Pendapatan Operasional Lainnya. Jumlah pendapatan operasional lainnya naik sebesar Rp50.549 juta atau 6,3% menjadi Rp851.920 juta dari sebesar Rp801.371 juta pada tahun 2014. Komponen- Untuk menjaga tingkat LDR dalam rentang yang optimal dan menjadi bagian dari pemantauan risiko likuiditas, LDR dimonitor secara harian dan dilaporkan sampai kepada tingkat Direksi. Rapat Asset Liability Committee (ALCO) diadakan secara reguler setiap bulan dimana salah satunya adalah untuk memastikan bahwa LDR berada dalam tingkat yang optimum.
Pendapatan Operasional Lainnya. Tabel berikut ini menjelaskan pendapatan operasional lainnya Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021 dan 2020 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019: (dalam jutaan Rupiah) 30 Juni 31 Desember Provisi dan komisi 5.762 12.891 15.294 82.848 Keutnungan (Kerugian) atas transaksi efek- efek yang diperdagangkan – bersih 33.673 858 (14.778) 89.802
Pendapatan Operasional Lainnya. Tabel berikut menunjukkan rincian pendapatan operasional lainnya Perseroan dan persentase dari masing-masing akun terhadap total pendapatan operasional lainnya untuk setiap periode berikut: Pendapatan transaksi perdagangan - bersih Instrumen derivatif 162.029 27,6 84.743 10,6 264.407 31,0 Instrumen keuangan pendapatan tetap (14.411) (2,5) 82.454 10,3 31.421 3,7 147.618 25,1 167.197 20,9 295.828 34,7 Keuntungan penjualan efek-efek untuk tujuan investasi 1.429 0,3 18.077 2,3 137.928 16,2 Bagian atas laba bersih dari Entitas Asosiasi - - 241.029 30,0 241.838 28,4 Pendapatan operasional lainnya Laba selisih kurs transaksi yang belum direalisasi 146.320 24,9 104.250 13,0 93.380 11,0 Pendapatan jasa transaksi perbankan ritel dan syariah 54.645 9,3 51.052 6,4 45.742 5,4 jatuh tempo 16.557 2,8 31.078 3,9 27.265 3,2 Pendapatan jasa perbankan wholesale 5.883 1,0 1.447 0,2 1.969 0,2 Laba penjualan aset tetap 18.877 3,2 286 0,0nm 26 0,0 nm Pemulihan cadangan pajak - - 117.153 14,6 - - Laba penjualan agunan diambil alih - bersih 33.467 5,7 32.705 4,1 - - Laba penjualan aset yang tidak digunakan 55.877 9,5 - - - - Lain-lain 26.353 4,5 5.062 0,6 7.944 0,9 438.179 74,6 375.068 46,8 176.326 20,7 Jumlah 587.226 100,0 801.371 100,0 851.920 100,0 Catatan: (*) Untuk tujuan perbandingan dengan tahun-tahun lainnya, akun-akun untuk informasi keuangan tahun 2013 telah direklasifikasi. nm : menjadi nol karena pembulatan Jumlah pendapatan operasional lainnya naik sebesar Rp50.549 juta atau 6,3% menjadi Rp851.920 juta dari sebesar Rp801.371 juta pada tahun 2014. Komponen-komponen yang berkontribusi signifikan pada peningkatan ini adalah pendapatan instrumen derivatif yang naik signifikan sebesar Rp179.664 juta atau 212,0% menjadi Rp264.407 juta. Kebutuhan nasabah untuk melakukan hedging fasilitas pinjaman dalam mata uang asing menyusul pelemahan nilai tukar Rupiah menjadi penyebab utama atas kenaikan ini.
More Definitions of Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan Operasional Lainnya. Jumlah pendapatan operasional lainnya naik 20,6% atau sebesar Rp175,10 miliar menjadi Rp1.027,02 miliar dari sebesar Rp851,92 miliar di tahun 2015. Komponen-komponen yang berkontribusi signifikan pada peningkatan ini adalah peningkatan pendapatan dari instrumen keuangan pendapatan tetap sebesar 457,2% atau Rp143,67 miliar menjadi Rp175,09 miliar pada tahun 2016 yang terutama berasal dari kenaikan keuntungan penjualan aset keuangan untuk diperdagangkan karena meningkatnya volume transaksi akibat adanya kelebihan likuiditas terkait dengan penurunan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Pendapatan Operasional Lainnya. Pendapatan operasional lainnya merupakan pendapatan yang berasal dari pendapatan transaksi valuta asing - bersih, keuntungan (kerugian) bersih penjualan efek, provisi dan komisi selain kredit, penerimaan kembali kredit yang dihapus buku, keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari efek yang diperdagangkan dan lainnya. Pendapatan operasional lainnya sepanjang tahun 2020 menurun menjadi Rp207.527 juta dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp217.124 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan penurunan penerimaan kembali kredit yang dihapus buku yang turun Rp32.253 juta. Perseroan berhasil memperoleh peningkatan pendapatan dari transaksi valuta asing yang naik Rp9.591 juta dan peningkatan keuntungan penjualan efek sebesar Rp6.601 juta.
Pendapatan Operasional Lainnya. Pendapatan operasional lainnya merupakan pendapatan yang berasal dari pendapatan transaksi valuta asing – bersih, keuntungan (kerugian) bersih penjualan efek−efek, provisi dan komisi selain kredit, penerimaan kembali kredit yang dihapus buku, keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari efek yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan lainnya. Pendapatan operasional lainnya pada periode 30 Juni 2023 menurun menjadi Rp50.818 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp58.628 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan penurunan dari penerimaan kembali kredit yang dihapus buku sebesar Rp1.881 juta atau 17,33%, penurunan pendapatan dari transaksi valuta asing sebesar Rp1.656 juta atau 42,13% serta penurunan pendapatan dari provisi dan komisi selain kredit sebesar Rp1.111 juta atau 5,68%. Pendapatan operasional lainnya sepanjang tahun 2022 turun menjadi Rp138.929 atau menurun (17,97%) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp169.361 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan penurunan keuntungan bersih penjualan efek yang turun sebesar Rp18.037 juta karena volatilitas pasar surat berharga yang terjadi selama tahun 2022 sebagai dampak dari kebijakan The Fed untuk meningkatkan suku bunga acuan.
Pendapatan Operasional Lainnya. Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Pendapatan Operasional Lainnya. Pendapatan diluar bunga yang dibukukan oleh Perseroan pada akhir tahun 2021 berjumlah Rp925 miliar. Nilai ini lebih rendah 45,19% atau Rp763 miliar apabila dibandingkan dengan akhir tahun 2020. Penurunan ini disebabkan oleh 3 (tiga) hal, yakni pertama, Keuntungan dari Penjualan Efek yang Diperdagangkan menurun Rp194 miliar dibandingkan tahun 2020 dimana terjadi penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN) yang signifikan sebagai dampak dari berbagai stimulus fiskal maupun moneter pada awal pandemi. Kedua, pendapatan Lain-Lain turun Rp594 miliar, dikarenakan penurunan pada klaim asuransi dibandingkan tahun sebelumnya. Ketiga, Keuntungan Kurs Mata Uang Asing turun sebesar Rp29 miliar dipengaruhi oleh spread yang mengecil sehingga mengurangi pendapatan dari transaksi valuta asing.
Pendapatan Operasional Lainnya. Perseroan membukukan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp16,2 triliun di tahun 2021, naik sebesar Rp2,8 triliun atau 20,93% dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp13,4 triliun. Kenaikan terbesar berasal dari penerimaan kembali aset yang telah dihapus buku sebesar Rp1,0 triliun atau naik sebesar 66,66% dibandingkan realisasi tahun 2020. Pada tahun 2021, Perseroan juga mencatat pendapatan operasional dari laba entitas asosiasi Bank Syariah Indonesia sebesar Rp698,3 miliar, dimana pada tahun sebelumnya Bank Syariah Indonesia belum merupakan Entitas Asosiasi Perseroan. Provisi dan komisi lainnya juga mengalami kenaikan sebesar Rp634,4 miliar atau 7,63% dibandingkan realisasi tahun 2020. Secara total beban operasional lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp587,2 miliar atau 2,43% menjadi Rp24,8 triliun di tahun 2021, dibandingkan posisi tahun 2020 senilai Rp24,2 triliun. Peningkatan tersebut untuk menunjang ekspansi bisnis Perseroan sepanjang tahun 2021. Peningkatan beban operasional lainnya didominasi oleh beban gaji dan tunjangan yang naik sebesar Rp1,4 triliun atau 14,81% dibandingkan tahun 2020. Beban umum dan administrasi mengalami penurunan sebesar Rp297,7 miliar atau 3,29%, sedangkan premi penjaminan simpanan mengalami kenaikan sebesar Rp104,8 miliar atau 8,82%. Sementara itu beban promosi dan beban lain-lain mengalami penurunan sebesar Rp108,8 miliar atau 10,55% dan sebesar Rp555,7 miliar atau 17,47%.
Pendapatan Operasional Lainnya. Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019