Hasil Yang Dicapai Klausul Contoh

Hasil Yang Dicapai. Sebelum memberikan pelatihan, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara mengadakan sosialisasi terlebih dahulu ke Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2021. Setelah mengadakan sosialisasi, dosen menyusun materi yang akan diberikan kepada peserta pelatihan dan mempersiapkan semua perlengkapan yang akan diberikan saat pelatihan. Pelatihan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada hari Sabtu tanggal 28 Agustus 2021 dan pada hari Sabtu tanggal 18 September 2021. Pada pelatihan hari pertama, yaitu hari Xxxxx xxxxxxx 00 Xxxxxxx 0000 xxxxx akan menerangkan teori atau konsep yang terkait dengan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Pelatihan kedua yaitu hari Sabtu tanggal 18 September 2021 dosen memberikan contoh soal bagaimana penentuan harga pokok penjualan di perusahaan dagang, penentuan biaya bahan baku, penentuan biaya tenaga kerja langsung, penentuan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung), penentuan total biaya manufaktur, penentuan harga pokok produksi, dan penentuan harga pokok penjualan di perusahaan manufaktur. Sebagai upaya menekan penyebaran Covid-19, pemerintah menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mengakibatkan dosen tidak dapat ke lokasi mitra dan memberikan pelatihan secara tatap muka kepada siswa siswi Lembaga Beasiswa Dharma Pembangunan. Sebagai bentuk tanggungjawab kepada mitra, dosen akhirnya memutuskan tetap memberikan pelatihan secara online. Berikut adalah dokumentasi pelatihan melalui media Zoom yang dihadiri oleh 1 dosen, 1 mahasiswa, dan 13 siswa siswi.
Hasil Yang Dicapai. Tanggal 23 Januari 2021 tim dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara melakukan survei terlebih dahulu ke PT Felixindo Rubber Berkarya untuk mengetahui masalah yang sedang dihadapi perusahaan sekarang ini. Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok produksi untuk pesanan khusus yang diterima selama pandemic Covid-19. Hal ini juga mengakibatkan harga jual pesanan khusus sulit untuk ditentukan, dimana terlihat dari berbedanya harga jual untuk pesanan khusus yang sama dari pelanggan. Kesulitan ini menyebabkan banyak pelanggan yang mengeluhkan masalah tersebut. Apabila hal ini terjadi terus menerus, maka dalam jangka panjang perusahaan dapat kehilanggan pelanggannya, yang pada akhirnya akan menyebabkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi perusahaan, maka tim dosen diminta untuk memberikan pelatihan bagi karyawan perusahaan agar dapat menentukan harga pokok produksi yang tepat untuk pesanan khusus. Sebelum pelatihan dilakukan, tim dosen mempersiapkan terlebih dahulu materi yang akan diberikan kepada perusahaan. Tim dosen juga berkoordinasi dengan perusahaan untuk menentukan tanggal pelatihan agar tidak mengganggu kegiatan operasi perusahaan. Pelatihan akan diberikan sebanyak tiga kali yang dilakukan di Bekasi, yaitu pada hari Sabtu tanggal 6 Maret 2021, 13 Maret 2021, dan 20 Maret 2021. Pelatihan pertama kali diadakan pada tanggal 6 Maret 2021, dimana tim dosen memberikan pelatihan mengenai dasar akuntansi biaya terlebih dahulu agar dapat memahami materi berikutnya. Dalam pelatihan pertama, dijelaskan biaya apa saja yang merupakan biaya produksi dan contoh dari biaya-biaya tersebut. Selanjutnya dibahas mengenai metode untuk menentukan harga pokok produksi dengan menggunakan metode direct costing dan full costing. Pelatihan selanjutnya juga diadakan pada hari Sabtu pada tanggal 13 Maret 2021. Pada kesempatan ini, tim dosen menjelaskan bagaimana perbedaaan laporan laba rugi untuk metode direct costing dan full costing, juga keuntungan dan kelemahan dari kedua metode tersebut. Selama dua kali pelatihan yang tim dosen berikan, para peserta sangat antusias untuk mengikuti pelatihan karena banyak yang mengajukan pertanyaan saat sesi tanya jawab. Pelatihan terakhir diadakan pada tanggal 20 Maret 2021. Di hari terakhir ini, tim dosen meminta para peserta untuk mempraktekkan materi yang sudah diperoleh selama dua kali pelatihan sebelumnya dengan m...
Hasil Yang Dicapai. 4.1.1 Seminar Industri 4.0 dan Dampaknya Terhadap Profesi/Pekerjaan Di Masa Depan 4.1.2 Kegiatan Penelusuran Minat dan Bakat (Konsep Diri Akademik/Non- Akademik) 4.1.3 Tanggapan Pihak SMA Atisa Dipamkara 4.2
Hasil Yang Dicapai. Melalui pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan di SMA Atisa Dipamkara Tangerang, siswa/siswi kelas IX, X, dan XI sekolah tersebut mendapatkan banyak manfaat. Hal tersebut disampaikan melalui kuesioner dengan skala penilaian 1 sampai 5 yang diberikan kepada seluruh siswa peserta setelah narasumber Tim PKM menyampaikan paparannya. Terdapat 152 respons yang masuk dari total 176 peserta. Xxxxxxxx 00 xxxxx (TTB = 55,9%) menyatakan topik yang disampaikan sangat menarik atau menarik, dengan rerata skor 3,59; 000 xxxxx (TTB = 65,8%) menyatakan sangat setuju atau setuju bahwa materi yang disampaikan instruktur menambah wawasan mereka, dengan rerata skor 3,80; 90 siswa (TTB = 59,2%) menyatakan sangat setuju atau setuju bahwa melalui kegiatan PKM mereka belajar banyak hal yang baru, dengan rerata skor 3,74; dan 115 siswa (TTB = 75,7%) menyatakan sangat setuju atau setuju bahwa materi yang disampaikan berguna bagi mereka, dengan rerata skor 4,05. Mengenai narasumber Tim PKM sebanyak 117 siswa (TTB = 77,0%) menyatakan sangat setuju atau setuju narasumber menguasai materi yang disampaikan, dengan rerata skor 4,16, dan 114 siswa (TTB = 75%) sangat setuju atau setuju instruktur dapat menjawab pertanyaan dengan baik, dengan rerata skor 4,07. Melalui kuesioner yang diberikan sebelum pemaparan 103 siswa dari 000 xxxxx (00,0%) xxxxxxxxxx xxxxx xxxxxx mendengar kata Industri 4.0. Adapun mereka yang mengatakan pernah mendengar pemahamannya juga masih belum tepat. Tim PKM juga mengukur perubahan pada siswa melalui kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah materi “Industri 4.0 dan Dampaknya Terhadap Profesi/Pekerjaan di Masa Depan.” Terdapat peningkatan pada pemahaman siswa mengenai dampak Industri 4.0 terhadap profesi/pekerjaan yang akan hilang pada 5-10 tahun mendatang. Sebelum pemaparan 83 dari 171 siswa (BTB = 48,5%) menyatakan tidak paham atau sangat tidak paham, dengan rerata skor 2,47. Setelah pemaparan tersisa 6 dari 152 siswa (BTB = 3,95%) menyatakan tingkat pemahamannya tidak paham atau sangat tidak paham dengan rerata skor 3,65. Demikian pula pada persepsi siswa terhadap pentingnya pemahaman mengenai dampak Industri 4.0 sebelum menentukan pilihan program studi ketika akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sebelum pemaparan 24 dari 171 siswa (BTB = 14,0%) menyatakan tidak penting atau sangat tidak penting, dengan rerata skor = 3,53. Setelah pemaparan hanya 2 dari 152 siswa (BTB = 1,32%) yang menyatakan tidak penting atau sangat tidak pen...
Hasil Yang Dicapai. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu penandatanganan kerjasama antara Fakultas Ekonomi dengan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Hasil Yang Dicapai. 8) BAB 4.
Hasil Yang Dicapai. 12) BAB 5.
Hasil Yang Dicapai. Kegiatan PKM ini merupakan aplikasi dari hasil diskusi dan pengumpulan materi, serta permintaan dari pihak mitra. Pelatihan ini mengenai pemasangan jalur listrik satu phasa di sebuah bangunan dan menggunakan sistem yang paling sederhana, yaitu listrik hanya dibagi menjadi 2 jalur, jalur lampu dan jalur stop kontak. Materi yang dibuat seperti sistem berikut:
Hasil Yang Dicapai. Pemberian pengetahuan perpajakan kepada calon wajib pajak khususnya siswa didik dirasakan perlu, karena asumsinya calon wajib pajak tersebut (siswa didik) dikemudian hari akan menjadi bagian dari masyarakat dan pasti akan melakukan aktivitas ekonomi. Siswa dan siswi sma ini merupakan generasi muda. Generasi muda adalah generasi penerus bangsa, sehingga sangat perlu untuk mengetahui apa itu pajak, apa itu manfaat pajak. Karena masa depan bangsa ini ditentukan oleh generasi muda, karena suatu saat nanti kalian adalah calon wajib pajak atau pembayar pajak. Acara ini juga dilakukan untuk mengembangkan sikap sadar dan taat pajak, jadi apabila nilai-nilai kesadaran pajak sudah ditumbuhkan sejak dini kepada peserta didik melalui proses pembelajaran maka itu akan memudahkan pemerintah ke depannya. Faktor pendukung pemberian pengetahuan perpajakan pertama adalah adanya kebijakan yang mengatur mengenai sosialisasi perpajakan bagi masyarakat. Menurut xxxxxxxxx & putranti (2013) pendidikan dianggap sebagai salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan atau informasi mengenai hak dan kewajiban bagi siswa didik agar dapat hidup di tengah masyarakat, termasuk dalam hal ini pajak. Pajak sebagai salah satu komponen dalam pembangunan bangsa, dianggap perlu untuk diketahui oleh siswa didik, hal inilah yang melatarbelakangi adanya pelajaran perpajakan di sekolah menengah pertama. Direktorat jenderal pajak mempunyai metode pembelajaran mengenai kesadaran pajak yang akan diterapkan di sistem pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa- siswa sma xxxxxxx xxxxxxx. Metode pembelajarannya dapat dilihat di gambar 2 Gambar 1. Model Pembelajaran Kesadaran Pajak Berikut adalah topik bahasan dari kegiatan ini terdiri: • Pajak dalam keseharian. Bagian ini menjelaskan praktik pemungutan pajak dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan perbedaan pajak dengan pungutan lain, memberikan informasi tentang penggolongan pajak menurut pemungutnya, membangun argumen pentingnya pajak bagi negara, menjelasakan fungsi anggaran (budgetair) dan fungsi mengatur (regulerend), serta yang terakhir mengomunikasikan data penerimaan pajak secara nasional. • Konsep pajak. Bagian ini menjelaskan konsep dan urgensi diperlukannya pajak dalam kehidupan manusia, alasan perlunya pajak dari berbagai aspek, • Sejarah perpajakan Indonesia. Bagian ini menjelaskan realitas pajak yang terjadi dari masa ke masa, pelaksanaan dan problem pajak yang dihadapi pada tiap masa, menjelaskan mengapa ada realitas pajak yang berbeda-...
Hasil Yang Dicapai. Setiap sekolah ingin membekali para siswanya dengan pengetahuan di luar materi pelajaran sekolah yang berguna untuk masa depannya. Begitu pula dengan SMA Xxxxxxx Xxxxxxx yang ingin para calon lulusannya bisa mempunyai pengetahuan dan bekerja dengan baik di lingkungan masyarakat. Pengetahuan akuntansi ini bisa digunakan oleh para siwa ketika mereka bekerja, membuka usaha atau melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Akuntansi. Kegiatan pelatihan akuntansi dasar untuk perusahaan dagang dirasakan perlu didapatkan oleh setiap siswa SMA. Pelatihan ini berfokus pada akuntansi perusahaan dagang, karena banyak usaha termasuk dalam kategori perusahaan dagang. Topik yang dibahas dalam kegiatan ini adalah: