Kerangka Pemikiran Klausul Contoh

Kerangka Pemikiran. Pemagangan Dalam Negeri Program ini diperlukan mengingat adanya ketidaksesuaian antara kompetensi yang dihasilkan oleh pendidikan formal dengan dunia kerja (terjadi gap) untuk mengisi kekosongan tersebut kegiatan yang paling sesuai adalah memagangkan pencari kerja lulusan pendidikan formal didunia kerja sehingga kompetensi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan. • Seleksi Pemagangan ke Jepang Untuk bekerja di luar negeri khususnya di Jepang para pencari kerja harus memiliki kompetensi sesuai dangan standar yang berlaku di Jepang. Oleh karena itu dalam proses seleksi adalah Tim seleksi dari IM Japan. Kompetensi yang diperlukan antara lain pada faktor fisik, kesehatan, penguasaan bahasa dan etos kerja. • Lulusan pelatihan yang bermutu hanya dihasilkan oleh lembaga pelatihan yang bermutu pula. Oleh karena itu dipandang perlu untuk meningkatkan kemampuan teknis maupun mamajerial para pengelolan, instruktur dan tenaga kepelatihan secara berkesinambungan. melalui bimbingan teknis. • Untuk mencapai target kegiatan yang diharapkan diperlukan koordinasi serta penunjang kegiatan baik yang dilaksanakan Dinas Kab/Kota, BLK, Pusat dan Provinsi perlu sinkronisasi melalui sinergitas peningkatan pelatihan. • Untuk mengetahui kinerja lembaga dan hasil pelatihannya dalam menyelenggarakan setiap kegiatan/pelatihan kerja. •
Kerangka Pemikiran. 1. Teori Hukum Tentang Perjanjian
Kerangka Pemikiran. 2.3.1 Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham Teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agent dan pemegang saham sebagai pricipal. Pemegang saham menyediakan dana yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan, sedangkan manajemen berkewajiban untuk mengelola perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pemegang saham (Brigham dan Houston, 2013) Menurut Xxxxxxx (2006:7) hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan. Pertama terjadinya informasi asimetris (information asymmetry), dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi entiras dari pemilik, dan yang kedua terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat ketidaksamaan tujuan,dimana manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik. Manajer memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerja perusahaan yang baik untuk mendapatkan bonus dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tindakan ini dikenal dengan manajemen laba (earnings management) yang didefinisikan sebagai usaha pihak manajer yang disengaja untuk memanipulasi laporan keuangan dalam batasan yang dibolehkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dengan tujuan untuk kepentingan manajer (Meutia, 2004:334). Investasi dapat dilakukan dipasar modal. Menurut Sitompul (2000:3) pasar modal adalah: Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar modal ini adalah suatu pasar di mana berbagai jenis efek-efek diperdagangkan. Efek adalah obligasi, saham, warrant, right, opsi, dansebagainya. Salah satu efek yang paling populer diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Menurut Xxxxxxxx (2001:8), saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan membeli saham, para pemodal berharap akan mendapatkan dividen dan keuntungan (capital gains) pada saat sahamnya dijual kembali. Namun di saat yang sama investor harus siap dengan segala risiko bila hal sebaliknya terjadi, yaitu kerugian dalam berinvestasi. Tujuan utama investor berinvestasi adalah mendapatkan return yangmaksimal. Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya ( Ang, 1997 dalam Xxxxxxxxx, 2010). Harga saham cenderung berubah-ubah karena berbagai kondisi. Perubahan harga saham yang terus menerus inilah yang menyebabkan investor perlu melakukan analisis ketika ak...
Kerangka Pemikiran. 2.6.Hipotesis Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran dalam bab ini, maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut: H1 :Overconfidence bias berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi H2 :Representativeness bias berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi H3 : Loss aversion bias berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi
Kerangka Pemikiran. Ada beberapa alasan mengapa investor melakukan investasi, salah satunya yaitu ingin memperoleh return saham. Selain itu alasan perusahaan menerbitkan sahamnya yaitu ingin memperoleh dana dari pasar modal untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Salah satu informasi yang diperlukan oleh investor dalam menganalisis return saham pada perusahaan yaitu analisis fundamental. Analisis fundamental adalah salah satu metode pengukuran yang digunakan para investor untuk mengetahui keamanan suatu nilai saham. Metode ini dilakukan dengan memeriksa faktor keuangan dan kondisi ekonomi perusahaan terkait. Menurut Xxxxxxx (2016:263) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham merupakan pengembalian investasi berupa keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada investor berdasarkan hasil kegiatan investasi dengan membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Return saham merupakan indikator penting bagi investor dan calon investor karena return saham digunakan untuk menilai perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari investasinya. Return saham dihitung dengan menambahkan capital gain (loss) dengan yield, dimana capital gain (loss) merupakan selisih antara harga saham periode sekarang dan harga saham periode sebelumnya. Yield dalam return saham merupakan persentase dividen terhadap harga saham. Semakin baik kinerja perusahaan maka akan diikuti dengan kenaikan harga saham, kenaikan harga saham tersebut berpengaruh terhadap return saham. Analisis fundamental dapat dilakukan dengan cara investor menggunakan analasis rasio, dengan membandingan rasio keuangan antar perusahaan para investor dapat mengetahui investasi yang baik. Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini berfokus pada rasio profitabilitas yaitu Return on Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS) serta rasio solvabilitas yaitu Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Xxxxxx (2019: 203) Return on Investment (ROI) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) dari jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga mengukur efektivitas manajemen dalam mengelola investasi. Semakin kecil rasio ini, semakin kurang baik dan semakin tinggi semakin baik. Semakin tinggi ROI, semakin baik kondisi pada perusahaan sehingga diharapkan harga saham semakin meningkat . Terjadinya peningkatan harga saham berakibat pula pada peningkatan return saham perusahaan yang diterima pemegang saham . Terdapat beberapa penelitian mengenai pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap return saham. Penelitian Sawvit...
Kerangka Pemikiran. Adapun kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan sebagai berikut: 2.1 Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran. Akibat Hukum Perjanjian Perkawinan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU-XIII/ 2015 Batasan masalah hanya berhubungan dengan “Akibat Hukum Perjanjian Perkawinan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU-XIII/ 2015”
Kerangka Pemikiran. Beberapa penelitian mengenai faktor terjadinya underpricing telah banyak dilakukan dengan pendekatan yang berbeda-beda, dengan hasil yang berbeda pula. Perbedaan ini mungkin saja terjadi karena adanya perbedaan kondisi setiap pasar modal serta lingkungannya, perbedaan persepsi peneliti, serta data yang digunakan. No Nama dan Tahun Variabel Hasil 1 Yolana dan Xxxxxxx (2005) Reputasi Penjamin Emisi Rata-rata kurs Ukuran perusahaan ROE Jenis industri Tidak berpengaruh Signifikan (+) Signifikan (-) Signifikan (+) Signifikan (-) 2 Gerianta (2008) Reputasi auditor Reputasi underwriter Umur perusahaan Persentasi saham yang ditawarkan ROA Financial leverage Solvability ratio Ukuran perusahaan Kepemilikan pemerintah Tidak berpengaruh Signifikan (-) Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Signifikan (-) Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh 3 Islam et al. (2010) Umur perusahaan Ukuran perusahan Persentasi saham yang ditawarkan Jenis industri Signifkan (+) Signifkan (+) Signifkan (-) Signifkan (-) 4 Dora Bunga R.H. (2010) Reputasi underwiter Persentase saham yang ditawarkan Ukuran perusahaan Umur perusahan Financial leverage ROA (return on assets) Tidak berpengaruh Signifkan (+) Signifikan (+) Tidak berpengaruh Signifkan (+) Signifkan (+) 5 I Xxxx Xxx (2012) Reputasi underwiter Reputasi auditor Umur perusahaan Ukuran perusahaan Tujuan penggunaan dana untuk investasi Profitabilitas perusahaan (ROA) Financial leverage Jenis industri Signifkan (-) Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Signifkan (-) Signifkan (-) Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh
Kerangka Pemikiran. Belum ada penelitian yang mengkaji kecocokan dan keberlangsungan sistem barcode yang digunakan PT LNK, maka dari itu perlu ada kajian tentang pengaruh kecocokan dan keberlangsungan sistem barcode terhadap kinerja PT LNK yang disajikan pada Gambar 1.5. Kerangka teori ini adalah perluasan dari model Task Technology Fit (Goodhue & Xxxxxxxx, 1995) pada analisis tingkat individu dari penggunaan teknologi. Di mana Teori Fit-Viability digunakan dalam mengevaluasi pemanfaatan suatu benda Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada organisasi melingkupi dua dimensi yang diuraikan menjadi Fit atau kecocokan dan Viability atau keberlangsungannya. Fit mengukur sejauh mana suatu benda TIK baru konsisten berperan pada inti, struktur, nilai, dan budaya dari suatu organisasi. Viability mengukur sejauh mana potensi nilai tambah dari suatu benda TIK, kebutuhan sumber daya manusia, kebutuhan modal dan sebagainya. Secara ringkas, teori ini menjelaskan tentang bagaimana suatu teknologi dinilai sesuai akan suatu pekerjaan bersamaan dengan keberlangsungan dari penerapannya dapat mempengaruhi dari performa atau kinerja dari pekerjaan tersebut. Gambar 1.5. Fit-Viability Model (Tjan, 2001). Dari model pada Gambar 1.5, dapat dilihat bahwa task atau pekerjaan dan technology merupakan indikator dari konstruk kecocokan. Dengan kata lain, konstruk kecocokan diukur dengan melihat dimensinya yaitu task atau pekerjaan dan technology. Kemudian, konstruk ekonomis, infrastruktur TI dan organization atau manajemen merupakan indikator dari konstruk keberlangsungan dari suatu benda TI yang diterapkan. Maka, konstruk keberlangsungan diukur dengan melihat dimensinya yaitu ekonomis, infrastruktur TI dan organization atau manajemen. Lebih lanjut, konstruk fit atau kecocokan dan viability atau keberlangsungan perlu dikaji terhadap kinerja. Sehingga, Teori fit-viability akan digunakan sebagai berikut : a. Konstruk task atau pekerjaan merupakan konstruk yang berkaitan dengan kehadiran karyawan, sistem kerja dan pemahaman tugas b. Konstruk technology adalah konstruk yang menjelaskan tentang karakteristik teknologi yang digunakan pada sistem barcode x. Xxxxxxxx economic adalah konstruk yang menguraikan tentang bagaimana kesesuaian anggaran dan biaya transaksi yang dibutuhkan dalam menerapkan sistem barcode d. Konstruk IT infrastructure adalah konstruk yang menjelaskan mengenai ketersediaan perangkat lunak dan perangkat keras dan manajemen data pada sistem barcode e. Konstruk organization adalah konstru...