Pertumbuhan Ekonomi. Rezim ekonomi mengalami perlambatan, Kemunduran, membutuhkan penyesuaian. Dampak pandemi Covid-19 membuat perekonomian terjerembab. Konon terparah dalam sejarah. Ditengah upaya tata ulang prioritas pembangunan, satu agenda akan tetap digenjot. Selain penguatan inovasi, pemantapan hilirisasi pengolahan sumber daya alam juga menjadi fokus pembangunan tahun 2023. Hilirisasi bukan isu baru. Hilirisasi bahan mentah yang berasal dari industri ekstraktif diwilayah Sulawesi selatan harus dilakukan besar-besaran. Mulai produk pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, hingga migas. Upaya Pemulihan Ekonomi yang dilakukan pemerintah pada tahun 2022 dan dengan mencermati perkembangan ekonomi yang ada, maka pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tahun 2023 diperkirakan akan mengalami peningkatan kembali. Terdapat beberapa faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada tahun 2023 antara lain; komoditas ekspor Sulawesi Selatan tidak terdampak perang dagang Amerika dan Tiongkok, peningkatan konsumsi rumah tangga, berlanjutnya stimulus fiskal pemerintah pada peningkatan infrastruktur di luar daerah, serta berlangsungnya beberapa proyek infrastruktur pemerintah yang ikut mendorong lapangan usaha konstruksi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan dari tahun 2017 hingga tahun 2020 mengalami tren yang menurun, pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Sulawesi selatan mencapai 7,23 persen, laju pertumbuhan ekonomi terus menurun hingga tahun 2020 yaitu sebesar -0,70 persen. Angka pertumbuhan tersebut merupakan yang terendah bagi Sulawesi Selatan. Pandemi Covid-19 yang melanda sejak akhir 2019 menjadi pemicu utama melambatnya laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada tahun 2020. Namun pada tahun 2021 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan telah mengalami peningkatan Perekonomian Sulawesi Selatan pada tahun 2021 tumbuh sebesar 4,65 persen, dibandingkan pada tahun 2020 yang mengalami kontraksi hingga -0,70 persen. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2021 tersebut memenuhi target yang direncanakan sebesar 4,10 – 5,5 persen. Hal ini menunjukkan mulai terjadinya pemulihan ekonomi secara signifikan dalam masa pandemi covid-19. Ekonomi Sulawesi Selatan dan Nasional pada tahun 2021 tumbuh positif. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan menunjukkan kinerja lebih baik dibanding dengan pertumbuhan ekonomi nasional dengan perbedaan sebesar 0,9...
Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kota Bukittinggi pada tahun 2017 sebesar 6,20% dan diperkirakan pada tahun 2018 sebesar 6,38%. Pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Kota Bukittinggi diasumsikan sebesar 6,50%. Angka ini sedikit terkoreksi dari perkiraan pada tahun 2017. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi pada tahun 2019 diproyeksikan masih sama dengan tahun 2017 dan 2018 dimana tidak semua sektor mengalami pertumbuhan yang positif. Sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor jasa perusahaan mengalami pertumbuhan yang negatif. Sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang merupakan potensi unggulan Kota Bukittinggi. Dukungan perekonomian nasional yang cukup baik serta investasi di Kota Bukittinggi yang juga akan tumbuh dengan adanya peningkatan belanja modal pemerintah daerah untuk memperbaiki infrastruktur kota dan fasilitas umum lainnya diharapkan akan menjadi nilai tambah yang mampu berkontribusi besar dalam pertumbuhan PDRB pada tahun 2019. Berkembangnya pariwisata di Kota Bukittinggi juga diharapkan mampu meningkatkan kontribusi berbagai sektor utama perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, penyediaan akomodasi makan dan minum, jasa keuangan dan ansuransi serta industri pengolahan yang merupakan tulang punggung perekonomian Kota Bukittinggi.
Pertumbuhan Ekonomi. Sebagai pilar penting dalam mendorong perekonomian Kabupaten Banyuwangi khususnya di sektor tenaga kerja dan perindustrian, capaian kinerja pelayanan perangkat daerah tidak terlepas dari hasil realisasi capaian indikator makro ekonomi Kabupaten Banyuwangi salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi khususnya sektor industri pengolahan. Realisasi perkembangan PDRB dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada tabel berikut : Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banyuwangi Sektor Industri Kategori Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan Ekonomi. Peningkatan nilai tambah dari suatu proses kegiatan ekonomi menunjukkan adanya perkembangan perekonomian suatu daerah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah menunjukan makin berkembangnya aktifitas perekonomian baik aktifitas produksi, konsumsi, investasi maupun perdagangan di daerah tersebut yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2022 perekonomian Kabupaten Musi Rawas secara umum mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,06% di bandingkan tahun sebelumnya yang hanya 2,33%. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi provinsi maupun nasional masih lebih rendah. Hal ini disebabkan adanya dampak pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir sehingga berpengaruh besar terhadap produksi, konsumsi, investasi dan perdagangan di suatu daerah. Secara rinci perkembangan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
1 Musi Rawas 5,03 5,79 5,87 0,24 2,33 4,06 2 Sumsel 5,51 6,04 5,71 -0,11 5,12 5,23
Pertumbuhan Ekonomi. Tren pemulihan perekonomian Riau terus berlanjut pada Triwulan I Tahun 2022 dengan pertumbuhan sebesar 4,72% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Riau mengalami akselerasi jika dibandingkan dengan triwulan IV Tahun 2021 yang tumbuh 3,81% (yoy). Secara spasial, pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Sumatera, yang tumbuh sebesar 4,03% (yoy) pada Triwulan I Tahun 2022 (Grafik 3.1). Pencapaian ini menyebabkan Riau menjadi Provinsi dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar kelima di Indonesia atau terbesar pertama diluar Jawa, dengan kontribusi terhadap nasional sebesar 5,39%.
Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merefleksikan peningkatan produksi seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Nilai PDRB dapat dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada tahun tersebut atau dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu sebagai tahun dasar yang biasa disebut dengan harga konstan. Perhitungan nilai PDRB dengan harga berlaku disebut dengan nilai PDRB nominal, sedangkan perhitungan PDRB dengan harga konstan disebut dengan nilai PDRB Rill. Nilai PDRB atas harga konstan atau PDRB Rill Kabupaten Tebo Tahun 2014-2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Pertumbuhan Ekonomi. Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 3,8 persen. Perkiraan itu lebih rendah jika dibanding dengan perhitungan sebelumnya, yakni pada kisaran 4,1 persen hingga 5,1 persen dengan titik tengah 4,6 persen. Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia di Tahun 2021 diproyeksikan meningkat dibandingkan Tahun 2020 namun karena masih adanya dampak pandemi COVID-19 menyebabkan pertumbuhan ekonomi global di tahun 2021 akan mengalami sedikit perlambatan. Pandemi COVID-19 menimbulkan krisis ekonomi dikarenakan ketidakpastian terhadap roda perekonomian yang masih akan terjadi, dampaknya tergantung pada variabel dan berapa lama pandemi ini terjadi. Perbaikan ekonomi dimulai pada kuartal III dan IV jika pemerintah dapat mengatasi gelombang kedua Covid-19 yang meningkat angka kejadiannya di bulan Juni 2021. Perbaikan juga sejalan dengan langkah pemerintah mencairkan banyak stimulus ekonomi pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dengan upaya yang tercatat pada PEN, pemerintah memproyeksikan ekonomi nasional diharapkan mulai tumbuh positif di kuartal III dan IV-2021.
Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kota Serang di Tahun 2021 diproyeksikan meningkat secara bertahap dibandingkan Tahun 2020 sebesar 5 persen. Dampak pandemi COVID-19 yang sudah terjadi sejak akhir 2019 menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Kota Serang tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 1,29 persen. Jika pandemi mereda pada paruh kedua 2021, maka diprediksi pemulihan ekonomi baru akan terasa tahun depan. Pada 2021 akan terjadi pemulihan secara perlahan seiring dengan memperkuat sistem kesehatan.
Pertumbuhan Ekonomi. Secara tahunan ekonomi Aceh tahun 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 3,17 persen, namun secara triwulanan (Q to Q) Ekonomi Aceh dengan migas Triwulan I-2020 mengalami penurunan dibanding Triwulan IV-2019 sebesar 4,55 Persen dari 34,19 triliun menjadi 32,63 triliun (ADHK). Bahkan Menteri Keuangan, mengungkapkan secara nasional perekonomian Indonesia di kuartal II-2020 akan negatif 4,3 persen atau lebih dalam dari proyeksi sebelumnya yakni minus 3,8 persen.
Pertumbuhan Ekonomi. Mulai meredanya Pandemi COVID 19 sejak awal tahun 2022 dan selanjutnya secara resmi PPKM secara resmi diakhiri oleh Presiden Republik Indonesia pada akhir 2022 yang lalu, menjadi momentum pertumbuhan ekonomi, dimana berbagai aktivitas masyarakat berjalan yang secara langsung berpengaruh apada peningkatan aktivitas ekonomi. Capaian pertumbuhan ekonomi mencapai 2,02 persen (yoy) pada triwulan IV 2022 dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2021. Grafik 2.1.1. 6 5 4 3 2 1 0 -1 -2 -3