sewa menara dan jasa lainnya terhadap laba usaha Perseroan adalah sebesar 93,71% dan 6,29%. Pada tanggal 31 Desember 2018, kontribusi sewa menara dan jasa lainnya terhadap total pendapatan Perseroan adalah sebesar 90,98% dan 9,02%. Sedangkan kontribusi sewa menara dan jasa lainnya terhadap laba usaha Perseroan adalah sebesar 95,41% dan 4,59%. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pendapatan dari sewa menara Perseroan mengalami kenaikan sebesar Rp244.010 juta atau 4,57%, peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya sewa lokasi baru sebesar 5.027 sewa lokasi, atau 17,75%, dari 28.319 pada tahun yang berakhir 31 Desember 2018 menjadi 33.346 pada tahun yang berakhir 31 Desember 2019. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pendapatan dari jasa lainnya Perseroan mengalami kenaikan sebesar Rp342.432 juta atau 64,72%, peningkatan ini disebabkan terutama dari jaringan kabel serat optik. Jaringan kabel serat optik Perusahaan tumbuh dengan pesat pada tahun ini, sejalan dengan meningkatnya konsumsi data dan fokus para operator untuk meningkatkan kualitas layanan pada tahun yang berakhir 31 Desember 2019. Untuk tahun 2019 margin laba (net profit margin) Perseroan dari segmen sewa Menara adalah sebesar 41,64% sedangkan pada jasa lainnya adalah 10,63%. Dapat dilihat bahwa segmen sewa Xxxxxx memberikan profitabilitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan segmen jasa lainnya. Untuk tahun 2018 margin laba (net profit margin) Perseroan dari segmen sewa Menara adalah sebesar 39,89% sedangkan pada jasa lainnya adalah 15,20%. ...
SEGMEN OPERASI. PSAK No. 5 (Revisi 2014) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perseroan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Kebalikan dengan standar sebelumnya yang mengharuskan Perseroan mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.